PERMAINAN CIRCUIT KETANGKASAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ARROHMAN KECAMATAN KANIGORO KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016
SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD FKIP UN PGRI Kediri
OLEH : SRI WAHYU HIDAYAH NPM : 12.1.01.11.0262
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016
PERMAINAN CIRCUIT KETANGKASAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR PADA ANAK KELOMPOK A DI TK ARROHMAN KECAMATAN KANIGORO KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016
Sri Wahyu Hidayah Pembimbing I Veny Iswantiningtyas, M. Psi.
Pembimbing II Nur Lailiyah, M. Pd.
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI Abstrak Tujuan permainan Circuit Ketangkasan Untuk Mengembangkan Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak Kelompok A di TK Arrohman Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar Tahun Pelajaran 2015/2016. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah 35 anak dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui instrumen penelitian lembar unjuk kerja dan lembar observasi. Berdasarkan hasil analisis data penelitian setelah menggunakan pembelajaran melalui permainan circuit ketangkasan, menunjukkan adanya peningkatan dalam penggunaan pembelajaran melalui permainan circuit ketangkasan terhadap kemampuan motorik kasar anak kelompok A TK Arrohman Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar tahun pelajaran 2015/2016. Diperoleh data kriteria baik pra siklus sebesar 20% kemudian meningkat menjadi 62,9% pada siklus I. Pada siklus II ketuntasan mencapai 62,9% kemudian meningkat menjadi 94,3% pada siklus III.
Kata Kunci: Motorik Kasar, Circuit Ketangkasan, Hasil Belajar.
urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.
I. PENDAHULUAN Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas
motorik
yang
mencakup
Perkembangan motorik ada dua bentuk, yaitu motorik kasar dan motorik halus.
keterampilan otot-otot besar, gerakan ini
Keterampilan
lebih
dan
sebagai gerakan yang terjadi karena adanya
kasar
koordinasi otot-otot besar, seperti berjalan,
melibat kan aktivitas otot tangan, kaki, dan
melompat, berlari, melempar dan menaiki.
seluruh anak, gerakan ini mengandal kan
Keterampilan motorik halus merupakan
kematangan dalam koordinasi, berbagai
keterampilan
gerakan motorik kasar yang di capai ank
jemari, tangan dan pergelangan tangan
sangat beguna bagi kehidupannya kelak.
yang dilakukan dengan menggunakan otot
menuntut
keseimbangan,
kekuatan geakan
fisik
motorik
Menurut Hurlock (dalam Dewi, 2005:
2)
mengemukakan
motorik
yang
kasar
diartikan
menggunakan
jari
halus, seperti menggambar, menggunting,
bahwa
dan melipat kertas. Perkembangan gerakan
perkembangan
motorik
berarti
anak melalui pusat syaraf, urat syaraf, otot
perkembangan
pengendalian
gerakan
gerak yang dahulunya sederhana, tidak
jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf,
terampil dan terkoordinasi menjadi lebih
kompleks dan terkoordinasi dengan baik.
dibandingkan dengan anak yang lain
Yang akhirnya anak menjadi terampil
karena kesehatan yang kurang baik, dan
dalam
merasa kemampuan motorik kasar harus
melakukan
suatu
hal
yang
diinginkannya.
diasah dan distimulasi perkembangannya
Perkembangan fisik motorik meliputi
agar
anak-anak
mampu
menguasai
perkembangan badan, otot kasar dan otot
kemampuan motorik kasarnya serta orang
halus yang selanjutnya disebut dengan
tua yang selalu membatasi anak bermain
motorik
khususnya dalam hal berlari lari
kasar
dan
motorik
halus.
Perkembangan fisik atau badan meliputi
Permasalahan tersebut dapat dilihat
empat unsur, yaitu kekuatan, ketahanan,
pada saat anak diajak melakukan kegiatan
kecekatan dan keseimbangan. Ada ciri
pembelajaran motorik kasar di luar kelas.
yang berbeda pada saat anak mencapai
Dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
tahapan usia dini dengan anak usia bayi,
ini anak kurang antusias, karena kegiatan
yaitu terletak dalam penampilan, proporsi
yang diberikan adalah kegiatan yang
tubuh,
monoton,
berat,
panjang
badan,
dan
tidak
menarik
dan
kurang
keterampilan yang dimiliki. Gerakan anak
menyenangkan bagi anak. Dari faktor
usia dini lebih terkendali, terorganisasi,
penyebab yang terjadi dapat disimpulkan
dan berpola seperti menegakkan tubuh
bahwa kegiatan yang diberikan kurang
dalam posisi berdiri, tangan terjuntai
bervariasi, tidak menggunakan media yang
santai, dan mampu melangkahkan kaki
menarik yang menunjang kegiatan tersebut
dengan
dan menggunakan strategi yang kurang
menggerakkan
tungkai
kaki.
Terbentuknya pola-pola tingkah laku ini
tepat.
memungkinkan anak merespon berbagai situasi.
II. METODE
Berdasarkan
yang
Menurut Papalia (2008: 315) tulang
dilakukan pada anak didik kelompok A TK
dan otot anak prasekolah semakin kuat,
Arrohman Kecamatan Kanigoro, banyak
dan kapasitas paru mereka semakin besar
anak yang kurang bebas dalam melakukan
memungkinkan
gerakan sesuai dengan yang diinginkan,
melompat dan memanjat lebih cepat, lebih
malas atau kurang antusias melakukan
jauh dan lebih baik. Pada anak usia 4 tahun
kegiatan motorik kasar bahkan anak-anak
anak-anak
kurang berani melakukan kegiatan motorik
sederhana.
kasar.
Anak
masih
observasi
kurang
memiliki
mereka
masih
Sedangkan
suka
untuk
jenis
menurut
berlari,
gerakan
Santrock,
kepercayaan diri yang tinggi. Selain itu
(2002: 58) perkembangan motorik akan
juga ada anak yang kurang bermain
berlangsung terus-menerus selama masa
perkembangan
anak.
perkembangannya
Urutan
masalah dengan jantungnya karena sering
bayi
dan rutinnya anak bergerak dengan cara
merupakan
berolahraga maka kegiatan tersebut dapat
saat
adalah cephalocaudal yang
urutan pertumbuhan dimulai dari arah
membantu anak berkembang secara sehat.
kepala kemudian arahnya semakin lama
Sadiman (2006: 6) menyatakan
semakin ke bawah menuju organ-organ
bahwa permainan adalah setiap kontes
yang lain seperti leher, batang tubuh
antara pemain yang berinteraksi satu sama
tengah, dan lainnya.
lain
Kemudian pola
dengan
mengikuti
aturan-aturan
perkembangan motorik selanjutnya adalah
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu
proximodistal yaitu
pula.
pertumbuhan
yang
dimulai dari bagian tengah tubuh kemudian bergerak menuju kaki dan tangan.
Andang
Ismail
(2009:
26)
menuturkan bahwa permainan ada dua
Catron dan Allen (dalam Sujiono
pengertian. Pertama, permainan adalah
Menurut Dhaniar (2009: 1) bahwa motorik
sebuah aktifitas bermain yang murni
kasar merupakan gerakan fisik
mencari
membutuhkan
keseimbangan
yang
kesenangan
tanpa
mencari
dan
menang atau kalah. Kedua, permainan
koordinasi antar anggota tubuh, dengan
diartikan sebagai aktifitas bermain yang
menggunakan otot-otot besar, sebagian
dilakukan
atau seluruh anggota tubuh. Contohnya,
kesenangan dan kepuasan, namun ditandai
berjalan,
pencarian menang-kalah.
berlari,
berlompat,
dan
sebagainya.
rangka
mencari
Menurut Montololu (2005: 1.15)
Catron dan Allen (dalam Sujiono, 2009:
dalam
63)
bahwa
anak adalah sebagai berikut: (a) Permainan
dasarnya
memicu kreatifitas anak, (b) Permainan
merupakan kesempatan yang luas untuk
bermanfaat mencerdaskan otak anak, (c)
bergerak,
Permainan
kemampuan
mengemukakan
bahwa manfaat sikap senang bermain bagi
motorik
pada
pengalaman
belajar
untuk
bermanfaat
menemukan, aktivitas senssori motor yang
konflik
meliputi penggunaan otot-otot besar dan
bermanfaat untuk melatih empati, (e)
kecil
untuk
Permainan bermanfaat mengasah panca
perseptual
indera, (g) Permainan itu melakukan
memungkinkan
memenuhi
anak
perkembangan
motorik. Menurut menyatakan
bagi
anak,
menanggulangi (d)
Permainan
penemuan. Sujiono bahwa
(2014:
1.7)
Menurut Sajoto
(1995:
83),
pentingnya
permainan sirkuit adalah suatu program
kemampuan motorik kasar bagi anak
latihan terdiri dari beberapa stasiun dan di
adalah menjaga anak agar tak mendapat
setiap stasiun seseorang melakukan jenis
latihan yang telah ditentukan. Satu sirkuit
energik, semangat dan penuh tantangan
latihan dikatakan selesai, bila seseorang
karena memerlukan kecepatan, kelincahan,
telah menyelesaikan latihan di semua
dan keseimbangan yaitu pada saat anak
stasiun sesuai dengan dosis yang telah
berlari zig-zag melewati kaleng cat dan
ditetapkan.
berjalan di atas papan titian. Dengan
Sementara itu, menurut Sasmita
permainan circuit ketangkasan ini otot-otot
(1996: 28) permainan sirkuit adalah suatu
anak akan terarah, terlatih dan terampil,
sistem
sehingga
latihan,
selain
perubahan-perubahan
menghasilkan positif
pada
perkembangan
anak
secara
otomatis dapat meningkat dengan optimal.
kemampuan motorik, juga memperbaiki
Wardhani
(2007:
1.3)
secara serempak kesegaran jasmani tubuh,
mengemukakan bahwa penelitian tindakan
kekuatan otot, daya tahan, kecepatan dan
kelas adalah penelitian yang dilakukan
fleksibilitas.
oleh guru di kelasnya sendiri melalui
Tujuan dari permainan ini adalah
refleksi
diri
dengan
tujuan
untuk
untuk meningkatkan kemampuan motorik
memperbaiki kinerjanya sehingga hasil
kasar
belajar
anak
rangka
melatih
melakukan
berbagai
tindakan kelas (PTK) ini menggunakan
permaianan motorik kasar. Permainan ini
pendekatan kualitatif jenis PTK, maka
juga dapat mengembangkan kemampuan
pelaksanaan
kognitif,
kehadiran
ketangkasan
dalam saat
bahasa,
nilai
agama,
sosial
emosional dan kemandirian.
siswa
meningkat.
penelitian tim
ini
peneliti
Penelitian
menuntut
sebagai
team
teaching (satu orang sebagai pengelola
Manfaat permainan ini bagi anak
kelas atau pengajar dan satu orang guru
adalah anak merasa senang melakukan
sebagai pengamat). Team teaching yang
kegiatan,
akan
dimaksud adalah satu tim guru dalam
melakukan kegiatan ini dengan senang
proses pembelajaran di kelas. Kehadiran
hati, anak dapat melakukan berbagai gerak
team teaching sebagai tim peneliti sangat
motorik kasar dengan tangkas dengan
penting karena sebagai instrumen utama
berbagai media yang telah disediakan.
yang berperan dalam hal (1) Perencanaan
Menunjukkan rasa percaya diri yang
kegiatan
tinggi, melatih keberanian anak.
Penganalisis
tanpa
disuruh
anak
Permainan yang menarik menjadi sesuatu
yang
penting
bagi
(2)
Pengumpul data
(4)
data
Pelapor
(3) hasil
penelitian (5) sebagai guru.
sebuah
Team teaching atau kolaborator
pembelajaran. Melalui permainan circuit
dalam penelitian ini adalah seorang guru
ketangkasan akan lebih menyenangkan
pendamping
karena anak dapat merespon dengan
Wijayanti
yang yang
bernama
bertugas
Srilis
mengamati
peneliti dalam menerapkan permainan
jalan mengadakan pengamatan terhadap
sirkuit ketangkasan untuk mengembangkan
kegiatan
kemampuan motorik kasar anak. Ia juga
(Syaodih
bertugas mengambil dokumentasi dalam
instrumen yang digunakan dalam teknik
seluruh kegiatan tindakan penelitian dan
observasi
membantu melakukan observasi aktivitas
lembar observasi yang berisi sebuah daftar
anak dalam permainan serta persiapan
penilaian yang mungkin muncul dan
yang
diamati.
dilakukan
peneliti
sekaligus
pelaksanaan penelitian dan mencatatnya dalam
lembar
observasi
yang
telah
yang
sedang
berlangsung
220).
Selanjutnya
2006:
ini
Tehnik tindakan
kelas
menggunakan
pedoman/
analisis
data
penelitian
ini
dilakukan
secara
dipersiapkan oleh peneliti sebagai bukti
kualitatif dan kuantitatif. Kegiatan analisis
kongkret penelitian.
data menggunakan observasi dan unjuk
Jenis data yang diperlukan adalah
kerja anak dalam kegiatan permainan
data tentang kemampuan motorik kasar
circuit
anak dalam permainan circuit ketangkasan
terhadap
kemampuan
pada kelompok A di TK Arrohman
kemudian
direfleksi
Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
Peningkatan kemampuan motorik kasar
Tahun Pelajaran 2015/ 2016 dan data
anak melalui strategi pembelajaran dengan
tentang pelaksanaan pembelajaran pada
bermain ada beberapa komponen pada
saat tahap tindakan dari PTK (Penelitian
lembar observasi dan penilaian unjuk kerja
Tindakan Kelas) yang dilaksanakan anak
antara lain: Anak tangkas dan cepat dalam
didik
melakukan permainan dan anak mampu
kelompok
A
TK
Arrohman
Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar. Teknik
dan
instrumen
yang
ketangkasan.
Hasil
observasi
motorik dan
kasar
dianalisis.
menaati aturan permainan Tehnik
analisis
data
yang
digunakan adalah unjukkerja. Penilaian
digunakan untuk mengolah data yang
unjuk
mengetahui
dihasilkan dari penilaian perkembangan
anak
anak dalam kemampuan motorik kasar
kerja
perkembangan
untuk dan
sikap
yang
dilakukan dengan mengamati tingkah laku anak.
Cara
pengumpulan
data
yang
anak sebagai berikut: 𝑭
P = 𝑵 × 100%
menuntut anak didik untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktek menyanyi, olah raga, memperagakan sesuatu. Observasi adalah suatu teknik atau cara untuk mengumpulkan data dengan
Keterangan P: Prosentase anak yang mendapat bintang tertentu f: Jumlah anak yang mendapat bintang tertentu
N: Jumlah keseluruhan anak (1 kelas)
berani melakukan kegiatan motorik kasar.
Seorang
mencapai
Anak masih kurang memiliki kepercayaan
ketuntasan jika taraf penugasan mencapai
diri yang tinggi, dan merasa kemampuan
lebih dari 75% dan belum mencapai
motorik kasar harus diasah dan distimulasi
ketuntasan apabila penugasan kurang dari
perkembangannya
75%.
kesempatan mencoba seluas-luasnya agar
anak
dikatakan
dan
memberikan
anak-anak mampu menguasai kemampuan motorik kasarnya.
III. HASIL DAN KESIMPULAN TK Arrohman merupakan TK yang
Permasalahan tersebut dapat dilihat
ada di Kecamatan Kanigoro Kabupaten
pada saat anak diajak melakukan kegiatan
Blitar. Didirikan pada tahun 2005 yang
pembelajaran motorik kasar di luar kelas.
beralamatkan di jalan Irian No. 15 Rt 02
Dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
Rw 06 dusun Jajar Kecamatan Kanigoro
ini anak kurang antusias, karena kegiatan
Kabupaten
yang diberikan adalah kegiatan yang
Blitar
dan
memiliki
satu
ruangan guru, dua ruangan kelas kelompok
monoton,
tidak
menarik
dan
kurang
A dan dua ruangan kelas kelompok B.
menyenangkan bagi anak. Dari faktor
Pada tahun pelajaran 2015/ 2016,
penyebab yang terjadi dapat disimpulkan
jumlah peserta didiknya adalah 100 anak,
bahwa kegiatan yang diberikan kurang
terbagi menjadi kelompok A1 35 anak,
bervariasi, tidak menggunakan media yang
yang terdiri dari 20 anak laki-laki dan 15
menarik yang menunjang kegiatan tersebut
anak perempuan. Kelompok A2 berjumlah
dan menggunakan strategi yang kurang
11 anak, yang terdiri dari 6 laki-laki dan 5
tepat.
perempuan. Pada kelompok B1 jumlah
Berbagai upaya telah dilakukan
anak ada 28 yang terdiri dari 10 laki-laki
guru untuk mengembangkan kemampuan
dan 18 perempuan, sedangkan sisanya
motorik kasar anak, seperti lomba lari
ditempatkan pada kelompok B2 yaitu
secara zig-zag, berjalan di atas papan titian
sebanyak 28 anak yang terdiri dari 15 anak
sambil membawa beban, bermain sepak
laki-laki dan 13 anak perempuan.
bola dan masih banyak kegiatan motorik
Dalam pengamatan peneliti yang
kasar yang lain dilakukan oleh anak-anak.
dilakukan pada anak didik kelompok A TK
Akan tetapi hal tersebut belum dapat
Arrohman Kecamatan Kanigoro, banyak
mengembangkan
anak yang masih asyik sendiri dengan
kasar anak secara signifikan. Dari 35 anak,
mainannya, mengganggu temannya, malas
hanya ada 7 anak yang dapat melakukan
atau kurang antusias melakukan kegiatan
kegiatan tersebut dengan senang hati tanpa
motorik kasar bahkan anak-anak kurang
paksaan dan dapat menyelesaikan kegiatan,
kemampuan
motorik
sedangkan yang lain masih dibantu dan
permainan circuit ketangkasan pada anak
dimotivasi guru bahkan ada yang sama
didik
sekali tidak mau melakukan kegiatan. Hal
Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar
ini berarti kemampuan motorik kasar anak
dapat
masih sangat rendah
motorik kasar.
kelompok
A
TK
mengembangkan
Arohman
kemampuan
Pada pelaksanaan siklus III terjadi
Hal ini ditunjukkan dari analisis
kenaikan sebesar 31,4% dari tindakan
yang didapat bahwa rata-rata kemampuan
siklus II sehingga diperoleh persentase
motorik kasar anak pada pra tindakan
kemampuan motorik kasar siklus III
mencapai 20%, tindakan siklus I mencapai
sebesar 94,3% melebihi target ketuntasan
37,1% dan mengalami peningkatan pada
belajar minimal yang telah ditetapkan
siklus II mencapai 62,9%, pada siklus III
sebesar 75%.
mencapai tingkat keberhasilan 94,3%.
Hasil
penelitian
perkembangan
anak dalam kegiatan circuit ketangkasan
Sehingga
hipotesis
tindakan
dalam
penelitian ini diterima.
pada siklus II menunjukkan Persentase 62,9%. Dari data tersebut maka kegiatan
IV. DAFTAR PUSTAKA
circuit
Andang Ismail. 2009. Alat Peraga Edukatif
ketangkasan
ketuntasan
belum
belajar,
mencapai
tetapi
mengalami
peningkatan dari siklus I. Pada siklus berikutnya dengan
guru melanjutkan kegiatan
membuat
rencana
perbaikan
pembelajaran. Untuk
Level
I.
Edutainment. Anita Yus. 2011. Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana.
mencapai
hasil
kriteria
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers Arikunto, Suharsimi dkk. 2010. Penelitian
peneliti merancang pembelajaran yang
Tindakan
lebih
Aksara.
menarik
dan
memberikan
keleluasaan bagi anak dalam melakukan kegiatan circuit ketangkasan mengembangkan
motorik
Edwise
Arif S. Sadiman, dkk. 2006. Media
ketuntasan minimal (KKM) pada siklus III
dapat
Yogyakarta:
kasar
anak
sehingga kemampuan
yaitu
dengan
Kelas.
Taman
Kanak-Kanak.
Depdiknas.
2008.
kegiatan pembelajaran.
Depdiknas. masalah,
Jakarta:
Depdiknas.
Satuan
rumusan
Bumi
Daeng Sari. 1996. Metode Mengajar di
menambah waktu yang digunakan dalam
Berdasarkan
Jakarta:
Kurikulum
Pendidikan.
Tingkat Jakarta:
Dewi, R. 2005. Berbagai Masalah Anak
rumusan hipotesis dan hasil tindakan dapat
Taman
Kanak-Kanak.
disimpulkan sebagai berikut: Penerapan
Depdiknas.
Jakarta:
Dhaniar. 2009. Tahapan Perkembangan
Rumini, Sri dan Siti Sundari. 2004.
Motorik Anak. Jakarta: Rineka Cipta.
Perkembangan Anak dan Remaja.
Hadisasmita
&
Aip.
1996.
Kepelatihan
Dasar.
Departemen
Pendidikan
Ilmu Jakarta: Dan
Kebudayaan. Hurlock.
E.
B.
1995.
Psikologi
Hurlock. E. B. 2000. Perkembangan Anak, 1
Edisi
Enam.
Jakarta:
Kartini Kartono. 1995. Psikologi Anak.
Edisi
Kesebelas
Jilid
2.
Jakarta:Erlangga. Sarwono. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta:
Moeslichatoen. 1999. Metode Pengajaran di Tamam Kanak-Kanak. Jakarta:
Montolulu. 2005, Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. 2012.
Cerdas
Melalui Bermain. Jakarta: Grasindo. Mutiah. 2010. Pendekatan Belajar Aktif di Kanak-Kanak.
Jakarta:
Sujiono, Bambang. Dkk. 2008. Metode Fisik.
Papalia, Diane E, Etc. 2008. Human
Universitas Terbuka. Sujiono. 2009. Menu Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta: Citra Pendidikan. Sujiono. 2012. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka Departemen Pendidikan Nasional.
(Psikologi
Fisik. Jakarta: Universitas Terbuka. Wardhani. 2007. Perkembangan Fisik,
Perkembangan, terjemahan A. K.
Motorik dan Bahasa.
Anwar). Jakarta: Kencana Prenada
Qinant.
Media Group.
Jakarta:
Sujiono. 2014. Metode Pengembangan
Depdiknas.
Development
Inti Idayu Press.
Pengembangan
Rineka Cipta.
Tadkiroatun.
Soekarman. 1987. Dasar Olahraga untuk Pembina, Pelatih dan Atlet. Jakarta:
Bandung: Mandar Maju.
Taman
Olahraga. Jakarta: Depdikbud.
YBP – SP.
Erlangga.
Musfiroh
Sajoto. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik
Santrock, J.W. 2002. Perkembangan Anak
Perkembangan. Jakarta : Erlangga.
Jilid
PT Rineka Cipta, Jakarta.
Surakarta: