Kebijakan Perdagangan Produk Pertanian Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen : Kebijakan Perdagangan Produk Pertanian Julian Adam Ridjal, SP., MP. PS Agribisnis Universitas Jember Website : adamjulian.net Disampaikan pada Kuliah Kebijakan dan Peraturan Bidang Pertanian
Trade Policy Theory With the term trade policies we indicate the set of public
intervention intended at modify the volumes of import and/or exports. By modifying the volume of international trade, these policies effectively drive a wedge between domestic prices and world prices. We have described in the previous half of the course the basic theory of gains from trade, and have assumed that, when a country opens to trade, the world price becomes the price to which both producers and consumers respond.
Impor Tariff and Export Subsidies One way of doing so could be through an intelligent
combination of import tariffs and export subsidies, designed and implemented with mechanisms that would ensure the benefits to be targeted to the producers of agricultural products for which the country has a real comparative advantage.
Theory of Impor Tariff
Theory of Quota and Others non-tariff
Theory of Subsidies intensive
Tariff Theory Tariffs are taxes levied on imports, so that the effective
domestic price becomes higher than the world price. In general, the effect of a tariff is to provide economic protection for domestic production, because it makes imported products more expensive in the domestic markets Figure 1 that shown illustrates the effects of imposition of a tariff on imports. The effective, domestic price will be raised above the world price by the amount of the tariff. As a result: domestic production will increase, domestic consumption will decrease and the level of imports will reduce from Mo to M1.
The effects of a tariff and of an equivalent quota on imports
Figure 1
Specific tariffs, instead, can be used to alter the relative
profitability of some products and sectors against others. While such diversified tariffs could be beneficial in the short run to protect specific sectors, in the long run they have the potentially negative effect of reducing competitiveness of the protected sector. In fact, the least competitive sector is the one which will have the stronger interest to obtain a preferential tariff (Norton, 2004). Tariffs are thus a powerful mechanism 1. to protect sectors that produce import substitutes, and 2. are justified whenever world price level is objectively too low to warrant the right incentives to the agricultural production.
2. Quotas and other non-tariff trade restrictions Theory An alternative type of intervention on trade is to restrict the
volume of import or export through quotas. The effect of a quota on import is the same of an equivalent tariff, as is illustrated in Figure 1. The only apparent difference is that the government will not earn the tax revenue. Apart from explicit quotas, there are many other forms of restrictions on trade.
3. Export incentives Theory Rather than by reducing imports, one other set of trade
policies that can be used to raise incentives or agriculture concerns enhancing exports. A subsidy on exports has the effect of raising the effective price for producers and consumers, as illustrated in Figure 2 For this reason, if the government want to really target the farmers, the right to the subsidy should be given directly to the producers, for example through a system of transferable permits (Norton, 2004)
The effects of a subsidy on exports
Figure 2
Pemetaan Populasi Asia dan Dunia
Kebijakan Perdagangan Produk Pertanian Dalam melakukan perdagangan produk pertanian di pasar
internasional, maka perlu diperhatikan : DAYA SAING (Competitiveness) dengan meningkatkan kemampuan ekonomi. Termasuk di dalamnya adalah cost production dan technology production yang efisien dan tepat guna.
Globalisasi Pertanian Negara A
Negara B
Negara A
Negara B
Negara A tidak hanya berproduksi untuk produk-produk pertanian
tetapi juga menjadi pasar dari produk-produk pertanian dari negara B. Demikian sebaliknya
Competitiveness GLOBALISASI PERTANIAN
COMPETITIVENESS
menuntut adanya
Contoh : Beras yang
dihasilkan petani Indonesia akan bersaing dengan beras yang dihasilkan petani AS atau petani Vietnam yang ada di pasar (internasional maupun domestik)
Cost Production
Technology Production
Persaingan antar Petani dari negara A dengan negara B
2 (Dua) Kelompok kebijakan Harga Pangan di Indonesia : Harga pangan yang terbentuk akan dipengaruhi oleh dua kelompok kebijakan: Kelompok kebijakan nilai tukar, tingkat suku bunga dan
tingkat upah, Kelompok kebijakan harga yaitu kebijakan subsidi dan perdagangan yang menimbulkan perbedaan harga dunia dan harga dalam negeri (harga domestik).
• Kebijakan subsidi atau perdagangan menyebabkan terjadinya
transfer antara produsen, konsumen dan pemerintah, oleh karena itu suatu kebijakan yang ditujukan untuk menguntungkan satu kelompok (produsen, konsumen, pemerintah) akan mengakibatkan kerugian pada kelompok lain.
• Subsidi
merupakan pengeluaran kas dari pemerintah, sebaliknya pajak merupakan pemasukan ke kas pemerintah.
Subsidi membuat harga didalam negeri lebih rendah dan
terkadang digunakan untuk membedakan harga di tingkat produsen dan konsumen, sehingga produsen akan menikmati harga yang lebih tinggi dan konsumen akan menikmati harga yang lebih rendah. Kebijakan perdagangan merupakan pembatasan terhadap impor atau ekspor suatu barangyang dikenakan kepada harga maupun jumlah barang yang diperdagangkan untuk mengurangi jumlah yang diperdagangkan secara internasional dan tidak menimbulkan perbedaan harga antara harga internasional dan harga dalam negeri.
Untuk impor,kebijakan perdagangan dapat berupa pajak
impor atau kuota impor. Kebijakan ini bertujuan untuk membatasi jumlah yang diimpor dan menaikkan harga dalam negeri atas harga internasional. Subsidi membuat harga didalam negeri lebih rendah dan terkadang digunakan untuk membedakan harga di tingkat produsen dan konsumen, sehingga produsen akan menikmati harga yang lebih tinggi dan konsumen akan menikmati harga yang lebih rendah.
KOMODITAS PERTANIAN Substitusi Impor
1. Beras 2. Jagung 3. Kedelai
4. Gula 5. Daging Sapi 6. Susu
Promosi Ekspor 1. Karet 2. Kopi 3. Coklat 4. CPO 5. Lada
KEBIJAKAN PERDAGANGAN KOMODITAS PERTANIAN MASAMENDATANG Kebijakan perdagangan komoditas pertanian Indonesia dapat dibedakan
atas peran komoditas itu dalam perdagangan internasional, yaitu: (1) Melakukan proteksi terhadap komoditas substitusi impor, khususnya komoditas yang banyak diusahakan oleh petani (2) Melakukan promosi terhadap komoditas-komoditas promosi ekspor, khususnya komoditas perkebunan yang banyak diusahakan oleh petani. Untuk operasionalisasi kebijakan yang harus diemban pemerintah, perlu
diperhatikan tiga pilar yang merupakan elemen kebijakan yang terdapat dalam perjanjian perdagangan komoditas pertanian (AoA). Ketiga pilar itu adalah: (1) Akses pasar; (2) Subsidi domestik; (3) Subsidi ekspor