KATA PENGANTAR. Hewuli, Mei Lurah Hewuli, AVELINUS YUVENSIUS, S.Sos

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada ke Hadirat

Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat, rahmat dan bimbingan-Nya maka Tim Penyusun dapat menyelesaikan dokumen Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Kelurahan Hewuli Kecamatan Alok Barat Kabupaten Sikka, Tahun 2013 – 2017 sesuai dengan ketentuan peraturan pemerintah yang ada. Dalam pembuatan dokumen RPDP ini, banyak pihak-pihak yang telah membantu Tim Penyusun, yang dengan ikhlas mengorbankan waktunya dan juga memberikan dorongan baik spiritual maupun materil sehingga Tim Penyusun dapat menyelesaikan penyusunan dokumen RPDP ini tepat waktu. Proses yang dilalui dalam pembuatan Dokumen RPDP tersebut, Tim Penyusun secara bersama-sama dengan masyarakat melakukan pengkajian keadaan desa secara partisipatif, melalui proses penggalian dan pengumpulan data mengenai keadaan

masyarakat,

masalah,

potensi

dan

berbagai

informasi

terkait,

yang

menggambarkan secara jelas dan lengkap kondisi dan dinamika masyarakat desa setempat. Semua data dan informasi yang diperoleh mengerucut pada 5 (lima) aspek pembinaan, yaitu aspek Bina Manusia, Bina Lingkungan dan Infrastruktur, Bina Sumberdaya, Bina Usaha dan Bina Kesiagaan Bencana dan Pemanasan Global. Kami berharap kiranya Dokumen RPDP ini dapat menjadi acuan bagi aparat pemerintah kelurahan, lembaga setingkat kelurahan, dan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan di tingkat kelurahan. Dalam proses perencanaan dan pelaksanaan pembuatan dokumen RPDP ini masih banyak sekali kelemahan dan kekurangannya, untuk itu kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun untuk penyempurnaan Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP). Semoga Dokumen ini dapat dipergunakan secara baik untuk kemajuan desa menuju Kelurahanyang Membangun dan Mandiri. Hewuli, Mei 2013. Lurah Hewuli,

AVELINUS YUVENSIUS, S.Sos.

RPDP Kelurahan Hewuli 2013 - 2017

i

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR ......................................................................................... i DAFTAR ISI ...................................................................................................

ii

DAFTAR TABEL ..............................................................................................

iii

BAB 1

PENDAHULUAN ............................................................................... 1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1.2 Tujuan .................................................................................... 1.3 Landasan Hukum..................................................................... 1.4 Pengertian ..............................................................................

1 1 3 3 5

BAB 2

PROFIL KELURAHAN HEWULI .......................................................... 2.1 Kondisi Biogeofisik ................................................................... 2.2 Kondisi Sosial Budaya .............................................................. 2.3 Kondisi Sarana dan Prasarana .................................................. 2.4 Kondisi Ekonomi ......................................................................

7 7 9 14 15

BAB 3

POTENSI DAN MASALAH ................................................................. 3.1 Potensi dan Masalah menurut Sketsa Desa dan Transek ............ 3.2 Potensi dan Masalah menurut Kalender Musim .......................... 3.3 Potensi dan Masalah menurut Diagram Venn Kelembagaan ........ 3.4 Pemecahan Masalah ................................................................

19 19 22 24 26

BAB 4

RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR ....................................... 4.1 Visi dan Misi .............................................................................. 4.2 Program Kegiatan......................................................................

40 40 42

BAB 5

PENUTUP .......................................................................................

60

LAMPIRAN

.........................................................................................


61

ii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.

Jenis Sumber Air di Kelurahan Hewuli ......................................................

9

2. 3.

Perincian Jumlah Penduduk Kelurahan Hewuli (Tahun 2012) ..................... Penduduk Kelurahan Hewuli berdasarkan Tingkat Pendidikan (Th 2012) ....

10 11

4.

Penduduk Kelurahan Hewuli berdasarkan Agama (Tahun 2012) ................

12

5.

Keadaan Penduduk Kelurahan Hewuli bdsk Jenis Jenis Mata Pencaharian .........

13

6.

Kelompok Wanita di Kelurahan Hewuli .....................................................

13

7.

Sarana / Prasarana Transportasi dan Perhubungan di Kelurahan Hewuli ....

14

8.

Sarana Peribadatan di Kelurahan Hewuli ..................................................

15

9.

Sarana Kesehatan di Kelurahan Hewuli ...................................................

15

10. Sarana Pendidikan di Kelurahan Hewuli.................................................... 11. Kelembagaan Ekonomi di Kelurahan Hewuli .............................................

15 16

12. Luas Lahan Pertanian dan Tingkat Produktivitas (Tahun 2012) ..................

16

13. Luas Lahan Perkebunan dan Tingkat Produktivitas (Th 2012) ....................

16

14. Jenis Ikan dan Jumlah Produksi (Tahun 2012)..........................................

17

15. Masalah dan Potensi Kel. Hewuli menurut Sketsa Desa dan Transek ..........

19

16. Masalah dan Potensi Kel. Hewuli menurut Kalender Musim........................

22

17. Masalah dan Potensi menurut Diagram Venn Kelembagaan .......................

24

18. Alternatif Pemecahan Masalah Kelurahan Hewuli ......................................

26

19. Program Kegiatan Perencanaan Pembangunan Kel. Hewuli 2013-2017 ......

45


iii

PEMERINTAH KABUPATEN SIKKA KECAMATAN ALOK BARAT

KELURAHAN HEWULI JALAN RAYA MAUMERE – MAGEPANDA

SURAT KEPUTUSAN LURAH HEWULI NOMOR: 11TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR TINGKAT KELURAHAN HEWULI TAHUN 2013 – 2017 Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa, Lurah Hewuli, Menimbang:

a. Bahwa

dalam

upaya

percepatan

pembangunan

secara

menyeluruh pemerintah Kelurahan Hewuli telah merancang dan menjalankan

program

pemberdayaan

masyarakat;

gerakan

membangun dari desa berbasis masyarakat; b. Bahwa sebagaimana

tindak lanjut dari program tersebut

pemerintah kelurahan bersama masyarakat telah menyusun Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Kelurahan Hewuli Tahun 2013 – 2017 ; c.

Bahwa sesuai maksud yang tersebut pada huruf a, dan b diatas maka perlu ditetapkan dengan Keputusan Lurah.

Mengingat:

1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, NTB dan NTT (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1655) ; 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3501) ;

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3851) ; 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4286) ; 5. Undang-Undang

Nomor

25

Tahun

2004

tentang

Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421) ; 6. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437); sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008

tentang Perubahan

Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844) ; 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RINomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara RINomor 4700);

9.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

25

Tahun

2000

tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara RINomor 3952); 10

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara RINomor 4578);

11

Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara RINomor 4588);

12

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RINomor 4737);

13

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11) ;

14

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;

15

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah ;

16


17

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah.

Memutuskan Menetapkan: Kesatu

:

Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Kelurahan Hewuli tahun 2013 – 2017, sebagaimana Dokumen RPDP Kelurahan Hewuli

terlampir

yang

merupakan

kesatuan

yang

tidak

terpisahkan; Kedua

:

Rencana Pengembangan Desa Pesisir Kelurahan Hewulimenjadi acuan bagi pemerintah Kelurahan dan masyarakat dalam upaya pelaksanaan program pembangunan ;

Ketiga

:

Dengan keluarnya surat keputusan ini maka pemerintah Kelurahan dan seluruh komponen masyarakat

di Kelurahan

Hewulitelah memiliki pedoman bersama ; Keempat

:

Surat keputusan ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dan

apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini maka surat keputusan ini akan ditinjau kembali.

Ditetapkan di : Maumere Pada tanggal : 24 Mei 2013

Lampiran : Keputusan Lurah Hewuli Nomor : 11 Tahun 2013 Tanggal : 24 Mei 2013

NASKAH

RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR ( RPDP )TAHUN 2013 - 2017 KELURAHAN HEWULI

KECAMATAN ALOK BARAT

KABUPATEN SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Desa Pesisir di Indonesia dihadapkan pada empat persoalan pokok, yakni: (1) tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir; pada tahun 2010 kemiskinan di desa-desa pesisir mencapai angka 7,8 juta jiwa (BPS, 2010); (2) tingginya kerusakan sumberdaya alam pesisir; (3) rendahnya kemandirian organisasi sosial desa dan lunturnya nilai-nilai budaya lokal; dan (4) rendahnya infrastruktur desa dan kesehatan lingkungan pemukiman. Keempat persoalan pokok ini juga memberikan andil terhadap tingginya tingkat kerentanan terhadap bencana alam dan perubahan iklim yang cukup tinggi pada desa-desa pesisir, terutama di wilayah pesisir pulau pulau kecil. Atas dasar realitas di atas, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia –

KKP RI –menginisiasi kegiatan yang diharapkan mampu menjadi

penghela kemajuan desa-desa pesisir di Indonesia, yakni melalui kegiatan Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (selanjutnya disingkat PDPT). Kegiatan PDPT ini merupakan salah satu bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri KP) yang terintegrasi dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri) di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. PDPT mempunyai makna strategis, yaitu: pertama, wujud implementasi konkrit dari 11 prioritas nasional Kabinet Indonesia Bersatu II tahun 2011-2014. PDPT merupakan implementasi kebijakan Presiden terkait peningkatan dan perluasan program pro-rakyat; dan kedua, PDPT merupakan wujud dari intervensi KKP dalam hal: (1) menata desa pesisir dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir; (2) menghasilkan keluaran (output) yang dapat memberikan manfaat riil bagi masyarakat pesisir, dengan permasalahan dan prioritas kebutuhan

masyarakat;

(3)

pembelajaran

bagi

masyarakat

RPDP KELURAHAN HEWULI TAHUN 2013 – 20171

pesisir

untuk

menemukan cara pemecahan masalah secara mandiri; dan (4) mendorong masyarakat pesisir sebagai agen pembangunan. PDPT diharapkan mampu menjawab kendala sekaligus memanfaatkan potensi sumberdaya pesisir. Kegiatan

perencanaan

dan

pengembangan

desa

pesisir

tangguh

dilaksanakan melalui tiga tahapan utama. Tahapan pertama, penyusunan perencanaan pengembangan desa yang antara lain disusun berdasarkan profil desa yang memiliki rentang waktu pelaksanaan lima tahun dengan uraian waktu tiap tahunnya; Tahapan kedua, pelaksanaan program menghasilkan kegiatan fisik sesuai dengan rencana pengembangan desa di lokasi kegiatan serta peningkatan kapasitas kelembagaan dan masyarakat; dan Tahapan ketiga, pelaksanaan program menghasilkan kemandirian dan keberlanjutan program oleh para pemangku kepentingan (stakeholders). Kegiatan

pembangunan

di

wilayah

pesisir

dan

Pulau-Pulau

Kecil

mempunyai potensi dampak kerusakan habitat, perubahan pada proses alami ekosistem, dan pencemaran. Disisi lain, juga terjadi berbagai permasalahan seperti konflik kepentingan pembangunan, kelembagaan, dan tingkatan pemerintahan. Pembangunan yang tidak terintegrasi dengan baik, tanpa pedoman dan mitigasi lingkungan yang tepat, akan menghasilkan permasalahan dan konflik. Oleh karena itu keterpaduan perlu dilakukan untuk mengompromikan kepentingan antar sektor, tingkatan pemerintahan, ruang darat dan laut, ilmu dan pengelolaan, serta internasional. Lahirnya Undang-Undang Nomor 27 Tahun

2007 tentang Pengelolaan

Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun 2008 tentang Perencanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, maka dipandang perlu adanya upaya mendorong pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait dalam untuk melakukan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil secara terpadu. Hal tersebut dalat dilakukan mulai dengan lingkup wilayah terkecil, yaitu desa yang tertuang dalam Rencana Pengembangan Desa Pesisir. Rencana Pengembangan Desa Pesisir merupakan rencana yang tidak RPDP KELURAHAN HEWULI TAHUN 2013 – 20172

terpisahkan dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) atau Rencana Strategis Pembangunan Kelurahan. Dalam penyusunannya, rencana pengembangan desa mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku, termasuk Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa. Rencana Pengembangan Desa PesisirKelurahan Hewuliini diharapkan menjadi Dokumen Perencanaan yang bermakna strategis sehingga dapat menjadi kerangka acuan pembangunan oleh instansi teknis yang terkecil baik ditingkat Pemerintah Daerah Kabupaten, Provinsi maupun Nasional yang selanjutnya akan terwujudnya Pembangunan yang lebih baik, efektif, efisiensi yang secara tidak langsung akan mewujudkan masyarakat yang makmur dan berkeadilan. 1.2Tujuan Tujuan Rencana Pengembangan Desa Pesisir adalah: 1. Mewujudkan perencanaan pengembangan desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa; 2. Menjamin keterkaitan dan konsistensi, antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.

1.3 Landasan Hukum 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 2. Undang-undang

Nomor

25

Tahun

2004

tentang

Sistem

Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah RPDP KELURAHAN HEWULI TAHUN 2013 – 20173

beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 158 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587 ); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara RINomor 4588); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 21,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); 8. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 66 tahun 2007 tentang Perencanaan Pembangunan Desa. 10. Surat Menteri Dalam Negeri nomor 414.2/1408/PMD tanggal 31 Maret 2010 tentang Petunjuk teknik Perencanaan Pembangunan Desa. 11. Peraturan Dirjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil No. Per.04/KP3K/2012 tentang Pedoman Teknis Pengembangan Desa Pesisir Tangguh Tahun 2012 12. Peraturan Daerah Kabupaten Sikka Nomor 16 tahun 2007 tentang Jenis Urusan Pemerintahan yang dapat diserahkan kepada Desa. 1.4

Pengertian RPDP KELURAHAN HEWULI TAHUN 2013 – 20174

1. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah kerja kecamatan. 2. Keuangan

Desa

adalah

semua

hak

dan

kewajiban

dalam

rangka

penyelenggaraan pemerintahan desa yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban desa tersebut. 3. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan yang selanjutnya disebut (Musrenbang Kelurahan) adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara

partisipatif

oleh

para

pemangku

kepentingan

kelurahan

(pihak

berkepentingan untuk mengatasi permasalahan kelurahan dan pihak akan terkena dampak hasil musyawarah) untuk menyepakati rencana kegiatan di kelurahan 1 (satu) tahunan. 4. Lembaga kemasyarakatan atau sebutan lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra lurah dalam memberdayakan

masyarakat.

Lembaga

kemasyarakatan

dikelurahan

pembentukannya dilakukan atas prakarsa masyarakat melalui musyawarah mufakat. 5. Pembangunan kelurahan adalah pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan

kesejahteraan

pendapatan,

kesempatan

masyarakat kerja,

yang

lapangan

nyata

baik

berusaha,

dalam

akses

aspek

terhadap

pengambilan keputusan maupun indeks pembangunan manusia. 6. Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. 7. Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu.


8. Perencanaan

Pembangunan

Kelurahan

dimaksud

adalah

suatu

proses

penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu kelurahan dalam jangka waktu tertentu. Wujud Perencanaan Pembangunan Kelurahan adalah Rencana Strategis Kelurahan dan Rencana Kerja Tahunan Kelurahan. 9. Rencana Strategis Kelurahan selanjutnya disingkat (RENSTRA Kelurahan) adalah dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan kelurahan, arah kebijakan keuangan kelurahan, kebijakan umum dan program, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD dan program prioritas kewilayahan disertai dengan rencana kerja. 10. Rencana Kerja Tahunan Kelurahan yang selanjutnya disingkat (RKT-Kelurahan) adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun yang merupakan penjabaran dari Renstra Kelurahan yang memuat rancangan kerangka ekonomi kelurahan, dengan mempertimbangkan kerangka pendanaan yang dimutahirkan, program prioritas pembangunan kelurahan, rencana kerja dan pendanaan serta perkiraan maju, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah kelurahan maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat dengan mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Renstra Kelurahan.


BAB II PROFIL KELURAHAN HEWULI 2.1 Kondisi Biogeofisik 2.1.1 Sejarah Pembentukan Kelurahan Hewuli Penduduk Kelurahan Hewuli Kecamatan Alok Barat kebanyakan adalah pendatang yang terdiri dari beberapa etnis antara lain etnis Palue dan Nita (Sikka – Krowe). Penyebaran penduduk di Kelurahan Hewuli sebagian besar mendiami lingkungan Watuturan yang didominasi oleh pendatang dari Sikka dan Nita, sedangkan untuk wilayah lingkungan Ona dan Woja sebagian besar penduduk berasal dari Palue yang direlokasikan pada saat meletusnya gunung api Rokatenda di Pulau Palue (Program Bedol Desa) pada tahun 1980. Kelurahan Hewuli merupakan pemekaran dari Kelurahan Wolomarang yang ditetapkan dengan keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur No. 60 tahun 1995 tertanggal 11 Oktober 1995 dengan pembagian wilayah administrasi terdiri dari dua lingkungan yakni lingkungan Ona dan lingkungan Woja, dengan jumlah RT dan RW sebanyak 14 RT dan 4 RW. Berdasarkan hasil musyawarah pemekaran RT dan RW pada tanggal 13 Agustus 2006, maka disepakati untuk melakukan penambahan jumlah RT dan RW menjadi 16 RT dan 5 RW dengan mencakup 3 lingkungan yaitu Lingkungan Ona, Lingkungan Woja dan Lingkungan Watuturan dengan perincian sebagai berikut: a. Lingkungan Watuturan terdiri dari 3 RT yaitu RT 001 – 003 dan 1 RW. b. Lingkungan Ona terdiri dari 4 RT yaitu RT 004 – 007 dan 2 RW. c. Lingkuan Woja terdiri dari 9 RT yaitu RT 008 – 016 dan 3 RW. 2.1.2 Struktur Pemerintahan Kelurahan Hewuli Struktur pemerintahan Kelurahan Hewuli, seperti disajikan pada gambar 1 berikut. RPDP KELURAHAN HEWULI TAHUN 2013 – 20177

LURAH Avelinus Yuvensius, S.Sos Nip. 19661021 199903 1 001 SEKRETARIS LURAH M.S. Mulyati Chinde

Kasie Pemerintahan Henderikus Jon, S.Fil Nip. 19780225 200501 1 007

Kasie Pembangunan Yahya H. Hasan Nip. 19600103 198703 1 007

Kasie Kemasyarakatan

Kasie Tantrib

Angela Lusia Marice Nip. 19620523 198303 2010

Maria Walburga Nip. 19601231 199003 2 031

PENGURUS RT dan RW

Gambar 1. Struktur Organisasi Pemerintahan Kelurahan Hewuli

2.1.3 Geografi dan Administrasi Secara administrasi, Kelurahan Hewuli terletak dibagian barat dari Kota Maumere, dengan luas wilayah sebesar 1,8 km2. Batas-batas wilayah Kelurahan Hewuli adalah sebagai berikut: Sebelah utara berbatasan denganLaut Flores ; Sebelah selatan berbatasan denganDesa Wuliwutik Kecamatan Nita; Sebelah timur berbatasan denganKelurahan Wailiti; Sebelah barat berbatasan denganKelurahan Wuring.


2.1.4 Geomorfologi dan Kondisi Tanah Kondisi topografi hanya sedikit dataran rendah dan sebagian besar merupakan perbukitan dengan ketinggian bukit ± 100 meter di atas permukaan air laut. 2.1.5 Kebencanaan Kebencanaan yang sering terjadi di Kelurahan Hewuli yaitu sering terjadinya abrasi pantai. 2.1.6 Hidrooseanografi Tabel 1. Jenis Sumber Air di Kelurahan Hewuli No Jenis Sumber Air 1 Mata air 2 Sumur gali 3 Sumur pompa 4 Hidran umum 5 PAM Jumlah

Jumlah 2 12 8 7 6 35

Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik -

2.2 Kondisi Sosial Budaya 2.2.1 Kependudukan Penduduk Kelurahan Hewuli sampai dengan bulan Desember 2012 berjumlah 1.853 jiwa yang terdiri dari jenis kelamin laki-laki sebanyak 902 jiwa dan perempuan 951 jiwa dengan total kepala keluarga sebanyak 406 KK yang tersebar dalam wilayah 16 RT dan 5 RW. Berikut perincian jumlah penduduk menurut lingkungan, seperti pada Tabel 2 berikut.


Tabel 2. Perincian Jumlah Penduduk Kelurahan Hewuli, tahun 2012 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

Rukun Tetangga (RT) 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 Total

Jumlah Kepala Keluarga (KK) 19 20 41 30 24 39 27 27 20 18 18 19 14 26 26 38 406

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 53 44 39 40 83 89 59 71 58 66 80 80 56 76 52 59 44 43 54 44 38 45 45 53 40 35 53 60 54 60 94 86 902 951

Jumlah 97 79 172 130 124 160 132 111 87 98 83 98 75 113 114 180 1.853

Dari Tabel 2 di atas terlihat bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki atau sekitar 51,32% dari total keseluruhan penduduk Kelurahan Hewuli dengan penyebaran penduduk yang tidak merata untuk setiap RT. Jumlah penduduk yang paling sedikit yaitu di RT 013 sebanyak 75 orang atau 4% dari keseluruhan penduduk Kelurahan Hewuli. Sedangkan penduduk terbanyak terdapat di RT 016 dengan jumlah penduduk 180 orang atau sekitar 9,7% dari total penduduk Kelurahan Hewuli. Penduduk

Kelurahan

Hewuli

kebanyakan

pendatang yang terdiri dari etnis Palue dan

penduduknya

adalah

Nita. Penyebaran penduduk

sebagian besar mendiami lingkungan Watuturan adalah pendatang dari Sikka dan Nita, sedangkan di wilayah lingkungan Ona dan Woja sebagian besar penduduk berasal dari Palue yang direlokasikan melalui Program Bedol Desa pada saat meletusnya gunung api Rokatenda di Pulau Palue tahun 1980. RPDP KELURAHAN HEWULI TAHUN 2013 – 201710

Penyebaran penduduk di Kelurahan Hewuli berdasarkan tingkat pendidikan, dapat dilihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Penduduk Kelurahan Hewuli berdasarkan Tingkat Pendidikan (Tahun 2012) Wilayah RT 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 Total

SD 68 55 98 59 74 109 77 72 58 45 51 58 44 77 56 110 1.111

Tingkat Pendidikan SLTP SLTA PT 6 8 19 18 13 15 12 10 12 14 12 10 10 8 27 20 214

8 6 29 32 17 11 22 13 7 16 12 17 12 7 13 23 245

1 1 10 4 7 6 8 3 10 2 8 9 69

Buta Huruf 12 8 25 11 14 18 15 7 7 13 8 13 9 11 10 18 199

Berdasarkan tabel tingkat pendidikan di atas untuk pendidikan SD sebanyak 1.111 orang (masih duduk di bangku SD atau belum tamat SD, atau (60% dari jumlah penduduk kelurahan Hewuli). Sedangkan yang tamat perguruan tinggi atau masih kuliah sebanyak 69 orang (3,7%); dan masih ada 15 orang (0,8%) yang tidak pernah berpendidikan atau buta huruf. Keadaan penduduk Kelurahan Hewuli berdasarkan agama yang dianut, seperti pada Tabel 4 berikut.


Tabel 4. Penduduk Kelurahan Hewuli berdasarkan Agama (Tahun 2012) Wilayah RT 001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 Total

Katolik 97 79 172 130 124 154 132 111 87 98 83 98 70 108 114 180 1.837

Islam 3 5 8

Agama Protestan 3 5 8

Hindu -

Budha -

Dari tabel di atas terlihat bahwa penduduk kelurahan Hewuli mayoritas beragama Katolik yaitu sebanyak 1.837 orang atau 99,14%. Sedangkan pemeluk agama lain seperti Islam dan Kristen Protestan hanya berjumlah masing-masing 8 orang atau sekitar 0,43%. Berdasarkan jenis mata pencahariannya maka penduduk Kelurahan Hewuli mayoritas bekerja sebagai Petani (520 orang), sedangkan jenis pekerjaan yang paling sedikit digeluti oleh warga Kelurahan Hewuli adalah sebagai montir dan anggota POLRI, masing-masing sebanyak 1 orang (disajikan pada Tabel 5).


Tabel 5. Keadaan Penduduk Kelurahan Hewuli berdasarkan Jenis Mata Pencaharian (Tahun 2012) No Jenis Pekerjaan 1 Petani 2 Buruh tani 3 Pegawai Negeri Sipil / PNS 4 Pengrajin industri rumah tangga 5 Peternak 6 Nelayan 7 Montir 8 Bidan 9 Perawat 10 TNI 11 Polri 12 Pensiunan 13 Pengusaha kecil dan menengah 14 Dosen 15 Karyawan swasta Total

Laki-laki 205 60 7

Perempuan 315 31 9

Jumlah 520 91 16

10

40

50

4 23 1 1 4 2

2 2 1 1

4 23 1 2 2 1 5 3

2 10 331

36 437

2 46 766

2.2.2 Kelembagaan Sosial Peranan Kaum Wanita dan kesetaraan gender dalam kehidupan seharihari di Kelurahan Hewuli, terlihat seperti pada Tabel 6 berikut. Tabel 6. Kelompok Wanita di Kelurahan Hewuli No 1 2 3 4 5

Jenis Kelembagaan Kelompok tenun ikat Kelompok simpan pinjam Wanita rawan sosial ekonomi Kelompok Arisan Kelompok PKK Jumlah

Jumlah 4 10 10 4 1 29


Berdasarkan tabel 6 di atas terlihat bahwa masyarakat Kelurahan Hewuli sudah memiliki kelompok wanita dalam kehidupan sehari-hari, namun kelompok ini masih memiliki kendala seperti tidak mempunyai modal yang cukup untuk melanjutkan kelembagaan mereka. Sumber permodalan masih bergantung pada donatur, belum mampu membiayai organisasinya sendiri. Dalam hal kearifan lokal yang ada di Kelurahan Hewuli, masyarakat Kelurahan Hewuli hingga saat ini hanya memiliki bentuk kearifan lokal berupa arisan untuk membangun rumah dan arisan untuk membangun jalan tanggul yang berfungsi untuk menahan air disaat musim penghujan. Kelompokkelompok ini hanya berjalan sebelum masuknya program-program karitatif (program-program yang bersifat memberi hibah uang kepada masyarakat) di Kelurahan Hewuli. 2.3 Kondisi Sarana dan Prasarana Tabel 7. Sarana / Prasarana Transportasi dan Perhubungan di Kelurahan Hewuli No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jenis prasarana Jalan desa atau kelurahan Jalan lingkungan Jalan kabupaten Jalan propinsi Jalan Negara Terminal darat Tambatan perahu Pelabuhan kapal penumpang Pelabuhan kapal barang Bandara udara

Satuan Km Km Km Km Km Buah Unit Unit Unit Unit


Jumlah 1,5 1,5 3 -

Tabel 8. Sarana Peribadatan di Kelurahan Hewuli No 1 2 3 4 5 6

Jenis Prasarana

Jumlah 1 1 -

Mesjid Mushola Gereja Protestan Gereja Katolik Kapela Pura

Satuan Unit Unit Unit Unit Unit Unit

Tabel 9. Sarana Kesehatan di Kelurahan Hewuli No 1 2 3 4 5 6

Jenis sarana Rumah sakit Puskesmas Pustu Poliklinik Apotik Posyandu

Jumlah 2

Satuan Unit Unit Unit Unit Unit Unit

Tabel 10. Sarana Pendidikan di Kelurahan Hewuli No 1 2 3 4 5 6

Nama PAUD Taman Kanak-Kanak SD/sederajat SLTP/sederajat SLTA/sederajat Perguruan Tinggi

Jumlah 2 1 -

Jumlah Tenaga Pengajar 5 13 -

2.4 Kondisi Ekonomi 2.4.1 Aktifitas Ekonomi Masyarakat dan Kelembagaan Ekonomi


Jumlah Siswa 35 256 -

Tabel 11. Kelembagaan Ekonomi di Kelurahan Hewuli (Tahun 2012) No 1 2 3 4 5 6

Jenis Lembaga Ekonomi

Jumlah

Satuan

Koperasi Simpan Pinjam Jumlah pemiliki angkutan orang/barang Pemiliki perahu bermotor atau sejenisnya Usaha peternakan Hotel Diskotik Jumlah

16 4

Unit Unit

Jumlah Anggota 160 60

20

Unit

40

3 1 1 45

Unit Unit Unit

3 1 1 265

2.4.2 Potensi dan Tingkat Pemanfaatan Sumberdaya Tabel 12. Luas Lahan Pertanian dan Tingkat Produktivitas (Tahun 2012) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Tanaman pangan Jagung Kacang tanah Kacang panjang Padi sawah Padi ladang Ubi kayu Cabai Tomat Sawi Bayam Kangkung

Luas lahan (Ha) 10 5 ¼ 2 1 5 ½ ½ 2,5 2 2

Produktivitas ton/Ha 7 2 ½ 5 ½ 4 1 500 1 ½ 4

Tabel 13. Luas Lahan Perkebunan dan Tingkat Produktivitas (Tahun 2012) No 1 1 2

Jenis tanaman perkebunan

Luas lahan (Ha)

2

3 15 -

Kelapa Kopi


Produktivitas (ton/ha) 4 10 -

1 3 Cengkeh 4 Coklat 5 Jambu mente 6 Pala 7 Vanili Jumlah

2

3 15

4 10

Tabel 14. Jenis Ikan dan Jumlah Produksi (Tahun 2012) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Jenis Ikan (Perikanan Tangkap) Tuna Tongkol Kakap Tenggiri Pari Cumi Gurita Baronang Ekor kuning Kerapu Teripang Udang Tembang Bandeng Kerang Kepiting Mas Mujair Lele Rumput Laut

Produksi (ton/thn) 3 1 ¼ 3 ½ 1 1 -

Perikanan budidaya di Kelurahan Hewuli hanya terdapat 1 (satu) buah keramba jaring apung (KJA) yang digunakan untuk proses penampungan dan pembesaran ikan-ikan karang yang ditangkap nelayan kemudian untuk dijual untuk kebutuhan sehari-hari. Selain perikanan budidaya, di wilayah Kelurahan Hewuli juga terdapat sebuah perusahan pembekuan ikan milik investor Jepang yang baru beroperasi sekitar dua tahun. RPDP KELURAHAN HEWULI TAHUN 2013 – 201717

Untuk sektor pariwisata, di Kelurahan Hewuli memiliki potensi pariwisata pantai dan bahari yang indah yaitu di pantai Gading Beach. Lokasi tersebut juga merupakan Daerah Perlindungan Laut (Marine Protected Area) untuk melindungi ekosistem terumbu karang yang indah.


BAB III POTENSI DAN MASALAH

Berdasarkan Musyawarah dan Penjaringan Potensi Kelurahan Hewuli untuk penyusunan Rencana Pembangunan Desa Pesisir (RPDP)yang dilakukan dalam bentuk Pengkajian Pedesaan Secara Partisipatif (Participatory Rural Appraisal - PRA) dengan memakai beberapa alat kaji yaitu : Curah Pendapat (Brainstorming), Pemetaan / Sketsa Desa (Mapping), Transek (Transect), Kalender Musim (Seasonal Calendar), dan Diagram Venn (Venn Diagram), yang dilaksanakan selama 4 hari mulai dari tanggal 8 Mei 2013 sampai dengan tanggal 11 Mei 2013, serta berdasarkan dokumen Rencana Strategis Pembangunan Kelurahan Hewuli Tahun 2011 – 2015 didapati Potensi Desa serta Masalah yang ditemukan sebagai berikut. 3.1 Potensi dan Masalah menurut Sketsa Desa dan Transek Tabel 15. Masalah dan Potensi Kelurahan Hewuli menurut Sketsa Desa dan Transek No.

Masalah

1.

Terdapat gorong-gorong yang sudah lama rusak di RT. 01, 02.

2.

Ruas jalan di lingkungan RT. 01, 02, 04, 05, 06, 12, 13 dan 16 masih berupa jalan tanah

3.

Terdapat jalan setapak yang berfungsi vital menghubungkan antar wilayah RT rusak dan putus-putus yaitu di RT, 04, 07 dan 16 Terdapat kali mati yang menjadi penghubung antar RT yang belum diturap sehingga pada musim hujan airnya meluap dan menggenangi rumah warga serta mengganggu jalur transportasi yaitu di RT. 04, 10 – 16 Jalur transportasi dari 72 menuju jalur lingkar luar sepanjang 800 meter tidak bisa dilewati karena kondisinya rusak berat.

4.

5.

Potensi Tersedia bahan material lokal berupa: batu kali, kayu, pasir, tenaga kerja masyarakat. Tersedia bahan material lokal berupa: batu kali, kayu, pasir, tenaga kerja masyarakat. Tersedia bahan material lokal berupa: batu kali, kayu, pasir, tenaga kerja masyarakat. Tersedia bahan material lokal berupa: batu kali, kayu, pasir, tenaga kerja masyarakat.

Tersedia bahan material lokal berupa: batu kali, kayu, pasir, tenaga kerja masyarakat.


No.

Masalah

6.

Polindes sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat tidak berfungsi optimal karena ruangan perawatan sempit dan belum adanya aliran listrik sehingga pelayanan hanya dilakukan pada siang hari. Banyak ternak terutama kambing dan sapi milik sebagian warga oleh pemiliknya tidak diurus atau digembalakan dengan baik sehingga kerapkali memasuki lahan milik warga, mengganggu tanaman pangan dan pekarangan warga. Masih banyak rumah tempat tinggal warga yang tidak layak huni, umumnya berukuran kecil, bilik / dinding terbuat dari bambu, atap terbuat dari daun lontar/ daun kelapa, lantai masih dari tanah.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

Keamanan dusun menjadi masalah tersendiri meskipun jarang terjadi tindakan kriminal namun warga memerlukan kenyamanan terutama dari gangguan maling. Masalahnya adalah kebiasaan ronda (siskamling) sudah mulai memudar dan Poskamling pun sudah lama rusak. Banyak kegiatan usaha ekonomi warga yang kekurangan modal, terutama untuk perputaran kegiatan usaha dan pengembangan, baik usaha bersifat perorangan maupun kelompok. Sebagian besar warga belum memiliki sumber air bersih, selama ini hanya „nebeng‟ pada tetangga yang memiliki sumber air dari PDAM dan sumur. Sebagian besar warga belum memiliki MCK, selama ini hanya „nebeng‟ pada tetangga

13.

Ruangan kelas SDK Ona tidak memadai lagi karena tidak bisa menampung jumlah siswa.

14.

Belum adanya bangunan permanen untuk Pos PAUD Virgo Maria.

Potensi Tersedia polindes dan tenaga bidan.

Ternak menjadi bagian dari mata pencaharian beberapa warga. Sumber daya alam sekitar cukup tersedia antara lain pemilik ternak, pakan ternak melimpah dan mudah dicari, kandang ternak. Tenaga kerja cukup tersedia untuk pelaksanaan pembangunan bisa secara bergiliran atau bergotong-royong antar warga yang tidak mampu, tersedia bahan material lokal untuk pembangunan rumah penduduk berupa kayu, batu, pasir dan tenaga kerja. Lahan untuk poskamling masih tersedia, tenaga swadaya dari masyarakat dan penjadwalan jaga malam bisa diaktifkan kembali. Tersedia bahan material lokal berupa kayu, batu, pasir dan tenaga kerja. Tersedia kelompok ekonomi lokal berupa kelompok arisan, kelompok simpan pinjam, kelompok tani, kelompok tenun ikat, kelompok pengrajin, kelompok nelayan. Tersedia bahan material lokal berupa batu kali, pasir, kayu, tenaga kerja masyarakat, sumber mata air (wair danga, dan wairti). Tersedia bahan material lokal berupa: batu kali, kayu, pasir, tenaga kerja masyarakat. Lahan untuk penambahan kelas baru tersedia, tersedia bahan material lokal berupa: batu kali, kayu, pasir, tenaga kerja masyarakat, dan adanya aliran bantuan program BOS. Lahan untuk pembangunan pos PAUD tersedia, tersedia bahan material lokal berupa: batu kali, kayu, pasir, tenaga kerja masyarakat.


No.

Masalah

Potensi

15. 16.

Adanya tenaga kader posyandu. Minat anak-anak untuk ikut Pos PAUD sangat tinggi. Ada nelayan, ada kebiasaan secara alamiah dan turun temurun untuk melaut.

23.

Tenaga pengajar di Pos PAUD sangat kurang Peralatan mengajar dan sarana bermain untuk anak-anak Pos PAUD sangat kurang. Minat warga untuk melaut dilakukan sekedarnya (alamiah, turun temurun), tidak sungguh-sungguh, tanpa didukung dengan modal. Kurangnya tenaga dan modal yang lebih besar untuk pemeliharaan ternak yang lebih besar. Program KB belum berjalan efektif, keluarga dengan banyak anak, 6 – 12 anggota dalam satu KK. Banyak warga usia produktif tidak dapat melanjutkan sekolah dan tidak mampu menyalurkan bakat dan minat. Hasil tanaman pangan dan perikanan ratarata hanya cukup untuk konsumsi keluarga, tidak bisa untuk dijual guna memenuhi kebutuhan lainnya. Kapal-kapal nelayan dan permukiman warga di pesisir rawan terserang gelombang pasang dan angin kencang. Tradisi gotong royong mulai memudar.

24.

Harga pupuk / pestisida mahal.

25.

Kesadaran warga terhadap pentingnya pendidikan masih rendah dan seringkali para wali murid lebih menyukai anaknya membantu pekerjaan di ladang atau di laut daripada masuk sekolah. Animo warga untuk menjadi TKI cukup besar bagi kelompok usia produktif. Masalahnya adalah terjadi perubahan orientasi kerja terutama untuk lulusan SLTP dan SLTA. Dijumpainya balita yang kurus secara tidak wajar karena kekurangan gizi (gizi buruk). Anak-anak dan balita masih sering dijumpai menderita penyakit campak. Terdapatnya para pemuda pengangguran yang kerap minum-minuman keras, mabukmabukan, perjudian, pemalakan liar, dll.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

26.

27. 28. 29.

Tersedia pakan ternak, petani – peternak.

Ada petugas KB, kader posyandu, tersedia perangkat kelembagaan penyuluhan, media / kontrasepsi. Tersedia tenaga kerja dan jasa penyalur tenaga kerja. Tersedia lahan yang cukup luas, intensifikasi, petugas penyuluh lapangan, kelompok nelayan. Ada lahan, ada nelayan, ada tenaga masyarakat. Tersedia lahan yang cukup luas, intensifikasi, petugas penyuluh lapangan, kelompok nelayan. Tersedia lahan yang cukup luas, intensifikasi, petugas penyuluh lapangan, kelompok nelayan. Tersedia gedung sekolah, aliran dana BOS dari Pemerintah.

Tersedianya angkatan kerja, kemauan, bakat dan minat.

Terdapat posyandu, polindes, kader posyandu dan bidan. Terdapat posyandu, polindes, kader posyandu dan bidan. Ada RT, RW, aparat kelurahan, pemangku adat, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.


No.

Masalah

Potensi

30.

Setelah memasuki musim tanam, kebutuhan terhadap pupuk menjadi tinggi tetapi seringkali langka pada saat dibutuhkan dan harga tidak terjangkau. Pembangunan rumah dalam kampung tidak teratur. Tidak ada posyandu yang layak, selama ini hanya menumpang pada rumah warga / kader posyandu di Watuturan. Sanitasi lingkungan kurang sehat. Keamanan murid SD tidak terjamin. Murid SD sering bolos sekolah Anak putus sekolah karena ekonomi keluarga yang tidak mampu. Fasilitas KBM kurang lengkap. Meubelair pada SDK Ona banyak yang rusak karena usia barang sudah tua. Kurangnya tenaga pengajar pada SDK Ona Tidak pernah ada pelatihan untuk LPM

Tersedia lahan yang cukup luas, intensifikasi, petugas penyuluh lapangan, kelompok nelayan.

31. 32.

33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.

3.2

41.

Banyak tanah sengketa yang tidak mempunyai sertifikat.

42. 43.

Masih banyak lahan tidur. Sebagian masyarakat masih tergolong RTM

44.

Masyarakat masih mengalami kekurangan air bersih khususnya pada bulan-bulan Mei – Juni dan September – Desember.

Ada rumah permanen dan darurat, ada tukang, tenaga, ada tradisi gotong-royong Ada kader posyandu, kader gizi, bidan desa, peralatan cukup lengkap, ada kader terlatih. Kader posyandu, kader gizi, bidan desa. Tukang, komite sekolah, orang tua murid Guru, komite, orang tua murid LSM, kelompok-kelompok usaha, tenaga sarjana, aparat desa. Guru, komite sekolah, orang tua murid Guru, komite sekolah, orang tua murid Guru, komite sekolah, orang tua murid LSM, kelompok-kelompok usaha, para sarjana, aparat desa, Tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda LSM, kelompok-kelompok usaha, para sarjana, aparat desa, Tokoh agama (toga), tokoh masyarakat (tomas), tokoh pemuda (toda) Lahan, poktan, PPL, masyarakat Aparat desa, tomas, toga, toda, masyarakat Aparat desa, tomas, toga, toda, kader kesehatan, masyarakat.

Potensi dan Masalah menurut Kalender Musim Tabel 16. Masalah dan Potensi Kelurahan Hewuli menurut Kalender Musim No. 1.

2.

Masalah Pada musim hujan banyak anak-anak dan orang dewasa terserang wabah penyakit deman berdarah dan malaria. Pada musim hujan banyak anak-anak dan orang dewasa yang menderita wabah flu, pilek, demam panas.

Potensi Terdapat polindes, bidan, kader posyandu dan kader jentik. Terdapat polindes, bidan dan kader posyandu.


No.

Masalah

Potensi

3.

Memasuki musim tanam dan masa-masa pemeliharaan tanaman, anak-anak usia sekolah diberikan tugas baru untuk mengasuh adik, saudara, atau menggembalakan ternak, atau ikut melaut sehingga kegiatan belajar / sekolah ditinggalkan. Pada musim angin barat atau tiba-tiba datangnya bencana alam tsunami, gempa bumi, banjir rob, kesiap-siagaan warga untuk menyelamatkan diri dan keluarganya masih kurang. Pada musim pancaroba dan kemarau, banyak balita, anak-anak dan orang dewasa yang menderita / terserang diarhe atau disentri. Pada musim kemarau panjang, sering terjadi kebakaran lahan. Pada musim kemarau, area kebun menjadi tandus, keras dan tidak produktif. Kesempatan atau peluang kerja untuk memenuhi kebutuhan dasar memasuki musim kemarau sulit. Memasuki musim kemarau, pendapatan keluarga mulai menurun dan daya beli warga mulai rendah. Memasuki musim kemarau, ketersediaan pangan mulai menipis. Musim kemarau yang panjang mengakibatkan terjadinya paceklik. Pada musim kemarau panjang pencarian pakan ternak mulai susah dan kegiatan penggembalaan ternak dilakukan dengan berpindah-pindah tempat. Adanya keluhan gagal panen. Pada musim penghujan, akses petani menuju ke area perkebunan / ladang agak sulit karena jalan menjadi becek dan lengket di RT. 02, 03, 06, 09, 15 dan 16. Pada musim penghujan, akses nelayan menuju ke pantai / laut agak sulit karena jalan menjadi becek dan lengket di RT. 03, 04, 08, 12.

Tersedia sarana dan prasarana belajar, buku bacaan, buku pelajaran sekolah dan guru.

4.

5.

6. 7. 8.

9.

10. 11. 12.

13. 14.

15.

Ada warga masyarakat, ada pemerintah, ada LSM.

Terdapat polindes, bidan, kader posyandu dan kader jentik.

Tersedia kelembagaan pemangku adat, tokoh masyarakat. Bermanfaat untuk penggembalaan hewan piaraan. Bagi KK mencari kerja di luar daerah.

Bagi KK mencari pekerjaan di luar daerah.

Bagi KK mencari pekerjaan di luar daerah. Hewan piaraan menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan dasar. Ternak bisa dilepas tanpa pengawasan yang ketat, tersedia ladang untuk melepas penggembalaan. Mengefektifkan penyuluhan dari PPL. Ada material lokal dan tenaga kerja.

Ada material lokal dan tenaga kerja.


No.

Masalah

16.

Pada musim penghujan, akses warga menuju jalan utama agak sulit karena jalan menjadi becek dan lengket di RT. 03 sepanjang 500 meter. Pada musim penghujan, sering terjadi banjir dan menggenangi rumah warga serta dapat menyebabkan kerusakan pada badan jalan karena tidak adanya saluran drainase di Lingkungan Watuturan, Ona dan Woja. Pada musim barat dan angin kencang, kawasan pesisir dan permukiman penduduk rawan terserang bahaya gelombang pasang dan tsunami.

17.

18.

3.3

Potensi Ada material lokal dan tenaga kerja.


Ada lahan, ada tenaga masyarakat, ada bibit / anakan mangrove dan hutan pantai

Potensi dan Masalah menurut Diagram Venn Kelembagaan Tabel 17. Masalah dan Potensi menurut Diagram Venn Kelembagaan No. 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Masalah Pemerintah Kelurahan : Sistem pengadministrasian dan pengarsipan belum maksimal di kelurahan. LPM : LPM tidak berfungsi maksimal. Kelompok Tani : Kelompok Tani bergerak merangkak, modal kelompok kurang. Kelompok Simpan Pinjam : Kelompok Simpan Pinjam jarang menggelar musyawarah anggota, jarang membuat perencanaan bersama anggota, kurangnya kesadaran anggota dalam pengembalian pinjaman. Orang Muda Katolik (OMK) : OMK berkiprah terbatas hanya pada bidang kegiatan rohani di kalangan remaja. PKK : Perencanaan kegiatan PKK cukup jelas tetapi ada beberapa POKJA yang mandek.

Potensi Tersedia perangkat kelurahan, fasilitas / sarana memadai. Tersedia personalia pengurus, struktur lengkap, fasilitas / sarana tersedia, tenaga pengurus cukup potensial. Tersedianya lembaga, susunan pengurus, fasilitas / sarana. Tersedianya kelompok, susunan pengurus, modal.

Tersedianya pengurus, jumlah anggota.

Tersedianya lembaga, susunan pengurus, fasilitas / sarana.


No.

Masalah

7.

Posyandu : - Kurangnya sarana dan prasarana pada posyandu. - Kesulitan pelayanan kesehatan bagi balita, anak-anak dan manula. PPL : Kekurangan tenaga PPL UEP : Tunggakan macet karena kurangnya kesadaran warga. Polindes : Tidak adanya rumah tinggal untuk bidan. RT – RW : Kesadaran dan pelayanan pengurus RT – RW kepada masyarakat masih belum maksimal. Kelompok Nelayan : Kurangnya sarana penangkapan dan armada, kurangnya ketrampilan, kurangnya modal usaha. Karang Taruna : Karang Taruna tidak berjalan secara maksimal karena kepengurusannya yang tidak berfungsi secara optimal dan kurangnya dampingan. Sanggar Seni Budaya : Kurangnya fasilitas pendukung seperti tempat latihan dan tempat pementasan untuk sanggar seni budaya. Mantri Hewan : Mantri Hewan tidak pernah memberikan penyuluhan kepada warga, kurangnya sosialisasi. Kelompok Bela Diri : Kurangnya peralatan latihan dan tempat pemusatan latihan untuk Kelompok Bela Diri. Kelompok NGO : Kurang berjalannya kelembagaan sebagai pengelola program NGO dalam wilayah kelurahan.

8. 9.

10. 11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Potensi Tersedianya kader posyandu, kegiatan rutin secara normal, keberadaannya sangat dibutuhkan warga.

Tersedianya petugas PPL, kelompok tani, ladang / perkebunan. Pengelolaan SPP cukup besar, program dampingan masih berjalan. Tersedianya fasilitas / sarana, bidan desa. Tersedianya susunan pengurus yang jelas

Ada nelayan, ada kelompok nelayan, perairan laut, pemerintah (DKP).

Tersedianya lembaga, susunan pengurus, fasilitas / sarana, ada anggota.

Ada lahan, ada lembaga, ada pengurus, fasilitas/sarana, ada anggota.

Tersedianya fasilitas / sarana.

Tersedianya lembaga, susunan pengurus, fasilitas / sarana. Tersedianya lembaga, susunan pengurus, fasilitas / sarana.


3.4

Pemecahan Masalah Berdasarkan Musyawarah danPenjaringan Potensi yang dilakukan dalam kegiatan Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT) tahun 2013di Kelurahan Hewuli serta berdasarkan dokumen Rencana Strategis Pembangunan Kelurahan Hewuli tahun 2011 – 2015, maka diketahui penyebab permasalahandesa dan telah disepakati pula beberapa alternatif pemecahan masalah, yang diurutkan sesuai peringkat masalah,sebagai berikut. Tabel 18. Alternatif Pemecahan Masalah Kelurahan Hewuli No.

Masalah

1.

Pada musim penghujan, sering terjadi banjir dan menggenangi rumah warga serta dapat menyebabkan kerusakan pada badan jalan karena tidak adanya saluran drainase di Lingkungan Watuturan, Ona dan Woja. Terdapat kali mati yang menjadi penghubung antar RT yang belum diturap sehingga pada musim hujan airnya meluap dan menggenangi rumah warga serta mengganggu jalur transportasi yaitu di RT. 04, 10 – 16

2.

Penyebab

Potensi

Alternatif Tindakan Pemecahan Masalah

Tidak adanya drainase


Pembangunan drainase.

Tidak ada turap


Pembangunan Bronjong


Masalah

3.

Pada musim penghujan, akses nelayan menuju ke pantai / laut agak sulit karena jalan menjadi becek dan lengket di RT. 03, 04, 08, 12. Jalur transportasi dari 72 menuju jalur lingkar luar sepanjang 800 meter tidak bisa dilewati karena kondisinya rusak berat. Pada musim penghujan, akses petani menuju ke area perkebunan / ladang agak sulit karena jalan menjadi becek dan lengket di RT. 02, 03, 06, 09, 15 dan 16. Ruas jalan di lingkungan RT. 01, 02, 04, 05, 06, 12, 13 dan 16 masih berupa jalan tanah Harga pupuk / pestisida mahal.

Sarana jalan tidak mendukung


Pembukaan jalan ke laut



Pembangunan jalan kelurahan menuju jalur lingkar luar



Pembukaan jalan tani

Adanya banjir yang sering menggenangi ruas jalan

Rehab jalan lingkungan

Terdapat jalan setapak yang berfungsi vital menghubungkan antar wilayah RT rusak dan putusputus yaitu di RT, 04, 07 dan 16


Tersedia bahan material lokal berupa: batu kali, kayu, pasir, tenaga kerja masyarakat. Tersedia lahan yang cukup luas, intensifikasi, petugas penyuluh lapangan, kelompok nelayan. Tersedia bahan material lokal berupa: batu kali, kayu, pasir, tenaga kerja masyarakat.

4.

5.

6.

7.

8.

Penyebab

Ketersediaan pupuk terbatas

Potensi


No.


Subsidi pupuk dan pestisida

Pembangunan jalan setapak

Masalah

9.

Sebagian besar warga belum memiliki sumber air bersih, selama ini hanya „nebeng‟ pada tetangga yang memiliki sumber air dari PDAM dan sumur. Belum adanya bangunan permanen untuk Pos PAUD Virgo Maria.

Rusaknya jaringan perpipaan

Tersedia bahan material lokal berupa batu kali, pasir, kayu, tenaga kerja masyarakat, sumber mata air (wair danga, dan wairti).

Pemeliharaan pipa yang rusak

Belum tersedia alokasi dana

Pembangunan Pos PAUD Virgo Maria

Tenaga pengajar di Pos PAUD sangat kurang Setelah memasuki musim tanam, kebutuhan terhadap pupuk menjadi tinggi tetapi seringkali langka pada saat dibutuhkan dan harga tidak terjangkau. Terdapat goronggorong yang sudah lama rusak di RT. 01, 02.

Biaya hidup tinggi ; anggaran dari komite rendah. Ketersediaan pupuk terbatas

Lahan untuk pembangunan pos PAUD tersedia, tersedia bahan material lokal berupa: batu kali, kayu, pasir, tenaga kerja masyarakat. Adanya tenaga kader posyandu.

10.

11.

12.

13.

Penyebab

Usia yang sudah lama.

Potensi


No.




Penambahan tenaga honorer ; Pelatihan tenaga tutor. Pengadaan Pupuk TSP, Urea, KCl ; Pengadaan Obat Hama.

Rehabilitasi goronggorong.

No.

Masalah

14.

Keamanan dusun menjadi masalah tersendiri meskipun jarang terjadi tindakan kriminal namun warga memerlukan kenyamanan terutama dari gangguan maling. Masalahnya adalah kebiasaan ronda (siskamling) sudah mulai memudar dan Poskamling pun sudah lama rusak. Polindes sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat tidak berfungsi optimal karena ruangan perawatan sempit dan belum adanya aliran listrik sehingga pelayanan hanya dilakukan pada siang hari. Ruangan kelas SDK Ona tidak memadai lagi karena tidak bisa menampung jumlah siswa.

15.

16.

Penyebab

Potensi


Tidak berfungsinya poskamling sebagai pos keamanan masyarakat karena banyak yang sudah mulai rusak.

Lahan untuk poskamling masih tersedia, tenaga swadaya dari masyarakat dan penjadwalan jaga malam bisa diaktifkan kembali. Tersedia bahan material lokal berupa kayu, batu, pasir dan tenaga kerja.

Rehabilitasi pos siskamling ; pengaktifan kembali hansip; pengaturan jadwal jaga malam.

Ruangan yang sempit dan belum memiliki sumber listrik

Tersedia polindes dan tenaga bidan.

Pembangunan Puskesmas Pembantu

Ruangan untuk KBM kurang, sedangkan arus murid setiap tahunnya selalu bertambah.

Lahan untuk penambahan kelas baru tersedia, tersedia bahan material lokal berupa: batu kali, kayu, pasir, tenaga kerja masyarakat, dan adanya aliran bantuan program BOS.

Pembangunan ruang kelas baru.


Masalah

17.

Pada musim penghujan, akses warga menuju jalan utama agak sulit karena jalan menjadi becek dan lengket di RT. 03 sepanjang 500 meter. Masih banyak rumah tempat tinggal warga yang tidak layak huni, umumnya berukuran kecil, bilik / dinding terbuat dari bambu, atap terbuat dari daun lontar/ daun kelapa, lantai masih dari tanah.

Sarana jalan masih kurang


Pembukaan jalan baru

Banyak petani dan nelayan yang masih menggunakan sistem tradisional sehingga produksi hanya untuk konsumsi sendiri ; rendahnya pendapatan warga.

Rehabilitasi rumah tidak layak huni.

Sebagian besar warga belum memiliki MCK, selama ini hanya „nebeng‟ pada tetangga Peralatan mengajar dan sarana bermain untuk anak-anak Pos PAUD sangat kurang. Fasilitas KBM kurang lengkap.

Kemiskinan.

Tenaga kerja cukup tersedia untuk pelaksanaan pembangunan bisa secara bergiliran atau bergotong-royong antar warga yang tidak mampu, tersedia bahan material lokal untuk pembangunan rumah penduduk berupa kayu, batu, pasir dan tenaga kerja. Tersedia bahan material lokal berupa: batu kali, kayu, pasir, tenaga kerja masyarakat.

Kurangnya dana.

Minat anak-anak untuk ikut Pos PAUD sangat tinggi.

Penambahan alat peraga dan sarana bermain.

Fasilitas KBM banyak yang sudah rusak dan kurang lengkap.

Guru, komite sekolah, orang tua murid

Pada musim hujan banyak anak-anak dan orang dewasa terserang wabah penyakit deman berdarah dan malaria.

Sanitasi hidup tidak sehat ; pemahaman PHBS masih kurang.


Pembangunan lapangan volley ; pembangunan ruangan guru ; pembangunan ruangan UKS. Penambahan kader jentik ; pelatihan kader jentik ; insentif kader jentik; fogging.

18.

19.

20.

21.

22.

Penyebab

Potensi


No.


Pembangunan MCK bagi RTM, di Watuturan, Ona, Woja.

No.

Masalah

23.

Mantri Hewan : Mantri Hewan tidak pernah memberikan penyuluhan kepada warga, kurangnya sosialisasi. Masyarakat masih mengalami kekurangan air bersih khususnya pada bulan-bulan Mei – Juni dan September – Desember. Memasuki musim kemarau, pendapatan keluarga mulai menurun dan daya beli warga mulai rendah. Anak-anak dan balita masih sering dijumpai menderita penyakit campak. Terdapatnya para pemuda pengangguran yang kerap minumminuman keras, mabuk-mabukan, perjudian, pemalakan liar, dll. Tidak ada posyandu yang layak, selama ini hanya menumpang pada rumah warga / kader posyandu di Watuturan. Sanitasi lingkungan kurang sehat.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

Penyebab

Potensi


Mantri Hewan tidak pernah menempati Poskeswan.

Tersedianya fasilitas / sarana.

Penempatan mantri hewan.

Sarana air bersih yang ada tidak terawat / terpelihara

Aparat desa, tomas, toga, toda, kader kesehatan, masyarakat.

Pengadaan bak penampung, hidrant umum, perbaikan jaringan perpipaan.

Rendahnya pengetahuan, ketrampilan.


Pelatihan ketrampilan.

Kurangnya imunisasi

Terdapat posyandu, polindes, kader posyandu dan bidan.

Imunisasi lengkap bagi bayi dan balita.

Rendahnya pengetahuan, ketrampilan.

Ada RT, RW, aparat kelurahan, pemangku adat, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.

Pelatihan ketrampilan bagi pemuda.

Belum adanya gedung permanen untuk Posyandu di Watuturan.

Ada kader posyandu, kader gizi, bidan desa, peralatan cukup lengkap, ada kader terlatih.

Pembangunan Posyandu.

Rendahnya kesadaran warga tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS)

Kader posyandu, kader gizi, bidan desa.

Penyuluhan PHBS.


No. 30.

31.

32.

33.

34.

35.

36.

Masalah Kesempatan atau peluang kerja untuk memenuhi kebutuhan dasar memasuki musim kemarau sulit. Polindes : Tidak adanya rumah tinggal untuk bidan. Kelompok Nelayan : Kurangnya sarana penangkapan dan armada, kurangnya ketrampilan, kurangnya modal usaha. Kapal-kapal nelayan dan permukiman warga di pesisir rawan terserang gelombang pasang dan angin kencang. Banyak warga usia produktif tidak dapat melanjutkan sekolah dan tidak mampu menyalurkan bakat dan minat. Pada musim angin barat atau tiba-tiba datangnya bencana alam tsunami, gempa bumi, banjir rob, kesiap-siagaan warga untuk menyelamatkan diri dan keluarganya masih kurang. Sebagian masyarakat masih tergolong RTM

Penyebab

Potensi


Kurangnya lapangan kerja.

Bagi KK mencari kerja di luar daerah.

Pembukaan bengkel kerja.

Terbatasnya sarana

Tersedianya fasilitas / sarana, bidan desa.

Rehabilitasi polindes menjadi rumah bidan

Kurangnya alokasi dana bantuan untuk nelayan

Ada nelayan, ada kelompok nelayan, perairan laut, pemerintah (DKP).

Pengadaan bagan dan kelong ; bantuan sarana penangkapan dan armada, motorisasi (mesin).

Belum tersedianya kolam labuh yang aman untuk kapalkapal nelayan.

Ada lahan, ada nelayan, ada tenaga masyarakat.

Pembangunan Kolam Labuh.

Kurangnya kesempatan belajar.

Tersedia tenaga kerja dan jasa penyalur tenaga kerja.

Pembukaan Program Kejar Paket A, Paket B, Paket C.

Kurangnya pelatihan, penyuluhan tentang evakuasi bencana.

Ada warga masyarakat, ada pemerintah, ada LSM.

Pelatihan evakuasi bencana.

Tidak punya pekerjaan tetap / penghasilna di bawah rata-rata / tidak punya lahan garapan.

Aparat desa, tomas, toga, toda, masyarakat

Pelatihan ketrampilan bagi KK miskin ; Bantuan modal usaha bagi KK miskin.


No.

Masalah

37.

Pada musim hujan banyak anak-anak dan orang dewasa yang menderita wabah flu, pilek, demam panas. Pada musim pancaroba dan kemarau, banyak balita, anak-anak dan orang dewasa yang menderita / terserang diarhe atau disentri. Pada musim barat dan angin kencang, kawasan pesisir dan permukiman penduduk rawan terserang bahaya gelombang pasang dan tsunami. Memasuki musim kemarau, ketersediaan pangan mulai menipis. Musim kemarau yang panjang mengakibatkan terjadinya paceklik. Posyandu : - Kurangnya sarana dan prasarana pada posyandu. - Kesulitan pelayanan kesehatan bagi balita, anak-anak dan manula.

38.

39.

40.

41.

42.

Penyebab

Potensi


Sanitasi lingkungan tidak sehat ; kurangnya pemahaman PHBS

Terdapat polindes, bidan dan kader posyandu.

Penyuluhan kebersihan lingkungan ; kerja bhakti membersihkan lingkungan.

Sanitasi lingkungan tidak sehat ; kurangnya pemahaman PHBS


Peningkatan pelayanan kesehatan oleh bidan dan kader; Insentif bagi kader posyandu.

Masih kurangnya reboisasi mangrove ; belum dibangunnya turap pengaman pantai.

Ada lahan, ada tenaga masyarakat, ada bibit / anakan mangrove dan hutan pantai

Penanaman Mangrove ; Pembangunan Turap di wilayah pesisir.

Kurangnya diversifikasi tanaman pangan


Diversifikasi tanaman pangan.

Kurangnya pemanfaatan lahan pekarangan

Hewan piaraan menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan dasar. Tersedianya kader posyandu, kegiatan rutin secara normal, keberadaannya sangat dibutuhkan warga.

Pemanfaatan lahan pekarangan.

Belum diperhatikannya penambahan sarana prasana posyandu


Pengadaan sarana dan Prasarana posyandu.

No.

Masalah

43.

Hasil tanaman pangan dan perikanan rata-rata hanya cukup untuk konsumsi keluarga, tidak bisa untuk dijual guna memenuhi kebutuhan lainnya. Anak putus sekolah karena ekonomi keluarga yang tidak mampu.

44.

45.

Banyak tanah sengketa yang tidak mempunyai sertifikat.

46.

PPL : Kekurangan tenaga PPL RT – RW : Kesadaran dan pelayanan pengurus RT – RW kepada masyarakat masih belum maksimal. Karang Taruna : Karang Taruna tidak berjalan secara maksimal karena kepengurusannya yang tidak berfungsi secara optimal dan kurangnya dampingan.

47.

48.

Penyebab

Potensi


Kurangnya bibit.


Pengadaan bibit jagung ; Pengadaan bibit kacang tanah.

Orang tua tidak mempunyai biaya untuk pendidikan anaknya ; anak-anak tidak serius dalam menempuh pendidikan. Kurangnya kesadaran warga untuk mengurus sertifikasi tanah.

LSM, kelompokkelompok usaha, tenaga sarjana, aparat desa.

Beasiswa bagi anak tidak mampu.

LSM, kelompokkelompok usaha, para sarjana, aparat desa, Tokoh agama (toga), tokoh masyarakat (tomas), tokoh pemuda (toda) Tersedianya petugas PPL, kelompok tani, ladang / perkebunan. Tersedianya susunan pengurus yang jelas

Sertifikasi tanah bersengketa.

Tersedianya lembaga, susunan pengurus, fasilitas / sarana, ada anggota.

Reorganisasi kepengurusan Karang Taruna ; Latihan Kepemimpinan Tingkat Dasar untuk Pengurus Karang Taruna.

Tenaga PPL belum ditambah. Kurangnya sosialisasi dan pelatihan kepemimpinan bagi para pengurus RT dan RW. Kurangnya sosialisasi dan pelatihan kepemimpinan bagi para pengurus Karang Taruna.


Penambahan tenaga PPL. Reorganisasi kepengurusan RT dan RW

No.

Masalah

49.

Sanggar Seni Budaya : Kurangnya fasilitas pendukung seperti tempat latihan dan tempat pementasan untuk sanggar seni budaya. Kesadaran warga terhadap pentingnya pendidikan masih rendah dan seringkali para wali murid lebih menyukai anaknya membantu pekerjaan di ladang atau di laut daripada masuk sekolah. Keamanan murid SD tidak terjamin.

50.

51.

52.

Tidak pernah ada pelatihan untuk LPM

53.

Dijumpainya balita yang kurus secara tidak wajar karena kekurangan gizi (gizi buruk). Murid SD sering bolos sekolah

54.

55.

56.

Meubelair pada SDK Ona banyak yang rusak karena usia barang sudah tua. Kurangnya tenaga pengajar pada SDK Ona

Penyebab

Potensi


Belum adanya gedung serba guna.

Ada lahan, ada lembaga, ada pengurus, fasilitas/sarana, ada anggota.

Pembangunan gedung serba guna di Ona.

Orang tua tidak punya biaya untuk pendidikan anaknya.

Tersedia gedung sekolah, aliran dana BOS dari Pemerintah.

Sosialisasi wajib belajar 9 tahun ; sosialisasi UU perlindungan anak.

Tidak adanya pagar sekolah ; tidak adanya tenaga penjaga sekolah. Belum direncanakan kegiatan pelatihan manajemen.

Tukang, komite sekolah, orang tua murid

Pembangunan pagar sekolah ; rekrutmen tenaga penjaga sekolah. Pelatihan manajemen organisasi bagi Pengurus LPM.

Belum adanya asupan gizi yang baik.

LSM, kelompokkelompok usaha, para sarjana, aparat desa, Tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda Terdapat posyandu, polindes, kader posyandu dan bidan.

Pemberian PMT bagi balita dan anak-anak gizi buruk.

Tidak adanya pagar sekolah dan tenaga penjaga sekolah. Meubelair yang lama belum diganti.

Guru, komite, orang tua murid

Rekrutmen tenaga penjaga sekolah.


Pengadaan meubelair.

Belum direkrut tambahan tenaga honorer.


Rekrutmen tenaga honorer.


Masalah

57.

LPM : LPM tidak berfungsi maksimal.

Kurangnya pelatihan kepemimpinan dan organisasi.

Tersedia personalia pengurus, struktur lengkap, fasilitas / sarana tersedia, tenaga pengurus cukup potensial.

58.

Banyak kegiatan usaha ekonomi warga yang kekurangan modal, terutama untuk perputaran kegiatan usaha dan pengembangan, baik usaha bersifat perorangan maupun kelompok. Animo warga untuk menjadi TKI cukup besar bagi kelompok usia produktif. Masalahnya adalah terjadi perubahan orientasi kerja terutama untuk lulusan SLTP dan SLTA. Banyak ternak terutama kambing dan sapi milik sebagian warga oleh pemiliknya tidak diurus atau digembalakan dengan baik sehingga kerapkali memasuki lahan milik warga, mengganggu tanaman pangan dan pekarangan warga.

Belum adanya dana bergulir.

Tersedia kelompok ekonomi lokal berupa kelompok arisan, kelompok simpan pinjam, kelompok tani, kelompok tenun ikat, kelompok pengrajin, kelompok nelayan.

Belum adanya pelatihan manajemen usaha.

Tersedianya angkatan kerja, kemauan, bakat dan minat.

Pelatihan manajemen usaha.

Belum adanya regulasi lokal.

Ternak menjadi bagian dari mata pencaharian beberapa warga. Sumber daya alam sekitar cukup tersedia antara lain pemilik ternak, pakan ternak melimpah dan mudah dicari, kandang ternak.

Pembuatan aturan tentang pemeliharaan hewan ternak.

59.

60.

Penyebab

Potensi


No.


Reorganisasi kepengurusan LPM ; pelatihan kepemimpinan dan organisasi bagi LPM ; penyaluran dana kesejahteraan untuk pengurus LPM. Penyediaan dana bergulir.

No.

Masalah

61.

Kurangnya tenaga dan modal yang lebih besar untuk pemeliharaan ternak yang lebih besar. Program KB belum berjalan efektif, keluarga dengan banyak anak, 6 – 12 anggota dalam satu KK. Pembangunan rumah dalam kampung tidak teratur. Masih banyak lahan tidur.

62.

63.

64.

65.

66.

67.

Pada musim kemarau, area kebun menjadi tandus, keras dan tidak produktif. Minat warga untuk melaut dilakukan sekedarnya (alamiah, turun temurun), tidak sungguh-sungguh, tanpa didukung dengan modal. Pada musim kemarau panjang, sering terjadi kebakaran lahan.

Penyebab

Potensi


Belum tersedianya bantuan modal usaha.

Tersedia pakan ternak, petani – peternak.

Bantuan modal usaha

Kurangnya penyuluhan KB.

Ada petugas KB, kader posyandu, tersedia perangkat kelembagaan penyuluhan, media / kontrasepsi. Ada rumah permanen dan darurat, ada tukang, tenaga, ada tradisi gotong-royong Lahan, poktan, PPL, masyarakat

Penyuluhan KB bagi ibu-ibu ; penyuluhan pasangan pra nikah, PUS.

Bermanfaat untuk penggembalaan hewan piaraan.

Penanaman pohon jarak ; penghijauan.

Kesadaran warga masih kurang.

Ada nelayan, ada kebiasaan secara alamiah dan turun temurun untuk melaut.

Pelatihan manajemen usaha ; Penyuluhan perikanan ; Penyuluhan ekosistem laut dan terumbu karang.

Kurangnya kesadaran

Tersedia kelembagaan pemangku adat, tokoh masyarakat.

Sosialisasi UU Perlindungan Hutan; Penyusunan Peraturan tingkat lokal tentang Larangan Pembakaran Hutan atau pun Lahan Kosong

Belum adanya penataan.

Belum adanya inisiatif untuk memanfaatkan lahan tidur. Kurangnya pepohonan.


Penataan ruang dan permukiman.

Pembukaan lahan tidur.

No.

Masalah

68.

Memasuki musim tanam dan masamasa pemeliharaan tanaman, anak-anak usia sekolah diberikan tugas baru untuk mengasuh adik, saudara, atau menggembalakan ternak, atau ikut melaut sehingga kegiatan belajar / sekolah ditinggalkan. Adanya keluhan gagal panen.

69.

70.

71.

72.

73.

Kelompok NGO : Kurang berjalannya kelembagaan sebagai pengelola program NGO dalam wilayah kelurahan. Tradisi gotong royong mulai memudar.

Pada musim kemarau panjang pencarian pakan ternak mulai susah dan kegiatan penggembalaan ternak dilakukan dengan berpindahpindah tempat. Kelompok Tani : Kelompok Tani bergerak merangkak, modal kelompok kurang.

Potensi


Kurangnya informasi tentang pentingnya pendidikan.

Tersedia sarana dan prasarana belajar, buku bacaan, buku pelajaran sekolah dan guru.

Pengadaan perpustakaan keliling ; penyuluhan / penyadaran masyarakat tentang arti penting pendidikan.

Keadaan cuaca yang tidak menentu ; para petani masih menggunakan sistem bercocok tanam tradisional. Kurangnya pelatihan dan sosialisasi.

Mengefektifkan penyuluhan dari PPL.

Penyuluhan tentang bertani yang baik ; Pelatihan pengembangan Mata Pencaharian Alternatif. Peningkatan kapasitas melalui pelatihan

Kurangnya kesadaran

Tersedia lahan yang cukup luas, intensifikasi, petugas penyuluh lapangan, kelompok nelayan. Ternak bisa dilepas tanpa pengawasan yang ketat, tersedia ladang untuk melepas penggembalaan.

Peningkatan kesadaran tentang pentingnya gotong royong.


Penambahan modal usaha kepada kelompok petani dan nelayan.

Penyebab

Kurangnya stock pakan alami.

Kurangnya modal usaha



Penanaman rumput gajah ; Penanggulangan penyakit hewan menular.

Masalah

Penyebab

74.

Kelompok Simpan Pinjam : Kelompok Simpan Pinjam jarang menggelar musyawarah anggota, jarang membuat perencanaan bersama anggota, kurangnya kesadaran anggota dalam pengembalian pinjaman. PKK : Perencanaan kegiatan PKK cukup jelas tetapi ada beberapa POKJA yang mandek. Orang Muda Katolik (OMK) : OMK berkiprah terbatas hanya pada bidang kegiatan rohani di kalangan remaja. Pemerintah Kelurahan : Sistem pengadministrasian dan pengarsipan belum maksimal di kelurahan. Kelompok Bela Diri : Kurangnya peralatan latihan dan tempat pemusatan latihan untuk Kelompok Bela Diri.

Kurangnya kesadaran warga, dan kurangnya sosialisasi

Tersedianya kelompok, susunan pengurus, modal.

Pelatihan manajemen usaha dan administrasi keuangan bagi KSP.

Masih rendahnya SDM


Pelatihan Pengurus PKK

Kurangnya pembinaan.

Tersedianya pengurus, jumlah anggota.

Pelatihan pemuda tentang manajemen usaha.

Kurangnya SDM dan jumlah aparat kelurahan

Tersedia perangkat kelurahan, fasilitas / sarana memadai.

Pelatihan peningkatan kapasitas aparatur kelurahan.

Belum ada pelatihan dan peralatan pelatihan.


Pengadaan peralatan latihan ; pembangunan gedung latihan untuk Kelompok Bela Diri.

75.

76.

77.

78.

Potensi


No.


BAB IV RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR

4.1 Visi dan Misi 4.1.1. Visi Kelurahan Hewuli adalah salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

Kabupaten Sikka oleh karena itu, visi dan misi yang dilaksanakan adalah

visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Sikka : “Terwujudnya masyarakat Kabupaten Sikka yang bersatu, berkeadilan, sehat,cerdas dan bermartabat dengan berbasis pada latar belakang sejarah dan budayamelalui sistem pemerintahan yang baik dan bersih”. Meskipun demikian, Kelurahan Hewuli juga memiliki Visi Pembangunan Jangka Menengah, yaitu : “Terwujudnya

Masyarakat

Hewuli

yang

Cerdas,

Sejahtera

dan

Bermartabat di Tahun 2017”. CERDAS : Kelurahan Hewuli ingin membangun manusia dan masyarakat yang tidak hanya pintar tetapi membangun manusia dan masyarakat Hewuli yang mempunyai kecerdasan dan kepribadian yang utuh. Kepribadian yang utuh dari manusia dan masyarakat Hewuli adalah manusia dan masyarakat yang berwatak jujur, adil, berbudaya dan beradab. Sehingga kecerdasan pikiran bersatu padu dengan kecerdasan hati dan perasaan untuk menjadi sebuah kecerdasan tindakan. SEJAHTERA

:

Kelurahan

Hewuli

ingin

membangun

manusia

dan

masyarakat yang sejahtera secara lahiriah dan batiniah. Secara lahiriah artinya dapat memenuhi kebutuhan hidup yang ditandai dengan peningkatan pendapatan per kapita dan pemenuhan kebutuhan hidup. Sedangkan secara batiniah artinya bebas dalam melakukan seluruh aktifitas pembangunan dan terhindar dari segala gangguan dan ancaman yang berpotensi pada tindakan kekerasan dan kebrutalan.


4.1.2. Misi Misi Pembangunan Kabupaten Sikka adalah : 1. Meningkatkan rasa persatuan yang merupakan satu kesatuan yang memiliki kepentingan hidup bersama dengan berbasis pada latar belakang sejarah dan budaya 2. Meningkatkan keadilan terutama dalam persamaan hak dan kewajiban dibidang pemerintahan, pembangunan dan pembinaan umum kemasyarakatan 3. Meningkatkan mutu sumber daya manusia dan lingkungan dalam upaya mencapai derajat kesehatan dan tingkat pendidikan melalui pelayanan kesehatan dan pendidikan formal dan non formal yang bermutu 4. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, melalui forum kerukunan umat beragama menuju kehidupan yang berakhlak, berbudi pekerti dan berperikemanusiaan 5. Mendorong

terwujudnya

institusi

pemerintah

yang

bersih,

transparan,

berakuntabel dan berkarakter 6. Memberdayakan potensi sumber daya lokal dan institusi sosial kemasyarakatan sebagai kekuatan untuk mempercepat pertumbuhan dan pemerataan hasil-hasil pembangunan dan kemasyarakatan 7. Meningkatan pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender 8. Membuka jaringan koordinasi dan kerjasama antar daerah baik secara regional maupun secara nasional. Misi ke-2, ke-3, ke-6, ke-7 dan ke-8 merupakan mata rantai misi pro-poor, dijadikan prioritas dalam rangka mempercepat terwujudnya peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan Rumah Tangga Miskin. Misi Pembangunan Kelurahan Hewuli, yang disesuaikan dengan potensi dan masalah yang ada dalam wilayah Kelurahan Hewuli adalah : 1. Membangun dan mendorong majunya bidang pendidikan baik formal maupun non formal yang mudah diakses dan dinikmati seluruh warga tanpa terkecuali. RPDP KELURAHAN HEWULI TAHUN 2013 – 201741

2. Membangun dan mendorong terciptanya pendidikan yang menghasilkan insan intelektual dan inovatif. 3. Membangun dan mendorong terwujudnya pendidikan keahlian melalui pelatihan ketrampilan non formal yang berbasiskan dan mengembangkan sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. 4. Membangun dan mendorong usaha-usaha untuk mengembangkan sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan baik tahap produksi maupun pengolahan hasilnya. 5. Membangun dan mendorong usaha-usaha untuk optimalisasi sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan baik tahap produksi maupun pengolahan hasilnya. 6. Menjamin dan mendorong usaha-usaha untuk terciptanya pembangunan di segala bidang yang berwawasan lingkungan sehingga terjadi keberlanjutan usaha-usaha pembangunan dan pemanfaatannya. 4.2. Program Kegiatan Rencana Pengembangan Desa Pesisir ini, kemudian digunakan sebagai salah satu referensi dalam penyusunan rencana detail kegiatan pengembangan desa pesisir, yang dapat meliputi: aspek ekologi, ekonomi, dan sosial yang dijabarkan dalam lima focus pengembangan kegiatan yaitu Bina Kesiap-siagaan terhadap Bencana

dan

Perubahan

Iklim,

Bina

Lingkungan

dan

Infrastruktur,

Bina

Sumberdaya, Bina Manusia, dan Bina Usaha. Dari ketiga aspek yang telah disebutkan di atas, pada prinsipnya muatan PDPT lebih menekankan pada kegiatan penguatan kapasitas kelembagaan, pembangunan lingkungan

dan

infrastruktur, sumberdaya

serta kemandirian

ekonomi, yang diharapkan dapat mampu meningkatkan ketangguhan dengan meminimalkan dampak kerugian akibat bencana dan perubahan iklim di desa-desa pesisir. Adapun fokus pengembangan kegiatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:


1. Bina Manusia, yaitu kegiatan yang mencakup peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam rangka mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dan peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat baik formal maupun informal, memperluas dan meningkatkan kerja sama, memperbaiki budaya kerja, gotong royong, tanggung jawab, disiplin, dan hemat serta menghilangkan sifat negatif boros dan konsumtif; 2. Bina Usaha, yaitu kegiatan yang mencakup peningkatan keterampilan usaha, perluasan mata pencaharian alternatif, pengelolaan bisnis skala kecil dan penguasaan teknologi. Selain itu, program ini meningkatkan dan mempermudah akses

terhadap

sumber

daya,

teknologi,

modal,

pasar,

dan

informasi

pembangunan. Dengan dilaksanakannya program ini diharapkan terbangun kemitraan dengan pelaku usaha dan terbangunnya system insentif administrasi serta pendanaan secara formal dan informal; 3. Bina Sumber Daya, yaitu kegiatan yang menitikberatkan pada upaya memperkuat kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya, revitalisasi hak ulayat dan hak masyarakat lokal, penerapan monitoring, controlling and

surveillance dengan prinsip partisipasi masyarakat lokal, penerapan teknologi ramah lingkungan, mendorong pengembangan teknologi asli, merehabilitasi habitat, konservasi, dan memperkaya sumber daya; 4. Bina Lingkungan atau Infrastruktur, yaitu kegiatan yang mencakup pembangunan infrastruktur, rehabilitasi vegetasi pantai dan pengendalian pencemaran melalui pendekatan perencanaan dan pembangunan secara spasial dalam rangka mendorong peningkatan peran masyarakat pesisir dalam penataan dan pengelolaan lingkungan sekitarnya; 5. Bina Siaga Bencana atau Perubahan Iklim, yaitu kegiatan yang mencakup usaha-usaha pengurangan resiko bencana dan dampak perubahan iklim, rencana aksi desa dalam pengurangan resiko bencana, penyadaran masyarakat, RPDP KELURAHAN HEWULI TAHUN 2013 – 201743

gladi/latihan secara reguler, memudahkan akses data dan informasi bencana, pembangunan sarana dan prasarana penanggulangan bencana (antara lain jalur evakuasi, shelter, struktur pelindung terhadap bencana, fasilitas kesehatan, dan cadangan strategis desa) yang menekankan pada partisipasi dan keswadayaan dari kelompok-kelompok sosial yang terdapat pada masyarakat/komunitas pesisir.


Tabel 19. Program Kegiatan Perencanaan Pembangunan Kelurahan Hewuli 2013 – 2017 Sifat No 1

Program Kegiatan

2 BINA LINGKUNGAN A. DAN INFRASTRUKTUR

1

2

3

4

5

6

Tujuan Kegiatan Lokasi 3

4

meningkatkan kualitas Pembangunan pembelajaran sarana dan kepada anak usia prasarana bermain, prasekolah (usia Pos PAUD di Ona 3 – 6 tahun) peserta PAUD Ona Meningkatkan Pembangunan ruang kapasitas dan guru di sekolah kualitas SDK pendidikan Ona Pembangunan sarana dan Meningkatkan prasarana olah raga, kapasitas dan berupa Lapangan kualitas SDK Volley pendidikan Ona Pembangunan Meningkatkan Ruang Unit kapasitas dan Kesehatan Sekolah kualitas SDK (UKS) pendidikan Ona Pengadaan perlengkapan Meningkatkan sekolah, kapasitas dan pembangunan pagar kualitas SDK sekolah pendidikan Ona Membuka akses Pembangunan Jalan dan mobilitas dari Kelurahan menuju permukiman Jalur Lingkar Luar warga menuju ke Jalur Lingkar Luar RT. 007

RPDP KELURAHAN HEWULI 2013-2017

sasaran

Target

5

6

Anak usia prasekolah (usia 3 – 6 tahun)

Ruangan di Gedung SDK Ona Lapangan Volley di SDK Ona Ruangan di Gedung SDK Ona

B L R P 2013 2014 2015 2016 2017 7

X

8 9 10

11

Terbangunnya 1 unit ruang guru di SDK Ona Tersedianya Lapangan Olahraga Volley 1 unit di SDK Ona Terbangunnya 1 unit ruangan UKS di SDK Ona

Terbukanya akses jalan rabat sepanjang 800 meter

Biaya Rp (x1000) 12

Sumber 13

Ket 14

X

tersedianya 1 paket sarana bermain anak PAUD

Pagar keliling di Terbangunnya Pagar SDK Ona keliling 1 unit di SDK Ona Masyarakat setempat

Waktu Pelaksanaan

PNPM5,000 MP X

X

X

X

PNPM100,000 MP

PNPM50,000 MP X

X

X

PNPM50,000 MP

X PNPM250,000 MP

X

X

PNPMMP., 371,200 PDPT

45

Sifat No

Program Kegiatan

1

2

7

Pembangunan Saluran Drainase (Gorong-gorong) di Watuturan

Pembangunan Saluran Drainase (Gorong-gorong) di 8 Ona Pembangunan Saluran Drainase (Gorong-gorong) di 9 Woja

10

Pembangunan Saluran Drainase (Gorong-gorong) di Kelurahan Hewuli Pembangunan Bronjong di RT. 004

11 Pembangunan Bronjong di RT. 010 12 Pembangunan Bronjong di RT. 011 13 Pembangunan Bronjong di RT. 012 14

Tujuan Kegiatan Lokasi 3 Melindungi permukiman dari bahaya banjir, erosi. Melindungi permukiman dari bahaya banjir, erosi. Melindungi permukiman dari bahaya banjir, erosi. Melindungi permukiman dari bahaya banjir, erosi. Melindungi permukiman dari bahaya banjir, erosi. Melindungi permukiman dari bahaya banjir, erosi. Melindungi permukiman dari bahaya banjir, erosi. Melindungi permukiman dari bahaya banjir, erosi.


4

Watuturan

sasaran

Target

5

6 Terbangunnya saluran Drainase (goronggorong) sepanjang 2.000 meter di Watuturan Terbangunnya saluran Drainase (goronggorong) sepanjang 1.500 meter di Ona Terbangunnya saluran Drainase (goronggorong) sepanjang 3.600 meter di Woja Terbangunnya saluran Drainase (goronggorong) sepanjang 3.000 meter di Kelurahan Hewuli

Masyarakat setempat

Masyarakat setempat Ona Masyarakat setempat Woja Masyarakat Kelurah setempat an Hewuli Masyarakat setempat

Terbangunnya Bronjong sepanjang 300 meter di RT. 004

Masyarakat setempat


Masyarakat setempat


Masyarakat setempat


RT. 004

RT. 010

RT. 011

RT. 012

Waktu Pelaksanaan

B L R P 2013 2014 2015 2016 2017 7

8 9 10

11

X

X

X

X

X

X

X

X

Biaya Rp (x1000) 12

Sumber 13

Ket 14

PU, PNPMMP., 300,000 PDPT PU, PNPMMP., 225,000 PDPT PU, PNPMMP., 540,000 PDPT PU, PNPMMP., 450,000 PDPT

X

X

X

X

X

X

X

X

PNPMMP, 45,000 PDPT PNPMMP, 7,500 PDPT PNPMMP, 7,500 PDPT PNPMMP, 7,500 PDPT

46

Sifat No

Program Kegiatan

1

2 Pembangunan Bronjong di RT. 013

15 Pembangunan Bronjong di RT. 014 16 Pembangunan Bronjong di RT. 015 17 Pembangunan Bronjong di RT. 016 18

Rabat Jalan Lingkungan di RT. 001 19


Tujuan Kegiatan Lokasi 3 Melindungi permukiman dari bahaya banjir, erosi. Melindungi permukiman dari bahaya banjir, erosi. Melindungi permukiman dari bahaya banjir, erosi. Melindungi permukiman dari bahaya banjir, erosi. Memudahkan akses warga, menjamin kelancaran mobilisasi orang / barang menuju permukiman warga Memudahkan akses warga, menjamin kelancaran mobilisasi orang / barang menuju permukiman warga


4

sasaran

Target

5

6

Masyarakat setempat


Masyarakat setempat


Masyarakat setempat


Masyarakat setempat


RT. 013

RT. 014

RT. 015

RT. 016

Masyarakat setempat

RT. 001

Masyarakat setempat

RT. 002

Terlaksananya Rabat Jalan Lingkungan sepanjang 500 meter di RT. 001


Waktu Pelaksanaan

B L R P 2013 2014 2015 2016 2017 7

8 9 10

11

X

X

X

X

X

X

X

X

X

Biaya Rp (x1000) 12

Sumber 13

Ket 14

PNPMMP, 7,500 PDPT PNPMMP, 15,000 PDPT PNPMMP, 15,000 PDPT PNPMMP, 45,000 PDPT

X PNPM116,000 MP.

X

X PNPM116,000 MP.

47

Sifat No

Program Kegiatan

1

2


Rabat Jalan Lingkungan di RT. 012 22.



Tujuan Kegiatan Lokasi 3 Memudahkan akses warga, menjamin kelancaran mobilisasi orang / barang menuju permukiman warga Memudahkan akses warga, menjamin kelancaran mobilisasi orang / barang menuju permukiman warga Memudahkan akses warga, menjamin kelancaran mobilisasi orang / barang menuju permukiman warga Memudahkan akses warga, menjamin kelancaran mobilisasi orang / barang menuju permukiman warga


4

sasaran

Target

5

6

Masyarakat setempat

RT. 004

Masyarakat setempat

RT. 012

Masyarakat setempat

RT. 013

Masyarakat setempat

RT. 016





Waktu Pelaksanaan

B L R P 2013 2014 2015 2016 2017 7

8 9 10

X

11

Biaya Rp (x1000) 12

Sumber 13

Ket 14

X PNPM92,800 MP.

X

X PNPM69,600 MP.

X

X PNPM58,000 MP.

X

X PNPM116,000 MP.

48

Sifat No

Program Kegiatan

1

2

Rehabilitasi Jalan Lingkungan di RT. 004 25.






4

sasaran

Target

5

6

Masyarakat setempat

RT. 004

Masyarakat setempat

RT. 005

Masyarakat setempat

RT. 006

Masyarakat setempat

RT. 007

Terlaksananya rehabilitasi Jalan Lingkungan sepanjang 200 meter di RT. 004




Waktu Pelaksanaan

B L R P 2013 2014 2015 2016 2017 7

8 9 10

X

11

Biaya Rp (x1000) 12

Sumber 13

Ket 14

X PNPM46,400 MP.

X

X PNPM46,400 MP.

X

X PNPM46,400 MP.

X

X PNPM23,200 MP.

49

Sifat No

Program Kegiatan

1

2

Tujuan Kegiatan Lokasi

3 Memudahkan akses warga, menjamin Rehabilitasi Jalan kelancaran Lingkungan di RT. mobilisasi orang / 012 barang menuju permukiman 29. warga Memudahkan akses warga, menjamin Rehabilitasi Jalan kelancaran Lingkungan di RT. mobilisasi orang / 013 barang menuju permukiman 30. warga Memudahkan akses warga, menjamin Pembangunan Jalan kelancaran Setapak di RT. 004 mobilisasi orang / barang menuju permukiman 31. warga Memudahkan akses warga, menjamin Pembangunan Jalan kelancaran Setapak di RT. 007 mobilisasi orang / barang menuju permukiman 32. warga


4

sasaran

Target

5

6

Masyarakat setempat

RT. 012

Masyarakat setempat

RT. 013



Masyarakat setempat

B L R P 2013 2014 2015 2016 2017 7

8 9 10

X

11

X

Sumber 13

Ket 14

X PNPM46,400 MP.

X PNPM5,800 MP.

X Tersedianya jalan setapak sepanjang 100 meter di RT. 007

Rp (x1000) 12

PNPM46,400 MP.

X

Masyarakat setempat

Biaya

X

Tersedianya jalan setapak sepanjang 50 meter di RT. 004

RT. 004

RT. 007

Waktu Pelaksanaan

X PNPM11,600 MP.

50

Sifat No

Program Kegiatan

1

2

Pembangunan Jalan Setapak di RT. 008

33.


34.


35.


36.



4

sasaran

Target

5

6

Masyarakat setempat

B L R P 2013 2014 2015 2016 2017 7

8 9 10

11

X

X

Tersedianya jalan setapak sepanjang 100 meter di RT.008

RT. 008

Masyarakat setempat

X

Masyarakat setempat

13

Ket 14

X PNPM6,960 MP.

X Tersedianya jalan setapak sepanjang 60 meter di RT.011

Sumber

PNPM11,600 MP.

X

Masyarakat setempat

Rp (x1000) 12

X


RT. 010

Biaya

PNPM11,600 MP.


RT. 009

RT.011

Waktu Pelaksanaan

X PNPM6,960 MP.

51

Sifat No

Program Kegiatan

1

2


37.


38.


39.


40.



4

sasaran

Target

5

6

Masyarakat setempat

B L R P 2013 2014 2015 2016 2017 7

8 9 10

11

X

X


RT. 012

Masyarakat setempat

X

Masyarakat setempat

13

Ket 14

X PNPM11,600 MP.

X Tersedianya jalan setapak sepanjang 100 meter di RT.015

Sumber

PNPM6,960 MP.

X

Masyarakat setempat

Rp (x1000) 12

X


RT.014

Biaya

PNPM8,120 MP.


RT.013

RT.015

Waktu Pelaksanaan

X PNPM11,600 MP.

52

Sifat No

Program Kegiatan

1

2


41. Pembangunan MCK bagi RTM di Watuturan 42.

Pembangunan MCK bagi RTM di Ona 43.

Pembangunan MCK bagi RTM di Woja 44.

Pembangunan Gedung Serba Guna di Ona 45.

Tujuan Kegiatan Lokasi 3 Memudahkan akses warga, menjamin kelancaran mobilisasi orang / barang menuju permukiman warga Mengembangkan pola hidup sehat, memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan Mengembangkan pola hidup sehat, memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan Mengembangkan pola hidup sehat, memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan Mendukung pelestarian dan aktualisasi adat budaya daerah melalui pementasan seni budaya


4

sasaran

Target

5

6

B L R P 2013 2014 2015 2016 2017 7

Masyarakat setempat

8 9 10

11

X

X


RT.016

Masyarakat setempat Watuturan

Masyarakat setempat Ona

Masyarakat setempat Woja

Pemerintah Kelurahan Hewuli Ona

Waktu Pelaksanaan

Tersedianya MCK sebanyak 50 unit untuk Rumah Tangga Miskin di Lingkungan Watuturan Tersedianya MCK sebanyak 65 unit untuk Rumah Tangga Miskin di Lingkungan Ona Tersedianya MCK sebanyak 85 unit untuk Rumah Tangga Miskin di Lingkungan Woja

Rp (x1000) 12

Sumber 13

Ket 14

PNPM23,200 MP.

X

X PNPM150,000 MP.

X

X PNPM195,000 MP.

X

X PNPM255,000 MP.

X Terbangunnya Gedung Serba Guna 1 unit

Biaya

X PNPM500,000 MP.

53

Sifat No

Program Kegiatan

1

2


4

sasaran

Target

5

6

Waktu Pelaksanaan

Biaya

B L R P 2013 2014 2015 2016 2017 7

8 9 10

11

Rp (x1000) 12

Sumber 13

Ket 14

B. BINA MANUSIA

Penambahan Tenaga Pendidik Honorer 1

2

Perekrutan Tenaga Pendidik / Guru Honorer

Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular, melalui pembayaran Biaya Insentif untuk 3 Kader Jentik Peningkatan pelayanan kesehatan oleh Bidan dan Para Kader Posyandu 4 Pengadaan Peralatan Latihan dan Gedung Latihan untuk Kelompok Bela 5 Diri Program Kejar Paket A, Paket B, Paket C untuk warga putus 6 sekolah

meningkatkan kualitas pembelajaran kepada anak PAUD dan TKK Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan

Virgo Anak usia Maria & tersedianya 2 orang PAUD dan TKK Pos tenaga pendidik Paud honorer

SDK Ona

Tenaga Guru Tersedianya Tenaga Honorer 3 orang Guru Honorer 3 orang di SDK Ona di SDK Ona

Petugas Kader Tersedianya dan Jentik 15 orang Kelurah terbayarnya biaya an Insentif untuk Petugas Hewuli Kader Jentik 15 orang Tersedianya sarana penunjang pelayanan Bidan 1 orang, kesehatan dan Kader Posyandu dukungan biaya Meningkatkan Kelurah 15 orang Insentif untuk Bidan 1 kesehatan an orang dan Kader masyarakat Hewuli Posyandu 15 orang Tersedianya 1 paket Membina cabang Pemerintah peralatan latihan dan olah raga yang Kelurahan gedung olahraga berkembang di Hewuli untuk Kelompok Bela masyarakat Woja Diri Terlaksananya Masyarakat Meningkatkan Program Kejar Paket yang putus kesempatan A, Paket B, Paket C sekolah belajar bagi warga Hewuli untuk 75 orang warga Meningkatkan kinerja kerja Petugas Kader Jentik


X

PNPMMP, Dinas PPO, 52,500 APBDes. APBDes. Dinas PPO, 36,000 Swadaya

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

Dinkes., LSM, APBDes. 45,000 Swadaya

X

X

X

X

X

X

Dinkes., LSM, APBDes. 85,000 Swadaya

X Dinas 15,000 PPO

X

X

Dinas 5,000 PPO

54

Sifat No 1

Program Kegiatan


2 3 4 Pemberian Beasiswa Mengurangi bagi siswa kurang jumlah siswa yang 7 mampu drop-out Hewuli Penyuluhan Kesehatan dan PHBS 8

Menyebarluaskan pola hidup bersihsehat kepada seluruh warga Hewuli

sasaran 5 Siswa kurang mampu tapi berprestasi Bidan, Petugas Kader Posyandu, Aparat Kelurahan

Target 6 Terlaksananya pemberian beasiswa untuk 50 orang siswa Terlaksananya kegiatan penyuluhan kesehatan dan Pola Hidup Bersih Sehat

Waktu Pelaksanaan

Biaya

B L R P 2013 2014 2015 2016 2017 7

8 9 10

11

X

X

X

X

Rp (x1000) 12

Sumber 13

Ket 14

Dinas 25,000 PPO

1,000 Dinkes.

BINA SIAGA BENCANA DAN PERUBAHAN IKLIM

C.

1

2

3

4

5

Melindungi kapalkapal nelayan dan Pembangunan permukiman dari Kolam Labuh gelombang pasang dan angin kencang Melindungi Pembangunan Turap permukiman dari dan Drainase bahaya banjir Melindungi pantai Penanaman dan kawasan Mangrove dan pesisir dari pembangunan turap bahaya di wilayah pesisir gelombang pasang, tsunami Mempersiapkan kondisi Pelatihan evakuasi masyarakat yang bencana sadar akan datangnya bencana Pembuatan Turap Keliling dan Melindungi penambahan Tanah fasilitas Urugan di PAUD pendidikan dari Ceria bahaya banjir


RT. 3, Kelompok 4, 6, 12, nelayan 13, 15, 16 RT. 01 s.d. 15

Seluruh masyarakat

Seluruh masyarakat Hewuli

Seluruh masyarakat Hewuli Seluruh masyarakat RT. 07

X

X

Terbangunnya 1 unit Kolam Labuh Terbangunnya turap dan drainase

Terlaksananya reboisasi mangrove pada daerah kritis Terlaksananya dan terbaginya iptek dan ketrampilan tentang metode evakuasi bencana Terlaksananya pembangunan turap keliling sepanjang 75 meter, lebar 20 meter di PAUD Ceria

X

X

X

X

Dinas Kehutan an, DKP, 1,500,000 PDPT

X

X

DAK, DKP, 1,000,000 PDPT PNPMMP., 1,000,000 PDPT

X 50,000 PDPT

X

X 30,000 PDPT

55

Sifat No

Program Kegiatan

1

2


4

sasaran

Target

5

6

Waktu Pelaksanaan

Biaya

B L R P 2013 2014 2015 2016 2017 7

8 9 10

11

Rp (x1000) 12

Sumber 13

Ket 14

BINA SUMBERDAYA

D.

1

2

3

4

5

6

7

Memelihara keamanan dan Perekrutan Tenaga ketertiban di Penjaga Sekolah lingkungan sekolah Pengadaan Meningkatkan Perpustakaan minat baca, Keliling dan Taman meningkatkan Baca kualitas SDM Memelihara kebersihan, Kerja Bhakti kesehatan dan Kebersihan keindahan Lingkungan lingkungan dan permukiman Fasilitasi Sertifikasi Tanah penyelesaian Bermasalah konflik-konflik pertanahan Mendukung Perekrutan tenaga pelayanan publik operator komputer di oleh Pemerintah Kelurahan Kelurahan Hewuli Mendukung Perekrutan Tenaga pelayanan publik Penjaga Kantor oleh Pemerintah Kelurahan Kelurahan Hewuli Pelatihan Ketrampilan Bengkel Mesin/ Montir, Pertukangan, Menjahit

Tenaga Penjaga Sekolah di SDK Tersedianya Tenaga SDK Ona Penjaga Sekolah 1 Ona orang di SDK Ona Tersedianya sarana Kelurah Kantor Lurah perpustakaan keliling an Hewuli dan isinya (buku, Hewuli materi bacaan)

Seluruh warga Kelurah masyarakat an Hewuli Warga Pemilik Tanah yang belum Hewuli bersertifikat

Hewuli

Hewuli

Mendorong penyerapan tenaga kerja anakanak putus sekolah Hewuli


X

Terlaksananya pembersihan dan penataan rumah, pekarangan, jalanjalan, fasilitas umum

Terlaksananya Sertifikasi Tanah 15 paket Terlaksananya Tenaga rekrutmen 1 orang Operator Tenaga Operator Komputer Komputer Terlaksananya Tenaga Penjaga rekrutmen 1 orang Malam Tenaga Penjaga Kantor

10 kelompok

X

Terlaksananya pelatihan ketrampilan bengkel mesin/montir, pertukangan, menjahit

X

X

X

X

X

X

X

X

APBDes. Dinas PPO, 9,000 Swadaya

PNPM35,000 MP

X

X

X

X APBDes., 15,000 Swadaya

X

X 75,000 BPN

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

X

BPM, 45,000 Setda.

BPM, 15,000 Setda. Dinas Naker trans, PNPMMP, 100,000 PDPT

56

Sifat No

Program Kegiatan

1

2


3 4 Memelihara hutan, Penyusunan dan kayu/pepohonan, penetapan Peraturan dan menjamin tingkat lokal tentang keamanan dan Larangan kenyamanan Pembakaran Lahan hidup warga agar Kosong / Hutan, dan bebas dari Pemeliharaan Ternak gangguan ternak 8 yang dilepas Hewuli

9

Pembentukan Satuan Polisi Hutan “Lokal / untuk wilayah kelurahan Hewuli’”

Memelihara kelestarian hutan dan isinya

sasaran

Target

5

6

Pemerintah kelurahan

Pemerintah, Masyarakat Hewuli

Tersedianya regulasi yang mengatur tentang larangan pembakaran hutan, dan pemeliharaan ternak Terbentuknya Satuan Polisi Hutan yang beranggotakan personil Lokal warga kelurahan Hewuli 15 orang

Waktu Pelaksanaan

B L R P 2013 2014 2015 2016 2017 7

8 9 10

X

11

Biaya Rp (x1000) 12

Sumber 13

Ket 14

X Lurah, LKM, 5,000 BPM

X

X

BPM, Dinas Kehutan 30,000 an

E. BINA USAHA

Pembukaan Jalan Tani di Watuturan 1 Pembukaan Jalan Tani di RT. 006 2 Pembukaan Jalan Tani di RT. 009 3

Tersedianya akses jalan usaha tani bagi warga Watuterpencil turan

Masyarakat

Tersedianya akses jalan usaha Masyarakat tani bagi warga terpencil RT. 006 Tersedianya akses jalan usaha Masyarakat tani bagi warga terpencil RT. 009


Terlaksananya pekerjaan (yang direncanakan tahun 2012) pembukaan Jalan Tani 1000 meter Terlaksananya pekerjaan (yang direncanakan tahun 2012) pembukaan Jalan Tani 1000 meter Terlaksananya pekerjaan (yang direncanakan tahun 2012) pembukaan Jalan Tani 1000 meter

X

X

PMPNMP., 232,000 PDPT

X

X


X

X


57

Sifat No

Program Kegiatan

1

2 Pembukaan Jalan Tani di RT. 015 4 Pembukaan Jalan Tani di RT. 016 5


7 Pembukaan jalan rabat menuju ke Laut di RT. 008 8

Tersedianya akses jalan usaha Masyarakat tani bagi warga terpencil RT. 016

Tersedianya akses jalan rabat bagi warga menuju ke Laut Tersedianya akses jalan rabat bagi warga menuju ke Laut

Pembukaan jalan Tersedianya rabat menuju ke Laut akses jalan rabat di RT. 012 bagi warga 9 menuju ke Laut Pembukaan jalan baru di RT. 003 10

5

Tersedianya akses jalan usaha Masyarakat tani bagi warga terpencil RT. 015

Pembukaan jalan Tersedianya rabat menuju ke Laut akses jalan rabat di Watuturan bagi warga 6 menuju ke Laut Pembukaan jalan rabat menuju ke Laut di RT. 004

4

sasaran

Tersedianya akses jalan rabat bagi warga terpencil


Masyarakat Watu turan

Masyarakat RT. 004

Masyarakat RT. 008

Masyarakat RT. 012

Masyarakat RT. 003

Target

Waktu Pelaksanaan

B L R P 2013 2014 2015 2016 2017

6 7 8 9 10 Terlaksananya pekerjaan (yang X direncanakan tahun 2012) pembukaan Jalan Tani 1000 meter Terlaksananya pekerjaan (yang X direncanakan tahun 2012) pembukaan Jalan Tani 1000 meter Terlaksananya pekerjaan (yang X direncanakan tahun 2012) pembukaan Jalan Rabat 400 meter Terlaksananya pekerjaan (yang X direncanakan tahun 2012) pembukaan Jalan Rabat 320 meter Terlaksananya pekerjaan (yang X direncanakan tahun 2012) pembukaan Jalan Rabat 320 meter Terlaksananya pekerjaan (yang X direncanakan tahun 2012) pembukaan Jalan Rabat 320 meter Terlaksananya pekerjaan (yang X direncanakan tahun 2012) pembukaan Jalan Rabat 500 meter

11

Biaya Rp (x1000) 12

Sumber 13

X


X


X


X


X


X


X


Ket 14

58

Sifat No

Program Kegiatan

1

2

Bantuan Modal usaha Kelompok 11

Tujuan Kegiatan Lokasi 3 4 Tersedianya modal usaha bagi kelompokkelompok usaha ekonomi masyarakat Hewuli

Bantuan Body Perahu, Mesin dan Alat Tangkap untuk Nelayan

Tersedianya sarana penangkapan ikan 12 bagi nelayan Hewuli Memberikan Pelatihan wawasan dan Pengembangan Mata informasi baru, Pencaharian mengubah sikap Alternatif dan meningkatkan 13 ketrampilan Hewuli

sasaran

Target

5

6

10 kelompok

10 kelompok

3 kelompok

Tersedianya bantuan modal usaha untuk kelompok-kelompok Tersedianya bantuan sarana penangkapan ikan untuk 10 kelompok, sebanyak 20 unit Terlaksananya Pelatihan Pengembangan Mata Pencaharian Alternatif untuk 30 orang

Waktu Pelaksanaan

B L R P 2013 2014 2015 2016 2017 7

X

8 9 10

11

Biaya Rp (x1000) 12

Sumber 13

Ket 14

X PDPT, 100,000 Koperasi

X

X 140,000 PDPT

X

X 50,000 PDPT

B = BARU ; L = LANJUTAN ; R = REHABILITASI ; P = PERLUASAN


59

BAB V PENUTUP Suatu kebanggaan tersendiri bagi masyarakatKelurahan Hewuli yang telah menyusun perencanaan pembangunan desa pesisir yang begitu kompleks melalui Rencana Pembangunan Desa Pesisir (RPDP) yang mengacu dan berdasar atas kebutuhan permasalahan yang ada di masyarakat. Perencanaan pembangunan desa nantinya akan mengacu kepada dokumen RPDPsebagai pedoman dalam pelaksanaan Pembangunan Desa Pesisir Tangguh (PDPT) di Kelurahan Hewuli Kecamatan Alok Barat Kabupaten Sikka yang selanjutnya setiap tahun akan dijabarkan dalam RKP Kelurahan. Penyusunan dokumen RPDP ini melalui beberapa tahapan, dimana setiap tahapannya selalu melibatkan peran serta elemen masyarakat Kelurahan Hewuli secara partisipatif dalam perencanaan pembangunan dengan memberikan masukan, saran dan kritik yang bersifat membangun.Kami selaku Tim Penyusun RPDP mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada seluruh masyarakat Kelurahan Hewuli, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, aparatur pemerintahan desa dan LPM atas sumbangsihnya dengan meluangkan waktu dan tenaga untuk penyelesaian dokumen ini. Kesalahan dan kekurangan juga tidak luput dari apa yang telah kita sajikan, untuk itu kami mohon maaf apabila masih ada kekurangan dalam dokumen RPDP ini.


60

TIM PENYUSUN RPDP TAHUN 2013-2017 KELURAHAN HEWULI No.

Unsur

Jabatan dalam Tim

Lurah Hewuli

Ketua

M. S. Mulyati

Sekretaris Lurah Hewuli

Sekretaris

3.

Gabriel Waru

Tokoh Masyarakat

Anggota

4.

Petrus Pio Ware

Tokoh Masyarakat

Anggota

5.

Yohanis Pajo

Tokoh Masyarakat

Anggota

1.

2.

Nama Avelinus Yuvensius, S.Sos.

Anggota Bernadeta Nuli

Kelompok Perempuan

Neti Yustika Mira

Kelompok Perempuan

8.

Laurensius Raga

Tokoh Masyarakat

9.

Marianus Toka

Kelompok Pemuda

Elisius Laju

Kelompok Pemuda

6.

7.

10.


Anggota

Anggota Anggota Anggota

61

No.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17

18

19.

Nama

Unsur

Jabatan dalam Tim

Silvester Mboy

Kelompok Citra Bahari – Dusun Ona

Anggota

Gabriel Mboe

Kelompok Napoleon – Dusun Woja

Anggota

Sergius Regis

Kelompok Usaha Baru – Dusun Woja

Anggota

Charles Bega

Kelompok Cinta Abadi – Dusun Ona

Anggota

Andreas Capah

Kelompok Sinar Kasih – Dusun Ona

Anggota

Dominikus Ratu

Kelompok Jaya Sejati – Dusun Woja

Anggota

Simon Sami Sami

Kelompok Sinar Pagi – Dusun Ona

Anggota

Ambrosius Ngasu

Kelompok Cinta Laut – Dusun Ona

Anggota

Antonius Soni Mboi

Kelompok Roa Mesi – Dusun Woja

Anggota

Victor Buana

Kelompok Usaha Bersama Rokatenda – Dusun Ona

Anggota

Andreas Ndae

Motivator Desa Pesisir Tangguh

Anggota

Martina Suryati Nitu

Motivator Desa Pesisir Tangguh

Anggota

20

21.

22.


62

PEMERINTAH KABUPATEN SIKKA KECAMATAN ALOK BARAT

KELURAHAN HEWULI JALAN RAYA MAUMERE – MAGEPANDA

SURAT KEPUTUSAN LURAH HEWULI NOMOR: 11TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN RENCANA PENGEMBANGAN DESA PESISIR TINGKAT KELURAHAN HEWULI TAHUN 2013 – 2017 Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa, Lurah Hewuli, Menimbang:

a. Bahwa

dalam

upaya

percepatan

pembangunan

secara

menyeluruh pemerintah Kelurahan Hewuli telah merancang dan menjalankan

program

pemberdayaan

masyarakat;

gerakan

membangun dari desa berbasis masyarakat; b. Bahwa sebagaimana

tindak lanjut dari program tersebut

pemerintah kelurahan bersama masyarakat telah menyusun Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Kelurahan Hewuli Tahun 2013 – 2017 ; c. Bahwa sesuai maksud yang tersebut pada huruf a, dan b diatas maka perlu ditetapkan dengan Keputusan Lurah. Mengingat:

1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah Tingkat I Bali, NTB dan NTT (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1655) ; 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3501) ;

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3851) ; 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4286) ; 5. Undang-Undang

Nomor

25

Tahun

2004

tentang

Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421) ; 6. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437); sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008

tentang Perubahan

Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4844) ; 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RINomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara RINomor 4700);

9.

Peraturan

Pemerintah

Nomor

25

Tahun

2000

tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara RINomor 3952); 10

Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara RINomor 4578);

11

Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 2005 tentang Kelurahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 159, Tambahan Lembaran Negara RINomor 4588);

12

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara RINomor 4737);

13

Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004 – 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11) ;

14


15

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah ;

16


17

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah.

Memutuskan Menetapkan: Kesatu

:

Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) Kelurahan Hewuli tahun 2013 – 2017, sebagaimana Dokumen RPDP Kelurahan Hewuli

terlampir

yang

merupakan

kesatuan

yang

tidak

terpisahkan; Kedua

:

Rencana Pengembangan Desa Pesisir Kelurahan Hewulimenjadi acuan bagi pemerintah Kelurahan dan masyarakat dalam upaya pelaksanaan program pembangunan ;

Ketiga

:

Dengan keluarnya surat keputusan ini maka pemerintah Kelurahan dan seluruh komponen masyarakat

di Kelurahan

Hewulitelah memiliki pedoman bersama ; Keempat

:

Surat keputusan ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan dan

apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapan ini maka surat keputusan ini akan ditinjau kembali.

Ditetapkan di : Maumere Pada tanggal : 24 Mei 2013

KATA PENGANTAR. Hewuli, Mei Lurah Hewuli, AVELINUS YUVENSIUS, S.Sos

Recommend Documents