Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dalam rangka lebih memantapkan otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi, dan bertanggung jawab, pembiayaan pemerintah dan pembangunan daerah yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya yang berasal dari pajak daerah, pengaturannya lebih ditingkatkan lagi, sedangkan yang berasal dari retribusi daerah harus dipungut dan dikelola secara lebih bertanggung jawab. Peningkatan SDM aparat, penyediaan sarana dan prasarana pendukung serta hal lain yang sifatnya mengarah kearah perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan kepada masyarakat haruslah mendapat prioritas di dalam penganggaran. Pasar tradisional merupakan salah satu prasarana/infrastuktur perkotaan. Dimana retribusi dan pajak pasar merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD). Sehingga untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Blitar maka pemerintah daerah harus memperbaiki sarana/prasarana perkotaan serta dengan memperhatikan peningkatan kemampuan pembiayaan oleh masyarakat dan dunia usaha. Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo merupakan pasar tradisional yang memberikan kontribusi kepada penerimaan PAD Kabupaten Blitar. Hal ini dikarenakan banyaknya kegiatan usaha perdagangan pada pasar ini sebagai salah satu pusat ekonomi di Kabupaten Blitar. Namun jika tidak ditingkatkan aksesibilitasnya maka pasar tradisional Kanigoro dan Pasar Tlogo ini bisa saja kalah bersaing dengan pasar semi modern yang saat ini sangat menjamur di Kabupaten Blitar khususnya di Kecamatan Kanigoro. 1.2. Maksud Dan Tujuan Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, dimaksudkan untuk memperbaiki aksesibilitas pasar agar pencapaian dari segala arah pasar dapat ditempuh dengan mudah oleh masyarakat. Di dalam kajian ini juga terkandung aspek penataan zonning peruntukan tiap-tiap blok pasar sehingga fungsi dan aktivitasnya dapat berjalan dengan normal kembali. Dengan demikian Pemerintah Kabupaten Blitar melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah berinisiatif untuk melakukan penataan dan pengembangan zonning Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo. Revitalisasi Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo di Kabupaten Blitar akan merekomendasikan beberapa hal sehubungan dengan maksud tersebut di atas. 1.3. Manfaat Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar bermanfaat sebagai pedoman untuk: Perumusan kebijakan pokok penataan zonning di Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo. Mewujudkan keterpaduan keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan dan keserasian antar fungsi ruang. Penetapan lokasi bagi masyarakat pelaku perdagangan di Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo (sehingga tercapai efisiensi dan efektivitas pencapaian bagi seluruh zona). Pemanfaatan ruang bagi kegiatan pembangunan. LAPORAN RINGKAS
1
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
LAPORAN RINGKAS
2
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
1.4. Ruang Lingkup 1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah dalam penyusunan Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, adalah dilokasi Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo yang ada sekarang, Kecamatan Kanigoro dan Pasar Tlogo Kabupaten Blitar. Lingkup kawasan tidak dibatasi dengan batas administratif, tetapi ditentukan oleh fungsinya. Dengan demikian, maka lingkup kawasan bisa relatif memiliki luasan di sekitar Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo di wilayah Kecamatan Kanigoro dan Pasar Tlogo. 1.4.2. Ruang Lingkup Materi Ruang lingkup materi pekerjaan ini disusun sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi aksesibilitas masuk ke dalam Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo sesuai dengan yang diharapkan. 2. Mengevaluasi dan melakukan penataan kembali zonning Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo berdasarkan aspek efektivitas dan efisiensinya. 3. Menyusun perencanaan relokasi pasar sayur dan kelengkapannya di sekitar pasar dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensinya. 4. Menata sistem drainase dengan baik pada relokasi pasar, sehingga pasar tidak becek. 5. Menata sistem pembuangan sampah dengan baik pada Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo untuk kebersihan dan kenyamanan pasar. 1.4.3. Aspek Hukum Dan Perundangan Sedangkan peraturan yang menjadi dasar hukum dalam Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar, antara lain sebagai berikut : Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Blitar tahun 2009-2029 Perda Nomor 13 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Usaha Perda Nomor 23 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum II.
KONDISI DAERAH STUDI
1
Karakteristik Umum Wilayah
2.1.1. Lokasi Studi Secara keseluruhan tempat pelaksanaan kegiatan Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar dilakukan di Malang dan Blitar. 2.1.2. Wilayah Administrasi Kabupaten Blitar merupakan salah satu daerah di Propinsi Jawa Timur yang terletak pada 111 25’ – 112 20’ BT dan 7 57-8 9’51 LS berada di Barat daya Ibu Kota Propinsi Jawa Timur – Surabaya dengan jarak kurang lebih 160 Km. Apabila diukur dari atas permukaan laut, maka Kabupaten Blitar mempunyai ketinggian ± 167 meter dan luas 1.588,79 km². Di Kabupaten Blitar terdapat Sungai Brantas LAPORAN RINGKAS
3
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
yang membelah daerah ini menjadi dua yaitu kawasan Blitar Selatan yang mempunyai luas 689,85 km² dan kawasan Blitar Utara, Blitar Selatan termasuk daerah yang kurang subur. Hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerah pegunungan yang berbatu, dimana batuan tersebut cenderung berkapur sehingga mengakibatkan tanah tandus dan susah untuk ditanami. Sebaliknya kawasan Blitar Utara termasuk daerah surplus karena tanahnya yang subur, sehingga banyak tanaman yang tumbuh dengan baik. Salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat kesuburan tanah di kawasan Blitar Utara adalah adanya Gunung Kelud yang masih aktif serta banyaknya aliran sungai yang cukup memadai. Gunung berapi dan sungai yang lebar berfungsi sebagai sarana penyebaran zat-zat hara yang terkandung dalam material hasil letusan gunung berapi. 2.1.3. Karakteristik Fisik Dasar a.
Topografi
Ketinggian Kabupaten Blitar + 167 meter dengan keadaan topografi sangat bervariasi mulai dari dataran, bergelombang, hingga berbukit. Adapun pesebaran kondisi topografi adalah sebagai berikut :
Wilayah Utara mempunyai kemiringan antara 2%-15%, 15%-40% dan lebih besar dari 40% dengan keadaan bentuk wilayah bergelombang sampai dengan berbukit. Mengingat bagian Utara merupakan bagian dari Gunung Kelud dan Gunung Butak.
Wilayah Tengah umumnya relatif datar, dengan kelerengan 0%-2% hanya pada bagian sebelah Timur agak bergelombang dengan kemiringan rata-rata 2%-15%.
Wilayah Selatan sebagian besar merupakan wilayah perbukitan dengan kelerengan rata0rata 15%-40% dan hanya sebagian kecil yaitu, sekitar DAS Brantas topografinya agak landai 0%-2%.
Wilayah Kabupaten Blitar dengan kondisi geografis terdiri dari wilayah pegunungan, dataran rendah, daerah aliran sungai dan pesisir. Daerah pegunungan berada di bagian Utara dengan adanya Gunung Kelud yang masih aktif dan Gunung Kawi di sebelah Timur. Sedangkan pegunungan kapur berada di bagian Selatan berbetasan dengan wilayah pesisir pantai selatan. Daerah dataran rendah berada di bagian tengah dan barat. Daerah Aliran Sungai berada di bagian tengah dan barat. Daerah Aliran Sungai (DAS) berada di bagian tengah wilayah Kabupaten Blitar dimana terdapat aliran sungai Brantas yang membagi wilayah Kabupaten Blitar menjadi 2 bagian yaitu bagian Utara dan bagian Selatan. Sungai Brantas juga sekaligus merupakan muara dari sungai-sungai yang mengalir dari bagian Utara Kabupaten Blitar, seperti Sungai Lekso, sungai Putih, dsb. Di bagian Selatan juga terbentang dari Timur ke Barat wilayah pesisir Kabupaten Blitar sepanjang 45 Km menghadap Samudra Indonesia.
b.
Hidrologi
Sungai-sungai yang mengalir di wilayah Kabupaten Blitar mempunyai pola yang berbeda antara wilayah Utara dan Selatan. Wilayah Utara sungai Brantas membentuk pola aliran sungai (drainase system) radial dimana anak sungai dan LAPORAN RINGKAS
4
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
sungai-sungai. Utamanya seolah-olah berpusat pada Gunung Kelud dan Gunung Butak, kemudian menyebar keluar dan bermuara di sungai Brantas. Wilayah Selatan, sungai-sungai dan anak-anak sungai sebagian kecil (disekitar Kecamatan Binangun) bermuara disungai Brantas. Sumber-sumber mata air utama di Kabupaten Blitar dengan debit air cukup besar tewrdapat di Kecamatan Srengat, Gandusari, Wlingi dan Kesamben. Sedangkan mata air lainnya relatih kecil (ratarata < 5 liter/detik, terletak di Kecamatan Kesamben, Kademangan, Sutiyan dan Bakung. c.
Geologi
Jenis batuan yang dijumpai di wilayah Kabupaten Blitar terdiri dari satuan batu gamping dan satuan batuan vulkanik, dan main yang berumur Miosen, satuan batuan vulkanik muda, batuan endapan alluvial sungai dan satuan endapan alluvial pesisir. Satuan batuan gamping terdiri batuan gamping terumbu yang banyak dijumpai di wilayah Selatan Kabupaten Blitar dengan jumlah hampir 20% dari luas wilayah yang meliputi; Kecamatan Bakung, Wonotirto, sebagian Kecamatan Panggungrejo, dan sebagian Kecamatan Wates. Sedangkan batuan campuran terdiri dari endapan vulkanik (breksi, tua, dan lava) serta endapan main (batuan gamping, napal, serpik, batu pesisir dan konglomerat) terdapat di Kecamatan Sutojayan, sebagian Kecamatan Kademangan, Wonotirto, Panggungrejo, Binangun, Wates, Kesamben, Selopuro dan Ponggak. Satuan batuan vulkanik muda terdiri dari; lava lahar breksi, dan lava andesit sampai Basolt, terletak seluruhnya di bagian Utara wilayah Kabupaten Blitar dengan jumlah + 50% dari luas wilayah. d.
Klimatologi
Iklim di Kabupaten Blitar termasuk tipe C.3. yaitu iklim tropis yang ditandai dengan adanya dua musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Musim penghujan umumnya berlangsung antara bulan November-April. Sedangkan musim kemarau antara bulan Mei-September dengan curah hujan rata-rata 2.003.000 mm/tahun. Suhu rata-rata di Kabupaten Blitar berkisar antara 24,4 0 C dan 28,30 C Tempat disekitar pesisir pantai mempunyai suhu udara rata-rata relatif tinggi 2.1.4. Karakteristik Penduduk Adapun jumlah penduduk Kabupaten Blitar pada tahun 2008 mencapai 1.268.194 jiwa, terdiri dari penduduk perempuan 637.419 jiwa dan laki – laki 630.7754 jiwa. Adapun tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Blitar mencapai 0,80% dengan kepadatan penduduk rata-rata 729 km 2. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbesar adalah Kecamatan Ponggok yaitu sebanyak 104.083 jiwa, sedangkan kecamatan yang memiliki jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Bakung dengan jumlah penduduk 30.475 jiwa. Namun begitu apabila jumlah penduduk dibandingkan luas wilayah masing – masing kecamatan, maka kecamatan Kanigoro memiliki kepadatan penduduk paling tinggi karena diduga berdekatan dengan wilayah Kota Blitar. 2.1.5. Penggunaan Lahan Ketersediaan tanah di Kabupaten Blitar seluas 1.588,79 Km2. Untuk kawasan pemukiman seluas 33.874 Ha. Hampir seperlima luas wilayah Kabupaten Blitar LAPORAN RINGKAS
5
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
merupakan lahan sawah yakni seluas 31.738 Ha. Sedangkan penggunaan untuk lahan kebun/tegalan seluas 47.282 Ha yang terbebar di seluruh wilayah kecamatan, lahan perkebunan seluas 13.347 Ha, kawasan hutan seluas 34.968,9 Ha. Penggunaan lahan lainnya di Kabupaten Blitar adalah untuk kolam dan tambak seluas 161 Ha, kawasan wisata, kawasan peternakan, lahan kosong dan untuk keperluan lainnya. 2.1.6. Potensi Pengembangan Wilayah Berdasarkan kondisi geografis Kabupaten Blitar tersebut maka sejak jaman dahulu Kabupaten Blitar dikenal sebagai daerah yang mengandalkan sektor pertanian (Agraris). Lahan yang digunakan sebagai areal persawahan ini mencapai 19,9% dari luas wilayah, belum termasuk sektor perikanan, peternakan, kehutanan dan perkebunan. Komoditas hasil Peternakan terdiri dari; telur, daging, dan susu. Ketiga komoditas ini sangat menonjol dari sisi produktivitasnya. Sehingga mampu menopang ketersediaan bahan pangan masyarakat khususnya Kabupaten Blitar. Komoditas unggulan yang dihasilkan dari Kabupaten Blitar meliputi Perkebunan yaitu; rambutan, nanas, teh, cengkeh, dan kopi. Komoditas Pertanian utamanya adalah pertanian tanaman pangan meliputi: padi, jagung, ketela, sayur-sayuran dan sebagainya. Komoditas Perikanan yang terdiri dari ikan hias dengan produk utama adalah ikan Koh, ikan air tawar dengan produk utama antara lain: gurami, nila, lele dan ikan laut tangkapan. Di wilayah pantai terdapat pula beberapa lokasi untuk tambak udang. 2.2
Gambaran Umum Pasar
2.2.1. Karakteristik Pasar Kanigoro Pasar Kanigono berada pada perempatan besar yang ramai akan kendaraan baik dari arah malang maupun kota yang lain, namun kondisi pasar Kanigoro saat ini sangat memprihatinkan, mulai dari sepinya pengunjung sampai kurangnya sarana / fasilitas pendukung pasar yang kurang perhatian khusus. Diantara sarana dalam pasar adalah masalah drainase dan elevasi lantai terhadap jalan raya. Hal ini bisa dilihat pada saat hujan, karena elevasi lantai pasar lebih rendah dari Jalan raya, akibatnya air hujan langsung mengarah kedalam pasar dan pipa dari talang atap pasar tidak diarahkan keluar pasar melainkan juga langsung ke akses jalan dalam pasar. Saluran drainase keliling pasar sangat kecil sehingga tidak mampu menampung aliran air hujan. Dalam hal parkir juga masih belum tertata dengan baik, akses jalan dalam pasarpun menjadi tempat parkir sepeda motor, sehingga lebar akses jalan menjadi sempit. Masalah yang lain adalah ukuran toko yang terlalu kecil, sehingga barang jualan sebagian ada yang menutupi jalan dalam pasar, dari segi layout lama juga perlu diperbarui dengan adanya data penghuni pasar baik dari pemilik toko maupun los yang ternyata lebih banyak dari data layout lama. Adapun data yang diperoleh adalah jumlah kios lama: 51 unit menjadi 57 unit, sedangkan jumlah los lama: 21 unit menjadi 187 unit.
LAPORAN RINGKAS
6
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
Dalam rangka untuk menyelesaikan permasalahan ini tentu sangat membutuhkan perhatian khusus baik dari dinas terkait dan juga kerjasama dengan Tim Perencana agar Pasar Kanigoro Kembali berfungsi dengan baik dan apabila sarana dan prasarana Pasar terpenuhi, pengunjung akan kembali ramai. 2.2.2. Karakteristik Pasar Tlogo Pasar Tlogo termasuk ke dalam klasifikasi pasar desa dengan status pasar yang dimiliki dan dikelola oleh desa. Kondisi Pasar Tlogo saat ini juga hampir sama dengan kondisi Pasar Kanigoro yang sarana dan fasilitas pendukung pasar perlu perbaikan. Diantaranya tata tampak depan pasar yang belum terlihat, fasilitas bak penampung sampah yang belum tersedia, tidak adanya lokasi parkir yang memadai serta masalah drainase pasar yang belum ada sehingga pada musim hujan pasar selalu dalam keadaan becek. III.
METODOLOGI
3.1.
Tinjauan Pustaka
3.1.1. Pengertian Pasar Pasar dapat diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli serta mengadakan penawaran dan permintaan sampai terjadinya jual beli. Definisi pasar dapat ditinjau dari dua segi utama, yaitu dari segi sosial ekonomi dan segi fisik. 3.1.2. Cici-Ciri Pasar Ciri-ciri pasar antara lain: 1. Sebagai tempat untuk melaksanakan transaksi jual beli oleh para pedagang yang menjual barang dari hasil daerahnya (baik dari wilayah kota maupun dari wilayah luar kota/kabupaten) dengan para pedagang yang berjualan di pasar barang (barang yang diperdagangkan misalnya berupa ikan, sayur, buah, dan barang-barang kebutuhan sehari-hari lainnya). Transaksi jual beli tersebut dilakukan pada waktu tertentu misalnya sore dan malam hari 2. Kegiatan yang dilakukan pada pagi harinya adalah sebagai tempat untuk melakukan jual beli oleh para pedagang pasar kepada para konsumen yang membutuhkan, baik itu bersifat eceran maupun membeli dalam jumlah besar untuk dijual lagi didaerahnya 3. Tempat untuk menampung sekelompok toko, los, kios, dan kantor pasar serta dilengkapi dengan sarana perparkiran. 4. Untuk pasar kota cenderung terletak di daerah atau kawasan pusat kota dan dekat dengan pelayanan kota. 3.1.3. Klasifikasi Pasar Pasar dapat diklasifikasikan empat bagian, diantaranya berdasarkan skala pelayanan, barang yang diperjualbelikan, struktur pasar, dan waktu (Soetandyo W, 1993:20-22). LAPORAN RINGKAS
7
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
3.1.4. Tempat Berjualan Di Pasar Pasar merupakan lokasi berlangsungnya transaksi jual beli antara penjual dan pembeli. Untuk menunjang aktivitas tersebut maka diperlukan sarana penunjang berupa tempat berjualan. Tempat berjualan di pasar terdiri dari beberapa jenis, antara lain toko, kios, jongko, los, pelataran.
LAPORAN RINGKAS
8
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
3.1.5. Macam/Jenis Barang-Barang Di Lokasi Pasar Jenis barang-barang yang diperdagangkan di pasar dapat digolongkan kedalam berbagai jenis, yakni barang primer, barang sekunder, barang tersier, barang khusus dan jasa. 3.1.6. Pasar Tradisional Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung. Bangunan pasar biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Barang yang diperjualbelikan berupa barang kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lainlain. (www.Wilkipedia.com). 3.1.7. Retribusi Retribusi ialah pembayaran-pembayaran kepada negara yang dilakukan oleh mereka yang menggunakan jasa-jasa negara dalam usaha mencari dana membiayai segala kegiatannya baik yang bersifat rutin maupun yang bersifat pembangunan yang diwujudkan dalam bentuk proyek-proyek. Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Jenis-Jenis Retribusi antara lain retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha dan retribusi perizinan tertentu. 3.2.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan informasi dalam studi ini dilakukan dengan dua metode, yaitu studi pustaka dan survei primer. Pengumpulan data primer dilakukan melalui pengamatan secara langsung di lapangan. Survei primer ini dilakukan melalui tiga cara, yaitu observasi lapangan (pengamatan langsung), wawancara, dan penyebaran angket/kuisioner. 3.3.
Metode Analisis Data
3.3.1. Metode Deskriptif Dalam penyusunan Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar yang dimasukkan dalam analisis deskriptif adalah analisis karakteristik sosial perdagangan, analisis karakteristik sosial masyarakat, analisis kebijakan, analisis kelembagaan, analisis tata ruang, analisis lalulintas sekitar pasar, analisis lay out pasar, analisis sirkulasi pasar, analisis bangunan pasar, analisis struktur bangunan, analisis utilitas pasar, analisis pendapatan pasar dan analisis pembiayaan pasar. 3.3.2. Metode Evaluatif Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi potensi Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo berdasarkan fakta yang ditemukan di lapangan adalah dengan metode deskriptif eksploratif. Pada studi ini, metode evaluatif yang dilakukan berupa penjabaran kondisi pasar yang melalui telaah terhadap faktorfaktor yang menyebabkan permasalahan pasar yang tertuang dalam analisis akar masalah. Tiga metode analisis akar masalah yang digunakan antara lain metode akar masalah, metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan analisis partisipatif. LAPORAN RINGKAS
9
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
3.3.3. Metode Preskriptif Analisis yang termasuk ke dalam metode preskriptif ini adalah analisis akar tujuan, analisis IFAS-EFAS, dan analisis perumusan strategi. 3.4.
Rencana Output
Hasil dari Pendataan Potensi Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo antara lain adalah sebagai berikut : 1. Terdatanya jumlah pedagang pada Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo berdasarkan jenis barang dagangan, luas penggunaan lahan pasar, jumlah bedak dan los Pasar Wlingi. 2. Terdatanya potensi pajak dan retribusi Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo berdasarkan jenis barang dagangan, luas, jumlah bedak dan los Pasar Wlingi. 3. Terdatanya kondisi eksisting pasar berupa kondisi teknis bangunan, fasilitas dan utilitas (kantor pasar, kamar mandi, musholla, listrik, telepon, trotoar, halte, pos keamanan, air bersih, sanitasi, persampahan), transportasi, perparkiran dan permasalahan pada Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo. 4. Diketahuinya permasalahan utama pada Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo. 5. Didapatkannya rekomendasi pengembangan potensi Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo baik dari segi fisik berupa kondisi teknis bangunan, fasilitas dan utilitas, transportasi, perparkiran; serta segi nonfisik berupa pajak dan retribusi Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo. 3.5.
Metode Analisis Pengukuran Tingkat Kemudahan Pencapaian
Pada prinsipnya penggunaan model analisis ini adalah untuk mengetahui seberapa mudahnya suatu tempat (lokasi) dicapai dari lokasi yang lain. Teknik analisisnya adalah sebagai berikut : Ai
Ai K F T d
KFT d
Dimana : = Nilai aksessibilitas = Kondisi jalan (aspal/perkerasan/tanah) = Fungsi jalan (baik/sedang/buruk) = Kondisi jalan (baik/sedang/buruk) = Jarak (waktu/geografis/ongkos).
Selanjutnya nilai-nilai K, F dan T tersebut diberikan bobot penilaian berdasarkan pertimbangan teknis planologis menentukan indeks aksesibilitas guna memperoleh nilai A, dengan menggunakan rumus matematis sebagai berikut : LAPORAN RINGKAS
10
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
b
T P
Ai
Ej (dij ) b
Dimana : = Nilai Aksessibilitas
Ai
Ej
dij
b
= Ukuran aktivitas (antara lain berdasarkan jumlah penduduk, usia kerja, jumlah pedagang, dsb.) = Jarak tempuh (waktu dan ongkos perjalanan) = Parameter diperoleh dengan menggunakan grafik regresi linier.
Perhitungan parameter b, menggunakan grafik regresi linier, yang diperoleh berdasarkan perhitungan :
K
K
T P
Dimana : = Kondisi jalan = Total Individual trip
T
= Jumlah penduduk suatu daerah
P
Tij
Tij
Dimana : = Hipothetical trip volume
PiPj
P 3.6.
PiPj p
= Jumlah penduduk di daerah i dan j = Jumlah penduduk diseluruh daerah
Metode Untuk Memperkirakan Kebutuhan Ruang
Beberapa model standar yang dapat dipergunakan untuk memperkirakan kebutuhan ruang, antara lain : LAPORAN RINGKAS
11
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
Pedoman standar lingkungan pemukiman kota (Puslitbang Pemukiman Departemen Pekerjaan Umum). Pedoman standart pembangunan perumahan sederhana (Puslitbang Pemukiman Departemen Pekerjaan Umum). Peraturan Bangunan Nasional.
3.7. a.
Metode Perhitungan Jaringan Utilitas
Jaringan Drainase Metode untuk memperkirakan air larian/drainase akan dipergunakan rumus dasar sebagai berikut: Q c i A
c
Ro R
Dimana: Q : Volume Air Maksimum (m3/hari) C : KDB/ Koefisien air limpasan (0-1) I : Intensitas Hujan rata-rata pada suatu periode (mm/hari) A : Luas Permukaan yg dpt menampung/saluran air hujan (m 2) Ro : Air Limpasan R : Jumlah Hujan c A c A ... c n An Ct 1 1 2 2 A1 A2 A3 Ct < 0,3 Daerah analisis tidak membutuhkan area resapan air Ct > 0,4 Daerah analisis perlu area resapan air Perhitungan selanjutnya untuk melihat potensi banjir di suatu daerah dengan tata guna lahan tertentu adalah sebagai berikut:
V C.A.R Dimana: V : Perubahan Volume Banjir (m3) C : Koefisien Dasar Bangunan A : Luas Daerah Banjir (m2) R : Curah Hujan rata-rata (mm/hari) IV. 4.1.
HASIL SURVEY & ANALISA Pelaksanaan Survey
Dari Layout Plan eksisting yang ada dapat diketahui jumlah kios dan los eksisting masing-masing di Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo. a).
Data jumlah kios dan los eksisting di Pasar Kanigoro adalah : -
Los ukuran 2,5 m x 3 m Kios ukuran 2 m x 3 m
LAPORAN RINGKAS
: 130 unit : 1 unit 12
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
-
Kios ukuran 3 m x 4 m Kios ukuran 3 m x 3 m Kios ukuran 2,8 m x 3 m Kios ukuran 3 m x 4,7 m
: 39 unit : 10 unit : 1 unit : 1 unit
Total Los eksisting = 130 unit dan Total Kios eksisting = 52 unit b).
Data jumlah kios dan los eksisting di Pasar Tlogo adalah : -
Los ukuran 1,5 m x 2 m Kios ukuran 3 m x 4 m Kios ukuran 3,8 m x 4 m
: 108 unit : 72 unit : 12 unit
Total Los eksisting = 108 unit dan Total Kios eksisting = 84 unit
4.2.
Dokumentasi Survey dan Investigasi Lapangan
Gambar layout plan eksisting Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo Kabupaten Blitar dapat dilihat pada lampiran. 4.3. Hasil Analisa 4.3.1. Pasar Kanigoro Beberapa poin perubahan dari hasil analisa kajian penataan dan pengembangan pasar pada Pasar Kanigoro adalah sebagai berikut : 1. Dalam hal parkir, perlu ada tempat di sekitar pasar tradisional Kanigoro tanpa harus memanfaatkan bahu jalan raya agar tidak terjadi kemacetan, oleh karenanya bangunan eksisting direncanakan mundur dari jalan raya, baik sebagai sarana parkir juga untuk memenuhi peraturan garis sempadan bangunan yang berlaku di area tersebut. Jarak mundur bangunan masingmasing diukur dari tepi jalan raya adalah 10 m dari sebelah utara bangunan pasar, 7 m dari sebelah timur bangunan pasar, dan 9 m dari sebelah selatan dan 10 m dari sebelah barat bangunan pasar. 2. Elevasi lantai bangunan Pasar Tradisional Kanigoro ditinggikan kurang lebih 60 cm dari muka jalan dengan pertimbangan untuk mengatasi aliran air hujan yang datang dari jalan raya. Dan dengan peninggian lantai di area dalam pasar memberikan kesan fungsi yang kuat sebagai tempat untuk berdagang. 3. Bentukan aerodinamis berupa dome berfungsi sebagai pengalir udara terbaik dengan bukaan di sisi atap. Udara panas akan naik ke atas dan akan didorong dan dialirkan oleh udara dari luar melalui celah di sisi atap. Dengan demikian udara di dalam pasar yang panas akan berkurang. 4. Zoning area dalam pasar berkaitan dengan fungsi yang membutuhkan luas area dan jenis barang dagangan. Area Los berada di pintu depan dekat dengan jalan raya yang intensitas keramaiannya rendah (koridor jalan utaraLAPORAN RINGKAS
13
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
selatan), area los berada di tengah pasar di kelilingi oleh kios. Zona basah berada di belakang pasar, dekat dengan loading dock, hal ini mempengaruhi tingkat dan jenis barang dagangan, sedangkan Lantai dua di zoningkan oleh kafe (food court) dan kios. 5. Untuk kios menggunakan pintu rolling door dan terbuka di bagian depan dan belakang, sehingga bisa memberikan pilihan kepada pedagang untuk berjualan di sisi yang diiinginkan. Untuk los, menggunakan meja beton dengan ketinggian 1 m dari lantai, lebar 1,2 m di bawah meja disiapkan tempat untuk menyimpan stok barang dagangan. Sistem drainase dalam bangunan memakai saluran air semi terbuka menggunakan grill besi sepanjang Los. 6. Tempat pembuangan sampah di letakkan di dekat jalan keliling pasar yang mudah di capai dari ruas jalan timur-barat. Pada jalan ini di khususkan untuk kendaraan - kendaraan besar yang menuju loading dock dan tempat pembuangan sementara. Sehingga tidak sampai mengganggu pengunjung yang datang. Pada area tersebut juga tidak langsung berhubungan dengan pemukiman penduduk di sekitar pasar. Jumlah kios dan los setelah penataan dan pengembangan pada Pasar Kanigoro adalah sebagai berikut :
Rencana jumlah kios dan los di Pasar Kanigoro adalah : Lantai 1 - Los ukuran 2 m x 3 m - Kios ukuran 3 m x 3 m - Kios ukuran 3 m x 4 m
: 190 unit : 10 unit : 15 unit
Lantai 2 - Kios ukuran 3 m x 3 m - Kios ukuran 3 m x 4 m
: :
Total Los Total Kios Total Area Foodcourt dan Café
6 unit 28 unit = 190 unit = 59 unit = 1.084 m2
Rencana Jumlah Sarana Pendukung Pasar : Lantai 1 - Kantor Pengelola - Ruang Serbaguna - Toilet / WC - Mushola - Pos Kesehatan - Pos Keamanan - TPS sementara
: : : : : : :
1 unit (ukuran 3 m x 6 m) 1 unit (ukuran 3,87 m x 16 m) 8 unit (ukuran 1,5 m x 2 m) 1 unit (ukuran 3,87 m x 4 m) 1 unit (ukuran 3 m x 4 m) 4 unit (ukuran 3 m x 3 m) 1 unit (ukuran 8 m x 10 m)
Lantai 2 - Toilet / WC
:
8 unit (ukuran 1,5 m x 2 m)
LAPORAN RINGKAS
14
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
Total Area Loading Dock Total Area Parkir Sepeda Motor Total Area Parkir Mobil Total Area Penghijauan
= = = =
198 m2 370 m2 (kapasitas 110 motor) 340 m2 (kapasitas 25 mobil) 154 m2
4.3.2. Pasar Tlogo Pada Pasar Tlogo perubahan signifikan hanya pada bentuk atapnya agar penampilan pasar menjadi lebih menarik. Penataan pasar akan tetap seperti eksisting. Hasil analisa selengkapnya dari kajian penataan dan pengembangan pasar pada Pasar Tlogo adalah sebagai berikut : 1. Bangunan yang akan didirikan berorientasi kearah Utara untuk area depan pasar dengan memperhatikan ruas utama Jalan Raya dari timur ke barat. Dalam hal parkir, perlu ada tempat di sekitar pasar tradisional Tlogo tanpa harus memanfaatkan bahu jalan raya agar tidak terjadi kemacetan, oleh karenanya bangunan pasar direncanakan mundur 7,8 m dihitung dari jalan raya pada sebelah utara, 5,1 m dari sebelah timur dan 4 m dari sebelah barat. 2. Pos keamanan sangat di perlukan khususnya di area ramai seperti pasar tradisional yang besar. Lokasi sudut pasar menjadi pertimbangan keamanan dimana petugas keamanan bisa memonitor pengunjung dari dua arah sekaligus. 3. Penutup atap galvalum berbentuk dome dengan rangka besi menjadi solusi agar suasana dalam pasar bisa leluasa dan sirkulasi udara bisa terkontrol dengan baik 4. Tempat pembuangan sampah di letakkan di belakang pasar yang mudah di capai dari ruas jalan timur-barat. Pada jalan ini di khususkan untuk penjual, pembeli dan kendaraan pengangkut sampah. 5. Elevasi lantai parkir bangunan Pasar Tradisional Tlogo ditinggikan kurang lebih 30 cm dari muka jalan, sedangkan lantai dalam pasar ditinggikan 60 cm dari lantai. Desain ini mempertimbangkan masalah sebelumnya dimana diluar dan didalam pasar terkena banjir disebabkan tanah lebih rendah daripada jalan raya. 6. Akses pintu masuk menuju ke dalam pasar di letakkan di area depan pasar dengan jumlah 3 akses pintu masuk. Dengan banyaknya akses seperti ini akan memudahkan para pengunjung yang akan membeli barang tertentu dan para penjual didalam pasar pun akan mudah dijangkau dari berbagai arah. 7. Zoning area dalam pasar berkaitan dengan fungsi yang membutuhkan luas area dan jenis barang dagangan. Area Kios mengelilingi pasar dengan harapan area Los yang terbuka bisa terlindungi dari polusi yang ditimbulkan dari arah jalan raya.
LAPORAN RINGKAS
15
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
8. Untuk kios menggunakan pintu rolling door, sedangkan untuk los, menggunakan meja beton dengan ketinggian 1 m dari lantai, lebar 70 cm di bawah meja disiapkan tempat untuk menyimpan stok barang dagangan. Sistem drainase dalam bangunan memakai saluran air semi terbuka menggunakan grill besi sepanjang Los. 9. Tampak depan Pasar Tradisional Kanigoro menekankan gambar-gambar produk khas kabupaten blitar atau produk unggulan pasar sehingga nantinya bisa memberikan informasi penting bagi para pengunjung yang akan masuk kedalam pasar. 10. Banyaknya pengunjung dan pedagang di dalam pasar menimbulkan udara terasa panas dan bau karena banyaknya udara yg tidak bisa tersirkulasi. Bentukan aerodinamis berupa dome berfungsi sebagai pengalir udara terbaik dengan bukaan di sisi atap. Udara panas akan naik ke atas dan akan didorong dan dialirkan oleh udara dari luar melalui celah di sisi atap. Dengan demikian udara di dalam pasar yang panas akan berkurang. Jumlah kios dan los setelah penataan dan pengembangan pada Pasar Tlogo adalah sebagai berikut :
Rencana jumlah kios dan los di Pasar Tlogo adalah : - Los ukuran 2 m x 3 m - Kios ukuran 3 m x 3 m - Kios ukuran 3 m x 4 m
: 108 unit : 61 unit : 8 unit
Total Los Total Kios
= 108 unit = 69 unit
Rencana Jumlah Sarana Pendukung Pasar : -
Kantor Pengelola Ruang Serbaguna Toilet / WC Mushola Pos Kesehatan Pos Keamanan TPS sementara
: : : : : : :
Total Area Parkir Sepeda Motor Total Area Parkir Mobil
1 unit (ukuran 3 m x 4 m) 1 unit (ukuran 3 m x 8 m) 3 unit (ukuran 1,5 m x 2 m) 1 unit (ukuran 3 m x 3 m) 1 unit (ukuran 3 m x 4 m) 2 unit (ukuran 2 m x 2 m) 1 unit (ukuran 3 m x 4,55 m) = 288 m2 (kapasitas 56 motor) = 330 m2 (kapasitas 22 mobil)
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat perbandingan perubahan jumlah kios dan los pada pasar eksisting dan rencana pengembangan pada tabel berikut.
LAPORAN RINGKAS
16
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
Tabel 4.1. Perbandingan Kondisi Eksisting dan Rencana Pengembangan Pasar Kanigoro
LAPORAN RINGKAS
17
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
Tabel 4.2. Perbandingan Kondisi Eksisting dan Rencana Pengembangan Pasar Tlogo
Gambar Layout Plan Rencana Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo Kabupaten Blitar dapat dilihat pada lampiran. 4.4. Rencana Anggaran Biaya Dari hasil desain rencana penataan dan pengembangan pasar di Kecamatan Kanigoro di atas berikut ini diestimasikan rencana anggaran biaya untuk pembangunan Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo.
LAPORAN RINGKAS
18
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
4.4.1. Rencana Anggaran Biaya Pasar Kanigoro
LAPORAN RINGKAS
19
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
4.4.2. Rencana Anggaran Biaya Pasar Tlogo
V.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar di Kecamatan Kanigoro ini adalah : 1. Konsep pengembangan Pasar Kanigoro dan Pasar Tlogo adalah konsep modern yaitu tetap menjadi pasar tradisional namun memiliki penataan modern dan unik dengan bentuk atap seperti dome. 2. Dalam hal parkir, perlu ada tempat di sekitar Pasar Tradisional Kanigoro dan Pasar Tlogo tanpa harus memanfaatkan bahu jalan raya agar tidak terjadi kemacetan, oleh karenanya bangunan eksisting direncanakan mundur dari jalan raya. Pada Pasar Kanigoro, jarak mundur bangunan masing-masing diukur dari tepi jalan raya adalah 10 m dari sebelah utara bangunan pasar, 7 m dari sebelah timur bangunan pasar, dan 9 m dari sebelah selatan dan 10 m dari sebelah barat bangunan pasar. Pada Pasar Tlogo, bangunan pasar LAPORAN RINGKAS
20
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
direncanakan mundur 7,8 m dihitung dari jalan raya pada sebelah utara, 5,1 m dari sebelah timur dan 4 m dari sebelah barat. 3. Elevasi lantai bangunan Pasar Tradisional Kanigoro dan Pasar Tlogo akan ditinggikan dari muka jalan dengan pertimbangan untuk mengatasi aliran air hujan yang datang dari jalan raya. Pada Pasar Kanigoro elevasi lantai bangunan pasar akan ditinggikan kurang lebih 60 cm dari muka jalan, sedangkan pada Pasar Tlogo akan ditinggikan kurang lebih 60 cm dari muka jalan. 4. Pasar Kanigoro direncanakan menjadi 2 lantai pada sisi depan, samping, dan belakang dengan bagian tengah void dimana lantai 1 terdiri dari bangunan los di bagian tengah pasar dengan bangunan kios di sekelilingnya, dan lantai 2 direncanakan sebagai kios dan area foodcourt. 5. Penataan dan pengembangan pada Pasar Kanigoro ini berpengaruh pada jumlah kios dan los yang direncanakan. Pada Pasar Kanigoro akan ada penambahan jumlah los sebesar 60 unit dari jumlah semula sebesar 130 unit menjadi total 190 unit dengan perubahan ukuran luasan los dari semula ukuran 2,5 m x 3 m menjadi 2 m x 3 m. Sedangkan ukuran kios diseragamkan menjadi 2 tipe ukuran yaitu 3 m x 3 m dan 3 m x 4 m dengan penambahan jumlah kios 7 unit dari jumlah total kios semula sebesar 52 unit. 6. Sarana pendukung bangunan Pasar Kanigoro yang semula hanya memiliki 1 unit Kantor Pengelola, 4 unit Toilet/WC, 1 unit Mushola, dan 1 unit TPS Sementara, akan ditambahkan menjadi 8 unit Toilet/WC masing-masing pada tiap lantai kemudian dilengkapi dengan 1 unit Ruang Serbaguna, 1 unit Pos Kesehatan, 4 unit Pos Keamanan, 10 unit hidran/alat pemadam kebakaran, dan 4 unit kamera cctv pada masing-masing lantai agar memenuhi syarat klasifikasi pasar tradisional. 7. Pasar Kanigoro akan mendapatkan penambahan area parkir motor dari 99,6 m2 menjadi 370 m 2 dengan kapasitas 110 motor, penambahan area parkir mobil bertambah dari 116,6 m 2 menjadi 340 m2 dengan kapasitas 25 mobil. Area Loading Dock yang sebelumnya tidak teratur dilokalisir pada area seluas 198 m2. 8. Penambahan space atau ruang terbuka hijau di sekeliling bangunan mempunyai beberapa fungsi, di antaranya meminimalisir udara panas yang datang dari jalan raya sehingga dapat memberikan udara segar di area sekitar pasar dan bisa menjadi resapan air baik dari air hujan maupun air buangan dari dalam pasar. Total area penghijauan pada Pasar Kanigoro adalah seluas 154 m2. 9. Perkiraan anggaran biaya pelaksanaan pembangunan untuk kawasan Pasar Kanigoro adalah sebesar Rp 9,361,608,000.00 (Sembilan Milyar Tiga Ratus Enam Puluh Satu Juta Enam Ratus Delapan Ribu Rupiah). 10. Penataan kios dan los pada Pasar Tlogo akan tetap seperti eksisting. Jumlah los pada Pasar Tlogo akan tetap sesuai jumlah eksisting yaitu sebanyak 108 unit dengan ukuran luasan los yang sama pula yaitu 1,5 m x 2 m. Sedangkan LAPORAN RINGKAS
21
Kajian Penataan dan Pengembangan Pasar Di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
ukuran kios diseragamkan menjadi 2 tipe ukuran yaitu 3 m x 3 m sebanyak 61 unit dan 3 m x 4 m dengan jumlah 8 unit. Jumlah ini menyusut dari jumlah kios semula dengan ukuran 3 m x 4 m sebanyak 72 unit dan ukuran 3,8 m x 4 m sebanyak 12 unit dengan pertimbangan penambahan areal parkir dan sarana pendukung pasar. 11. Sarana pendukung bangunan Pasar Tlogo yang semula hanya memiliki 1 unit TPS Sementara, akan dilengkapi dengan 1 unit Kantor Pengelola, 1 unit Ruang Serbaguna, 3 unit Toilet/WC, 1 unit Mushola, 1 unit Pos Kesehatan, 2 unit Pos Keamanan, 4 unit hidran/alat pemadam kebakaran, dan 4 unit kamera cctv agar memenuhi syarat klasifikasi pasar tradisional. 12. Area parkir mobil pada Pasar Tlogo akan menyusut dari 354,6 m 2 menjadi 330 m2 dengan kapasitas 22 mobil, sebagai ganti penambahan area parkir motor yang menjadi lebih luas dari 39,6 m 2 menjadi 288 m2 dengan kapasitas 56 motor. 13. Perkiraan anggaran biaya pelaksanaan pembangunan untuk kawasan Pasar Tlogo adalah sebesar Rp 3,552,311,000.00 (Tiga Milyar Lima Ratus Lima Puluh Dua Juta Tiga Ratus Sebelas Ribu Rupiah).
LAPORAN RINGKAS
22