DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
KANDUNGAN KOMPONEN BIOAKTIF DALAM PROTEIN SUSU, HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN
Pidato Pengukuhan Dalam Jabatan Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala
Disampaikan pada Rapat Senat Terbuka Universitas Syiah Kuala Di Gedung Academic Activity Center Prof. Dr. Dayan Dawood, MA 23 Januari 2014
Oleh
Prof. Dr. Ir. Amhar Abubakar, MS
Darussalam Banda Aceh Januari 2014 1
KANDUNGAN KOMPONEN BIOAKTIF DALAM PROTEIN SUSU, HUBUNGANNYA DENGAN KESEHATAN Oleh Amhar Abubakar
Pidato Pengukuhan dalam Jabatan Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala di Gedung AAC Prof. Dr. Dayan Dawood, MA, Kampus Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh 23 Januari 2014
Bismillahirrahmanirrahim, Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh Yth. Rektor, selaku Ketua Senat Universitas Syiah Kuala, Para Guru Besar dan anggota Senat yang berhadir. Yth. Gubernur Provinsi Aceh beserta staf Yth. Para dosen, Para undangan, Mahasiswa dan hadirin sekalian Ytc Kakanda dan adinda kandung yg berhadir Yts Isteri, anak-anakku dan cucuku yang selalu memberikan semangat
Selaku hamba Allah SWT, yang di dalam dada berisikan iman yang mengakui kebesaran dan keagungan Allah SWT, dengan Rahmat dan Karunianya, kita pada hari ini masih diberikan kesempatan, kesehatan dan berkah umur untuk dapat hadir di tempat yang terhormat ini untuk mengikuti upacara Pengukuhan Guru Besar pada Rapat Senat Terbuka Universitas Syiah Kuala. Semoga Allah, dapat memberikan rahmah dan bahagia kepada kita semua, sehingga kita senan tiasa dapat melaksanakan tugas dan kewajiban kita selaku seorang mukmin dalam menjalani hidup dan kehidupan yang beraneka ragam di atas bumi yang fana ini. Selawat dan Salam, mari kita sanjung sajikan kepangkuan pemimpin revolusi dunia Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan. Ketua dan anggota senat serta para hadirin yang berhadir, Ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada Rektor, selaku ketua senat Universitas Syiah Kuala yang telah memperkenankan saya menyampaikan Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar pada Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala, dalam bidang BIOTEKNOLOGI PANGAN, dengan judul : “Kandungan Komponen Bioaktif Dalam Protein Susu, Hubungannya Dengan Kesehatan” Penghormatan dan penghargaan yang tiada tara, saya sampaikan kepada ibu saya yang tercinta dan bapak saya yang sudah tiada, teristimewa kepada isteriku tercinta, berkat doa dan pengorbanan dari mu, perjuangan perjalanan karier pendidikan bidang keahlian yang saya dalami, sampai kepada puncak yang kita idam-idamkan bersama. Tak lupa pula para rekan-rekan dan sahabat-sahabat seperjuangan yang saya muliakan.
2
Pendahuluan Indonesia adalah salah satu negara tropis yang kaya akan sumber daya alami, baik flora, fauna maupun mikroorganismenya. Kekayaan akan keanekaragaman sumber daya alam tersebut, khususnya produk hasil peternakan sampai saat ini masih perlu digali dan dipelajari potensinya. Ditinjau dari segi ilmu kimia setiap jenis produk hasil peternakan seperti salah satu diantaranya adalah susu, merupakan penghasil puluhan bahkan ratusan jenis bahan kimia yang dapat digunakan sebagai sumber obat alami, pestisida, makanan dan sumber bahan aktif lainnya. Melihat kekayaan di atas, potensi produk hasil ternak perlu dikembangkan karena prospek penggunaan produk hasil ternak sebagai sumber bahan bioaktif sangat menjanjikan. Fenomena dibidang kesehatan yang sekarang sedang dihadapi dunia pada umumnya dan Indonesia khususnya adalah semakin meningkatnya penyakit degeneratif dari tahun ke tahun. Penyakit ini selain disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk melakukan regenerasi sel secara normal juga dipicu oleh ketidak seimbangan asupan zat gizi. Penelitian secara berkelanjutan telah menunjukkan bahwa komponen bioaktif dalam bahan makanan menyumbangkan peran yang signifikan terhadap pencegahan berbagai penyakit degeneratif. Akan tetapi kesadaran tentang pentingnya komponen bioaktif di masyarakat Indonesia baru mulai terasa dalam beberapa tahun terakhir. Dalam pidato pengukuhan ini saya mencoba untuk menyampaikan beberapa hal inovatif yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dalam makanan mengandung berbagai senyawa bioaktif yang dapat mempengaruhi sifat fisiologis bagi tubuh baik secara positif maupun negatif terhadap kesehatan manusia. Senyawa ini sangat penting dalam bidang kedokteran dan jumlahnya sangat sedikit sehingga dikelompokkan kedalam senyawa minor. Komponen bioaktif dapat terbentuk dalam makanan secara alami atau terbentuk selama proses pengolahan, umumnya berasal dari Protein, lemak dan karbohidrat, yang khasiatnya dapat menurunkan resiko berbagai penyakit, serta penting dalam meningkatkan status gizi kesehatan masyarakat. Penggunaan bahan kimia dalam pangan kalau tidak diawasi dan dikelola dengan baik bukan hanya dapat menurunkan kemampuan komponen bioaktif, akan tetapi dapat juga berbahaya bagi kesehatan manusia. Semua bahan kimia akan dapat berubah sifatnya dari aman dan menguntungkan menjadi racun yang berbahaya apabila jenis dan jumlah pemakaiannya tidak tepat. Kehati-hatian produsen makanan dalam penggunaan bahan kimia sangat diperlukan, agar bahan kimia yang digunakan tidak membahayakan konsumen, baik itu industri rumah tangga, industri kecil maupun industri besar. Industri rumah tangga di bidang pangan mempunyai potensi kerawanan keamanan pangan. Industri pangan rumah tangga biasanya akan berusaha menampilkan makanannya semenarik mungkin baik dari segi penampakan, aroma dan tekstur, akan tetapi faktor keamanan pangan justru terabaikan. Makanan jajanan yang dijual oleh pedagang kaki lima (street food) dan jajanan anak sekolah rawan terhadap penggunaan bahan kimia yang membahayakan bagi kesehatan (Anggraini, 2008). Pangan secara umum bersifat mudah rusak (perishable), karena kadar air yang terkandung di dalamnya sebagai faktor utama penyebab kerusakan pangan itu sendiri. Semakin tinggi kadar air suatu pangan, akan semakin besar kemungkinan kerusakannya baik sebagai akibat aktivitas biologis internal (metabolisme) maupun masuknya mikroba perusak. kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan apakah makanan tersebut masih pantas di konsumsi, secara tepat sulit di laksanakan karena melibatkan factor-faktor nonteknik, sosial ekonomi, dan budaya suatu bangsa. Idealnya, makanan tersebut harus: bebas polusi pada setiap tahap produksi
3
dan penanganan makanan, bebas dari perubahan-perubahan kimia dan fisik, bebas mikroba dan parasit yang dapat menyebabkan penyakit atau pembusukan. Sumber Komponen Bioaktif Berbagai sumber pangan alami yang mengandung komponen bioaktif, sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Komponen bioaktif tersebut diantaranya berasal dari daging, tanaman, ikan dan susu seperti yang tercantum pada Tabel 1. Suatu pangan dapat dikatakan sebagai pangan fungsional bila pangan tersebut dapat digunakan untuk mencegah dan mengatasi ketidaknormalan dan penyakit selain nilai nutrisi yang dimilikinya. Terdapat tiga persyaratan dasar yang harus dimiliki oleh pangan agar bisa dikatakan sebagai pangan fungsional yakni: 1) merupakan pangan (bukan kapsul, tablet atau bubuk) yang diperoleh dari bahan alami; 2) dapat dan sebaiknya dikonsumsi sebagai bagian dari diet harian; dan 3) ketika dikonsumsi pangan tersebut dapat mengatur proses tertentu seperti meningkatkan mekanisme pertahanan biologis, mencegah dan mengatasi penyakit tertentu, mengontrol kondisi fisik dan mental serta menunda proses penuaan. Tabel 1. Komponen bioaktif yang terdapat dalam bahan pangan alami Asal Pangan Komponen Bioaktif Pengaruh Ekstrak daging siput Senyawa flavonoid Berfungsi sebagai antioksidan, antiinflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai antibiotic. Senyawa saponin
Sebagai antibiotik dan penurun Kolesterol.
Tanaman
Taxus brevifolia (Taxaceae)
Ikan
Omega--‐3
memperlihatkan bahwa efektivitasnya sangat tinggi sebagai obat anti kanker dibandingkan dengan beberapa obat sintetik Menurunkan resiko cardiovascular disease (CvD), Meningkatkan kemampuan syaraf kecerdasan.
Susu
Taurin
Untuk mereduksi tekanan darah, Meningkatkan kesehatan jantung, dan mereduksi Kolesterol dalam darah Pencegahan terhadap Penyakit kardiovaskuler, diabetes, dan Mengurangi tingkat trigeliserda dalam darah.
Peptida Ile-Phe-Ala
Menurunkan tekanan darah tinggi
Sumber: Farnsworth (1996); Larsen, dkk (2011); Jimenez, dkk (2001) dan Silalahi (2002).
4
Aplikasi dan Efek Fisiologis Dalam Pangan Banyak manusia mulai sadar bahwa ada hubungan antara makanan dan kesehatan. Manusia telah mengetahui bahwa ikan merupakan hewan yang mempunyai kandungan nutrisi tinggi dan dikenal sebagai sumber protein, lemak dengan omega--‐3 yang bermanfaat untuk menurunkan resiko cardiovascular disease (CvD), mineral, dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi ikan dapat melindungi manusia dari penyakit yang disebabkan karena perubahan gaya hidup di banyak Negara industry di dunia. Taurin dari ikan, banyak dimanfaatkan untuk mereduksi tekanan darah, meningkatkan kesehatan jantung, dan mereduksi kolesterol dalam darah. Diet taurin dihubungkan dengan pencegahan terhadap Penyakit kardiovaskuler, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa taurin dapat mengurangi tingkat trigeliserda dalam darah Larsen (Larsen, 2011). Protein pangan adalah sumber utama konsumsi asam amino. Selama proses pengolahan, protein dapat berubah menjadi asam amino bebas yang selanjutnya menjadi senyawa amin. Jadi, senyawa amin merupakan komponen minor dalam makanan yang tersedia secara alamiah atau terbentuk selama proses pengolahan. Sebagian senyawa amin tersebut aktif secara fisiologis sehingga sering disebut amin bioaktif (bioactive amine). Amin bioaktif umumnya aktif secara fisiologis terhadap susunan syaraf pusat (psikoaktif) dan terhadap sistem peredaran darah (vasoaktif), baik langsung maupun tidak langsung. Tiramin dan feniletilamin dapat menaikkan tekanan darah. Sebaliknya, histamin mempunyai efek menurunkan tekanan darah. Keracunan amin bioaktif dapat terjadi apabila kadar amin toksis meningkat dalam makanan yang dikonsumsi dan efeknya dapat dipengaruhi oleh zat lain dan obat tertentu. Senyawa-senyawa fungsional yang terdapat pada Tabel 1 telah banyak diaplikasikan dalam pangan, baik dalam makanan maupun minuman. Meningkatnya kesadaran konsumen terhadap kesehatan, membuat mereka mulai menkonsumsi pangan fungsional. Pangan fungsional tersebut sebagian diantaranya memanfaatkan senyawa fungsional dari ikan dan hewan laut lainnya. n-3 LC PUFA sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Keberadaannya dalam ikan dan minyak ikan telah digunakan sebagai bahan pangan fungsional. Misalnya minyak Ikan dapat digunakan sebagai ingredient pangan fungsional karena memberikan efek untuk mencegah timbulnya penyakit cardiovaskuler (Jacobsen, 2004). Saat ini minyak ikan yang mengandung n-3 LC PUFA difortifikasikan dalam berbagai produk antara lain margarin, produk susu, sosis, daging dan roti, mayonnaise, salad, es krim, susu dan susu formula (Heru, 2012., Lilik, 2010). Susu dan Potensi Peptida Bioaktif Makanan tradisional baik yang terbentuk secara alami atau terbentuk selama proses pengolahan, banyak mengandung komponen bioaktif yang dapat menurunkan resiko berbagai penyakit, serta penting dalam meningkatkan status gizi kesehatan masyarakat. Salah satu hasil produksi peternakan yang penting dan mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi adalah susu. Susu merupakan sumber protein hewani paling baik, karena mengandung asam amino yang lengkap dan seimbang serta mudah dicerna. Akan tetapi susu juga mempunyai kelemahan karena merupakan media yang sangat baik untuk pertumbuhan mikroba, sehingga mudah rusak dan bahkan dapat bertindak sebagai sumber penularan penyakit pada manusia. Susu segar mengandung protein dan calsium standar dalam jumlah cukup yakni mengandung 11 asam amino esensial, dan kadar calsium sekitar 1,15 gram Ca tiap 1 liter susu, dan jumlah ini
5
memenuhi kebutuhan orang dewasa yakni 1,0 gram /hari, wanita hamil, bayi, balita dan anakanak perlu 1,0 gram/hari demikian ibu-ibu menyusui perlu 2,0 gram/hari (Yustinus, 2004). Susu kuda liar banyak dijual di masyarakat dan menjadi sangat populer penggunaannya, yang diasumsikan sebagai obat karena dianggap mempunyai kasiat yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa susu kuda liar murni kandungan gizinya tinggi dan mengandung komponen bioaktif protein dengan berat molekul rendah antara 14.400 kD – 21.500 kD, hal ini menunjukkan adanya senyawa lisozim dan senyawa antitripsi, dan mengandung 11 jenis asam amino (esensial dan non esensial) dan 12 jenis asam lemak (jenuh dan tak jenuh) (Jacobsen, 2004). Selama ini bukan tidak benar anggapan masyarakat yang mengatakan bahwa dengan minum susu akan dapat meningkatkan tekanan darah tinggi, sehingga masyarakat lebih cenderung memilih susu yang berkadar lemak rendah. Di Jepang, perbandingan orang yang menderita tekanan darah tinggi adalah 4 : 1, dimana dalam 4 (empat) orang jumlah penduduk terdapat 1 orang yang menderita tekanan darah tinggi, dan jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah. Demikian juga keadaan di Negara kita tercinta Indonesia, penyakit hipertensi akan terus menghantui dalam kehidupan kita, karena tekanan darah tinggi termasuk penyakit yang tidak menunjukkan tanda-tanda jelas. Sebahagian besar penyebabnyapun masih misterius. Sekitar 95% penderitanya tidak diketahui penyebabnya dengan jelas dan hipertensi yang begini biasanya disebut hipertensi primer. Sisanya hanya 5% diketahui dengan jelas penyebabnya, umumnya penyakit ginjal kronis dan disebut hipertensi sekunder. Komponen bioaktif dalam susu dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk protein, lemak, dan karbohidrat. Salah satu sumber yang paling dominan berasal dari protein. Casein merupakan salah satu sumber protein utama susu, yang berjumlah sekitar 80% total protein susu. Sedangkan whei merupakan bentuk protein lainnya dengan kontribusi sekitar 20% dari total protein susu . Sedangkan Lemak tidak terbatas pada trigliserida saja, tetapi semua yang termasuk dalam golongan lipida. Asam lemak rantai pendek ini membuat susu mudah diserap tubuh untuk menghasilkan energi serta mengaktifkan fungsi semua kelenjar endokrin, organ serta jaringan tubuh tanpa membentuk kolesterol maupun jaringan adiposa (lemak). Asam laurat berfungsi sebagai antivirus dan anti-bakteri, efektif sebagai agen antikaries serta antiplak. Asam laurat dapat diubah menjadi monolaurin dan memiliki khasiat sebagai antivirus, antibakteri, dan antiprotozoa, sehingga dapat melindungi bayi dari virus, seperti herpes, HIV, protozoa (lamblia), dan bakteri (clamidya dan helicobacter), kemampuan membunuh virus terutama oleh asam laurat, yaitu monolaurin, kemudian diikuti oleh asam kaprilat, asam kaprat, dan asam miristat (Jacobsen, 2004). Beberapa komponen bioaktif dalam susu yang dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi resiko beberapa penyakit, antara lain kaseinfosfopeptida (CPP), peptida antihipertensi, laktoferin, glikomakropeptida, asam linoleat terkonjugasi (CLA), asam miristat, sphingomyelin, asam butirat, dan asam laurat (Amhar, 1998a,b ). Susu kambing dan produk olahannya mengandung berbagai senyawa bioaktif yang konsentrasinya dapat ditingkatkan melalui fermentasi. Salah satu olahan produk tersebut dikenal dengan kefir. Beberapa senyawa bioaktif dapat mengurangi kerusakan DNA, terutama disebabkan oleh adanya radikal bebas dan menghambat pertumbuhan mikroba. Senyawa tersebut adalah laktoferin, like-laktoferin dan peptida lainnya yang mempunyai aktivitas antimikroba dan antioksidan. Senyawa bioaktif tersebut dipengaruhi oleh panas yang dapat mendenaturasi protein, namun dengan fermentasi lebih lanjut pembentukan peptida novel akan diproduksi.
6
Dari berbagai kelebihan kandungan peptida bioaktif dalam susu serta cukup banyak sumber bahan baku penghasil susu di Indonesia, maka perlu dilakukan analisis komponen gizi, bioaktif protein dan lemak dalam susu. Perlu dilakukan suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui berbagai jenis protein dan peptida yang merupakan komponen bioaktif yang terdapat dalam susu. Berdasarkan komponen bioaktif yang dikandung tersebut apakah ada kaitan dengan asumsi yang menyatakan bahwa susu dapat digunakan sebagai obat alternatif alami yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Penelitian sudah dilakukan terhadap isolasi peptida anti darah tinggi dari protein susu dan sekaligus identifikasi struktur kimianya (Amhar, 2004 dan Amhar, 1998). Identifikasi struktur kimia penting dilakukan karena menyangkut mempermudah formulasi suatu produk dalam penerapannya kepada konsumen. Susu terlebih dahulu dicernakan dengan menggunakan tujuh jenis enzim pencernaan yaitu pepsin, tripsin, kimotripsin, proteinase-K, aktinase-E, termolisin dan papain, yang dilakukan pada kondisi optimal terhadap buffer, pH dan suhu (Tabel 2). Dari pencernaan ketujuh jenis enzim tersebut, ternyata pencernaan dengan menggunakan enzim proteinase-K dapat menghasilkan peptida antihipertensi yang sangat kuat. Tabel 2. Kondisi optimal buffer, pH dan temperature terhadap 7 jenis enzim pencernaan. Enzim Bufer pH Temperatur (oC) Pepsin 0.05N HCl 2.0 25 Tripsin 0.02M Tris-HCl 8.0 37 Kimotripsin 0.02M CH3COONH4 8.0 25 Proteinase-K 0.02M Tris-HCl 7.5 25 Aktinase-E 0.02M Tris-HCl 8.0 37 Termolisin 0.02M Tris-HCl 8.0 37 Papain 0.02M Sodiumphosphate 7.5 37 Sumber: Amhar (2006) dan Amhar (1999). Penelitian dilakukan dalam dua tahapan yaitu secara in vitro dan in vivo. Secara in vitro, dilakukan untuk mengetahui aktivitas penghambat enzim pengubah angiotensin. Enzim pengubah angiotensin adalah suatu glikoprotein yang ditemukan dalam paru, sel-sel endotel dan plasma, mengeluarkan 2 asam amino dengan ujung terminal karboksil dari dekapeptida angiotensin I, hingga terbentuk angiotensin II dalam suatu tahap yang diperkirakan terbatas kecepatan reaksinya seperti yang digambarkan pada Gambar 1. Berbagai analog nonapeptida angiotensin I dan beberapa lainnya bekerja secara inhibitor kompetitif terhadap enzim pengubah angiotensin, dan digunakan untuk mengobati penyakit hipertensi yang tergantung pada rennin (Amhar, 1998a,b). Sedangkan secara in vivo, dilakukan pengukuran penurunan tekanan darah pada tikus SHR (Spontaneously Hypertensive Rats). Penggunaan tikus SHR dalam penelitian ini karena anotomi system peredaran SHR tersebut sama dengan anotomi system peredaran darah pada manusia. Sampel yang mengandung peptida bioaktif Ile-Pro-Ala (pencernaan susu dengan enzim proteinase-K) diberikan kepada tikus SHR sebanyak 8 mg/kg berat badan dan tekanan darah SHR diukur setelah 4 jam pemberian sampel. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis dan lama pemberian tersebut dapat menurunkan tekanan darah sampai -55 mmHg (Amhar, 1999a). Suatu hasil yang sangat significant terhadap penurunan tekanan darah, sehingga peptida antihipertensi tersebut hak patennya langsung dibeli oleh suatu perusahaan industri pangan 7
terkenal di Negeri Sakura dan produk minuman kesehatan untuk penderita hipertensi yang mengandung peptida Ile-Pro-Ala, masih beredar di pasaran sampai sekarang. Berbagai komponen bioaktif lain dalam susu, daging atau produk peternakan lainnya masih belum diteliti secara intensif, dan ini merupakan suatu peluang yang sangat baik bagi peneliti dalam bidang ilmu terkait untuk merapatkan barisan, membuat suatu payung riset yang didalamnya terdapat sub-sub riset kerjasama dari berbagai disiplin ilmu yang akhirnya harus bermuara kepada payung riset tersebut. Relevansi dari penemuan peptida bioaktif di atas, Laboratorium Teknologi Hasil Peternakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala, sedang meneliti secara intensif dan berkelanjutan dengan menggunakan materi yang berbeda yaitu dadih (susu kerbau yang sudah difermentasikan secara alami). Penelitian juga mengarah kepada isolasi peptida bioaktif dari dadih dan menentukan rumus kimianya. Mungkin saja kita akan dapat menghasilkan peptida bioaktif yang akan dapat menyembuhkan penyakit lain seperti kanker dan lain-lain tanpa ada suatu efek samping. InsyaAllah, Dalam waktu yang tidak terlalu lama, kami dari Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala akan dapat mewujudkan impian tersebut, semoga, amin ya rabbal alamin.
Angiotensinogen
:Asp-Arg-Val-Tyr-Ile-His-Pro-Phe-His-Leu-Leu-Var-Tyr-Ser…….Protein Trypsin
Tetradecapeptida
: Asp-Arg-Val-Tyr-Ile-His-Pro-Phe-His-Leu-Leu-Var-Tyr-Ser Renin (EC 3.4.23.15)
Angiotensin I
: Asp-Arg-Val-Tyr-Ile-His-Pro-Phe-His-Leu ACE (EC 3.4.15.1)
Angiotensin II
: Asp-Arg-Val-Tyr-Ile-His-Pro-Phe Amino peptidase
Heptapeptidase
: Arg-Val-Tyr-Ile-His-Pro-Phe Amino peptidase
Hexapeptidase
: Val-Tyr-Ile-His-Pro-Phe Angiotensinases
Inactive fragments Gambar 1. Skema Peranan ACE dalam system rennin – angiotensin (Amhar, 1997a,b dan Amhar, 1996a,b) 8
Pembahasan Penemuan
Gambar 1. Penampilan kromatogram peptida anti darah tinggi dengan menggunakan kromatografi cairan.
Penampilan kromatogram (Gambar 1) peptida anti darah tinggi dari protein susu yang sudah dicernakan oleh enzim Proteinase-K (EC 3.4.21.14) dengan menggunakan kromatografi cairan. Terdapat 6 (enam) fraksi peptida bioaktif yang sangat potensial untuk anti hipertesi yaitu a, b, c, d, e dan f. Masing-masing fraksi peptida tersebut ditampung cairannya melalui kromatografi cairan, yang selanjutnya hasil tampungan tersebut di uji kembali kemurniannya untuk tahap pertama dengan menggunakan kolom yang sama. Hasil pengujian lanjutan tersebut dapat dilihat kromatogramnya pada Gambar 2. Keenam jenis fraksi peptida bioaktif (Gambar 1) mempunyai bentuk kromatogram yang spesifik. Dari bentuk yang spesifik tersebut dapat diramalkan bahwa baik jumlah dosis dan susunan sekuent asam amino serta kekuatan sebagai peptida anti hipertensi sangat berbeda antara masing-masing fraksi peptida tersebut. Bentuk fraksi peptida b, terlihat sangat bersih dan mengandung satu fraksi murni. Setelah dilakukan pengujian lebih lanjut (Gambar 2) ternyata mempunyai dua fraksi yang sangat sukar dilakukan pemurnian. Bentuk kromatogram runcing dan pendek, ternyata di dalam fraksi peptida b inilah muncul sebuah peptida yang mempunyai kekuatan peptida anti hipertensi yang kuat. 9
Gambar 2. Kromatogram pengujian kemurnian tahap kedua dengan menggunakan kromatografi Filtrasi Gel. Bentuk kromatogram (Gambar 2) pengujian kemurnian kedua dengan menggunakan kromatografi filtrasi gel. Masing-masing peptida (a, b, c, d, e, f) pada Gambar 1 dimurnikan kembali sehingga hasilnya ternyata masih tercampur dengan komponen lain. Pada pengujian kemurnian pertama dengan menggunakan kromatografi cairan, hasilnya sangat bersih dan murni. Dari hasil pemurnian pertama tersebut, masing-masing fraksi petida ditampung kembali dan selanjutnya dilakukan pengujian pemurnian lanjutan dengan menggunakan kromatografi filtrasi gel, ternyata masing-masing fraksi peptida tersebut masih terlihat tercampur dengan komponen peptida lainnya. Hanya fraksi peptida (d dan f) yang menampakkan hasil yang relative lebih murni dibandingkan dengan fraksi lain. Fraksi peptida (a, b, c dan e) masih terlihat jelas tingkat kemurniannya belum bersih. Fraksi peptida c, terdiri dari c1 dan c2 yang kadar komposisinya hampir sama. Khusus pada fraksi peptida b, yang terdiri dari b1 dan b2. Sepintas lalu fraksi peptida b1 relatif potensinya lebih kuat dibandingkan dengan fraksi peptida b2. Hasil analisis lebih lanjut ternyata fraksi peptida b2 mempunyai kekuatan peptida anti darah tinggi yang sangat kuat dibandingkan dengan fraksi-fraksi peptida yang lain. Struktur sekuent asam amino dari masing-masing fraksi peptida tersebut adalah seperti yang dipaparkan pada Tabel 3. Ke enam fraksi peptida anti darah tinggi tersebut dilakukan pengujian baik secara invitro maupun secara in vivo. Dari hasil pengujian baik secara in vitro maupun secara in vivo hanya tripeptida Ile-Pro-Ala (fraksi b2) yang menghasilkan potensi peptida anti hipertensi yang sangat kuat. Sedangkan fraksi peptida yang lain juga mempunyai potensi anti hipertensi, namun kekuatannya relative lemah. Untuk lebih memastikan kemurnian tripeptida Ile-Pro-Ala, 10
dilakukan pengujian kemurnian lebih lanjut dengan menggunakan elektroforesis kapilari. Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.
Tabel 3. Struktur peptida bioaktif anti hipertensi dari protein susu Peptida Sekuen a Val-Tyr-Pro-Phe-Pro-Gly
Original β-Cn:f59-64e
b1
Gly-Lys-Pro
β2-m:f18-20
b2
Ile-Pro-Ala
β-Lg:78-80
c2
Phe-Pro
SA:f221-222
d
Val-Tyr-Pro
β-Cnd:f59-61
f
Thr-Pro-Val-Val-Val-Pro-Pro-Phe-Leu-Gln-Pro
β-Cnd:f80-90
Setelah diuji secara in vivo pada SHR, ternyata panjangnya rantai sukuen asam amino tidak menentukan kuatnya pengaruh anti hipertensi. Hanya tripeptida b2 (Ile-Pro-Ala) yang mempunyai kekuatan anti hipertensi yang sangat kuat. Suatu hal yang sangat menarik terlihat pada Tabel 3 adalah keenam sampel peptida bioaktif tersebut mengandung residu Proline (Pro) dalam rantai peptidanya. Peptida a dan b2, mengandung residu proline yang terdapat pada posisi tengah rantai peptidanya, sedangkan peptida lainnya (b1, c2, d dan f) terdapat residu proline pada posisi C-terminal dari rantai peptidanya. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil yang telah ditemukan oleh beberapa peneliti lain diantaranya melaporkan bahwa kalau terdapatnya satu atau beberapa residu proline dalam rantai peptidanya akan mempunyai potensi anti darah tinggi yang lebih baik dibandingkan dengan rantai peptida yang sama sekali tidak mengandung residu proline. Perlu penelitian lebih lanjut tentang penentuan posisi proline yang diapit oleh jenis asam amino tertentu, yang dapat menghasilkan potensi yang kuat terhadap aktivitas anti darah tinggi. Proline merupakan satu-satunya asam amino dasar yang memiliki dua gugus samping yang terikat satu-sama lain (gugus amino melepaskan satu atom H untuk berikatan dengan gugus sisa). Akibat strukturnya ini, prolin hanya memiliki gugus amina sekunder (-NH-).
Proline
Proline 11
Beberapa pihak menganggap prolin bukanlah asam amino karena tidak memiliki gugus amina tapi memiliki gugus imina, namun pendapat ini tidak tepat. Adanya rantai siklik yang terbentuk antara gugus amina dan residu menyebabkan prolin memiliki karakter yang khas (relatif sangat kaku) dan menentukan konformasi protein secara kuat. Prolin dapat berperan sebagai pengubah struktur α-heliks dan juga sebagai titik belok bagi β-sheets. Hal inilah yang menyebabkan dapat menjadi potensi komponen bioaktif yang sangat kuat sebagai peptida anti darah tinggi. Tripeptida Ile-Pro-Ala seperti yang tercantum pada Tabel 3 adalah originalnya berasal dari fraksi protein β-Laktoglobulin pada sekuen 78-80 ( β-Lg:78-80 ) seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3. H-Leu-Ile-Val-Thr-Gln-Thr-Met-Lys-Gly-Leu-Asp-Ile-Gln-Lys-Val-Ala-Gly-Thr-Trp-Tyr- SerLeu-Ala-Met-Ala-Ala-Ser-Asp-Ile- Ser- Leu-Leu-Asp-Ala-Gln-Ser-Ala-Pro-Leu-Arg-Val-TyrVal-Glu-Glu-Leu-Lys-Pro-Thr-Pro-Glu-Gly-Asp-Leu-Glu-Ile- Leu-Leu-Gln-Lys-Trp-Glu-AsnGly-Glu-Cys-Ala-Gln-Lys-Lys-Ile- Ile- Ala- Glu- Lys-Thr-Lys-Ile-Pro-Ala-Val- Phe-Lys-IleAsp-Ala-Leu-Asn-Glu-Asn-Lys-Val-Leu-Val-Leu-Asp-Thr-Asp-Tyr-Lys-Lys-Tyr-Leu-Leu-PheCys-Met-Glu-Asn-Ser-Ala-Glu-Pro-Glu-Gln- Ser-Leu-Ala-Cys-Gln-Cys-Leu-Val-Arg-Thr-ProGlu-Val-Asp-Asp-Glu-Ala-Leu-Glu-Lys-Phe-Asp-Lys-Ala-Leu-Lys-Ala- Leu-Pro-Met-His-IleArg-Leu- Ser-Phe-Asn-Pro-Thr-Gln-Leu-Glu-Glu-Gln-Cys-His-Ile-OH Gambar 3. Struktur Primer -Laktoglobulin.
Gambar 4. Kromatogram elektroforesis kapilari pada pengujian kemurnian fraksi peptida tahap ketiga 12
Penampilan kromatogram pemurnian lebih lanjut similaritas antara bentuk kromatogram standard Ile-Pro-Ala dengan bentuk kromatogram isolasi fraksi peptida Ile-Pro-Ala (Gambar 4). Hasil analisis kromatogram ternyata hasilnya, baik bentuk komatogram maupun waktu elusi sangat sesuai antara standard Ile-Pro-Ala dengan fraksi hasil isolasi Ile-Pro-Ala. Untuk lebih meyakinkan lagi kepastian ataupun kemurnian antara standard Ile-Pro-Ala dengan fraksi hasil isolasi Ile-Pro-Ala, dilakukan pengujian lebih lanjut dengan analisis Maldi Tof Mass Spectra. Hasil kromatogram Maldi Tof Mass Spectra ternyata persis sama (kromatogram tidak ditampilkan) antara standard dan fraksi peptida hasil isolasi Ile-Pro-Ala.
Gambar 5. Kromatogram hasil analisiss sekuensi protein dengan Automated Edman Degradation.
Penampilan kromatogram pemurnian akhir untuk meyakinkan kemurnian dari masingmasing bentuk kromatogram standard asam amino Isoleucine (Ile), Proline (Pro) dan Alanine (Ala) dengan sekuen isolasi peptida Ile, Pro dan Ala. Dari Gambar 5 terlihat dengan jelas bahwa masing-masing bentuk standad Ile, Pro dan Ala persis sama baik bentuk ataupun waktu elusi dengan hasil isolasi fraksi Ile, Pro dan Ala. Pengujian kemurnian berlapis perlu dilakukan dengan teliti dan valid, karena menyangkut dengan formulasi yang akan di substitusikan kedalam suatu produk pangan, baik dalam bentuk minuman ataupun dalam bentuk makanan.
13
Gambar 6. Skema preparasi ekstrak enzim dari jaringan paru, ginjal, jantung dan testes.
Peptida anti hipertensi hasil isolasi Ile-Pro-Ala, Setelah 4 jam pemberian kepada tikus SHR melalui alat Zonde yang langsung dimasukkan ke dalam lambung, SHR tersebut dimatikan dan jaringan dalam khususnya paru, ginjal, jantung dan testes diambil dan dimasukkan kedalam larutan fisiologis dan kemudian masing-masing organ dalam tersebut dianalisis untuk melihat kekuatan aktivitas enzim pengubah angiotensin. Dari hasil rangkaian analisis dapat menghasilkan, bahwa organ ginjal yang dapat menunjukkan potensi kerja enzim pengubah angiotensin paling kuat.
Kesimpulan Komponen bioaktif dalam makanan, baik yang bersifat negatif ataupun positif, terbentuk secara alami dan/atau selama proses pengolahan. Komponen bioaktif dari protein adalah turunan asam amino, bersifat protektif terhadap kesehatan dan bahkan dapat mencegah berbagai penyakit. Komponen bioaktif peptida Ile-Pro-Ala yang terkandung dalam protein susu adalah sangat potensial sebagai peptida anti hipertensi.
14
Saran Perlu dilakukan penelitian lebih intensif tentang identifikasi komponen bioaktif baru dari berbagai bahan pangan alami lainnya yang dapat bermanfaat bagi kesehatan manusia.
Rujukan Amhar, A. 2006. Isolasi Penghambat Aktivitas Enzim Pengubah Angiotensin. Jurnal Agripet. Fakultas Pertanian Unsyiah Amhar, A. 2004. Isolation of Anti Hypertensive Peptidas from Milk Protein. Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture. Undip University. Amhar, A. 1999a. Degradation of milk protein by different heating process. Proceeding of the Third Symposium on Agri-Bioche. Japan. Amhar, A. 1999b. Purification of angiotensing enzyme inhibitory peptida in several organs of spontaneously hypertensive rats. Proceeding of the Third Symposium on Agri-Bioche. Japan. Amhar, A. 1998a. Structural analysis of new antihypertensive peptidas derived from cheese whey protein by proteinase-K digestion. Journal of Dairy Science. Amhar, A. 1998b. Characterization and purification of an antihypertensive peptida from sweet cheese whey .Innovasi.The Indonesian Student Association in Japan. Amhar, A. 1998e. Studies on derivation of angiotensin converting enzyme inhibitory peptidas derived from milk products. PPI Hiroshima. Japan. Amhar, A. 1997. Development of a new type of fermented cheese whey beverage with inhibitory effects againts angiotensin converting enzyme. Tohoku Journal of Agricultural Research. Amhar, A. 1996a. New derivation of the inhibitory activity against angiotensin converting enzyme (ACE) from sweet cheese whey. Tohoku Journal of Agricultural Research. Amhar, A. 1996b. A new derivation of bio-active peptidas from proteins in sweet cheese whey by protease digestion. Proceeding The AAAP Animal Science Congress. Anggraini, S. 2008. Keamanan pangan kaitannya dengan penggunaan bahan tambahan dan kontaminan. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Farnsworth, N. R. 1996. Biological and Phytochemical Screening of Plants, of Pharm. Sci. Heru, Y dan E. Sahara. 2012. Komponen bioaktif protein dan lemak dalam susu kuda liar. Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan. Jakarta. 15
Jacobsen, C. 2004. Developing polyunsaturated fatty acids as functional ingredients. In: Functional foods, ardiovascular disease and diabetes. Edited by: A. Arnoldi. 2004. CRC Press. Boca Raton. Jiménez, C,F., J. Carballo., and S. Cofrades. 2001. Healthier meat and meat products: their role as functional foods. Meat Science. Larsen, R., K.E. Eilersten and E.O. Elvevoll, E.O. 2011. Health benefits of marine foods and ingredients. Biotechnology Advaces 29. Lilik, E.R., H. Purnomo dan E.S. Widyastuty. 2010. Peningkatan Komponen Bioaktif Laktoferin dan Kasein-Fosfopeptida Susu Kambing Melalui Fermentasi dan Aktivitasnya Sebagai Antimikroba-Antioksidan Serta Peranannya Sebagai Pangan Fungsional. Universitas Brawijaya. Malang. Silalahi. 2002. J. Anticancer and health protective properties of citrus fruit components. Asia Pasific J Clin Nutr. Yustinus, M. 2004. Serat pangan dalam perspektif ilmu gizi. Yogyakarta.
16
Universitas Gajah Mada.
Daftar Riwayat Hidup Nama Lengkap NIP Tempat/Tanggal Lahir Pekerjaan Jabatan Pangkat/Golongan Alamat Rumah Alamat Kantor Nomor HP Email Orang Tua Isteri Anak
Menantu Cucu
: Prof. Dr. Ir. Amhar Abubakar, MS : 196105031986031003 : Aceh Timur, 3 Mei 1961 : Dosen Fakultas Pertanian Unsyiah : Lektor Kepala : Pembina Utama Muda/IVd : Geuceu Komplek Jl. Res. Danu Broto No. 4 Banda Aceh : Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala : 081360345253 :
[email protected] : Ayah : Tgk. Abubakar Yacob (Alm) Ibu : Hj. Fatimah Hasyim : Dra. Hj. Mutia Alinda : Geta Ambartiasari, SE Hazful Maizi, S.Tel. Saddalqous, S.Kes. Khansa Najla : M. Nashar, S.Pd.I, SE : Rahadatul Ash’ Armita
Riwayat Pendidikan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
SDN No. 5 Idi SMPN No. 1 Idi SMAN No. 1 Idi FKHP Unsyiah Pasca Sarjana IPB Tohoku University, Sendai, Japan
: Tamat 1973 : Tamat 1976 : Tamat 1980 : Tamat 1984 : Tamat 1993 (S2) : Tamat 1999 (S3)
Riwayat Kepangkatan 1 Maret 1987 1 Oktober 1987 1 Januari 1990 1 Oktober 1993 1 Oktober 1996 1 Oktober 2000
: Calon Pegawai Negeri Sipil ( 80% ) : Penata Muda ( III/a) Asisten Ahli Madya : Penata Muda Tkt. I (III/b) Asisten Ahli : Penata (III/c) Lektor Muda : Penata Tkt. I (III/d) Lektor Madya : Pembina (IV/a) Lektor Kepala 17
1 Oktober 2002 1 Oktober 2004 1 September 2007 1 April 2008
: Pembina Tkt. I (IV/b) Lektor Kepala : Pembina Utama Muda (IV/c) Lektor Kepala : Guru Besar dalam Bidang Bioteknologi Pangan : Pembina Utama Madya (IV/d) Lektor Kepala
Penelitian dan Publikasi : Amhar, A. 2010. Identifikasi Spesies Daging Segar dan Olahan Secara Imunologi. Dana Riset Strategis Dikti 2010. Amhar, A. 2009. Identifikasi Spesies Daging Segar dan Olahan Secara Imunologi. Amhar, A. 2008. Identifikasi Pencampuran daging dengan menggunakan protein spesifik daging sapi secara imunologi. Amhar, A. 2006. Isolasi Penghambat Aktivitas Enzim Pengubah Angiotensin. Jurnal Agripet, Vol. 6 No. 2. Fakultas Pertanian Unsyiah Amhar, A. 2004. Isolation of Anti Hypertensive Peptidas from Milk Protein. Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture. Vol.29 No. 3. Undip University. Amhar, A. 2001. Identifikasi Spesies Daging secara Elektroforesis dan Imunologi. Jurnal Agripet. Vol.2, Nomor 1. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh Amhar, A. 2000. Deteksi Kepalsuan Daging melalui Uji Agar Gel Presipitasi. Proceedings Temu Ilmiah. Persatuan Pelajar Indonesia. Jepang Amhar, A. 2004. Isolation of Anti Hypertensive Peptidas from Milk Protein. Journal of the Indonesian Tropical Animal Agriculture. Vol.29 No. 3. Undip University. Amhar, A. 1999. Degradation of milk protein by different heating process. Proceeding of the Third Symposium on Agri-Bioche. Japan. 20-25. Amhar, A. 1999. Purification of angiotensing enzyme inhibitory peptida in several organs of spontaneously hypertensive rats. Proceeding of the Third Symposium on Agri-Bioche. Japan. 81-86. Amhar, A. 1998. Structural analysis of new antihypertensive peptidas derived from cheese whey protein by proteinase-K digestion. Journal of Dairy Science. 81:3131-3138. 18
Amhar, A. 1998. Characterization and purification of an antihypertensive peptida from sweet cheese whey .Innovasi.The Indonesian Student Association in Japan. 8:1-7. Amhar, A. 1998. The production of Lactic acid from Lactobacillus acidophilus. Inovasi.The Indonesian Student Association in Japan. 8:13-21. Amhar, A. 1998. Identifikasi peptida anti darah tinggi dari kasein. Inovasi. The Indonesian Student Association in Japan. 8:22-30. Amhar, A. 1998. The resistance of ß-lactoglobulin to peptic and chymotryptic digestion PPI. Japan. 34-39. Amhar, A. 1998. Studies on derivation of angiotensin converting enzyme inhibitory peptidas derived from milk products. PPI Hiroshima. Japan. 108-112. Amhar, A. 1998. Penghambat aktivitas enzim pengubah angiotensin dari protein whei. PPI Hiroshima. Japan.123-129. Amhar, A. 1998. Penemuan baru peptida anti darah tinggi yang terkandung dalam protein susu. Scientific Writing Contest III. PPI. Japan. 21-35. Amhar, A. 1998. Hidrolysis of ß-Lactoglobulin by various proteases. J. Agrista, 2:165-174. Amhar, A. 1998. How to increase ß-Lactoglobulin susceptibility to peptida hydrolysis.J. Agrista. 2:258-271. Amhar, A. 1997. Development of a new type of fermented cheese whey beverage with inhibitory effects againts angiotensin converting enzyme. Tohoku Journal of Agricultural Research. 48:15-23. Amhar, A. 1997. Fermented cheese whey beverage with inhibitory effects against angiotensin converting enzyme. Inovasi.PPI. Japan. 108-115. Amhar, A. 1996. New derivation of the inhibitory activity against angiotensin converting enzyme (ACE) from sweet cheese whey. Tohoku Journal of Agricultural Research. 47:1-8. Amhar, A. 1996. A new derivation of bio-active peptidas from proteins in sweet cheese whey by protease digestion. Proceeding The AAAP Animal Science Congress. 2:1038-1039. Workshop/Seminar/Study Comparative : 1. Keynote Speaker pada Seminar Kebangsaan dengan tema “Pentingnya Pemahaman Ideologi, Konstitusi dan Hak Azazi Manusia (HAM), Wawasan Nusantara serta Bebas Narkoba” Di Kampus Politeknik Indonesia Venezuela (Poliven) Aceh, 22 Desember 2012. 19
2. Peserta pada Workshop “Pembelajaran Rekonstruksi Aceh Nias” di Ballroom B, Sangri-La Hotel Jakarta, 17 Desember 2012. 3. Pemateri pada Workshop “ Finalisasi Proyek Aceh Economy Develepment Financing Facility, kendala, Outcome, Lesson Learn, Exit Stategy dan Konsep Keberlanjutan” di Bappeda Aceh, 5 Desember 2012. 4. Pemateri pada Workshop “Lesson Learning and Exit Stategy project Aceh Economy Development Financing Facility (AEDFF)” di Pade Hotel Banda Aceh, 26-29 November 2012. 5. Pemateri pada Workshop Nasional “Kesinambungan Program Peningkatan Ekonomi Aceh” di Hermes Palace Hotel, 22 November 2012. 6. Participans at International Conference “Lesson from Indonesia Experiences In Disaster Reconstruction and Preparedness” at Pulmans Central Park, Jakarta Pusat.November 12, 2012. 7. Pembicara pada Workshop Nasional “Pembahasan Pemutakhiran Data Proyek” Aceh Economy Development Financing Facility, di Lombok NTB, 8-10 November 2012. 8. Peserta seminar “Kesinambungan Rekonstruksi Aceh – Nias” di Bappenas, 30 Juli 2012. Jakarta. 9. Pemateri pada Wokshop Nasional “Tindak Lanjut dan Penyelesaian Audit Proyek Aceh Economy Development Financing Facility” di Redtop Hotel Jakarta, 26-27 Juni 2012. 10. Nara sumber pada “Training of Trainer (TOT) Field Training” di Aseng Farm Center, Sumatera Utara Medan Oleh NGO Islamic Relief, 14-15 June 2012. 11. Study Comparative tentang Peluang Pasar ekspor pada “Pameran Internasional tentang produk-produk Organik” bersama NGO AAA di Hongkong, Agustus 2012. 12. Study Comparative tentang “Teknologi Pengolahan Hasil-Hasil Produk Perikanan dan Management Koperasi” bersama NGO ADF di Thailand dan Malaysia, Mei 2012. 13. Pemateri pada Workshop Tindak Lanjut dan Penyelesaian Audit Proyek AEDFF. Hotel Redtop, 26-27 Juli 2012. Jakarta.
20
14. Nara Sumber pada Rapat Koordinasi Aceh Economy Development Financing Facility Lingkup Pemerintah Aceh” di Bappeda Aceh, 18 Agustus 2011. 15. Pemateri pada Workshop Nasional “Penguatan Kapasitas Perencanaan Pengembangan Produk Unggulan Kabupaten (Prukab) dan Pengembangan Kemitraan dengan Swasta di Hotel Pangrango 3 Bogor, 20-23 Juli 2011. 16. As Presenter at Workshop Nasional Progres Review of Muslem Aid International Aceh Economy Development Facility (MAI-AEDFF) Project, On July 19, 2011 Bireun, Aceh. 17. Nara Sumber pada Workshop Nasional “Penguatan Kapasitas Pengelolaan Proyek” di Hotel Pangrango 3, Bogor, 20-23 Juli 2011. 18. Pengamat pada Training Project Management for Implementor Aceh Development Financing Facility Project In Takengon, Juni 6-8, 2011. 19. Pengamat pada Training Design of Detail Project Proposal for Bappeda. In Sabang, May 1-4, 2011. 20. Study Comparative tentang “Pembangunan Ekonomi Koperasi” di Canada dengan NGO CCA. Mei 2011. 21. Pemateri pada Workshop Nasional “Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Aset Proyek Aceh Economic Development Financing Facility” di Hotel Shahid Jakarta Pusat, April 11-12, 2011. 22. International Conference “Aceh Cocoa Conference 2011” di Hermes Palace Hotel Banda Aceh, March 10-11, 2011. 23. Workshop Nasional “Koordinasi Project Economy Development Financing Facility”dengan Bappenas, Kementerian Pembangunan Daerah Terpencil, World Bank dan NGO International dan Local, di Bappenas Jakarta, 21-23 Februari 2011. 24. Workshop Nasional “Procedure Disbursment to SiE and Procurement Procedure” di Hotel Hermes Banda aceh, 22-23 Juli 2010. 25. International Seminar “World Cocoa Foundation” di Utrecht Belanda with Swisscontact NGO on May 19-20, 2010.
21
26. Nara Sumberpada Workshop Nasional“ Pengelolaandan Pertanggung-jawaban asset proyek Aceh Economy Development Financing Ficility” di Hotel Sahid Jakarta, 12 April 2012. 27. Workshop Nasional “Pembahasan kegiatan Aceh Economy Development Financing Facility dengan 8 (delapan) NGO International (SC, IOM, CCR, CCA, MA, IR, AAA, ADF) di Hotel Acasia Jakarta, April 2010. 28. Workshop Nasional tentang Evaluasi Teknis Kegiatan Aceh Economic Development Financing Facility (AEDFF) di Hotel Grand Cemara Jakarta, Maret 2010 29. Workshop Nasional tentang Tata administrasi dan keuangan pinjaman dan hibah luar negeri di Jakarta 2009. 30. Workshop Nasional tentang Penyusunan rencana strategis dalam rangka mendukung proyek fasilitasi pembiayaan pembangunan ekonomi Aceh (AEDFF) di Jakarta, 2009. 31. Workshop Nasional tentang Konsep Pembangunan daerah kumuh, di Jakarta, 2008. 32. Workshop Nasional tentang konsep pembangunan agroindustri dalam meningkatkan ketahanan pangan, di Jakarta, 2008.. 33. Training of Trainer (TOT) tentang Usaha Peternakan mandiri di Bogor, Tahun 2006. 34. TOT Pembangunan Pemerintahan Kabupaten/Kota Oleh Bappenas di Cianjur Jawa Barat 2003. 35. TOT Pembangunan irigasi oleh Bappenas di Universitas Gajah Mada, Jogjakarta, 2002. 36. TOT
Manajemen Daerah Rawa Untuk Pembangunan Berkelanjutan oleh Bappenas di
Palembang, 2002.
Pengabdian Kepada Masyarakat : 1.
Sebagai Nara Sumberpada “Pertemuan Koordinasi Proyek Aceh Economy Development Financing Facility (AEDFF) Lingkup Pemerintah Aceh di Bappeda Aceh, 4 Desember 2012.
2.
Sebagai Nara Sumberpada “Pertemuan Koordinasi Proyek Aceh Economy Development Financing Facility (AEDFF) Lingkup Pemerintah Aceh di Bappeda Aceh, 18 Agustus 2011.
3.
Sebagai Nara Sumber pad “The Aceh Cocoa Conference, 2011” yang dilaksanakan oleh NGO Swisscontact, di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, 10-11 Maret 2011. 22
4.
Sebagai khatib pada Kutbah “WUQUF” di Arafah, Tahun haji 2010 di Arafah, 15 Oktober 2010. 5. Pelatihan Workshop Sarjana yang belum mendapatkan pekerjaan tetap dan pelaku bisnis wirausaha agroindustry, di Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh, 2010. 6. Pelatihan perbekalan keterampilan wirausaha mandiri tentang pengolahan hasil pasca panen perikanan bagi ibu-ibu korban konflik di Laboratorium Pengolahan Daging dan Ikan Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Darussalam Banda Aceh, 2008. 7. Pelatihan Wirausaha agroindustri hasil-hasil peternakan bagi sarjana yang baru tamat, 2007 8. Pelatihan demonstrasi pembuatan dendeng sapi bagi sarjana yang belum mempunyai pekerjaan tetap se kabupaten Aceh Timur, tahun 2006. 9. PembinaanWirausaha produk-produk pengolahan daging bagi pemuda putus sekolah se Daerah Istimewa Aceh di Banda Aceh, 2006.
23