BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting dalam usaha pengembangan sumber daya manusia. Oleh karena itu, manusia dituntut untuk selalu berusaha melaksanakan pendidikan yang terus-menerus dan bersifat fleksibel, yaitu pendidikan harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut semakin mendorong upaya-upaya untuk melakukan inovasi dalam pembelajaran agar suasana pembelajaran menjadi lebih bervariasi, sehingga mutu pendidikan dan penyempurnaan sistem pembelajaran dapat ditingkatkan guna mencapai pembangunan bangsa. Menurut Bucthori (2006), bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah - masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan “ Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Samsudin & Sutirna, 2015). Namun kenyataan yang dialami peneliti selama praktek Pengelaman Lapangan di SMA Negeri 6 Kupang, menunjukkan bahwa kualitas proses pembelajaran di kelas masih kurang
optimal baik dari segi siswa, guru, media maupun metode pembelajarannya. Selain itu juga terdapat beberapa kendala utama dalam proses pembelajaran yang mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya adalah kurangnya antusias siswa untuk belajar, siswa hanya mendengar penjelasan guru, siswa pasif dan hanya duduk dan tidak berani untuk menyampaikan pendapat atau memberikan pertanyaan jika tidak mengerti, dan siswa mencatat ketika diperintah, sehingga tidak mencapai ranah pendidikan yang ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam implementasi Standar proses pendidikan, guru merupakan komponen yang sangat penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses pendidikan sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak dalam pembelajaran. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan guru yaitu guru harus mampu berinovasi dan berkreasi dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah. Siswa akan belajar dengan baik jika diberi kesempatan untuk menemukan ide atau gagasan dalam kegiatan pembelajaran. Untuk menciptakan suasana dan kondisi ini guru harus bisa mendorong dan meningkatkan peran siswa untuk menemukan ide atau gagasan. Aktivitas tersebut dapat menumbuhkan semangat dan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru adalah kemampuan dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif, dimana dalam model pembelajaran kooperatif siswa dilatih untuk berpikir kritis, berargumentasi, berdemokrasi, dan berinteraksi sosial. Siswa juga dilatih untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Berlakunya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK 2004) yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006) menuntut perubahan paradigma dalam
pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal. Perubahan tersebut harus pula diikuti oleh guru yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan pembelajaran di sekolah (dalam kelas atau di luar kelas). Biologi merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, Oleh karena itu, pendidikan biologi sudah seharusnya menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung karena itu siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mampu memahami dan menjelajahi alam sekitar (DEPDIKNAS 2001). Pembelajaran biologi sedapat mungkin membekali siswa dengan berbagai kemampuan tentang cara mengetahui dan cara mengerjakan yang dapat membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara mendalam. Pemberian pengalaman belajar secara langsung, sangat ditekankan melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah dengan tujuan untuk memahami konsep-konsep dan mampu memecahkan masalah (DEPDIKNAS 2001). Oleh karena itu terdapat satu model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif pendekatan STAD. Model pembelajaran kooperatif pendekatan STAD melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi, berdebat, mengungkapkan pendapat dan mendengarkan pendapat orang lain demi meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran kooperatif dapat diaplikasikan untuk semua kelas, termasuk kelas khusus untuk anak–anak berbakat, kelas pendidikan khusus, kelas dengan tingkat kecerdasan rata–rata dan sangat diperlukan dalam kelas heterogen dengan berbagai tingkat kemampuan. Pembelajaran
kooperatif sangat kondusif untuk mengembangkan hubungan antara siswa yang terbelakang secara akademik dengan teman sekelasnya, ( Slavin, 2005 ) Materi
pokok
yang
diambil
penulis
dalam
penelitian
ini
adalah
sistem peredaran darah pada manusia. Karakteristik materi ini sangat menarik diterapkan dengan model pembelajaran kooperatif pendekatan STAD, karena isi materinya tidak terlepas dari fenomena nyata yang terjadi pada siswa dan lingkungan masyarakat Dalam pembelajaran kooperatif pendekatan STAD siswa akan berinteraksi untuk menyelesaikan tugas mereka, disini siswa sudah diberikan proses pembelajaran pengalaman langsung, mereka dapat merasakan secara langsung apa yang mereka pelajari. Oleh karena itu dalam penelitian ini, peneliti mengambil materi pokok sistem peredaran darah pada manusia. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “ Uji Efektivitas penerapan model pembelajaran Kooperatif Pendekatan Student Teams Achievement Division Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Materi Pokok Sistem Peredaran Darah Pada Manusia Di SMA Negeri 6 Kupang Tahun Ajaran 2016/2017” B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pendekatan STAD efektif terhadap hasil belajar siswa kelas XI pada materi pokok sistem peredaran darah pada manusia di SMA Negeri 6 Kupang Tahun Ajaran 2016/2017?” C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran kooperatif pendekatan STAD terhadap hasil belajar siswa kelas XI
pada Materi Pokok
Sistem Peredaran Darah Pada Manusia di SMA Negeri 6 Kupang Tahun Ajaran 2016/2017. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa, diharapkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif pendekatan STAD dapat memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja sama dalam mempelajari materi sistem peredaran darah pada manusia. 2. Bagi penulis, sebagai pengalaman untuk mendesain perangkat – perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif pendekatan STAD 3. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam memilih model pembelajaran yang sesuai untuk proses pembelajaran materi pokok sistem peredaran darah pada manusia. 4. Bagi peneliti lain, yang tertarik dengan masalah pembelajaran di sekolah SMA hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai refrensi untuk pengembangan model pembelajaran biologi khususnya pada materi pokok sistem peredaran darah pada manusia dalam meningkatkan hasil belajar siswa.