Kandidat
Pelepasliaran
N y a r u M e n t e n g k e - 1 4 | O KT O B ER 2 0 1 6
r ia Semi-L Semi-Wild [in] Semi-liar adalah orangutan yang pada saat diselamatkan, sudah pernah dan/atau cukup sering berinteraksi dengan manusia, tapi masih berperilaku liar dan secara konsisten memperlihatkan kemampuan yang cukup untuk hidup mandiri di hutan. [en] Semi-wild orangutans are those who - at the time of rescue - have previously encountered humans yet have retained sufficient natural behaviours and vital skills to survive alone in the wild.
USRO
Setelah melewati masa karantina, Usro ditempatkan di Komplek Sosialisasi Nyaru Menteng dan kemudian dipindahkan ke Pulau Kaja pada 19 November 2014 untuk menjaga perilaku liar yang telah dimilikinya. Di Pulau Kaja, Usro dikenal sebagai orangutan yang ramah dan pandai bersosialisasi dengan orangutan lainnya. Ia juga tetap menghindari interaksi dengan manusia dengan mengeluarkan suara kiss-squeak sambil menggoyang-goyangkan dahan pohon dan melemparkan rantingranting setiap kali ada manusia mendekat.
[in] Usro tiba di Nyaru Menteng tanggal 13 Februari 2006 setelah diselamatkan dari seorang warga di wilayah Tuanan, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Ia tiba di Nyaru Menteng saat usianya 2,5 tahun berat 6 kilogram dan masih menunjukkan perilaku liar.
Usro kini berusia 13 tahun dan beratnya 42 kilogram. Setelah 10 tahun menjalani masa rehabilitasi yang menyenangkan, kini Usro telah siap untuk menjalani kehidupannya sebagai orangutan liar di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. [en] Usro came to Nyaru Menteng on February 13, 2006, after she was
rescued from a Tuanan resident of Kapuas Regency in Central Kalimantan. She was 2.5 years of age at the time, weighed 6 kilograms, and still exhibited some wild behaviour. After passing a quarantine period, Usro was placed in Nyaru Menteng’s Socialization Complex before being transferred to Kaja Island on November 19, 2014, so we could assess how much wild behaviour she had maintained. During her time on Kaja, Usro socialized well with her fellow island inhabitants. She has also maintained a dislike for human presence and will kiss-squeak and shake tree branches or throw twigs whenever she encounters people. Usro is now 13 years old and weighs 42 kilograms. After 10 years of rehabilitation, she is ready to live in the wilds of the Bukit Baka Bukit Raya National Park.
Sincan
[in] Sincan tiba di Nyaru Menteng bulan September 2004 di usia 3 tahun, setelah diselamatkan oleh BKSDA Kalimantan Tengah dan BOS Foundation Nyaru Menteng. Ia ditemukan di area konsesi perkebunan kelapa sawit di desa Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Berat badannya saat itu 12 kilogram dan masih menunjukkan perilaku liar. Setelah melewati masa karantina, ia ditempatkan di Komplek Sosialisasi Nyaru Menteng. Pada 19 November 2014, Sincan dipindahkan ke pulau pra-pelepasliaran di Pulau Kaja. Dikenal sebagai betina yang dominan; Sincan selalu menguasai feeding platform, memastikan dirinya mendapatkan buah terbanyak. Orangutan cantik berwajah oval ini mudah dikenali karena badannya yang berisi dan kulit wajah dan rambut yang berwarna coklat kehitaman. Sincan yang selalu waspada dengan lingkungan di sekelilingnya kini berusia 16 tahun dengan berat badan 42,1 kilogram. Ia tidak lama lagi akan
diberangkatkan dan dilepasliarkan di rumah sejatinya, di belantara Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. [en] Sincan came to Nyaru Menteng in September 2004 when she was 3 years old, after being rescued by a joint team from the Central Kalimantan BKSDA and BOS Foundation Nyaru Menteng. She was found in an oil palm concession area in Parenggean village of Central Kalimantan’s East Kotawaringin Regency, weighing 12 kilograms and still exhibiting wild behaviours. After passing through quarantine, Sincan was placed in Nyaru Menteng’s Socialization Complex and moved to Kaja pre-release island on November 19, 2004. As a dominant female, Sincan rules the feeding platform making sure she has access to plenty of fruit. This oval-faced beauty is identified by her bulky frame and blackish-brown facial skin.
Ever-observant Sincan is now 16 years of age and weighs 42.1 kilograms. She will soon be released to the natural forest of the Bukit Baka Bukit Raya National Park.
KUMBA
[in] Kumba diselamatkan dari area perkebunan kelapa sawit di wilayah Kecamatan Antang Kalang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, pada 24 Agustus 2007. Orangutan jantan ini tiba di Nyaru Menteng saat berusia 4,5 tahun dengan berat badan 8 kg dalam kondisi terluka di pelipis mata kanan serta luka sayatan benda tajam di kedua telapak tangannya. Saat itu ia masih berperilaku liar. Kumba ditempatkan di Pulau Kaja untuk menjalani tahap pra-pelepasliaran sejak 19 November 2014. Kumba, yang tidak menyukai manusia ada di sekitarnya, sangat pandai dalam mencari dan memilih pakan alami selama tinggal di pulau. Ia lebih senang menghabiskan waktunya sendirian. Kumba yang berperawakan kecil, memiliki rambut tipis berwarna coklat kehitaman dan janggut tipis coklat kemerahan di dagunya. Ia kini telah berusia 14 tahun dengan berat badan 27,1 kilogram. Sebentar lagi ia akan
menyongsong kehidupan baru di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
[en] Kumba was rescued from an oil palm plantation area in the Antang Kalang Sub-Regency of East Kotawaringin Regency, in Central Kalimantan, on August 24, 2007. He arrived at Nyaru Menteng when he was 4.5 years old and weighed 8 kilograms, with a wound to his left eye and cuts on both palms of his hands. At the time, he still exhibited wild behaviour. Kumba was placed on Kaja Island to begin the pre-release phase on November 19, 2014. Kumba, who dislikes human presence, is very good at foraging and selecting natural foods found on the island. He prefers to spend time alone. Small-statured Kumba has thin, blackish-brown hair and a reddish-
brown beard. Now 14 years old and weighing 27.1 kilograms, he will soon regain his freedom when he is released to the Bukit Baka Bukit Raya National Park.
ANGGI
[in] Anggi diselamatkan oleh tim rescue BKSDA Kalimantan Tengah dan BOS Foundation pada 21 Oktober 2005 setelah ditemukan di sebuah perkebunan kelapa sawit di Desa Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Orangutan betina ini tiba di Nyaru Menteng ketika usianya 3,5 tahun dengan berat badan 6 kilogram, dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Tim menemukan Anggi malang bersembunyi di bawah meja di luar bangunan kantor. Tubuhnya basah kuyup terkena hujan dan berlumpur, pinggang dan kedua tangannya terikat tali plastik. Dari hasil pemeriksaan medis diketahui Anggi mengalami dehidrasi, luka bekas ikatan tali plastik di pergelangan tangannya sudah mulai mengeluarkan bau busuk dan harus segera dibawa ke BOSF di Nyaru Menteng untuk diberikan tindakan medis. Setelah menjalani perawatan intensif dan karantina oleh tim Medis Nyaru Menteng, Anggi pun bergabung dengan
orangutan lainnya untuk menjalani proses rehabilitasi. Anggi masih menunjukkan sifat liarnya, tidak suka bila didekati oleh babysitter dan teknisi, sehingga ia pun ditempatkan di komplek sosialisasi. Orangutan betina yang berperawakan mungil ini mudah dikenali karena memiliki rambut yang berwarna coklat kemerahan. Kini di usia Anggi yang 14 tahun dengan berat badan 34,2 kg, tiba waktunya untuk meraih kebebasan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
[en] Anggi was rescued through a jointteam effort between the Central Kalimantan BKSDA and the BOS Foundation on October 21, 2005, after being found in an oil palm plantation in Parenggean village of East Kotawaringin Regency, Central Kalimantan. She came to Nyaru Menteng in poor condition when she
was 3.5 years old, weighing only 6 kilograms. The team had found Anggi hiding under an old outdoor table; she was soaking wet and covered in mud, and her hands and hip had been bound with plastic twine. A medical examination revealed she was dehydrated and had twine wounds on her wrists that were showing signs of infection. She was promptly taken to the BOS Foundation Nyaru Menteng clinic for immediate treatment. After a period of intensive treatment and quarantine under the care of the Nyaru Menteng medical team, Anggi joined other orangutans within our rehabilitation center. She rejected contact with babysitters and technicians, and was moved to our Socialization Complex. Petite Anggi has distinctive reddishbrown hair and now 14 years old and weighing 34.2 kilograms, it is time for Anggi to be returned to natural forest in the Bukit Baka Bukit Raya National Park.
Ijum
[in] Ijum adalah betina yang berhasil diselamatkan dari seorang warga di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah pada 13 September 2007. Ia berusia 2 tahun dan beratnya 9 kilogram saat tiba di Nyaru Menteng, sembari masih menunjukkan perilaku liar. Dan pada 20 Desember 2012, Ijum dipindahkan ke Pulau Bangamat. Ijum yang memiliki rambut panjang dan tebal berwarna coklat kemerahan ini selalu mengeluarkan kiss-squeak untuk menunjukkan ketidaksukaannya setiap melihat ada manusia di dekatnya. Ijum mudah dikenali dari kulit wajah yang hitam dan kelopak mata yang kecil. Dengan semua keterampilan yang sudah dipelajarinya selama 9 tahun di Pusat Rehabilitasi Nyaru Menteng, Ijum yang kini telah berusia 12 tahun dengan berat badan 56,8 kg. telah siap melanjutkan hidup di rumah sejatinya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
[en] Ijum was rescued from a local resident in Palangka Raya, Central Kalimantan, on September 13, 2007. She was 2 years old and weighed 9 kilograms when she arrived at Nyaru Menteng, and exhibited wild behaviour. On December 20, 2012, she was relocated to Bangamat pre-release island. Ijum, who has long and thick reddish-brown hair, will kiss squeak to express her displeasure when she senses human presence. Ijum is easily identified by her black face and small eyelids. With the skills she has acquired over her nine years of rehabilitation at Nyaru Menteng, Ijum - now 12 years old and weighing 56.8 kilograms - is ready to live in the forests of Bukit Baka Bukit Raya National Park.
n Rehabilita Rehabilitant [in] Rehabilitan adalah orangutan yang diselamatkan pada usia sangat muda dan/atau sudah cukup lama menjadi peliharaan manusia sehingga belum memiliki atau sudah kehilangan sebagian besar kemampuan untuk hidup mandiri di hutan, dan karenanya harus terlebih dahulu melalui proses rehabilitasi. [en] Rehabilitant orangutans are those individuals rescued at a young age and/or confiscated from people who have kept them in captivity. These orangutans have limited knowledge and skills to live independently in the forest, and therefore need to undergo a period of rehabilitation.
PLUTO
[in] Pluto tiba di Nyaru Menteng pada 29 Desember 2002 setelah diselamatkan dari seorang warga yang telah menjadikannya hewan peliharaan selama hampir 2 tahun di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Saat tiba ia masih berusia 2,5 tahun dengan berat badan 3,8 kg dan dalam kondisi kritis. Orangutan jantan malang ini mengalami luka pada wajah, dada, luka bakar pada kulit tangan dan kaki yang sebagian sudah terkelupas. Kelopak mata sebelah kanan mengeluarkan nanah karena panas dan tidak dapat tertutup sempurna, dan kulit kehitaman dan kering karena dehidrasi. Pernapasannya tidak teratur, mengalami pembengkakan hati, dengan rambut yang pendek dan tipis. Tiba di Nyaru Menteng Pluto pun langsung menjalani perawatan intensif oleh tim medis kami yang berdedikasi. Ia menjalani perawatan medis selama kurun waktu lima tahun, sebelum akhirnya pulih sepenuhnya dan mulai bergabung di Sekolah Hutan Nyaru Menteng. Pada 28 Februari 2015, Pluto dipindahkan ke Pulau Bangamat untuk menyelesaikan
proses pra-pelepasliarannya. Di Pulau Bangamat, Pluto dikenal sebagai penjelajah yang handal dan pandai mendapatkan pakan alaminya. Kini berusia 14 tahun dengan berat badan 58,7 kg, Pluto memiliki tubuh gempal dengan rambut panjang coklat kehitaman. Sorot mata yang tajam dan kulit wajah yang hitam dihiasi janggut lebat keemasan membuatnya semakin ganteng. Dengan segala kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, ia telah siap untuk kembali ke rumah sejatinya di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
[en] Pluto came to Nyaru Menteng on December 29, 2002, after being rescued from a local resident of Kapuas Regency who had kept him as a pet for two years. He was 2.5 years old and came to us in a critical condition - he was severely underweight at 3.8 kilograms, had multiple wounds to the face and chest, and a large skin graze on his arms and
leg. His right eyelid had congealed from an infection and could not fully close, and his skin was dark from severe dehydration. He had irregular breathing, a swollen liver and very short, thin hair. Pluto received treatment for five years under the care of our dedicated Nyaru Menteng medical team before he was finally well enough to join Forest School and begin the long process through rehabilitation. On February 28, 2015, Pluto was moved to Bangamat Island to complete his learning. During his time on Bangamat, Pluto has turned into an extraordinary explorer and a good forager. Now 14 years old and weighing 58.7 kilograms, Pluto has a bulky frame and thick, long blackish-brown hair. His sharp gaze and blackish-coloured face decorated with thick golden beard make him a striking figure indeed. With the skillset he has developed, he is now ready to live in the Bukit Baka Bukit Raya National Park.
IBUT
[in] Ibut tiba di Nyaru Menteng pada 15 November 2006 setelah diselamatkan oleh BKSDA Kalimantan Tengah dan BOS Foundation Nyaru Menteng. Seorang warga desa Parigi, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah menjadikannya hewan peliharaan. Saat tiba di Nyaru Menteng, ia berusia 2,5 tahun dengan berat badan 6 kilogram dan dalam keadaan cukup sehat. Pada 29 Juli 2011, beberapa ruas jari tangan kiri dan kanan Ibut harus diamputasi untuk mengurangi penyebaran infeksi pada lukanya. Ia harus menjalani perawatan intensif selama beberapa waktu sebelum pada 21 Desember 2012, Ibut dipindahkan ke Pulau Bangamat untuk mengikuti tahap pra-pelepasliaran. Selama di pulau, Ibut menunjukkan kemampuannya bersaing dengan orangutan lainnya, dan menunjukkan ketidaksukaan melihat keberadaan manusia. Orangutan jantan yang tampan berambut coklat kehitaman ini mudah dikenali karena memiliki wajah berbentuk oval dengan pelipis mata hitam dan janggut tipis di dagunya. Kini ia telah berusia 13 tahun dengan berat badan 49 kg, Ibut akan
mempraktikkan kemampuan yang telah dipelajarinya selama 10 tahun rehabilitasi saat ia mulai menjelajahi indahnya Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya.
[en] Ibut came to Nyaru Menteng on November 15, 2006, after being rescued by a joint-team from the Central Kalimantan BKSDA and the BOS Foundation Nyaru Menteng. Ibut had been kept as a pet by a local resident from Parigi village, Katingan Regency, Central Kalimantan. Upon arrival he was 2.5 years old, weighed 6 kilograms and was in general good health. However, on July 29, 2011, some of Ibut’s fingers had to be amputated from the knuckle down to stop an infection from spreading. He spent a period in intensive care before being transferred to Bangamat Island on December 21, 2012. During his time on the pre-release island, Ibut has proven he is capable of competing with others and now shows displeasure toward humans.
This handsome, blackish-brown haired male is easily identified by his oval-shaped face, dark temple and thin beard. Now 13 years old and weighing 49 kilograms, Ibut will no doubt expand the on survival skills he has learned over 10 years of rehabilitation when he moves to the natural forests of the Bukit Baka Bukit Raya National Park.
GuRITA
[in] Gurita diselamatkan tanggal 4 April 2006 saat berusia 4 tahun dengan berat badan 14 kilogram. Orangutan betina ini dipelihara oleh seorang warga desa Parenggean, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Setelah melewati masa karantina, Gurita bergabung dengan orangutan lainnya di Sekolah Hutan untuk mulai menjalani proses rehabilitasi. Ia lulus dari Sekolah Hutan 29 Juni 2013, dan mulai mengikuti tahapan “university” di Pulau Kaja, di sana ia bersahabat dengan Beda dan Chanel. Gurita yang memiliki rambut panjang tebal berwarna coklat gelap ini bukanlah orangutan yang agresif, namun memiliki kewaspadaan yang tinggi dan senang menyendiri. Di Pulau Kaja, Gurita dikenal sebagai penjelajah yang handal dan pandai mendapatkan pakan alaminya dan tidak menyukai kehadiran manusia. Gurita kini berusia 14 tahun dengan berat badan 59 kg. Ia berkulit gelap, tubuh gempal, dan rambut berponi. Setelah menjalani proses rehabilitasi
di Nyaru Menteng selama 10 tahun, Gurita telah siap untuk menjadi orangutan liar di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya. [en] Gurita was rescued on April 4, 2006, when she was 4 years old and weighed 14 kilograms. She had been kept as a pet illegally by a local resident in Parenggean village, East Kotawaringin Regency, Central Kalimantan. Following her quarantine period, Gurita joined other orangutans and started the rehabilitation process through Forest School. She completed Forest School on June 29, 2013, and moved to Kaja pre-release island, where she befriended Beda and Chanel. Gurita, who has long and thick dark-brown hair, is alert but not aggressive and likes to be alone. During her time on Kaja, she has proven to be a great explorer and forager, and has a strong dislike for human presence.
Gurita is now 14 years old and weighs 59 kilograms. She has dark skin, a bulky figure, and round face framed by a fringe. After 10 years of rehabilitation, Gurita will soon be free in the Bukit Baka Bukit Raya National Park.
a m i r e T asih K Thank You
Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Tengah di Nyaru Menteng Central Kalimantan Orangutan Reintroduction Program at Nyaru Menteng Jl. Cilik Riwut KM 28 PO BOX 70, Palangka Raya 7300, Kalimantan Tengah, Indonesia T: +62 (0) 811 5200038 | F: +62 (0) 536 3229296 | E:
[email protected] t @bornean_ou
f BOS Foundation
i
bosfoundation
w www.oranngutan.or.id