LITERASI INFORMASI MAHASISWA TINGKAT AKHIR SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA BANKING SCHOOL
Ben Varian Kashira S.Hum. Dr. Tamara A. Susetyo, S.S., M.A.
Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Kota Depok, 16421
[email protected]
Abstrak
Skripsi ini membahas tentang kemampuan literasi informasi mahasiswa tingkat akhir Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kemampuan literasi informasi mahasiswa tingkat akhir STIE IBS. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Hasil penelitian ini memperlihatkan masih terdapat indikator ACRL Information Literacy Standard for Higher Education yang belum terpenuhi oleh mahasiswa tingkat akhir STIE IBS. Penelitian ini menyarankan STIE IBS untuk mengadakan program pelatihan literasi informasi untuk mahasiswanya. Kata Kunci :Lliterasi informasi , Informasi, Indonesia banking school
Abstract
This paper discusses about information literacy skills of final years students of Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School (STIE IBS). The purpose of this research is to identify information literacy skill of final years students of STIE IBS and to identify of implementation of information literacy to support their course. This study is a qualitative research using case study design. The results showed there are indicators of ACRL Information Literacy Standard for Higher Education that has not been met by the final year students of STIE IBS. This study suggests STIE IBS to create information literacy training for students.
Key Words : Information literacy, Information, Indonesia banking school
Literasi Informasi…, Ben Varian Kashira, FIB UI, 2013
1. Pendahuluan
mempengaruhi kemajuan di semua bidang,
Pada era globalisasi ini informasi
termasuk
bidang
ekonomi.
Salah
satu
semakin berkembang pesat. Setiap manusia
kegiatan dalam bidang ekonomi adalah
membutuhkan informasi untuk menjalankan
perbankan. Untuk itu dibutuhkan tenaga ahli
aktivitasnya sehari-hari, salah satu bentuk
dalam bidang perbankan untuk memenuhi
contoh kegiatan tersebut adalah kuliah.
kebutuhan tenaga kerja di bidang perbankan.
Teknologi
para
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
penggunanya untuk mencari informasi yang
Banking School (selanjutnya ditulis STIE
mereka butuhkan, namun muncul sebuah
IBS)
masalah yang menjadi halangan bagi para
memfokuskan diri pada pendidikan ekonomi
penggunanya
dan perbankan jenjang S1. Pendirian STIE
informasi
yaitu
membantu
masalah
ledakan
adalah
perguruan
IBS
ini tersedia berbagai macam format atau
pengembangan
bentuk informasi, mulai dari tercetak,
Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI)
gambar, suara, video, elektronik dan masih
sebagai lembaga nirlaba yang memberikan
banyak lagi, belum lagi jutaan halaman web
jasa kepada perbankan dan masyarakat
yang tersedia di internet. Ketersediaan
terutama dalam membentuk tenaga bankir
informasi tidak menjamin seseorang dapat
profesional, melalui kegiatan pendidikan,
memperoleh dan memanfaatkan informasi
pelatihan, penelitian dan konsultasi. Secara
dengan baik dan benar. Salah satu contoh
historis
fenomena yang terjadi saat ini yaitu banyak
kegiatannya lebih dari 50 tahun, karena
mahasiswa yang mengandalkan sumber
merupakan kelanjutan dari suatu lembaga
informasi yang tersedia di halaman web
pendidikan yang cikal bakalnya didirikan
yang mana sulit dipastikan kebenaran dan
sejak tahun 1950an. Perpustakaan sebagai
keabsahannya ketimbang sumber informasi
salah satu sarana lembaga pendidikan tinggi
yang tersedia di perpustakaan. Oleh karena
merupakan
itu dibutuhkan sebuah kemampuan untuk
pendidikan,
mencari, mengevaluasi dan menganalisis
Sejalan dengan usaha meningkatkan mutu
informasi.
pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga dalam
ilmu
pengetahuan dan teknologi di Indonesia
dasarnya
yang
informasi. Di era informasi seperti sekarang
Perkembangan
pada
tinggi
kegiatan
LPPI
sudah
sarana pengajaran
merupakan Lembaga
berperan
dalam
dalam
program
dan
penelitian.
induknya maka perpustakaan STIE IBS berusaha meningkatkan perannya dalam
Literasi Informasi…, Ben Varian Kashira, FIB UI, 2013
meningkatkan mutu pendidikan STIE IBS
tersebut
salah satunya dengan program pendidikan
Mahasiswa membutuhkan informasi untuk
pengguna atau literasi informasi. Pada
menjalani
penelitian
perkuliahan,
awal
diketahui
dari
hasil
dibutuhkan
literasi
informasi.
kegiatan
belajar
selama
agar
mahasiswa
dapat
wawancara dengan informan pustakawan
memenuhi kebutuhan informasi tersebut
STIE IBS (29 April 2013,12.30) bahwa
dengan efektif dan efisien dibutuhkan
STIE IBS merencanakan untuk membuat
keahlian untuk mengakses, mengevaluasi,
program literasi informasi yang dapat
dan menggunakan informasi secara efektif
membimbing mahasiswa secara mandiri
dan efisien atau sebuah literasi informasi
untuk melakukan self-directed learning.
.STIE IBS belum memiliki program literasi
Masalah
ledakan
informasi
berpotensi menjebak dan menyesatkan para pencari
informasi
dalam
tumpukan
informasi. Untuk mencegah hal tersebut seseorang harus memiliki kemampuan untuk menemukan dan menggunakan informasi yang merupakan batu loncatan dalam proses pembelajaran
seumur
hidup
(lifelong
learning). Kemampuan atau skill seperti ini disebut juga dengan istilah literasi informasi. Untuk mendapatkan keahlian seperti ini masyarakat
harus
mendapatkan
sebuah
informasi, namun terlihat jelas dengan berkunjung ke perpustakaan tersebut dan mewawancarai pustakawan, disadari oleh pustakawan
bahwa
mahasiswa
membutuhkan literasi informasi, selain itu dengan penggunaan metode belajar active learning dalam proses perkuliahan yang menuntut
mahasiswa
pembelajar
untuk
menjadi
mandiri atau self-directed
learners. Dengan timbulnya kesadaran ini, perpustakaan STIE IBS memiliki rencana untuk
mengadakan
program
literasi
pelatihan atau pembelajaran agar dapat
informasi bagi pemustaka dalam hal ini
mengembangkan
mahasiswa STIE IBS.
kemampuan
ini.
Kemampuan seperti ini dapat diperoleh di
Permasalahan yang dikaji dalam
beberapa tempat salah satunya adalah di
penelitian ini adalah bagaimana literasi
perpustakaan perguruan tinggi.
informasi mahasiswa tingkat akhir STIE
Sesuai dengan fungsi awal berdirinya
IBS. Alasan pemilihan mahasiswa tingkat
STIE IBS yaitu untuk memenuhi kebutuhan
akhir adalah karena mahasiswa tingkat akhir
akan tenaga professional dalam bidang
membutuhkan
perbankan, maka untuk sebuah pencapaian
penulisan skripsi, dengan demikian dapat
Literasi Informasi…, Ben Varian Kashira, FIB UI, 2013
banyak
informasi
untuk
dilihat bagaimana literasi informasi mereka
metode studi kasus. Menurut Creswell
untuk menyelesaikan skripsi. Pemilihan
(2009, p. 15) metode studi kasus adalah
STIE IBS sebagai tempat penelitian karena
merupakan salah satu kasus terikat oleh
STIE IBS adalah STIE IBS belum memiliki
waktu dan aktifitas dan peneliti melakukan
program literasi informasi dan STIE IBS
pengumpulan data secara mendetail dengan
merupakan
menggunakan
Lembaga
pengembangan Pengembangan
kegiatan Perbankan
Indonesia (LPPI) yang sudah berdiri sejak
berbagai
prosedur
pengumpulan data dan dalam waktu yang berkesinambungan.
tahun 1958, yang dapat dijadikan sebagai
Dengan menggunakan meotede studi
contoh sekolah tinggi ilmu ekonomi lainnya.
kasus
Selain itu dunia perbankan juga selalu
mendalam bagaimana literasi mahasiswa
berkembang sehingga dibutuhkan literasi
tingkat akhir STIE IBS mengggunakan
informasi agar mahasiswa dapat selalu
prosedur wawancara dan dalam waktu yang
mengikuti perkembangan dunia perbankan
berkesinambungan.
secara efektif dan efisien.
penelitian
Penelitian
Tujuan penelitian di STIE IBS
Informasi
ini
melihat
tentang
Mahasiswa
Tingkat
secara
“Literasi Akhir
adalah untuk mengetahui literasi informasi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
mahasiswa tingkat akhir STIE IBS.
Banking School” dilaksanakan di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School yang berlokasi
2. Metode Penelitian Pada
penelitian
ini
digunakan
pendekatan penelitian kualitatif. Menurut Creswell (2009, p. 14) dalam buku metode penelitian kombinasi, penelitian kualitatif
di Jl.
Kemang Raya No. 35 Bangka Mampang Prapatan
Jakarta
Selatan
DKI
Jakarta Jakarta Selatan 12730. Subjek dalam penelitian ini adalah
untuk
mahasiswa tingkat akhir STIE Indonesia
mengeksplorasi dan memahami makna yang
Banking School. Sedangkan objek pada
oleh sejumlah individu atau sekelompok
penelitian ini adalah literasi informasi dalam
orang dianggap berasal dari masalah sosial
menunjang kegiatan mahasiswa di kampus
atau kemanusiaan.Sedangkan metode yang
STIE Indonesia Banking School.
merupakan
metode-metode
digunakan dalam penelitian ini adalah
Literasi Informasi…, Ben Varian Kashira, FIB UI, 2013
Seluruh jumlah mahasiswa yang
Dalam
penelitian
ini
peneliti
terdaftar di STIE IBS berjumlah 300 orang
menggunakan
beberapa
cara
dalam
yang terdiri dari mahasiswa Program Studi
pengumpulan data, yaitu studi literatur,
Akuntansi
wawancara
dan
Manajemen
sedangkan
dan
observasi.
Tujuan
jumlah mahasiswa tingkat akhir berjumlah
pengunaan metode pengumpulan data ini
143. Akan diambil 5 informan yang akan
adalah untuk mendapatkan data-data untuk
diwawancara
menunjang proses penelitian dan menjawab
berdasarkan
jumlah
mahasiswa tingkat akhir, alasan pemilihan
pertanyaan penelitian.
mahasiswa tingkat akhir sebagai sample
Wawancara
mendalam
bersifat
adalah karena untuk mempersempit cakupan
terbuka.
yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2009,
hanya sekali atau dua kali, melainkan
p. 221), penentuan sampel atau informan
berulang-uang dengan intensitas yang tinggi.
dalam penelitian kualitatif berfungsi untuk
proses wawancara dalam
mendapatkan informasi yang maksimum.
menggunakan pedoman wawancara yang
Pemilihan informan menggunakan
Pelaksanaan
wawancara
tidak
penelitian ini
disusun berdasarkan Information Liceracy
teknik Simple Random Sampling. Dikatakan
Competency
Standards
for
Higher
simple (sederhana) karena pengambilan
Education
anggota sampel dari populasi dilakukan
untuk mendapatkan data tentang
secara acak tanpa memperhatikan strata
informasi mahasiswa tingkat akhir STIE
yang ada dalam populasi itu. Cara demikian
IBS.
yang dikeluarkan oleh ACRL literasi
dilakukan bila anggota populasi dianggap
Observasi betujuan untuk melihat
homogen (Sugiyono, 2011, p. 122). Dalam
keadaan lapangan secara langsung yang
penelitian ini diambil 5 informan secara
kemudian akan dihubungkan dengan topik
acak
tersebut
yang akan diteliti. Observasi dilakukan
yang
merupakan
mana
mahasiswa
aktif
STIE
untuk melihat secara langsung keadaan
informan
dipilih
dengan
lapangan di STIE IBS dan sekaligus untuk
IBS.pemilihan alasan
kelima
mengunjungi
informan
informan
ini
sering
mencari dan menentukan informan yang
perpustakaan
dan
cukup
akan diwanwancara.
komunikatif dalam merespon pertanyaan yang diajukan.
Literasi Informasi…, Ben Varian Kashira, FIB UI, 2013
3. Analisis dan Interpretasi Data
Indonesia
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banking School atau biasa di singkat STIE IBS
merupakan
Sekolah
Tinggi
Ilmu
Ekonomi yang menyelenggarakan program studi Akuntansi dan Manajemen dengan konsentrasi
di
bidang
perbankan
dan
keuangan pada jenjang Strata Satu (S1). IBS didirikan
oleh
Yayasan
Pengembangan
Perbankan Indonesia (YPPI), suatu yayasan
(LPPI).
Jumlah
koleksi
Perpustakaan IBS pada awal berdirinya berjumlah 8000 eksemplar namun pada tahun 2007 Perpustakaan LPPI mengalami bencana
banjir
yang
mengakibatkan
rusaknya koleksi STIE IBS, hanya tersisa 1000 eksemplar dari total 8000 eksemplar. Setelah kejadian tersebut STIE IBS mulai membangun
perpustakaan sendiri pada
Oktober 2010. Informan
yang didirikan dan dibina oleh Bank
dalam
penelitian
ini
Indonesia. YPPI juga memiliki beberapa
berjumlah lima orang yang keseluruhannya
unit usaha lain, salah satunya adalah
merupakan mahasiswa tingkat akhir IBS.
Lembaga
Intensitas
Pengembangan
Perbankan
kedatangan
mereka
dalam
Indonesia (LPPI), suatu lembaga pendidikan
menggunakan perpustakaan sebagai gerbang
dan pelatihan di bidang perbankan dengan
mendapatkan informasi adalah salah satu
pengalaman selama puluhan tahun dalam
pertimbangan pemilihan informan. Selain
menghasilkan kader perbankan nasional
itu,
yang banyak di antaranya kini menduduki
membutuhkan informasi yang berkualitas,
posisi
sehingga literasi yang mereka miliki sangat
strategis
di
dunia
perbankan
mahasiswa
tingkat
Indonesia. LPPI dan IBS berada dalam satu
mempengaruhi
lingkungan kampus yang sama dengan
mereka dapatkan.
jalinan kerjasama yang saling mendukung
Pemahaman terhadap Informasi
kemajuan program di kedua lembaga. Pepustakaan STIE IBS terletak di lantai
kualitas
akhir
informasi
juga
yang
Berdasarkan hasil wawancara para informan
mempunyai
definisi
yang
dasar gedung STIE IBS yang berlokasi di
berbeda-beda tentang informasi. pertama,
Jalan Kemang Raya No. 35, Kebayoran
informasi dipahami sebagai produk yang
Baru, Jakarta Selatan. Pada saat STIE IBS
bervariasi
berdiri pada tahun 2004, Perpustakaan STIE
kegunaannya sebagai produk yang dapat
IBS masih bergabung dengan Perpustakaan
dikaji dan dimanfaatkan kembali sebagai
Lembaga
Pengembangan
sifatnya
Perbankan
Literasi Informasi…, Ben Varian Kashira, FIB UI, 2013
bila
dilihat
dari
produk
pengetahuan
Kedua,
informasi
kebutuhan menambah
yang
dibutuhkan.
diartikan
yang
diperlukan
pengetahuannya.
sebagai untuk Ketiga,
informasi dipahami dari segi formatnya yaitu memiliki dua format, verbal maupun yang non verbal yang bermanfaat bagi. Keempat
informasi
dipahami
sebagai
sebuah berita yang dibawa dalam proses komunikasi.
Mengidentifikasi Sumber Informasi Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh informan,
kebanyakan
menggunakan
sumber
dari
mereka
informasi
dari
internet berupa halaman web, koleksi perpustakaan dan skripsi peneliti yang sebelumnya.
Sumber
skripsi
banyak
digunakan sebagai patokan mereka untuk menyusun skripsi mereka, ada juga yang mengutip dari skripsi peneliti sebelumnya
Kebutuhan Informasi Berdasarkan
untuk dijadikan bahan skripsi mereka. hasil
wawancara,
Sumber lain yang sering digunakan adalah
dapat
halaman web atau website ini digunakan
yang dibutuhkan
untuk mencari informasi yang sifatnya terus
sebagai bahan untuk skripsi. Informasi yang
terbaharui atau real-time, contohnya seperti
dibutuhkan ditentukan berdasarkan topik
indeks harga saham. Hal tersebut sudah
dari skripsi yang mereka angkat. Secara
sesuai dengan indikator kinerja 1.1 dalam
keseluruhan kelima informan sudah dapat
ACRL Information Literacy Competency
menentukan
mereka
Standard for Higher Education, yaitu
butuhkan untuk memenuhi tugas skripsi
mengidentifikasi sumber-sumber informasi
terlihat
setiap
informan
menentukan informasi
informasi
sudah
yang
mereka.Berdasarkan indikator kinerja 1.1 ACRL Information Literacy Competency Standard for Higher Education bahwa mahasiswa
yang
information
informasi
yang
dibutuhkan.
Kinerja ini sudah dijalankan oleh seluruh informan yang diwawancara.
2000) . Alat Bantu Pencarian Informasi
literate
menetapkan dan menggunakan gagasannya mengenai
potensial seperti buku dan website (ACRL,
Berdasarkan jawaban yang diberikan oleh informan,
dapat
dilihat
bahwa
dalam
pencarian informasi di perpustakaan mereka menggunakan
pustakawan
sebagai
alat
bantu untuk mencari informasi. Dan untuk pencarian informasi di internet seluruh informan menjawab menggunakan Google
Literasi Informasi…, Ben Varian Kashira, FIB UI, 2013
Dengan
teknologi penyimpanan terbaru yaitu cloud
demikiian mereka telah melakukan indikator
storage. Meskipun ada 2 informan yang
kinerja 1.2.3 ACRL Information Literacy
masih
Competency
Higher
penyimpanan cloud storage namun mereka
Education, yaitu menggunakan alat bantu
sudah menggunakan media penyimpanan
informasi
adalah
email. Pengetahuan mereka menggunakan
website(ACRL,2000). akan tetapi pada saat
media penyimpanan cloud storage pun
menggunakan perpustakaan untuk mencari
sudah baik hal ini terlihat dari penjelasan
informasi mereka selalu mengandalkan
tentang media cloud storage tersebut. Hal ini
pustakawan untuk mencari informasi yang
sudah sesuai dengan indikator kinerja 2.5.1
mereka butuhkan, belum ada kemandirian
ACRL information Literacy Competency
dalam mencari buku di OPAC yang tersedia
Standard
sebagai
alat
bantu
mereka.
Standard
yang
salah
for satunya
belum
memilih
Strategi Penelusuran
for
menggunakan
Higher
teknologi
media
Education sebagai
yaitu media
penyimpanan informasi contoh: software
Berdasarkan jawaban yang diberikan jelas bahwa mereka hanya menggunakan
copy
paste,
photocopy
atau
teknologi
lainnya.(ACRL, 2000)
keyword pada saat menggunakan Google. Istilah boolean bagi mereka terdengar
Mengevaluasi Informasi
sangat tidak familiar ini menandakan bahwa
Mereka menilai sumber informasi
mereka tidak pernah menggunakan operasi
yang berasal dari blog kontennya tidak
operasi Boolean, truncation dan proximity.
dapat dipertanggung jawabkan dan lebih
hal ini tidak sesuai dengan indikator kinerja
memilih
ACRL Information Literacy Competency
sebelumnya dan buku
Standard for Higher Education 2.2.4yaitu
sudah terkenal. Sedangkan sumber blog
menggunakan strategi penelusuran dengan
dapat digunakan sebagai sumber informasi
operasi Boolean ,truncation dan proximity.
untuk penelitian mereka. Berdasarkan hal
Penyimpanan Informasi
tersebut mayoritas informan sudah sesuai dengan
oleh
menggunakan
indikator
skripsi
peneliti
yang penulisnya
kinerja
3.2
ACRL
Berdasarkan jawaban yang diberikan
Information Literacy Competency Standard
kelima
for Higher Education, yaitu mengevaluasi
informan,
terlihat
bahwa
mayoritas dari mereka sudah menggunakan
Literasi Informasi…, Ben Varian Kashira, FIB UI, 2013
sumber informasi dengan beberapa kriteria.
Mengkomunikasikan Informasi
(ACRL, 2000)
Berdasarkan jawaban dari informan,
Hambatan dalam Pencarian Informasi Berdasarkan
hasil
wawancara
terlihat bahwa dalam proses pencarian informasi
untuk
memenuhi
kebutuhan
informasi, mereka sering kali menemukan hambatan. Sebagian besar terhambat dengan masalah koleksi di perpustakaan STIE IBS yang kurang lengkap, sehingga mereka
menunjukan
sudah
Information Literacy Competency Standard for
Higher
Education
poin
B
yaitu
menggunakan teknologi informasi untuk menciptakan produk informasi. (ACRL, 2000) Mendengarkan Masukan dari Pihak Lain Berdasarkan jawaban dari informan terlihat bahwa mereka melakukan diskusi
Mengolah Informasi Berdasarkan
mereka
menjalankan indikator kinerja 4.3 ACRL
harus mencari sumber informasi dari koleksi pepustakaan lain.
bahwa
dengan tujuan untuk saling memberikan jawaban
atas
pertanyaan yang diberikan, diketahui bahwa mahasiswa tingkat akhir STIE IBS sudah menjalankan indikator kinerja 3.4 ACRL Information Literacy Copetency Standard for Higher Education poin D yaitu menguji teori dengan teknik yang tepat,contonya
pendapat,
masukan
dan
pertanyaan.
Meskipun tujuan utama mereka adalah untuk mencari nilai semata namun mereka sudah menjalankan indikator kinerja 3.6 ACRL Information Literacy Competency Standard for Higher Education poin A tentang partisipasi diskusi dalam kelas.
simulator dan poin C yaitu menggambarkan
Kemampuan
kesimpulan berdasarkan informasi yang
Mahasiswa Tingkat Akhir STIE IBS
sudah didapat .sedangkan unruk Ira dan Tegar masih belum menjalankan indikator kinerja literasi ACRL Information Literacy Copetency Standard for Higher Education.
Literasi
Informasi
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi selama di lapangan terlihat bahwa tingkat kemelekan informasi mahasiswa tingkat akhir STIE IBS masih harus ditingkatkan. Dilihat dari hasil wawancara yang kemudian dikaitkan dengan standar literasi
informasi
Literasi Informasi…, Ben Varian Kashira, FIB UI, 2013
ACRL
Information
Literacy Competency Standards for Higher
diandalkan untuk mencari informasi yang
Education terlihat terdapat beberapa kriteria
mereka butuhkan seperti jurnal online yang
yang belum terpenuhi oleh mahasiswa STIE
dilanggan oleh Dikti, namun kebanyakan
IBS,
dari mereka tidak mengetahuinya.
salah
satunya
adalah
dalam
identifikasi sumber informasi. Kebanyakan
Penggunaan
mesin
pencarian
di
mahasiswa menggunakan skripsi sebagai
internet merupakan sebuah keharusan yang
bahan untuk penulisan mereka, hal ini tidak
harus dimiliki oleh setiap pengguna internet.
salah jika digunakan hanya sebatas sebagai
kemampuan mahasiswa STIE IBS dalam
patokan penulisan, namun jika digunakan
penggunaan mesin pencarian juga perlu
sebagai bahan penulisan secara hampir
dikembangkan lagi, pasalnya berdasarkan
keseluruhan
sebuah
wawancara dan pengamatan secara langsung
kesalahan. Untuk itu mahasiswa harus
dalam proses penggunaan mesin pencarian
diberikan
google,
tentu
merupakan
pengetahuan
tentang
sumber
keseluruhan
mahasiwa
hanya
informasi potensial apa saja yang tersedia
menggunakan keyword sebagai satu-satunya
sebagai bahan untuk penulisan skripsi
strategi pencarian mereka. Mereka tidak
mereka.
tahu dan tidak pernah menggunakan layanan
Selain itu dalam hal penggunaan alat
advance search yang di sediakan google,
bantu pencarian informasi, mahasiswa STIE
selain itu mereka juga tidak tahu tentang
IBS selalu mengandalkan pustakawan untuk
penggunaan operasi Boole, truncation dan
mencari informasi yang mereka butuhkan.
proximity
Mereka tidak tahu bagaimana cara mencari
operasi tersebut sebenarnya perlu dipahami
koleksi yang ada di Perpustakaan STIE IBS
dan digunakan untuk mendapatkan hasil
dan
hanya
pencarian yang lebih akurat, efektif dan
menunggu buku yang mereka inginkan di
efisien. Selain masalah penggunaan mesin
depan
pencarian di internet, para mahasiswa juga
kebanyakan meja
dari
sirkulasi
mereka tanpa
langsung
dalam
google.
mencari di lemari koleksi atau mengakses
tidak
OPAC terlebih dahulu. Dalam hal pencarian
melanggan jurnal online yang dilanggan
informasi kebanyakan dari mereka sangat
oleh Dikti, ketidaktahuan ini juga perlu
mengandalkan
ditangani
informasi
internet
utama.
sebagai
Sesungguhnya
sumber masih
banyak sumber informasi lain yang dapat
mengetahui
agar
bahwa
Penggunaan
mahasiswa
STIE
IBS
mengetahui
sumber informasi yang dapat dijadikan sebagai sumber informasi mereka.
Literasi Informasi…, Ben Varian Kashira, FIB UI, 2013
Hambatan dalam pencarian informasi
melakukan hal tersebut demi mendapatkan
juga dialami oleh para mahasiswa tingkat
nilai yang bagus. Berdasarkan hal tersebut
akhir STIE IBS. Keluhan yang dilontarkan
terlihat
oleh
kurangnya
melaksanakan salah satu indikator kinerja
ketersediaan koleksi Perpustakaan STIE
ACRL Information Literacy Competency
IBS. Berdasarkan hasil wawancara karena
Standars for Higher Education.
mereka
yaitu
tentang
tidak tersedianya koleksi yang dibutuhkan di
bahwa
yang
kebingungan
kesimpulan
sehingga
mencari
kebanyakan
informasi,
dari
mereka
IBS
sudah
Dari keseluruhan hasil wawancara
Perpustakaan STIE IBS membuat mereka dalam
STIE
telah
dilakukan bahwa
menyelengarakan
maka
STIE
ditarik
IBS
kegiatan
harus
pendidikan
mengandalkan halaman website sebagai
literasi informasi bagi mahasiswanya karena
sumber informasi mereka, selain internet
terdapat
mereka
mengunjungi
kemampuan yang harus dikembangkan lagi
perpustakaan lain untuk mencari informasi
agar mahasiswa STIE IBS literate terhadap
yang mereka butuhkan. Selain masalah
informasi. Selain itu perpustakaan sebagai
kurangnya
penyedia informasi mahasiswa juga harus
juga
sering
koleksi
yang
tersedia
di
beberapa
Perpustakaan STIE IBS masalah kurangnya
memenuhi
kemampuan
mahasiswanya,
dalam
memahami
tulisan
pengetahuan
kebutuhan berdasarkan
dan
informasi hasil
bahasa Inggris juga menjadi hambatan bagi
wawancara diketahui Perpustakaan STIE
mahasiswa STIE IBS.
IBS
Dalam ACRL Information Literacy
masih
belum
dapat
memenuhi
kebutuhan informasi mereka.
Competency Standars for Higher Education, diskusi dan presentasi merupakan salah satu indikator
kinerja
literasi
informasi
4. Kesimpulan
mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara,
Secara keseluruhan literasi informasi
mahasiwa STIE IBS selalu melakukan
mahasiswa tingkat akhir STIE IBS sudah
diskusi dan presentasi di kelas, hal tersebut
menjalankan beberapa
terdorong karena tuntutan dari dosen yang
starndar
menuntut
melakukan
Information Literacy Standard for Higher
presentasi dan diskusi dalam kelas. Hampir
Education. Tetapi masih ada beberapa
seluruh mahasiswa mengatakan terpaksa
indikator kinerja yang belum terpenuhi.
mahasiswa
untuk
literasi
Literasi Informasi…, Ben Varian Kashira, FIB UI, 2013
indikator kinerja informasi
ACRL
Untuk itu perlu diadakan pelatihan tentang
Saran
literasi informasi untuk seluruh mahasiswa
Mahasiswa
STIE IBS. Literasi informasi mahasiswa tingkat akhir STIE IBS jika dibandingkan
•
Mahasiswa
seharusnya
standar literasi informasi ACRL Information
menggunakan
Literacy Standard for Higher Education
selain sumber dari halaman web,
masih banyak yang belum tercapai. Hal ini
karena
wajar
program
informasi lain yang dapat digunakan
pelatihan literasi informasi di STIE IBS.
sebagai bahan dalam penyusunan
Banyak hal yang belum dipahami oleh
skripsi.
karena
mahasiswa
belum
STIE
adanya
IBS
dalam
proses
•
temuan
di
yang belum terpenuhi
•
adanya
program
literasi
informasi untuk mahasiswa STIE IBS. Untuk
itu
pendidikan
perlu literasi
diadakan informasi
program untuk
memperbaiki literasi informasi mahasiswa STIE IBS.
mandiri,
yang
mereka
,karena
pustakawan
butuhkan
tidak
dapat
Mahasiswa
harus
belajar operasi
dan
proximity
dalam proses pencarian informasi di
literate-nya
internet.
mahasiswa tingkat akhir STIE IBS adalah tidak
koleksi
boolean,truncation
pada tuntuan tugas dan perintah dosen.
karena
secara
menggunakan
presentasi dan diskusi juga berjalan didasari kurang
belajar
mahasiswa.
informasi halaman web sangat mendominasi
faktor
mulai
melayani semua kebutuhan informasi
Proses pencarian informasi melalui sumber
satu
harus
sumber
pada pustakawan untuk mencari
oleh mahasiswa tingkat akhir STIE IBS.
Salah
banyak
mahasiswa jangan selalu bergantung
ACRL Information Literacy Standard for
dikarenakan akses yang mudah. Kegiatan
Mahasiswa perpustakaan
lapangan
memperlihatkan masih terdapat indikator Higher Education
masih
informasi
bagaimana cara mencari koleksi di
pencarian informasi yang mereka butuhkan. Hasil
sumber
dapat
•
Mahasiswa mendapatkan
STIE
IBS
harus
pendidikan
atau
pelatihan tentang literasi informasi agar
mahasiswa
mendapatkan
STIE
kemampuan
informasi yang lebih baik.
Literasi Informasi…, Ben Varian Kashira, FIB UI, 2013
IBS literasi
STIE IBS •
STIE
STIE IBS karena perpustakaan dekat IBS
perlu
mengadakan
program pendidikan pemakai atau
•
dengan
5. Daftar Acuan
mencetak mahasiswa yang literate
Association
terhadap informasi.
Libraries. (2000).
STIE
IBS
informasi
mahasiswanya.
program literasi informasi untuk
Perpustakaan
kebutuhan
of
College
and
Research
sebagai
Information Literacy Competency
penyedia informasi harus berusaha
Standards for Higher Education.
memenuhi
informasi
Chicago: Association of College and
mahasiswa. Terutama koleksi buku
Research Libraries.16 April 2013.
karena mahasiswa STIE IBS banyak
http://www.ala.org/acrl/standards/inf
mengeluhkan
ormationliteracycompetency
kebutuhan
tentan
kurangnya
koleksi di perpustakaan STIE IBS •
Jika STIE IBS berniat mengadakan
Sugiyono.
program
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
literasi
informasi
disarankan menggunakan
model
(2009).
Metode
Penelitian
Bandung :Alfabeta
literasi Big 6 karena model ini sudah banyak
digunakan
di
berbagai
belahan dunia dan cukup mudah diaplikasikan dalam perkuliahan.
Sugiyono.
(2011).
STIE
IBS
penelitian
kuantitatif, kualitatif, dan kombinasi (mixed methods).Bandung: Alfabeta
Dalam membuat program literasi informasi
Metode
harus
bekerjasama dengan perpustakaan
Literasi Informasi…, Ben Varian Kashira, FIB UI, 2013