KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL TM V - VI: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember Mei 2017
5/12/2017
[email protected]
1
Instrumen Kebijakan Ekonomi Internasional a. Kebijakan Perdag. Internasional b. Kebijakan Pembayaran Internasional
c. Kebijakan Bantuan LN
5/12/2017
[email protected]
2
KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL a. Kebijakan Ekspor (X) b. Kebijakan Impor (M) c. Kebijakan Perdagangan Lainnya
5/12/2017
[email protected]
3
Ad a. Kebijakan Ekspor Diartikan sbg berbagai tindakan & peraturan yg dikeluarkan oleh G baik scr langsung maupun tdk langsung yg akan mempengaruhi struktur, komposisi, & arah transaksi kelancaran usaha utk peningkatan devisa X suatu negara Kebijakan Perdagangan Bidang Ekspor dibagi 2: a.1. Kebijakan Ekspor di DN a.2. Kebijakan Ekspor di LN
5/12/2017
[email protected]
4
Ad a.1: Kebijakan Ekspor di DN 1. Kebijakan perpjkan, spt: pembebasan, keringanan, pengembalian pjk atau pengenaan pjk X utk brg2 ttt
2. Fasilitas kredit perbankan yg murah utk mendorong peningkatan X ttt 3. Penetapan prosedur/tata laksana X yg relatif murah
4. Pemberian subsidi X, spt pemberian sertifikat X 5. Pembentukan asosiasi X-tir 6. Pembentukan kelembagaan spt: bounded warehouse, export processing zona, dll 7. Larangan/pembtsan X, ex: larangan ekspor CPO oleh Menperindag. 5/12/2017
[email protected]
5
Ad a.2: Kebijakan Ekspor di LN 1. Pembentukan International Trade Promotion Centre (ITPC) di berbagai neg. 2. Pemanfaatan General System of Preferency (GSP), yaitu keringanan bea msk yg diberikan negara2 industri utk brg manufaktur yg berasal dr NSB 3. Menjd anggota Commodity Association of Producer, ex: ............ 4. Menjd anggota Commodity Agreement between Producer and Cunsumer, ex:...........
5/12/2017
[email protected]
6
Ad b: Kebijakan Impor: Diartikan sbg berbagai tindakan & peraturan yg dikeluarkan oleh G baik scr langsung maupun tdk langsung yg akan mempengaruhi struktur, komposisi, & arah transaksi kelancaran usaha utk melindungi/mendrg pertumbuhan industri DN & penghematan devisa
Kebijakan Perdagangan Bidang Impor dibagi 2: b.1. Tariff Barrier b.2. Non Tariff Barrier, ex: kuota, subsidi
5/12/2017
[email protected]
7
Ad b.1. Tariff Barrier Kebijakan TB dlm bentuk bea msk adl sbb: 1. tarif rendah: 0% – 5% dikenakan utk bhn kebutuhan pokok 2. tarif sedang: >5% - 20% dikenakan utk brg setengah jd & brg lain yg blm ckp diproduksi di DN 3. tarif tinggi: < 20% dikenakan utk brg2 mewah & brg lain yg ckp diproduksi di DN 5/12/2017
[email protected]
8
Pembedaan Trf Mnrt Cara Pemungutannya: 1. 2. 3.
5/12/2017
Ad Valorem tariff→ %
Specific tariff → unit fisik
Specific ad valorem or compound tariff
[email protected]
9
Ad 1: Ad Valorem Tariff Bea msk = 10% Harga CIF = $100 Kurs = Rp 12.500,-/USD Brp besar pungutan bea msknya?
5/12/2017
[email protected]
10
Ad 1: Ad Valorem Tariff Keuntungan 1. dpt mengikuti perkembangan tingkat harga/inflasi 2. terdpt diferensiasi harga produk sesuai kualitasnya
Kerugian 1. memberikan beban yg ckp brt bagi administrasi G, khususnya bea cukai krn memerlukan data dan perincian harga yg lengkap 2. srg menimbulkan perselisihan dlm penetapan harga utk perhitungan bea msk antara importir & bea cukai, shg menimbulklan stagnasi arus brg di pelabuhan
5/12/2017
[email protected]
11
Ad 1: Specific Tariff Sistem trf sbl 1991: 1. Semen: Rp 3.000,- per ton 2. Sepatu: Rp 14.500,- per psg 3. Piring: Rp 5.000,- per lusin 4. Jeruk: Rp 500,- per kg
5/12/2017
[email protected]
12
Ad 1: Specific Tariff Keuntungan 1. mdh dilaksanakan krn tdk memerlukan perincian P brg & kualitasnya 2. dpt digunakan sbg alat kontrol proteksi industri DN
Kerugian 1. pengenaan trf dirasakan krg/tdk adil krn tdk membedakan harga/kualitas brg 2. hanya dpt digunakan sbg alat kontrol proteksi yg bersft statis
5/12/2017
[email protected]
13
Tujuan Tarif Bea Masuk Tarif proteksi: pengenaan trf bea msk yg tinggi utk mencegah/membtsi M brg ttt
Tarif Revenue: pengenaan trf bea msk yg bertuj utk me↑ penerimaan neg
5/12/2017
[email protected]
14
Fungsi Tarif Bea Masuk: Fungsi mengatur (regulerend): utk mengatur perlindungan kepentgn ek/industri DN Fungsi budgeter: sbg slh 1 sumbr penerimaan neg Fungsi demokrasi: penetapan bsrnya trf bea msk mlalui perstujuan DPR Fungsi pemerataan: utk pemerataan dist Y nas.
5/12/2017
[email protected]
15
Efek Tarif (Analisis Parsial) 1. Efek thd harga (price effect)
2. Efek thd konsumsi (consumption effect) 3. Efek thd produk (protective/import
substitution effect) 4. Efek thd Y pemerint (revenue effect) 5. Efek thd redistribusi Y (redistribution effect)
5/12/2017
[email protected]
16
Price SO
• EO = autarki
PO
P1 •
O 5/12/2017
b
a
P2 •
•
f
Q1
•
•
e•
•d
Q3 QO
Q4
[email protected]
S1 c E = free trade • 2 DO Q2 Quantity 17
5/12/2017
[email protected]
20
Tarif Nominal Adl bsrnya % trf suatu brg ttt yg tercantum dlm
Buku Tarif Bea Masuk Indonesia (BTBMI). BTBMI yg digunakan saat ini berdsrkan ketentuan harmonized system (HS) 9 digit
5/12/2017
[email protected]
21
Tarif Proteksi Efektif (Effective Rate of Protection/ERP)
Adalah
kenaikan Value Added Manufacturing
(VAM), yg terjadi krn perbedaan antara % trf nominal utk brg jadi (completely Built-up, CBU) dgn trf nominal utk bhn baku/komponen input impornya atau (Completely Knock Down, CKD)
5/12/2017
[email protected]
22
Tarif Proteksi Efektif (Effective Rate of Protection/ERP) Rumus ERP:
tj = Trf bea msk utk brg jadi (CBU)
ti = Trf bea msk utk bhn baku or komponen input M (CKD) aij = Bagian or %-tase komponen input M (CKD/CBU) ∆VAM = Value Added Manufacturing (nilai tambah fabrikasi) 5/12/2017
[email protected]
23
Contoh Perhitungan ERP: I.
Mula2 dilakukan M spd mtr Honda, baik dlm keadaan CBU maupun CKD tanpa pengenaan bea masuk: M mtr Honda CBU : $ 1.000 (100%) M mtr Honda CKD(aij) : $ 600 ( 60%) VAM I : $ 400 ( 40%)
II. Kmdn, utk menaikkan VAM, maka G mengenakan bea msk sbb: Utk mtr Honda CBU: 20% (tj) Utk mtr Honda CKD : 5 % (ti) Maka VAM II sbb: M mtr Honda CBU : USD 1000 (1+20%) = $ 1.200 (100%) M mtr Honda CKD : USD 600 (1+5%) = $ 630 (52,5%) Maka VAM II : = $ 570 (47,5%)
Contoh Perhitungan ERP: • Dari ke-2 perhitungan di atas dpt diketahui bsrnya tingkat kenaikan VAM sbb:
VAM II-VAM I 570-400 VAM 42,5% VAM II 400 Atau dengan rms:
tj aij.ti 20% 60%x5% ERP 42,5% 1 aij 100% 60%
Infant Industry Argument
Infant Industry Argument • Infant Industry Argument, supaya berhsl perlu didukung oleh proteksi edukatif dgn ciri sbb:
1. Transparan 2. Selektif
3. Limitatif 4. Kuantitatif 5. Declining
Ad b.2: Kebijakan Non Tariff Barrier Kebijakan non tariff barrier (NTB) dppt dilakukan dgn cara: a.Pembatasan spesifik (specific limitation) 1) Larangan M scr mutlak 2) Quota system 3) Peraturan or ketentuan teknis utk M produk ttt 4) Peraturan kesehatan/karantina 5) Peraturan pertahanan & keamanan negara 6) Peraturan kebudayaan 7) Perizinan M (import licenses) 8) Embargo 9) Hambatan pemasaran: VER (voluntary export restraint) or pembasan X scr sukarela oleh negara X-tir OMA (Orderly Marketing Agreement) or pembtsan pemsran produk ttt atas permintaan negara M-tir)
Ad b.2: Kebijakan Non Tariff Barrier b. Peraturan bea cukai (customs administraton rules) 1) Prosedur M 2) Penetapan P pabean (customs value) 3) Quality and testing standard 4) Pungutan administrasi (fee) 5) Packaging and/labelling regulation
5/12/2017
[email protected]
29
Kuota Kuota: pembtsan fisik scr kuantitatif yg dilakukan atas pemasukan brg (kuota M) & pengeluaran brg (kuota X) dr atau ke suatu negara utk melindungi kepentingan industri & konsumen. Mnrt GATT/WTO, sistim quota hanya diperbolehkan dgn maksud: Utk melindungi hsl pertanian Menjaga Balance of Payment Melindungi kepentingan nasional
Macam2Kuota Impor: 1. Absolut/unilateral quota: sepihak, tanpa negosiasi
2. Negotiated/bilateral quota 3. Tarif quota: kombinasi tarif & kuota 4. Mixing quota: bhn baku ttt utk melindungi bhn baku DN
Efek Quota:
Kelemahan Sistem Quota Bila Digunakan sbg Instrumen Proteksi 1. Sftnya tdk transparan
2. Jika kuota diberikan kpd perush swasta, mk yg menarik manfaat hanyalah perush itu 3. Dpt menimbulkan distorsi psr berupa monopoli yg merugikan masy konsumen
SUBSIDI
Adalah
kebijakan G utk memberikan perlindungan or
bantuan kpd industri DN dlm bentuk keringanan pjk, fasilitas kredit, subsidi harga, dll yg bertujuan utk: 1. Menambah produksi DN 2. Memperthnkan konsumsi DN 3. Menjual dgn P lbh murah drpd produk M
Kebaikan subsidi utk proteksi dibanding sistem lain: 1. subsisdi biasanya diberikan utk brg2 kebut pokok masy byk. 2. subsisdi biasanya bersft transparan & dpt dikontrol oleh masy
Term of Trade (TOT) Adalah
perbandingan kuantitatif (jml or nilai) antara X & M yg mencerminkan perkembangan posisi perdag. suatu negara utk perode waktu ttt
Konsep TOT terbagi atas:
1. Gross Barter TOT:
Qx G x100 Qm
Qx = index kuantitas X Qm = index kuantitas M 100 = indeks thn dsr
Bila G > 100 or terjadi ke↑ gross barter TOT, berarti perkembangan posisi perdag. LN negara tsb krg baik or krg menguntungkan krn diperlukan X yg lbh bsr utk mendptkan sejml M ttt
Term of Trade (TOT) 2. Net Barter atau Commodity TOT:
Bila N > 100 or terjadi ke↑ net barter TOT, berarti perkembangan posisi perdag. LN negara tsb yg positif (baik) krn dgn nilai X ttt diperoleh nilai M yg lbh bsr
38
Term of Trade (TOT) 3. Income TOT: Konsep Income TOT ini lbh penting bagi NSB krn mencerminkan kemampuan NSB utk meng-M brg2 modal pembangunan dr hsl X-nya
Rumus:
5/12/2017
[email protected]
39
Ad c. Kebijakan Perdagangan Lainnya c.1. Dumping c.2. International Cartel
41
Ad c.1: Dumping Dumping: kebijk deskiminasi P scr internasional (International Price Descrimination), yaitu menjual komoditi di LN dgn P yg lbh mrh dibanding di DN Jenis-jenis Dumping: 1. Persisten dumping: cenderung menjadi monopoli yg berkelanjutan, dari suatu perush di psr domestik utk memperoleh π maks dgn menetapkan P yg lbh tinggi di DN dibading di LN. 2. Predatory dumping: tindakan suatu perush utk menjual brgnya di LN dgn P yg lbh mrh utk smtr (temporary), shg dpt menggusur or mengalahkan perush lain dari persaingan bisnis. Stl dpt memonopoli psr, barulah P dinaikkan utk mendptkan π maks. 3. Sporadic dumping: suatu tindakan perush dlm menjual produknya di LN dgn P jual yg lbh mrh scr sporadis dibanding P di DN krn adanya surplus produksi DN
Ad c.1: Dumping Price
Pw P1
S
•
•
•
•
• Di bwh biaya produksi baja USA
P2
D O
R
M
N
S
Quantity
Ad c.2: International Cartel
Adalah
suatu bentuk organisasi dr bbrp neg/perush pemasok produk ttt yg sepakat membtasi produksi & X mrk dgn tujuan memonopoli shg dpt memaks keuntungan. Ex: OPEC
5/12/2017
[email protected]
44
Ad c.2: International Cartel
Oil price ($ per barrel)
95
A
•
π = 30 jt barel x ($50-$5) = $1.350 jt/hari Dilain pihak, dunia scr keslrhan akan mengalami kerugian (world net loss) = BCD = $450 jt/hari
•B
50
MC = supply in Competitive 20,5 20 5
Max Profit
•D 30
•C 50
Oil Exports (Million of Barrels per day)
Ex: OPEC (Organization of Petroleum Exporting Countries), IATA (International Air Transport Association), IBA (International Bouxite Association)