VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK PASAR, ASPEK TEKNIS, ASPEK MANAJEMEN DAN ASPEK SOSIAL. 6.1.
Aspek Pasar Aspek pasar merupakan aspek yang memberikan gambar keuntungan bagi
perusahaan. Dengan mengkaji aspek pasar dapat terlihat potensi pasar dalam menyerap produk yang dijual. Jika kemampuan pasar dalam menyerap produk cukup tinggi dengan harga jual yang efektif maka akan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Disamping itu, aspek pasar juga memberikan gambaran informasi yang penting dalam menentukan langkah strategi usaha ke depan dan merupakan jembatan untuk mendekati konsumen. Aspek ini sangat dikaji oleh PT Agrindo Surya Graha agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen.
6.1.1 Potensi dan Pangsa Pasar Potensi pasar pupuk organik cukup besar dan sangat terbuka. Hal ini didukung oleh pemerintah, luas pertanian dan perkebunan serta jumlah produksi pupuk organik yang masih minim (sesuai data Tabel 1 dan 2). Terget pasar PT Agrindo Surya Graha dalam pemasaran pupuk adalah kepada para petani dan perkebunan Sejabotabek dan sekitar Jawa Barat. Disamping itu PT Agrindo Surya Graha juga menjalin kerja sama terhadap perusahaan lain guna membantu pasokan produk kepada perusahaan lain atau para supplier lainnya. Pada saat ini berapapun jumlah produksi pupuk organik PT Agrindo Surya Graha akan diserap seluruhnya oleh para supplyer.
6.1.2 Strategi Pemasaran Setelah diketahui potensi pasar pupuk organik yang ada maka perlu strategi pemasaran untuk mendapatkan peluang pasar tersebut. Strategi pemasaran PT Agrindo Surya Graha berdasarkan 4P yaitu (Product, Price, Place, Promotion): (1)
Produk (Product) Produk adalah sesuatu yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen.
Salah satu yang menjadi daya tarik produk adalah kualitas produk tersebut, karena 52
kualitas produk mempengaruhi kepuasan kosumen. Hal ini yang menjadi dasar dalam produksi pupuk organik pada PT Agrindo Surya Graha. Untuk saat ini produk yang ditawarkan oleh PT Agrindo Surya Graha adalah pupuk organik granul dengan merek dagang produk yang dijual adalah bintang kuda laut. Komposisi nutrisi pupuk organik yang ditawarkan terdiri dari karbon organik minimal 12 persen, Ratio Karbon dan Nitrogen 12 persen – 20 persen, pH 4-8 dan kadar air 15 persen. Standarisasi kualitas adalah yang utama pada produk ini. Hal ini dilakukan agar mampu bersaing di pasar dan mampu memenuhi subtitusi kebutuhan pupuk kimia pada petani. Adapun alasan pupuk organik yang diproduksi berbentuk granul karena perusahaan melihat bentuknya tampak lebih memudahkan dalm pengemasan, pendistribusian lebih ringan, penebaran pada saat pemakaian lebih mudah dan sebagian praktisi mengatakan granul lebih indah bentuknya. Kemudian berdasarkan kuantitas atau berat kemasan, produk pupuk organik yang dihasilkan pada PT Agrindo Surya Graha dibagi menjadi 2 jenis yaitu : 1. Free Market yaitu kemasan 40 kg dengan ukuran granul 2-5 ml dengan komposisi nutrisi yang sama. 2. Subsidi Market yaitu kemasan 50 kg dengan ukuran granul 1-5 ml dengan komposisi nutrisi sama.
(2)
Harga (Price) PT Agrindo Surya Graha menetapkan harga sebagai standarisasi nominal
terhadap produk yang dihasilkan untuk dijual kepada konsumen. Strategi penetapan harga akan mempengaruhi terhadap hasil jumlah penjualan dan tingkat keuntungan yang akan diperoleh PT Agrindo Surya Graha. Pada dasarnya yang menjadi nilai jual dan daya tarik produk pupuk organik terhadap pupuk kimia di mata konsumen seperti petani adalah harga jualnya pupuk organik yang lebih murah dibandingkan dengan pupuk kimia. Pemerintah mengeluarkan peraturan harga jual pupuk organik kepada petani adalah Rp 1000/kg. maka berdasarkan kebijakan tersebut perusahaan PT Agrindo Surya Graha melakukan penjualan produk pupuk organik kepada distributor seharga Rp 550/kg . Harga jual ditetapkan perusahaan berdasarkan
53
pada biaya tetap ditambah biaya variable dengan margin keuntungan yang ditargetkan perusahaan. Penempatan harga juga merupakan hasil perbandingan yang efektif dengan harga yang ditawarkan oleh para pesaing. Artinya perusahaan selalu menyesuaikan pada harga yang efektif dipasaran agar poduk yang ditawarkan dapat bersaing dipasaran.
(3)
Tempat (Place) Tempat bagian terpenting yang mempegaruhi biaya produksi suatu
produk. Pemilihan tempat dipengaruhi faktor bahan lokasi baku dan lokasi pasar. Pada PT Agrindo Surya Graha mengambil keputusan membangun sebuah pabrik lebih dekat kepada lokasi bahan baku dan tidak terlalu jauh dari target pasar. Strategi
pemilihan
dilakukan
untuk
memudahkan
supplier
baku
dan
pendistribusian produk. Pabrik yang didirikan PT Agrindo Surya Graha berada di jalan PLTP Angkong Kp.Sundaweneng RT.25 RW.11 Sukabumi. Sebagian bahan baku untuk produksi pupuk organik berasal dari daerah Bogor, Sukabumi, dan Cianjur. Sedangkan perusahaan memasarkan produknya di wilayah Jabotabek, disamping itu perusahaan juga melakukan penjualan langsung kepada mitra usaha lainnya.
(4)
Promosi Strategi promosi yang dilakukan oleh PT Agrindo Surya Graha dengan
cara menjalin kerja sama dengan perusahaan yang bergerak dalam bidang pupuk organik. Bersama dengan perusahaan lain PT Agrindo Surya Graha melakukan strategi pengembangan dalam pendistribusian dan promosi di daerah pertanian potensial. Jenis promosi perkenalan (introduction) untuk menginformasikan manfaat pengunaan pupuk organik bagi pertanian. Hal ini juga didukung oleh pemerintah setempat dalam penggunaan pupuk organik. Sehingga produk yang dihasilkan dapat diserap oleh pemerintah secara langsung dan dijual kepada para petani. Dengan strategi promosi ini dapat menekan biaya promosi bagi perusahaan.
54
6.2 Aspek Teknis Lokasi proyek, saran dan prasarana sangat menentukan aspek teknis yang akan dijalankan PT Agrindo Surya Graha. Disamping itu proses produksi akan menentukan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Sehingga secara teknis, aspek–aspek tersebut akan sangat mempengaruhi tingkat produksi yang dihasilkan oleh perusahaan. 6.2.1
Lokasi Proyek Bagi PT Agrindo Surya Graha usaha produksi pupuk organik perlu
mempertimbangkan lokasi pendirian pabrik. Lokasi pabrik harus memiliki akses pendukung yang sangat memadai seperti jalur transportasi yang memadai, tenaga kerja yang kopeten dan murah, sumber bahan baku yang berlimpah dan lingkungan masyarakat sekitar pabrik yang dapat diajak kerja sama. Oleh karena itu lokasi pabrik dekat dengan perumahan penduduk. Lokasi pabrik tidak jauh dari tempat distribusi produk ke pasar. Hal ini yang menjadi dasar pertimbangan pemilihan pabrik di Sukabumi oleh PT Agrindo Surya Graha. Lokasi pabrik yang didirikan PT Agrindo Surya Graha usaha memiliki luas bangunan 6000 m3 dan luas lahan pabrik 7300 m2. Luas lahan dan luas bangunan untuk saat ini masih sangat memadai untuk proses produksi dan penyimpanan bahan baku dan produk.
6.2.2
Skala Operasi Untuk saat ini penyerapan pasar terhadap produk pupuk organik
hampir tak terbatas, artinya berapa pun jumlah pupuk yang diproduksi PT Agrindo Surya Graha akan diserap oleh pasar. Namun perusahaan hanya mampu memproduksi 20 ton per hari. Ini merupakan suatu peluang emas yang sangat baik bagi perusahaan. Oleh karena itu skala operasi perusahaan akan dilakukan secara optimal mungkin. PT Agrindo Surya Graha menggunakan 2 paket mesin produk dengan masing-masing berkapasitas 10 ton per hari.
55
6.2.3
Sarana dan Prasarana Perusahaan Sarana dan prasarana sangat menunjang untuk berjalanya proses usaha.
Untuk menjalankan suatu pabrik pupuk organik diperlukan sarana dan prasarana seperti mesin, tempat penyimpanan, alat trasportasi dan beberapa alat penunjang lainnya. Sarana dan prasarana yang dimiliki PT Agrindo Surya Graha cukup memadai untuk skala awal beroparasi. Berdasarkan Pengamatan PT Agrindo Surya Graha memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut : 1.
Lahan Lahan yang dibeli oleh PT Agrindo Surya Graha sebagian besar
digunakan untuk membangun pabrik dan gudang penyimpanan bahan baku. Luas lahan yang dimiliki mencapai 7300 m 2. Dari lahan tersebut 6000 m3 dibangun sebagai pabrik dan sisa lahanya dimanfaatkan sebagai bangunan tempat tinggal karyawan dan lahan penjemuran bahan baku. 2.
Mesin. Mesin adalah merupakan peralatan penunjang utama pada pabrik ini. PT
Agrindo Surya Graha memiliki 2 set mesin produksi pupuk granul. 1 set mesin terdiri dari mesin Cruser sebagai pengahacur partikel atau bahan baku agar lebih halus, mesin Granulator untuk membentuk pupuk menjadi granul, mesin Dryer Rotari digunakan sebagai saluran pengering dan membentuk pupuk menjadi granul, mesin Burner untuk memanaskan pupuk menjadi lebih kuat bentuk granulnya dan mesin Screner untuk menyaring pupuk granul agar menjadi ukuran yang lebih seragam. 3.
Gudang dan Pabrik. Pada pabrik di Sukabumi terdapat bangunan pabrik yang mampu
menampung 2 set mesin dan beberapa ton bahan baku. Sedangkan gudang digunakan sebagai penyimpanan produk pupuk yang sudah jadi. Kapasitas tampung gudang sendiri mencapai 1000 ton. Karena produksi dilakukan setiap hari dan distribusi dilakukan sekitar seminggu sekali maka dilakukan penyimpanan pada gudang. Hal ini dilakukan agar kondisi produk tetap baik selama penyimpanan sebelum produk didistribusikan kepada konsumen dan pihak distributor lainya. 4.
Kantor dan Mess Karyawan.
56
Pabrik ini juga memiliki kantor sebagai pusat segala kegiatan administrasi, sedangkan mess disediakan untuk memberikan fasilitas kepada karyawan seperti tempat tinggal, tempat istirahat dan ibadah. Jumlah mess sebanyak 5 unit ruangan dan kantor 1 unit. 5.
Instalasi Listrik Listrik digunakan dalam proyek ini untuk keperluan penerangan saat
proses produksi dimalam hari dan untuk penerangan kebutuhan kantor. Untuk sementara ini perusahaan ini mengunakan daya listrik sebesar 950 watt. 6.
Instalasi Air Air dalam usaha ini digunakan sebagai bahan pembantu perekat untuk
membuat pupuk menjadi granul. Selain itu air digunakan untuk kebutuhan sehari-hari karyawan yang tinggal di mess. Jika dikaji kebutuhan air cukup penting tetapi jumlah kebutuhanya tidak terlalu besar, sekitar kebutuhan air yang digunakan mencapai biaya pengeluaran Rp 350.000 per bulan. 7.
Peralatan Kantor Peralataan kantor sangat dibutuhkan untuk menjalankan operasional
proyek. Peralataan kantor meliputi komputer, meja, kursi, kalkulator, dan ATK 8.
Alat Penunjang Produksi Beberapa alat yang diperlukan untuk menunjang produksi pupuk
organik seperti timbangan manual dan digital, skop, cangkul, grobak, troly, sprayer, mesin disel, gergaji, kunci inggris, kunci L, mesin jahit karung, dan mesin pemahat. 9.
Kitchen Set Kitchen Set berfungsi sebagai fasilitas pelengkap yang terdapat pada
mess karyawan sebagai penunjang kebutuhan karyawan.
6.2.4 Proses Produksi Proses pembuatan pupuk organik granul cukup bervariasi, hal ini tergantung dari bahan-bahan dan teknologi yang digunakan. Di dalam proses produksi pupuk organik ganul ini terdiri dari 3 tahap utama yang paling pokok yaitu tahap persiapan bahan baku, tahap granulisasi dan yang terakhir adalah
57
tahap pengemasan. Secara keseluruhan proses produksi dapat dilihat dari bagan alur proses produksi Gambar 6. Sisa
Bahan Baku
Pengeriangan
Penghalusan
Pengayakan
Formulasi
Pencampuran
Granulasi
Pengeringan
Pengayakan
Pengemasan
Gambar 6. Bagan Proses Pembuatan Pupuk Organik Grandul PT Agrindo Surya Graha 6.2.4.1
Persiapan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan untuk membuat pupuk organik granul
harus berbentuk tepung atau mess. Jika dilihat dari bahan baku yang digunakan terdiri dari kompos sapi, kompos bekas jamur, tanah merah dan kapur pertanian. Hampir sebagian dari bahan baku tersebut berbentuk mess dengan partikel yang berbeda-beda. Sehingga perlu dilakukan pengolahan terhadap bahan baku tersebut dengan diperlakukan secara terpisah-pisah. Untuk proses persiapan bahan baku terdiri dari 3 tahap yaitu pengeringan, penghalusan dan pengayakan.
58
a.
Pengeringan. Proses pertama adalah pengeringan bahan baku, karena bahan baku seperti kompos dari supplier sedikit basah. Oleh karena itu pengeringan dilakukan terlebih dahulu, biasanya kompos dikeringkan dengan cara penjemuran dan pengeringan dengan mesin pengering. Untuk saat ini pengeringan sebagian besar dilakukan dengan cara menjemur. Bahan baku dari supplier diterima selektif dengan kadar air 10 - 15 %. Hal ini dilakukan untuk menghindari biaya pengeringan yang mahal, sehingga biaya produksi dapat lebih efisien.
b.
Penghalusan Setelah bahan baku sudah kering proses selanjutnya penghalusan. Penghalusan dilakukan dengan mengunakan mesin cruser. Hal ini dilakukan untuk membuat bahan baku halus dan memiliki partikel yang sama rata-rata. Penghalusan kompos dengan mesin cruser akan menghasilkan kompos yang halus dan berkapasitas yang lebih besar.
c.
Pengayakan Untuk mendapatkan ukuran tepung yang seragam, bahan baku yang sudah dihaluskan kemudian dilakukan pengayakan. Pengayakan dilakukan secara manual mengunakan ayakan halus berukuran 40 – 60 mesh. Bahan baku yang tidak lolos dari ayakan akan dikembalikan lagi ke mesin cruser atau penghalus. Jika bahan baku perlu dikeringkan untuk memudahkan penepungan bahan baku maka dikeringkan kembali. Jika bahan baku sudah memiliki ukuran partikel yang hampir seragam dan kadar air 10-15 %, maka bahan baku siap digunakan untuk bahan pembuatan pupuk organik. Ketiga tahap ini dilakukan guna mempermudah proses granulisasi produk.
6.2.4.2
Tahap Granulisasi Pada tahap ini terdapat beberapa langkah-langkah kerja seperti
memformlasikan bahan baku, pencampuran bahan baku, pembuatan granul, pengeringan dan pengayakan.
59
1.
Formulasi Tahap ini harus dilakukan terlebih dahulu agar produk yang dihasilkan mengandug komposisi zat yang baik untuk kesuburan tanah. Biasanya formulasi pupuk organik terdiri dari beberapa macam bahan baku dengan komposisi pupuk kandang atau kompos sebanyak 60 %. Tetapi formulasi yang digunakan oleh PT Agrindo Surya Graha yaitu kompos bekas jamur 45 %, kompos sapi 25 %, kapur pertanian 25 % dan tanah merah 5 %. Percampuran ini dilakukan agar dapat tercapai pupuk organik dengan komposisi yang diinginkan.
2.
Pencampuran Setelah tersusun formulasi yang diinginkan, maka proses penyiapan bahan baku sesuai dengan formulasi yang ada. Bahan baku yang siap pakai dikumpulkan dan dicampur jadi satu pada tahap ini. Proses pencapuran dapat dilakuan dengan proses manual oleh tenaga kerja langsung dengan menggunakan alat skop dan cangkul, atau dengan menggunakan
mesin
pencampur
seperti
mixer.
Biasanya
proses
pencampuran dapat berjalan selama 15-20 menit hingga bahan tercampur secara homogen dan merata. 3.
Pembuatan Granul Semua bahan yang telah tercampur selanjutnya dibuat granul dengan menggunakan pan granulator yang memutar terus dengan tingkat kemiringan 45o derajat. Diatas pan terdapat saluran air yang mengalir perlahan-lahan sebagai perekat hingga terbentuk granul. Proses dilakukan sampai pupuk berbentuk granul dan sampai pupuk ganul tersebut tertumpah dari pan granulator. Pemasukan bahan baku yang sudah tercampur dengan rata dimasukan ke dalam pan granulator secara sedikit demi sedikit. Jika pupuk sudah mulai terbentuk granul sekitar 2 – 4 mm maka tambahkan lagi bahan baku ke dalam pan granulator. Tujuan ini dilakukan agar ukuran granul pupuk semakin besar.
4.
Pengeringan. Hasil pencampuran bahan baku yang sudah berbentuk granul keluar dari pan granulator masih terlalu basah karena air atau bahan
60
perekat.
Sehingga
perlu
dilakukan pengeringan
kembali
dengan
menggunakan mesin dryer rotari. Bentuk mesin ini menyatu dengan mesin bruner (mesin pemanas). Pupuk granul yang masih basah dimasukan ke dalam mesin driyer yang berbentuk cerobong panjang sekitar 10 meter dengan posisi melintang dengan ketinggian 25o drajat dari permukaan tanah. Hal ini dibuat agar pupuk granul yang masuk dari ujung cerobong akan mengalir kebawah cerobong. Saat pengalir mesin dryer rotari berputar agar granul pupuk dapat terbentuk dengan baik saat mengalir ke ujung cerobong mesin. Pada ujung mesin ini terdapat mesin burner untuk memanaskan pupuk agar lebih kering dan bentuk granul semakin kuat. semakin kering pupuk granul yang di hasilkan semakin baik. 5.
Pengayakan Granul Granul yang kering yang keluar dari mesin burner kemudian diayak untuk mendapatkan ukuran granul yang seragam. Pengayakan dapat dilakukan ayakan manual atau ayakan putar. Pengayakan dibagi menjadi ukuran kecil kurang dari 3 mm, ukuran sedang 3-5 mm dan ukuran besar diatas 5 mm. Pada PT Agrindo Surya Graha mengunakan ukuran 2 – 5 mm, jika ada granul berukuran 1 mm maka akan dihancurkan kembali untuk dijadikan campuran bahan baku proses berikutnya.
6.2.4.3
Tahap pengemasan
Setelah pupuk granul dari saringan memiliki ukuran partikel yang merata, pupuk tersebut dipindahkan dan ditebar. Hal ini dilakukan untuk membuat pupuk cepat dingin dan kemudian disemprot zat nutrisi biomikroba dari Departemen Pertanian untuk menambah nilai nutrisi pupuk tersebut. Penyemprotan dilakukan secara merata pada pupuk granul panas yang baru keluar dari mesin screner. Hal ini dilakukan agar pupuk dapat menyerap langsung dan kondisi panas menjadi dingin akibat semprotan tersebut. Setelah suhu pupuk normal, maka dilakukan pengemasan sesuai takaran tertentu. PT Agrindo Surya Graha melakukan pengemasan sesuai pemesanan distributor dan konsumen yaitu kemasan 50 kg dan 40 kg. Kemasan memiliki label yang berisi merek dagang, produsen, komposisi, ijin usaha, jumlah
61
takaran dan tanggal pembuatan. Setelah dikemas dengan takaran yang sesuai kemasan, maka kemasan langsung dijahit. Karung langsung diangkut ke tempat gudang penyimpanan.
6.3.
Aspek Manajemen Aspek manajemen dan sumberdaya manusia merupakan aspek yang
merencanakan
struktur
kelembagaan
pengkoordinasian, pengawasan
yang
akan
dibentuk,
pengarahan,
dengan mempertimbangkan beberapa analisis,
deskripsi pekerjaan, efektifitas dan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada. Adapun hal-hal yang dianalisis dalam aspek manajemen adalah manajemen dalam operasi yaitu bentuk organisasi, kebutuhan SDM, jumlah tenaga kerja yang digunakan dan sistem panggajian. (1) Manajemen Operasional PT Agrindo Surya Graha melakukan operasi produksi pupuk organik enam hari dalam seminggu. Dalam satu hari operasi pabrik enam belas jam, dan perusahaan membagi empat shif kerja dengan menggunakan dua set mesin produksi. Satu set mesin produksi terdiri dari dua shif kerja. Setiap satu shif kerja mengoperasikan mesin produksi delapan jam. Perusahaan menggunakan enam orang tenaga kerja untuk setiap satu shif mesin produksi. Untuk menjalankan produksi dengan lancar perlu dilakukan beberapa analisis yaitu : 1)
Bentuk Badan Usaha Bentuk badan usaha Agrindo Surya Graha adalah Perseroan Terbatas.
Perseroan Terbatas sebagai bentuk indentitas organisasi Badan Usaha di Indonesia, biasa disingkat dengan sebutan PT Perseroan Terbatas ini merupakan suatu badan hukum karena memiliki kekayaan sendiri yang terpisah dari kekayaan pribadi masing-masing pemegang saham. Bentuk Perseroaan Terbatas biasanya digunakan untuk kegiatan usaha besar dan membutuhkan modal yang cukup besar. Adapun alasan pemilihan badan usaha Perseroaan Terbatas pada Agrindo Surya Graha dikarenakan modal yang ditanamnya cukup besar, skala produksi cukup besar dan jaringan kerja sama distributor dan pemasaran bersama pemerintah. Sehingga Agrindo Surya Graha memutuskan memilih badan usaha Perseroaan Terbatas. Data legalitas perusahaan dapat dilihat pada Tabel 10.
62
Tabel 10. Data legalitas PT Agrindo Surya Graha Data Legalitas Perusahaan
Keterangan
Akte Pendirian PT
No.108 Tanggal 31 Juli 2007
SIUP
No.01970/1.824/271
NPWP
02.755.914.5.061.000
TDP
09.03.1.51.60.393. berlaku samapi 28/05/2014
SK.Domisili
No.775/1.024.1/2009
Sumber : Data primer (2009)
2)
Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Struktur organisasi pada PT Agrindo Surya Graha adalah garis
penghubung perintah dari atasan kepada bawahan. Fungsi pengorganisasian dapat dikatakan sebagai proses menciptakan akan hubungan antara berbagai fungsi, personalia dan agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat bermanfaat serta terarah pada satu tujuan. Meskipun terlihat sederhana, struktur organisasi ini dinilai potensial karena dapat mengenal dan mampu mengkomunikasikan pekerjaan. PT Agrindo Surya Graha yang didirikan pada tahun 2007 dan efektif mulai beroperasi pada usaha pupuk organik pada bulan April 2009, memiliki Struktur organisasi yang masih tergolong sederhana. Perusahaan ini secara struktur organisasi masih terdiri kelompok top managemen. Perusahaan ini terdiri dari beberapa pemegang saham, direktur utama, direktur dan kepala bagian. Para pemegang saham memiliki rangkap jabatan menjadi bagian direksi perusahaan tersebut. Hal ini dilakukan guna memanfaatkan potensi sumberdaya yang seefisien mungkin. Adapun struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 7.
63
Para Pemegang Saham Komisaris Direktur Utama
Direktur Operasional
Direktur Pengembangan
General Manager
Manager Operasional
Accounting
Kepala Pabrik Staf Pabrik
Gambar 7. Struktur Organisasi PT Agrindo Surya Graha.
Para pengurus manajemen PT Agrindo Surya Graha secara struktural tidak terlepas dari para pemegang saham. Perusahaan ini didirikan oleh empat orang pemegang saham yang masing-masing merangkap menjadi komisaris dan beberapa direksi di perusahaan tersebut. Jabatan rangkap yang dilakukan para pemilik perusahaan adalah untuk mengefisiensikan biaya produksi dan mengoptimalkan sumberdaya manusia secara efektif struktural. kemudian perusahaan melakukan pengrekrutan tenaga kerja sebayak empat orang pegawai tetap dan 24 staf pegawai honorer produksi di pabrik. Adapun wewenang dan tanggung jawab dari masing – masing jenis pekerjaan tersebut adalah : 1. Komisaris merupakan pemimpin para memegang saham yang melakukan pengawasan kinerja kerja para direksi perusahaan. 2. Direktur utama bertugas mengelola usaha dengan baik sesuai rancangan kinerja yang telah dibuat agar target-target perusahaan dapat tercapai. 3. Direktur Operasional bertugas fokus pada pengelolan kinerja operasional perusahaan.
64
4. Direktur Pengembangan bertugas melakukan pengembangan usaha dan monitoring tingkat kebutuhan pasar. 5. General Manager bertanggung jawab penuh dalam monitoring pada pengadaan barang, proses produksi, distribusi dan pemasaran produk. 6. Manager Operasional melakukan pengawasan para pekerja pabrik dalam proses produksi. 7. Accounting bertanggung jawab pada laporan keuangan perusahaan. 8. Kepala pabrik pengawasan kinerja lapang pegawai staf pabrik dalam produksi. 9. Staf pabrik melakukan proses produksi sesuai target perusahaan. Waktu operasional kerja perusahaan 6 hari dalam satu minggu dengan efektifitas produksi pabrik 2 shift kerja dengan masing-masing shift 8 jam. Shift kerja pertama dari jam 7 pagi sampai jam 3 sore dan shift kerja kedua dari jam 3 sampai jam 11 malam. Aktifitas produksi menggunakan 2 mesin produksi. Untuk kreteria sumber daya manusia pada posisi staf pabrik adalah para pegawai yang pengalaman dalam bidang pembuatan pupuk organik. Sedangkan untuk posisi general manager, manager operasional dan accounting adalah sumber daya manusia yang berpendidikan S1. sementara untuk kepala pabrik memiliki kreteria pangalaman yang cukup banyak dalam operasional produksi pupuk organik. Tingkat pendidikan dan pengalaman kerja staff di PT Agrindo Surya Graha dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Tingkat Pendidikan dan Pengalaman Kerja Staff PT ASG No 1 2
Jabatan
Direktur Utama Direktur Pengembangan 2 Direktur Operasional 3 General Manajer 4 Manager Operasional 5 Accounting 6 Kepala Pabrik 7 Staf Pabrik 8 Satpam Sumber : Data primer (2009)
Jenis Kelamin L L
Tingkat Pendididkan S2 S2
L L L L L L L
S2 S1 S1 S1 SMU SLTP SMU
Pengalaman Jumlah (tahun) (orang) 20 1 15 1 12 5 2
1 1 1 1 1 16 2
65
(2). Hasil Analisis Aspek Manajemen Bentuk badan usaha yang dipilih perusahaan sudah sesuai dengan peraturan perundang – undang di Indonesia dan sudah cukup memadai untuk skala usaha tersebut. Pembentukan struktur organisasi yang sederhana dapat memberikan kemudahan dalam penugasan, wewenang dan tanggung jawab dalam perusahaan. Sistem ketenagakerjaan yang diterapkan perusahaan dinilai cukup memadai. Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa usaha ini layak untuk dilaksanakan dari aspek manajemen.
6.4 Identifikasi Lingkungan Eksternal Perusahaan Tujuan identifikasi faktor ekternal perusahaan bertujuan untuk mencari dan mengembangkan peluang yang dapat memberikan manfaat dan mencari ancaman yang harus dihindari perusahaan. Informasi lingkungan eksternal dapat diperoleh melalui
wawancara
langsung dengan
dinas
pertanian,
dinas
perindustrian dan para pesaing. Faktor eksternal lainya diperoleh dari Badan Pusat Statistik kabupaten Sukabumi. Untuk mengidentifikasi faktor eksternal, perusahaan harus mencari informasi tentang tren ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, dan teknologi. a) Ekonomi Faktor ekonomi dapat mempengaruhi para petani dalam pembelian pupuk organik. Pada
usaha
produksi
pupuk organik dalam
pengolahan dan
perdaganganya memiliki kekuatan ekonomi yang berpengaruh pada efisiensi biaya produksi dan maksimalisasi keuntungan produksi pertanian. Pupuk merupakan bagian faktor produksi pertanian yang merupakan bagian menentukan besar kecilnya keuntungan yang akan didapat petani. Semakin berkembanganya pengetahuan masyarakat akan manfaat suatu makanan yang diolah secara organik, maka daya tarik produk-produk organik akan semakin dicari masyarakat. Meningkatnya minat masyarakat akan produk-produk organik maka akan meningkatkan harga jual produk tersebut, sehingga jika didukung dengan pertumbuhan ekonomi yang baik akan memicu daya beli masyarakat yang semakin meningkat.
66
Pupuk organik merupakan bagian dari pendukung bahan-bahan makanan yang di produksi secara organik. Bagi petani pupuk organik jauh lebih murah dibanding dengan pupuk kimia. Jika pertumbuhan ekonomi menurun dan harga pupuk kimia melambung tinggi mempengaruhi daya beli pupuk petani, maka petani akan mendapat solusi yang cukup baik dengan beralih pada pupuk organik. Hal ini menjelaskan terdapat kekuatan ekonomi yang berpengaruh dan perlu diperhatikan oleh pelaku usaha diantaranya pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita, dan pola pembelanjaan konsumsi yang selalu berubah. Di daerah sukabumi perkembangan inflasi pada umumnya dapat diimbangi dengan meningkatnya sektor-sektor perekonomian. Sebagian besar perkembangan inflasi dipengaruhi oleh faktor non regional seperti keadaan nasional naiknya Tarif Dasar Listrik (listrik), kenaikan harga Bahan Bakar Minyak dan beberapa produk yang produktivitasnya masih dikuasai oleh pemerintah. Naiknya tarif dasar listrik dan bahan bakar minyak berpengaruh besar terhadap biaya operasional perusahaan. Penggunaan bahan bakar minyak masih cukup tinggi, karena sebagian besar untuk memproduksi pupuk masih menggunakan mesin yang memerlukan bahan bakar minyak. Sejalan naiknya tarif dasar listrik dan harga BBM menyebabkan penurunan terhadap jumlah produksi karena biaya produksi meningkat tajam. Atau dapat juga meningkatkan harga jual yang tinggi pada konsumen sehingga akan berpengaruh pada daya beli petani. b) Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan Dengan adanya perbedaan tren sosial, budaya, demografi, dan lingkungan membentuk tipe konsumen yang berbeda pula, ini mengakibatkan kebutuhan akan barang dan jasa serta strategi yang berbeda. Kondisi demogarafi pulau jawa yang mendukung untuk sektor pertanian membuat peluang usaha pupuk organik cukup terbuka lebar. Tren sosial masyarakat yang sekarang cenderung mulai beralih menuju pola hidup organik yang sehat, hal ini menjadi faktor mendukung usaha pupuk organik agar masyarakat pertanian beralih menggunakan pupuk organik yang lebih efisien dan baik bagi lingkungan. Sedangkan budaya pertanian sudah melekat pada penduduk di indonesia. Karakter budaya bangsa yang agraris melahirkan budaya berkarakter kerja keras. Hal ini memberi nilai positif untuk produksi pupuk organik yang memerlukan tenaga kerja yang produktif, energik
67
dan punya semangat kerja yang cukup tinggi. Sedangkan untuk lingkungan pertanian khususnya tanah yang semakin tahun semakin menurun tingkat kesuburan akibat penggunaan pupuk kimia yang semakin berlebih membuat keseimbangan unsur hara tanah semakin buruk. Ini menjadi pusat perhatian pemerintah untuk segera ditanggulangi. Penanggulangan yang dilakukan pemerintah dalam bentuk program-program seperti Go Green. Hal ini termasuk pengajuan pemerintah dalam mulai kebijakan peralihan penggunaan pupuk kimia menjadi pupuk organik pada pertanian. Dengan adanya kebijakan ini secara tidak langsung lingkungan sangat mendukung usaha ini dan diharapkan dapat menjadi salah satu perbaikan lingkungan pertanian di indonesia. Pada saat ini penduduk Kabupaten Sukabumi secara keseluruhan adalah 2.224.993 jiwa pada tahun 2008, tersebar di 367 desa pada luas wilayah 3.160,51 km2. Pertumbuhan penduduk dan tingkat pendidikan akan mempengaruhi jumlah angkatan kerja, sedangkan untuk jumlah lapangan kerja yang tersedia sangat terbatas. Hal ini mengakibatkan angkatan kerja tidak dapat terserap sepenuhya, sehingga dapat meningkatkan jumlah pengangguran. Ini dapat dijadikan peluang karena jumlah penawaran tenaga kerja meningkat sehingga upah menjadi rendah. Dengan upah rendah maka biaya produksi dapat lebih efisien sehingga keuntungan perusahaan dapat lebih besar. Data pertumbuhan penduduk sukabumi dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Data Pertumbuhan Penduduk Sukabumi. No.
Tahun
Jumlah Penduduk
1
2005
2.224.993 Jiwa
2
2006
2.240.901 Jiwa
3
2007
2.258.253 Jiwa
4
2008
2.277.020 Jiwa
Sumber: Data Statistik 2009. c) Politik, Pemerintah, dan Hukum Lingkungan politik, pemerintah dan hukum sangat mempengaruhi kegiatan industri dan perdagangan. Adanya kebijakan-kebijakan dan undangundang yang berlaku akan memperbesar peluang atau dapat juga menjadi
68
hambatan pada suatu usaha. Banyak peraturan dapat membatasi pilihan strategi sejumlah perusahaan, diantaranya kebijakan yang mengubah kondisi ekonomi, undang-undang pajak dan sebagainya yang dapat menimbulkan ancaman bagi masing-masing perusahaan. Seperti adanya kebijakan pemerintah dalam yang mendukung Go Green tahun 2010 dalam menggunakan pupuk organik sebagai solusi penyelamatan lingkungan pertanian indonesia. Kemudian peraturan Mentri Pertanian Nomor 76/Permentan/O.T.140/12/2007 subsidi anggaran pada pupuk organik yang ditingkatkan oleh pemerintah, serta penurunan subsidi pada pupuk kimia menjadikan
usaha
pupuk
organik
semakin
terbuka
lebar.
Sedangkan
diberlakukannya Undang-Undang No 22 tahun 1999, tentang otonomi daerah membuka peluang bagi pengembangan agribisnis di seluruh wilayah Indonesia.
d) Teknologi Perkembangan teknologi dapat memberikan pengaruh besar pada perusahaan seperti menghilangkan hambatan proses produksi, mengurangi biaya produksi, menciptakan siklus produksi yang lebih cepat, pendek dan lebih efisien. Kemajuan teknologi mempu memberikan keunggulan dalam kompetitif yang lebih baik dengan menghasilkan nilai-nilai yang lebih unggul dan bermakna bagi pelaku usaha dan konsumen. Produksi yang dijalankan secara tradisional memberikan keterbatasan dalam pencapaian target perusahaan. Dengan keterbatasan tersebutlah menuntut adanya perubahan yang besar dalam pemikiran untuk menciptakan teknologi yang mampu mendukung dalam pencapaian target perusahaan. Perkembangan teknologi yang semakin cepat dapat menghapus bisnis yang tidak mampu bertahan. Oleh karena itu manajemen teknologi adalah salah satu pendukung utama
pembuat
strategi.
Perusahaan
harus
menjalankan
strategi
yang
memanfaatkan peluang teknologi untuk mencapai keunggulan kompetitif yang berkelanjutan di pasar. PT Agrindo Surya Graha belum dapat optimal memanfaatkan kekuatan teknologi seutuhnya, sehingga proses produksi yang dilakukan masih cukup sederhana dibanding para kompetitor. Hal ini dikarenakan usaha yang dirintis masih cukup sederhana dengan keterbatasan modal yang ada.
69
e) Kompetitif Sebuah industri atau usaha tidak akan pernah luput dari sebuah persaingan. Hampir semua persaingan yang terjadi sangat ketat dan dapat menyebabkan kebangkrutan pada usaha tersebut. Pengkajian dan pengidentifikasi keungulan dan kelemahan pesaing sangat perlu diperhatikan. Hal ini tidak mudah karena perlu pengkajian yang serius untuk mampu berkompetisi yang baik dan kuat. Ada lima kekuatan persaingan yang menentukan intensitas persaingan dalam industri. Menurut Porter (1980) dari lima kekuatan tersebut yang paling besar sangat menetukan dan menjadi sangat penting dari sudut perumusan strategi. Lima kekuatan tersebut sebagai berikut : 1)
Persaingan diantara perusahaan sejenis Persaingan diantara perusahaan sejenis merupakan bentuk persaingan
untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan harga, perang iklan, introduksi produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan. PT Agrindo Surya Graha terletak di daerah Jl. PLTP Angkong Kp.Sundaweneng RT.25 RW.11 Sukabumi. Daerah Jawa Barat merupakan daerah pertanian yang cukup produktif. Sebagian besar produsen pupuk organik dan pupuk anorganik berasal dari daerah Jawa Barat. Untuk produsen pabrik pupuk organik yang sebagian tersebar di Jawa Barat seperti daerah Bogor, Sukabumi, Cianjur dan daerah Jawa Barat lainya. Untuk daerah Sukabumi hanya ada beberapa pabrik pupuk organik yang berproduksi namun sebagian besar ada pada daerah Bogor. Akses distribusi dan pemasaran yang cukup baik membuat persaingan pupuk organik cukup ketat antar para pesaing produsen pupuk organik. 2)
Ancaman pendatang baru Pada industri untuk ancaman pendatang baru tergantung pada rintangan
yang ada digabung dengan reaksi dari yang sudah diperkirakan oleh para pendatang baru. Untuk industri pupuk organik saat ini ancaman masuknya pendatang baru cukup terbuka lebar. Karena untuk menjalankan usaha ini bahan baku di indonesia berlimapah, mesin yang diperlukan cukup sederhana dan proses produksi tidak terlalu sulit. Sehingga terbuka lebar dan dapat muncul kapan saja. Ini menjadi ancaman bagi perusahaan karena akan dapat merebut peluang pasar
70
yang ada. Namun ada kendala bagi pendatang baru adalah dalam pemasaran cukup sukar karena terkait dengan kebijakan pemerintah dan kerja sama pada perusahaan pupuk organik lainya. Dengan adanya ini perusahaan harus mampu merumuskan strategi untuk bertahan dan mencegah masuknya pendatang baru. 3)
Tekanan dari produk pengganti (subtitute product) Produk pupuk organik sebenarnya berada pada posisi alternatif penganti
pupuk anorganik, malaupun tidak secara menyeluruh. Namun pupuk anorganik juga mampu menjadi produk pengganti pada pupuk organik. Semakin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk penggantik maka dapat membatasi laba potensial dari industri tersebut. Untuk industri pupuk organik selama harganya masih jauh dibawah pupuk anorganik dan manfaat yang diberikan pupuk organik tidak jauh berbeda dari pupuk anorganik, maka tekanan produk pengganti masih dapat dikendalikan dan potensi pupuk organik perlu dikembangkan terus untuk merumuskan strategi untuk bertahan dalam persaingan bisnis. 4)
Kekuatan tawar menawar pembeli/konsumen. Kekuatan tawar menawar memberikan pengaruh yang cukup besar dalam
mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri. Konsumen pupuk organik adalah para petani, distributor dan rekanan pabrik usaha pupuk oraganik lainya. Kebutuhan akan pupuk organik yang besar dan kemampuan produksi pupuk organik yang terbatas pada usaha lain, maka timbul jaringan kerja sama yang kuat dalam mensupply kebutuhan pupuk organik di pasar. Hal ini dilakukan guna memperkuat tawar menawar dalam pembelian dan penjualan produk, sehingga diharapkan terjadi keseimbangan. 5)
Kekuatan tawar menawar pemasok Kekuatan tawar menawar pemasok dapat memberikan pengaruh terhadap
intensitas persaingan dalam industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok tidak menghadapi produk pengganti lain yang dijual kepada perusahaan. Pemasok bahan baku utama PT Agrindo Surya Graha adalah para peternak sapi di kabupaten Sukabumi dan Bogor. Perluasan jaringan pemasok bahan baku merupakan langkah-langkah yang dilakukan perusahaan untuk memperkuat tawar menawar pemasok. Untuk saat ini hubungan yang terjalin dengan pemasok cukup
71
baik dan untuk cara pembayaran dilakukan sesuai kesepakatan bersama dua belah pihak.
6.5. Identifikasi Faktor Internal Perusahaan Identifikasi selajutnya adalah identifikasi faktor internal, hal ini dilakukan untuk mengetahui potensi diri perusahaan tersebut secara lengkap baik dari lingkungan luar dan lingkungan dalam perusahaan tersebut. Untuk melakukan identifikasi faktor internal perusahaan dilakukan dengan wawancara langsung dengan pemilik atau pemimpin perusahaan, bagian peroduksi dan pemasaran. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data-data tentang managemen, pemasaran, keuangan, produksi, sistem informasi managemen, penelitian dan pengembangan 1. Manajemen Terdapat lima fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf, dan pengendalian. a) Perencanaan merupakan proses yang paling efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dan menyiapkan bagaimana mengatasi kesulitan yang tidak diharapkan dengan sumber daya yang cukup. Maka dari itu perencanaan sangatlah penting bagi satu individu maupun perusahaan karena dapat menentukan cara menjalankan pekerjaan dengan efisien. Perencanaan PT Agrindo Surya Graha sudah tersusun secara baik dari awal usaha ini sebelum dibangun. Para pendiri usaha adalah sumber daya manusia yang cukup berpengalaman dalam sebuah perusahaan. Perencanaan sudah terkonsep dan tersusun secara rapih baik dari biaya, target penjualan dan arus laba rugi perusahaan. Semua rencana yang akan dilakukan perusahaan sudah tersusun secara rapih dan sistematis. b) Pengorganisasian adalah menetukan tugas dan tanggungjawab masing-masing sumber daya manusia dalam melakukan kegiatan usaha. Pengorganisasian pada PT Agrindo Surya Graha dapat terpetakan dengan baik sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang efektif dalam management dan produksi. Namun usaha ini masih mengunakan sumber daya manusia yang masih terbatas. karena usaha ini masih berjalan awal dengan sumber daya manusia
72
terbatas maka perusahaan baru memiliki organisasi yang terbilang cukup sederhana sesuai kebutuhan. c) Pemberian motivasi dan pengaruh merupakan proses memberikan pengaruh kepada orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Ada beberapa hal yang dilakukan perusahaan dalam hal ini adalah seperti insentif bagi karyawan yang memenuhi target perusahaan. d) Pengelolaan pegawai, hal ini mencakup aktivitas perekrutan, wawancara, pengujian,
penyeleksian,
pengorientasian,
pelatihan,
pengembangan,
pengevaluasian, pengkompensasian, pendisiplinan, dan pemecatan karyawan. Untuk pengelolaan pegawai seperti ini belum dapat diterapkan sepenuhnya. Hanya diterapkan pada posisi-posisi penting pada perusahaan seperti General Manager, Manager dan Pimpinan Produksi. e) Pengendalian dilakukan pada penetapan standar kerja, mengukur kinerja individu dan organisasi, membandingkan kinerja aktual dengan standar kinerja yang direncanakan, dan melakukan tindakan korektif. Pengendalian pada perusahaan PT Agrindo Surya Graha belum terlaksana dengan baik, hanya evaluasi produksi saja yang diperhatikan sebagai tolak ukur kinerja perusahaan dalam pengendalian. Hal ini terjadi karena perusahaan hanya fokus pada target produksi yang optimal untuk memenuhi target kontrak produksi pupuk organik yang akan dijual pada perusahaan lain. Sehingga pengendalian untuk evaluasi strategi yang dijalankan tidak dapat dilakukan lebih optimal. 2.
Pemasaran Pemasaran memiliki tujuh fungsi dasar yaitu:
a) Analisis pelanggan merupakan informasi penting dalam menentukan pengembangan usaha yang efektif. Perusahaan selalu berusaha memenuhi apa yang menjadi keinginan-keinginan dari konsumennya seperti ukuran kemasan dan kualitas. Hal ini dilakukan agar terjadi target pasar yang efektif sehingga mampu menimbulkan rasa loyal dan kontiunitas pembelian produk oleh konsumen tetap terjaga terus menerus. b) Penjualan produk/jasa, implementasi strategi yang berhasil biasanya bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menjual beberapa produk
73
atau jasa. Penjualan produk pada PT Agrindo Surya Graha lebih pada kerja sama
antar
perusahaan
rekanan
dalam
melakukan
penjualan
dan
pendistribusian produk. Perusahaan bekerja sama dengan para pengusaha pupuk organik yang memiliki tender dan kontrak produksi pupuk dalam jumlah tertentu yang dibutuhkan oleh pemerintah daerah. Disamping itu tetap mencari peluang-peluang pasar potensial lainya yang dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan penjualan produk. c) Perencanaan produk dan jasa penting khususnya pada saat perusahaan melakukan pengembangan produk atau diversifikasi. Perencanaan produk dapat dilaksanakan oleh perusahaan walaupun masih tahap sederhana. Hal ini disesuaikan dengan kondisi perusahaan yang baru didirikan. d) Penetapan harga, pembuat strategi harus memandang harga dari perspektif jangka waktu tertentu. Penetapan harga pada PT Agrindo Surya Graha ditentukan dari sudut pandang eksternal seperti dengan kebijakan kerja sama antar para produsen pupuk organik dan sebagian dipengaruhi dari kebijakan pemerintah. Secara internal juga harga pupuk organik yang dipengaruhi dari biaya produksi dan harga bahan baku. e) Distribusi mencakup pergudangan, saluran distribusi, cakupan distribusi, tingkat dan lokasi persediaan, alat transportasi, dan penjual partai besar. PT Agrindo Surya Graha menjual pupuk organik melalui produsen pabrik pupuk organik lainya yang sudah mempunyai kontrak kerja sama dalam penjual pupuk yang diproduksi. Kemudian produk-produk itu disatukan untuk dijual kepada pemerintah guna memenuhi kebutuhan pupuk di daerah tertentu. Distribusi produk dapat berjalan baik karena adanya dukungan dari sarana transportasi yang tersedia oleh perusahaan-perusahaan yang terjalin dalam kerja sama. f) Riset pemasaran adalah pengumpulan, pencatatan, dan analisis data secara sistematis tentang masalah yang berkaitan dengan pemasaran barang dan jasa. PT Agrindo Surya Graha belum melakukan analisis riset pemasaran secara optimal, pemasaran masih terfokus dengan kontrak kerja sama yang sudah dibentuk perusahaan terhadap perusahaan lain.
74
g) Analisis peluang terkait pada evaluasi terhadap biaya, manfaat, dan risiko yang berhubungan dengan keputusan pemasaran. Perusahaan PT Agrindo Surya Graha belum dapat memanfaatkan peluang sepenuhnya terutama dalam pelaksanaan pemasaran produk, karena penjualan produk hanya dilakukan pada penjualan langsung terhadap perusahaan lain. Dan menurut pemilik usaha pemasaran dengan menggunakan kontrak seperti ini jauh lebih efisien, resiko dapat ditekan dan menguntungkan. 3.
Keuangan/Akuntansi Variabel yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan usaha adalah
Modal. Kegiatan ini terkait bagaimana cara perusahaan mendapatkan modal usaha untuk melakukan investasi, biaya operasional usaha dan perhitungan keuntungan yang ingin dicapai perusahaan. Pada PT Agrindo Surya Graha modal berasal dari sebagian para pemegang saham dan sebagian lagi dari dana pinjaman Bank. Untuk perhitungan laparan keuangan dan pencatatan pengeluaran tersusun rapih oleh jasa akuntan yang dibayar perusahaan. Sehingga walaupun usaha baru berjalan dan sumber daya manusia terbatas, perusahaan selalu melakukan perhitungan dan kejelasan dalam kinerja termasuk laporan keuangan yang jelas, akurat dan transparan. 4.
Produksi atau Operasi Perusahaan berusaha mengahasilkan produk yang sesuai dan tepat seperti
yang diharapkan yaitu kualitas yang bermutu, kuantitas yang tepat dan tepat waktu dengan biaya rendah. Untuk mendapatkan hal tersebut perlu mengatur dan mengoordinasikan sumber-sumber daya, manajemen produksi dan perlu membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan upaya-upaya untuk mencapai tujuan. Perusahaan selalu berusaha menjaga kualitas produknya dengan cara mendapatkan bahan baku yang bermutu tinggi dengan formulasi yang tepat dan memanfaatkan fasilitas produksi secara optimal . Produk yang dihasilkan harus sesuai standar pupuk organik yang dibutuhkan yaitu sekitar karbon organik minimal 12%, ratio Karbon dan Nitrogen 12% - 20%, pH 4-8% dan kadar air 15 %. Untuk mendapatkan produk tersebut diperlukan racikan formulasi produk yang efektif dan efisien dalam penggunaan bahan baku. Bahan baku yang digunakan selain murah tetapi harus juga
75
berkualitas. Untuk mendapatkan bahan baku berkualitas, PT
Agrindo Surya
Graha harus melakukan standarisasi bahan baku yang akan digunakan. Seperti kandungan air harus 10-20%, pH 7-8%, Nitrogen 1-1,5%, Karbon Organik 2025% dan C/N ratio antara 12-18%. Disamping bahan baku, ada hal lain yang perlu diperhatikan seperti proses pencampuran. Pencampuran dilakukan standarisasi agar pupuk yang dihasilkan dapat tersusun menjadi pupuk organik yang merata kandungan nutrisinya. Kualitas produk adalah hal utama bagi PT Agrindo Surya Graha. 5.
Penelitian dan Pengembangan Untuk mendapatkan keunggulan dalam bersaing perlu dilakukan penelitian
dan
pengembangan,
karena
ada
beberapa
fungsi
dari
penelitian
dan
pengembangan sebagai berikut: a. Penelitian dan pengembangan menciptakan produk baru atau produk yang dapat ditingkatkan baik dari sisi fungsi, model dan manfaat yang dapat diperoleh sehingga dapat dipasarkan. b. Penelitian
dan
pengembangan
dapat
meningkatkan efisiensi
proses
operasional perusahaan sehingga mampu mencapai keunggulan biaya yang dapat memperbaiki laba. Karena usaha ini baru berjalan pertengahan tahun 2009, perusahaan sampai saat ini belum melakukan penelitian untuk pengembangan produk seperti kontrak Litbang. Namun para pemilik usaha selalu aktif melakukan survei lapangan kepada perusahaan lain untuk mencarai informasi dalam proses dan pengembangan produk. 6.
Sistem Informasi Manajemen Kegunaan sistem informasi manajemen untuk memperbaiki kinerja suatu
perusahaan dengan memperbaki kualitas keputusan manajerial. Dengan adanya sistem informasi manajemen diharapkan perusahaan dapat mengikuti perubahan yang terjadi untuk dapat bertahan dan bersaing di pasar. Untuk sistem ini sudah mulai dijalankan dalam skala kecil lingkup usaha. hal ini dikarenakan usaha yang dilakukan PT Agrindo Surya Graha masih berskala kecil maka penerapan sistem ini juga dengan cara-cara sederhan.
76