EDISI JUNI GRATIS We are a student-run organization from the National University in Jakarta, the so called, Student Study Group (KSM). KSM UNAS (Kelompok Studi Mahasiswa Universitas Nasional) was established on October 28th, 2004 by former members of PUSPIPAM (Pusat Pengkajian Ilmu Politik dan Advokasi Masyarakat).
Our organization studies policy issues – on topics including politics, economics, society, as well as others. Our goal is to enable the current generation to move forward to promote a better Indonesia during their time at Universitas Nasional.
KAPITALIS Kajian Pemikiran Intelektual Mahasiswa Media Ekspresi KSM Unas
Filled with energy and characterized by community, KSM UNAS invites eager students enrolled at Nasional University, or students of any other university to discover what a lifechanging experience globalization will become.
Explore the resources available to everyone and find out why so many have traveled so far for the ‘KSM UNAS Experience’.
This blog has been designed to full the need for further information not available in our magazine (KAPITALIS), our blog provides wide ranging articles discussing both familiar and unfamiliar topics in domestic and foreign affairs.
KSM UNAS is intended to be educational, instructional, and practical. The site contains a wide range of texts covering many genres – articles, opinion and news.
We have a strong learner-centered approach and welcome others personal responses. We intend to widen our knowledge and opinion of the world be facilitating open discussion and by introducing wide ranging articles and news topics selected from many different sources.
Generally, there are varied topics that are worth reading in their own right and the intention is that they should first be read, enjoyed and then finally discussed. We welcome readers discussions on the causes of each issues, reasons and alternative possibilities and offer you the opportunity to express your personal opinions.
Hari Kelahiran Pancasila: 1 Juni 1945 atau 18 Agustus 1945 Unduh Kapitalis Digital di ksmunas.org
DAFTAR ISI
SALAM REDAKSI Salam Pencerdasan! Saya mewakili redaksi majalah KAPITALIS KSM Unas (Kelompok Studi Mahasiswa Universitas Nasional), mengucapkan terima kasih terhadap pihak yang telah membantu dalam penerbitan majalah ini. Semoga dengan terbitnya majalah Kapitalis ini dapat menambah informasi dan wawasan pembaca serta dapat meningkatkan jiwa kekritisannya.
Oky Anggraeny
Editor in Chief
5
SUARA SAHABAT
6
HOT NEWS
9
TOKOH
1 Juni 1945 atau 18 Agustus 1945?
Sultan Hamid II
11
OPINI
14
ENGLISH ZONE
16
INTERNASIONAL
18
Quotes
Am I Robot?
Are Children ―Right‖?
Gelombang Panas Kian Mengancam
Twitter: @KSMUNAS Website:
KAPITALIS Pelindung Tuhan Yang Maha Esa Pemimpin Umum Adara Sinatrya Pemimpin Redaksi Oky Anggraeny Karepesina Redaktur Pelaksana Achmad Al Fiqri Editor Lorenzo Al Kahfi Desain Layout Fitria Hariaty Sirkulasi Anggota KSM Unas
ksmunas.org Alamat Redaksi: Jl Ketapang Gg H. Samaan No. 44 RT 006 RW 002 Pic Cover: mathmagics.wordpress.com
Pic: https://iwandahnial.wordpress.com
SUARA SAHABAT
Sebagai generasi muda, bagaimana pandanganmu tentang pengaplikasian nilai pancasila di masyarakat pada saat ini?
Marchel Holomoan Wattimena, Ilmu Politik Unas (2013)
KELOMPOK STUDI MAHASISWA UNIVERSITAS NASIONAL MENGUCAPKAN SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA
Dalam kehidupan berbangsa masih banyak masalah mencolok yang tengah melanda bangsa Indonesia, seperti masih lunturnya persatuan dan kesatuan. Akibatnya marak pertikaian di tengah kehidupan masyarakat yang memecah persatuan itu sendiri. Dimana Pancasila tersebut merupakan sumber persatuan dan kesatuan. Selain itu, kita di kalangan muda masih banyak yang belum mengimplementasikan nilai tersebut. Sebagai contoh, para mahasiswa yang sering kali buat onar. Seharusnya sebagai kaum muda diharapkan menjadi figure dan harapan bagi bangsa untuk menanamkan kedisiplinan, dengan memiliki sopan santun dan sikap yang baik itu juga salah satu wujud dari implementasi nilai Pnacasila dalam kehidupan bermasyarakat.
Muammar Al-Affuw Ilmu Politik Unas (2013)
Sebagai pemuda, pancasila sebagai ideology yang tepat bagi Negara multikultural karena memberikan keseimbangan bagi seluruh rakyatnya. Namun sayangnya, harapan para pendiri bangsa tidak sesuai dengan harapannya. Namun kita tidak bias menyalahkan siapa-siapa, kita harus melihat kepada diri kita sendiri. Pancasila sendiri memang belum terlalu efektif di zaman sekarang, dikarenakan di Negara ini, masyarakat sudah terrbiasa dengan masuknya budaya luar. Seharusnya masyarakat bisa memilah budaya dari luar agar kebudayaan sendiri tidak terkikis.
4 | KAPITALIS
KAPITALIS | 5
HOT NEWS
HARI KELAHIRAN PANCASILA: 1 JUNI 1945 ATAU 18 AGUSTUS 1945
P
ada tanggal 1 Juni merupakan hari bersejarah yang patut kita ingat, bukan hari ulang tahun Marilyn Monroe tetapi hari lahirnya Pancasila. Nama Pancasila bila kita ingat-ingat di pelajaran PPKN berasal dari dua kata Sanskerta yaitu pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan ―filosofische grondslag”atau landasan falsafah negara yang sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, khususnya pada alinea ke-4. Penyebut Pancasila lebih sesuai sebagai landasan falsafah negara karena sesuai dengan apa yang ditanyakan Ket-
6 | KAPITALIS
ua BPUPKI dr. Radjiman Wedyodiningrat, ―Apakah filosofische grondslag Indonesia merdeka nanti?‖ Dari penggalan tersebut Radjiman tidak bertanya tentang ideologi negara. Namun dia bertanya tentang filosofische gronslag atau landasan falsafah negara. Landasan falsafah adalah sesuatu rumusan yang mendasar, filosofis dan universal. Beda dengan ideologi yang bersifat eksplisit yang digunakan oleh suatu gerakan politik, yang berisi basis perjuangan, program dan cara mencapainya. Namun bukan Pancasila sebagai ideologi atau sebagai landasan falsafah negara yang akan diulas namun ‗sebetulnya hari lahirnya pancasila Pic: times.co.id
jatuh pada tanggal 1 Juni atau tanggal 18 Agustus?‘. Bila kita ingat-ingat lagi memori di otak kita pada tanggal 1 Juni adalah sidang pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945) yang dimana Soekarno pada waktu itu mengemukakan pendapatnya tentang landasan falsafah negara Indonesia dengan mengucapkan pertama kalinya kata Pancasila pada sidang tersebut. Isi dari Pancasila tersebut adalah 1. Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan 3. Mufakat atau Demokrasi 4. Kesejahteraan 5. Ketuhanan
Dari sini bisa dilihat Pancasila awalnya lahir dari pendapat Soekarno pada 1 Juni 1945 namun belum ditetapkan menjadi landasan falsafah negara disaat itu juga. Maka ada yang berpendapat bahwa Pancasila lahir pada tanggal 18 Agustus 1945. Kenapa berpendapat di tanggal 18 Agustus 1945? Karena tanggal tersebutlah ditetapkannya Pancasila sebagai landasan dasar negara. Penetapan dilakukan dalam sidang PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang beranggotakan 9 orang dengan Ketua-nya Ir. Soekarno sendiri. Pada penetapan Pancasila, isinya pun juga berbeda. Isi sila yang ditetapkan ialah dari Mohammad Yamin yang me-
KAPITALIS | 7
TOKOH nyampaikan konsep mengenai landasan falsafah negara secara tertulis kepada Ketua Sidang, yang berbeda dengan isi pidato sebelumnya secara lisan. Bagi Soekarnois, penetapan 18 Agustus 1945 sebagai Hari Lahir Pancasila dianggap menihilkan peran Soekarno. Karena memang Pancasila yang akhirnya kita pakai sekarang sila-silanya adalah rumusan dari Mr. Muhammad Yamin. Bila dianalogikan lahirnya seorang bayi, tanggal kelahiran anak itu jatuh berdasarkan lahirnya atau keluarnya bayi dari rahim ibunya atau waktu keluar penetapan akte kelahirannya. Sama dengan Pancasila, lahirnya ide Pancasila oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 namun penetapan Pancasila sebagai landasan falsafah negara jatuh pada tanggal 18 Agustus. Jika ingin memilih jalan ten-
gah baiknya tanggal 1 Juni merupakan Hari Pencetusan Pancasila dan 18 Agustus adalah Hari Penetapan Pancasila. (ADARA)
“Tanpa Pancasila, Indonesia Bubar” - Gusdur-
Gambar: Lambang garuda sudah tiga kali mengalami perubahan
8 | KAPITALIS
Pic: www.damniloveindonesia.com
SULTAN HAMID II
S
epanjang orang Indonesia, siapa tak kenal burung garuda berkalung perisai yang merangkum lima sila (Pancasila)? Tapi orang Indonesia mana sajakah yang tahu, siapa pembuat lambang negara itu dulu? Dia adalah Sultan Hamid II, yang terlahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie, putra sulung sultan Pontianak; Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Lahir di Pontianak tanggal 12 Juli 1913. Dalam tubuhnya mengalir darah Indonesia, Arab–walau pernah diurus ibu asuh berkebangsaan Inggris. Istri beliau seorang perempuan Belanda yang kemudian melahirkan dua anak– keduanya sekarang di Negeri Belanda. Syarif menempuh pendidikan ELS di Sukabumi, Pontianak, Yogyakarta, dan Bandung. HBS di Bandung satu tahun, THS Bandung tidak tamat, kemudian KMA di Breda, Negeri Belanda hingga tamat dan meraih pangkat letnan pada kesatuan tentara Hindia Belanda. Sewaktu Republik Indonesia Seri-
kat dibentuk, dia diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara. Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) sewaktu penyerahan file dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan ―ide perisai Pancasila‖ muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara. Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara. Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis M Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, MA Pellaupessy, Moh Natsir,
KAPITALIS | 9
INTERNASIONAL dan RM Ng Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah. Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku ―Bung Hatta Menjawab‖ untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M Yamin ditolak karena menyertakan sinarsinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang. Melalui proses rancangan yang cukup panjang, akhirnya pada 10 Februari 1950, Menteri Negara RIS Sultan Hamid II mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang. Hasil akhirnya adalah lambang negara Garuda Pancasila yang dipakai hingga saat ini. Rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II diresmikan pemakaiannya dalam sidang kabinet RIS yang dipimpin PM RIS Mohammad Hatta pada 11 Februari 1950. Empat hari berselang, tepatnya 15 Februari, Presiden Sukarno memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara karya Sultan Hamid II kepada khalayak umum di Hotel Des Indes (sekarang Duta Merlin) Jakarta. Pada 20 Maret 1950, bentuk final lambang negara rancangan Menteri Negara RIS Zonder Forto Polio, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Su-
10 | KAPITALIS
karno dan mendapat disposisi persetujuan presiden. Selanjutnya Presiden Sukarno memerintahkan pelukis Istana bernama Dullah untuk melukis kembali gambar itu sesuai bentuk final dan aslinya. Lambang negara ini diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 yang diundangkan dalam Lembaran Negara Nomor 111 dan penjelasannya dalam tambahan Lembaran Negara Nomor 176 Tahun 1951 pada 28 November 1951. Sejak saat itu, secara yuridis gambar lambang negara rancangan Sultan Hamid II secara resmi menjadi Lambang Negara Kesatuan RI. Sebelum meninggal dunia, Sultan Hamid II yang didampingi sekretaris pribadinya, Max Yusuf Alkadrie menyerahkan gambar rancangan asli lambang negara yang sudah disetujui Presiden Sukarno kepada Haji Mas Agung–Ketua Yayasan Idayu, pada 18 Juli 1974. Gambar rancangan asli itu sekaligus diserahkan kepada Haji Mas Agung di Jalan Kwitang Nomor 24 Jakarta Pusat. Pada 5 April 1950, Sultan Hamid II dikait-kaitkan dengan peristiwa Westerling yang menggegerkan di Bandung, sehingga harus menjalani proses hukum dan dipenjara selama 16 tahun oleh pemerintah Sukarno. Sejak itulah, nama Sultan Hamid II seperti dicoret dari catatan sejarah. Jarang sekali buku sejarah Indonesia yang terang-terangan menyebutkan Sultan Hamid sebagai pencipta gambar Burung Garuda. Orang lebih sering menyebut nama Muhammad Yamin sebagai pencipta lambang negara. (BERBAGAI SUMBER)
A
pa yang akan kamu lakukan jika merasa kepanasan? Jawabannya bisa dengan meminum air yang dingin, menyiram kepala dengan air atau malah membuka baju lalu berendam di air. Namun, bagaimana jika panas itu melebihi seperti yang kita rasakan sebelumnya. Boleh jadi mirip suhu udara di gurun yang membuat hanya sedikit makhluk yang bisa bertahan hidup. Suhu lebih dari 30 derajat Celcius saja sudah membuat kita berkeringat. Lalu bagaimana jika suhunya bisa naik, bahkan nyaris 2 kali. Mungkin kita bisa pingsan, parahnya bisa-bisa kehilangan nyawa. Seperti yang terjadi di India bulan lalu, terutama Provinsi Andhra Pradesh dan Telangana yang mengalami gelombang panas yang mengerikan. Suhu rata-rata saat siang mendekati 50 derajat Celcius. Sebuah suhu yang dapat mengakibatkan manusia selalu kehausan dan tidak betah di rumah. Meminum banyak air pun tidak akan banyak membantu. Akibat kondisi tersebut, korban jiwa pun berjatuhan. Gelombang panas yang membuat suhu di Andhra Pradesh meningkat
hingga 50 derajat Celcius ini menewaskan lebih dari 1.000 jiwa dalam kurun waktu satu pekan. Hampir setiap jam, ada saja warga yang akhirnya roboh. Air yang terus di minum tidak membuat mereka bertahan dari dehidrasi. Akhir Mei lalu, badan statistik bencana India melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat gelombang panas di negara itu mencapai 2.005 orang pada tahun ini. Panas yang membara bukanlah bencana yang hanya dirasakan oleh warga di India. Korban akibat gelombang panas juga pernah berjatuhan di negara lain, salah satunya Pakistan. Suhu tertinggi di bulan Juni ini dilaporkan mencapai 47 derajat Celcius. Sedangkan suhu terpanas yang pernah melanda Pakistan barada di angka 47,8 derajat Celcius, terjadi pada 1938. Gelombang panas berhembus di Pakistan ketika sebagian besar warga tengah menjalankan ibadah puasa. Hal ini berarti warga Pakistan harus menahan lapar dan dahaga sembari bertahan dari gelombang panas. Keadaan diperparah oleh pemadaman listrik yang kerap terjadi karena pembangkit tidak sanggup memenuhi kebutuhan daya bagi 20 juta warga Karachi.
KAPITALIS |11
OPINI Akibat gelombang panas ini, hampir 700 orang telah meninggal di provinsi Sindh, Pakistan Selatan. Sebagian besar yang meninggal dilaporkan di Karachi, kota terbesar negara itu dan pusat perniagaannya. Sementara di rumah sakit terbesar Karachi, Post Graduate Medical College Hospital, tim medis merawat lebih dari 3.000 orang. Kamar-kamar mayat juga mulai kebanjiran jenazah. Akibat gelombang panas yang menimpa Pakistan, ulama di negara tersebut ikut angkat bicara dan mengimbau umat Muslim di negara itu, terutama di Karachi, untuk tidak berpuasa di tengah gelombang panas yang telah menewaskan ratusan orang. "Kami (ulama) telah menekankan di berbagai acara televisi bahwa bagi mereka yang berisiko, terutama di Karachi, untuk tidak berpuasa," kata Tahir Ashrafi, salah ulama terkemuka Pakistan, dikutip ABC News. Menurut dia, berada di cuaca yang panasnya ekstrem menjadi salah satu alasan yang diperbolehkan agama untuk tidak berpuasa, kendati di bulan suci Ramadan, dan bisa menggantinya di lain hari. "Islam menetapkan syarat puasa, bahkan disebutkan dalam Al-Quran bahwa orang sakit dan dalam perjalanan yang tidak sanggup berpuasa bisa menangguhkannya dan orang yang lemah atau tua atau berpotensi sakit, bahkan meninggal, karena berpuasa, boleh untuk tidak melakukannya," lanjut Ashrafi.
12 | KAPITALIS
Pejabat meteorologi mengatakan, cuaca ekstrem terjadi akibat tekanan tinggi di atmosfer yang terjebak di area tertentu. Udara juga makin kering, tidak banyak terbentuk awan yang bisa menghalangi matahari. Namun, belum ada kesepakatan dari para ilmuwan, apakah pemanasan global punya andil menyebabkan cuaca bak "neraka" itu. Yang jelas, hal serupa kecil kemungkinan terjadi di Indonesia. "Gelombang panas yang terjadi kemungkinan kecil bisa terjadi di Indonesia. Ini dikarenakan tidak adanya indikator dinamika atmosfer yang bisa memicu terjadinya aliran udara panas tersebut di Indonesia," kata Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) A Fachri Radjab, dikutip dari liputan6.com. Pada 2003, daerah Eropa Selatan juga pernah mendapat serangan gelombang panas hebat yang mengakibatkan tidak kurang dari 35.000 orang meninggal dunia dengan korban terbanyak dari Prancis (14.802 jiwa). Prancis merupakan negara dengan korban jiwa terbanyak karena tidak siapnya penduduk dan pemerintah setempat atas fenomena gelombang panas sebesar itu. Korban jiwa lainnya tersebar mulai dari Inggris, Italia, Portugal, Spanyol, dan negara-negara Eropa lainnya. Gelombang panas ini juga menyebabkan kekeringan parah dan kegagalan panen merata di daerah Eropa.
T
eknologi terus berkembang setiap waktunya membuat semuanya menjadi lebih ringkas dan mudah. Dengan teknologi kita lebih mudah dan cepat melakukan sesuatu bahkan dengan kemajuan teknologi kita dapat lebih efisien dalam uang atau pun tenaga. Hampir semua lini dalam hidup kita mulai disusupi dengan kecanggihan teknologi. Teknologi begitu bermanfaat untuk dalam kehidupan perkuliahan kita. Tidak jarang kita mengerjakan tugas dengan mencari data melalui halaman internet bahkan tidak luput untuk melakukan kegiatan copy paste untuk tugas-tugas yang kita kerjakan dan terkadang kita pun lupa untuk memasukkan sumber halaman yang kita ambil untuk menjadi bahan tugas kita. Buku-buku yang tebal pun sekarang telah berubah dengan bentuk yang lebih ringkas dan tanpa perlu membutuhkan ruang dan berat dalam tas kita. Buku yang kini dikembangkan dengan kehebatan teknologi menjadi buku elektronik. Buku-buku yang ingin kita baca dapat kita cari bentuk pdf lalu masukkan ke gadget kita dan booom! Kita dapat membaca di mana pun kita berada tanpa perlu membawa buku yang tebal-tebal seperti masa lalu.
(ANGGI/Berbagai Sumber)
Pic: exzhibit97.deviantart.com
KAPITALIS |13
Buku-buku yang tebal pun sekarang telah berubah dengan bentuk yang lebih ringkas dan tanpa perlu membutuhkan ruang dan berat dalam tas kita, buku yang sekarang dikembangkan dengan kehebatan teknologi menjadi buku elektronik. Buku-buku yang ingin kita baca tinggal kita cara bentuk pdf lalu masukkan ke gadget kita dan booom! Kita sudah dapat membaca di mana pun kita berada tanpa perlu membawa buku yang tebal-tebal seperti masa lalu. Dengan kecanggihannya, kita dapat menggunakannya untuk saling terkoneksi dengan orang-orang. Tidak hanya terkoneksi dengan orang-orang yang memang berada dalam kontak kita, namun juga terkoneksi dengan informasi yang selalu berubah setiap saat. Informasi yang kita perlukan untuk melakukan berbagai kegiatan, kita perlu mengetahui keadaan jalan yang akan kita, kabar mengenai perkembangan kondisi politik, bahkan informasi mengenai gebetan atau pacar kita pun dapat kita ketahui dengan cepat. Namun, dari semua kemudahan yang ditawarkan oleh kemajuan teknologi ini tiba-tiba otak saya kembali dipaksa untuk berpikir. Apakah benar teknologi ini benar-benar membuat semuanya menjadi mudah atau malah kita yang dipaksa untuk berubah menjadi robot dengan dimanjakan teknologi yang berada di sekitar kita? Suatu waktu dalam forum diskusi, saya pernah mendengar suatu pertanyaan, lebih mudah mana membaca melalui e-book atau buku cara lama?
14 | KAPITALIS
Mungkin kita akan menjawab lebih mudah membaca melalui e-book dengan segala kemudahan yang ditawarkannya. Membeli e-book harganya jauh lebih murah dibandingkan buku bentuk fisik. Dengan e-book kita dapat membawa sekian banyak buku yang ingin kita baca bahkan banyak yang menyediakan e -book dengan gratis. Coba kita bayangkan dengan buku bentuk fisik, membeli yang palsunya saja masih menguras kantong apalagi membeli buku yang asli? Buku dalam bentuk fisik yang kita beli begitu boros tempat apalagi degan buku yang tebalnya bisa digunakan untuk ‗gebuk maling‘. Ah, iya, terkadang mendapatkan buku lama pun susah untuk didapatkan bila dalam bentuk fisik. Sebagai contoh, saya memiliki buku Multatuli dalam bentuk tulisan tangan dalam versi e-book padahal kalau bentuk fisiknya susah mencari versi tulisan tangan. Tapi tidak, jawaban yang saya dengar saat itu bukan e-book tetapi buku dalam bentuk fisik. Alasannya sederhana, penggunaan e-book akan bergantung pada gadget tetapi buku dalam bentuk fisik tidak bergantung dengan apapun. Belum lagi dihitung biaya update data untuk dapat terhubung dengan internet. Perkembangan teknologi bila kita tidak memanfaatkan dengan baik akan membuat kita berubah bukan menjadi manusia lagi melainkan menjadikan kita robot yang bergerak karena teknologi yang kita miliki. Kita dapat terkoneksi dengan orang-orang yang jaraknya jauh dari kita,
tetapi kita sering menjadi jauh dengan benar dan mana yang salah. Dan banyak orang-orang yang berada di sekitar kita juga robot yang diceritakan memiliki pada saat itu. Kita lebih peduli dengan perasaan manusia, atau robot –robot yang kondisi orang yang jauh, padahal orang berdiskusi untuk melakukan sebuah yang berada di sekitar kita pun membu- pergerakkan melawan penindasan robot. tuhkan rasa kepedulian kita. Sebuah buHingga akhirnya, apakah kita daya tatap muka mulai pudar dari ke- memang robot? Mungkin saja kita adalah hidupan kita, sebuah budaya yang pudar robot-robot yang diciptakan, namun itu membuat kita akan bertanya apakah bukan sebagai robot yang mengikuti kita benar-benar manusia atau kita robot? perkembangan jaman dengan mentah Merefleksikannya dalam ke- tetapi robot yang diciptakan untuk kehidupan perkuliahan kita, teknologi ser- hidupan yang lebih baik meski kita tidak ing begitu diperkosa unpernah tahu arti dari tuk keperluan kita. sebenarnya dari keMelakukan copy paste unhidupan yang lebih baik tuk mendapatkan nilai ―Am I robot? Not a itu seperti apa. bagus, padahal kita tidak Tumpukkan buku yang human tahu apakah yang kita usang dengan kertasnya ambil itu sumbernya jelas Or am I a robot, Act yang telah berubah menatau tidak, lalu bila diminjadi coklat itu kini sudah like human” takan pertanggungjawatidak berguna lagi dan ban hanya geleng-geleng Am I Robot – Good- hanya digunakan sebagai tidak mengerti. ornamen dalam rumah Daya pikir night Electric atau ruangan dalam kedai kita dipaksa untuk mengikopi. Semua orang sudah kuti perkembangan terpaku pada ‗talenan‘ di jaman, kita semakin tangannya yang dibawa kemana-mana dipaksa untuk menjadi seorang robot untuk membaca buku atau berita. yang hidupnya begitu-begitu saja. MenKita berjalan begitu saja, menjadi seorang yang semakin konsumtif, gobrol dengan orang lain dengan mata menjadi seorang yang rela mengikuti terus menatap ‗talenan‘ yang kita pegang. apapun perkembangan jaman, dan tidak Menyimpan semua data di awan-awan memiliki sebuah pijakkan yang tetap. dan bila diperlukan tinggal membuka Tetapi, sebuah robot tidak hanya mesin pencari untuk mendapatkan semua melulu mengikuti apa yang telah didata yang kita perlukan. Begitu muperintahkan oleh empunya teknologi. dahnya hidup ini, semuanya begitu muDalam berbagai kisah cerita kartun bandah berkat perkembangan teknologi yang yak robot yang masih menggunakan daya begitu cepat. (JONATHAN) pikirnya untuk menentukan mana yang
KAPITALIS |15
ENGLISH ZONE
S
till fresh on our memory about the tragic death that happened to Engeline, a 8-year-old girl who was reportedly missing by her family but then was found in the backyard of her house, buried along with her doll. From several news we heard also that before her dead, Angeline often got violence from her stepmother physically and mentally, even got sexual violence from her ex-home assistant. This phenomenon makes this topic trending recently in almost all the social media, online news, TV etc. Some people give their sympathy, deep condolences, blaming the suspects, even blame the weak law of Indonesia toward chil-
16 | KAPITALIS
dren protection. But for me, what I see here is from different point of view. I want to criticize the people around Angeline that have known this case even before Angeline was dead. From several sources I heard that Angeline‘s teacher saw the bruised on her body when they helped Angeline to take a bath at school. But what they‘ve done? Nothing. I also heard that Angeline‘s neighbor saw her being beaten and cried by her stepmother. But what they‘ve done? Nothing. If the people around her just kindly have reported that there is a children violence around them to the police, or National Children‘s Commission, or even
the Ministry of Children‘s protection and Women Empowerment, or any organization that concern to children‘s rights perhaps we don‘t have to see that tragic dead of such an innocent girl. Why almost all of people just being aware to this kind of problem when it‘s all too late? Maybe Angeline is just one of so many children that got the same problem. Nowadays we face the children‘s violence crisis, not just physical violence and sexual violence but also children trafficking and prostitution. They feel insecurity in their own environment. Because they can get hurt by anyone, anytime and no matter where, when it clearly mentioned in Republic of Indonesia‘s Pic: lovehonourandrespect.org
constitution No. 23/2002 about Children protection that the responsibility of the application of Children‘s right is given to the parents, family, society, government and Nation to protect the children so they can grow and develop in the world fit for children. It is our time to increase our awareness of people around us before it‘s too late. Don‘t let the children‘s day just become an annual ceremony. The main thing is how we, daily, as social humanbeing can save them by give our reaction and impact toward our environment, even it just a little help. May we learn from mistakes and prevent the same problem happen again tomorrow and so on. (SALPIDAWATI)
KAPITALIS |17
Quotes of Month “Our greatest weakness lies in giving up. The most certain way to succeed is always to try just one more time.” - Thomas A. Edison “I have not failed. I've just found 10,000 ways that won't work.” -Thomas A. Edison “If you can't explain it simply, you don't understand it well enough." - Albert Einstein “I cannot teach anybody anything. I can only make them think” ― Socrates "Sometimes people don't want to hear the truth because they don't want their illusions destroyed." — Friedrich Nietzsche "The limits of my language means the limits of my world." — Ludwig Wittgenstein “Everything you can imagine is real.” ― Pablo Picasso “mencintaimu adalah bahagia & sedih; bahagia karna memilikimu dalam kalbu; sedih karena kita sering berpisah‖ ― W.S. Rendra “Kalau suatu negara seperti Amerika mau menguasai samudra dan dunia, dia mesti rebut Indonesia lebih dahulu buat sendi kekuasaan.‖ ― Tan Malaka "Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 ½ sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita" — Sukarno “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.‖ ― Pramoedya Ananta Toer “Apa gunanya banyak baca buku Kalau mulut kau bungkam melulu‖ ― Wiji Thukul "Hate the sin, love the sinner." — Mahatma Gandhi “Jika karena kekritisan kau dijauhi maka kau beruntung karena sesungguhnya terlepas dari lingkup pertemanan yang bebal‖ – Adimas Immanuel “The only man who never makes a mistake is the one who never does anything.‖ ― Teddy Roosevelt
18 | KAPITALIS
Gambar di atas menggambarkan bahwa tayangan televisi di Indonesia kian memprihatinkan. Apalagi baru-baru ini KPI mengeluarkan laporan bahwa ada beberapa acara yang paling tidak berkualitas.