II. Faktor Pendidik Pendidik adalah orang yang memikul tanggung jawab untuk mendidik. Pendidik meliputi orang dewasa, guru, orang tua, pemimpin masyarakat dan pemimpin agama. Karakteristik yang harus dimiliki pendidik dalam melaksanakan tugasnya untuk mendidik, yaitu: 1. Kematangan diri : bertanggung jawab, dan tidak menjadi beban orang lain. 2. Kematangan sosial : mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai masyarakat, dan kecakapan membina kerjasama dengan orang lain. 3. Kematangan professional : memiliki pengetahuan yang cukup mengenai peserta didik, latar belakang dan perkembangannya, memiliki kecakapakan dalam mendidik I.1. Guru sebagai Pendidik Formal Syarat-syarat dalam UU Pokok Pendidikan No. 4 tahun 1950 : -
Syarat profesional (ijasah)
-
Syarat biologis (kesehatan jasmani)
-
Syarat psikologis (kesehatan mental)
-
Syarat paedagodis (pendidikan dan pengajaran)
-
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Selain itu juga harus memiliki syarat sebagai manusia dewasa, yaitu : -
Berbudi pekerti luhur dan berbadan sehat
-
Memiliki kecerdasan yang cukup
-
Kestabilan dan kematangan emosional
Persyaratan jabatan : -
Pengetahuan tentang manusia dan masyarakat, misalnya psikologis peserta didik
-
Pengetahuan dasar jabatan profesi seperti ilmu keguruan dan ilmu pendidikan
-
Pengetahuan keahlian cabang ilmu yang diajarkan, misalnya matematika
-
Keahlian dalam kepemimpinan pendidikan
Sifat-sifat ideal pendidik adalah : -
Berbakat
-
Bahasa dan tutur kata yang sopan
-
Kepribadian baik
-
Disenangi dan disegani anak didik
-
Emosi stabil
-
Pandai menyesuaikan diri
-
Tidak boleh sensitif
-
Jujur dan adil
-
Sifat sosial harus besar
I.2. Orang Tua sebagai Pendidik Peran orang tua sebagai pendidik adalah menerima anak, mencintai anak, mendorong dan membantu anak untuk aktif dalam kegiatan bersama, agar anak memiliki nilai kebenaran, moral dan religious (keagamaan) serta bertindak sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Cara memberikan pertolongan kepada anak adalah berangsur-angsur dikurangi sehingga anak didik suatu saat dapat dilepaskan sama sekali.
III. Faktor Anak Didik Karakteristik anak didik : -
Belum memiliki pribadi dewasa
-
Memiliki sifat dasar yang masih dikembangkan, misalnya emosi
Anak didik sebagai manusia yang belum dewasa masih bergantung kepada pendidiknya. Anak didik masih memiliki kekurangan dan menyadari kemampuannya sangat terbatas. Kekurangan ini menyebabkan anak mengadakan interaksi dengan pendidiknya. Dalam situasi ini terjadi interaksi kedewasaan dan kebelumdewasaan. Adanya ketergantungan antara anak didik terhadap pendidik bersifat sementara, sebab anak didik pasti akan menjadi dewasa.
Tingkatan anak didik a. Tingkat sekolah taman kanak-kanak Pada tingkat ini anak maju dalam bahasa lesan, pandai bercerita, mulai mengenal dirinya sebagai seorang yang memiliki kehendak dan kemauan, serta sudah menguasai kebiasaan-kebiasaan. Oleh kerana itu pada usia ini sebaiknya anak didik diberi latihanlatihan kebiasaan baik dengan menggunakan bahasa dan petunjuk yang baik pula. Tanamkan pula sikap tolong menolong dan gotong royong karena anak sudah membutuhkan teman bermain di luar keluarga. b. Tingkat sekolah dasar Pada usia ini anak didik mengalami perkembangan jasmani yang pesat, mempunyai kecekatan gerak, dapat berpikir sederhana dan menghargai kenyataan. Pada usia ini, anak didik juga sudah mulai ingin diperhatikan oleh lawan jenis. Ini mulai Nampak pada usia kurang lebih 9 tahun. Mulai mempunyai perhatian lebih dan tertarik terhadap pekerjaan, walaupun pilihannya masih berubah-ubah. c. Tingkat sekolah menengah Anak didik di tingkat ini sering dikatakan juga dalam masa puber. Bagi orang dewasa, anak-anak pada tingkat ini masih dianggap sebagai anak-anak, padahal dari sudut anaknya sendiri, mereka sudah melampaui masa anak-anak. Pada masa ini juga anak tidak mau mengakui kekurangan dan kesalahannya. Mereka lebih suka menyalahkan orang lain daripada dirinya. Menurut Burton seorang puber merupakan pribadi yang aneh, sifatnya keras, kadangkadang tidak tahu malu, memikirkan diri sendiri, kadang simpatik juga kejam tindakkannya. d. Tingkat sekolah tinggi Pada masa ini anak wanita lebih dahulu mencapai masa dewasa (18 tahun), anak pria bebeberapa tahun kemudian (20-an tahun). Anak dewasa sudah mulai belajar dengan kemauan sendiri, punya tujuan, dan telah memahami hak dan kewajibannya. Pendidik hanyalah sebagai perantara di dalam pendidikan. IV. Faktor Alat-alat Pendidikan Faktor alat-alat adalah segala sesuatu yang secara langsung membantu terlaksananya tujuan pendidikan. Alat-alat pendidikan tidak terbatas pada benda-benda yang konkrit saja, namun dapat juga berupa nasehat, tuntutan, contoh-contoh, hukuman dan pujian.
Ditinjau adri wujudnya alat-alat pendidikan dapat berupa : 1. Perbuatan pendidik, mencakup nasihat, teladan, larangan, perintah, pujian, teguran, ancaman, dan hukuman. 2. Benda-benda sebagai alat bantu, mencakup meja, kursi, papan tulis, penghapus, buku, peta dan sebagainya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih alat pendidikan, yaitu : -
Tujuan yang ingin dicapai
-
Orang yang menggunakan alat
-
Untuk siapa alat tersebut digunakan
-
Efektivitas penggunaan alat.
Penggunaan alat pendidikan yang Nampak dalam bentuk tindakan 1. Teladan : teladan dimaksudkan untuk membiasakan anak didik dengan tingkah laku dan pembentukan kepribadian dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Namun perlu perlu diberi kejelasan menganai tingkah laku mana yang harus ditiru. 2. Perintah, anjuran dan suruhan : adalah tindakan menyuruh anak didik untuk melakukan sesuatu yang diharapkan mencapai tujuan tertentu. Perintah adalah juga alat untuk pembentukan kedisiplinan bagi anak didik. 3. Larangan : merupakan tindakan pendidik untuk menyruh anak tidak melakukan atau menghindari tingkah laku tertentu demi tercapainya tujuan. 4. Pujian dan hadiah : hadiah dapat diberikan dalam bentuk barang, ataupun pujian. Hadiah dapat berupa pula anggukan kepala dengan wajah berseri dan menunjukkan jempol kepada anak didik. 5. Teguran : dapat berupa kata-kata, isyarat-isyarat, seperti pandanga mata yang tajam. Teguran merupakan tindakan pendidik untuk mengoreksi pencapaian tujuan pendidikan oleh anak. 6. Peringatan dan ancaman : merupakan tindakan pendidik mengoreksi secara keras tingkah laku anak didik yang tidak diharapkan dan disertai perjanjian jika diulang akan diberikan hukuman atau sanksi. Alat berupa ancaman ini jangan dibiasakan untuk digunakan, gunakan pada saat tertentu saja. 7. Hukuman : hukuman diberikan karena adanya pelanggaran dan kesalahan yang diperbuat. Hukuman diadakan dengan tujuan agar tidak terjadi pelanggaran.
Mengapa perlu dihukum: -
Agar anak didik memperbaiki perbuatannya
-
Mengganti kerugian akibat perbuatannya
-
Takut mengulangi perbuatan yang salah
-
Anak belajar dari pengalaman (hukuman)
V. Faktor Lingkungan Pada dasarnya lingkungan mencakup : -
Tempat, iklim, keadaan tanah dan alam
-
Kebudayaan (bahasa, seni, IPA)
-
Kelompok hidup bersama (keluarga, perkumpulan)
1. Lingkungan keluarga Dasar-dasar kelakuan anak tertanam sejak dini di dalam keluarga, juga sikap hidup dan kebiasaannya. Apa yang dilakukan keluarga kepada anak didik juga akan member dampak kepada anak untuk melakukan seperti apa yang orang tua lakukan. 2. Lingkungan sekolah Sekolah bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak selama diserahkan kepada sekolah. 3. Lingkungan masyarakat Cara yang paling baik dalam menarik perhatian anak didik kepada masyarakat adalah dengan aktif melayani masyarakat, misalnya work study plan