NO. URUT: 1093/0304/D
LAPORAN TUGAS AKHIR (TL-4020) DESAIN
KAJIAN TEKNOLOGI PENGEMBALIAN FUNGSI HIDROLOGIS LAHAN PERUMAHAN DI KAWASAN KONSERVASI INTI BANDUNG RAYA UTARA (STUDI KASUS: VILLA ISTANA BUNGA)
Oleh: ELISABETH RIANAWATI SITUMORANG 153 99 030
DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2004
ABSTRAK
Cekungan
Bandung
menghadapi
masalah
sumber
penyediaan
air
bersih:penurunan air tanah sebesar 0.01-0.21 m/bulan, berkurangnya debit andalah air sungai Citarum Nanjung, serta banjir regional Sapan-Dayeuhkolot; disebabkan oleh konsumsi air tanah secara berlebihan oleh industri dan kurangnya imbuhan kembali karena konversi lahan. Bandung Utara merupakan kawasan konservasi yang penting bagi penyediaan air baku Cekungan Bandung yaitu sebesar 52.9 juta m 3/tahun atau ± 60% dari total imbuhan (Soekrisno dan Warsono, 1991), peruntukkannya seharusnya adalah: hutan lindung, pertanian tanaman keras, pertanian lahan kering, lahan basah dan permukiman pedesaan menurut SK Gub 181.1/1624-Bappeda/1982 Terjadi pembangunan perumahan di Bandung Utara yang melanggarnya SK Gub 181.1/1624-Bappeda/1982 dan turunannya yang menyebabkan kerugian dari produksi sumur bor (± 4 trilyun/tahun) dan pertanian (± 6 juta rupiah/tahun). Adanya penyimpangan penggunaan tata guna lahan di Bandung Utara, termasuk di Villa Istana Bunga, yang seharusnya menjadi hutan produksi atau perkebunan menurut SK Gub 181.1/1624-Bappeda/1982, salah satunya dikarenakan adanya peraturan yang secara esensi bertentangan dengan konservasi air (PAKTO'93). Terjadi perubahan debit limpasan di kawasan Villa Istana Bunga setelah kawasan ini dibangun yaitu sebesar 2.103 m 3/dtk, yang seharusnya adalah hutan produksi dengan indeks konservasi 0.8 dan debit limpasan 4.206 m3/dtk menjadi permukiman dengan indeks konservasi 0.7 dan debit limpasan 6.309 m 3/dtk karena itu diper/ukan metoda konservasi air limpasan yang dapat mengembalikan fungsi hidrologis lahan. Alternatif teknologi resapan yang dapat digunakan untuk mengembalikan fungsi hidrologis lahan adalah sumur imbuhan di tiap hunian, saluran resapan serta kolam 3 imbuhan dengan besar konservasi 1.696 m 3/hari dan sisanya 407 m /hari diresapkan
oleh kolam imbuhan dengan air dari sungai
ABSTRACT Cekungan Bandung has problem of clean water supply which includes: the decreasing depth of groundwater surface equal to 0.001-0.21 m/month, the decrasing debit amount produced by Citarum Nanjung River, and also regional flood in SapanDayeuhkolot, all caused by redundant water consumption by industries and the lack of groundwater recharge due to land convertion. North Bandung takes a significant role in providing water supply for Cekungan Bandung that is 52.9 m 3/year in number or equal to ±60% of total recharge (Soekrisno dan Warsono, 1991). The land usage according to SK Gub 181.1/1624-Bappeda/1982 should be conservation forest, trees farming, dry land farming, wet land farming and suburban housing. The development of housing in North Bandung which violate SK Gub 181.1/1624Bappeda/1982 and it's processor has caused deficiency of drill well's production (± 4 trillion/year) and farming production (± 6 million rupiah/year). The deviation of land usage in North Bandung including in Villa Istana which ought to become production forest or plantation according to SK Gub 181.1/1624Bappeda/1982, because of PAKTO'93 whose essence opposes SK. Gub 181.1/1624Bappeda/1982. There's a change in run-off debit in the area of Villa Istana Bunga after the area 3 was developed, from .8 of conservation index and 4.206 m /sec in run-off debit to 0.7 for
conservation index and 6.309 m 3/sec for run-off debit. This statement explains the need of groundwater recharge technology in order to recover hidrological land function. Alternative of roundwater recharge technology that is used are recharge water at each house, drainage recharge and also recharge pit with the conservation achievement up to 1.696 m 3/day and the lack of 407 m 3/day debit covered by recharge pit with river water.