Kandidat
Pelepasliaran SAMBOJA LESTARI ke-8
| MEI 2016
Candidates of SAMBOJA LESTARI’s 8th release | MAY 2016
Angely
[Ind] Angely adalah orangutan betina yang diselamatkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Wilayah II di Tenggarong dari seorang warga di Kecamatan Kaliorang Kutai Timur yang menjadikannya hewan peliharaan. Ia tiba di Samboja Lestari pada 18 Juni 2010 saat usianya 1 tahun. Ketika pertama kali tiba di Samboja Lestari, Angely sangat ketakutan dan trauma, bahkan ia tidak mau digendong maupun dipegang oleh teknisi. Seiring berjalannya waktu, Angely tumbuh menjadi orangutan betina yang cerdas dan mandiri. Di Sekolah Hutan Level 2 ia menghabiskan hari-harinya dengan penuh semangat menjelajah hutan dan aktif bergerak di atas pohon. Angely yang memiliki rambut tipis berwarna coklat kehitaman dan senang menyendiri ini kini berusia 7 tahun dengan berat badan 23 kg. Selama hampir enam tahun tinggal di Samboja Lestari, Angely telah banyak mempelajari keterampilan bertahan hidup di hutan. Ia pun siap menyongsong kebebasannya di Hutan Kehje Sewen, Kalimantan Timur.
[Eng] Angely was rescued by the Tenggarong Regional Section II Natural Resources Conservation Agency (BKSDA) from a local villager in Kaliorang Sub Regency, East Kutai, who was illegally keeping her as a pet. She arrived at Samboja Lestari on June 18, 2010, when she was 1-year-old. When she first arrived, Angely was very scared and traumaitised and resisted being carried or handled by technicians. Angely has since grown into a smart and independent individual and now attends Forest School Level 2, where she spends her days eagerly exploring and actively moving through the trees. Angely is now seven years old, weighs 23 kilograms and has thin, darkish-brown hair. Six years of rehabilitation at Samboja Lestari has seen Angely acquire many vital survival skills, and she is now ready to taste freedom in the Kehje Sewen Forest.
Kenji
sawit di Desa Wanasari. Kenji ditemukan dalam kondisi yang buruk dengan luka di pinggulnya yang diduga disebabkan oleh tusukan parang. Kenji yang saat tiba berusia 1 tahun, tampak sangat tertekan dan trauma, sehingga ia menolak untuk dipegang saat tim medis melakukan tindakan pengobatan. Kenji mengawali proses rehabilitasi di Samboja Lestari dengan belajar di Sekolah Hutan grup bayi pada 17 Oktober 2010. Enam tahun sudah Kenji belajar di Sekolah Hutan Level 2 dan tumbuh sebagai orangutan yang cerdas dan pintar mengidentifikasi pakan alami di hutan. Setiap malam, Kenji yang mudah dikenali karena ia memiliki rambut yang tipis dengan warna coklat kehitaman ini lebih senang tidur di Hutan daripada di kandang inap. [Ind] Kenji merupakan orangutan jantan yang diselamatkan oleh Balai Konservasi Sumber Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Wilayah II di Tenggarong dari seorang warga di Tenggarong yang mengatakan bahwa ia telah menemukan Kenji di dekat sebuah perkebunan kelapa
Setelah mempelajari semua hal tentang bertahan hidup di alam di Pusat Rehabilitasi Orangutan Samboja Lestari, Kenji tidak lama lagi akan segera berangkat ke Hutan Kehje Sewen untuk menjalani hidup barunya sebagai orangutan liar sejati.
[Eng] Kenji was rescued by the Tenggarong Regional Section II Natural Resources Conservation Agency (BKSDA) from a local villager in Tenggarong who claimed he had found him near a oil palm plantation in Wanasari village. Kenji was discovered in a poor condition, with a wound on his hip thought to have been inflicted by a machete. He was a distressed and traumatised 1-year-old then, who resisted being held or carried. Kenji entered rehabilitation at Samboja Lestari on October 17, 2010, where he joined the Forest School baby group. Six years on, Kenji is now in Forest School Level 2 and has become very adept at identifying natural forest food. These days, Kenji likes to sleep in the Forest School and is easily recognised by his thin, darkishbrown hair. After learning all he can at the Samboja Lestari Orangutan Rehabilitation Center, Kenji will soon move to the Kehje Sewen Forest, where he will spend the rest of his days living in the wild.
Hope
[Ind] Hope merupakan orangutan jantan yang diselamatkan oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur dari seorang warga di Balikpapan pada 17 Oktober 2010. Hope datang ke Samboja Lestari dengan kondisi yang kritis; tidak bisa duduk dan makan. Saat Hope tiba, Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari sangat penuh, namun Hope yang saat itu masih berusia satu tahun membutuhkan perawatan segera, sehingga kami segera menyiapkan tempat dan tim medis untuk memberikan perawatan intensif kepadanya. Dua bulan lamanya Hope mendapatkan perawatan intensif dari tim yang sangat berdedikasi, ia pun berangsur pulih dan dapat menjalani proses rehabilitasi di Sekolah Hutan. Hope dan teman-temannya belajar dan bermain bersama di Sekolah Hutan setiap harinya dan perkembangannya semakin mengesankan. Hope tumbuh menjadi orangutan jantan yang mandiri dan sangat baik dalam mencari pakan alami di hutan maupun membuat sarang. Hope kini berusia enam tahun dengan berat badan 27 kilogram, dan memiliki postur tubuh yang berisi. Ia akan segera kembali ke habitat alaminya di Hutan Kehje Sewen di Kalimantan Timur.
[Eng] Hope was rescued by the East Kalimantan Natural Resources Conservation Agency (BKSDA) from a local resident in Balikpapan on October 17, 2010. He came to Samboja Lestari in poor condition and was unable to sit and eat. The centre was actually full when he arrived, but the 1-year-old was in desperate need of immediate help, so space was made and our medical team quickly provided much-needed intensive treatment. It took two months and endless dedication from our team to see Hope make a full recovery. Hope and his friends now learn and play together daily in the Forest School. He has grown wonderfully independent and is very good at foraging for natural food and constructing nests. Handsome Hope is now six years old, weighs 27 kilograms, and has a rather muscular physique. He will soon return to his natural habitat of the Kehje Sewen Forest, in East Kalimantan.
Gadis
[Ind] Gadis merupakan orangutan betina yang diserahkan oleh PT. Gunung Bayan Prima Coal, Kutai Barat kepada BOS Foundation di Samboja Lestari pada 20 Februari 2014. Ia datang dalam keadaan tidak sadarkan diri akibat menderita tipus, dan tim medis kami segera memberikan perawatan intensif di klinik Samboja Lestari. Gadis yang saat itu usianya masih 5 tahun dengan berat badan 23 kg berangsur sehat dan mulai menjalani proses rehabilitasi di Samboja Lestari. Selama menjalani proses rehabilitasi di Sekolah Hutan, setiap hari perkembangannya sangat mengagumkan. Gadis yang mempunyai rambut coklat kehitaman ini sangat popular di kalangan orangutan jantan di Sekolah Hutan Level 2, namun ia lebih suka menyendiri. Gadis dapat dengan mudah mengidentifikasi pakan alami di hutan, lebih sering beraktifitas di pohon, dan memiliki kemampuan membuat sarang yang sangat baik. Gadis yang berparas cantik ini kini berusia 7 tahun dengan berat badan 33 kilogram,
dan siap untuk memulai perjalanan menuju kehidupan baru sebagai orangutan liar di Hutan Kehje Sewen. [Eng] Gadis was five years old and weighed 23 kilograms when she was handed over by PT. Gunung Bayan Prima Coal West Kutai to the BOS Foundation’s Samboja Lestari Centre on February 20, 2014. She came to us unconscious and suffering from typhoid fever, and our medical team quickly responded by giving her intensive treatment at the clinic. Luckily, Gadis recovered and then started on her long road to rehabilitation. Gadis has never ceased to amaze us during her time in the Forest School. With her blackish-brown hair, Gadis is popular among the males, yet prefers to be alone. Gadis can easily identify forest food, is very active up in the trees, and has sound nestbuilding skills. This now 7-year-old beauty, weighing 33 kilograms, is ready to embark on a new journey: living in the the Kehje Sewen Forest.
Raymond
lainnya di Sekolah Hutan Nursery Group. Seiring berjalannya waktu, Raymond pun tumbuh menjadi orangutan jantan yang mengagumkan dan naik tingkat sampai ke Sekolah Hutan Level 2. Raymond memiliki rambut tipis berwarna coklat kehitaman dan mudah dikenali karena memiliki dahi lebar dan mata kecil. Ia dominan dan sangat agresif setiap bertemu seseorang yang tidak dikenalinya. Di Sekolah Hutan, Raymond lebih sering beraktivitas di atas pohon dan dikenal sebagai penjelajah yang handal, serta pandai menemukan pakan alami di hutan.
[Ind] Raymond tiba di Samboja Lestari pada 27 April 2007 setelah diselamatkan oleh BKSDA Kalimantan Timur dari seorang warga di Bontang, Kalimantan Timur. Saat itu ia masih berusia delapan bulan dengan berat badan 3,6 kg, dan mengalami trauma. Secara naluriah ia menghindari kontak dengan manusia. Setelah melewati masa karantina, Raymond bergabung dengan orangutan bayi
Raymond kini berusia 9 tahun dengan berat badan 29 kg. Dengan semua keterampilan yang sudah dipelajari di Pusat Rehabilitasi Samboja Lestari, ia telah siap untuk mengawali fase baru sebagai orangutan liar di Hutan Kehje Sewen. [Eng] Raymond arrived at Samboja Lestari on April 27, 2007, after being rescued by the East Kalimantan BKSDA from a local villager in Bontang, East Kalimantan. At
the time he was only eight months old, weighed 3.6 kilograms, and was severely traumatised. He instinctively avoided human contact. After completing quarantine, Raymond joined other baby orangutans in the Forest School nursery group. Over time, Raymond has grown into a great individual and is now in Forest School Group 2. Raymond has thin, blackish-brown hair and is easily identified by his wide forehead and small eyes. He becomes agitated whenever he encounters a human unknown to him and is one of the more dominant figures in his group. In the Forest School, Raymond is very active up in the trees and is an avid explorer with a good sense of where to find natural food. Raymond is now nine years old and weighs 29 kilograms. With the skills he has learned at the Samboja Lestari Orangutan Rehabilitation Center, Raymond is more than ready to start living as a wild orangutan in the Kehje Sewen Forest.
a m i r e T asih K Thank You
Program Reintroduksi Orangutan Kalimantan Timur di Samboja Lestari East Kalimantan Orangutan Reintroduction Program at Samboja Lestari Jl. Balikpapan-Handil Km. 44 RT 01, Margomulyo, Samboja, Kalimantan Timur, Indonesia T: +62 (0) 542 7023600 | F: +62 (0) 542 413069 | E:
[email protected] t @bornean_ou t @orangutanku
f BOS Foundation
i @bosfoundation
f Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI)
w www.oranngutan.or.id w www.theforestforever.com