KAJIAN LITERATUR KEY PERFORMANCE INDICATORS: SEKTOR JASA KEPELABUHANAN DAN SEKTOR JASA KEBANDARUDARAAN Yohanes Indrayono
kelancaran arus pergerakan manusia dan
A. PENDAHULUAN
barang kebutuhan pokok maupun barang
1. LATAR BELAKANG
kebutuhan industri yang merupakan hal perusahaan
yang sangat penting dalam menggerakkan
merupakan hal yang sangat penting untuk
roda perekonomian negara. Dalam sub-
mengetahui
jauh
sektor kepelabuhanan terdapat PT Pelindo
pencapaian tujuan perusahaan. Demikian
I (Persero), PT Pelindo II (Persero), PT
juga pada badan usaha milik negara
Pelindo III (Persero), serta PT Pelinda IV
(BUMN) pengukuran kinerja manajemen
(Persero) sedangkan dalam sub-sektor
merupakan hal yang sangat penting bagi
kebandarudaraan terdapat PT Angkasa
stakeholders termasuk pemegang saham
Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II
dalam mengetahui bagaimana BUMN telah
(Persero).
mencapai tujuannya. Oleh karena itu,
Meskipun
Pengukuran
kinerja sampai
sebesarpa
Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku kuasa pemegang saham pemerintah pada BUMN-BUMN
telah
mengeluarkan
Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep59/MBU/2004 yang mewajibkan direksi dan komisaris BUMN untuk membuat Kontrak Manajemen dari direksi dan komisaris kepada kuasa pemegang saham. Kontrak Manajemen tersebut pada intinya berisi target kinerja serta indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan direksi dan komisaris dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam periode
pemerintah
melalui
BUMN-
BUMN yang bergerak dalam sub-sektor kepelabuhanan telah
berupaya
dan
kebandarudaraan
sebaik-baiknya
dalam
mendukung terlaksananya arus manusia dan barang secara lancar, namun dalam pelaksanaannya masih sering terdapat hambatan-hambatan
yang
dihadapi
sehingga kinerja BUMN-BUMN tersebut belum optimal dalam mencapai target yang telah
ditetapkan.
termasuk
Para
pemegang
stakeholders
saham
berkepentingan untuk mengetahui apakah BUMN-BUMN sub-sektor kepelabuhanan
setahun yang akan datang.
dan
Dalam sektor usaha jasa perhubungan
dengan
terdapat beberapa BUMN yang bergerak
keselamatan (safety), keamanan (security),
dalam
dan
dan kenyamanan (convenience), tanpa
kebandarudaraan yang merupakan sub-
mengabaikan prinsip pengelolaan bisnis
sektor yang sangat penting bagi kehidupan
secara sehat dan beretika. Pada umumnya
masyarakat luas yang menentukan
para Direksi BUMN telah menyusun IKK
bisnis
kepelabuhanan
kebandarudaraan
telah
mengutamakan
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIMAFE) Volume Semester II 2011
sangat
dikelola aspek
42
yang dimuat dalam KM dengan mengacu
BUMN
pada Keputusan Menteri BUMN Nomor:
kepentingan masyarakat umum, namun
Kep-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002
harus
tentang
ditargetkan yang akan dibayarkan kepada
Penilaian
Tingkat
Kesehatan
yang tetap
BUMN. Dalam keputusan ini diberikan
pemerintah
contoh
berupa
indikator
kinerja
untuk
aspek
harus
mengutamakan
memperoleh selakuk
dividen.
laba
pemegang
Selaku
BUMN
saham yang
keuangan, aspek operasional, dan aspek
mengutamakan kepentingan masyarakat
administrasi. Namun pada kenyataannya,
luas sudah selayaknya BUMN dituntut
penyusunan
untuk menjalankan bisnisnya dengan tata
IKK
oleh
BUMN
belum
kelola
dengan core business dan perencanaan
corporate governance), yang berorientasi
strategis (renstra) masing-masing BUMN.
pada
selaras dengan renstra dan core business BUMN dikhawatirkan akan mengakibatkan sulitnya pihak yang terkait mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan terhadap
tujuan
jangka
panjang
perusahaan. Untuk mengukur pencapaian laba BUMN digunakan rasio profitabilitas keuangan return on investment (ROI), oleh karena
itu
manajemen
BUMN
akan
berusaha meningkatkan ROI dengan cara melakukan
penghematan
biaya
pemeliharaan (maintenance cost). Dalam jangka pendek akan terjadi ROI yang meningkat namun dalam jangka panjang akan membahayakan kelangsungan hidup perusahaan. Selain itu, indikator kinerja yang
tidak
didasarkan
pada
perusahaan, terjadinya
representatif akan
penilaian
yang
core
tidak
perusahaan keselamatan,
yang
baik
(good
sepenuhnya memperhatikan keselarasan
Pemilihan indikator kinerja yang belum
keamanan,
dan
kenyamanan yang dituntut oleh regulator dalam hal ini Kementerian Perhubungan RI. Berdasarkan hal tersebut di atas, perlu dicapai kesepakatan mengenai indikator kinerja yang layak antara pemegang saham yaitu
Kementerian
BUMN
selaku
pemegang saham, para direksi BUMN selaku
pelaksana,
Perhubungan
dan
Kementerian
selaku
regulator.
Kesepekatan di antara tiga pihak tersebut tertuang dalam kerangka IKK yang dapat dijadikan sebagai suatu acuan dalam pelaksanaan tugas kepelabuhanan dan kebandarudaraan.
2. METODOLOGI PENGKAJIAN Metodologi yang dipakai dalam pengkajian ini yaitu:
business
1. Menganalisis laporan KPI pada BUMN-
mengakibatkan
BUMN yang bergerak dalam sub-sektor
yang
tidak
tepat
kepelabuhanan dan kebandarudaraan
(misleading) dan pengambilan keputusan
2. Mempelajari peraturan-peraturan yang
yang salah oleh pihak pemegang saham
dikeluarkan oleh Kementerian BUMN
dan regulator.
selaku kuasa pemegang saham dan
Para direksi BUMN senantiasa menghadapi
Kementerian Perhubungan RI sebagai
tarikan dua arah (trade off), yaitu sebagai
regulator.
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIMAFE) Volume Semester II 2011
yang
43
3. Mempelajari literatur-literatur KPI dari berbagai sumber B. KPI PADA BADAN USAHA SEKTOR JASA KEPELABUHANAN
BUMN yang bergerak dalam bidang usaha jasa kepelabuhanan di Indonesia adalah PT Pelindo I (Persero), PT Pelindo II (Persero), PT Pelindo III (Persero), dan PT Pelindo IV NO
(Persero).
Pada tahun 2008, KPI yang
digunakan
dalam
2
3
manajemen
antara Kementerian BUMN dengan BUMN yang bergerak dalam bidang usaha jasa kepelabuhanan terdiri dari 4 perspektif yaitu keuangan, pelanggan, internal business
process, dan learning growth dengan rincian sebagai berikut:
INDIKATOR
PERUSAHAAN P1
1
kontrak
P2
P3
P4
KEUANGAN
ROCE
√
√
√
√
ROE
X
X
X
√
Operating Ratio
√
√
√
X
Pertumbuhan Pendapatan Usaha
√
√
√
√
Kolektibilitas Piutang
√
√
√
√
PELANGGAN
Indeks Kepuasan Pelanggan
√
√
√
√
Pangsa Layanan Kapal di Pelsus
X
X
X
√
Pangsa Layanan Petikemas
X
X
X
√
Penyelesaian Keluhan Pelanggan
√
X
X
X
Efektivitas Pengelolaan PKBL
√
√
√
√
Capaian LOSS
√
√
√
√
Tingkat Kesiapan Alat Produksi Pelabuhan
√
√
√
X
Tingkat Utilitas Alat Produksi
√
√
√
√
Backlog Recovery Maintenance
X
X
X
√
a. Progres Penyerapan Program
√
√
√
√
b. Progres Penyerapan Fisik
√
√
√
√
Efektivitas Kemitraan Rasio & Kerjasama dengan Mitra Usaha Terhadap Rencana
√
√
√
X
X
X
√
X
Kenaikan Produktivitas Pegawai
X
X
√
X
Indeks Kepuasan Pegawai
√
√
√
√
Kompetensi Pegawai atas mas kerja/pengalaman Kompetensi Pegawai atas ijasah formal yang diperlukan
X
X
X
√
X
X
X
√
Kompetensi Pegawai atas Sertifikat yang Diperlukan
√
X
X
√
Skor Implementasi GCG
√
√
√
√
% Diklat Sesuai Kompetensi
√
√
√
√
Tindak Lanjut Hasil Audit IT
√
√
√
√
PROSES BISNIS INTERNAL
Progres Investasi:
4
PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIMAFE) Volume Semester II 2011
44
NO
INDIKATOR
PERUSAHAAN
Progres Penyelesaian Master Plan IT
P1
P2
P3
P4
√
√
√
√
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa
dengan PT Pelindo I (Persero), PT Pelindo
walaupun menggunakan 4 perspektif yang
II (Persero), PT Pelindo III (Persero), dan
sama PT Pelindo I (Persero), PT Pelindo II
PT Pelindo IV (Persero).
(Persero), PT Pelindo III (Persero), dan PT Pelindo IV (Persero) menggunakan ukuran yang
berbeda
indikator. Kementerian
untuk Melihat
BUMN
masing-masing hal
telah
tersebut, melakukan
penyempurnaan dengan menyeragamkan KPI
yang
digunakan
dalam
kontrak
manajemen antara Kementerian BUMN No Indikator KPI A. KEUANGAN 1. Return On Capital Employed (ROCE) 2.
Operating Ratio
KPI
yang
digunakan
dalam
Kontrak
Manajemen antara Kementerian BUMN dengan
BUMN
yang
bergerak
dalam
bidang usaha jasa kepelabuhanan (Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV) untuk tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Formula
Laba Setelah Pajak
Satuan Bobot
x100%
%
2
%
3
%
2
Hari
3
%
1
%
1
% % %
0,5 0,5 0,5
Capital Employed Total Biaya Usaha
x100%
Total Pendapatan Usaha Netto
3.
4.
Pertumbuhan Usaha
Pendapatan
(PendptnUsaha Th Berjln − Pendptn Usaha Th Sblmnya)
x100%
Pendptan Usaha Th Sebelumnya
Kolektibilitas Piutang Usaha
(Total Piutang Usaha - Penyisihan)
x 365
Total Pendapatan Usaha
5. 6.
Rasio Biaya Pegawai terhadap Laba Operasi
(Beban SDM Th Berjln − Beban SDM Th Sblmnya)
x100%
(Laba Operasi Th Berjln - Laba Operasi Th Sebelumnya)
Efektivitas Cash Management
CashManagement Return
x100%
Rata - rata Cash * yg tersedia th sebelumnya
7.
Efektivitas Pengendalian Biaya
1)
Jml Unit Kerja/Div/Cbg yg melampaui alokasi anggaran biaya
x100%
Jumlah Seluruh Unit Kerja/Divisi/Cabang
2)
Selisih total biaya pelayanan kapal (th berjln - th sblmnya) * Selisih jml kapal yang dilayani (th berjln - th sebelumnya)
x100%
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIMAFE) Volume Semester II 2011
45
No
Indikator KPI
Formula 3)
4)
Satuan Bobot
x100% Selisih volume peti kemas (Teus) yg dilayani (th berjln - th sebelumnya) % 0,5 Selisih total biaya pelayanan peti kemas (th berjln - th sblmnya) *
Selisih total biaya jasa barang# (th berjln - th sblmnya) *
x100%
Selisih berat barang# yg dilayani (th berjln - th sebelumnya)
#) non peti kemas 8.
Efektivitas Kerjasama
Realisasi Pendapatan Hasil Kerjasama
x100%
%
Rencana Pendapatan Sesuai Perjanjian Kerjasama
1
B. PELANGGAN 9. Indeks Kepuasan Pelanggan Minimal mencakup: Indeks survey independen kepuasan pelanggan 1. Mutu Layanan terhadap seluruh lingkup produk dan pelanggan 2. Ketepatan/ Durasi Waktu 3. Kewajaran tarif/biaya 10. Pertumbuhan Pelanggan Baru Selisih arus kunjungan kapal (th berjln - th sblmnya) * 1) x100%
Skala Likert
% %
Jumlah arus kunjungan kapal th sebelumnya
2)
Selisih GT kapal (th berjln - th sblmnya)
3
x100%
1,5 1,5
Jumlah GT kapal th sebelumnya
11.
Komplain Pelanggan (Mewakili 1) segmen pelanggan dari setiap jasa layanan)
% Jumlah Pelanggan % Jml Komplain Pelanggan tahun berjalan 2) x100% Jumlah komplain tahun sebelumnya % Jml Penyelesaian komplain pelanggan tahun berjalan 3) x100% Total Akumulasi jumlah komplain yang belum diselesaikan % 4)
Jml Umpan Balik (Respon) pelanggan thd kuesioner yg diberikan
Jml komplain berulang (repeat complain) pd th berjalan
1 1 1 1
x100%
x100%
Total akumulasi jumlah komplain yang belum terselesaikan
C. PROSES BISNIS INTERNAL 12 a Tingkat Kesiapan Fasilitas dan Alat Produksi
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIMAFE) Volume Semester II 2011
46
No
Indikator KPI a. Availability Kolam
Formula Actual depth
Satuan Bobot
x100%
%
x100%
%
%
%
%
Declare Depth
b. Availability Alur
Actual depth Declare Depth
c. Availability CC d. Availability RTG e. Availability Kapal Tunda
∑ n x Available Time CC x100% ∑ n x Possible Time CC ∑ n x Available Time RTG x100% ∑ n x Possible Time RTG (PossibleTime − DownTime)
x100%
PossibleTi me
12 b Tingkat Utilisasi Alat Produksi a. Berth Occupancy Ratio
∑ (Panjang Kapal + 10%) x Waktu tambat Panjang dermaga x possible time
b. Yard Occupancy Ratio
∑ Barang yang ditumpuk (TEUs) Kapasitas tersedia
13.
Penyerapan Investasi: a. Realisasi Program
%
x100%
%
x100%
Realisasi Program Investasi
%
x100%
Rencana Program Investasi
b. Pencapaian Fisik
Realisasi Nilai Fisik Kontrak Nilai Kontrak
c. Kesesuaian Realisasi
x100%
Jumlah Program Yang Direvisi
x100%
Jumlah Program
14.
15.
Pelaksanaan Assessment/Review/Audit terhadap Penerapan Sistem & Prosedur Pelayanan sesuai Prioritas Pengembangan & Perbaikan Mutu Seluruh Sistem & Prosedur Pelayanan
Jumlah prosedur yang tidak comply dengan ekspektasi pelanggan Total Prosedur
0,5 0,5 0,5 0,5 1 1,5 1,5 2
%
%
%
%
%
0,5 0,5 3
x100%
Jumlah prosedur yang diperbaiki
x100%
3
Total Prosedur tabg tidak comply dengan ekspektasi pelanggan
16.
17.
Perbaikan waktu delivery operasi dalam proses pelayanan bagi Pelanggan
Jumlah pelayanan yang diperbaiki
Jumlah pelayanan
x100%
Indeks Kepuasan Supplier/ Vendor Hasil Survey D. LEARNING & GROWTH 18. Indeks Kepuasan Pegawai minimal meliputi: Indeks survey independen tentang kepuasan a. Penilaian kinerja pegawai pada seluruh lingkup organisasi (kantor b. Pola karir
Skala Likert
Skala Likert
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIMAFE) Volume Semester II 2011
3
2
2
47
No
19.
Indikator KPI
Formula
Satuan Bobot
c. Pola rotasi, mutasi, promosi pusat dan cabang) dengan diferensiasi sesuai d. Pengembangan dengan level/strata dan fungsi e. Rekruitmen Pelaksanaan Assessment/ Review terhadap Penerapan Jumlah sistem manajemen SDM yg tidak comply x100% Sistem Manajemen SDM
Jumlah Sistem manajemen SDM yg diakses
Pengembangan & Perbaikan Sistem Manajemen SDM
Jumlah perbaikan sistem manajemen SDM
Jumlah Sistem manajemen SDM yg tidak comply
21.
22.
Tindak Lanjut Hasil Temuan Audit/Survey KPK, BPK, & Instansi Pemerintah Lainnya: a. Audit Keuangan b. Asessmen GCG c. Audit IT d. Audit Internal e. Survey dari Instansi Pemerintah
x100%
Tindak lanjut terhadap hasil audit
Total Temuan
Pencapaian target KPI unit/ cabang
x100%
Jumlah unit (cabang) mencapai target KPI
x100%
Jumlah unit (cabang)
%
% % % % % %
% %
%
%
%
%
4
20.
%
3
0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 3
E. KEPEMIMPINAN 23.
Pegawai memperoleh reward 1) dan punishment
Jumlah pegawai memperoleh reward
x100%
Jumlah Pegawai yg seharusnya memperoleh reward
2)
∑ pegawai memperoleh punishment
2 1
x100%
∑ pegawai yg seharusnya memperoleh punishment
24.
Pengendalian risiko
∑ mitigasi risiko tahun berjalan ∑ hasil identifikasi risiko tahun berjalan
25. 26.
Pencapaian Direktorat
target/sasaran
Legal compliance
Reealisasi target direktorat
Rencana target direktorat
x100%
x100%
Jumlah tindakan penyelesaian temuan pelanggaran
Jumlah temuan pelanggaran
27.
Penyusunan, implementasi, & review cascading KPI corporate ke seluruh Direktorat, cabang sampai dengan individu
x100%
Jumlah penyelesaian cascading KPI pegawai
Total Pegawai
x100%
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIMAFE) Volume Semester II 2011
3 3 3 3 48
No
Indikator KPI
Capaian Level of Service and Safety meliputi: waktu, produktivitas, keselamatan, keamanan 1. Keselamatan pemanduan
Formula F. PRODUK & LAYANAN
3. Postpone time
4. Approaching time
5. Produktivitas Bongkar Muat Peti Kemas di TPK
6. Produktivitas Bongkar Muat Peti Kemas di TPK
7. Perbandingan Efektif time & berthing time
29
Jam
∑ ( Jam penetapan pelayanan - jam tiba di perairan pelabuhan) Jam ∑ Kapal ∑ ( Jam tambat - jam mulai pelayanan pemanduan) Jam ∑ Kapal ∑ peti kemas yang dibongkar/dimuat BSH ∑ Waktu kapal keseluruhan di tambatan ∑ peti kemas yang dibongkar/dimuat BSH ∑ total waktu operasi seluruh crane ∑ waktu efektif kapal melakukan dibongkar/dimuat x100% % ∑ Waktu keseluruhan kapal di tambatan
2. Waiting time net
%
Jumlah kapal wajib pandu - jml kecelakaan pemanduan
Jumlah kapal wajib pandu
Satuan Bobot
x100%
∑ ( Jam pelayanan pandu - jam penetapan pelayanan) ∑ Kapal
Pemenuhan SLA/ SLG (terhadap harapan pelanggan)
1)
2)
∑ Pemenuhan SLA tahun berjalan x100%
2 2 2 2 2,5 2,5 2
% ∑ n deviasi penyimpangan di bawah/atas SLG tahun berjalan % x100%
5 5
∑ Target SLA tahun berjalan
∑ n pelayanan
KPI Pelindo I, Pelindo II, Pelindo III, dan Pelindo IV tahun 2010 menggunakan indikator yang sama dengan KPI tahun 2009. peningkatan nilai kepada pemegang saham dengan KPI-nya Return on Investment C. KPI PADA BADAN USAHA SEKTOR JASA (ROI). ROI atau dalam Keputusan Menteri KEBANDARUDARAAN BUMN No. 100/2002 disebut juga Imbalan KPI yang dikontrakkan Tahun 2007 dan tahun Investasi, yang menggambarkan seberapa 2009 besar return yang dihasilkan dari investasi yang ditanam di dalam operasi perusahaan. 1. Perspektif Keuangan Perbandingan KPI dua perusahaan untuk perspektif keuangan ialah sebagai berikut: Dari data di atas, ultimate goal kedua perusahaan untuk tahun 2007 ialah
Tahun 2009, ultimate goal berubah menjadi Return on capital Employed (ROCE). KPI ini mengindikasikan perhitungan return dari modal yang benar-benar dipakai dalam operasi perusahaan, tidak termasuk aktiva
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIMAFE) Volume Semester II 2011
49
dalam pelaksanaan. Di sisi lain, KPI ini juga menggambarkan seberapa efisien perusahaan dalam mengelola investasinya guna menghasilkan return yang diharapkan.
pada akhir tahun buku Total Aktiva dikurangi Aktiva Tetap dalam pelaksanaan. Artinya sebenarnya KPI ini tidak perlu lagi karena hasilnya sudah tergambar dalam hasil perhitungan ROI.
Dari komposisi KPI yang dikontrakkan tersebut dapat dikatakan cukup, dalam arti bahwa ultimate goal sudah ditetapkan (ROCE) dan pemicu kinerjanya telah tersedia dengan adanya KPI Pertumbuhan pendapatan dan pengelolaan biaya-biaya utama. Pemicu kinerja disini dimaksud ialah KPI hasil internal proses yang mendorong pencapaian ultimate goal.
Sehingga, untuk keseragaman dengan mengacu pada susunan KPI KM terkini (tahun 2009), KPI dalam persepektif keuangan ialah mengenai ultimate goal (ROCE) dan pemicu kinerjanya yaitu Pertumbuhan pendapatan, Efektivitas Kerjasama dengan Pihak III dan Efektivitas Pengendalian Biaya. Untuk KPI Efektivitas Cash Management lebih merupakan KPI untuk Proses Bisnis Internal sebagai wujud usaha mengelola perputaran dana dalam operasi perusahaan.
Rasio Pendapatan terhadap Aktiva Tetap Produktif dapat dipandang sebagai Lag KPI (KPI hasil) yang merupakan hasil upaya pemanfaatan aktiva produktif perusahaan. Namun demikian, dalam perhitungan ROCE telah ditetapkan bahwa aktiva yang dihitung ialah Capital Employed yaitu posisi
2. Perspektif Pelanggan Perbandingan KPI KM tahun 2007 dan 2009 antara PT Angkasa Pura I dan II ialah sebagaio berikut:
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIMAFE) Volume Semester II 2011
50
Dalam perspektif ini, perusahaan dilihat
lebih tepat dimasukkan ke dalam perspektif
kinerjanya oleh pelanggannya. Oleh karena
Proses Bisnis Internal/Internal Proses.
itu, KPI yang tepat untuk perspektif ini ialah tentang persepsi pelanggan perusahaan atas kinerjanya yaitu Indeks Kepuasan Pelanggan. KPI lainya mengenai Daya
Tarik untuk Memacu Pelanggan (Marketing Effort) lebih merupakan pemicu kinerja dan
Untuk
keseragaman,
dalam
perspektif
pelanggan cukup KPI Indeks Kepuasan Pelanggan dan KPI ini sudah memadai untuk memacu persaingan dan penilaian kinerja, dan dapat diperbandingkan antara PT Angkasa Pura I dan II.
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIMAFE) Volume Semester II 2011
51
3. Perspektif Proses Bisnis Internal/Internal Proses Hasil perbandingan antara KPI KM tahun 2007 dan 2009, sebagai berikut:
Data
di
perubahan
atas
menunjukkan
pengelompokkan
adanya
KPI
yaitu
untuk KPI LOS. Tahun 2007, LOS masuk dalam perspektif Proses Bisnis Internal sedangkan tahun 2009 LOS masuk dalam perspektif Produk dan Layanan. Beberapa KPI yang semula dikontrakkan dalam tahun
2007 juga menjadi tidak dikontrakkan lagi dalam KM tahun 2009. Perspektif
Proses
Bisnis
Internal
menggambarkan bagaimana perusahaan menjalankan operasinya untuk memenuhi harapan
pelanggan
sehingga
tercapai
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIMAFE) Volume Semester II 2011
52
kondisi keuangan yang diharapkan. Dalam
bawah KPI Korporat, sehingga tidak perlu
perspektif ini topik pengukuran mengenai
dikontrakkan.
manajemen operasi, pemasaran, inovasi dan CSR perlu dipastikan tersedia. KPI tersedia,
facility
Readiness/serviceability,
Penyerapan
yang
investasi dan Implementasi SMS, Indeks Kepuasan Vendor, dan Perbaikan waktu
delivery kepada pelanggan merupakan KPI yang tepat dalam perspektif ini. Namun, KPI Implementasi SMS hanya mengukur output antara dari implementasi SMS itu sendiri yaitu
terbitnya
laporan,
cakupan
assessment dan tindak lanjut rekomendasi assessment SMS. Bagaimana dampak SMS diterapkan (outcome) belum terlihat ukurannya. Atau jika outcome KPI Ini adalah tentang LOS, maka KPI ini tergolong pemicu kinerja dan berada satu layer di
Untuk
keseragaman,
dalam
perspektif
Proses Bisnis Internal, cukup KPI facility
Readiness/serviceability,
Penyerapan
investasi, Implementasi SMS (tetapi ukuran terhadap outcome-nya) Indeks Kepuasan vendor, dan Perbaikan waktu delivery kepada pelanggan dan KPI tersebut sudah memadai untuk memacu persaingan dan penilaian
kinerja,
dan
dapat
diperbandingkan antara PT Angkasa Pura I dan II.
4. Perspektif Petumbuhan dan Pembelajaran
Perbandingan KPI KM untuk tahun 2007 dan 2009 untuk perspektif ini, sebagai berikut:
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
penilaian tahun 2007. Penekanan di tahun
menggambarkan bagaimana perusahaan
2009 ialah kepada hasil pengelolaan SDM
mengelola SDM, sistem dan lingkungan
(Indeks
kerja. Penilaian tahun 2009 berbeda dari
implementasi sistem SDM. Komposisi KPI
Kepuasan
Pegawai)
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIMAFE) Volume Semester II 2011
dan
53
tahun 2009 menangkap dua hal yaitu
sistem SDM, masih perlu ditambahkan
masalah sistem SDM dan Lingkungan
KPI tentang Kompetensi Pegawai. KPI
kerja.
tersebut sudah memadai untuk memacu
Namun,
membangun
untuk
kompetensi
bagaimana SDM
belum
terukur. Untuk keseragaman, dalam perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran, selain KPI Indeks Kepuasan Pegawai dan Pengembangan dan Perbaikan Mutu
persaingan dan penilaian kinerja, dan dapat
diperbandingkan
antara
PT
Angkasa Pura I dan II.
5. Perspektif Kepemimpinan Perbandingan
KPI
dalam
perspektif
kepemimpinan ialah sebagai berikut:
Perspektif ini merupakan perspektif yang
perusahaan kebandarudaraan ialah KPI
baru dalam KM tahun 2009. KPI Skor
Skor
implementasi GCG dalam perspektif ini
Penilaian Risiko karena KPI tersebut
diambil dari perapektif Pertumbuhan dan
sifatnya universal dengan pemahaman
Pembelajaran dalam KM 2007. Inti dari
yang sama atas pengukurannya.
perspektif ini ialah bagaimana pimpinan mengelola organisasinya. Dua KPI yang paling tepat untuk mengukur kinerja dua
Implementasi
GCG
dan
6. Perspektif Produk dan Layanan Perspektif ini berisi KPI sebagai berikut:
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIMAFE) Volume Semester II 2011
KPI
54
roadmap
KPI LOS untuk tahun 2007 merupakan
memperlihatkan
KPI dalam perspektif Proses Bisnis
ultimate goal. Dengan kata lain, jika
Internal, sedangkan dalam tahun 2009
menetapkan
masuk dalam perspektif ini. KPI untuk
seyogyanya berdasarkan peta strategi
pemenuhan SLA dan SLG dengan
perusahaan
rumus
pencapaiannya jelas.
yang
menunjukkan
demikian,
set
KPI
korporat,
sehingga
arah
pembuatan
2. Peta strategi membedakan ukuran yang
mengukur
dipakai oleh satu perusahaan dengan
outcome belum terlihat. Jika dapat lebih
yang lainnya, dikarenakan bagaimana
dipertajam pengukuran terkait SLA dan
peruysahaan menyikapi perkembangan
SLG, yang lebih menunjukkan ukuran
bisnis dan unggul dalam persaingan
outcome, dua KPI ini yaitu terkait
berbeda-beda. Masing-masing memiliki
dengan SLA/SLG dan LOS cukup untuk
penekanan sendiri. KPI untuk hal-hal
dipakai sebagai KPI dua perusahaan
strategis yang membedakan tersebut
kebandarudaraan dan dapat menjadi
tidak
pembanding kinerja keduanya.
beberapa KPI seperti dijelaskan di atas,
dokumen.
kesibukan
hanya
satu
pencapaian
KPI
untuk
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Alignment antar keberhasilan pencapaian
bisa
dapat
diseragamkan.
diseragamkan
Namun,
untuk
lebih
memahami kinerja perusahaan sejenis dan memacu persaingan positif diantara mereka.
KPI perlu ditegaskan lagi sehingga dapat
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIMAFE) Volume Semester II 2011
55
Reklasifikasi KPI (4 – 6 Perspektif Pengukuran)
Seharusnya, KPI pada tingkatan korporat
Tahun 2007 PT angkasa Pura I dan II telah
yang dikontrakkan lebih tinggi tingkatannya
memulai menetapkan KPI ynag tepat untuk mengukur kinerjanya dengan menetapkan peta
strategi
sehingga
perusahaan
mengetahui sasaran strategis apa saja yang harus tercapai untuk mencapai visi dan misinya.
Tahun
shareholder’s
2009,
berdasarkan
aspiration,
perusahaan
merubah komposisi KPI dalam perspektif. Jika
dikaji
tersebut
dengan
seksama,
bahwa
perusahaan diharuskan melaporkan kinerja sesuai
dengan
yang
ditetapkan
oleh
regulator. Hal ini bertentangan dengan pembangunan
peta
strategi
dimana
perbedaan strategi menghadapi dunia bisnis menimbulkan perbedaan ukuran. Kondisi pengelompokan KPI dalam 6 perspektif tanpa dibarengi dengan proses alignment merupakan apa yang pernah disebut
Kaplan
Scorecard)
(penemu
sebagai
KPI
Balanced Scorecard.
Tersedia ukuran, tetapi arah ukuran dan kaitan
satu
dengan
menunjukkan sasaran-sasaran
lainnya
alignment strategis.
kurang
pencapaian Hal
ini
dikhawatirkan akan menimbulkan kinerja yang tidak focus dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Jika dilihat dalam komposisi KPI yang dikontrakkan, beberapa KPI berupa KPI tingkatan
workload
(kesibukan)
Simpulan
kajian
KPI
sektor
kebandarudaraan terkait dengan perspektif pengukuran
ialah
Pembahasan
bukan
kepada jumlah Perspektifnya, tetapi lebih kepada
bagaimana
menggambarkan
hasil
perspektif dan
pemicu
kinerjanya dan apakah perspektif tersebut
kondisi
memperlihatkan
dari KPI yang bersifat workload.
dan
beberapa KPI sebenarnya pemicu kinerja. KPI yang berupa workload ialah terkait SLA/SLG dan Implementasi SMS (untuk KPI
telah menggambarkan strategi yang dipakai dalam menyikapi dunia bisnis yang dihadapi. KPI yang ditetapkan dalam pengukuran harus mengacu kepada alignment usahausaha pengelolaan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA Achmad Ruky (2002); ”Sistem Manajemen Kinerja : Panduan Praktis untuk Merancang dan Meraih Kinerja Prima”; PT Gramedia Pustaka Utama; Jakarta. BPKP (2009); “Laporan Evaluasi Capaian KPI Kontrak Manajemen Tahun 2008 pada BUMN Bandar Udara”, Jakarta. BPKP (2009); “Laporan Evaluasi Capaian KPI Kontrak Manajemen Tahun 2008 pada BUMN Pelabuhan”; Jakarta. Creelman, James and Naresh Makhijani (2005); “Mastering Business in Asia : Succeeding with The Balanced Scorecard”; John Wiley and Sons (Asia) Pte Ltd.; Singapore. Globerson, Arye and Shlomo (1991); “You Can’t Manage What You Don’t Measure”, Avebury Gower Publishing Co. Ltd, Aldershot; England. Husein Umar (2003); ”Evaluasi Kinerja Perusahaan”; PT Gramedia Pustaka Utama; Jakarta.
Safety Report). Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIMAFE) Volume Semester II 2011
56
Kaplan, Robert and David Norton (2001); “Strategy Focused Organization, How Balanced Scorecard Companies Thrive in The New Business Environment”; Harvard Business School Pres; Boston.
Lembaga Administrasi Negara (2008); ”Draft Pedoman Penerapan Sistem Manajemen Kinerja”; Jakarta. Ramperad, Hubert (2006); ”Total Performance Scorecard”; PT Gramedia Pustaka Utama; Jakarta.
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi (JIMAFE) Volume Semester II 2011
57