Kawasaki Motor Indonesia Green Industry
Bab i I Limbah pt. Kawasaki motor indonesia 2.1. Sumber Limbah
Dalam
pelaksanaan kegiatan perakitan tersebut,
PT.
Kawasaki banyak menggunakan air untuk proses produksi (terutama untuk proses pengecatan) dan juga untuk memenuhi kebutuhan domestic karyawannya. Dengan demikian, maka akan dihasilkan beberapa jenis limbah cair yang bersumber dari :
Dari proses produksi, (proses produksi/ perakitan, dan cuci unit),
Proses painting
Ceceran bahan kimia,
Dari kamar mandi dan toilet,
Dari wastafle,
Dari kantin,
Dari Masjid,
Dari air untuk membersihkan lingkungan.
Untuk melakukan pengelolaan limbah dengan baik, maka disamping mengetahui secara menyeluruh semua sumber limbah yang ada kiranya perlu dilakukan evaluasi berbagai faktor yang mempengaruhi jumlah timbulan limbahnya. Hal ini berguna dalam rangka untuk menekan jumlah limbah yang dihasilkan dan untuk menurunkan beban kandungan bahan pencemar/polutan yang ada
24
Kawasaki Motor Indonesia Green Industry
di dalam air limbah tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah timbulan limbah tersebut antara lain :
Peralatan proses yang tidak bekerja pada kondisi optimum,
Peralatan
/fasilitas
kerja
yang
kurang
memenuhi
persyaratan/ minim,
Ketrampilan kerja dan kemampuan kerja dari SDM,
Tingkat kesadaran SDM untuk menjaga lingkungan kerja,
Hubungan kerja antar unit yang ada,
SOP (Standard Operation Procedure) yang ada.
Dengan menggunakan peralatan proses yang bagus, fasilitas kerja yang cukup, meningkatkan kemampuan kerja dan kesadaran SDM, memperbaiki hubungan kerja antar SDM yang ada dan memberikan SOP yang tepat maka akan dapat menekan jumlah timbulan limbah dan menurukan kadar polutan yang ada. Dengan demikian
maka akan terjadi effisiensi biaya produksi dan
operasional pengolahan limbah.
Dengan meminimalisasikan timbulan limbah dan mengelola limbah sesuai dengan prosedur pengelolaan yang benar kita mendapatkan berbagai keuntungan antara lain :
Mengurangi kehilangan bahan baku/ produk,
Meningkatkan effisiensi proses produksi dan kerja,
Menghemat biaya pengolahan limbah,
Mengurangi resiko kecelakaan kerja, 25
Kawasaki Motor Indonesia Green Industry
Mengurangi resiko bencana akibat pencemaran limbah,
Menghindarkan konflik sosial dengan lingkungan sekitar akibat limbah,
Meningkatkan emage positif di mata konsumen, karena kita telah melakukan proses produksi bersih.
Meningkatkan jumlah penjualan produk dll.
2.2. Karakteristik Limbah PT. KMI Cibitung
Air limbah PT. KMI berasal dari proses produksi / perakitan, pengecatan, pencucian komponen-komponen motor dan pencucian ceceran oli dan kotoran lain dilantai mengandung berbagai polutan kimia maupun organik, sehingga harus diolah terlebih dahulu. Karena lokasi kegiatan PT. Kawasaki Motor Indonesia ini berada di dalam Kawasan Industri MM 2100, maka limbah dari PT. Kawasaki ini tidak dibuang langsung ke saluran umum, tetapi limbah ini disalurkan menuju instalasi pengolahan air limbah komunal milik pengelola kawasan. Dengan demikian maka, standar limbah keluaran PT. Kawasaki ini akan mengikuti standar limbah yang diijinkan masuk ke instalasi pengolahan limbah milik kawasan yang dikeluarkan oleh pihak pengelola.
Karakteristik limbah PT. KMI berdasarkan hasil analisa air limbah produksi yang yang dilakukan pada tanggal 20 Desember 2013 adalah seperti pada Tabel 2.1.
26
Kawasaki Motor Indonesia Green Industry
Tabel 2.1 : Karakteristik Air Limbah Produksi PT. KMI Cibitung.
27
Kawasaki Motor Indonesia Green Industry
Berdasarkan hasil analisa laboratorium diatas, maka teknologi pengolahan air limbah produksi yang tepat adalah kombinasi antara proses kimia-fisika dengan proses biologi. Proses kimia-fisika digunakan untuk mengikat polutan-polutan organik yang sukar didegradasi dan polutan yang tidak terlarut, sedangkan proses biologi untuk mendegradasi polutan-polutan organik terlarut serta polutan lain yang tidak terolah pada proses kimia-fisika.
Pada proses kimia-fisika, akan ditambahkan bahan-bahan kimia senyawa koagulan dan flokulan yang berfungsi untuk mengikat polutan-polutan tersuspensi dalam air limbah membentuk gumpalan-gumpalan (flock). Flock-flock yang terbentuk ini kemudian dipisahkan dari cairannya pada bak pengendap secara gravitasi. Pemilihan bahan kimia untuk koagulan dan flokulan dilakukan dengan peralatan JAR test di laboratorium. Pengolahan biologi yang akan diaplikasikan untuk mengolah air olahan proses kimia-fisika adalah gabungan proses biologi biofilter anaerobik dengan aerobik.
2.3. Standar Kualitas Hasil Yang Akan Dicapai
Standar kualiatas hasil yang akan dicapai /direncanakan dari instalasi pre-treatment air limbah produksi & domestic ini adalah berdasarkan fungsi dari instalasi tersebut, yaitu untuk menurunkan karakteristik limbah produksi & domestic yang dihasilkan oleh PT. KMI agar dapat memenuhi standar kualitas limbah cair yang diijinkan masuk ke IPAL kawasan. Sedangkan untuk mencapai standar kualitas limbah
yang sesuai dengan standar
yang 28
Kawasaki Motor Indonesia Green Industry
dikeluarkan oleh Gebernur Jawa Barat akan menjadi tanggung jawab dari pihak pengelola kawasan setelah limbah ini diolah bersama-sama dengan limbah dari industry lainnya di IPAL milik kawasan industry. Table 2.2 menunjukkan standar kualitas limbah yang diijinkan masuk ke IPAL kawasan dan standar kualitas limbah buangan yang dijinkan dibuang ke saluran umum berdasarkan peraturan Gebernur Jawa Barat Nomor 6, tanggal 13 Maret, tahun 1999.
Sedangkan standar kualiatas hasil yang akan dicapai
/direncanakan dari instalasi re-use ini adalah ini sesuai dengan fungsi dari produk instalasi re-use tersebut, yaitu untuk air siram taman, flashing toilet, cooling tower (jika ada) dan cuci kendaraan sesuai dengan kualitas air bersih
29
Kawasaki Motor Indonesia Green Industry
Tabel 2.2 : Standar Kualitas Air Limbah Yang Diijinkan Masuk Ke IPAL Kawasan Industri MM 2100 Cibitubung, Bekasi. No
I 1 2 3 II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
PARAMETER
Physical Temperatur Dissolved Solid Suspended Solid Chemical pH Iron (Fe) Manganese (Mn) Barium (Ba) Copper (Cu) Zinc (Zn) Chrom Hexavalen (Cr 6+ ) Chrom Total (Cr) Cadmium (Cd) Mercury (Hg) Lead (Pb) Tin (Sn) Arsenic (As) Selenium (Se) Nickel (Ni Cobalt (Co) Cyanide (CN) Sulfide (H2S) Flouride (F) Free Chlorine (Cl2) Free Ammoniac (NH3-N) Nitrate (NO3-N) Nitrite (NO2-N) BOD5 COD, Cr Surfactant Anionic as MBAS Phenol Compound Oil and Fats Radio Isotop ®
Unit
Max
West Java (Governor) 1999
0 C mg/l mg/l
40 4.000 400
38 2.000 200
mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l mg/l
5,5 ~ 9,5 10 0,2 1 4 10 0,2 1 0,1 0,004 0,2 4 0,2 0,1 0,4 0,8 0,1 0,1 4 2 2 40 2 200 400 10
6,0 ~ 9,0 5 0,1 0,5 2 5 0,1 0,5 0,05 0,002 0,1 2 0,1 0,05 0,2 0,4 0,05 0,05 2 1 1 20 1 50 100 5
mg/l 1 0,5 mg/l 10 5 According to regulation Ministry at Atomic Power
Note : According to Degree of Governor of West Java No. 6/1999, Dated on March 13, 1999. Subject : Waste water Standard Requirment for Industrial Activity
30