Makalah Seminar Kerja Praktek ANALISIS dan PEMBAHASAN TIPE BTS FLEXI MULTIRADIO PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG Grace Karlina Permatasari (21060110120055), Achmad Hidayanto, ST, MT (196912211995121001) Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jalan Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang Kode Pos 50275 Telp. (024) 7460053, 7460055 Fax. (024) 746055
[email protected]
ABSTRAK Perkembangan GSM ( Global System for Mobile Technology ) yang sangat pesat di negara-negara Eropa memberi dampak bagi seluruh dunia termasuk Indonesia. Sekarang ini GSM sudah digunakan lebih dari milyaran pelanggan di seluruh dunia. Untuk mengimbangi perkembangan GSM yang semakin meningkat maka Operator seluler bersaing dengan berbagai cara,. Salah satu caranya adalah dengan mengembangkan infrastruktur BTS (Base Transceiver Station). Base Transceiver Station (BTS) adalah bagian dari network element GSM yang berhubungan langsung dengan Mobile Station (MS). Salah satu tipe BTS yang dikembangkan oleh Nokia Siemens Network (NSN) adalah tipe Flexi Multiradio. Tipe BTS ini merupakan tipe yang paling maju dibanding dengan pendahulunya, yaitu tipe Ultrasite dan Flexi EDGE. Oleh karena itu, banyak operator seluler mulai melirik penggunaan Flexi Multiradio dalam meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Kata kunci : GSM (Global System Mobile), Ultrasite, Flexi EDGE, Flexi Multiradio 1. 1.1
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era modern, teknologi dan ilmu pengetahuan berkembang begitu pesat. Dunia telekomunikasi sekarang ini bisa juga dikatakan sebagai bidang yang mengalami kemajuan paling pesat. Pada masa dahulu berkomunikasi dengan seseorang yang berada di tempat yang jauh sangat sulit dijangkau tetapi semuanya terasa mudah dan cepat dengan adanya perkembangan teknologi telekomunikasi. Karena pesatnya kemajuan teknologi telekomunikasi maka akan diimbangi oleh banyaknya pengguna jasa GSM. Hal ini diwujudkan dengan semakin banyaknya operator penyedia layanan yang berlomba-lomba meningkatkan kehandalannya baik dalam segi teknologi, aplikasi jaringan maupun manajemen pemasarannya. Kehandalan jaringan juga merupakan masalah penting yang harus benarbenar dijaga kualitasnya karena berpengaruh terhadap unjuk kerja jaringan. Unjuk kerja jaringan yang kehandalannya kurang bagus dapat menyebabkan permasalahan komunikasi pada jaringan GSM. Oleh karena itu diperlukan optimalisasi jaringan radio yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas, kualitas dan performa infrastruktur jaringan tersebut. Optimalisasi jaringan radio dapat dilakukan salah satunya dengan Drive Test. Drive Test (DT) bertujuan untuk mengumpulkan informasi jaringan secara real di lapangan.
Informasi yg dikumpulkan merupakan kondisi aktual radio frequency (RF) di suatu base transceiver station (BTS) maupun dalam lingkup base station subsystem (BSS). Salah satu tipe BTS dengan penggunaan teknologi terbaru adalah BTS tipe FMR ( Flexi MultiRadio). Tipe BTS ini dikembangkan oleh NSN ( Nokia Siemens Network), yang merupakan perkembangan dari teknologi sebelumnya. 1.2
Tujuan Kerja Praktek Tujuan Kerja Praktek di Base Tranceiver System (BTS) PT. Indosat, Tbk adalah: 1. Sebagai syarat dalam menyelesaikan mata kuliah kerja praktek dan wajib dilaksanakan untuk menyelesaikan program pendidikan S1 Teknik Elektro Undip Semarang. 2. Menjalin hubungan kemitraan antara dunia pendidikan dengan dunia industri. 3. Menambah wawasan mahasiswa dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi telekomunikasi, khususnya mengenai GSM dan WCDMA yang telah menggunakan penambahan perangkat berupa Base Station Flexi Multiradio yang dikeluarkan oleh Nokia Siemens Network. 4. Mengetahui sistem dan lingkungan kerja di PT. Indosat, Tbk. Semarang.
Secara bersama-sama, keseluruhan network element di atas akan membentuk sebuah PLMN (Public Land Mobile Network). 1.3
Batasan Masalah Dalam laporan ini terdapat pembatasanpembatasan masalah yang terkait dengan kerja praktek yang dilakukan. Adapun pembatasan masalahnya sebagai berikut: 1. Mengetahui Sistem dan lingkungan kerja di PT.Indosat,Tbk. Semarang. 2. Daya keluaran pada masing-masing Flexi Multiradio. 2. GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM) 2.1 Sejarah dan Perkembangan GSM Sejarah dan Perkembangan GSM dimulai pada tahun 80-an yaitu ketika teknologi seluler banyak digunakan, tetapi saat itu teknologi masih analog, seperti AMPS, TACS, dan NMT. Karena teknologi yang digunakan analog, maka beberapa sistem yang dikembangkan di beberapa negara yang berbeda tidak saling kompatibel satu dengan yang lainnya, sehingga mobilitas user sangat terbatas pada suatu area sistem teknologi tertentu saja. Untuk itu maka pada tahun 1982, negara – negara Eropa membentuk sebuah organisasi bertujuan untuk menentukan standard-standard telekomunikasi mobile yang dapat digunakan di semua Negara Eropa. Organisasi ini diberi nama Group Speciale Mobile (GSM). Latar belakang pembentukan organisasi ini adalah keadaan tiaptiap negara pada saat itu yang masih menggunakan sistem telekomunikasi wireless analog yang tidak kompatible untuk akses antar Negara, sehingga tidak memungkinkan dilakukan roaming antar negara. Organisasi ini kemudian menghasilkan standard-standard telekomunikasi bergerak yang kemudian dikenal dengan GSM (Global System for Mobile communication). GSM sendiri mulai diimplementasikan di negara eropa pada awal tahun 1990-an. Pemakaian GSM kemudian meluas ke Asia dan benua Amerika. Pada saat ini GSM merupakan teknologi komunikasi bergerak yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. 2.2
Arsitektur Jaringan GSM Secara umum, network element dalam arsitektur jaringan GSM dapat dibagi menjadi : 1. Mobile Station (MS) 2. Base Station Sub-system (BSS) 3. Network Sub-System (NSS) 4. Operation and Support System (OSS)
Gambar 1. Arsitektur GSM
2.2.1
Mobile Station (MS) Mobile Station (MS) adalah sebuah perangkat yang digunakan oleh suatu pelanggan untuk melakukan panggilan maupun sms. Secara umum sebuah Mobile Station terdiri dari : 1. Mobile Equipment (ME) atau handset 2. Subscriber Identity Module (SIM) atau Sim card 2.2.1.1 Mobile Equipment (ME) atau handset ME adalah suatu perangkat GSM yang berada di sisi pelanggan yang memiliki fungsi sebagai terminal transceiver (pengirim dan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan perangkat GSM lainnya. Secara international, ME diidentifikasi dengan IMEI (International Mobile Equipment Identity). IMEI (International Moblie Equipment Identity) adalah nomor identitas khusus tiap ponsel GSM berupa deretan angka sepanjang 15 digit. IMEI dapat dimunculkan dilayar ponsel dengan menekan tombol *#06#. Data IMEI ini disimpan oleh EIR (Equipment Identity Register) untuk keperluan authentikasi. 2.2.1.2 Subscriber Identity Module (SIM) atau Sim card Subscriber Identity Module (SIM) adalah sebuah smart card yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi service yang dimilikinya. Mobile Equipment (ME) tidak dapat digunakan tanpa ada SIM card di dalamnya, kecuali untuk panggilan emergency (SOS) dapat dilakukan tanpa menggunakan SIM card.
2.2.2
Base Station Sub-System (BSS) Semua fungsi hubungan radio dikonsentrasikan pada BSS. BSS bertanggung jawab untuk pembangunan dan pemeliharaan hubungan ke MS. BSS mengalokasikan kanal radio untuk suara dan pesan data, membangun hubungan radio, dan melayani sebagai relay station antara MS dan MSC. Secara umum, Base Station Sub-system terdiri dari dua atau tiga bagian tergantung dari bagaimana fungsi tersebut digunakan yaitu TRC (Transcoder Controller), BTS (Base Transceiver Station) dan BSC (Base Station Controller). 2.2.2.1
Transcoder Controller ( TRC ) TRC menjalankan pengadaptasian kecepatan dari informasi. Fungsi tersebut dapat juga diletakkan di beberapa titik hubungan hardware yang terpisah atau bersama-sama dengan BSC di titik hubungan BSC / TRC. Kecepatan bit per-kanal dikonversi dari 64 kbps menjadi 16 kbps. 2.2.2.2
BTS (Base Transceiver Station) BTS adalah perangkat GSM yang berhubungan langsung dengan MS. BTS berhubungan dengan MS melalui air interface atau disebut juga Um Inteface. BTS berfungsi sebagai pengirim dan penerima ( transceiver ) sinyal komunikasi dari/ke MS yang menyediakan radio interface antara MS dan jaringan GSM. Karena fungsinya sebagai transceiver, maka bentuk fisik sebuah BTS adalah tower dengan dilengkapi antena sebagai transceiver.
penyimpan semua data dan informasi mengenai pelanggan yang tersimpan secara permanen, dalam arti tidak tergantung pada posisi pelanggan. HLR bertindak sebagai pusat informasi pelanggan yang setiap waktu akan diperlukan oleh VLR untuk merealisasi terjadinya komunikasi pembicaraan. VLR selalu berhubungan dengan HLR dan memberikan informasi posisi terakhir dimana pelanggan berada. Informasi lokasi ini akan diupdate apabila pelanggan berpindah dan memasuki coverage area suatu MSC yang baru. 2.2.3.3
Visitor Location Register (VLR) VLR adalah network element yang berfungsi sebagai sebuah database yang menyimpan data dan informasi pelanggan, dimulai pada saat pelanggan memasuki suatu area yang bernaung dalam wilayah MSC.
2.2.3.4
Authentication Center (AuC) AuC menyediakan parameterparameter authentikasi pelanggan untuk mengakses jaringan GSM dan encryption yang memeriksa identitas pemakai dan memastikan kemantapan dari setiap call.
2.2.3.5
Equipment Identity Registration (EIR) EIR memuat data-data peralatan pelanggan (Mobile Equipment) yang diidentifikasikan dengan IMEI (International Mobile equipment Identity). 2.2.3.6
2.2.2.3 BSC ( Base Station Controller ) BSC adalah perangkat yang mengontrol kerja BTS-BTS yang secara hiraki berada di bawahnya. BSC merupakan interface yang menghubungkan antara BTS (komunikasi menggunakan A-bis interface) dan MSC (komunikasi menggunakan A interface).
Operation and Support System (OSS) Operation and Support System (OSS) sering juga disebut dengan OMC (Operation and Maintenance Center adalah sub system jaringan GSM yang berfungsi sebagai pusat pengendalian dan maintenance perangkat (network element) GSM yang terhubung dengannya. Interface pada Jaringan GSM :
2.2.3 Network Switching Subsystem (NSS) 2.2.3.1 Mobile Switching Center (MSC) MSC adalah network element central dalam sebuah jaringan GSM. Semua hubungan (voice call/transfer data) yang dilakukan oleh mobile subscriber selalu menggunakan MSC sebagai pusat pembangunan hubungannya. Gambar 2. Interface Jaringan GSM
2.2.3.2
Home Location Register (HLR) HLR adalah network element yang berfungsi sebagai sebuah database untuk
Ada empat antar-muka ( interface ) utama yang ada pada jaringan GSM yang
digunakan untuk informasi trafik dan pensinyalan. Interface tersebut adalah A-Interface, A-ter Interface, A-bis Interface, dan Air Interface. AInterface menghubungkan jalur informasi antara MSC / VLR dengan TRC, A-ter Interface antara TRC dengan BSC, A-bis Interface mengirim informasi antara BSC dan BTS, sementara Air Interface beroperasi antara BTS dan MS. 3.
FLEXI MULTIRADIO (FMR) 3.1 Overview Flexi Multiradio Flexi Multiradio BTS adalah base transceiver station yang merupakan bagian dari platform Nokia Siemens Networks Flexi BTS untuk jaringan GSM / EDGE, WCDMA, dan LTE. FMR (flexi multiradio) merupakan BTS Multiradio atau multicarrier yang dapat menggunakan semua teknologi jaringan, baik dalam mode khusus (dedicated) atau mode bersamaan (concurrent). Jadi, modul flexi BTS yang sama beroperasi dalam dua atau lebih mode radio secara bersamaan.
Gambar 3. Bagan Hardware dan Software Flexi Multiradio
FMR (flexi multiradio) memiliki desain modular, sehingga pembelian dan pemasangannya mudah, dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menambah jangkauan jaringan di daerah baru. Hal ini memungkinkan untuk menggunakan ruang situs yang ada dengan lebih efisien, modul BTS Flexi yang ada dapat dipasang bersama dengan modul BTS Flexi Multiradio. BTS Flexi cabinet, power supplies, dan Flexi Sistem Modul 3G dapat digunakan dengan modul Flexi Multiradio. Flexi Multiradio Base Station adalah BTS baru dalam Keluarga BTS Flexi dan merupakan bagian dari Jaringan single RAN Nokia Siemens. Dengan single RAN ini, memungkinkan para operator untuk secara efisien membangun kapasitas tambahan dalam jaringan-jaringan GSM, 3G dan LTE. 3.2 Module NSN Flexi Multiradio FMR menyediakan solusi biaya efektif untuk evolusi jaringan selular serta untuk perencanaan operator untuk memodernisasi
jaringan mereka dengan teknologi terbaru dan teknologi masa depan. Ini memberikan jalur evolusi yang mudah dari 2G ke 3G dan LTE. BTS Flexi Multiradio menggunakan prinsip desain BTS Flexi modular platform secara umum dengan GSM / EDGE dan Flexi WCDMA BTS. Module NSN Flexi Multiradio 2G terbagi dua, yaitu ESMB dan ESMC. Sistem Module tersebut berkapasitas tinggi, khususnya untuk GSM/ EDGE mendukung frekuensi 900 dan 1800 MHz dalam satu modul, konfigurasi terkecil untuk ESMB mencapai 18 TRX dan konfigurasi terbesar untuk ESMC mencapai 36 TRX, jarak terperatur aman berkisar -35 sampai +550 C, dan mempunyai 65 IP yang dilindungi. Dalam mode 3G dan LTE, BTS Flexi Multiradio merupakan ekspansi dari band frekuensi baru yang ditawarkan Nokia Siemens Networks yaitu frekuensi 850 MHz, 1800 MHz dan 1900MHz. Sumber daya radio pada modul RF 3 sektor dapat digabungkan dengan GSM / EDGE dan untuk BTS dapat disinkronkan dengan BTS GSM / EDGE pada mode operasi concurrent (bersamaan). Persyaratan baseband processing untuk 2G dan 3G/LTE berbeda secara substansial, baik GSM / EDGE dan WCDMA / LTE menggunakan sistem modulnya masing – masing secara terpisah. Sistem Modul Multimode (FSMx) digunakan untuk WCDMA dan LTE, dan sistem modul EDGE khusus dengan kapasitas tinggi (18/36TRX) digunakan untuk GSM / EDGE. Dua sistem modul dapat berbagi sistem radio (RFM atau RRH) dan jalur antena dalam mode operasi concurrent (bersamaan). RRH adalah Remote Radio Head, yang mengkepalai fungsi dari RF dan menyediakan kontrol dan daya untuk disuplai ke Flexi Antenna Line. RRH pada Flexi Multiradio adalah (20W+20W), 40W. 3-sektor RFM bandwidth: 1. 1800:DL:20MHz; UL: 30MHz 2. 900, 1900:20MHz 3. 850:15MHz 4. 900 J-band:12.5MHz 5. 900:DL: 20MHz; UL: 35MHz (full band) 6. 1800:DL: 20MHz; UL: 40MHz 3.3 Kelebihan Flexi Multiradio Flexi Multi Radio Base Station dapat digunakan untuk solusi EDGE, HSPA dan LTE. Prinsipnya dengan menggunakan single RAN yang menyederhanakan GSM dan 3G sehingga bisa dijadikan satu yang terintegrasi dengan software yang enable. BSC dan RNC dapat dijadikan satu dengan microcontroller. Fungsi RNC dapat dilakukan oleh BTS dengan BTS with RNC function , BTS with RNC function dan eNB
dapat diupdate menggunakan software. Selain itu monitoring dapat dilakukan dengan menggunakan software, sehingga memungkinkan multi vendor. Software dapat diupgrade sehingga bisa hybrid, sehingga bisa digunakan sebagai paket transpor. Flexi Multi Radio Base Station menggunakan dua modul utama, yaitu sistem modul dan RF modul. RF modul disupport oleh 3 sektor, dimana terdapat 3 antena di BTS yang menunjukkan ketiga sektor tersebut, diakomodir dengan 3 blok. Flexi Multi Radio Base Station juga memiliki fitur extended operation condition, dimana ada penggunaan standar yang berbeda untuk kondisi yang berbeda. Contohnya untuk kondisi outdoor, standar yang digunakan IP65 ingress protection yang water dan dust proof. Flexi Multi Radio Base Station memiliki beberapa kelebihan, antara lain: 1. Kompak, atau terintegrasi dengan sangat baik : 3 sektor RF Modul dapat digunakan untuk GSM 6/6/6 , WCDMA 4+4+4 atau LTE 20 MHz. 3x60 watt pada masingmasing antenna connector. Serta multi mode system module IP65 units untuk instalasi outdoor ataupun indoor 2. Software yang mendukung teknologi radio : Mode 2G atau 3G oleh software dengan throughput hingga 1Gbps. Arsitektur flat sehingga bisa menghemat hingga 30% pada transport. 3. Green Base Station : Konsumsi daya yang sangat rendah, hingga 335 watt untuk WCDMA 1+1+1. WCDMA 1+1+1 digunakan pada teknologi UMTS 900. UMTS 900 MHz meliliki frekuensi uplink 880-915 MHz, dan frekuensi downlink sebesar 925-960 MHz. Pada U900, Indosat menggunakan 50 channel. Dengan menggunakan teknologi ini dapat mengurangi emisi CO2. Penurunan site visit 50% hingga 90%. dan penghematan penggunaan material hingga 80%. 4. Solusi BTS terdepan : Dengan solusi ini, diyakini akan mengurangi site 20-30%. Bahkan dapat mengurangi pengeluaran modal / CAPEX (Capital Expeditures) hingga 20%, dan pengeluaran biaya operasional /OPEX (Operational Expenditures) hingga 50% pada pembangunan dan pengelolaan BTS. Dan penggunaan perangkat keras yang lebih sedikit hingga 70%. Flexi Multi Radio Base Station dapat ditempelkan pada gedung tinggi sehingga pembangunan atau penyewaan tower untuk BTS dapat diminimalisasi.
3.4 Pengenalan Modul Sistem modul juga menerima dan menyimpan unit informasi identifikasi dari semua unit di BTS. ESMB dan ESMC Sistem Modul mendukung konfigurasi hingga 18 atau 36 TRX. Fungsi utama dari ESMB/C adalah: 1. Pengoperasian dan pemeliharaan BTS GSM/ EDGE 2. Abis interfacing 3. Konektivitas Open Base Station Architecture Initiative (OBSAI) 4. Distribusi daya ke modul lainnya 5. Baseband GSM/ EDGE 6. Sinkronisasi BTS
Gambar 4. Sistem Module Flexi Multiradio
3.5 Konfigurasi RF Macam-macam RF Modul: 1. FXCA Medusa 850 2. FXDA Medusa 900 3. FXDJ Medusa 900J 4. FXEA Medusa 1800 5. FXFA Medusa 1900 Medusa adalah multicarier BTS Program. Medusa Radio Modules (TRX Module) adalah multicarrier dan multimode, sehingga dapat mendukung: 1. Carrier GSM hingga 6 TRX 2. 4 carrier WCDMA dengan masingmasing Bandwidth 5 MHz 3. LTE 20 MHz 4. GSM/ WCDMA menggunakan 4 carrier GSM dan 1 carrier WCDMA secara bersamaan 5. GSM/ LTE menggunakan 4 carrier GSM dan 1 carrier LTE secara bersamaan. 6. GSM/ WCDMA/ LTE menggunakan 4 carrier GSM, 1 carrier LTE dan carrier WCDMA 7. Penggunaan WCDMA/ LTE secara bersamaan 3.6 Multi Carrier Power Amplifier (MCPA) Dalam salah satu bagian dari Flexi Multiradio, ada yang dinamakan Multi Carrier Power Amplifier (MCPA). Dalam pengertian sederhana, MCPA adalah perangkat untuk menguatkan daya dari Tranceiver (Tx) untuk nantinya dibawa masuk ke duplexer.
Dengan menerapkan teknologi MCPA maka satu power amplifier dapat dipakai untuk beberapa multi-carrier. Pada tradisional transmitter, satu power amplifier hanya dipakai satu carrier saja. Dengan kata lain teknologi MCPA dapat mengurangi daya RF sehingga emisi pun menjadi berkurang. Dengan MCPA maka dapat mengurangi daya yang hilang dan juga daya carrier. Dengan menggunakan konfigurasi 6 carrier, MCPA hanya menghasilkan loss 1dB, dibandingkan dengan filter combiner sebesar 3dB dan untuk broadband combiner sebesar 7dB. Sedikitnya ada tiga manfaat yang diperoleh dalam penggunaan teknologi MCPA, pertama ekspansi dan pemeliharaan yang mudah, kedua kapasitas besar dan cakupan yang luas, dan yang ketiga adalah konsumsi daya serta biaya yang rendah. 3.7 Commisioning BTS Flexi Multiradio Commissioning adalah tahapan setelah proses instalasi hardware/fisik perangkat selesai dilakukan oleh instaler. Ketika commissioning dilakukan berarti semua kegiatan precommissioning yang meliputi check devices, check wiring, check control action sudah selesai dilakukan artinya semua devices ready untuk beroperasi dalam kondisi normal dan kritikal. Adapun persiapan-persiapan sebelum proses commissioning dilakukan, yaitu: 1. Start perangkat lalu perhatikan indikasi pada lampu indicator, lalu setelah IDU lakukan login ke perangkat. 2. Pastikan dari software semua perangkat dapat dikenali dan bekerja baik dari tiap IDU sampai ODU. 3. Lalu lakukan input parameter dari mulai link configuration Setelah semua perangkat siap maka kita bisa melakukan proses commissioning, Yaitu proses dimana kita sebagai seorang engineer melakukan input parameter-parameter sesuai link budget. Dimana setelah proses commissioning dilakukan maka perangkat bisa bekerja dengan baik serta dapat terhubung dengan site-site lain yang berada dalam satu hop. Commissioning dilakukan dengan memasukkan data spesifik ke site sesuai dengan permintaan berdasarkan data fill. Jika tidak mempunyai data fill commissioning dilakukan dengan cara memasukkan kembali data backup commissioning ke site tersebut.
4
Kesimpulan 1. PT. Indosat, Tbk adalah salah satu perusahaan penyedia layanan komunikasi digital yang ada di Indonesia. PT. Indosat, Tbk memiliki berbagai macam bidang usaha telekomunikasi, khususnya bergerak di bidang seluler. 2. WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access) merupakan teknologi generasi ketiga (3G) untuk GSM, yang disebut juga UMTS (Universal Mobile Telecommunication System). Teknologi ini menggunakan Wideband-AMR (Adaptive Multirate) sehingga kualitas suara yang dapat menjadi lebih baik daripada generasi sebelumnya. 3. GSM (Global System for Mobile Communication) merupakan sistem komunikasi bergerak dengan teknologi seluler digital menggunakan SIM Card (Subscriber Identification Moduler Card) sebagai identitas pelanggan dan memiliki roaming internasional. 4. BTS (Base Tranceiver Station) merupakan elemen dasar dari sistem radio seluler yang dapat menyediakan kanal bagi pelanggan dan sebagai elemen jaringan yang melayani fungsi-fungsi penting pada antena. 5. BTS yang digunakan di PT. Indosat Cabang Semarang adalah Nokia Siemens Network Flexi Multiradio Base Station. Daftar Pustaka [1] http://artikelindonesia.com/sejarah-gsmdi-indonesia-dan-perkembangannya.html dalam artikel “Sejarah dan Perkembangan GSM”, diakses tanggal 15 September 2012 [2]http://dwikasudrajat.blogspot.com/2008/0 8/arsitektur-jaringan-gsm.html dalam artikel “Arsitektur Jaringan GSM”, diakses tanggal 16 September 2012 [3] Taufik, Muhammad Nur, Perangkat SGSN R7 (Serving GPRS Supporting Node) sebagai Media Penghubung dalam Layanan GPRS pada Network Switching Subsystem(NSS) PT. Indosat, Tbk Semarang, Laporan Kerja Praktek Teknik Elektro Undip, 2011
[4]Nokia Siemens Networks GSM/EDGE BSS, rel. RG10(BSS), operating documentation, issue 06 [5]http://en.wikipedia.org/wiki/Flexi_Multira dio dalam artikel “Flexi Multiradio”, diakses tanggal 20 Agustus 2013 BIODATA
Grace Karlina Permatasari (21060110120055) dilahirkan di Ternate, 5 Februari 1992. Telah menempuh pendidikan di SD PL Donbosco, SMP PL Domenico Savio, SMA Kolese Loyola dan sampai sekarang masih menyelesaikan studi S1 di Jurusan Teknik Elektro Konsentrasi Telekomunikasi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Semarang.
Semarang, 19 September 2013 Menyetujui Dosen Pembimbing
Achmad Hidayanto, ST, MT NIP. 196912211995121001