KEGEMPAAN DI NUSA TENGGARA TIMUR PADA TAHUN 2016 BERDASARKAN MONITORING REGIONAL SEISMIC CENTER (RSC) KUPANG Hasanudin* Philips Bramantia M* Jonly F Hawu* M Hairidzulhi* Rudin* *
Stasiun Geofisika Kampung Baru Kupang, Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika, Email :
[email protected]
1.
PENDAHULUAN
Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang tingkat kegempaannya tinggi. Generator penggerak gempabumi di wilayah NTT disebabkan oleh adanya tumbukan Lempeng Indo-Australia yang menunjam terhadap Lempeng Eurasia, hal ini menyebabkan terjadinya zona subduksi di sepanjang wilayah selatan NTT. Adapun akibat pergerakan lempeng tektonik menyebabkan terjadinya patahan naik busur belakang atau yang biasa disebut patahan naik (back arc thrust) dan beberapa patahan lokal di wilayah NTT. Berdasarkan kondisi tektonik (Gambar 1), NTT merupakan wilayah yang sangat kompleks pola tektoniknya. Hasil monitoring gempabumi 4 tahun (2012-2015) di Regional Seismic Center (RSC) Kupang, telah tercatat 2636 kali kejadian gempabumi di wilayah NTT (Gambar 2).
Gambar 1. Peta Seismotektonik Wilayah NTT
Gambar 2. Peta Sebaran Episenter Gempabumi di Wilayah NTT Tahun 2012-2015.
2.
KEGEMPAAN TAHUN 2016
Tingkat intensitas gempabumi di wilayah NTT selama tahun 2016 berjumlah 660 kali kejadian gempabumi (Gambar 3), diantaranya terjadi 29 kali kejadian gempabumi dirasakan (Gambar 4). Dilihat dari Skala Intensitas Gempabumi (Tabel 1), gempabumi merusak terjadi pada tanggal 2 Februari 2016 di Sumba Barat yaitu maksimal skala intensitas adalah III SIG (V-VI MMI). Berdasarkan kekuatan gempabumi lebih didominasi gempabumi dengan kekuatan M < 4.0 yaitu sebanyak 486 dari seluruh kejadian gempabumi pada tahun 2016, sedangkan berdasarkan kedalaman pusat gempabumi lebih didominasi gempabumi dangkal yaitu sebanyak 390 kali kejadian gempabumi tahun 2016, kemudian diikuti 225 kali kejadian gempabumi menengah dan 44 kali kejadian gempabumi dalam (Gambar 5). Tingkat Intensitas gempabumi paling tinggi selama tahun 2016 yaitu pada bulan Februari terjadi 81 kali kejadian gempabumi (Grafik 1).
Gambar 3. Sebaran Episenter Gempabumi Tahun 2016
Gambar 4. Sebaran Episenter Gempabumi Dirasakan Tahun 2016
Tabel 1. Data Gempabumi Dirasakan Tahun 2016 No 1
Tanggal 16/01/2016
Waktu 4:35:56
Lintang -10.29
Bujur 123.65
Kedalaman 16
Magnitudo 4.9
Keterangan (Dirasakan III-IV MMI di Kupang)
2
17/01/2016
12:14:43
-10.52
123.71
10
4.7
(Dirasakan III-IV MMI di Kupang)
3
18/01/2016
3:44:25
-10.08
122.87
11
4.4
(dirasakan II MMI di Kupang)
4
26/01/2016
21:59:57
-10.53
119.43
21
5.3
(Dirasakan II MMI di Waingapu)
5
8/2/2016
10:23:07
-10.1
123.69
13
3.7
(Dirasakan II-III MMI di Kota Kupang)
6
12/2/2016
10:02:24
-9.77
119.34
10
6.6
(Dirasakan di Waikabubak V-VI MMI)
7
3/3/2016
8:34:57
-9.61
125.04
18
5.4
8
17/04/2016
12:15:26
-8.28
124.5
10
4.6
(Dirasakan III-IV MMI di Malaka,II-III MMI di Atambua dan Kefamenanu, I-II MMI di Soe dan Alor) (Dirasakan III-IV MMI di Mali, Alor)
9
14/07/2016
21:29:34
-9.65
119.72
10
4.8
10
23/07/2016
16:35:46
-8.31
124.27
10
4.6
(Dirasakan II SIG di Waikabubak, dan I SIG di Waingapu) (Dirasakan II SIG-BMKG (III-IV MMI di Alor
11
9/8/2016
16:01:14
-8
124.64
10
4.1
(Dirasakan II-III MMI di Alor)
12
12/8/2016
18:20:14
-9.75
119.91
55
5.3
13
13/08/2016
21:41:26
-9.77
118.95
10
4.3
14
28/08/2016
12:42:53
-9.2
119.43
96
5
15
29/08/2016
13:44:36
-8.59
120.5
10
2.9
(Dirasakan II SIG-BMKG (IV V MMI) di Sumba TImur) (Dirasakan II SIG-BMKG (III-IV MMI) di Sumba Barat) (Dirasakan II SIG-BMKG (III-IV MMI) di Waingapu dan Waikabubak) (Dirasakan I SIG-BMKG (I-II MMI) di Ruteng)
16
29/08/2016
13:46:06
-8.73
120.8
10
2.8
(Dirasakan I SIG-BMKG (I-II MMI) di Ruteng)
17
29/08/2016
14:12:10
-8.63
120.47
10
2.9
(Dirasakan I SIG-BMKG (I-II MMI) di Ruteng)
18
1/9/2016
10:38:32
-8.62
120.52
10
2.9
(Dirasakan III-IV MMI di Ruteng)
19
2/9/2016
6:43:01
-8.52
121.8
10
3.8
(Dirasakan II SIG-BMKG (III-IV MMI di Maumere)
20
6/9/2016
16:09:04
-8.62
120.5
10
3.7
(Dirasakan III MMI di Ruteng)
21
7/9/2016
1:14:47
-8.18
123.37
10
4.7
(Dirasakan II SIG-BMKG (III MMI) di Lembata)
22
23/09/2016
6:30:14
-9.6
125.06
17
4.6
(Dirasakan III-IV MMI di Malaka)
23
23/09/2016
15:37:27
-10.21
123.7
58
4.8
24
24/10/2016
9:23:05
-8.03
124.8
10
3.2
(Dirasakan I SIG-BMKG (II-III MMI) di Kupang dan Malaka) (Dirasakan I SIG-BMKG (I-II MMI) di Kalabahi)
25
21/11/2016
34:06.2
-8.71
124.54
10
5
26
5/12/2016
1:13:05
-7.36
123.42
527
6.3
27
6/12/2016
12:46:18
-8.42
120.42
17
3.3
28
30/12/2016
22:30:20
-9.16
118.62
98
6.2
29
30/12/2016
8:24:55
-9.29
123.62
99
4.9
(Dirasakan II SIG-BMKG (III-IV MMI) di Mali dan Kalabahi) (Dirasakan II SIG-BMKG (III-IV MMI) di Waingapu ) (Dirasakan di Ruteng II SIG-BMKG (IV-V MMI)) (Dirasakan di Waikabubak dan Tambolaka II SIGBMKG (V MMI), Waingapu II SIG-BMKG (III-IV MMI), Ende I SIG-BMKG (II-III MMI), Labuan Bajo, Kuta, Gianyar, dan Mataram II SIG-BMKG (III MMI)) (Dirasakan di Sulamu I SIG-BMKG (I MMI)
Grafik 1. Tingkat Intensitas gempabumi perbulan di NTT tahun 2016
Gambar 5. Prosentase Kegempaan Berdasarkan Kedalaman Gempabumi Tahun 2016
Sebaran Hiposenter Gempabumi Tahun 2016 Hasil monitoring di Regional Seismic Center (RSC) Kupang menunjukan bahwa wilayah yang dominan aktif gempabumi di wilayah NTT selama tahun 2016 adalah Flores yaitu terjadi 249 kali kejadian gempabumi. Diantaranya terjadi 98 kejadian gempabumi dangkal, 122 kali kejadian gempabumi menengah, dan 31 kali kejadian gempabumi dalam. Hiposenter gempabumi di Flores (gambar 6), Sumba (gambar 7), Pulau timor (gambar 8) dan Alor (gambar 9) memberikan gambaran mengenai sebaran hiposenter gempabumi. Hasil sebaran hiposenter menunjukkan bahwa pola sebaran gempabumi pada tahun 2016 di wilayah NTT membentuk suatu pola yang mengikuti pola subduksi. Selain sumber gempabumi yang berasal dari zona subduksi, sebaran gempabumi dipicu oleh patahan lokal yang berada didarat, selain itu diwilayah utara busur kepulauan memperlihatkan pola sebaran hiposenter berupa gempa-gempa dangkal yang berasal dari patahan naik busur belakang Flores (Flores Back Arc Thrust), patahan naik busur belakang Alor (Alor Back Arc Thrust) dan patahan naik busur belakang Wetar (Wetar Back Arc Thrust).
Gambar 6. Hiposenter gempabumi Flores
Gambar 8. Hiposenter gempabumi Pulau Timor
Gambar 7. Hiposenter gempabumi Sumba
Gambar 9. Hiposenter gempabumi Alor