Vian Graha Wijaya dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): 661 - 668, Juli 2013
KAJIAN KADAR KOLESTEROL DAN TRIGLISERIDA DARAH BERBAGAI JENIS ITIK LOKAL YANG PAKANNYA DISUPLEMENTASI DENGAN PROBIOTIK (STUDY CHOLESTEROL AND TRIGLYCERIDE LEVELS BLOOD OF VARIOUS LOCAL DUCK FEED SUPPLEMENTED WITH PROBIOTICS) Vian Graha Wijaya, Ismoyowati, dan Dadang Mulyadi Saleh Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kadar kolesterol dan trigliserida darah berbagai jenis itik lokal yang pakannya di suplementasi dengan probiotik. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 16 Desember 2012 sampai dengan tanggal 27 Januari 2013, bertempat dipeternakan itik, Desa Dukuh Waluh, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas dan Laboratorium Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gajah Mada, Yogjakarta. Penelitian ini menggunakan itik betina Magelang, Tegal, dan Mojosari umur 22 minggu masing-masing jenis itik berjumlah 27 ekor. Pakan yang diberikan terdiri dari campuran jagung kuning giling 40 %, dedak padi 40 % dan konsentrat itik 20 % dengan kandungan nutrient pakan: PK= 16,56 %, ME = 2.947 kcal/kg, Ca = 1,75 %, P =1,36 % dan probiotik starbio. Kandang sebanyak 27 unit serta peralatan kandang dan timbangan. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode experimental secara in vivo dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan faktor I adalah jenis itik (i1 itik Magelang; i2 itik Tegal; i3 itik Mojosari) dan faktor P adalah level probiotik (p0 tanpa probiotik; p1 diberi probiotik 3g/kg pakan; p2 diberi probiotik 6g/kg pakan), sehingga ada 9 kombinasi perlakuan, yaitu : i1p0, i1p1, i1p2, i2p0, i2p1, i2p2, i3p0, i3p1, i3p2. Peubah yang diukur adalah kadar kolesterol dan trigliserida darah itik. Setiap unit percobaan diulang 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Variansi dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar kolesterol darah berbagai jenis itik berkisar antara 136,7 mg/dl sampai dengan 203,3 mg/dl dan rata-rata kandungan kadar trigliserida darah itik 293,33 mg/dl sampai dengan 753,34 mg/dl. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi antara jenis itik dengan level probiotik starbio tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar kolesterol dan trigliserida darah itik. Jenis itik tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar kolesterol dan trigliserida darah itik, pemberian probiotik starbio juga tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar kolesterol darah itik. Pemberian probiotik starbio dengan level 3 dan 6 g/kg pakan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) menurunkan kadar trigliserida darah itik. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian probiotik starbio sampai dengan level 6 g/kg pakan menurunkan kadar trigliserida darah itik, akan tetapi belum mampu menurunkan kadar kolestrol darah itik. Kata Kunci : kolesterol, trigliserida, itik lokal, probiotik ABSTRACT The aim of this study was to examine the blood levels of cholesterol and triglyceride of various types of local ducks that feed supplemented with probiotics. The research was conducted at duck farm Dukuh Waluh Village, Kembaran Distric, Banyumas Regency and at Clinical Pathology Laboratory, Faculty of Veterinary Medicine, University of Gadjah Mada, Yogyakarta from December 16, 2012 untill January 27, 2013. The materials used in this study were Magelang, Tegal and Mojosari female ducks, aged 22 weeks and 27 ducks for each species of ducks, and also twenty seven unit cages, equipments and scales. The feed consisted of 40% ground yellow corn, 661
Vian Graha Wijaya dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): 661 - 668, Juli 2013
40% rice bran and 20% concentrate and starbio probiotics with nutrient content of feed:crude protein 16.56%, ME 2,947kcal/kg, Ca 1.75%, P 1.36%. The method used was an experimental method in vivo by using a Completely Randomized Design (CRD), factorial in which duck types (i 1 Magelang duck; i2 Tegal ducks; i3 Mojosari ducks) was considered as the first factor and probiotic levels (p0 without probiotic; p1 3 g probiotic/kg feed; p2 6 g/kg feed) as the second factor. Each of the treatment was replicated three times. The parameters measured were cholesterol and triglycerides levels of duck blood. Each unit of experiment was repeated 3 times. Data were analyzed by analysis of variance followed by Honestly Difference Test (HSD). Results showed that the average blood cholesterol levels of various types of ducks ranged from 136.7 mg/dl to 203 mg/dl, and the average content of blood triglyceride levels ranged from 293.33 mg/dl to 753.34 mg/dl. Results of analysis of variance showed that duck types and probiotic levels had no significant (P>0.05) interaction on duck blood levels of cholesterol and triglycerides. Duck had no significan effect (P>0.05) on both duck blood cholesterol and triglycerideslevels, and probiotic levels also had no significant effect (P>0.05) on blood cholesterol levels. However duck fed with probiotic 3 and 6 g/ kg feed gave a significant effect (P<0.01) on decreasing of blood triglyceride levels. It can be concluded that duck fed with probiotic up to 6 g/kg feed could decreasing blood triglyceride levels only. Keywords: cholesterol, triglycerides, local ducks, probiotics PENDAHULUAN Itik lokal adalah salah satu komoditas ternak unggas yang menghasilkan telur (220 butir/tahun), daging dan bulu (Ismoyowati, 2008). Ternak ini mempunyai peran yang cukup penting dan potensial dalam mendukung ketersediaan protein hewani yang murah dan mudah didapat. Usaha peternakan itik sebagai alternatif sumber pendapatan semakin banyak diminati baik oleh masyarakat di pedesaan maupun di sekitar perkotaan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Jendral Peternakan (2011), populasi itik pada tahun 2010 sebanyak 44.301.804 ekor, telah meningkat menjadi 49.391.628 ekor di tahun 2011, sedangkan untuk produksi telur, itik merupakan penghasil telur terbesar kedua setelah ayam dengan produksi telur pada tahun 2010 sebanyak 245.000 ton dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 265.800 ton yang telah menyumbang 17,93% produksi telur nasional. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan kesehatan semakin tinggi. Masyarakat mendambakan bahan pangan asal hewani khususnya unggas dengan kandungan rendah lemak seperti kolesterol total dan trigliserida. Bahan makanan yang mengandung kolesterol dan trigliserida tinggi dapat menyebabkan gejala pankreatitis, pembesaran hati dan meningkatkan konsentrasi very low density lipoprotein (VLDL) yang kemudian akan meningkatkan resiko arterisklerosis yang menyebabkan berbagai penyakit seperti stroke dan jantung koroner bahkan kematian. Oleh karena itu, perlu upaya menjadikan produk ternak yang rendah kolesterol dan trigliserida serta meningkatkan produksi ternak itik, salah satunya dengan penambahan probiotik kedalam pakan itik. Probiotik starbio mengandung berbagai jenis bakteri yaitu proteolitik, selulolitik, lipolitik, lignolitik dan amilolitik serta nitrogen fiksasi non simbiosis mampu menghasilkan enzim amilase, protease, dan lipase yang akan memecah karbohidrat, protein dan lemak menjadi kompenen-komponen yang lebih kecil sehingga memudahkan penyerapan oleh usus. Selain memproduksi enzim, bakteri pada probiotik starbio juga menghasilkan nutrien seperti
662
Vian Graha Wijaya dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): 661 - 668, Juli 2013
asam amino, mineral dan vitamin, juga mempertahankan mikroflora yang menguntungkan didalam saluran pencernaan dan absorbsi nutrien (Suhermiyati dan Arnyatha, 2000). Secara genetik itik mempunyai kemampuan fisiologis yang relatif berbeda dalam mensintesis kolesterol dan trigliserida. Kemampuan sintesis kolesterol dan trigliserida pada itik dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik antara lain adalah galur atau jenis itik (itik magelang, itik tegal, itik mojosari) dan faktor lingkungan antara lain adalah pakan. Trigliserida salah satu lemak yang merupakan prekursor pembentukan energi. Sebagian besar energi yang disimpan dalam tubuh itik berbentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepasnya kedalam pembuluh darah. Asam lemak selanjutnya akan dihidrolisis didalam hati dan akan menghasilkan produk sampingan antara lain kolesterol. Kolesterol mempunyai peran penting sebagai prekursor untuk mensintesis beberapa hormon seperti progesteron, estradiol, testosteron, kardiol, dietilbestrol dan etinadiol diasetat yang berperan dalam proses pembentukan telur pada itik dan sperma pada itik jantan (Almatsier, 2002). Menurut Ljung et al, (2005) bakteri probiotik seperti bakteri lipolitik menghasilkan enzim Bile Salt Hydrolase dapat menurunkan kadar kolesterol darah dan enzim lipase menurunkan trigliserida darah tanpa meninggalkan residu dalam ternak yang menggunakannya maupun produk ternak tersebut (Santoso dan Tanaka,1995). Ignatova et al (2009), melaporkan pemberian suplemen probiotik memiliki efek positif pada berat badan akhir ayam sebesar 14,4 %, meningkatkan konsumsi pakan sebesar 7,7% dan mengurangi kolesterol darah dan trigliserida pada ayam dan mampu memperbaiki performan ayam dan produk ternak yang aman dikonsumsi. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu kajian mengenai seberapa besar suplementasi probiotik dalam pakan itik dapat menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah pada berbagai jenis itik lokal. METODE Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah itik betina Magelang, Tegal, Mojosari periode produksi umur 22 minggu, masing-masing jenis itik berjumlah 27 ekor. Probiotik starbio diproduksi oleh CV. Lembah Hijau Multifarm Indonesia. Bahan pakan yang digunakan adalah jagung 40%, dedak 40% , kosentrat 20% dengan kandungan nutrien pakan : PK= 16,56 %, ME = 2.947 kcal/kg, Ca = 1,75 %, P =1,36 % serta probiotik sesuai dengan perlakuan. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah bahan kimia untuk pengukuran kadar kolesterol dan trigliserida darah. Alat yang digunakan adalah kandang yang terbuat dari kawat dan bambu sebanyak 27 unit, syringe, tube 3ml + antikoagulan, timbangan Ohaus dengan kepekaan 1 gram 1 buah dan seperangkat alat untuk pengukuran kadar kolesterol dan trigliserida darah. Metode penelitian adalah experimental secara in vivo dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial dengan faktor I adalah jenis itik (i1 itik Magelang; i2 itik Tegal; i3 itik Mojosari) dan faktor P adalah level probiotik (p0 tanpa probiotik; p1 diberi probiotik 3g/kg pakan; p2 diberi probiotik 6g/kg pakan), sehingga ada 9 kombinasi perlakuan, yaitu : i1p0, i1p1, i1p2, i2p0, i2p1, i2p2, i3p0, i3p1, i3p2. Peubah yang diukur adalah kadar kolesterol dan trigliserida darah itik. setiap unit percobaan diulang 3 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analisis Variansii dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ).
663
Vian Graha Wijaya dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): 661 - 668, Juli 2013
HASIL DAN PEMBAHASAN Rataan hasil penelitian pengaruh pemberian probiotik starbio terhadap kadar kolesterol dan trigliserida darah itik dari tiap perlakuan disajikan pada tabel 1. Tabel 1. Rataan(± Sd)Kadar Kolesterol dan Trigliserida Darah Itik(mg/dl) Perlakuan Rataan Kadar Kolestrol± Sd Rataan Kadar Trigliserida± Sd i1 p 0 136,7 ± 15,3 700,00 ± 126,67 i1 p 1 190,0 ± 10,0 340,00 ± 46,67 i1 p 2 140,0 ± 30,0 573,33 ± 131,32 i2 p 0 163,3 ± 25,2 644,44 ± 168,83 i2 p 1 160,0 ± 26,5 488,89 ± 408,87 i2 p 2 180,0 ± 60,0 426,67 ± 106,67 i3 p 0 203,3 ± 25,2 753,34 ± 233,34 i3 p 1 163,3 ± 15,3 297,78 ± 307,92 i3 p 2 160,0 ± 20,0 293,33 ± 74,23 Keterangan : i1 = itik Magelang, i2 = itik Tegal, i3 = itik Mojosari, p0 = tidak diberi probiotik (kontrol), p1 = diberi probiotik 3 g/kg pakan, p2 = diberi probiotik 6 g/kg pakan.
Rata-rata kadar kolesterol darah berkisar antara 136,7 (i1p0) sampai 203,3 (i3p0) mg/dl dan kadar trigliserida darah itik berkisar antara 293,33 (i3p2) sampai 753,34 (i3p0) mg/dl. Hasil penelitian ini lebih tinggi dibanding hasil penelitian Wartika (2002), yang melaporkan kandungan kolesterol darah itik yang pakannya diberi probiotik berkisar antara 149,25 - 169,25 mg/dl, sedangkan hasil kandungan trigliserida darah itik lebih rendah dari penelitian Yansen (2012), yang melaporkan kadar trigliserida darah itik bayang yang diberi probiotik berkisar antara 345,5 – 801,4 mg/dl. Menurut Fuller (1997), standar normal kadar kolesterol darah pada itik berkisar antara 125200 mg/dl, sedangkan untuk kadar trigliserida berkisar antara 400-500 mg/dl. Kadar Kolestrol Darah Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa interaksi jenis itik dengan level probiotik starbio yang diberikan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar kolesterol darah itik, selain itu jenis itik maupun level probiotik starbio juga tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kadar kolesterol darah itik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti jenis itik yang masih termasuk dalam satu spesies yaitu Anas domesticus. Selain itu faktor jenis kelamin, bobot badan, ransum, umur, lingkungan yang sama membuat kemampuan dalam mengabsorbsi lemak setiap genetik itik relatif sama, sehingga kecepatan sintesis kolesterol didalam tubuh masing-masing jenis itik tersebut juga relatif sama. Karena kolesterol dalam plasma darah 80% berasal dari kolesterol yang disintesis oleh hati. Hal ini sesuai dengan pernyataan Herper et al. (1979), yang menyatakan bahwa kandungan kolesterol didalam darah sebesar 5% berasal dari kolesterol yang terdapat dalam bahan pakan dan 80% berasal dari kolesterol yang disintesis oleh hati. Oleh karena itu tinggi dan rendahnya kolesterol dalam tubuh dipengaruhi oleh kecepatan sintesis kolesterol didalam tubuh. Kecepatan sintesis kolesterol didalam tubuh itik dipengaruhi oleh kemampuan sintesis oleh hati dan empedu. Sintesis pada hati dan empedu salah satunya dipengaruhi oleh banyaknya suplay kolesterol yang tersedia didalam pakan. Konsumsi pakan itik pada penelitian ini relatif sama yang menyebabkan tidak adanya pengaruh dari jenis itik dan level probiotik. Perubahan tingkat 664
Vian Graha Wijaya dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): 661 - 668, Juli 2013
kolesterol dalam darah merupakan respon yang berhubungan dengan perubahan derajat asam lemak bebas pada pakan, karena asam lemak bebas akan diubah menjadi asil ko-A yang akan berubah menjadi Asetil ko-A yang merupakan prekusor utama pembentukan kolesterol (Lovita, 2005). Murray et al. (2000), juga menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kolesterol darah adalah kecepatan sintesis kolesterol didalam tubuh dan lingkungan. Pakan merupakan salah satu faktor lingkungan yang memiliki kontribusi tinggi pada metabolisme lemak dan kolesterol. Prekusor kolesterol diperoleh dari pakan dan biosintesisnya yang terjadi pada organ tubuh seperti usus dan hati. Konsumsi pakan memberikan kontribusi untuk sintesis kolesterol, dimana apabila konsumsi pakan tinggi akan menyebabkan kandungan kolesterol tinggi dalam darah. Pernyataan Murray ini diperkuat oleh Naber (1976), yang melaporkan bahwa hampir 2/3 bagian kolesterol disintesis oleh tubuh, sedangkan 1/3 bagian diperoleh karena perlakuan pakan. Level pemberian probiotik starbio sampai dengan level 6 g/kg pakan diduga masih terlalu rendah sehingga pengaruh aktivas bakteri probiotik seperti bakteri lipolitik yang terdapat pada starbio sebagai penghasil enzim lipase yang berperan dalam perombakan lemak tidak mampu menurunkan absorpsi nutrisi terutama lemak termasuk kolesterol sehingga kadar kolesterol darah itik tidak mengalami penurunan. Enzim lipase merupakan kelompok enzim yang secara umum berfungsi dalam hidrolisis monogliserida, digriserida dan trigliserida untuk menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas akan dihidrolisis menjadi kolesterol dengan 5 tahap yaitu (1) Merubah Asetil CoA menjadi HMG-CoA; (2) Merubah HMG-CoA menjadi Mevalonate; (3) Mevalonat diubah menjadi molekul dasar isoprene, isopentenyl pyrophosphate (IPP) bersamaan dengan hilangnya CO2; (4) IPP diubah menjadi Squalen; (5) Squalen diubah menjadi kolesterol. Jadi apabila populasi bakteri lipolitik dalam saluran pencernaan itik sedikit maka akan mengurangi produksi enzim lipase dan akan mengurangi katabolisme VLDL. VLDL yang kaya akan trigliserida sulit dihidrolisis menjadi asam lemak (kolesterol, fosfolipid, apoprotein) dan gliserol yang seharusnya dibawa kehati lalu dibuang melalui feses. Oleh karena itu kolesterol yang disimpan dalam darah dialirkan kembali kedalam plasma darah sehingga tidak terjadi penurunan kadar kolesterol darah pada itik (Duncan et al., 1994). Faktor dari strain bakteri lipolitik yang terdapat dalam probiotik starbio juga merupakan faktor mengapa tidak adanya penurunan kadar kolesterol darah itik. Kemungkinan besar strain bakteri lipolitik yang terdapat pada probiotik starbio tidak mempunyai kemampuan spesifik sehingga tidak dapat bertahan didalam saluran pencernaan itik yang cendrung bersifat asam dengan pH berkisar pH 3 sampai 4 dan mengandung garam empedu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Surono (2004), yang menyatakan bakteri probiotik yang mempunyai kemampuan spesifik harus tahan terhadap pH 2 sampai pH 4 selama 14 jam dan garam empedu selam 14 jam sehingga akan bekerja efektif dalam saluran pencernaan. Kadar Trigliserida Darah Hasil analisis variansi menunjukkan interaksi antara jenis itik dengan level probiotik yang diberikan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar trigliserida darah itik. Hal ini diduga karena jenis itik mempunyai kondisi fisiologis dalam mensintesis trigliserida yang relatif sama, hal ini menyebabkan interaksi antara jenis itik dengan pemberian level probiotik yang berbeda belum mampu secara bersamaan menurunkan kadar trigliserida darah berbagai jenis itik. Selain itu hasil analisis variansi pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa jenis itik tidak berpengaruh nyata 665
Vian Graha Wijaya dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): 661 - 668, Juli 2013
(P>0,05) terhadap kadar trigliserida darah itik. Faktor level probiotik menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar trigliserida darah itik. Hasil uji lanjut dengan BNJ (Tabel 2) menunjukkan bahwa pemberian probiotik starbio pada perlakuan p1 (pakan + probiotik 3g/kg pakan) dan p2 (pakan + probiotik 6g/kg pakan) berpengaruh nyata (P<0,05) menurunkan kadar trigliserida darah itik dibanding p 0 (kontrol). Tabel 2. Rataan(± Sd)Kadar Trigliserida Darah Itik Hasil Uji BNJ (mg/dl) Perlakuan Rataan Kadar Trigliserida ± Sd p0 699,260±26,443a p1 375,556±19,379b p2 431,111±20,763b Keterangan : angka dalam baris yang diikuti dengan notasi yang berbeda menunjukkan berbeda nyata pada uji BNJ (P<0,05).
Tabel 2 menunjukkan penurunan kadar trigliserida darah itik sebesar 46,3% pada perlakuan p1 dan 38,4% pada perlakuan p2 dibandingkan p0 (kontrol). Penurunan tertinggi terdapat pada perlakuan p1 yaitu pakan itik yang disuplementasi dengan probiotik starbio 3 g/kg pakan dibandingkan perlakuan p2 yaitu pakan itik yang disuplementasi dengan probiotik starbio 6 g/kg pakan dengan selisih 7,9%, Hal ini karena didalam probiotik starbio selain mengandung bakteri lipolitik juga terdapat bakteri selulolitik dan proteolitik yang menghasilkan enzim selulosa dan protease yang dapat meningkatkan daya cerna terhadap karbohidrat dan protein. Karbohidrat dan protein merupakan prekusor biosintesis pembentukan trigliserida, sehingga pemberian probiotik 6 g/kg pakan mengalami penurunan kadar trigliserida darah itik yang lebih rendah dibandingkan dengan 3 g/kg pakan. Pemberian probiotik starbio dengan level 3 g/kg pakan sudah cukup untuk menurunkan kadar trigliserida darah itik dibandingkan 6 g/kg pakan. Pemberian probiotik 3 g/kg pakan mampu mengembangkan mikroba dalam saluran pencernaan itik. Seperti yang dikatakan oleh Fuller (1997), yang mengatakan keseimbangan mikroflora dalam usus akan tercapai apabila perbandingan antara mikroba yang menguntungkan terhadap mikroba yang merugikan sebesar 85 : 15 atau 80 : 20 sehingga dapat meningkatkan aktivitas enzim lipase yang berperan dalam perombakan lemak. Penurunan kadar trigliserida darah pada itik terjadi karena adanya aktivitas bakteri yang terdapat pada starbio (proteolitik, selulolitik, lipolitik, lignolitik dan amilolitik serta nitrogen fiksasi non simbiosis) khususnya bakteri lipolitik yang menghasilkan enzim lipase yang berperan dalam perombakan lemak. Hal ini didukung dengan pernyataan Sudha dkk. (2009), yang menyatakan bahwa penurunan kadar trigliserida darah disebabkan oleh produksi enzim lipase dari aktivitas bakteri probiotik sehingga enzim ini mampu memecah lemak bermolekul besar menjadi substrat yang lebih kecil dan mudah dicerna. Bakteri probiotik juga mempunyai kemampuan dalam mensintesis enzim esterase bersamaan dengan enzim lipase yang merubah asam lemak bebas menjadi bentuk ester yang berbeda dari trigliserida pada saluran pencernaan (Mahdavi et al, 2005). Selain itu probiotik bisa menurunkan trigliserida karena kemampuannya memfermentasikan karbohidrat dan menghasilkan asam lemak rantai pendek dalam saluran pencernaan (Ljung et al, 2005). Probiotik secara efektif dapat menurunkan aktivitas asetil KoA Karboksilase yaitu enzim yang berperan dalam laju sintesis asam lemak (Santoso dan Tanaka, 1995). Abu-Elheiga et al. 666
Vian Graha Wijaya dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): 661 - 668, Juli 2013
(1995), menyatakan bahwa malonil KoA yang dihasilkan oleh asetil KoA karboksilase merupakan kunci metabolit dalam mengatur sintesis asam lemak dan oksidasi yang dapat dipengaruhi oleh perubahan pola makan serta aktivitas usus. Menurut Cavallini et al. (2009), probiotik dapat menghasilkan statin, yaitu inhibitor 3-hidroksi-3-metil-glutaril-KoA reduktase (HMG-KoA reduktase) yang merupakan enzim pengatur biosintesis kolesterol, penurun LDL, VLDL, dan kadar trigliserida darah. Menurut Grundy (1988), mekanisme penurunan kadar trigliserida oleh statin dimulai ketika inhibitor tersebut mereduksi konsentrasi kolesterol di dalam hepatosit dan meningkatkan kinerja LDL-reseptor. Reseptor tersebut juga berhubungan erat dengan komponenkomponen VLDL, sehingga trigliserida akan ikut tereduksi. Scorve et al. (1993), mengatakan bahwa turunnya sintesis asam lemak di hati merupakan faktor utama penyebab turunnya sintesis trigliserida di hati yang berakibat lanjut pada turunnya konsentrasi trigliserida dalam plasma darah. Pernyataan ini sependapat dengan Muchtadi et al. (1993) yang mengatakan bahwa garam empedu yang disintesis di dalam hati, berperan dalam penyerapan trigliserida dan vitamin larut lemak dalam ransum. SIMPULAN Pemberian probiotik starbio dengan level 3 dan 6 g/kg pada pakan berbagai jenis itik lokal dapat menurunkan kadar trigliserida darah itik sebesar 46,3% pada perlakuan p 1 yaitu pakan +probiotik starbio 3g/kg pakan dibandingkan p0 (kontrol), namun belum dapat menurunkan kadar kolesterol darah itik. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Fakultas Peternakan Unsoed, Ketua LPPM UNSOED atas dana Hibah Kompetensi Dikti dan rekan-rekan satu tim penelitian. DAFTAR PUSTAKA Abu-Elheiga, L., Jayakumar, A., Baldini, A., Chirala, S.S. & Wakil, S.J. 1995. Human acetyl-CoA carboxylase: Molecular cloning, characterization, chromosomal mapping, and evidence for two isoforms. BioMed Central. 15: 1-8. Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal: 57-76. Cavallini, D.C.U., Bedani, R., Bomdespacho, L.Q., Vendramini, R.C. and Rossi, E.A. 2009. Effects of Probiotic Bacteria, Isoflavones and Simvastatin on Lipid Profile and Atherosclerosis in Cholesterol-Fed Rabbits: A Randomized Double-Blind Study. BioMed Central. 8: 1-8. Direktorat Jenderal Peternakan dan kesehatan hewan. 2011. Statistik Peternakan dan kesehatan hewan 2011. CV. Karya Cemerlang. Jakarta. Duncan, J. Robert, Keith W. Prasse dan Edward A. Mahaffey. 1994. Veterinary Laboratory Medicine : Cinical Pathology 3th Ed. Iowa State University. Press: AMES. Fuller, R. 1997. Probiotics 2. Aplication and Practical Aspects. 1st. Ed.Chapman and Hall, London. Grundy, S.M. (1988). HMG-CoA Reductase Inhibitors for Treatment of Hypercholesterolaemia. N.Engl.J.Med., 319: 24 – 32. Herper, H.A., V.M. Rodwell dan D.A. Mayes. 1979. Biokimia. Riview Physiological Chemistry. Diterjemahkan oleh Muliawan, M., Penerbit Buku Kedokteran E.G.C., Jakarta. 667
Vian Graha Wijaya dkk/Jurnal Ilmiah Peternakan 1(2): 661 - 668, Juli 2013
Ignatova M., V., Sredkova and V. Marasheva . 2009 . Effect of Dietary Inclusion of Probiotic on Chickens Performance and Some Blood Indices. Biotechnology in Animal Husbandry, 25 (5-6): 1079-1085. Ismoyowati. 2008. Kajian Deteksi Produksi Telur Itik Tegal Melalui Polimorfisme Protein Darah. Animal Production Jurnal. 8 (2): 122-128. Ljungh Asa, Wadstrom and Torkel. 2005. Lactic Acid Bacteria as Probiotic. Curr.Issue Inestinal Microbiol.7:73-90. Lovita Adriani. 2005. Efek Probiotik Sebagai Starter dan Implikasi Efeknya Terhadap Kualitas Yoguhrt, Ekosistem Saluran, Pencernaan dan Biokimia Darah Mencit. Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana. IPB. Bogor. Mahdavi, A.H; H.R, Rahmani; dan J.Pourreza. 2005. Effect of Probioticsupplements on Egg Quality Andlaying Hen’s Performance. International Journal of Poultryscience 4 (7). : 488-492 Muchtadi, D., N. Palupi, dan M. Astawan. 1993. Metabolisme Zat Gizi Sumber dan Kebutuhan Bagi Tubuh Manusia. Jilid II. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. Hal 43-48. Murray, K.R., Granner K.D., Mayes D.A and Rodwell V.W. 2000. Harper’s Biochemistry. Appleton and Lange. 20th Edition. USA. Hal : 268 - 297. Naber, E.C. 1976. The Cholesterol Problem, the Egg and Lipid Metabolism in The Laying Hen. Poultry Sci.55:14 Santoso,U. and Tanaka, K. 1995. Effect of Dried Bacillus subtilis Culture on Growth, Body Composition and Hepatic Lipogenic Enzyme Activity in Female Broiler Chicken. British Journal of Nutrition,74,523-529. Scorve, J., A Al-Shurbaji, D. Asiedu, I. Bjorkhem, L. Berglund, and R.K. Berge. 1993. On the Mechanism of the Hypolipidemic Effect of Sulfur-Substituted Hexadecanedionic Acid (3Thiadicarboxylic Acid) in Normolipidemic Rats. J Lipid Res. 34: 1117-1185. Sudha, M R, Prashant, C, Kalpana, D, Sekhar, B dan Kaiser J. 2009. Probiotics as Complementary Therapy for Hypercholesterolemia. Biology and Medicine. Vol. 1 (4): Rev 4. Suhermiyati, S dan I.N.P. Aryantha. 2000. Perbaikan Produksi Telur Burung Puyuh (Cortunixcortunix Japonica) dengan Simbiosis Mikroba Probiotik dalam Air Minum di Desa Grecol, Kec. Kalimanah, Kab. Purbalingga, Karasidenan Banyumas, Jawa Tengah. Laporan. LPM. ITB. Bandung. Surono, IS. 2004. Probiotik, Susu Fermentasi dan Kesehatan. Tri Cipta Karya. Jakarta. Wartika, E. 2002. Profil Lemak Darah Itik Tegal Umur 62 Minggu yang Diberi Ransum Memakai Tepung Daun Lamtoro Diolah Melalui Penyemprotan Dengan FeSO4. Skripsi. Universitas Diponogoro. Semarang. Yansen, F. 2012. Pengaruh Pemberian Weisella Paramesenteroides Asal Dadih Kecamatan Palupuh kabupaten Agam Sumatra Barat Terhadap Kandungan Trigliserida Darah Itik Bayang. Tesis. Program Pasca Sarjana. Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang.
668