1
TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE) OBAT DENGAN RESEP OLEH TENAGA FARMASI DI INSTALASI FARMASI RSI PKU MUHAMMADIYAH
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat guna mencapai gelar Ahli Madya Farmasi
Disusun Oleh : DIDI RAHMAN 10.71.12051
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI D-III FARMASI 2013
2
i
3
ii
4
iii
5
iv
6
v
7
RINGKASAN
DIDI RAHMAN (10.71.12051), Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Komunikasi, Informasi, Dan Edukasi (KIE) Obat Dengan Resep Oleh Tenaga Farmasi Di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah. Karya Tulis Ilmiah. Program Studi DIII Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, 2013. Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama, dimana kepuasan pelanggan akan terpenuhi bila pelayanan yang diberikan telah sesuai dengan harapan mereka. Oleh karena itu rumah sakit perlu menilai faktor-faktor apa saja yang akan mempengaruhi kepuasan pasiennya dan apakah kepuasan pasiennya terpenuhi. Faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan mutu pelayanan di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya salah satunya adalah pelayanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) mengenai obat. Pelayanan instalasi farmasi yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan pasien atau konsumen, serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang telah ditetapkan, karena 25% kesembuhan pasien di harapkan diperoleh dari kenyamanan serta baiknya pelayanan apotek, sedangkan 75% berasal dari obat yang digunakan pasien Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan KIE obat dengan resep oleh tenaga farmasi di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan prospektif. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner kepada 90 orang responden pasien rawat jalan. Adapun teknik pengambilan sampel
dengan menggunakan teknik Purpossive Sampling dan
Accidental Sampling. Analisis data yang digunakan adalah uji validitas, reabilitas, persentase, dan Customer Satisfaction Index (CSI). Dari hasil penelitian diperoleh hasil: Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan KIE berdasarkan Index kepuasan pelanggan (pasien) atau Customer Satisfaction Index (CSI) adalah sebesar 68,8% (0,688). Nilai tersebut berada pada rentang 0,601- 0,80. Angka ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan pasien
vi
8
rawat jalan RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya berada pada kategori “puas” terhadap pelayanan KIE di Instalasi Farmasi tersebut. Pasien yang merasa puas dalam pelayanan KIE
yang dilakukan oleh
farmasis di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya akan berdampak positif bagi pasien dan rumah sakit. Pasien yang merasa puas akan cenderung patuh dalam terapi pengobatan sehingga tujuan terapi pengobatannya tercapai dan pasien merasa aman terhadap obat yang digunakan. Sedangkan bagi rumah sakit, pasien yang merasa puas dengan jasa pelayanan yang diterimanya akan memperlihatkan kecenderungan yang besar untuk menggunakan kembali jasa yang ditawarkan oleh pemberi jasa tersebut dimasa yang akan datang. Kata kunci: Tingkat Kepuasan Pasien, Pelayanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE), Customer Satisfaction Index (CSI)
vii
9
KATA PENGANTAR
Assallamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh, Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Komunikasi, Informasi, Dan Edukasi (KIE) Obat Dengan Resep Oleh Tenaga Farmasi Di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah” dan selama penyusunan KTI dapat berjalan dengan baik dan lancar. Penyusunan KTI ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesarbesarnya, kepada: 1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik. 2. Bapak Drs. H. Bulkani, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. 3. Bapak dr. H. Fery Iriawan MPH selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. 4. Ibu Rabiatul Adawiyah S.Farm., Apt selaku Ketua Program Studi D-III Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. 5. Ibu Rusdiah Fatatik, M.Si selaku Pembimbing Akademik. 6. Bapak Guntur Satrio P., S.Farm., M.Si., Apt dan Bapak Drs. H. Supardi, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan, arahan serta masukan kepada penulis. 7. Ibu Dra. Hj. Agustinawati U., M.Si., Apt dan Ibu Rabiatul Adawiyah., S.Farm., Apt selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan yang bermanfaat untuk KTI saya. 8. Bapak/Ibu Dosen yang telah dengan sabar mendidik dan membimbing saya dengan kesabaran dan keikhlasan selama perkuliahan. 9. Staf pegawai Program Studi D-III Farmasi dan Fakultas Kesehatan Muhammadiyah Palangkaraya yang telah banyak membantu.
viii
10
10. Kepada kedua orang tua, adik – adik ku dan seluruh keluarga yang saya cintai khususnya kedua orang tua ku yang sangat ku cintai sebagai wujud baktiku karena mereka yang selalu memberikan kasih sayang, nasihat, didikan, do`a serta dukungan moral dan material yang tak terhingga. 11. Sahabat-sahabatku (Ferry, Nurul, Yati, dan Tono) terima kasih atas dukungan, motivasi dan kenangan indah selama kita kuliah yang takkan kulupakan. Friends forever !!! 12. Teman-teman satu angkatan dan satu perjuangan farmasi angkatan 2010, terimakasih atas kenangan kebersamaannya selama perkuliahan. 13. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu atas bantuan dan dukungan yang diberikan. Semoga Allah SWT membalas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari penyusunan KTI ini masih belum sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Palangkaraya, Juli 2013
Penulis
ix
11
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ...............................................................................
i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................
ii
LEMBAR PENGUJIAN .....................................................................................
iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................
iv
RIWAYAT PENYUSUN ....................................................................................
v
RINGKASAN ......................................................................................................
vi
KATA PENGANTAR .........................................................................................
viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................
x
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
xv
BAB I
PENDAHULUAN ...............................................................................
1
A.
Latar Belakang ............................................................................
1
B.
Identifikasi Masalah ....................................................................
3
C.
Batasan Masalah .........................................................................
3
D.
Rumusan Masalah .......................................................................
3
E.
Tujuan Penelitian ........................................................................
3
F.
Manfaat Penelitian ......................................................................
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................
5
A.
Rumah Sakit ...............................................................................
5
B.
Tugas Dan Fungsi RumahSakit ...................................................
6
C.
Klasifikasi Rumah Sakit..............................................................
7
D.
Jenis-Jenis Pelayanan Rumah Sakit ...........................................
8
E.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit ....................................................
9
F.
Gambaran Umum RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya.............................................................................................
11
G.
Komunikasi, Informasi, dan Edukasi ..........................................
12
H.
Aspek-Aspek Yang Perlu Dinformasikan Kepada Pasien .........
17
I.
Kepuasan .....................................................................................
18
x
12
J.
Cara Mengukur Kepuasan ...........................................................
20
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................
21
A.
Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
21
B.
Metode Penelitian........................................................................
21
C.
Populasi, Populasi Target dan Sampel Penelitian .......................
21
D.
Variabel Penelitian ......................................................................
22
E.
Teknik Pengumpulan Data ..........................................................
22
F.
Teknik Analisis Data ...................................................................
22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................
25
A.
Uji Instrument .............................................................................
25
B.
Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Cara berkomunikasi ....................................
26
Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Kejelasan Berkomunikasi Dalam Penyampaian Informasi Dan Edukasi/Pembelajaran Oleh Petugas ........................................................................................
27
Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang Cara Pakai Obat ............................................................
28
Distibusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang Aturan Pakai Obat .......................................................................
29
Disribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang Indikasi (kegunaan) Obat ............................................................
30
Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang Efek Samping Obat .....................................................................
31
Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang Kontraindikasi Obat ....................................................................
32
Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang Cara Penyimpanan Obat ..............................................................
33
Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Berdasarkan Penyampaian Pembelajaran/Pemahaman Tentang Obat atau Segala yang Perlu Diketahui Tentang Obat .............................................................................................
34
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
xi
13
K.
Distribusi Persentase Jawaban Responden pada Keseluruhan Pernyataan dan Total Keseluruhan Atribut Pernyataan Persepsi Responden Berdasarkan Tiap Kategori......
35
Customer Satisfaction Index (CSI) .............................................
38
SIMPULAN DAN SARAN .................................................................
40
A.
Simpulan .....................................................................................
40
B.
Saran ............................................................................................
40
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
41
L. BAB V
xii
14
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan cara berkomunikasi ..........................................................
26
Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan kejelasan berkomunikasi dalam penyampaian informasi dan edukasi/pembelajaran oleh petugas ...............................
27
Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang cara pakai obat .......................................................................................................
28
Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan aturan pakai obat ..............................................................
29
Tabel 5. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang indikasi (kegunaan) obat ....................................................................................
30
Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang efek samping obat .........................................................................................
31
Tabel 7. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang kontraindikasi obat ...............................................................................
32
Tabel 8. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang cara penyimpanan obat .................................................................................
34
Tabel 9. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan penyampaian pembelajaran/pemahaman tentang obat dan atau segala yang perlu diketahui tentang obat ...............................
35
Tabel 10. Distribusi Persentase Jawaban Responden Pada Keseluruhan Item Pernyataan ....................................................................................
37
Tabel 11. Perhitungan Customer Satisfaction Index (CSI) Item Pernyataan Kualitas Pelayanan KIE ........................................................................
39
xiii
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Gambar 2.
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
Frekuensi persepsi responden berdasarkan cara berkomunikasi ...............................................................................
26
Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berkomunikasi dalam penyampaian informasi dan edukasi/pembelajaran oleh petugas ...............................................
27
Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang cara pakai obat.......................................................................................
28
Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang aturan pakai obat.......................................................................................
29
Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang indikasi (kegunaan) obat................................................................
30
Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang efek samping obat ..................................................................................
31
Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang kontraindikasi obat ........................................................................
32
Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang cara penyimpanan obat ..........................................................................
34
Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan penyampaian pembelajaran/pemahaman tentang obat dan atau segala yang perlu diketah ui tentang obat ...............
35
Persentase tingkat kepuasan terhadap pelayanan KIE dari hasil keselururan item pernyataan persepsi responden berdasarkan tiap kategori ...............................................................
37
Persentase total keselururan item pernyataan persepsi responden berdasarkan tiap kategori .............................................
39
xiv
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Surat Izin Penelitian
Lampiran 2.
Surat Izin Balasan Penelitian
Lampiran 3.
Hasil Uji Reabilitas
Lampiran 4.
Hasil Uji Validitas
Lampiran 5.
Kuesioner TingkatKepuasan Pasien Terhadap Pelayanan KIE
Lampiran 6.
Foto-Foto Kegiatan Penelitian
Lampiran 7.
Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Lampiran 8.
Data Responden Berdasarkan Usia
Lampiran 9.
Data Responden Berdasarkan Pekerjaan
Lampiran 10. Data Responden Berdasarkan Pendidikan Lampiran 11. Data Kuesioner Responden Uji Instrument Lampiran 12. Data Kuesioner Responden Pelayanan KIE
xv
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kemajuan perkembangan rumah sakit saat ini mengalami perubahan besar dimana rumah sakit sedang berada dalam suasana global dan kompetitif. Rumah sakit sebagai sarana kesehatan dituntut untuk selalu mempertahankan mutunya dengan memberikan pelayanan yang sesuai dengan harapan masyarakat sebagai penerima jasa dapat merasa puas (Manurung, 2010). Rumah sakit merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang terdiri dari berbagai unit pelayanan salah satunya adalah Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS). IFRS merupakan suatu bagian atau unit atau divisi yang menangani pelayanan kefarmasian. Dimana, salah satu tujuan dari pelayanan farmasi adalah melaksanakan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) mengenai obat (Anonim, 2004). Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut diperjelas
dalam
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
:
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit, yang menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik, yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat (Anonim, 2004) Pelayanan instalasi farmasi yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan sesuai dengan tingkat kepuasan pasien atau konsumen, serta penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan yang telah ditetapkan, karena 25% kesembuhan pasien di harapkan diperoleh dari kenyamanan serta baiknya
1
2
pelayanan apotek, sedangkan 75% berasal dari obat yang digunakan pasien (Manurung, 2010). Rumah
Sakit
Islam
Pusat
Kesehatan
Umat
(RSI
PKU)
Muhammadiyah Palangka Raya merupakan salah satu rumah sakit rujukan bagi masyarakat Palangka Raya. RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya merupakan rumah sakit swasta yang baru berdiri, sehingga diperlukan berbagai upaya dalam peningkatan mutu pelayanan. Salah satu faktor yang menunjang dalam peningkatan mutu pelayanannya adalah IFRS, karena di IFRS terjadi kontak langsung dengan pasien dalam pelayanan farmasi. Faktor yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan mutu pelayanan di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya salah satunya adalah pelayanan KIE mengenai obat. Dimana tujuan dari KIE sendiri agar farmasis terampil berkomunikasi dengan pasien pada saat penyampaian informasi dan edukasi mengenai obat yang bertujuan mencegah terjadinya medication error dan adverse event (kejadian yang tidak diharapkan) dalam menggunakan obat, karena sudah menjadi tanggung jawab seorang farmasis terhadap keselamatan pasiennya. Idealnya, seorang farmasis baik diminta ataupun tidak harus selalu aktif melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) mengenai obat sehingga tujuan terapi pengobatan dapat tercapai dengan baik dan akan membuat pasien merasa aman dengan obat yang dibeli. Pelayanan farmasi yang diberikan di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya khususnya pelayanan KIE, diharapkan pasien akan dapat memberikan penilaian tersendiri terhadap pelayanannya di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya tersebut. Jika pelayanan yang diberikan sesuai dengan yang dikehendaki, maka pasien akan merasa puas, jika yang terjadi yang sebaliknya maka akan menyebabkan image negatif terhadap rumah sakit tersebut, yang akan mengakibatkan menurunnya jumlah pasien akhirnya akan menyebabkan pengurangan keuntungan. Pasien yang merasa puas dengan jasa pelayanan yang diterimanya akan memperlihatkan kecenderungan yang besar untuk
3
menggunakan kembali jasa yang ditawarkan oleh pemberi jasa tersebut dimasa yang akan datang. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) obat dengan resep oleh tenaga farmasi di instalasi farmasi RSI PKU Muhammadiyah”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah pasien rawat jalan di RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya sudah merasa puas terhadapa pelayanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) obat dengan resep oleh tenaga farmasi ?” C. Batasan Masalah Agar permasalahan tidak meluas dari permasalahan di atas maka permasalahan tersebut dibatasi dengan batasan masalah sebagai berikut: 1. Batasan masalah pada penelitian ini hanya tentang kepuasan pasien terhadap pelayanan KIE obat dengan resep. 2. Penelitian ini dilakukan di RSI PKU Muhammadiyah Kota Palangka Raya. 3. Pasien yang digunakan pada penelitian ini adalah pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan KIE obat dengan resep oleh tenaga farmasi di instalasi farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya ? E. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan KIE oleh tenaga farmasi di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya.
4
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangkaraya Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pihak Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya untuk dijadikan data kepuasan pasien terhadap pelayanan KIE. 2. Bagi Peneliti Dengan penelitian ini, dapat menerapkan ilmu dan teori yang telah diperoleh saat kuliah. Dan diharapkan penelitian ini dapat memberi pengalaman dan menambah wawasan peneliti. 3. Bagi Institusi Pendidikan Menjadi bahan masukan serta hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang dapat diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta, ditandai dengan pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Rumah sakit berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar dan rujukan serta upaya kesehatan penunjang. Upaya kesehatan dilakukan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat melalui pemeliharaan, peningkatan
kesehatan
(promotif),
pencegahan
penyakit
(preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Rumah sakit
selain memiliki fungsi sosial, juga untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan teknologi di bidang kesehatan. Agar rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang kompleks, rumah sakit harus memiliki Sumber Daya Manusia(SDM) profesional dibidang teknis medis maupun administrasi kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang berkualitas (Anonim, 1999). Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyatakan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat dalam maksud sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik (Siregar dkk,2004).
5
6
B. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit 1. Tugas Rumah Sakit Pada umumnya tugas rumah sakit ialah menyediakan keperluan untuk pemeliharaan dan pemulihan kesehatan. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983/ Menkes/ SK/ 1992, tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya
guna
dan
berhasil
guna
dengan
mengutamakan
upaya
penyembuhan dan pemeliiharaan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melakukan rujukan. Sedangkan, Menurut UU Republik Indonesia Nomor 44 Pasal 4 tahun 2009 rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. 2. Fungsi Rumah Sakit Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 pasal 5 tahun 2009 menyatakan untuk menjalankan tugas sebagaiman dimaksud dalam pasal 4, Rumah Sakit mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis. c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan d. Penyelenggraan
penelitian
dan
pengembangan
serta
penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
7
C. Klasifikasi Rumah Sakit Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit menyebutkan bahwa Rumah sakit dapat digolongkan berdasarkan jenis pelayanan dan kepemilikan (pengelolaannya) antara lain sebagai berikut: 1. Berdasarkan Jenis Pelayanan a. Rumah Sakit Umum Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. b. Rumah Sakit Khusus Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu, berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit. 2. Berdasarkan Kepemilikan (Pengelolaanya) a. Rumah Sakit Pemerintah Rumah sakit pemerintah adalah rumah sakit yang dibiayai dan diawasi oleh pemerintah dan diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan, Pemerintah Daerah, Angkatan Bersenjata Indonesia dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). b. Rumah Sakit Swasta Rumah sakit swasta adalah rumah sakit yang dimiliki dan diselenggarakan oleh Yayasan yang disahkan oleh badan hukum atau badan hukum lain yang bersifat sosial. Sedangkan berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanannya, Rumah Sakit Umum diklasifikasikan antara lain sebagai berikut: 1. Rumah Sakit Umum Kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 5 (lima) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 12 (dua belas) Pelayanan Medik Spesialis Lain dan 13 (tiga belas) Pelayanan Medik Sub Spesialis. Jumlah tempat tidur minimal 400 (empat ratus) buah.
8
2. Rumah Sakit Umum Kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar, 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik, 8 (delapan) Pelayanan Medik Spesialis Lainnya dan 2 (dua) Pelayanan Medik Subspesialis Dasar. Jumlah tempat tidur minimal 200 (dua ratus) buah. 3. Rumah Sakit Umum Kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat) Pelayanan Medik Spesialis Dasar dan 4 (empat) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik. Jumlah tempat tidur minimal 100 (seratus) buah. 4. Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar. Jumlah tempat tidur minimal 50 (lima puluh) buah. D. Jenis-Jenis Pelayanan Rumah Sakit Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, jenis-jenis pelayanan minimal yang wajib disediakan oleh rumah sakit adalah: 1. Pelayanan gawat darurat 2.
Pelayanan rawat jalan
3.
Pelayanan rawat inap
4. Pelayanan bedah 5. Pelayanan persalinan dan perinatologi 6. Pelayanan intensif 7. Pelayanan radiologi 8. Pelayanan laboratorium patologi klinik 9. Pelayanan rehabilitasi medik 10. Pelayanan farmasi 11. Pelayanan gizi 12. Pelayanan transfusi darah 13. Pelayanan keluarga miskin 14. Pelayanan rekam medis 15. Pengelolaan limbah
9
16. Pelayanan administrasi manajemen 17. Pelayanan ambulans/kereta jenazah 18. Pelayanan pemulasaraan jenazah 19. Pelayanan laundry 20. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit 21. Pencegah Pengendalian Infeksi E. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh, dan berorientasi pada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat (Anonim, 1999). Tujuan pelayanan farmasi adalah (Anonim, 2004): 1. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan gawat darurat maupun non-darurat sesuai dengan kondisi pasien maupun fasilitas yang tersedia. 2. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi. 3. Melaksanakan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai obat. 4. Menjalankan pengawasan obat berdasarkan aturan yang berlaku. 5. Memberi dan mengawasi pelayanan yang bermutu melalui analisis, telaah dan evaluasi pelayanan. 6. Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisis, telaah pelayanan. 7. Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metode. Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan salah satu divisi dari rumah sakit yang mempunyai pengaruh sangat besar pada perkembangan profesional rumah sakit dan juga terhadap ekonomi dan biaya total rumah sakit. IFRS adalah satu-satunya divisi rumah sakit yang bertanggung jawab penuh atas pengelolaan dan pengendalian seluruh sediaan farmasi dan
10
perbekalan kesehatan lain yang beredar dan digunakan di rumah sakit (Siregar dkk, 2004). 1. Tugas dan Tanggung Jawab IFRS Tugas utama IFRS adalah pengelolaan mulai dari perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, peracikan, pelayanan langsung kepada penderita sampai dengan pengendalian semua perbekalan kesehatan yang beredar dan digunakan dalam rumah sakit baik untuk penderita rawat tinggal (inap), rawat jalan maupun untuk semua unit termasuk poliklinik rumah sakit dan juga menyediakan terapi obat yang optimal bagi semua penderita dan menjamin pelayanan bermutu tertinggi dan yang paling bermanfaat dengan biaya minimal. IFRS bertanggung jawab mengembangkan suatu pelayanan farmasi yang luas dan terkoordinasi dengan baik dan tepat, untuk memenuhi kebutuhan berbagai bagian/unit diagnosis dan terapi, unit pelayanan keperawatan, staf medik dan rumah sakit keseluruhan untuk kepentingan pelayanan penderita yang lebih baik (Siregar dkk, 2004). 2. Lingkup Fungsi IFRS Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1197/ Menkes/ SK/ X/ 2004 menyatakan fungsi IFRS adalah: a. Pengelolaan Perbekalan Farmasi 1) Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit 2) Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal 3) Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku 4) Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di rumah sakit 5) Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan yang berlaku 6) Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian
11
7) Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di rumah sakit. b. Pelayanan Kefarmasian dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan 1) Mengkaji instruksi pengobatan/resep pasien 2) Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat dan alat kesehatan 3) Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan 4) Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan 5) Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien/keluarga 6) Memberi konseling kepada pasien/keluarga 7) Melakukan pencampuran obat suntik 8) Melakukan penyiapan nutrisi parenteral 9) Melakukan penanganan obat kanker 10) Melakukan penentuan kadar obat dalam darah 11) Melakukan pencatatan setiap kegiatan 12) Melaporkan setiap kegiatan F. Gambaran Umum Rumah Sakit Muhammadiyah Palangka Raya RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya yang terletak di jalan RTA. Milono Km. 2,5 Palangka Raya, perkembangan RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya diawali dari Poliklinik Umum, BKIA dan Rumah Bersalin, dengan Surat Ijin Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Kalimantan Tengah dengan Nomor 466/BYK-IV/III-2003 tanggal 03 Maret 2003. Pembangunan Rumah Sakit ini dicetuskan oleh tokoh Muhammadiyah Kalimantan Tengah yaitu Bapak Drs. H. Saiful Fadhlani G, pada saat itu menjabat sebagai Ketua PW Muhammadiyah Kalimantan Tengah, dengan harapan dapat melayani masyarakat Kalimantan Tengah khususnya di bidang kesehatan. Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) diketahui sangat penting sebagai penunjang sarana pelayanan kesehatan masyarakat/pasien yang
12
berobat di RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya. Pada bulan Juli 2009 Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya dibuka. Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya ditangani oleh seorang Apoteker Penanggung Jawab Instalasi Farmasi, yaitu Evi mulyani, S. Farm., Apt dan Eriza Kristiningsih, S. Farm., Apt sebagai Kepala Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya dengan dibantu oleh 1 (satu) orang Apoteker dan 8 (delapan) orang Tenaga Teknis Kefarmasian. Dalam pelayanannya Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya tidak mempunyai depo atau Instalasi khusus untuk pelayanannya. Oleh karena itu, Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya menggunakan sistem sentralisasi, yang mana pasien IGD, rawat jalan dan rawat inap dilayanani dalam 1 (satu) Instalasi Farmasi. G. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi 1. Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa lain “communis” yang berarti “sama”. Sama disini maksudnya sama makna. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi akan terjadi dan berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan (Susanti, 2007). Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melalui media) (Kock, 2012). Komunikasi dapat dilakukan secara verbal atau non-verbal. Verbal berarti dengan kata-kata baik secara lisan maupun tertulis, sedangkan nonverbal berarti tanpa kata-kata. Lima proses komunikasi verbal meliputi berbicara, menulis, mendengarkan, dan berpikir (komunikasi dengan menggunakan pikiran hanya untuk komunikasi dengan diri sendiri) (Machfoedz, 2009). Komunikasi merupakan proses transaksi multidimensional yang ditentukan oleh interaksi yang terjadi di antara pihak komunikator dan
13
komunikan. Respon komunikan sangat dipengaruhi oleh perlakuan pihak komunikator (Machfoedz, 2009). Komunikasi merupakan salah satu aspek penting yang mutlak dikuasai oleh seorang farmasis dalam melakukan praktek kefarmasian khususnya di masyarakat. Farmasis yang handal dalam komunikasi akan mampu memberi penjelasan dengan baik dan jelas kepada pengguna jasa atau layanan kefarmasian baik itu pasien, tenaga kesehatan maupun pihak lain yang terkait dengan pekerjaannya. Seorang Farmasis yang komunikatif tentunya tidak cukup dengan hanya mampu menjelaskan saja tetapi akan menjadi nilai tambah jika dapat memberi pemahaman dan mengedukasi pengguna sehingga pengguna benar-benar merasakan manfaat dari layanan yang diberikan farmasis (Siregar, 2006). Idealnya, maka farmasis baik diminta ataupun tidak harus selalu pro aktif melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) mengenai obat sehingga dapat membuat pasien merasa aman dengan obat yang dibeli. Tingkat kejelasan pengertian yang diberikan farmasis tentang obatnya sangatlah penting. Istilah medik selalu harus dihindari karena pasien kebanyakan pasien tidak akan mengerti dengan kata-kata umum yang digunakan dalam lingkungan medik. Pasien jarang bertanya arti suatu istilah medik, ia mengangap itu sebagai suatu informasi yang tidak berguna. Menguasai suatu kosa kata yang cukup sederhana bagi pasien untuk dimengerti sewaktu menerangkan suatu pengobatan, sangat penting untuk keberhasilan edukasi. Pasien yang gagal mengerti instruksi dari resep sering menyebabkan gagal kemauan, karena itu informasi harus disajikan kepada pasien dalam bahasa yang ia dapat mengerti (Siregar, 2006). a. Bentuk Dasar Komunikasi 1) Komunikasi Verbal Komunikasi
verbal
ialah
komunikasi
dalam
bentuk
percakapan atau tertulis. Setiap orang dalam berkomunikasi secara
14
verbal dalam menyampaikan pesan atau informasi. (Machfoedz, 2009). Komunikasi verbal, yaitu lisan, dapat berlangsung dalam bentuk tatap muka langsung, seorang berhadapan dengan seorang, kelompok
kecil,
dalam
pertemuan,
dalam
penyajian,
atau
pemanfaatan telepon (Siregar, 2006). 2) Komunikasi Non-verbal Komunikasi non-verbal adalah penyampaian pesan dengan isyarat-isyarat tertentu tanpa disertai kata-kata disebut komunikasi non-verbal pesan non-verbal dapat memperkuat pesan
yang
disampaikan secara verbal (Machfoedz, 2009) Seorang farmasis harus menyadari pentingnya komunikasi nonverbal dalam pelayanan KIE, karena itu, seorang farmasis harus secara tetap memperhatikan berbagai tanda non-verbal, seperti tanda cemas, marah, atau malu. Banyak studi menunjukkan bahwa komunikasi non-verbal, sama penting dengan komunikasi verbal. Ada berbagai kaidah yang mudah untuk diingat apabila memberikan KIE pada pasien dan akan menghasilkan komunikasi yang lebih baik (Siregar, 2006). b. Proses Komunikasi Proses komunikasi pada hakekatnya adalah penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya dari lubuk hati (Susanti, 2007). Ada dua jenis proses komunikasi, yaitu: 1) Proses komunikasi Primer Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai
15
media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menterjemahkan” pikiran dan perasaan komunikator kepada komunikan (Susanti, 2007). 2) Proses komunikasi Sekunder Proses komunikasi secara sekunder adalah penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakaan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi (Susanti, 2007). Proses pelaksanaan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) disini adalah menggunakan proses komunikasi primer. Yaitu, komunikator menyampaikan informasi secara
langsung kepada
pasien. c. Teknik Dalam Berkomunikasi Banyak teknik dapat diterapkan dalam berkomukasi. Teknik komunikasi yang banyak diterapkan saat berhadapan dengan pasien, yaitu (Machfoedz, 2009): 1) Mendengarkan dengan Aktif Mengembangkan kemampuan mendengarkan dengan aktif merupakan aspek yang menguntungkan bagi seorang farmasis. Mendengarkan dengan aktif meliputi beberapa hal sebagai berikut: a) Pasien dan keluarga merasa diperhatikan, didengar dan dipahami b) Pasien dan keluarga merasa dihargai c) Pasien dan keluarga dapat dengan mudah mendengarkan dan memperhatikan informasi yang disampaian oleh farmasis d) Pasien dan keluarga merasa nyaman
16
e) Memudahkan terjadinya komunikasi dua arah. Untuk dapat menjadi pendengar yang baik diperlukan sikap sebagai berikut: a) Memandang ke arah pasien dengan simpatik pada saat berbicara b) Menunjukkan sikap bersungguh-sungguh c) Tidak menyilangkan kaki dan tangan, tidak bersedekap d) Menghindari gerakan yang tidak perlu e) Menggukan kepala jika pasien menyampaikan hal yang penting atau memerlukan umpan balik. 2) Menyampaikan Informasi Menyampaikan
informasi
merupakan
suatu
tindakan
penyuluhan kesehatan yang ditujukan kepada pasien dan keluarga. Tujuan tindakan ini adalah untuk memfasilitasi klien dalam pengambilan
keputusan.
Penyampaian
informasi
perlu
memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut: a) Menggunakan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami oleh pasien b) Menggunakan kata-kata yang jelas c) Menggunakan kata-kata yang positif d) Menunjukkan sikap bersemangat 2. Informasi Informasi adalah pesan yang disampaikan seseorang komunikator kepada komunikan. Obat adalah produk khusus yang memerlukan pengamanan bagi pemakainya, sehingga pasien sebagai pemakai perlu dibekali informasi yang memadai untuk mengkonsumsi suatu obat. Informasi yang dibutuhkan pasien, pada umumnya adalah informasi praktis dan kurang ilmiah dibandingkan dengan informasi yang dibutuhkan professional kesehatan. Informasi obat untuk PRT diberikan farmasis sewaktu menyertai kunjungan tim medik ke ruang pasien; sedangkan untuk pasien rawat jalan, informasi diberikan sewaktu penyerahan obatnya (Siregar, 2006).
17
Tidak ada rumus untuk jumlah informasi yang harus farmasis berikan kepada pasien. Pada umumnya, pasien menghendaki informasi yang cukup dan akan membantunya menyelesaikan terapi semudah dan seaman mungkin (Siregar, 2006). Apoteker harus memberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana dan terkini. Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi (Anonim, 2004). 3. Edukasi Edukasi adalah proses untuk belajar mengajar yang sangat perlu diberikan kepada produsen, konsumen dan pengambil kebijakan agar dapat mengubah perilakunya untuk menjadi lebih baik. Pentingnya memberikan edukasi kepada pasien adalah untuk memberitahukan kepada pasien agar ia tidak merasa merendah diri dengan keadaannya. Juga untuk memberitahukan mengenai terapi yang digunakan. Terlebih jika pasien menggunakan obat tersebut untuk jangka waktu yang lama (ISFI, 2010) Edukasi pasien bukan saja suatu tanggung jawab etika, melainkan juga tanggung jawab hukum medis (medical-legal). Apoteker yang gagal mendiskusikan kontraindikasi dan reaksi merugikan tertentu, dapat dituntut secara hukum jika suaat reaksi yang signifikan terjadi. Misalnya, seorang farmasis mempunyai tanggung jawab untuk memberi peringatan pada seorang pasien, tentang bahaya mengoperasikan mesin besar dan menyetir mobil apabila sedang menggunakan obat sedatif (Siregar, 2006). H. Aspek-aspek yang perlu diinformasikan kepada pasien Peran farmasis dalam penyampaian Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dengan obat kepada pasien harus diberikan mengenai hal-hal yang penting tentang obat dan pengobatannya. KIE adalah suatu proses penyampaian informasi antara apoteker dengan pasien atau keluarga pasien yang dilakukan secara sistematis untuk memberikan kesempatan kepada
18
pasien atau keluarga pasien dan membantu meningkatkan pengetahuan, pemahaman sehingga pasien atau keluarga pasien memperoleh keyakinan akan kemampuan dalam penggunaan obat yang benar. Tujuan dari KIE sendiri adalah agar farmasis dapat menjelaskan dan menguraikan (explain and describe) penggunaan obat yang benar dan baik bagi pasien sehingga tujuan terapi pengobatan dapat tercapai dan pasien merasa aman dengan obat yang dikonsumsi (Pariang, 2013). Hal-hal yang harus diinformasikan dan didiskusikan pada pasien dalam Ditjen Binfar Tentang Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Keselamatan Pasien, adalah (Anonim, 2008): 1. Pemahaman yang jelas mengenai indikasi penggunaan dan bagaimana menggunakan obat dengan benar, harapan setelah menggunakan obat, lama pengobatan, kapan harus kembali ke dokter. 2. Peringatan yang berkaitan dengan proses pengobatan. 3. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang potensial, interaksi obat dengan obat lain dan makanan harus dijelaskan kepada pasien. 4. Reaksi obat yang tidak diinginkan (Adverse Drug Reaction – ADR) yang mengakibatkan cedera pasien, pasien harus mendapat edukasi mengenai bagaimana cara mengatasi kemungkinan terjadinya ADR tersebut. 5. Penyimpanan dan penanganan obat di rumah termasuk mengenali obat yang sudah rusak atau kadaluarsa. I. Kepuasan Kepuasan atau satisfaction berasal dari bahasa latin “satis” (artinya cukup baik, memadai) dan “facto” (melakukan atau membuat), sehingga secara sederhana dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu (Saudah, 2012). Saudah (2012) mengatakan, kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk dengan harapannya. Manurung (2010) mengatakan, kepuasan adalah tanggapan pelanggan atas terpenuhinya kebutuhan Pelanggan umumnya mengharapkan produk
19
berupa barang atau jasa yang dikonsumsi dapat diterima dan dinikmatinya dengan pelayanan yang baik atau memuaskan. Manurung (2010) mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan para pemakai jasa pelayanan, apabila berhasil dipenuhi akan dapat menimbulkan rasa puas terhadap pelayanan kesehatan. Dengan pengertian tersebut di atas maka mutu pelayanan adalah yang merujuk
pada
tingkat
kesempurnaan
pelayanan
kesehatan
dalam
menimbulkan rasa puas pada diri setiap pelanggan. Pihak rumah sakit perlu mengetahui kualitas pelayanan yang telah diberikan, dan sampai seberapa jauh mempengaruhi kepuasan konsumennya. Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya (Manurung, 2010). Kepuasan pasien ditentukan oleh persepsi pasien atas performance produk atau jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Pasien akan merasa puas apabila harapannya terpenuhi. Persepsi pasien terhadap pelayanan instalasi farmasi yang buruk akan merugikan instalasi farmasi dari aspek bisnis karena konsumen akan beralih ketempat lain, sedangkan pelayanan instalasi farmasi yang baik dapat mempengaruhi minat untuk kembali ke instalasi farmasi yang sama dan akan menjadi promosi dari mulut ke mulut dari calon pasien lainnya yang diharapkan sangat positif bagi sebuah instalasi farmasi rumah sakit. Dampak yang timbul tidak saja kepada pasien yang bersangkutan tetapi kesan buruk ini akan diceritakan kepada orang lain sehingga citra instalasi farmasi, terutama para petugasnya, termasuk tenaga farmasinya akan negatif/buruk. Oleh karena itu, persepsi pasien yang baik terhadap pelayanan harus ditumbuhkan terus menerus dan berkesinambungan dengan orientasi kepada pelanggan itu sendiri. Hal tersebut penting sebagai acuan dalam pembenahan kualitas pelayanan, sehingga pelayanan yang diberikan bisa memberikan kepuasan pada tingkat yang optimal (Manurung, 2010).
20
J. Cara Mengukur Kepuasan Kepuasan merupakan hasil penilaian perasaan individu yang lebih bersifat subjektif, maka hal ini menunjuk pada dimensi abstrak yang relatif. Para ahli telah banyak mengembangkan model pengukuran yang dapat digunakan untuk mengkuantifikasi dimensi abstrak dari suatu fenomena (Saudah, 2010). Salah satu cara untuk mengukur kepuasan pasien adalah dengan menggunakan kuiseoner. Kuesioner yang paling sering digunakan adalah kuesioner dengan format tertentu atau self-completed questionnaire. Keuntungan penggunaan kuesioner antara lain: 1). Administrasi dan prosesnya mudah dan
murah;
2). Menghasilkan data
yang telah
distandarisasikan; 3). Terhindar dari bias wawancara. Sedangkan kerugiannya antara lain : 1). Klarifikasi terhadap ketidak/kekurang jelasan tidak mungkin dilakukan : 2). Tingkat pengembalian kuesioner rendah, baik terhadap keseluruhan pertanyaan ataupun terhadap pertanyaan yang penting; 3). Kurang mendapat tanggapan dan kepedulian dari responden (Saudah, 2012). Untuk memungkinkan para pelanggan menjawab dalam berbagai tingkatan bagi setiap butir kepuasan, format tipe Likert biasa dipergunakan. Kebaikan penggunaan format tipe Likert dibandingkan format chek list yang hanya memberikan jawaban “ya atau tidak”, ialah tipe Likert tercermin dalam keragaman skor (variability of scorer) sebagai akibat penggunaan skala yang berkisar 4 atau 5 tingkatan. Dengan cara pelayanan KIE pada saat pemberian obat
yang
tercermin
dalam
pernyataan,
memungkinkan
pelanggan
mengekpresikan tingkat pendapat mereka dalam pelayanan (produk) yang mereka terima lebih mendekati kenyataan sebenarnya. Dari segi pandangan statistik, skala dengan 4 atau 5 tingkatan lebih tinggi keandalannya dari skala 2 tingkatan (Saudah, 2012).
21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian
ini
dilaksanakan
di
instalasi
farmasi
RSI
PKU
Muhamadiyah Palangka Raya dari tanggal tanggal 23 Mei – 20 Juni 2013. B. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan prospektif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Metode penelitian
deskriptif
digunakan
untuk
memecahkan
atau
menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan KIE obat dengan resep oleh tenaga farmasi di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya. C. Populasi, Populasi Target dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya yang mendapatkan resep obat, atau sedang menebus resep di instalasi farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya. Populasi target adalah populasi pasien pada tanggal 23 Mei – 23 Juni 2013. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive samplimg yaitu sampel diambil berdasarkan ciri atau sifat populasi yang telah diketahui sebelumnya dan accidental sampling yaitu sampel diambil dari responden atau kasus yang kebetulan ada (Notoatmodjo, 2005). Responden yang dipilih adalah pasien rawat jalan maupun keluarga pasien yang menemani yang dianggap peneliti mampu berkomunikasi dengan baik dan pernah menebus resep sebelumnya minimal 1 kali sehingga tanggap dalam memberikan penilaian terhadap pelayanan RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya.
21
22
Jumlah responden dalam penelitian ini akan dicari berdasarkan rumus Slovin (Rahmani, 2009)
N=
Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan yang ditolerir (pada penelitian ini ditetapkan 10 %) Perhitungannya sebagai berikut : N=
=85,71
90
D. Variabel Penelitian Variabel adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki kelompok lain (Notoatmodjo, 2005). Variabel dalam penelitian ini tingkat kepuasan pasien. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam proses pada penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara melalui kuesioner kepada responden yang menjadi subjek penelitian. Data sekunder diperoleh dari bagian rekam medik untuk mengetahui data angka jumlah kunjungan pasien rawat jalan. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah: 1. Uji validitas Uji validitas yaitu suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu butir pertanyaan. Suatu pengukuran yang dikatan valid bila nilai korelasi > 0,361 (Nugroho,2011).
23
2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas yaitu suatu alat ukur yang menunjukkan sseberapa besar suatu instrument tersebut dapat dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu pengukuran yang dikatakan reliable bila nilai αcronbach > 0,60 (Sunyoto, 2012). Uji validitas dan reabilitas menggunakan uji korelasi parametrik maka jumlah minimal responden yang digunakan adalah sebanyak 30 orang, karena jumlah ini dianggap cukup untuk mewakili populasi. 3. Persentase Data yang dikumpulkan kemudian dibuat dalam bentuk tabulasi dan dianalisis menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
Keterangan : P = Persentase F = Frekuensi tiap kategori N = Jumlah Sampel Serta dibuat pembahasan dan kesimpulan (Sibagariang, dkk. 2010) 4. Customer Satisfaction Index (CSI) Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pasien secara menyeluruh dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dari item-item jasa yang diukur. Pengukuran terhadap CSI diperlukan karena hasil dari pengukuran dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan sasaran-sasaran ditahun mendatang. CSI juga diperlukan karena proses pengukuran kepuasan pelanggan bersifat kontinyu (Rahmani,2009). Metode pengukuran CSI ini, meliputi tahap-tahap sebagai berikut (Rahmani,2009): a. Menghitung Weighting Factor (WF), yaitu mengubah nilai rata-rata kepentingan menjadi angka persentase dari total rata-rata kepentingan seluruh item yang diuji, sehingga didapatkan total WF 100%
24
b. Menghitung Weighting Score (WS), yaitu nilai perkalian antar nilai rata-rata tingkat kinerja (kepuasan) masing-masing atribut dengan WF masing-masing item. c. Menghitung Weighting Total (WT), yaitu menjumlah WS dari semua item pelayanan KIE. d. Menghitung Satisfaction Index (SI), yaitu Wt dibagi skala maksimal yang digunakan, kemudian dikali 100%. Tingkat kepuasan responden secara keseluruhan dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan pasien, dengan kriteria berikut (Rahmani, 2010): a. 0,00 – 0,20 = Sangat Tidak Puas b. 0,201 – 0,40 = Tidak Puas c. 0,401 – 0,60 = Cukup Puas d. 0,601 – 0,80 = Puas e. 0,801 – 1,00 = Sangat Puas Analisis skor tingkat kepuasan pada penelitian ini menggunakan format jawaban Skala Likert, yang memungkinkan pasien menjawab dalam berbagai tingkatan (1 – 5) dimana setiap jawaban diberi bobot nilai dengan ketentuaan sebagai berikut (Saudah, 2012): a. Skor 5 bila jawaban “sangat puas” b. Skor 4 bila jawaban “puas” c. Skor 3 bila jawaban “cukup puas” d. Skor 2 bila jawaban “tidak puas” e. Skor 1 bila jawaban “sangat tidak puas”
25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Uji Instrumen Pengujian terhadap pernyataan yang terdapat didalam kuesioner dilakukan melalui uji validitas dan uji reliabilitas. Pengujian dilakukan dengan penyebaran kuesioner tahap awal terhadap 30 orang responden yang merupakan pasien rawat jalan di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya. 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan menghitung nilai korelasi antara skor masing-masing pernyataan dengan skor total dengan keseluruhan 9 item pernyataan, memakai rumus teknik korelasi Product Moment Pearson yang diolah dengan software SPSS versi 17.00 for windows. Hasil pengujian validitas untuk sembilan item pernyataan dinyatakan valid karena tingkat kepuasan lebih besar dari r tabel pada selang kepercayaan 95 persen yaitu sebesar 0,361, sehingga ke sembilan item pernyataan tersebut dapat digunakan dalam penyebaran kuesioner penelitian. Adapun hasil uji validitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik αcronbach. Dalam teknik ini instrumen di uji cobakan pada 30 responden dan hasilnya dicatat. Pengolahan teknik αcronbach menggunakan bantuan software SPSS versi 17.00 for windows. Berdasarkan hasil pengolahan dihasilkan αcronbach untuk tingkat kepuasan yaitu sebesar α = 0,758 dari total seluruh pernyataan. Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai αcronbach yang lebih besar dari 0,60. Hal ini dapat disimpulkan kemungkinan terjadinya kesalahan
pengukuran
penggunaannya dapat
dalam
kuesioner
cukup
rendah
sehingga
diandalkan dan mampu memberikan hasil
25
26
pengukuran yang konsisten apabila penulis menyebarkan kuesioner secara berulang kali dalam waktu yang berlainan. Adapun hasil pengujian reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3. B. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden Berdasarkan Cara Berkomunikasi 60 50
50%
40
Persepsi Jawaban Reseponden
35,6%
30 20 10 0
10%
4,4%
0% Sangat Tidak Puas Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas
Gambar 1. Frekuensi persepsi responden berdasarkan cara berkomunikasi Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan responden pada cara berkomunikasi memiliki kepuasan dengan persepsi yang paling tinggi, yaitu puas sebanyak 45 responden (50%) jawaban dari setiap persepsi jawaban responden. Persepsi yang memiliki persentase terbesar kedua adalah cukup puas sebanyak 32 responden (35,6%). Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan cara berkomunikasi Cara Berkomunikasi
F
%
Sangat Tidak Puas
0
0%
Tidak Puas
4
4,4%
Cukup Puas
32
35,6%
Puas
45
50%
Sangat Puas
9
10%
Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
27
C. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden Berdasarkan Kejelasan Berkomunikasi Dalam Penyampaian Informasi dan Edukasi/Pembelajaran Oleh Petugas 60 52,2%
50
40
40% Persepsi Jawaban Responden
30 20 10 0
1,1% 0% Sangat Tidak puas Cukup puas tidak puas
6,7% Puas
Sangat puas
Gambar 2. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berkomunikasi dalam penyampaian informasi dan edukasi/pembelajaran oleh petugas Berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan responden pada kejelasan berkomunikasi dalam penyampaian informasi dan edukasi/pembelajaran oleh petugas memiliki kepuasan dengan persepsi yang paling tinggi, yaitu puas sebanyak 47 responden (52,2%) jawaban dari setiap persepsi jawaban responden. Persepsi yang memiliki persentase terbesar kedua adalah cukup puas sebanyak 36 responden (40%). Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden pada kejelasan berkomunikasi dalam penyampaian informasi dan edukasi/pembelajaran oleh petugas Kejelasan berkomunikasi dalam penyampaian informasi dan edukasi/pembelajaran oleh petugas
F
%
Sangat tidak puas
0
0%
Tidak puas
1
1,1%
Cukup puas
36
40%
Puas
47
52,2%
Sangat puas
6
6,7%
Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
28
D. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang Cara Pakai Obat 60
56,7%
50 40 30
30%
Persepsi Jawaban Responden
20 13,3%
10 0
0% 0% Sangat Tidak puas tidak puas
Cukup puas
Puas
Sangat puas
Gambar 3. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang cara pakai obat Berdasarkan Gambar 3 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan responden pada informasi yang diberikan petugas tentang cara pakai obat memiliki kepuasan dengan persepsi yang paling tinggi, yaitu puas sebanyak 49 responden (54,4%)
jawaban dari setiap persepsi jawaban responden.
Persepsi yang memiliki persentase terbesar kedua adalah cukup puas sebanyak 32 responden (35,6%). Tabel 3. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang cara pakai obat informasi yang diberikan petugas tentang cara pakai obat
F
%
Sangat tidak puas
0
0%
Tidak puas
0
0%
Cukup puas
32
35,6%
Puas
49
54,4%
Sangat puas
9
10%
Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
29
E. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang Aturan Pakai Obat 60
56,7%
50
40 30
Persepsi Jawaban Responden
30%
20 13,3%
10 0
0% 0% Sangat Tidak puas tidak puas
Cukup puas
Puas
Sangat puas
Gambar 4. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang aturan pakai obat Berdasarkan Gambar 4 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan responden pada informasi yang diberikan petugas tentang aturan pakai obat memiliki kepuasan dengan persepsi yang paling tinggi, yaitu puas sebanyak 51 responden (56,7%)
jawaban dari setiap persepsi jawaban responden.
Persepsi yang memiliki persentase terbesar kedua adalah cukup puas sebanyak 27 responden (30%). Tabel 4. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan aturan pakai obat Informasi yang diberikan petugas tentang aturan pakai obat
F
%
Sangat tidak puas
0
0%
Tidak puas
0
0%
Cukup puas
27
30%
Puas
51
56,7%
Sangat puas
12
13,3%
Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
30
F. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang Indikasi (kegunaan) Obat 60 52,2%
50 40
37,8%
Persepsi Jawaban Responden
30 20
10 0
6,7%
3,3%
0 Sangat Tidak puas tidak puas
Cukup puas
Puas
Sangat puas
Gambar 5. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang indikasi (kegunaan) obat Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan responden pada informasi yang diberikan petugas tentang indikasi obat memiliki kepuasan dengan persepsi yang paling tinggi, yaitu puas sebanyak 44 responden (52,2%)
jawaban dari setiap persepsi jawaban responden.
Persepsi yang memiliki persentase terbesar kedua adalah cukup puas sebanyak 34 responden (37,8%). Tabel 5. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang indikasi (kegunaan) obat Informasi yang diberikan petugas tentang indikasi (kegunaan) obat
F
%
Sangat tidak puas
0
0%
Tidak puas
3
3,3%
Cukup puas
34
37,8%
Puas
47
52,2%
Sangat puas
6
6,7%
Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
31
G. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang Efek Samping Obat 60 50
48,9%
40 30
Persepsi Jawaban Responden
25,6%
20
20%
10 0
1,1% Sangat Tidak puas tidak puas
4,4% Cukup puas
Puas
Sangat puas
Gambar 6. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang efek samping obat Berdasarkan Gambar 6 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan responden pada informasi yang diberikan petugas tentang efek samping obat memiliki kepuasan dengan persepsi yang paling tinggi, yaitu cukup puas sebanyak 44 responden (48,9%)
jawaban dari setiap persepsi jawaban
responden. Persepsi yang memiliki persentase terbesar kedua adalah tidak puas sebanyak 23 responden (25,6%). Tabel 6. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang efek samping obat Informasi yang diberikan petugas tentang efek samping obat
F
%
Sangat tidak puas
1
1,1%
Tidak puas
23
25,6%
Cukup puas
44
48,9%
Puas
18
20%
Sangat puas
4
4,4%
Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
32
H. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden Berdasarkan Informasi yang Diberikan Petugas Tentang Kontraindikasi Obat 60
56,7%
50 40 30
25,6%
20
14,4%
10 0
Persepsi Jawaban Responden
0% Sangat Tidak puas tidak puas
3,3% Cukup puas
Puas
Sangat puas
Gambar 7. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang kontraindikasi obat Berdasarkan Gambar 7 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan responden pada informasi yang diberikan petugas tentang kontraindikasii obat memiliki kepuasan dengan persepsi yang paling tinggi, yaitu cukup puas sebanyak 51 responden (56,7%)
jawaban dari setiap persepsi jawaban
responden. Persepsi yang memiliki persentase terbesar kedua adalah puas sebanyak responden 23 (25,6%). Tabel 7. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang kontraindikasi obat Informasi yang diberikan petugas tentang kontraindikasi obat
F
%
Sangat tidak puas
0
0%
Tidak puas
13
14,4%
Cukup puas
51
56,7%
Puas
23
25,6%
Sangat puas
3
3,3%
Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
33
I. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden Berdasarkan Informasi yang diberikan petugas tentang cara penyimpanan obat 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0
40%
38,9%
Persepsi Jawaban Responden
18,9%
0% Sangat Tidak puas tidak puas
2,2% Cukup puas
Puas
Sangat puas
Gambar 8. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang cara penyimpanan obat Berdasarkan Gambar 8 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan responden pada informasi yang diberikan petugas tentang cara penyimpanan obat memiliki kepuasan dengan persepsi yang paling tinggi, yaitu tidak puas sebanyak 36 responden (40%)
jawaban dari setiap persepsi jawaban
responden. Persepsi yang memiliki persentase terbesar kedua adalah cukup puas
sebanyak 35 responden (38,9%). Hal ini dapat dijelaskan bahwa,
kemungkinan farmasis tidak mempunyai cukup waktu untuk menyampaikan informasi tetang cara penyimpanan obat yang baik terhadap obat yang diberikan oleh farmasis di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya dan juga bisa disebakan karena pasien kurang paham apa yang disampaikan farmasis terhadap apa dan bagaiman cara penyimpanan obat sehingga persepsi responden pada item pernyataan didapat persentase yang tertinggi adalah tidak puas yaitu sebanyak 40%.
34
Tabel 8. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan informasi yang diberikan petugas tentang cara penyimpanan obat Informasi yang diberikan petugas tentang cara penyimpanan obat
F
%
Sangat tidak puas
0
0%
Tidak puas
36
40%
Cukup puas
35
38,9%
Puas
17
18,9%
Sangat puas
2
2,2%
Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
J. Distribusi Frekuensi Dan Persentase Tingkat Kepuasan Responden Berdasarkan Penyampaian Pembelajaran/Pemahaman Tentang Obat Dan Atau Segala Yang Perlu Diketahui Tentang Obat 60 52,2%
50 40 30
27,8%
Persepsi Jawaban Responden
20 13,3%
10 0
3,3% Sangat Tidak puas tidak puas
3,3% Cukup puas
Puas
Sangat puas
Gambar 9. Frekuensi persepsi responden berdasarkan kejelasan berdasarkan penyampaian pembelajaran/pemahaman tentang obat dan atau segala yang perlu diketahui tentang obat Berdasarkan Gambar 9 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan responden pada Penyampaian pembelajaran/pemahaman tentang obat dan atau segala yang perlu diketahui tentang obat memiliki kepuasan dengan persepsi yang paling tinggi, yaitu cukup puas sebanyak 47 responden (52,2%) jawaban dari setiap persepsi jawaban responden. Persepsi yang memiliki persentase terbesar kedua adalah puas sebanyak 25 responden(27,8%).
35
Tabel 9. Distribusi frekuensi dan persentase jawaban responden berdasarkan penyampaian pembelajaran/pemahaman tentang obat dan atau segala yang perlu diketahui tentang obat Penyampaian pembelajaran/pemahaman tentang obat dan atau segala yang perlu diketahui tentang obat
F
%
Sangat tidak puas
3
3,3%
Tidak puas
12
13,3%
Cukup puas
47
52,2%
Puas
25
27,8%
Sangat puas
3
3,3%
Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
K. Distribusi Persentase Jawaban Responden Pada Keseluruhan Item Pernyataan dan Total Keselururan Item Pernyataan Persepsi Responden Berdasarkan Tiap Kategori 60
56,7% 52,2%
50%
56,7%
54,4%
52,2% 48,9%
50
40% 40
52,2%
35,6%
40%
37,8%
35,6%
38,9%
30% 30
25,6%
27,8%
25,6%
20%
18,9%
20 14,4%
13,3% 10% 10
6,7%
6,7%
4,4% 1,1% 0%
0% 0 item 1
13,3%
10%
item 2
0%0%
0%0% item 3
Sangat Tidak Puas
item 4
Tidak Puas
3% 0% item 5
4,4% 1,1% item 6
Cukup Puas
0%
3,3% 0%
item 7 Puas
3% 2,2%
item 8
3,3%
item 9
Sangat Puas
Gambar 10. Persentase tingkat kepuasan terhadap pelayanan KIE dari hasil keselururan item pernyataan persepsi responden berdasarkan tiap kategori
36
Berdasarkan Gambar 10 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan pasien pada keseluruhan item pernyataan yang paling tinggi dari tiap kategori. Pada kategori sangat tidak puas dapat dilihat pada Gambar 10 dengan persentase terbesar dari seluruh item pernyataan terdapat pada item pernyataan 9, yaitu 3%. Pada kategori tidak puas dapat dilihat pada Gambar 10 dengan persentase terbesar dari seluruh item pernyataan terdapat pada item pernyataan 8, yaitu 40%. Pada kategori cukup puas dapat dilihat pada Gambar 10 dengan persentase terbesar dari seluruh atribut pernyataan terdapat pada item pernyataan 7, yaitu 56,7%. Pada kategori puas dapat dilihat pada Gambar 10 dengan persentase terbesar dari seluruh iem pernyataan terdapat pada item pernyataan 4, yaitu 56,7%. Pada kategori sangat puas dapat dilihat pada Gambar 10 dengan persentase terbesar dari seluruh item pernyataan terdapat pada item pernyataan 4, yaitu 13,3%. 6,7%
0,5%
11,3% Sangat Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas
39,8% 41,7%
Puas Sangat Puas
Gambar 11. Persentase total keselururan item pernyataan persepsi responden berdasarkan tiap kategori Berdasarkan Gambar 11 dapat dilihat hasil jawaban tingkat kepuasan responden dari total keseluruhan item pernyataan pada tiap kategori. Pada kategori sangat tidak puas didapat hasil total keseluruhan item pernyataan sebanyak 0,5% dari total seluruh atribut jawaban responden. Pada kategori tidak puas didapat hasil total keseluruhan item pernyataan sebanyak 11,3% dari total keseluruhan item jawaban responden. Pada kategori cukup puas didapat hasil total keseluruhan item pernyataan sebanyak 41,7% dari total keseluruhan item jawaban responden. Pada kategori puas didapat hasil total
37
keseluruhan item pernyataan sebanyak 39,8% dari total keseluruhan item jawaban responden. Pada kategori sangat puas didapat hasil total keseluruhan item pernyataan sebanyak 6,7% dari total keseluruhan item jawaban responden. Tabel 10. Distirbusi Persentase Jawaban Responden Pada Keseluruhan Item Pernyataan No 1
Item Pertanyaan
Sangat Tidak Puas 0%
Tidak Puas
Cukup Puas
Cara Berkomunikasi 4,4% 35,6% Kejelasan berkomunikasi dalam penyampaian informasi 2 0% 1,1% 40% dan edukasi/pembelajaran oleh petugas Informasi yang diberikan 3 petugas tentang cara pakai 0% 0% 35,6% obat Informasi yang diberikan 4 0% 0% 30% petugas tentang aturan pakai Informasi yang diberikan 5 petugas tentang indikasi 0% 3% 37,8% (kegunaan) obat Informasi yang diberikan 6 petugas tentang efek samping 1,1% 25,6% 48,9% obat Informasi yang diberikan 7 petugas tentang kontraindikasi 0% 14,4% 56,7% obat Informasi yang diberikan 8 petugas tentang cara 0% 40% 38,9% penyimpanan obat Penyampaian pembelajaran/pemahaman 9 tentang obat dan atau segala 3% 13,3% 52,2% yang perlu diketahui tentang obat Total 0,5% 11,3% 41,7% Sumber : Penelitian Mahasiswa D3 Farmasi 2012/2013
Puas
Sangat Puas
50%
10%
52,2%
6,7%
54,4%
10%
56,7%
13,3%
52,2%
6,7%
20%
4,4%
25,6%
3,3%
18,9%
2,2%
27,8%
3,3%
39,8%
6,7%
38
L. Customer SatisFaction Index (CSI) Nilai Rata-rata untuk tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan antribut kualitas pelayanan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) digunakan untuk menghitung Customer Satisfaction Index (CSI). Perhitungan CSI yang dilakukan dapat dilihat pada Tabel 10. Dari perhitungan tersebut, diperoleh hasil bahwa CSI untuk Item pernyataan kualitas pelayanan KIE adalah 68,8 persen. Terlihat pada Tabel 14 bahwa item pada informasi yang diberikan petugas tentang aturan pakai obat (item 4) memiliki weighted factor (WF) tertinggi (12,5). Hal ini dapat dijelaskan bahwa item tersebut merupakan salah satu yang sama sekali jarang untuk tidak dilakukannya oleh farmasis di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya
pada saat
pemberian obat dan penyampaian KIE obat. Tingkat kepuasan secara keseluruhan yang diperoleh dari penilaian yang dilakukan oleh pasien rawat jalan di RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya terhadap kualitas pelayanan KIE yang diberikan pada saat pemberian obat yang dilakuakan oleh farmasis di Instalasi Fasrmsi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya mendapatkan predikat “puas”. Hal ini dapat dilihat dari CSI dengan nilai 68,8% (0,688) yang memiliki arti bahwa tingkat kepuasan total terletak di antara rentang 0,601 – 0,80 yang berarti pasien telah merasa puas terhadap pelayanan KIE obat dengan resep oleh tenaga farmasi di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya secara keseluruhan. Pasien yang merasa puas dalam pelayanan KIE yang dilakukan oleh farmasis di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya akan berdampak positif bagi pasien dan rumah sakit. Pasien yang merasa puas akan cenderung patuh dalam terapi pengobatan sehingga tujuan terapi pengobatannya tercapai dan pasien merasa aman terhadap obat yang digunakan. Sedangkan bagi rumah sakit, pasien yang merasa puas dengan jasa pelayanan yang diterimanya akan memperlihatkan kecenderungan yang
39
besar untuk menggunakan kembali jasa yang ditawarkan oleh pemberi jasa tersebut dimasa yang akan datang. Hasil dari CSI menggunakan pembobotan, sehingga item yang akan ditingkatkan kinerjanya sesuai dengan bobot yang diberikan oleh responden. Seperti dijelaskan sebelumnya, item yang perlu ditingkatkan kinerja pelayanan KIE-nya adalah item yang masih mempunyai nilai rata-rata skor kepuasan berada di bawah nilai weigted total, yaitu 3.438 . Tabel 11. Perhitungan CSI (Customer Satisfaction Index) Item Pernyataan Kualitas Pelayanan KIE No
Skor Rataan Tingkat Kepuasan
Weighted Factor (WF)
Weighted Score (WS)
1
3.66
11.94
0.437
2
3.64
11.88
0.432
3
3.74
12.2
0.456
4
3.83
12.5
0.479
5
3.62
11.81
0.427
6
3.01
9.82
0.295
7
3.18
10.38
0.33
8
2.83
9.23
0.261
9
3.14
10.24
0.321
Total
30.65
100
Weighted Total (WT) Customer Satisfaction Index (CSI)
3.438 68,8%
40
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan Setelah melakukan penelitian mengenai tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan KIE obat dengan resep oleh tenaga farmasi di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya, maka dapat disimpulkan tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan KIE berdasarkan Index kepuasan pelanggan (pasien) atau Customer Satisfaction Index (CSI) adalah sebesar 68,8% (0,688). Nilai tersebut berada pada rentang 0,601- 0,80. Angka ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan pasien rawat jalan RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya berada pada kategori “ puas” terhadap pelayanan KIE obat dengan resep oleh tenaga farmasi. B. Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti ingin memberikan saran yang bisa menjadi masukan bagi Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya, yaitu: 1. Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya perlu meningkatkan lagi kualitas pelayanan KIE pada pasien rawat jalan menjadi predikat sangat puas yang akan berdampak kepada peningkatan kunjungan pasien . 2. Kepada farmasis diharapkan lebih meningkatkan lagi wawasan tentang pemberian KIE pada saat penyerahan obat agar pasien tidak merasa khawatir dengan obat yang akan digunakan dan tujuan terapi pengobatan untuk pasien tercapai.
40
41
DAFTAR PUSTAKA Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi 3. Binarupa Aksara. Jakarta. Anonim. 1999. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Anonim. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/SK/IX/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Anonim. 2009. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tentang Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Anonim . 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tentang Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Anonim. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit. Departemen Kesehatan RI. Jakarta. Anonim. 2010. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik tentang Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Keselamatan Pasien (Patient Safety). Departemen Kesehatan RI. Jakarta Anonim. 2010. Informasi Spesialite Obat Indonesia. PT. ISFI Penerbitan, Jakarta. Kock, B.D.D. 2012. Analisis Pemberian Pelayanan Komunikasi, Informasi, Dan Edukasi Obat Di Apotek Di Kota Kupang. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta Machfoedz, M. 2009. Komunikasi Keperawatan. Ganbika, Yogyakarta. Manurung, L.P. 2010. Analisis Hubungan Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Pelayanan Instalasi Farmasi Dengan Minat Pasien Menebus Kembali Resep Obat Di Instalasi Farmasi RSUD Budhi Asih . Universitas Indonesia. Jakarta Martono, N. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder Edisi revisi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Cetakan Ketiga. Rineka Cipta. Jakarta. 41
42
Nugroho, Y.A. 2011. It’s Easy.. Olah Data Dengan SPSS. Skripta Media Creative. Yogyakarta Pariang, N.F.E. 2013. Peran dan Kesiapan Apoteker Dalam Menyongsong Diberlakukannya Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2014. Ikatan Apoteker Indonesia. Palangka Raya Rahmani, V.F. 2009. Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap Kualitas Pelayanan (Studi Kasus: RSU Bhakti Asih Tangerang.Institut Pertanian Bogor. Bogor Saudah. 2012. Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Resep Di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Palangkaraya. Universitas Muhammadiyah. Palangka Raya. Sibagariang, E.E, dkk. 2010. Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa Diploma Kesehatan, Jakarta : CV. Trans Info Media. Siregar, C.J.P dan Amalia L. 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Penerbit Buku Kedokteran ECG; Jakarta. Sunyoto, D. 2012. Uji Validitas dan Reabilitas. Nula Medika. Yogyakarta Susanti, L. 2007. Komunikasi Masalah Kesehatan (Studi Pada Radio Kotaperak Yogyakarta). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Yogyakarta
43
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian
44
Lampiran 2. Surat Balasan Izin Penelitian
45
Lampiran 3. Hasil Uji Reabilitas Tingkat Kepuasan Kuesioner
Case Processing Summary N
%
Valid
30
100.0
Excludeda
0
.0
Total
30
100.0
Cases
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha .758
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .759
9
46
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Tingkat Kepuasan Kuesioner Correlations X1 X1
Pearson Correlation
X2 1
Sig. (2-tailed)
*
.257
.230
.352 .382
*
.589
**
.037
.001
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
.048
1
.358
.338
.240
.241
.190
.078
.053
Sig. (2-tailed)
.799
.052
.068
.202
.200
.316
.681
.781
.003
Pearson Correlation
.518
**
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
-.019
.358
1
.141
.270
.275
.103
.058
.081
.426
.923
.052
.456
.148
.141
.588
.761
.670
.019
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
*
**
.026
.002
.401
.010
.006
.000
30
30
30
30
30
30
*
.069
.097
.005
.050
.715
.609
.000
30
30
30
30
30
30
**
1
.139
.219 .385
.465
.244
.036
.000 30
Pearson Correlation
.372
*
.338
.141
Sig. (2-tailed)
.043
.068
.456
30
30
30
1 .407 .552
30
.488
**
.761
**
*
.240
.270 .407
Sig. (2-tailed)
.011
.202
.148
.026
30
30
30
30
Pearson Correlation
.257
.241
.275 .552
Sig. (2-tailed)
.170
.200
.141
.002
.005
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
.230
.190
.103
.159 .361
*
.139
1
.261
.137
Sig. (2-tailed)
.222
.316
.588
.401
.050
.465
.164
.471
.010
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
Pearson Correlation
.352
.078
.058 .465
**
.069
.219
.261
Sig. (2-tailed)
.056
.681
.761
.010
.715
.244
.164
30
30
30
30
30
30
30
**
.503
1 .593
*
**
.664
.675
.463
.563
**
**
**
**
.001
.001
30
30
30
**
1
.382
*
.053
.081 .488
Sig. (2-tailed)
.037
.781
.670
.006
.609
.036
.471
.001
30
30
30
30
30
30
30
30
.097 .385
*
.361
Pearson Correlation
N
**
1 .503
**
**
.460
N
*
.159 .465
*
Pearson Correlation
N
X9
Total
.056
N
X8
X9
.222
N
X7
.460
X8
.170
N
X6
*
X7
.011
N
X5
.048 -.019 .372
X6
.043
Sig. (2-tailed)
X4
X5
.923
N X3
X4
.799
N X2
X3
.137 .593
.592
**
.001 30
30
47
total Pearson Correlation .589 Sig. (2-tailed) N
**
.518
**
*
**
.426 .761
.664
**
.675
**
.463
**
.563
**
.592
**
.001
.003
.019
.000
.000
.000
.010
.001
.001
30
30
30
30
30
30
30
30
30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
1
30
48
Lampiran 5. Kuesioner Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayana KIE
KUESIONER KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI INSTALASI FARMASI RSI PKU MUHAMMADIYAH Tanggal
:
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan Karya Tulis ilmiah yang berjudul “TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KIE OBAT DENGAN RESEP DI INSTALASI FARMASI RSI PKU MUHAMMADIYAH” yang dilakukan oleh : Didi Rahman (10.71.12051) D III Farmasi, Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi anda dalam meluangkan waktu menjawab kuesioner ini, sebagai syarat dari penyelesaian Karya Tulis Ilmiah saya. Besar harapan saya, apabila anda menjawab sesuai apa yang anda ketahui. Karena apapun hasilnya, sedikit pun tidak mempengaruhi reputasi anda.
A. Petunjuk 1. Baca dan jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jujur sesuai kenyataan. 2. Jawaban yang kami peroleh semata-mata kepentingan bersama dan dirahasiakan. 3. Bila terdapat kesulitan dalam menjawab pertanyaan berikut, anda dapat bertanya langsung kepada pewawancara.
49
B. Identitas responden Nama
:
Alamat
:
Jenis Kelamin
:
Pria
Wanita
Umur
:
>17-25 Tahun
46-55 Tahun
26-35 Tahun
56-65 Tahun
36-45 Tahun
> 65 Tahun
Pekerjaan
:
Tidak Bekerja/Rumah Tangga Wiraswasta Pegawai Swsata
Pelajar/Mahasiswa
PegawaiNegri/ABRI/Pensiunan
Pendidikan
:
Tamat SD
Tamat Diploma
Tamat SMA
Tamat S1/S2/S3
Tamat SMP
50
Berikut ini adalah isian pernyataan mengenai persepsi Anda terhadap pelayanan di Instalasi Farmasi RSI PKU Muhammadiyah Palangka Raya. Berilah tanda silang () pada kolom yang ingin di isi. Skala Tingkat Kepuasan Pasien STP = Sangat Tidak Puas TP = Tidak Puas CP = Cukup Puas P = Puas
SP = Sangat Puas
No 1 2
Kuesioner Tingkat Kepuasan Cara berkomunikasi Kejelasan berkomunikasi dalam penyampaian informasi dan edukasi/pembelajaran oleh petugas informasi yang diberikan petugas tentang cara pakai obat
3
contoh: salep digunakan untuk obat luar, bukan untuk diminum
4
5
6
7
8
9
Informasi yang diberikan petugas tentang aturan pakai obat. Contoh: 3 x 1 ( tiga kali sehari) Informasi yang diberikan petugas tentang indikasi (kegunaan) obat Informasi yang diberikan petugas tentang efek samping obat. Contoh: Mual dan muntah sesudah minum obat Informasi yang diberikan petugas tentang kontraindikasi obat (hal yang tidak dianjurkan dalam minum obat) Informasi yang diberikan petugas tentang cara penyimpanan obat Penyampaian pembelajaran/pemahaman tentang obat dan atau segala yang perlu diketahui tentang obat
STP
TP
CP
P
SP
1
2
3
4
5
51
Lampiran 6. Foto-Foto kegiatan Penelitian
Gambar penyebaran kuesioner kepada pasien
52
Lampiran 7. Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
47,8% 52,2%
laki-laki perempuan n = 90 orang
53
Lampiran 8. Data Responden Berdasarkan Usia
1,1% 10% 36,7%
18,9%
>17-25 26-35 36-45
33,3%
46-55 56-65 n =90 orang
54
Lampiran 9. Data Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tidak Bekerja/Rumah Tangga 12,2% 22,2%
11,1%
Swasta 26,7% Wiraswasta
27,8%
Pelajar/Mahasiswa Pegawai Negeri/ABRI/Pensiunan n = 90 orang
55
Lampiran 10. Data Responden Berdasarkan Pendidikan
1,1%
3,3% SD
30% SMP/MTSN SMA/SMK 61,1%
Diploma
4,4% S1/S2/S3 n = 90 orang
56
Lampiran 11. Data Kuesioner Responden Uji Instrument No.
Nama
Item 1
Item 2
Item 3
Item 4
Item 5
Item 6
Item 7
Item 8
Item 9
1
tania
Puas
Puas
Sangat Puas
Sangat Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
2
aditya
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
3
septi
Puas
Puas
Puas
Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
4
andrianto
Puas
Cukup Puas
Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
5
veronica
Puas
Sangat Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
6
M.yusuf
Puas
Sangat Puas
Cukup Puas
Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
7
setiawan
Puas
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
8
anse
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
9
maulida
Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
10
grace
Cukup Puas
Puas
Puas
Sangat Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
11
sri ningsih
Puas
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
12
tri warni
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
13
lia armalia
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
14
santika
Puas
Sangat Puas
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
15
yuda
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
16
linda
Cukup Puas
Cukup Puas
Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
17
yayan
Puas
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
18
erik
Cukup Puas
Cukup Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
19
desy
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
20
wulandari
Cukup Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
21
lusiana
Tidak Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
22
dian
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
57 23
natalie
Cukup Puas
Sangat Puas
Puas
Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
24
titing
Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
25
sari
Sangat Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
26
zunaidi
Puas
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
27
tatang
Cukup Puas
Puas
Sangat Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
28
A.taufik
Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
29
arya
Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
30
sisanto
Sangat Puas
Cukup Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
58
Lampiran 12. Data Kuesioner Responden Pelayanan KIE Nama
Gender
Usia
Pekerjaan
Pendidikan
item 1
item 2
item 3
item 4
item 5
Item 6
item 7
item 8
item 9
1
Frengky
laki-laki
26-35
Wiraswasta
S1/S2/S3
Cukup Puas
Puas
Cukup Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
2
Fitri
Perempuan
26-35
Wiraswasta
SMA/SMK
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
3
Tariman
laki-laki
36-45
Wiraswasta
S1/S2/S3
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
4
Nina
Perempuan
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Puas
5
Maulita
Perempuan
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Cukup Puas Sangat Puas
Cukup Puas Sangat Puas
Cukup Puas Sangat Puas
6
Miftachul
laki-laki
>17-25
Wiraswasta
S1/S2/S3
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
Cukup Puas Sangat Puas Cukup Puas
Cukup Puas Sangat Puas Cukup Puas
Cukup Puas Sangat Puas Tidak Puas
7
Haris
laki-laki
26-35
Swasta
SMA/SMK
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
8
Fuk Nen
laki-laki
26-35
Swasta
S1/S2/S3
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
9
Rony
laki-laki
>17-25
Swasta
S1/S2/S3
Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
10
Kesya
Perempuan
46-55
Swasta
SMA/SMK
Puas
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
11
Yemima
Perempuan
36-45
Swasta
SMA/SMK
Puas
Puas
Sangat Puas
Sangat Puas
Puas
12
Menik
Perempuan
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
13
Dewi
Perempuan
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Tidak Puas
Cukup Puas Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
14
Yulinda
perempuan
26-35
Swasta
SMA/SMK
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
15
Siti Nurindah
perempuan
26-35
Tidak Bekerja/Rumah Tangga
SMA/SMK
Cukup Puas Sangat Puas Cukup Puas
Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas
Cukup Puas Sangat Puas Cukup Puas Cukup Puas Sangat Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
No
Cukup Puas Cukup Puas
Cukup Puas Sangat Puas
Sangat Puas
Cukup Puas Sangat Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
59 Sangat Puas
Sangat Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Sangat Tidak Puas
Sangat Puas Cukup Puas
Cukup Puas
Sangat Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Puas Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas Sangat Tidak Puas Sangat Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
Tidak Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
Husnul
laki-laki
26-35
Swasta
SMA/SMK
Puas
Puas
17
Selviana
perempuan
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Puas
Puas
18
Evi
perempuan
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Cukup Puas
19
Putri
perempuan
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Puas
Cukup Puas Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
20
Mustari
laki-laki
26-35
Wiraswasta
SMA/SMK
Tidak Puas
Puas
Puas
Sangat Puas
Puas
21
Bustamil
laki-laki
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Puas
22
Sri Rahayu
perempuan
26-35
Swasta
S1/S2/S3
Puas
Puas
23
Sapriansa
laki-laki
36-45
Wiraswasta
S1/S2/S3
24
Martha
perempuan
>17-25
Tidak Bekerja/Rumah Tangga
SMA/SMK
25
A. Tarmizi
laki-laki
>17-25
Wiraswasta
SMA/SMK
26
Siti Murlia
perempuan
26-35
Wiraswasta
SD
27
M. Ali
laki-laki
26-35
Wiraswasta
SMA/SMK
28
Suliati
perempuan
26-35
29
Sugiono
laki-laki
36-45
30
Iin Herlina
perempuan
>17-25
31
Nurlianti
perempuan
36-45
Pegawai Negeri/ABRI/Pensiunan Pegawai Negeri/ABRI/Pensiunan
S1/S2/S3
Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Sangat Puas Cukup Puas Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Sangat Puas Cukup Puas Puas
Puas
Puas
16
Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Puas Cukup Puas Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas
Puas
Puas Puas
Sangat Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
Sangat Puas Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas
Puas
S1/S2/S3
Puas
Puas
Puas
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Wiraswasta
SMA/SMK
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Sangat Puas Puas
60 Cukup Puas Cukup Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas
Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas
Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas
Tidak Puas Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Sangat Puas
Sangat Puas
Diploma
Puas
Puas
Sangat Puas Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas Cukup Puas
Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas
Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
SMP/MTSN
Puas
Puas
Puas
Wiraswasta
S1/S2/S3
Cukup Puas
Cukup Puas
26-35
Swasta
S1/S2/S3
Puas
perempuan
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Riri
perempuan
>17-25
Tidak Bekerja/Rumah Tangga
SMP/MTSN
47
Hana
perempuan
26-35
Swasta
S1/S2/S3
48
M. Ridwan
laki-laki
26-35
Wiraswasta
S1/S2/S3
Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas
Swasta
SMA/SMK
Puas
Puas
26-35
Swasta
Diploma
Puas
perempuan
36-45
Pegawai Negeri/ABRI/Pensiunan
S1/S2/S3
Ibrahim
laki-laki
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
41
Andi
laki-laki
46-55
Wiraswasta
S1/S2/S3
42
Fitriah
perempuan
>17-25
Tidak Bekerja/Rumah Tangga
43
Mahyuni
laki-laki
46-55
44
Erwin
laki-laki
45
Linda
46
32
Kiswanto
laki-laki
46-55
Wiraswasta
S1/S2/S3
33
Kastiana
perempuan
26-35
Swasta
Diploma
34
Wasiem
perempuan
36-45
35
Nita Annisa
perempuan
>17-25
36
Rizky
laki-laki
>17-25
Swasta
37
Dewi
perempuan
26-35
38
Winarsih
perempuan
39
Kurniatun
40
Pegawai S1/S2/S3 Negeri/ABRI/Pensiunan Tidak Bekerja/Rumah SMA/SMK Tangga
Puas Cukup Puas Cukup Puas
Cukup Puas Sangat Puas
Cukup Puas Sangat Puas Puas
Puas Sangat Puas Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Sangat Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
Sangat Puas Cukup Puas
Puas
Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas
Puas Cukup Puas
Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
Puas
Puas Puas Puas Cukup Puas Cukup Puas Puas Cukup Puas Puas Cukup Puas
61
perempuan
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Cukup Puas
Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Rasiono
laki-laki
56-65
Wiraswasta
SMA/SMK
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
51
Saadah
perempuan
>17-25
Tidak Bekerja/Rumah Tangga
SMP/MTSN
52
Lukito
laki-laki
36-45
Swasta
S1/S2/S3
Cukup Puas
Sangat Puas Cukup Puas
Robian
laki-laki
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Puas
Puas
Puas
54
Miftah Farid
laki-laki
>17-25
Wiraswasta
SMA/SMK
Yenny
perempuan
26-35
Wiraswasta
SMA/SMK
Puas
Sangat Puas Sangat Puas
56
Hamka
laki-laki
26-35
Wiraswasta
SMA/SMK
Puas
57
Dini Yulia
perempuan
>17-25
Swasta
SMA/SMK
Puas
Puas
58
Suwanti
perempuan
>17-25
Swasta
SMA/SMK
59
Nurida
perempuan
26-35
Wiraswasta
Diploma
Cukup Puas Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas
Sangat Puas Cukup Puas
Sangat Puas Sangat Puas Sangat Puas Sangat Puas Cukup Puas
Sangat Puas
55
Sangat Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
Sangat Puas Cukup Puas
53
Sangat Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
Puas
Puas
60
Heri Septian
laki-laki
26-35
S1/S2/S3
Puas
Puas
Puas
Puas
61
M. Yusuf
laki-laki
26-35
S1/S2/S3
Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
62
Kartini
perempuan
36-45
Swasta
S1/S2/S3
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
63
Sulvian
laki-laki
36-45
Swasta
S1/S2/S3
Puas
Puas
Puas
64
Rizkia
perempuan
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Cukup Puas
Puas
Puas
65
Wulandari
perempuan
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Cukup Puas Cukup Puas Sangat Puas Cukup Puas Cukup Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
49
Elian
50
Pegawai Negeri/ABRI/Pensiunan Pegawai Negeri/ABRI/Pensiunan
Sangat Puas Tidak Puas Puas
Puas
Puas
Puas Puas
Tidak Puas Cukup Puas Sangat Puas Cukup Puas Cukup Puas Puas Sangat Puas Cukup Puas
Tidak Puas Tidak Puas
Cukup Puas Cukup Puas
Puas
Puas
Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas Sangat Puas
Cukup Puas Tidak Puas Sangat Puas Cukup Puas Puas Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Tidak Puas Sangat Puas
Tidak Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas
Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
Cukup Puas Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas
Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
62
66
Maulita Sari
perempuan
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
67
Siti Atika
perempuan
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
68
Prima Niarta
perempuan
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Puas
Puas
69
Arifin
laki-laki
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
Cukup Puas Cukup Puas
70
Dedi
laki-laki
>17-25
Pelajar/Mahasiswa
SMA/SMK
71
Juniadi
laki-laki
46-55
Wiraswasta
SMA/SMK
72
M. Rifai
laki-laki
36-45
Wiraswasta
Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
73
Ketay
perempuan
26-35
74
Imam
laki-laki
75
Septiansyah
76
Tidak Puas Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas Tidak Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
SMA/SMK
Sangat Puas
Puas
Puas
Puas
Wiraswasta
SMA/SMK
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
26-35
Wiraswasta
SMA/SMK
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Cukup Puas
Tidak Puas
laki-laki
26-35
Wiraswasta
SMA/SMK
Cukup Puas Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
Tidak Puas Cukup Puas
Dede
laki-laki
26-35
Wiraswasta
SMA/SMK
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
77
Lensi
perempuan
36-45
Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
78
Sukardi
laki-laki
36-45
Puas
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Tidak Puas
79
Dadang
laki-laki
36-45
Puas
Puas
Puas
80
Zulkifli
laki-laki
36-45
Swasta
SMA/SMK
Puas
Puas
Cukup Puas
81
Agustia
perempuan
26-35
Swasta
SMA/SMK
Puas
Puas
82
Rudy
laki-laki
26-35
Puas
Puas
Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas
Pegawai Negeri/ABRI/Pensiunan Pegawai Negeri/ABRI/Pensiunan Pegawai Negeri/ABRI/Pensiunan
S1/S2/S3 S1/S2/S3 S1/S2/S3
Pegawai SMA/SMK Negeri/ABRI/Pensiunan
Tidak Puas Cukup Puas
Cukup Puas Sangat Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Puas Sangat Puas Cukup Puas
Puas
Cukup Puas Cukup Puas Puas Puas Cukup Puas
Sangat Puas Cukup Puas
Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
Tidak Puas Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas
Puas Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas Cukup Puas Puas Puas
Puas Cukup Puas
Puas Cukup Puas Puas Puas
63
83
Adrian
laki-laki
26-35
Swasta
SMA/SMK
Cukup Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Puas
84
Maria
perempuan
>17-25
Swasta
SMA/SMK
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
Puas
Puas
85
Elisabeth
perempuan
46-55
SMA/SMK
Cukup Puas
Puas
Puas
Puas
Cukup Puas
86
Puji L
perempuan
46-55
SMA/SMK
Puas
Puas
Puas
Puas
Puas
87
Rosita
perempuan
46-55
Cukup Puas
Samsudin
laki-laki
46-55
Cukup Puas Cukup Puas
Cukup Puas
88
Cukup Puas Cukup Puas
Puas
Puas
Cukup Puas Cukup Puas
89
Sitoresmi
laki-laki
36-45
SMA/SMK
Puas
Puas
90
M. Nur Hafif
laki-laki
36-45
S1/S2/S3
Puas
Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas
Tidak Puas Cukup Puas Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas
Tidak Bekerja/Rumah Tangga Tidak Bekerja/Rumah Tangga Pegawai Negeri/ABRI/Pensiunan Tidak Bekerja/Rumah Tangga Tidak Bekerja/Rumah Tangga Swasta
S1/S2/S3 SMA/SMK
Puas Cukup Puas
Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Puas Tidak Puas
Cukup Puas Tidak Puas Puas Cukup Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas Tidak Puas
Tidak Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Cukup Puas Puas Tidak Puas