POTENSI PENGEMBANGAN AREN GENJAH KUTIM Elsje T. Tenda, Donata S.Pandin, Ismail Maskromo Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain ABSTRAK Tanaman aren adalah salah satu jenis palma yang penyebarannya sangat luas di Indonesia. Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah penyebaran tanaman aren yang meliputi Samarinda, Balikpapan, Bontang, Paser, TPU, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Nunukan, dengan luas total 1504 ha. Kabupaten Kutai Timur memiliki areal tanaman aren terluas kedua setelah kabupaten Kutai Kartanegara. Potensi tanaman aren di kabupaten Kutai Timur yaitu 312,50 ha, dengan produksi gula 83.50 ton, produksi gula rata-rata 402,41 kg/ha, dan tenaga kerja yang terlibat sebanyak 559 kepala keluarga. Tanaman aren menyebar di 9 kecamatan, dan terbesar di kecamatan Sangkurilang seluas 200 ha dan Teluk Pandan dengan luas 60 ha. Pada tahun 2009 telah dilakukan eksplorasi dan karakterisasi tanaman aren di kabupaten Kutai Timur. Salah satu hasil penelitian adalah ditemukan adanya populasi aren tipe genjah yang ada di Kecamatan Teluk Pandan yang dinamakan Genjah Kutim. Populasi aren tipe genjah ini cukup potensial untuk di kembangkan, karena selain pohonnya pendek dan cepat menghasilkan, produksi nira tinggi sekitar 12 liter per hari dan periode penyadapan per mayang cukup lama yaitu > 2 bulan. Hasil observasi selama beberapa tahun menunjukkan varietas aren Genjah Kutim cukup potensial dan dapat dijadikan sumber benih untuk pengembangan aren di wilayah Kalimantan Timur dan sekitarnya. Kata kunci: Palma, eksplorasi, karakterisasi, nira.
PENDAHULUAN Tanaman aren adalah salah satu jenis palma yang penyebarannya sangat luas di Indonesia. Dalam kurun waktu 5 tahun (2001-2005) areal tanaman aren mengalami fluktuasi, yaitu dari luas 44.857 ha pada tahun 2001, terakhir menjadi 59.504 ha pada tahun 2005 dengan produksi sebesar 33.498 ton pada tahun 2001 dan 49.319 ha pada tahun 2005 (Ditjenbun,2006). Walaupun saat ini sudah ada beberapa daerah yang mulai membudidayakan tanaman aren, tapi umumnya tanaman aren masih tumbuh secara liar. Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah penyebaran tanaman aren yang meliputi Samarinda, Balikpapan, Bontang, Paser, TPU, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Nunukan, dengan luas total 1504 ha. Kabupaten Kutai Timur memiliki areal tanaman aren terluas kedua setelah Kabupaten Kutai Kartanegara. Tanaman aren merupakan tanaman serba guna karena hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan. Aren telah lebih dari 200 tahun dibudidayakan khususnya di Indonesia, untuk dimanfaatkan tepung dan gulanya. Kegunaan lainnya antara lain: sebagai bahan baku untuk bermacam-macam kerajinan tangan, peralatan serta perlengkapan rumah tangga, dan untuk penghijauan. Potensi tumbuhan ini juga penting dalam bidang kehutanan dan sebagai sumber bahan baku kayu untuk peralatan dan bangunan di masa depan (Mogea, 1991). Banyak keluarga petani menggantungkan hidupnya pada tanaman aren, karena nira dapat disadap setiap hari untuk dibuat gula atau alkohol yang menjadi sumber pendapatan. Gula, yang dihasilkan dapat berupa gula cetak maupun gula semut. Gula aren merupakan sumber pendapatan utama petani yang ada di Desa Kandolo kecamatan Teluk PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
45
Pandan. Harga gula cetak pada tingkat petani sebesar Rp. 6.000.-/buah (berat setengah kilogram) dan gula semut dengan harga Rp.20.000.-/kg. Rantai pemasaran gula aren dimulai dari penyadap nira sekaligus pembuat gula selanjutnya dijual ke pedagang pengumpul tingkat desa, kemudian dibawa ke pasar. Hasil lain dari tanaman aren seperti ijuk dan lidi dibuat sapu tapi umumnya masih terbatas untuk dipakai sendiri. Potensi tanaman aren di Kabupaten Kutai Timur yaitu 312,50 ha, dengan produksi gula 83.50 ton, produksi gula rata-rata 402,41 kg/ha, dan tenaga kerja yang terlibat sebanyak 559 Kepala Keluarga. Tanaman aren menyebar di 9 kecamatan, dan terbesar di Kec. Sangkurilang seluas 200 ha dan Teluk Pandan dengan luas 67 ha (Anonim 2008). Pada Tahun 2009 telah dilakukan eksplorasi dan karakterisasi tanaman aren di Kabupaten Kutai Timur, salah satu hasil penelitian adalah ditemukan adanya populasi aren tipe genjah yang ada di kecamatan Teluk Pandan. Populasi aren tipe genjah ini cukup potensial untuk di kembangkan, karena selain pohonnya pendek dan cepat menghasilkan, produksi nira tinggi sekitar 12 liter per hari dan periode penyadapan per mayang cukup lama yaitu > 2 bulan. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah keberadaan tanaman aren umumnya belum dibudidayakan secara baik, dan banyak areal pertanaman aren yang sudah beralih fungsi dengan tanaman lain atau pemukiman. Kebutuhan yang paling mendesak saat ini adalah pelaksananaan budidaya tanaman aren. Terkait dengan hal tersebut penyediaan benih bermutu yang berasal dari pohon-pohon aren berproduksi tinggi sudah sangat diperlukan. Hasil observasi aren tipe genjah di Kutai Timur selama beberapa tahun, ternyata cukup potensial dan dapat dijadikan sumber benih untuk pengembangan aren di wilayah Kalimantan Timur dan sekitarnya. Aren Genjah Kutim ini telah memenuhi syarat untuk diedarkan sebagai sumber benih bina dalam pengembangan tanaman aren, karena telah dilepas oleh Menteri Pertanian sebagai varietas unggul pada bulan Juli 2011.
BAHAN DAN METODE Karakter Morfologi dan Produksi Nira Pengumpulan data fenotipe aren Genjah Kutim meliputi karakter morfologi, produksi nira dan kualitas gula. Pengamatan awal morfologi tanaman meliputi karakter vegetatif dan generatif dilakukan pada semua pohon aren Genjah yang sementara disadap di lapang. Jumlah tanaman yang diamati sebanyak 26 tanaman. Data hasil pengamatan dihitung nilai rata-rata setiap karakter, kemudian dihitung nilai koefisien keragaman untuk mengetahui tingkat keragaman. Pengamatan data morfologi untuk karakter vegetatif dan generatif pada populasi aren Genjah Kutim berdasarkan Pedoman Teknik Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (2005), adalah sebagai berikut: 1. Survei areal tanaman aren dan penetapan populasi yang memenuhi syarat untuk seleksi calon pohon induk Kegiatan ini meliputi pengamatan secara menyeluruh terhadap populasi aren yang menyebar di wilayah penyebaran tanaman aren yaitu Desa Kandolo Kec. Teluk Pandan Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur dengan luas areal sekitar 60 ha.
46
PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
Pelaksanaaan kegiatan meliputi pengamatan jumlah tanaman produktif (sementara disadap), tanaman belum produktif (sudah berbunga tapi belum disadap), tanaman tidak produktif lagi (sudah selesai disadap) dan tanaman muda yang berumur + 3 tahun. 2. Pengamatan dan seleksi calon pohon induk aren Kegiatan ini meliputi seleksi tanaman aren yang memenuhi syarat untuk dijadikan pohon induk. Pelaksanaan kegiatan ini berupa pengamatan secara individu tanaman aren yang sedang berproduksi atau sementara disadap. Sifat tanaman yang diamati meliputi : a. Batang : terdiri atas lingkar batang pada 1 m dari permukaan tanah serta tinggi batang sampai daun hijau terbawah. b. Daun : panjang tangkai daun, lebar dan tebal tangkai daun, panjang rachis, panjang anak daun, lebar anak daun. c. Bunga : jumlah mayang jantan, panjang rangkaian mayang jantan, panjang tangkai dan lingkar mayang jantan; jumlah mayang betina, panjang rangkaian mayang betina, panjang dan lingkar tangkai mayang betina, jumlah buah pada mayang betina yang sudah matang fisiologis. d. Nira : meliputi produksi nira per mayang per hari, pengamatan dilakukan selama 3 tahun (2009 – 2011), setiap tahun dipilih 10 pohon dan setiap pohon dipilih 1 mayang jantan yang baru mulai disadap sampai selesai (produksi nira dari mayang tersebut habis), lamanya waktu penyadapan per mayang, serta kadar gula nira. Pada tahun 2010 selain 10 pohon contoh, juga di amati 7 pohon yang memiliki mayang ke-1 sampai mayang ke-7, kemudian diamati produksi niranya dari awal sampai selesai. e. Komponen buah : berat buah utuh, panjang dan lebar buah, jumlah biji buah, panjang dan lebar biji. (jumlah sample 30 buah) Data yang diperoleh dihitung nilai rata-rata, standar deviasi dan koefisien keragaman dari calon varietas. Pengamatan karakter produksi nira dilakukan selama tiga tahun secara berurutan. Analisa terhadap kandungan hara tanaman dan tanah dilakukan di laboratorium fisiologi Balitka Manado. Pengamatan terhadap kualitas gula aren yang dihasilkan juga dilakukan untuk mengetahui apakah produk gula aren tersebut sudah memenuhi SNI atau belum. Sampel diambil pada 3 kali pengolahan, baik gula semut maupun gula cetak. Karakteristik gula yang diamati meliputi : kadar air, kadar sukrosa, gula pereduksi, kadar abu dan cemaran logam. Analisa karakteristik gula aren dilakukan di Laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Manado. Pemilihan pohon induk Pohon induk dipilih dengan melakukan seleksi pada populasi tanaman aren Genjah Kutim di Desa Kandolo Kecamatan Teluk Pandan. Persyaratan Pohon induk Aren Genjah Kutim adalah : 1. Sifat genetis superior memiliki penampilan pohon yang kekar dan sehat. 2. Umur mulai berproduksi sekitar 5 tahun 3. Bebas serangan hama penyakit 4. Terletak di areal pertanaman aren dalam suatu populasi. 5. Lilit batang besar, rata-rata 100 cm diukur pada 1 m di atas permukaan tanah. PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
47
6. 7. 8. 9. 10. 11.
Jumlah daun minimal 12 pelepah. Warna daun hijau gelap, mengkilap/berminyak. Panjang pelepah daun > 5 meter. Jumlah mayang betina lebih dari 5 tandan. Memiliki produktivitas nira yang tinggi (> 11 l/hari), waktu sadap >2 bulan/mayang. Kadar gula nira > 12 %.
HASIL DAN PEMBAHASAN Keberadaan tanaman aren di Kalimantan telah diketahui sejak lama. Mogea (1991) menemukan bahwa terdapat satu jenis genus Arenga yang merupakan tanaman endemik Kalimantan. Penyebaran tanaman aren meliputi seluruh wilayah Kalimantan yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Aren dalam bahasa Kutai disebut Bandah. Aren Genjah di Kutai Timur banyak terdapat di kecamatan Teluk Pandan, khususnya di desa Kandolo. Tanaman aren ini banyak tumbuh di Taman Nasional Kutai. Masyarakat mulai menyadap nira aren sejak sekitar 30 tahun lalu. Karena penampilan tanaman yang relatif pendek dan lebih cepat disadap, tanaman ini membuat tertarik masyarakat setempat dan mulai menanamnya, dengan memanfaatkan bibit yang tumbuh di sekitar pohon yang disadap. Dengan pola tersebut terjadi proses seleksi yang tidak disadari masyarakat setempat, dan terbentuk populasi Aren Genjah di desa Kandolo seperti saat ini. Penduduk di desa Kandolo pada umumnya menjadikan nira aren yang dibuat gula sebagai sumber pendapatan utamanya, sehingga saat ini mereka sudah mulai membudidayakannya. Perngembangan oleh petani setempat dengan cara mengambil benih yang berasal dari pohon-pohon aren yang menghasilkan nira tinggi, walaupun belum mengikuti teknik budidaya yang benar. Penampilan Tanaman Aren Genjah Kutim dan Aren Dalam Kutim (Morfologi dan Genetik) Hasil pengamatan karakter morfologi populasi aren Genjah Kutim dan aren Dalam Kutim yang berada di desa Kandolo kecamatan Teluk Pandan, kabupaten Kutai Timur disajikan pada Tabel 1. Nilai koefisien keragaman karakter vegetatif yang < 20% (keragaman rendah) adalah lilit batang, jumlah daun hijau, panjang tangkai daun, panjang rachis, panjang anak daun dan lebar anak daun. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keragaman pada karakter-karakter tersebut cukup rendah. Jumlah daun hijau, panjang rachis, panjang anak daun dan lebar anak daun diketahui berfungsi dalam fotosintesa, sehingga hasil fotosintesa pada tanaman dalam bentuk nira diduga tidak terlalu beragam (pada mayang yang sama). Karakter vegetatif yang memiliki nilai koefisien keragaman > 20 % (keragaman tinggi) adalah tinggi batang. Karakter generatif yang memiliki keragaman < 20 % adalah lilit tangkai mayang jantan, kadar gula nira, panjang tangkai mayang betina dan panjang rangkaian mayang betina, sedangkan karakter generatif yang memiliki keragaman > 20 % adalah jumlah mayang betina, jumlah mayang jantan, panjang tangkai mayang jantan. Lilit tangkai mayang jantan dan panjang tangkai mayang jantan, berpengaruh pada jumlah nira yang dihasilkan dan lamanya waktu penyadapan. Makin besar dan makin panjang lilit tangkai mayang jantan, makin banyak produksi nira dan makin lama waktu penyadapan. Hal ini menunjukkan bahwa secara morfologi
48
PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
karakter vegetatif umumnya sudah seragam, sedangkan karakter generatif umumnya memiliki keragaman tinggi. Tabel 1. Keragaman karakter vegetatif dan generatif aren genjah Kutim di Desa Kandolo Kecamatan Teluk Pandan – Kutai Timur dan Populasi Aren Dalam di desa Paridan Kecamatan Sangkuliran, Kutai Timur No
Karakter
Aren Genjah Kutim Rata-rata Sd 0,75 0,13
KK (%) 18,35
Aren Dalam Kutim Rata-rata 10,43
Sd 2,24
KK (%) 26,56
1
Tinggi batang (m)
2
Lilit batang (cm)
139,2
8,9
15,6
156,4
21,29
13,61
3
Jumlah daun hijau
23,5
4,4
18,8
25,3
3,46
13,70
4
Panjang tangkai daun(cm)
178,4
31,7
17,8
234
44.23
18,90
5
Panjang rachis (cm)
547,9
86,6
15,8
625
92,2
14,75
6
Panjang anak daun (cm)
115,4
12,5
10,8
127
17,6
13,86
7
Lebar anak daun (cm)
6,5
0,7
10,8
7,2
0,9
12,5
8
Jumlah mayang betina
7,2
2,5
34,7
6,1
1,4
22,46
9
Jumlah mayang jantan
7,9
0,7
9,3
8,4
1,9
22,6
10
Lilit tangkai mayang betina(cm)
35,8
8,4
23,5
29,4
5,27
17,94
11
Lilit tangkai mayang jantan (cm)
29,0
4,3
14,7
29,4
5,27
17,94
12
Panjang rangkaian mayang betina(cm)
137,6
17,8
12,9
190
40,44
21,28
13
Panjang rangkaian mayang jantan(cm
101,8
31,1
30,6
196,5
30,16
15,35
14
Panjang rangkaian mayang betina(cm)
176,2
12,4
7,0
190
40,44
21,28
15
Panjang rangkaian mayang jantan (cm)
163,8
11,26
6,87
196,5
30,16
15,35
Aren Genjah Kutim yang berada di kecamatan Teluk Pandan sangat berbeda dengan Aren Dalam yang ada di kecamatan Sangkuliran Kutai Timur, perbedaan yang sangat mencolok terletak pada tinggi batang, pada aren Genjah Kutim tinggi batang ratarata 0,75m, sedangkan aren Dalam di Sangkuliran mempunyai tinggi batang rata-rata 10,43 m. Karakter tinggi batang diukur dari permukaan tanah sampai pada daun terbawah yang masih hijau. Umur mulai berproduksi juga sangat berbeda, yaitu Aren Genjah Kutim sudah mulai disadap sekitar 5 – 6 tahun, sedangkan Aren Dalam mulai disadap 10 – 12 tahun. Aren tipe Dalam di Tomohon, Sulawesi Utara mempunyai tinggi batang berkisar 13,58 – 15,4 m dan umur mulai disadap berkisar 10 -12 tahun (Tenda, 2009). Aren tipe Genjah ditemukan pula di beberapa provinsi lainnya tetapi bercampur dengan aren tipe Dalam. Aren tipe Genjah di provinsi Bengkulu dikenal 2 jenis yaitu Kijang dan Kancil. Jenis Kijang rata-rata memiliki batang yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis Kancil. Penampilan karakter morfologi antara Aren Genjah Kutim dengan beberapa populasi aren Genjah di Provinsi Kalimantan Selatan, Bengkulu, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara pada saat dilakukan observasi disajikan pada Tabel 2.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
49
Tabel 2. No
Karakteristik aren genjah di Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bengkulu, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara
Karakter
Genjah Kutim
Genjah Kalsel
Bengkulu Kijang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Tinggi batang (m) Lilit batang (cm) Jumlah daun hijau panjang tangkai daun(cm) Panjang rachis (cm) Panjang anak daun (cm) Lebar anak daun (cm) Jumlah mayang betina Jumlah mayang jantan Lilit tangkai mayang jantan (cm) Panjang tangkai mayang jantan(cm Lilit tangkai mayang betina(cm) Panjang tangkai mayang betina(cm)
Genjah Sumbar
Genjah Sumut
Kancil
0,75 139 23 178 548 115 6,5 7,2 7,9 29,0
5.1 165 18 211 630 130 9.1 7.6 2.6 27.3
8.8 157.7 16.5 190 620 145.3 9.0 6.0 6.0 28.2
5.75 147.6 14.6 184 516 124.4 130.8 6.0 6.0 30.7
8.42 144 9.55 208 597 145 7.5 3.7 4.7 25
6.72 133 12 257 646 143 7.5 3.7 5.7 28
101,8
121.2
76.2
63
85
86
35,8
36.7
33.7
41.2
37
38
137,6
144.6
87.6
87.5
98
100
14
Panjang rangkaian mayang betina(cm)
176,2
164.4
180
166
175
185
15
Panjang rangkaian jantan (cm)
163,8
131.4
173.6
146.6
138
160
16 17 18 19
Umur mulai disadap (thn) Hasil nira (l/hari) Kadar Gula (%) Tempat tumbuh
7-8 8.2 12 900 m dpl
7-8 8.2 12 900 m dpl
mayang
5-6 11-17 12.81 < 50 m dpl
5-6 16 13.3 < 50 m dpl
6-7 4-10 11-12 500 m dpl
6-7 4-10 11-12 500 m dpl
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa Aren Genjah Kutim lebih pendek, dan lebih kecil tetapi memiliki jumlah daun, jumlah mayang jantan, dan rata-rata hasil nira per mayang lebih banyak dibandingkan kelima aren genjah lainnya yang diobservasi. Hasil penelitian Novarianto dkk (1994) menemukan bahwa aren genjah jenis Kijang memiliki letak mayang betina, letak mayang jantan, dan tinggi mayang jantan terpendek dibandingkan dengan aren Genjah jenis Gading di Sumatera Barat dan aren Genjah di Sumatera Utara. Tabel 2 juga memperlihatkan bahwa aren tipe Genjah dari Kalimantan memiliki umur mulai disadap relatif lebih cepat dan tumbuh pada dataran rendah dibandingkan dengan aren Genjah di Sumatera yang rata-rata tumbuh pada daerah dataran tinggi. Produksi Nira Satu pohon Aren Genjah Kutim rata-rata memiliki mayang jantan 8 buah, tetapi umumnya yang disadap hanya sampai tandan ke-7. Setiap mayang rata-rata disadap 2,9 bulan. Hasil pengamatan produksi nira per mayang dan lama penyadapan per mayang (mayang 1 sampai dengan 7) menunjukkan bahwa produksi nira dan lamanya waktu penyadapan mulai menurun setelah tandan ke 3. Terlihat pada mayang ke-1 dan ke-2 produksi nira masing-masing 1402 dan 1430 liter, tapi pada mayang ke-3 produksi nira menurun menjadi 836 liter dan menurun terus sampai pada mayang ke-7 produksi nira hanya tinggal 148 liter. Secara keseluruhan berdasarkan hasil pengamatan dalam satu pohon aren Genjah Kutim rata-rata dapat disadap 7 mayang dengan produksi nira keseluruhan 5987 liter dan lama waktu penyadapan 478 hari (Tabel 3).
50
PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
Tabel 3.
Produksi nira mayang 1 – 7 Aren dan lamanya waktu penyadapan Aren Genjah Kutim di desa Kandolo kecamatan Teluk Pandan-Kutai Timur
Mayang Ke : 1 2 3 4 5 6 7 Jumlah
Produksi Nira/Mayang (liter) 1402 1430 836 704 774 693 148 5987
Lamanya Penyadapan/Mayang (hari) 95 85 74 62 74 65 23 478
Hasil pengamatan produksi nira per hari selama 3 tahun (2009 – 2011) pada 10 pohon Aren Genjah (tanaman contoh ditentukan secara acak setiap tahun) dan setiap pohon diamati satu mayang mulai awal berproduksi sampai selesai (tidak mengeluarkan nira lagi), menunjukkan bahwa rata-rata produksi nira pada tahun 2009 adalah 15,57 liter dengan kadar gula 12,14 %, dan lamanya waktu penyadapan rata-rata 87,7 hari ; pada tahun 2010 rata-rata produksi nira/mayang/hari 12,14 liter dengan kadar gula 12.6 %, dan lamanya waktu penyadapan rata-rata 74,4 hari; sedangkan pada tahun 2011 rata-rata produksi nira /mayang/hari adalah 14.35 liter dengan kadar gula 12, 4 %, dan lamanya waktu penyadapan 66,4 hari (Tabel 4). Tabel 4.
Pohon 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Sd KK(%)
Rata-rata Produksi Nira Aren Genjah Kutim selama 3 Tahun (2009 – 2011) di desa Kandolo kecamatan Teluk Pandan – Kutai Timur Tahun 2009 Prod./hari Prod.mayang (liter) (liter) 17,2 1200 16,0 1500 15,4 970 15,0 1475 15,2 1125 10 1125 17 1445 15,0 1500 18,2 1170 16,8 1054 15,57 1288 2,4 186,8 15,41 14,50
Tahun 2010 Prod./hari Prod.mayang (liter) (liter) 9,9 731 14,0 1402 16,6 1430,6 11,5 774 11,2 704 11,2 693 11,1 709 6,4 288 11,6 836 12,7 850 12,14 903,3 2,03 296,3 16,73 32,8
Tahun 2011 Prod./hari Prod/hari (liter) (liter) 17,6 1320 12,6 945,7 18 1350 14,2 1065 13,6 1020 11,3 846 11,5 855 11,8 885 15,2 1132 17,7 1325 14,35 952,9 2,6 336,1 18,5 35,28
Rata-rata produksi nira Aren Genjah Kutim berkisar 12,14 -15,57 l/hari, lebih tinggi dibandingkan dengan aren Genjah di Bengkulu, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Hasil observasi terhadap populasi aren yang ada di Curup dan Kecamatan P.U.Tanding, Bengkulu, serta Pasaman, Sumatera Barat dan Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, menunjukkan bahwa produksi nira aren Genjah permayang per hari (nama lokal: PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
51
aren pendek, kijang dan gading) berkisar 4 – 10 liter dengan lamanya waktu penyadapan per mayang sekitar 3 bulan (Novarianto et al, 1994). Produksi dan Kualitas Gula Aren Genjah Kutim Untuk mendukung data pelepasan telah dilakukan pengamatan terhadap produksi gula. Nira aren Genjah setelah disadap umumnya langsung dibuat gula, baik gula cetak maupun gula semut. Setiap petani mengolah rata-rata 50 liter nira aren/hari dan dapat menghasilkan sekitar 6 kg gula semut atau 12 buah gula cetak (berat 1/2 kg per buah) dengan harga gula cetak Rp.7000.-/buah dan gula semut Rp.20 000.-/kg. Pada umumnya petani mengolah setengah bagian gula semut dan setengahnya lagi gula cetak. Dengan demikian pendapatan kotor petani berkisar Rp. 84 000 - Rp. 120 000.-/hari. Kualitas gula aren genjah yang dihasilkan setelah dianalisis, baik gula cetak maupun gula semut keduanya memenuhi standar SNI 01-3743-1995 (Tabel 5). Hanya yang perlu diperbaiki adalah kemasan gula aren yang dihasilkan. Tabel 5. Kualitas gula cetak dan gula semut aren genjah Kutim di Desa Kandolo Kecamatan Teluk Pandan Kutai Timur. No 1 2 3 4 5 6 7
Parameter A i r (%) A b u (%) Sakarosa (%) Gula pereduksi (%) Timbal (ppm) Tembaga (ppm) Raksa (ppm)
Gula Cetak
Keterangan : ttd = tidak terdeteksi
2,22 1,83 94,85 1,04 ttd 1,76 0,01
Gula Semut 1,69 2,23 91,02 1,21 ttd 2,16 0,01
Standar SNI Gula Cetak Gula semut Maks. 2,0 Maks.2,0 Maks. 2,0 Maks. 2,0 Min. 77 Min.90 Maks. 10 Maks. 6,0 Maks. 2,0 Maks. 2,0 Maks. 10 Maks. 10 Maks. 1,0 Maks.1,0
Apabila aren genjah ini dibudidayakan secara baik, dengan populasi tanaman per hektar 160 tanaman, maka tanaman aren genjah akan mulai berproduksi umur 5 tahun. Misalkan dari 160 tanaman tersebut yang disadap 90 mayang dengan produksi nira per hari 12 liter maka setiap hari akan diperoleh hasil nira 1080 liter, apabila harga nira Rp.2.000/liter maka pendapatan kotor per hari Rp.2.160.000.-. Karena tiap hari disadap maka pendapatan kotor perbulan untuk setiap hektar tanaman aren genjah adalah Rp. 64. 800 000.Rata-rata setiap pohon aren genjah Kutim memiliki enam mayang betina dan setiap mayang memiliki 280 buah, setiap buah terdapat tiga biji aren, dengan demikian dalam satu mayang terdapat 840 biji aren dan yang berpotensi untuk menjadi benih sekitar 80 %, dengan demikian dalam satu mayang rata-rata dapat menghasilkan 672 benih aren genjah, jadi rata-rata dalam satu pohon aren genjah dapat diperoleh benih 4032 butir. Dalam pengembangan aren diperlukan 156 pohon/hektar. Hasil seleksi benih sampai bibit siap tanam sekitar 50 % dari jumlah benih, maka mayang betina dalam satu pohon aren Genjah dapat digunakan untuk pengembangan tanaman aren genjah sekitar 12 - 13 hektar.
52
PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
Nilai Ekonomi Nira aren selain dapat diolah menjadi gula aren, dapat pula diolah menjadi bioetanol. Kedua produk olahan tersebut memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan sangat layak secara finansial. Dengan asumsi produksi nira aren genjah selama masa produksi (hingga umur 7-8 tahun) sebanyak 5.987 lt/tanaman atau sekitar 957.920 lt/ha, biaya pemeliharaan Rp 3,8 juta/ha/tahun dan discount factor 12%, maka harga pokok produksi (HPP) nira sekitar Rp. 280/liter. Produksi nira aren sebanyak 957.920 lt/ha tersebut dapat diolah menjadi gula aren sebanyak 119.740 kg dengan memakai asumsi setiap 8 liter nira aren dapat diolah menjadi satu kg gula aren. Dengan memakai harga nira aren sebesar Rp 280/liter (HPP), maka HPP gula aren sekitar Rp 6.150/kg. Apabila harga jual gula aren sebesar Rp. 7.000/kg, maka keuntungan yang akan didapat dengan memproduksi gula aren per ha tanaman sebesar Rp.101.779.000/ 7 tahun masa produksi atau sekitar Rp.14.580.000/tahun. Produksi nira aren juga dapat di olah menjadi bio-etanol melalui proses fermentasi, destilasi dan dehidrasi. Melalui proses tersebut, setiap 14 liter nira aren akan dapat diolah menjadi satu liter bio-etanol berkadar 99%. Dengan demikian dari produksi nira aren sebannyak 957.920 liter akan dapat diproduksi bio-etanol 99% sekitar 68.422 liter. Dengan memakai harga nira aren sebesar Rp. 280/liter (HPP) maka HPP bio-etanol sekitar Rp. 6.375/liter. Apabila harga jual bio-etanol sebesar Rp. 9.000/kg, maka keuntungan yang akan didapat dengan memproduksi bio-etanol per ha tanaman sebesar Rp.179.600.000/ 7 tahun masa produksi atau sekitar Rp. 25.658.000/tahun. Penggunaan nira aren genjah sebagai bahan baku bio-etanol juga sangat ekonomis dibandingkan dengan sumber bahan baku bio-etanol utama lainnya yaitu singkong dan molasses tebu. HPP bio-etanol dari bahan baku nira aren genjah lebih rendah dibandingkan dari bahan baku singkong, sedangkan volume produksi bio-etanol yang dihasilkan dari setiap hektar pertanaman aren genjah lebih besar dibandingkan pertanaman singkong maupun tebu (Tabel. 6). Tabel. 6. Perbandingan produksi bio-etanol dari beberapa bahan baku Parameter
Singkong
Molases
Nira Aren
HPP (Rp/lt)
6.500
6.000
6.375
Biaya Proses (Rp/lt)
1.200
1.750
2.455
Biaya Bahan Baku (Rp/lt)
4.800
4.250
3.920
Perbandingan (bio-etanol : bahan baku)
1 lt : 6 kg Singkong
1 lt : 4 kg Molases
1 lt : 14 lt Nira Aren
Produksi Bahan Baku/ha
35 ton singkong/thn
3,2 ton molases/thn
957 ribu lt/7 thn
Produksi Bio-etanol/ha
5.800 lt/th
800 lt/th
68.350 lt/7 thn
PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
53
KESIMPULAN Aren genjah Kutim telah dibudidayakan sejak lama di kabupaten Kutai Timur, dengan penyebarannya yang luas di kecamatan Teluk Pandan, sehingga perlu dilindungi kepemilikannya sebagai salah satu kekayaan hayati khas kabupaten Kutai Timur. Sifat genjah dan pohon yang pendek serta umur mulai berproduksi sekitar 5-6 tahun, menjadi nilai tambah dan pembeda dengan aren tipe Dalam. Produktivitas aren genjah Kutim cukup tinggi dengan hasil nira > 12 liter/hari dan lamanya waktu penyadapan > 2,5 bulan/mayang. Potensi produksi benih pohon induk aren genjah Kutim sebanyak 4032 butir/pohon, yang dapat digunakan untuk pengembangan aren seluas 12 – 13 ha.
54
PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
DESKRIPSI AREN GENJAH KUTAI TIMUR Tanaman Asal
Tinggi tanaman Bentuk tanaman Umur mulai berproduksi
: Desa Kandolo, kecamatan Teluk Pandan, kabupaten Kutai Timur, provinsi Kalimantan Timur : Seleksi dari populasi alam aren Genjah di desa Kandolo, kecamatan Teluk pandan, Kutai Timur : Tegak : Tunggal , berkelompok : Lahan kering iklim basah, air tanah dangkal, dan ketinggian < 500 dpl : 0,75 – 0,90 m : tanaman tunggal : 5 tahun (± 1,00)
Batang : Lingkar batang Produksi ijuk
: 139,2 cm (± 8,90) : 8,1 kg (± 1,34)
Daun : Keadaan daun Jumlah daun hijau Panjang tangkai daun Panjang rachis Panjang anak daun Lebar anak daun
: : : : : :
Bunga : Jumlah mayang betina Jumlah mayang jantan Tinggi mayang jantan pertama Lingkar tangkai mayang jantan Panjang tangkai mayang jantan Lingkar tangkai mayang betuna Panjang tangai mayang betina Panjang rangkaian mayang betina
: 7,20 buah (± 2,50) : 7,90 cm (± 0,70) : 3,5 m (± 0,74) : 29, 00 cm (±4,30) : 101,80 cm (± 31,10) : 35,80cm (± 8,40) : 137,6 buah (± 17,80) : 176,20 buah (± 7.00)
Silsilah Tipe Tumbuh Habitus Lingkungan Tumbuh
hijau mengkilap 23.5 cm (± 4.40) 178,40 cm (±31,70) 547,90 cm (± 86,60) 115,40 cm (± 12,50) 6,50cm (± 0,70
Produksi Hasil nira/mayang/hari : 12,14 liter (± 2,03) Produksi nira/mayang : 903,3 (+ 296,3) Kadar gula : 12,74% (± 1,4 ) Lama berproduksi per mayang : 68,3 hari (± 22,9 ) Jumlah benih per mayang : + 670 butir Jumlah benih per pohon : + 4000 butir Ketahanan terhadap hama dan pernyakit: Wilayah Pengembangan : Lahan kering iklim basah, air tanah dangkal, dan ketinggian < 500 dpl curah hujan 1000 -1500 mm per tahun dengan bulan kering < 6 bulan kering.
PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
55
Gambar 1. Populasi Aren Genjah Kutim (kiri) dan Tanaman Aren Genjah Kutim (kanan)
Gambar 2. Bunga Jantan (kiri) dan Bunga Betina (kanan)
56
PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
DAFTAR PUSTAKA Akuba, 1993. Prospek pengembangan aren di Irian Jaya. Laporan Bulanan Balitka Manado. Akuba,1998. Dampak kekeringan dan kebakaran terhadap kelapa dan penanggulangannya. Prosiding Konperensi Nasional Kelapa IV. Bandar Lampung 21-23 April 1998. hal.223244. Anonim, 2005. Pedoman Pengelolaan Plasma Nutfah Perkebunan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Anonim, 2008. Laporan Tahunan Dinas Perkebunan Kutai Timur. Anonim, 2010. Laporan Tahunan Balai Penelitian Tanaman kelapa dan Palma Lain. Ditjenbun, 2006. Teknik Budidaya Tanaman Aren. Mogea, J.P. 1991. Revisi Marga Arenga (Palmae). Disertasi S3Universitas Indonesia. Novarianto,H.,H.G.Lengkey, dan E.T.Tenda, 1994. Karakteristik dan kemiripan populasi Aren dari provinsi Bengkulu,Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Kelapa 7(2). Hal 1-7 Sartono.,H.Novarianto,E.T.Tenda dan R.B.Maliangkay, 2006. Pedoman teknis budidaya tanaman aren. Direktorat Jenderal Perkebunan, kerjasama dengan Balai penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain. 20 hal Tenda ,E.T dan I.Maskromo, 2008. Karakteristik empat aksesi baru aren (Arenga pinnata Merr) dari Kalimantan Selatan. Buletin Palma No.35. hal 67 – 76 Tenda,E.T., 1999. Eksplorasi aren (Arenga pinnata Merr) di Tomohon, Sulawesi Utara Buletin Palma No. 37. Hal 114 -118
PROSIDING SEMINAR NASIONAL INOVASI PERKEBUNAN 2011
57