FINISHING INTERIOR Sistem Finishing Pada Furniture Dalam proses pembuatan furnitur, finishing merupakan sentuhan akhir. Dari sinilah, salah satunya, kualitas furnitur ditentukan. Finishing seperti apa yang tepat dan rapi itu? Ada beragam pilihan, dari bahan sampai cara pemolesan. Mengenai cara melapis furnitur: ada yang disemprotkan, ada juga yang model tempel atau dilapis. Pelapis model tempel merupakan cara paling mudah. Pelapis ini direkatkan menggunakan lem. Mudah dibongkar-dipasang dan diganti dengan jenis baru. Pilihan warna dan motifnya juga beragam. Dari segi biaya, relatif lebih murah. Veneer adalah salah satu jenis bahan finishing tempel. Ia merupakan lembaran kayu yang dipotong tipis dan diolah. Banyak sekali pilihan motif veneer ini, misalnya veneer nyatoh (motif kayu nyatoh) dan veneer jati (motif kayu jati). Selain veneer yang dibuat dari material alam, ada juga yang sintetis, antara lain HPL (High Pressure Laminated ). Bahan ini merupakan plastik tipis bermotif kayu. Pilihannya banyak. Biasanya orang langsung menyebut merek pembuat HPL itu, seperti takon, formika, dan decosheet. Finishing yang disemprotkan atau dilabur bersifat cairan. Material finishing cair yang cukup populer adalah pelitur. Pelitur sering digunakan untuk memoles material kayu, rotan, dan bambu. Jenis lainnya adalah melamik dan cat. Melamik bersifat transparan, lebih berupa pelapis akhir atau coating. Lain dengan cat, yang memiliki warna beragam. Cat dapat memberi warna pada furnitur. Veneer dan Kayu Lapis Veneer merupakan lembaran kayu yang memiliki tebal 0.24 mm hingga 0.6 mm yang diperoleh melalui pengupasan kayu jenis-jenis tertentu. Veneer yang memiliki ketebalan diatas 0.6 mm sudah dapat dikatakan sebagai papan. Selain digunakan sebagai bahan finishing pada kayu lapis dan blockboard, veneer sebenarnya merupakan bahan baku untuk pembuatan kedua produk itu sendiri. Dalam pembuatan kayu lapis, veneer ditempelkan menjadi satu dengan arah serat yang sejajar atau saling silang dalam jumlah yang ganjil. Veneer juga dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan laminated wood. Pada pembuatan blockboad, veneer direkatkan pada bagian depan dan belakang produk dan pada bagian tengah diisi dengan partikel-partikel kayu. Teakboard pada dasarnya sama dengan blockboard, hanya saja lapisan veneer yang digunakan adalah veneer dari jati. Sedangkan pada laminatedboard yang juga biasanya disebut blockboard oleh para tukang biasanya diisi dengan balok kayu pada bagian tengahnya, namun kita lebih sering menemukan diisi dengan blockboard secara vertikal pada bagian dalamnya. Veneer juga menjadi bahan baku pembutan kotak dan batang korek api, tusuk gigi dan lainnya.
Veneer Seperti yang sudah dijelaskan tadi, bahwa kayu lapis atau plywood merupakan hasil penempelan veneer, plywood yang terdiri dari 3 lapis veneer biasa kita kenal dengan nama tripleks, sedangkan plywood yang lebih dari 5 lapis veneer biasa kita kenal dengan multipleks.
Veneer dan kayu lapis dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan papan yang berukuran lebih lebar. Dimensi kayu lapis dipasaran biasanya ada pada ukuran 122 cm x 244 cm. Selain itu pembuatan kayu lapis diharapkan dapat menghemat penggunaan kayu karna biasanya menggunakan kayu dengan kualitas rendah seperti ; 1. Meranti 2. Keruing 3. Kapur
4. Kampas 5. Merawan 6. Mangir 7. Agathis
Multipleks Namun ada pula veneer yang dibuat dari kayu berkualitas yang lebih tinggi seperti ; 1. Jati 2. Sonokeling 3. Kayu Hitam 4. Sonokembang 5. Rengas 6. Kuku
Blockboard Kayu lapis dan veneer diklasifikasi atas kelasnya sebagai berikut ; 1. Custom. Kayu lapis dan veneer jenis ini dibuat dengan memilih corak kayu yang bagus dan dibuat dari kayu yang berkualitas tinggi. 2. Good. Kayu lapis dan veneer jenis ini biasanya digunakan sebagai finishing natural. 3. Sound and utilities grades. Jenis kayu lapis dan veneer ini memiliki kualitas yang rendah dan biasa digunakan untuk pekerjaan struktur atau kemudian dilapis dengan duco. 4. Backing Grades. Jenis ini biasanya digunakan untuk pekerjaan struktur yang tidak terlihat. Kayu lapis dan veneer awam digunakan saat ini pada pembuatan furniture interior rumah tinggal, kantor, bahkan untuk produksi masal karna harganya lebih rendah dari kayu solid, ditambah lagi kayu lapis dan blockboard biasanya ditempeli lagi dengan HPL, melamin dsb yang tersedia dengan berbagai variasi sehingga memberikan banyak alternatif bagi konsumen. Namun selain memiliki beragam keunggulan yang telah disebutkan diatas, tetap saja kayu lapis merupakan kayu olahan yang butuh perawatan lebih banyak, serta memiliki durabililtas yang pendek karna dibuat dengan mencampurkan berbagai komponen seperti lem dan bahan kimia lain dibandingkan dengan kayu solid. Kayu lapis dan blockboard biasanya menjadi pilihan yang ekonomis bagi industri perumahaan yang ingin menyediakan perumahaan yang build-in dengan interior, begitu pula untuk hotel, apartemen, kantor maupun commercial place lainnya.
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kayu lapis ; 1. Kayu lapis hendaknya disimpan secara mendatar dan rata 2. Permukaan kayu lapis rentan terhadap benturan, gesekan dan terutama air, jadi hindari kontak dengan hal-hal tersebut. 3. Simpan pada ruangan yang kering dan luas agar tidak terbentuk jamur atau terjadi kelengkungan. 4. Agar dimensinya tetap terjaga beri pelindung pada sisi-nya. 5. Beli kayu lapis saat hendak digunakan, karna kayu lapis mudah rusak. Kecuali anda adalah pedagannya atau memiliki tempat penyimpanan khusus. Adapun ketebalan untuk kayu lapis yang biasanya diperdagangkan di Indonesia mempunya variasi ketebalan sebagai berikut ; 1. 244 x 122 x 0,4 cm (tripleks) 2. 244 x 122 x 0,6 cm (tripleks) 3. 244 x 122 x 0,9 cm (tripleks) 4. 213,5 x 91,5 x 0,4 cm (tripleks jati) 5. 213,5 x 94,5 x 0,4 cm (tripleks ukuran kecil) 6. 183 x 91,5 x 0,4 cm (tripleks ukuran kecil) 7. 244 x 122 x 1,2 cm (multipleks) 8. 244 x 122 x 1,4 cm (multipleks) 9. 244 x 122 x 1,5 cm (multipleks) 10. 244 x 122 x 1,8 cm (multipleks) 11. 244 x 122 x 2,4 cm (multipleks) Jenis - Jenis Kayu Klien pada umumnya kurang mengerti mengenai material kayu yang ada di pasaran. Beberapa berkata bahwa harganya mahal. "Kok bisa lebih mahal dari harga di Hypermart or Giant". Secara garis besar, ada dua jenis kayu : Kayu Solid dan Kayu Olahan (Multiplek, Blockboard, MDF/HDF, dan Partikel Board). Berikut penjelasannya : a. Kayu Solid Kayu solid dapat dikatakan sebagai bahan yang paling kuat dan tahan lama dibandingkan kayu olahan. Untuk ketersediannya semakin terbatas, dan harganya yang sangat mahal. Dalam proses pembuatan menjadi furniture, memang diperlukan tangan yang terampil. Sifat muai dan susutnya perlu diperhatikan dalam proses pengeringan. Kayu
yang biasa ada di pasaran Indonesia, antara lain kayu jati, kayu nyatoh, kayu sungkai, kayu mahoni, dan lainnya.
b. Multiplek atau Kayu Lapis atau Plywood Multiplek dibentuk dari beberapa lembaran kayu yang direkatkan dengan tekanan tinggi. Ketebalannya bervariasi mulai dari 3mm, 4mm, 9mm, 12mm, 15mm, 18mm. Lebar satu lembar multiplek yaitu 244 x 122 (cm). Dari segi harga, multiplek memang lebih murah dibandingkan kayu solid. Tetapi jika dibandingkan dengan kayu olahan lainnya, harga multiplek lebih mahal.
c. Blockboard Blockboard merupakan potongan kayu kecil sekitar 2.5cm - 5 cm, yang dipadatkan dan diberi pelapis veneer di kedua sisinya. Potongan kayu kecil ini biasanya terbuat dari kayu lunak, sehingga dari segi kekuatan tidak sekuat multiplek. Ketebalannya bervariasi mulai dari 12mm, 15mm, hingga 18mm. Lebar satu lembar blockboard yaitu 244 x 122 (cm). Harga blockboard sedikit lebih murah dibandingkan dengan multiplek.
d. MDF (Medium Density Fibreboard) atau HDF (High Density Fibreboard) MDF terbuat dari serbuk kayu halus dan resin kimia yang direkatkan dengan suhu dan tekanan tinggi. Serbuk kayu halus biasanya diambil dari sisa perkebunan atau bambu. HDF juga terbuat dari bahan yang sama dengan MDF, tetapi kayu serbuk di HDF lebih padat dan kuat. Karena terbuat dari serbuk kayu, MDF lebih fleksibel dan mudah dibentuk. Dari segi berat, MDF memang lebih berat dibandingkan dengan multiplek, karena terkandung resin kimia. Furniture dengan kayu MDF atau HDF dapat dibuat sistem knock down.
e. Partikel Board Partikel board terbuat dari partikel kayu sisa, seperti serbuk gergaji, serpihan kayu, dan potongan kayu kecil yang direkatkan dengan tekanan tinggi dan dikeringkan. Kayu partikel yang digunakan lebih kasar dan tidak beraturan. Dari segi harga, partikel board memiliki harga yang paling murah dibandingkan kayu olahan lainnya. Jika terkena air, kekuatan partikel board ini akan hilang. Serta tidak dapat menahan beban berat, sehingga kayu dapat melengkung.
Jenis - Jenis Finishing Setelah memahami tentang jenis-jenis kayu, sekarang yang perlu diketahui adalah finishing yang akan digunakan. Secara garis besar, ada dua macam finishing : cat dan lapisan. Finishing cat, memang lebih mahal dibandingkan dengan lapisan, karena proses kerjanya yang cukup rumit dan memakan banyak waktu. Dari segi maintenance, memang finishing cat memerlukan extra maintenance. Kelebihannya untuk bidang yang panjang, tidak terlihat sambungan. Bagaimana dengan lapisan? Dari segi maintenance, jelas lebih mudah. Pekerjaan dengan menggunakan lapisan juga lebih cepat. Tetapi lapisan juga memiliki keterbatasan. Mari kita bahas, jenisjenis finishing lapisan terlebih dahulu. Berbagai jenis lapisan yang digunakan saat ini, yaitu : HPL, PVC Sheet, Veneer. a. HPL HPL memiliki berbagai macam corak dan warna. Mulai dari warna solid, metalik, motif kayu, hingga motif granit. Untuk ukurannya sama dengan multiplek, yaitu 122 x 244 cm. Untuk ketebalannya berkisar 0.7mm. Di pasaran ada banyak sekali merk HPL, diantaranya Taco, Artform, Violam, Grassmerino, AICA, Arborite, WilsonArt, Milano, Natural, dan lainnya. Finishing menggunakan TacoHPL & Artform sebagai standar material yang di gunakan di furniture. Dari segi tampilan memang HPL tidak semewah finishing cat. Penasaran dengan motif-motifnya? Bisa dilihat disini : 1. Taco HPL - www.tacohpl.com 2. Artform HPL - www.artformhpl.com
b. PVC Sheet PVC sheet memiliki ukuran yang lebih tipis dibandingkan dengan HPL. Karena lebih tipis PVC sheet kurang tahan terhadap panas. Sifatnya elastis. Biasanya menggunakan PVC Sheet hanya untuk bagian finishing dalam furniture, dengan tujuan agar memiliki warna yang sama dengan pelapis diluarnya dan menekan budget klien. Ada berbagai jenis yang sering digunakan seperti, TacoSheet dan Decosheet. Dari segi harga, pvc sheet lebih murah dibandingkan dengan HPL. Tapi untuk pengerjaan lebih sulit. Butuh keahlian dan kesabaran ketika memasang pvc sheet.
c. Veneer Veneer memiliki serat kayu yang terlihat alami, karena memang terbuat dari serat kayu asli. Harga veneer sangat mahal.
Jenis finishing cat. Yang paling sering dikerjakan di lapangan, yaitu duco dan melamik. a. Duco Duco memiliki kelebihan seperti pilihan warna yang sangat banyak, khususnya untuk furniture anak-anak. Tetapi, sayangnya harga duco cukup mahal karena proses pengerjaan yang agak lama dan cukup rumit. Untuk pilihannya, bisa dibuat menjadi dua pilihan : glossy atau doff. Proses kerja duco, kurang lebih seperti ini : 1. Sanpolak. Jadi diproses ini semua permukaan kayu disanpolak semuanya. 2. Epoxy. Campuran epoxy dengan tiner biasanya 1:1. Setelah selesai didiamkan dulu 2-3 hari. Setelah itu baru diamplas. 3. Cat dasar. Cat dasar menggunakan Danagloss. Setelah pengecatan, dikeringkan min 24 jam. Keesokan harinya baru diamplas kembali. 4. Cat finish (Danagloss) 5. Finishing clear : gloss atau doff (include dipoles) b. Melamik
Untuk pekerjaan finishing melamik harganya juga cukup mahal. Kelebihan melamik ini memberikan kesan mewah. Untuk proses kerja melamik, kurang lebih seperti ini : 1. Bidang yang mau di melamik harus bersih dari debu, kemudian diamplas 2. Isi pori-pori kayu dengan wood filler sesuai dengan warna yang diinginkan. Kemudian diamplas lagi 3. Warnai dengan wood stain, warna yang diinginkan, pengerjaan dengan menggunakan kuas 4. Sanding. Tunggu sanding sealer sampai kering, kemudian diamplas sampai halus 5. Finishing clear : gloss atau doff
Jenis Top Table Jaman sekarang, ada dua material yang sering digunakan : granit, marmer, dan solid surface. Masing-masing produk memiliki kelebihan dan kekurangan. Granit memiliki kelebihan : tahan terhadap panas, gores, serta punya banyak pilihan warna dan motif. Tetapi sayangnya, granit membutuhkan perawatan yang intensif dan pelapisan berkala, memiliki pori-pori sehingga menyerap kotoran, dan sambungan terlihat. Marmer juga memiliki warna dan motif yang banyak serta terlihat elegan dan indah. Tetapi sayang, marmer tidak dianjurkan untuk pemakain dengan frekuensi yang tinggi. Marmer lebih lunak dibandingkan granit, memiliki pori-pori sehingga menyerap kotoran, dan sambungan terlihat. Solid surface merupakan material yang sering digunakan untuk top table. Solid surface terbuat dari dari resin akrilik atau polyester. Solid surface memiliki kelebihan seperti, tidak akan terlihat sambungan, goresan dan retak dapat diperbaiki, tidak berpori, mudah dibersihkan dan mudah perawatannya. Tapi dibalik itu, kekurangan solid surface, yaitu pengenaan panas yang lama dapat merusak solid surface. Berikut contoh granit yang digunakan : a. Starwhite. Granite. mulai Rp 1.100.000,00 b. Nero Asoluto. Granite. mulai Rp 1.400.000,00 c. Black Gold. Granite. mulai Rp 1.750.000,00
Berikut gambar solid surface dengan berbagai motif dan warna :
Harga solid surface di pasaran : a. Local. mulai dari Rp 1.700.000,00 b. Medium. mulai dari Rp 2.500.000,00 c. High. mulai dari Rp 4.400.000,00 Edging Banyak klien yang masih bingung tentang edging ini. Sekarang ini, workshop furniture mengerjakan dua jenis edging, yaitu edging PVC dan edging Aluminium. Apa itu edging? Edging adalah bagian tepi dari sebuah panel. Edging inilah yang berfungsi untuk melindungi sisi pinggiran dan menutup sambungan hitam yang terlihat di HPL. Beberapa workshop, mungkin masih menggunakan edging HPL untuk bagian tepi panel. Tapi, cara seperti ini tidak kami rekomendasikan, karena bagian pinggirnya dapat mudah pecah. Berikut kami attach penggunaan edging pada sebuah panel. 1. Edging PVC Edging PVC biasanya dapat dipilih yang warna atau motifnya mirip dengan hpl yang kita gunakan.
2. Edging Aluminium (Doff dan Glossy) Edging aluminium ini lebih kuat dibandingkan dengan edging pvc. Edging aluminium dapat membuat furniture lebih terlihat mewah.
Biaya Desain Berikut harga untuk biaya desain kami : a. Residensial. mulai Rp 150.000,00 per m2 b. Exhibition Booth dan Retail. mulai Rp 200.000,00 per m2 c. Kantor dan Hotel. mulai Rp 250.000,00 per m2
Gambar yang akan diberikan antara lain : a. Furniture Plan : layout ruangan beserta keterangan ukuran dan material furniture b. Floor and Wall Plan : layout lantai dan dinding beserta keterangan material yang akan digunakan c. Ceiling Plan : layout plafond dan titik lampu d. Electrical Plan : layout titik saklar, power outlet, kabel televisi, kabel telepon, ac, dan lainnya e. Gambar tampak dan detail seperlunya f. Output : gambar 3D dan gambar kerja
Revisi desain yang diberikan sebanyak 3x. Jika masih diperlukan revisi, maka akan dikenakan biaya tambahan kembali (mulai dari Rp 200.000,00). Sistem Pembayaran : a. DP 50% pada kesepakatan awal b. 30% pada tahap pengembangan desain (desain sudah deal. start gambar kerja) c. 20% setelah data diberikan kepada klien Biaya Furniture Harga furniture kami tergantung dari desain dan material yang digunakan. Untuk estimasi, berikut daftar harga untuk desain standard : a. Finishing HPL. Dalam Melaminto. mulai Rp 2.000.000,00 b. Finishing HPL. Dalam HPL. mulai Rp 2.500.000,00 c. Finishing Cat Duco. Dalam Melaminto. mulai Rp 2.300.000,00 d. Finishing Cat Duco. Dalam Cat Duco. mulai Rp 2.700.000,00 e. Finishing Cat Melamic. Dalam Melamic. mulai Rp 2.600.000,00 Spesifikasi bahan yang kami gunakan : a. Plywood (Multiplek) 18mm meranti b. Melaminto ex merak c. Rel laci Huben d. Engsel Hafele e. Edging dengan PVC, Aluminium, atau Stainless Steel Finishing : a. HPL Taco (AA, B, H, and E) dan HPL Aica b. Cat Duco Danagloss (Doff, Semi Gloss, High Gloss) c. Melamic Propan Kami akan mengenakan biaya tambahan, jika klien ingin menggunakan finishing lain (seperti veneer, HPL Arborite, dll) dan engsel (Blum). a. Finishing Taco HPL (FC, JG, J, RG, RL, R, WML, GL) biaya tambahan Rp 30.000,00 per meter b. Finihsing Taco HPL (EG, EX, SB, TX, T, VL, WT, BU, KY, S, WM, MA, HL, DA, TI, CF, R) biaya tambahan Rp 35.000,00 per meter c. Finishing Taco HPL (EXG, ESM) biaya tambahan Rp 40.000,00 per meter d. Finishing Taco HPL (M, F, WF, ASC1, NG, TEX, W, RD, MY, SE) biaya tambahan Rp 65.000,00 per meter Harga Top Table : a. StarWhite. Granite. mulai Rp 1.100.000,00 b. Nero Asoluto. Granite. mulai Rp 1.400.000,00 c. Black Gold. Granite. mulai Rp 1.750.000,00 d. Local. Solid Surface. mulai Rp 1.500.000,00 e. Medium. Solid Surface. mulai Rp 2.500.000,00 f. High. Solid Surface. mulai Rp 4.400.000,00