KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TILONGKABILA Pembimbing : Dra. Hj. Resmiyati Yunus, M.Pd *, Sutrisno Mohamad. S.Pd, M.Pd ** Ariyanti Hasan
Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo
ABSTRAK ASTUTI DJAFAR, Nim : 231 409 009, “ Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Tilongkabila” Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; Pertama, bagaimana kehidupan sosial ekonomi masyarakat Tilongkabila. Kedua, faktor – faktor yang mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Tilongkabila. Ketiga, Upaya – upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat Tilongkabila d ibawah bimbingan Dra. Hj. Resmiyati Yunus M.Pd dan Bapak Sutrisno Mohamad S.Pd, M.Pd. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan memberikan suatu deskripsi secara rinci dan mendalam tentang fenomena yang berhubungan dengan permasalahan tersebut. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ; masyarakat yang ada di Kecamatan Tilongkabila telah mengalami perubahan yang signifikan. Fasilitas pendidikan, keadaan perumahan penduduk serta peralihan penggunaan teknologi moderen pada sistem pertanian merupakan wujud dari perubahan kehidupan masyarakat di Kecamatan Tilongkabila. Ditinjau dari faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan sosial ekonoi masyarakat di Kecamatan Tilongkabila maka berbagai faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bertambahnya jumlah penduduk, perkembangan pendidikan serta sifat terbuka dari masyarakat sangat berpengaruh pada perubahan dikalangan masyarakat di Kecamatan Tilongkabila. Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah seperti pemberian bantuan serta pemberian penyuluhan kepada petani, telah membawa suatu perubahan kehidupan masyarakat. Sehingga hal tersebut manjadi suatu pendorong bagi masyarakat untuk lebih rajin menekuni pekerjaan mereka terutama sebagai petani.
PENDAHULUAN Segala hal yang berkaitan dengan kehidupan pasti mengalami perubahan, tanpa kehidupan maka tidak akan terjadi perubahan. Setiap masyarakat dengan sendirinya pasti mengalami perubahan. Perubahan – perubahan ini menjadi fenomena yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat. Hal ini dikarenakan setiap manusia mempunyai kepentingan yang tidak terbatas, sehingga untuk mencapainnya manusia melakukan berbagai perubahan – perubahan. Perubahan bukan semata – mata berarti suatu kemajuan, namun dapat pula berarti suatu kemunduran dari bidang – bidang tertentu. Perubahan dalam masyarakat memang telah ada sejak zaman dahulu. Perubahan tersebut terjadi karena ada usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan, dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat. Provinsi Gorontalo mencakup 5 Kabupaten, diantaranya adalah Kabupaten Bone Bolango. Kabupaten Bone Bolango dibentuk pada tanggal 6 mei 2003. Kabupaten Bone Bolango memiliki potensi yang cukup besar karena terdapat kawasan Taman Nasional Bogani Wartabone sehingga baik untuk pengembangan pariwisata, sumber energi dan penelitian. Di samping itu pula memiliki potensi pertanian, perkebunan, dan pertambangan serta potensi yang cukup besar dalam pengembangan usaha perikanan tangkap. Pada umumnya kondisi jalan di Kabupaten Bone Bolango sebagian besar dalam keadaan rusak. Setelah berpisah dengan provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo masig menghadapi masalah ketimpangan pembangunan. Selain itu perkembangan Kabupaten Bone Bolango setiap tahun mengalami pertumbuhan penduduk seiring dengan perkembangan pembangunan masyarakat, baik pembangunan dibidang pendidikan, maupun bidang pembangunan lainnya seperti pada sektor pembangunan ekonomi dan perkembangan kemasyarakatan yang mendorong banyaknya aspek kehidupan masyarakat yang mendorong timbulnya pola kehidupan masyarakat yang mengutamakan tuntutan pemenuhan kebutuhan ekonominya. Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango adalah salah satu kecamatan yang masig mudah sekali menemukan ladang sawah dan perkebunan. Sektor pertanian yang merupakan potensi unggulan Kecamatan Tilongkabila perlu mendapatkan dukungan terutama dalam upaya pengembangan sumber daya manusianya dan penyediaan tenaga kerja terampil yang akan terus meningkatkan potensi unggulan daerah. Pembangunan sektor pertanian merupakan upaya dalam meningkatkan perekonomian suatu wilayah dengan menggerakan masyarakat sebagai pelaku pertanian. Upaya meningkatkan hasil pertanian membutuhkan pengembangan dibidang pertanian dengan menarik minat masyarakat dibidang pertanian. Meningkatkan keterampilan masyarakat dengan mendirikan fasilitas pendidikan yang mendukung peningkatan produksi pertania.
Kecamatan Tilongkabila disaat musim tanam, daerah ini masih terlihat menghijau dikala masa panen, hamparan rumput menguning memberi kesan rindang sejahtera. Ditempat ini ladang sawah yang luas di belah oleh infrastruktur jalan aspal yang lebar dan mulus, dapat di lalui kenderaan roda dua dan empat. Pengertian Masyarakat Istilah masyarakat terlalu banyak digunakan dengan berbagai konteks, misalnya masyarakat agraris, masyarakat kota, masyarakat petani, masyarakat agama, dan lain sebagainnya. Menurut Abdul Syani (1995 : 83) mengungkapkan bahwa: “ istilah masyarakat dapat juga diartikan sebagai wadah atau tempat orang – orang yang saling berhubungan dengan hukum dan budaya tertentu untuk mencapai tujuan bersama”. Berikut ini para ahli terkemuka mendefinisikan masyarakat yang dikutip dalam ( Abdul Syani, 1995 : 46 dan Harsojo, 2006 : 12 ) antara lain sebagai berikut : 1.
2.
3.
4.
5.
Menurut J.L. Gillin dan J.P Gillin menamakan masyarakat sebagai kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama. Menurut Aguste Comte masyarakat merupakan kelompok – kelompok makhluk hidup dengan realitas – realitas baru yang berkembang menurut hukum – hukumnya sendiri dan berkembang menurut pola perkembangan yang tersendiri. Menurut Hasan Shadili mendefinisikan masyarakat sebagai golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, yang dengan atau sendirinya bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain. Menurut Ralph Linton mengemukakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka dapat mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas – batas tertentu. Menurut Maclver dan Page bahwa masyarakat ialah suatu sistem dari cara kerja dan prosedur, dari otoritas dan saling bantu – membantu yang meliputi kelompok – kelompok dan pembagian sosial lain, sistem dan pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang kompleks yang selalu berubah, atau jaringan dari relasi sosial itulah yang dinamai masyarakat.
Menurut S.R. Steinmentz memberikan batasan tentang masyarakat sebagai kelompok manusia besar yang meliputi pengelompokan manusia yang lebih kecil yang mempunyai hubungan erat dan teratur. Berdasarkan beberapa pandangan menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah suatu sistem dari cara kerja dan prosedur, otoritas, saling membantu yang meliputi kelompok – keompok dan pembagian sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang kompleks selalu berubah atau jaringan dari relasi sosial
itulah yang di namai masyarakat. Maka masyarakat timbul dari setiap kumpulan, individu – individu kelo Ciri – ciri Masyarakat Menurut Munandar ( 2008 : 131 ) mengatakan bahwa ciri – ciri masyarakat itu ialah adanya sejumlah orang, tinggal dalam suatu daerah tertentu, adanya sistem hubungan, ikatan atas dasar kepentingan bersama, tujuan dan bekerja bersama, ikatan atas dasar kepentingan bersama, ikatan atas dasar unsur – unsur sebelumnya, rasa solidaritas, sadar akan adanya interdepadensi, adanya norma – norma dan kebudayaan. Masyarakat Tradisional Menurut Subandi ( 2009 : 31 ) mengartikan bahwa masyarakat tradisional sebagai suatu masyarakat yang : a. Struktur fungsi produksi yang terbatas, cara – cara memproduksi yang rellatif primitif dan sikap masyarakat serta cara hidupnya yang sangat dipengaruhi oleh nilai – nilai yang dicetuskan oleh cara pemikiran yang bukan rasional, tetapi oleh kebiasaan yang berlaku secara turn – temurun. b. Tingkat produksi perkapita dan tingkat produktivitas perpekerja masih sangat terbatas. c. Kegiatan politik dan pemerintahan terdapat di daerah – daerah dan di pegang oleh tuan – tuan tanah berkuasa. Selain menurut Pasaribu, dkk ( 1982 : 141 ) mengatakan bahwa: “dalam masyarakat tradisional pada umumnya sosial budaya dikuasai tradisi, adat dan kepercayaan bukan dikuasai oleh hukum dan perundang – undangan’’. Lapisan yang ada dalam masyarakat akan tetap untuk selamannya, anak cucu seseorang pada suatu lapisan masyarakat, akan mengikuti status orang tua dan nenek moyang. Masyarakat Transisi Menurut Pasaribu J.L, dkk ( 1982 : 146 – 147 ) menjelaskan bahwa dalam masyarakat taransisi pengaruh kebudayaan barat dianggap sebagai penyebab timbulnya proses transisi kebudayaan barat yang datang menyentuh masyarakat tradisional kerapkali melalui penduduk wilayah lalu menembus pola – pola kehidupan dikalangan masyarakat tradisional menuju modernisasi. Dalam sejarah kolonial dapat diamati dua jalan proses penebusan tersebut yaitu, : pertama, penguasa kolonial untuk kepentingan sendiri melaksakan kebijaksanaan – kebijaksanaan yang langsung dirasakan oleh penduduk setempat seperti antara lain pembuatan pelabuhan – pelabuhan, jalan – jalan raya dan jembatan, kereta api, alat – alat komunikasi perkantoran dengan cara administrasi barat. Penembusan melalui media teknologi ini mempunyai pengaruh besar dalam penumbuhan dalam pemasaran hasil rakyat, pembukaan
daerah – daerah yang terisolir, timbulnya mata pencaharian baru, pengalaman – pengalaman baru dalam berbagai bidang yang dulu tidak dikenal, peralatan – peralatan baru dan menambah pergaulan masyrakat, komunikasi dan pos serta media umum lainnya. Kedua , akibat makin banyak orang – orang pribumi mengenal ide – ide dan metode barat melalui pendidikan, pergaulan maupun media lainnya, sebagian dari mereka mulai menentang konsep kolonialisme sendiri. Nilai – nilai hak asasi manusia dalam hukum, pergaulan, politik, dan ekonomi, mulai diresapinya yang selama ini menjadi idam – idaman pendidikan dan latihan mereka mandapat kemahiran dan keterampilan baru yang juga digunakannya. Dari penjelasan di atas dapat disimpukan bahwa : Masyarakat transisi yaitu, masyarakat yang mudah di pengaruhi oleh kebudayaan barat, yang datang menyentuh kebudayaan tradisional. Masyarakat Modernisasi Lebih lanjut Pasaribu J.L, dkk, ( 1982 : 146 ) mengatakan bahwa : masyarakat moderen berusaha agar anggota masyarakat mempunyai pendidikan yang cukup tinggi akademis. Pengamatan menunjukan bahwa golongan ini (1) mempunyai pandangan luas objektif sebagai hasil yang diperoleh dari pendidikan luar negari. Tetapi sering mereka lupa bahwa kondisi luar negeri tidak sama dengan kondisi dalam negeri sehingga hal – hal yang berlaku di luar negeri. Diperlukan adaptasi dari ilmu yang dipelajari. (2) dapat berantisipasi kemasa datang sebagai akibat pengetahuan yang mereka miliki. Itulah sebabnya mereka dapat membuat perencanaan yang menyeluruh. (3) perbaikan dilakukan dengan mengintroduser norma sosial yang baru yang dapat menjawab tantangan masa datang. Pengetahuan yang begitu luas serta pengalaman yang mereka peroleh membuat mereka tidak sabar sehingga tidak jarang mengambil jalan pintas dalam merubah masyarakat. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa : masyarakat Modernisasi yaitu, masyarakat yang berusaha agar masyarakatnya mempunyai pendidikan yang cukup tinggi di banding dengan masyarakat moderen, dan masyarakat Transisi. Mereka ingin mempunyai pendidikan yang tinggi agar mereka dapat beradaptasi kemasa depan sebagai akibat pengetahuan yang mereka miliki. Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan Soerjono Soekanto, ( 2007 : 136 ) mengemukakan bahwa : dalam masyarakat yang moderen, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan. Perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana karena dalam masyarakat moderen, betapapun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh dari kota. Sebaliknya pada masyarakat bersahaja pengaruh dari kota secara relatif tidak ada. Perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, pada hakikatnya bersifat gradual. Agak sulit memberikan batasan apa yang dimaksud dengan perkotaan karena adanya hubungan antara konsentrasi penduduk dengan gejala – gejala sosial yang dinamakan urbanisme.
Lebih lanjut Soerjono Soekanto ( 2006 : 136 – 140 ) mengungkapkan bahwa: “masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa, yaitu perasaan setiap warga / anggota masyarakat yang amat kuat hakekatnya”. bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat di manapun ia hidup dicintainnya serta mempunyai perasaan bersedia untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota – anggota masyarakatnya yang saling mencintai, saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakatDari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa : masyarakat pedesaan adalah, masyarakat yang hubungan kekeluargaan, dan kerja samanya masih kental. Selain itu pada umumnya pekerjaan mereka adalah petani. Sedangkan masyarakat perkotaan adalah : masyarakat yang mempunyai kesibukan masing- masing sehingga hubungan kekeluargaan sudah kurang, selain itu di lihat dari kerjasamanya sudah karang. Masyarakat kota juga cepat menerima pengaruh dari luar. Kehidupan keagamaannya pun sudah berkurang di banding dengn masyarakat pedesaan. Pengertian Perubahan Sosial Ekonomi Perubahan sosial ekonomi yang terjadi dalam masyarakat tidak terlepas dari pengaruh alam, pengaruh manusia, dan pengaruh produksi. Ketiga faktor ini menyebabkan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial. Menurut Hartomo,dkk ( 2008 : 285 ) mengatakan bahwa “ Di dalam kehidupan manusia tidak bisa lepas dengan peristiwa – peristiwa ekonomi, atau peristiwa – peristiwa ekonomi selalu timbul di dalam kehidupan manusia. Hal tersebut di sebabkan di satu pihak kebutuhan manusia tidak terbatas dilain pihak alat pemuas kebutuhan manusia terbatas adanya”. Sementara itu Mohamad Hatta ( 1985 : 12 ) mengatakan bahwa “ dalam masa ekonomi pertama pengaruh alamlah yang terbesar. Dalam masa kedua tenaga manusia yang terutama. Dan dalam masa ketiga kapital yang menguasai produkssi”.
Faktor Penyebab Terjadinya Perubahan Sosial Ekonomi Secara umum terjadinya perubahan sosial ekonomi dalam masyarakat, tentu diperlukan pengetahuan berkaitan dengan apa yang menyebabkan terjadinya perubahan itu. Menurut Soerjono Soekanto ( 2006 : 275 – 282 ) menjelaskan bahwa: “ pada umumnya dapat dikatakan bahwa mungkin ada sumber sebab – sebab tersebut yang terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang terletak di luar”. Sebab – sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri, antara lain sebagai berikut : 1. Bertambahnya atau berkurangnya jumlah penduduk Pertambahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan struktur masyarakat, terutama lembaga – lembaga kemasyarakatannya. Berkurangnya penduduk
mungkin di sebabkan berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau daerah lain. Perpindahan penduduk mengakibatkan kekosongan, misalnya, dalam pembagian kerja dan stratifikasi sosial, yang memengaruhi lembaga – lembaga kemasyarakatan. Perpindahan penduduk telah berlangsung beratus – ratus ribu tahun lamanya di dunia ini. Hal itu sejajar dengan bertambah banyaknya manusia penduduk bumi ini. 2. Penemuan – penemuan Baru Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, tetapi yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama disebut dengan inovasi. Proses tersebut meliputi suatu penemuan baru, jalannya unsur penemuan baru yang tersebarkan lain – lain bagian masyarakat, dan cara – cara unsur kebudayaan baru tadi diterima , dipelajari, dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan. Penemuan – penemuan baru sebagai sebab terjadinya perubahan – perubahan dapat dibedakan dalam pengertian – pengertian discovery. Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa suatu alat, ataupun yang berupa gagasan, yang di ciptakan oleh seorang individu atau serangkaian ciptaan para individu. Apabila ditelaah lebih lanjut perihal penemuan – penemuan baru, terlihat ada beberapa faktor pendorong yang dipunyai masyarakat. Bagi individu pendorong tersebut antara lain : a. Kesadaran – kesadaran individu akan kekurangan dalam kebudayaannya b. Kualitas ahli – ahli dari suatu kebudayaan c. Perangsang bagi aktivitas – aktivitas penciptaan dalam masyarakat. Di dalam setiap masyarakat tentu ada individu yang sadar akan adanya kekurangan dalam kebudayaan masyarakatnya. Di antara orang – orang tersebut banyak yang menerima kekurangan – kekurangan tersebut sebagai suatu hal yang harus di terima saja. Orang lain mungkin tidak puas dengan keadaan, tetapi tidak mampu memperbaiki keadaan tersebut. Keinginanan akan kualitas juga merupakan pendorong bagi terciptanya penemuan – penemuan baru. Perlu di ketahui bahwa penemuan baru dalam kebudayaan rohaniah dapat pula menyebabkan terjadinya perubahan – perubahan. 3. Pertentangan Masyarakat Pertentangan mungkin pula menjadi sebab terjadinya perubahan sosial dan kebudayaan. Pertentangan – pertentangan mungkin terjadi antara individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Umumnya masyarakat tradisional di Indonesia bersifat kolektif. Segala kegiatan di dasarkan pada kepentingan masyarakat. Kepentingan individu walaupun diakui tetapi mempunyai fungsi sosial. Tidak jarang timbul pertentangan antara kepentingan individu dengan kepentingan kelompoknya, yang dalam hal – hal tertentu dapat menimbulkan perubahan – perubahan. Suatu perubahan sosial dan kebudayaan dapat pula bersumber pada sebab – sebab yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri, diantaranya sebagai berikut : 1. Sebab – sebab yang berasal dari lingkungan Alam yang ada di sekitar manusia.
Terjadinya gempa bumi, topan, dan lain – lain mungkin menyebabkan masyarakat – masyarakat yang mendiami suatu daerah – daerah tersebut terpaksa harus meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggalnya yang baru, mereka harus menyesuikan diri dengan keadaan alam yang baru tersebut. Kemungkinan hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya perubahan perubahan pada lembaga kemasyarakatannya. 2. Peperangan Peperangan dengan negara lain dapat pula menyebabkan perubahan – perubahan karena biasanya negara yang menang akan memaksakan kebudayaannya pada negara yang kalah. Contohnya adalah negara – negara yang kalah dalam perang dunia kedua banyak sekali mengalami perubahan dalam lembaga kemasyarakatannya. 3. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain Apabila sebab – sebab perubahan bersumber pada masyarakat lain, itu mungkin terjadi karena kebudayaan dari masyarakat lain melancarkan pengaruhnya. Hubungan yang di lakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Namun, apabila hubungan tersebut berjalan melalui alat komunikasi masa, ada kemungkinan pengaruh itu hanya datang dari setu pihak saja, yaitu dari masyarakat pengguna alat – alat komunikasi tersebut. Sementara itu, pihak lain hanya menerima pengaruh tanpa mempunyai kesempatan memberikan pengaruh balik. Proses penerimaan pengaruh kebudayaan asing di dalam antropologi budaya disebut akulturasi. Kebudayaan masyarakat lain yang masuk dan mempengaruhi, sekaligus menyebabkan terjadinya perubahan – perubahan dalam suatu masyarakat, biasanya tingkat kebudayaannya lebih tinggi tingkatannya. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Secara garis besar faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan dapat di kelompokan menjadi dua yaitu faktor pendorong dan faktor penghambat. Oleh karena itu, menurut Soerjono Soekanto ( 2006 : 283 ) mengatakan bahwa “ di dalam masyarakat di mana terjadi suatu proses perubahan, terdapat faktor – faktor yang mendorong jalannya perubahan yang terjadi. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi penelitian merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan agar terarah dan terfokus pada tujuan yang diinginkan. Lokasi penelitian ini adalah di kecamatan Tilongkabila, dan waktu penelitian selama 3 bulan mulai bulan April sampai bulan Juni. Suatu penelitian dikatakan baik apabila mempunyai objek penelitian karena adanya objek penelitian. Ini akan diketahui arah, maksud dan tujuan penelitian serta mempermudah seorang peneliti dalam menyusun dan meleksanakan suatu penelitian.
Berdasarkan objek penelitian yang telah ditetapkan maka jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Definisi penelitian kualitatif menurut Bagdan dan Biklen ( dalam Maleong, 2007 : 248 ) dijelaskan bahwa: “ sebagai upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilih – memilihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari”.Penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan dari narasumber dan pelaku yang diamati. Untuk mendukung penelitian ini data yang diperoleh melalui beberapa cara sebagai berikut : ( 1 ) Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung keobjek penelitian untuk mendapatkan data yang di perlukan dengan mengobservasi hal – hal berikut :
Mengobservasi situasi dan keadaan lokasi yang menjadi tempat penelitian. Mengobservasi tempat parah tokoh – tokoh dalam hal ini sebagai informan yang mengetahui permasalahan yang diteliti. Hal ini dilakukaan guna mengetahui tempat dan waktu luang para informan untuk diwawancarai terkait masalah penelitian.
( 2 ) Wawancara, yaitu suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya, antara lain : tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat dan masyarakat guna memperoleh data yang diperlukan. Dalam kegiatan wawancara ini penulis akan menggunakan panduan sehingga wawancara dapat berjalan sesuai kebutuhan penelitian. Lincoln dan Guba (dalam Maleong, 2007 : 186) wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu dan dilakukan oleh dua pihak. Lebih lanjut ditegaskan bahwa maksud diadakannya wawancara antara lain mengonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi perasaan, untuk memperoleh informasi dari narasumber. Adapun langkah yang ditempuh untuk melakukan wawancara sebagai berikut : a. Melakukan pendekatan kepada masyarakat sekitar yang akan di wawancarai. b. Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan kepada para informan secara terpisah. c. Membangun suasana kekeluargaan dengan terlebih dahulu bercerita tentang aktivitas yang di lakukan. d. Mengajukan butir pertanyaan – pertanyaan sesuai dengan fokus – fokus masalah. e. Mendokumentasikan gambar kegiatan wawancara antara peneliti dengan informan. ( 3 ) Dokumen, yaitu menelusuri data yang berkaitan dengan materi dan kegiatan penelitian. Hal ini ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi literatur, dokumen – dokumen yang relevan dengan masalah penelitian.
Tahap analisis diawali dengan proses pengumpulan data dan dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Hal ini dimaksudkan untuk menggambarkan data yang diperoleh melalui wawancara diolah dengan mengelompokan data – data ke dalam kelompok kelas atau kategori sesuai dengan permasalahan penelitian. Proses analisis data di mulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang telah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, gambar dan lain sebagainnya. Paton ( Dalam Maleong, 2007 : 103 ) mengemukakan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar analisis data ini pertama mengorganisasikan data. PEMBAHASAN Kecamatan Tilongkabila merupakan daerah yang letaknya tepat dibagian persawahan. Dengan berbagai perkembangan yang terjadi saat ini, yang menjadi permasalahan yang dihadapi masyarakat di Kecamatan Tilongkabila yaitu pemberian bantuan yang tidak merata, serta sistem ehidupan lainnya yang terjadi di masyarakat Tilongkabila. Seperti ekonomi, sosial, pendidikan. dan politik. Pada pemerintahan yang sentralistik, kebanyakan masyarakat di Kecamatan Tilongkabila kurang di perhatikan oleh pemerintah, sehingga kemiskinan yang terjadi dikalangan masyarakat Tilongkabila yang sangat nampak, baik di bidang ekonomi, sosial, dan pendidikan. Menurut Harsojo ( 1999 : 216 – 217 ) apabila kita pelajari kehidupan sosial manusia, maka tampak adanya kenyataan yang tidak dapat diingkari. a. Bahwa manusia individu atau kelompok berusaha sekeras – kerasnya mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mendapatkan jaminan keagamaan, dan jika mungkin mencapai satu tingkat kemakmuran yang diinginkan. b. Bahwa untuk mendapatkan kondisi yang esensial bagi kelangsungan hidup keamanan, di perlukan adanya keterlibatan sosial yang tinggi itu di perlukan adanya dalam derajat yang tinggi. c. Bahwa untuk mencapai derajat keterlibatan sosial yang tinggi itu diperlukan adanya satu tata pengaturan sosial kultural serta mekanisme yang dapat dipergunakan bagi pelaksanaan pengaturan itu. Terjadinya kemiskinan di kalangan masyarakat di Kecamatan Tilongkabila di tandai dengan bertambahnya penduduk di Kecamatan Tilongkabila di sebabkan oleh datangnya para penduduk dari luar daerah lain, yang tentunya bagi penduduk asli akan mengalami perubahan. Selain itu bertambahnya penduduk dapat mengakibatkan tumbuhnya pengangguran, kemiskinan, dan menurunnya kesejahteraan masyarakat. Terjadinya penurunan kesejahteraan masyarakat ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah pencari kerja, meningkatnya kebutuhan hidup dan rendahnya kemampuan kerja secara teknis. Kenyataan ini dapat mendorong terjadinya
perubahan – perubahan tata kehidupan masyarakat, terutama perubahan terhadap pola perilaku dan penilaian hakikat kerja, kepentingan baru dan nilai – nilai baru. Pendeknyaa, pertumbuhan lapangna kerja yang cenderung tidak mampu mengimbangi cepatnya pertambahan penduduk tidak mustahil dapat membaw perubahan – perubahan terhaadap pola – pola kehidupan baru. Jika ditelusuri bahwa bertambahnya jumlah penduduk di pandang dari segi negatif menunjukan bahwa lapangan pekerjaan semakin menyempit sehingga menyebabkan masalah sosial seperti kemiskinan, pengangguran dan lain sebagainnya. Sedangkan dari segi fositif menunjukan bahwa bertambahnya jumlah penduduk akan membuka peluang usaha baru akan muncul disetiap individu atau anggota masyarakat itu sendiri yaitu bisa menciptakan lapangan usaha baru atau pekerjaan baru sesuai dengan profesinya masing – masing. Begitu pula dalam pendidikan, Menurut Rousseau ( Dalam Abu Ahmadi, 2003 : 68 ) mengatakan bahwa “pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak – anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa”. Pendidikan turut mendukung pengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Tilongkabila. Kondisi objektif menunjukan bahwa kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Tilongkabila diawali dengan ketersediaan sarana pendidikan. Seiring dengan perubahan yang terus berkembang dalam kehidupan masyrakat kepedulian masyarakat setempat terhadap pendidikan bagi masa depen kehidupan anak – anak mereka mulai berubah seiring dengan perubahan zaman. Anak – anak mereka laki – laki atau perempuan mulai disekolahkan hingga jenjang SMA. Walaupun dengn tingkat presentase yang tidak terlalu tinggi. Hanya satu – dua orang saja yang bisa mencapai jenjang perguruan tinggi. Sehingga dengan demikian, seharusnya masyarakat harus lebih memahami pendidikan dan menjadikan instrumen terpenting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Di era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini, perubahan sistem perekonomian yang terjadi di Indonesia telah mengubah kehidupan masyarakat petani pada umumnya. Selain itu pemerintah memberikan pelatihan kepada para petani yang ada di Kecamatan Tilongkabila dengn cara – cara yang lebih moderen tentang bagaimana bisa menghasilkan hasil panen yang maksimal. Adanya upaya – upaya pemerintah yang diselenggarakan, maka hal tersebut bisa membangkitkan semangat masyarakat. Inilah yang menyebabkan perubahan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Tilongkabila meningkat, sehingga penghasilan dalam segi usaha dapat mencukupi kebutuhan hidup setiap keluarga. Dua upaya yang dilakukan pemerintah, saat ini membuahkan hasil yang diinginkan oleh masyarakat. Sebaiknya pemerintah dalam usahanya tersebut tidak berhenti sampai disitu saja melainkan terus menerus dilakukan, dalam arti pemerintah harus melakukan kontrol terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Tilongkabila. Peran dari pemerintah dalam meningkatkan kehidupan nasyarakat petani untuk saat ini masih sangat perlu. Berhasilnya upaya yang di lakukan dalam meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat sangat ditentukan oleh keselarasan dengan program peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Sejalan dengan itu maka sangat dibutuhkan pembinaan, dukungan, pengorganisasian tertentu yang sesuai dengan aspirasi masyarakat ang berkepentingan. Sehingga dibutuhkan seluruh komponen untuk menunjang baik terhadap peningkatan teknologi, kebijakan pemerintah maupun peningkatan kapasitas kelembagaan dalam suatu proses perencanaan partisipatif. Sesuai dengan temuan peneliti dilapangan terkait dengan upaya – upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat petani di Kecamatan Tilongkabila diantaranya yakni pemberian bantuan berupa peralatan moderen yang sebelumnya masih menggunakan alat – alat tradisional untuk membajak sawah. Selain itu telah di bangun juga oleh pemerintah yaitu Balai Penyuluhan Pertanian ( BPP ). Bantuan yang telah direalisasikan pemerintah untuk masyarakat Kecamatan Tilongkabila selain mesin traktor ada juga pemberian pupuk organik kepada petani. dapat disimpulkan bahwa pemerintah telah memainkan peranannya dalam memajukan kehidupan masyarakat di Kecamatan Tilongkabila. PENUTUP 1.
Kesimpulan Berdasarkan atas uraiau – uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah di kemukakan pada bab sebelumnya, ada beberapa hal yang dapat disimpulkaan antara lain sebagai berikut : 1. Masyarakat petani yang ada di Kecamatan Tilongkabila telah mengalami perubahan yang signifikan pada ketersediaan fasilitas pendidikan, keadaan perumahan penduduk serta peralihan penggunaan teknologi moderen pada sistem penggarapan sawah. Alat teknologi yang moderen adalah berupa traktor, dalam pemberian bantuan traktor dari pemerintah itu tidak meliputi semua para petani, yang mendapatkan hanya ketua – ketua kelompok tani dari tiap – taip desa dan masing – masing hanya mendapat 1 buah. 2. Faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan sosial ekonomi masyarakat di Kecamatan Tilongkabila maka berbagai faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat kecamatan Tilongkabila sudah hampir 80 persen yang punya pengetahuan tentang teknologi seperti komputer. Kemudian di bidang pendidikan itu masyarakatnya sudah sadar akan dunia pendidikan, karena sudah banyak anak – anak yang disekolahkan oleh orang tua mereka masing – masing, selain itu dengan ada bantun dari pemerintah yaitu penyediaan alat sarana dan prasarana dalam bidang pemerintah. 3. Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah telah membawa suatu perubahan bagi kehidupam masyarakat di Kecamatan Tilongkabila, bantuan peralatan moderen seperti traktor dan bantuan pupuk organik bagi para petani sesuai dengan kelompok masing – masing. 2. Saran – Saran Bardasarkan pada hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran – saran yang patut dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
1. Saran Bagi Pemerintah Perlu adanya perhatian dan dukungan dari pemerintah untuk memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani sehingga mereka memiliki kesempatan yang luas untuk mengembangkan usahanyaa. 2. Saran Bagi Masyarakat dan Generasi Muda Perlu adanya komitmen yang tinggi dari masyarakat dan generasi muda untuk terus bekerj dengan giat, sehingga diharapkan berdampak pada kehidupan masyarakat terutama pada peningkatan hasil pertanian.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Syani, 1995. Sosiologi dan Perubahan Masyarakat,
: Dunia Pustaka Jaya
Abu Ahmadi, 2003. Ilmu Pendidikan, Jakarta : PT Rineka Cipta Harsojo,1999. Pengantar antropologi, Bandung : Putra Abardin Hartomo, 2008. Ilmu sosial dasar, Jakarta : Bumi Aksara Koentjaraningrat, 2002. Pengantar ilmu antropologi, jakarta : Rineka Cipta ..............................,1967. Beberapa pokok Antropologi Sosial, jakarta : Dian Rakyat Lexy J. Maleong, 2007.Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Mohamad Hatta,1985. Pengantar kejalan ekonomi sosiologi : inti idaya pres Sidi Gajalba, 1983. Islam dan Perubahan Sosiobudaya, Jakarta : Pustaka Alhusna Soerjono Soekanto,1974. Sosiologi suatu pengantar, jakarta : Universitas Indonesia ................................, 2007. Sosiaologi suatu pengantar, jakarta : PT. Rajagrafindo Persada .............................., 2006. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Pasaribu J.L dkk, 1982. Sosiologi Pembangunan, Bandung : Tarsito Sidi Gajalba,1983. Islam dan perubahan sosiobudaya, jakarta : Pustaka Alhusna