6
3. Kesan Orang China Terhadap Orang Indonesia
5% 10%
Ramah Tidakteratur
15%
Lugu Berani
70%
Kebanyakan responden menganggap orang Indonesia sangat ramah dan hangat. Mereka tidak mengucilkan orang asing, bahkan ketika bertemu dengan orang asing mereka akan menyapa dengan ramah. Ramah dan polos adalah sisi baik orang Indonesia. Namun ada juga responden yang menganggap orang Indonesia tidak teratur. Pengangguran di Indonesia sangat banyak, terutama anak muda yang malas bekerja. Mereka tidak memperhatikan penampilan mereka dan berkeliaran di jalan sehingga membuat kesan buruk orang luar terhadap kota Jakarta dan masyarakatnya. Sebagian responden juga menganggap orang Indonesia sangat lugu. Orang yang lugu biasanya sangat baik, tidak mudah curiga terhadap orang lain. Orang yang lugu biasanya hidup dengan bahagia, karena mereka tidak mempunyai beban pikiran. Ada juga responden yang menganggap orang Indonesia lebih berani, seperti misalnya saat di kampus. Mahasiswa Indonesia berani dan percaya diri ketika maju ke depan untuk berbicara. Belajar dari teman-temannya, kini dia juga lebih berani dan percaya diri dalam melakukan segala hal, misalnya mengikuti lomba bercerita.
7
4. Cara Orang China Berkomunikasi di Jakarta
Bahasa ibu semua responden adalah mandarin. Selain bahasa mandarin, sebagian di antara mereka bisa berbahasa Inggris. Walaupun bahasa Inggris dan bahasa mandarin adalah bahasa internasional, namun di Jakarta tidak semua orang menguasai kedua bahasa itu. Selain responden yang berprofesi sebagai guru mandarin, responden yang lainnya akan menemui berbagai macam kesulitan dalam berkomunikasi ketika berada di lingkungan yang tidak menggunakan bahasa mandarin. Jika menguasai bahasa Inggris, tingkat kesulitan tidaklah terlalu tinggi. Namun bagi responden yang tidak menguasai bahasa Inggris, maka semuanya terasa serba sulit. Mereka hendaknya belajar bahasa Indonesia. Hidup di Jakarta tentunya harus menguasai bahasa Indonesia. Dengan begitu akan mempermudah mereka dalam kehidupan sehari-harinya. Kebanyakan responden mulai belajar dan menguasai bahasa Indonesia, ada yang sudah mahir setelah beberapa tahun tinggal di Indonesia, dan ada juga yang baru menguasai beberapa kosakata yang mudah. Belajar suatu bahasa baru memang bukan hal yang mudah, namun begitu menguasainya, responden akan menyadari begitu banyak kemudahan yang didapat
8
karenanya. Responden tidak hanya menguasai bahasa mandarin, bahasa inggris, bahkan menguasai bahasa Indonesia. Ruang lingkup pergaulan mereka pun akan semakin luas. 5.
Pandangan Orang China Akan Perbedaan Kebudayaan Indonesia dan China
Agama merupakan perbedaan terbesar antara Indonesia dan China. Di China agama bukanlah sesuatu yang wajib, namun di Indonesia, tiap orang harus beragama. Agama yang diakui pun ada lima, yaitu Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Buddha, dan Hindu. Di antara kelima agama tersebut, peraturan dalam agama Islam lah yang paling banyak berpengaruh bagi para responden. Salah satunya adalah pantangan memakan daging babi, para responden yang memakan daging babi menemui sedikit kesulitan karena susah menemukan restoran yang menjual daging babi di Jakarta. Kebiasaan
hidup
juga
merupakan
perbedaan
kebudayaan.
Responden
berpendapat bahwa hal yang mereka lakukan, mereka lihat, makanan yang mereka makan, musik yang didengarkan banyak perbedaannya dengan China. Hal-hal ini juga
9
merupakan perbedaan kebudayaan antara Indonesia dan China. Sistem pendidikan di Indonesia juga berbeda dengan China. Sistem pendidikan di China jauh lebih ketat dibandingkan Indonesia. Banyak pelajar Indonesia yang masih menganggap bahwa tujuan mereka belajar adalah untuk memenuhi kepuasan para orang tua. Karenanya mereka sulit untuk maju. Ada juga responden yang menjawab tidak tahu tentang perbedaan kebudayaan kedua negara. Mereka sibuk dengan pekerjaan mereka sehingga tidak mempunyai waktu akan hal tersebut. Bagi mereka, perbedaan kebudayaan bukanlah hal besar. 6.
Ruang Lingkup Pergaulan Sosial Orang China di Jakarta
Ruang lingkup pergaulan para responden kebanyakan berhubungan dengan status mereka. Jika status mereka di Jakarta adalah untuk bekerja, maka ruang lingkup pergaulan mereka pun berhubungan dengan pekerjaan mereka. Rekan kerja adalah teman mereka. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka dalam pekerjaan, sehingga tidak lagi mempunyai waktu untuk bersosialisasi dengan orang-orang di luar pekerjaan mereka.
10
Responden yang masih berstatus mahasiswa juga hanya bergaul dengan teman kuliah mereka. Namun ada juga mahasiswa yang pada tahun ketiga kuliahnya melakukan kerja praktek di luar sekolah. Mereka kerja praktek di perusahaan besar yang membuka kesempatan mereka untuk mengenal lebih banyak orang, ruang lingkup pergaulan mereka pun semakin luas. Responden yang banyak berhubungan dengan klien ada tiga orang. Dua diantaranya membuka toko dan banyak berhubungan dengan pelanggan toko mereka. Bagi mereka, pelanggan adalah pembeli, sekaligus teman mereka. Responden yang satunya merupakan perwakilan dari kantor pusat tempatnya bekerja di China. Di Jakarta, pekerjaannya mengharuskan dia banyak bersosialisasi dengan banyak orang. Sosialisasinya dengan para pejabat perusahaan-perusahaan membuat ruang lingkupnya semakin luas. Di samping itu juga ada beberapa responden yang ruang lingkup pergaulannya sedikit berbeda dengan ruang lingkup pergaulan kebanyakan responden. Ada seorang responden yang diluar jam kerjanya tidak ingin berhubungan dengan orang-orang yang berkaitan dengan pekerjaannya, dengan demikian dia akan merasa lebih santai. Dan ada juga responden yang menjadi ibu rumah tangga kebanyakan bergaul dengan sesama ibuibu yang ditemuinya di sekolah putrinya. Mereka sering menghabiskan waktu bersama.
11
7. Lawan Sosialisasi Orang China
Ada beberapa responden yang membedakan orang indonesia menjadi dua, yaitu orang pribumi dan orang tionghoa. Bagi mereka, perawakan orang tionghoa sama seperti mereka, orang tionghoa juga kebanyakan bisa berbahasa mandarin, sehingga menimbulkan perasaan akrab pada diri mereka. Namun tidak semua responden berpendapat demikian. Ada juga responden yang bergaul dengan orang Indonesia tanpa membedakannya. Kebanyakan responden lebih banyak bergaul dengan orang tionghoa karena di lingkungan pekerjaan mereka lebih banyak orang tionghoa daripada orang pribumi. Namun jika di lingkungan pekerjaan mereka lebih banyak orang pribumi, maka pergaulan mereka dengan orang pribumi juga pasti lebih banyak. Ada juga responden yang berkata walaupun lingkungan pekerjaannya lebih banyak orang tionghoa, namun dia lebih suka bergaul dengan orang pribumi. Menurutnya sifat-sifat yang dimiliki orang pribumi lebih menyerupai sifatnya. Orang pribumi lebih berani, dan berprinsip sama seperti dirinya yaitu hiduplah untuk hari ini. Bisa disimpulkan, ketika memilih lawan dalam bersosialisasi, sifat juga merupakan bahan pertimbangan.
12
Responden yang hanya kebanyakan bergaul dengan sesama orang China juga ada. mereka bekerja dan hidup di lingkungan yang banyak orang China, sehingga mereka lebih memilih untuk bergaul dengan orang China yang bahasa dan kebudayaannya sama dengan mereka. Mereka mengakui, ketika berada di lingkungan yang tidak ada orang China, mereka akan bergaul dengan orang Indonesia. Namun di tempat yang ada orang China, mereka lebih memilih untuk bergaul dengan orang China. 8.
Aspek Penting Dalam Hubungan Antar Manusia
Kebanyakan responden berpendapat jujur adalah aspek paling penting dalam berhubungan dengan orang lain. Saat seseorang dengan jujur memperlakukan orang lain, dengan kejujurannya membuat orang tersentuh, mendapatkan lebih banyak teman dan membuat orang lain menyukai diri sendiri, maka hatinya juga akan merasa bahagia. Komunikasi adalah juga penting dalam hubungan antar manusia. Tanpa komunikasi yang baik, akan terjadi salah paham di antara orang-orang sehingga merusak hubungan. Komunikasi yang baik terlebih dahulu harus memiliki bahasa yang saling dimengerti oleh lawan bicara.
13
Rendah hati adalah sebuah moral yang indah. Dengan rendah hati, orang akan mendapatkan balasan yang tidak disangka-sangka. Kegunaannya dalam hubungan antar manusia sangat besar, kebanyakan orang suka berhubungan dengan orang yang rendah hati. Aspek penting yang terakhir adalah memikirkan kepentingan orang lain. Kebanyakan orang sering melupakan hal ini. Jika dalam bertindak kita bisa memikirkan kepentingan orang lain, maka diantara orang-orang tidak akan terjadi bentrok.
14
SIMPULAN DAN SARAN Sebagian besar motif kedatangan responden ke Jakarta adalah untuk bekerja. Bagi mereka Jakarta adalah tempat yang cocok untuk mereka mendapatkan banyak uang. Sebagian kecil lainnya datang ke Jakarta karena menikah dengan orang Indonesia lalu menetap di Jakarta dan datang untuk belajar. Secara keseluruhan, kesan baik responden akan kota Jakarta dan orang Indonesia lebih banyak daripada kesan buruk, ini juga yang menjadi alasan mereka untuk tetap tinggal di Jakarta. Demi menjalin hubungan yang lebih akrab dengan orang Indonesia, mereka pun mulai mempelajari dan menguasai bahasa Indonesia. Setelah beberapa saat tinggal di Jakarta, mereka juga menemukan banyak perbedaan, diantaranya makanan, cara bekerja, kebiasaan hidup dan agama. Kebudayaan beragama yang berbeda mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan dalam kehidupan dan pekerjaan mereka. Tapi pada dasarnya, kualitas kehidupan mereka di Jakarta sudah lumayan baik, mereka juga puas dengan pekerjaan mereka di Jakarta. Mengenai ruang lingkup pergaulan sosial para responden, sebagian besar dari mereka bergaul dengan orang-orang yang berhubungan dengan pekerjaan mereka, dimana kebanyakan adalah orang Indonesia baik orang pribumi maupun orang tionghoa. Hal ini membuktikan bahwa orang China yang ada di Jakarta telah bersosialisasi dengan baik dengan masyarakat Jakarta. Walaupun ruang lingkup pergaulan mereka masih terbatas, namun mereka sangat ingin bersosialisasi dengan orang yang berbeda suku dan agamanya dengan mereka. Saran penulis untuk orang China yang tinggal di Jakarta adalah agar orang China banyak belajar bahasa Indonesia, dengan demikian mereka bisa
15
lebih diterima di kalangan masyarakat Jakarta. Mereka juga harus lebih memaklumi orang Indonesia yang kebiasaan dan prisip hidupnya berbeda dengan mereka dengan cara memperbanyak komunikasi.
16
BIBLIOGRAFI
Bibliografi Mandarin
1.《论马克思交往理论及其当代意义》,范宝丹,社会科学文献出版社, 2005 年 6 月 2.《会社交。 好人缘。 成大事》,周兴,中国华侨出版社,2007 年 10 月 3.《适应社会的 100 条人生经验》,李津,群言出版社,2004 年 4 月 4.《出门在外》,刘元,海潮出版社,2005 年 5.《披荆斩棘,拼搏奉献》,李卓辉,联通书局业出版社,2006 年 6.《人生格言录》,小雨,延边大学出版社,2002 年 1 月 7.《关系决定成败》,海涛,中国城市出版社,2007 年 1 月 8.《新闻采访第二版》,何武志,武汉大学出版社,2006 年 5 月 9.《交际·对话·隐含》,许汉成,黑龙江人民出版社,2006 年 11 月 10.《印尼华侨史·古代-1949 年》李学民,广东高等教育出版社,2005 年 1 月
17
11.《青年不可不知:100 个年轻人要懂得的人生哲理》,万小遥,中华工 商联合出版社,2005 年 4 月 12.《人间智慧数》,任伯良,吉林人民出版社,2001 年 3 月
13. 《人际交往的定义》, 〈http://cmcmcm.blogchina.com/content/3632129.html〉
14.《中印建交史》,〈http://www.nestworld.net/shownews.asp?id=207〉 15. 胡为雄,《马克思的社会交往理论》,〈http://cajiod.cnki.net/kns50/detail.aspx〉
Bibliografi Inggris 1. Schriffin, Deborah. (1994). Approaches to Discourse: Language as Social Interaction. Massachusets: Blackwell Publishers Inc. 2. Yang, Mayfair Mei Hui. (1994). Gifts, Favors, and Banquets: The Art of Social Relationships in China. New York: Cornell University Press 3. Hoch, Charles J. Together Alone: Personal Relationships in Public Places. Chicago: Autumn (2006)
Bibiliografi Indonesia 1. Kountour, Roony. (2004). Metode penelitian untuk penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: penerbit PPM 2.〈Penduduk Menurut Kotamadya Dan Kewarganegaraan DKI Jakarta〉 (http://bps.jakarta.go.id/asp/LU1181.asp)