TEKNOLOGI SDP (SeDrainPond) UNTUK MENDUKUNG HASIL produksi pertanian AKIBAT PERUBAHAN IKLIM BERBASIS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Studi Kasus di Provinsi Jawa Tengah) Sriyana*) Abstrak
Kegagalan atau keberhasilan hasil produksi pertanian ditentukan diantaranya adanya ketersediaan sumber air dan kesuburan tanah lahan pertanian milik para petani. Keberadaan sumber air yang ada kecendurungan tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan irigasi terutama pada musim kemarau, karena kondisi tata air pada Daerah Aliran Sungai (DAS) sudah tidak memadai. Disamping itu pada saat musim hujan terjadi pada erosi lahan,yang menyebabkan berkurangnya kesuburan tanah, sehingga akan mempengaruhi hasil produksi pertanian. Tujuan tulisan ini adalah menerapkan teknologi SDP (SeDrainPond),sebagai tampungan air dan sedimen, yaitu untuk mengetahui berapa hasil produksi pertanian dan prakiraan sedimen yang tertangkap pada model SDP (SeDrainPond) tersebut. Hasil penerapan model SDP(SeDrainPond) yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa tengah dengan mengambil contoh 100 (seratus) unit, dengan ukuran diameter berkisar antara (Ø 1m – Ø 1.5m), dengankedalaman 3m, maka volume tampungan sebesar antara 234 m3. sampai 529m3 dan diperkirakan dapat menangkap hasil sedimen berkisar antara (51 kg, sampai 180 kg) dan (116,38 kg, sampai 407,33 kg). Dengan adanya model SDP, produksi pertanian (Jagung) terjadi peningkatan sebesar 6 (kwintal per hektar) atau pendapatan meningkat sebesar Rp. 1.350. 000; dan produksi pertanian (Cabe) terjadi peningkatan sebesar 2 (kwintal per hektar) atau pendapatan meningkat sebesar Rp. 3.000.000; Dengan demikian, penerapan model SDP ini, dapat mendukung hasil produksi pertanian, meminimalkan kegagalan panen.. Diantaranya dalam mengembangkan sistem produksi pangan yang bertumpu pada sumber daya, kelembagaan dan budaya lokal; mengembangkan efisiensi sistem usaha pangan; mengembangkan sarana dan prasarana produksi pangan; serta mempertahankan dan mengembangkan lahan produktif.
Kata Kunci : Model SDP(SeDrainPond), Produksi Pertanian, Pemberdayaan Masyarakat *) Staf Pengajar Jurusan Sipil, FT – Universitas Diponegoro
1
Abstract
The success or failure of agriculture production is determined by the availability of water resource and the fertility of agriculture land owned by farmers. However,water resource has the tendency to be inadequatein supporting the need for irrigation espesially in dry season due to insufficient water structure condition of watershed. Moreover, erotion occursin rainy season, causing reduction in land fertility that will affect the agricultural production. The objective of this study is to imolement the SDP (SeDrainPond) technology as water and sediment containment to knowing on how much the production is, and the estimation of the sediment that is caught on the SDP (SeDrainPond) model. The results of SDP(SeDrainPond) implementation by Water Resource Management Agency of Central Java Province by taking sample of 100)a hundred units in watershed are 100 units, with diameter between1m –1.5mand 3meter in depth, resulting in containment volume between 234 m3to 529m3and predicted to catch sediments from 51 kg, to180 kg and116,38 kg to 407,33 kg. As the presence of SDP model, the agriculture production (Corn) has an increasement of 6 (kwintal per hectare) or the income is increase for Rp 1.350.000; and the agriculture production (Chili) increases for 2 (kwintal per hectare) or there is an increase of income as Rp 3.000.000. Thus, the implementationof the SDP model can support the yield of agriculture production and minimize the harvest failure.Such as in developing the food production system that focus on sources, institution and local culture; developing the efficiency of the food system; developing the tools and infrastructure of food production and also keeping and developing the productive land. Keywoords : SDP(SeDrainPond) Model, Agricultural Production, Society Empowerment.
PENDAHULUAN Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau (.UU RI Nomor 7 Tahun 1996). Ketahananpanganmerupakanprioritas nasional, yang telahdituangkandalamRencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahap II 2010-2014. Upayauntukmendukungpembangunanpertaniantersebut, Kementerian Pertanian tahun (2010-2014), membuatkebijakan terkait pembangunan ketahanan pangan diantaranya : a. peningkatan kualitas dan kuantitas public goods melalui perbaikan dan pengembangan infrastruktur pertanian seperti irigasi, embung, jalan desa, dan jalan usahatani; b. penelitian dan pengembangan berbasis sumberdaya spesifik lokasi (kearifan lokal) dan sesuai agro-ekosistem setempat dengan teknologi unggul yang berorientasi kebutuhan petani; c. pemberdayaan masyarakat petani miskin melalui bantuan sarana, pelatihan, dan pendampingan Berdasarkan perhitungan proyeksi laju pertumbuhan penduduk nasional, permintaan bahan baku industri dalam negeri, kebutuhan stok nasional dan peluang ekspor, maka sasaran produksi 2
padi pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 75,70 juta ton gabah kering giling (GKG) dan jagung 29 juta ton pipilan kering atau masing-masing tumbuh 3,22 persen per tahun (padi) dan 10,02 persen per tahun (jagung), dimana kalau dibandingkan maka produksi padi pertumbuhan per tahunnya paling rendah (Maleho dan Susanto, 2011). Hal tersebut diakibatkan pada musim kemarau, dimana ketersediaan air berkurang, sehingga kebutuhan , air untuk tanaman tidak tercukupi, sehingga hasil produksi pertanian (padi, dll) berkurang. Tujuan tulisan ini adalah menerapkan teknologi SDP (SeDrainPond),sebagai tampungan air dan sedimen, yaitu untuk mengetahui berapa hasil produksi pertanian dan prakiraan sedimen yang tertangkap pada model SDP (SeDrainPond) tersebut. Apa itu Model SDP (SeDrainPond) Model SDP (SeDrainPond), adalah sebagai teknologi tepat guna yang merupakan kesatuan sistem yang terdiri dari Drain (saluran pembuang) berfungsi sebagai inlet, dan Pond (Sumurgali) yang berfungsi menampung sedimen tersuspensi maupun menampung air, serta saluran pembawa (saluran gendong) yang berfungsi menghubungkan antara saluran pembuang (inlet) dengan Pond atau sumurgali (Sriyana, 2010) Lokasi Model SDP (SeDrainPond) Ada beberapa lokasi yang dapaat dimanfaatkan untuk dibangun model SDP (SeDrainPond) diantaranya sebagai berikut : a.
Petak lahan sawah milik Petani Mengingat model SDP adalah berbasis masyarakat petani, maka sebaiknya dibangun pada lahan sawah milik Para petani . b. Saluran pembuang (saluran drainase) Memanfaatkan saluran pembuang, yang melewati sawah tegalan milik Petani, dan model SDP dibuat di tengah tengah saluran yang ada. c. Lahan milik Pemerintah Lahan milik Pemerintah (Tanah Perhutani), namun penggarap dilaksanakan oleh Petani, dimana Petani tersebut biasanya sebagai penggarap, terutama setelah Pihak Perhutani selesai melaksanakan penebangan hutan atau lahan yang belum tertanami yang dimanfaatkan oleh para penduduk setempat dan berkoordinasi dengan Pihak Perhutani. Yang harus dihindari, pemilihan lokasi yang akan dibuat model SDP, adalah sebagai berikut : a. Lahan Rawan Longsor Hindari, lahan atau petak sawah yang rawan longsor. Tanah longsor (landslide) adalah bentuk erosi (pemindahan massa tanah) yang pengangkutan atau pemindahan tanahnya terjadi pada suatu saat secara tiba-tiba dalam volume yang besar (sekaligus). Pada umumnya kawasan rawan bencana longsor merupakan kawasan yang memiliki ciriciri sebagai berikut: (1) Kemiringan lereng curam (lebih dari 40%), dan/atau kawasan rawan gempa. (2) Terdapatbidangpeluncur yang kedap air dibawah permukaan tanah, dan (3) Terdapat cukup air dalam tanah di atas lapisan kedap (bidang luncur) sehingga tanah jenuh air (Paimin, et al., 2006) b.
Saat hujan terjadi air balik(backwater), pada lahan akibat luapan sungai Lahan atau petak sawah yang ada , sering terjadi genangan, walapun saat musim kemarau terjadi kekeringan. Pada kondisi ini, kinerja model SDP(SeDrainPond), kurang optimal, mengingat saat hujan masih bisa berfungsi, tetapi saat terjadi luapan sungai, maka kinerja 3
model SDP(SeDrainPond) kurang, hanya menampun air saja, saat luapan air sungai sudah surut. Manfaat Model SDP (SeDrainPond) Manfaat Model SDP (SeDrainPond), adalah selain untuk menampung air, menampung sedimen, juga berfungsi memangkas debit banjir, merecharge air tanah, mengembalikan kesuburan tanah, mengurangi biaya pemeliharaan bangunan air, mendukung produksi pertanian (Sriyana, 2010). Disamping itu Model SDP (SeDrainPond), dapat berfungsi sebagai alat pengukur sedimen yang tertangkap, hal tersebut terlihat bahwa saat musim hujan akan menampung air yang mengandung sedimen tersuspensi Lay Out pembuatan Model SDP (SeDrainPond), Konstruksi Model SeDrainPond terdiri dari Saluran pembuang berfungsi sebagai inlet, yang terbuat dari saluran tanah dengan gebalan rumput. Pengadaan saluran tanah tersebut dapat memanfaatkan saluran pembuang yang ada atau membuat saluran baru. Kontruksi Pond berfungsi sebagai tampungan air hujan dan sedimen tersuspensi, dengan membuat sumur – sumur gali yang berbentuk bulat atau lingkaran, segiempat, dengan perkuatan bahan tertentu (apabila tanah jelek) dengan kedalaman satu meter dari permukaan tanah. Pembuatan Pond sebaiknya terletak ditengah tepi batas petak sawah, dengan maksud penyebaran cadangan air lebih merata, dan penyebaran hasil tangkapan sedimen ke sawah lebih mudah. Sedang konstruksi Saluran pembawa berfungsi menghubungkan antara Saluran pembuang dengan Pond. Agar lahan sawah tidak berkurang, maka pembuatan Saluran pembawa sebaiknya terletak sejajar tepi batas petak sawah (saluran gendong), yang terbuat dari saluran tanah dengan gebalan rumput. Disamping itu dapat dibangun ditengah tengah saluran pembuang atau drainase. Secara umum agar model tersebut, khususnya konstruksi umur gali perlu adanya perkuatan spy tidak terjadi longsor dan disesuaikan dengan ketersediaan biaya yang ada, dengan konstruksi dari batu bata, buis beton atau pemanfaatkan potensi yang ada di lokasi misalnya dari sesek bambu atau dari batu blondos. Gambar lay out untuk pembuatan model SDP (SeDrainPond) dapat dilhat pada gambar 1 di bawah ini.
4
Gambar 1. lay out untuk pembuatan model SDP (SeDrainPond) Formula Model SDP (SeDrainPond), Untuk memprediksi Besarnya kandungan sedimen yang tertampung telah dilakukan penelitian di laboratorium pengaliran Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro (Haryono Putro, 2013), dimana besarnya sedimen (Wsd, gram) dipengaruhi oleh semua variabel pendugaan awal yaitu f (debit saluran (Qsal), kemiringan dasar saluran (So), tinggi ambang (Ha), konsentrasi sedimen (Csd), waktu pengaliran (Tr), permeabilitas tanah (K), Luas pond (Ap) dan kedalaman pond (dp). Hasil penelitian diperoleh 2 (dua) formula yang sekaligus menunjukkan sebagai tahapan untuk mendapatkan berat angkutan sedimen yakni formula pertama yaitu mencari hubungan Qin terhadap f(Qsal, So dan Ha), dan formula ke dua untuk menghitung hubungan Wsd terhadap f(Qin, Csd, Tr, K, Ap dan dp). Untuk persamaan – persamaan formula model SDP (SeDrainPond), adalah sebagai berikut : Tahap pertama dengan persamaan: Qin= 0,074. Qsal. exp [0,0698Ha-0,064So] Dimana:
Qin=debit inlet (l/det) Qsal=debit saluran induk (l/det) Ha=tinggi ambang/anggelan (cm) S0=kemiringan dasar saluran (%)
Persamaan pada tahap kedua, untuk Tr>Trp adalah : Wsd=5,251.Qin.𝐂𝐬𝐝𝟎,𝟗𝟕𝟒 . (𝐓𝐫 − 𝐓𝐫𝐩)𝟎,𝟎𝟏𝟒 +0,06.Qin.Csd.Trp
5
Sedang persamaan untuk Tr≤Trp adalah : Wsd=0,06.Qin.Csd_Tot.Tr Dimana:
Wsd=berat tangkatan sedimen (gr) Qin=debit inlet (l/det) Tr=waktu pengaliran (menit) Trp=waktu penuh pond (menit)= volume pond/debit inlet K=permeabilitas tanah (cm/det) d=kedalaman pond (m) D= Diameter sumur yang setara dengan panjang sisi pond kotak (m) Csd=konsentrasi sedimen layang (mgr/l) Csd_Tot=konsentrasi sedimen total (mgr/l)=sedimen layang+sedimen dasar
HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan Model SeDrainPond, Provinsi Jawa Tengah telah menerapan model SDP(SeDrainPond), diawali pada tahun 2011 di DAS Kamplong dengan pertimbangan bahwa kondisi DAS tersebut adalah sangat krtis dan sebagai salah satu pemasok sedimen terbesar Waduk Gajah mungkur. Pelaksanakan penerapan telah dilakukan pada lokasi lahan sawah tegalan milik para Petani di DAS Kamplong tersebut tepatnya pada lahan sawah tegalan di Dukuh Kamplong, Desa Ngadirojo, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah.di Dukuh Keduang, Kab. Wonogiri, dimana pada lokasi tersebut telah terbentuk Paguyuban Petani Keduang Lestari, dengan jumlah anggota sebanyak 95 orang. Kontruksi model SDP (SeDrainPond) yang dibuat pada petak sawah atau tegalan, dengan ukuran bervariasi berkisar antara (Ø 1m – Ø 1.5m), kedalam bervariasi antara 2,0 m sampai 3,0 m, dengan konstruksi sederhana terutama pada sumur gali diperkuat dengan sesek bambu. Biaya pelaksanaan dibiaya oleh Balai PSDA Bengawan solo, Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah dimana bantuan tersebut bersifat stimulus saat itu tahun 2010, sebesar Rp. 50.000,- sampai Rp 150.000;, tetapi mulai tahun 2012 sampai tahun 2013 berkisar antara Rp. 150.000,- sampai Rp 500.000; per titik petak sawah atau tegalan. Pelaksanaan pembuatan model SDP(SeDrainPond) dilaksanakan bersama masyarakat melalui Paguyuban Petani Lestari yang di ketuai oleh Pemerintah Dukuh (Bayan) dan melibatkan Petani yang mempunyai petak sawah dimana Model SDP akan dilaksanakan pembangunan. Sampai saat ini di lokasi tersebut sudah lebih dari 150 buah titik pada masing – masing petak sawah/tegalan, hanya belum di lakukan evaluasi dan pembinaan secara rutin sekaligus terhadap petani karena keterbatasan sumber daya. Salah satu contoh gambar pelaksanaan model SDP (Sedrainpond) di lapangan (Ds. Keduang), dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.
6
Gambar. 2. Pelaksanaan Model SDP (SeDrainPond) Setelah pelaksanaan selesai, maka Cara kerja model SeDrainPond adalah pada saat hujan air mengalir dari saluran pembuang (inlet) melalui saluran pembawa maka pond – pond (sumur gali) yang ada akan terisi air permukaan dan sedimen tersuspensi (sedimen layang). Hasil penerapan model SDP(SeDrainPond) yang dilakukan oleh Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa tengah secara umum di lokasi Jawa Tengah, misalnya sebanyak 100 (seratus) unit, dengan ukuran diameter berkisar antara (Ø 1m – Ø 1.5m), dengan kedalaman 3m, maka volume tampungan sebesar antara 234 m3. sampai 529m3 dan diperkirakan dapat menangkap hasil sedimen berkisar antara (51 kg, sampai 180 kg) dan (116,38 kg, sampai 407,33 kg). Dan perlu melakukan pemeliharaan bangunan Pond, oleh Para Petani yaitu saat musim kemarau seandainya cadangan air yang tertampung di Pond sudah habis, maka Pond yang berisi endapan sedimen layang tersebut diambil disebarkan merata pada petak sawah yang ada guna kesuburan tanah . Pada gambar di bawah ini nampak, dimana pond (sumur gali) yang ada di petak-petak sawah tegalan milik para petani, dimana kondisi tanaman disekitar Pond tersebut nampak subur (lihat gambar 3)
7
Gambar 3. Tanaman di sekitar Pond Berdasarkan hasil evaluasi pada tahun 2013, dengan adanya model SDP(SeDrainPond), terjadi peningkatan hasil produksi petanian, khususnya polowijo baik hasil panen Jagung maupun cabe, walaupan terjadi perubahan musim dari musim kemarau ke musim hujan. Hasil hasil produksi petanian (jagung) sebelum di buat SeDrainPond sebesar 50 (kwintal per hektar), dengan harga jual jagung sebesar Rp. 2.250 per kg, maka diperoleh pendapatan sebesar Rp. 11 250 000; . Sedang setelah dibuat SeDrainPond banyak rembesan air dan tampungan sebagai cadangan air sebesar 56 (kwintal per hektar), dengan harga jual jagung sebesar Rp. 2.250 per kg, maka diperoleh pendapatan sebesar Rp. 12.600.000; sehingga terjadi peningkatan hasil sebesar 6 (kwintal per hektar) atau pendapatan meningkat sebesar Rp. 1.350.000; Hasil hasil produksi petanian (Cabe) sebelum di buat SeDrainPond sebesar 10 (kwintal per hektar), dengan harga jual Cabe sebesar Rp.15.000 ; per kg, maka diperoleh pendapatan sebesar Rp. 15.000.000; . Sedang setelah dibuat SeDrainPond banyak rembesan air dan tampungan sebagai cadangan air sebesar 12 (kwintal per hektar), dengan harga jual jagung sebesar Rp.15.000 ; per kg, maka diperoleh pendapatan sebesar Rp. 18.000.000; sehingga terjadi peningkatan hasil sebesar 2 (kwintal per hektar) atau pendapatan meningkat sebesar Rp. 3.000. 000; Tabel 1: Hasil Produksi Palawijo Tahun 2012 Penerapan Sedrainpond
Produksi 2012 Jagung Cabe (kwintal/ha) (kwintal/ha)
Sebelum 50 penerapan Sesudah 56 penerapan Sumber : Analisis 2013
10 12
Perbedaan besaran debit yang dapat ditampung , tergantung dari jumlah sedrainpond yang terbangun. Semakin banyak sedrainpond yang terbangun maka, debit yang terjadi akan 8
semakin berkurang. Jumlah sedrainpond yang terbangun sebanyak (8 – 14) per hektar, dengan ukuran Sedrainpond (1,5 x 1,5) m , dengan kedalaman (2 – 3) m. Disamping itu volume yang terinfiltrasi tergantung dari jenis tanah, untuk jenis tanah lempung berbutir halus, kapasitas infiltrasi itu bervariatif antara (1,1 – 12) cm/jam Sedang volume sedimen yang dapat ditangkap tiap Sedrainpond sebesar antara 1,00 liter sampai 1,70 liter atau 0,001 sampai 0,0017 meter kubik. per periode dimana Sedrainpond dalam kondisi penuh dengan air dan sedimen tersuspensi. Apabila setiap ladang atau sawah per hektar dibangun sedrainpond sebanyak 8 buah , maka dapat menampung sedimen sebesar 0,008 meter kubik sampai 0,0136 meter kubik. Dengan prakiraan biaya pengerukan sebesar Rp.20.000; (dua puluh ribu rupiah) per meter kubik, maka dapat mengurangi biaya pengerukan kurang lebih sebesar Rp 240,- per ha. Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pemberdayaan Masyarakat artinya di lakukan melalui proses pendekatan yang bersifat menyeluruh (holistik), dengan tindakan bersifat terpadu antara pembangunan fisik dan non fisik, dengan mendatangkan penghasilan bagi masyarakat. Penghasilan yang diperoleh masyarakat para petani meliputi pada saat pelaksanaan pembangunan fisik, mendapat bantuan dana. Pada saat model sudah berfungsi maka lahan sawah pertanian (petak – petak sawah) mereka terdapat tampungan air, yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pertanian sehingga dapat mendukung produksi pertanian. Disamping itu para petani juga akan memanen hasil tangkapan berupa sedimen layang berupa lempung atau material halus yang subur untuk tanaman. Namun yang paling penting adalah dengan menggunakan prinsip bahwa pembuatan model SDP, adalah dari dan masyarakat petani itu sendiri bukan dari atau untuk orang lain. Dengan demikian para petani sadar apa yg dilakukan demi kepentingan mereka sendiri . sehingga akan melaksanakan dengan senang hati baik saat pembuatan, operasi dan pemeliharaan model SDP tersebut. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan a. Teknologi SDP (SeDrainPond), dengan ukuran diameter berkisar antara (Ø 1m – Ø 1.5m), kedalaman (2 – 3) meter sebagai tampungan air, untuk antisipasi kegagalan panen (adanya perubahan musim), sehingga mendukung hasil produksi pertanian. b. Hasil produksi pertanian (Jagung) terjadi peningkatan sebesar 6 (kwintal per hektar) atau pendapatan meningkat sebesar Rp. 1.350. 000; c. Hasil produksi pertanian (Cabe) terjadi peningkatan sebesar 2 (kwintal per hektar) atau pendapatan meningkat sebesar Rp. 3.000. 000; d. Volume sedimen yang dapat ditangkap tiap Sedrainpond sebesar antara 1,00 liter sampai 1,70 liter atau 0,001 sampai 0,0017 meter kubik, per periode. e. Dari 100 (seratus) Unit model SDP (SeDrainPond),diperkirakan dapat menangkap hasil sedimen berkisar antara (51 kg, sampai 180 kg) dan (116,38 kg, sampai 407,33 kg). f. Teknologi SDP (SeDrainPond), berbasis masyarakat petani (dari Petani, untuk Petani) Saran-saran 1. Hal hal yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan pembuatan model SDP (SeDrainPond) : a. Orientasitasi penentuan lokasi yang paling ideal b. Lakukan pendekatan secara informal kepada masyarakat bahwa mereka membutuh air utk pertanian
9
c.
Kalau pada point 2, masyarakat berminat,dan lokasi telah memenuhi syarat, maka lakukan sosislisasi 2. Tidak diperbolehkan melakukan kegiatan apapun, sebelum point satu dilakukan 3. Lakukan kegiatan Evaluasi Monitoring (Monev), sampai berhasil, bila penerapan model SDP telah dilaksanakan 4. Perlu pembinaan terus menerus kepada masyarakat petani agar diperoleh hasil optimal UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih, kami sampaikan kepada yang terhormat Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Tengah, mulai tahun anggran 2011 sampai 2013 yang telah menerapkan Model SDP (SeDrainPond), yang tersebar di masing masing Balai PSDA Provinsi Jawa Tengah dan semua masyarakat, yang telah mendukung penerapan model Sedrainpond tersebut. DAFTAR PUSTAKA 1. D.N. Powell; A.A. Khan and N.M. Aziz (2008) “Impact of New Rainfall Patterns on Detentions Pond Design” Journal of Irrigation and drainage Engineering., 197 - 201. 2. Hugo A. Loaciga and Alison Huang (2007)” Ponding Analysis with Green and Ampt Infiltration”Journal of Irrigation and drainage Engineering., 109 - 112. 3. PerMenHut (2008),” PedomanTeknisRehabilitasiHutandanLahan”, DepartemenKehutananRepublik Indonesia, Jakarta 4. PerMenHut (2009),” PedomanPenyusunanRencanaPengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu”, DepartemenKehutananRepublik Indonesia, Jakarta. 1
5. Robert Pitt,P.E.,M.ASCE (2008), “Compaction’s Impacts on Urban Storm-Water Infiltration” Journal of Irrigation and Drainage Engineering ©ASCE/September/October/2008/657. 6. Sriyana (2010). “Model Sedrainpond untuk konservasi tanah dan air berbasis Masyarakat”. Prosiding Seminar Peluang dan Tantangan dalam Rekayasa Sipil dan Lingkungan. Universitas Udayana, Bali, pp.I-505-512. 7. D. Tjahjanto and Sriyana (2012) “Eco-Drainage Pond in Non Irrigated Land for the Conservation of Land and Water Based on Community Participation” Journal of Environmental Science and Engineering, ©David Publishing USA, ISSN 1934 – 8932. Jurnalini di index oleh Cambridge Scientific Abstract (CSA), EBSCO dan ULRICH Data Base 8. Haryono Putro. (2013). “ Penentuan Formula Model Sedrainpond Dengan Model Fisik Sebagai Upaya Penangkapan Sedimen”. Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang. 9.
Badan Pusat Statistik (BPS), 2013,
10