Kebutuhan Informasi Mahasiswa Strata Satu (S1) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School Dalam Menyelesaikan Skripsi Narfiyan Wahyudi dan Utami Budi Rahayu Hariyadi 1. 2.
Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424 Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424 Email:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini membahas tentang kebutuhan informasi mahasiswa strata satu (S1) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School (STIE IBS) dalam menyelesaikan skripsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara apa saja yang digunakan mahasiswa dalam memenuhi kebutuhan informasinya, sumber apa saja yang digunakan, serta jenis media informasi apa yang digunakan oleh mahasiswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survai. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa strata satu (S1) jurusan Akuntansi dan Manajamen STIE IBS. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam memenuhi kebutuhan informasinya, mahasiswa strata satu (S1) STIE IBS melakukan diskusi dengan orang lain (dosen, teman kuliah, narasumber penelitian) dan mengakses internet. Sedangkan, buku teks dan e-journal menjadi sumber informasi yang paling banyak digunakan mahasiswa dan di lain sisi jenis media informasi tercetak menjadi jenis media informasi yang paling banyak digunakan oleh mahasiswa.
Information Needs of Undergraduate Students in Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School for Finishing Their Thesis Abstract This research analyzes the information needs of STIE IBS’s undergraduate students in the process of completing their thesis. The purpose of this research is to know the students’ ways in fulfilling their information needs, the sources, and the media they use. This is a quantitative research using survey methodology. The respondents are undergraduate students of STIE IBS majoring in accounting and management. The result of the research shows that, in fulfilling their information needs, undergraduate students at STIE IBS discuss with others, such as lecturers, classmates, and other resource persons, and they also access the internet. However, the research found out that textbooks and e-journals are the most used information sources by the students, as well as otherprinted information media. Keywords : Information, Information Needs, Undergraduate Student, STIE IBS
Pendahuluan Latar Belakang Kehidupan manusia tidak bisa jauh dari informasi. Dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari manusia memerlukan informasi, tidak peduli pekerjaan apa yang seseorang lakukan, seseorang setiap saat menggunakan informasi sebagai acuan untuk bertindak dan mengambil keputusan.
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
Semakin tua usia seseorang maka informasi yang dibutuhkan seseorang tersebut semakin beragam, disebabkan oleh pengetahuannya yang berkembang karena faktor pendidikan dan pengalaman dan pekerjaan yang dilakukan semakin banyak. Hal tersebut membuat seseorang atau individu harus memenuhi kebutuhan informasinya untuk mencapai suatu tujuan dan mencapai posisi “wisdom” dalam kehidupan. Pada suatu pendekatan yang sama dalam hal mendefinisikan informasi sebagai makna, informasi sering dipahami sebagai pengetahuan yang ditransmisikan ke makhluk hidup. Pratt dalam Journal of The American Society for Information Science (1982) yang dikutip oleh Robert M. Loose (1997, p. 255) menyebutkan bahwa “Information may be understood as that which occurs within the mind upon the absorption of a message”, dengan kata lain informasi juga dapat dimengerti sebagai sesuatu yang terjadi di dalam pikiran atas penyerapan suatu pesan. Dari pernyataan Pratt kita dapat menafsirkan bahwa informasi merupakan sesuatu yang memengaruhi manusia dalam berpikir dan bertindak, oleh karena itu informasi sangat berperan besar dalam pengambilan suatu keputusan terkait dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Apa yang dipelajari pelajar bergantung pada apa yang dipelajarinya, hal ini terkait dengan informasi apa yang diberikan oleh pengajar dan dari sumber mana informasi tersebut diperoleh. Di lain sisi, sumber-sumber informasi selain yang diberikan oleh pengajar juga dibutuhkan oleh pelajar untuk menambah referensi bacaan. Case (2007, p. 333) menyatakan bahwa kebutuhan informasi muncul ketika seseorang merasa ada sebuah situasi bermasalah atau kejanggalan informasi, dimana pengetahuan, keyakinan, dan teladan di lingkungannya gagal memberikan jalan menuju kepuasan dalam mencapai tujuan. Untuk dapat mencapai tujuannya seseorang atau individu melakukan kegiatan pencarian informasi yang sesuai dengan kebutuhannya. Tentunya dengan mempertimbangkan keabsahan dari informasi yang diperoleh, seperti dari mana sumber informasi tersebut diperoleh, siapa pencipta informasi tersebut, dan apa jenis media informasi yang diperoleh. Mahasiswa yang kegiatan utamanya adalah belajar di samping melakukan penelitian dan mengabdi kepada masyarakat memerlukan sesuatu yang dapat mendukung kegiatannya tersebut. Dalam hal ini yaitu melakukan penelitian untuk skripsi yang menentukan lulus atau tidaknya mahasiswa tersebut dalam menempuh jenjang pendidikan sarjana atau strata satu (S1). Dibutuhkan data yang komprehensif untuk menghasilkan sebuah penelitian yang valid dan sesuai
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
dengan tujuan penelitian. Data dapat diperoleh oleh mahasiswa melalui penelusuran informasi dengan berbagai cara, berbagai sumber informasi, dan berbagai jenis media informasi. Perpustakaan sebagai salah satu sumber pusat informasi memegang peranan penting dalam menyediakan informasi dan ilmu pengetahuan. Salah satu jenis perpustakaan adalah perpustakaan perguruan tinggi. Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI 7330:2009) tentang Perpustakaan Perguruan Tinggi, perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengajar dan mahasiswa di perguruan tinggi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School (STIE IBS) merupakan pengembangan kegiatan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) sebagai lembaga nirlaba yang memberikan jasa kepada perbankan dan masyarakat terutama dalam membentuk tenaga bankir profesional, melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan konsultasi. Mahasiswa STIE IBS merupakan salah satu unsur berjalannya kegiatan pendidikan di STIE IBS. Sebagai mahasiswa yang belajar di bidang keuangan dan perbankan, mahasiswa STIE IBS membutuhkan informasi-informasi mengenai segala hal yang berhubungan dengan keuangan dan perbankan. STIE IBS dalam tujuannya untuk mengadakan kegiatan pendidikan mendirikan Perpustakaan STIE IBS sebagai penunjang pelaksanaan program STIE IBS sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Perpustakaan STIE IBS berfungsi untuk menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran, menyediakan bahan pustaka untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka studi, dan menyediakan literatur ilmiah yang diperlukan bagi peneliti. Rumusan Masalah Penelitian ini berfokus pada kebutuhan informasi mahasiswa strata satu (S1) yang sedang menyelesaikan skripsi. Adapun batasan dari penelitian ini hanya berfokus pada cara memenuhi kebutuhan informasi, sumber informasi, dan jenis media atau format informasi. Sehubungan dengan pemenuhan informasi mengenai informasi apa yang mereka butuhkan untuk menunjang kegiatan mereka di STIE IBS. Maka, rumusan masalah dari penelitian ini yaitu bagaimana mahasiswa memenuhi kebutuhan informasi mereka, sumber informasi dan jenis media atau format informasi apa yang digunakan.
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan dari penelitian ini yaitu, mengetahui bagaimana mahasiswa memenuhi kebutuhan informasinya, mengetahui sumber informasi dan jenis media atau format informasi yang digunakan. Tinjauan Literatur Informasi Dalam konteks ilmu perpustakaan dan informasi International Encyclopedia of Information and Library Science (2003, p. 244) mendefinisikan informasi sebagai sekumpulan data yang diproses dalam bentuk yang bermakna dan mampu dipahami untuk dikomunikasikan serta digunakan sebagai suatu fakta yang mengandung arti. Dictionary for Library and Information Science (2004, p. 355) mendefinisikan bahwa informasi adalah semua fakta, ide, kesimpulan, dan karyakarya kreatif dan imajinatif dari hasil kecerdasan otak manusia yang telah dikomunikasikan secara formal maupun informal dalam bentuk apapun. Dalam ruang lingkup organisasi informasi Arlene G. Taylor (2004, p. 3) menyebutkan bahwa informasi adalah komunikasi atau proses penerimaan pengetahuan. Komunikasi tersebut terjadi sebagian besar melalui jejak pengetahuan dalam beberapa cara. Orang-orang menulis, berbicara, melukis, memahat, dan banyak cara lainnya sebagai usaha untuk mengkomunikasikan pengetahuan mereka kepada orang lain. Sumber Informasi Menurut Nicholas (2000, p. 25) informasi dapat dibagi menjadi informasi formal dan informasi informal. Sumber informasi formal adalah semua informasi yang sudah ada bentuk fisiknya, seperti informasi yang ada di surat kabar , buku, majalah, dan jurnal. Sedangkan, sumber informasi informal adalah informasi yang merupakan pengetahuan seseorang dan disampaikan secara lisan. Jennifer Rowley dan John Farrow (2000, p. 21) mengatakan sumber informasi dapat dikategorikan ke dalam sumber-sumber yang bersifat pribadi, diterbitkan, dan yang berasal dari sebuah organisasi. Sumber informasi pribadi mencakupi pengamatan dan penyelidikan pribadi,
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
dan penggunaan jaringan informal. Sumber yang diterbitkan meliputi media, buku, jurnal, direktori, World Wide Web, dan lain-lain. Sumber organisasi meliputi informasi yang berkaitan dengan pekerjaan dan informasi yang dihasilkan oleh organisasi publik, swasta, dan sukarela, terutama untuk penggunaan mereka sendiri. Semua sumber ini adalah sumber utama informasi. Untuk mendukung informasi utama (primer) tersebut, sejumlah besar sumber-sumber sekunder telah berkembang, namun bukan berbentuk informasi seperti yang disebutkan di atas, tapi merupakan alat untuk mengorganisasikan informasi. Sedangkan, menurut Sulistyo-Basuki (2004) sumber informasi sekunder adalah segala jenis ringkasan sumber primer dan merupakan alat bantu untuk menemukan sumber informasi primer, contohnya ensiklopedia, kamus, bibliografi, kumpulan indeks, kumpulan abstrak, sumber biografi, katalog perpustakaan dan lain-lain. Selain informasi primer dan sekunder, terdapat juga sumber informasi tersier. Yusuf (2010, p. 5-9) mengatakan bahwa sumber informasi tersier adalah keterangan atau tulisan dari sumber tertentu yang dapat digunakan untuk mengetahui atau menelusur informasi sekunder. Misalnya, bahanbahan referensi dan katalog indeks. Jenis Media atau Format Informasi Leckie (1996, p. 185) mengatakan bahwa “Packaging of information refers to the format (such as electronic documents or hard copies of documents) or particular mediums (such as personal contact, a journal article, a catalogue or an object) in which information can be made available”. Dari pernyataan tersebut dijelaskan bahwa kemas ulang informasi mengacu kepada jenis media informasi atau format, yaitu jenis media informasi atau format elektronik dan jenis media informasi atau format tercetak, ataupun media tertentu. Pada penelitian ini penulis menetapkan untuk hanya menggunakan jenis media informasi atau format elektronik dan tercetak saja. Kebutuhan Informasi Kebutuhan informasi biasanya didorong oleh situasi problematik yang terjadi dalam diri manusia, pada lingkungan internalnya, yang dirasakan tidak memadai untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam hidupnya. Ketidakmemadai ini menyebabkan
ia merasa harus memperoleh masukan
(input) dari sumber-sumber di luar dirinya. Jadi, kebutuhan informasi di sini merupakan suatu kebutuhan untuk mengisi kekosongan tertentu dalam diri manusia, yaitu dalam kondisi
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
pengetahuannya yang merasa kekurangan (Pendit, 1992, p. 76). Pernyataan tersebut berkaitan dengan apa yang disampaikan oleh Peter Ingwersen dan Kalervo Jarvelin (2005, p.20), yaitu kebutuhan informasi menandakan sebuah kesenjangan yang diidentifikasi secara sadar dalam pengetahuan yang dimiliki oleh seorang pengguna. Kebutuhan informasi dapat menyebabkan pencarian informasi dan formulasi permohonan informasi. Sebuah kesenjangan dalam pengetahuan seseorang, yang ketika dialami pada level kesadaran sebagai sebuah pertanyaan, menimbulkan pencarian jawaban. Jika kebutuhan mendesak, pencarian dapat dikejar dengan ketekunan sampai keinginan terpenuhi (Online Dictionary of Library and Information Science). Menurut Michael J. Albers (2004, p.83) informasi diperlukan oleh pengguna untuk mencapai suatu tujuan. Kebutuhan informasi tersebut sering dibutuhkan untuk memahami situasi dan untuk mengakses jalan keluar agar tujuan tercapai. Aspek utama yang baik dari pola yang baik adalah memastikan bahwa informasi yang diberikan berbentuk format terpadu yang sesuai dengan kebutuhan informasi yang diperlukan oleh tujuan sang pengguna. Meskipun sistem yang sempurna selalu berisi informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan, dalam kenyataannya, pola harus mengimbangi informasi yang tidak lengkap. Karakteristik Kebutuhan Informasi Nicholas (2000, p. 89-90) menyebutkan karakteristik khusus dalam kebutuhan informasi yang harus mendapat perhatian khusus, diantaranya: a. Tingkat kebutuhan berdasarkan pada kepentingan dan kemutkahiran yang diinginkan. Hal ini mengarah pada tersampaikannya infromasi dengan baik pada penggunanya. b. Perubahan kebutuhan seseorang di dunia ini yang selalu berubah-ubah. c. Kepribadian yang memiliki tingkat kebutuhan informasi yang sangat tinggi. d. Otoritas dan kualitas menjadi sangat penting di tengah banyaknya informasi, apalagi jika mencari informasi melalui media internet.
Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi Menurut Wilson (1981, p. 7) kebutuhan informasi individu disebabkan oleh 3 faktor utama, yaitu: a. Kebutuhan fisiologis (physiological needs), seperti membutuhkan informasi untuk mencari makan, air, tempat tinggal, pakaian, dan lain-lain.
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
b. Kebutuhan afektif (affective needs), terkadang disebut juga kebutuhan psikologis dan emosional, seperti kebutuhan untuk melakukan suatu pencapaian dalam hidup, dominasi, dan lain-lain. c. Kebutuhan kognitif (cognitive needs), seperti kebutuhan untuk merencanakan sesuatu, kebutuhan untuk pembelajaran, dan lain-lain. Nicholas (2000, p. 92) menjelaskan bahwa individu melakukan pencarian informasi tergantung dari beberapa faktor, yaitu: a. Jenis pekerjaan b. Negara, wilayah atau budaya asal dari pengguna informasi c. Kepribadian d. Tingkat kesadaran terhadap informasi yang dibutuhkan/pelatihan e. Jenis kelamin f. Usia g. Ketersediaan waktu h. Akses i. Sumber/biaya j. Kelebihan muatan dari informasi (overload)
Evaluasi Kebutuhan Informasi Nicholas (2000) menguraikan 11 karakteristik utama yang digunakan dalam kerangka kerja evaluasi kebutuhan informasi untuk meneliti dan mengevaluasi kebutuhan informasi, diantaranya: a. Subjek informasi b. Fungsi Informasi c. Sifat informasi d. Tingkat intelektual e. Sudut pandang f. Kuantitas informasi g. Kualitas informasi h. Kemutakhiran informasi i. Kecepatan penyampaian informasi
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
j. Asal informasi k. Proses dan kemas ulang informasi Dalam penelitian ini yang akan dijadikan kerangka penelitian hanya dibatasi pada cara memenuhi kebutuhan informasi (proses), sumber informasi yang digunakan (asal informasi), dan jenis media atau format informasi yang digunakan (kemas ulang informasi). Perpustakaan Perguruan Tinggi Sulistyo-Basuki (1991, p. 51) mendefinisikan perpustakaan perguruan tinggi sebagai perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahannya, maupun lembaga yang berafiliasi dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya. Ia melanjutkan penjelasannya bahwa yang termasuk perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan jurusan, bagian, fakultas, universitas, institute, sekolah tinggi, politeknik, akademi, maupun perpustakaan program non-gelar. Peter Brophy (2000, p. 163) menjelaskan bahwa “The core services of the academic library include the provision of a learning environment, reference and enquiry services and access to information sources. However, each library must tailor its precise service mix to the needs of the users it serves. In some universities particular subjects will pose particular requirements – as with art and design or law. Others will have special collections, and must take their archival responsibilities seriously.” Dikatakan bahwa pelayanan utama dari perpustakaan perguruan tinggi menyangkut syarat-syarat seperti lingkungan pembelajaran, pelayanan dan permintaan referens, dan akses ke sumber-sumber informasi. Sedangkan, sekolah tinggi akan membutuhkan koleksi perpustakaan yang subjeknya lebih mengerucut ke program studi yang diajarkan di sekolah tinggi tersebut, contohnya STIE IBS lebih banyak mengoleksi bahan pustaka yang berhubungan dengan ekonomi dibandingkan subjek lainnya. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pendit (2003, p. 194) mengatakan pendekatan kuantitatif bertujuan menyajikan gambaran (deskripsi) tentang sebuah fenomena secara valid dan objektif, sesuai dengan prinsip-prinsip objektivismepositivisme yang sudah dikembangkan berabad-abad oleh ilmu pasti-alam. Penelitian kuantitaif berupaya menunjukkan bagaimana sebuah fenomena dapat dimengerti dan dikendalikan lewat
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
manipulasi variable-variabel. Sedangkan, Sulistyo-Basuki (2006) dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian mengatakan bahwa penelitian deskriptif bertujuan untuk mencari deksripsi yang tepat dan cukup dari semua aktivitas, objek, proses, dan manusia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Singarimbun (1989, p. 3) mengatakan bahwa penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Metode ini digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai kebutuhan informasi mahasiswa strata satu (S1) di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School (STIE IBS) dalam menyelesaikan skripsi mereka. Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa strata satu (S1) STIE IBS yang sedang menyelesaikan skripsi. Sedangkan, objek dari penelitian ini adalah kebutuhan informasi dari mahasiswa tersebut. Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi dan sampel adalah mahasiswa strata satu (S1) STIE IBS yang sedang menyelesaikan skripsi mereka. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa strata satu (S1) STIE IBS yang berjumlah 98 orang. Kemudian untuk menentukan jumlah ukuran sampel dari populasi tersebut, penulis menggunakan rumus Slovin (1960). Penarikan sampel dilakukan dengan cara penarikan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling), artinya sebuah sampel diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Singarimbun, 1989, p. 155-156). Penulis melakukan penarikan sampel jenis ini, karena jumlah mahasiswa strata satu (S1) STIE IBS yang sedang menyelesaikan skripsi diketahui. Penarikan sampel acak sederhana dapat digunakan apabila jumlah populasi diketahui. Untuk melengkapi penelitian ini, maka penulis melakukan metode pengumpulan data. Beberapa metode pengumpulan data yang dilakukan diantaranya : a. Kuesioner Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis pertanyaan tertutup. Dalam penelitian ini, jenis pertanyaan tertutup yang digunakan adalah dalam bentuk skala. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner berskala Likert. Pertanyaan skala Likert memerlukan responden untuk menanggapi dengan memilih nilai numerik yang ada
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
pada skala yang telah ditetapkan. Perhitungan dan bobot dari skala yang digunakan sebagai berikut: 1. Skala 4 = Sangat Setuju (SS) 2. Skala 3 = Setuju (S) 3. Skala 2 = Tidak Setuju (TS) 4. Skala 1 = Sangat Tidak Setuju (STS) b. Wawancara tidak terstruktur c. Studi literatur Setelah penulis melakukan survei dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa strata satu (S1) STIE IBS yang sedang menyelesaikan skripsi, penulis kemudian melakukan pengolahan dan analisis data. Setelah itu dilakukan penghitungan dengan menggunakan rumus persentase untuk menyajikan data di dalam bentuk presentase frekuensi berdasarkan jawaban dan perhitungan bobot. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel kebutuhan informasi mahasisawa strata satu (S1) STIE IBS. Variabel tersebut dibagi menjadi tiga dimensi, yaitu: 1. Dimensi berdasarkan cara memenuhi kebutuhan informasi dalam menyelesaikan skripsi. 2. Dimensi berdasarkan jenis media atau format informasi yang digunakan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. 3. Dimensi berdasarkan sumber informasi yang digunakan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. Tabel 1 Konsep Operasional Dimensi Variabel Kebutuhan informasi mahasiswa strata satu (S1) STIE Indonesia Banking School dalam menyelesaikan skripsi
Indikator 1.
Datang ke perpustakaan STIE IBS
2.
Datang ke perpustakaan instansi tempat melakukan penelitian
Cara memenuhi kebutuhan
3.
informasi
Datang ke instansi tempat penelitian
4.
Mengakses internet (contoh: google, yahoo, bing)
5.
Mengekases jurnal ilmiah online
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
(contoh: proquest, jstor, springerlink) 6.
Menggunakan media massa tercetak (contoh: surat kabar, majalah)
7.
Menggunakan media massa digital (contoh: detik.com, kompas.com, okezone.com)
8.
Berdiskusi dan bertanya ke orang lain (contoh: dosen, teman kuliah, narasumber penelitian)
1. Jenis Media (format) informasi
Tercetak (contoh: buku teks, majalah)
2.
Non-tercetak (contoh: e-book, ejournal, video)
1.
Buku teks tercetak
2.
Buku teks non-tercetak (e-book)
3.
Jurnal tercetak
4.
Jurnal non-tercetak (e-journal)
5.
Laporan penelitian (contoh: skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian)
6.
Arsip/dokumen instansi tempat melakukan penelitian
7. Sumber informasi yang digunakan
Arsip/dokumen pemerintah dan sumber statistik
8.
Media massa tercetak (contoh: surat kabar, majalah)
9.
Media massa digital (contoh: detik.com, kompas.com, okezone.com)
10. Internet (contoh: mailing list, website, blog, wordpress) 11. Mewawancarai narasumber penelitian 12. Catatan kuliah
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
13. Sumber audio dna visual
Pembahasan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School (STIE IBS) merupakan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi yang menyelenggarakan program studi Akuntansi dan Manajemen dengan konsentrasi di bidang perbankan dan keuangan pada jenjang Strata Satu (S1). Pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School (STIE IBS) merupakan pengembangan kegiatan Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) sebagai lembaga nirlaba yang memberikan jasa kepada perbankan dan masyarakat terutama dalam membentuk tenaga bankir profesional, melalui kegiatan pendidikan, pelatihan, penelitian dan konsultasi. Penyelenggaraan pendidikan di STIE IBS berlangsung sehari penuh (full-day school). Para mahasiswa tidak hanya akan dididik dan dilatih menjadi manajer profesional, tetapi juga akan dibentuk budaya dan perilakunya menjadi seorang manajer yang bertanggung jawab, berdisiplin dan menghargai waktu, bersemangat tinggi dan penuh inisiatif dalam memecahkan masalah masalah teknis dan manajerial. Dengan demikian, selama masa pendidikannya para mahasiswa akan terbiasa dengan suasana kerja para manajer profesional sehingga benar benar siap untuk memasuki dunia kerja.
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
Visi STIE IBS yaitu menjadi banking school yang terkemuka di Indonesia, melalui pengembangan sumber daya manusia yang berorientasi pada integrity, knowledge, and skill, sehingga lulusannya akan berjiwa Pancasila, berintegritas serta memiliki sikap dan perilaku profesional yang bermutu tinggi. Misi STIE IBS yaitu menyelenggarakan pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki multi kompetensi, yaitu: a. berkepribadian, jujur, berintegritas dan mandiri, b. menguasai bidang perbankan dan keuangan, c. menguasai tehnologi informasi dan komunikasi, d. memiliki akuntabilitas dan responsibilitas, e. memiliki ketrampilan khusus di bidang perbankan melalui program sertifikasi f. menguasai bahasa Inggris.
Analisis dan Pembahasan Penyebaran kuesioner dilakukan selama 3 hari, yaitu pada tanggal 28, 29, dan 30 April 2014 dibantu oleh 2 orang pustakawan Perpustakaan STIE IBS. Kuesioner dibagikan kepada responden dengan cara memberikan kuesioner langsung kepada responden yang mengunjungi Perpustakaan STIE IBS dengan total responden berjumlah 50 orang. Pertanyaan pada kuesioner berjumlah 23 pertanyaan dan dibagi ke dalam 3 dimensi (dapat dilihat di lampiran). Selanjutnya penulis melakukan pengolahan data dengan cara mentabulasikan data yang telah diperoleh melalui tahap penyebaran, kuesioner, berikut hasilnya. Analisis Kebutuhan Informasi dan Penghitungan Skala Likert Kebutuhan informasi mahasiswa strata satu (S1) STIE IBS dianalisis berdasarkan cara memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa, jenis media informasi yang digunakan, dan sumber informasi yang digunakan mahasiswa. Berdasarkan penghitungan bobot skala Likert dikalikan dengan jumlah tanggapan responden, maka diperoleh nilai rata-rata per indikator sebagai berikut. Tabel 2 Nilai rata-rata per indikator
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
No.
Indikator
Skor
1.
Perolehan informasi melalui orang lain (teman kuliah, dosen)
3.76
2.
Perolehan informasi melalui akses internet
3.74
3.
Penggunaan buku teks
3.72
4.
Perolehan informasi dengan cara datang ke perpustakaan STIE IBS
3.56
5.
Perolehan informasi dengan cara mengakses jurnal ilmiah online
3.56
6.
Penggunaan jenis media informasi tercetak
3.44
7.
Penggunaan sumber informasi berupa e-journal
3.44
8.
Penggunaan sumber informasi berupa laporan penelitian
3.44
9.
Penggunaan jenis media informasi non-tercetak
3.34
10.
Perolehan informasi dengan cara datang ke perpustakaan instansi
3.3
11.
Perolehan informasi dengan cara datang ke instansi
3.28
12.
Penggunaan sumber informasi berupa arsip/dokumen instansi
3.22
13.
Penggunaan sumber informasi berupa arsip/dokumen pemerintah
3.16
14.
Penggunaan sumber informasi berupa internet
3.14
15.
Perolehan informasi dengan menggunakan media massa digital
3.08
16.
Penggunaan sumber informasi berupa e-book
3.06
17.
Penggunaan sumber informasi berupa jurnal tercetak
3.06
18.
Penggunaan sumber informasi berupa media massa digital
2.98
19.
Penggunaan sumber informasi berupa catatan kuliah
2.84
20.
Penggunaan sumber informasi berupa media massa tercetak
2.8
21.
Perolehan informasi dengan menggunakan media massa tercetak
2.78
22.
Penggunaan sumber informasi berupa narasumber
2.68
23.
Penggunaan sumber informasi berupa audio dan visual
2.36
Rata-rata skor = ∑ skor = 73.74 : 23 = 3.20
Berdasarkan hasil analisis per indikator di atas yang menduduki skor tertinggi adalah indikator tentang cara memenuhi kebutuhan informasi dengan berdiskusi dan bertanya dengan orang lain (teman kuliah, dosen, narasumber penelitian). Hal ini menunjukkan bahwa peran orang lain dalam membantu mahasiswa menyelesaikan skripsinya sangat besar. Peran teman kuliah sangat besar dalam terselesaikannya penelitian skripsi seorang mahasiswa. Teman kuliah menjadi orang terdekat mahasiswa dan biasanya mahasiswa bertanya ke teman kuliah terlebih dahulu dibandingkan orang lain. Tentunya informasi yang diperoleh dari teman kuliah tidak serta merta diambil begitu saja dan harus dibuktikan kebenarannya dengan berdiskusi dan bertanya lebih lanjut ke dosen pembimbing.
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
Hasil jawaban responden menunjukkan bahwa sumber informasi yang paling banyak digunakan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi adalah buku teks tercetak, e-journal, dan laporan penelitian. Penggunaan sumber informasi berupa buku teks tercetak yang sangat tinggi ini ditunjukkan pula pada tingginya jumlah mahasiswa yang datang ke perpustakaan STIE IBS dan perpustakaan instansi/lembaga/organisasi tempat mahasiswa melakukan penelitian. Buku teks tercetak dapat dimanfaatkan mahasiswa dengan datang ke perpustakaan, selain itu juga bisa diperoleh di toko buku ataupun meminjam orang lain. Selain itu, sumber informasi yang memperoleh nilai sangat tinggi yaitu e-journal. Mahasiswa bisa mendapatkan e-journal dengan penelusuran melalui internet dan mengakses jurnal ilmiah di database online. Hal ini ditunjukkan oleh perolehan skor tentang mengakses jurnal ilmiah di database online yang sangat tinggi. Dalam hal ini perpustakaan STIE IBS tidak melanggan jurnal ilmiah online, tetapi pustakawan perpustakaan STIE IBS memberikan username dan password ke mahasiswa agar mahasiswa bisa mengakses jurnal ilmiah yang dimiliki oleh DIKTI. Cara memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa dengan cara mengakses internet menghasilkan skor sangat tinggi. Internet telah menjadi sumber yang mudah digunakan dalam mengakses informasi dan sumber digital lainnya. Seiring dengan perkembangan teknologi yang menjadi pijakan besar dalam domain pendidikan bisnis, sumber informasi digital tampaknya memiliki dampak yang signifikan terhadap perilaku pencarian informasi mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi. Skor yang tinggi juga diperoleh indikator lain yang menyangkut tentang akses internet untuk memperoleh informasi, seperti penggunaan media massa digital dan penggunaan e-book. Kedua sumber informasi tersebut tentunya membutuhkan akses internet untuk memperolehnya. Dari hasil penelitian di atas, jenis media informasi tercetak dan non-tercetak yang digunakan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi sama-sama memperoleh skor sangat tinggi. Ini membuktikan bahwa masih digunakannya sumber informasi tercetak oleh hampir semua mahasiswa walaupun sumber informasi non-tercetak lebih mudah untuk didapatkan dan juga lebih murah. Di lain sisi, indikator yang memperoleh skor rendah yaitu penggunaan sumber informasi berupa sumber audio dan visual. Sumber audio dan visual memuat bermacam-macam informasi, mulai dari rekaman suara event tertentu ataupun video yang mahasiswa peroleh dari internet. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa cenderung untuk menggunakan sumber informasi tertulis dibanding sumber informasi berupa suara atau video.
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini berdasarkan cara memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa, jenis media informasi, dan sumber informasi yang digunakan oleh mahasiswa adalah sebagai berikut: 1. Dalam cara memenuhi kebutuhan informasinya, mahasiswa strata satu (S1) STIE IBS yang sedang menyelesaikan skripsi paling banyak melakukan diskusi dan bertanya dengan orang lain (teman kuliah, dosen, narasumber penelitian) dan diikuti dengan mengakses internet. Sebenarnya diskusi dan bertanya kepada orang lain merupakan salah satu cara mahasiswa untuk bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkannya. Orang lain tersebut tidak bisa memberikan informasi secara rinci dan mendalam tentang apa yang dicari oleh mahasiswa tersebut. Mahasiswa tersebut harus melakukan hal lain dalam hal ini mencari informasi di sumber lain seperti yang telah didiskusikan dengan teman kuliah, dosen atau narasumber penelitian untuk bisa mendapatkan informasi yang diinginkan. Untuk bisa mendapatkan informasi yang diinginkan berdasarkan hasil diskusi dengan teman kuliah, dosen, dan narasumber penelitian tersebut mahasiswa paling banyak menggunakan internet. Ketika mahasiswa mulai mencari informasi yang diinginkan mereka selalu melihat ke sumber yang cara penggunaannya tidak memakan waktu lama dan berbiaya murah. Dengan mengakses internet mahasiswa hanya mengetikkan informasi apa yang ingin dicari di search engine dan informasi yang diinginkan akan muncul. Kemudian mahasiswa harus menyaring lagi informasi yang diperoleh untuk menghindari kesalahan pada penelitian skripsinya. Dalam hal kemudahan mengakses internet, pihak STIE IBS telah menyediakan fasilitas wifi yang koneksinya cukup cepat yang bisa digunakan mahasiswa. Selain itu, perpustakaan STIE IBS juga telah menyediakan beberapa komputer yang dapat digunakan mahasiswa apabila mahasiswa tidak mempunyai perangkat untuk bisa mengakses internet. 2. Dalam hal penggunaan informasi berdasarkan jenis media informasi yang digunakan, mahasiswa strata satu (S1) STIE IBS yang sedang menyelesaikan skripsi paling banyak menggunakan jenis media informasi tercetak. Sebenarnya penggunaan jenis media tercetak dan non-tercetak hanya berbeda sedikit saja persentasenya. Mahasiswa yang menggunakan jenis media informasi tercetak mendatangi perpustakaan STIE IBS dan perpustakaan instansi tempat melakukan penelitian yang mengoleksi buku teks, jurnal
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
tercetak, laporan penelitian, dan media massa tercetak. Selain mendatangi perpustakaan STIE IBS mahasiswa juga memperoleh informasi dengan format tercetak dengan datang ke instansi tempat melakukan penelitian untuk memperoleh arsip dan dokumen tercetak. 3. Dalam hal penggunaan informasi berdasarkan sumber informasi, mahasiswa strata satu (S1) STIE IBS paling banyak menggunakan sumber informasi berupa buku teks tercetak dan e-journal. Buku teks tercetak diperoleh mahasiswa dengan datang ke perpustakaan STIE IBS dan perpustakaan instansi tempat melakukan penelitian ataupun bisa juga melalui pembelian di toko buku dan meminjam orang lain. Sedangkan, e-journal diperoleh mahasiswa dengan cara menelusur via internet dan mengaksesnya di database online yang dilanggan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI). 4. Pada poin cara memenuhi kebutuhan informasi, mahasiswa lebih banyak mengakses internet dibandingkan dengan cara lainnya. Sedangkan, pada poin jenis media informasi yang digunakan, mahasiswa lebih banyak menggunakan jenis media informasi tercetak. Walaupun mahasiswa lebih sering mengakses internet dibanding cara lainnya, tapi mahasiswa juga tidak melupakan untuk menggunakan informasi dari jenis media informasi tercetak, seperti buku teks tercetak dan laporan penelitian. 5. Berdasarkan hasil kuesioner, mahasiswa lebih banyak menggunakan internet sebagai sarana untuk mendapatkan informasi ke sumber informasi primer daripada mahasiswa yang menggunakan informasi di internet sebagai sumber informasi primer. 6. Berdasarkan hasil kuesioner pada penelitian ini, perpustakaan STIE IBS selaku pusat informasi bagi mahasiswa STIE IBS yang sedang menyelesaikan skripsi sudah cukup berhasil dalam hal memenuhi kebutuhan informasi mahasiswanya. Hal ini disebabkan dengan tingginya persentase kunjungan mahasiswa ke perpustakaan STIE IBS dan penggunaan sumber informasi berupa buku teks, laporan penelitian, dan jurnal online yang disediakan oleh perpustakaan STIE IBS. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis memberikan saran untuk perpustakaan STIE IBS maupun STIE IBS itu sendiri sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan besarnya peran internet bagi mahasiswa strata satu (S1) STIE IBS dalam menyelesaikan skripsi. Hal ini bisa dimanfaatkan pihak STIE IBS untuk
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
memberikan pendidikan dan pelatihan tentang cara penelusuran informasi di internet yang efektif dan efisien. Tidak hanya pendidikan dan pelatihan untuk menelusur informasi melalui internet saja, tetapi juga menelusur informasi pada koleksi-koleksi yang ada di perpustakaan STIE IBS. Pendidikan dan pelatihan yang selanjutnya dapat dikatakan sebagai pendidikan dan pelatihan literasi informasi ini akan jauh lebih baik apabila dijadikan mata kuliah pada kedua jurusan yang ada di STIE IBS. 2. Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa banyaknya mahasiswa yang mengakses jurnal ilmiah di database online, padahal pihak STIE IBS belum melanggan satupun jurnal ilmiah online. Hal ini bisa dijadikan acuan untuk STIE IBS agar di masa yang akan datang dapat melanggan jurnal ilmiah online. Jurnal ilmiah online akan menambah referensi dalam proses belajar mengajar mahasiswa di kelas dan juga dalam menyelesaikan skripsi. 3. Perpustakaan STIE IBS perlu untuk melakukan kerjasama dengan perpustakaan Bank Indonesia yang dalam hal ini merupakan salah satu lembaga induk yang menaungi STIE IBS. Kerjasama dapat dilakukan dengan pertukaran informasi mengenai koleksi yang dimiliki kedua perpustakaan. Apalagi dalam hal ini perpustakaan Bank Indonesia telah melanggan jurnal ilmiah online. Alangkah baiknya apabila kerjasama antara dua perpustakaan ini dapat terwujud, karena dapat menambah referensi bahan kuliah mahasiswa dan juga dalam menyelesaikan skripsi. 4. Mahasiswa juga perlu dibimbing untuk memanfaatkan jurnal online yang dilanggan oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI). 5. Masih banyaknya mahasiswa yang tergantung pada buku teks, hal ini harus diperhatikan oleh Perpustakaan STIE IBS untuk menambah koleksi buku teks yang subjeknya paling banyak dicari oleh mahasiswa dalam menyelesaikan tugas akhir. Daftar Referensi Abels, E. (2004). Information seekers perspectives of libraries and librarians. Advances in librarianship. 28: 151-170. April 21, 2014. http://www.emeraldinsight.com/books.htm?chapterid=1759801 Brophy, Peter. (2000). The Academic Library. London: Facet Publishing. Case, Donald O. (2012). Looking for Information: A Survey of Research on
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
Information Seeking Needs and Behavior. Bingley : Emerald Group Publishing. Feather, John & Sturges, Paul. (2003). International Encyclopedia of Information and Library Science. London: Routledge. Ingwersen, Peter & Jarvelin, Kalervo. (2005). The Turn Integration of Information Seeking and Retrieval in Context. Dordrecht: Springer. Leckie, G.J., Pettigrew, K.E., Sylvain, C. (1996). Modelling the information seeking of professionals: a general model derived from research on engineers, health care professionals and lawyers. Library Quarterly 66 (2): 161-193. Juni, 27 2014. http://ktdatabase.carexcanada.ca/index.php?action=resourceView&id=151 Loose, Robert M. (1997). A Discipline Independent Definition of Information. Journal of the American Society for Information Science. 48 (3): 254-269. April, 13 2014. http://www.ils.unc.edu/~losee/book5.pdf Nicholas, David. (2000) Assessing Information Needs: Tools, techniques and concepts for the internet age. London : Aslib. Pendit, Putu Laxman. (1992). “Makna Informasi: Lanjutan dari sebuah perdebatan”, Kepustakawanan Indonesia: Potensi dan tantangan, eds. Antonius Bangun, et. al. Jakarta: Kesaint Blanc. ---------------------------- (2003). Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Jakarta: JIP-FSUI. Reitz, Joan M. (2002). ODLIS: Online Dictionary of Library and Information Science Rowley, Jennifer & Farrow, John. (2000). Organizing Knowledge: An introduction to managing access to information. Hampshire: Ashgate. Singarimbun, M. (1989). Metode Penelitian survei. Jakarta: LP3ES Standar Nasional Indonesia. (2009). Perpustakaan Perguruan Tinggi, SNI 7330:2009. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional. Maret 28, 2014. http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=32710 Sulistyo-Basuki. (1991). Pengantar Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Jakarta:
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014
Gramedia Pustaka Utama. -------------------- (2004) Pengantar Dokumentasi. Bandung: Rekayasa Sains. --------------------- (2006). Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra & FIB UI. Taylor, Arlene G. (2004). The Organization of Information. London: Libraries Unlimited. Wilson, T.D. (1981). On user studies and information needs. Journal of Librarianship, 37(1): 3-15, Maret 23, 2014. http://informationr.net/tdw/publ/papers/1981infoneeds.html
Kebutuhan informasi..., Narfiyan Wahyudi, FIB, 2014