Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
STRATEGI PENINGKATAN PELAYANAN AIR BERSIH KOTA MEMPAWAH, SUNGAI KUNYIT DAN SUNGAI PINYUH (Studi Kasus di PDAM Kabupaten Pontianak) Abdurahman, Hari Wiko Indaryanto Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan ITS Email:
[email protected]
ABSTRAK Pelayanan air bersih oleh PDAM Kabupaten Pontianak Kalimantan Barat khususnya pada wilayah 1 meliputi Kota Mempawah, Sungai Kunyit dan Sungai Pinyuh saat ini masih belum optimal sehingga dibutuhkan suatu perencanaan strategi untuk peningkatannya. Strategi peningkatan dilaksanakan pada aspek teknis, finansial dan kelembagaan. Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan evaluasi terhadap aspek-aspek tersebut menggunakan bantuan alat analisis. Hasil evaluasi aspek teknis menunjukkan kelemahan sistem penyediaan air baku akibat tidak berfungsinya intake cadangan di Sungai Bemban, kebocoran yang tinggi (69,05%) serta kerusakan jaringan distribusi. Hasil evaluasi aspek finansial menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang sangat lemah. Hasil evaluasi aspek kelembagaan menunjukkan bahwa perusahaan berada pada kuadran ke empat dimana masih dominannya kelemahan perusahaan sedangkan peluang cukup besar. Mengantisipasi peningkatan permintaan air bersih masa mendatang, maka dilakukan program peningkatan pengembangan untuk jangka waktu 12 (dua belas) tahun ke depan dengan mengadakan investasi terutama untuk bidang teknis. Hasil penilaian kelayakan investasi menunjukkan bahwa investasi yang akan dilakukan memenuhi kelayakan yaitu : IRR = 14,26% (>12%), NPV sebesar Rp. 361.031.017,31 (Positif), PI = 1,01 (>1) dan PPDF kurang dari 12 tahun atau kurang dari masa investasi. Guna mendukung terlaksananya program tersebut khususnya pada pelayanan wilayah 1, telah disusun suatu strategi peningkatan pelayanan untuk tiap periode kegiatan Kata Kunci: Evaluasi, Aspek teknis, Aspek finansial, Aspek kelembagaan, Optimalisasi, Strategi peningkatan pelayanan. PENDAHULUAN Latar Belakang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai unit usaha yang melayani kebutuhan manusia yang sangat mendasar yaitu air bersih, perlu meningkatkan kemampuan pelayanannya dari waktu ke waktu mengikuti pertambahan penduduk dan kenaikan taraf hidup masyarakat di daerahnya. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Pontianak yang beroperasi sejak tahun 1983 saat ini memiliki pelayanan di 5 kecamatan dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Pontianak. Daerah pelayanan saat ini dibagi atas 3 wilayah pelayanan yaitu wilayah 1, wilayah 2 dan wilayah 3. Wilayah 1 meliputi Kota Mempawah / Kecamatan Mempawah Hilir, Kota Sungai Pinyuh / Kecamatan Sungai Pinyuh dan Kota Sungai Kunyit / Kecamatan Sungai Kunyit. Wilayah 2 meliputi Kota Sungai Raya / Kecamatan Sungai Raya. Wilayah 3 meliputi Kota Jungkat Kecamatan Siantan. Pelayanan pada wilayah 1 baru mencapai 12,84% dari jumlah penduduk yang
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
ada, pada wilayah 2 baru mencapai 49,93% dan pada wilayah 3 baru mencapai 15.87% (Laporan Teknik PDAM Kabupaten Pontianak, Desember 2004). Kebocoran air total tercatat sebesar 32% pada pelayanan wilayah 1, 23% pada pelayanan wilayah 2 dan 17% pada pelayanan wilayah 3 (Laporan Teknik PDAM Kabupaten Pontianak, Desember 2004). Khusus pada wilayah 1, jumlah penduduk terlayani yang masih rendah ini diduga disebabkan oleh terbatas dan lemahnya sistem jaringan distribusi diperparah kuantitas air dari instalasi produksi (Instalasi Mempawah/Tanjung Berkat) yang rendah sebagai akibat kondisi paket pengolahan yang mengalami kerusakan. Kondisi keuangan PDAM Kabupaten Pontianak yang kurang mendukung menyebabkan upaya rehabilitasi maupun investasi tidak dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah ditulis di atas, maka permasalahan yang terjadi pada sistem distribusi air bersih PDAM Kabupaten Pontianak unit instalasi Mempawah (Tanjung Berkat) yaitu: 1. Mengapa pelayanan air bersih PDAM Kabupaten Pontianak khususnya di Wilayah 1 belum optimal; 2. Mengapa kemampuan PDAM Kabupaten Pontianak untuk melaksanakan rehabilitasi dan investasi masih rendah; 3. Strategi apa yang diperlukan untuk meningkatkan pelayanan PDAM Kabupaten Pontianak khususnya Wilayah 1 ditinjau dari aspek teknis, finansial dan kelembagaan. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian adalah untuk mengevaluasi sistem pelayanan air bersih dan menyusun strategi yang perlu dilaksanakan untuk meningkatkan pelayanan PDAM Kabupaten Pontianak khususnya Wilayah 1 ditinjau dari aspek teknis, finansial dan kelembagaan untuk jangka pendek (4 tahun pertama), jangka menengah (8 tahun) dan jangka panjang (12 tahun). Manfaat Penelitian Hasil penelitian berupa evaluasi sistem pelayanan air bersih dan tersusunnya strategi peningkatan pelayanan air bersih khususnya pada Wilayah 1 ditinjau dari aspek teknis, finansial dan kelembagaan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi institusi PDAM Kabupaten Pontianak untuk peningkatan pelayanannya. Strategi peningkatan pelayanan yang dihasilkan diharapkan dapat menjadi dasar penentuan kebijakan manajemen PDAM Kabupaten Pontianak METODOLOGI PENELITIAN Berdasarkan pada permasalahan yang terjadi serta tujuan yang ingin dicapai, maka penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metoda studi dokumenter, survey lapangan, wawancara/kuisioner dan analisa deskriptif dengan pendekatan penelitian menggunakan studi kasus. Penelitian ini mengacu pada kerangka / bagan alir sebagai tahapan penelitian seperti tertera pada Gambar 1.
ISBN : 979-99735-2-X D-1-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Latar Belakang / Alasan Pembahasan Perumusan Masalah Menentukan Tujuan Penelitian
Pengumpulan Data yang diperlukan
Data Primer : - Kondisi tekanan air - Kondisi perpompaan - Real Demand Survey (kuisioner)
-
Data Sekunder : - Jumlah penduduk - Jenis dan jumlah fasilitas - Jumlah pelanggan - Kapasitas produksi distribusi - Sistem distribusi, jaringan dan aliran - Peta wilayah pelayanan - Dokumenter (aspek teknis, finansial dan kelembagaan)
Pengolahan dan Analisa Data Proyeksi penduduk, real demand survey dan potensi pelanggan Proyeksi perkembangan fasilitas Pembentukan zona distribusi Perhitungan kehilangan air Analisa kondisi eksisting sistem distribusi (dengan software Epanet) Analisia Finansial (Investasi, NPV, IRR), analisa kelembagaan (SWOT dan kinerja perusahaan/Kepmendagrai No. 47 Tahun 1999)
Evaluasi dan pembahasan Teknis - Kapasitas produksi distribusi - Tingkat kehilangan air - Evaluasi RDS - Tekanan air - Evaluasi sistem distribusi - Evaluasi kondisi jaringan
Finansial - Keuangan perusahaan - Investasi, NPV, IRR
Kelembagaan - Positioning - Penilaian Kinerja
Penyusunan Strategi Peningkatan bidang Teknis, Finansial dan Kelembagaan (jangka pendek/mendesak, menegah dan panjang) Kesimpulan dan Rekomendasi
Gambar 1. Kerangka Penelitian HASIL DAN DISKUSI Survey Kebutuhan Nyata (Real Demand Survey –RDS) Survey Kebutuhan Nyata (Real Demand Survey – RDS) dilakukan dalam rangka penentuan besarnya kebutuhan masyarakat di wilayah I terhadap konsumsi air bersih, pendapat para pelanggan tentang tingkat pelayanan PDAM Kabupaten Pontianak, potensi pengembangan yang menyangkut minat masyarakat non pelanggan untuk berlangganan air dari PDAM dan kemampuan ekonomi untuk berlangganan. Jumlah Responden terdiri atas 30 responden pelanggan dan 70 responden non pelanggan. Berdasarkan hasil survey kebutuhan nyata pada 30 pelanggan dengan total jumlah jiwa 144 orang dan total pemakaian air sebanyak 512 m3/bulan, maka diperoleh
ISBN : 979-99735-2-X D-1-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
konsumsi air rata-rata per orang adalah 119 liter/orang/hari. Untuk keperluan pembahasan dan kemungkinan pengembangan ke depan, angka tersebut dipandang perlu untuk dibulatkan ke atas, yaitu menjadi 120 liter/orang/hari menyesuaikan dengan kategori kebutuhan air bersih berdasarkan kategori jumlah penduduk total di wilayah pelayanan. Dari hasil survey diperoleh data fokus peningkatan pelayanan dari segi kualitas, tekanan air, kuantitas, kontinuitas dan pelayanan gangguan dengan rincian prosentase sebagaimana disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Fokus Responden Terhadap Aspek Pelayanan
Sumber : Data Primer diolah, 2006
Dari perhitungan berdasarkan data RDS diproyeksikan tingkat pelayanan yang dipakai sebagai dasar dalam rencana pengembangan jaringan adalah untuk tingkat pelayanan 30 % dari jumlah penduduk di tiga kecamatan yang menjadi bagian wilayah I pelayanan PDAM Kabupaten Pontianak dan akan terus dikembangkan sampai tahun 2018. Produksi, Transmisi dan Distribusi Berdasarkan laporan PDAM Kabupaten Pontianak selama bulan Juni sampai dengan Agustus tahun 2006, diketahui bahwa dari produksi air rata-rata sebesar 56,91 l/detik termasuk 6,06 l/detik dari Instalasi Sungai Rasau, hanya 51,05 l/detik yang terdistribusi dan 17.61 l/detik yang tercatat serta tertagih dalam rekening pelanggan. Ini menunjukkan terjadinya kehilangan air rata-rata sebesar 69,05% dari kapasitas produksi. Kehilangan air ini turut diperhitungkan dalam menentukan total kebutuhan produksi air untuk melayani kebutuhan pelanggan. Dari laporan tersebut juga diketahui konsumsi air rata-rata untuk setiap pelanggan apabila diekivalensikan untuk tiap sambungan rumah (3.668 sambungan, per Agustus 2006) per hari di daerah pelayanan wilayah 1 sebesar 9,82 m3/bulan/sr ≈ 0,33 m3/hari/sr. Sumber air baku utama yang digunakan oleh PDAM Kabupaten Pontianak Pelayanan wilayah 1 untuk kebutuhan pengolahan air bersih diambil dari air Sungai Mempawah (Intake Tanjung Berkat dan Sungai Bemban) di Kecamatan Mempawah Hilir dan Sungai Rasau (intake Sungai Rasau) di Kecamatan Sungai Pinyuh. Untuk debit air pada Sungai Mempawah masih mencukupi dengan kondisi sungai yang cukup dalam dan lebar namun pada sumber air dari Sungai Rasau saat ini mengalami pendangkalan akibat endapan lumpur di dasar sungai sehingga dalam operasionalnya dilakukan beberapa kali upaya pengerukan oleh PDAM Pada Gambar 2 dapat dilihat skematik sistem penyediaan air bersih eksisting mulai dari air baku sampai daerak pelayanan.
ISBN : 979-99735-2-X D-1-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Intake II S. Bemban Kap. 40 l/det
Sungai Kunyit SL = 468 unit = 2.340 jiwa
Pelayanan = 10.9%
Intake I T. Berkat Kap. 77 l/det
Intake Rasau Kap. 10 l/det Res. 50m3
Res. 200m3 2 unit
WTP T. Berkat Kap. 77 l/det
WTP Rasau Kap. 10 l/det (10 l/d blm Operasi)
Booster Pump Semudun 2 x 10 l/dt, H=40m (Centrifugal)
Res. 50m3 Res. 50m3
Booster Pump Senggiring 2 x 20 l/dt, H=60m (Centrifugal)
Res. 50m3
Kota Mempawah SL = 2.405 unit = 12.025jiwa
Booster Pump S. Batang 2 x 20 l/dt, H=60m (Centrifugal)
Pelayanan = 21.2%
Sungai Pinyuh SL = 795 unit = 3.973 jiwa
Pelayanan = 7.2%
Gambar 2. Skematik Jaringan Transmisi PDAM Kabupaten Pontianak Pelayanan Wilayah 1 (PDAM Kab. Pontianak dan Survey, 2006) Permasalahan utama yang dihadapi saat ini adalah bahwa suplai air baku melalui intake Tanjung Berkat adalah terjadinya intrusi air asin saat musim kemarau. Kendala ini semestinya dapat diantisipasi dengan mengoperasikan intake Sungai Bemban namun terkendala masalah teknis yaitu sarana perpompaan yang sering mengalami gangguan dan kerusakan. Untuk intake Sungai Rasau yang memasok air ke pengolahan Sungai Rasau memiliki permasalahan kuantitas air yang merosot drastis saat kemarau serta kondisi air baku yang berwarna kemerahan (air gambut) yang agak sulit untuk diolah (dijernihkan). Pada kondisi eksisting intake air baku berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa untuk intake Tanjung Berkat dan Sungai Rasau Maih memenuhi namun untuk intake Sungai Bemban perlu penyesuaian dimensi pipa karena diperoleh kehilangan tekan yang besar. Pada sistem transmisi eksisting berdasarkan hasil perhitungan terjadi kehilangan tekan yang tinggi pada transmisi dari reservoir Tanjung berkat menuju reservoir Sungai Batang dalam kondisi tidak beroperasinya boster Senggiring. Apabila boster senggiring dioperasikan maka berdasarkan perhitungan pengaliran air menuju boster Sungai Batang untuk pelayanan Sungai Pinyuh masih dapat mampu unytuk mengalirkan air. Untuk pengaliran menuju boster Semudun pada kondisi eksisting berdasarkan perhitungan tidak ada kendala. Pada sistem distribusi eksisting berdasarkan hasil runing program Epanet masalah yang ditemukan adalah perlu penyesuaian diameter pipa baik di derah pelayanan Mempawah Hilir, Sungai Kunyit maupun Sungai Pinyuh. Penyesuaian ini juga dengan mempertimbangkan kemungkinan pengembangan sistem distribusi di masa mendatang. Keuangan dan Kelembagaan Pada indikator ekonomi diantaranya Curent Ratio, ROE dan ROA berdasarkan perhitungan masih rendah. Rendahnya ekuitas perusahaan menunjukkan PDAM tidak memiliki cukup modal untuk melakukan operasionalnya secara baik. Beban hutang yang masih belum dapat diselesaikan juga memperburuk kondisi keuangan saat ini. Kondisi kelembagaan untuk kebutuhan operasional masih belum didukung kualitas SDM yang memadai untuk menunjang peningkatan pelayanan dikarenakan kurangnya
ISBN : 979-99735-2-X D-1-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
upaya peningkatan kualitas karyawan. Berdasarkan hasil penilaian kinerja berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum kinerja PDAM Kab. Pontianak berada pada posisi “Kurang”. Peningkatan Pelayanan Peningkatan pelayanan dibagi mejadi peningkatan pelayanan eksisting dan peningkatan pelayanan proyeksi masa mendatang. Peningkatan pelayanan difokuskan pada penurunan kebocoran untuk meningkatkan pemakaian air dan efektivitas pejualan dan penagihan guna peningkatan pendapatan. Hal-hal yang dilakukan dalam mendukung peningkatan pelayanan diuraikan dalam aspek teknis, keuangan dan kelembagaan diuraikan sebagai berikut: a. Aspek Teknis 1. Melakukan penurunan kebocoran secara berkala melalui peneraan/ mengganti meteran air pelanggan dan pipa distribusi yang bocor serta pembenahaan instalasi produksi. 2. Melakukan pembenahan sistem produksi dan distribusi sehingga sistem yang ada dapat dioptimalkan sehingga meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi untuk mendukung pelayanan kepada masyarakat. 3. Meningkatkan cakupan pelayanan yang akan meningkatkan penjualan air, sehingga dapat memperbaiki kondisi keuangan PDAM. 4. Memanfaat semaksimal mungkin potensi sumber air baku untuk melayani potensi konsumsi pelanggan eksisting maupun pengembangan. b. Aspek Keuangan 1. Melakukan cut off bunga hutang, penjadwalan kembali hutang PDAM dan memperhitungkan besarnya biaya operasional dan pemeliharaan serta melakukan transparansi mengenai kondisi keuangan PDAM. 2. Mengupayakan pendanaan untuk usaha perbaikan/rehabilitasi maupun investasi bagi peningkatan kemampuan sistem penyediaan air bersih yang ada sehingga mampu untuk meningkatkan cakupan pelayanan sesuai dengan perkembangan daerah. 3. Memaksimalkan penjualan dan meningkatkan kemampuan penagihan rekening untuk memaksimalkan pendapatan guna mengatasi peningkatan biaya operasional. 4. Bersama dengan pihak pemerintah mengupayakan penyediaan dana untuk upaya peningkatan kemampuan sistem pelayanan untuk meningkatkan kemampuan cakupan pelayanan. c. Aspek Kelembagaan 1. Meningkatkan kompetensi SDM PDAM dengan ikut serta dalam program peningkatan kualitas SDM. 2. Meningkatkan kompetensi karyawan untuk mendukung peningkatan kualitas pelayanan guna menjawab tantangan kedepan terkait dengan berlakunya undang undang perlindungan konsumen. 3. Mengupayakan perlindungan secara hukum terhadap segala asset PDAM terhadap segala unsur kegiatan yang merugikan pihak PDAM. 4. Menjalin koordinasi dengan pihak pelanggan untuk menghindari gejolak akibat kebijakan kenaikan tarif. 5. Menyusun daftar kebutuhan pelatihan pegawai secara berkala. 6. Membuat rencana kerja tiap-tiap unit untuk menentukan prioritas dan sasaran dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan.
ISBN : 979-99735-2-X D-1-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
Sasaran kegiatan peningkatan pelayanan PDAM Kabupaten Pontianak adalah sebagai berikut: a. Peningkatan dan optimalisasi kondisi internal Meningkatkan kondisi internal dan eksternal yang ada agar potensi yang ada dapat dioptimalkan semaksimal mungkin dan memperbaiki kinerja baik teknis maupun administrasi/keuangan sehingga dapat berjalan efektif dan efisien dalam meningkatkan pelayanan. Dengan kondisi internal yang cukup kuat maka PDAM siap untuk memperluas pelayanan air bersih guna memanfaatkan peluang-peluang yang ada. b. Ekspansi / perluasan pelayanan Ekspansi /perluasan pelayanan dapat dilakukan apabila terlebih dahulu diupayakan perbaikan dan optimalisasi internal. Perluasan pelayanan yang akan dilakukan, apabila peluang dari masyarakat berupa kemauan/kemampuan seiring dengan upaya meningkatkan aspek pelayanan dari PDAM. Investasi Sebagai upaya mendukung peningkatan pelayanan maka dilakukan rencana investasi pada sektor real assets. Investasi dibagi menjadi tiga tahap dengan tiap tahapan selama empat tahun sampai tahun 2018. Dari hasil perhitungan anggran biaya dibutuhkan investasi senilai Rp. 26.331.022.000,- (Dua Puluh Enam Miliar Tiga Ratus Tiga Puluh Satu Juta Dua Puluh Dua Ribu Rupiah). Setelah dilakukan penilaian terhadap rencana investasi ini dengan memperhitungkan aliran kas yang terjadi maka dihasilkan IRR > 12%, NPV yang bernilai positif, PI >1 dan PPDF kurang dari 12 tahun atau kurang dari masa investasi. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap komponen sistem penyediaan air minum PDAM Kabupaten Pontianak pelayanan wilayah 1, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Rendahnya kemampuan pelayanan PDAM Kabupaten Pontianak pelayanan wilayah 1 disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : a. Kondisi prasarana yang mengalami kerusakan mulai dari produksi, transmisi dan distribusi. b. Ketergantungan PDAM akan suplai energi listrik hanya dari PLN, sedangkan kondisi saat ini sering terjadi pemadaman aliran listrik yang mengakibatkan PDAM tidak dapat beroperasi maksimal (selama 24 jam) c. Tingkat Kebocoran air yang tinggi (69,05 %) menyebabkan keuntungan operasional menjadi sangat berkurang ditambah lagi dengan tingkat kemampuan penagihan rekening yang rendah (77% tahun 2005) d. Air baku utama di intake Tanjung Berkat yang saat musim kemarau terganggu oleh salinitas yang tinggi sedangkan intake cadangan yang berada di Sungai Bemban masih tidak dapat beroperasi. e. Jaringan distribusi saat ini masih belum menjangkau daerah permukiman yang berkembang di area pelayanan wilayah 1 terkait dengan ketidakmampuan berinvestasi. 2. Kemampuan keuangan yang rendah terlihat pada indikator ekonomi diantaranya Curent Ratio, ROE dan ROA yang masih rendah menyebabkan ketidakmampuan untuk melaksanakan investasi. Rendahnya ekuitas perusahaan menunjukkan PDAM tidak memiliki cukup modal untuk melakukan operasionalnya secara baik.
ISBN : 979-99735-2-X D-1-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi V Program Studi MMT-ITS, Surabaya 3 Pebruari 2007
3. Dari hasil analisa dan pembahasan sesuai posisi PDAM saat ini, untuk meningkatkan pelayanan PDAM Kabupaten Pontianak pelayanan wilayah 1 di rumuskan strategi peningkatan baik secara teknis, ekonomi maupun kelembagaan dengan prioritas penurunan kebocoran, maksimalisasi kapasitas produksi, distribusi, penjualan dan penagihan, mengusahakan penjadwalan hutang dan peningkatan kualitas SDM 4. Dari hasil perhitungan kelayakan investasi untuk peningkatan pelayanan yang dilakukan secara bertahap diperoleh kesimpulan bahwa investasi yang akan dilakukan memenuhi kelayakan. Rekomendasi Sesuai dengan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah selaku pemilik perusahaan untuk mengusahakan pendanaan untuk peningkatan ekuitas perusahaan dan untuk keperluan investasi. Sumber dana diusahakan dari APBD Kabupaten Pontianak dan atau APBN untuk tahap perbaikan kondisi eksisting serta investasi tahap awal. Sedangkan untuk tahap selanjutnya dapat mengusahakan sumber dana lain dari pihak ke tiga selain sumber dana dari APBD Kabupaten Pontianak dan atau APBN. 2. Menyusun Master Plan dan Corporate Plan PDAM Kabupaten Pontianak bekerja sama dengan kalangan berpengalaman baik yang berasal dari institusi pemerintah, swasta maupun perguruan tinggi/akademisi. 3. Segera mengupayakan penjadualan hutang jatuh tempo maupun pemotongan bunga hutang yang saat ini membebani keuangan PDAM berkoordinasi dengan pemerintah daerah. 4. Segera merealisasikan rumusan Peraturan Perusahaan serta Standar Operasional dan Prosedur kegiatan di bidang teknik, administrasi dan keuangan. 5. Menyusun kegiatan rinci jangka pendek untuk keperluan penertiban sambungan liar, inventarisasi kondisi jaringan serta fasilitas produksi distribusi untuk upaya perbaikan. 6. Melakukan koordinasi dengan para stake holder (pihak yang berkepentingan) untuk melaksanakan strategi yang telah disusun berdasarkan prioritas. DAFTAR PUSTAKA Al-Layla, Anis, M. Shomin A.; Middlebrooks, EJ.; (1978), Water Supply Enggineering Design, Ann Arbor Science Publisher, Inc Michigan USA. Badan Pusat Statistik, (2003-2004), Kabupaten Pontianak Dalam Angka, BPS Kabupaten Pontianak. Dirjen Cipta Karya, (1998), Petunjuk Teknis Perencanaan Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Volume V. Departemen Dalam Negeri, (1999), Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum, Departemen Dalam Negeri Jakarta. Halim, Abdul, (2003), Analisis Investasi, Salemba Empat, Jakarta. Kodoatie Robert J. (2003), Manajemen dan Rekayasa Infrastruktur, Pustaka Pelajar, Semarang. Roosman, L.A. (2000), Epanet 2 User Manual, Water Supply and Water Resources Division, National Risk management Research Laboratory, Cincinnati, OH.
ISBN : 979-99735-2-X D-1-8