DESKRIPSI TENTANG KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI TK SERUNI II KECAMATAN BUNTULIA KABUPATEN POHUWATO
[email protected] Novanti Ismail, Ruslin W. Badu, Samsiah
ABSTRAK Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana Deskripsi tentang kemampuan motorik kasar anak kelompok A TK Seruni II Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato, dengan tujuan penelitian untuk mendeskripsikan Kemampuan Motorik Kasar Anak Pada Kelompok A TK Seruni II Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam kemampuan motorik kasar anak dirangsang melalui kemampuan melempar sesuatu secara tepat serta kegiatan melempar secara berulang, sehingga pengembangan kemampuan melempar pada anak akan optimal, karena pengkondisian pemberian kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan melempar diperhatikan oleh setiap guru. Dalam kegiatan melempar bola secara tepat yaitu anak melaksanakannya secara berulang, hal ini dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran dalam kelas ataupun diluar kelas dan kegiatan ini dilaksanakan setiap hari anak oleh kelompok A TK Seruni II Kecamatan Buntulia melalui kegiatan bermain bersama dan menendang bola secara terarah. Berdasarkan hasil wawancara disimpulkan bahwa kemampuan motorik kasar anak di kelompok A TK Seruni Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato selama ini telah mengalami perkembangan karena dari 20 orang keseluruhan anak didik kelompok A hanya 4 orang saja yang tidak memiliki kemampuan dalam melakukan gerakan motorik kasar, tetapi berkat upaya yang dilakukan guru maka ketidak mampuan tersebut mulai teratasi. Kata Kunci: Kemampuan dan Motorik Kasar Anak
Novanti Ismail , Mahasiswa pada Jurusan PAUD Universitas Negeri Gorontalo. Dr.Hj Ruslin W. Badu, M.Pd, Dosen pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Negeri Gorontalo. Samsiah, S.Pd, M.Pd, Dosen pada Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Negeri Gorontalo
Perkembangan
adalah
perubahan
yang
progresif
dan
kontinyu
(berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai dengan meninggal. Pengertian lain dari perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami
individu
kematangannya
atau yang
organisme berlangsung
menuju secara
tingkat
kedewasaannya
sistematis,
atau
progresif,
dan
berkesinambungan, baik menyangkut fisik maupun psikis. Adapun perkembangan motorik anak lebih merujuk kepada perubahan kemampuan motorik dari bayi sampai dewasa melibatkan berbagai aspek perilaku dan kemampuan motorik. Aspek perilaku dan perkembangan motorik saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Suatu perubahan, baik fisik maupun psikis, sesuai dengan masa pertumbuhannya. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan, dan perlakuan motorik yang sesuai dengan masa perkembangannya. Secara alamiah, gerak motorik kasar sudah harus dimiliki oleh setiap anak karena sangat berguna bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Motorik kasar adalah kemampuan anak untuk beraktivitas dengan menggunakan otot-otot besar. Kemampuan menggunakan otot-otot besar bagi anak tergolong pada kemampuan gerak dasar. Kemampuan ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup anak. Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori yaitu : (1) kemampuan non lokomotor, kemampuan ini dilakukan ditempat tanpa ada ruang gerak yang memadai. Kemampuan ini terdiri atas menekuk, meregang, mendorong, menarik, mengangkat, menurunkan, melipat, memutar, mengocok, melingkar dan melambungkan; (2) kemampuan lokomotor, kemampuan ini digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti lompat dan meloncat; (3) kemampuan manipulatif, kemampuan ini dikembangkan ketika
anak sedang menguasai
bermacam-macam
objek.
Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh juga dapat digunakan. Manipulasi objek jauh lebih unggul daripada koordinasi mata kaki dan mata tangan. Bentuk-bentuk kemampuan manipulatif terdiri atas gerakan mendorong dan gerakan menerima objek.
Kemampuan motorik kasar yang dimiliki setiap anak berbeda. Ada yang lambat dan ada pula yang sesuai dengan perkembangan tergantung pada kematangan anak. Namun sebaiknya selaku pendidik atau orang tua hendaknya mengetahui permasalahan dan memberikan solusi bagaimana meningkatkan kemampuan motorik kasar pada anak. Menurut Holts (dalam Endah, 2008: 24), kemampuan motorik kasar anak dikatakan terlambat, bila di usianya yang seharusnya ia sudah dapat mengembangkan keterampilan baru, tetapi ia tidak menunjukkan kemajuan.
Anak-anak yang mengalami keterlambatan dalam
perkembangan motorik kasar mengalami kesulitan untuk mengoordinasikan gerakan tangan dan jari-jemarinya secara fleksibel. Adapun beberapa faktor yang melatarbelakangi keterlambatan perkembangan kemampuan motorik kasar misalnya kurangnya kesempatan untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sejak bayi, pola asuh orang tua yang cenderung terlalu memproteksi dan kurang konsisten dalam memberikan rangsangan belajar, tidak membiasakan anak untuk mengerjakan aktivitas sendiri sehingga anak terbiasa selalu dibantu untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Wing (dalam Endah, 2008: 24), sebagian anak mengalami kesulitan dalam kemampuan motorik kasar dilatarbelakangi oleh pesatnya kemajuan teknologi jaman sekarang seperti video games dan komputer, anak-anak kurang menggunakan waktu mereka untuk permainan yang memakai motorik kasar. Beberapa anak menunjukkan keterlambatan dalam kemampuan motorik kasar karena keterlambatan tumbuh kembang atau diagnosa medik seperti down syndrome atau cerebral palsy (cacat mental). Brenner (dalam Solehuddin, 2000: 8) menyatakan bahwa tak ada masa yang lebih potensial untuk mengembangkan motorik kasar dari pada masa tahun-tahun awal kehidupan anak. Sehingga akan lebih baik bagi anak pada masa ini untuk diberi stimulasi yang efektif untuk mengembangkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Proses pembelajaran awal yang menyenangkan dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar dapat dioptimalisasikan pada awal kehidupan anak. Menurut Solehuddin (2000:10) berkenaan dengan pertumbuhan fisik, anak usia TK masih perlu aktif melakukan berbagai aktifitas. Oleh karena
itu pihak sekolah selayaknya mengembangkan kegiatan belajar yang sesuai dengan perkembangan anak untuk dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. Mengkaji permasalahan motorik kasar seperti yang dikemukakan di atas, dan setelah
mengamati kondisi yang nampak dilapangan khususnya
pada
kelompok A TK Seruni II Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato tentang kemampuan motorik kasar anak
belum menunjukkan kemampuan yang
maksimal. Fenomena yang terjadi di lapangan khususnya di kelompok A TK Seruni II Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato berdasarkan pengamatan awal dan hasil diskusi dengan guru TK menunjukan bahwa anak-anak pada umumnya memiliki kemampuan motorik kasar yang masih rendah terutama pada kegiatan yang menggunakan koordinasi otot-otot seperti melakukan gerakan melompat, meloncat dan berlari secara terkoordinasi pada kegiatan ini didapati masih terdapat beberapa anak yang sulit untuk melakukan gerakan melompat dan meloncat dari papan titian dan pada saat berlari anak terlihat sulit untuk menyeimbangkan badan pada saat berlari sehingga anak hanya terlihat sedang berjalan, Pada kegitan melempar anak belum dapat melakukan lemparan yang jauh, selain itu anak belum dapat menangkap sesuatu secara tepat, dan anak belum dapat melakukan gerakan antisipasi seperti menendang bola secara terarah. Hal ini bisa disebabkan oleh faktor kematangan anak atau juga oleh stimulasi/latihan yang dilakukan belum tepat dan belum konsisten seperti dalam pelaksanaan pembelajaran yang ada dalam program di TK tersebut belum mengkondisikan atau
merancang
pengembangan
kemampuan
motorik
anak,
terutama
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dapat merangsang kemampuan motorik kasar anak berkembang secara optimal, disamping itu belum adanya kiat khusus dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak secara tepat, sehingga kemampuan motorik anak mengalami keterlambatan. Hal ini perlu dicariakan pemecahan masalahnya, karena tidak meningkatnya kemampuan motorik kasar anak akan berdampak pada perkembangan aspek-aspek lain dimasa-masa yang akan datang. Untuk maksud tersebut peneliti mengkaji melalui suatu penelitian dengan
mengangkat
suatu
penelitian
dengan
memformulasikan
judul:
Bagaimanakah Kemampuan Motorik Kasar Anak pada kelompok A TK Seruni II Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato. Pengertian Motorik Kasar Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua: (1) keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga; (2) meterampilan motorik kasar atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menangkap bola serta memainkan benda-benda atau alat-alat mainan (Curtis,1998; Hurlock, 1957 dalam Yusuf 2002: 44). Motorik kasar adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otototot kecil atau halus; gerakan ini lebih menuntut koordinasi mata dan tangan dan kemampuan pengendalian yang baik, yang memungkinkannya untuk melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerakan. Yang termasuk gerakan motorik kasar ini antara lain adalah kegiatan mencoret, melempar, menangkap bola, meronce manik-manik, menggambar, menulis, menjahit dan lain-lain. Keterampilan ini berkembang lebih lambat dibandingkan dengan keterampilan motorik kasar karena memang tuntutannya lebih tinggi. Sesuai dengan perkembangan motorik kasar yang sudah harus dicapainya tersebut, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada anak usia dini harus diarahkan untuk meningkatkan keterampilannya dalam hal itu. Hal ini penting, karena seperti telah diuraikan sebelumnya, hanya kesempatan dan latihanlah yang diyakini akan dapat meningkatkan keterampilan anak dalam melakukan kegiatankegiatan yang menuntut gerakan motorik kasar tersebut. Pengembangan motorik kasar ini merupakan modal dasar anak untuk melakukan gerakan fisik seperti melompat, melempar meloncat dan lain sebagainya. Seperti halnya pada kegiatan motorik kasar yang dilakukan oleh anak
usia sekolah, kegiatan motorik kasarpun mengandung resiko kecelakaan tertentu. Tetapi karena untuk dapat melakukannya anak dituntut untuk lebih tenang dan lebih memusatkan perhatian dan mengendalikan geraknya, maka resiko tersebut diharapkan lebih kecil. Tujuan Pengembangan Motorik Kasar Menurut Salam, (2008: 14), tujuan pengembangan motorik kasar bagi anak prasekolah adalah sebagai berikut: memudahkan dan memperhalus keterampilan manipulatif; mengembangkan dan memperhalus kemampuan yang akan digunakan sepanjang karier pendidikan anak; mendukung kecepatan, kelancaran dan efesiensi gerakan; mendukung perbaikan gerakan temporal dan ketepatan visual dalam bergerak; mendukung kesadaran taktis kinestetis; mendukung dan menyediakan
katalisator
dalam
mentransfer
keterampilan
perseptual
menggunakan kegiatan manipulatif; mencelupkan anak dalam bahasa (terutama kegiatan menulis permulaan); menyediakan suatu stimuli dan bentuk alternatif pembelajaran; mengukuhkan kemampuan kesiapan menulis; menyediakan program yang mencakup aktivitas individual yang menjamin kesuksesan bagi anak; menyediakan waktu ekstra bagi anak yang mengalami kesulitan; menyiapkan lingkungan yang menyenangkan bagi anak Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
disimpulkan
bahwa
tujuan
pengembangan motorik kasar untuk anak usia dini khususnya anak TK Seruni II Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato adalah untuk mengembangkan dan meningkatkan keterampilan-keterampilan dasar dan kemampuan-kemampuan fisik motorik awal anak usia dini. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Motorik kasar Motorik anak dapat berkembang dengan baik dan sempurna perlu dilakukan stimulasi yang terarah dan terpadu. Adapun faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik kasar anak diantaranya menurut Harlock (2000:154), faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik adalah sifat dasar genetik termasuk bentuk tubuh dan kecerdasan sehingga anak yang IQ tinggi menunjukkan perkembangan motoriknya lebih cepat dibandingkan dengan anak normal atau di bawah normal. Adanya dorongan atau rangsangan untuk
menggerakkan semua kegiatan tubuhnya akan mempercepat perkembangan motorik anak. Menurut Lutan (1988:322) faktor yang mempengaruhi motorik kasar adalah: (1) Faktor internal adalah karakteristik yang melekat pada individu seperti tipe tubuh, motivasi atau atribut yang membedakan seseorang dengan orang lain. (2) Faktor eksternal adalah tempat diluar individu yang langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi penampilan sesorang, misalnya lingkungan pengajaran dan lingkungan sosial budaya. Menurut Mollie and Russell Smart (dalam Ramdhansyah, 2010: 23) bahwa faktor yang mempengaruhi motorik kasar adalah: pembawaan anak dan stimulai yang didapatkannya. Lingkungan (orang tua) mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam kecerdasan motorik kasar anak. Lingkungan dapat meningkatkan ataupun menurunkan taraf kecerdasan anak, terutama pada masa-masa pertama kehidupannya. Setiap anak mampu mencapai tahap perkembangan motorik kasar yang optimal asal mendapatkan stimulasi tepat. Di setiap fase, anak membutuhkan rangsangan untuk mengembangkan kemampuan mental dan motorik kasarnya. Semakin banyak yang dilihat dan didengar anak, semakin banyak yang ingin diketahuinya. Karakteristik Perkembangan Motorik kasar Karakteristik Perkembangan motorik anak berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak seperti orang yang memiliki keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh dalam hal ini, sesuai dengan pendapat Sherman (dalam Santrock, 2007: 120) seperti yang dikutip oleh Komariah (2010: 32) menyatakan bahwa anak perempuan pada usia middle childhood kelenturan fisiknya 5 %- 10 % lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laki-laki dari pada perempuan. Karakteristik perkembangan yang berhubungan dengan motorik kasar khususnya kelompok umur 4-5 tahun (TK A) menurut Permen No. 58 Tsahun 2009 tentang Standar PAUD antara lain: a). Menirukan gerakan binatang, pohon bertiup angin, pesawat terbang dsb,
b). Melakukan gerakan menggantung
(bergelayut), terkoordinasi,
c). Melakukan gerakan melompat, meloncat, dan berlari secara d). Melempar sesuatu secara terarah,
e).Menangkap sesuatu
secara tepat, f). Melakukan gerakan antisipasi g). Menendang sesuatu secara terarah, h). Memanfaatkan alat permainan di luar kelas.
(Permen 58 Tahun
2009:8-9). Perkembangan motorik kasar anak usia dini sesuai dengan permen No. 58 Tahun 2009 adalah : melempar bola secara tepat, menangkap bola secara tepat, menendang bola secara tepat. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Motor development comes about through the unfolding of a genetic plan or maturation (Gesell, 1934 dalam Komariah, 2010: 32). Anak usia 5 bulan tentu saja tidak akan bisa langsung berjalan. Dengan kata lain, ada tahapan-tahapan umum tertentu yang berproses sesuai dengan kematangan fisik anak Strategi Pengembangan Motorik Kasar Anak Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengembangan keterampilan motorik anak usia dini adalah (1) bimbingan, untuk dapat meniru suatu model anak membutuhkan bimbingan. Dengan bimbingan membantu anak membetulkan sesuatu kesalahan sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari dengan baik sehingga sulit dibetulkan kembali; (2) motivasi, motivasi belajar untuk mempertahankan minat dari ketertinggalan. Beberapa macam teknik untuk meningkatkan motivasi anak usia dini; (1) memberikan pujian terhadap hasil yang telah dilakukan oleh anak dan menjelaskan peranan dalam kelompok apabila dalam kegiatan kelompok. Hal ini dilakukan agar anak mempunyai rasa percaya diri dan mampu melakukannya dengan baik; (2) memberikan dorongan semangat. Setiap pembetulan gerak yang diberikan
harus bersifat membangun, evaluasi harus dilaksanakan secara
objektif; (3) memberikan petunjuk dan pengertian tentang manfaat kegiatan yang sedang
dilakukan. Dengan menggunakan ungkapan (bahasa yang mudah
dipahami oleh anak; (3) perilaku positif pembimbing atau guru yang baik hal ini akan memotivasi anak untuk berprilaku positif (Yusuf, 2002: 48).
Pendidik atau pembimbing anak usia dini di TK, adalah orang yang bertugas untuk mendidik dan membimbing anak kearah tujuan yang dicitacitakan. Untuk keberhasilan dalam kegiatan pengembangan motorik perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) pendidik dianjurkan mengenakan pakaian yang sesuai dengan situasi yang dihadapi. Sikap perwujudan dan pakaian merupakan salah satu syarat menanamkan kewibawaan pendidik; (2) fasilitas dan alat-alat pengembangan keterampilan mororik; dalam arti luas, fasilitas pengembangan keterampilan motorik adalah kelengkapan yang harus dipenuhi sekolah untuk melaksanakan kegiatan pengembangan keterampilan motorik; (3) susunan pengaturan dan tempat pendidik. Perkembangan Motorik Kasar Anak TK Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat di lakukan anak, misalnya dalam kemampuan motorik kasar anak belajar menggerkkan seluruh tubuh, kemudian metode yang di gunakan adalah metode kegiatan yang dapat memacu semua kegiatan motorik kasar yang perlu di kembangkan anak seperti anaka dapat belajar menangkap bola, menendang, meloncat dan lain sebagainya Pada usia 3-4 tahun perkembangan motorik kasar anak, seperti, menangkp bola besar dengan tangan lurus di depan badan, berdiri dengan 1 kaki selama 5 detik, melompat sejauh 1 meter menggunakan bahu dan siku pada saat melempar bola hingga 3 meter, melompat dengan satu kaki,dll Sedangkan perkembangan motorik kasar anak usia 5-6 tahun seperti, berlari dan langsung menendang bola, melompat-lompat dengan kaki bergantian, melambungkan bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan satu tangan, berjalan pada garis yang sudah di tentukan, berinnjit dengan tangan dan pinggul, mengayuhkan satu kaki kedepan atau kebelakang tanpa kehilangan keseimbangan. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Moeleong (2006:6) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah ” penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah ”. Pendekatan kualitatif ini digunakan peneliti untuk mendeskripsikan secara langsung kemampuan motorik kasar anak kelompok A di Taman kanak-kanak Seruni II Kecamatan Buntulia dengan indikator : 1) Melempar sesuatu secara tepat, 2) Menangkap sesuatu secara tepat, 3) Menendang sesuatu secara terarah. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kemampuan motorik kasar anak perlu mendapat perhatian dan apresiasi dari Guru
Taman kanak-kanak. Hal ini mengandung makna bahwa
pengembangan motorik kasar anak merupakan bagian terpenting dari proses pembelajaran secara keseluruhan. Khusus pada TK Sartika TK Seruni II Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato, indikator kemampuan motorik kasar anak menurut Permen 58 tahun 2009 meliputi : Melempar sesuatu secara terarah, menangkap sesuatu secara tepat, dan menendang sesuatu secara terarah. Penelitian ini mendeskripsikan tentang kemampuan moroeik kasar anak yang di laksanakan di Taman Kanak-Kanak Seruni II Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato, dengan indikator sebagai berikut: a) Melempar sesuatu secara terarah, b) Menangkap sesuatu secara tepat, c) Menendang suatu secara terarah. Melempar suatu secara terarah, yaitu Berdasarkan beberapa pendapat hasil wawancara di atas peneliti menyimpulkan bahwa guru kelompok A dan kelompok B TK Seruni II Kecamatan Buntulia Kab. Pohuwato telah merencanakan pengembangan motorik kasar anak khususnya melempar sesuatu secara tepat. Dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar, guru telah berupaya merencanakan melalui pembelajaran, yaitu pada kegiatan inti anak-anak diberi tugas untuk melakukan kegiatan melempar bola kecil kearah guru sebanyak 4 kali. Secara bergantian setiap anak memperoleh kesempatan yang sama untuk melakukan hal tersebut, sampai semua anak dapat melakukannya, selain itu untuk merangsang kemampuan melempar sesuatu secara tepat maka anak perlu melakukan kegiatan melempar secara berulang, sehingga pengembangan
kemampuan melempar pada anak akan optimal, karena pengkondisian pemberian kesempatan kepada anak untuk melakukan kegiatan melempar diperhatikan oleh setiap guru. Kegiatan melempar bola kecil secara tepat yaitu anak melaksanakannya secara berulang, hal ini dilakukan pada setiap kegiatan pembelajaran dalam kelas ataupun diluar kelas
dan kegiatan ini dilaksanakan setiap hari anak oleh
kelompok A TK Seruni II Kecamatan Buntulia melalui kegiatan bermain bersama teman-teman. Selain itu anak selalu melakukan kegiatan melempat sesuatu secara tepat walaupun masih terdapat beberapa anak yang tidak mau melakukan karena takut dengan bola tapi guru tetap melatih anak setiap hari sehingga mereka mau melakukan kegiatan melempar sesuatu secara tepat. Selama ini guru telah menfasilitasi anak dengan menyediakan bola kecil beraneka warna sehingga anak tidak takur pada bola dan guru memberikan bimbingan serta latihan pada anak untuk melempar sesuatu secara tepat melalui pembiasaan melempar bola yang rutin dilakukan setiap hari, selain itu guru mengajak anak melakukan kegiatan melempar dimana guru dan anak berdiri berhadapan dan guru melemparkan bola kecil pada anak dan anak diupayakan untuk menangkap bola tersebut secara tepat. Aspek Menangkap sesuatu secara tepat yaitu: selain kegiatan melempar guru juga melatih anak untuk melakukan kegiatan menangkap bola secara tepat dan ini bukan saja dilakukan dalam kegiatan bermain tapi juga dilakukan pada saat pembelajaran pengembangan fisik motorik anak. Dalam kegiatan melempar bola tentu tak lepas dari kegiatan menangkap bola karena itu pengembangan kegiatan melempar anak diarahkan dan disesuaikan dengan kemampuan anak dalam menangkap bola. walaupun masih terdapat beberapa anak yang takut menangkap bola kegiatan tersebut tetap dilaksanakan melalui pembiasaan Motivasi yang Guru berikan saat anak mampu melempar dan menangkap bola. Motivasi tersebut berupa motivasi dalam bentuk memberikan gambar bintang pada anak dan memberikan mereka makan ringan dan minuman setelah mereka selesai melaksanakan kegitan kerja bakti, serta memberikan penguatan berupa pujian pada anak ketika selesai melaksanakan tugasnya. Dari keseluruhan jumlah anak didik kelompok A yang berjumlah 20 orang masih terdapat 4 orang
anak yang tidak memiliki kemampuan dalam melempar dan menangkap bola. Factor yang menyebabkan ketidakmampuan anak dalam melakukan kegiatan melempardan menangkap bola secara terarah dikarenakan oleh keadaan fisik anak terlalu kecil sehingga anak kesulitan dalam menangkap bola besar. Selain itu anak sangat pemalu dan takut melakukan kegiatan didepan kelas. Guru memberikan bimbingan latihan, serta mengganti bola yang dipakai dalam kegiatan melempar dan menangkap dengan bola yang kecil sehingga anak memiliki keseimbangan dalam melempar dan menangkap bola. Guru memberikan bimbingan dengan cara melakukan pendekatan dan menasehati anak tentang pentingnya pengembangan kemampuan motorik anak .
Guru memberikan bimbingan dan nasehat dan
pemahaman serta mengajak anak untuk melakukan kegiatan melempar dan menangkap bola secara bersama-sama Aspek menendang bola secara terarah, yaitu: Guru dapat mengidentifikasi anak melalui pengamatan langsung dimana dalam kegiatan pengembangan motorik anak saya selalu memberikan tugas pada anak untuk melakukan kegiatan menendang bola dan anak lebih menyukai kegiatan menendang bola dari pada kegiatan melempar dan menangkap bola. Selama ini guru telah merangsang kemampuan motorik anak khususnya menendang bola secara terarah dan tepat dengan cara setiap pagi sebelum masuk kelas guru mengajak anak bermain bola diluar kelas dengan tujuan untuk melatih kemampuan motorik kasar anak . Guru telah merangsang kemampuan motorik anak tersebut dengan menfasilitasi anak dengan berbagai bola besar dan bola kecil yang digunakan anak dalam bermain. Berdasarkan keseluruhan hasil wawancara di atas, Kemampuan motorik kasar anak di kelompok A TK Seruni Kecamatan Buntulia Kabupaten Pohuwato selama ini telah mengalami perkembangan karena dari 20 orang keseluruhan anak didik kelompok A hanya 4 orang saja yang tidak memiliki kemampuan dalam melakukan gerakan motorik kasar, tetapi berkat upaya yang dilakukan guru maka ketidak mampuan tersebut mulai teratasi.
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai penutup, diantaranya adalah : Dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar, guru telah berupaya merencanakan melalui pembelajaran, yaitu pada kegiatan inti anak-anak diberi tugas untuk melakukan kegiatan melempar bola kecil kearah guru sebanyak 4 kali. Selama ini guru telah menfasilitasi anak dengan menyediakan bola kecil, Guru dapat mengidentifikasi anak melalui pengamatan langsung dimana dalam kegiatan pengembangan motorik anak saya selalu memberikan tugas pada anak untuk melakukan kegiatan menendang bola dan anak lebih menyukai kegiatan menendang bola dari pada kegiatan melempar dan menangkap bola. Selama ini guru telah merangsang Sesuai dengan simpulan di atas, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut: a. Kemampuan motorik kasar anak merupakan tanggung jawab Guru sebagai pendidik di sekolah Taman Kanak-Kanak. b. Kepada semua pihak terkait, utamanya kepada kepala sekolah sekiranya dapat memberikan dukungan moril maupun materil, di sekolah, untuk peningkatan kualitas pembelajaran demi ketercapaian kemampuan motorik anak. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Fitri Ariyanti, 2007. Bermain, Apa dan Mengapa. (Http:///www.bermain 20%apa20%mengapa20%.html) diakses 24 Januari 2010 Aisyah, Siti dkk. 2007. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka. Depdiknas, 2005. Peluang dan Tantangan Pendidikan Anak Usia Dini: Lomba Penulisan Jurnalistik PAUD Tahun 2004 Jakarta: Direktorat PAUD. Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar, 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Fisik/Motorik di Taman Kanak-Kanak. Dinas Pendidikan Nasional. Endah, Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Hurlock, Elisabeth B, 2000. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Jamaris, Martini 2003. Perkembangaan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: UNJ Komariah, Sitti. 2010. Peran Pendidik an Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. (http: www. Peran-Pendidik-an-Keterampilan-Motorik-Anak-Usia-Dini.htm) Lutan, Rusli 1988. Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Jakarta: Depdikbud. Masitoh dkk. 2005 Strategi Pembelajaran TK. Jakarta: 2005. Patmonodewo,Soemiarti. 2003. Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta Rachmawati, Rully 2010. Pengembangan Kreatifitas Seni Rupa Anak Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas Santrock, John. 2007. Child Development, New York: McGrow Saptowati, Gonesh. 2008. Anak dan Dunia Bermain. (Http:///www.anak_dunia_ bermain.html). diakses 24 Januari 2010 Solehuddin, M. 2002. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Ditjen Pendidikan dasar dan Menengah Sudibyo, Retno S. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini yang Ideal” Makalah Seminar dan Lokakarya PAUD Tingkat Nasional Tahun 2005 di UGM Yogyakarta Sudono. 1995. Menu Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta : Yayasan Citra Pendidikan Indonesia. Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks. Suratno. 2005. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini, Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia No. 78, 2003 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Visimedia
Yusuf, Syamsu LN. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: PT Remaja Rosdakarya