KAKAS BANTU PENENTUAN LOKASI PEMBANGUNAN SUPERMARKET DENGAN PETA DIGITAL 1,2
Brian Tanutama Zunaedy1, Umi Laili Yuhana2, Dwi Endah Kusrini3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 3 Jurusan Statistika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo Surabaya, 60111, Indonesia 1
[email protected] ,
[email protected] ,
Abstrak Pasar Modern akhir-akhir ini sudah tersebar luas di mana-mana. Menjamurnya pasar modern ini seperti tidak terkontrol dan setiap kurun waktu tertentu bertambah dengan cepat. Disperindag sebagai lembaga yang memberikan ijin pembangunan tidak dapat mengetahui lokasi mana yang dapat memberikan dampak postitif bagi Pasar Tradisional. Hal ini memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan dan pendapatan Pasar Tradisional. Melihat hal itu perlu adanya suatu sistem yang dapat memberitahukan efek yang didapat suatu pasar tradisional saat suatu pasar modern dibangun. Diperlukan juga sistem yang dapat memberikan rekomendasi lokasi yang memberikan dampak positif bagi suatu pasar tradisional, maka dibuatlah suatu sistem bernama Locator yangberjalan pada ArcGIS, yang dapat memetakan lokasi dari pasar tradisional dan juga pasar modern. Hasil dari analisis dan juga uji coba yang dilakukan dalam sistem ini menunjukkan bahwa jarak yang memberikan efek positif pada pasar tradisional adalah 451 meter sampai 760 meter. Sistem yang sudah dibangun dapat memberitahukan efek yang diterima oleh pasar tradisional, sistem juga dapat menunjukkan rekomendasi wilayah yang memberikan efek positif bagi pasar tradisional, dan dapat menunjukkan pada peta dimana lokasi yang baik tersebut. Kata kunci: Pasar Modern, Pasar Tradisional, peta, ArcGIS, rekomendasi.
1. PENDAHULUAN Pasar Modern dewasa ini dibicarakan oleh banyak pihak sebagai penyebab kemerosotan pendapatan dari Pasar Tradisional. Seperti yang disampaikan oleh salah satu lembaga penelitian independen SMERU [1] yaitu disalah satu Newsletter-nya. “Kehadiran pasar modern, terutama supermarket dan hipermarket, dianggap oleh berbagai kalangan telah menyudutkan keberadaan pasar tradisional di perkotaan. Di Indonesia, terdapat 13.450 pasar tradisional dengan sekitar 12,6 juta pedagang kecil(Kompas 2006). Berdasarkan hasil studi A.C. Nielsen, pasar modern di Indonesia tumbuh 31,4% per tahun, sedangkan pasar tradisional menyusut 8% per tahun. Jika kondisi ini tetap dibiarkan, ribuan bahkan jutaan pedagang kecil akan kehilangan mata pencahariannya. Pasar tradisional mungkin akan tenggelam seiring dengan tren perkembangan dunia ritel saat ini yang didominasi oleh pasar modern.”
Kehadiran Pasar Modern yang memiliki semua barang yang dijual oleh pasar tradisional tentu saja menjadi faktor yang mempengaruhi pendapatan keuntungan dari suatu pasar tradisional. Selain itu pasar tradisional juga memiliki kelemahan dalam bidang mengatur kondisi internalnya sehingga ini juga menjadi keuntungan bagi pasar modern. Bila diperhatikan melalui data statistik maka dapat dilihat bahwa pertumbuhan Pasar Tradisional dari 1997 sampai dengan 2003 sangatlah pesat, tercapai pertumbuhan tiap tahunnya adalah 14,63%. Tentu saja itu bukan angka yang sedikit. Penjualan supermarket pun tumbuh rata-rata 15% per tahun, sedangkan penjualan pedagang tradisional turun 2% per tahunnya (Natawidjadja 2006)[2] .Pricewaterhouse Coopers (2005)[3] memprediksi bahwa penjualan supermarket akan meningkat sebesar 50% dari periode 2004 hingga 2007, sedangkan penjualan hipermarket akan meningkat sebesar 70% untuk periode yang sama. Dengan beberapa fakta yang sudah disebutkan di atas maka terlihat bahwa salah satu masalah yang menyebabkan menurunnya pendapatan para pekerja Pasar Tradisional adalah karena adanya Pasar
Modern disekitarnya. Lokasi Pasar Modern ini memiliki imbas terhadap pendapatan yang diterima oleh Pasar Tradisional. Melihat itu Penulis merancang suatu aplikasi yang dapat membantu memperlihatkan dampak pembangunan suatu Pasar Modern terhadap Pasar Tradisional. Berikut akan penulis sampaikan apa saja yang akan ada dalam paper ini. Paper ini akan berisi 6 bagian. Yang pertama yaitu bagian pendahuluan yang berisi latar belakang masalah yang menjadi alas an pembuatan aplikasi ini. Bagian kedua adalah dasar teori yang berisi teori-teori yang membangun aplikasi ini dan ada beberapa penelitian terkait. Bagian ketiga adalah Locator, bagian ini berisi informasi mengenai aplikasi apa yang dibuat oleh penulis untuk menjawab permasalahan apa yang ada pada bagian 1. Bagian keempat adalah uji coba, bagian ini berisi hasil uji coba dari aplikasi yang telah dibuat. Bagian kelima adalah kesimpulan yang berisi kesimpulan dari hal-hal yang sudah dilakukan. Bagian yang terakhir adalah daftar pustaka.
2. DASAR TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografi (SIG) atau Geographic Information System (GIS) adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). Sedangkan menurut Anon (2001) Sistem Informasi geografi adalah suatu sistem Informasi yang dapat memadukan antara data grafis (spasial) dengan data teks (atribut) objek yang dihubungkan secara geografis di bumi (georeference). Disamping itu, SIG juga dapat menggabungkan data, mengatur data dan melakukan analisis data yang akhirnya akan menghasilkan keluaran yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan pada masalah yang berhubungan dengan geografi. Pengertian GIS/SIG saat ini lebih sering diterapkan bagi teknologi informasi spasial atau geografi yang berorientasi pada penggunaan teknologi komputer. Dalam hubungannya dengan teknologi komputer, Arronoff (1989) dalam Anon (2003) mendifinisikan SIG sebagai sistem berbasis komputer yang memiliki kemampuan dalam menangani data bereferensi geografi yaitu pemasukan
data, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan kembali), memanipulasi dan analisis data, serta keluaran sebagai hasil akhir (output). Sedangkan Burrough, 1986 mendefinisikan Sistem Informasi Geografis (SIG) sebagai sistem berbasis komputer yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, mengelola, menganalisis dan mengaktifkan kembali data yang mempunyai referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4 komponen utama yaitu: perangkat keras (digitizer, scanner, Central Procesing Unit (CPU), hard-disk, dan lain-lain), perangkat lunak (ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain), organisasi (manajemen) dan pemakai (user). Kombinasi yang benar antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis. Penyajian data spasial mempunyai tiga cara dasar yaitu dalam bentuk titik, bentuk garis dan bentuk area (polygon). Titik merupakan kenampakan tunggal dari sepasang koordinat x,y yang menunjukkan lokasi suatu obyek berupa ketinggian, lokasi kota, lokasi pengambilan sample dan lain-lain. Garis merupakan sekumpulan titik-titik yang membentuk suatu kenampakan memanjang seperti sungai, jalan, kontus dan lain-lain. Sedangkan area adalah kenampakan yang dibatasi oleh suatu garis yang membentuk suatu ruang homogen, misalnya: batas daerah, batas penggunaan lahan, pulau dan lain sebagainya. Struktur data spasial dibagi dua yaitu model data raster dan model data vektor. Data raster adalah data yang disimpan dalam bentuk kotak segi empat (grid)/sel sehingga terbentuk suatu ruang yang teratur. Data vektor adalah data yang direkam dalam bentuk koordinat titik yang menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan menggunakan titik, garis atau area (polygon) (Barus dan Wiradisastra, 2000).
2.2 Pasar Modern Pasar modern adalah pasar yang berkonsep modern dimana memiliki suasana yang bersih dan teratur dan juga menjual barang-barang kebutuhan yang biasa dijual pada pasar tradisional biasa. Pasar modern juga telah meninggalkan tata cara dimana penjual dan pembeli berinteraksi langsung. Kebanyakan pada pasar modern pembeli melihat label harga lalau melayani diri sendiri lalu setelah itu membayar di kasir. Bila berbicara tentang barang-barnag yang dijual tentu saja lebih beragam daripada pasar tradisional. Pasar modern tatap menjual barang-barang seperti
makanan, sayuran, buah-buahan dan lain-lain tetapi selain itu pasar modern juga menjual barang-barang yang bertahan lama. Tidak jarang kita melihat di supermarket ada yang menjual baju, peralatan berkebun, dan peralatan lain yang jarang ditemui di pasar tradisional. Konsep pasar modern terdiri dari dari 3 jenis tempat usaha yang terintegrasi, yakni ruko, kios dan lapak. Letak lapak berada di tengah-tengah bangunan dan hanya untuk disewakan. Lapak dibagi menjadi dua jenis, lapak kering dan lapak basah. Lapak kering digunakan sebagai tempat berjualan sayur, bumbu dapur dan kebutuhan lain. Lapak basah khusus menjual berbagai jenis ikan dan daging. Di sekeliling lapak terdapat kios dengan berbagai ukuran. Untuk kios dikhususkan menjual kebutuhan penunjang lainnya seperti sembako, peralatan rumah tangga, kosmetik dan obat. Lapak dan kios ini dibungkus ruko dua lantai di bagian luarnya, dengan gaya arsitektur modern yang menarik.[4]
2.3 Analisis Koresponden Analisis Korespondesi yang dikembangkan oleh French adalah suatu prosedur grafik untuk merepresentasikan hubungan yang ada dalam suatu tabulasi silang, jika tabulasi silang mempunyai I baris dan J kolom, plot yang dihasilkan oleh analisis korespondesi berisi dua himpunan titik baris dan himpunan titik kolom. Posisi titik-titik ini merefleksikan asosiasi. Titik – titik baris yang berdekatan mempunyai profil yang mirip (distribusi bersyarat) berdasarkan kolomnya, titik-titik kolom yang berdekatan mempunyai profil yang mirip (distribusi bersyarat) melalui barisnya. Akhirnya, titik-titik baris yang berdekatan untuk titik-titik kolom menggambarkan kombinasi yang terjadi lebih sering daripada model independen yang tidak menghubungkan antara kategori-kategori dalam baris dan kolom. Hasil dari analisis korespondesi biasanya mengikutkan dua dimensi terbaik untuk merepresentasikan data, yang menjadi koordinat titik dan suatu ukuran jumlah informasi yang ada dalam setiap dimensi (dinamakan inertia), namun untuk Multiple Analisis Korespondesi dapat mengikutkan lebih dari dua dimensi (Johnson dan Wichern 2002).[5]
3. LOCATOR 3.1 Deskripsi Umum Locator adalah suatu aplikasi yang berjalan di atas ArcGIS dan dibuat dalam ArcMap. Locator merupakan aplikasi yang tidak dapat berdiri sendiri karena menggunakan ArcMap sebagai pembangunnya. Bahasa yang digunakan dalam
pembangunan aplikasi ini adalah Visual Basic for Application (VBA). Locator adalah suatu aplikasi yang dapat membantu pengguna untuk mendapatkan bantuan dalam menentukan dimana lokasi yang baik untuk dibangun suatu Pasar Modern. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa posisi diabngunnya suatu pasar modern akan mempengaruhi pendapatan yang diterima oleh suatu Pasar Tradisional, sehingga aplikasi ini menjadi penting. Locator dapat memberitahukan kepada pengguna apa efek yang diberikan bila suatu lokasi dipilih menjadi tempat pembangunan Pasar Modern. Pemberitahuan yang diberikan oleh Locator ada 2 macam. Pertama adalah memberitahukan pada pengguna apakah dalam suatu area tertentu terdapat Pasar Modern sejenis lain, ini penting karena bila terdapat pasar modern sejenis lain yang berdekatan tentu saja akan merugikan pasar modern yang baru akan dibangun tersebut. Kedua adalah memberitahukan pada pengguna efek yang terjadi pada Pasar Tradisional terdekat bila pada lokasi tersebut dibangun suatu pasar modern. Locator dapat memberikan rekomendasi kepada pengguna lokasi mana yang baik untuk dibangun suatu pasar modern. Dengan memilih suatu kecamatan maka sistem akan mencari pasar apa saja yang terdapat pada kecamatan tersebut. Setiap pasar tersebut memiliki area yang akan memberikan keuntungan terhadap pasar tersebut, area iniliah yang akan ditunjukkan kepada pengguna. Selain fitur-fitur diatas, Locator juga memberikan fitur-fitur lain. Fitur-fitur tersebut adalah Edit Lokasi, Detail Lokasi, Delete Lokasi, Tambah Pasar, Edit Pasar, Lihat Pasar, Delete Pasar, Cari Lokasi, Cari Pasar, Cari Pasar dalam Kecamatan, dan Refresh. Fitur-fitur ini adalah fitur pendukung untuk mempermudah pengerjaan pengguna.
3.2 Aktor Terdapat beberapa personil kunci yang berhasil penulis analisis. Personil kunci itu adalah Disperindag, Pemohon, dan Pasar Tradisional. Detail identifikasi personil kunci dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Deskripsi Aktor
Personil Kunci Disperindag Pemohon
Pasar Tradisional
Peran Memberikan ijin suatu pasar modern boleh dibagun di lokasi tertentu Memberikan permohonan untuk membangun suatu pasar modern di lokasi tertentu Mendapatkan dampak dari pembangunan pasar modern di suatu lokasi
3.3 Fitur Aplikasi Melihat daftar kebutuhan yang sudah dipaparkan maka penulis merancang suatu sistem dengan fitur yang dapat mengakomodasi semua kebutuhan yang didapatkan pada bagian analisis. Fitur yang ada dalam sistem ini sebanyak 13 fitur yang dibuat oleh penulis (dalam bab ini yang akan dijelaskan hanyalaah pada fitur-fitur yang dibuat oleh penulis, sedangkan fitur lainnya yang menjadi bawaan dari ArcGIS tidak akan di jelaskan). Tiga belas fitur ini terbagi dalam 3 bagian yaitu bagian pasar modern (lokasi), bagian pasar tradisional, bagian pencarian. Tiga belas fitur tersebut akan ditunjukkan pada Tabel 2.
3
F-03
Detail Lokasi
4
F-04
Tambah Pasar
5
F-05
Edit Pasar
6
F-06
Detail Pasar
7
F-07
Cari Lokasi
8
F-08
Cari Pasar
Tabel 2 Tabel Fitur
N o
Kode Kasus Pengg unaan
Nama Kasus Penggunaan
1
F-01
Tambah Lokasi
2
F-02
Edit Lokasi
Deskripsi Pengguna bisa menambah Pasar Modern dengan memilih pada peta lokasi yang diinginkan. Nantinya akan ada proses penentuan kelayakan suatu lokasi. Pengguna bisa mengubah informasi yang ada pada salah satu Pasar Modern yang dipilih
Pengguna bisa melihat inforasi lengkap dari suatu Pasar Modern yang dipilih. (Data tidak bisa diubah) Pengguna dapat menambah Pasar Tradisional dengan memilih pada peta lokasi yang diinginkan. Pengguna dapat mengubah data yang ada pada pasar yang dipilih oleh pengguna. Pengguna dapat melihat informasi lengkap dari suatu pasar yang dipilih (Data tidak bisa diubah) Pengguna dapat mencari Pasar Modern dengan memasukkan nama dari yang ingin dicari. Nantinya pengguna juga dapat memilih pilihan pencarian apakah harus kata yang tepat atau kata apa saja. Nantinya akan ada pilihan untuk dapat mengubah informasi dari pasar modern yang dipilih. Pengguna dapat mencari Pasar Tradisional dengan memasukkan nama dari yang ingin dicari. Nantinya pengguna juga dapat memilih pilihan pencarian apakah harus kata yang tepat atau
9
F-09
Cari Pasar dalam Kecamatan
kata apa saja. Nantinya akan ada pilihan untuk dapat mengubah informasi dari pasar tradisional yang dipilih. Pengguna dapat melihat pasar apa saja yang ada dalam suatu area kecamatan tertentu. Nantinya akan ada pilihan untuk dapat mengubah informasi dari pasar tradisional yang dipilih.
10
F-10
Hapus Lokasi
Pengguna dapat menghapus titik pasar modern yang ada
11
F-11
Hapus Pasar
Pengguna dapat menghapus titik pasar yang ada
12
F-12
Cari Rekomendasi
Pengguna dapat mencari rekomendasi lokasi yang baik untuk membangun pasar modern. Cara mencari rekomendas ini dengan memilih kecamatan yang ada pada peta
13
F-13
Refresh
Untuk memuat ulang tampilan
3.4 Implementasi Pencarian Feature dengan Jarak Pencarian Feature melalui suatu titik diimplementasikan dalam fungsi bernama getFeatureByDistance. Fungsi ini menerima masukan berupa iFeatureLayer yang merupakan nama layer yang mau diambil feature-nya, iPoint yang merupakan titik pusat, dan area pencarian yang
berupa double. Yang dihasilkan dari fungsi ini adalah iSelectionSet yang merupakan suatu kumpulan feature hasil pencarian. Implementasi ini terbagi menjadi 2 bagian. Pertama adalah bagaimana mencari feature yang berada dalam lingkaran. Kedua adalah penyimpanan feature tersebut yang nantinya akan digunakan. Pencarian feature dalam suatu lingkaran dimulai dengan membuat lingkaran itu sendiri. Pembuatan lingkaran ini menggunakan iCircularArc nantinya lingkaran yang dibuat ini akan dijadikan sekmen oleh iSegmentCollection. Sekmen inilah yang akan dipakai untuk pencarian feature pada iSpatialFilter. Kode implementasi selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1 Pembuatan Lingkaran
Bagian kedua dari implementasi ini adalah menyimpan feature yang telah ditemukan. Penyimpanan ini akan pertama dilakukan oleh iFeatureSelection yang mengambil hasil penyaringan dari iSpatialFilter. Hasil ini selanjutnya dimasukkan kedalam iSelectionSet yang nanti akan menjadi keluaran dari fungsi ini. Kode lengkap dari implementasi bagian kedua ini ada pada Gambar 2.
Gambar 2 Penyimpanan hasil pencarian
3.5 Implementasi Pencarian Feature dengan Query Pada bagian ini akan dijelaskan implementasi pencarian feature dengan menggunakan query. Untuk membuat query digunakan iQueryFilter. Ini digunakan untuk membuat query pencarian feature. Pada Gambar 3 ditunjukkan bahwa untuk membuat suatu query maka pertama-tama dibutuhkan suatu inisialisasi terlebih dahulu. iActiveView.PartialRefresh berguna untuk menghapus seleksi yang ada sebelumnya. Ini adalah
tindakan pencegahan terhadap adanya sisa seleksi sebelumnya. Bila terdapat sisa seleksi yang tercampur dalam pencarian, maka hasil pencarian akan menjadi kacau. Selanjutnya yang akan dilakukan adalah mencari feature berdasarkan query yang sudah ditentukan. Pencarian ini menggunakan iFeatureSelection.SelectFeatures. Dengan memasukkan query ke dalamnya maka akan dimulai pencarian terhadap layer.
menggunakan fungsi ini suatu pasar modern baru akan ditambahkan. Prosedur pengujian ditunjukkan pada Tabel 5-3. Tabel 3 Uji Coba Tambah Lokasi
Test ID Tujuan Test Dat a Inp ut -
Gambar 3 Pencarian dengan Query
3.6 Implementasi Menggambar Bentuk Implementasi ini adalah salah satu hal yang membantu untuk membangun fungsi pemberian rekomendasi pada aplikasi ini. Pada implementasi ini menggunakan IConstructCircularArc dalam pembuatan lingkarannya. Penggambaran menggunakan iActiveView. Kode selengkapnya terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4 Implementasi Gambar Bentuk
4. UJI COBA 4.1 Uji Coba Tambah Pasar Modern Uji coba ini bertujuan untuk memperlihat fungsi Tambah Lokasi sudah dapat berjalan dengan baik. Dalam uji coba ini akan dilihat apakah benar dengan
-
Prosedur pengujian
Pengguna memilih pada peta lokasi yang mau ditambah dengan Pasar Modern baru dan menyimpa nnya Pengguna mencari rekomend asi dengan menekan tombol rekomend asi
TC-FR-01 Melakukan uji coba tambah lokasi Hasil Hasil Kesimp yang yang ulan diharap diperole kan h Pasar Pasar Proses Modern modern menamb baru tersimpa ah masuk n dan berhasil kedalam ditunjuk basisdata kan dan dalam ditampilk peta an kedalam peta Pasar Tradision al Terdekat menunju kkan hasil rekomen dai pada peta
Hasil rekomen dasi ditunjuk kan pada peta
Gambar 5 Memasukkan data
Proses pencaria n rekomen dasi berhasil
-
Pengguna memilih pada peta kecamatan yang mau dicari rekomenda sinya
Pasar Tradisio nal yang ada pada kecamat an tersebut memberi rekomen dasi
Rekome nda-si terilhat pada peta
Proses mencari rekomen dasi berhasil
Gambar 6 Tes Kelayakan Lokasi
Gambar 9 Uji Coba Cari Rekomendasi Gambar 7 Pasar Modern Berhasil Ditambahkan
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengamatan selama perancangan, implementasi, da proses uji coba perangkat lunak yang dilakukan, penulis mengambil kesimpulan berikut.
1. Jarak yang memberikan dampak positif bagi pasar tradisional adalah jarak yang sedang, yaitu berkisar 451 – 760m. Gambar 8 Pencarian Rekomendasi berhasil
4.2 Uji Coba Cari Rekomendasi Uji coba ini bertujuan untuk memperlihat fungsi cari rekomendasi sudah dapat berjalan dengan baik. Dalam uji coba ini akan dilihat apakah benar dengan menggunakan fungsi ini dapat didapatkan rekomendasi. Prosedur pengujian ditunjukkan pada Tabel 4. Tabel 4 Uji Coba Cari Rekomendasi
Test ID Tujuan Test Dat a Inp ut
Prosedur pengujian
TC-FR-12 Melakukan uji coba cari rekomendasi Hasil Hasil Kesimp yang yang ulan diharap diperole kan h
2. Jarak yang terlalu jauh antara pasar tradisional terhadap pasar modern malah cukup merugikan bagi pasar tradisional karena lokasi pasar tersebut tidak bertambah ramai. 3. Pemanfaatan ArcGIS dalam membantu memetakan pasar tradisional dan asar modern dapat berjalan dengan baik. 4. Dengan menggunakan sistem pemetaan yang tepat serta pemberian rekomendasi yang baik maka dapat membantu pasar tradisional untuk tetap bisa bertahan di antara berkembangnya pembangun pasar modern yang begitu cepat.
[5]
5.2 Saran Setelah membangun aplikasi ini dari awal hingga akhir, penulis menyadari bahwa masih ada beberapa hal yang dapat ditambahkan kedalam aplikasi ini sehingga bisa membuat aplikasi ini lebih baik. Hal-hal yang mungkin dapat dikemudian hari ditambahkan adalah sebagai berikut. 1. Sistem pemberian alamat, sehingga dapat menambah lokasi atau pasar dengan memasukkan alamat. 2. Menambahkan kelurahan kepada kecamatan. 3. Menambahkan lebih banyak informasi nama jalan.
6. DAFTAR PUSTAKA [1]
Smeru
[online].
www.smeru.or.id/publicationdetail.php?id=2 04 [2]
Natawidjaja, Ronnie S. (2006) Modern Market Growth and the Changing Map of the Retail
Food
Factor
in
Indonesia
[Pertumbuhan Pasar Modern dan Perubahan Peta Sektor Ritel Makanan di Indonesia]. Pacific Food System Outlook 9th Annual Forecasters
[online]
www.pecc.org/food/papers/20052006/Indonesia/indonesia-paper. pdf [3]
Pricewaterhouse Coopers (2005) Global Retail and Consumer Study From Beijing to Budapest [Kajian Ritel dan Konsumen dari Beijing
sampai
Budapest].
PricewaterhouseCoopers
[online]
www.pwc.com/gx/
eng/about/ind/retail
/growth/indonesia.pdf [4]
Pasar Bersih. Pengertian Pasar Modern [Online] http://pasarbersihserang.blogspot.com/2011/0 4/pengertian-pasar-modern.html
Kesuma, Nidya Citra. Analisis Statistika pada Variabel-Variabel yang Memperngaruhi Pedapatan Pedagang Pasar Tradisional di Surabaya Selatan.