Karakteristik Morfologi dan Potensi Produksi Aren Genjah Kutim ELSJE T. TENDA DAN ISMAIL MASKROMO Balai Penelitian Tanaman Palma Jalan Raya Mapanget, Kotak Pos 1004 Manado 95001
E-mail:
[email protected]
Diterima 9 Juli 2012 / Direvisi 10 September 2012 / Disetujui 5 November 2012
ABSTRAK Aren adalah salah satu jenis palma yang penyebarannya sangat luas di Indonesia, antara lain Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologi dan mengevaluasi potensi produksi tanaman aren Genjah di Kutai Timur. Metode pengamatan yang digunakan adalah metode observasi dengan lokasi contoh dipilih secara sengaja. Pengamatan dilakukan terhadap populasi aren tipe Genjah di Desa Kandolo, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur (Kutim), yang disebut Aren Genjah Kutim. Parameter yang diamati adalah karakter morfologi yang meliputi karakter vegetatif, generatif termasuk produksi nira selama tiga tahun dan komponen buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir semua karakter vegetatif aren Genjah Kutim memiliki keragaman yang rendah, sedangkan sebagian karakter generatif memiliki keragaman yang tinggi, yaitu karakter jumlah mayang betina, lilit tangkai mayang betina dan panjang rangkaian mayang jantan. Sifat Genjah, pohon yang pendek dan umur mulai berproduksi sekitar 5-6 tahun pada aren Genjah Kutim, menjadi nilai tambah tanaman aren ini. Potensi produksi benih pohon induk aren Genjah Kutim sebanyak 4032 butir/pohon yang dapat digunakan untuk pengembangan aren seluas 12 – 13 ha. Produktivitas nira aren Genjah Kutim cukup tinggi, yaitu berkisar 12,4 l – 15,57 l/mayang/hari atau rata-rata 14,2 l/mayang/hari, dengan kadar gula 12,38% dan lamanya penyadapan > 2,5 bulan/mayang. Pohon induk aren Genjah Kutim telah diseleksi sebanyak 26 pohon sebagai sumber benih. Kata kunci : Aren Genjah Kutim, karakterisasi, produksi.
ABSTRACT
Characteristic of Morphology And Production of Kutim Sugar Palm Dwarf Variety Sugar palm is a type of palm that is very widely spread in Indonesia, among other things in East Kutai Regency, East Kalimantan Province. The objectives of this research is to identify morphological characters and evaluate potential production of Kutim Dwarf sugar palm. The observation method used is a purposevely selected sample location. Observation made on the type of Kutim Dwarf sugar palm in Kandolo Village. Morphology charachteristics that has been observed was vegetative and generative characters included sap production for three years. The result obtained indicated that almost all vegetative characters of Kutim Dwarf sugar palm has a low diversity, while some of the generative characters has a high diversity, namely number of female flower bunches, girth of female bunch and the length of male flower bunch. The early production 5 – 6 years old and short stem give an added value of Kutim Dwarf sugar palm. Seed production potency of the mother palm is around 4032 seeds/palm, that can be used for the development of sugar palm covering 12 – 13 ha. The sap production per bunch of Kutim dwarf sugar palm around 12,14 l -15,57 l or on average 14,02 l/bunch/day, and the duration of tapping > 2,5 month/bunch. The number of selected mother palm is 26 palms as seed resources. Keywords : Kutim dwarf sugar palm, characterization, production.
PENDAHULUAN Tanaman aren adalah salah satu jenis palma yang penyebarannya sangat luas di Indonesia, dengan luas areal 62.009 ha, yang terdiri atas Sumatera 15.802 ha, Jawa 19.757 ha, Bali 587 ha, NTB 1.816 ha, Kalimantan 5.401 ha, Sulawesi 16.951 ha dan maluku 1.696 ha (Ditjenbun, 2009). Saat ini, beberapa daerah mulai membudidayakan, tetapi umumnya tanaman aren masih tumbuh secara alami. Aren merupakan tanaman serba guna karena hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan. Aren
sangat potensial untuk mengatasi kekurangan pangan dan mudah beradaptasi pada berbagai agroklimat dari dataran rendah hingga ketinggian 1.400 meter dari permukaan laut (Saleh, 2010). Selain itu, aren digunakan sebagai bahan baku untuk bermacammacam kerajinan tangan, peralatan serta perlengkapan rumah tangga. Hasil utama tanaman aren adalah nira, yang selanjutnya diolah menjadi gula cetak, gula semut dan alkohol. Gula cetak dan gula semut menggunakan bahan baku nira segar, sedangkan alkohol bahan baku nira yang terfermentasi (Lay dan Karouw, 2008).
115
Karakteristik Morfologi dan Potensi Produksi Aren Genjah Kutim (Elsje T. Tenda dan Ismail Maskromo)
Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi penyebaran tanaman aren, yaitu meliputi Samarinda, Balikpapan, Bontang, Paser, TPU, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Nunukan, dengan total luas areal 1.504 ha. Kabupaten Kutai Timur memiliki areal tanaman aren terluas kedua setelah Kabupaten Kutai Kartanegara (Anonim, 2008). Dalam bahasa Kutai, aren disebut Bandah. Di Desa Kandolo, Kecamatan Teluk Pandan, Kutai Timur, tanaman aren merupakan sumber pendapatan petani. Nira yang disadap setiap hari diolah menjadi gula (gula cetak dan gula semut) atau alkohol. Harga gula cetak pada tingkat petani Rp6.000/buah (0,5 kg) dan gula semut Rp20.000/kg. Rantai pemasaran gula aren dimulai dari penyadap nira sekaligus pembuat gula selanjutnya dijual ke pedagang pengumpul tingkat desa, kemudian dijual ke pasar. Hasil lain dari tanaman aren seperti ijuk, dan lidi dibuat sapu tetapi umumnya masih terbatas untuk konsumsi sendiri. Potensi tanaman aren di Kabupaten Kutai Timur, yaitu 312,50 ha, dengan produksi gula 83,50 ton, dan produksi gula rata-rata 402,41 kg/ha, serta tenaga kerja yang terlibat sebanyak 559 Kepala Keluarga. Tanaman aren menyebar di sembilan kecamatan, dan terbesar di Kecamatan Sangkurilang, yaitu seluas 200 ha dan Teluk Pandan seluas 67 ha. (Anonim, 2008). Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah tanaman aren umumnya belum dibudidayakan dan areal tanaman aren banyak yang sudah beralih fungsi dengan tanaman lain atau pemukiman. Kebutuhan yang paling mendesak adalah pelaksananaan budidaya tanaman aren, dan terkait dengan hal tersebut penyediaan benih bermutu yang berasal dari pohon-pohon aren berproduksi tinggi sangat diperlukan. Informasi adanya populasi tanaman aren tipe Genjah di Kutai Timur membuka peluang dilakukan pengamatan dan evaluasi secara langsung, tentang potensinya sebagai sumber benih untuk pengembangan aren di wilayah Kalimantan Timur dan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologi dan mengevaluasi potensi produksi tanaman aren Genjah di Kabupaten Kutai Timur.
BAHAN DAN METODE Eksplorasi dan identifikasi pohon induk aren dilakukan tahun 2009 di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, dengan metode survei berdasarkan Pedoman Pengelolaan Plasma Nutfah Perkebunan (Anonim, 2005). Pengamatan produktivitas nira dilakukan selama 3 tahun, yaitu tahun
116
2009 hingga 2011. Lokasi observasi ditentukan secara sengaja. Pengamatan awal dilakukan secara menyeluruh terhadap populasi aren yang menyebar di wilayah Desa Kandolo, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur dengan luas areal sekitar 60 ha. Pengamatan morfologi tanaman meliputi karakter vegetatif dan generatif dilakukan pada 30 pohon aren Genjah yang sedang disadap sebagai pohon contoh. Karakter morfologi dan produksi tanaman yang diamati meliputi: a. Batang: lingkar batang diukur pada 1 m dari permukaan tanah serta tinggi batang diukur dari permukaan tanah sampai daun hijau terbawah. b. Daun: diukur panjang tangkai daun, lebar dan tebal tangkai daun, panjang rachis, panjang anak daun, lebar anak daun. c. Bunga: dihitung jumlah mayang jantan, panjang rangkaian mayang jantan, panjang tangkai dan lingkar mayang jantan; jumlah mayang betina, panjang rangkaian mayang betina, panjang dan lingkar tangkai mayang betina, jumlah buah pada mayang betina yang sudah matang fisiologis. d. Komponen buah: dihitung berat buah utuh, panjang dan lebar buah, jumlah biji per buah, panjang dan lebar biji. e. Nira: diukur produksi nira per mayang per hari. Pengamatan dilakukan selama 3 tahun (2009 – 2011), setiap tahun dipilih 10 pohon dan setiap pohon dipilih 1 mayang jantan untuk disadap sampai nira dari mayang tersebut habis, dihitung lama penyadapan per mayang, dan kadar gula nira. Pada tahun 2010 selain 10 pohon contoh, juga diamati 7 pohon yang memiliki mayang ke-1 sampai mayang ke-7, kemudian diukur produksi niranya dari awal sampai selesai. Data yang diperoleh dihitung nilai rata-rata, standar deviasi dan koefisien keragaman.
HASIL DAN PEMBAHASAN Aren Genjah di Kutai Timur banyak terdapat di Kecamatan Teluk Pandan, khususnya di Desa Kandolo. Tanaman aren ini banyak tumbuh di Taman Nasional Kutai. Masyarakat mulai menyadap nira aren sekitar 30 tahun lalu. Oleh karena penampilan tanaman yang relatif pendek dan lebih cepat disadap, masyarakat setempat tertarik dan mulai menanamnya, dengan memanfaatkan bibit yang tumbuh di sekitar pohon yang disadap. Dengan pola tersebut terjadi proses seleksi yang tidak disadari masyarakat setempat, dan terbentuk populasi aren Genjah di Desa Kandolo seperti saat ini.
B. Palma Vol. 13 No. 2, Desember 2012 : 115 - 121
Karakteristik Morfologi Hasil pengamatan karakter morfologi varietas aren Genjah Kutim yang berada di Desa Kandolo, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur disajikan pada Tabel 1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karakter vegetatif memiliki keragaman rendah (seragam), sedangkan sebagian karakter generatif memiliki keragaman tinggi (beragam). Nilai KK (koefisien keragaman) karakter vegetatif < 20% terdapat pada karakter tinggi batang, lilit batang, jumlah daun hijau, panjang tangkai daun, panjang rachis, panjang anak daun dan lebar anak daun. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keragaman pada karakter-karakter tersebut cukup rendah. Daun berperan dalam proses fotosintesa menghasilkan karbohidrat yang dibutuhkan tanaman aren untuk tumbuh dan menghasilkan nira. Berdasarkan karakter-karakter jumlah daun hijau, panjang rachis, panjang anak daun dan lebar anak daun tersebut maka nira yang dihasilkan pada mayang yang sama tidak beragam. Karakter generatif yang memiliki nilai KK < 20% adalah jumlah mayang, yaitu lilit tangkai mayang bunga jantan, panjang rangkaian mayang bunga betina, panjang tangkai mayang bunga betina, dan panjang tangkai bunga jantan. Karakter yang memiliki nilai KK < 20% adalah karakter-karakter yang memiliki keragaman sempit, artinya seleksi tidak bisa dilakukan pada karakter-karakter tersebut karena tidak akan mengalami kemajuan untuk
perbaikan sifat. Karakter generatif yang memiliki keragaman > 20% adalah jumlah mayang bunga betina, lilit tangkai mayang bunga betina dan panjang rangkaian mayang bunga jantan. Karakter yang memiliki nilai KK > 20%, adalah karakterkarakter yang memiliki keragaman tinggi, sehingga seleksi untuk perbaikan sifat aren Genjah Kutim akan diarahkan pada karakter-karakter tersebut. Keragaman genetik diperlukan untuk mengetahui besarnya variasi genetik yang ada. Keragaman genetik yang besar mencerminkan sumber genetik yang diperlukan untuk adaptasi ekologi dalam jangka pendek dan evolusi dalam jangka panjang. Suatu tanaman seharusnya mempunyai dasar keragaman genetik KK >20% untuk dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan (Rimbawanto dan Widyatmoko, 2006). Lilit tangkai mayang bunga jantan dan panjang rangkaian mayang bunga jantan, berpengaruh pada jumlah nira yang dihasilkan dan lama penyadapan. Makin besar lilit batang dan makin panjang rangkaian mayang bunga jantan, makin banyak nira yang dihasilkan dan makin lama penyadapan. Aren Genjah Kutim yang berada di Kecamatan Teluk Pandan sangat berbeda dengan Aren Dalam yang ada di Kecamatan Sangkuliran, Kutai Timur. Perbedaan yang sangat nyata terletak pada tinggi batang, aren Genjah Kutim mempunyai tinggi batang rata-rata 1,6 m, sedangkan aren Dalam di
Tabel 1. Keragaman karakter vegetatif dan generatif aren Genjah Kutim di Desa Kandolo, Kecamatan Teluk Pandan–Kutai Timur dan populasi aren Dalam Kutim di Desa Paridan, Kecamatan Sangkuliran, Kutai Timur. Table 1. Diversity of vegetative and generative characters of Kutim Dwarf sugar palm at Kandolo Village, Teluk Pandan District and Kutim Tall sugar palm at Paridan Village, Sangkuliran Sub District, Kutai Timur District. Karakter-karakter Characters
No 1
Tinggi batang/Height (m)
2
Lilit batang/Girth (cm)
3
Jumlah daun hijau/Number of green leaf
4 5
Aren Genjah Kutim Kutim Dwarf sugar palm Rata-rata KK (%) Sd Average CV 1,60 0,13 18,35
Aren Dalam Kutim Kutim Tall sugar palm Rata-rata KK (%) Sd Average CV 10,43 2,24 26,56
139,20
8,90
15,60
156,40
21,29
13,61
23,50
4,40
18,80
25,30
3,46
13,70
Panjang tangkai daun/Length of peduncle (cm)
178,40
31,70
17,80
234
44.23
18,90
Panjang rachis/Length of rachis (cm)
547,90
86,60
15,80
625
92,20
14,75
6
Panjang anak daun/Length of leaflet (cm)
115,40
12,50
10,80
127
17,60
13,86
7
Lebar anak daun/Widht of leaflet (cm)
6,50
0,70
10,80
7,20
0,90
12,50
8
Jumlah mayang betina/Number of female inflorecense
7,20
2,50
34,70
6,10
1,40
22,46
9
Jumlah mayang jantan/Number of male inflorecense
7,90
0,70
9,30
8,40
1,90
22,60
10
Lilit tangkai mayang betina/Girth of female peduncle (cm)
35,80
8,40
23,50
29,40
5,27
17,94
11
Lilit tangkai mayang jantan/Girth of male peduncle (cm)
29,00
4,30
14,70
29,40
5,27
17,94
12
Panjang rangkaian mayang betina/Length of female inflorecense (cm)
137,60
17,80
12,90
190
40,44
21,28
13
Panjang rangkaian mayang jantan/Length of male inflorecense (cm)
101,80
31,10
30,60
105,00
27,80
20,30
14
Panjang tangkai mayang betina/Length of female peduncle (cm)
176,20
12,40
7,00
190
40,44
21,28
15
Panjang tangkai mayang jantan/Length of male peduncle (cm)
163,80
11,26
6,87
196,50
30,16
15,35
117
Karakteristik Morfologi dan Potensi Produksi Aren Genjah Kutim (Elsje T. Tenda dan Ismail Maskromo)
Sangkuliran mempunyai tinggi batang rata-rata 10,43 m. Umur mulai berproduksi juga sangat berbeda, yaitu Aren Genjah Kutim mulai disadap pada umur 5 – 6 tahun, sedangkan aren Dalam mulai disadap pada umur 10 – 12 tahun. Tinggi batang aren tipe Dalam di Tomohon, Sulawesi Utara berkisar 13,58 – 15,4 m dan mulai disadap pada umur 10 -12 tahun (Tenda, 2009), aren Dalam di Kalimantan Selatan mempunyai tinggi batang berkisar 7,65 m – 10,00 m, sedangkan aren Genjah rata-rata 5,10 m (Tenda dan Maskromo, 2008). Selain di Kutai Timur, aren tipe Genjah ditemukan pula di beberapa provinsi lainnya tetapi bercampur dengan aren tipe Dalam. Di Provinsi Bengkulu dikenal 2 jenis aren Genjah, yaitu Kijang dan Kancil. Hasil penelitian Novarianto et al. (1994) menunjukkan bahwa aren Genjah jenis Kijang memiliki letak mayang bunga betina, letak mayang bunga jantan, dan tinggi mayang bunga jantan terpendek dibandingkan dengan aren Genjah jenis Gading di Sumatera Barat dan aren Genjah di Sumatera Utara. Produksi Nira Hasil utama tanaman aren adalah nira, tepung dan ijuk (Saleh, 2010). Nira merupakan produk ekonomi tanaman aren yang dapat diolah menjadi gula cetak, gula kristal, anggur palma, alkokol dan lain-lain (Lay dan Helyanto, 2011). Satu pohon Aren Genjah Kutim rata-rata memiliki mayang bunga jantan 8 buah, tetapi umumnya yang disadap hanya sampai mayang ke-7 dan lama penyadapan setiap mayang rata-rata 2,5 bulan. Hasil pengamatan
(a)
produksi nira per mayang dan lama penyadapan per mayang (mayang 1 - 7) menunjukkan bahwa produksi nira dan lamanya penyadapan mulai menurun setelah mayang ke-3. Produksi nira pada mayang ke-1 dan ke-2 masing-masing 1.402 liter dan 1.430 liter, tetapi pada mayang ke-3 produksi nira menurun menjadi 836 liter dan pada mayang ke-7 produksi nira hanya 148 liter. Secara keseluruhan dalam satu pohon aren Genjah Kutim dan 7 mayang yang disadap diperoleh produksi nira 5.987 liter dan lama penyadapan 478 hari (Tabel 2). Hasil pengamatan selama 3 tahun (2009 – 2011), menunjukkan bahwa rata-rata produksi nira per mayang per hari pada tahun 2009 adalah 15,57 liter dengan kadar gula 12,14%, dan lamanya penyadapan rata-rata 87,7 hari; pada tahun 2010 adalah 12,14 liter dengan kadar gula 12,60%, dan lama penyadapan rata-rata 74,4 hari; sedangkan pada tahun 2011 adalah 14,35 liter dengan kadar gula 12,4%, dan lamanya waktu penyadapan 66,4 hari (Tabel 3). Rata-rata produksi nira Aren Genjah Kutim berkisar 12,14 l - 15,57 l/hari, lebih tinggi dibandingkan dengan aren Genjah di Bengkulu, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Hasil observasi terhadap populasi aren Genjah yang ada di Curup dan Kecamatan P.U. Tanding, Bengkulu, serta Pasaman, Sumatera Barat dan Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, menunjukkan bahwa produksi nira per mayang per hari berkisar 4 – 10 liter dengan lama penyadapan sekitar 3 bulan (Novarianto et al., 1994).
(b)
Gambar 1. Penampilan tanaman aren Genjah Kutim (a) dan aren Dalam Sangkuliran (b). Figure 1. Performance of Kutim Dwarf supar palm (a) and Sangkuliran Tall sugar palm (b).
118
B. Palma Vol. 13 No. 2, Desember 2012 : 115 - 121
Tabel 2.
Produksi nira pada mayang 1-7 dan lama penyadapan aren Genjah Kutim di Desa Kandolo, Kecamatan Teluk Pandan-Kutai Timur. Sap production of 1-7 bunches and duration of tapping of Kutim dwarf sugar palm, at Kandolo Village, Teluk Pandan Sub District, Kutai Timur District.
Table 2.
Mayang bunga jantan Male flowers bunch 1
Produksi nira/mayang (liter) Sap production/bunch (litre) 1402
Lamanya Penyadapan/mayang (hari) Duration of taping/bunch (day) 95
2
1430
85
3
836
74
4
704
62
5
774
74
6
693
65
148
23
5987
478
7 Jumlah/Total
Tabel 3. Produksi nira aren Genjah Kutim selama 3 Tahun (2009 – 2011) di Desa Kandolo Kecamatan Teluk Pandan – Kutai Timur. Table 3. Sap production of Kutim dwarf sugar palm for three years (2009-2010) at Kandolo Village, Teluk Pandan Sub District, Kutim District. Pohon Palm
Tahun/Year 2009 Tahun/Year 2010 Tahun/Year 2011 Produksi nira/ Produksi nira/ Produksi nira/ Produksi nira/ Produksi nira/ Produksi nira/ hari mayang/hari Mayang mayang/hari Mayang Mayang/hari Sap production/ Sap production/ Sap production/ Sap production/ Sap production/ Sap production/ day bunch/day bunch bunch/day bunch bunch ……………………………………………………… liter/litre ………………………………………………………………...
1
17,20
1200
9,90
731
17,60
1320
2
16,00
1500
3
15,40
970
14,00
1402
12,60
945,70
16,60
1430,60
18
1350
4
15,00
1475
11,50
774
14,20
1065
5 6
15,20
1125
11,20
704
13,60
1020
10,00
1125
11,20
693
11,30
846
7
17,00
1445
11,10
709
11,50
855
8
15,00
1500
6,40
288
11,80
885
9
18,20
1170
11,60
836
15,20
1132
10
16,80
1054
12,70
850
17,70
1325
15,57
1288
12,14
903,30
14,35
952,90
2,40
186,80
2,03
296,30
2,60
336,10
15,41
14,50
16,73
32,80
18,50
35,28
Rata-rata Sd KK(%)
Tabel 4. Karakter komponen buah aren Genjah Kutim di Desa Kandolo-Teluk Pandan. Table 4. Fruit component character of Kutim dwarf sugar palm at Kandolo Village, Teluk Pandan Sub District. Karakter Characters
Aren Genjah Kutim Kutim Dwarf sugar palm X Sd KK(%)
Aren Genjah Anduhum Anduhum Dwarf sugar palm X Sd KK(%)
Aren Dalam Peridan Peridan Tall sugar palm X Sd KK(%)
Berat buah/Weigth of fruit (g)
25,92
2,86
11,03
27,0
3,94
14,6
42,20
6,58
15,60
Panjang buah/Length of fruit (cm)
3,57
0,27
7,56
3,40
0,13
3,80
4,20
0,23
5,70
Lebar buah/Width of fruit (cm)
3,91
0,20
5,11
3,60
0,21
5,90
4,40
0,19
4,40
Berat biji/Weigth of kernel (g)
1,14
0,30
26,30
2,00
0,43
21,50
4,90
0,56
11,40
Panjang biji/Length of kernel (cm)
2,10
0,17
8,41
2,30
0,15
6,50
2,60
0,07
2,60
Lebar biji/Width of kernel (cm)
1,40
0,12
8,94
1,50
0,14
9,10
1,90
0,08
4,10
119
Karakteristik Morfologi dan Potensi Produksi Aren Genjah Kutim (Elsje T. Tenda dan Ismail Maskromo)
Umumnya buah aren Genjah Kutim yang tua berwarna kuning kehijauan sampai dengan kuning dengan bentuk buah umumnya agak bulat. Hasil analisis komponen buah aren menunjukkan bahwa semua karakter yang diamati memiliki keragaman rendah. Karakter komponen buah aren Genjah Kutim hampir sama dengan aren Genjah Anduhum asal Kalimantan Selatan, yaitu terlihat bahwa semua karakter komponen buah pada aren Genjah Kutim dan aren Genjah Anduhum memiliki keragaman rendah kecuali berat biji, keduanya memiliki keragaman tinggi (KK > 20%). Komponen buah aren Dalam sangat berbeda dengan aren Genjah terutama pada karakter berat buah dan berat biji. Biji aren Genjah Kutim yang telah tua pada umumnya berbentuk agak bulat, berwarna hitam kecoklatan, mengkilap, permukaan licin, sayatan melintang berbentuk segitiga. Setiap pohon aren Genjah Kutim rata-rata memiliki enam mayang betina dan setiap mayang memiliki 280 buah, setiap buah terdapat tiga biji, jadi dalam satu mayang terdapat 840 biji, dan berpotensi untuk menjadi benih sekitar 80% atau 672 benih aren. Jadi rata-rata dalam satu pohon aren Genjah dapat diperoleh benih 4.032 butir. Menurut Maliangkay (2007), satu pohon aren Dalam produktif menghasilkan 4–7 mayang betina (rata-rata 6 mayang betina) dan setiap mayang terdapat sekitar 5.000 buah aren, pada setiap buah terdapat 3 biji yang bisa dijadikan benih atau satu pohon aren dapat menghasilkan 90.000 benih.
tanaman lebih bersifat heterozigot. Jika dilakukan penyerbukan sendiri menggunakan polen yang berasal dari pohon yang sama, dikuatirkan akan terjadi depresi silang dalam akibat bertemunya alelalel yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, untuk mempertahankan tingkat kemurnian dan pewarisan alel-alel pengontrol sifat pada tanaman aren Kutim secara seimbang pada generasi berikutnya, disarankan untuk melakukan penyerbukan buatan menggunakan polen campuran yang berasal dari pohon-pohon terseleksi. Pohon-pohon terseleksi diamati hingga bunga betina reseptif yang ditandai dengan keluarnya nektar diujung bunga betina. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat bunga-bunga betina yang reseptif yang siap dilakukan penyerbukan, hingga semua bunga betina dalam satu mayang selesai diserbuki. Lamanya penyerbukan dalam satu mayang berkisar 7-10 hari. Penyerbukan aren secara buatan ini dilakukan pada pohon-pohon aren terseleksi menggunakan kerodong. Pengerodongan dilakukan hingga satu bulan setelah seluruh bunga betina selesai diserbuki. Buah aren mencapai kematangan fisiologis setelah 24 bulan diserbuki, sehingga untuk memperoleh benih aren diperlukan waktu >24 bulan.
KESIMPULAN 1.
Seleksi Pohon Induk sebagai Sumber Benih Hasil inventarisasi aren Genjah Kutim di Desa Kandolo, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur diperoleh jumlah total aren sekitar 2.000 tanaman produktif dan tanaman muda. Setelah dilakukan seleksi berdasarkan rata-rata produksi nira > 10 liter/mayang/hari dengan lama penyadapan 2-5 bulan, diperoleh jumlah tanaman aren Genjah yang sedang disadap sebanyak 212 pohon, yang akan disadap sebanyak 307 pohon, dan tanaman muda sebanyak 422 pohon. Setelah dilakukan seleksi berdasarkan persyaratan pohon induk maka diperoleh 26 pohon sebagai sumber benih dengan produksi nira berkisar 11-16 liter/ mayang/hari. Untuk pengembangan diperlukan 156 pohon aren/hektar. Apabila hasil seleksi benih sampai bibit siap tanam sekitar 50% dari jumlah benih, maka mayang betina dalam satu pohon dapat digunakan sebagai sumber benih untuk pengembangan tanaman aren Genjah sekitar 12-13 hektar. Tanaman aren merupakan tanaman yang menyerbuk terbuka/silang sehingga genotipe
120
2.
3.
4.
Semua karakter vegetatif aren Genjah Kutim memiliki keragaman yang rendah, sedangkan karakter generatif yang memiliki keragaman tinggi pada karakter jumlah mayang bunga betina, lilit tangkai mayang bunga betina, dan panjang rangkaian mayang bunga jantan dan produksi nira. Seleksi untuk perbaikan sifat varietas aren Genjah Kutim akan diarahkan pada karakterkarakter yang memiliki keragaman tinggi, yaitu jumlah mayang bunga betina, lilit mayang bunga bunga betina dan panjang rangkaian bunga bunga jantan. Potensi produksi benih pohon induk aren Genjah Kutim sebanyak 4.032 butir/pohon, dan dapat digunakan untuk pengembangan aren seluas 12–13 ha. Produksi nira aren Genjah Kutim berkisar 12,14–15,57 liter/mayang/hari, kadar gula 12,38% dengan lama penyadapan >2,5 bulan/ mayang.
B. Palma Vol. 13 No. 2, Desember 2012 : 115 - 121
UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Dinas Perkebunan Kutai Timur dan Bapak A. Saragih, Staf Dinas Perkebunan Kutai Timur yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2005. Pedoman pengelolaan plasma nutfah perkebunan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Bogor. Anonim. 2008. Laporan tahunan dinas perkebunan Kutai Timur. Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Timur, Dinas Perkebunan. Direktorat Jendral Perkebunan. 2009. Luas area dan produksi perkebunan seluruh Indonesia menurut provinsi dan status pengusahaan (Area and Production by Province an Category of Producers Komoditi/Comodity: Aren) Tahun 2008. Direktorat Jendral Perkebunan. Jakarta. Lay, A. dan S. Karouw. 2008. Mutu gula aren dan perubahannya selama penyimpanan (Studi kasus di Desa Hariang – Lebak Provinsi Banten. Buletin Palma No. 35 : 77 – 84.
Lay, A. dan B. Helyanto. 2011. Prospek agroindustri aren (Arenga pinnata. Merr ). Perspektif. 10 (1) : 1-10. Maliangkay, R.B. 2007. Teknik budidaya dan rehabilitasi tanaman aren Buletin Palma No. 33. Novarianto, H., H.G. Lengkey, dan E.T. Tenda. 1994. Karakteristik dan kemiripan populasi aren dari Provinsi Bengkulu, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Kelapa. 7(2 : 1-7). Rimbawanto, A. dan AYPBC Widyatmoko. 2006. Keragaman genetik empat populasi Intsia Bijuga berdasarkan penanda RAPD dan implikasinya bagi program konservasi genetik. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. 3 (3) :149154. Saleh, M.S. 2010. Pematahan dormasi benih aren secara fisik pada berbagai lama ekstraksi buah. Agrosains 6 (2) : 79-83. Tenda, E.T dan I. Maskromo. 2008. Karakteristik empat aksesi baru aren (Arenga pinnata Merr) dari Kalimantan Selatan. Buletin Palma No.35. hal 67 – 76. Tenda, E.T. 2009. Eksplorasi aren (Arenga pinnata Merr) di Tomohon, Sulawesi Utara Buletin Palma No. 37 : 114 -118.
121