KARYA RANCANGAN
GEDUNG KANTOR YAYASAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
Lokasi: Komplek Perumahan Sawitsari, Desa Catur Tunggal, Kecamatan Depok Kabupaten Sleman, DIY
Luas Bangunan: 190 m2
PERANCANG: Dr.Eng. Ir. Ahmad Sarwadi, M.Eng. (Ketua Tim) Agus Hariyadi, ST., M.Sc. (Anggota)
Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Daftar Isi
Daftar Isi .......................................................................................................................... i 1. Pengantar................................................................................................................... 1 2. Latar Belakang .......................................................................................................... 1 3. Masalah ..................................................................................................................... 1 4. Perspektif Teoritik .................................................................................................... 2 5. Metoda ..................................................................................................................... 4 6. Konsep Desain .......................................................................................................... 4 7. Desain ....................................................................................................................... 6 8. Penutup .................................................................................................................... 8 9. Referensi ................................................................................................................... 9 10. Lampiran.................................................................................................................. 10 Surat Keterangan Sebagai Perancang Penilaian Sejawat
i
1. PENGANTAR Pembangunan Gedung Kantor Yayasan Fakultas Pertanian merupakan upaya untuk meningkatkan fasilitas fisik dari gedung kantor yayasan yang ada. Gedung kantor yayasan sebelumnya hanya menggunakan sebuah rumah di lokasi yang sama. Pada awalnya peningkatan fasilitas tersebut hanya berupa rehabilitasi bangunan yang ada, namun dalam pembahasan lebih lanjut dengan pertimbangan penggunaan jangka panjang maka diputuskan untuk dibangun baru. Dalam pelaksanaanya desain Gedung Kantor Yayasan Fakultas Pertanian UGM dilakukan dengan melibatkan pihak pengguna dan pengelola yayasan dalam proses merancang. Wawancara dan diskusi dengan pihak yang terkait serta observasi lapangan serta pengukuran site adalah kegiatan-kegiatan yang ada dalam proses merancang, disamping kegiatan transformasi dan pengembangan desain yang dilakukan di studio. Konsep desain bangunan asrama ini meliputi tata ruang yang sesuai dengan karakteristik kegiatan kantor, penggunaan pendekatan desain yang ramah lingkungan (eco design), dan pendekatan desain yang memungkinkan bangunan untuk tumbuh vertikal secara optimal.
2. LATAR BELAKANG Kondisi Kantor Yayasan Fakultas Pertanian yang menggunakan sebuah rumah yang cukup rusak yang berlokasi di Kompleks Perumahan Sawitsari Desa Catur Tunggal Kecamatan Depok Kabupeten Sleman menjadi alasan utama pembangunan gedung baru kantor tersebut. Untuk mendukung aktifitas yayasan, pihak pengelola yayasan memutuskan untuk meningkatkan kondisi gedung tersebut. Dari gagasan awal berupa rehabilitasi gedung dan setelah melalui beberapa diskusi maka diputuskan untuk membangun gedung baru. Luas lahan yang tersedia adalah 430 m2. Berdasarkan diskusi dengan pengelola kantor terdapat permintaan bahwa desain bangunan harus ramah terhadap lingkungan, seperti dengan tidak memotong pohon yang besar. Dan telah disepakati bahwa rasio bangunan yang direncanakan terhadap lahan yang tersedia tidak lebih dari 50%. Disamping itu pihak pengelola yayasan juga meminta bangunan harus dimungkinkan untuk tumbuh dalam rangka mengaktisipasi perkembangan aktifitas kantor di masa depan. Bangunan juga diminta untuk mempunyai style/ langgam modern. Berdasar hal tersebut di atas maka kegiatan perancangan Gedung Kantor Yayasan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada dilakukan. Kegiatan perancangan dilakukan pada bulan Agustus- Oktober 2010.
3.
MASALAH Permasalahan utama desain/ perancangan Kantor Yayasan Fakultas Pertanian UGM adalah sebagai berikut: a) Perlunya penataan ruang dalam bangunan yang mendukung aktifitas kantor yang punya flexibiltas dalam penataan perabotnya, b) Tuntutan desain kantor yang ramah lingkungan, c) Tuntutan penampilan arsitektural kantor yang modern, d) Tuntutan desain bangunan gedung kantor yang mengantisipasi terhadap kebutuhan perkembangan aktifitas di masa depan.
1
4.
PERSPEKTIF TEORITIK a) Penataan Ruang Kantor
Secara garis besar tata ruang kantor bila dilihat dari sistem pembagian ruangnya dapat dibedakan menjadi dua jenis (lihat Indriaswarian, 2009), yaitu: - Tata ruang kantor berkamar Pada jenis ini tata ruangan untuk bekerja yang dipisah atau dibagi dalam kamarkamar kerja. Keuntungan tata ruang kantor berkamar adalah konsentrasi kerja lebih terjamin, pekerjaan yang bersifat rahasia, dapat lebih terjamin atau terlindungi. Kerugian tata ruang kantor berkamar adalah komunikasi langsung antar pegawai tidak dapat lancar, sehingga kesempatan untuk mengadakan komunikasi menjadi berkurang, pemakaian ruangan kurang kurang luwes apabila ada perubahan dan perkembangan organisasi. - Tata ruang kantor terbuka Pada jenis ini ruangan besar untuk bekerja yang ditempati oleh beberapa pegawai yang bekerja bersama-sama tanpa dipisahkan oleh penyekat. Keuntungan tata ruang kantor terbuka adalah mudah dalam pengawasan, pengaturan cahaya dan udara, luwes atau flexible apabila diperlukan perubahan ruangan, mudah untuk mengadakan hubungan langsung. Kerugian tata ruang kantor terbuka adalah batas kedudukan antara pimpinan dan bawahan tidak nampak jelas, pekerjaan yang bersifat rahasia sulit dilakukan. Dari dua jenis tata ruang kantor tersebut juga terdapat penataan ruang kantor gabungan dari jenis yang pertama dengan yang kedua. Hal ini bisa dilakukan tata ruang bersekat/ berkamar untuk para pimpinan dan tata ruang terbuka untuk para staf/ karyawan kantor.
b) Desain Gedung Kantor Ramah Lingkungan Sim Van Der Ryn dan Stuart Cowan (1995) dalam bukunya Ecological Design menyatakan bahwa desain yang ekologis (ramah lingkungan) adalah suatu desain yang meminimalisasi dampak merusak pada lingkungan dengan cara mengitegrasikan desain tersebut dengan proses yang hidup (living processes). Integrasi karya desain yang tentu saja dimulai saat merancangnya dengan mempertimbangkan proses hidup yang ada pada alam. Proses yang hidup antara lain tanaman tumbuh, hewan hidup yang semuanya membutuhkan ekosistem yang sehat. Merusak komponen ekosistem sehingga living processes mati atau berhenti berarti juga sebuah tindakan yang tidak ramah lingkungan. Masih menurut Sim van Der Ryn tersebut terdapat lima prinsip dalam mendesain yang ekologis yaitu: Pemecahan masalah harus berpijak dari tempat dimana perancang mendesain. Pemahaman karakteristik site, kondisi lingkungan sekitar, pengguna bangunan menjadi kunci informasi untuk desain, Perhitungan ekologis. Desain harus berhitung bahwa karya desainya tidak menjadikan lingkungan dimana karya disain dibangun menjadi lebih jelek kondisinya,
2
Desain bersama alam. Desain harus selalu mempertimbangkan keberlanjutan secara bersama antara bangunan sebagai karya desain dengan alam yang terkait, Desain harus bersifat parstisipatif terhadap pemangku kepentingan terkait (stakeholders)terhadap karya desain. Dalam hal ini arsitek harus mempertimbangkan pihak lain yang terkait, bahkan keputusan desain dapat diputuskan secara bersama dengan mereka, Membuat alam menjadi terlihat. Pesan ini maksudnya adalah bawalah komponen alami dalam karya desain yang dibuat. Pesan ini bertujuan untuk selalu mengingatkan bahwa ada alam dimana kita hidup dan kita merupakan bagian dari alam. Dari teori dasar tentang Desain Yang Ekologis di atas terdapat berbagai cara/ teknik untuk menterjemahkan prinsip-prinsip desiannyang ekologis, sebagai contoh adalah konservasi air, penghematan energi, menjaga tanaman yang sudah ada, mengelola air limbah dan juga melakukan desain yang partisipatif. Dalam hal penghematan energi dikenal sistem pencahayaan dan penghawaan alami, dimana terdapat berbagai peraturan yang dapat menjadi referensi dalam mendesain, seperti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung, SNI 03-2396-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami Pada Bangunan Gedung dan SNI 03-6572-2001 Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung. Penghawaan alami dapat diterapkan dengan menggunakan ventilasi silang dalam bangunan. Udara harus bisa mengalir dari satu sisi bangunan ke sisi yang lain, demikian pula sebaliknya. Dinding-dinding di dalam bangunan diupayakan tidak mengahalangi aliran udara. Penerapan pencahayaan alami dapat dilakukan dengan membuat bidang bukaan yang cukup, misal jendela kaca sehingga memungkinkan cahaya matahari bisa memasuki ruang dalam bangunan. Namun demikian perlu diupayakan agar sinar matahari yang masuk bukanlah sinar langsung tetapi merupakan sinar gubah langit. Dalam hal konservasi air yang paling diperlukan adalah menjaga tapak bangunan untuk tetap memungkinkan air hujan masuk kembali ke dalam tanah. Adanya tanaman juga membantu untuk konservasi air dengan lebih baik disamping membantu menciptakan suhu lingkungan menjadi lebih sejuk. c) Arsitektur Modern Arsitektur modern sering dikaitkan dengan cara berpikir rasional dan adanya revolusi industri. Dua hal tersebut dianggap sebagai cikal bakal munculnya langgam arsitektur yang anti ornamen dan menjunjung tinggi efisiensi dalam pembangunan. Rayner Banham (1978) menyatakan bahwa perkembangan arsitektur modern menekankan pada kesederhanaan suatu desain. Para arsitek yang bermazab arsitektur modern menginginkan bangunan rancangannya bersih dari ornamen dan sesuai dengan fungsinya dengan menghilangkan paham eklektik pada tiap rancangannya. Peter Gossel dan Gabriele Leu Thauser (1991) menulis ciri-ciri arsitektur modern antara lain adalah sebagai berikut: - gaya internasional, tanpa ciri khusus, arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis, - desain yang sederhana, - berorientsi pada efisiensi, fungsi sehingga mengharamkan ornamen, - tidak memiliki suatu ciri individu dari arsitek, sehingga cenderung tidak dapat dibedakan antara arsitek yang satu dengan yang lainnya, 3
- penekanan perancangan pada ruang, desain cenderung menjadi polos, simpel, banyak menggunakan bentuk geometri dasar, - material yang digunakan diekspos secara polos, ditampilkan apa adanya. Menurut Charles Jenks (1989) dalam Vision of the Modern – UIA, salah satu ciri arsitektur modern dalam hal bentuk dan ruang adalah syarat utama dari bangunan yaitu bangunan mencapai kegunaaan yang semaksimal mungkin dan ruang – ruang yang direncanakan sesuai dengan fungsinya. Ujud penampilan bangunan tidak harus terdiri dari kepala, badan dan kaki. d) Desain Bangunan Tumbuh Desain bangunan tumbuh ini sesungguhnya banyak terjadi sebagaimana tren rumah tumbuh yang banyak didesain untuk keluarga yang mempunyai dana terbatas tetapi menginginkan rumah yang lebih besar di masa yang akan datang. Konsep bangunan tumbuh dapat dibagi menjadi dua yakni vertikal dan horizontal. Bangunan tumbuh secara horizontal, pengembangannya relatif lebih mudah. Sebab dengan pemilikan lahan yang luas, tidak ada masalah bila harus mengembangkan ke samping atau melebar. Namun demikian ketersediaan lahan yang terbatas di kota-kota besar menjadikan bangunan-bangunan tumbuh secara vertikal. Hal yang penting untuk diperhatikan dan menjadi syarat utama dalam membangun rumah tumbuh secara vertikal adalah pondasi bangunan harus direncanakan untuk mampu mendukung beban bangunan dua lantai.
5. METODA Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan proses perancangan adalah sebagai berikut: a) Wawancara dan diskusi tentang aktifitas siswa putra dan kebutuhan ruang dengan pengguna/ pengelola gedung asrama yaitu kepala sekolah dan para guru serta siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salam, Magelang, b) Melakukan survai lokasi termasuk pengukuran kontur dan luas tanah yang tersedia, c) Menyusun progran ruang dalam bentuk desain skematik desain dan didiskusikan dengan pengguna, d) Menyusun ide bentuk bangunan tiga dimensional dan didiskusikan dengan pengguna, e) Menyusun desain final gedung asrama berdasar hasil diskusi pada bagian 5c, 5d dan 5d. Secara umum metoda yang digunakan dalam desain ini adalah dengan melibatkan partisipasi pengguna dan pihak yang berkepentingan dalam memutuskan keputusankeputusan desain. Ujud akhir desain bukan hanya hasil dari pemikiran dan analisis arsitek tetapi juga hasil pemikiran pengguna dan pihak lain yang terkait yaitu pengelola kantor.
6. KONSEP DESAIN a) Konsep Tata Ruang Konsep tata ruang pada bangunan ini adalah menggunakan sistem terbuka untuk para karyawan dan sistem berkamar untuk para pimpinan. Sistem terbuka untuk para karyawan memungkinkan perabot diubah sesuai kebutuhan. Hal ini juga untuk 4
memperkuat kesan ruang menjadi lebih luas mengingat luas ruang kantor total tidak lebih dari 190 m2. b) Konsep Gedung Kantor Ramah Lingkungan Konsep desain bangunan dengan pendekatan ramah lingkungan pada Kantor Yayasan Fakultas Pertanian dilakukan melalui: - Penggunaan pencahayaan dan penghawaan alami secara optimal. Hal dilakukan dengan menyediakan bidang bukaan yang cukup besar (dengan kaca) untuk memanfaatkan pencahayaan alami, pemakaian jalusi dan kanopi/ pergola untuk penghawaan alami dan diupayakan semua ruang mempunyai akses udara dan cahaya dari ruang luar, - Melakukan penutupan lahan yang dapat untuk menyerap air. Paving block yang berongga dipilih agar air hujan dapat masuk ke dalam tanah, - Mempertahankan tanaman-tanaman eksisting yang cukup besar, - Menjaga rasio luas bangunan dan lahan tidak lebih dari 50%. c) Konsep Penampilan Arsitektural Bangunan Walaupun tidak menerapkan seluruh ciri-ciri arsitektur modern, penampilan arsitektural bangunan Kantor Yayasan Fakultas Pertanian diujudkan dalam bentuk yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: - Bentuk dasar pada arsitektur modern adalah bentuk bentuk geometri atau yang dikenal sebagai bentuk platonic solid yang ditampilkan apa adanya, - Menampilkan bahan bangunan alami yang diekspos secara polos, ditampilkan apa adanya, - Tidak meggunakan ornamen, - Penggunaan ruang secara efisien. d) Konsep Bangunan Tumbuh Konsep bangunan tumbuh pada perancangan Kantor Yayasan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada dilakukan dengan desain yang tumbuh secara vertikal. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar rasio antara bangunan dan lahan yang tersedia tidak melebihi 50%. Desain yang memungkinkan bangunan tumbuh secara vertikal dilakukan dengan cara sebagai berikut: - Menyediakan ruang yang akan menjadi tempat tangga dengan tanpa merubah tata layout ruang secara keseluruhan, - Menyediakan ruang untuk KM/WC yang memungkinkan penggunaan ruang di lantai dua di masa akan datang mempunyai flexibilitas yang tinggi, - Menyiapkan sistem struktur yang digunakan sudah memenuhi syarat untuk bangunan dua lantai.
5
7. DESAIN
a) Tata Ruang
Gambar 1. Desain Tata Ruang
b) Desain Bangunan Ramah Lingkungan
Gambar 2. Ruang Mempunyai Akses terhadap Pencahayaan dan Penghawaan Alami
6
Gambar 3 Sekat Antara Ruang Menggunakan Kaca Sampai Plafon (Memungkinkan cahaya sinar matahari sampai ruang terdalam)
Gambar 4. Pohon Eksisting dipertahankan, Penggunaan Grass Block sebagai Penutup Tanah dan Pemanfataan Dinding Pagar untuk Tanaman Vertikal c) Penampilan Arsitektural Bangunan
Gambar 5. Penampilan Bangunan Menggunakan Bahan Batu Candi, Kayu dan Bentuk-bentuk Geometris
7
d) Desain Bangunan Tumbuh
Gambar 6. Rencana Pondasi Telapak (Antisipasi untuk pengembangan bangunan menjadi dua lantai) 8. PENUTUP Semua ruang dapat mengakses pencahayaan dan penghawaan alami adalah menjadi unggulan desain Gedung Kantor Yayasan Fakultas Pertranian UGM. Penggunaan ventilasi silang dan pemanfataan pencahayaan alami secara optimal pada bangunan ini sangat dimungkinkan karena penggunaan sistem “open layout” untuk pengaturan ruang dalamnya. Penyekat ruang dengan kaca yang dominan terutama hingga bagian plafon memungkinkan cahaya matahari bisa menembus sampai ruang terdalam. Walaupun demikian disadari bahwa udara di kawasan perkotaan DIY seringkali pada kondisi yang cukup panas sehingga memerlukan bantuan penngunaan sistem penghawaan buatan. Sehingga detail bidang bukaan harus memungkinkan untuk dapat tertutup rapat manakala menggunakan sistem penghawaan buatan dan dapat terbuka ketika menggunakan sistem penghawaan alami. Ciri-ciri Arsitektur Modern seperti yang ditulis Charles Jenks bahwa arsiteknya mendudukkan diri sebagai yang maha tahu dalam praktek ini tidak dilakukan secara demikian. Pelaksanaan diskusi dengan pengguna dan pengelola kantor menjadikan keputusan desain tidak seluruhnya sebagai keputusan arsitek sendiri tetapi sering merupakan kesepakatan bersama antara perancang dengan pengguna serta pengelola kantor. Kondisi ini menjadi karya desain menjadi lebih ramah terhadap pengguna (user friendly). Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Pimpinan Yayasan Fakultas Pertanian UGM yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mendesain gedung kantor yayasan tersebut. Terimakasih juga kami sampaikan kepada Pengelola Kantor yayasan atas bantuan pemberian informasi yang kami butuhkan dan kerjasamanya dalam proses penyusunan rancangan. 8
9. REFERENSI - Banham, Rayner, 1978, Age of The Master : A Personal View of Modern Architecture, The Architectural Press, London. - Gossel, Peter; Le Thauser, Gabriele, 1991, Achitecture in the 20th century, Taschen, London. - Jenks, Charles, 1988, Vision of the Architecture Modern –UIA Series: Journal of architectural theory & criticism, Rizzoli, New York. - http://rikhaindriaswarian2006.blogspot.com/2009/01/layout-kantor.html - Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung - SNI 03-2396-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami Pada Bangunan Gedung SNI 03-6572-2001 Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung.
9
10. LAMPIRAN
Gambar 7.Denah Kantor Yayasan Fakultas Pertanian UGM
Gambar 8. Tampak Depan
10
Gambar 9. Penampilan Bangunan dan Lingkungan Kantor Yayasan Fakultas Pertanian Yang Dibangun dengan Pendekatan Desain Ramah Lingkungan
11