Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
KAJIAN POLA REWORK PADA PELAKSANAAN PEKERJAAN FINISHING PERUMAHAN DI SURABAYA 1
Hero Ticher Juliana1, Putu Artama Wiguna2 Jurusan Manaj.Proyek, MMT – ITS;
[email protected] 2 Jurusan Manajemen.Proyek, www.mmt.its.ac.id
ABSTRAK Pekerjaan konstruksi yang ekonomis; tepat waktu dan konsisten dengan mutu merupakan tujuan utama jasa konstruksi dan merupakan tantangan besar. Pekerjaan berulang yang dikarenakan ketidakakuratan dalam implementasi pertama kalinya merupakan tidakan tidak ekonomis dan efisien. Salah satu aspek yang menjadi penghalang pencapaian tujuan ini adalah adanya pemborosan waktu, biaya dan tenaga dan terkadang pula penurunan mutu akibat pengulangan kerja atau dikenal sebagai "rework". Penelitian ini bertujuan membahas rework pada pelaksanaan pekerjaan finishing untuk bangunan perumahan di Surabaya. Pembahasan meliputi tipe-tipe rework yang sering terjadi dan faktor-faktor penyimpangan proses konstruksi yang potensial menyebabkan rework serta korelasi antara jenis-jenis rework yang sering terjadi dengan faktor-faktor penyebab penyimpangannya. Tehnik pembahasan yang digunakan adalah analisis deskripsi, analisa faktor dan uji korelasi. Analisa deskripsi untuk membahas data responden dan frekuensi jawaban respoden dari kuisioner. Analisa faktor digunakan pada jenis-jenis rework dan faktorfaktor penyebab agar didapat pola-pola yang variabel yang memiliki keterkaitan erat dan mereduksi faktor-faktor yang tidak memiliki keterkaitan dan uji korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara jenis-jenis rework yang terjadi dengan penyebabpenyebab penyimpangan. Hasil dari penelitian ini akan di dapat dokumentasi kecenderungan rework yang paling sering terjadi pada finishing proyek perumahan, serta faktor-faktor penyebab rework tersebut berdasarkan analisa deskriptif dan statistik. Kata kunci : proses konstruksi, pekerjaan finishing perumahan, rework PENDAHULUAN Kegiatan jasa konstruksi mewajibkan pelaku ekonomi meningkatkan efisiensi dalam melakukan aktifitasnya. Aktifitas jasa konstruksi banyak menyita pembiayaan, tenaga dan waktu sehingga selayaknya usaha untuk mencapai efisiensi proses konstruksi difokuskan pada kontraktor sebagai penerjemah dokumen rancang menjadi bangunan fisik. Penyelesaian pekerjaan konstruksi yang ekonomis; tepat waktu dan konsisten dengan mutu merupakan tujuan utama setiap pelaku jasa konstruksi. Dengan tidak memandang skala pekerjaan yang dilakukan, pada kenyataannya ke tiga hal di atas sekaligus merupakan tantangan besar yang harus dihadapi. Semua proyek harus mengantisipasi deviasi (penyimpangan) pada pelaksanaannya. Salah satu aspek yang menjadi penghalang pencapaian tujuan ini adalah adanya pemborosan waktu, biaya dan tenaga dan terkadang pula penurunan mutu akibat pengulangan kerja atau dikenal sebagai "rework". Aktifitas rework digolongkan sebagai waste dan didefinisikan sebagai aktifitas yang mengeluarkan waktu, biaya dan sumber daya tetapi tidak memberikan nilai tambah
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
pada produk akhir (Alarcon, 1994), (Koskela, 1992) & Love et al. (1997) dan Physical Construction Waste didefinisikan. seperti yang dipaparkan beberapa sumber (Alarcon, 1994) rework merupakan salah satu kontributor utama pada pembengkakan biaya dan keterlambatan proyek. Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi, sangat jarang dan bahkan mustahil untuk tidak menemui rework. Rework tidak dapat dihindari dari dunia konstruksi. Dampak buruk rework dapat berpengaruh pada pada performa dan produktifitas, baik konsultan maupun kontraktor. Selain itu, rework merupakan salah satu kontributor utama pada pembengkakan biaya dan keterlambatan proyek. Di Indonesia sendiri, rework diindikasikan sebagai penyebab kedua terutama untuk hilangnya produktifitas pekerja (Kaming, P.F., Olomaiye, P.O., Holt, G.D. and Harries, F.C, 1997), dan merupakan masalah yang sering timbul baik pada pekerjaan desain maupun konstruksi. Akibat yang ditimbulkan rework cukup besar yaitu performa dan produktifitas kontraktor maupun konsultan yang sia-sia. Dengan mempertimbangkan bahwa dampak buruk yang diberikan cukup besar, maka usaha-usaha untuk mengurangi rework pada tahap konstruksi sangat diperlukan. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan mempelajari terlebih dahulu penyebab-penyebabnya. Beberapa penelitian sebelumnya telah berusaha untuk mengidentifikasikan penyebab dari rework , namun penelitian yang khusus di Indonesia atau Surabaya mengenai rework pada perumahan, masih jarang atau bahkan belum ada. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk secara sistematis mengidentifikasi penyebabpenyebab yang terutama dari rework pada proyek-proyek perumahan di Surabaya. Selain itu, penelitian ini juga mengusulkan strategi yang dapat digunakan untuk menanggulangi atau mencegah terjadinya rework. Rework dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pekerjaan-pekerjan dalam fase finishing saja. METODOLOGI PENELITIAN Definisi Dan Batasan Rework Dalam Bahasa Indonesia rework diterjemahkan menjadi pekerjaan ulang. Berikut beberapa pengertian rework menurut sumber : Menurut Love at al (1997), rework didefinisikan sebagai kegiatan permintaan yang dianggap hampir selesai, tetapi tidak mencapai kepuasan pelanggan. Rework adalah aktivitas di lapangan yang harus dikerjakan lebih dari sekali, atau aktivitas yang menghilangkan pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya sebagai bagian dari proyek diluar sumber daya, di mana tidak ada change order yang dikeluarkan dan change of scope yang diidentifikasi (Kaming, Olomaiye, Holt and Harries, 1997) Koskela (1994) rework sebagai aktifitas yang mengkonsumsi waktu, sumber daya dan masa dimana tidak menambahkan nilai pada hasil akir Menurut Constuction Industry Institute (2000), di Amerika, rework merupakan problema manajemen kualitas dan efisiensi pada proses konstruksi yang harus dicarikan pemecahannya. Sedangkan batasan atau hal-hal yang tidak termasuk rework adalah (Field Rework Research Team, 2001): Perubahan desain atau kesalahan yang tidak mempengaruhi pekerjaan di lapangan. Perubahan scope pekerjaan mula-mula yang tidak berpengaruh pada pekerjaan yang sudah dilakukan. Kesalahan fabrikasi on-site tapi tidak mempengaruhi aktivitas di lapangan secara
ISBN : 978-602-97491-2-0
B-8-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
langsung (diperbaiki tanpa mengganggu jalannya aktivitas konstruksi). Pada penelitian ini rework didefinisikan sebagai aktivitas di lapangan yang harus dikerjakan lebih dari sekali, atau aktivitas yang menghilangkan pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya sebagai bagian dari proyek di luar sumber daya, di mana tidak ada change order yang dikeluarkan (Winata, Hendarlim, 2004). Pengertian/definisi ini dirasa paling tepat karena menyertakan batasan bagi terjadinya rework.
Repair
Design & komunikasi
Revision Manajerial
Penyimpangan
REWORK
Sumber daya
Replacement t Redesign
Gamber 1. Model konsep penelitian
Jenis-Jenis Rework Penentuan variabel jenis-jenis rework diambil dari literatur : Burati, Farington dan Ledbetter (1992), yaitu : Repair Sesuai dengan definisi pada tinjauan pustaka, lingkup “repair” adalah pekerjaan ulang untuk mengembalikan kondisi item pekerjaan tertentu ke kondisi semulanya (pekerjaan dimaksud sudah berada dalam kondisi selesai) Revision Lingkup pada revision adalah sesuai definisi yaitu pekerjaan yang dilakukan untuk menyelesaikan atau menyempurnakan item pekerjaan dimaksud yang mengalami perubahan-perubahan akibat pelaksanaan pekerjaan finishing perumahan. Replacement Replacement merupakan aktifitas perbaikan dengan mengganti suatu unit material, system karena tidak berfungsi sesuai standard. Redesign Redesign adalah aktifitas perbaikan yang dilakukan perancang atau pelaksana untuk merancang ulang design finishing. Faktor-Faktor Penyebab Rework Gambar 1 mengilustrasikan faktor-faktor penyebab rework yang diambil dari literature (Love, Mohamed, 1997), (Love, Li, 2001), (Josephson, Larsson, Li, 2002). Faktor-faktor ini dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu faktor desain dan dokumentasinya, faktor manajerial, dan faktor sumber daya (resources). Faktor yang terkait dengan desain dan dokumentasinya biasanya lebih langsung berhubungan dengan proses desain yang melibatkan desainer (konsultan) dan pemilik proyek.
ISBN : 978-602-97491-2-0
B-8-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011 REWORK Desain & Komunikasi
Manajerial
Sumber daya
Kesalahan desain
Jadwal terlalu padat
Material salah terkirim
Pekerja kurang pegalaman
Perubahan Desain
Kurangnya kontrol
Material terlambat
Pekerja kurang pengetahuan
Detail tidak jelas
Kurangnya teamwork
Buruknya alur informasi
Banyaknya kerja lembur
Kurangnya construcbility
Kurangnya informasi lapangan
Kurangnya antisipasi thd keadaan alam
Salah prosedur kerja
Kurang pengetahuan karakter bahan
Salah keputusan
Buruknya koordinasi dokumen
Kurangnya peralatan
Gambar 2. Faktor-Faktor Penyebab Rework
Pekerjaan Finishing Proyek Rumah Item-item pekerjaan fnishing sebagai obyek yang akan diteliti adalah : Pekerjaan pemasangan keramik lantai Pekerjaan pembuatan dinding Pekerjaan langit-langit (plafond) Pekerjaan pemasangan pintu dan jendela Dalam penelitian ini pertama–tama di identifikasikan jenis-jenis dari rework dengan melihat penelitian-penelitian terdahulu Burati, Farington dan Ledbetter (1992) yang kemudian di integrasikan dalam pekerjaan finishing proyek perumahan. Untuk mendapatkan jenis-jenis rework pada pekerjaan finishing, penelitian ini menggunakan metode kuesioner untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Penyebaran kuisioner di lakukan dua kali, yang pertama bertujuan untuk menjaring item-item pekerjaan dari jenis-jenis rework finishing perumahan disertai dengan wawancara langsung dan menguji kelayakan kuisioner. Sedangkan kuisioner kedua bertujuan untuk menjaring hasil besaran masing-masing item pekerjaan rework berikut penyebabnya. Jenis-jenis dan penyebab–penyebab yang telah diidentifikasikan di atas ditanyakan kepada responden dengan menggunakan skala satu (1) sampai lima (5), dimana semakin besar skala, semakin kecil pengaruh faktor tersebut untuk menyebabkan timbulnya rework, hal ini didasarkan bahwa item-item yang dinilai bersifat negative. ISBN : 978-602-97491-2-0
B-8-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
Target responden dalam penelitian ini adalah individu yang pernah terlibat langsung dalam pelaksanaan proyek yang memenuhi syarat yang diambil dari pengembang yang termasuk populasi penelitian ( Anggota Real Estate Indonesia di Surabaya ). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive untuk menjaring tenaga ahli pengembang yang berpengalaman dalam pekerjaan finishing arsitektural. Penelitian ini akan membandingkan secara statistik jawaban masing-masing responden mengenai jenis-jenis rework yang sering terjadi beserta penyebab-penyebab terjadinya rework. Analisa data Analisa deskriptif Analisa deskriptif dalam penelitian ini terdiri dari dua bagian. Pertama, analisa deskriptif tentang perusahaan-perusahaan dan data responden. Kedua analisi deskriptif tentang aspek rework yang terdiri dari jenis-jenis rework yang sering terjadi pada pelaksanaan finishing perumahan serta faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan rework. Analisa Faktor Analisa faktor digunakan pada jenis-jenis rework dan faktor-faktor penyebab agar didapat pola-pola yang variabel yang memiliki keterkaitan erat dan mereduksi faktor-faktor yang tidak memiliki keterkaitan. Analisa ini dilakukan karena mengingat variabel yang ada bersifat multivariate, jumlah variabel yang besar dan masing masing variabel saling terkait. Setelah dilakukan analisa terhadap jenis-jenis rework, kemudian dilakukan analisa faktor pada penyebab-penyebab rework yang paling dominan dalam kerjadian rework pada masing-masing item pekerjaan rework finishing namun sebelum keduanya di laksanakan, dilakukan terlebih dahulu uji KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) dan Bartlett’s Test. Uji test KMO and Bartlett’s Test, test ini diperlukan, KMO untuk menguji validasi data. Apabila nilai KMO diatas 0.5 , maka data-data penelitian dapat digunakan untuk uji analisa faktor.. Sedangkan Bartlett’s test ditujukan untuk mengetahui signifikasi korelasi antara indikator dan faktor yang nantinya akan terbentuk, jika nilai Bartlett’s test kurang dari 0.05, maka analisa faktor dapat dilakukan. Analisa Uji Korelasi Uji korelasi dilalukan untuk mengetahui korelasi antara jenis-jenis rework yang terjadi dengan penyebab-penyebab penyimpangan. Uji dilakukan dengan menjumlah semua jawaban dari responden. Sebelum dilakukan uji korelasi, dilakukan uji test Normalisasi yang merupakan syarat dengan ketentuan jika nilai yang dihasilkan lebih dari 0,5 maka distribusi tersebut normal. Jika distribusi tidak normal maka test yang dilakukan adalah korelasi spearman. KESIMPULAN Walaupun rework tidak dapat sepenuhnya dihindari dari dunia konstruksi, usaha-usaha untuk mengurangi atau mencegah terjadinya rework yang sama harus dilakukan mengingat dampak yang diakibatkan cukup besar, baik secara langsung maupun tidak langsung. Makalah ini akan menyajikan suatu penelitian jenis-jenis rework pada pekerjaan finishing yang potensial terjadi menyelidiki faktor-faktor penyebab rework dan juga cara yang efektif untuk menguranginya menurut konsultan dan kontraktor di Surabaya.
ISBN : 978-602-97491-2-0
B-8-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5 Pebruari 2011
DAFTAR PUSTAKA Alarcon, L.F. (1994). Tools for the identification and reduction of waste in construction projects. L.F. Alarcon, ed. Lean Construction. Rotterdam: A.A. Balkema, 365377. Alarcon, L.F., Mardones, Daniel A. (1998). Improving the design-construction interface. Paper of Proceeding IGLC ’98, Guaruja, Brazil. URL://http.www.ce.berkeley.edu/~tommelein/IGLC 6/AlarconAndMardones.pdf Andi, M., Takayuki. (2003) Design Document Quality in the Japanese Construction Industry : Factors influencing and Impacts on Construction Process. Internationl Journal of Project Management. Andi, Winata.S., Hendalim Yanto., (2005) Faktor-faktor penyebab rework pada perkerjaan konstruksi. Civil Engginering Dimension, Vol 7. Akitson, A. (1998) Human Error in the management of building projects. Construction Management and Economics, 16. Burati, J.L, Farrington, J.J. and Ledbetter, W.B, (1992), Causes of Quality Deviations in Design and Construction, Glasgow, UK : Journal of Construction Engineering and Management. Josephson, PE., Larsson, B Li (2002). Illustrative Benchmarking Rework and Rework Costs in Swedish Construction Industry. Journal of Management in Engginering, 18. Koskela Lauri. (1992), Apllication of the New Production Philosophy to Construction , CIFE technical report #72 Kaming, P.F., Olomaiye, P.O., Holt, G.D., and Harries, F.C., Factors Influencing Craftsmen's, Journal of Project Management, 15(1), 1997, 21-30. Ledbetter, WB, (1994), Quality Performance on Successful Project, Journal of Construction Engineering and Management, 120, pp 34-47. Love, P.E.D, Wyatt,A.D and Mohamed, S (1997), Understanding Rework in Construction, Proceeding International Conference on Construction Process Reengineering (Queensland), pp 269-278. Love, P.E.D. and Heng, Li. (2000). Quantifying the causes and costs of rework in construction. Construction Management and Economics, 18(4), 479-490.
ISBN : 978-602-97491-2-0
B-8-6