KATA PENGANTAR Dr. Eng. Yunus Daud, Dipl.Geotherm.Tech., M.Sc. Membaca perjuangan anak-anak SINTESA dalam proses masuk perguruan tinggi bergengsi seperti UI, yang ditulis dalam buku “Dari Sintesa Buat Adik: Sebuah Dokumentasi Perjuangan Meraih Universitas Indonesia” sungguh membuat saya sangat terharu, bangga dan takjub akan kebesaran Allah SWT. Sungguh menakjubkan. Ya, menakjubkan. Betapa tidak, Tegal yang dianggap “Kampung Warteg” dapat mengirimkan duta-duta terbaik untuk menimba ilmu dan menempa diri di universitas besar yang membawa nama negeri. Sungguh, di balik kisah perjuangan tersebut terdapat hikmah yang begitu besar: betapa berjuang membutuhkan kegigihan. Betapa kegigihan membutuhkan ketulusan dan kepasrahan (baca: tawakal) serta kedekatan dengan Sang Pencipta. Betapa kita manusia ini lemah. Kecerdasan yang Allah anugerahkan pada kita bisa saja lenyap. Kecerdasan yang Allah anugerahkan tidak bisa dipasangkan dengan keangkuhan dan kesombongan, sekecil apa pun. Kegigihan perjuangan perlu dibarengi dengan kesadaran bahwa Allah-lah Yang Mahaperkasa dan
Mahapenentu. Bukan kita. Bukan kecerdasan kita. Dan bukan hanya sekadar kegigihan kita. Perjuangan perlu pula dibarengi dengan lantunan doa-doa tulus dari ibunda dan ayahanda serta keluarga, yang akan menjadi penguat terkabulkannya visi perjuangan kita. Kisah perjuangan Juki, Openk, Pii, Asep, Eka, Meidi dan Suci dan kisah-kisah yang lain memberikan gambaran tentang sunnatullah ini. Pelajaran yang sangat berharga dan menginspirasi kita. Silakan baca dan simak dengan tekun. Insya Allah banyak hikmah dan inspirasi yang dapat kita petik. Saya jadi teringat, ketika Pak Sayum (almarhum), guru SD terbaik saya, mengajari saya saat saya ditunjuk mewakili SD saya untuk mengikuti pemilihan siswa teladan, dengan petuah singkat, namun sangat mengena pada saya, “Yunus, kamu perlu sering bangun malam dan bermunajat, kemudian belajar yang tekun di tengah malam.” Ibunda tercinta (almarhumah) juga sering menghabiskan waktu untuk berdoa dan menemani saat-saat belajar malam saya sembari membuatkan teh poci hangat dan beberapa potong kue. Sampai saya di semester 6 SMA. Ketika harus mengisi pilihan program studi di formulir PMDK (Penelusuran Minat Bakat dan Kemampuan). “Kamu pilih satu pilihan saja di UI, insya Allah diterima”, demikian ibunda mengarahkan. Subhanallah. Betapa 2
usaha, kegigihan, tawakkal, restu dan doa ibu kemudian direspon oleh Sang Mahapenentu. Alhamdulillah. Allah kabulkan. Sunnatullah ini saya yakini dan tekuni terus hingga berjuang ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, jenjang pascasarjana. Betapa perjuangan untuk bisa studi di Geothermal Institute, Auckland University (New Zealand) tidak lepas dari sunnatullah ini. Perjuangan saya untuk memenangkan Hitachi Scholarship Award dari perusahaan raksasa Jepang, Hitachi Ltd., untuk bekal studi pada program doktoral di Kyushu University (Jepang) juga membutuhkan ketekunan, kegigihan, kedekatan dan tawakkal pada Allah. Demikian pula perjuangan saat ini dan insya Allah seterusnya hingga waktunya tiba, panggilan Allah datang. Semoga semua langkahlangkah kehidupan kita, jejak-jejak perjuangan kita, semuanya adalah amal salih yang tidak disia-siakan oleh Yang Mahamelihat dan Mahamemberi Reward, Allah Swt. Terakhir, saya berharap dan berdoa agar generasi muda Tegal dan umumnya generasi muda bangsa, dapat fokus dan tekun dalam berjuang meraih cita-cita, membangun negeri agar negeri ini dapat sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang lebih maju. Namun, perlu diingat, jangan ada setitik pun rasa takabur di dalam hati. Karena dapat merusak
3
perjuangan dan menghambat datangnya pertolongan dari Sang Mahakuasa. Dekatkan diri pada Sang Pencipta. Berbuat baik pada ayah dan ibu. Berikan ilmu dan kebaikan kepada orang lain. Insya Allah, kita akan dapat meraih dua kesuksesan sekaligus: dunia dan akhirat. Amin.
Depok, 4 Januari 2013 Dr. Eng. Yunus Daud, Dipl.Geotherm.Tech., M.Sc. Alumni SMA Negeri 1 Tegal Tahun 1987 Ketua Program Magister Eksplorasi Geothermal, Universitas Indonesia Founder PT. NewQuest Geotechnology
4
DSBA: Antara Saya, Perjuangan, dan Sepotong Makhluk Bernama Sintesa
T
entang sebuah perjuangan, saya pikir, itu hanya semacam kenangan yang tak terlalu penting diagungkan. Seheroik apapun, orang tahu atau tidak tahu, waktu sudah membiarkannya berlalu. Menjadikannya masa lalu.
Sampai saya bertemu dengan sebuah perkumpulan yang melihat pemaknaan lain tentang perjuangan itu. Di sana, di sebuah perkumpulan yang mengatasnamakan dirinya sebagai satu ikatan, saya temukan pemaknaan perjuangan yang tak sama. Berbeda. Bahagia menjadi alasan mereka mengapa perjuangan harus dibagikan. Menceritakannya secara berulang. Mengabadikannya melalui kisah. Lantas mengumpulkannya menjadi serangkaian tulisan, itu yang baru saja saya lakukan. Nama perkumpulan itu SINTESA. Akronim dari Satu Ikatan Mahasiswa Tegal Bersaudara, merupakan perkumpulan mahasiswa Universitas Indonesia yang berasal dari kota kecil bernama Tegal, yang ada di provinsi Jawa Tengah. Perkumpulan yang didiami makhluk-makhluk luar biasa. Mereka sering 5
sesekali berkumpul hanya untuk mendengar dan bercerita. Saya pun sekejap masuk di dalamnya. Dalam satu malam, salah satu dari mereka akan ada yang menceritakan perjuangan mereka menggapai mimpi di Universitas Indonesia. Sementara yang lain, takzim mendengarkan. Konsep kegiatan ini hanya berbagi. Bahwa dibalik kisah manusia pasti tersimpan pesan yang sarat makna. Anggota SINTESA yang memiliki perjuangan yang rasanya layak dibagikan tentu akan datang. Bercerita. Sementara anggota lain, yang sekadar ingin mendengar jauh lebih banyak jumlahnya. Pertemuan itu tidak lama, dalam dua jam pertemuan paling hanya satu dua orang yang membagi pengalaman mereka berjuang. Sisanya mendengarkan. Entahlah, sejak diterima sebagai mahasiswa Universitas Indonesia dan bertemu dengan makhlukmakhluk itu, kemudian mengenal acara setiap malam tak tentu itu, saya langsung jatuh cinta. Saya tidak pernah tahu esensi pertemuan itu apa, tapi saya hampir tak sekali pun absen. Mendengarkan satu demi satu keping hidup mereka yang diceritakan dalam satu tema besar, perjuangan. Hingga akhirnya saya berpikir, perjuangan memang perlu diabadikan. Untuk menemani langkah 6
pejuang-pejuang baru yang sedang memperjuangkan mimpinya. Bahwa mereka tidak sendirian, bahwa ada orang-orang yang juga berjuang sekuat tenaga dalam hidupnya untuk menggapai cita-citanya. Di sini, di sini catatan orang-orang itu saya buat. Semata-mata untuk memberikan penghargaan kepada sebuah perjuangan. Menjadi bacaan manis dari Sintesa untuk pejuang Tegal, adik-adik SMA/sederajat kami. Kalian tidak sendiri. Perjuangan yang akan kalian temui sudah ada yang mendahului. Dan perjuangan itu berhasil. Ya, setiap perjuangan itu selalu berhasil. Atau paling tidak, pasti membuahkan hasil.
Salam cita tiada tara
Suci Indyra
7
Jika
“
aku diberikan waktu 10 jam
untuk menebang sebuah pohon besar dengan sebuah golok yang tidak tajam, maka akan kugunakan 8 jam untuk mempertajam golok tersebut” (Sir Marjuqi Rahmat)
Siap meraih impianmu? 8