vol 01 Jan 2005
katulistiwa
buletin geografi populer
menu edisi pertama : [01]Pemetaan Partisipatif [04]Geografi dalam Film [06]Sejarah Geografi [08]Surga di PesisirJogja [10]Seremonia [12]Wisata Depok [14]Humor [15]Mitra Kami [16]Geografiana
Pusat Gempa dan Wilayah Pengaruh Tsunami
Bangladesh Myanmar 2 tewas
India (termasuk Andaman)
74 tewas Semua tulisan maupun gambar yang terdapat di dalam Buletin Katulistiwa dapat dipergunakan dan disebarluaskan untuk kemajuan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan, bukan untuk tujuan komersil, dengan syarat mencantumkan atribut Buletin Katulistiwa dan Yayasan Buana Katulistiwa.
Somalia
298 tewas
Thailand Andaman
823 tewas, hilang 5801
S AM U D E RA H I N D I A
0
200 400 600 kilometer
S
Indonesia 94.200 tewas
Tanzania, Sychelles, Kenya dan Afsel KETERANGAN 23 tewas
5246 tewas perkiraan 11.000
# S # S #6.0S S # Lempeng S # Sunda Sri Lanka 7.3 48.677 tewas # 5.9 S # Malaysia S 5.8 Lempeng Hindia 9.0 74 tewas S # # S #S 5.9 SM
9691 tewas perkiraan 15.000
Maladewa
90 tewas, perkiraan 500
Lempeng Australia
Pusat Gempa Zona Pertemuan Lempeng Benua
Jumlah korban berdasarkan data tanggal 7 Januari 2005
Gempa dan Tsunami di Akhir Tahun Seperti kita ketahui bersama, tanggal 26 Desember 2004, terjadi gempa tektonik di Samudera Hindia yang menyebabkan terjadinya tsunami di beberapa negara Asia. Indonesia, tepatnya Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam terletak paling dekat dengan pusat gempa menderita kehilangan (baik j i wa m a u p u n m a t e r i l ) d a n kerusakan yang parah. Selain Indonesia, ada 11 negara lain yang Jl. Ketapang No. 6 Pondok Cina, Depok Jawa Barat 16424, Telp. +6221-7763523 Fax. +6221-77205252 e-mail:
[email protected] situs: www.bk.or.id
terkena dampaknya, sep erti Malaysia, Thailand, Bangladesh, Burma, Maladewa (Maldives), Sri Lanka, India (Kepulauan Andaman, Nicobar dan India daratan), Somalia, Kenya, Tanzania dan Seychelles (Afrika Timur). Pengalaman beberapa saksi berhasil selamat, setelah melihat langsung datangnya tsunami,
Dipublikasikan oleh: Yayasan Buana Katulistiwa, Jl. Ketapang No. 6 Pondok Cina, Depok Jawa Barat 16424, Telp. +6221-7763523 Fax. +6221-77205252 e-mail:
[email protected] situs: www.bk.or.id
editorial Salam Katulistiwa! Ka m i , r e d a k s i B u l e t i n Katulistiwa menghaturkan edisi pertama kemunculan kembali, Januari 2005, yang kami terbitkan bertepatan dengan pergantian tahun. Sebagai alumni dan mahasiswa bidang studi G e o g ra f i , k a m i m e n c o b a menyajikan tulisan-tulisan populer berlatar belakang ilmu yang kami kuasai. Kesan sempurna masih jauh dari buletin edisi pertama ini yang baru mencoba meramai kan pasar duni a buletin di tanah air. Kami berharap kritikan dan masukan dari pembaca sekalian dengan mengisi angket dan mengirimkannya kembali kepada redaksi. Pembaca juga dapat mengisi formulir berlangganan, untuk memastikan Buletin Katulistiwa edisi berikutnya hadir di meja anda. Kami turut berduka cita atas bencana nasional yang terjadi di Aceh. Selamat membaca.
Info Utama
Info Utama lempeng Pasifik, atau bagian lempeng samudera dan bagian tumbukan benua, seperti Lempeng Amerika Utara. Tumbukan samudera baru menghasilkan pegunungan samudera (deretan gunung bawah air yang terbentuk akibat kulit samudera muda). Kulit samudera tua tenggelam, atau tersubdaksi, ke mantel bumi pada zona subdaksi, yang ditemukan pada bagian terdalam samudera, disebut trenches. Sebgai lempeng yang bergerak, mereka menyatu dan membentuk pegunungan. Batas lempeng adalah daerah tersering terjadi gempa bumi dan paling banyak terdapat gunung
Tsunami adalah serangkaian gelombang laut yang besar yang disebabkan oleh gempa bawah laut, tanah longsor, atau letusan gunung berapi. Yang jarang terjadi adalah tsunami yang dihasilkan oleh longsoran besar ke lautan atau meteor raksasa yang menumbuk lautan. Tsunami bukan merupakan gelombang tunggal tetapi terdiri dari banyak gelombang, atau disebut pula wave train (gelombang kereta). Di tengah lautan, ketinggian gelombang tsunami tidak lebih dari 30 sentimeter, terlihat seperi gelombang laut kebanyakan. Ketika mencapai daerah lautan dangkal, kecepatan gelombang berkurang, menyebabkan ketinggian gelombang bertambah. Ini yang menyebabkan gelombang tsunami ketika mencapai pantai, ketinggiannya lebih dari 3 meter bahkan ada yang mencapai 30 meter. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan tsunami, justru membuat mereka pergi ke pantai untuk melihat seperti apa tsunami. Bayangan tentang tsunami hanya gelombang air laut setinggi setengah meter sampai satu meter seperti yang biasa digunakan untuk surfing. Pada kenyataannya, tsunami tidak seremeh yang dibayangkan. Tenaga sapuan air luar biasa besarnya, baik tenaga penarik ke lautan dan tenaga pendorong ke daratan. Itu sebabnya korban sebagian tenggelam karena tertarik ke lautan dan
Indonesia terdiri dari 3 lempeng yaitu lempeng Hindia atau Indo-Australia di bagian selatan, lempeng Eurasia di bagian utara dan lempeng Pasifik di bagian timur. Lempeng bergerak dengan kecepatan 3-10 cm pertahun. Pada suatu saat pertemuan antar lempeng akan mengalami pergeseran yang mengakibatkan lempeng menumpuk, melipat, atau patah. Ketika gerakan ini terjadi, lempang mengeluarkan stress atau energi yang tidak sedikit. Energi inilah yang mengakibatkan terjadinya gelombang tsunami jika gempa terjadi di bawah laut atau samudera. (dp/iy/qb)
GEMPA ACEH DAN ANDAMAN 26-28 DES 2004
sumber : Microsoft Encarta 2004
ketinggian air yang datang diperkirakan lebih dari 3 meter. Dibeberapa tempat, air yang datang mencapai ketinggian 5 meter. Dengan kecepatan gelombang yang berkisar 800 km perjam bisa dibayangkan besarnya tenaga air yang menerjang. Hasilnya dapat dilihat dari hasil sapuan air, gedung, rumah berserta isinya, mobil, pohon, tiang listrik dan telepon, bahkan Mesjid Agung Baiturrahman di Aceh yang terbuat dari batu bata yang kokoh tidak luput dari kerusakan.
api.
sebagian lagi tenggelam di daratan akibat meluapnya air karena tenaga pendorong air. Cara terbaik yang dilakukan ketika bencana tsunami datang, adalah pergi atau menggungsi ke tempat yang tinggi seperti bukit atau gunung. Karena umumnya tsunami diawali dengan gempa, sedangkan jika bencana gempa datang dapat dipastikan adanya gempa susulan. Untuk menghindari tsunami dan gempa susulan, yang harus dilakukan selain pergi ke bukit atau gunung, adalah menghindari tebing, tiang listrik dan berada di dalam bangunan. Cari tenpat terbuka yang berada di tempat tinggi seperti lapangan atau lapangan udara. Ciri datangnya tsunami selain gempa, surutnya air laut secara tiba-tiba. Pada kejadian di Aceh (26/12) air laut surut sampai 500 meter di belakang garis pantai normal. Air yang surut ini akibat hukum keseimbangan air dimana air akan bergerak untuk mengisi tempat-tempat kosong untuk mencapai kondisi seimbang. Sesaat setelah lempeng bergeser, daerah di sekitar pergeseran akan kosong menyebabkan air bergerak ke arah tersebut. Gerakan air akan menimbulkan pergolakan air yang nantinya akan menyebabkan tsunami di daerah pantai. Dan air akan kembali dengan sangat cepat.
10 9
TOTAL 40
9,0 SR GEMPA PERTAMA
8 7 6 5 4 26 Des
26 Des
27 Des
27 Des
Gejala Terjadinya Tsunami Batas permukaan laut normal
1. Kondisi Normal Merasakan getaran gempa 2. Pada saat gempa terjadi dislokasi di laut
3. Terbentuk tsunami
Air surut tiba-tiba
800 km/jam
Gelombang besar datang
4. Tsunami mencapai pantai Ahli Geofisika Kanada, J.Tuzlo Wilson dan ahli geofisika Amerika Jason Morgan, mengajukan skema teori lempeng tektonik pada tahun 1960-an. Teori ini menyatakan litosfer bumi terdiri dari beberapa lempeng keras. Lempeng ini bergeser dan bergerak diatas lapisan yang lebih lunak yang disebut astenosfer, sebuah lempeng dapat menyusun seluruh tumbukan samudera, seperti
2
28 Des
Air akan kembali cepat ke laut 5. Banjir menjorok ke darat menyapu kembali ke laut
Sumber: Aliff Ruhut Huria, Computer Geologist PT Rio Tintio Indonesia
3
Buka Mata
Buka Mata
Geografi Bukan Sekedar Peta Buta Mendengar kata geografi, terlintas di benak kita lembaran hafalan sewaktu masih duduk di bangku sekolah. Nama pulau, propinsi beserta ibukotanya, sungai, suku, bahkan negara menjadi hafalan wajib baik informasi maupun lokasinya (peta buta). Pengalaman belajar geografi di sekolah membuat alergi sebagian orang dengan ilmu ini. Tak hanya di sini, di Inggris mata pelajaran geografi mendapat julukan “capes and bays study”. Apalagi setelah lulus sekolah, ilmu ini kurang mendukung untuk mendapatkan pekerjaan. Di Indonesia, manfaat geografi dalam kehidupan sehari-hari belum disadari atau mungkin belum digunakan. Ketika mencoba menanyakan “mahluk” jenis apa geografi itu ke beberapa teman yang berbeda bidang, jawaban yang didapat sangat beragam. Sebagian besar jawaban masih jauh dari yang diharapkan. Bahkan ada yang dengan polosnya kembali bertanya,“Geografi itu belajar tentang mahluk hidup kan?”. Seorang teman berkelakar, ilmu ini dipelajari hanya untuk menjawab pertanyaan kuis, “Ga penting lah, yang penting ga kena merah di raport aja” tambahnya. Sebagai ilmu yang dipelajari sejak tingkat dasar di sistem pendidikan kita, geografi kurang mendapat perhatian, bahkan di tahun 2001, ada rencana pemerintah untuk menghapuskan ilmu ini dari kurikulum sekolah. Entah karena pembuat kurikulum sudah paham benar tentang geografi dan menganggapnya tidak perlu, atau mereka sama sekali tidak mengerti geografi? No body knows... Ketidaktenaran ilmu geografi, (mungkin) disebabkan kerancuan dalam mempelajarinya. Dalam pelajaran ini kita belajar tentang cuaca, iklim, batuan (geografi fisik) dan juga hirarki pemerintahan, penduduk (geografi sosial). Seorang teman bertanya,”Sebenarnya, kita belajar apa sih, bumi atau manusia?”. Masalah ini bukan hanya dihadapi para pelajar sekolah, mahasiswa tingkat awal jurusan geografi pun mengalaminya. Konsep utama dalam geografi sulit didapatkan. Untuk memahaminya, sebaiknya kita meninjau sejarah ilmu ini, definisi para ahli, dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu Pengetahuan Pada dasarnya, kita selalu memperhatikan sekitar kita melalui panca indera. Hasil pengamatan manusia baik yang tercatat maupun tidak disebut pengetahuan. Pengetahuan sendiri ialah segala sesuatu yang diketahui manusia yang dikumpulkan terus menerus. Pengetahuan yang sudah teruji kebenarannya diakui sebagai ilmu pengetahuan (science). Pengujian suatu pengetahuan dilakukan dengan tata kerja ilmiah (scientific method). Sebagai contoh, perhatian manusia pada tubuh
mahluk hidup menghasilkan biologi, perhatian pada kulit bumi menghasilkan geologi, perhatian pada fakta-fakta masa lalu menghasilkan ilmu sejarah, dan lain sebagainya. Suatu ketika, jika ditanyakan alamat rumah oleh orang lain, secara otomatis di kepala lansung terbayang lokasi, jalan menuju kesana dan harus naik kendaraan apa. Meski terlihat mudah, tenyata dibutuhkan waktu lebih lama dari yang dibayangkan untuk mendeskripsikannya. Bayangan suatu lokasi dalam pikiran tersebut dikenal sebagai mental map. Mental map atau peta jiwa dipahami sebagai peta angan-angan, dimana kemampuan membuat mental map dimiliki manusia sejak lahir. Jika peta angan-angan ini digambarkan maka akan menghasilkan suatu peta. Peta pertama buatan manusia ditemukan di Babilonia sekitar 2300 SM, dibuat pada lempengan tanah lempung. Peta ini dianggap sebagai cikal bakal ilmu geografi.
Sejarah Geografi Pada mulanya, geografi hanyalah pengetahuan tentang suatu tempat yang belum terjamah. Ilmu ini dikenal sebagai logografi dan chorografi. Logografi membicarakan suatu tempat tentang wilayah melalui apa yang didengar dan dilihat. Chorografi membicarakan wilayah atau region tertentu dan menyajikan secara mendalam, namun hanya mengutamakan kenampakan asli suatu wilayah, bukan ukurannya. Saat itu, manusia menganggap bumi adalah pusat tata surya dengan bentuk bundar dan datar. Hal ini didasarkan hipotesis Aritotle bahwa bentuk bulan berubah karena terkena bayangan dari bumi. Dengan hipotesis ini pula ia menghitung keliling bumi pada sekitar tahun 1400 SM. Kata geografi sendiri baru dikenal sekitar tahun 2 0 0 S M . Pe m i k i r Yu n a n i E r a t o s t h e n e s menggabungkan kata “ge” yang berarti bumi, dan “grapho” yang artinya tulisan. Dia menjadi orang pertama yang melakukan penghitungan keliling bumi secara akurat. Mulai saat itu, definisi Geografi terus berkembang. Strabo dalam “geographia” mengatakan studi geografi tidak hanya mempelajari bentuk dan dimensi suatu daerah, tetapi juga tentang lokasinya. Ekspedisi pun terus dilakukan dan menambah pengetahuan geografis dan dilakukan diseluruh dunia. Bangsa Yunani dan Roma menjelajah Barat Laut Asia dan Afrika. Geografer Arab, Ibnu Battutah dan Ibn Khaldun pun selalu mencatat perjalanannya, dan Al Idrisi dikenal dengan ketelitiannya dalam membuat peta. Bangsa Mongolia dan Cina banyak belajar mengenai Geografi Asia. Perjalanan Marcopolo menambah pemahaman baru dalam geografi dan mendorong maraknya tulisan geografis. Begitu pula yang
4
dilakukan bangsa Portugis dan Spanyol.
lingkungan dan manusia saling mempengaruhi.
Maraknya penjelajahan ini membentuk keraguan akan bentuk bumi yang bundar datar, meski sebelumnya para pemimpin agama menentangnya. Yang pertama menyatakan bahwa bumi bulat adalah Nicolaus Kopernicus pada pertengahan abad 16. Dia juga menyatakan bahwa bumilah yang berevolusi mengitari matahari. Pendapatnya baru disetujui setelah ia meninggal. Pe m a h a m a n t e n t a n g b u m i i n i m e m a c u perkembangan pengetahuan geografi hingga sekarang.
Definisi Geografi
Kedua, ditekankannya persebaran manusia dalam ruang dan kaitan manusia dengan lingkungannya, dan bagaimana ruang dan sumberdaya dapat dimanfaatkan dengan tetap mengelola wilayah. Dan terakhir, terdapat unsurunsur utama dalam geografi seperti, unsur jarak, unsur interaksi, unsur gerakan dan unsur penyebaran. Bintarto sendiri sebagai berikut:
mendefinisikan
geografi
Sejarah geografi yang panjang menghasilkan definisi geografi beragam, sesuai dengan pemahaman para ahli yang menyampaikan definisinya. Definisi formal tentang geografi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
“Geografi mempelajari hubungan kausal gejalagejala muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi, baik yang fisik maupun yang menyangkut mahluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi, dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan”.
Menurut Bintarto, salah satu geografer Indonesia, definisi tersebut tak ada yang memuaskan semua ahli geografi. Namun, diakui adanya elemen yang sama dalam definisi-definisi tersebut. Pertama, geografi termasuk sebagai ilmu bumi dengan permukaan bumi sebagai wilayah kajiannya. Permukaan bumi dipandang sebagai lingkungan hidup manusia, dengan pemahaman
Tidak seperti ilmu lain, geografi tidak memiliki obyek khusus yang dipelajari dan cenderung bersifat pendekatan dibanding ilmu yang mempelajari suatu obyek. Obyek yang dipelajari sangat umum dan bisa masuk ke bidang kajian yang lain. Maka, geografi memiliki banyak ilmu turunan dan terus berkembang. ......bersambung ke hal. 11
Nama (tahun)
Definisi Geografi
Plotemy (150 M)
The purpose of geography is to provide “a view of the whole” earth by mapping the location of places
Immanuel Kant (1780)
Synoptic discipline synthesizing findings of other sciences through the concept of Raum (area or space)
Halford Mackinder (1887)
Man in society and local variations in environment
Alexander von Humboldt (1845)
Synthesizing discipline to connect the general with the special through measurement, mapping, and a regional emphasis
Halford Mackinder (1887)
Man in society and local variations in environment
Ellen Semple (1911)
How environment apparently controls human behavior
Harland Barrows (1923)
Study of human ecology; adjustment of man to natural surroundings
Fred Schaefer (1953)
The science concerned with the formulation of the laws governing the spatial distribution of certain features on the surface of the earth
Richard Hartshorne (1959)
To provide accurate, orderly, and rational description and interpretation of the variable character of the earth surface
H.C. Darby (1962)
Geography is both science and art
J.O.M. Broek (1965)
To understand the earth as the world of man
Robert E. Dickinson (1969)
Geography is fundamentally the regional or chorological science of the surface of the earth
Holt-Jensen (1980)
Study of variations in phenomena from place to place
Martin Kenzer (1989)
concerned with the locational or spatial variation in both physical and human phenomena at the earth’s surface
Yi-Fu Tuan (1991)
Geography is the study of earth as the home of people
Gregg Wassmansdorf (1995)
Geography is the study of the patterns and processes of human (built) and environmental (natural) landscapes, where landscapes comprise real (objective) and perceived (subjective) space
5
Geo Pop Pengamat film nasional Victor C. Mambor mengatakan bahwa film telah dikenal di Indonesia tanggal 5 Desember 1900 dengan sebutan “Gambar Idoep”. Saat itu pertama kalinya film diputar di Indonesia, dengan menampilkan film dokumenter tentang perjalanan Ratu Olanda dan Raja Hertog Hendrik di kota Den Haag. Film buatan lokal sendiri baru dibuat tahun 1926, dengan judul Loetoeng Kasaroeng dengan mengambil tempat pembuatan di Padalarang. Saat itulah dimulai perjalanan dunia perfilman Indonesia.
untuk mendukung alur ceritanya.
Geografi dalam dunia film(“filmic world”)
Petualangan Sherina dan Pasir Berbisik bisa dijadikan contoh. Dalam film Petualangan Sherina kita bisa membandingkan kota tempat Sherina tinggal dengan desa ketika ia pindah rumah. Dalam film Pasir Berbisik, kita bisa lihat bagaimana kehidupan nelayan miskin di pesisir lengkap dengan budaya perjodohan anak karena hutang.
Sebagian film yang ada dibuat berdasarkan cerita fiksi, sebagian lagi berdasarkan kisah nyata. Meski demikian, cerita fiksi tersebut tetap bersifat realitas, atau sesuai dengan keadaan dunia nyata. Dalam thesisnya, Lukinbeal mengatakan film dan dunia nyata saling berkatian dan mempengaruhi. Tentu anda masih ingat trend rambut Demi Moore dalam film Ghost di awal 1990-an, menjadi referensi untuk membuat suatu model rambut sebagai produk kecantikan yang menjadi trend.
Hal ini mungkin biasa saja dan tidak istimewa untuk kita yang sudah mengetahui bagaimana kota dan desa, atau kehidupan nelayan. Hal ini sangat membantu dalam mendapatkan gambaran tentang persamaan dan perbedaan suatu lokasi. Bagi yang belum pernah ke Amerika, tetap memiliki gambaran tentang keadaan di Amerika. Datangnya persepsi tersebut, salah satunya dari film yang berlatar Amerika.
Perjalanan film Indonesia tidak selalu mulus. Setelah melewati masalah kejayaan dan keterpurukan, kini dunia perfilman nasional mulai bangkit. Desember kemarin, ribuan masyarakat Jakarta menikmati tayangan film berkualitas dalam Jakarta International Film Festifal (JIF-fest). Ditambah dengan digelarnya Festifal Film Indonesia (FFI). Tentu saja, bila gairah film nasional tidak seperti sekarang ini, untuk apa panitia FFI mengelar kembali kegiatan yang sudah 12 tahun tidak diadakan.
Seorang profesor geografi film dari Amerika, Lukinbeal, mengatakan dengan menonton film, terbentuk suatu persepsi pribadi akan suatu tempat. Pada akhirnya, ada tiga cara pandang terhadap suatu tempat; tempat itu sebenarnya di dunia nyata, persepsi kita setelah menonton film, dan tempat tersebut dalam film itu sendiri. Untuk membandingkan, kita gunakan film Pasir Berbisik yang diproduseri Christine Hakim. Tempat pengambilan gambar, Parang Tritis dan Gunung Bromo, memang benar ada di dunia nyata. Presepsi kita akan mengatakan gambaran kampung nelayan adalah seperti dalam film tersebut.
Film-film yang masuk nominasi mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita. Sebut saja, Arisan, Pasir Berbisik, Ca Bau Kan, Tusuk Jelangkung, Kiamat Sudah Dekat, dan Ada Apa Dengan Cinta (AADC). Beberapa telah ditayangkan di stasiun TV lokal dan diedarkan versi VCD-nya. Bahkan, AADC sekuelnya dibuat dalam bentuk sinetron oleh salah satu stasiun TV swasta.
Dan tempat tersebut dalam film dibuat sesuai kebutuhan cerita dalam film, tak peduli di tempat tersebut ada perkampungan nelayan atau tidak. Konsep ruang diubah menjadi konsep tempat dengan melakukan teknik pengambilan gambar atau manipulasi latar film.
Media massa lain, surat kabar, turut mendorong kebangkitan perfilman nasional. Dua bulan kemarin, begitu banyak ulasan mengenai film terutama surat kabar Ibukota. Berbicara tentang film, banyak hal yang dapat kita ambil pelajaran dari suatu film, secara langsung atau tidak. Salah satunya menambah wawasan geografi penontonnya, sesuai dengan dunia nyata ataupun tidak.
Begitu pula hal-nya pada Daun di Atas Bantal, Yogyakarta menjadi terlihat begitu kumuhnya dalam film tersebut. Namun, memang pesan yang ingin disampaikan sang sutradara, Garin Nugroho, dalam film ini adalah gambaran lain dari Yogyakarta.
Geografi film
Menurut Lukinbeal, geografi dalam film dibagi menjadi dua pengertian. Yang pertama adalah geografi dalam dunia film (geography in film) dan geografi film (geography of film), dengan pengertian geografi yang merupakan manifestasi dari dunia nyata. Penjelasan diawal adalah bentuk dari geografi pada film yang merupakan perwujudan dunia nyata.
Definisi sederhana geografi menurut Encarta, ialah ilmu yang berurusan dengan persebaran dan susunan dari seluruh elemen muka bumi baik fisik maupun sosial (baca: manusia). Persamaan antara geografi dan film ialah menampilkan tempat, ruang dan waktu sebagai latar suatu masalah, meski sifat film yang lebih banyak bersifat fiksi. Film tetap berusaha menampilkan tempat, ruang dan waktu
Geo Pop geografis adalah Tusuk Jelangkung garapan Dimas Jayadiningrat. Dalam ceritanya, pemeran harus mengunjungi saudara kembar Turah (setan anak kecil). Untuk sampai kesana, mereka harus melewati sebuah rawa dengan perahu dan melewati sebuah gua kapur yangberada di daerah Jawa Barat. Pemahaman daerah kapur memiliki permukaan kering, dan kecil kemungkinan memiliki daerah berawa, setelah dicari dengan peta Jawa Barat, daerah dengan ciri tersebut tidak dapat ditemukan.
Tidak ada satu film pun yang sangat-sangat berbeda dengan dunia nyata. Film Star Wars, Shark Tail dan Finding Nemo, yang sangat berbeda dengan dunia nyata pun, dibuat mirip dengan Middle Earth dalam Trilogi Lord k e h i d u p a n manusia. Setidaknya, menggunakan bahasa manusia sebagai bahasa pengantar. Kebutuhan film untuk dimengerti penonton mendorong film disesuaikan dengan kehidupan nyata, toh film dibuat untuk manusia. Contoh penggunaan geografi dalam dunia film ada pada film Lord of The Ring (LOTR). Cerita karya JRR Tolkien ini menggambarkan dunia tempat cerita ini berlangsung dengan baik. Ia bahkan membuat peta lengkap dunia khayalannya ini. Seorang pecinta cerita LOTR dari Indonesia membuat website khusus membahas cerita ini. Coba saja kunjungi situs http://middleearth.febdian.net untuk lebih lengkapnya.
Hal ini dapat ditolelir, sejauh tidak membawa efek buruk ke masyarakat. Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, film mempengaruhi dunia nyata dan dunia nyata mempengaruhi film.
Film sebagai alat propaganda Kekuatan pengaruh film kadang dipergunakan sebagai alat propaganda. Dalam perjalanan sejarah, banyak film yang sengaja dibuat sebagai alat propaganda. Frank Kapra, sutradara film Amerika membuat 7 film seri yang berjudul Why We Fight selama Perang Dunia II. Begitu pula Jepang membuat film propaganda yang mendukung alasannya berperang, salah satunya The Story of Tank Commander.
Geografi dalam dunia film seperti ini disebut geography of film oleh Lukinbeal, lebih mudah dipahami dengan geografi dalam dunia film.
Kesalahan geografis dalam film
Parahnya lagi, berita yang seharusnya bersifat netral, kini mulai perpihak. Masih teringat bagaimana berita Neil Amstrong ketika menginjakan kaki di bulan yang kini diragukan kebenarannya. Banyak pihak yang menilai berita tersebut hanyalah sebuah film. Begitu pula pada propaganda mendukung serangan Amerika ke Irak.
Meski sifat keruangan digunakan dalam film, tidak selalu tempat yang digunakan sesuai dengan dunia nyata. Bordwell mengatakan, “Hollywood is a place you can't geographically define. We don't know where it is John Wayne”. Contoh film lokal yang melakukan kesalahan
6
Pada akhirn ya , d i k e t a h u i bahwa film tersebut dibuat di sebuah rawa di kawasan Cengkareng, Banten dan Parang Getih, Cileungsi, Jawa Barat. Kejadian semacam ini sangat mungkin of The Rings karya JRR Tolkien terjadi dalam film, mengingat film dituntut sesuai alur cerita. Selain itu, penonton pun tak akan terganggu dengan hal tersebut.
......bersambung ke hal. 11
7
Geo Terapan
Geo Terapan
Pemetaan partisipatif, apakah itu?
partisipatif adalah salah satu cara, biasa digunakan oleh masyarakat kampung atau dengan mendapatkan asistensi dari pihak lain, untuk mengenali kembali kondisi ruang yang sebenarnya dari suatu wilayah adat/kampung, m e n d o k u m e n t a s i k a n b e r b a g a i h a l ya n g berhubungan dengan ruang yang dibangun oleh masyarakat sendiri. Dapat digunakan sebagai alat bukti tentang klaim suatu wilayah dan bisa dibaca dengan mudah oleh pihak-pihak lain diluar kampung (pemerintah, NGO-Non Government Organization, Perguruan Tinggi, dll) (JKPP-Jaringan Kerja Pemetaan Pastisipatif, 2003).
Seringkali kita mendengar tentang pemetaan partisipatif, baik itu di berbagai media televisi, media cetak maupun tulisan ilmiah. Beberapa kalangan yang bekerja di bidang pemetaan atau pendampingan dan pemberdayaan masyarakat adat mengenai konflik wilayah adat dan bidang lainnya yang berhubungan hal tersebut sedikit banyak mengerti, tetapi bagi kebanyakan masyarakat umum/awam kurang bahkan tidak memahami pemetaan partisipatif. Beberapa kegiatan pemetaan partisipatif yang pernah dan sedang dilakukan di Indonesia, sebagian besar atau mungkin seluruhnya diadakan di daerah pedalaman atau kawasan hutan.
Berdasarkan penyelengaraannya, sesungguhnya pemetaan partisipatif dapat dibedakan atas : Pemetaan partisipatif atas dasar ide dan dorongan pemerintah dan Pemetaan partisipatif atas dasar ide dari, oleh dan untuk masyarakat (Benny, 2003). K e g i a t a n pemetaan dalam r a n g k a pendaftaran tanah dapat d i k a t a k a n p e m e t a a n partisipatif atas dasar ide dan d o r o n g a n pemerintah. D i k a t a k a n p e m e t a a n partisipatif karena dalam penentuan batas melibatkan masyarakat. Peta yang dihasilkan selanjutnya diumumkan untuk mendapatkan sanggahan dari masyarakat yang tidak menyetujuinya. Sedangkan peta partisipatif atas dasar ide dari, oleh dan untuk masyarakat dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam rangka Penetapan Kebijakan Pengaturan Penguasaan Penggunaan dan Pemilikan Tanah (P4T).
Berbagai konflik kepentingan yang berhubungan dengan kepemilikan lahan terjadi pada kawasan a d a t . Wa l a u k o n f l i k kepentingan seperti diatas juga terjadi di dalam kawasan 'ko t a ' t et a p i hukum dan kewenangan di daerah kota lebih jelas dan terkontrol pemerintah. Tidak demikian di daerah pedalaman, kawasan adat yang letaknya jauh dari kota, masyarakatnya m e m i l i k i hukum dan adat istiadat tersendiri yang berkaitan dengan kepemilikan dan pengelolaan sumber daya alam yang kadangkala tumpang tindih dengan hukum pemerintah. Pemetaan partisipatif menjadi sebuah pendekatan yang menjembatani kepentingan masyarakat adat untuk mempertahankan tanah, cara hidup dan budaya mereka, termasuk didalamnya kearifan lokal pengelolaan lingkungan, dengan kepentingan pemerintah dalam melangsungkan keberhasilan pembangunan.
D a l a m p e t a p a r t i s i p a t i f, m a s ya ra k a t diposisikan sebagai subyek, bukan obyek. Sebagai subyek, masyarakat ikut serta dalam perencanaan tata ruang wilayah mereka sendiri. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah saat ini yang menerapkan konsep botom up, dimana masyarakat diberdayakan untuk menjalankan pembangunan secara mandiri. Karena sifatnya yang
Definisi pemetaan partipastif secara umum tidak terdapat dalam ilmu pemetaan, tetapi secara de facto merupakan langkah awal peranserta masyarakat dalam penataan ruang. Pemetaan
8
mengandalkan partisipasi dari masyarakat dalam memberikan informasi yang sebenarbenarnya dan akurat, maka peta ini merupakan cerminan dari penguatan survey dan pengecekan lapangan dalam pelaksanaan pengukuran untuk kegiatan pendaftaran tanah dan perencanaan wilayah. Beberapa tahun belakangan pemerintah daerah mulai memperhatikan keuntungan dari peta partisipatif, terbukti dari beberapa PEMDA yang mencoba melakukan tata ruang secara partisipatif. PEMDA hanya menyediakan peta dasar, kemudian mengajak masyarakat untuk 'mengisi' peta tersebut untuk menghasilkan Peta Tata Ruang Partisipatif. Nantinya, dengan rekomendasi peta tersebut, pembangunan yang dilaksanakan di kemudian hari tidak lagi menimbulkan konflik dengan masyarakat setempat. Contoh konflik akibat tumpang tindahnya berbagai kepentingan sehingga perencanaan yang dibuat tidak sesuai dengan kondisi riil setempat adalah seperti yang terjadi di Bulo, Minahasa. Menurut rencana tata ruang Kabupaten Minahasa, wilayah tersebut untuk pembangunan pariwisata, namun oleh PEMDA setempat akan dibangun pelabuhan container, sedangkan kondisi riil wilayah tersebut merupakan zona peyangga Taman Nasional Bunaken, taman laut terkaya di Dunia. Walaupun peta partisipatif dibuat oleh masyarakat setempat, ketepatan tetap harus menjadi perhatian utama. Untuk mensiasatinya, diperlukan tenaga pendamping yang memang benar-benar kompeten dalam pembuatan peta untuk meminimalkan kesalahan penarikan batas antar wilayah yang dipetakan. Jangan sampai terjadi pemetaan partisipatif justru menimbulkan atau membesar konflik antara masyarakat adat dengan pihak luar atau antar masyarakat adat itu sendiri akibat perebutan wilayah adat karena terjadi pergerseran luas wilayah akibat kurang akuratnya penarikan garis batas. Pendampingan biasa dilakukan oleh LSM yang bergerak di bidang lingkungan dan peningkatan pemberdayaan masyarakat; serta lembagalembaga dana seperti DFID, CIFOR, WWF, PLAN, BSP Kemala, PeFor, dll. Lembaga-lembaga ini bekerjasama dengan lembaga lokal untuk mencari tokoh masyarakat atau tokoh adat yang dapat dijadikan sebagai aktivis lokal sekaligus motivator bagi masyarakatnya. Syarat utama bagi lembaga pendamping adalah tidak adanya kepentingan pribadi atau kelompok yang menyertainya dalam melakukan kegiatan pendampingan pemetaan partisipatif. Kepentingan lembaga pendamping sebatas pada meningkatkan kesadaran dan kemampuan teknis masyarakat terhadap lingkungan dan hak penguasaaan lahan. Peningkatan
kesadaran
dan
kemampuan
9
masyarakat dalam pemetaan partisipatif memberikan dampak positif yaitu (Agoeng, 2003) : 1. Pengunaan peta sebagai media. Hasil dari kegiatan pemetaan partisipastif adalah peta yang merupakan dokumen nyata berkekuatan hukum positif. Dokumen tersebut dapat digunakan sebagai media atau bahan menentukan posisi tawar dalam melakukan negoisasi dengan pihak luar. 2. Penggalian pengetahuan lokal Kegiatan pemetaan partisipatif mendorong masyarakat untuk menggali khasanah pengetahuan dan sistem nilai lokal seperti sejarah kesukuan, asal-usul, struktur dan sistem lembaga adat, aturan dan nila-nilai adat yang menyangkut berbagai segi kehidupan seperti pengelolaan alam bahkan identifikasi sumber daya yang dimiliki. 3. Pengakuan hak-hak oleh pihak luar 4. Partisipasi masyarakat Pemetaan partisipatif juga meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan khususnya pemikiran dari tokoh adat, tokoh desa, dan tokoh kampung. 5. Munculnya kelembagaan lokal Proses pemetaan partisipatif menumbuhkan kembali upaya untuk mempertahankan dan menghidupkan kembali lembaga lokal yang biasa disebut Lembaga Musyawarah adat, Lembaga Masyarakat Adat, atau Masyarakat Adat. 6. Perluasan jaringan di tingkat lokal dan nasional Pemetaan partisipastif membentuk komunitas antar wilayah yang dipetakan, baik desa atau kawasan adat. Penentuan batas dan persamaan kepentingan dalam mempertahankan wilayah mereka terhadap intervensi pihak luar, membuat hubungan jaringan semakin meluas. (Gn) Referensi : Benny, 2003. “Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pelaksanaan Tugas Pertanahan”. Makalah Pemetaan Partisipatif : Peluang dan Tantangan Menuju Kedaulatan Rakyat atas Ruang. Lorensius, 2003. “Pemberdayaan Masyarakat Adat Melalui Pendekatan Pemetaan Partisipatif”. Makalah Pemetaan Partisipatif : Peluang dan Tantangan Menuju Kedaulatan Rakyat atas Ruang. M a w i k e r e , B i l l y. 2 0 0 3 . “ P e t a S e b a g a i A l a t Pengorganisasian”. Makalah Pemetaan Partisipatif : Peluang dan Tantangan Menuju Kedaulatan Rakyat atas Ruang. Haryanto, Agoeng. 2003. “Merefleksi Pemetaan Partisipastif di Indonesia”. Makalah Pemetaan Partisipatif : Peluang dan
Seremonia
Seremonia
Stuktur Kepengurusan dan Program Kerja Yayasan Buana Katulistiwa Periode 2004 Kepengurusan Yayasan Buana Katulistiwa tahun 2004 mengalami perubahan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selain pergantian personel, perubahan juga terjadi pada pembagian divisi. Pergantian kepengurusan ditetapkan saat dilakukan Rapat Umum Anggota (RUA) Yayasan Buana Katulistiwa tanggal 4 - 5 September 2004 di Wisma Makara Universitas Indonesia. Saat ini Ketua Dewan Pengurus (Direktur Eksekutif) Yayasan Buana Katulistiwa dijabat oleh Tri Agus Prayitno, dengan anggota: Sapta Ananda P. Prabakti (Sekretaris) dan Nining Ratnawati (Bendahara) . Program-program yang disusun oleh Dewan Pengurus merupakan program dengan misi m e m p e r k e n a l k a n i l m u g e o g ra f i k e p a d a masyarakat. Banyaknya aplikasi ilmu geografi MISI Meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia dalam pemahaman geografi.
Program Publikasi meliputi: • Web/Situs (www.bk.or.id) • Penerbitan buletin • Penerbitan buku
Mengkaji, mengembangkan, dan menerapkan pendekatan keruangan dalam pembangunan nasional.
Riset
Memasyarakatkan dan melakukan pelayanan informasi keruangan.
Pelayanan meliputi: • Data spasial tersistem (atribut, vector & raster) • Geocommerce dan Geobusiness • Geotravelling • Geoeasy • Training GIS dan GPS • Konsultasi publik (keruangan)
Mendukung pengelolaan sumber daya alam, sumber daya budaya dan lingkungan hidup
dalam kegiatan sehari-hari mendorong Yayasan Buana Katulistiwa memasyarakatkan ilmu geografi secara populer dengan tetap mengedepankan sisi ilmiah. Program-program geopop (geografi populer) bersifat terbuka bagi kerjasama dengan masyarakat, pemerintah maupun swasta. Untuk menjalin kerjasama dapat dilakukan melalui kontak langsung ke alamat Yayasan Buana Katulistiwa Jl Ketapang no 6 rt 03/09 Kelurahan Pondok Cina Kecamatan Beji, Depok 16424 atau melalui line telepon 021-7763523 / 021-77205252, fax 021-776323 atau email
[email protected] Sesuai dengan visi Yayasan Buana Katulistiwa yaitu menjadi Lembaga Swadaya Masyarakat terdepan yang mandiri, profesional, dan transparan dalam pengembangan dan penerapan geografi, untuk pembangunan yang berorientasi kepada kepentingan rakyat, maka disusun rancangan program Yayasan Buana Katulistiwa tahun 2004 sebagai berikut:
Iklan masyarakat
Kegiatan • Mengelola situs dengan menampilkan artikelartikel tentang pendidikan geografi, ikut serta dalam forum diskusi dan konsultasi publik. • Penerbitan buletin yang berisi informasi aktual dan populer tentang ilmu geografi kepada masyarakat umum, termasuk didalamnya siswa sekolah tingkat atas di sekitar Jabodetabek. • Mempublikasikan buku dengan tema Pelatihan GIS tingkat Dasar dan Analisa; Geomorfologi Dasar dan Kajian-kajiannya di Indonesia; Kartun geografi dan Komik geografi. Penelitian ilmiah dengan tema isu-isu aktual yang sedang berkembang dalam rangka menyediakan data dan bahan yang berguna bagi instasi/lembaga/pihak-pihak lain yang membutuhkan.
layanan
• Penyediaan data digital, baik itu berupa data spasial (peta) dan database (angka dan tabular) • Kajian dan Analisis bisnis dan komersial secara keruangan • Melakukan perjalanan dan petualangan untuk mendapatkan informasi spasial di tiap daerah yang dikunjungi • Pembuatan konsep alat-alat peraga geografi • Pelatihan penggunaan alat dan software GIS (Geographic Information System) dan GPS (Global Positioning System) • Menyewakan alat-alat survey • Menyediakan tenaga pendampingan yaitu SDM dengan spesialisasi bidang pemetaan Pembuatan dan penanyangan iklan di beberapa tv nasional baik swasta maupun pemerintah berdasarkan kurikulum pendidikan nasional khususnya bidang geografi dengan materi berupa informasi dan pendidikan lingkungan.
10
Ekstensifikasi Usaha Yayasan Buana Katulistiwa Fungsi utama yayasan yang bersifat non profit membatasi Yayasan Buana Katulistiwa dalam menerima tawaran pekerjaan selama ini. Dari hasil pemikiran bersama, disepakati pembentukan usaha profit yang bersifat dependent dengan kepemilikan saham mayoritas berada di tangan Yayasan Buana Katulistiwa. Usaha profit tersebut ditetapkan berbentuk PT (Perseroan Terbatas) dengan nama PT Beka Intitama (PT BIT) dan dipimpin oleh Samsuar (Direktur) dan Thomas Ananto (Wakil Direktur). Untuk sementara, kantor PT BIT menempati alamat yang sama dengan Yayasan Buana Katulistiwa. PT Beka Intitama memiliki jenis usaha di bidang pemberian layanan jasa, mulai dari GIS (Geographic Information System/Sistem Informasi Geografis) dan RS (Remote Sensing/Penginderaan
Jauh), TI (Teknologi Informasi), Pengembangan Wilayah, Lingkungan Hidup, Survey dan Pemetaan, dan lain-lain yang berhubungan dengan spatial infomation (informasi keruangan).
Suasana rapat umum anggota (RUA) Yayasan BK, Wisma Makara 4-5 September 2004. doc: bk.
Geografi dalam Film....... dari hal. 7 Pada tanggal 1 Mei 2003, Presiden Amerika George Bush, menyatakan selesainya perang melawan Irak. Hal ini disampaikan di kapal induk USS Abraham Lincoln. Pada pemberitaannya, media dinilai membentuk kesan heroik dan nasionalis dengan menggambarkan George Bush naik pesawat jet dan turun dengan gagah, mengesankan film Independence Day, Top Gun dan Wag the Dog. Awalnya Gedung Putih menyatakan terlalu jauh jika menggunakan helikopter dan mendesak harus
Geografi, Bukan Sekedar....... dari hal. 5 Cabang geografi Geografi dapat dibagi menjadi dua cabang: geografi sistematik dan geografi regional. Geografi sistematik membahas suatu tema dan membandingkannya dengan tema yang sama di tempat lain. Geografi regional membahas suatu daerah dari segala tema yang membedakannya dengan tempat lain. Untuk mudahnya, geografi sistematik membahas satu tema dengan banyak daerah, sedangkan geografi regional membahas satu daerah dengan banyak tema. Geografi sistematik terdiri dari fisik dan budaya. Geografi fisik membahas suatu objek fisik dan persebarannya di muka bumi, seperti geografi tanah, geomorfologi, geohidrologi, oseanografi, biogeografi, kartografi, dan lain sebagainya. Geografi budaya biasa disebut geografi manusia, karena bahasannya tentang seluruh kegiatan sosial manusia dan hubungannya dengan kondisi fisik bumi. Geografi budaya meliputi geografi ekonomi,
11
menggunakan jet. Disini terjadi penipuan persepsi geografis, dikesankan kapal induk tersebut jauh berada di tengah samudera, padahal berada di pesisir San Diego dan jaraknya hanya 39 mil dari daratan. Sudut pengambilan gambar pun diusahakan supaya tidak memperlihatkan garis pantai. Persepsi keruangan pemirsa dicoba diarahkan ke sesuatu tempat. Begitu pula pada film, persepsi keruangan kita dibentuk untuk mengikuti alur cerita. Setuju ataupun tidak. (dp)
geografi industri, geografi politik, geografi sejarah, geografi linguistik dan sebagainya. Geografi regional tidak selalu membahas suatu daerah yang luas, yang penting ada batasan wilayah yang dipelajari. Untuk bahasan daerah yang relatif sempit seperti kota, cabang ilmunya disebut mikrogeografi. Yang wilayahnya luas seperti benua, disebut makrogeografi. Cabang geografi dibuat bukan untuk memisahkan, tapi lebih bersifat pendekatan. Kadang digunakan bersamaan dalam mempelajari suatu kajian. Hal ini sejalan dengan tujuan utama geografer dalam menggambarkan lingkungan manusia di bumi. Dalam melakukan kajian dalam ilmu geografi harus melalui proses mengumpulkan data, memetakan dan menganalisanya sesuai dengan informasi geografis. (dp)
Rekreasi
Hutan kota Universitas indonesia (doc: istimewa)
Di samping sebagai wisma, Depok juga merupakan kota pelajar. Di Kota Depok terdapat Universitas Indonesia, yang merupakan universitas tertua di Indonesia dengan kampus barunya. Luas
Taman di sekitar Situ Salam di samping Balairung UI. (doc: sony)
Danau yang terletak di dalam lingkungan Univeritas Indonesia berjumlah 5 buah dijadikan sarana pemancingan umum atau hanya sekedar menikmati pemandangan sekitar yang hijau. Keunikan ke 5 danau ini membentuk kata KAMPUS sesuai dengan nama-nama danau dan situ tersebut. K (Kapuk), A (Angsana), M (Mahoni), P (Puspa), U (Ulin), S (Salam). Hamparan rumput yang luas di beberapa tempat membuat Universitas Indonesia menjadi target rekreasi khususnya di hari Sabtu dan Minggu. Untuk anda yang berasal dari luar kota dan bermaksud menginap di Depok, jangan khawatir. Depok memiliki hotel berbintang 3; Hotel Bumi Wiyata, yang terletak di Jalan Margonda. Depok juga memiliki tempat penginapan Wisma Makara yang terletak di dalam lingkungan kampus Universitas Indonesia. Bagi anda penggemar kuliner, sepanjang jalan Margonda (jalan utama Kota Depok yang mengadopsi nama pahlawan Indonesia yang gugur dalam pertempuran dengan Belanda di sekitar Pasar Minggu dan Depok) menyediakan berbagai macam rumah makan dan di malam hari, trotoar dipenuhi warung tenda yang menyediakan makanan mulai dari masakan lokal asli Indonesia: Sumatera (Aceh, Padang, LapoSumatera Utara), Jawa (Sunda, Jawa tengah, Jawa timur) sampai makanan luar Indonesia seperti Jepang dan fast food. (Gn)
12
Hutan kota: daerah dengan kepadatan vegetasi tinggi, baik yang tumbuh secara alami atau dengan bantuan manusia yang terletak di dalam lingkungan kota. Jenis vegetasi yang umum terdapat di hutan kota adalah tanaman keras, seperti mahoni, karet, beringin, dan bungur. Information Technology (IT/dalam bahasa Indonesia disebut Teknologi Informasi-TI): adalah teknologi yang memproses informasi dengan menggunakan komputer beserta softwarenya untuk mengolah data dan memanggil kembali informasi tersebut dimanapun dan kapanpun. Informasi keruangan (spatial information): segala informasi yang berhubungan dengan ruang baik properti maupun atributnya. Kota satelit: kota pendukung yang bersifat menunjang kota utama yang didukung. Mental map: peta individual yang ada di setiap pikiran internal manusia tentang dunia mereka. Pantai: daerah diantara daratan dan laut dimana terdapat akumulasi sedimen seperti pasir yang merupakan hasil pecahan batuan dan terbawa oleh ombak. Rawa: areal yang tergenang permanen, dasarnya cukup dangkal untuk dapat ditumbuhi rerumputan rawa, tidak dapat ditumbuhi tumbuhan besar. Remote sensing (dalam bahasa Indonesia disebut Penginderaan jauh-PJ): ilmu dan seni untuk memperoleh infor-masi tentang obyek, daerah, atau gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji. Situ: kawasan air di pedalaman dengan ukuran yang sempit, umumnya berupa air tawar dan terbentuk secara alami. Tanah lempung: partikel mineral dengan ukuran diameter kurang dari 0.004 mm.
13
.................................... .................................... .................................... .................................... .................................... .................................... .................................... .................................... .................................... ....................................
Apa saran dan masukan pembaca untuk edisi berikutnya?
Danau: kawasan air di pedalaman dengan ukuran yang luas dan dasarnya dalam, umumnya berupa air tawar dan terbentuk secara alami. Geographic Information System (GIS/dalam bahasa Indonesia disebut Sistem Informasi Geografis-SIG): sistem yang digunakan untuk mengelola data spasial dalam bentuk sistem informasi. Sistem ini dapat menggabungkan informasi database dengan koordinat spasial ke dalam peta digital melalui komputer dan menampilkannya dalam bentuk referensi geografi. Geologi: ilmu pengetahuan mempelajari asal, struktur, komposisi kimia, dan sejarah bumi dan planet lainnya.
Apa yang anda ketahui tentang geografi sebelum membaca buletin ini? ………………………………………………................................................................. Apakah anda sedikit banyak mengenal geografi melalui edisi pertama ini? ………………………………………………................................................................. Bagaimana pendapat anda tentang Buletin Katulistiwa 1. Materi ……………………………………................................................................................. 2. Layout ………………………………………............................................................................. 3. Bobot tulisan ………………………………………............................................................................. 4. Rubrik ………………………………………............................................................................. 5. Bahasa penulisan …………………………….............................................................................................
Kata “Depok” merupakan singkatan dari “De Eerste Protestants Onderdaan Kerk” (Gereja Kristen Rakyat Pertama). Kota ini didirikan oleh seorang keturunan Belanda-Perancis bernama Cornelis Chastelein pada akhir abad 17. Sampai awal abad 20, suasana Depok memang asri. Iklim sejuk, dengan hamparan sawah disana-sini. Pohon bambu merumpun, dan jalan-jalan berbatu nampak bersih. Saat ini kota Depok merupakan salah satu kota satelit bagi Jakarta, selain kota Tangerang dan kota Bekasi. Sebagai kota satelit, Depok lebih bersifat tempat tinggal bagi kaum pekerja Jakarta sehingga arealnya di dominasi oleh perumahan. Karena fungsinya sebagai tempat tinggal, maka perumahan yang terbangun berlomba menyediakan fasilitas umum terbaik termasuk didalamanya sarana rekreasi. Didukung topografi yang bergelombang, Depok memiliki puluhan situ dan danau. Danau dan situ ini, salah satu feature alami yang dikemas pihak pengembang real estate untuk dijadikan sarana rekreasi, selain sarana rekreasi umum seperti taman bermain, lapangan olah raga dan lainnya.
lahan yang ditempati Universitas Indonesia lebih dari 300 ha dengan daerah resapan air (danau) mencapai kurang lebih 23 ha. Hampir separuhnya kampus Universitas Indonesia masih didominasi hutan kota dan kebun menjadikan universitas ini juga biasa dijadikan sarana rekreasi bagi warga kota Depok dan sekitarnya. Hutan kota di lingkungan kampus dilengkapi sarana bagi pejalan kaki berupa trotoar yang dapat digunakan untuk jalan santai sambil menghirup udara yang masih segar dan bersih.
Angket pembaca Buletin Katulistiwa.
Depok juga asyik buat wisata
Takarir
Formulir
Humor Formulir berlangganan Buletin Katulistiwa
: ______________________________________________________ : ______________________________________________________ : ______________________________________________________ : ______________________________________________________ Kota/Kab : _________________Kode Pos : ___________________ : ______________________________________________________ : ______________________________________________________ : ______________________________________________________
*Silahkan isi formulir ini secara lengkap untuk tetap mendapatkan buletin ini tanpa dipungut biaya apapun. Nama Nomor Telp./Fax E-mail Alamat
Profesi Nama Instans i Alamat Instansi
Mohon kirimkan buletin ini ke: alamat saya alamat instansi saya Kirimkan formulir ini di dalam amplop berperangko secukupnya ke alamat redaksi. Terimakasih atas partisipasi anda.
BERBISA Dua ekor ular sedang menelusuri sawah mencari mangsa. Tiba-tiba ular pertama bertanya, “Kita ini jenis ular yang berbisa nggak sih?” “Entahlah, aku tak tahu. Emangnya kenapa?” “Barusan aku tak sengaja menggigit bibirku ....” LETAK Dodo sepulang dari sekolah bercerita pada babenya yang nggak pernah sekolah “Be..tadi aye dimarahin ama pak guru.” “Emang loe salah ape Do..” “Tadi aye kagak bisa jawab pertanyaan pak guru.” “Emang loe ditanye ape..?” “Pak guru tanye..dimana letaknya Washington..” “Mangkenye Do..laen kali kalo' loe ngeletakin sesuatu jangan ampe lupe letaknye.” MUSUH “Lapor, Komandan...tiga orang musuh sudah berhasil saya tembak mati di tempat.” “Bagus. Lalu, mana kesepuluh temanmu?” “Ditembak mati musuh, Komandan!” Komandan: ???? MASUK SURGA Suatu pagi dikelas sebuah sekolah taman kanakkanak. Bu guru bertanya kepada anak muridnya. Bu Guru : “Siapa yang mau masuk sorga acungkan jarinya..??” Murid : “Saya Bu Guruuuuuuuu....” Hampir semua murid dikelas tersebut mengacungkan jarinya,namun hanya satu anak yang tidak mengacungkan jarinya. Maka bertanyalah guru tersebut. Bu Guru : “Ucok, kenapa kamu tidak mau masuk sorga?” Ucok : “Saya tidak mau masuk sorga Bu, saya ingin masuk tentara”
Redaksi “Katulistiwa” d/a Yayasan Buana Katulistiwa Jalan Ketapang No.6 RT 03/09 Pondok Cina, Depok Jawa Barat 16424
“...It’s a world map...”
14
Mitra Kami Dr Sri Hardiyanti APU Dr Sri Hardiyanti APU pertama kali mengenal Buana Katulistiwa dalam hubungan kerjasama antara Walhi (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) dengan Buana Katulistiwa. Kerjasama ini membutuhkan tenaga ahli Penginderaan Jauh sebagai supervisor pekerjaan Advokasi Pencemaran Lingkungan di D a n a u Wa n a g o n Papua dan Analisis Citra untuk Ekosistem Air Hitam-Buntok.
esensi kartografi adalah ketrampilan tangan dan ketelitian. “Ketrampilan tangan sudah baik, hanya saja ketelitian masih kurang,” begitu yang dikatakannya dalam wawancara dengan tim redaksi, Senin (29/11). Pekerjaan yang overload biasanya membuat ketelitian berkurang. Bu Sri menyarankan adanya cek dan ricek yang dilakukan lebih dari 2 orang untuk m e n i m i n a l k a n kesalahan.
Kapasitas Fransiska Sri Buana Katulistiwa Hardiyanti Purwadhi, dalam pekerjaan nama lengkap beliau, tersebut menjadi memperoleh gelar penyedia data spasial sarjana dan doktor dan tenaga survey. dalam ilmu geografi dari Pertemuan berlanjut Universitas Gajah Mada, ketika dilakukan Yogyakarta. Beberapa kerjasama langsung kali beliau melakukan antara Buana survey ke lapangan Katulistiwa dan Bu Sri bersama bekers. (begitu panggilan Nunukan, Krayan dan beliau di kalangan Lumbis adalah beberapa rekan-rekan Buana tempat dimana beliau Ibu Sri ketika diwawancara di rumahnya, di Katulistiwa) untuk melakukan survey. Ia bilangan Rawamangun. (Doc:Danu) pekerjaan Analisis mengatakan “Saya Citra Satelit dalam deforestation di Danau senang survey dengan anak-anak BK karena S e n t a r u m d a n Pe g u n u n g a n M e ra t u s mereka kan sering naik gunung jadi kalau ke Kalimantan. lapangan bagus.” Ketika ditanya dari hasil kerjasama yang pernah dilakukan, bagaimana kesan ibu tiga anak ini terhadap hasil pekerjaan Buana Katulistiwa, beliau hanya menjawab dengan satu kata: LUMAYAN. Ia menjabarkan 'lumayan' berdasarkan kriteria profesionalisme, ketepatan waku, ketelitian dan penguasaan teknis.
Saat ini Dr Sri Hardiyanti merupakan Ahli Peneliti Utama (APU) di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dan dosen luar biasa di Departemen Geografi, Magister Geografi, dan Pusat Studi Kelautan Universitas Indonesia. Selain mengajar, beliau juga banyak menulis publikasi ilmiah, sampai tahun 2004 lebih dari 150 karya tulis telah dihasilkannya.
Berdasarkan pengamatan Bu Sri, Bekers (sebutan bagi karyawan Buana Katulistiwa) masih membutuhkan bimbingan untuk meningkatkan profesionalisme dan usaha regenerasi. Oleh karenanya, beliau melakukan pembimbingan dengan cara koreksi hasil pekerjaan. Sebagai supervisi, khususnya tenaga ahli di bidang kartografi, peta-peta yang dihasilkan dikoreksi sesuai dengan kaidah kartografi yang baik dan benar. Menurutnya
Harapan Bu Sri terhadap masa depan Buana Katulistiwa, khususnya mengenai kepengurusan baru adalah manajemen yang solid dan perbaikan profesionalisme seperti yang telah dikatakannya di depan. Bimbingan dari para ahli dan terbukanya kerjasama dengan kaum profesionalisme lain akan menambah pengetahuan dan relasi yang nantinya akan memajukan Buana Katulistiwa baik secara langsung maupun tidak langsung.
15
Geografiana
Semua tulisan maupun gambar yang terdapat di dalam Buletin Katulistiwa dapat dipergunakan dan disebarluaskan untuk kemajuan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan, bukan untuk tujuan komersil, dengan syarat mencantumkan atribut Buletin Katulistiwa dan Yayasan Buana Katulistiwa.
16
Jl. Ketapang No. 6 Pondok Cina, Depok Jawa Barat 16424, Telp. +6221-7763523 Fax. +6221-77205252 e-mail:
[email protected] situs: www.bk.or.id