KEBIJAKAN DINAS PARIWISATA DALAM PENGELOLAAN WISATA BAHARI PANTAI BATU KASAH DI DESA CEMAGA TENGAH KECAMATAN BUNGURAN SELATAN KABUPATEN NATUNA
NASKAH PUBLIKASI
Oleh:
ARDIANTI NIM : 120563201102
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
1
KEBIJAKAN DINAS PARIWISATA DALAM PENGELOLAAN WISATA BAHARI PANTAI BATU KASAH DI DESA CEMAGA TENGAH KECAMATAN BUNGURAN SELATAN KABUPATEN NATUNA Oleh : ARDIANTI ABSTRAK Pantai Batu Kasah adalah salah satu wisata bahari yang yang ada di Natuna. Pantai ini terletak di Desa Cemaga Tengah Kecamatan Bunguran Selatan. Wisata bahari pantai batu kasah ini memiliki potensi untuk dikembangkan namun belum nampak pengelolaanya sebagai daya tarik tersendiri untuk pengunjung atau wisatawan seperti belum terlihat adanya bangunan-bangunan infrastuktur dan penyediaan sarana-prasarana penunjang lainya, yaitu diantaranya belum tersedia transfortasi khusus, fasilitas-fasilitas lainnya seperti gerbang masuk, pondok-pondok tempat pengunjung beistirahat, restoran atau rumah makan, area parkiran khusus, tempat ibadah (Masjid), free wifi dan lain sebagainya, apalagi pantai batu kasah yang memiliki pantai yang panjang dan memiliki berbagai macam bentuk terumbu karang ditambah lagi banyak bebatuan besar yang beraneka ragam diujung pantainya yang memberikan pesona tersendiri dari pantai ini, sangat disayangkan apabila wisata seperti ini tidak dikelola dengan baik oleh pemerintah Kabupaten Natuna khususnya Dinas Pariwisata. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat interprensif (menggunakan penafsiran) yang melibatkan banyak metode, dalam menelaah masalah penelitiannya. Penggunaan berbagai metode ini sering disebut traingulasi dimaksudkan agar peneliti memperoleh pemahaman yang komprehensif (holistic) mengenai uji keabsahan data yang diteliti. Untuk memperoleh data yang akurat penulis menggunakan teknik-teknik pengambilan data melalui Observasi, wawancara dan dokumentasi. Teori yang digunakan ialah teori implementasi kebijakan menurut Van Meter dan Van Horn. Hasil dari penelitian ini menujukan bahwa berdasarkan Rencana Strategis (Renstra), kebijakan dinas pariwisata untuk menjadikan objek wisata unggulan yang ada di Natuna salah satu nama objek wisata yang masuk dalam kebijakan tersebut adalah objek wisata Pantai Batu Kasah yang ada di Desa Cemaga Utara Kecamatan Bunguran Selatan. Bentuk kebijakan tersebut, Dinas Pariwisata telah membuat dalam Detile Engenering Desgen (DED) dan kemudian kebijakan Dinas Pariwisata selanjutnya dengan membuat Kelompok Sadar Wisata sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna Nomor : 43.a Tahun 2012 dalam hal Penetapan Kelompok Sadar Wisata Pantai Batu Kasah. Yang salah satu tujuannya adalah meningkatkan kapasitas, peran, dan inisiatif masyarakat sebagai subjek atau pelaku penting dalam perkembangan kepariwisataan dalam suatu wilayah atau tempat. Kata Kunci : Kebijakan, Pengelolaan, Pariwisata.
2
ABSTRACT Kasah stone beach is one of the marine tourism in Natuna. This beach is located in the Central District of Cemaga Bunguran Village South. Marine tourism stone beach Kasah this has the potential to be developed but not yet seem to manage these as a special attraction for visitors or tourists as yet seen the buildings infrastructure and the provision of infrastructure supporting the other, some of them are not yet available transfortasi special, other facilities such as entry gates, lodges where visitors beistirahat, restaurant or restaurant, parking area lodging, places of worship (mosque), free wifi, etc., let alone the rock beach Kasah which has a long coast and have various shapes of coral reefs plus many big rocks are diverse swept beaches provide charm of this beach, it is very unfortunate if such travel is not managed well by the government, especially the Department of Tourism Natuna regency. This study used qualitative research methods. Qualitative research is research that is interprensif (using interpretation) involving many methods, in examining the research. The use of these methods is often called traingulasi-meant that researchers gain a comprehensive understanding (holistic) about the phenomenon that he has examined. To obtain accurate data the author uses the techniques of data collection through observation, interviews and documentation. The theory used is the theory of the policy implemented by Van Meter dan Van Horn. The results of this study indicate that based on the Strategic Plan (Plan), the department of tourism policy to make the attractions featured in one of the names Natuna attractions are included in the policy are the attractions Kasah stone beach in the village of North Cemaga District of South Bunguran. Shape the policy, the Department of Tourism has made in Detile engenering Desgen (DED) and the policy of the Department of Tourism further by creating a Tourism Awareness Group in accordance with the Decree of the Head of Tourism Natuna District Number: 43.a of 2012 in terms of the Stipulation of beach stones Travel Awareness Group Kasah. One of whose objectives is to increase the capacity, roles, and community initiatives as a subject or a key player in the development of tourism in a region or place. Keywords : Policy, Management, Tourism
3
seperti yang kita ketahui merupakan salah
1. PENDAHULUAN Pengelolaan
adalah
satu negara berkembang yang memiliki
sebagai oleh
berbagai macam potensi pariwisata, baik
individu atau kelompok dalam upaya-
wisata alam maupun wisata budaya karena
upaya koordinasi untuk mencapai suatu
Indonesia
tujuan. Pengelolaan umumnya dikaitkan
suku, adat-istiadat, dan kebudayaan serta
dengan
perencanaan,
karena letak geografis negara Indonesia
pengendalian,
sebagai negara tropis yang menghasilkan
suatu
proses
yang
diterapkan
aktivitas
pengorganisasian,
memiliki
bermacam-macam
keindahan alam dan satwa.
penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi, dan pengambilan keputusan
Indonesia memiliki wilayah
yang dilakukan oleh setiap organisasi
yang sangat luas dengan didukung sumber
dengan tujuan untuk mengkoordinasikan
daya alam yang beraneka ragam yang
berbagai sumber daya yang dimiliki oleh
berpotensi untuk diolah dan dimanfaatkan.
organisasi sehingga akan dihasilkan suatu
Selain itu negara Indonesia juga kaya
produk atau jasa secara efisien (Sobri,
akan seni budaya daerah, adat istiadat,
2009 : 1-2). Pengelolaan pariwisata pada
peninggalan sejarah terdahulu dan yang
suatu daerah tujuan wisata selalu akan
tidak kalah menarik adalah keindahan
diperhitungkan dengan keuntungan dan
panorama alamnya yang cukup potensial
manfaat
untuk dikembangkan dengan baik. Oleh
bagi
masyarakat
yang
ada
disekitarnya. Pengelolaan pariwisata harus
sebab
sesuai dengan perencanaan yang matang
dilakukan diseluruh wilayah Indonesia,
sehingga
bagi
maka dibentuklah Departemen Pariwisata
masyarakat, baik juga dari segi ekonomi,
ditingkat nasional dan Dinas Pariwisata
sosial dan juga budaya. Negara Indonesia
Daerah ditingkat daerah.
bermanfaat
baik
4
itu
pengelolaan
pariwisata
Menurut
dalam
Kabupaten Natuna merupakan
Primadany (2013:136) Dinas Pariwisata
salah satu pulau terluar Indonesia yang
adalah
yang
berada di Provinsi Kepulauan Riau.
dibentuk oleh pemerintah sebagai suatu
Kabupaten Natuna memiliki tanah yang
badan yang diberi tanggungjawab dalam
berbukit dan gunung. Dengan kondisi
pengelolaan
fisik seperti itu, tidak hayal pesona wisata
badan
Yoeti
kepariwisataan
dan
kepariwisataan
pada
pembinaan umumnya
baik
di
Natuna
menjadi
andalannya.
tingkat nasional maupun ditingkat daerah.
Keberadaan objek wisata pantai-pantai di
Sedangkan
pariwisata
suatu
Natuna yang berpasir putih dan dihiasi
perjalanan
yang
untuk
batu-batu besar,
adalah
dilakukan
juga berwarna putih
sementara waktu, yang diselenggarakan
menjadi salah satu daya tarik tersendiri
dari suatu tempat ke tempat yang lain
untuk
dengan maksud bukan untuk berusaha
pengelolaan pariwisata di Pulau Natuna
(business) atau mencari nafkah ditempat
belum terlihat maksimal, tempat wisata di
yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk
Natuna
menikmati
memanjakan
perjalanan
tersebut
guna
para
saat
wisatawan.
ini
Meskipun
sudah
mata :
mampu
pengunjung
bertamasya dan rekreasi untuk memenuhi
(www.tipsjalan.com
diakses
keinginan yang beraneka ragam. Banyak
tanggal 26 januari 2016). Wisata Natuna
pariwisata yang harus dikelola oleh
memiliki potensi dari keindahan alam
pemerintah terutama Dinas Pariwisata
tersendiri khususnya wisata bahari yang
seperti pariwisata yang ada di Kabupaten
tidak kalah indahnya dengan tempat-
Natuna.
tempat parawisata di daerah lain yang telah diketahui khalayak umum.
5
pada
Pantai Batu Kasah adalah salah
pasang,
bentangnya
mencapai
10-15
satu wisata bahari yang perlu dijadikan
meter. Sementara sisi darat, berdiri ribuan
listing bila berkunjung ke Natuna. Pantai
pohon kelapa tinggi menjulang, jadi pagar
ini terletak di Kecamatan Bunguran
hidup yang memperindah wajah pantai ini
Selatan.
(www.pariwisata.natunakab.go.id. diakses
Bentangnya mencapai radius
tidak kurang dari 5 km. Hampir seluruh
pada tanggal 26 januari 2016).
permukaan pantainya diselimuti dengan
Akan tetapi pantai ini belum
pasir putih, air yang jernih meghiasi biru
mendapatkan
air laut dikombinasi dengan terumbu
pemerintah Kabupaten Natuna terutama
karang bermacam-macam bentuk yang
Dinas Pariwisata pasalnya belum terlihat
membuat wisatawan betah untuk berlama-
adanya bangunan-bangunan infrastuktur
lama menikmati indanya pantai ini. wisata
dan
ini termasuk salah satu tempat yang ramai
penunjang lainya, yaitu diantaranya belum
digemari para wisatawan terutama pada
tersedia transfortasi
hari-hari
fasilitas lainnya seperti gerbang masuk,
libur
sabtu
dan
minggu,
perhatian
penyediaan
khusus
dari
sarana-prasarana
khusus,
wisatawan yang biasa berkunjung saat
pondok-pondok
hari libur berkisar antara 20-50 orang
beistirahat, restoran atau rumah makan,
pengunjung selain itu beberapa hal yang
area parkiran khusus, tempat ibadah
bisa dilakukan oleh wisatawan pada
(Masjid), free wifi dan lain sebagainya.
wisata bahari seperti ini adalah menyelam
Seperti halnya wisata Bintan Cabana
(diving), snorkeling, berselancar (surfing),
Resort yang ada di bintan beralamat di Jl.
berlayar (sailing), bersampan (boating),
Malang Prapat Km 46 Kecamatan Gunung
memancing, dan sebagainya. Dari bibir
Kijang yang menyediakan fasilitas seperti
pantai hingga tepian batas air laut ketika
pelayanan kamar, restoran, area parkir,
6
tempat
fasilitas-
pengunjung
pondok bersantai, free wifi, kenyamanan
tersendiri
untuk
pengunjung
atau
lingkungan, dan area bermain, seperti
wisatawan seperti halnya Bintan Cabana
banana bout, kano, menyelam, Olahraga
Resort yang ada di bintan yang memiliki
air, dan lain sebagainya.
pantai yang tidak terlalu panjang dan
Dinas pariwisata dalam hal ini
memiliki terumbu karang yang tidak
hanya mempromosikan wisata bahari
begitu banyak, akan tetapi tempat ini telah
pantai batu kasah bentuk apa adanya
dikelola dengan baik dan telah dijadikan
masih dalam bentuk almai artinya dinas
tempat wisata nan indah dan menarik.
mempromosikan
Sementara
mengandalkan
pantai
yang
panjang
dan
memiliki
belum adanya daya tarik lain seperti
memiliki berbagai macam bentuk terumbu
pasilitas pendukung lainya alat renang
karang ditambah lagi banyak bebatuan
seperti yang di jelaskan diatas, hanya
besar yang beraneka ragam diujung
sebatas itu saja, sebhingga jika dengan
pantainya
yang
memberikan
pesona
adanya pegembangan pebagunan dan
tersendiri
dari
pantai
sangat
sarana
disayangkan apabila wisata seperti ini
dinas
pariwisata
bisa
dikelola
yang
kasah
keindahan pantai dan jejernihan airnya
lainya
pantai
batu
ini,
mempromosikan wisata ini lebih baik dan
tidak
di kenal wisatawan baik dari dalam negeri
pemerintah Kabupaten Natuna khususnya
maupun luar negeri dengan pasilitas yang
Dinas Pariwisata.
lebih menarik.
Berdasarkan
Wisata kasah
ini
dengan
bahari
memiliki
pantai
potensi
batu untuk
untuk
meneliti
kebijakan
pengelolaanya
mengelolaan
daya
uraian
oleh
latar
belakang tersebut maka penulis tertarik
dikembangkan namun belum nampak sebagai
baik
tarik
7
lebih
Dinas wisata
lanjut
tentang
Pariwisata
dalam
terutama
wisata
bahari yang ada di Natuna dengan judul
berusaha memahami, atau menafsirkan,
“Kebijakan Dinas Pariwisata dalam
fenomena
Pengelolaan Wisata Bahari Pantai Batu
yang
Kasah
Tengah
tersebut (Dedy Mulyana dan Solatun.
Selatan
2008 : 5)
di
Desa
Kecamatan
Cemaga
Bunguran
berdasarkan
orang
berikan
makna-makna kepada
hal-hal
Kabupaten Natuna”. b. Jenis Data 1) Data primer
2. Metode Penelitian
Data primer merupakan data
a. Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang
utama yang di buat peneliti untuk maksud
akan dipilih penulis dalam penelitian ini
khusus menyelsaikan permasalahan yang
adalah
sedang
jenis
penelitian
kualitatif.
di
teliti,
menurut
Sugiyono
Penelitian kualitatif adalah penelitian
(2012:225) sumber primer adalah sumber
yang bersifat interprensif (menggunakan
data yang langsung memberikan data
penafsiran)
banyak
kepada pengumpul data. Data primer
masalah
dapat berupa hasil wawancara peneliti
berbagai
kepada informan penelitian.
metode,
yang dalam
penelitianya.
melibatkan menelaah
Penggunaan
metode ini sering disebut traingulasi 2) Data sekunder dimaksudkan agar peneliti memperoleh Data sekunder adalah sumber pemahaman yang komprehensif (holistic) yang tidak langsung memberikan data mengenai fenomena yang ia teliti. Sesuai kepada pengumpul data, misalnya lewat dengan prinsip epistemologisnya, peneliti orang
lain
atau
lewat
dokumen.
data
sekunder
kualitatif lazim menelaah hal-hal yang Pengumpulan
dalam
berada dalam lingkungan alamiahnya, penelitian ini dengan cara kepustakaan 8
dan pencatatan dokumen, yaitu dengan megumpulkan informan
data
dari
dan
buku-buku
Winarno
(2014:20-21)
mengambil
mengemukakan pengertian kebijakan dari
referensi,
beberapa ahli diantaranya, menurut Robert
dokumen, foto, majalah, jurnal, artikel dan
Eyestone
mengatakan
internet yang dianggap relevan dengan
luas”
masalah yang di teliti. (Sugiyono, 2012 :
didefinisikan” sebagai hubungan suatu
225).
unit pemerintah dengan lingkungannya”.
kebijakan
bahwa
“secara
publik
dapat
Kemudian Carl Friedrich memandang
3. LANDASAN TEORITIS kebijakan sebagai suatu arah tindakan A. Pengertian Kebijakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, Kebijakan
berasal
dari
kata atau pemerintah dalam suatu lingkungan
“policy”, dalam arti luas Dye (1975 : 1) tertentu yang memberikan hambatandalam
Yudiatmaja
(2013
:
30) hambatan dan peluang-peluang terhadap
mengemukakan bahwa kebijakan publik kebijakan
yang
diusulkan
untuk
mengatasi
dalam
adalah segala sesuatu yang diputuskan menggunakan
dan
untuk dilakukan dan tidak dilakukan rangka
mencapai
suatu
tujuan
atau
pemerintah (whatever government choose merealisasikan suatu sasaran atau suatu to do or not to do). Pendapat Dye tersebut maksud tertentu. mengidikasikan bahwa kebijakan publik itu
dibuat
menyangkut
oleh segala
pemerintah
dan
sesuatu
yang
C. Pengertian Pengelolaan Pengelolaan
(manajemen),
diputuskan untuk dikerjakan dan tidak
menurut Lieper dalam pitana dan Diarta
dikerjakan
(2009 : 80), merujuk kepada seperangkat
oleh
pemerintah,
yang
peranan yang dilakukan oleh seseorang
menyangkut tugas dan fungsi pemerintah.
9
atau sekelompok orang, atau bisa juga merujuk
kepada
fungsi-fungsi
yang
melekat pada peran tersebut. Fungsifungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut:
rdinating).
.
Berangkat dari teori kebijakan dan Pengelolaan yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn dalam Arfandi (2015:25) terdapat 5 (lima) variable yang mempengaruhi
implementasi
sebuah
kebijakan yang diantaranya: 1) Standar dan sasaran kebijakan. Parawisata yang merupakan sebuah industri multi sektoral yang dimana akan melibatkan banyak stakeholder dalam proses pengembangannya, maka dengan demikian pengembangan parawisata dalam hal ini parawisata bahari membutuhkan dukungan atas sebuah kebijakan yang memiliki kejelasan dari apa yang menjadi standar kebijakan serta sasaran yang seperti apa yang ingin dicapai dari kebijakan tersebut. Cakupan dari sumber daya didalam teori ini meliputi sumber daya
alam dan sumber daya manusia. Sumber daya alam disini dimaksudkan pada objekobjek yang memiliki daya tarik dan keindahan yang dikemas menjadi sebuah produk wisata. Sedangakn sumber daya manusia disini dimaksudkan pada subjeksubjek atau orang/sekelompok orang sebagai pelaku pelaksana kebijakan. Berangkat dari penjelasan diatas, maka dengan demikian yang dimaksudkan sebagai sumber daya alam kebijakan ialah segala sesuatu yang dijadikan sebagai objek pengelolaan didalam sebuah kebijakan, dalam hal ini objek atau daya tarik parawisata bahari. Sedangkan sumber daya manusia disini dimaksudkan sebagai orang atau sekelompok orang selaku agen pelaksana yang turut serta dalam proses pelaksanaan kebijakan, dalam hal ini pelaksanaan pengeloaan wisata bahari di pantai batu kasah Kabupaten Natuna. 3) Hubungan Antar Organisasi. Implementasi dari kebijakan pengembangan parawisata melibatkan berbagai pihak sebab parawisata merupakan industri multisektoral. Dari pemahaman disini agar terwujudnya pengelolaan parawisata yang terarah dan dibutuhkan koordinasi antar berbagai pihak atau instansi dalam mewujudkan apa yang menjadi tujuan serta sasaran dari kebijakan tersebut. 4) Karakteristik Agen Pelaksana Karakteristik agen pelaksana dalam teori ini mencakup: struktur birokrasi, pola-pola dan norma-norma yang berlaku di lingkup instansi birokrasi, dalam hal ini instansi dinas parawisata. Dengan demikian karakteristik dari instansi dinas parawisata meliputi struktur organisasi dinas parawisata, pembagian kewenangan, hubungan antar unit dalam dinas parawisata, serta hubungan dinas parawisata dengan instansi lain. 5) Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik.
10
Selanjutnya, keberhasilan dari implementasi kebijakan pengelolaan parawisata di Natuna juga akan dipengaruhi oleh kondisi sosial mencakup (dukungan dan pandangan masyarakat Natuna), kondisi ekonomi (kemampuan dan keterbatasan ekonomi), serta kondisi politik mencakup (dukungan dan pandangan para elit politik). Kondisi sosial berkaitan dengan pandangan, dukungan maupun dengan keikutsertaan masyarakat Natuna dalam proses pengelolaan parawisata bahari di Natuna, sedangkan kondisi ekonomi berkaitan dengan sumber dana serta dukungan dana yang dialokasikan pengembangan parawisata bahari di Natuna, selanjutnya bagian kondisi politik, berkaitan dengan dukungan dari para elit politik dalam proses pengelolaan wisata bahari pantai batu kasah di Kabupaten Natuna.
dalam masyarakat
D. Pengertian Pariwisata
danau, pantai, atau laut. Wisata bahari
Pariwisata Kaelany
yang berhubungan
dengan wisatawan. Sedangkan pariwisata menurut Robbert dalam Purnamawati (2001:51) adalah aktifitas yang di lakukan oleh
orang-orang
yang
melakukan
perjalanan, tetapi bukan untuk mencari nafkah maupun menetap (Juramadi Esram 2012:19).
E. Pengertian Wisata Bahari Wisata
Bahari
merupakan
wisata yang banyak dikaitkan dengan
menurut
adalah suatu kunjungan ke objek wisata,
Samsuridjal
dan
(1997:11)
khususnya untuk menyaksikan keindahan
merupakan
manifestasi gejala naluri
lautan, menyelam dengan perlengkapan
manusia sejak purbakala,
yaitu hasrat
selam lengkap (Pendit, 1994: 19).
untuk megadakan perjalanan. Lebih dari
Wisata bahari adalah wisata
itu pariwisata dengan ragam motivasinya
dan lingkungan yang berdasarkan daya
akan
permintaan-
tarik wisata kawasan yang didominasi
permintaan dalam bentuk jasa-jasa dan
perairan dan kelautan. Wisata bahari
persediaan-persediaan
adalah
menimbulkan
lain.
Menurut
kegiatan
untuk
menikmat
Soekardijo dalam Purnamawati (2001:50)
keindahan dan keunikan daya tarik wisata
pariwisata adalah segala dalam kegiatan
alam di wilayah pesisir dan laut dekat
11
pantai serta kegiatan rekreasi lain yang
pariwisata unggulan. Dinas Pariwisata
menunjang. Wisata bahari adalah kegiatan
selaku
wisata yang memanfaatkan potensi alam
pariwisata
bahari sebagai daya tarik wisata maupun
upaya
wadah
organisasi atau instansi pemerintahan
kegiatan
wisata
baik
yang
pelaksana telah
teknis
pengelolaan
melakukan
koordinasi
berbagai
dengan
pengelolaan
berbagai
dilakukan diatas permukaan di wilayah
dalam
pariwisata
bahari
laut yang tidak dapat dipisahkan dari
Pantai Batu Kasah di Kabupaten Natuna.
keberadaan ekosistemnya yang kaya akan Hasil wawancara pada Bapak keanekaragaman jenis biota laut (R.G Toni
Yulifandri,
S.Pi
selaku
Kabid
Soekadijo, 1996:2). Destinasi Pariwisata di Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna pada Senin 16 Mei
4. HASIL PENELITIAN 2016 : A. Implementasi Kebijakan “Berbagai bentuk koordinasi telah dilakukan dari berbagai dinas terkait seperti berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Dinas Pekerjaan Umum yang kemudian diserahkan kepada kontraktor untuk melakukan pekerjaan pembangunan jalan tersebut”.
1. Kemitraan Pemerintah
melalui
Dinas
Pariwisata dalam menangani masalah pariwisata yang ada di Natuna merupakan hal yang paling mendasar dimana dalam
Berdasarkan penjelasan diatas pengelolaan
objek-objek
wisata berbagai
bentuk
koordinasi
telah
khususnya objek wisata Pantai Batu dilakukan dengan Badan Perencanaan Kasah yang ada di Desa Cemaga Tengah Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dalam yang harus dikelola dan dikembangkan bentuk
perencanaan
dan
pemetaan
dengan serius mengingat daerah Natuna kawasan-kawasan pariwisata yang salah merupakan salah satu wilayah target 12
satunya Pantai Batu Kasah, kemudian
kondisi jalan menuju Pantai Batu Kasah
melalui
sangat memperihatinkan sehingga Dinas
koordinasi
dengan
dinas
Pekerjaan Umum (PU) dalam bentuk
Pekerjaan
Umum
telah
menerina
rencana pembangunan jalan dan jembatan
permohonan tersebut pembangunan jalan
menuju objek wisata Pantai Batu Kasah
dan pengaspalan akan direalisasikan pada
dari jalan kabupaten sesuai dengan surat
tahun ini, rencananya pekerjaan akan
permohonan yang di ajukan oleh Kepala
dimulai pada pertengahan tahun ini dan
Dinas Pariwisata Tanggal 8 Juli 2013 No :
akan selesai pada akhir tahun ini.
556/DISPAR/BDP/125, jalan yang akan 2. Anggaran di bangun ± 2,5 Km. yang kemudian jalan Dalam
melaksanakan
tugas
tersebut akan di lelang dan diberikan dan
fungsinya,
Dinas
Pariwisata
tanggung jawab kepada kontraktor yang membutuhkan dukungan anggaran. Selain memenuhi
syarat
untuk
mengerjakan kinerja pelayanan yang telah dijelaskan
pembangunan jalan tersebut agar dapat di dibagian awal, kinerja Dinas Pariwisata kerjakan dengan sebaik mungkin sebagai juga terlihat dari realisasi pendanaannya. bentuk kemitraan antara Dinas Pariwisata Anggaran
dalam
pengelolaan
dan
dengan Kontraktor. pembangunan objek wisata Pantai Batu Implementasi kebijakan dari
Kasah tidaklah sedikit, Dinas Pariwisata
hubungan antar organisasi yang telah
harus bekerjasama dengan pemerintah
dilakukan oleh Dinas Periwisata dengan
daerah dan juga instansi lain serta inpestor
Dinas Pekerjaan Umum sesuai dengan
agar pengelolaan objek wisata pantai batu
surat permohonan yang di ajukan oleh
kasah berjalan dengan baik.
Kepala
Dinas
Pariwisata
mengingat
13
Hasil wawancara pada Bapak Toni
Yulifandri,
S.Pi
selaku
Pariwisata melalui APBD kabupaten dan
Kabid
APBD Provinsi. Dinas Pariwisata akan
Destinasi Pariwisata di Dinas Pariwisata
mengajukan
Kabupaten Natuna pada Senin 16 Mei
pembangunan dan pengelolaan Pantai
2016 :
Batu Kasah, dan menggunakan dana alokasi
“Permasalahan anggaran objek wisata Pantai Batu Kasah kami berusaha akan mengajukan dana dari dana APBD Kabupaten, bisa juga APBD Provinsi, Kementerian melalui dana alokasi khusus, serta kami juga akan menawarkan kepada inpestor asing sehingga untuk membangun dan mengelola pantai batu kasah sesuai dengan DED dan rencana kami selaku badan pelaksana teknis lapangan”.
alokasi
khusus
anggaran
dari
untuk
Kementerian
Pariwisata. Serta Dinas Pariwisata juga akan menawarkan kepada inpestor asing untuk
menanamkan
saham
melalui
kerjasama. Untuk anggaran yang berasal dari kementerian Pariwisata memang memiliki
anggaran
tersendiri
sesuai
Selanjutnya hasil wawancara dengan surat keputusan Diriektur Jendral pada Bapak Drs. Syamsul Hilal selaku Pengembangan Kepala
Dinas
Pariwisata
Detinasi
Pariwisata
Kabupaten Nomor
:
14/KEP/DPDP/XI/2013,
Natuna pada Kamis 19 Mei 2016 : Memutuskan Keputusan Direktur Jendral “Untuk mendapatkan anggaran APBD provinsi dan Kabupaten serta Kementerian lahan yang akan dibangun harus bersertifikat milik atas nama Pemerintah Daerah ”.
Pengembangan
Destinasi
Pariwisata
Tentang Penetapan Desa dan Besaran Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)
Wawancara
di
atas Desa Wisata Penerima PNPM Mandiri
menjelaskan anggaran yang akan didapat Bidang Pariwisata Tahun Anggaran 2014. oleh Dinas Pariwisata untuk pengelolaan Dalam
dan pembangunan Pantai Batu Kasah ini anggaran
melalui dana alokasi khusus untuk Dinas
14
baik
pengimlementasian dari
APBD
provinsi
maupun kabupaten belum bisa diserahkan
tetapi kami telah memberikan sarana di pantai batu kasah berupa atribut seperti jong atau bout serta telah kami bentuk Kelompok Sadar Wisata”.
ke Dinas Pariwisata untuk pembangunan dan pengelolaan wisata Pantai Batu Kasah
Wawancara
di
atas
seperti yang dilampirkan dalam DED. menjelaskan bahwa
Dinas Pariwisata
Lahan untuk pembangunan objek wisata memang belum membangun bangunan tersebut yakni Pantai Batu Kasah harus seperti reasort dan perlengkapan lainnya dimiliki oleh pemerintah dengan kata lain akan tetapi rencana untuk membangun sertifikat lahan sah atas nama Pemerintah semacam tempat wisata yang eksotis atau Daerah Kabupaten Natuna yang sekarang memberikan nuansa tersendiri dari Pantai masih atas nama kepemilikan masyarakat Batu
Kasah
ini
seperti
tersedianya
setempat. infrastruktur
seperti
reasort,
restoran
tempat atau area bermain dan lain
3. Sarana-prasarana Berdasarkan yang dilihat peneliti
sebagainya
sebagai
infrastruktur
dilokasi objek wisata Pantai Batu Kasah,
pendukung masih dalam rencana Dinas
belum nampak adanya pembangunan
Pariwisata yang telah tercantum dalam
imprastruktur
atau
Detile Engenering Desgen (DED), tetapi
penginapan, rumah makan, dan bangunan-
dalam hal ini Dinas Pariwisata telah
bangunan penunjang lainya sebagaimana
memberikan bantuan berupa pasilitas
yang diungkapkan oleh Bapak Toni
berupa bout atau jong serta melakukan
Yulifandri, S.Pi selaku Kabid Destinasi
pelatihan pembuatan Kerajinan, Seni dan
Pariwisata di Dinas Pariwisata Kabupaten
Kuliner yang di kelola oleh Kelompok
Natuna pada Senin 16 Mei 2016 :
Sadar Wisata yang di bentuk oleh Dinas
“Untuk sarana prasarana pembangunan seperti reasort belum di bangun, akan
Pariwisata. Bantuan tersebut diserahkan
seperti
reasort
15
langsung kepada pengurus Kelompok
Dinas Pariwisata Natuna telah
Sadar Wisata Dengan jumlah joung atau
melakukan berbagai macam upaya untuk
bout sebanyak 20 buah serta bantuan
megelola Pantai Batu Kasah sebagai salah
lainnya.
satu objek wisata unggulan Natuna, akan tetapi
perlu melakukan dan melihat
4. Partisipasi Masyarakat pertimbangan berbagai pihak yang dalam Partsipasi masyarakat sangat hal ini ialah partisipasi masyarakat dalam penting dalam mendukung kegiatan atau hal pembangunan objek wisata Pantai program dari Dinas Pariwisata, dalam hal Batu Kasah, yang berkaitan dengan lahan ini
ada
sebagian
masyarakat
yang dan keramahan lingkungan masyarakat
mendukung dan ada sebagian masih setempat berbagai upaya tersebut ialah meragukan
program
pemerintah melakukan pelatihan dalam kelompok
khususnya
Dinas
Pariwisata
untuk masyarakat
dengan
membentuk
menjadikan Pantai Batu Kasah ini salah Kelompok Sadar Wisata, Dinas Pariwisata satu target objek wisata unggulan Natuna telah
melakukan
pelatihan
mebuat
sebagai mana hasil wawancara dengan sopernir yang menjadi ciri has Natuna Bapak Sarnizar selaku Staff Destinasi tersendiri,
membuat
kue,
bagaimana
Pariwisata di Dinas Pariwisata Kabupaten berwisata seharusnya dan pelatihan lain Natuna pada Rabu 18 Mei 2016 : seperti menyambut para wisatawan dan “Jika ingin menjadikan Pantai Batu Kasah ini sebagai objek wisata unggulan Natuna masyarakat harus siap untuk tidak membuang sampah, bikin rumah di sekitar objek wisata, dan siap bersikap ramah tamah kepada wisatawan”.
merawat tempat-tempat wisata.
Selanjutnya dari wawancara diatas dapat penulis simpulkan Dinas Pariwisata
16
juga
telah
melakukan
implementasi dari kondisi sosial seperti
koordinasi
yang
Kelompok Sadar Wisata yang dibentuk
perencanaan
dan
oleh Dinas Pariwisata dengan berbagai
kawasan pariwisata unggulan sedangkan
kegiatan yang tujuannya tidak lain ialah
akses
membuat tempat wisata aman, tertib,
terealisasikan. Hasil koordinasi dengan
bersih, sejuk, indah, dan nyaman, selain
dinas Pekerjaan Umum akses jalan dan
itu juga Dinas Pariwisata juga membuat
jembatan akan di bangun secepatnya pada
pelatihan kreatifitas dan lain-lain, akan
tahun ini.
jalan
tampak
hanya
pemetaan
dan
kawasan-
jembatan
belum
tetapi sekarang sedikit berkurang karena 2. Anggaran pengunjung hanya menikmati indahnya Untuk anggaran dari Kementerian
pesona alam Pantai Batu Kasah tanpa
Pariwisata memiliki anggaran tersendiri
menikmati pesona lain yang memberikan nuangsa
yang
mempesona
sesuai dengan surat keputusan Diriektur
seperti
Jendral
bangunan penunjang lainnya.
Pengembangan
Pariwisata
Nomor
5. PENUTUP
14/KEP/DPDP/XI/2013,
A. Kesimpulan
Keputusan
Direktur
1.
Pengembangan
Destinasi
Kemitraan
Detinasi :
Memutuskan Jendral Pariwisata
telah
Tentang Penetapan Desa dan Besaran
berkoordinasi dengan Badan Perencanaan
Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)
Pembangunan Daerah (BAPPEDA) dan
Desa Wisata Penerima PNPM Mandiri
dinas Pekerjaan Umum (PU) Berbagai
Bidang Pariwisata Tahun Anggaran 2014.
bentuk koordinasi yang dilakukan belum
Bentuk
terealisasi
tersebut dipergunakan untuk membentuk
Dinas
secara
Pariwisata
maksimal,
karena
17
implementasi
dari
anggaran
Kelompok Sadar Wisata dan bantuan beberapa
atribut
sarana
Partsipasi
prasarana
masyarakat
sangat
penting dalam mendukung kegiatan atau
penunjang lainnya.
program dari Dinas Pariwisata, dalam hal ini
3. Sarana Prasarana
ada
sebagian
masyarakat
yang
mendukung dan ada sebagian masih Pada objek wisata Pantai Batu meragukan program pemerintah khusunya Kasah
Dinas
Pariwisata
belum Dinas Pariwisata untuk menjadikan Pantai
membangun bangunan seperti reasort dan Batu Kasah ini salah satu target objek perlengkapan lainnya akan tetapi rencana wisata unggulan Natuna untuk
membangun
semacam
tempat
wisata yang eksotis atau memberikan
B. Saran
nuansa tersendiri dari Pantai Batu Kasah
Berdasarkaan
penelitian
yang
ini seperti tersedianya infrastruktur seperti
peneliti temui dilapangan, maka peneliti
reasort, restoran tempat atau area bermain
akan memberikan saran
dan lain sebagainya sebagai infrastruktur
dijadikan
pendukung masih dalam rencana Dinas
PEMDA dan Dinas Pariwisata Kabupaten
Pariwisata yang telah tercantum dalam
Natuna dalam usaha pengelolaan wisata
DED,
bahari pantai batu kasah di desa cemaga
tetapi
dalam
hal
ini
Dinas
bahan
Pariwisata telah memberikan bantuan
tengah
berupa pasilitas berupa bout atau jong
sebagai berikut:
kecamatan
yang dapat
pertimbangan
bunguran
bagi
selatan
yang di kelola oleh Kelompok Sadar
1. Diharapkan kepada pemerintah daerah
Wisata yang di bentuk oleh Dinas
dapat membebaskan lahan Pantai Batu
Pariwisata.
Kasah agar pembangunan yang telah direncanakan oleh Dinas Pariwisata yang
4. Partisipasi Masyarakat
18
tercantum
dalam
Detile
Engenering
3.
Dalam
Pengelolaan
pariwisata
perlu
Desgen (DED) dapat terealisasi dengan
adanya daya tarik pada tempat wisata
baik.
seperti
2. Memberikan training serta
pelatihan
membentuk wisata memancing,
berkarang, dan bisa
membuat seni
khusus bagi kelompok sadar wisata seperti
pertunjukan seperti dangkong dancing
membuat
pelatihan
dengan melibatkan masyarakat setempat.
memotret
dan
bagaimana
kecakapan
cara
mengelola
4. Perlu
penelitian
lanjutan
mengkaji
website yang baik dari potensi yang ada
tentang potensi yang ada di desa cemaga
pada objek wisata pantai batu kasah, dan
tengah Kabupaten Natuna yang di ubah
sekaligus bisa di bentuk guide-guide yang
menjadi potensi
bisa
tinggi.
memberikan
informasi
kepada
yang bernilai ekonomi
pengunjung sehingga bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung.
Damardjati, R. S. 2007. Istilah-Istilah Dunia Parawisata.Jakarta: Pradnya Paramita
DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, Raharjo. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Jakarta : Graha Ilmu
Esram. Juramadi, 2012. Menjual Pariwisata Tanjungpinang. Tanjungpinang kepri: CV Milaz Grafika
Arfandi, 2015, “Kebijakan Pengembangan Pariwisata Berbasis Kemaritiman (Studi pada Kabupaten Kepulauan Anambas)”, Skripsi Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UMRAH Tanjungpinang.
Moleong, Lexy,. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.Bandung. Mulyana,Deddy dan Sulatun. 2008. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Rosda
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
Soekadijo, R. G. 1997. Anatomi Pariwisata. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
19
Subarsono. 2015. “Analisis Kebijakan Publik : Konsep, Teori dan Aplikasi”, Yogyakarta : Pustaka Pelajar Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D. Jakarta: Alfabeta. Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suharto, Edi. 2010. Analisis Kebijakan Publik. Bandung. Alfabeta. Pendit. 1994. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta: PT. Pradnya. Pitana, I Gde dan Diarta, I Ketut S. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi. Primadany, dkk. 2013. Analisis Strategi Pengembangan Pariwisata Daerah. Jurnal Administrasi Publik, 1, 136139, 09 Februari 2016, 15.00 wib. Winarno, Budi. 2014. Kebijakan Publik: Teori, Proses, dan Studi kasus. Yogyakarta: CAPS Yudiatmaja, W. E. 2013. Negara, Masyarakat Sipil dan Kebijakan Publik. Yogyakarta: Capiya Publishing
20