9 II KAJIAN KEPUSTAKAAN
2.1
Ayam Buras Ayam buras merupakan keturunan ayam hutan (Gallus - gallus) yang
berasal dari Asia Tenggara yang sebagian telah di domestikasi (Kingston, 1979). Penyebaran ayam hutan merah (Gallus - gallus) sangat luas, mulai dari India sampai ke Cina dan Indonesia. Dua spesies ayam hutan merah yang ada di Indonesia, yaitu Gallus gallus gallus dan Gallus gallus bankiva (Rahmat, 2003). Menurut Mansjoer dkk., (1993) ayam buras mempunyai jarak genetik yang lebih dekat dengan ayam Hutan Merah Jawa (Gallus-gallus bankiva) dibandingkan jarak kegenetikkannya dengan ayam Hutan Hijau (Gallus varius). Ayam buras adalah salah satu spesies ayam lokal yang telah lolos seleksi secara alami, sehingga secara genetik mempunyai keunggulan beradaptasi dengan lingkungan Indonesia, terutama di pedesaan.
Ayam buras memiliki potensi
sebagai penghasil telur dan daging. Menurut Rahmat (2003) ayam kampung dewasa mempunyai bobot badan 0,9 kg sampai 1,2 kg, sedangkan betina 0,7 kg sampai 0,8 kg. Kemampuan bertelurnya 5 – 7 butir per musim. Ayam Sentul merupakan salah satu sumber daya genetik asli dari daerah Ciamis Jawa Barat. Ayam ini merupakan salah satu ayam lokal khas Indonesia yang dijaga kelestariannya. Ayam sentul memiliki tingkat produktivitas (daging, telur) yang cukup tinggi, performans yang baik, dibandingkan dengan beberapa rumpun ayam lokal lainnya (Puslitbangnak, 2011).
10 2.2
Definisi Pemasaran Istilah pemasaran sering kali muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Pemasaran berasal dari kata pasar yang artinya adalah orang-orang yang mempunyai keinginan untuk memenuhi kebutuhan, uang untuk belanja serta kemauan untuk membelanjakannya (Masud Lecture Universitas Brawijaya, 2012). Pemasaran menurut Hamid (1972) adalah pelaksanaan kegiatan usaha dan niaga yang ditujukan untuk mengalirkan barang dan jasa dari titik produsen ke titik konsumen. Pemasaran atau tataniaga merupakan kegiatan menyampaikan ayam buras dari produsen (peternak) ke konsumen akhir (Rasyaf, 1994). Pemasaran menurut Kotler dan Amstrong (2008) adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau oganisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Pemasaran merupakan proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.
2.3
Fungsi pemasaran Pemasaran berfungsi untuk menyampaikan produk dari peternak ke
konsumen akhir. Pemasaran menjadi kunci dari suatu usaha, dimana apabila pemasaran kacau, maka kelanjutan peternakan itu sudah dapat diketahui. Sebaliknya, jika pemasaran berjalan dengan baik dan lancar maka usaha peternakan akan berhasil (Rasyaf, 1994). Menurut Firman dan Tawaf (2008) fungsi pemasaran dapat dibagi kedalam tiga fungsi pokok, yaitu :
11 1.
Fungsi pertukaran, yaitu kegiatan yang mengandung perpindahan barang yang mencakup pembelian dan penjualan dari produsen, pedagang besar, pedagang pengecer, sampai pada konsumen.
2.
Fungsi fisik, yaitu kegiatan yang mengandung penanganan, perpindahan, dan perubahan fisik yang meliputi kegiatan penyimpanan, transportasi, dan pengolahan produk.
3.
Fungsi fasilitas, yaitu kegiatan yang memperlancar fungsi pertukaran dan fungsi fisik.
2.4
Pelaku dan Saluran Pemasaran Pelaku pemasaran adalah lembaga atau perorangan yang terlibat dalam
pemasaran Ayam Sentul, yang terdiri dari: a. Peternak Peternak Ayam Sentul adalah orang atau sekelompok orang yang memelihara ternak dan berperan sebagai produsen penghasil Ayam Sentul. b. Pedagang Perantara Pedagang perantara adalah pedagang yang menghubungkan antara peternak dengan pedagang besar. c. Pedagang Besar Pedagang besar adalah pedagang yang aktif ditengah saluran pemasaran yang menerima ayam dari peternak dan pedagang perantara, kemudian dijual kembali ke pedagang pengecer ataupun langsung ke konsumen.
12 d. Pedagang Pengecer Pedagang pengecer adalah pedagang yang membeli ayam dari peternak, pedagang perantara, dan pedagang besar, kemudian dijual kembali ke konsumen. (Media Universitas Padjadjaran, 2015). Saluran pemasaran adalah saluran distribusi yang terdiri dari seperangkat pedagang
yang
melakukan
kegiatan
(fungsi)
yang
digunakan
untuk
mendistribusikan produk dari produsen ke konsumen (Media Universitas Padjadjaran, 2015). Proses pemasaran ayam sentul tidak lepas dari peran lembaga pemasaran lain dalam memasarkan produknya.
Hasil produk peternakan Ayam
Sentul ini akan dipasarkan melalui saluran pemasaran sampai ke konsumen. Bentuk saluran pemasaran ayam terbagi menjadi empat saluran, yaitu: 1. Saluran tingkat nol (Produsen - Konsumen) 2. Saluran tingkat satu (Produsen - Pengecer- Konsumen) 3. Saluran tingkat dua (Produsen - Pedagang Besar - Pengecer - Konsumen) 4. Saluran tingkat tiga (Produsen - Pedagang Besar - Penyalur Pengecer Konsumen)(Kotler dkk. 1995).
2.5
Biaya dan Margin Pemasaran
2.5.1
Biaya Hamid (1972) biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan
dalam proses pemindahan barang dari produsen ke tangan konsumen.
Besar
kecilnya biaya pemasaran dipengaruhi oleh besar kecilnya kegiatan lembaga pemasaran dan jumlah fasilitas yang diperlukan dalam proses pemindahan barang tersebut.
Meningkatnya biaya pemasaran belum tentu menggambarkan suatu
13 pemasaran tersebut tidak efisien. Jika meningkatnya biaya pemasaran diikuti dengan meningkatnya kepuasan konsumen, maka pemasaran itu dianggap efisien. Sebaliknya,
jika
meningkatnya
biaya
pemasaran
tidak
diikuti
dengan
meningkatnya kepuasan konsumen maka pemasaran tersebut dianggap tidak efisien. Biaya dalam pemasaran terdiri dari biaya pengangkutan, penyimpanan, tenaga kerja, resiko-resiko, bunga kredit, pengepakan, informasi, dan pengolahan. Menurut Hamid (1972) biaya dalam proses pemasaran dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Biaya pengumpulan. 2. Biaya pemindahan barang dari produsen ke konsumen. 3. Biaya penyebaran di daerah konsumen. Biaya pemasaran menurut Swastha dan Irawan, (1990) dibagi menjadi dua, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. 1.
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan satu segmen pasar atau satu unit organisasi penjualan.
2.
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi diantara lebih dari satu unit pemasaran dan tidak dapat ditunjukan jumlahnya untuk satu produk, daerah penjualan atau segmen pasar saja. Biaya tidak langsung ini dapat terjadi secara keseluruhan atau sebagian.
2.5.2
Margin Margin pemasaran adalah perbedaan harga pada tingkat pedagang dengan
harga yang ada ditingkat peternak atau produsen (Hamid, 1972). Secara teoritis margin pemasaran dapat ditetapkan melalui dua hal, yaitu: 1) perbedaan harga yang diterima oleh produsen: atau 2) nilai harga yang diterima oleh jasa-jasa
14 pelaksana pemasaran untuk menjembatani adanya penawaran dan permintaan. Besar kecilnya margin pemasaran menentukan besar kecilnya harga yang diterima oleh peternak. Semakin besar margin pemasaran, mengakibatkan harga yang diterima oleh peternak semakin kecil karena perbedaaan harga pada tingkat peternak dengan harga ditingkat konsumen semakin besar (Hamid, 1972). Margin pemasaran dapat dihitung dengan rumus berikut: 1. Margin Parsial = Harga Jual – Harga Beli 2. Margin Total = Harga Eceran – Harga Produsen Margin Parsial
3. Persentase Margin Parsial = Margin Total x 100 %
2.6
Efisiensi pemasaran Sistem
pemasaran
ayam
buras
disebut
efisien
apabila
mampu
menyampaikan ayam buras dari lokasi peternakan hingga ke konsumen dengan biaya yang “wajar”. Syarat lain suatu sistem pemasaran dapat dikatakan efisien, yaitu mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen akhir (Rasyaf, 1994). Sistem pemasaran dianggap efisien apabila memenuhi syarat diantaranya sebagai berikut: 1.
Mampu menyampaikan hasil produk dari produsen kepada konsumen dengan biaya serendah mungkin.
2. Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen akhir
kepada semua pihak yang ikut serta dalam
kegiatan produksi dan pemasaran barang itu (Mubyarto, 1986).
15 Efisiensi dapat diketahui dari persentase harga yang diterima oleh peternak, dimana jika harga yang diterima oleh peternak > 50%, maka pemasaran tersebut dapat dikatakan efisien (Hamid, 1972).
Lp =
Hp x 100% He
Keterangan : Lp = Harga ditingkat peternak (%) Hp = Harga ditingkat peternak (Rp/kg) He = Harga ditingkat pengecer (Rp/kg) Jika LP>50%, pemasaran dapat dikatakan efisien.