KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan “Profil Kesehatan Kota Metro 2016” dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penyusunan profil kesehatan ini merupakan upaya pengembangan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) yang merupakan salah satu program dalam pembangunan kesehatan. ”Profil Kesehatan Kota Metro 2016” ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan rujukan dalam penilaian, bimbingan pengendalian serta penyusunan rencana pelaksanaan program kesehatan khususnya di wilayah Kota Metro. Selain itu diharapkan juga dapat menjadi masukan bagi para pengambil kebijakan baik di tingkat Kota Metro maupun Provinsi Lampung. Dalam rangka meningkatkan mutu Profil Kesehatan Kota Metro berikutnya, diharapkan saran dan kritik yang membangun serta partisipasi dari semua pihak khususnya dalam upaya mendapatkan data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan. Mudah-mudahan ”Profil Kesehatan Kota Metro 2016” ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya dalam penyusunan profil ini, kami ucapkan terima kasih.
Metro,
Juni 2017
KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA METRO
MARYATI, SKM.,M.Kes NIP. 19580805 198001 2 001
i
TIM PENYUSUN Pengarah Maryati, SKM.,M.Kes Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro
Ketua dr. Silfia Naharani, MM Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Metro
Anggota Erliyanti, S.Pd.,MKM Anita, ST M. Zainudin, S.Kom Amalia Amraini, A.Md.G
Tim Editor Erliyanti, S.Pd.,M.KM M. Zainudin, S.Kom
Kontributor Badan Pusat Statistik Kota Metro Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Metro Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kota Metro (P2PAPP & KB) Rumah Sakit Umum Daerah Jend. Ahmad Yani Kota Metro Rumah Sakit Islam Kota Metro Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Metro Rumah Sakit Muhammadiyah Kota Metro RSIA Anugerah Medical Centre Kota Metro RSB Permata Hati Kota Metro RSB Asih Kota Metro Sekretariat Dinas Kesehatan Kota Metro Bidang Pelayanan & SDK Dinas Kesehatan Kota Metro Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Metro Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Metro
ii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. ii DAFTAR ISI .................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................. v DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2 Maksud dan Tujuan disusunya Profil ........................................ 3 1.3 Sistematika Penyajian .............................................................. 4
BAB II GAMBARAN UMUM KOTA METRO ................................................. 6 2.1 Keadaan Penduduk .................................................................... 7 2.2 Keadaam Ekonomi ..................................................................... 9 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN KOTA METRO .......................... 12 3.1 Mortalitas .................................................................................... 13 3.2 Morbiditas ................................................................................... 21 BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN ........................................................ 40 4.1 Pelayanan Kesehatan................................................................. 40 4.2 Perbaikan Gizi Masyarakat......................................................... 49 4.3 Penjaringan Kesehatan Siswa Sekolah dasar/setingkat ........... 60 4.4 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan ..................................... 63 4.5 Indikator Yang Akan Dicapai ...................................................... 70 4.6 Perilaku Hidup Masyarakat......................................................... 71 4.7 Keadaan Lingkungan .................................................................. 72 4.8 Pelayanan Kefarmasian.............................................................. 80
iii
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN ........................................... 81 5.1 Sarana Kesehatan ..................................................................... 81 5.2 Tenaga Kesehatan ..................................................................... 87 5.3 Pembiayaan Kesehatan ............................................................. 89 BAB VI KESIMPULAN .................................................................................... 91 6.1 Kesimpulan ................................................................................ 91 6.2 Saran........................................................................................... 93
iv
DAFTAR TABEL Tabel 1
Jumlah Kecamatan dan Kelurahan Kota Metro
Tabel 2
Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Rasio Jenis Kelamin & Golongan Umur, Kota Metro Tahun 2012-2016
Tabel 3
Sepuluh Penyakit Terbanyak Pda Pasien Rawat Jalan di Puskesmas, Kota Metro Tahun 2016
Tabel 4
Realisasi Program P2DBD Kota Metro Tahun 2016
Tabel 5
Indikator Pelayanan Rumah Sakit Kota Metro Tahun 2016
Tabel 6
Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 Penduduk, Kota Metro Tahun 2016
Tabel 7
Perkembangan Pembiayaan Kesehatan, Kota Metro Tahun 2011-2016
v
DAFTAR GAMBAR Gambar 1
Peta Wilayah Kota Metro
Gambar 2
Piramida Penduduk Kota Metro Tahun 2016
Gambar 3
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Metro Tahun 2011 – 2016
Gambar 4
PDRB per Kapita Kota Metro Tahun 2011-2016
Gambar 5
Perkiraan Angka Kematian Neonatal per 1000 Kelahiran Hidup Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Gambar 6
Prosentase penyebab Kematian Neonatal di Kota Metro Tahun 2016
Gambar 7
Perkiraan angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup Kota Metro 2012-2016
Gambar 8
Prosentase penyebab Kematian Bayi di Kota Metro Tahun 2016
Gambar 9
Proporsi Kematian Bayi berdasarkan umur Kota Metro Tahun 2016
Gambar 10
Perkiraan angka Kematian Balita per 1000 kelahiran hidup Kota Metro 2012-2016
Gambar 11
Kasus Kematian Ibu Kota Metro Tahun 2012–2016
Gambar 12
Perkiraan Angka Kematian Ibu Kota Metro tahun 2012–2016
Gambar 13
Kasus Peneumonia pada Balita Kota Metro tahun 2012–2016
Gambar 14
Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita Menurut Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Gambar 15
Indence Rate DBD per 100.000 penduduk & Case Fatality Rate DBD Kota Metro tahun 2012 – 2016
Gambar 16
Distribusi Kasus DBD Kota Metro per Kecamatan Tahun 2016
Gambar 17
Cakupan Case Detection Rate (CDR) dan Cure Rate (CR) TB BTA + Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Gambar 18
Succes Rate TB Paru (Angka Keberhasilan Pengobatan) Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Gambar 19
Angka Kesekitan Diare Balita per 1000 Balita Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Gambar 20
Acute Flaccid Paralysis (AFP) rate per 100.000 Penduduk < 15 tahun
vi
Kota Metro Tahun 2012 – 2016 Gambar 21
Angka Kesakitan Campak per 1000 Balita Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Gambar 22
Cakupan Imunisasi Campak Kota Metro Tahun 2012– 2016
Gambar 23
Cakupan Imunisasi Campak Berdasarkan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Gambar 24
Kasus Kusta Baru Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Gambar 25
Angka Kesakitan HIV/AIDS Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Gambar 26
Cakupan K1 Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Gambar 27
Cakupan K4 Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Gambar 28
Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Kota Metro 2012 – 2016
Gambar 29
Cakupan Deteksi Dini Ibu Hamil ResDengan Komplikasi Kota Metro 2012 – 2016
Gambar 30
Cakupan Deteksi dini Neonatus dengan Komplikasi Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Gambar 31
Cakupan Kunjungan Neonatus 1 dan Neonatus Lengkap Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Gambar 32
Cakupan Imunisasi Bayi per Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Gambar 33
Cakupan D/S Menurut Wilayah Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Gambar 34
Cakupan D/S Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Gambar 35
Cakupan Pemberian Vitamin A pada Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Gambar 36
Cakupan Pemberian Tablet Fe Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Gambar 37
Cakupan Pemberian Tablet Fe Berdasarkan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Gambar 38
Jumlah Balita Gizi Buruk per Kecamatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 39
Jumlah Kasus BBLR Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Gambar 40
Distribusi Kasus BBLR Berdasarkan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Gambar 41
Jumlah Kasus Balita dengan Gizi buruk dan BGM Kota Metro Tahun 2012 – 2016
vii
Balita
Menurut Wilayah
Gambar 42
Cakupan ASI Eksklusif Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Gambar 43
Realisasi Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Kota Metro Tahun 2016
Gambar 44
Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Kota Metro 2016
Gambar 45
Prosentasi Peserta JPK terhadap Jumlah Penduduk Kota Metro tahun 2012 – 2016
Gambar 46
Prosentase JPK Menurut Jenisnya Kota Metro Tahun 2016
Gambar 47
Jumlah Kunjungan Pasien Rawan Inap dan Rawat Jalan Per Puskesmas Kota Metro 2016
Gambar 48
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan Puskesmas Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Gambar 49
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap Di Klinik Kota Metro Tahun 2016
Gambar 50
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap Di Rumah Sakit Kota Metro Tahun 2016
Gambar 51
Pencapaian Rumah Tangga BerPHBS Kota Metro Tahun 2016
Gambar 52
Cakupan Rumah Sehat Kota Metro tahun 2013-2016
Gambar 53
Cakupan Rumah yang dibina Kota Metro Tahun 2016
Gambar 54
Cakupan Sarana Air Bersih Kota Metro Tahun 2016
Gambar 55
Cakupan Kualitas Air Minum di penyelenggara air minum Kota Metro Tahun 2016
Gambar 56
Cakupan Keluarga Kepemilikan jamban sehat Kota Metro Tahun 2016
Gambar 57
Cakupan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Kota Metro Tahun 2016
Gambar 58
Cakupan TTU Sehat Kota Metro Tahun 2016
Gambar 59
Cakupan TPM Sehat Kota Metro Tahun 2016
Gambar 60
Cakupan TPM di bina dan diuji petik Kota Metro Tahun 2016
Gambar 61
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut Kepemilikan/ Pengelola Kota Metro Tahun 2016
Gambar 62
Jumlah RS dengan kemampuan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 Kotametro Tahun 2016
viii
Gambar 63
Persentase Posyandu Menurut Strata Kota Metro Tahun 2016
Gambar 64
Prosentase Posyandu Menurut Strata per Kecamatan di Kota metro Tahun 2016
Gambar 65
Jumlah Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) Kota Metro Tahun 2016
Gambar 66
Jumlah Desa Siaga Aktif Kota Metro Tahun 2016
Gambar 67
Distribuasi Tenaga Kesehatan pada Sarana Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 68
Perkembangan Anggaran Kesehatan Perkapita Kota Metro Tahun 2012 – 2016
ix
DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1
Tabel 1
Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kota Metro Tahun 2016
Tabel 2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur Kota Metro Tahun 2016
Tabel 3
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf dan IjazahTertinggi yang diperoleh menurut jenis kelamin Kota Metro Tahun 2016
Tabel 4
Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 5
Jumlah Kematian Neonatal Bayi Dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 6
Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 7
Jumlah Kasus Baru Tb Bta+, Seluruh Kasus Tb, Kasus Pada Tb Pada Anak, Dan Case Notification Rate (Cnr) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kcamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 8
Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA + Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 9
Jumlah Kasus Kesembuhan Dan Pengobatan lengkap TB Paru BTA + Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 10
Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kecamatan Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 11
Jumlah Kasus Hiv, Aids, Dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Kota Metro Tahun 2016
Tabel 12
Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin Kota Metro Tahun 2016
x
Kelamin,
Kecamatan
Dan
Kelamin,
Tabel 13
Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 14
Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 15
Kasus Baru Kusta 0 – 14 Tahun Dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 16
Jumlah Kasus Dan angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 17
Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 18
Jumlah Kasus Afp (Non Polio) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 19
Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 20
Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 21
Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 22
Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 23
Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 24
Cakupan Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 25
Cakupan Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 26
Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode Iva Dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Kota Metro Tahun 2016
Tabel 27
Jumlah Penderita Dan Kematian Pada Klb Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB) Kota Metro Tahun 2016
Tabel 28
Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam Kota Metro Tahun 2016
xi
Tabel 29
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 30
Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 31
Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 32
Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet FE1 Dan FE3 Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 33
Jumlah Dan Persentase Ibu Hamil Dan Neonatal Risiko Tinggi/Komplikasi Ditangani Menurut Jenis Kelamin. Kecamatan, dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 34
Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 35
Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 36
Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 37
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 38
Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 39
Umlah Bayi Yang Diberi Asi Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro tahun 2016
Tabel 40
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 41
Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kecamatan Dan puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 42
Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari Dan Bcg Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota metro Tahun 2016
Tabel 43
Cakupan Imunisasi Dpt-Hb/Dpt-Hb-Hib, Polio, Campak, Dan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Kecamatan dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 44
Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita, Dan Ibu Nifas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
xii
Tabel 45
Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 46
Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 47
Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 48
Cakupan Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 49
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro tahun 2016
Tabel 50
Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 51
Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 20156
Tabel 52
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia lanjut menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 53
Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Jaminan Dan Jenis Kelamin Kota Metro Tahun 2016
Tabel 54
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan , Rawat Inap, Dan Kunjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kota Metro Tahun 2016
Tabel 55
Angka Kematian Pasien Di Rumah sakit Kota Metro tahun 2016
Tabel 56
Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Kota Metro Tahun 2016
Tabel 57
Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 58
Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 59
Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 60
Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Tabel 61
Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
xiii
Tabel 62
Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Kota Metro Tahun 2016
Tabel 63
Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Kota Metro tahun 2016
Tabel 64
Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi Kota Metro tahun 2016
Tabel 65
Tempat Pengelolaan Makanan Dibina Dan Diuji Petik Kota Metro Tahun 2016
Tabel 66
Persentase Ketersediaan Obat Dan Vaksin Di Kabupaten/Kota Metro Kota Metro Tahun 2016
Tabel 67
Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Kota Metro Tahun 2016
Tabel 68
Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar ) Level I Kota Metro Tahun 2016
Tabel 69
Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, Dan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Tabel 70
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan, Kota Metro Tahun 2016
Tabel 71
Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Kota Metro Tahun 2016
Tabel 72
Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan, Kota Metro Tahun 2016
Tabel 73
Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan, Kota Metro Tahun 2016
Tabel 74
Jumlah Tenaga Kefarmasian i Di Fasilitas Kesehatan, Kota Metro Tahun 2016
Tabel 75
Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan, Kota Metro Tahun 2016
Tabel 76
Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan, Kota Metro Tahun 2016
Tabel 77
Jumlah Tenaga Teknisi Medis Di Fasilitas Kesehatan, Kota Metro Tahun 2016
Tabel 78
Jumlah Tenaga Teknisi Medis Dan Fisioterapis Di Fasilitas Kesehatan, Kota Metro Tahun 2016
Tabel 79
Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan, Kota Metro Tahun 2016
xiv
Tabel 80
Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan, Kota Metro Tahun 2016
Tabel 81
Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota, Kota Metro Tahun 2016
xv
xvi
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan
merupakan
salah
satu
komponen
utama
dalam
indek
pembangunan manusia (IPM) yang dapat mendukung terciptanya SDM yang sehat, cerdas, terampil, ahli menuju keberhasilan pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan adalah salah satu hak dasar masyarakat yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan.
Kualitas Sistem Kesehatan Nasional dalam era desentralisasi atau otonomi daerah dibidang kesehatan, sangat ditentukan oleh kualitas sistem kesehatan dari masing-masing Kabupaten/Kota, maka guna pencapaian Visi Kota Metro ” METRO KOTA
PENDIDIKAN
DAN
WISATA
KELUARGA
BERBASIS
EKONOMI
KERAKYATAN BERLANDASAN PEMBANGUNAN PARTISIFATIF” dengan misi: 1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui sektor pendidikan dan kesehatan. 2. Meningkatkan kesejahtraan rakyat berbasis ekonomi kerakyatan melalui sector perdagangan jasa, pertanian dan pariwisata 3. Meningkatkan kualitas infrastuktur Kota yang terintegrasi dan berkelanjutan 4. Mewujutkan Pemerintah Kota Metro Good Governance melalui kualitas pelayanan publik
Kesehatan masuk dalam misi pertama dalam visi & misi walikota Metro, yang mana kesehatan merupakan urusan wajib dalam Undang Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah daerah, untuk itu perlu adanya upaya upaya yang kreatif dan inovatif untuk mewujutkan visi misi tersebut.
Perlu adanya penataan dan pengembangan sistem informasi kesehatan Kabupaten/Kota sehingga dapat memberikan indikator - indikator derajat kesehatan 1
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
dengan benar. Dimana perlu adanya perubahan pola piker tentang kesehatan yaitu paradigma sakit menjadi paradigma sehat
Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang terdiri dari enam subsistem, dan salah satunya adalah Sub sistem Manajemen Kesehatan dan informasi kesehatan, “Meningkatkan Manajemen Kesehatan yang Akuntabel, transparan, Berdayaguna dan Berhasil guna untuk memantapkan Desentralisasi Kesehatan yang Bertanggung jawab”. Untuk itu perlu adanya sistem informasi kesehatan yang baik untuk menggambarkan kondisi kesehatan yang ada di Kota Metro, salah satunya adalah dengan adanya Profil Kesehatan Kota Metro yang dibuat setiap tahun.
Salah satu keluaran dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah profil kesehatan yang merupakan salah satu penyajian data informasi kesehatan yang relative lengkap, berisi data/informasi derajat kesehatan,upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan data/informasi terkait lainnya, serta terbit setiap tahun. Buku Profil Kesehatan Kota Metro tahun 2016 ini disusun dengan harapan dapat memberikan gambaran situasi kesehatan Kota Metro secara menyeluruh baik tentang keadaan umum dan lingkungan, derajat kesehatan maupun sumber daya pembangunan kesehatan. Buku Profil Kesehatan Kota Metro tahun 2016 ini merupakan penerbitan yang Keempatbelas.
Data yang disajikan merupakan hasil kegiatan program kesehatan di Kota Metro selama tahun 2016, sedangkan untuk jumlah penduduk dipakai dari hasil
Proyeksi
Sensus Penduduk
tahun
2013 (BPS). Cara pengolahan data
melalui perhitungan statistik sederhana dalam bentuk tabel dan disertai dengan sebagian analisa dan pemaparan dari data yang ada pada tahun 2016 dan tahuntahun sebelumnya sebagai perbandingan. Data juga di ambil dari lintas sektor bidang kesehatan, sehingga menggambarkan Kesehatan di Kota Metro.
2
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
1 .2
Maksud dan Tujuan disusunnya Profil
Maksud disusunnya Profil Kesehatan Kota Metro 2016 adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan di wilayah Kota Metro dalam mencapai derajat kesehatan Masyarakat yang optimal dan untuk mengetahui potensi, menganalisa permasalahan serta pemecahannya dalam bentuk narasi, tabel dan gambar untuk program pembangunan kesehatan di Kota Metro
Tujuan umum diterbitkannya Profil Kesehatan Kota Metro 2016 ini adalah tersedianya data/informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna sebagai upaya menuju Kota Metro yang sehat.
Tujuan khususnya adalah : -
Diperolehnya data/informasi umum dan lingkungan yang meliputi lingkungan fisik dan biologi, data kependudukan dan social ekonomi.
-
Diperolehnya data/informasi tentang status kesehatan masyarakat yang meliputi, angka kematian,angka kesakitan dan status gizi
-
Diperolehnya data/informasi upaya kesehatan yang meliputi cakupan kegiatan dan sumber daya kesehatan
-
Diperolehnya data/informasi untuk bahan penyusunan perencanaan kegiatan program kesehatan.
-
Tersedianya alat untuk pemantauan dan Evaluasi tahunan program-program kesehatan.
-
Tersedianya wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan oleh berbagai sumber pencatatan, pelapor yang ada di Puskesmas, Rumah Sakit maupun unit-unit kesehatan lainnya.
-
Tersedianya alat untuk memacu penyempurnaan sistem pencatatan dan pelaporan kesehatan.
3
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
1.3 Sistematika Penyajian Sistematika penyusunan profil kesehatan Kota Metro tahun 2016 adalah sebagaii berikut:
BAB I
: Pendahuluan Bab ini menyajikan tentang maksud dan tujuan penulisan Profil Kesehatan Kota Metro serta sistematika penyajiannya.
BAB II
: Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kota Metro. Selain uraian tentang letak geografis, demografis, pendidikan, ekonomi dan informasi umum lainnya.
BAB III
: Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai
angka kematian,
angka kesakitan, dan keadaan status gizi masyarakat.
BAB IV
: Situasi Upaya Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan selama tahun 2013, yang menggambarkan
tingkat
pencapaian
program
pembangunan
kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan yang disajikan meliputi; cakupan pelayanan kesehatan dasar, cakupan pelayanan kesehatan rujukan, pemberantasan penyakit menular, pelayanan kefarmasian,
jaminan
pemeliharaan
kesehatan
masyarakat
dan
pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin, pembinaan kesehatan lingkungan, dan pelayanan perbaikan gizi masyarakat.
BAB V
: Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sumber daya yang diperlukan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan, khususnya untuk tahun 2016. 4
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambaran tentang keadaan sumber daya mencakup tentang keadaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.
BAB VI
: Kesimpulan Bab ini beerisi tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan, tentang keberhasilan dan hal-hal yang masih dianggap kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan
LAMPIRAN
5
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK Kota Metro yang berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota Provinsi Lampung) meliputi areal daratan seluas 68,74 Km 2 atau 0,19 % dari luas Provinsi Lampung yang besarnay 3.528.835 Km2. Secara geografis Kota Metro terletak pada 5°6‟ -5°8‟ LS dan 105°17‟-105°19‟ BT dengan batas wilayah sebagai berikut :
A. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah dan Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur. B. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Metro Kibang Kabupaten Lampung Timur dan Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. C. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pekalongan dan Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur. D. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah. Gambar 1 Peta Wilayah Kota Metro
Sumber: Bagian Administrasi Pembangunan Setda Kota Metro
6
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Berdasarkan karakteristik topografi, Kota Metro merupakan wilayah yang relatif datar dengan kemiringan <6. Wilayah Kota Metro beriklim humid tropis dengan kecepatan angin rata-rata 70 Km/hari. Ketinggian wilayah berkisar antara 25-60 m dari permukaan laut (dpl), suhu udara antara 26°C 29°C, kelembaban udara 80%88%, dan rata-rata curah hujan pertahun 2.264 sampai dengan 2.868 mm.Kota Metro secara administratif terbagi menjadi 5 Kecamatan dan 22 Kelurahan, yaitu:
Tabel 1 Jumlah Kecamatan dan Kelurahan Kota Metro NO
KECAMATAN
JUMLAH
LUAS (KM2)
KELURAHAN 1
Metro Pusat
5
11,71
2
Metro Utara
4
19,64
3
Metro Barat
4
11,28
4
Metro Timur
5
11,78
5
Metro Selatan
4
14,33
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Metro Kecamatan dengan luas wilayah terbesar yaitu Kecamatan Metro Utara (19,64 Km2), sedangkan kecamatan dengan luas terkecil yaitu Kecamatan Metro Barat (11,28 Km2).
2.1 Keadaan Penduduk Menurut hasil proyeksi penduduk Kota Metro tahun 2016 yaitu 160.729 jiwa. Kepadatan penduduk Kota Metro sebesar 2.338 Jiwa/Km2 .
7
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Tabel 2 Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Rasio Jenis Kelamin & Golongan Umur Kota Metro Tahun 2012-2016
Kepadat N O
Jumlah
Laki-
Perempu
an
pendud
laki
an
Pendud
0-14
15-64
uk
(%)
(%)
uk
th (%)
th (%)
tahu n
Berdasarkan umur
65+ th (%)
(km2) 1.
2012
149.697
49,9
50,1
2,1177
26,02
69.53
4.42
2.
2013
154.045
49,5
50,5
2,241
26,09
69,41
4,5
3.
2014
152.428
50,05
49,95
3,466
25,87
69,57
4,53
4.
2015
153.938
49,9
50,1
2.239
25,92
69,89
4,19
5.
2016
160.729
49,96
50,04
2.338
41,05
112,15
7,54
Sumber: BPS Kota Metro dan Subbag.Perencanaan
Berdasarkan hasil Proyeksi Sensus Penduduk tahun 2016 dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk Kota Metro sebesar 1,79 %. Apabila melihat Rasio Jenis Kelamin, jumlah penduduk laki-laki 80.300 jiwa (49,96 %) lebih sedikit dari jumlah penduduk wanita yang berjumlah 80.429 jiwa (50,04 %). 129 jiwa (49,9 6%) lebih sedikit dari jumlah penduduk wanita yang berjumlah 80.429 jiwa (50,04 %).
Rincian
penduduk
Kota
Metro
berdasarkan
kelompok
umur
dapat
digambarkan melalui piramida penduduk sebagai berikut :
8
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 2 Piramida Penduduk Kota Metro Tahun 2016
Sumber : BPS Kota Metro tahun 2016 Komposisi penduduk Kota Metro menurut kelompok umur menunjukkan bahwa penduduk yang
berusia
muda (0-14 tahun) sebesar 41,5 % Penduduk
berusia produktif (15-64 tahun), sekitar 112,5% dan penduduk pada usia tua (lebih dari 64 tahun) sebanyak 7,54 %. Dengan demikian maka angka Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Kota Metro pada tahun 2016 sebesar 43,6 artinya setiap 100 jiwa penduduk produktif menanggung beban 43,6 jiwa penduduk tidak produktif. Ratio beban tanggungan penduduk Kota Metro termasuk klasifikasi rendah (<50%).
2 .2
Keadaan Ekonomi
A. Indeks Pembangunan Manusia Untuk mengukur kualitas dan kesejahteraan penduduk dapat digunakan ukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI). Lembaga UNDP tahun 1997 menyebutkan bahwa IPM merupakan nilai rata-rata dari 9
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
tiga komponen indeks yaitu Indeks kelangsungan hidup, indeks pengetahuan, dan indeks daya beli. Nilai IPM Kota Metro merupakan tertinggi di antara kabupaten/Kota lainnya dii Provinsi Lampung. Pencapaian nilai IPM Kota Metro, yang diperbandingkan antara Kabupaten/Kota lain serta perbandingan antar waktu, menunjukan bahwa proses pembangunan yang dilaksanakan di Kota Metro terus dilaksanakan berlandaskan
pada
dengan
titik pijak konsep pembangunan manusia seutuhnya, yang
merupakan konsep yang menghendaki peningkatan kualitas hidup penduduk baik secara fisik, mental, maupun spritual seiring dengan pertumbuhan ekonomi.
Gambar 3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Metro Tahun Tahun 2011-2016
Sumber: BPS Kota Metro
B. Gambaran umum Ekonomi Kota Metro Ekonomi Kota Metro menunjukan perkembangan yang cukup baik dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ekonomi mampu tumbuh dengan rata-rata di atas 5 Persen selama lima tahun terakhir, seiring dengan pertumbuhan ekonomi pendapatan masyarakat yang terlihat dari PDRB per kapita juga terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata rata laju pertumbuhan hampir 6,26 persen per tahun menurut harga konstan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. 10
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 4 PDRB per Kapita Kota Metro Tahun 2011-2016
Sumber: BPS Kota Metro
Secara umum tingkat kesejahteraan penduduk dapat ditunjukan dari adanya peningkatan pendapatan perkapita suatu wilayah. semakin tinggi tingkat perolehan pendapatan perkapita maka semakin tinngi pula tingkat kesejahtraannya.
11
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Gambaran mengenai derajat kesehatan mencakup indikator umur harapan hidup waktu lahir (UHH), mortalitas berisi indikator-indikator angka kematian ibu & angka kematian bayi, morbiditas berisi indikator-indikator mengenai penyakit infeksi, penyakit non infeksi dan penyakit potensial. Sedangkan status gizi dilihat dari indikator berat badan lahir rendah (BBLR) dan status gizi balita.
Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu
negara.
Meningkatnya
perawatan
kesehatan
melalui
Puskesmas,
meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyaii pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.
Angka pemerintah
Harapan
Hidup
merupakan
alat
untuk
mengevaluasi
kinerja
dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan
meningkatkan
derajat kesehatan pada khususnya. Angka Harapan Hidup yang
rendah di suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program pemberantasan kemiskinan.
Estimasi umur harapan hidup waktu lahir untuk penduduk Indonesia berdasarkan BPS tahun 2008 sebesar 67,7. Sedangkan untuk Umur Harapan Hidup (UHH) Kota Metro yaitu 71,05 tahun (BPS-2016). Dengan demikian UHH penduduk Kota Metro telah melampaui estimasi UHH provinsi Lampung (69,94 tahun).
12
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
3.1 Mortalitas Kematian merupakan akumulasi akhir dari berbagai penyakit penyebab kematian. Angka Kematian secara umum berkaitan erat dengan Angka Kesakitan dan Status Gizi. Indikator untuk menilai keberhasilan program pembangunan Kesehatan juga dapat dilihat dari perkembangan Angka Kematian. Gambaran kejadian kematian di Kota Metro dalam rentang waktu 3 sampai 5 tahun terakhir dijelaskan dalam uraian di bawah ini:
1. Angka kematian Neonatus Angka kematian balita dibagi tiga yaitu kematian neonatus (0-28 hari), kematian bayi (1 bulan - < 1 tahun) dan kematian anak balita (1 – 5 tahun). Kematian neonatal adalah kematian bayi yang lahir hidup dalam rentang waktu 28 hari sejak kelahiran. Kematian neonatal terdiri dari sebagai berikut : a. Kematian neonatal dini ; Yaitu kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup dalam waktu 7 hari setelah lahir. b. Kematian neonatal lanjut ;Yaitu kematian seorang bayi yang dilahirkan hidup setelah 7 hari, atau sebelum 29 hari Berdasarkan laporan dari Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Metro, pada Tahun 2016 terdapat kematian 13 orang dari 2740 kelahiran hidup ( Diperkirakan 5 per 1000 KH), tahun 2015 terdapat kematian 17 orang dari 2888 kelahiran hidup (diperkirakan 6 per 1000 KH) ,tahun 2014 terdapat kematian neonatal 16 orang (diperkirakan 4,7 per 1000 KH ) dan tahun 2013 terdapat kematian Neonatal 9 bayi dari 3.365 kelahiran hidup (diperkirakan 2,7 per 1000 KH), dan tahun 2012 yaitu terdapat kematian neonatal sebanyak 24 orang dari 3.251 kelahiran hidup (diperkirakan 7,4 per 1000 kelahiran hidup), Kecenderungan angka kematian Neonatal di Kota Metro selama 5 tahun terakhir tergambar seperti pada gambar berikut:
13
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 5 Perkiraan Angka Kematian Neonatal per 1000 Kelahiran Hidup Kota Metro tahun 2012-2016
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Metro
Adapun proporsi penyebab Kematian Neonatal selama tahun 2016 seperti tampak pada gambar berikut: Gambar 6 Prosentase Penyebab Kematian Neonatal Kota Metro tahun 2016
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Metro
14
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
BBLR merupakan penyebab terbesar kasus kematian Neonatal di Kota Metro (62,5 %). Menurut WHO, kejadian BBLR terkait erat dengan kekurangan gizi ataupun kejadian sakit ada saat kehamilan. Untuk mencegah terjadinya BBLR, identifikasi dinii terhadap ibu hamil KEK (kurang energi kalori) kemudian diikuti dengan pemberian suplemen gizi kepada ibu pada masa kehamilan mutlak dilakukan (Bang, Abhay et al, 2009). Penyebab kedua adalah kelainan konenital & asfiksia. Asfiksia ( kesulitan bernafas sesaat setelah lahir. Menurut UNICEF, Kejadian Asfiksia bisa dicegah dengan meningkatkan kualitas proses persalinan dan perawatan terhadap bayi baru lahir. Petugas Kesehatan (terutama bidan) dituntut untuk bisa mendeteksi asfiksia dan dapat melakukan resusitasi terhadap bayi baru lahir apabila terjadi asfiksia (UNICEF REPORT, 2009). Penyebab kematian bayi < 1 tahun adalah penyakit infeksi dan penyebab lain .Dari penyebab kematian bayi di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya menurunkan angka kematian neonatus perlu difokuskan pada kegiatan pemeriksaan neonatus pada saat bayi baru lahir, terutama bayi Asfiksia dan BBLR.
2.
Angka Kematian Bayi (AKB) Angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortalitiy Rate (IMR) merupakan salah satu indikator penting yang sangat sensitif untuk mengetahui permasalahan kesehatan yang berkaitan dengan penyebab kematian dan tingkat keberhasilan program kesehatan. kelahiran hidup. Angka kematian Bayi (AKB) adalah jumlah yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. AKB merupakan indikator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam rangka menurunkan AKB. Dalam hal kematian, Indonesia mempunyai komitmen untuk mencapai sasaran Millenium Development Goals (MDG) untuk menurunkan Angka Kematian Anak sebesar dua per tiga dari angka di tahun 1990 atau menjadi 20 per 1000 kelahiran bayi pada tahun 2015, Angka Kematian Bayi menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat dimana angka kematian itu dihitung. Kegunaan Angka Kematian Bayi untuk pengembangan perencanaan berbeda antara kematian neo-natal dan kematian bayi yang lain. Karena kematian neo-natal disebabkan oleh faktor endogen yang berhubungan dengan kehamilan maka program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal adalah yang bersangkutan dengan program pelayanan kesehatan Ibu hamil, misalnya program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus. 15
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Berdasarkan laporan dari Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Metro, tidak terjadi peningkatan kematian bayi pada tahun 2016, dengan kematian bayi 5 orang dari 2.888 kelahiran hidup (2 per 1000 KH), sama dengan tahun 2015 sedangkan tahun 2014 kematian bayi 3 orang dari 3427 kelahiran hidup (0,9 per 1000 KH) dan tahun 2013 terdapat kematian bayi 3 bayi dari 3.365 kelahiran hidup (diperkirakan 0,9 per 1000 KH), tahun 2012 sebanyak
yaitu
terdapat
kematian
bayi
3 orang dari 3.251 kelahiran hidup (diperkirakan 0,9 per 1000 kelahiran
hidup) sedangkan pada tahun 2011 terdapat kematian bayi sebanyak 1 orang dari 3.239 kelahiran hidup ( diperkirakan 0,3 per 1000 kelahiran hidup). Kecenderungan angka kematian bayi di Kota Metro selama 5 tahun terakhir tergambar seperti pada gambar berikut: Gambar 7 Perkiraan Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup Kota Metro tahun 2012-2016
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Metro
Kota Metro sudah mencapai target Kematian bayi pada MDGs, tetapi dari grafik terlihat angka kematian bayi pada tahun 2015 dan tahun 2016, masih sama belum ada penurunan , untuk itu perlu penanganan lebih intensif lagi.
16
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Adapun proporsi penyebab Kematian bayi selama tahun 2016 seperti tampak pada gambar berikut: Gambar 8 Prosentase Penyebab Kematian bayi Kota Metro tahun 2016
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Metro
Pada tahun 2016 di Kota Metro terdapat 5 kasus kematian bayi (1 bulan - < 1 tahun) yang disebabkan karena
jantung bawaan 2
kasus (Puskesmas Yosomulyo dan
Mulyojati), Vomitus 1 kasus (Puskesmas Yosomulyo), ISPA 1 kasus (Puskesmas Yosomulyo) dan 1 kasus kematian karena kelenjar paru. Jika dilihat dari proporsi kematian bayi berdasarkan umur, maka didapatkan grafik sebagai berikut.
17
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 9 Proporsi Kematian Bayi Berdasarkan Umur Kota Metro tahun 2016
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Metro
Kematian bayi di Kota Metro umumnya terjadi pada masa neonatal (0-28 hari). Hampir 77 % dari seluruh angka kematian bayi di Kota Metro terjadi pada masa neonatal. Sedangkan 23 % pada umur 1 bl – 1th. Dari hasil pengkajian kasus kematian neonatal di Kota Metro antara lain karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir, kurangnya pengetahuan dan keterampilan bidan dalam mendeteksi dan menangani kasus neonatal resiko tinggi. Kemampuan tenaga kesehatan dan adanya fasilitas dalam hal perawatan neonatal esensial adalah suatu keharusan dalam upaya penurunan angka kematian bayi Kemampuan dan fasilitas
tersebut meliputi persalinan yang bersih dan aman,
stabilitas suhu, inisiasi pernapasan spontan, inisiasi menyusui ASI dini, dan pencegahan infeksi serta pemberian imunisasi. Dari hasil pengkajian kasus kematian banyak faktor yang mempengaruhi bertambahnya kasus kematian neonatal di Kota Metro antara lain karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir, kurangnya pengetahuan dan ketrampilan bidan dalam mendeteksi dan menangani kasus neonatal resiko tinggi sedangkan di tingkat pelayanan rujukan kurangnya kolaborasi di ruang operasi dengan dokter spesialis anak dan kurangnya ruang neonatus yang tersedia baik di Rumah Sakit Umum Daerah maupun Rumah Sakit Swasta.
18
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
3.
Angka Kematian Anak Balita (AKABA) Angka Kematian Balita (1 - <5 tahun) menggambarkan peluang untuk meninggal pada fase antara umur 1 tahun dan sebelum umur 5 tahun. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi penyakit infeksi dan kecelakaan.Hasil SDKI 2007 menunjukan bahwa angka kematian balita 55 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan laporan dari bidang Kesga tahun 2016 terdapat kematian anak balita sebanyak 2 kasus dari 2740 kelahiran hidup (diperkirakan 0,7 per 1000 KH) disebabkan karena diare (Puskesmas Yosomulyo) dan lain-lain. Puskesmas Mulyojati, tahun 2015 terdapat
kematian anak balita 1 orang disebabkan karena kejang
(diperkirakan 0,34 per 1000 KH), Dan tahun 2014 kematian anak balita sebanyak 4 kasus dari 3427 kelahiran hidup (diperkirakan 1,2 per 1000 KH) dan terdapat
tahun 2013
2 kasus dari 3.365 kelahiran hidup (diperkirakan 0,6 per 1000 kelahiran
hidup), Tahun 2012 tidak ada kematian anak balita, tahun 2011 terdapat 1 kematian anak balita dari 3.239 kelahiran hidup (diperkirakan 0,3 per 1000 KH) .Hasil ini tidak bisa dibandingkan dengan target Nasional AKABA sebesar 23 per 1000 KH karena data di atas belum menggambarkan AKABA sebenarnya. Kematian balita yang dimaksud yaitu kematian pada masa > 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun.
Gambar 10 Perkiraan Angka Kematian Akaba per 1000 Kelahiran Hidup Kota Metro tahun 2012-2016
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Metro
19
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
4.
Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) Kematian Ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Angka kematian ibu merupakan cermin status kesehatan masyarakat terutama kesehatan wanita. Angka kematian ibu dapat menggambarkan status gizi, keterjangkauan dan mutu pelayanan kesehatan, serta menunjukkan rendahnya keadaan sosial ekonomi. Jumlah kasus kematian ibu melahirkan di Kota Metro pada tahun 2012 ada 5 kematian dari 3.251 kelahiran hidup, dan pada tahun 2013 terdapat 5 kematian ibu dari 3.365 kelahiran hidup dan tahun 2014 terdapat 2 kematian maternal dari 3427 kelahiran hidup (diperkirakan 58,4 per 100.000 KH) dan tahun 2015 tidak ada kematian dan tahun 2016 tejadi kematian 2 dari 2740 kelahiran hidup (diperkirakan 73 per 100.000 KH) Adapun gambaran kasus kematian ibu dalam beberapa tahun terakhir terlihat pada gambar berikut : Gambar 11 Kasus Kematian Ibu Kota Metro tahun 2012-2016
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Metro
Sangat sulit menganalis kecenderungan kasus kematian ibu di Kota Metro karena kejadian kematian ibu berfluktuatif. Namun dari grafik di atas dapat diketahui bahwa kasus kematian ibu di Kota Metro meningkat dari 0 kematian menjadi 2 kematian Angka kematian ibu secara riil di Kota Metro tidak bisa diperoleh karena Angka 20
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Kematian Ibu (AKI) didisain untuk tingkat nasional melalui kegiatan survey, namun sebagai bahan evaluasi Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Metro diperkirakan sebesar 73 per 100.000 kelahiran hidup. Adapun perkiraan Angka Kematian Ibu di Kota Metro tergambar di bawah ini
Gambar 12 Perkiraan Angka Kematian Ibu Kota Metro tahun 2012-2016
Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Kota Metro
3.2 Morbiditas Morbiditas/ Angka kesakitan dapat diartikan sebagai keadaan sakit yaitu adanya penyimpangan dari keadaan kesehatan yang normal (BKKBN, 2009).
Angka kesakitan
mencerminkan situasi derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah dan berkaitan erat dengan kejadian kematian. Pada bagian ini akan disajikan gambaran kejadian penyakit yang dapat menjelaskan keadaan derajat kesehatan masyarakat Kota Metro sepanjang tahun 2016. 1.
Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Meningkatnya umur harapan hidup dan perubahan struktur umur penduduk ke arah usia tua menyebabkan terjadinya transisi epidemiologis, yang ditandai dengan 21
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
masih tingginya penyakit infeksi dan meningkatnya penyakit non infeksi. Penyakit infeksi akut lainnya pada saluran pernafasan bagian atas tetap menduduki peringkat pertama pada pola penyakit rawat jalan di puskesmas. Gambaran sepuluh besar penyakit pada pasien rawat jalan di puskesmas pada tahun 2016 adalah sebagai berikut: Tabel 3 Sepuluh Penyakit Terbanyak pada Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
NO
JENIS PENYAKIT
JUMLAH
Hipertensi
12985
Nesofaringitis akut
11891
3
Dyspepsia
7796
4
Infeksi saluran pernafasan akut
6765
Other acute upper respiratory infections of multiple sites
4346
Myalgia
4210
Faringitis akut, tidak spesifik
4039
Gastritis, tidak spesifik
3524
Sakit kepala
3443
Pure hypercholesterolaemia
2720
1 2
5 6 7 8 9 10
%
21 19.3 12.6 11 7 6.8 6.5 5.7 5.6 4.4
Sumber: Seksi Yankesdas, Laporan LB1 tahun 2015
Tabel di atas menunjukkan bahwa penyakit terbanyak yang diderita oleh pasien rawat jalan di puskesmas didominasi oleh penyakit Infeksi. Penyakit Hipertensi merupakan penyakit yang menempati urutan teratas pada 10 penyakit terbanyak yang diderita oleh pasien rawat jalan puskesmas dengan prosentase sebanyak 11%. Meskipun penyakit infeksi masih mendominasi, namun penyakit non-infeksi juga perlu diperhatikan mengingat penyakit hipertensi yang berhubungan dengan faktor perilaku menempati urutan terbesar pasien rawat jalan puskesmas.
2. Penyakit Menular a. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pneumonia Penyakit ISPA khususnya Pneumonia masih merupakan penyakit utama
penyebab
kesakitan dan kematian bayi dan balita. Di Dunia setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 22
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
juta balita meninggal karena Pneumonia (1 balita/15 detik) dari 9 juta total kematian Balita, 1 diantaranya disebabkan oleh Pneumonia. Karena besarnya kematian ISPA ini, ISPA Pneumonia disebut sebagai Pandemi yang terlupakan atau The Forgotten Pandemic. Namun, tidak banyak perhatian terhadap penyakit ini, sehingga Pneumonia disebut juga pembunuh Balita yang terlupakan atau The Forgotten Killer of Children (Unicef/WHO,2006).Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia, dan merupakan 30% dari seluruh kematian yang ada. Di Negara Berkembang 60% kasus Pneumonia disebabkan oleh Bakteri, sementara di Negara maju umumnya disebabkan Virus. Pneumonia masih menjadi penyebab kematian bayi dan balita di Indonesia. kematian balita akibat pneumonia pada akhir tahun 2000 di Indonesia diperkirakan sekitar 4,9/1000 balita (Depkes, 2004). Adapun angka kesakitan diperkirakan mencapai 250 hingga 299 per 1000 anak balita setiap tahunnya. Pneumonia juga sering berada dalam daftar 10 penyakit terbanyak baik di puskesmas maupun rumah sakit.Sebanyak 40 – 60 % kunjungan berobat di Puskesmas dan 15 – 30 % kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap di Rumah Sakit disebabkan oleh ISPA. Episode penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali per tahun. Berdasarkan laporan Seksii Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit, temuan kasus Pneumonia pada balita selama periode waktu 2012 – 2016 terjadi peningkatan yaitu sampai dengan tahun 2014 dan menurun pada tahun 2015 hingga tahun 2016, seperti tergambar dalam grafik sebagai berikut:
23
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 13 Kasus Pneumonia pada Balita Kota Metro tahun 2012-2016
Sumber: Seksi Pencegahan & Pemberantasan Penyakit
Pada tahun 2015 penderita pneumonia balita yang ditemukan sebanyak 132 penderita dan pada tahun 2016 tidak ditemukan penderita pneumonia, namun penemuan kasus pneumonia pada balita di Kota Metro masih jauh dari target yang diharapkan sebanyak 1.318 penderita (10% dari jumlah balita). Hal tersebut dapat disebabkan karena tenaga kesehatan yang telah dilatih MTBS tidak melakukan Desinfo kepada petugas lain di Puskesmas dalam rangka penjaringan kasus ISPA pneumonia di Puskesmas, atau penyakit pneumonia hanya ada pada pasien dengan jumlah tersebut. Upaya pengendalian penyakit ISPA Pneumonia difokuskan pada upaya penemuan kasus secara dini dan tata laksana kasus yang cepat dan tepat melalui Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
Jumlah populasi balita untuk Program P2 ISPA Kota Metro tahun 2016 sebanyak 13.593 jiwa. Sasaran penemuan penderita Pneumonia balita Kota Metro tahun 2015 adalah 1.359 kasus (10% dari jumlah balita). Target penemuan penderita pneumonia balita sebesar 10% dari jumlah sasaran (1.359 kasus). Adapun Realisasi temuan penderita pneumonia pada balita tahun 2016 adalah sebanyak 209 kasus, yang artinya 24
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
realisasi penemuan dan penanganan penderita pneumonia hanya sebesar 15,4 % dari jumlah sasaran. Cakupan penemuan penderita pneumonia pada balita paling banyak terdapat di Puskesmas Yosomulyo sebesar 36,13 % dan terendah di Puskesmas Karang Rejo sebesar 0%. Realisasi penemuan penderita pneumonia pada balita per-puskesmas dapat dilihat dari grafik sebagai berikut:
Gambar 14 Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita Menurut Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Sumber: Seksi Pencegahan & Pemberantasan Penyakit
Secara umum realisasi penemuan penderita pneumonia pada balita di Kota Metro masih jauh dari target. Hal ini kemungkinan memang tidak ada kasus pneumonia di wilayah puskesmas atau petugas puskesmas belum dapat menemukan kasus balita pneumonia (ketidakmampuan diagnosa). b. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit Nyamuk
yang
disebabkan
Aedes
menimbulkan
Aegypti
kepanikan
beresiko
kematian.
Kota
Demam
Berdarah
(DBD).
oleh
virus
dan
Aedes
karena Metro
Dengue
dan
Albopictus
penyebarannya merupakan
Setiap
tahun
ditularkan
daerah jumlah
ini
berpotensi
yang
cepat
endemis kasus
melalui
DHF
selalu
dan atau tinggi
dimana Incidence rate pada tahun 2012 jumlah kasus DBD sebanyak 390 kasus dan meningkat lagi pada tahun 2013 dengan 460 kasus dan pada tahun 2014 terjadi penurunan jumlah kasus DBD yaitu 146 kasus, Tahun 2015 meningkat kembali 267 25
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
kasus dan pada tahun 2016 kasus DBD berjumlah 233 kasus. Adapun Incidence Rate
( IR ) DBD pada
tahun 2012 adalah 260,5 per 100.000 penduduk, dan
meningkat lagi tahun 2013 menjadi 298,6 per 100.000 penduduk dan tahun 2014 menjadi 95,8 per 100.000 penduduk, tahun 2015 menjadi 173,4 per 100.000 penduduk dan pada tahun 2016 adalah 145,0 per 100.000 penduduk. Perkembangan jumlah kasus DBD di Kota Metro selama periode waktu 2012–2016 tergambar dalam grafik berikut: Gambar 15 Incidence Rate DBD per 100.000 penduduk & Case Fatality Rate DBD Kota Metro tahun 2012-2016
Sumber: Seksi Pencegahan & Pemberantasan Penyakit
Incidence rate DBD pada tahun 2016 tidak mengalami penurunan yang berarti dari tahun 2015 hanya menurun sebanyak 16 % dan case fatality rate (CFR) tahun 2016 meningkat. Case fatality Rate (CFR) menunjukkan keganasan suatu penyakit juga untuk menilai kualitas penanganan yang dilakukan (Roestam, A UI 2009). Pada tahuntahun sebelumnya CFR akibat penyakit DBD di Kota Metro selalu di bawah target nasional yaitu <2,5%. Pada pada tahun 2012 dan tahun 2013 meningkat sangat tinggi dan pada tahun 2014 menurun menjadi 2,1 % dan menurun lagi pada tahun 2015 menjadi 0,40 % dan pada tahun 2016 terjadi peningkatan kembali menjadi 1,3 %. Tetapi hal ini tetap mencapai target < 2,5 %. Jumlah kelurahan yang terkena DBD selama tahun 2012-2015 tersebar di 22 kelurahan dari 5 kecamatan yang ada di Kota Metro. Pada tahun 2016, kecamatan 26
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
yang mempunyai kasus DBD terbanyak adalah Kecamatan Metro Pusat dengan 81 kasus (Puskesmas Yosomulyo 43 kasus dan Puskesmas Metro 38 kasus), dan kecamatan dengan jumlah kasus terkecil adalah Kecamatan Metro Selatan 13 kasus. Berikut ini adalah gambaran distribusi kasus DBD per kecamatan:
Gambar 16 Distribusi Kasus DBD Kota Metro per Kecamatan Tahun 2016
Sumber: Seksi Pencegahan & Pemberantasan Penyakit
Banyak faktor yang menyebabkan masih banyaknya jumlah penderita DBD antara lain karena
kepadatan
rumah,
mobilitas
penduduk,
belum
optimalnya
program
pemberantasan vektor (nyamuk Aedes Aegepty), dan perilaku hidup bersih dan sehat yang belum optimal. Dengan demikian perlu kerjasama antara berbagai elemen baik masyarakat, pemerintah maupun swasta untuk melakukan upaya agar jumlah kasus DBD di Kota Metro dapat ditekan. Trend terjadinya penyakit DBD naik turun, untuk itu perlu adanya kewaspadaan dini pada saat terjadi perubahan musim dari musim panas ke musim hujan, baik pada pemerintah daerah khususnya dinas kesehatan melalui jaringannya yaitu Puskesmas dan poskeskel serta masyarakat itu sendiri. Jumlah kasus penyakit DBD cenderung meningkat tajam dalam 5 tahun terakhir. Diperlukan penanganan yang efektif untuk mencegah dan memberantas penyakit DBD. Upaya pemberantasan DBD di Kota Metro antara lain dilakukan dengan
27
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
pembentukan tim pokjanal DBD tingkat kota dan tingkat kecamatan, fogging fokus, dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) DBD. Metode yang tepat guna untuk mencegah DBD adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3 M plus (Menguras, Menutup dan Mengubur) plus menabur larvasida, penyebaran ikan pada tempat penampungan air serta kegiatan-kegiatan lainnya yang dapat mencegah/memberantas nyamuk Aedes berkembang biak. Angka Bebas Jentik (ABJ) merupakan tolok ukur tingkat partisipasi masyarakat dalam mencegah DBD. Oleh karena itu pendekatan pemberantasan DBD yang berwawasan kepedulian masyarakat merupakan salah satu alternatif pendekatan baru. Surveilans vektor dilakukan melalui kegiatan pemantauan jentik oleh petugas kesehatan maupun juru/kader pemantau jentik (Jumantik/Kamantik). Pengembangan sistem surveilans vektor secara berkala perlu terus dilakukan terutama dalam kaitannya dengan perubahan iklim dan pola penyebaran kasus. Penemuan penderita secara dini dengan penegakan diagnosa yang tepat juga harus dilakukan untuk memastikan penanganan penderita sehingga dapat menekan angka kematian akibat penyakit DBD. Tabel 4 Realisasi Program P2DBD Kota Metro Tahun 2016 NO
TAHUN 2015
INDIKATOR
TARGET 1.
Angka Kesakitan DBD (per 100.000 pddk)
2.
Angka Kematian DBD (%)
>49 kasus <1%
REALISASI 145 kasus 0,9%
Sumber: Seksi Pencegahan & Pemberantasan Penyakit,Seksi Kesehatan Lingkungan
c. Penyakit TB. Paru Untuk mengatasi masalah TB di Indonesia, pemerintah telah melaksanakan program penanggulangan penyakit TB dengan strategi DOTS (directly observe treatment shortcource) atau pengobatan TB Paru dengan pengawasan langsung oleh PMO (Pengawas Minum Obat). Kegiatan ini meliputi upaya penemuan penderita dengan pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan.
28
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Strategi program P2 TB Paru di Kota Metro juga mengacu kepada strategi DOTS yang mencakup ; upaya penemuan dan pengobatan penderita TB Paru BTA+ minimal 80% yang di ikuti angka konversi sebesar 80% serta angka kesembuhan minimal 85% yang dilakukan melalui unit pelayanan puskesmas dan unit pelayanan kesehatan lainnya. Pelaksanaan program penanggulangan TB Paru di Kota Metro dilakukan pada 1 puskesmas rujukan mikroskopis (PRM), dan 4 puskesmas pelaksana mandiri (PPM) dan 6 puskesmas satelit. Cakupan penemuan penderita baru (CDR) TB BTA+ mengalami penurunan
yaitu
43,75 % pada tahun 2012, 41,06 % pada tahun 2013, 37,31 % pada tahun 2014, 33,7 % pada tahun 2015 dan pada tahun 2016 adalah 34 %. Namun pencapaian ini masih di bawah target nasional sebesar 80%.
Namun peningkatan cakupan penemuan
penderita baru TB BTA+ tidak diikuti dengan keberhasilan pengobatan. Angka keberhasilan pengobatan adalah angka yang menunjukkan presentase pasien TB BTA+ yang menyelesaikan pengobatan (SR). Angka kesembuhan penyakit TB Paru dengan BTA+ (cure rate) pada tahun 2012 adalah 76,63 %, terjadi penurunan tahun 2013 menjadi 83 % dan mengalami penurunan kembali tahun 2014 yaitu 77,67 %, tahun 2015 terjadi peningkatan yaitu 90,22 % dan pada tahun 2016 menurun kembali yaitu 84 %. Angka keberhasilan pengobatan TB BTA+ di Kota Metro hampir mencapai target nasional sebesar 85%. Perkembangan cakupan penemuan penderita baru (CDR) dan angka kesembuhan (CR) TB BTA + selama tahun 2012-2016 tergambar dalam grafik berikut.
29
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 17 Cakupan Case Detection Rate (CDR) dan Cure Rate (CR) TB BTA + Kota Metro Tahun 2012-2016
Sumber: Seksi Pencegahan & Pemberantasan Penyakit
Dari data di atas harus diwaspadai karena angka angka tersebut masih belum memenuhi target nasional artinya dari kasus TB yang ditemukan dan diobati telah dilakukan manajemen kasus dengan baik tetapi perlu diupayakan lebih maksimal dalam rangka peningkatan mutu pelayanan pengobatan penderita TB. Dalam rangka menyukseskan pelaksanaanaan penanggulangan TBC,prioritas ditujukan terhadap peningkatan mutu pelayanan, penggunaan obat yang rasional dan paduan obat yang sesuai dengan strategi DOTS. Micobacterium tuberculosis (TB) telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia, menurut WHO sekitar 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian 3 juta orang per tahun (WHO, 1993). Di negara berkembang kematian ini merupakan 25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat diadakan pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TB berada di negara-negara berkembang Dengan munculnya epidemi HIV/AIDS di dunia jumlah penderita TB akan meningkat. Kematian wanita karena TB lebih banyak dari pada kematian karena kehamilan, persalinan serta nifas (WHO).
30
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Penderita TB yang sudah mengalami keberhasilan pengobatan dari tahun 2012 sampai tahun 2013 terus mengalami peningkatan yaitu 85,86 % pada tahun 2012, 89,04 % pada tahun 2013, 95 % pada tahun 2014, pada tahun 2015 menurun menjadi 94 % dan tahun 2016 tetap yaitu 94 %. Gambaran lebih lengkap dapat dilihat pada grafik berikut: Gambar 18 Succes Rate TB Paru (Angka Keberhasilan Pengobatan) Kota Metro Tahun 2012-2016
Sumber: Seksi Pencegahan & Pemberantasan Penyakit
Grafik diatas menggambarkan bahwa secara umum ada kestabilan pada keberhasilan pengobatan TB Paru di Kota Metro, terbukti dari tahun 2012 s.d tahun 2014 terus mengalami kenaikan dan mengalami penurunan pada tahun 2015 namun hanya 1 % dan stabil pada tahun 2016. Keberhasilan pengobatan penderita TB paru ini berkat kesadaran penderita dan keinginannya untuk sembuh dan juga pengawasan yang efektif dari PMO (pengawas Minum Obat) dan kerja sama yang baik dengan lintas sektor terkait.
d. Penyakit Diare Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami buang air besar yang sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan. Di Dunia, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun. Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatkan angka kesakitan diare tahun ke tahun. Hasil survey Subdit Diare angka kesakitan diare semua umur tahun 2009 31
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
adalah 411/1000 penduduk. Secara proporsional Diare pada golongan balita adalah 55%. Kematian Diare pada balita 75,3 per 100.000 balita dan semua umur adalah 23,2 per 100.000 semua umur (Hasil SKRT 2001). Pada tahun 2007 Angka Kesakitan Diare di Indonesia adalah 423 per 1000 penduduk (Ditjen PP&PL, 2007). Diare banyak disebabkan oleh pemakaian air yang tidak bersih dan sehat, pengolahan dan penyiapan makanan yang tidak higienis dan ketiadaan jamban sehat tahun 2010 yaitu 29,2 per 1000 penduduk dan tahun 2011 meningkat menjadi 33.03 per 1000 penduduk, dan tahun 2012 menurun menjadi 22,9 per 1000 penduduk dan terjadi peningkatan yang signifikan pada tahun 2013 yaitu 214 per 1000 penduduk, dan tahun 2014 yaitu 214 per 1000 penduduk, tahun 2015 adalah 214 per 1000 penduduk dan tahun 2016 adalah 214 per 1000 penduduk. Grafik perkembangan Angka Kesakitan Diare Balita di Kota Metro terlihat pada gambar berikut:
Gambar 19 Angka Kesakitan Diare Balita per 1000 penduduk Kota Metro Tahun 2012-2016
Sumber: Seksi Pencegahan & Pemberantasan Penyakit
Masih tingginya diare tahun 2015
tidak diiringi dengan penggunaan oralit sesuai
dengan tatalaksana penderita diare yang standar, hal ini disebabkan pengetahuan masyarakat yang masih kurang tentang tatalaksana penderita diare, untuk itu perlu ada kewaspadaan dini dan surveilan yang ketat dan terkoordinasi baik melalui lintas program maupun lintas sektor, mengembangkan dan menyebarluaskan pedoman program tatalaksana penderita diare, maupun meningkatkan pengetahuan dan 32
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
ketrampilan petugas dalam pengelolaan program. Penyakit Diare yang ditangani 82,6 %, sedangkan yang lain melaksanakan pengobatan sendiri.
e. Acute Flaccid Paralysis (AFP)
Dalam upaya untuk membebaskan Indonesia dari penyakit polio, pemerintah melaksanakan program Eradikasi polio (ERAPO) yang terdiri dari pemberian imunisasi polio secara rutin pemberian imunisasi massal pada anak Balita melalui PIN (Pekan Imunisasi Polio) dan surveilans AFP (Acute Flaccid Paralysis). Surveilans AFP bertujuan untuk memantau adanya penyebaran virus polio liar disuatu wilayah, sehingga upaya-upaya pemberantasannya menjadi terfokus dan efisien. Sasaran utama surveilans AFP adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit poliomielitis, yaitu anak berusia <15 tahun. Pengamatan difokuskan pada kasus poliomyelitis yang mudah
diidentifikasikan,
yaitu
penyakit
poliomyelitis
paralitik
(menimbulkan
kelumpuhan) yang terjadi secara akut dan sifatnya flaccid (layuh). Penemuan kasus AFP merupakan salah satu upaya yang dilakukan
untuk
mendapatkan indikator Non polio AFP rate sama atau lebih dari 1 pada anak berusia kurang dari 15 tahun yang dilaporkan baik puskesmas / masyarakat maupun rumah sakit. Untuk mencapai non polio AFP rate ≥ 2 di Kota Metro maka harus ditemukan minimal 1 kasus lumpuh layuh. Tahun 2015 tidak ditemukan kasus AFP dan pada tahun 2016 ditemukan kembali 1 kasus (Puskesmas Purwosari), sedangkan tahun 2014 ada 1 kasus (AFP rate 2,44 per 100.000 anak < 15 tahun)di wilayah Yosodadi, dan tahun 2013 ditemukan 1 kasus AFP (AFP rate 2,41 per 100.000 anak < 15 tahun) di wilayah Mulyojati, 2011 ditemukan 1 kasus AFP. Grafik perkembangan Angka Kesakitan AFP di Kota Metro terlihat pada gambar berikut:
33
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 20 Acute Flaccid Paralysis (AFP) rate per 100.000 Penduduk <15 tahun Kota Metro Tahun 2012-2016
Sumber: Seksi Surveylans & Penanggulangan KLB Dinkes Kota Metro Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa penemuan kasus AFP di Kota Metro dari tahun ke tahun selalu berada di atas target nasional yaitu ≥ 2 per 100.000 penduduk<15 tahun 2011 terdapat 1 kasus (> 2 per 100.000 penduduk < 15 Tahun) dan tahun 2012 terdapat 1 kasus dan tahun 2013 juga terdapat 1 kasus (>1 per 100.000 penduduk <15 tahun), tahun 2014 terdapat 1 kasus (>2 per 100.000 penduduk <15 tahun), tahun 2015 tidak ditemukan kasus dan tahun 2016 ditemukan 1 kasus. Dari setiap kasus AFP yang ditemukan selalu dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus polio liar. Dari hasil pemeriksaan selama tahun 2010-2014 tidak ditemukan adanya infeksi virus polio liar pada kasus AFP yang ditemukan. f. Penyakit Campak Penyakit campak merupakan penyakit menular yang berpotensi menjadi KLB. Penyakit ini menempati urutan ke-5 penyebab kematian pada bayi. Penyakit Campak yang juga disebut measles adalah penyakit yang sangat menular dan akut. Program reduksi
campak
global
(WHO
Ninth
General
Programme
of
Work,
1996-
2001),menargetkan penurunan insidens campak 90% dan penurunan mortalitas campak 95% dari sebelum program imunisasi di mulai.
34
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Kasus campak di Kota Metro mengalami penurunan selama periode tahun 2012 meningkat tajam yaitu ada 163 kasus atau 9,4 per 1000 balita dan menurun tahun 2013 terdapat 121 kasus atau 6,7 per 1000 balita, tahun 2014, 2015 dan 2016 tidak ada kasus campak yang meninggal seperti terlihat pada gambar berikut: Gambar 21 Angka kesakitan Campak per 1000 Balita Kota Metro Tahun 2012-2016
Sumber: Seksi Pencegahan & Pemberantasan Penyakit
Strategi pengendalian penyakit campak dilakukan dengan imunisasi dengan target nasional sebesar >95%, karena campak merupakan penyakit dengan potensi menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa).
Ada korelasi positif antara kenaikan
kejadian campak di Kota Metro dengan penurunan cakupan imunisasi campak. Cakupan imunisasi campak di Kota Metro tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi 106,3 %,dan tahun 2013 meningkat menjadi 102,4 % dan tahun 2014 menjadi 103,1 % dan tahun 2015 meningkat 114 % di atas target nasional sebesar > 95 %, kemudian di tahun 2016 mengalami penurunan yaitu sebesar 93%.
35
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 22 Cakupan Imunisasi Campak Kota Metro Tahun 2012-2016
Sumber: Seksi Surveylan & Epidemiologi
Gambar 23 Cakupan Imunisasi Campak Berdasarkan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Sumber: Seksi Surveylan & Epidemiologi
g.
Penyakit Kusta
Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan di Propinsi Lampung, baik dari aspek medis maupun aspek sosial. Indikator program penanggulangan penyakit kusta, berdasar standar pelayanan minimal (SPM) 36
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
adalah angka kesembuhan (Release from treatment/RFT) serta angka kesakitan (Angka Prevalensi) per 10.000 penduduk.
Penemuan penderita baru (case finding) penyakit Kusta di Kota Metro selama ini dilaksanakan secara pasif yaitu hanya dari penderita yang berobat ke puskesmas. Tahun 2011 ditemukan 1 kasus penyakit kusta di wilayah kecamatan Metro Pusat pada kelurahan Metro dan tahun 2012 tidak ada temuan kasus baru, penderita kusta yang ada adalah kasus lama yaitu yang ditemukan tahun 2011. Tahun 2013 terdapat 1 kasus baru di Metro dan tahun 2014 terdapat 1 kasus di Yosodadi , tahun 2015 dan tahun 2016 tidak ditemukan kasus. Sedangkan sampai saat dari kasus yang ditemukan dari tahun 2011 yang tercatat di Dinas Kesehatan Kota Metro penderita sudah kembali ke daerahnya sehingga di Kota Metro tidak memiliki penderita kusta.
Tenaga puskesmas banyak yang belum dilatih program P2 Kusta, untuk itu perlu adanya peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan melalui pelatihan-pelatihan yang ada. Diharapkan dengan adanya peningkatan pengetahuan tenaga kesehatan tentang penyakit kusta, maka penemuan penderita dapat ditingkatkan kembali. Penemuan penderita kusta tersebut dapat melalui kegiatan perkesmas yang ada. Gambar 24 Kasus Kusta Baru Kota Metro Tahun 2012-2016
Sumber: Seksi Pencegahan & Pemberantasan Penyakit
37
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
h. Penyakit IMS dan HIV/AIDS Penyakit
infeksi
penyakit
yang
penderita
menular sulit
seksual
untuk
cenderung
dan
HIV/AIDS
teregristrasi
untuk
di
tertutup
merupakan
pelayanan dalam
salah
kesehatan
mencari
satu karena
pengobatan
penyakitnya.
Perlu diwaspadai dan diantisipasi bahwa penderita HIV/AIDS dari tahun ke tahun di Kota Metro meningkat. Seperti diketahui penderita HIV/AIDS merupakan fenomena gunung es, dimana kasus penderita HIV/AIDS yang sebenarnya mungkin lebih banyak dari yang terpantau.
Hal
ini
karena
menutupi
penderita
penyakitnya
penderita
HIV/AIDS
gambaran
bahwa
diperkirakan
HIV/AIDS
karena
dikucilkan bila
masih dan
terdapat
terdapat
sekitar
Berdasarkan
laporan
SST
gonorhoe
Kota
pada
100
umumnya
stigma
diasingkan 1
tersembunyi
di dari
masyarakat pergaulan.
kasus/penderita
HIV/AIDS
orang
disekitarnya
berpotensi
2015
tidak
terdapat
Penyakit
HIV/AIDS
dan bagi
Sebagai maka terkena
HIV/AIDS.
di
Metro.
tahun
Sedangkan
penyakit
Sifilis,
di
Metro
Kota
Penemuan kasus baru HIV-AIDS di Kota Metro dari tahun 2008 – 2016 cenderung fluktuatif. Tahun 2016 penemuan kasus baru HIV sebanyak 4 kasus. Dan kumulatif hingga akhir Desember 2016 terdata bahwa pasien HIV-AIDS dari tahun 2008 sebanyak 54 kasus dengan yang meninggal sebanyak 24 kasus. Dapat digambarkan secara rinci jumlah kasus HIV-AIDS 5 tahun terakhir adalah tahun 2012 terdapat 8 kasus meninggal 3 kasus, dan tahun 2013 terdapat 12 kasus meninggal 4 kasus ,Tahun 2014 terdapat 4 kasus meninggal 2 dan tahun 2015 terdapat 4 kasus dan meninggal 2 dan Tahun 2016 terdapat 4 kasus seperti terlihat pada gambar berikut :
38
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 25 Angka kesakitan HIV/AIDS Kota Metro Tahun 2011-2016
Sumber: Seksi Pencegahan & Pemberantasan Penyakit
i.
Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Penyakit Luar Biasa (KLB)
Upaya penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan KLB merupakan tindak lanjut dari penemuan dini kasus-kasus penyakit berpotensi wabah yang terjadi di masyarakat. Upaya yang dilakukan dimaksudkan untuk mencegah penyebaran lebih luas dan mengurangi dampak yang ditimbulkan. Berdasarkan laporan seksi surveilans dan seksi gizi pada tahun 2015 tidak terdapat kejadian luar biasa
39
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN 4.1 Pelayanan Kesehatan 1. Pelayanan Antenatal/Ante Natal Care (ANC) Ante Natal Care adalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa
dirinya
hamil
untuk
mendapatkan
pelayanan
dan
asuhan
antenatal
(Prawirohardjo. S, 2006 :52). Pelayanan Ante Natal Care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga yang memiliki kompetensi/profesional untuk ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standard pelayanan antenatal yang meliputi standar minimal ”7T” untuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang terdiri atas: (Timbang) berat badan, Ukur (tekanan) darah, Ukur (tinggi) fundus uteri, Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap,Pemberian (tablet besi) minimal 90 tablet selama kehamilan, (Tes) terhadap penyakit menular seksual, (Temu) wicara dalam rangka pensiapan rujukan. Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui pelayanan kunjungan baru bumil (K1) untuk melihat akses dan pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar paling sedikit empat kali (K4) dengan distribusi sekali pada triwulan pertama, sekali pada triwulan kedua, 2 kali pada triwulan ketiga. Gambaran cakupan K1 dan K4 selama rentang 5 tahun tergambar dalam grafik berikut:
40
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 26 Cakupan K1 Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Metro
Gambar 27 Cakupan K4 Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Metro
41
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Pada tahun 2016, dari 2.990 ibu hamil terdapat 2.990 yang memeriksakan kehamilan (K1) atau sebesar 100,0 %. Adapun cakupan pelayanan K4 pada tahun 2015 sebesar 99,3 %. Pencapaian cakupan pelayanan K1-K4 sudah memenuhi target yang ditetapkan yaitu sebesar 95%, dan menunjukkan trend menurun dari tahun sebelumnya pada K4. K4 yang meningkat pada tahun 2015 dapat disebabkan adanya bumil yang melakukan pemeriksaan kehamilan dari luar wilayah Kota Metro.
2.
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan Komplikasi dan kematian maternal seringkali terjadi pada masa persalinan. Kematian maternal dapat disebabkan karena persalinan tidak ditolong oleh tenaga yang tidak mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kota Metro pada tahun 2012-2016 mempunyai kecenderungan meningkat, namun mengalami penurunan pada tahun 2012 dan tahun 2013 dan meningkat pada tahun 2014 sampai 2015 dan pada tahun 2016 cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurun kembali. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini. Gambar 28 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Metro
42
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Pada tahun 2016 dari 2.860 persalinan 98 % (2.802) ditolong oleh petugas kesehatan. Angka ini sudah mencapai target. Kota Metro tidak ada tenaga dukun lagi, maka pertolongan persalinan dii Kota Metro dilakukan oleh tenaga Kesehatan.
3.
Deteksi ibu hamil dengan komplikasi Komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal yang secara langsung dapat menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Risti/komplikasi kebidanan meliputi Hb<8 g%, tekanan darah tinggi (sistole >140mmHg, diastole >90mmHg), oedeme nyata, pre-eklampsia, perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan >32 minggu, letak sungsang primigravida, infeksi berat/sepsis, dan persalinan prematur. Cakupan deteksi bumil di Kota Metro dari periode tahun 2012-2016 menunjukkan kecenderungan naik pada tahun 2012 yaitu 96%, menurun pada tahun 2013 menjadi 95,4 dan tahun 2014 meningkat 97,6 % sampai tahun 2015 menjadi 99,7 % dan tahun 2016 menurun kembali menjadi 94,3 %. Cakupan deteksi bumil dengan komplikasi perlu dipertahankan karena keterlambatan mendeteksi resiko kehamilan akan memperbesar risiko terjadinya kematian ibu. Jumlah bumil resiko komplikasi sebanyak 599 ibu hamil dan ibu hamil yang di tangani 565 (cakupan 94,3%). Gambaran cakupan deteksi ibu hamil risti tergambar dalam grafik berikut: Gambar 29 Cakupan Deteksi Dini Ibu Hamil dengan komplikasi Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Metro 43
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
4.
Deteksi neonatus dengan komplikasi
Masalah rujukan bayi baru lahir risiko tinggi merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian, mengingat tingginya angka kematian umumnya terjadi pada masa perinatal (0-7 hari) dan neonatal (8-28 hari). Upaya menekan angka kesakitan dan kematian bayi dilakukan dengan cara deteksi bayi-bayi komplikasi untuk mendapatkan rujukan dan penatalaksanaan selanjutnya. Petugas kesehatan dituntut untuk mampu mengenali bayi komplikasi. Disamping perlu juga diketahui bahwa neonatus komplikasi lahir dari ibu dengan kehamilan komplikasi pula. Adapun neonatus yang termasuk dalam kategori resiko tinggi adalah sebagai berikut : 1. Prematur / berat badan lahir rendah (BB< 1750 – 2000gr) 2. Umur kehamilan 32-36 minggu 3. Bayi dari ibu DM 4. Bayi dengan riwayat opname 5. Bayi dengan kejang berulang 6. Sepsis 7. Asfiksia Berat 8. Bayi dengan ganguan pendarahan 9. Bayi dengan Gangguan nafas (respiratory distress) Dalam
upaya
menurunkan
angka
kematian
bayi,
Departemen
Kesehatan
RI menetapkan cakupan deteksi dini neonatus risiko tinggi sebesar 70% di dalam
standar
pelayanan
minimal
(SPM)
Tahun
2008.Adapun
pencapaian
program tersebut di Kota Metro dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut:
44
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 30 Cakupan Deteksi Dini Neonatus Dengan Komplikasi Kota Metro Tahun 2012- 2016
Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Metro
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa cakupan deteksi dini neonatus komplikasi di Kota Metro telah mencapai target nasional 100% yaitu mencapai 114,1 %. Dari tahun ke tahun dapat diketahui bahwa cakupan program meningkat dari tahun 2012 , 2013 , 2014 dan menurun pada tahun 2015 dan meningkat kembali pada tahun pada tahun 2016.
5.
Pelayanan Keluarga Berencana Peserta KB aktif yaitu pasangan usia subur (15-49 tahun) yang berstatus kawin dan sedang menggunakan salah satu kontrasepsi. Jumlah pasangan usia subur (PUS) yang ada di Kota Metro tahun 2016 sebanyak 28.934 PUS dan tersebar di lima (5) Kecamatan dengan jumlah PUS terbesar ada di Kecamatan Metro Pusat yaitu sebanyak 9.148 PUS atau 31,62 % sedangkan jumlah PUS terkecil ada di Kecamatan Metro Barat yaitu sebesar 2,719 PUS atau 9,40 %. Jumlah peserta KB aktif menurut BKKB & PP Kota Metro pada tahun 2016 sebanyak 19.857 PUS (68,6 %) dan peserta KB baru ada 6.193 PUS (21,4 %).
45
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
6.
Kunjungan Neonatus dan Kunjungan Bayi Cakupan kunjungan neonatal (KN) adalah persentase neonatal yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal 2 kali dari tenaga kesehatan; satu kali pada umur 0-7 hari dan satu kali pada umur 8-28 hari. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi), pemberian vitamin K, manajemen terpadu balita muda (MTBM) dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan buku KIA. Dan ini digunakan untuk melihat jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal. Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi umur 1-12 bulan di sarana pelayanan kesehatan maupun di rumah, ataupun di tempat lain melalui kunjungan petugas. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 1-3 bulan, 1 kali pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan dan 1 kali pada umur 9-12 bulan. Gambar 31 Cakupan Kunjungan Neonatus 1 dan Neonatus Lengkap Kota Metro Tahun 2012– 2016
Sumber: Seksi Kesga Dinas Kesehatan Kota Metro
Cakupan kunjungan neonatus di Kota Metro tahun 2016 yaitu sebanyak 2.839 dari jumlah sasaran sebesar 2.888 (cakupan 98,3%) untuk KN lengkap sedangkan KN 1
46
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
cakupan 99,3%. Sedangkan cakupan kunjungan bayi sebanyak 2.888 dari jumlah sasaran sebesar 3.305 (cakupan 99%).
7.
Pelayanan Imunisasi Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0-1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, HB), imunisasi untuk Wanita Usia Subur/Ibu Hamil (TT) dan imunisasi untuk anak SD (Kelas 1: DT dan kelas 2-3: TT). Imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukannya masalah seperti Desa non UCI, potensial/risti KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan teknis. Beberapa pelayanan imunisasi yang diberikan untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, tuberkulosis, poliomielitis, hepatistis B, dan campak antara lain: a)
Imunisasi BCG untuk mencegah penyakit tuberkulosis yang diberikan pada umur 011 bulan. Frekuensinya hanya satu kali dengan suntikan pada lengan kanan atas luar (intrakutan).
b)
Imunisasi DPT-Hb-Hib untuk mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus yang diberikan pada umur 2-11 bulan. Frekuensinya diberikan sebanyak 3 kali dengan selang
waktu
4
minggu
disuntikkan
pada
paha
tengah
luar
(intramuskular). kemudian dilanjutkan dengan pemberian DPT-Hb-Hib pada usia 18 bulan (dibawah 3 Th). c) Imunisasi polio diberikan untuk mencegah penyakit poliomielitis yang diberikan pada umur 0-11 bulan sebanyak 4 kali, selang waktu 4 minggu dengan cara meneteskan ke mulut bayi. d)
Imunisasi HB diberikan untuk mencegah penyakit hepatitis B yang diberikan hanya satu kali pada umur 0-7 bulan dengan cara menyuntikkan pada paha tengah luar (intramuskular).
e)
Imunisasi campak untuk mencegah penyakit campak yang diberikan pada usia 9 bulan dan dilanjutkan pada anak usia 24 bulan (dibawah 3 tahun) dengan cara menyuntik pada lengan kiri atas (subkutan).
Pencapaian universal child immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap cakupan imunisasi secara lengkap pada sekelompok bayi dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu. Berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya
47
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
tingkat kekebalan masyarakat (herd immunity) terhadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Suatu desa/kelurahan mencapai target UCI apabila ≥80% bayi di desa/kelurahan tersebut mendapat imunisasi lengkap. Kelurahan UCI di Kota Metro tahun 2015 ada sebanyak
22 dari 22 kelurahan yang ada di Kota Metro atau sebesar 100 %. Bila
melihat target indikator SPM tahun 2008 sebesar 90%, pencapaian UCI pada tahun 2016 sudah tercapai. Diperlukan kerja keras untuk bisa mempertahankan target tersebut pada tahun mendatang. Grafik di bawah ini menunjukan cakupan imunisasi bayi per puskesmas di Kota Metro pada tahun 2018: Gambar 32 Cakupan I6unisasi Bayi per Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Sumber: Seksi Pencegahan & Pemberantasan Penyakit
Dari grafik di atas dapat dilihat adanya disparitas yang sangat tinggi antar puskesmas dalam pencapaian imunisasi di wilayah kerjanya. Terdapat puskesmas dengan capaian imunisasi yang sangat tinggi yaitu Puskesmas Metro Pusat dan yang terendah Puskesmas Ganjar Agung, sedangkan Puskesmas di bawah target yang ditetapkan yaitu <80% yaitu beberapa Puskesmas target Imunisasi yaitu pada imunisasi DPT-HB3 belum mencapai
80%, untuk itu
perlu adanya peningkatan kerjasama baik lintas program
maupun lintas sektor agar keberhasilan UCI 100% diikuti dengan target imunisasi yang tinggi. Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan salah satu kegiatan imunisasi tambahan yang bertujuan untuk menurunkan jumlah kasus Tetanus Neonatal 48
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
di setiap Kabupaten/Kota hingga < 2 kasus per 1000 kelahiran hidup pertahun. Pada masa lalu sasaran kegiatam MNTE adalah calon pengantin dan ibu hamil namun pencapaian target agak lambat, sehingga dilakukan
kegiatan akselerasi berupa
pemberian TT4 dosis pada seluruh wanita usia subur termasuk ibu hamil (usia 15 – 39 tahun).
Imunisasi TT ibu hamil adalah pemberian imunisasi TT pada ibu hamil sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan yang berguna bagi kekebalan seumur hidup, pemberian TT2 selang waktu pemberian minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun, TT3 selang waktu pemberian minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun, TT4 selang waktu pemberian minimal 1 tahun setetelah TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun, pemberian TT5 selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa perlindungan 25 tahun dan pemberian TT2 imunisasi yang diberikan minimal 2 kali saat kehamilan (yang dimulai saat dan atau sebelum kehamilan).
4 .2
Perbaikan Gizi Masyarakat
Upaya perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk mencegah dan menangani permasalahan gizi di masyarakat dengan cara meningkatkan kemandirian masyarakat di bidang gizi, pelembagaan keluarga sadar gizi, serta peningkatan penganekaragaman konsumsi pangan keluarga. Beberapa masalah gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat adalah kekurangan kalori protein, kekurangan vitamin A, dan anemia gizi besi. 1.
Pemantauan Pertumbuhan Balita Upaya kegiatan
pemantauan penimbangan
terhadap di
pertumbuhan
posyandu
secara
balita rutin
dilakukan setiap
melalui
bulan.
Dalam
memantau pertumbuhan balita digunakan indikator D/S dan N/D. Berdasarkan hasil kegiatan seksi gizi untuk tahun 2016 jumlah balita yang datang dan ditimbang (D) dilaporkan
sebanyak
7.831
dari
9.566
seluruh
balita
(S).
Jadi
pe
ncapaian indikator D/S di Kota Metro sebesar 81,9 % atau lebih tinggi dari target sebesar 80% tetapi turun dari tahun 2015. Adapun cakupan D/S per puskesmas dapat dilihat dari gambar di bawah ini:
49
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 33 Cakupan D/S Menurut Wilayah Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Sumber: Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Metro
Jika dilihat cakupan D/S per puskesmas, semua Puskesmas telah mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. Adapun kecenderungan cakupan D/S tahun 2012 - 2016 adalah sebagai berikut:
Gambar 34 Cakupan D/S Kota Metro Tahun 2012 – 2016
Sumber: Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Metro
50
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Dari gambaran di atas dapat disimpulkan bahwa cakupan D/S di Kota Metro menunjukkan kecenderungan yang berfluktuatif, untuk tahun 2016 D/S sudah di atas target.
2.
Balita BGM mendapat MP-ASI dan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Balita Bawah Garis Merah (BGM) adalah balita yang ditimbang, berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS. Balita yang menderita BGM berada pada fase rawan untuk beralih ke status gizi buruk sehingga perlu diberikan intervensi berupa pemberian MP-ASI dengan porsi 100 gram per hari selama 90 hari. Dari 245 balita BGM usia 6-24 bulan, tidak ada balita yang mendapatkan MP-ASI (cakupan 16,0 %). Hal ini disebabkan karena tidak adanya dana untuk membiayai program MP-ASI bagi balita BGM usia 6-24 bulan. Hal ini cukup memprihatinkan karena balita BGM yang tidak mendapatkan penanganan cenderung untuk beralih status menjadi balita gizi buruk. Gizi buruk adalah status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Zscore < 3, dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwasiorkor, dan marasmuskwasiorkor). Balita gizi buruk harus mendapatkan perawatan standar yang meliputi: a)
Pemeriksaan klinis meliputi kesadaran, dehidrasi, hipoglikemi, dan hipotermi;
b)
Pengukuran antropometri menggunakan parameter BB dan TB;
c)
Pemberian larutan elektrolit dan multi-micronutrient serta memberikan makanan dalam bentuk, jenis, dan jumlah yang sesuai kebutuhan, mengikuti fase Stabilisasi, Transisi, dan Rehabilitasi;
d)
Diberikan pengobatan sesuai penyakit penyerta;
e)
Ditimbang setiap minggu untuk memantau peningkatan BB sampai mencapai Zscore -1;
f)
Konseling gizi kepada orang tua/pengasuh tentang cara memberi makan anak.
Dari 2 kasus balita gizi buruk yang terdapat di Kota Metro 100% penderita mendapatkan perawatan. 3.
Pemberian Kapsul Vitamin A Kurang vitamin A dapat menimbulkan peyakit rabun senja (Xerophthalmia). Selain itu Vitamin A merupakan salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas). Pemberian kapsul vitamin A pada balita diberikan setiap 6 bulan sekali atau 2 kali dalam setahun yaitu bulan Februari dan bulan 51
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Agustus. Cakupan pemberian kapsul vitamin A 2X (dua kali) pada balita yang ada di Kota Metro tahun 2016 sebesar 99,94 % atau meningkat jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 yaitu sebesar 99,63 %. Secara rinci capaian pemberian kapsul vitamin A pada balita per puskesmas adalah sebagai berikut: Gambar 35 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita Menurut Wilayah Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Sumber: Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Metro
Cakupan pemberian vitamin A pada balita di tiap Puskesmas telah mencapai target 85%. Cakupan terendah terdapat di Puskesmas Banjarsari sebesar 99 % dan capaian untuk sepulu Puskesmas lain sama yaitu sebesar 100 %. Hal ini dikarenakan balita yang datang di posyandu
pada bulan vitamin A mendapatkan vitamin A
di
Posyandu sedangkan yang sekolah mendapatkan Vit. A di sekolah PAUD dan TK. 4.
Pemberian Tablet Fe Kondisi anemia dan Kekura0ngan Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil mempunyai dampak kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungan, antara lain meningkatkan risiko bayi dengan berat lahir rendah, keguguran, kelahiran prematur dan kematian pada ibu dan bayi baru lahir. Penelitian Saraswati dan Sumarno (1998) menunjukkan bahwa ibu hamil dengan kadar Hb <10 g/dl mempunyai risiko 2,25 kali lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR, sedangkan ibu hamil dengan anemia berat mempunyai resiko melahirkan bayi BBLR 4,2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia 52
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
berat. Penelitian menyebutkan bahwa resiko kematian ibu meningkat 3,5 kali pada ibu hamil yang menderita anemia. Upaya peningkatan gizi ibu hamil khususnya dalam mencegah terjadinya anemia dilakukan dengan pemberian tablet besi pada ibu hamil. Tablet tambah darah (Fe) diberikan kepada ibu hamil minimal 90 tablet selama periode kehamilannya. Pada tahun 2016 cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil (Fe I) adalah 100 %. Sedangkan cakupan pemberian tablet besi Fe3 pada ibu hamil pada tahun 2016 sebesar 98,53 % seperti tergambar dalam grafik berikut. Gambar 36 Cakupan Pemberian Tablet Fe Kota Metro Tahun 2012– 2016
Sumber: Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Metro
Adapun cakupan Fe1 dan Fe3 di setiap puskesmas di Kota Metro pada tahun 2016 adalah sebagai berikut :
53
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 37 Cakupan Pemberian Tablet Fe Berdasarkan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Sumber: Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Metro
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa semua puskesmas telah mencapai target yang diharapkan (90%)pada tablet Fe 1 dan tablet Fe 3. 5.
Kecamatan Bebas Rawan Gizi Kecamatan dinyatakan bebas rawan gizi bila prevalensi gizi kurang dan gizi buruk <15%. Dari 5 kecamatan di Kota Metro seluruhnya bebas rawan gizi. Namun beberapa kecamatan berpotensi rawan gizi terutama Kecamatan Metro utara, karena mempunyai kejadian kasus gizi buruk paling tinggi diantara kecamatan yang lain. Adapun gambaran prosentase balita gizi buruk tergambar dalam grafik berikut:
54
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 38 Jumlah Balita Gizi Buruk per Kecamatan Kota Metro Tahun 2016
Sumber: Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Metro
Perlu adanya upaya penanganan terpadu untuk menanggulangi masalah gizi di Kota Metro, karena kasus gizi buruk masih ada. Diantaranya adalah dengan peningkatan deteksi dini, manajemen data, dan cakupan pemberian makanan tambahan bagi balita gizi kurang agar tidak berlanjut menjadi gizi buruk.
6.
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR di bedakan dalam 2 kategori yaitu: BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang.
Jumlah kasus bayi BBLR di Kota Metro semakin meningkat dari tahun ke tahun. Jumlah bayi BBLR hanya sebesar 229 kasus tahun 2012 dan naik menjadi 260 kasus tahun 2013 dan tahun 2014 turun kembali menjadi 239 kasus dan tahun 2015 menjadi 237
55
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
kasus, dan di tahun 2016 naik kembali menjadi 239 kasus seperti terdapat dalam grafik berikut: Gambar 39 Jumlah Kasus BBLR Kota Metro Tahun 2012– 2016
Sumber: Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Metro
Dapat diketahui juga bahwa jumlah kasus bayi dengan BBLR terbanyak berada di Puskesmas Yosomulyo (41 bayi), dan kasus terendah di Puskesmas Mulyojati dengan 11 kasus. Adapun distribusi kasus BBLR berdasarkan wilayah kerja puskesmas disajikan dalam grafik sebagai berikut:
56
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 40 Distribusi Kasus BBLR Berdasarkan Puskesmas Kota Metro Tahun 2016
Sumber: Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Metro
Dari gambar di atas terlihat bahwa distribusi kasus BBLR berada di semua Puskesmas dengan jumlah lebih dari 10 di setiap Puskesmas, Hal ini menggambarkan status gizi pada bayi baru lahir rendah menunjukan bahwa bayi dalam kandungan gizinya kurang yang dapat disebabkan karena asupan gizi sewaktu hamil kurang, adanya penyakit bawaan dll. Untuk itu perlu pengetahuan tentang pentingnya gizi seimbang pada ibu hamil serta tambahan makanan bergizi seperti susu pada ibu hamil.
7. Status Gizi Balita Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan anthropometri yang menggunakan indeks berat badan umur (BB/U). Kategori yang digunakan adalah gizi lebih (z-score >+2SD), gizi baik (z-score -2SD sampai +2SD), gizi kurang (z-score-2SD sampai -3SD), gizi buruk (z-score <-3SD). Perkembangan kasus gizi buruk dan kasus gizi kurang/ BGM Kota Metro tergambar dalam grafik:
57
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 41 Jumlah Kasus balita dengan gizi buruk dan BGM Kota Metro Tahun 2012-2016
Sumber: Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Metro
Jumlah kasus balita gizi buruk yang dilaporkan oleh Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Metro, tahun 2012 sebanyak 7 orang dan tahun 2013 dan 2014 menurun menjadi 4 kasus dan menurun lagi pada tahun 2015 menjadi 2 kasus dan tahun 2016 meningkat kembali menjadi 5 kasus. Sedangkan jumlah Balita Bawah Garis Merah (BGM) selama lima tahun cenderung berfluktuatif naik turun, pada tahun 2012 terdapat 245 kasus. Dan meningkat pada tahun 2013 terdapat 260 kasus dan tahun 2014 meningkat menjadi 260 kasus dan tahun 2014 menurun menjadi 169 kasus dan menurun kembali pada tahun 2015 yaitu 168 kasus dan tahun 2016 menjadi 146. Kasus balita BGM perlu diwaspadai karena status BGM berpotensi untuk beralih ke status Gizi Buruk jika tidak mendapat penanganan yang memadai. Untuk temuan gizi buruk terbaru 2016 ada 3 orang, hal lain disebabkan perbedaan defenisi operasional yang ada, pada buku pedoman profil masih menggunakan bahwa yang dikatakan gizi buruk adalah berat bayi dibagi umur, sedangkan pada defenisi operasional pada program gizi adalah berat bayi dibagi tinggi badan. Kasus gizi buruk juga
disebabkan
adanya
penyakit
penyerta
seperti
TB
Paru,
Hydrocepalus,
Perlengketan usus serta faktor pola asuh.
58
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Dengan adanya kasus gizi buruk yaitu 4 kasus serta meningkatnya BGM, perlu adanya peningkatan kegiatan program untuk menurunkan kasus gizi buruk dan BGM, perlu adanya review dan pemantauan terhadap status gizi secara berkala untuk mengetahui penyebab kasus gizi buruk serta pengetahuan tentang pentingnya ke posyandu agar dapat selalu terpantau oleh pelayanan kesehatan.Perlu juga ada kegiatan pemberian tambahan makanan dan vitamin untuk meningkatkan gizi anak bayi dan balita.Dan perlu adanya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang gizi seimbang baik melalui penyuluhan maupun partisipasi masyarakat, lembaga eksekutif dan legislatif serta dinas terkait.
8.
Bayi Mendapat ASI Ekslusif Pemberian Air Susu (ASI) pada bayi usia 0-1 tahun mempunyai arti sangat penting, terutama menyangkut pemenuhan kebutuhan zat gizi dan zat lain pembentuk eksklusif
kekebalan di
usia
0-6
tubuh bulan
terhadap
penyakit.
dipandang
sangat
Pemberian
ASI
strategis,
karena
usia tersebut kondisi bayi masih sangat labil dan rentan terhadap
secara pada
berbagaii
penyakit. Cakupan ASI Eksklusif pada tahun 2016 menunjukkan peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu dari 33,5 % dari tahun 2015 adalah 48,0. Gambar 42 Cakupan ASI Eksklusif Kota Metro Tahun 2012-2016
Sumber: Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Metro
59
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Berdasarkan laporan pada tahun 2016 didapatkan bahwa dari 2.762 sasaran bayi terdapat 925 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif (48 %). Angka cakupan ASI eksklusif belum mencapai target yaitu sebesar 60%. Hal ini dapat disebabkan karena masyarakat terutama ibu hamil belum memiliki pengetahuan tentang pentingnya ASI Eklusif serta penanganan bidan yang langsung memberikan ASI kepada ibu melahirkan
4 .3
Penjaringan Kesehatan Siswa Sekolah dasar/Setingkat
1. Penjaringan Kesehatan Tujuan pembangunan kesehatan adalah terciptanya masyarakat Indonesia yang hidup dan berperilaku dalam lingkungan sehat dan mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu. Di pihak lain pelayanan kesehatan yang diberikan di seluruh wilayah Indonesia harus dilakukan secara adil, merata, dan optimal. Penjaringan Kesehatan untuk siswa sekolah dasar atau setingkat yang dilakukan di Kota Metro telah tercapai 100% dari 3.180 siswa, sedangkan dari siswa yang dijaring dan mendapatkan pelayanan kesehatan hanya 2,2 %.
2. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Kesehatan gigi tercantum pada UU Kesehatan yang telah disahkan DPR pada 14 september 2009. UU Kesehatan tersebut menggantikan UU no. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan masyarakat dan dunia kesehatan. Pada UU Kesehatan yang baru, kesehatan gigi dimasukkan sebagai salah satu kegiatan penyelenggaraan upaya kesehatan. Bahkan terdapat bagian khusus mengenai kesehatan gigi yang dicantumkan pada pasal-pasal UU tersebut. Pasal 93: (1) Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh Pemerintah,
60
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
pemerintah daerah, dan/atau masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan. (2) Kesehatan gigi dan mulut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui pelayanan kesehatan gigi perseorangan, pelayanan kesehatan gigi masyarakat, usaha kesehatan sekolah.
Pasal 94: Pemerintah fasilitas
dan
pelayanan,
pemerintah alat
dan
daerah obat
wajib
kesehatan
menjamin gigi
dan
ketersediaan
tenaga,
mulut
rangka
dalam
memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang aman, bermutu, dan terjangkau oleh masyarakat.
Hasil
Riset
Kesehatan
Dasar
(RISKESDAS
2007)
yang
diselenggarakan
Kementerian Kesehatan R.I. menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia rata–rata memiliki kurang lebih 5 gigi rusak setiap orangnya. Dilaporkan juga, dari gigi yang rusak tersebut hanya 0.7% yang telah ditambal. Beberapa temuan ilmiah menunjukkan adanya kaitan antara kesehatan gigi dengan kesehatan tubuh secara keseluruhan, termasuk penyakit jantung, diabetes, stroke, gangguan kehamilan dan dampak karies gigi juga dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah.Dengan meningkatkan kualitas kesehatan gigi akan dapat meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik.
61
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 43 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut Kota Metro Tahun 2016
Dari 11 Puskesmas yang ada di Kota Metro, untuk pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan pencabutan gigi tetap sebanyak 1998 kasus dan tumpatan gigi tetap 960 kasus, sedangkan pelaksanaan usaha kesehatan gigi sekolah terdapat di 72 SD/MI dari 72 SD/MI yang ada di Kota Metro dan yang melaksanakan sikat gigi missal ada 70 SD/MI Dari jumlah 14.268 siswa SD/MI yang diperiksa giginya hanya 4.539 siswa pada Usaha kesehatan gigi sekolah dan sebanyak 2.573 siswa yang perlu perawatan gigi dan yang mendapat perawatan 1.249 siswa, sedangkan UKGS belum dilaksanakan di semua SD/MI yang ada di Kota Metro dan siswa yang diperiksa tidak semua, karena pemeriksaan gigi biasanya berbarengan dengan penjaringan siswa SD/MI yaitu anak SD/MI yang baru masuk.
3. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Kebijakan Kementerian Kesehatan dalam pelayanan kesehatan lanjut usia bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan lanjut usia yang berkualitas melalui penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang ramah bagi lanjut usia untuk mencapai lanjut usia yang berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat. Upaya yang dikembangkan untuk mendukung kebijakan tersebut antara lain meningkatkan upaya kesehatan bagi lanjut usia di pelayanan kesehatan dasar dengan pendekatan Pelayanan Santun lanjut usia, meningkatkan upaya rujukan kesehatan bagi lanjut 62
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
usia melalui pengembangan Poliklinik Geriatri Terpadu di Rumah Sakit, dan menyediakan sarana dan prasarana yang ramah bagi lanjut usia. Pelayanan kesehatan usia lanjut di Kota Metro dilaksanakan di 11 Puskesmas dengan rutinitas melaksanakan
senam Usila, pemeriksaan kesehatan serta
pemberian penyuluhan dan pemberian multi vitamin dan susu. Kota Metro ada 12.113 Usila dan yang mendapat pelayanan kesehatan 11.239 Usila (92.78 %), dapat dilihat pada grafik di bawah ini : Gambar 44 Pelayanan kesehatan Usia Lanjut Kota Metro Tahun 2016
4 .4 1.
Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Biaya pemeliharaan kesehatan terutama saat sakit cenderung mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena penerapan teknologi canggih, karakter „supply induced demand‟ dalam pelayanan kesehatan, pola pembayaran tunai langsung ke pemberi pelayanan kesehatan, pola penyakit kronik dan degeneratif, serta inflasi. Peningkatan biaya itu mengancam akses dan mutu pelayanan kesehatan, sebagai akibatnya akan 63
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
menurunkan derajat kesehatan masyarakat. Sebagai upaya mengatasi hal tersebut sejak lama sudah dikembangkan pembiayaan kesehatan pra bayar. Pola pembiayaan pra bayar tidak hanya akan meringankan beban pemerintah namun juga merupakan upaya melibatkan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan. Prosentase kepesertaan JPK pra bayar terhadap jumlah penduduk tahun 2012 adalah 65,5 % dan menurun di tahun 2013 menjadi 48,5% dan tahun 2014 meningkat menjadi 53,55%, tahun 2015 meningkat menjadi 144,04 % telah mencapai
target yang
ditetapkan yaitu sebesar 70% dan di tahun 2016 menurun kembali yaitu 57.63 %. Gambar 45 Prosentase Peserta JPK terhadap Jumlah Penduduk Kota Metro Tahun 2011 – 2015
Sumber: Seksi Pembiayaan Kesehatan
Adapun rincian prosentase peserta menurut jenis JPK pra bayar pada tahun 2015 dapat dilihat dari grafik berikut.
64
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 46 Prosentase JPK Menurut Jenisnya Kota Metro Tahun 2016
Sumber: Seksi Pembiayaan Kesehatan
JKN di Kota Metro terdiri dari Penerima bantuan iuran (PBI) APBN sebesar 19.96 %, , penerima bantuan iuran (PBI) APBD sebesar 5.31 %, pekerja penerima upah (PPU) sebesar 22.53 %, pekerja bukan penerima upah (mandiri) sebesar 6.72 %, bukan pekerja sebesar 3.10 %, Jamkesda 0 %, asuransi swasta 0 % dan asuransi perusahaan terdiri dari 0 %.
2.
Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap di Sarana Pelayanan Kesehatan Akses terhadap pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dapat diukur dengan prosentase penduduk yang memanfaatkan puskesmas. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka terjadi peningkatan jumlah kunjungan pasien di puskesmas. Dimana jumlah total kunjungan puskesmas pada tahun 2015 adalah 146.045 kunjungan dan jumlah total kunjungan puskesmas pada tahun 2016 tercatat sebanyak 161.820 kunjungan. Dari seluruh jumlah pengunjung puskesmas yang memanfaatkan untuk rawat jalan sebanyak 160.161 kunjungan atau 99.64 % dari jumlah penduduk. Sedangkan jumlah kunjungan rawat inap pada tahun 2016 ada 626 kunjungan atau 0.38 % dari jumlah penduduk dan kunjungan gangguan jiwa ada 1.033 kunjungan atau 0.64 % dari jumlah penduduk Cakupan kunjungan rawat inap meningkat dari tahun 2014 dikarenakan masih tingginya angka kesakitan baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular .
65
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Adapun cakupan kunjungan rawat inap di seluruh puskesmas di Kota Metro masih di bawah target nasional yaitu 1,5% dari jumlah penduduk. Rendahnya jumlah kunjungan rawat inap puskesmas karena fasilitas kesehatan rujukan/ rumah sakit relatif mudah dijangkau, sehingga masyarakat lebih memilih di rawat di rumah sakit daripada di puskesmas. Grafik dibawah ini menggambarkan jumlah kunjungan di masing-masing puskesmas baik rawat jalan, rawat inap dan gangguan jiwa. Gambar 47 Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan dan Gangguan jiwa Per Puskemas Kota Metro Tahun 2016
Sumber: Seksi Yankesdas Dinas Kesehatan Kota Metro
Jumlah kunjungan rawat jalan puskesmas menunjukkan grafik meningkat dalam tahun terakhir seperti tergambar sebagai berikut. Gambar 48 Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan Puskesmas Kota Metro Tahun 2012-2016
Sumber: Seksi Yankesdas Dinas Kesehatan Kota Metro
66
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Tingginya jumlah kunjungan rawat jalan di puskesmas Kota Metro dapat dimaklumi mengingat penduduk yang berkunjung di puskesmas Kota Metro tidak hanya penduduk Kota Metro namun juga penduduk luar wilayah terutama penduduk Lampung Tengah dan Lampung Timur. Disamping itu, banyaknya penduduk yang memanfaatkan puskesmas menunjukkan bahwa masyarakat Kota Metro datang ke sarana pelayanan di Puskesmas bukan saja untuk pengobatan penyakit tetapi sudah mengarah pada konsultasi kesehatan, sehingga puskesmas perlu meningkatkan mutu pelayanan selain meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu merespon kebutuhan masyarakat yang dilayaninya. Salah satu misi untuk mencapai Visi Kota Metro adalah memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan dengan cara menyediakan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. Upaya pelayanan kesehatan rujukan dan penyediaan fasilitas penunjang merupakan bagian dari upaya pelayanan kesehatan individu/perorangan dengan menyediakan pelayanan kuratif yang bermutu dan terjangkau kepada masyarakat. Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan meliputi upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit dan pelayanan kesehatan gratis bagi keluarga miskin. Pelayanan Kesehatan di klinik dengan 6 klinik di Kota Metro, jumlah kunjungan rawat jalan 2.273 kunjungan dan rawat inap 133 kunjungan, seperti tergambar dalam grafik berikut Gambar 49 Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap di Klinik Kota Metro Tahun 2016
67
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
3.
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Upaya kesehatan perorangan dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta untuk menyembuhkan, memulihkan maupun merehabilitasi kesehatan perorangan. Pelayanan rawat jalan dilakukan untuk merehabilitasi gangguan kesehatan ringan, dan pelayanan rawat inap diperlukan untuk merawat pasien dengan gangguan kesehatan berat. Saat ini Kota Metro memiliki 7 unit rumah sakit, yang menurut kepemilikan terdiri dari 1 RS Pemerintah, 3 RS Swasta, dan 3 RS khusus swasta. Jumlah kunjungan di seluruh rumah sakit di Kota Metro sebanyak 318.726 atau sebesar 198 % dari jumlah penduduk. Dari seluruh jumlah kunjungan, sebanyak 157 % atau 251.875 orang adalah pasien rawat jalan, sedangkan pasien rawat inap sebanyak 66.204 orang atau 41 % dan pasien gangguan jiwa sebanyak 647 orang atau 0,4 %. Jumlah kunjungan yang tinggi dapat terjadi karena yang datang ke rumah sakit di Kota Metro bukan saja berasal dari Kota Metro sendiri tetapi banyak juga yang berasal dari luar kota Metro. Grafik dibawah ini menunjukkan jumlah penduduk yang memanfaatkan rumah sakit di Kota Metro. Gambar 50 Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan dan Rawat Inap di Rumah Sakit Kota Metro Tahun 2016
Sumber : Bagian Rekam Medis RSUD A. Yani, RS Mardi Waluyo, RS Islam, RS Muhammadiyah, RSIA Anugerah Medical Centre, RSB Permata Hati,RSB Asih
68
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
4.
Efisiensi Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Pelayanan rawat inap dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pemanfaatan rumah sakit dengan melihat dari beberapa segi termasuk pemanfaatan sarana, mutu, dan tingkat efisiensi pelayanan. Indikator-indikator yang dipakai terkait dengan pelayanan di rumah sakit antara lain; pemanfaatan tempat tidur / Bed Occupancy Rate (BOR), rata-rata lama hari perawatan / Average Length of Stay (ALOS), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur/Turn Over Internal (TOI), presentase pasien keluar yang meningggal/Gross Death Rate (GDR), dan presentase pasien yang keluar meninggal <24 jam perawatan/Net Death Rate (NDR). Adapun pencapaian indikator tersebut di beberapa rumah sakit di Kota Metro dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5 Indikator Pelayanan Rumah Sakit Kota Metro Tahun 2016 N O
RUMAH SAKIT
JUMLAH TEMPAT TIDUR
BOR
ALOS
TOI
GDR
NDR
1
RSU A. Yani
233
68,2
3
2
47,4
28,1
2
RSU Mardi Waluyo
205
85,7
3
0
40,8
23,6
3
RSU Islam
73
57,6
2
2
20,8
7,6
4
RSU Muhammadiyah
105
67,0
0
2
24,2
6,9
5
AMC
73
0,0
0
4
-
-
6
RSB Asih
35
20,8
1
6
-
-
7
RSB Permata Hati
31
37,6
2
3
-
-
Sumber: Bagian Rekam Medis, RSU Jend. A.Yani, RSU Mardi Waluyo, RSU Islam, RSIA Anugerah Medical Centre, RSB Permata Hati, RS Muhammadiyah Kota Metro, RSB Asih
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pemanfaatan tempat tidur rumah sakit (Bed Occupation Rate/BOR) di Kota Metro menunjukkan pencapaian yang variatif antar rumah sakit. Empat rumah sakit (RS.A Yani, RS. Mardi Waluyo dan RSIA AMC) menunjukkan BOR yang ideal 60-85%, sedangkan 4 rumah sakit lainnya masih di bawah angka ideal.
69
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Indikator Yang Akan Dicapai
4 .5
Target-target yang akan dicapai dalam pelaksanaan Pembangunan Kesehatan berdasarkan data indikator kinerja SPM Kota Metro tahun 2015 adalah sebagai berikut:
NO
JENIS PELAYANAN
TARGET
Realisasi
1.
Persentase cakupan kunjungan ibu hamil K4
95 %
99,21
2.
Persentase cakupan komplikasi kebidanan yg ditangani
80%
83,33
3.
Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh bidan
90 %
100
atau
tenaga
Kesehatan
yang
memiliki
kompetensi
kebidanan 4.
Persentase cakupan pelayanan nifas
90 %
100
5.
Persentase cakupan Neonatus dg komplikasi yg ditangani
80 %
55,62
6.
Persentase cakupan kunjungan bayi
90 %
102,33
7.
Persentase
100 %
100,00
cakupan
Desa/Kelurahan
Universal
Child
Immunization 8.
Persentase Cakupan pelayanan anak balita
90 %
106,75
9.
Persentase cakupan pemberian makanan pendamping ASI
100%
100
pada anak usia 6 – 24 bulan 10.
Persentase cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
100 %
100
11.
Persentase cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
100 %
99,90
70 %
74,99
a. Presentasi AFP Rate 100.000 penduduk < 15 tahun
>=2
1/41427
b. Presentasi Penemuan Penderita Pneumonia Balita
100 %
83,67
c. Presentasi Pasien baru TB BTA Positif
>85 %
33,74
d. Presentasi DBD yang ditangani
100 %
100
e. Presentasi Penemuan Penderita Diare
100 %
100
100%
75,83
setingkat 12.
Persentase cakupan peserta KB aktif
13.
Presentasi Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
14.
Persentase cakupan pelayanan Kesehatan dasar Pasien masyarakat miskin
70
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
15.
Persentase cakupan Pelayanan Kesehatan ke Rujukan
100%
133,06
100%
100
100%
-
100%
100
Pasien masyarakat miskin 16.
Persentase cakupan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota
17.
Persentase cakupan Dsa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 jam
18
Persentase cakupan Desa siaga aktif
4.6 Perilaku Hidup Masyarakat Upaya perubahan perilaku sehat dilaksanakan melalui program promosi kesehatan yang merupakan upaya pembelajaran dari, oleh dan bersama masyarakat agar dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan bersumber daya masyarakat dalam upaya kesehatan sesuai dengan keadaan sosial budaya setempat. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program pengembangan perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat antara lain:
1. Rumah Tangga Sehat Rumah tangga sehat adalah rumah tangga yang memenuhi 10 indikator PHBS yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, balita diberi ASI eksklusif, mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, tidak merokok, melakukan aktifitas fisik setiap hari, makan sayur dan buah setiap hari, tersedia air bersih, tersedia jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni dan lantai rumah bukan dari tanah. Dari 19.269 rumah (47.3 %) tangga yang dipantau, sebanyak 5.414 keluarga (28.1 %) dapat dikategorikan sebagai rumah tangga sehat. Karena dari 10 indikator PHBS, rumah yang tidak ada asap rokok sangat sedikit . Hal tersebut memperlihatkan bahwa masyarakat masih banyak yang merokok dalam rumah sehingga capaian rumah tangga sehat terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya tetapi masih dibawah target yaitu 5%. Untuk itu perlu ada peningkatan pengetahuan pada masyarakat tentang bahaya merokok dan adanya ketegasan dari pemerintah tentang tempat yang diperbolehkan untuk merokok. Dengan adanya kerjasama baik masyarakat maupun pemerintah untuk mencapai 71
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
rumah tangga sehat maka akan terbentuk keluarga sehat sampai dengan Kota Metro Sehat.Pencapaian Rumah Tangga ber PHBS dapat dilihat pada grafik di bawah ini: Gambar 51 Pencapaian Rumah Tangga ber PHBS Kota Metro Tahun 2016
4.7 Keadaan Lingkungan Upaya pembinaan kesehatan lingkungan bertujuan menurunkan angka kejadian penyakit yang berbasis lingkungan dengan cara mengendalikan faktor resiko lingkungan yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai tujuan tersebut meliputi: Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar, Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan, pengawasan tempat-tempat umum dan tempat pengelolaan makanan (TUPM), dan pengembangan wilayah sehat. 1. Rumah Sehat Rumah sehat menjadi indikator lingkungan sehat. Rumah sehat dapat menggambarkan kondisi kesehatan suatu wilayah. Rumah yang dibina ada 2.485 rumah yaitu 37.42 % dari rumah yang ada (36.455 rumah) .Rumah yang dibina memenuhi syarat/ rumah sehat di Kota Metro ada 59.64 % yaitu 1.482 rumah yang dibina. Sedangkan rumah sehat yang ada adalah 31.296 rumah (85.85 % dari rumah yang ada).Hal ini 72
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
menggambarkan bahwa pemeriksaan rumah sehat belum dapat mewakili kondisi yang ada, karena rumah yang diperiksa belum ada 50% dari jumlah rumah / bangunan yang ada.Hal ini dapat dilihat dengan tingginya jumlah penyakit DBD, walaupun rumah sehat cakupan tinggi tetapi dari jumlah rumah yang diperiksa tahun 2015, bukan dari jumlah rumah yang ada keseluruhan.Pada gambar di bawah ini dapat terlihat cakupan rumah sehat.
Gambar 52 Cakupan Rumah Sehat Kota Metro Tahun 2013-2016
73
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 53 Cakupan Rumah yang dibina Kota Metro Tahun 2016
2.
Penyediaan air bersih Air bersih merupakan kebutuhan penting bagi manusia. Ketersediaan air bersih terbukti mampu mereduksi terjadinya beberapa penyakit menular. Air bersih yang layak digunakan untuk kebutuhan sehari-hari juga harus memenuhi persyaratan kualitas yang telah ditetapkan, kualitas fisik, bakteriologis maupun kimia. Berdasarkan hasil laporan yang dilakukan pada tahun 2016 menunjukkan bahwa Penduduk yang memiliki akses air minum hanya 66.98 % dengan sarana yang digunakan sebagai sumber air bersih berasal dari sumur gali terlindung dengan jumlah sarana 28.596 dan yang memenuhi syrarat 24.820 sarana. Sedangkan sisanya menggunakan sumur gali dengan pompa, sumur bor dengan pompa dan perpipaan. Sedangkan pemeriksaan bakteriologis dan kimia belum dapat dilakukan semua, hanya pada rumah yang memiliki sarana industri. Untuk itu perlu adanya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya mengetahui kondisi air yang digunakan selama ini sehingga kita dapat memberikan solusi dalam permasalahan tentang air. Karena air yang tidak baik dapat menyebabkan terjadinya penyakit menular seperti Diare, disentri dll.
74
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 54 Cakupan sarana air bersih Kota Metro Tahun 2016
Gambar 55 Cakupan kualitas air minum di penyelenggara air minum Kota Metro Tahun 2016
75
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
3.
Keluarga dengan Kepemilikan Sanitasi yang layak (jamban Sehat) Salah satu cara untuk menilai sejauh mana tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan dapat dilihat dari kepemilikan fasilitas sanitasi dasar di keluarga yang memenuhi syarat kesehatan. Sanitasi dasar yang harus dimiliki keluarga meliputi jamban sehat dengan jenisnya. Gambaran keluarga yang memiliki sarana sanitasi yang layak (jamban sehat) menurut puskesmas adalah sebagai berikut: Gambar 56 Cakupan Keluarga dengan Kepemilikan jamban sehat Kota Metro Tahun 2016
Sumber: Seksi Kesehatan Lingkungan Dinkes Kota Metro
4.
Sanitasi total berbasis masyarakat Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dilakukan terhadap masyarakat dalam menjaga kualitas lingkungan dan dilakukan secara kontinue terhadap masyarakat yang berpotensi menjadi tempat penularan penyakit . Untuk itu perlu pelaksanaan sanitasi total berbasis masyarakat
76
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan dengan sanitasi total berbasis masyarakat dengan cara melakukan kerja sama baik lintas program dan lintas sektoral dan dengan masyrakat. Pada tahun 2016 dari 22 kelurahan di Kota Metro semuanya telah melaksanakan Sanitasi Total berbasis masyarakat. Dengan seluruh Kelurahan telah melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, maka akan tercipta lingkungan sehat sehingga dapat memutuskan rantai penularan penyakit, terutama penyakit menular.
Gambar 57 Cakupan Sanitasi total berbasis masyarakat Kota Metro Tahun 2016
5.
Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU) Tempat - tempat umum dan tempat pengelolan makanan dapat menjadi faktor resiko sebagai media penular penyakit yang potensial dikarenakan tempat ini dimanfaatkan oleh masyarakat seperti hotel, restoran/rumah makan, pasar ataupun fasilitas umum lainnya. Apabila kualitas lingkungan TTU tidak memenuhi standar persyaratan kesehatan tentunya akan menimbulkan ketidaknyamanan dalam menggunakan fasilitas tersebut juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Oleh sebab itu perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan kualitas lingkungannya sehingga tidak menyebabkan gangguan terhadap masyarakat.
77
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan diperoleh bahwa cakupan TTU yang ada di Kota Metro pada tahun 2016 sebanyak 188 TTU dan yang memenuhi syarat 138 yaitu 73,4 %. Hal ini pelu ditingkatkan dalam pemeriksaan TUPM, karena tempat tempat umum dan pengelolaan makanan merupakan tempat yang langsung berhubungan dengan masyarakat, sehingga bila terjadi sesuatu pada TUPM dapat menjadikan penyakit yang dapat menyebarluas di tengah masyarakat. Untuk itu perlu adanya peningkatan pengetahuan baik bagi masyarakat maupun pada pengelola tempat tempat umum dan pengelola makanan. Sehingga produk dari pengelola makanan yang akan di konsumsi masyarakat sudah memiliki laik hygiens dari dinas kesehatan dan tempatnya memenuhi syarat kesehatan sehingga masyarakat aman dalam mengkonsumsi makanan tersebut.
Gambar 58 Cakupan TTU Sehat Kota Metro Tahun 2016
78
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 59 Cakupan TPM Sehat Kota Metro Tahun 2016
Gambar 60 Cakupan TPM dibina & diuji petik Kota Metro Tahun 2016
79
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
4 .8
Pelayanan Kefarmasian
Indikator untuk menggambarkan pelayanan kefarmasian di Kota Metro digunakan indikator ketersediaan obat dan ketersediaan sarana sediaan farmasi. Persentase ketersediaan obat sesuai kebutuhan di puskesmas pada tahun 2016 sebesar 100 % sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu 80%. Persentase pengadaan obat generik di puskesmas sebesar 99,78 %, dan hasil ini telah mencapai target 80%. Sedangkan jumlah sarana distribusi sediaan farmasi di Kota Metro mencakup apotik dan toko obat. Jumlah apotik di Kota Metro sebanyak 35 buah sedangkan toko obat sebanyak 6 buah, Pedagang Besar Farmasi (PBF) sebanyak 1 buah. Seluruh sarana distribusi sediaan farmasi di Kota Metro dimiliki oleh swasta. Tetapi pembinaannya dilakukan oleh Dinas Kesehatan, sehingga perlu adanya kerjasama yang baik agar ketersediaan obat dapat tersedia dengan baik.
80
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Upaya Pelayanan Kesehatan dapat dilaksanakan dengan optimal apabila ditunjang dengan sumber daya yang memadai. Sumber daya kesehatan di Kota Metro dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan.
5 .1
Sarana Kesehatan
1. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan/Pengelola Sarana pelayanan kesehatan Kota Metro ada 236 sarana yang terdiri dari rumah sakit yaitu rumah sakit umum (4) dan rumah sakit khusus (3), Puskesmas dan jaringannya terdiri dari Puskesmas (11), Puskesmas Pembantu (6) dan puskesmas keliling (11) dan Poskeskel (22) ,sarana pelayanan lain terdiri Klinik (6), praktek dokter perorangan (58), praktek pengobatan tradisional (9), praktek bidan (33), bank darah rumah sakit dan unit tranfusi darah (1), sarana produksi dan distribusi kefarmasian terdiri dari pedagang besar farmasi (1), Apotik (35), toko obat dan penyalur alat kesehatan (6). Pada periode tahun 2007-2015, jumlah puksesmas (temasuk puskesmas perawatan) yang ada di Kota Metro terus meningkat, dari 3 unit pada tahun 2000 menjadi 11 unit pada tahun 2010. tahun 2013 rasio puskesmas terhadap 20.000 penduduk adalah 7,35. ini berarti bahwa setiap 20.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 1 sampai 2 unit puskesmas (dengan standar 1 puskesmas : 20.000 penduduk). Rasio puskesmas terhadap penduduk sudah memenuhi konsep wilayah kerja puskesmas, yaitu rata-rata satu unit puskesmas melayani 20.000 penduduk dan kondisinya di Kota Metro setiap 20.000 penduduk di layanani 1 – 2 Puskesmas. Untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, seluruh puskesmas telah dilengkapi dengan laboratorium sederhana dan dua diantara kedelapan puskesmas tersebut dilengkapi dengan fasilitas rawat inap yaitu: Puskesmas Sumbersari Bantul dan Puskesmas Banjarsari. Sedangkan puskesmas PONED adalah Puskesmas Sumbersari Bantul dan Puskesmas Banjarsari
81
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Untuk membantu melaksanakan kegiatan pelayanan yang dilakukan puskesmas dalam wilayah kerja yang lebih kecil diselenggarakan oleh Puskesmas Pembantu. Idealnya setiap Puskesmas Pembantu melayani 6.000 penduduk. Puskesmas pembantu yang ada di Kota Metro sampai dengan tahun 2016 ada sebanyak 6 unit. Alat transportasi di puskesmas meliputi puskesmas keliling dan sepeda motor. Untuk puskesmas keliling (kendaraan bermotor roda empat) setiap puskesmas sudah dilengkapi satu puskesmas keliling. Sedangkan jumlah sepeda motor di seluruh puskesmas ada sebanyak 93 buah. Hal ini berarti setiap puskesmas rata-rata mempunyai 8-9 sepeda motor untuk pelayanan di luar gedung. Dengan kelengkapan sarana yang ada di Puskesmas Kota Metro perlu adanya pemeliharaan terhadap sarana yang ada sehingga dalam pelaksanaan pelayanan baik di dalam gedung maupun di luar gedung dapat tersedia dengan baik dan pelayanan puskesmas sesuai dengan harapan masyarakat. Gambar 61 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan/Pengelola Kota Metro Tahun 2016
82
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
2. Persentase RS dengan kemapuan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana Rumah Sakit (RS) antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasa diukur dengan jumlah RS dan tempat tidurnya (TT) serta rasio terhadap jumlah penduduk. Rumah sakit yang ada di Kota Metro hingga akhir tahun 2014 sebanyak 7 unit. Dari segi kepemilikan, 1 rumah sakit milik pemerintah dan 6 rumah sakit milik swasta. Seluruh rumah sakit dilengkapi dengan laboratorium kesehatan dan dua diantara Tujuh rumah sakit tersebut memiliki 4 (empat) spesialis dasar yaitu RSU Jend. A. Yani (milik pemerintah) dan RSU Mardiwaluyo (milik swasta). Gambar 62 Jumlah RS dengan kemapuan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 Kota Metro Tahun 2016
3. Posyandu menurut strata Posyandu masyarakat.
merupakan Posyandu
salah
satu
bentuk
menyelenggarakan
UKBM minimal
yang 5
paling program
dikenal
di
prioritas
yaitu; kesehatan ibu dan anak, KB, perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, posyandu dikelompokkan kedalam 4 strata yaitu: posyandu pratama, posyandu madya, posyandu purnama dan posyandu mandiri. Adapun target yang digunakan untuk menilai keberhasilan posyandu adalah cakupan posyandu purnama dan mandiri sebesar 25%. Pengertian dari posyandu Purnama yaitu: posyandu dengan frekuensi kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan cakupan 5 program utamanya yaitu; KB, KIA, Gizi 83
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
dan Imunisasi lebih dari 50%, serta sudah ada program tambahan. Sedangkan posyandu mandiri adalah posyandu purnama yang telah menjalankan program dana sehat dengan cakupan 50% KK. Pada tahun 2016 jumlah posyandu di Kota Metro tercatat sebanyak 156 buah yang terdiri dari 89 posyandu mandiri, 54 posyandu purnama dan 11 posyandu madya, sedangkan untuk posyandu pratama untuk tahun 2016 ada 2. Proporsi posyandu menurut strata atau tingkat perkembangannya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 63 Persentase Posyandu Menurut Strata Kota Metro tahun 2016
Sumber: Seksi Promkes & Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Metro
Sedangkan distribusi posyandu menurut strata yang tersebar di 5 kecamatan yang ada di Kota Metro adalah sebagai berikut:
84
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 64 Prosentase Posyandu menurut Strata per Kecamatan di Kota Metro tahun 2016
Sumber: Seksi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Metro
Posyandu mandiri
terbanyak ada di kecamatan Metro Timur (30 posyandu) dan
posyandu Purnama terbanyak ada di kecamatan Metro Pusat (25 posyandu) dan Posyandu madya ada di Metro utara (6 posyandu), pratama di metro selatan& Metro utara (2 posyandu)
4. Upaya Kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) Jumlah upaya Kesehatan bersumber masyarakat di Kota Metro dengan 22 kelurahan hanya terdapat 22 Poskeskel dan 16 Posbindu. Poskeskel dan posbindu ada pada semua kelurahan.Sedangkan desa siaga aktif ada 22 kelurahan yang dibagi pratama 12 kelurahan, madya 6 kelurahan dan purnama 4 kelurahan.
85
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 65 Jumlah Upaya Kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) Kota Metro tahun 2016
Gambar 66 Jumlah Desa Siaga aktif Kota Metro tahun 2016
86
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
5 .2
Tenaga Kesehatan
Tenaga Kesehatan di Kota Metro tersebar di berbagai sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta, puskesmas, dinas kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di Kota Metro pada tahun 2016 sebanyak 1.699 orang. Dari seluruh jumlah tenaga kesehatan, sebanyak 1.308 orang (76.9 %) bekerja di sarana pelayanan kesehatan (rumah sakit & puskesmas dan sarana kesehatan lain ) sebagai tenaga kesehatan dan 391 orang (24.7 %) tenaga non kesehatan yang bekerja si sarana pelayanan kesehatan. Proporsi jenis tenaga kesehatan yang terbesar adalah perawat yaitu 59 % (693 orang), proporsi terbesar kedua adalah bidan yaitu 17 % (192 orang). Sedangkan proporsi tenaga kesehatan yang paling sedikit adalah Tehnisi medis yaitu 0,9 % (12 orang). Adapun distribusi tenaga kesehatan di sarana kesehatan dapat dilihat pada tabel 6 berikut: Gambar 67 Distribusi Tenaga Kesehatan pada Sarana Kesehatan Kota Metro tahun 2016
Sumber: Subbag Kepegawaian Dinas Kesehatan Kota Metro, 2016
Adapun rasio masing-masing jenis tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk tergambar dalam tabel berikut: 87
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
NO
1
Tabel 6 Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 penduduk Kota Metro tahun 2016 RASIO PER 100.000 PENDUDUK JENIS JUMLAH Renstra TENAGA TENAGA Kota Metro DEPKES TH TH 2016 2015-2019 Dokter 79 49 11 Spesialis
2
Dokter Umum
76
47
45
3
Dokter Gigi
13
8
13
4
Perawat
693
431
180
5
Bidan
192
119
120
6
Apoteker
17
11
18
7
Sarjana
14
9
15
Sanitarian
23
14
18
9
Gizi
29
18
14
10
Teknisi Medis
110
68
16
Kesmas 8
Sumber: Subbag Kepegawaian Dinas Kesehatan Kota Metro, 2016
Bila dilihat dari rasio masing-masing jenis tenaga kesehatan per 100.000 penduduk menunjukkan bahwa rasio jenis tenaga terbesar adalah rasio tenaga perawat yaitu sebesar 431 per 100.000 penduduk (target nasional 2014 adalah 65 per 100.000 penduduk). Sedangkan rasio terendah adalah profesi dokter gigi dengan rasio 8 per 100.000 penduduk ( Target nasional 4 per 100.000 penduduk).
Dari tabel rasio di atas dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan kecukupan tenaga kesehatan sudah memenuhi target. Tetapi dalam pelaksanaan di lapangan masih kekurangan tenaga, hal ini dikarenakan rasio sarana kesehatan sangat tinggi sehingga perlu tenaga kesehatan yang yang lebih agar jumlah tenaga kesehatan di sarana kesehatan seperti puskesmas sesuai dengan jumlah yang ada.
88
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
5 .3
Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan program pembangunan kesehatan di Kota Metro tahun 2015 berasal dari berbagai sumber antara lain; alokasi anggaran pembangunan Departemen Kesehatan (APBN), Alokasi APBD Provinsi untuk kesehatan dan alokasi APBD Kota untuk kesehatan serta pinjaman/hibah luar negeri (PHLN), untuk tingkat perkembangan pembiayaan tahun 2010-2014dapat dilihat pada tabel 7 berikut: Tabel 7 Perkembangan Pembiayaan Kesehatan Kota Metro Tahun 2011-2016 TAHUN ANGGARAN (Rp)
No.
SUMBER PEMBIAYAAN
1.
APBD II
24.051.140.088
37,740,924,234
50.148.051.340
70.325.119.149
143.608.446.953
2.
APBD I
140.161.956
140.794.580
215.880.000
24.301.250
92.927.000
268.315.736 7.112.249.000
3.
APBN
4.
BLN/Hibah
5.
2011
2012
2013
2014
2015
2016
201.404.065.867
14.367.831.700
4.757.390.000
17.031.587.357
5.608.504.546
6.190.107.000
405.796.818
50.997.000
52.265.500
36.325.700
32.603.000
20.683.500
Sumber lain
-
413457100
600.173.000
5.135.325.500
5.596.982.500
8.377.532.580
Jumlah
18.527.197.311
43.103.562.914
68.047.977.197
81.129.576.145
155.521.066.453
217.182.846.683
Sumber: Subbag Perencanaan & Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Metro
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa anggaran kesehatan pada tahun 2016 meningkat dari tahun sebelumnya.. APBD II masih menjadi sumber utama pendanaan kesehatan di Kota Metro. Pada tahun 2016 Pengeluaran per kapita untuk pembiayaan kesehatan yang bersumber dari pemerintah pada periode 2011-2016 dapat dilihat dari grafik berikut:
89
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
Gambar 68 Perkembangan Anggaran Kesehatan Perkapita Kota Metro Tahun 2011-2016
Sumber: Subbag Perencanaan Dinas Kesehatan Kota Metro
Tahun 2011-2016 anggaran kesehatan perkapita meningkat dan 2016 mencapai angka tertinggi yaitu sebesar Rp.1.351.236/penduduk (tidak termasuk gaji dan tunjangan). Selain pembiayaan yang bersumber dari pemerintah dan PHLN, dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembiayaan kesehatannya, sejak lama sudah dikembangkan berbagai cara untuk memberikan kesehatan bagi masyarakat.
90
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
BAB VI KESIMPULAN 6 .1
Kesimpulan
Dari uraian tersebut di atas secara umum dapat disimpulkan bahwa indikator derajat kesehatan di Kota Metro cukup baik dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini ditandai dengan turunnya beberapa indikator mortalitas dan morbiditas. Membaiknya derajat kesehatan masyarakat Kota Metro selain dipengaruhi oleh banyak faktor di luar bidang kesehatan, juga berkaitan erat dengan tercapainya cakupan
penyelenggaraan program
kesehatan. Adapun gambaran derajat kesehatan dan cakupan program kesehatan yang dicapai pada tahun 2016, adalah sebagai berikut : 1. Angka Kematian Neonatal diperkirakan sebesar 5 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2016 menurun dari Angka Kematian Neonatal tahun 2015 sebesar 6 per 1000 kelahiran hidup. 2. Angka Kematian Bayi ( AKB ) diperkirakan sebesar 2 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2016 sama dengan Angka Kematian Bayi tahun 2015 sebesar 2 per 1000 kelahiran hidup. 3. Angka Kematian Balita ( AKABA ) diperkirakan sebesar 0,7 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2016 meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 0,3
per
1000 kelahiran hidup. 4. Angka Kematian Ibu ( AKI ) diperkirakan sebesar 73 per 100.000 KH pada tahun 2016 mengalami peningkatan dengan Angka Kematian Ibu tahun 2015 sebesar 0 per 100.000 kelahiran hidup. 5. Angka kesakitan beberapa penyakit pada tahun 2016 mengalami penurunan dan peningkatan, diantaranya: a) Incidence rate DBD 145
per 100.000 penduduk, mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2015 yaitu 267 per 100.000 penduduk. b) Incidence
rate
diare
pada
balita
214 per 1000 balita sama dengan tahun 2015 yaitu 214 per 1000 balita. c) Incidence rate campak yaitu 0 per 1000 balita sama dengan tahun 2015 yaitu 0 per 1000 balita.
91
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
d) Incidence rate TB Paru 53,92 per 100.000 penduduk, meningkat dibandingkan tahun 2015 yaitu 48,54 per 100.000 penduduk 6. Angka 10 penyakit terbesar di Kota Metro yang berobat di Puskesmas sudah mengarah ke penyakit tidak menular seperti penyakit darah tinggi urutan ke 1 dan penyakit hiperkolesterol urutan ke 10. 7. Status gizi cenderung pada tahun 2016 cenderung menurun ditandai dengan: a) Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sebanyak 239 kasus sama dengan tahun 2015 yaitu 239 kasus. b) Balita bawah garis merah (BGM) sebanyak 146 kasus mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015 yaitu 169 kasus. c)
Balita gizi buruk sebanyak 5 kasus meningkat dari tahun 2015 sebanyak 4 kasus
8. Cakupan penyelenggaraan program kesehatan banyak yang belum mencapai target sehingga berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Cakupan program yang belum mencapai target dan berhubungan erat dengan derajat kesehatan masyarakat diantaranya: a) Bayi mendapat Asi Eklusif 33,5% mengalami penurunan dari tahun 2015 yaitu 45,5% b) Penjaringan kesehatan siswa SD mencapai target 100%. c) Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 55,62% dengan target nasional 80%. d) Penemuan penderita pneumonia balita 15,4% target nasional 100%. e) Penemuan Pasien TB BTA Positif 34% target nasional 85%. f)
Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin 75,83 target nasional 100%.
Meskipun ada beberapa indikator yang belum tercapai, namun ada beberapa prestasi yang patut dipertahankan pada tahun-tahun mendatang, diantaranya adalah: 1. Angka kematian bayi (AKI), angka kematian balita (AKABA) dan angka kematian ibu (AKI) masih berada di bawah angka nasional. 2. Cakupan kunjungan bayi 102,33% telah mencapai target Nasional sebesar 90%. 3. Cakupan pelayanan JPK pra bayar 57,63 % dari target Nasional 100%. 4. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 100% sudah melampaui target 90%. 5. Cakupan K4 99,21 % sudah melampaui target nasional sebesar 95%. 6. Cakupan pelayanan nifas 90% sudah mencapai target yaitu 90%.
92
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
7. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani 83,33% dari target Nasional sebesar 80%. 8. Cakupan penyakit AFP 1 per 100.000 penduduk <15 Th target 1. 9. Cakupan kelurahan UCI telah mencapai target SPM 2008 90%. 10. Cakupan balita gizi buruk telah mendapat perawatan 100%. 11. Posyandu purnama 35 %, mandiri 57%, madya 7%, dan pratama 1%. 12. Cakupan Desa Siaga sudah mencapai 100%, ditandai dengan sudah terbangunnya Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel) di 22 kelurahan. 13. Pemanfaatan puskesmas dengan kunjungan pasien rawat jalan puskesmas sebesar 99,64% dari jumlah penduduk . 14. Rasio sarana kesehatan terhadap penduduk, rasio petugas kesehatan terhadap penduduk, anggaran kesehatan per kapita, dan ketersediaan obat di puskesmas sudah memenuhi standar.
6 .2
Saran
Untuk menindak lanjuti hasil yang telah dicapai selama periode tahun 2016, perlu dilakukan upaya-upaya yang lebih intensif, antara lain : 1. Adanya inovasi program dalam meningkatkan target terutama target SPM dan target SDGs. 2. Penajaman program-program kesehatan dengan cara menyusun program didasarkan pada masalah kesehatan dan pencapaian program tahun sebelumnya. 3. Peningkatan pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat hendaknya diikuti dengan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. 4. Meningkatkan kemampuan manajemen program dengan mengintensifkan PWS sebagaii instrument menajemen di lapangan. 5. Revitalisasi Sistem Pelayanan Kesehatan Dasar,dengan meningkatkan integritas seluruh subsistem yang ada, memperbaiki manajemen pelayanan kesehatan, mobilisasi sumber daya manusia, meningkatkan kualitas pelayanan & memperkuat pemberdayaan masyarakat.
93
Profil Kesehatan Kota Metro Tahun 2016
94
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
LUAS WILAYAH (km 2)
1
2
3
JUMLAH DESA
KELURAHAN
DESA+KEL.
JUMLAH PENDUDUK
4
5
6
7
JUMLAH RUMAH TANGGA
RATA-RATA JIWA/RUMAH TANGGA
KEPADATAN PENDUDUK per km2
8
9
10
1 Metro Pusat
11,71
0
5
5
50.820
12.586
4,04
4339,88
2 Metro Utara
19,64
0
4
4
27.514
6.913
3,98
1400,92
3 Metro Barat
11,28
0
4
4
27.947
7.112
3,93
2477,57
4 Metro Timur
11,78
0
5
5
39.344
9.883
3,98
3339,90
5 Metro Selatan
14,33
0
4
4
15.104
4.217
3,58
1054,01
68,7
0
22
22
160.729
40.711
3,95
2.338
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: - Badan Pusat Statistik Kota Metro
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KOTA METRO TAHUN 2016 NO
KELOMPOK UMUR (TAHUN)
1
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 JUMLAH
0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65 - 69 70 - 74 75+
JUMLAH PENDUDUK PEREMPUAN
LAKI-LAKI+PEREMPUAN
3
4
5
6.960 7.347 6.686 7.601 7.026 6.101 6.260 6.552 6.359 5.285 4.640 3.668 2.407 1.367 1.047 994 80.300
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) Sumber: BPS Kota Metro
LAKI-LAKI
6.633 6.919 6.502 8.519 6.999 5.943 6.354 6.480 6.274 5.343 4.546 3.620 2.169 1.553 1.246 1.329 80.429
RASIO JENIS KELAMIN 6
13.593 14.266 13.188 16.120 14.025 12.044 12.614 13.032 12.633 10.628 9.186 7.288 4.576 2.920 2.293 2.323 160.729
104,93 106,19 102,83 89,22 100,39 102,66 98,52 101,11 101,35 98,91 102,07 101,33 110,97 88,02 84,03 74,79 99,84 43
TABEL 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN KOTA METRO TAHUN 2016 JUMLAH NO
VARIABEL
1
2
PERSENTASE
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+ PEREMPUAN
3
4
5
6
7
8
1
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS
65.993
66.877
132.870
2
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
65.313
65.132
130.445
98,97
97,39
98,17
3
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN: a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD
8.008
11.320
19.328
12,13
16,93
14,55
24.534
21.886
46.421
37,18
32,73
34,94
c. SMP/ MTs
5.283
5.284
10.567
8,01
7,90
7,95
d. SMA/ MA
13.602
13.667
27.269
20,61
20,44
20,52
4.835
2.754
7.589
7,33
4,12
5,71
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II
246
1.101
1.347
0,37
1,65
1,01
g. AKADEMI/DIPLOMA III
1.415
1.568
2.982
2,14
2,34
2,24
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV
7.043
8.285
15.328
10,67
12,39
11,54
1.012
2.039
1,56
1,51
1,53
b. SD/MI
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) Sumber: Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda & Olahraga Kota Metro
1.027
TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 JUMLAH KELAHIRAN NO
KECAMATAN
LAKI-LAKI
NAMA PUSKESMAS HIDUP
1
2
1
Metro Pusat
2
Metro Utara
3
4
4
5
Metro Barat Metro Timur
Metro Selatan
HIDUP + MATI
HIDUP 7
MATI
LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP + MATI
HIDUP 10
MATI 11
HIDUP + MATI
5
6
8
9
Metro
178
1
179
179
0
179
357
1
358
Yosomulyo
254
1
255
256
0
256
510
1
511
Banjarsari
85
0
85
86
0
86
171
0
171
Purwosari
78
0
78
79
0
79
157
0
157
Karangrejo 3
MATI
PEREMPUAN
12
69
1
70
72
0
72
141
1
142
Ganjar Agung
135
1
136
135
0
135
270
1
271
Mulyojati
102
0
102
104
0
104
206
0
206
Iringmulyo
123
0
123
128
0
128
251
0
251
Yosodadi
143
1
144
133
0
133
276
1
277
Tejoagung
73
0
73
71
0
71
144
0
144
128
0
128
129
0
129
257
0
257
5
1.373
0
1.372
2.740
5
2.745
Sumbersari Bantul
JUMLAH (KAB/KOTA)
1.368
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN)
1.372
3,6
Sumber: Seksi KIA Dinkes Kota Metro Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
0,0
1,8
TABEL 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 JUMLAH KEMATIAN NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
1
Metro Pusat
2
Metro Utara
3
Metro Barat
4
Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
LAKI - LAKI
3
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
PEREMPUAN
NEONATAL
BAYI
ANAK BALITA
4
5
6
0 5 0 0 0 1 0 0 3 0 0 9
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
7
0
1
LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NEONATAL
BAYI
ANAK BALITA
7
8
9
10
11
12
13
14
15
0 6 0 0 0 3 0 0 1 1 0 11
0 0 0 0 1 1 0 0 2 0 0 4
1 2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 5
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
1 2 0 0 1 2 0 0 3 0 0 9
0 5 0 0 1 2 0 0 5 0 0 13
1 2 0 0 0 1 0 0 0 1 0 5
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
1 8 0 0 1 5 0 0 4 1 0 20
8
3
4
1
7
5
2
1
7
BALITA
Sumber: Seksi KIA Dinkes Kota Metro Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
BALITA
NEONATAL
BAYI
ANAK BALITA
BALITA
TABEL 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 KEMATIAN IBU NO
KECAMATAN
1
2
1
Metro Pusat
2
Metro Utara
3 4
5
PUSKESMAS
Metro Barat Metro Timur
Metro Selatan
JUMLAH LAHIR HIDUP
3
JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL
JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN
< 20 tahun
20-34 tahun
≥35 tahun
JUMLAH
5
6
7
8
4
< 20 tahun
20-34 tahun
≥35 tahun
JUMLAH
9
10
11
12
JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS
JUMLAH KEMATIAN IBU
< 20 tahun
20-34 tahun
≥35 tahun
JUMLAH
< 20 tahun
20-34 tahun
13
14
15
16
17
18
≥35 tahun JUMLAH 19
20
Metro
357
0
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
Yosomulyo
510
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Banjarsari
171
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Purwosari
157
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Karangrejo
141
0
0
0
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
0
1
Ganjar Agung
270
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Mulyojati
206
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Iringmulyo
251
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Yosodadi
276
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Tejoagung
144
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Sumbersari Bantul
257
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2.740
0
0
1
1
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
2
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN)
Sumber: Seksi KIA Dinkes Kota Metro Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
73
TABEL 7 KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
1
1 2
3 4
5
PUSKESMAS
2
Metro Pusat Metro Utara
Metro Barat Metro Timur
Metro Selatan
3
JUMLAH SELURUH KASUS TB P
JUMLAH KASUS BARU BTA+
JUMLAH PENDUDUK L
P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
L
L+P 11
KASUS TB ANAK 0-14 TAHUN
JUMLAH
%
JUMLAH
%
12
13
14
15
L+P 16
JUMLAH
%
17
18
Metro
10.304
10.734
21.038
12
60,00
8
40,00
20
27
65,85
14
34,15
41
5
Yosomulyo
15.195
14.587
29.782
8
44,44
10
55,56
18
18
51,43
17
48,57
35
2
5,71
Banjarsari
5.063
4.977
10.040
6
75,00
2
25,00
8
8
53,33
7
46,67
15
2
13,33
Purwosari
4.669
4.555
9.224
0
#DIV/0!
0
#DIV/0!
0
3
42,86
4
57,14
7
0
0,00
Karangrejo
4.176
4.074
8.250
1
100,00
0
0,00
1
4
50,00
4
50,00
8
1
12,50
Ganjar Agung
7.877
7.943
15.820
2
100,00
0
0,00
2
6
60,00
4
40,00
10
0
0,00
Mulyojati
6.145
5.982
12.127
2
100,00
0
0,00
2
8
66,67
4
33,33
12
4
33,33
Iringmulyo
7.315
7.344
14.659
10
66,67
5
33,33
15
16
50,00
16
50,00
32
5
15,63
Yosodadi
7.976
8.258
16.234
3
75,00
1
25,00
4
10
66,67
5
33,33
15
1
6,67
Tejoagung
4.204
4.247
8.451
1
50,00
1
50,00
2
3
37,50
5
62,50
8
0
0,00
Sumbersari Bantul
7.578
7.526
15.104
2
50,00
2
50,00
4
5
38,46
8
61,54
13
1
7,69
80.502
80.227
160.729
47
62
29
38
76
108
55
88
45
196
21
11
JUMLAH (KAB/KOTA) CNR KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK
29,24
18,04
47,28 67,19
Sumber:Seksi P2P Dinkes Kota Metro Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 160729
54,75
121,94
12,20
TABEL 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 TB PARU NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2
3 4
5
Metro Pusat Metro Utara
Metro Barat Metro Timur
Metro Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA)
SUSPEK L
P
L+P
L
P
L+P
L
% BTA (+) TERHADAP SUSPEK P
4
5
6
7
8
9
10
11
BTA (+)
L+P 12
Metro
67
52
119
12
8
20
17,91
15,38
16,81
Yosomulyo
38
29
67
8
10
18
21,05
34,48
26,87
Banjarsari
42
33
75
6
2
8
14,29
6,06
10,67
Purwosari
15
7
22
0
0
0
0,00
0,00
0,00
Karangrejo
17
5
22
1
0
1
5,88
0,00
4,55
Ganjar Agung
21
14
35
3
0
3
14,29
0,00
8,57
Mulyojati
12
14
26
3
0
3
25,00
0,00
11,54
Iringmulyo
48
38
86
10
6
16
20,83
15,79
18,60
Yosodadi
12
15
27
4
1
5
33,33
6,67
18,52
Tejoagung
34
34
68
2
1
3
5,88
2,94
4,41
Sumbersari Bantul
19
15
34
2
2
4
10,53
13,33
11,76
325
256
581
51
30
81
15,69
11,72
13,94
Sumber:Seksi P2P Dinkes Kota Metro Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 ANGKA PENGOBATAN LENGKAP (COMPLETE RATE)
ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Metro Pusat
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
BTA (+) DIOBATI L
P
L+P
L
P
ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS RATE/SR)
L+P
JUMLAH KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
11 8 2 Metro Utara 3 3 2 3 Metro Barat 5 4 4 Metro Timur 6 5 1 5 Metro Selatan 0 JUMLAH (KAB/KOTA) 48 ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK
9 7 2 0 1 0 1 3 2 6 0 31
20 15 5 3 3 5 5 9 7 7 0 79
8 8 2 2 2 3 4 6 2 1 0 38
73 100 67 67 100 60 100 100 40 100 #DIV/0! 79
8 7 2 0 1 0 1 2 2 5 0 28
89 100 100 #DIV/0! 100 #DIV/0! 100 67 100 83 #DIV/0! 90
16 15 4 2 3 3 5 8 4 6 0 66
80 100 80 67 100 60 100 89 57 86 #DIV/0! 84
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 0
Sumber:Seksi P2P Dinkes Kota Metro Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 73 89 80 0 100 100 100 0 67 100 80 0 67 #DIV/0! 67 0 100 100 100 0 60 #DIV/0! 60 0 100 100 100 0 100 67 89 0 40 100 57 0 100 83 86 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 79 90 84
0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 3 1,9
L+P 24
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,0
0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 3 1,9
TABEL 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Metro Pusat
Metro
3 4
5
Metro Utara
Metro Barat Metro Timur
Metro Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
PNEUMONIA PADA BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH 10
11
12
13
14
% 15
871
908
1.779
87
91
178
0
0,00
1
1,10
1
0,56
1.259
1.260
2.519
126
126
252
55
43,69
36
28,57
91
36,13
428
421
849
43
42
85
10
23,36
20
47,51
30
35,34
Purwosari
395
385
780
40
39
78
4
10,13
0
0,00
4
5,13
Karangrejo
353
345
698
35
35
70
0
0,00
0
0,00
0
0,00
Ganjar Agung
667
671
1.338
67
67
134
1
1,50
1
1,49
2
1,49
Mulyojati
532
494
1.026
53
49
103
0
0,00
1
2,02
1
0,97
Iringmulyo
619
621
1.240
62
62
124
25
40,39
19
30,60
44
35,48
Yosodadi
675
698
1.373
68
70
137
20
29,63
11
15,76
31
22,58
Tejoagung
355
359
714
36
36
71
1
2,82
0
0,00
1
1,40
Yosomulyo 2
JUMLAH BALITA
Banjarsari
Sumbersari Bantul
637
640
1.277
64
64
128
4
6,28
0
0,00
4
3,13
6.791
6.802
13.593
679
680
1.359
120
17,7
89
13,1
209
15,4
Sumber:Seksi P2P Dinkes Kota Metro Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN KOTA METRO TAHUN 2016 HIV NO
AIDS
SYPHILIS
KELOMPOK UMUR L
P
5
L
6
7
P
L+P 9
L
10
11
P
L+P
14
15
P
L+P
0
0
0
0,00
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
2
1 - 4 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
3
5 - 14 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
4
15 - 19 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
5
20 - 29 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
6
30 - 39 TAHUN
4
0
4
100,00
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
7
40 - 49 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
8
50 - 59 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
9
≥ 60 TAHUN
0
0
0
0,00
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
#DIV/0!
0
0
0
4
0
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
100,00
0,00
Sumber:Seksi P2P Dinkes Kota Metro Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
#DIV/0!
#DIV/0!
13
L
2
#DIV/0!
12
PROPORSI KELOMPOK UMUR
< 1 TAHUN
#DIV/0!
8
PROPORSI KELOMPOK UMUR
1
PROPORSI JENIS KELAMIN
4
PROPORSI KELOMPOK UMUR
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
L+P
JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS
#DIV/0!
16
#DIV/0!
17
TABEL 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN KOTA METRO TAHUN 2016 DONOR DARAH NO
UNIT TRANSFUSI DARAH
1
2
1 PMI Kota Metro JUMLAH Sumber: PMI Kota Metro
JUMLAH PENDONOR
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP HIV L P L+P JUMLAH JUMLAH JUMLAH % % %
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
HASIL PEMERIKSAAN RR POSITIF HIV L JUMLAH 12
% 13
P JUMLAH 14
L+P JUMLAH %
% 15
10.325
2.121
12.446
10.226
99
2.021
95
12.247
98
21
0,21
3
10.325
2.121
12.446
10.226
99
2.021
95
12.247
98
21
0,21
3
16
0,15 0
17
24
0,20
24
0,20
TABEL 13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 DIARE NO
KECAMATAN
PUSKESMAS L
1
2
1
Metro Pusat
2
Metro Utara
3
Metro Barat
4
Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
3
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK Sumber: Seksi P2P Dinkes Kota Metro
JUMLAH PERKIRAAAN KASUS
JUMLAH PENDUDUK P
4
5
10.304 15.195 5.063 4.669 4.176 7.877 6.145 7.315 7.976 4.204 7.578 80.502
10.734 14.587 4.977 4.555 4.074 7.943 5.982 7.344 8.258 4.247 7.526 80.227
DIARE DITANGANI P
L
L+P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
21.038 29.782 10.040 9.224 8.250 15.820 12.127 14.659 16.234 8.451 15.104 160.729
221 325 108 100 89 169 132 157 171 90 162 1.723
230 312 107 97 87 170 128 157 177 91 161 1.717
450 637 215 197 177 339 260 314 347 181 323 3.440 214 17,24
91 169 53 43 68 43 45 146 132 86 157 1.033
41 52 49 43 76 26 34 93 77 96 97 60,0
86 156 60 52 55 33 47 105 122 869 153 1.738
37 50 56 53 63 19 37 67 69 956 95 101,2
177 325 113 95 123 76 92 251 254 955 310 2.771
39 51 53 48 70 22 35 80 73 528 96 80,6
TABEL 14 JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 KASUS BARU NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2
3 4
5
Metro Pusat Metro Utara
Metro Barat Metro Timur
Metro Selatan
Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
L+P 12
Metro
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Yosomulyo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Banjarsari
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Purwosari
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Karangrejo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Ganjar Agung
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Mulyojati
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Iringmulyo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Yosodadi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Tejoagung
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Sumbersari Bantul
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0,00
0,00
#DIV/0!
#DIV/0!
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Seksi P2P Dinkes Kota Metro
PB + MB
L
JUMLAH (KAB/KOTA) PROPORSI JENIS KELAMIN
Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0! 0,00
TABEL 15 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Metro Pusat
2
Metro Utara
3
Metro Barat
4
Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK Sumber: Seksi P2P Dinkes Kota Metro
KASUS BARU PENDERITA KUSTA 0-14 TAHUN
PENDERITA KUSTA
CACAT TINGKAT 2
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
TABEL 16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 KASUS TERCATAT NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Metro Pusat
2
Metro Utara
3
Metro Barat
4
Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK Sumber: Seksi P2P Dinkes Kota Metro
Pausi Basiler/Kusta kering
Multi Basiler/Kusta Basah
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
L+P 12
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,0
0,0
0,0
TABEL 17 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 KUSTA (PB) NO
KECAMATAN
1
2
1
Metro Pusat
2
Metro Utara
3
Metro Barat
4
Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
PENDERITA PB
PUSKESMAS 3
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber: Seksi P2P Dinkes Kota Metro
KUSTA (MB) RFT PB P
L
PENDERITA MB
L+P
RFT MB P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
TABEL 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK <15 TAHUN
JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO)
1
2
3
4
5
1
Metro Pusat
2
Metro Utara
3
Metro Barat
4
Metro Timur
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA) AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN
0 1 0 0 0 1 2,44
41.047
Sumber: Seksi Surveylans & Penanggulangan KLB Dinkes Kota Metro Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar:
41.047
TABEL 19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
DIFTERI
PUSKESMAS
1
1 2
3 4
5
2
Metro Pusat Metro Utara
Metro Barat Metro Timur
Metro Selatan
JUMLAH (KAB/KOTA)
3
PERTUSIS
JUMLAH KASUS L
P
4
MENINGGAL
L+P
5
JUMLAH KASUS PD3I TETANUS (NON NEONATORUM)
6
7
L
P
8
JUMLAH KASUS L+P
9
L
10
P
11
MENINGGAL
L+P
12
TETANUS NEONATORUM
13
14
JUMLAH KASUS L
P
15
MENINGGAL
L+P
16
17
18
Metro
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Yosomulyo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Banjarsari
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Purwosari
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Karangrejo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Ganjar Agung
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Mulyojati
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Iringmulyo
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Yosodadi
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Tejoagung
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Sumbersari Bantul
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: Seksi Surveylans & Penanggulangan KLB Dinkes Kota Metro
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
TABEL 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 JUMLAH KASUS PD3I NO
KECAMATAN
PUSKESMAS L
1
1 2
3 4
5
2
Metro Pusat Metro Utara
Metro Barat Metro Timur
Metro Selatan
3
CAMPAK JUMLAH KASUS P L+P
4
5
POLIO MENINGGAL
6
7
HEPATITIS B
L
P
L+P
L
P
8
9
10
11
12
L+P 13
Metro
6
14
20
0
0
0
0
0
0
0
Yosomulyo
7
6
13
0
0
0
0
1
0
1
Banjarsari
2
1
3
0
0
0
0
2
0
2
Purwosari
10
5
15
0
0
0
0
0
1
1
Karangrejo
3
0
3
0
0
0
0
0
0
0
Ganjar Agung
4
2
6
0
0
0
0
0
0
0
Mulyojati
5
2
7
0
0
0
0
0
1
1
Iringmulyo
0
2
2
0
0
0
0
0
0
0
Yosodadi
1
3
4
0
0
0
0
0
0
0
Tejoagung
1
8
9
0
0
0
0
2
0
2
Sumbersari Bantul
2
9
11
0
0
0
0
0
0
0
41
52
93
0
0
0
0
5
2
7
JUMLAH (KAB/KOTA) CASE FATALITY RATE (%)
Sumber: Seksi Surveylans & Penanggulangan KLB Dinkes Kota Metro
0,0
TABEL 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Metro Pusat
2
Metro Utara
3
Metro Barat
4
Metro Timur
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA) INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
CFR (%)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
22 22 7 6 5 5 11 10 15 5 4 112 69,7
16 21 7 6 1 12 8 15 22 4 9 121 75,3
38 43 14 12 6 17 19 25 37 9 13 233 145,0
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2
Sumber: Seksi P2P Dinkes Kota Metro Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
0,0 4,5 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 4,5
6,3 4,8 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 11,0
2,6 4,7 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 1,3
TABEL 22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
1
1
Metro Pusat
2
Metro Utara
3 4
5
PUSKESMAS
2
Metro Barat Metro Timur
Metro Selatan
3
MALARIA SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
SUSPEK L
P
L+P
4
5
6
L
P
L+P
7
8
9
MENINGGAL
POSITIF
CFR
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
P
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Metro
3
2
5
3
2
5
0
0,00
0
-
0
Yosomulyo
5
6
11
5
6
11
Banjarsari
3
2
5
3
2
5
0
0,00
0
-
1
33,33
0
-
Purwosari
5
3
8
5
3
8
0
0,00
0
Karangrejo
L+P
-
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0
-
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
1
20,00
0
0
0
-
0
-
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0,00
#DIV/0!
0,00
23
10
33
23
10
33
0
0,00
0
-
0
-
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
Ganjar Agung
8
7
15
8
7
15
0
0,00
0
-
0
-
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
Mulyojati
5
5
10
5
5
10
0
0,00
0
-
0
-
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
Iringmulyo
2
1
3
2
1
3
0
0,00
0
-
0
-
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
Yosodadi
3
2
5
3
2
5
0
0,00
0
-
0
-
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
Tejoagung
45
20
65
45
20
65
0
0,00
0
-
0
-
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
8
2
10
8
2
10
0
0,00
0
-
0
-
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
110
60
170
110
60
170
1
0,91
0
0
0
#DIV/0!
#DIV/0!
Sumbersari Bantul
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
-
#DIV/0!
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO Sumber: Seksi P2P Dinkes Kota Metro
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
0,00
TABEL 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 PENDERITA FILARIASIS NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Metro Pusat
2
Metro Utara
3
Metro Barat
4
Metro Timur
5
Metro Selatan
KASUS BARU DITEMUKAN
JUMLAH SELURUH KASUS
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
L+P 9
Metro
0
0
0
0
0
0
Yosomulyo
0
0
0
0
0
0
Banjarsari
0
0
0
0
0
0
Purwosari
0
0
0
0
0
0
Karangrejo
0
0
0
0
0
0
Ganjar Agung
0
0
0
0
0
0
Mulyojati
0
0
0
0
0
0
Iringmulyo
0
0
0
0
0
0
Yosodadi
0
0
0
0
0
0
Tejoagung
0
0
0
0
0
0
Sumbersari Bantul
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi P2P Dinkes Kota Metro Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24 PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN NO
KECAMATAN
1
2
1
Metro Pusat
2
#REF!
3
#REF!
4
#REF!
5 #REF! JUMLAH (KAB/KOTA)
DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH LAKI-LAKI PEREMPUAN LK+Pr
HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI+PR
PUSKESMAS
3
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI+PR
JUMLAH
4
5
6
7
#REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! 0
Sumber: Seksi Surveylans & Penanggulangan KLB Dinkes Kota Metro
0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
164 64 369 22 48 11 394 284 169 74 12 1.611
%
JUMLAH
8
9
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
453 684 752 189 262 410 1.141 277 488 753 101 5.510
%
JUMLAH
10
11
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
617 748 1.121 211 310 421 1.535 561 657 827 113 7.121
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
12
13
14
15
16
17
18
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
68 25 64 22 12 8 150 206 45 24 12 636
41 39 17 100 25 73 38 73 27 32 100 39
98 334 110 189 142 117 446 188 93 218 101 2.036
22 49 15 100 54 29 39 68 19 29 100 37
166 359 174 211 154 125 596 394 138 242 113 2.672
27 48 16 100 50 30 39 70 21 29 100 38
TABEL 25 PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
1
KECAMATAN
2
1
Metro Pusat
2
#REF!
3
#REF!
4
#REF!
5 #REF! JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
3
JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN LAKILAKI
PEREM PUAN
4
5
0
Sumber: Seksi Surveylans & Penanggulangan KLB Dinkes Kota Metro
0
LAKI-LAKI
LAKILAKI + JUMLAH PEREM PUAN 6
#REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS
7
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
167 68 369 3 37 9 40 61 212 75 0 1.041
PEREMPUAN
%
JUMLAH
8
9
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
468 639 751 23 293 351 189 87 492 784 6 4.083
LAKI+ PR
%
JUMLAH
10
11
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
OBESITAS
635 707 1.120 26 330 360 229 148 704 859 6 5.124
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI+ PR
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
12
13
14
15
16
17
18
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
30 18 53 78 133 36 0 0 34 92 0 0 2 5 34 56 164 77 73 97 0 #DIV/0! 523 50
185 315 393 0 119 23 12 30 430 447 6 1.960
40 49 52 0 41 7 6 34 87 57 100 48
215 368 526 0 153 23 14 64 594 520 6 2.483
34 52 47 0 46 6 6 43 84 61 100 48
TABEL 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
PEREMPUAN USIA 30-50
1
2
3
4
1 Metro Pusat 2
#REF!
3
#REF!
4
#REF!
5 #REF! JUMLAH (KAB/KOTA)
5
#REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
Sumber: Seksi Surveylans & Penanggulangan KLB Dinkes Kota Metro Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
PEMERIKSAAN JUMLAH %
0
6
70 46 2 11 7 56 5 18 8 1 13 237
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
IVA POSITIF JUMLAH % 7
TUMOR/BENJOLAN JUMLAH %
8
12 6 0 1 0 11 2 0 0 0 1 33
9
17 13 0 9 0 20 40 0 0 0 8 14
10
0 1 0 4 0 3 0 0 0 0 0 8
0 2 0 36 0 5 0 0 0 0 0 3
TABEL 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) KOTA METRO TAHUN 2016 YANG TERSERANG JENIS KEJADIAN LUAR BIASA
NO
1
2
-
-
WAKTU KEJADIAN (TANGGAL)
JUMLAH PENDERITA
KELOMPOK UMUR PENDERITA
JUMLAH KEC
JUMLAH DESA/KEL
DIKETAHUI
DITANGGULANGI
AKHIR
L
P
L+P
0-7 HARI
8-28 HARI
1-11 BLN
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
-
-
Sumber: Seksi Surveylans & Penanggulangan KLB Dinkes Kota Metro
-
-
-
-
-
-
-
-
1-4 THN 5-9 THN
14
-
15
-
-
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM
JUMLAH KEMATIAN
ATTACK RATE (%)
CFR (%)
10-14 THN
15-19 THN
20-44 THN
45-54 THN
55-59 THN
60-69 THN
70+ THN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
TABEL 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber: Seksi Surveylans & Penanggulangan KLB Dinkes Kota Metro
JUMLAH
KLB DI DESA/KELURAHAN DITANGANI <24 JAM
4
5
6
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
%
-
TABEL 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 IBU HAMIL NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Metro Pusat
2
Metro Utara
3
Metro Barat
4
Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber: Seksi KIA Dinkes Kota Metro
K1
JUMLAH
K4
JUMLAH
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
392 555 187 172 154 295 226 273 303 157 281 2.995
392 555 187 172 153 295 226 273 302 158 282 2.995
100,0 100,0 100,0 100,0 99,4 100,0 100,0 100,0 99,7 100,6 100,4 100,0
389 551 183 169 150 295 226 273 302 157 279 2.974
99,23 99,28 97,86 98,26 97,40 100,00 100,00 100,00 99,67 100,00 99,29 99,3
9
374 530 179 164 147 281 216 261 289 150 269 2.860
IBU BERSALIN/NIFAS PERSALINAN MENDAPAT YANKES DITOLONG NAKES NIFAS JUMLAH % JUMLAH % 10
369 526 173 157 141 277 212 257 281 146 263 2.802
11
12
98,7 99,2 96,6 95,7 95,9 98,6 98,1 98,5 97,2 97,3 97,8 98,0
368 526 173 157 140 277 212 257 281 146 263 2.800
13
IBU NIFAS MENDAPAT VIT A JUMLAH % 14
98,4 99,2 96,6 95,7 95,2 98,6 98,1 98,5 97,2 97,3 97,8 97,9
368 526 173 157 140 277 212 257 281 146 263 2.800
15
98,40 99,25 96,65 95,73 95,24 98,58 98,15 98,47 97,23 97,33 97,77 97,90
TABEL 30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
1 Metro Pusat
JUMLAH IBU HAMIL
3
4
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
TT2+
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Metro
392
0
-
0
-
0
-
304
77,6
285
72,7
589
150,3
Yosomulyo
555
8
1,4
43
7,7
62
11,2
45
8,1
33
5,9
183
33,0
Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati
187 172 154 295 226
0 0 103 7 0
66,9 2,4 -
2 1 103 5 2
1,1 0,6 66,9 1,7 0,9
12 3 103 8 22
6,4 1,7 66,9 2,7 9,7
5 4 100 13 10
2,7 2,3 64,9 4,4 4,4
3 6 93 6 9
1,6 3,5 60,4 2,0 4,0
22 14 399 32 43
11,8 8,1 259,1 10,8 19,0
4 Metro Timur
Iringmulyo
273
0
-
0
-
0
-
20
7,3
214
78,4
234
85,7
5 Metro Selatan
Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
303 157 281
15 8 18
5,0 5,1 6,4
20 6 19
6,6 3,8 6,8
35 0 18
11,6 6,4
24 1 15
7,9 0,6 5,3
14 2 4
4,6 1,3 1,4
93 9 56
30,7 5,7 19,9
2.995
159
5,3
201
6,7
263
8,8
541
18,1
669
22,3
1.674
55,9
2 Metro Utara
3 Metro Barat
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Surveilans & Penangulangan KLB Dinkes Kota Metro
TABEL 31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan
JUMLAH WUS (15-39 TAHUN)
3
4
IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS TT-1
TT-2
TT-3
TT-4
TT-5
TT2+
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Metro
6.009
0
-
0
-
0
-
28
0,5
25
0,4
53
0,9
Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati
8.508 2.868 2.635 2.357 4.519 3.464
21 1 1 4 4 0
0,2 0,0 0,0 0,2 0,1 -
35 2 1 1 4 0
0,4 0,1 0,0 0,0 0,1 -
35 22 1 1 2 13
0,4 0,8 0,0 0,0 0,0 0,4
12 3 4 1 1 30
0,1 0,1 0,2 0,0 0,0 0,9
13 1 2 1 2 34
0,2 0,0 0,1 0,0 0,0 1,0
95 28 8 4 9 77
1,1 1,0 0,3 0,2 0,2 2,2
Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
4.187 4.638 2.414 4.314
0 5 2 34
0,1 0,1 0,8
0 4 2 26
0,1 0,1 0,6
0 5 0 1
0,1 0,0
3 2 2 3
0,1 0,0 0,1 0,1
19 2 2 1
0,5 0,0 0,1 0,0
22 13 6 31
0,5 0,3 0,2 0,7
45.913
72
0,2
75
0,2
80
0,2
89
0,2
102
0,2
346
0,8
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Surveilans & Penangulangan KLB Dinkes Kota Metro
TABEL 32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 FE1 (30 TABLET)
FE3 (90 TABLET)
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH IBU HAMIL
JUMLAH
%
JUMLAH
%
1
2
3
4
5
6
7
8
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber:Seksi Gizi Dinkes Kota Metro
392 555 187 172 154 295 226 273 303 157 281
392 555 187 172 154 295 226 273 303 157 281
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
376 555 186 172 154 295 226 273 287 157 270
95,92 100,00 99,47 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 94,72 100,00 96,09
2995
2.995
100,00
2.951
98,53
TABEL 33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
1
KECAMATAN
PUSKESMAS
2
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
3
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber: Seksi KIA Dinkes Kota Metro
JUMLAH IBU HAMIL 4
PERKIRAAN BUMIL DENGAN KOMPLIKASI KEBIDANAN 5
392 555 187 172 154 295 226 273 303 157 281 2.995
78 111 37 34 31 59 45 55 61 31 56 599
PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN
JUMLAH LAHIR HIDUP
PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
PERKIRAAN NEONATAL KOMPLIKASI
L
P
L+P
S
%
L
P
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
79 121 31 32 28 50 45 55 56 33 53 583
100,8 109,0 82,9 93,0 90,9 84,7 99,6 100,7 92,4 105,1 94,3 97,3
178 254 85 78 69 135 102 123 143 73 128 1.368
179 256 86 79 72 135 104 128 133 71 129 1.372
357 510 171 157 141 270 206 251 276 144 257 2.740
27 38 13 12 10 20 15 18 21 11 19 205
27 38 13 12 11 20 16 19 20 11 19 206
54 77 26 24 21 41 31 38 41 22 39 411
27 34 16 20 14 18 8 16 41 23 17 234
101,1 89,2 125,5 170,9 135,3 88,9 52,3 86,7 191,1 210,0 88,5 114,0
28 29 17 18 14 21 9 18 35 30 17 236
104,3 75,5 131,8 151,9 129,6 103,7 57,7 93,8 175,4 281,7 87,9 114,7
55 63 33 38 28 39 17 34 76 53 34 470
102,7 82,4 128,7 161,4 132,4 96,3 55,0 90,3 183,6 245,4 88,2 114,4
TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 PESERTA KB AKTIF NO
KECAMATAN
IUD 1
2
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
3
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber: BKKB & PP Kota Metro Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
NON MKJP
MKJP
PUSKESMAS %
MOP
%
MOW
%
IM PLAN
%
JUMLAH
%
KON DOM
%
SUNTIK
%
PIL
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
%
JUMLAH
%
MKJP + % MKJP + NON NON MKJP MKJP
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
1.058
17
11
0
175
3
862
14
2.106
34
129
2
2.737
44
1.274
20
0
0
0
0
4.140
66
6.246
100
463
12
12
0
86
2
545
14
1.106
29
21
1
1.335
35
1.391
36
0
0
0
0
2.747
71
3.853
100
246
9
1
0
147
5
223
8
617
22
131
5
1.553
55
521
18
0
0
0
0
2.205
78
2.822
100
931
20
198
4
518
11
1.671
35
116
2
1.682
35
1.270
27
0
3.068
65
4.739
100
163 2.861
7 14,4
24
1 4 52
0 0,3
62 668
3 3,4
283 2.431
13 12,2
512 6.012
23 30,3
98 495
4 2,5
1.148 8.455
52 42,6
439 4.895
20 24,7
0 0 0
0 0 0,0
0 0 0
0 0,0
1.685 13.845
77 69,7
2.197 19.857
100 100,0
TABEL 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 PESERTA KB AKTIF NO
KECAMATAN
IUD 1
2
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
3
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber: BKKB & PP Kota Metro Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
NON MKJP
MKJP
PUSKESMAS %
MOP
%
MOW
%
IM PLAN
%
JUMLAH
%
KON DOM
%
SUNTIK
%
PIL
%
OBAT VAGINA
%
LAIN NYA
%
JUMLAH
%
MKJP + % MKJP + NON MKJP NON MKJP
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
495
15
0
0
123
4
237
7
855
26
127
4
922
28
1.434
43
0
0
0
0
2.483
74
3.338
100
183
35
0
0
0
0
193
37
376
72
17
3
59
11
67
13
0
0
0
0
143
28
519
100
45
3
0
0
424
26
102
6
571
35
89
5
519
32
448
28
0
0
0
0
1.056
65
1.627
100
53
10
2
45
9
104
20
204
40
33
6
199
39
75
15
0
307
60
511
100
49 825
9 12,6
0 0 2
0 0,0
0 592
0 9,1
152 788
29 12,1
201 2.207
38 33,8
7 273
1 4,2
220 1.919
42 29,4
99 2.123
19 32,6
0 0 0
0 0 0,0
0 0 0
0 0,0
326 4.315
62 66,2
527 6.522
100 100,0
TABEL 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH PUS
1
2
3
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: BKKB & PP Kota Metro
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
PESERTA KB BARU
PESERTA KB AKTIF
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
8.322
3.338
40
6.246
75
4.953
519
10
3.853
78
5.031
1.627
32
2.822
56
6.257
511
8
4.739
76
2.719 27.282
527 6.522
19 23,9
2.197 19.857
81 72,8
TABEL 37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
1
1 2
3 4
5
PUSKESMAS
2
Metro Pusat Metro Utara
Metro Barat Metro Timur
Metro Selatan
3
JUMLAH LAHIR HIDUP
BAYI BARU LAHIR DITIMBANG P
L
L+P
BBLR P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Metro
178
179
357
177
99,4
185
103,4
362
101,4
17
9,60
16
8,65
33
Yosomulyo
254
256
510
256
100,8
255
99,6
511
100,2
20
7,81
21
8,24
41
8,02
Banjarsari
85
86
171
87
102,4
86
100,0
173
101,2
9
10,34
10
11,63
19
10,98
Purwosari
78
79
157
80
102,6
78
98,7
158
100,6
9
11,25
9
11,54
18
11,39
Karangrejo
69
72
141
72
104,3
70
97,2
142
100,7
7
9,72
7
10,00
14
9,86
Ganjar Agung
135
135
270
135
100,0
136
100,7
271
100,4
12
8,89
11
8,09
23
8,49
Mulyojati
102
104
206
108
105,9
100
96,2
208
101,0
5
4,63
6
6,00
11
5,29
Iringmulyo
123
128
251
126
102,4
126
98,4
252
100,4
12
9,52
13
10,32
25
9,92
Yosodadi
143
133
276
137
95,8
142
106,8
279
101,1
9
6,57
9
6,34
18
6,45
Tejoagung
73
71
144
73
100,0
73
102,8
146
101,4
8
10,96
7
9,59
15
10,27
129
100,8
130
100,8
259
100,8
11
8,53
11
8,46
22
8,49
100,7
2.761
100,8
119
8,6
120
8,7
239
8,7
Sumbersari Bantul
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi KIA Dinkes Kota Metro
128
129
257
1.368
1.372
2.740
1.380
100,9
1.381
9,12
TABEL 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 2
3 4
5
Metro Pusat Metro Utara
Metro Barat Metro Timur
Metro Selatan
JUMLAH BAYI
L
KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) P L+P
KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP) L P L+P
L
P
L +P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
Metro
177
185
362
178
100,6
179
96,8
357
98,6
177
100,0
179
96,8
356
98,3
Yosomulyo
256
256
512
254
99,2
255
99,6
509
99,4
254
99,2
255
99,6
509
99,4
Banjarsari
87
86
173
85
97,7
86
100,0
171
98,8
84
96,6
89
103,5
173
100,0
Purwosari
80
78
158
78
97,5
79
101,3
157
99,4
77
96,3
78
100,0
155
98,1
Karangrejo
72
70
142
69
95,8
71
101,4
140
98,6
69
95,8
70
100,0
139
97,9
Ganjar Agung
135
136
271
134
99,3
135
99,3
269
99,3
133
98,5
133
97,8
266
98,2
Mulyojati
108
100
208
102
94,4
104
104,0
206
99,0
102
94,4
104
104,0
206
99,0
Iringmulyo
126
126
252
122
96,8
128
101,6
250
99,2
122
96,8
128
101,6
250
99,2
Yosodadi
137
142
279
143
104,4
132
93,0
275
98,6
143
104,4
129
90,8
272
97,5
Tejoagung
73
73
146
73
100,0
71
97,3
144
98,6
70
95,9
69
94,5
139
95,2
129
130
259
128
99,2
129
99,2
257
99,2
127
98,4
129
99,2
256
98,8
1.380
1.382
2.762
1.366
99,0
1.369
99,1
2.735
99,0
1.358
98,4
1.363
98,6
2.721
98,5
Sumbersari Bantul
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi KIA Dinkes Kota Metro bayi 0-11 bulan
TABEL 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber: Seksi Gizi Dinkes Kota Metro
JUMLAH BAYI L
P
L+P
4
5
6
177 256 87 80 72 135 108 126 137 73 129 1.380
185 256 86 78 70 136 100 126 142 73 130 1.382
362 512 173 158 142 271 208 252 279 146 259 2.762
JUMLAH 7
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF USIA 0-6 BULAN L P L+P JUMLAH JUMLAH % % 8
37 64 16 18 37 40 40 59 43 26 33 413
9
20,9 25,0 18,4 22,5 51,4 29,6 37,0 46,8 31,4 35,6 25,6 29,9
10
45 78 20 22 46 48 48 71 53 31 50 512
11
24,3 30,5 23,3 28,2 65,7 35,3 48,0 56,3 37,3 42,5 38,5 37,0
% 12
82 142 36 40 83 88 88 130 96 57 83 925
22,7 27,7 20,8 25,3 58,5 32,5 42,3 51,6 34,4 39,0 32,0 33,5
TABEL 40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
1
1 2
2
Metro Pusat Metro Utara
3
Metro Barat
4
Metro Timur
3
Metro Selatan
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Metro
177
185
362
177
100,0
183
98,9
360
99,4
Yosomulyo
256
256
512
256
100,0
258
100,8
514
100,4
Banjarsari
87
86
173
85
97,7
85
98,8
170
98,3
Purwosari
80
78
158
76
95,0
79
101,3
155
98,1
Karangrejo
72
70
142
70
97,2
71
101,4
141
99,3
Ganjar Agung
135
136
271
135
100,0
137
100,7
272
100,4
Mulyojati
108
100
208
97
89,8
97
97,0
194
93,3
Iringmulyo
126
126
252
120
95,2
117
92,9
237
94,0
Yosodadi
137
142
279
142
103,6
138
97,2
280
100,4
Tejoagung 5
PELAYANAN KESEHATAN BAYI
JUMLAH BAYI
PUSKESMAS
Sumbersari Bantul
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi KIA Dinkes Kota Metro
73
73
146
74
101,4
71
97,3
145
99,3
129
130
259
129
100,0
132
101,5
261
100,8
1.380
1.382
2.762
1.361
98,6
1.368
99
2.729
98,8
TABEL 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/KELURAHAN
DESA/KEL UCI
% DESA/KEL UCI
1
2
3
4
5
6
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber: Seksi Surveylans & Penanggulangan KLB Dinkes Kota Metro
2 3 1 2 1 2 2 1 2 2 4 22
2 3 1 2 1 2 2 1 2 2 4 22
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
TABEL 42 CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 BAYI DIIMUNISASI NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
1
Metro Pusat
2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
3 Metro
#REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
JUMLAH LAHIR HIDUP
Hb < 7 hari P
L
L+P
BCG P
L
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
357 510 171 157 141 270 206 251 276 144 257 2740
204 258 90 77 85 136 102 135 167 79 128 1461
178 254 85 78 69 135 102 123 143 73 128 1368
Sumber: Seksi Surveylans & Penanggulangan KLB Dinkes Kota Metro
179 256 86 79 72 135 104 128 133 71 129 1372
115 102 106 99 123 101 100 110 117 108 100 107
230 264 94 72 48 112 109 147 167 71 120 1434
128 103 109 91 67 83 105 115 126 100 93 105
434 522 184 149 133 248 211 282 334 150 248 2895
122 102 108 95 94 92 102 112 121 104 96 106
209 255 99 93 92 150 102 148 167 73 127 1515
117 100 116 119 133 111 100 120 117 100 99 111
195 264 98 78 85 156 109 161 172 76 125 1519
109 103 114 99 118 116 105 126 129 107 97 111
404 519 197 171 177 306 211 309 339 149 252 3034
113 102 115 109 126 113 102 123 123 103 98 111
TABEL 43 CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
L 1
2
1
Metro Pusat
2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
3 Metro
#REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI (SURVIVING INFANT) 4
177 256 87 80 72 135 108 126 137 73 129 1.380
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 P
L
L+P
POLIO 4a P
L
L+P
CAMPAK P
L
L+P
L
IMUNISASI DASAR LENGKAP P L+P
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
185 256 86 78 70 136 100 126 142 73 130 1.382
362 512 173 158 142 271 208 252 279 146 259 2.762
192 262 107 89 72 127 105 177 177 83 125 1.516
108 102 123 111 100 94 97 140 129 114 97 110
Sumber: Seksi Surveylans & Penanggulangan KLB Dinkes Kota Metro Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
193 258 104 68 60 144 116 185 178 70 128 1.504
104 101 121 87 86 106 116 147 125 96 98 109
385 520 211 157 132 271 221 362 355 153 253 3.020
106 102 122 99 93 100 106 144 127 105 98 109
192 260 108 88 69 115 105 177 172 81 123 1.490
108 102 124 110 96 85 97 140 126 111 95 108
192 259 104 71 61 136 116 185 182 68 130 1.504
104 101 121 91 87 100 116 147 128 93 100 109
384 519 212 159 130 251 221 362 354 149 253 2.994
106 101 123 101 92 93 106 144 127 102 98 108
206 267 104 91 87 127 89 117 186 75 131 1.480
116 104 120 114 121 94 82 93 136 103 102 107
241 264 89 92 63 145 110 120 196 75 135 1.530
130 103 103 118 90 107 110 95 138 103 104 111
447 531 193 183 150 272 199 237 382 150 266 3.010
123 104 112 116 106 100 96 94 137 103 103 109
206 267 104 88 87 127 89 117 179 73 131 1.468
116 104 120 110 121 94 82 93 131 100 102 106
241 264 89 90 63 135 110 120 185 73 135 1.505
130 103 103 115 90 99 110 95 130 100 104 109
447 531 193 178 150 262 199 237 364 146 266 2.973
123 104 112 113 106 97 96 94 130 100 103 108
TABEL 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO 1
KECAMATAN
PUSKESMAS
2
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
3
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber: Seksi Gizi Dinkes Kota Metro
JUMLAH BAYI L
P
L+P
4
5
6
60 100 56 40 20 40 50 30 50 25 55 526
66 108 62 55 25 40 40 40 55 33 64 588
126 208 118 95 45 80 90 70 105 58 119 1.114
BAYI 6-11 BULAN MENDAPAT VIT A L P S % S %
S
%
L
P
L+P
7
11
12
13
14
15
16
371 910 308 300 170 300 236 300 444 230 348 3.917
294 917 308 318 202 387 228 400 440 236 301 4.031
665 1.827 616 618 372 687 464 700 884 466 649 7.948
371 910 307 300 170 300 236 300 444 230 348 3.916
60 100 56 40 20 40 50 30 50 25 55 526
8
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
9
66 108 62 55 25 40 40 40 55 33 64 588
10
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
JUMLAH
L+P
126 208 118 95 45 80 90 70 105 58 119 1.114
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
ANAK BALITA (12-59 BULAN) MENDAPAT VIT A L P S % S % 17
100,00 100,00 99,68 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 99,97
18
294 917 304 318 202 387 228 400 440 236 301 4.027
19
100,00 100,00 98,70 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 99,90
JUMLAH
L+P
BALITA (6-59 BULAN) MENDAPAT VIT A L P S % S %
S
%
29
30
S
%
L
P
L+P
20
21
22
23
24
25
431 1.010 364 340 190 340 286 330 494 255 403 4.443
360 1.025 370 373 227 427 268 440 495 269 365 4.619
791 2.035 734 713 417 767 554 770 989 524 768 9.062
431 1.010 363 340 190 340 286 330 494 255 403 4.442
665 1.827 611 618 372 687 464 700 884 466 649 7.943
100,00 100,00 99,19 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 99,94
26
100,00 100,00 99,73 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 99,98
27
360 1.025 366 373 227 427 268 440 495 269 365 4.615
28
100,00 100,00 98,92 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 99,91
L+P
791 2.035 729 713 417 767 554 770 989 524 768 9.057
100,00 100,00 99,32 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 99,94
TABEL 45 JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 ANAK 0-23 BULAN (BADUTA) NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Metro Pusat
2
Metro Utara
3
Metro Barat
4
Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber: Seksi Gizi Dinkes Kota Metro
BGM
DITIMBANG
JUMLAH BADUTA DILAPORKAN (S)
JUMLAH (D)
% (D/S)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
262 356 162 143 135 187 128 162 213 132 233 2.113
255 329 150 153 118 191 139 155 190 110 210 2.000
517 685 312 296 253 378 267 317 403 242 443 4.113
215 295 135 121 110 155 108 139 174 111 190 1.753
205 273 125 127 98 160 114 130 154 89 169 1.644
420 568 260 248 208 315 222 269 328 200 359 3.397
82,1 82,9 83,3 84,6 81,5 82,9 84,4 85,8 81,7 84,1 81,5 83,0
80,4 83 83 83 83 84 82 84 81 81 80 82
81,2 82,9 83,3 83,8 82,2 83,3 83,1 84,9 81,4 82,6 81,0 82,6
5 10 3 5 4 4 1 4 4 4 3 47
2,3 3,4 2,2 4,1 3,6 2,6 0,9 2,9 2,3 3,6 1,6 2,7
5 9 2 2 3 3 3 5 2 3 6 43
2,4 3,3 1,6 1,6 3,1 1,9 2,6 3,8 1,3 3,4 3,6 2,6
10 19 5 7 7 7 4 9 6 7 9 90
2,4 3,3 1,9 2,8 3,4 2,2 1,8 3,3 1,8 3,5 2,5 2,6
TABEL 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 ANAK BALITA (12-59 BULAN) NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
1
Metro Pusat
2
Metro Utara
3
Metro Barat
4
Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
3
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber: Seksi KIA Dinkes Kota Metro
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
871 1.259 428 395 353 667 532 619 675 355 637 6.791
908 1.260 421 385 345 671 494 621 698 359 640 6.802
1.779 2.519 849 780 698 1.338 1.026 1.240 1.373 714 1.277 13.593
586 1.025 333 287 264 509 402 507 569 276 395 5.153
67,3 81,4 77,8 72,7 74,8 76,3 75,6 81,9 84,3 77,7 62,0 75,9
591 968 333 289 263 512 404 396 472 272 413 4.913
65,1 76,8 79,1 75,1 76,2 76,3 81,8 63,8 67,6 75,8 64,5 72,2
1.177 1.993 666 576 527 1.021 806 903 1.041 548 808 10.066
66,2 79,1 78,4 73,8 75,5 76,3 78,6 72,8 75,8 76,8 63,3 74,1
TABEL 47 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 BALITA NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1
Metro Pusat
2
Metro Utara
3
Metro Barat
4
Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber: Seksi Gizi Dinkes Kota Metro
BGM
DITIMBANG
JUMLAH BALITA DILAPORKAN (S)
JUMLAH (D)
% (D/S)
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
528 928 372 351 272 434 285 402 587 305 479 4.943
510 810 381 346 259 419 280 369 525 282 442 4.623
1.038 1.738 753 697 531 853 565 771 1.112 587 921 9.566
433 750 305 286 220 359 236 335 474 251 385 4.034
413 670 308 287 216 342 229 306 434 233 359 3.797
846 1.420 613 573 436 701 465 641 908 484 744 7.831
82,0 80,8 82,0 81,5 80,9 82,7 82,8 83,3 80,7 82,3 80,4 81,6
81,0 83 81 83 83 82 82 83 83 83 81 82
81,5 81,7 81,4 82,2 82,1 82,2 82,3 83,1 81,7 82,5 80,8 81,9
8 12 5 7 7 7 3 8 7 6 4 74
1,8 1,6 1,6 2,4 3,2 1,9 1,3 2,4 1,5 2,4 1,0 1,8
9 12 4 5 5 6 4 9 4 6 8 72
2,2 1,8 1,3 1,7 2,3 1,8 1,7 2,9 0,9 2,6 2,2 1,9
17 24 9 12 12 13 7 17 11 12 12 146
2,0 1,7 1,5 2,1 2,8 1,9 1,5 2,7 1,2 2,5 1,6 1,9
TABEL 48 CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber: Seksi Gizi Dinkes Kota Metro
KASUS BALITA GIZI BURUK MENDAPAT PERAWATAN L P
JUMLAH DITEMUKAN
L+P
L
P
L+P
S
%
S
%
S
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
-
3
-
2 1
3
5 1
3
6
3 3
#DIV/0! 100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,0
2 2
#DIV/0! 100,0 0,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 66,7
5 5
#DIV/0! 100,0 0,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 83,3
TABEL 49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT NO
KECAMATAN
PUSKESMAS L
1
2
1
Metro Pusat
2
Metro Utara
3
Metro Barat
4
Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
3
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT Sumber: Seksi Remaja & Usila Dinkes Kota Metro
P
4
5
496 183 101 96 56 150 84 64 157 64 140 1.591
547 211 73 74 80 137 62 61 164 63 117 1.589
SD DAN SETINGKAT
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
JUMLAH
L
P
L+P
JUMLAH
%
6
7
8
1.043 394 174 170 136 287 146 125 321 127 257 3.180
494 179 96 90 56 146 82 59 157 64 122 1.545
99,6 97,8 95,0 93,8 100,0 97,3 97,6 92,2 100,0 100,0 87,1 97,1 97,1
L+P
JUMLAH
%
9
10
545 195 73 72 80 125 59 59 164 63 107 1.542
99,6 92,4 100,0 97,3 100,0 91,2 95,2 96,7 100,0 100,0 91,5 97,0 97,0
JUMLAH
%
11
12
1.039 374 169 162 136 271 141 118 321 127 229 3.087
JUMLAH 13
99,6 94,9 97,1 95,3 100,0 94,4 96,6 94,4 100,0 100,0 89,1 97,1 97,1
13 10 4 5 3 6 6 3 5 3 11 69
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
%
14
15
13 10 4 5 3 6 6 3 5 3 11 69
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 2,2
TABEL 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
NO
KECAMATAN
1
2
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/ KOTA)
PUSKESMAS
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT RASIO TUMPATAN/ TUMPATAN GIGI TETAP PENCABUTAN GIGI TETAP PENCABUTAN
3
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber: Seksi Yankes Dasar, Rujukan & Khusus Dinkes Kota Metro
4
5
201 89 16 16 6 291 133 98 110 960
6
403 338 39 76 264 8 261 105 138 366 1.998
0,5 0,3 0,4 0,2 0,0 #DIV/0! 0,8 1,1 1,3 0,7 0,3 0,5
TABEL 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH SD/MI
JUMLAH SD/MI DGN SIKAT GIGI MASSAL
%
JUMLAH SD/MI MENDAPAT YAN. GIGI
%
1
2
3
4
5
6
7
8
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/ KOTA)
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
15 11 4 3 4 8 5 3 5 3 11 72
Sumber: Seksi Yankes Dasar, Rujukan & Khusus Dinkes Kota Metro
15 10 4 3 4 7 5 3 5 3 11 70
100,0 90,9 100,0 100,0 100,0 87,5 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 97,2
15 10 4 3 4 6 5 3 2 3 11 66
MURID SD/MI DIPERIKSA
JUMLAH MURID SD/MI
100,0 90,9 100,0 100,0 100,0 75,0 100,0 100,0 40,0 100,0 100,0 91,7
PERLU PERAWATAN
MENDAPAT PERAWATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
3.009 478 428 527 141 389 406 980 371 732 7.461
2.670 396 386 462 142 406 383 902 355 705 6.807
5.679 874 814 989 283 795 789 1.882 726 1.437 14.268
531 17,6 #DIV/0! 470 98,3 82 19,2 167 31,7 141 100,0 78 20,1 406 100,0 53 5,4 83 22,4 332 45,4 2.343 31,4
559 20,9 #DIV/0! 386 97,5 68 17,6 165 35,7 142 100,0 62 15,3 383 100,0 38 4,2 89 25,1 304 43,1 2.196 32,3
1.090 19,2 #DIV/0! 856 97,9 150 18,4 332 33,6 283 100,0 140 17,6 789 100,0 91 4,8 172 23,7 636 44,3 4.539 31,8
430 19 103 55 94 78 117 35 83 286 1.300
456 29 91 62 88 62 128 20 89 248 1.273
886 48 194 117 182 140 245 55 172 534 2.573
180 41,9 #DIV/0! 18 94,7 32 31,1 52 94,5 0,0 34 43,6 117 100,0 15 42,9 82 98,8 81 28,3 611 47,0
204 44,7 #DIV/0! 26 89,7 21 23,1 59 95,2 0,0 30 48,4 128 100,0 13 65,0 89 100,0 68 27,4 638 50,1
384 43,3 #DIV/0! 44 91,7 53 27,3 111 94,9 0,0 64 45,7 245 100,0 28 50,9 171 99,4 149 27,9 1.249 48,5
TABEL 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 USILA (60TAHUN+) NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber: Seksi Remaja & Usila Dinkes Kota Metro
JUMLAH
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L
P
L+P
L
%
P
%
L+P
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
777 1.121 382 351 315 594 474 551 601 317 568 6.051
809 1.123 375 343 307 599 439 553 623 320 571 6.062
473 1.138 199 181 245 336 176 133 2.127 159 873 6.040
58,47 101,34 53,07 52,77 79,80 56,09 40,09 24,05 341,41 49,69 152,89 99,64
794 2.111 380 371 618 435 584 246 2.277 1.877 1.546 11.239
50,06 94,07 50,20 53,46 99,36 36,46 63,96 22,28 186,03 294,66 135,73 92,78
1.586 2.244 757 694 622 1.193 913 1.104 1.224 637 1.139 12.113
321 973 181 190 373 99 408 113 150 1.718 673 5.199
41,31 86,80 47,38 54,13 118,41 16,67 86,08 20,51 24,96 541,96 118,49 85,92
TABEL 53 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN KOTA TAHUN 2016 PESERTA JAMINAN KESEHATAN NO
JENIS JAMINAN KESEHATAN
1
2
1 1.1 1.2 1.3
Jaminan Kesehatan Nasional Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN PBI APBD Pekerja penerima upah (PPU)
JUMLAH
%
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
44.925 15.252 4.199 18.299
42.919 15.180 3.894 16.043
87.844 30.432 8.093 34.342
51,14 50,12 51,88 53,28
48,86 49,88 48,12 46,72
57,63 19,96 5,31 22,53
1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri
5.175
5.075
10.250
50,49
49,51
6,72
1.5 2 3 4
2.000 -
2.727
4.727 -
42,31 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
57,69 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3,10 0,00 0,00 0,00
44.925
42.919
87.844
58,74
56,51
57,63
Bukan pekerja (BP) Jamkesda Asuransi Swasta Asuransi Perusahaan
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan Dinkes Kota Metro
MINAN DAN JENIS KELAMIN
TABEL 54 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN KOTA METRO TAHUN 2016 JUMLAH KUNJUNGAN NO
RAWAT JALAN
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
1
2
1 Metro 2 Yosomulyo 3 Banjarsari 4 Purwosari 5 Karangrejo 6 Ganjar Agung 7 Mulyojati 8 Iringmulyo 9 Yosodadi 10 Tejoagung 11 Sumbersari Bantul SUB JUMLAH I 1 RSUD Jend. A. Yani 2 RSU Mardi Waluyo 3 RSU Islam 4 RSU Muhammadiyah 5 RSIA AMC 6 RSB Asih 7 RSB Permata Hati SUB JUMLAH II 1 Klinik Hadimulyo Husada 2 Klinik Hadi Wijaya 3 Klinik Muhammadiyah 4 Klinik Ananda 5 Klinik Putri Marhamah 6 Klinik MMC SUB JUMLAH III JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
7.805
12.696
0 0 76 0 0 0 0 0 0 0
70.404
20.501 28.521 13.503 8.868 7.008 9.861 10.318 21.029 12.960 9.441 18.151 160.161
4.501 3.380 2.803 3.767 3.712 8.201 5.254 3.662
9.002 5.488 4.205 6.094 6.606 12.828 7.706 5.779
43.085 37.874 46.912 5.689 8.935 2.156 0 0 101.566
76
46.290 49.340 5.824 15.286 12.219 8.247 13.103 150.309
84.164 96.252 11.513 24.221 14.375 8.247 13.103 251.875
7.932 10.566 2.865 2.038 1.031 306 0 24.738
1.155
2.061
0 0 0 2.273 943 0 3.216
145.806
222.774
415.252
806 349
1.467 594
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA RAWAT INAP
46 60 106 24.920
0 0 135 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: Seksi Yankes Dasar, Rujukan & Khusus Dinkes Kota Metro Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
#DIV/0!
#DIV/0!
193
41
135
69 7 96 49 86 22 36 41 5 604
68 2 48 30 28 36 31 45 0 329
234 100 137 9 144 79 114 58 67 86 5 1.033
9.521 12.513 3.165 6.383 5.848 1.295 2.741 41.466
17.453 23.079 6.030 8.421 6.879 1.601 2.741 66.204
289 0 2 0 0 0 0 291
354 0 2 0 0 0 0 356
643 0 4 0 0 0 0 647
0
0
115
0 0 0 133 88 0 221
0
0
0 0 0 0 0 0 0
41.716
67.051
895
685
1.680
87 28
0 #DIV/0!
11
0 0 211 0 0 0 0 0 0 0 415 626
0 #DIV/0!
L+P
#DIV/0!
#DIV/0!
TABEL 55 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT KOTA METRO TAHUN 2016
NO
NAMA RUMAH SAKITa
JUMLAH TEMPAT TIDUR
1
2
3
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM DIRAWAT
PASIEN KELUAR MATI
GDR
NDR
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
L+P 18
1 RSUD Jend. A. Yani
233
7.932
9.521
17.453
473
354
827
280
210
490
59,6
37,2
47,4
35,3
22,1
28,1
2 RSU Mardi Waluyo
205
11.028
13.238
24.266
511
479
990
281
291
572
46,3
36,2
40,8
25,5
22,0
23,6
73
2.859
3.158
6.017
80
45
125
26
20
46
28,0
14,2
20,8
9,1
6,3
7,6
204
22
36
58
42,7
18,3
24,2
10,8
5,6
6,9
1
2
1,9
0,7
-
1,0
0,3
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2,4
3,2
1,3
1,7
3 RSU Islam 4 RSU Muhammadiyah
105
2.038
6.383
8.421
87
117
5 RSIA AMC
73
1.031
5.848
6.879
2
4
6 RSB Asih
35
306
1.295
1.601
-
-
-
-
-
-
7 RSB Permata Hati
31
-
2.741
2.741
-
-
-
-
-
-
755
25.194
42.184
67.378
1.153
610
559
KABUPATEN/KOTA Sumber: RS se Kota Metro Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
999
2.146
1.166
#DIV/0! 4,6
#DIV/0! 2,4
TABEL 56 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT KOTA METRO TAHUN 2016
NO
NAMA RUMAH SAKITa
JUMLAH TEMPAT TIDUR
PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI)
JUMLAH HARI PERAWATAN
JUMLAH LAMA DIRAWAT
BOR (%)
1
2
3
4
5
6
7
1 RSUD Jend. A. Yani 2 RSU Mardi Waluyo 3 RSU Islam 4 RSU Muhammadiyah 5 RSIA AMC 6 RSB Asih 7 RSB Permata Hati KABUPATEN/KOTA Sumber: RS se Kota Metro Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta
233 205 73 105 73 35 31 755
17.453 24.266 6.017 8.421 6.879 1.601 2.741 67378
58.000 64.153 15.356 25.692
58.887 67.656 14.493 302
2.655 4.256 170.112
2.378 5.599
68,2 85,7 57,6 67,0 0,0 20,8 37,6 61,7
BTO (KALI)
TOI (HARI)
8
9
75 118 82 80 94 46 88 89
ALOS (HARI) 10
2 0 2 2 4 6 3 2
3 3 2 0 0 1 2 0
TABEL 57 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 RUMAH TANGGA NO
KECAMATAN
1
PUSKESMAS
2
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan
3
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber:Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Kota Metro
JUMLAH
JUMLAH DIPANTAU
4
5
12.586
2.892
% DIPANTAU
JUMLAH BER- PHBS
% BER- PHBS
6
7
8
23,0
1.465
50,7
6.913
1.330
19,2
680
51,1
7.112
3.397
47,8
1.692
49,8
9.883
1.767
17,9
907
51,3
4.217
9.883
670
40.711
19.269
234,4 47,3
6,8 28,1
5.414
TABEL 58 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 2015 NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH SELURUH RUMAH
1
2
3
4
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber:Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Metro
4774 6465 2480 1931 2368 2954 2204 2568 3311 3286 4.114 36.455
2016
RUMAH MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT) JUMLAH
%
JUMLAH RUMAH YANG BELUM MEMENUHI SYARAT
5
6
7
3706 5133 1783 1832 1694 2751 2038 2552 1921 2614 3.790 29.814
RUMAH DIBINA MEMENUHI SYARAT
RUMAH DIBINA
RUMAH MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT)
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
8
9
10
11
12
13
77,63 79,40 71,90 94,87 71,54 93,13 92,47 99,38 58,02 79,55 92,12
1.068 1.332 697 99 674 203 166 16 1.390 672 324
230 231 225 250 176 210 190 205 350 250 168
21,54 17,34 32,28 252,53 26,11 103,45 114,46 1281,25 25,18 37,20 51,85
173 195 159 70 153 103 100 11 193 160 165
75,22 84,42 70,67 28,00 86,93 49,05 52,63 5,37 55,14 64,00 98,21
3.879 5.328 1.942 1.902 1.847 2.854 2.138 2.563 2.114 2.774 3.955
81,25 82,41 78,31 98,50 78,00 96,61 97,01 99,81 63,85 84,42 96,14
81,78
6.641
2.485
37,42
1482
59,64
31.296
85,85
TABEL 59 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 BUKAN JARINGAN PERPIPAAN
2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Metro
154 5.285 2.138 1.840 1.307 3.347 1.341 1.842 1.567 2.551 3.448 24.820
3194 1.903 0 13 186 0 0 0 0 0 0 5.296
4.310 0 412 663 733 0 841 1.173 719 1.080 14.593 24.524
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
28
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
29
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
30
31
32
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
56 0 0 0 0 0 5 113 0 198 0 372
280 0 0 0 0 0 18 569 0 792 0 1.659
33
34
56 0 0 0 0 0 5 113 0 198 0 372
280 0 0 0 0 0 18 569 0 792 0 1.659
%
27
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
JUMLAH
26
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
25
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA
24
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
23
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
JUMLAH SARANA
22
JUMLAH SARANA
21
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
20
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
19
4.460 0 412 637 733 0 841 1.173 719 1.080 1.536 11.591
JUMLAH SARANA
18
892 0 83 158 31 0 207 234 135 270 21 2.031
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
17
JUMLAH SARANA
16
892 0 83 174 31 0 207 234 135 270 21 2.047
PENDUDUK YANG MEMILIKI AKSES AIR MINUM
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)
PENAMPUNGAN AIR HUJAN
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
15
JUMLAH SARANA
14
14959 8.210 0 52 886 0 0 0 0 0 0 24.107
JUMLAH SARANA
13
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
JUMLAH SARANA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA 11
17.839 15.791 0 95 1.688 0 0 0 0 0 0 35.413
MATA AIR TERLINDUNG
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
10
3.665 3.732 0 21 282 0 0 0 0 0 0 7.700
JUMLAH SARANA
9
770 20.675 8.552 8.509 6.529 13.678 6.807 10.920 7.019 10.204 13.057 106.720
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
8
MEMENUHI SYARAT
TERMINAL AIR
JUMLAH SARANA
6
915 24.564 9.128 5.736 8.679 3.718 7.932 11.774 8.399 12.232 14.593 107.670
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
5
206 5.733 2.291 2.342 1.632 3.571 1.656 2.081 1.912 3.058 4.114 28.596
JUMLAH SARANA
4
21.038 29.782 10.040 9.224 8.250 15.820 12.127 14.659 16.234 8.451 15.104 160.729
MEMENUHI SYARAT
SUMUR BOR DENGAN POMPA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
3
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
2
1 Metro Pusat
PENDUDUK
SUMUR GALI DENGAN POMPA
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
1
PUSKESMAS
JUMLAH SARANA
KECAMATAN
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
NO
JUMLAH SARANA
SUMUR GALI TERLINDUNG
35
36
20.469 28.885 8.964 9.198 8.148 13.678 7.666 12.662 7.738 12.076 14.593 144.077
97,30 96,99 89,28 99,72 98,76 86,46 63,21 86,38 47,67 142,89 96,62 89,64
TABEL 60 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN KOTA METRO TAHUN 2016 MEMENUHI SYARAT (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH PENYELENGGARA AIR MINUM
JUMLAH
%
JUMLAH
%
1
2
3
4
5
6
7
8
23 8 0 8 4 3 0 0 2 2 3
2 0 0 8 3 2 0 0 1 1 3
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber:Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Metro
53
JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA
20
0,0 0,0 0,0 100,0 75,0 66,7 0,0 0,0 50,0 50,0 100,0 37,7
0
1 0 0 5 3 2 0 0 0 1 1
#DIV/0!
13
0 62,5 100 100 0 0 0 100 33,33 65,00
TABEL 61 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 JENIS SARANA JAMBAN
Sumber:Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Metro
0 0 0 0 47 0 0 92 4 0 0 143
0 0 0 0 34 0 0 41 4 0 0 79
19
20
21
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 72 #DIV/0! #DIV/0! 45 100 #DIV/0! #DIV/0! 55
113 0 60 2 6 0 5 9 0 18 101 314
570 0 280 9 34 0 21 42 0 72 141 1.169
22
0 0 0 0 2 0 0 1 0 0 71 74
% PENDUDUK PENGGUNA
18
0 0 0 0 6 0 0 9 1 0 0 16
PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
17
JUMLAH SARANA
16
0 0 0 0 11 0 0 23 1 0 0 35
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
15
95 93 94 98 99 100 94 94 94 97 98 96
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
14
18.868 27.697 9.174 8.837 8.072 15.747 11.342 13.208 7.945 15.688 14.576 151.153
12
JUMLAH SARANA
13
3.351 5.729 2.287 1.693 2.269 3.541 2.112 3.314 1.741 2.885 4.114 33.036
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA 11
19.861 29.782 9.760 9.017 8.154 15.820 12.066 14.051 8.447 16.162 14.873 157.993
JUMLAH SARANA
10
4.453 6.465 2.292 1.739 2.274 2.954 2.128 2.532 3.254 3.103 3.901 35.095
MEMENUHI SYARAT
% PENDUDUK PENGGUNA
9
75,783 #DIV/0! #DIV/0! 100 100 #DIV/0! 100 100 #DIV/0! #DIV/0! 100 89,677
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
460 0 0 198 15 0 40 474 0 0 90 1.277
JUMLAH SARANA
8
92 0 3 3 3 0 3 4 0 0 12 120
% PENDUDUK PENGGUNA
7
607 0 0 198 15 0 40 474 0 0 90 1.424
JUMLAH SARANA
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
6
121 0 3 3 3 0 3 4 0 0 12 149
CEMPLUNG
MEMENUHI SYARAT
% PENDUDUK PENGGUNA
4 Metro Timur
5
MEMENUHI SYARAT JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
3 Metro Barat
4
21.038 29.782 10.040 9.224 8.250 15.820 12.127 14.659 16.234 8.451 15.104 160.729
PLENGSENGAN
JUMLAH SARANA
2 Metro Utara
3
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
2
1 Metro Pusat
MEMENUHI SYARAT JUMLAH SARANA
1
PUSKESMAS
JUMLAH PENDUDUK PENGGUNA
KECAMATAN
LEHER ANGSA
JUMLAH SARANA
NO
JUMLAH PENDUDUK
KOMUNAL
JUMLAH
23
24
25
0 0 0 #DIV/0! 0 0 0 0 26 9 0 #DIV/0! 0 0 5 2 0 #DIV/0! 0 0 100 141 152 13
19328 27697 9174 9035 8130 15747 11382 13725 7949 15688 14807 152.661
%
26
92 93 91 98 99 100 94 94 49 186 98 95
TABEL 62 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KOTA METRO TAHUN 2016 SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
1
2
3
4
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber:Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Metro
2 3 1 2 1 2 2 1 2 2 4 22
DESA MELAKSANAKAN STBM
DESA STOP BABS (SBS)
DESA STBM
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
5
6
7
8
9
10
2 3 1 2 1 2 2 1 2 2 4 22
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 4 6
0 0 0 50 0 50 0 0 0 0 100 27,27
4 4
0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 100,0 18,2
TABEL 63 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 TEMPAT-TEMPAT UMUM
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Metro
4 5 1 2 1 1 2 3 1 1 3 24
42 24 8 15 5 20 16 14 10 9 19 188
8 3 1 6 1 1 2 2 24
5 4 1 4 7 3 1 4 29
19
20
2 2 1 2 1 1 2 1 1 1 3 17
50 40 100 100 100 100 100 33 100 100 100 71
2 1 1 1 2 7
21
22
100 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100 100 100 #DIV/0! 100 #DIV/0! 100
0
23
24
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
8 3 1 12
%
18
100 100 50 100 #DIV/0! 88 60 50 100 73
TEMPAT-TEMPAT UMUM
JUMLAH
17
JUMLAH
16
100 100 100 100 100 100 100 100 77
NON BINTANG
%
15
BINTANG
JUMLAH
JUMLAH
14
93 91 50 100 100 100 100 100 27 71
%
13
14 10 2 3 3 6 3 5 3 49
JUMLAH
12
PUSKESMAS
%
11
8 1 3 2 2 1 17
JUMLAH
10
0
HOTEL
RUMAH SAKIT UMUM
SLTA
%
9
2 1 1 1 2 7
JUMLAH
JUMLAH TTU
8
SLTP
%
7
5 4 2 4 8 5 3 2 4 3 40
NON BINTANG
PUSKESMAS
6
8 3 1 6 1 1 3 2 2 2 2 31
SD
JUMLAH
5
15 11 4 3 3 6 5 3 3 5 11 69
BINTANG
4
RUMAH SAKIT UMUM
3
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
SLTA
2
SLTP
1
PUSKESMAS
SD
KECAMATAN
SARANA KESEHATAN
HOTEL
%
SARANA KESEHATAN
SARANA PENDIDIKAN NO
MEMENUHI SYARAT KESEHATAN SARANA PENDIDIKAN
%
YANG ADA
25
26
27
100,0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 100,0 #DIV/0! 100,0 #DIV/0! 70,6
39 19 5 15 5 19 6 7 2 15 6 138
92,9 79,2 62,5 100,0 100,0 95,0 37,5 50,0 20,0 166,7 31,6 73,4
TABEL 64 TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI KOTA METRO TAHUN 2016 TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI NO
KECAMATAN
1
2
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS 3
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
Sumber:Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Metro
JUMLAH TPM
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
JASA BOGA
11
12
2 0 1 0 0 2 1 2 0 1 0
15 3 1 0 0 10 3 6 0 6 0
TOTAL
%
JASA BOGA
8
9
10
6,20 26,92 16,00 4,76 40,00 24,44 27,08 12,99 83,33 9,17 69,44 15,10
5
6
7
1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 3 1 0 1 1 7 5 2 0 6 0
DEPOT AIR MINUM (DAM)
MAKANAN JAJANAN
4
2
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
DEPOT AIR MINUM (DAM)
258 26 25 42 5 45 48 177 6 120 36 788
TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
28
13 4 3 2 1 10 6 17 3 11 19 89
16 7 4 2 2 11 13 23 5 11 25 119
9
44
MAKANAN JAJANAN
TOTAL
%
13
14
15
16
6 0 3 0 1 5 2 2 1 0 0
219 19 16 40 2 17 29 144 0 102 11 20
599
242 22 21 40 3 34 35 154 1 109 11 672
93,80 84,62 84,00 95,24 60,00 75,56 72,92 87,01 16,67 90,83 30,56 85,28
TABEL 65
Sumber:Seksi Penyehatan Lingkungan Dinkes Kota Metro
4
14
9
10
52 11 16 28 3 17 18 41 1 109 11 307
21,49 50,00 76,19 70,00 100,00 50,00 51,43 26,62 100,00 100,00 100,00 45,68
11
1074 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 5143 #DIV/0! #DIV/0! 10000 #DIV/0! #DIV/0!
12
13
14
15
16
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 0 3 0 1 0 2 0 0 0 0
0 2 0 2 0 2 0 2 1 2 3
52 11 16 28 3 17 18 41 1 109 11 307
0
0
8
PERSENTASE TPM DIUJI PETIK
9
TOTAL
8
45 10 12 28 2 17 12 41 0 102 11 280
PERSENTASE TPM DIBINA
DEPOT AIR MINUM (DAM)
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
7
2 0 3 0 1 0 2 0 1 0 0
MAKANAN JAJANAN
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
6
3 1 1 0 0 0 3 0 0 6 0
DEPOT AIR MINUM (DAM)
4 Metro Timur
5
2 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
RUMAH MAKAN/ RESTORAN
3 Metro Barat
4
242 22 21 40 3 34 35 154 1 109 11 672
JUMLAH TPM DIUJI PETIK
JASA BOGA
2 Metro Utara
3
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
TOTAL
2
1 Metro Pusat
PUSKESMAS
MAKANAN JAJANAN
1
KECAMATAN
JASA BOGA
NO
JUMLAH TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT
JUMLAH TPM DIBINA
JUMLAH TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK KOTA METRO TAHUN 2016
17
0,00 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0,00 #DIV/0! #DIV/0! 0,02 #DIV/0! 14 #DIV/0!
TABEL 66 REKAP PERHITUNGAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016
PUSKESMAS
:
No Urut
Nama Obat
1
2
PURWOSARI Bulan Jan
Feb
Mrt
Apr
Mei
Jun
Jul
Agt
Sept
Okt
Nov
Des
3
1
Albendazol Tab
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
Amoksisilin 500
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
Amoksisilin Syr
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
Dexametason Tab
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
5
Diazepam Inj
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
Efinefrin Inj
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
7
Fitomenadion Inj
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
Furosemide Tab
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
Garam Oralit
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
10
Glibenclamid
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
11
Kaptopril Tab
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
12
Magnesium Sulfat Inj
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
13
Metilergometrin Inj
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
14
OAT Dewasa
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
15
Oksitosin Inj
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Parasetamol 500 Tab
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
16 17
Tablet tambah darah
1
18
Vaksin BCG
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
19
Vaksin TT
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
20
Vaksin DPT/DPT HB
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah Item obat indikator yang tersedia di Puskesmas
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
20
Jumlah Kumulatif item obat indikator yang tersedia di Puskesmas
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
Persentase Ketersediaan obat/vaksin di Puskesmas
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
Jumlah Puskesmas yang melapor
Sumber: Seksi Farmakmin & Alkesi Dinkes Kota Metro
TABEL 67 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN KOTA METRO TAHUN 2016 PEMILIKAN/PENGELOLA NO 1
FASILITAS KESEHATAN 2
KEMENKES
PEM.PROV
PEM.KAB/KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
RUMAH SAKIT 1 RUMAH SAKIT UMUM 2 RUMAH SAKIT KHUSUS PUSKESMAS DAN JARINGANNYA 1 PUSKESMAS RAWAT INAP - JUMLAH TEMPAT TIDUR 2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 3 PUSKESMAS KELILING 4 PUSKESMAS PEMBANTU SARANA PELAYANAN LAIN 1 RUMAH BERSALIN 2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 7 UNIT TRANSFUSI DARAH SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN 1 INDUSTRI FARMASI 2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 5 PEDAGANG BESAR FARMASI 6 APOTEK 7 TOKO OBAT 8 PENYALUR ALAT KESEHATAN
1
3 3
4 3
2
2 -
9
9 -
1
14
9 1
15 9 1 -
1 35 6
1 35 6 -
Sumber: Seksi Lisensi, Sertifikasi & Akreditasi Dinkes Kota Metro
TABEL 68 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I KOTA METRO TAHUN 2016
NO
SARANA KESEHATAN
1
2
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I
JUMLAH SARANA 3
JUMLAH
%
4
5
1 RUMAH SAKIT UMUM
4
4
100,00
2 RUMAH SAKIT KHUSUS
3
3
100,00
7
7
100,00
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Yankesdas, Rujukan & Khusus Dinkes Kota Metro
TABEL 69 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KOTA METRO TAHUN 2016 STRATA POSYANDU NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
1
2
3
PRATAMA JUMLAH
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO POSYANDU PER 100 BALITA
MADYA %
4
5
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2
JUMLAH
%
6
0,00 0,00 0,00 0,00 10,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 9,09 1,28
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kota Metro
PURNAMA 7
4 1 0 1 5 0 0 0 0 0 0 11
JUMLAH
%
8
21,05 3,45 0,00 8,33 50,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 7,05
9
8 17 6 10 3 0 8 0 0 0 2 54
POSYANDU AKTIF
MANDIRI JUMLAH
%
10
42,11 58,62 60,00 83,33 30,00 0,00 72,73 0,00 0,00 0,00 15,38 34,62
11
7 11 4 1 1 13 3 8 16 6 19 89
36,84 37,93 40,00 8,33 10,00 100,00 27,27 72,73 145,45 54,55 172,73 57,05
JUMLAH 12
19 29 10 12 10 13 11 8 16 6 22 156 1
JUMLAH
%
14
15
15 28 10 11 4 13 11 8 16 6 21 143
78,95 96,55 100,00 91,67 40,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 95,45 91,67
TABEL 70 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN KOTA METRO TAHUN 2016
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)
NO
KECAMATAN
PUSKESMAS
DESA/ KELURAHAN
POSKESKEL
POLINDES
POSBINDU
POSMALDES
1
2
3
6
7
8
9
10
1
Metro Pusat
2
Metro Utara
3
Metro Barat
4
Metro Timur
5
Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
2 3 1 2 1 2 2 1 2 2 4 22
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kota Metro
2 3 1 2 1 2 2 1 2 2 4 22
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 1 1 1 2 4 1 1 1 1 1 16
POS TB DESA 11
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
TABEL 71 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN KOTA METRO TAHUN 2016 DESA/KELURAHAN SIAGA NO
KECAMATAN
1
2
1 Metro Pusat 2 Metro Utara
3 Metro Barat 4 Metro Timur
5 Metro Selatan JUMLAH (KAB/KOTA)
PUSKESMAS
JUMLAH DESA/ KELURAHAN
PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
JUMLAH
%
3
4
5
6
7
8
9
10
Metro Yosomulyo Banjarsari Purwosari Karangrejo Ganjar Agung Mulyojati Iringmulyo Yosodadi Tejoagung Sumbersari Bantul
5
2
2
1
-
5
100
4
1
2
1
-
4
100
4
2
2
-
-
4
100
5
1
3
1
-
5
100
4
2
1
1
-
4
100
22
8
10
4
0
22
100
Sumber: Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Dinkes Kota Metro
TABEL 72 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN KOTA METRO TAHUN 2016
NO
UNIT KERJA
1
2
1 Metro 2 Yosomulyo 3 Banjarsari 4 Purwosari 5 Karangrejo 6 Ganjar Agung 7 Mulyojati 8 Iringmulyo 9 Yosodadi 10 Tejoagung 11 Sumbersari Bantul SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RSUD Jend. A. Yani 2 RSU Mardi Waluyo 3 RSU Islam 4 RSU Muhammadiyah 5 RSIA AMC 6 RSB Asih 7 RSB Permata Hati SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
DR SPESIALIS a
TOTAL
DOKTER UMUM
DOKTER GIGI
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
19 5 13 13
-
3 5 58
1 21
27 11 15 17 3 6 79
-
-
-
58
21
8 6 2 4
1
2 1 1 2
1 17
3 2 40
3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 19 24 12 6 9 3 3 57
-
-
-
-
-
-
-
-
-
21
55
76
79
76
155
1 1 1 4 5 5 3 3 -
1 1 2 1 2 2 15 19 7 3 6
1
2 1 1 2
4 24 10 16 16 3 6 75
1 1 2 1 2 2 15 27 13 5 10 3 3 61
3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 19 51 23 21 26 6 9 136
-
-
-
1 1 1 -
-
-
2
-
1 1 1 1 -
2 -
1 1 1 1 1 7 1
1 1 1 1 1 7 2 1 1 2
1 -
4
2
6
DOKTER SPESIALIS GIGI L P L+P
L
P
15
18
19
16
-
-
-
-
TOTAL
17
-
-
`
1 1
-
-
-
-
-
-
20
-
2
-
1 1 1 1
-
L+P
2 -
1 1 1 1 1 7 1 1
1 1 1 1 1 7 2 2 1 2
1 -
4
3
7
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: Seksi PPSDMK Dinkes Kota Metro Keterangan : a termasuk S3
79 49
47
-
-
96
4
9
13 8
-
1
-
4 0
-
-
-
-
10
14 8,710314
TABEL 73 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN KOTA METRO TAHUN 2016
L
PERAWATa P
L+P
L
P
L+P
4
5
6
7
8
9
4 3 3 4 3 4 4 3 6 3 8 45 25 65 15 20
0 0 2 1 3 2 1 1 2 1 1 14 128 71 27 39
5 6 6 3 0 4 5 4 2 2 6 43 92 133 46 70
0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 1
2 0 1 0 1 2 1 1 1 1 1 11 1 0 0 0
10 12 147
4 0 269
6 4 351
5 6 8 4 3 6 6 5 4 3 7 57 220 204 73 109 0 10 4 620
0 0 2
0 0 1
2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 13 1 0 1 1 0 0 0 3
NO
UNIT KERJA
BIDAN
1
2
3
1 Metro 2 Yosomulyo 3 Banjarsari 4 Purwosari 5 Karangrejo 6 Ganjar Agung 7 Mulyojati 8 Iringmulyo 9 Yosodadi 10 Tejoagung 11 Sumbersari Bantul SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RSUD Jend. A. Yani 2 RSU Mardi Waluyo 3 RSU Islam 4 RSU Muhammadiyah 5 RSIA AMC 6 RSB Asih 7 RSB Permata Hati SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
PERAWAT GIGI
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
0
0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
0
0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA)
0 192
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: Seksi PPSDMK Dinkes Kota Metro Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
238,72
283
394
677 421,21
0 4
12
16 9,95
TABEL 74 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN KOTA METRO TAHUN 2016 TENAGA KEFARMASIAN NO
UNIT KERJA
1
2
TENAGA TEKNIS KEFARMASIANa
TOTAL
APOTEKER
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
12
13
-
2 Yosomulyo
-
-
-
-
3 Banjarsari
-
-
-
-
-
-
-
4 Purwosari
-
1
1
-
-
-
-
1
5 Karangrejo
-
1
1
-
-
-
-
1
6 Ganjar Agung
-
-
-
-
-
7 Mulyojati
-
1
1
-
-
-
-
1
1
8 Iringmulyo
-
1
1
-
-
-
-
1
1
9 Yosodadi
-
1
1
-
-
-
-
1
1
10 Tejoagung
-
-
1
1
11 Sumbersari Bantul
-
1
1
-
-
1
1
-
7
7
-
-
9
9
2
12
14
3
16
19
5
6
11
17
5
5
1 RSUD Jend. A. Yani 2 RSU Mardi Waluyo
-
1
-
-
-
-
8
13
-
3
3
4 RSU Muhammadiyah
-
2
2
1
-
3 RSU Islam 5 RSIA AMC
-
14
1 Metro
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
1
L+P
1
1 -
1 -
2
2
1
4
5
1
3
4
2
2
1
2
1
-
-
-
1
-
1 -
1 -
1 -
-
-
1
1 1 -
3 -
4 -
6 RSB Asih
-
2
2
-
1
1
-
3
7 RSB Permata Hati
-
3
3
-
1
1
-
4
4
30
37
12
15
42
52
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
7
3
10
3
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
7
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: Seksi PPSDMK Dinkes Kota Metro Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
37
44
3
14
17
10
51
61 37,95
TABEL 75 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN KOTA METRO TAHUN 2016 NO
UNIT KERJA
1
2
1 Metro 2 Yosomulyo 3 Banjarsari 4 Purwosari 5 Karangrejo 6 Ganjar Agung 7 Mulyojati 8 Iringmulyo 9 Yosodadi 10 Tejoagung 11 Sumbersari Bantul SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RSUD Jend. A. Yani 2 RSU Mardi Waluyo 3 RSU Islam 4 RSU Muhammadiyah 5 RSIA AMC 6 RSB Asih 7 RSB Permata Hati SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
L
KESEHATAN MASYARAKAT P L+P
3
4
5
1 -
1 -
2
-
-
-
1 -
1 -
1 -
1 6 -
7
8
-
1 1 3 1
-
-
1 1
-
2 3 7
-
1 1
2 3 7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 12 2 1
-
1 7
1 1
-
L+P
6
1 1 1
1
-
KESEHATAN LINGKUNGAN P
1 1
1
L
1 2 1 1 1 1 1 1 2 1 3 15 3 1 1 1
-
3
1 1 5
1 1 8
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: Seksi PPSDMK Dinkes Kota Metro
1
13
14 8,71
6
17
23 14,31
TABEL 77 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN KOTA METRO TAHUN 2016 NO
UNIT KERJA
1
2
TENAGA TEKNISI MEDIS FISIOTERAPI P L+P
L 1 Metro 2 Yosomulyo 3 Banjarsari 4 Purwosari 5 Karangrejo 6 Ganjar Agung 7 Mulyojati 8 Iringmulyo 9 Yosodadi 10 Tejoagung 11 Sumbersari Bantul SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RSUD Jend. A. Yani 2 RSU Mardi Waluyo 3 RSU Islam 4 RSU Muhammadiyah 5 RSIA AMC 6 RSB Asih 7 RSB Permata Hati SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
3
4
-
5
-
TERAPI WICARA L P L+P
AKUPUNKTUR L P L+P
L
P
6
9
12
15
16
7
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: Seksi PPSDMK Dinkes Kota Metro
4
7
1 1
-
11 6,84
-
-
1 1
-
-
17
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
11 -
-
L+P
-
7
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
14
-
-
4
1 3
-
13
-
1 2
1 -
7 -
-
11
-
4 -
-
10
-
3
-
8
-
-
-
TOTAL
TERAPI OKUPASI L P L+P
-
-
0
1
1 0,62
-
-
3
-
5 -
-
4
4 0
8 -
1 2
1
-
-
1 3 -
8
8
12
12 7,47
TABEL 76 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN KOTA METRO TAHUN 2016
NO
UNIT KERJA
1
2
NUTRISIONIS
TOTAL
DIETISIEN
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
L+P 11
1 Metro
-
1
1
-
-
-
-
1
1
2 Yosomulyo
-
1
1
-
-
-
-
1
1
3 Banjarsari
-
1
1
-
-
-
-
1
1
4 Purwosari
-
1
1
-
-
-
-
1
1
5 Karangrejo
-
1
1
-
-
-
-
1
1
6 Ganjar Agung
-
1
1
-
-
-
-
1
1
7 Mulyojati
-
1
1
-
-
-
-
1
1
8 Iringmulyo
-
9 Yosodadi
-
10 Tejoagung 11 Sumbersari Bantul
1
-
-
-
-
1
-
-
-
-
1
-
-
-
1
1
-
-
-
9
10
-
-
-
-
-
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
1
1
1 RSUD Jend. A. Yani
-
2
2
2 RSU Mardi Waluyo
-
1
1
3 RSU Islam
-
-
-
4 RSU Muhammadiyah
-
-
-
-
-
-
5 RSIA AMC
1
6 RSB Asih
-
7 RSB Permata Hati
-
1
1
-
4
4
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
1 -
-
5 4
1
2
3
3
-
1
2
1 -
13
15
1 1
1
1
9
10
1
6
7
5
5
1
2
1 -
3
-
-
1
-
-
4
1
1
4
-
-
-
3 -
-
1
-
1
1
17
19
2
1
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: Seksi PPSDMK Dinkes Kota Metro
1
13
14 8,710313634
2
13
15 9,332478893
3
26
29 18,04279253
TABEL 78 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI FASILITAS KESEHATAN KOTA METRO TAHUN 2016 TENAGA TEKNISI MEDIS NO
UNIT KERJA
1
2
1 Metro 2 Yosomulyo 3 Banjarsari 4 Purwosari 5 Karangrejo 6 Ganjar Agung 7 Mulyojati 8 Iringmulyo 9 Yosodadi 10 Tejoagung 11 Sumbersari Bantul SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RSUD Jend. A. Yani 2 RSU Mardi Waluyo 3 RSU Islam 4 RSU Muhammadiyah 5 RSIA AMC 6 RSB Asih 7 RSB Permata Hati SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
RADIOGRAFER
RADIOTERAPIS
TEKNISI ELEKTROMEDIS
TEKNISI GIGI
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6 6 1 3
16
3 1 1 3
9 7 2 6
8
24
-
7 7
7 7
1 -
REFRAKSIONIS OPTISIEN
ANALISIS KESEHATAN
1 -
1
1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 9 6 5 10
8
4 3 37
6 1 -
1
ORTETIK PROSTETIK
REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN
TEKNISI TRANSFUSI DARAH
TEKNISI KARDIOVASKULER
JUMLAH
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
22 7 3 4 36
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 19 11 7 15 6 5 63
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 41 18 10 19 6 5 99
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11 15 7 5 11 4 3 45
1 1 2
1 -
2 1 -
1
3
2 1 -
5 4 1 2
7 4 2 2 -
3
2 2 16
2 2 19
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
36
74
110
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK Sumber: Seksi PPSDMK Dinkes Kota Metro Keterangan: *yang memiliki klinik/pelayanan kesehatan
16
8
24
-
-
-
7
-
7
-
1
1
8
48
56
2
1
3
-
-
-
3
16
19
-
-
-
-
-
68,4382
TABEL 79 JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN KOTA METRO TAHUN 2016 TENAGA KESEHATAN LAINNYA NO
UNIT KERJA
1
2
PENGELOLA PROGRAM KESEHATAN
TOTAL
TENAGA KESEHATAN LAINNYA
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1 Metro 2 Yosomulyo 3 Banjarsari 4 Purwosari 5 Karangrejo 6 Ganjar Agung 7 Mulyojati 8 Iringmulyo 9 Yosodadi 10 Tejoagung 11 Sumbersari Bantul SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RSUD Jend. A. Yani 2 RSU Mardi Waluyo 3 RSU Islam 4 RSU Muhammadiyah 5 RSIA AMC 6 RSB Asih 7 RSB Permata Hati SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
-
-
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 1
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi PPSDMK Dinkes Kota Metro
-
-
1
1 1
-
3
1
-
4
3
1 1 2
-
1
-
4
3 3
1
1
3
4 1 5
-
4
2
3
5
TABEL 80 JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN KOTA METRO TAHUN 2016 TENAGA NON KESEHATAN NO
UNIT KERJA
1
2
1 Metro 2 Yosomulyo 3 Banjarsari 4 Purwosari 5 Karangrejo 6 Ganjar Agung 7 Mulyojati 8 Iringmulyo 9 Yosodadi 10 Tejoagung 11 Sumbersari Bantul SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 RSUD Jend. A. Yani 2 RSU Mardi Waluyo 3 RSU Islam 4 RSU Muhammadiyah 5 RSIA AMC 6 RSB Asih 7 RSB Permata Hati SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
PEJABAT STRUKTURAL
STAF PENUNJANG ADMINISTRASI
STAF PENUNJANG TEKNOLOGI
STAF PENUNJANG PERENCANAAN
TENAGA PENDIDIK
TENAGA KEPENDIDIKAN
TOTAL
JURU
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
L+P
L
P
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2 2 1 1 1 1 1
-
2
-
1 1 1 1 1 2
-
2 1 10 14 20
1 12 9 10 -
5
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 22 23 30 -
4
2 1 1 1 1 1 1
-
-
2 71 -
9
6 97 2
7
19
2 26
2 3 43
2 5 69
78
2 1 1 1 1 1 1
4 5 127
8 168 2 26 4 5 205
1 1
1 1
2 2
2 2
1 1
1 1
1 1
1 1 1
-
4 -
46 -
30
46
5 153
3 1 20 111 22 53 6 10 202
1
1 1 6
2 16 80 10 -
76 -
30
58 -
76
26
3 5 4 3 4 3 3 3 2 3 3 36 191 32 111 6 15 355
1
-
2 2 2 1 1 1 2 1 2
1
1 2
1 1
1 1 1
L+P 1 3 2 2 3 2 1 2
-
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
169
222
391
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi PPSDMK Dinkes Kota Metro
38
53
91
80
133
213
1
-
1
-
2
2
1
-
1
1
-
1
48
34
82
TABEL 81 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA KOTA METRO TAHUN 2016 NO
SUMBER BIAYA
1
2
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN Rupiah
%
3
4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1 APBD KAB/KOTA
201.404.065.867
a. Belanja Langsung
92,73
154.704.346.212
b. Belanja Tidak Langsung
46.699.719.655
2 APBD PROVINSI (OBAT) 3 APBN : - Dana Dekonsentrasi
268.315.736
0,12
7.112.249.000
3,27
-
0,00
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
4.697.499.000
2,16
- BOK
2.255.000.000
1,04
159.750.000
0,07
- Jampersal - Akreditasi
-
- Tugas Pembantuan (TP)
-
4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
0,00
20.683.500
0,01
20.683.500
0,01
8.377.532.380
0,00
8.357.532.380
3,86
20.000.000
3,85
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
217.182.846.483
100
TOTAL APBD KAB/KOTA
201.404.065.867
- Global Fund untuk TB Paru 5 SUMBER PEMERINTAH LAIN / KAPITASI & NON KAPITASI JKN - Kapitasi - Non Kapitasi
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA