KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KONSUMEN DENGAN PEMILIKAN TIPE PERUMAHAN ( Studi kasus Konsumen Perumahan Kabupaten Karanganyar )
A STUDY ON THE RELATIONSHIP BETWEEN CONSUMER CHARACTERISTICS AND THE HOUSING TYPE BELONGING (A Case Study On The Property Customer In Regency Karanganyar)
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun oleh:
ENI SETYANINGSIH NIM I.1105014
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
PERSETUJUAN SKRIPSI
KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KONSUMEN DENGAN PEMILIKAN TIPE PERUMAHAN ( Studi kasus Konsumen Perumahan Kabupaten Karanganyar ) A STUDY ON THE RELATIONSHIP BETWEEN CONSUMER CHARACTERISTICS AND THE HOUSING TYPE BELONGING (A Case Study On The Property Customer In Regency Karanganyar)
Disusun Oleh :
ENI SETYANINGSIH NIM I.1105014
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Disetujui :
Pembimbing I
Pembimbing II
Fajar Sri Handayani,ST,MT NIP.19750922 199903 2 001
Ir. Delan Soeharto, MT NIP.19481210 198702 1 001
PENGESAHAN SKRIPSI
KAJIAN HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK KONSUMEN DENGAN PEMILIKAN TIPE PERUMAHAN ( Studi kasus Konsumen Perumahan Kabupaten Karanganyar ) A STUDY ON THE RELATIONSHIP BETWEEN CONSUMER CHARACTERISTICS AND THE HOUSING TYPE BELONGING (A Case Study On The Property Customer In Regency Karanganyar)
Disusun Oleh :
ENI SETYANINGSIH NIM I.1105014 Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Pada : Kamis, 16 Juli 2009
Tim Penguji : 1. Fajar Sri Handayani, ST, MT NIP. 19750922 199903 2 001
………………...........
2. Ir. Delan Soeharto, MT NIP. 19481210 198702 1 001
………………….......
3. Endah Safitri, ST, MT NIP. 19701212 200003 2 001
………………………
4. Ir. Siti Qomariyah, MSc NIP. 19580615 198501 2 001
………………………
Mengetahui, Disahkan oleh, a.n. Dekan Fakultas Teknik UNS Ketua Jurusan Teknik Sipil Pembantu Dekan I, Fakultas Teknik UNS,
Disahkan oleh, Ketua Program S1 Non Reguler
Ir. Noegroho Djarwanti, MT Ir. Bambang Santosa, MT Ir. Agus Sumarsono, MT NIP.19561112 198403 2 007 NIP.19590823 198601 1 001 NIP.19570814 198601 1 001
MOTTO
Tidak ada kata menyerah untuk orang-orang yang tegar walaupun dalam keadaan jatuh. Sesungguhnya, dimana ada kesulitan disitu ada kemudahan. Sesungguhnya disamping kesempatan ada kelonggaran karena itu bila engkau telah selesai dari satu pekerjaan, garap pula urusan yang lain dengan tekun (QS AL-INSYIRAH) Satu – satunya cara untuk hidup adalah menerima setiap menit sebagai suatu keajaiban yang tidak biasa diulang dan seperti itulah hidup “ SEBUAH KEAJAIBAN YANG TIDAK BISA DIULANG “ Saudaraku, engkau tidak akan memperoleh ilmu melainkan dengan enam perkara yaitu: 1.Kecerdasan, 2.Perhatian, 3.Kesungguhan, 4.Kecukupan, 5.Didampingi guru, 6. Menenpuh waktu yang lama. Sesungguhnya Sholatku, ibadahku, hidupku dan MATIKU hanyalah untuk ALLAH SWT, TUHAN semesta Alam (QS AL-AN”AM :162) Jangan sepelekan hal-hal yang kecil, karena dari kecillah kita dapat menjadi BESAR WAKTU AKAN TERUS BERJALAN WALAUPUN KITA HANYA DIAM, MAKA BERJALANLAH SEIRING WAKTU, KARENA DIAM HANYA AKAN MEMBUAT PENUNDAAN (PENULIS)
PERSEMBAHAN
“ Serangkai Budi Penghargaan” Dibalik tabir pembuatan episode Tugas Akhir
Alhamdulillah puji syukur tiada terkira kupanjatkan kehadirat Illahi Robbi, pencipta alam semesta yang telah memberikan rahmat, hidayah serta anugerah yang tak terhingga. Untukmu ya Rosulullah Saw, dikau bintang cemerlang, penyuluh semesta dengan wahyu dan sabda.Tanpamu Rosulullah SAW sirnalah indah, seramlah sepi. Ribuan terima kasih untuk Bapak dan Ibu yang tak hentihentinya mendoakan, mendidikku tak pernah jemu dan menaburkan pengorbanan dengan kasih sayang. Tanpa maaf dan restumu hidupku tak menentu. Kakak dan Adik_ku , yang selalu memberi keceriaan Catur Pamungkas, terima kasih telah menerima keberadaanku. Totas , yang selalu memberi warna dalam hidupku, Thank’s for all u’re support Rekan-rekan Sipil khususnya angkatan 2005 Temen2 , terima kasih tuk kebersamaan & kekompakannya slama ini, sukses selalu tuk kalian semua.
ABSTRACT ENI SETYANINGSIH, 2009: A Study on the Relationship of Consumer’s characteristics and the Housing Type Choice (A Case Study on the Property Customer in Regency Karanganyar), Thesis, Civil Engineering of Engineering Faculty of Surakarta Sebelas Maret University. Indonesian population density results from the high natality rate and urbanization flow, particularly in big cities. The population density leads to some problems such as the fulfillment of basic needs, in this case, residence (settlement), for that reason, the government, through the relevant institution, cooperates with the private party (property developer) participates in coping with such problems. The bad economic transformation and society’s decreased purchasing power renders many property companies shut down gradually; this condition forces every developer to capture precisely and thoroughly what the consumers actually need in buying the property. For that reason, the research on property marketing is needed; it can be done by identifying the characteristics of property consumers and by linking the relationship between such characteristics and the type of housing chosen by the property buyer. In this study, the data collected included primary data (questionnaire and interview with the respondents of property in Regency Karanganyar in four villages: Ngringo, Jaten, Jati and Papahan with 70 samples) and the secondary data from developer by using the frequency data analysis with cross table correlation, chi-square independency test, test of the closeness of relationship between two variables. Analysis on data processing was done using SPSS (Statistical Product and Service Solution) computer program version 15. Following the independency test and the test of the closeness of relationship between two variables, it is obtained the information that there is a relationshop between the original domicile and the housing type choice of simple housing class, housing type and the type of occupation (in the simple housing class), housing type and the lot width (in the medium housing class), the housing type and the reason of displacement to the housing (in the medium housing class).
Keywords: Characteristics of consumer, housing type, independency
ABSTRAK ENI SETYANINGSIH, 2009 : Kajian Hubungan Antara Karakteristik Konsumen dengan Pemilikan Tipe Perumahan (Studi Kasus Konsumen Perumahan Kabupaten Karanganyar), Skripsi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kepadatan penduduk Indonesia diakibatkan dari tingginya angka kelahiran dan arus urbanisasi terutama di kota-kota besar. Kepadatan penduduk yang padat tersebut menimbulkan banyak masalah yang salah satunya adalah masalah pemenuhan kebutuhan pokok dalam hal ini adalah tempat tinggal (perumahan), untuk itu Pemerintah melalui instansi terkait yang bekerja sama dengan pihak swasta (pengembangan perumahan atau developer) senantiasa ambil bagian menangani masalah tersebut. Perubahan perekonomian yang buruk dan daya beli masyarakat yang merosot membuat banyak perusahaan properti (perumahan) mati berlahan-lahan, kondisi ini mau tidak mau memaksa setiap developer untuk menangkap dengan jeli dan mengerti dengan tepat apa yang sungguh-sungguh konsumen butuhkan dalam membeli properti (perumahan). Untuk itu diperlukan adanya riset pemasaran properti salah satu bagian dari riset tersebut adalah dengan cara mengetahui karakteristik-karakteristik konsumen perumahan dan menghubungkan keterkaitan karakteristik tersebut dengan tipe perumahan yang dipilih para pembeli properti (perumahan) Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan adalah data primer (kuesioner dan wawancara dari responden perumahan di Kabupaten Karanganyar di empat Kelurahan Ngringo, Jaten, Jati dan Papahan dengan jumlah sampel 70) dan data sekunder dari developer. Menggunakan analisis data frekuensi dengan korelasi tabel silang, Uji indepedensi Chi kuadrat, Uji kekuatan atau ke-eratan atau kekuatan hubungan antara dua variabel. Analisa pengolahan data menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 13 (Statical Product and Service Solution) Setelah pengujian indepedensi dan pengujian kekuatan hubungan antara dua variabel maka didapatkan informasi bahwa terdapat hubungan antara domisili asal dengan pemilihan tipe perumahan pada kelas perumahan sederhana, tipe perumahan dengan jenis pekerjaan (dalam kelas perumahan sederhana), tipe perumahan dengan luas kaveling (dalam kelas perumahan menengah), tipe perumahan dengan alasan pindah ke perumahan (dalam kelas perumahan menengah).
Kata kunci: Karakteristik konsumen, tipe perumahan, independensi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar kesarjanaan S-1 pada Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dengan penyusunan skripsi ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman baik bagi peneliti sendiri maupun bagi pembaca.
Banyak hambatan dalam penyelesaian skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat diatasi. Untuk itu, segala bentuk bantuannya peneliti menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada Fajar Sri Handayani, ST,MT selaku Dosen Pembimbing Skripsi I, Ir Delan Soeharto selaku Dosen Pembimbing Skripsi II, petugas Perpustakaan Fakultas Teknik dan Perpustakaan Pusat UNS, untuk semua referensi yang berhubungan dengan skripsi ini, Responden Perumahan yang berada di Kabupaten Karanganyar khususnya dikelurahan Ngringo, Jaten, Jati dan Papahan untuk semua data yang berhubungan dengan Tugas Akhir ini dan semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Peneliti sepenuhnya menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Surakarta,
Juli 2009
Peneliti
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii MOTTO............................................................................................................ iv PERSEMBAHAN ........................................................................................... v ABSTRAK....................................................................................................... vi KATA PENGANTAR..................................................................................... vii DAFTAR ISI ...................................................................................................viii DAFTAR TABEL............................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1 1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2. Rumusan Masalah........................................................................ 2 1.3. Batasan Masalah............................................................................ 3 1.4. Tujuan Penelitian........................................................................... 3 1.5. Manfaat Penelitian........................................................................ 4 1.6 Kerangka Pikir.............................................................................. 4 BAB 2 LANDASAN TEORI........................................................................... 6 2.1. Tinjauan Pustaka........................................................................... 6 2.1.1. Konsep Pemasaran............................................................... 7 2.1.2. Bauran Pemasaran................................................................ 8 2.1.3. Pasar Konsumen dan Perilaku Konsumen............................ 9 2.2. Dasar Teori....................................................................................13 2.2.1. Karakteristik Konsumen.......................................................16 2.2.1.1. Segmen Geografis....................................................17 2.2.1.2. Segmen Demografis.................................................17 2.2.1.3. Segmen Psikografis..................................................17
2.2.1.4. Segmen karakteristik................................................17 2.3. Teknik Analisa Data...................................................................... 18 2.3.1. Pengukuran modus, mean dan atandar deviasi..................... 18 2.3.2. Penentuan Skala Pengukuran................................................ 19 2.1.3. Analisa Data Frekuensi......................................................... 20
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN........................................................... 24 3.1. Metode Penentuan sampel..............................................................24 3.2. Metode Pengumpulan Data.............................................................24 3.3. Daftar Pertanyaan........................................................................... 26 3.3.1. Data pribadi responden..........................................................27 3.3.2. Data keluarga.........................................................................27 3.3.3. Data lain-lain......................................................................... 27 3.3.3. Data mengenai alasan tinggal diperumahan..........................28 3.4. Teknik pengukuran data................................................................. 28 3.5. Teknik pengukuran data................................................................. 28
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN..................................................... 29 4.1. Tinjauan umum............................................................................. 29 4.2. Deskripsi geografis tempat........................................................... 29 4.3. Deskripsi responden..................................................................... 29 4.3.1. Data pribadi responden....................................................... 30 4.3.1.1. Umur....................................................................... 30 4.3.1.2. Domisili asal............................................................. 31 4.3.1.3. Jenis kelamin........................................................... 32 4.3.1.4. Status perkawinan.................................................... 32 4.3.1.5. Pendidikan terakhir................................................... 33 4.3.1.6. Profesi atau pekerjaan utama.................................... 34 4.3.1.7. Penghasilan tiap bulan.............................................. 36 4.3.2. Data keluarga........................................................................ 37
4.3.2.1. Jumlah anak.............................................................. 37 4.3.2.2. Jumlah penghuni dalam satu rumah......................... 38 4.3.2.3. Penghuni yang berkarir atau bekerja selain responden................................................................. 39 4.3.2.4. Lama tinggal di perumahan.................................... 40 4.3.3. Data lain-lain........................................................................ 41 4.3.3.1. Tipe perumahan........................................................ 41 4.3.3.2. Luas kaveling........................................................... 42 4.3.3.3. Alasan pindah ke perumahan................................... 45 4.3.3.4. Sistem pembayaran.................................................. 47 4.3.3.5. Rencana pembelian properti..................................... 47 4.3.3.6. Harga rumah............................................................. 49 4.3.4. Data mengenai alasan yang menjadi dasar dalam pembelian perumahan......................................................... 49 4.3.5. Hubungan antara dua karakteristik konsumen perumahan... 59 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 56 5.1. Kesimpulan....................................................................................56 5.2. Saran..............................................................................................57 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Kepadatan penduduk Indonesia diakibatkan dari tingginya angka kelahiran dan arus urbanisasi terutama di kota-kota besar. Kepadatan penduduk yang padat tersebut menimbulkan banyak masalah yang salah satunya adalah masalah pemenuhan kebutuhan pokok dalam hal ini adalah tempat tinggal (perumahan), perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat penting dan harus dipenuhi baik melalui usaha sendiri ataupun bantuan orang lain. Selain itu perumahan harus memenuhi persyaratan yang layak dengan harga yang terjangkau oleh sekelompok masyarakat, memenuhi persyaratan kepemilikan, struktur bangunan, infrastruktur, kesehatan, keamanan dan kenyamanan. Pemerintah melalui instansi terkait yang bekerja sama dengan pihak swasta (pengembangan perumahan atau developer) senantiasa ambil bagian menangani masalah tersebut.
Gelombang krisis ekonomi yang melanda negara ini membuat banyak perusahaan properti (perumahan) runtuh, atau mati berlahan-lahan setelah melakukan berbagai upaya. Faktor utamanya jelas : daya beli masyarakat merosot drastis seiring dengan merosotnya nilai tukar rupiah. Masyarakat menjadi sangat penuh pertimbangan ketika hendak membeli properti (perumahan). Kondisi ini mau tidak mau memaksa setiap developer untuk menangkap dengan jeli dan mengerti dengan tepat apa yang sungguh-sungguh konsumen butuhkan dalam membeli properti (perumahan). Developer harus pandai menangkap peluang pasar dan menjaga kualitas produk yang di hasilkanya. Cara terbaik untuk mempertahankan usaha yang sudah ada yaitu dengan jalan menjaganya agar tetap selalu berada di puncak pasarnya. Cara terbaik ini menuntut kualitas proses keputusan yang akan diambil menjadi market based yang berarti semua keputusan harus didasarkan atas pasar. Informasi mengenai pasar properti (perumahan) yang akurat
menduduki tempat yang mendasar dalam proses pengambilan keputusan dalam pengembangan properti.
Perubahan situasi perekonomian yang buruk memberikan dampak perubahan begitu besar terhadap perkembangan pasar properti (perumahan) yaitu menjadi porak- porandanya pasar properti yang diakibatkan antara lain oleh: persaingan para developer yang begitu ketat, menurunya tingkat permintaan pasar (akan tetapi jumlah developer makin bertambah banyak), perubahan dari dalam developer itu sendiri dan lain sebagainya.Pasar properti yang porak-poranda menjadikan informasi pasar sangat kabur, untuk menjadi informasi tersebut menjadi jelas, akurat dan up to date diperlukan adanya riset pemasaran properti. Salah satu bagian dari riset pemasaran properti tersebut adalah dengan cara mengetahui
karakteristik-karakteristik
konsumen
perumahan
dan
menghubungkan keterkaitan karakteristik tersebut dengan tipe perumahan yang di pilih para pembeli properti (perumahan), riset ini sangat di butuhkan, mengingat pesatnya perubahan dan perkembangan yang terjadi pada abad ini. Dengan mengetahui Karakteristi-karakteristik konsumen yang tinggal di perumahan akan membantu para developer (pengembang perumahan) dalam mengembangkan usaha dan memberikan solusi yang efektif dan efisien sehingga developer terus berkembang karena mampu menjawab kebutuhan dan harapan konsumen
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Karakteristik-karakteristik apa saja yang melekat pada penghuni perumahan di Karanganyar. 2. Alasan apa saja yang menjadi dasar pertimbangan dalam pembelian perumahan. 3. Adakah hubungan karakteristik konsumen dengan pemilihan tipe perumahan.
. Batasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan maka digunakan batasan masalah sebagai berikut: 1.Penelitian dilakukan di perumahan
Di empat Kelurahan di Kabupaten
Karanganyar yaitu: Kelurahan Jati, Jaten, Ngringo dan Papahan. 2. Data primer didapat dari hasil wawancara dan kuesioner dari penghuni perumahan. 3. Data Sekunder, berupa data yang mengacu dari penelitian yang pernah dilakukan literature, majalah, surat kabar dan berbagai sumber relevan, sumber disini yang dimaksud adalah pihak developer (pengembang perumahan) 4. Batasan harga merupakan batasan utama yang dipakai penulis untuk membagi kelas perumahan menjadi perumahan kelas sederhana dengan harga (60-100 juta), menengah (101-200 juta) dan mewah (lebih dari 200 juta). Analisa pengolahan data menggunakan bantuan program komputer SPSS versi 13.00
( Statistical Product and Service Solution)
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendapatkan data yang jelas dan akurat mengenai karakteristi-karakteristik penghuni yang menempati perumanan tersebut. 2. Mendapatkan alasan-alasan terpenting yang menjadi dasar pertimbangan dalam pembelian perumahan di Karanganyar. 3. Mengetahui
ada atau tidaknya hubungan karakteristik konsumen dengan
pemilihan tipe perumahan.
1.5. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penulisan ini adalah:
A. Manfaat teoritis Memperkaya kajian pengembangan ilmu Teknik Sipil. B. Manfaat praktis 1. Bagi pembaca a. Penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan dan wawasan terkait dengan hubungan pemilihan tipe perumahanan dengan karakteristik konsumen khususnya di Kabupaten Karanganyar. b. Menambah informasi dan pengetahuan sebagai perbandingan bagi peneliti selanjutnya, segala kesalahan dan kelemahan serta kekurangan yang ada dalam penelitian ini dapat diperbaiki dan disempurnakan. c. Menambah pembendaharaan skripsi tentang perumahan. 2. Bagi masyarakat a. Sebagai bahan pertimbangan saat memilih perumahan. 3. Bagi developer a. Memberikan informasi mendasar kepada developer dalam pengambilan keputusan dalam pengembangan properti ( perumahan di Karanganyar) yang akan datang.
1.6. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini diawali dengan mencari data yang berhubungan dengan karakteristik konsumen perumahan. Untuk lebih jelasnya dapat disajikan sebagai berikut:
JUDUL LATAR BELAKANG MASALAH Perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang sangat penting dan harus dipenuhi. Developer harus jeli menangkap peluang pasar dengan cara melakukan Riset pemasaran properti (mengetahui karakteristik-karakteristik konsumen perumahan dan menghubungkan keterkaitan karakteristik tersebut dengan tipe perumahan yang di pilih para pembeli properti (perumahan) di Karanganyar)
-
RUMUSAN MASALAH Karakteristik-karakteristik apa saja yang melekat pada penghuni perumahan di karanganyar Alasan apa saja yang menjadi dasar pertimbangan dalam pembelian perumahan. Adakah hubungan karakteristik konsumen dengan pemilihan tipe perumahan
LANDASAN TEORI Keputusan membeli produk (perumahan) dipengaruhi karakteristik pribadi, anggota keluarga, serta berhubungan dengan produk yang di belinya serta alasan-alasan membeli sebuah pruduk
PENGUMPULAN DATA 1. Data primer = kuesioner dan wawancara dari responden perumahan 2. Data sekunder = Developer (pengembang perumahan)
-
ANALISA DATA Pengukuran modus, mean dan standar devíasi Penentuan skala pengukuran Analisis Data Frekuensi Korelasi Tabel silang, Uji independen chi-kuadrat, Uji kekuatan atau keeratan dua variabel
KESIMPULAN Gambar 1.1 Diagram alir kerangka pemikiran
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Dalam undang-undang No.4 tahun 1992 tentang perumahan dan pemukiman dinyatakan bahwa Perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempal tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.
Dalam peraturan Direktorat Jendral Perumahan dan Pemukiman dan Prasarana Wilayah (2002) dinyatakan bahwa kebutuhan rumah baru rata-rata sebesar 1,2 juta unit per tahun, belum termasuk 1,3 juta unit untuk mengganti yang rusak. Pembelian perumahan perkotaan sebesar 80 % atau 384.000 unit. Pasar efektif perumahan nasional bersubsidi dan non subsidi selama 1998-2001 rata-rata berkisar 67,5 % = 970.000-800.000 unit rumah.
Gerakan Nasional pengembangan sejuta rumah (GN-PSR) bahwa kondisi perumahan dan pemukiman Indonesia sebagai berikut: 1. Kebutuhan perumahan di Indonesia setiap tahunya rata-rata sebesar 800.000 unit rumah baru per-tahun. 2. Backlog (kesenjangan jumlah yang belum terpenuhi sebelumnya) yang pada akhirnya tahun 2003 masih mencapai sekitar 5,93 juta unit. 3. Rata-rata setiap tahun terdapat 1,15 juta unit yang perlu difasilitasi sampai dengan tahun 2020.
Di dalam pengembangan perumahan, seorang developer harus mengetahui medan penting perihal manajemen pemasaran untuk memuaskan, bahkan menyenangkan konsumen sasaran.
Developer
harus mempelajari konsep-konsep
secara
mendalam, konsep ini antara lain:
2.1.1.Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk atau jasa. Pemasaran yang ahli bukan merupakan seni menjual apa yang diproduk oleh perusahaan, tetapi mengetahui apa yang akan diproduk. Dengan demikian artinya pemasaran adalah suatu seni mengidentifikasi dan memahami kebutuhan atau keinginan pelanggan
serta menciptakan pemecahan yang mengarah pada pemberian kepuasan kepada pelanggan atau konsumen, dan memberikan keuntungan pada produsen. Sesuai konsep yang dikemukakan oleh Kotler : Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai, menurut Kotler (1994:4).
Beberapa ahli memberikan bermacam-macam definisi tentang pemasaran, antara lain Staton (1995). Ia mengatakan bahwa pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang
berhubungan
dengan
kegiatan-kegiatan
usaha,
yang
bertujuan
merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik aktual maupun potensial.
Definisi (manajemen) pemasaran yang disahkan pada tahun 1985 oleh Asosiasi Pemasaran Amerika (Amarican Marketing Association): (manajemen) pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran perorangan dan organisasi. Definisi ini memandang manajemen pemasaran sebagai suatu proses yang meliputi analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian; bahwa ia mencakup gagasan, barang dan jasa ; bahwa manajemen pemasaran dilandasi oleh gagasan pertukaran; dan bahwa tujuanya adalah menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat.
2.1.2.Bauran Pemasaran Istilah bauran pemasaran yaitu memacu pada strategi terpadu uang memadukan produk, harga, promosi dan distribusi. Masing-masing unsur dari bauran tersebut memerlukan masukan-masukan dari penelitian terhadap konsumen.
a)Penetapan produk Bagaimana perusahaan menempatkan posisi produknya sehingga mendapatkan tempat yang cocok untuk mewakili hasrat dan keinginan dari konsumen. Dengan
menampilkan produk-produk baru untuk menggantikan produk lama, sehingga perusahaan dapat memperoleh laba tambahan dengan merangsang dan meningkatkan volume penjualan, serta lebih memperhatikan apa yang lebih disenangi oleh konsumen saat ini.
b)Keputusan penetapan harga Penetapan harga adalah suatu unsur pokok dalam perumusan strategi pemasaran dan apabila situasi persaingan berubah dengan berbagai tahapan dalam siklus kehidupan produk, maka kebebasan penetapan harga oleh manajemen perusahan relatif juga akan berubah. Para pemasar berusaha mencapai sasaran-sasaran penetapan harga jangka panjang melalui kebijakan-kebijakan harga dan strategistrategi penetapan harga.
c) Strategi promosi Sebagian besar strategi-strategi promosi menggunakan berbagai kombinasi, tipe dan jumlah dari berbagai bentuk promosi. Biasanya suatu kombinasi dipakai, karena kebanyakan dari bentuk promosi secara tunggal yang digunakan jarang memperoleh keefektifan dan keefesienan.
d) Saluran distribusi Konsumen lebih suka memilih dan membeli apa yang ditawarkan oleh perusahaan adalah suatu hal yang menjadi kunci dalam distribusi.
2.1.3 Pasar Konsumen dan Perilaku Konsumen. a. Model Perilaku Konsumen. Sebuah perusahaan yang memahami bagaimana pelanggan atau konsumen akan bereaksi terhadap berbagai bentuk produk, harga, iklan, maka perusahaan tersebut akan lebih baik dari perusahan-perusahaan yang menjadi pesaingnya.Untuk memahami reaksi konsumen, menurut Kotler (1994:230) dapat dipakai model “ransangan-tanggapan” .
RANGSANGAN DARI LUAR
PEMASARAN Produk, harga, tempat dan promosi
LINGKUNGAN Ekonomik, Teknologis, Politik, Budaya
KOTAK HITAM PEMBELI 1. Karakteristik pembeli 2. Proses keputusan pembeli
TANGGAPAN PEMBELI Pilihan produk, merek, penjualan, waktu pembelian, jumlah
Gambar 2.1 Model perilaku konsumen
Dari model perilaku konsumen diatas, maka tugas dari para pemasar adalah bagaimana memahami dan menganalisa hal-hal yang terjadi pada kotak hitam pembeli yaitu antara ransangan luar dan keputusan pembelian dari konsumen. Ransangan pada kotak dari luar yang terdiri dari dua komponen yaitu pemasaran dan lingkungan. Ransangan pemasaran meliputi, produk, harga, tempat dan promosi, sedangkan rangsangan lingkungan meliputi, ekonomi, teknologi, politik, dan kebudayaan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen. Menurut Kotler (1994:231), faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah : kebudayaan, sosial, perseorangan dan psikologi. bahwa perilaku konsumen dipengaruhi oleh : a) Faktor kebudayaan faktor-faktor kebudayaan berpengaruh luas dan mendalam terhadap perilaku konsumen -Kebudayaan , ini merupakan faktor penentu yang sangat dasar dari perilaku konsumen. Sebagian besar tingkah laku manusia tumbuh dan berkembang dalam suatu masyarakat, misal seorang anak mempelajari nilai-nilai dasar,
persepsi keinginan dan tingkah laku dari keluarga dan lembaga-lembaga penting yang lain. Setiap kelompok atau masyarakat mempunyai suatu kebudayaan dan pengaruh kebudayaan pada tingkah laku pembelian yang amat bervariasi. - Sub budaya, setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub-budaya yang lebih kecil, yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Kita dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras, dan area geografis. - Kelas sosial, yaitu kelompok yang relatif homogen serta bertahan lama dalam sebuah masyarakat yang telah tersusun secara hirarkhi dan anggota-anggotanya memiliki perilaku, minat, dan motivasi yang hampir sama atau serupa. Sebenarnya, semua masyarakat manusia menampilkan lapisan-lapisan sosial. Lapisan-lapisan sosial ini kadang-kadang berupa sebuah sistem kasta dimana para anggotanya kasta yang berbeda memikul peranan tertentu dan mereka tak dapat mengubah keanggotaan kastanya.
b) Faktor sosial yang terdiri dari - Kelompok reperensi, yaitu kelompok yang memiliki pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap sikap maupun perilaku konsumen. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung kepada seseorang disebut kelompok keanggotaan, yakni kelompok di mana seseorang menjadi anggota dan saling berinteraksi. Beberapa kelompok adalah kelompok primer di mana terdapat interaksi yang agak berkesinambungan, seperti keluarga, sahabat karib, tetangga, dan rekan kerja. Kelompok primer ini cenderung bersifat informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, yang cenderung lebih resmi dan kurang terjadi interaksi yang berkesinambungan : kelompok ini termasuk organisasi keagamaan, himpunan profesi, dan serikat buruh. - Keluarga, ini akan membentuk sebuah referensi yang sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumen . Peran suami dan istri dalam penelitian sangat bervariasi sesuai kategori produk atau jasa yang dibeli. Suatu pengaruh yang lebih langsung terhadap perilaku membeli sehari-hari adalah keluarga yakni pasangan suami-istri beserta anak-anak.
- Peran dan status, ini akan menentukan posisi seseorang dalam suatu kelompok. Setiap peranan membawa status yang mencerminkan harga diri menurut masyarakat sekitarnya. Disamping itu orang cenderung memilih produk yang mengkomunikasikan peran dalam masyarakat.
c) Faktor pribadi yang terdiri dari: - Umur dan tahapan dalam siklus hidup, ini akan menentukan selera seseorang terhadap produk atau jasa. Orang selalu mengubah pilihanya terhadap barang atau jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera barang atau jasa ini sering kali berhubungan dengan umur. Membeli juga di bentuk oleh tahap daur hidup keluarga. Tahap-tahap yang mungkin dilalui keluarga sesuai dengan kedewasaanya. Pemasar sering kali menentukan pasar sasaran dalam bentuk daur hidup dan mengembangkan produk yang sesuai serta rencana pemasaran untuk setiap tahap, seperti pasangan yang tidak menikah, pasangan yang menikah di kemudian hari, pasangan tanpa anak, orang tua tunggal, orang tua dengan anak dewasa. - Pekerjaan, hal ini akan mempengaruhi pola konsumsi seseorang. Pemasar berusaha mengenali kelompok-kelompok yang mempunyai minat di atas ratarata akan produk dan jasa mereka. Sebuah developer (pengembang perumahan) bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok-kelompok pekerjaan tertentu. -Keadaan ekonomi, yaitu terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya, kemampuan untuk
meminjam. Situasi ekonomi akan mempengaruhi pilihan produk yang
akan di beli. Bila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga produknya. - Gaya hidup yaitu pola hidup didunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat, dan
pendapat seseorang. Gaya hidup ini menggambarkan seseorang secara
keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan, disamping itu juga dapat mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang, misalnya kepribadian.
- Kepribadian dan konsep diri, kepribadian ini adalah karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.
d) Faktor psikologis yang terdiri dari: - Motivasi, yaitu suatu dorongan yang menekan seseorang sehingga mengarahkan seseorang untuk bertindak. - Persepsi, orang yang sudah mempunyai motivasi untuk bertindak akan dipengaruhi persepsinya pada situasi dan kondisi yang sedang dihadapi. Persepsi itu sendiri memiliki arti yaitu suatu proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan sesuatu gambaran yang berarti. - Proses belajar, yaitu perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. - Kepercayaan dan sikap, kepercayaan ini akan membentuk citra produk dan merek, serta orang akan bertindak berdasarkan citra tersebut. Sedangkan sikap akan mengarahkan seseorang untuk berperilaku yang relatif konsisten terhadap objek-objek yang sama.
c. Tahap-tahap Dalam Proses Keputusan Membeli Seseorang apabila akan membeli suatu produk, tentunya bukan merupakan suatu hal yang kebetulan. Hal ini melalui proses yang panjang dan mempunyai beberapa tahapan. Antara tahapan satu dengan yang lain saling berkaitan dan berpengaruh. Sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Kotler (1994), bahwa proses keputusan membeli melalui lima tahap yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli dan tahap akhir perilaku setelah membeli.
Model tahapan proses membeli diatas digunakan, apabila produk yang akan dibeli oleh konsumen adalah baru atau sesuatu barang yang memerlukan pertimbangan tinggi dan lama dalam pembeliannya, misalnya mobil, rumah, komputer. Seseorang akan membeli sebuah rumah tertentu apabila sudah ada pertimbangan yang matang dan persiapan yang baik pula. Tetapi seperti barang keperluan
sehari-hari misalnya sabun mandi, pasta gigi, ini tidak perlu melewati lima tahap diatas, bahkan apabila merek barang tersebut sudah menjadi barang kebiasaan.
Devisi pemasaran harus paham bagaimana tingkah laku konsumen di dalam proses pembelian dipengaruhi oleh karakteristik tertentu dan proses pengambilan keputusan (Kotler,1994)
2.2. Dasar Teori Memperhatikan model perilaku pembeli oleh Philip Kotler diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen terdiri dari unsur pada bauran pemasaran (marketing mix) dan ciri-ciri pembeli. Unsur pada bauran pemasaran terdiri dari: produk, harga, promosi, tempat, dan fasilitas. Sedangkan ciri-ciri pembeli terdiri dari: budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Produk perumahan merupakan kebutuhan bagi setiap orang yang mempunyai arti dan fungsi yang sangat penting bagi keberadaan kehidupannya. Kriteria dalam pemilihan rumah terletak pada kekuatan atau kualitas bahan bangunan, model bangunan, dan luas tanah tempat didirikannya rumah. Model bangunan terdiri dari penataan ruangan dan tampak depan.
Pada teori permintaan dinyatakan bahwa harga merupakan salah satu kondisi yang mempengaruhi kuantitas barang yang dibeli oleh konsumen. Secara umum harga yang murah akan menarik konsumen tetapi perlu juga dipertimbangkan bahwa harga yang murah dapat memberikan kesan yang negatif atau mutu yang rendah pada suatu barang. Dengan demikian harga juga merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan seseorang dalam pembelian rumah. Disini penulis menggunakan batasan harga untuk membagi kelas perumahan menjadi kelas sederhana, menengah dan mewah. Menurut heri properti bahwa pasar rumah sederhana adalah produk perumahan dengan harga antara 60-100 juta, sedang kelas menengah antara 101-200 juta, sedang untuk kelas mewah adalah produk perumahan di atas 200 juta.
Disamping itu biasanya konsumen membandingkan harga rumah disuatu lokasi dengan lokasi lain, sehingga besarnya harga perlu dipertimbangkan dengan harga perumahan di tempat-tempat lain. Harga ini dapat diidentifikasi dari harga jual rumah, besarnya suku bunga bank, besarnya diskon, serta jangka waktu dalam pelunasan uang muka.
Lokasi perumahan mempengaruhi kenyamanan seseorang dirumah. Lokasi rumah yang strategis memudahkan penghuninya pergi ke tempat kerja, ke tempat hiburan, ke pusat pendidikan, maupun ke pusat pembelanjaan. Secara umum konsumen menyukai lokasi perumahan yang strategis dan nyaman.
Informasi tentang perumahan yang menarik dapat mempengaruhi konsumen untuk membeli. Biasanya konsumen tertarik pada perumahan pada saat di pameran, keterangan-keterangan yang ditampilkan pada brosur (brosur yang menarik), maupun di masmedia lain. Namun sedikit sekali konsumen yang tertarik pada perumahan apabila ia mendapatkan informasi dari keluarga atau teman.
Seseorang membeli rumah biasanya tidak hanya tertarik dari produk rumah itu sendiri melainkan lebih menekankan pada fasilitas yang ada pada perumahan. Rumah dengan fasilitas yang memadai lebih disukai oleh konsumen. Fasilitas ini meliputi ketersediaan air bersih, listrik, jalan yang memadai, pusat pertokoan, jaringan telepon, tempat beribadah, tempat olah raga, tempat pendidikan, keamanan, maupun taman.
Faktor psikologis yang terdiri dari motivasi dan presepsi seseorang akan mempengaruhi keputusan pembelian rumah. Motivasi pembelian rumah terdiri dari untuk tempat tinggal, sekedar tempat refresing atau istirahat, sebagai rumah yang pertama, dan sebagai rumah yang kedua atau ketiga. Dengan motivasi yang berbeda dapat mengakibatkan keputusan yang berbeda, misalnya lokasi rumah sebagai tempat tinggal akan berbeda dengan rumah sebagai tempat refresing. Presepsi seseorang terhadap produk, harga, promosi dan fasilitas rumah juga akan
mempengaruhi keputusan pembelian rumah. Apabila presepsi ini sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya maka akan mendorong keputusan untuk membeli rumah.
Faktor budaya yang dipertimbangkan dalam penelitian ini adalah budaya yang diwujudkan dalam kelas sosial. Kelas sosial dapat terbentuk dari pekerjaan, pendapatan, dan pendidikan. Kelas sosial ini dapat mempengaruhi keputusan pembelian rumah.
Faktor Sosial terdiri dari kelompok referensi, keluarga, dan status. Rumah merupakan kebutuhan bagi setiap orang serta mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan, maka dalam penelitian ini pengaruh dipertimbangkan dari kelompok referensi yang terdiri dari keluarga, tetangga, dan teman kerja. Pembelian rumah biasanya merupakan pertimbangan dari semua anggota keluarga, maka pengaruh keluarga tidak diidentifikasi dari masing-masing anggota keluarga.
Faktor pribadi yang terdiri dari umur, pekerjaan, pendidikan, dan tingkat pendapatan seseorang mempengaruhi keputusan pembelian rumah. Secara umum dengan semakin tingginya usia, dan tingginya tingkat ekonomi atau pendapatan seseorang maka semakin selektif dan banyak pertimbangan dalam pembelian rumah. Jenis pekerjaan juga akan mempengaruhi seseorang dalam pembelian rumah.
2.2.1. Karakteristik konsumen Segmentasi pasar menyingkap peluang pasar yang di hadapi developer (pengembang perumahan). Developer sekarang harus mengevaluasi bermacammacam segmen dan memutuskan berapa banyak serta segmen mana yang akan dijadikan sasaran. Proses mengidentifikasi dan mengevaluasi kesempatan pasar biasanya menghasilkan banyak gagasan-gagasan baru. Sering kali tugas nyata
suatu developer adalah untuk memilih gagasan terbaik di antara gagasan-gagasan yang baik yaitu yang sesuai dengan sasaran dan sumber daya developer.
Luasnya pasar tergantug pada jumlah pembeli yang mungkin terdapat pada suatu tawaran pasar tertentu. Jadi pasar akan mempunyai tiga karakteristik yaitu minat (interest), pendapatan (income) dan jangkauan (access). Tidak adanya suatu cara tunggal untuk men-segmentasikan suatu pasar, maka penulis disini mencoba membedakan variabel utama segmentasi yang meliputi geografis, demografis, psikografis dan karakteristik atau perilaku.
2.2.1.1.Segmen geografis Segmen geografis menghendaki pembagian pasar dalam unit-unit geografis seperti bangsa, wilayah propinsi, kabupaten dan lain-lain. Di dalam segmentasi geografis ini penulis membagi segmen tersebut dalam tinjauan batasan lokasi penelitian yaitu pada Daerah Karanganyar. Hal ini didasarkan akan alasan kondisi keamanan yang relatif stabil, keragaman dan kepadatan penduduk karanganyar yang besar dan perkembangan Karanganyar khusus dalam pemanfaatan lahan tanah yang selalu meningkat.
2.2.1.2 Segmen Demografis Segmen jenis ini memisahkan pasar ke dalam kelompok-kelompok yang didasarkan kepada variabel demografis seperti umur, jenis kelamin, besarnya keluarga, siklus hidup keluarga, penghasilan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras dan kebangsaan. Variabel demografis ini merupakan dasar-dasar yang paling sering di gunakan pada waktu mengelompokkan konsumen.
2.2.1.3. Segmen Psikografis Pada jenis segmentasi psikografis ini, pra konsumen dibagi kedalam kelompokkelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup dan berbagai ciri kepribadian. Kelas sosial mempunyai pengaruh kuat terhadap preferensi konsumen dalam memilih suatu produk perumahan. Perumahan yang dirancang
developer biasanya dirancang untuk di pasarkan untuk kelas sosial tertentu. Minat konsumen di dalam memilih produk perumahan dipengaruhi oleh gaya hidupnya dan pada kenyataanya produk perumahan yang mereka tempati (beli) mengekspresikan gaya hidupnya.
2.2.1.4. Segmen Karakteristik Segmen karakteristik terdiri dari pembagian pasar kedalam kelompok atas dasar variabel kependudukan seperti usia, jenis kelamin, banyaknya anggota keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan dan lain-lain. Menetapkan variabel karakteristik dengan alasan bahwa keinginan, kebiasaan ataupun karakteristik seringkali berhubungan dengan variabel kependudukan. Developer didalam memasarkan produk perumahan biasanya mengkombinasikan dua atau lebih variabel yang melekat pada konsumen yang dapat di gunakan untuk membedakan atau mengelompokkan konsumen yang satu dengan yang lain dan hal ini biasanya kita sebut dengan karakter konsumen arti karakteristik itu sendiri adalah : Suatu kualitas khusus dari seseorang yang mudah diketahui atau suatu kualitas dari barang yang mudah diketahui atau bagian dari seseorang yang membuat dirinya berbeda dengan orang lain
2.3. Teknik Analisa Data 2.3..1. Pengukuran modus, mean dan standar deviasi a. Modus Modus memberikan informasi tentang kelompok data yang paling sering muncul. b. Mean Rata-rata (mean) ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok tersebut. Hal ini dapat dirumuskan seperti berikut: Me =
Xi n
Dimana : Me = Mean (rata-rata)
∑
= Epsilon (jumlah)
Xi = Nilai X ke I sampai ke n n
= Jumlah individu
c. Standar deviasi Secara matematik standar deviasi dibagi sebagai “akar dari jumlah deviasi kuadrat dibagi banyaknya individu” dalam distribusi. Untuk mencari standar deviasi kita harus mencari mean. Rumus standar deviasi adalah: SD =
X2 n
Dimana: SD = standar deviasi ∑X2 = jumlah deviasi kuadrat n
= jumlah individu atau kejadian dalam distribusi
2.3.2. Penentuan skala pengukuran Akurasi hasil analisa data dengan alat bantu statistik dalam membuat kesimpulan pada suatu penelitian, sangat ditentukan oleh jenis skala pengukuran variabelnya serta jumlah variabel yang akan dianalisisnya. a. Skala nominal Pengukuran ini merupakan tipologi paling sederhana karena tidak ada asumsi yang dibuat tentang hubungan antar valuenya. Masaing-masing value kategori hanyalah sekedar nama yang mendefinisikan perbedaan dari kategori-kategori tersebut. Skala yang digunakan untuk mengkatagorikan data atas dasar kritiria yang jelas dan tegas dan bersifat diskrit (data hasil menghitung dan membilang bukan mengukur). Data penelitian dapat dikategorikan menjadi dua atau lebih, tergantung pada karakteristik itu sendiri. Skala nominal tidak diberi konotasi perbedaan harga, dengan kata lain, kategori yang satu tidak lebih tinggi dari kategori yang lain. Pengukuran skala ini hanya dapat dilakukan dengan menghitung jumlah frekuensinya saja dan angka hasil penjumlahan inilah merupakan data berskala nominal yang selanjutnya akan dianalisa dengan menggunakan statistik. Model data yang dapat di ukur dengan skala ini, misalnya data jenis kelamin, yang terdiri dari laki-laki dan wanita. Masing-
masing data ini dapat diberikan kode dengan angka 1 untuk laki laki dan 2 untuk wanita. Tetapi angka 1 dan 2 tersebut tidak menunjukkan tingkatan tertentu, tidak berarti 2 lebih besar dari 1. b. Skala ordinal Selain nama yang membedakan, bila kategori-kategori suatu variabel tersebut juga dapat diuraikan atau dirangking berdasarkan kriteria tertentu, maka variabel dapat dikatakan mempunyai tingkat pengukuran ordinal. Skala ordinal dapat digunakan untuk menunjukkan status atau tingkat kedudukan individu yang satu terhadap yang lainya dalam karakteristik tertentu. Kendatipun dalam skala ini dapat menentukan kedudukan individu dalam kelompok, namun tidak dapat mengetahui perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Jarak antara 1 dan 2 dapat berbeda jauh dibanding jarak antara 5 dan 6. penggolongan data ini mempunyai sifat berkelanjutan (kontinu), dimana masing-masing golongan mempunyai besaran sendiri-sendiri. Kesimpulan dari ini hanya dapat ditarik bahwa, salah satu individu lebih besar (kecil) dibandingkan dengan yang lainnya. c. Skala interval Selain nama dan urutan, dalam pengukuran interval yang juga harus diperhatikan adalah selisih antara item dan bukan proporsi skalanya. Skala interval adalah skala yang digunakan untuk data yang menunjukkan adanya penggolongan yang mempunyai besaran yang sama, data ini mempunyai ciri yang berkelanjutan (kontinu) sehingga dapat diukur. Oleh sebab itu harga atau nilai yang dimiliki setiap isi intervalnya sama misalnya isi interval 1-2 akan memiliki harga atau nilai sama dengan interval isi interval 8-9. satu hal yang perlu diingat adalah bahwa pada skala data ini tidak mutlak memiliki harga 0 mutlak. Angka 0 yang dimiliki disini adalah angka 0 relatif, sebab walaupun suatu variabel mendapat nilai 0, ini tidak berarti bahwa individu tersebut nilai variabelnya kosong sama sekali.
2.3.3. Analisis Data Frekuensi Analisa data yang berbentuk frukuensi banyak dilakukan dalam penelitian pemasaran, misalnya dalam penelitian perilaku konsumen yang datanya di dapat
dari wawancara dan kuesioner yang lebih banyak berskala nominal dan ordinal, tumpukan kuesioner yang telah di isi data oleh responden pada tahapan selanjutnya harus di proses untuk menghasilkan informasi-informasi yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan. Penjumlahan nilai individu
yang
disebut data dalam bentuk frekuensi. a. Korelasi Tabel silang disajikan dalam bentuk Tabel Kontingensi (Crosstab), yang menunjukkan suatu distribusi bersama, deskripsi statistik bivariat dan pengujian terhadap 2 variabel atau lebih, terutama sekali variabel dalam bentuk kategori. Dua variabel yang diselidiki saling ketergantungan. Korelasi berguna untuk menampilkan koofisien korelasi pearson yang (yang menghitung ukuran linier 2 variabel ) dan juga korelasi spearman.
b. Uji independen chi-kuadrat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan kedua variabel independen antara yang satu dengan yang lainya. Uji yang dipakai adalah uji pearson karena jenis datanya nominal dan ordinal, untuk uji Likelihood ratio digunakan sebagai uji pendukung terhadap uji pearson. Untuk uji linear-by-linear Assosiation tidak digunakan. Probabilitas dikenal sebagai taraf signifikansi pengamatan, jika probabilitas (taraf signifikansi) yang dihasilkan cukup kecil dari 0.05, maka hipotesa yang mengatakan kedua variabel ditolak.
Data dalam pengujian ketergantungan (hubungan) variabel dan beberapa proporsi disajikan dalam bentuk Tabel Kontingensi (Crosstab). Bentuk umum Tabel
Kontingensi → berukuran r baris x k kolom, total observasi, ( total baris ke i ) (total kolom ke j ) frekuensi harapan sel ke ij = (total baris ke i) x (total kolom) total observasi X2 =
r ,k
ij 1
( 0 i j ei j ) 2 ei j
r : banyak baris k : banyak kolom oi j , : frekuensi observasi baris ke-i, kolom ke-j
ei j , : frekuensi ekspektasi baris ke-i, kolom ke-j Derajat Bebas (df) = (r – 1) x ((k-1)
Cara pembuktian hipotesanya: a. Rumusan hipotesa -Ho : tidak ada hubungan antar 2 variabel -H1 : terdapat hubungan antar 2 variabel
b. Ketentuan -Jika x2 hitung < x2 tabel (df ), Ho; Diterima,berarti tidak ada hubunganya -Jika x2 hitung > x2 tabel (df ), H1; Diterima, (Ho ditolak). - Probabilitas (taraf signifikansi) hitung > 0.05, maka Ho diterima - Probabilitas (taraf signifikansi) hitung < 0.05, maka Ho ditolak
c. Uji kekuatan atau ke-eratan hubungan dua variabel Untuk mengetahui ke-eratan atau kekuatan hubungan antara dua variabel setelah hipotesa (Ho ditolak). Untuk data ordinal dengan nominal
digunakan uji
pearson’s R, sedangkan untuk uji Spearman Correlation digunakan untuk data ordinal dengan data ordinal. Ukuran yang biasa digunakan untuk untuk mengukur kekuatan asosiasi pearson yang dinotasikan dengan huruf r. Koefisien ini didefinisikan oleh: r=
(X
i
X )(Yi Y )
( N 1)S x S y
Dimana N adalah banyaknya case, Sx dan Sy adalah deviasi standar dari kedua variabel ( X dan Y ) Harga absolut dari r menunjukkan kekuatan hubungan linear. Harga absolut terbesar yang mungkin adalah 1, yang terjadi bilamana titik-titik pengamatan tepat pada garis lurus. Bila kemiringan garis positif maka harga r positif. Bila kemiringan garis negatif maka harga r negatif. Kemiringan garis yang positif menunjukkan bahwa kenaikan harga-harga dari suatu variabel yang lainya.
Demikian juga sebaliknya. Kemiringan garis yang negatif menunjukkan bahwa kenaikan harga-harga dari suatu variabel akan diikuti dengan menurunya hargaharga variabel yang lainya.
Bila r harga 0, maka hal ini menunjukkan tidak ada hubungan linear. Bisa saja dua variabel mempunyai asosiasi yang sangat kuat, akan tetapi bila hubunganya tidak linear maka koefisienya akan kecil sekali. Koefisien korelasi pearson hanya digunakan untuk data yang diukur dalam tingkat interval ataupun rasio (Wahana1997)
Penarikan kesimpulan tentang hubungan antara dua variabel. Kedua variabel yang independen atau hipotesa diterima. Maka penulis akan menarik kesimpulan tanpa memperhatikan langkah pada sub-sub b. Uji kekuatan atau ke-eratan hubungan dua variabel. Sedangkan untuk kedua variabel yang independensinya ditolak atau kedua variabel dependen atau hipotesa ditolak, maka penulis akan menarik kesimpulan setelah melakukan langkah tersebut.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penentuan Sampel
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan yang dilaksanakan di empat kelurahan di Kabupaten Karanganyar yaitu Kelurahan Jati, Jaten, Ngringo dan Papahan. Objek yang menjadi penelitian ini adalah para penghuni properti (rumah tinggal baik itu perumahan sederhana, perumahah menengah maupun perumahan mewah) yang dikembangkan para developer di Daerah Karanganyar. Intrumen penelitian yang dipakai berupa daftar pertanyaan atau kuesioner yang akan diberikan pada responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis.
3.2. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan kuesioner tertulis angket, yaitu kumpulan pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada responden, dan cara menjawabnya juga dilakukan dengan tertulis. Keunggulan teknik kuesioner ialah peneliti dapat memperoleh informasi yang akurat secara langsung dari orang-orang yang akan dimintai informasi, kelemahanya ialah peneliti akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan informasi yang mendalam dan jumlah yang besar karena keterbatasan waktu.
Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (1998) kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk informasi dan responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dapat di bedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: 1. Dipandang dari cara menjawab
a.Kuesioner terbuka yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang memberikan kesempatan pada responden untuk menjawab dalam kalimatnya sendiri. b.Kuesioner tertutub, yaitu sejumlah pertanyaan tetulis yang sudah disediakan jawabanya sehingga responden tinggal memilih. 2. Dipandang dari jawaban yang diberikan a. Kuesioner langsung yaitu jika daftar pertanyaan disertakan pada responden agar menjawab tentang dirinya. b. Kuesioner tak langsung yaitu daftar pertanyaan diserahkan kepada responden agar menjawab tentang orang lain. 3. Dipandang dari bentuknya. a. Kuesioner pilihan ganda yaitu sama dengan kuesioner tertutup, responden tinggal memilih jawaban yang tersedia. b.Kuesioner isian yaitu sama dengan kuesioner tebuka, responde diberi kesempatan untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. c.Check list yaitu sebuah daftar pertanyaan dimana responden tinggal membutuhkan tanda chek (X) pada kolom yang sesuai. d.Rating Scale yaitu sebuah pertanyaan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan, misalnya mulai sangat penting sampai sangat tidak penting.
Pengumpulkan data, pada proses pengumpulan data ini umumnya paling sering terjadi kesalahan. Selanjutnya setelah data diperoleh lalu di tabulasikan dan membentuk distribusi satu arah dan dua arah untuk menganalisa informasi yang ada, kemudian setelah proses menganalisa informasi, menyajikan hasil penemuan. Data yang dikumpulkan berupa: a. Data primer, berupa data yang berasal langsung dari objek penelitian yang akan dilakukan dengan cara : - Kuesioner adalah instrumen yang paling sering dipakai, penelitian ini menggunakan kuesioner langsung tertutub, bentuk rating scale, yaitu responden tinggal memilih jawaban yang telah tersedia sesuai dengan pendapat masingmasing. Pertanyaan pada kuesioner umumnya terdiri dari dua hal utama yaitu :
pertama adalah bagian yang menanyakan profil responden dan bagian kedua berisi berisi pertanyaan pokok menyangkut tema dan masalah yang diteliti. - Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada responden. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mencari penjelasan dan memusatkan perhatian pada kelompok untuk memperoleh pandangan terhadap motivasi konsumen, sikap dan perilaku.
Setelah seluruh data primer dari masing-masing responden terkumpul, data primer tersebut kemudian disusun dalam tabel dan dikelompokkan menurut masingmasing kriteria-kriteria yang akan diteliti sehingga dapat dilihat informasi secara kasar mengenai keadaan pasar properti (rumah tinggal) di Karanganyar khususnya di empat Kelurahan yaitu Kelurahan Jati, Jaten, Ngringo dan Papahan.
b. Data Sekunder, berupa data yang mengacu dari penelitian yang pernah dilakukan literature, majalah, surat kabar dan berbagai sumber relevan. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan, data sekunder dapat kita peroleh dengan mudah dan cepat seperti di perpustakaan, perusahaan-perusahaan seperti developer, organisasiorganisasi perdagangan, biro pusat statistik dan kantor-kantor pemerintah.
3.3. Daftar Pertanyaan
Secara garis besar daftar pertanyaan atau kuesioner dibagi menjadi 3 bagian yaitu data pribadi responden, keluarga dan lain-lain dan mengenai alasan tinggal di perumahan.
3.3.1. Data pribadi responden Keputusan membeli juga dipengaruhi karakteristik pribadi seperti umur, tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli (Kloter1994)
Pada bagian ini data yang ingin dikumpulkan adalah data pribadi mengenai keadaan responden secara keseluruhan. Data tersebut meliputi: alamat (nama perumahan), umur, domisili asal, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan terakhir, profesi atau pekerjaan utama dan penghasilan tiap bulan.
Setelah daftar pertanyaan disusun dengan lengkap, daftar pertanyaan tersebut bisa mulai langsung digunakan untuk mendapatkan keterangan dari penghuni perumahan yang menjadi objek penelitian (responden). Untuk menghendaki jawaban-jawaban yang tepat dan dikendaki, sebelum daftar pertanyaan benarbenar digunakan dalam penelitian, dilakukan uji coba daftar pertanyaan kepada responden, dalam penelian ini dengan lokasi perumahan RC Ngringo Jaten Karanganyar. Maksud uji coba ini untuk mengetahui apakah tiap-tiap pertanyaan di dalam daftar pertanyaan mudah dipahami oleh responden dengan tepat dan dapat ditangkap maksudnya secara benar.
3.3.2. Data Keluarga Anggota keluarga dapat amat mempengaruhi tingkah laku pembeli. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan harus diteliti secara mendalam. untuk meneliti peran dan pengaruh suami, istri dan anak-anak pada pembelian perumahan. Data tersebut meliputi: jumlah anak, jumlah penghuni dalam satu rumah, penyokong dana lain selain responden dan lama tinggal atau penempatan dalam perumahan.
3.3.3. Data lain-lain Data lain-lain yang dimaksud disini adalah mengenai data lain yang berhubungan dengan responden selain data pribadi dan data keluarga serta masih berhubungan dengan keberadaan responden dan perumahan yang ditempatinya. Data tersebut meliputi tipe rumah, luas kaveling, alasan kepindahan, sistem pembayaran, rencana pembelian perumahan dan harga rumah.
3.3.4. Data mengenai alasan tinggal diperumahan
Data mengenai alasan mengenai tinggal diperumahan merupakan data pendukung dalam penelitian mengenai kajian karakteristik konsumen perumahan di empat Kelurahan yang ada di Karanganyar yaitu Kelurahan Jati, Jaten, Ngringo dan Papahan.
3.4. Teknik Pengukuran Data
Setelah seluruh data primer dari masing-masing responden terkumpul, data primer tersebut kemudian disusun dalam tabel dan dikelompokkan menurut masingmasing kriteria-kriteria yang diteliti sehingga dapat diteliti gambaran secara kasar mengenai karakteristik-karakteristik konsumen perumahan Karanganyar.
3.5. Metode Uji independensi Chi-Kuadrat Merupakan uji statistik deskriptif untuk mengetahui hubungan antara dua variabel independensi antara yang satu dengan yang lainya.. Mulai Uji independensi Chi-Kuadrat Input Data Tabulasi ke SPSS Chi-Kuadrat hitung > Chi-Kuadrat tabel (=0.05) =Ho ditolak Chi-Kuadrat hitung < Chi-Kuadrat tabel (=0.05) = Ho diterima Nilai signifikansi < (=0.05) = Ho ditolak Nilai signifikansi > (=0.05) = Ho diterima
Kesimpulan
Gambar 3.1. diagram alir tahap analisis
BAB 4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Tinjauan umum
Dan bab ini akan disajikan gambaran umum objek penelitian serta hasil yang diperoleh serta interpelasi data. Analisis ini merupakan bagian terpenting dari penyusunan skripsi karena dalam analisis ini diperoleh kesimpulan yang merupakan gambaran jawaban dari masalah yang disajikan dan penyajian terhadap hipotesis yang dikemukakan pada bab sebelumnya, setelah diperoleh data primer dan data sekunder yang dibutuhkan, kemudian dilanjutkan dengan analisis data dan pembahasan untuk mendapatkan jawaban dari rumusan yang ada. Analisis data yang digunakan faktor pengerjaanya dengan bantuan komputer paket program SPSS dan hasil out put program dianalisis sesuai prosedur uji statistik yang terdapat dalam analisa faktor.
4.2. Deskripsi geografis Tempat
Lokasi pengambilan data dalam penelitian ini di lakukan diperumahan di Karanganyar di empat Kelurahan yaitu: Ngringo, Jaten , Jati, dan Papahan. Perbatasan Karanganyar adalah sebagai berikut: a. Sebelah Utara di batasi oleh
: Kabupaten Sragen
b. Sebelah Timur di batasi oleh : Propinsi Jawa Timur c. Sebelah Selatan di batasi oleh : Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Sukoharjo d. Sebelah Barat di batasi oleh : Kota Surakarta, Kabupaten Boyolali
4.3. Deskripsi responden Objek yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah para penghuni properti yang dikembangkan para developer di daerah Karanganyar yang berjumlah 70 responden dari 4 Kelurahan yaitu Ngringo, Jaten , Jati, dan Papahan. Instrument penelitian yang di pakai berupa daftar pertanyaan atau kuesioner yang secara garis besar daftar pertanyaan atau kuesioner di bagi menjadi 4 bagian yaitu: data pribadi responden, data keluarga, data lain-lain dan perumahan. 4.3.1. Data pribadi responden
mengenai
alasan tinggal di
Pada bagian ini data dikumpulkan adalah data pribadi mengenai keberadaan responden secara keseluruhan. Data tersebut meliputi umur, domisili asal, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan terakhir, profesi atau pekerjaan utama dan penghasilan tetap.
4.3.1.1. Umur Orang selalu mengubah pilihanya terhadap barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Selera akan barang dan jasa ini sering kali berhubungan dengan umur. Tabel 4.1. Rata-rata umur serta standar deviasi umur Kelas rumah (harga rumah)
Jumlah
Rata-rata umur
S.Deviasi
Modus
Rumah sederhana (60juta s/d 100 juta)
30
37,27
8,452
36
Rumah menengah (101juta s/d 200juta)
30
40,40
11,527
28
Rumah mewah (lebih dari 200 juta)
10
42,20
10,304
53
Total
70
39,314
10,162
36
4.3.1.2. Domisili asal Pembahasan mengenai domisili asal diperlukan untuk menentukan segment geografis (DIY, Jawa timur, Jawa tengah, Jawa barat, DKI Jakarta dan luar jawa) di dalam menjangkau pemasaran perumahan berikutnya. Tabel 4.2. Prosentase Domisili asal
Domisili Asal
DIY
Jumlah % Terhadap Domisili Asal % Terhadap Kelas Perumahan % Total
Kelas Perumahan Sederhana Menengah Mewah 1 1 0 50,0% 50,0% ,0% 3,3% 3,3% ,0% 1,4% 1,4% ,0%
Total 2 100,0% 2,9% 2,9%
Jawa Timur
Jumlah % Terhadap Domisili Asal % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Domisili Asal % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Domisili Asal % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Domisili Asal % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Domisili Asal % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Domisili Asal % Terhadap Kelas Perumahan % Total
Jawa Tengah
Jawa Barat
DKI Jakarta
Luar Jawa
Total
1 20,0% 3,3% 1,4% 23 43,4% 76,7% 32,9% 2 66,7% 6,7% 2,9% 2 66,7% 6,7% 2,9% 1 25,0% 3,3% 1,4% 30 42,9% 100,0% 42,9%
4 80,0% 13,3% 5,7% 23 43,4% 76,7% 32,9% 1 33,3% 3,3% 1,4% 0 ,0% ,0% ,0% 1 25,0% 3,3% 1,4% 30 42,9% 100,0% 42,9%
0 ,0% ,0% ,0% 7 13,2% 70,0% 10,0% 0 ,0% ,0% ,0% 1 33,3% 10,0% 1,4% 2 50,0% 20,0% 2,9% 10 14,3% 100,0% 14,3%
5 100,0% 7,1% 7,1% 53 100,0% 75,7% 75,7% 3 100,0% 4,3% 4,3% 3 100,0% 4,3% 4,3% 4 100,0% 5,7% 5,7% 70 100,0% 100,0% 100,0%
4.3.1.3. Jenis Kelamin Pembahasan mengenai jenis kelamin responden dimaksudkan agar dapat diketahui mengenai jenis kelamin yang paling dominan dari responden pengambilan keputusan dalam keluarga. Tabel 4.3. Prosentase jenis kelamin responden Kelas Perumahan Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Jumlah % Terhadap Jenis Kelamin % Terhadap Kelas Perumahan %Total Jumlah % Terhadap Jenis Kelamin % Terhadap Kelas Perumahan
Sederhana 13 38,2% 43,3% 18,6% 17 47,2% 56,7%
Menengah 14 41,2% 46,7% 20,0% 16 44,4% 53,3%
Total Mewah 7 20,6% 70,0% 10,0% 3 8,3% 30,0%
34 100,0% 48,6% 48,6% 36 100,0% 51,4%
Total
% Total Jumlah % Terhadap Jenis Kelamin % Terhadap Kelas Perumahan % Total
24,3% 30 42,9% 100,0% 42,9%
22,9% 30 42,9% 100,0% 42,9%
4,3% 10 14,3% 100,0% 14,3%
51,4% 70 100,0% 100,0% 100,0%
4.3.1.4. Status Perkawinan Peneliti mengenai keberadaan responden dalam hal status perkawinan yang sering dilalui pada tahapan daur hidup keluarga tradisional meliputi bujangan. Pasangan muda dengan anak dan lain sebagainya. Variabel status perkawinan juga sangat penting ditampilkan dalam bab ini dikarenakan, keputusan dalam keluarga banyak ditentukan oleh keputusan bersama antara suami dan istri. Tabel 4.4. Prosentase status perkawinan responden Kelas Perumahan Sederhana Menengah Mewah Status Perkawinan
Belum
Menikah
Lain-lain
Total
Jumlah % Terhadap Status Perkawinan % Terhadap Kelas Perumahan %Total Jumlah % Terhadap Status Perkawinan % Terhadap Kelas Perumahan %Total Jumlah % Terhadap Status Perkawinan % Terhadap Kelas Perumahan %Total Jumlah
Total
1
3
2
6
16,7%
50,0%
33,3%
100,0%
3,3%
10,0%
20,0%
8,6%
1,4% 29
4,3% 25
2,9% 8
8,6% 62
46,8%
40,3%
12,9%
100,0%
96,7%
83,3%
80,0%
88,6%
41,4% 0
35,7% 2
11,4% 0
88,6% 2
,0%
100,0%
,0%
100,0%
,0%
6,7%
,0%
2,9%
,0% 30
2,9% 30
,0% 10
2,9% 70
% Terhadap Status Perkawinan % Terhadap Kelas Perumahan % Total
42,9% 100,0% 42,9%
42,9% 100,0% 42,9%
14,3% 100,0% 14,3%
100,0% 100,0% 100,0%
4.3.1.5. Pendidikan Variabel ini ditampilkan dalam penelitian ini dengan maksud agar dapat diketahui mayoritas pendidikan terakhir dari responden. informasi mengenai pendidikan terakhir ini dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh penangkapan serta pengertian akan informasi pendidikan dengan pemilihan tipe rumah. Tabel 4.5. Prosentase Pendidikan terakhir responden Kelas Perumahan Sederhana Menengah Mewah Pendidikan Terakhir
Total
SMA
Jumlah
% Terhadap Pendidikan Terakhir % Terhadap Kelas Perumahan % Total D3 Jumlah % Terhadap Pendidikan Terakhir % Terhadap Kelas Perumahan % Total S1 Jumlah % Terhadap Pendidikan Terakhir % Terhadap Kelas Perumahan % Total S2 Jumlah % Terhadap Pendidikan Terakhir % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Pendidikan Terakhir % Terhadap Kelas Perumahan % Total
Total
15
9
1
25
60,0% 50,0% 21,4% 5 29,4% 16,7% 7,1% 10 41,7% 33,3% 14,3% 0 ,0% ,0% ,0% 30 42,9% 100,0% 42,9%
36,0% 30,0% 12,9% 10 58,8% 33,3% 14,3% 10 41,7% 33,3% 14,3% 1 25,0% 3,3% 1,4% 30 42,9% 100,0% 42,9%
4,0% 10,0% 1,4% 2 11,8% 20,0% 2,9% 4 16,7% 40,0% 5,7% 3 75,0% 30,0% 4,3% 10 14,3% 100,0% 14,3%
100,0% 35,7% 35,7% 17 100,0% 24,3% 24,3% 24 100,0% 34,3% 34,3% 4 100,0% 5,7% 5,7% 70 100,0% 100,0% 100,0%
4.3.1.6. Profesi atau pekerjaan utama Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Sebuah developer (pengembang perumahan) bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu. Tabel 4.6. diharapkan memberikan data yang jelas dan akurat mengenai profesi atau pekerjaan utama dari responden.
Tabel 4.6. Prosentase jenis pekerjaan
Pekerjaan
Wiraswasta
Pegawai Negri Sipil
Pegawai Swasta
TNI dan Kepolisian
Lain-lain
Jumlah % Terhadap Terhadap Pekerjaan % Terhadap Kelas Perumahan %Total Jumlah % Terhadap Pekerjaan % Terhadap Kelas Perumahan %Total Jumlah % Terhadap Pekerjaan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Pekerjaan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah
Kelas Perumahan Sederhana Menengah Mewah 6 11 4
Total 21
28,6%
52,4%
19,0%
100,0%
20,0%
36,7%
40,0%
30,0%
8,6% 10
15,7% 1
5,7% 2
30,0% 13
76,9%
7,7%
15,4%
100,0%
33,3%
3,3%
20,0%
18,6%
14,3% 12
1,4% 14
2,9% 4
18,6% 30
40,0%
46,7%
13,3%
100,0%
40,0%
46,7%
40,0%
42,9%
17,1% 1
20,0% 0
5,7% 0
42,9% 1
100,0%
,0%
,0%
100,0%
3,3%
,0%
,0%
1,4%
1,4% 1
,0% 4
,0% 0
1,4% 5
Total
% Terhadap Pekerjaan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Pekerjaan % Terhadap Kelas Perumahan % Total
20,0%
80,0%
,0%
100,0%
3,3%
13,3%
,0%
7,1%
1,4% 30 42,9% 100,0% 42,9%
5,7% 30 42,9% 100,0% 42,9%
,0% 10 14,3% 100,0% 14,3%
7,1% 70 100,0% 100,0% 100,0%
4.3.1.7. Penghasilan tiap bulan Penghasilan merupakan variabel yang penting untuk diperhatikan karena hampir semua konsumen mendasarkan pada proses pembelian yang salah satunya adalah didasarkan pada faktor penghasilan. Tabel 4.7. merupakan data yang diperoleh dari hasil penelitian dilapangan dengan responden yang tidak memberikan jawaban 2 orang. Tabel 4.7. Prosentase penghasilan tiap bulan
Penghasilan
< 1 Juta
1-2.5 Juta
2.6-4.1 Juta
4.2-5.8 Juta
>5.9 Juta
Jumlah % Terhadap Penghasilan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Penghasilan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Penghasilan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Penghasilan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah
Kelas Perumahan Sederhana Menengah Mewah 2 2 0 50,0% 50,0% ,0% 7,1% 6,7% ,0% 2,9% 2,9% ,0% 13 8 0 61,9% 38,1% ,0% 46,4% 26,7% ,0% 19,1% 11,8% ,0% 8 12 1 38,1% 57,1% 4,8% 28,6% 40,0% 10,0% 11,8% 17,6% 1,5% 3 3 4 30,0% 30,0% 40,0% 10,7% 10,0% 40,0% 4,4% 4,4% 5,9% 2 5 5
Total 4 100,0% 5,9% 5,9% 21 100,0% 30,9% 30,9% 21 100,0% 30,9% 30,9% 10 100,0% 14,7% 14,7% 12
Total
% Terhadap Penghasilan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Penghasilan % Terhadap Kelas Perumahan % Total
16,7% 7,1% 2,9% 28 41,2% 100,0% 41,2%
41,7% 16,7% 7,4% 30 44,1% 100,0% 44,1%
41,7% 50,0% 7,4% 10 14,7% 100,0% 14,7%
4.3.2. Data Keluarga Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan harus diteliti secara mendalam. Data tersebut meliputi : jumlah anak, jumlah penghuni dalam satu keluarga, penyokong dana lain selain responden dan lama tinggal penempatan dalam perumahan. 4.3.2.1. Jumlah anak. Variabel ini ditampilkan dengan maksud untuk memberikan gambaran secara kasar mengenai jumlah tanggungan yang harus diperhitungkan sebelum konsumen memutuskan untuk proses pembelian properti. Responden yang tidak memberikan jawaban sebanyak 6 orang, hal ini disebabkan karena belum menikah. Data mengenai belum punya anak tidak ditampilkan karena tidak ada responden yang mengisinya. Tabel 4.8. Prosentase jumlah anak responden
Jumlah Anak
1-2
3-4
>4
Jumlah % Terhadap Jumlah Anak % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Jumlah Anak % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah
Kelas Perumahan Sederhana Menengah Mewah 25 16 5 54,3% 34,8% 10,9% 86,2% 59,3% 62,5% 39,1% 25,0% 7,8% 3 10 3 18,8% 62,5% 18,8% 10,3% 37,0% 37,5% 4,7% 15,6% 4,7% 1 1 0
Total 46 100,0% 71,9% 71,9% 16 100,0% 25,0% 25,0% 2
100,0% 17,6% 17,6% 68 100,0% 100,0% 100,0%
% Terhadap Terhadap Jumlah Anak % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Jumlah Anak % Terhadap Kelas Perumahan % Total
Total
50,0%
50,0%
,0%
100,0%
3,4% 1,6% 29 45,3% 100,0% 45,3%
3,7% 1,6% 27 42,2% 100,0% 42,2%
,0% ,0% 8 12,5% 100,0% 12,5%
3,1% 3,1% 64 100,0% 100,0% 100,0%
4.3.2.2. Jumlah penghuni yang tinggal dalam satu rumah Variabel ini ditampilkan dengan maksud untuk memberikan gambaran secara kasar mengenai jumlah tanggungan yang harus diperhitungkan sebelum konsumen memutuskan untuk proses pembelian properti dan mengenai kepadatan hunian dalam satu rumah. Penelitian mengenai jumlah penghuni yang tinggal dalam satu rumah ini, menghasilkan data seperti yang ditampilkan dalam Tabel 4.9. Tabel 4.9. Prosentase penghuni yang tinggal dalam satu rumah. Kelas Perumahan Sederhana Menengah Mewah Jumlah Penghuni
1
2-3
4-5
>5
Total
Jumlah % Terhadap Jumlah Penghuni % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Jumlah Penghuni % Terhadap Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Jumlah Penghuni % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Jumlah Penghuni % Terhadap Kelas Perumahan
% Total Jumlah % Terhadap Jumlah Penghuni % Terhadap Kelas Perumahan % Total
Total
0
1
0
1
,0% ,0% ,0% 14 45,2%
100,0% 3,3% 1,4% 13 41,9%
,0% ,0% ,0% 4 12,9%
100,0% 1,4% 1,4% 31 100,0%
46,7%
43,3%
40,0%
44,3%
20,0% 13 40,6% 43,3% 18,6% 3 50,0% 10,0% 4,3% 30 42,9% 100,0% 42,9%
18,6% 15 46,9% 50,0% 21,4% 1 16,7% 3,3% 1,4% 30 42,9% 100,0% 42,9%
5,7% 4 12,5% 40,0% 5,7% 2 33,3% 20,0% 2,9% 10 14,3% 100,0% 14,3%
44,3% 32 100,0% 45,7% 45,7% 6 100,0% 8,6% 8,6% 70 100,0% 100,0% 100,0%
4.3.2.3. Penghuni yang berkarir atau bekerja selain responden Keberadaan penghuni rumah yang bekerja atau berkarir selain responden di masukkan dalam kuesioner di karenakan keberadaan dapat memberikan gambaran mengenai kemandirian anggota keluarga dan dapat memberikan pemasukan pendapatan dalam keluarga. Data yang diperoleh dapat dilihat dalam Tabel 4.10. Tabel 4.10. Prosentase penghuni rumah yang berkarir atau bekerja. Kelas Perumahan Sederhana Menengah Mewah Penghuni Rumah yang Bekerja
Total
Ada
Jumlah
% Terhadap Penghuni Rumah yang Bekerja % Terhadap Kelas Perumahan % Total Tidak Jumlah % Terhadap Penghuni Rumah yang Bekerja % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Penghuni Rumah yang Bekerja % Terhadap Kelas Perumahan % Total
Total
18
16
6
40
45,0%
40,0%
15,0%
100,0%
60,0%
53,3%
60,0%
57,1%
25,7% 12
22,9% 14
8,6% 4
57,1% 30
40,0%
46,7%
13,3%
100,0%
40,0%
46,7%
40,0%
42,9%
17,1% 30
20,0% 30
5,7% 10
42,9% 70
42,9%
42,9%
14,3%
100,0%
100,0% 42,9%
100,0% 42,9%
100,0% 14,3%
100,0% 100,0%
4.3.2.4. Lama tinggal di perumahan Lama tinggal di perumahan mempunyai arti bahwa seberapa lama responden tinggal di perumahan sampai sekarang. Data dalam Tabel 4.11. dapat memberikan informasi dari responden yang sudah berpengalaman dalam menempati perumahan. Tabel 4.11. Prosentase lama tinggal di perumahan Kelas Perumahan Sederhana Menengah Mewah Lama Tinggal di Perumahan
Total
<1 Tahun
Jumlah
% Terhadap Lama Tinggal di Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total 1-5 Tahun Count % Terhadap Lama Tinggal di Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total 5-10 Tahun Jumlah % Terhadap Lama Tinggal di Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Lama Tinggal di Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total
Total
5
6
3
14
35,7%
42,9%
21,4%
100,0%
16,7%
20,0%
30,0%
20,0%
7,1% 18
8,6% 20
4,3% 4
20,0% 42
42,9%
47,6%
9,5%
100,0%
60,0%
66,7%
40,0%
60,0%
25,7% 7
28,6% 4
5,7% 3
60,0% 14
50,0%
28,6%
21,4%
100,0%
23,3%
13,3%
30,0%
20,0%
10,0% 30
5,7% 30
4,3% 10
20,0% 70
42,9%
42,9%
14,3%
100,0%
100,0% 42,9%
100,0% 42,9%
100,0% 14,3%
100,0% 100,0%
4.3.3. Data lain-lain Data lain-lain merupakan data yang tidak melekat pada responden itu sendiri, namun sangat berhubungan dengan keberadaan perumahan yang di tempati. Data tersebut meliputi tipe perumahan, luas kaveling, alasan kepindahan, sistem pembayaran, rencana pembelian perumahan dan harga rumah. 4.3.3.1. Tipe perumahan Tipe perumahan merupakan variabel yang menjelaskan mengenai luas lantai rumah. Dominasi mengenai tipe perumahan ini dapat dilihat dalam Tabel 4.12. Tabel 4.12. Prosentase tipe perumahan
Tipe Perumahan
36
45
48
50
52
Jumlah % Terhadap Tipe Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Tipe Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Tipe Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Tipe Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Tipe Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total
Kelas Perumahan Sederhana Menengah Mewah 26 5 0 83,9% 16,1% ,0% 86,7% 16,7% ,0% 37,1% 7,1% ,0% 2 11 0 15,4% 84,6% ,0% 6,7% 36,7% ,0% 2,9% 15,7% ,0% 2 0 0 100,0% ,0% ,0% 6,7% ,0% ,0% 2,9% ,0% ,0% 0 3 0 ,0% 100,0% ,0% ,0% 10,0% ,0% ,0% 4,3% ,0% 0 1 0 ,0% 100,0% ,0% ,0% 3,3% ,0% ,0% 1,4% ,0%
Total 31 100,0% 44,3% 44,3% 13 100,0% 18,6% 18,6% 2 100,0% 2,9% 2,9% 3 100,0% 4,3% 4,3% 1 100,0% 1,4% 1,4%
54
55
60
70
80
85
90
94
96
Total
Jumlah % Terhadap Tipe Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Tipe Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Tipe Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Tipe Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Tipe Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Tipe Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Tipe Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Count % Terhadap Tipe Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Tipe Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Tipe Perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total
0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 30 42,9% 100,0% 42,9%
2 100,0% 6,7% 2,9% 6 100,0% 20,0% 8,6% 2 100,0% 6,7% 2,9% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 30 42,9% 100,0% 42,9%
Tipe Perumahan 85 80 90 1,40% 4,20% 2,90%
94 1,40%
70 2,90% 60 2,90%
96 1,40%
36: 44,30%
55 8,50% 54: 2,90%
52: 50: 1,40% 4,30%
45: 18,60% 48: 2,90%
0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 2 100,0% 20,0% 2,9% 1 100,0% 10,0% 1,4% 3 100,0% 30,0% 4,3% 2 100,0% 20,0% 2,9% 1 100,0% 10,0% 1,4% 1 100,0% 10,0% 1,4% 10 14,3% 100,0% 14,3%
2 100,0% 2,9% 2,9% 6 100,0% 8,6% 8,6% 2 100,0% 2,9% 2,9% 2 100,0% 2,9% 2,9% 1 100,0% 1,4% 1,4% 3 100,0% 4,3% 4,3% 2 100,0% 2,9% 2,9% 1 100,0% 1,4% 1,4% 1 100,0% 1,4% 1,4% 70 100,0% 100,0% 100,0%
4.3.3.2. Luas kaveling tanah Luas kaveling merupakan variabel yang menjelaskan mengenai luas tanah keseluruhan (luas tanah di mana bangunan itu berdiri dan luas tanah disekelilingnya yang menjadi bagian atau hak milik dari perumahan tersebut. Data lengkap mengenai luas kaveling tanah dapat dilihat dalam Tabel 4.13. Tabel 4.13. Prosentase luas kaveling tanah Kelas Perumahan Sederhana Menengah Mewah Luas Kaveling Tanah
60
63
70
72
77
80
84
90
92
93
94
Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan %Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total
Total
1
0
0
1
100,0% 3,3% 1,4% 1 100,0% 3,3% 1,4% 1 100,0% 3,3% 1,4% 3 100,0% 10,0% 4,3% 1 100,0% 3,3% 1,4% 1 100,0% 3,3% 1,4% 6 100,0% 20,0% 8,6% 4 80,0% 13,3% 5,7% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 1 25,0% 3,3% 1,4%
,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 1 20,0% 3,3% 1,4% 1 100,0% 3,3% 1,4% 1 100,0% 3,3% 1,4% 3 75,0% 10,0% 4,3%
,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0%
100,0% 1,4% 1,4% 1 100,0% 1,4% 1,4% 1 100,0% 1,4% 1,4% 3 100,0% 4,3% 4,3% 1 100,0% 1,4% 1,4% 1 100,0% 1,4% 1,4% 6 100,0% 8,6% 8,6% 5 100,0% 7,1% 7,1% 1 100,0% 1,4% 1,4% 1 100,0% 1,4% 1,4% 4 100,0% 5,7% 5,7%
95
96
100
102
110
114
115
117
120
121
124
127
144
145
150
179
Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah
0 ,0% ,0% ,0% 3 100,0% 10,0% 4,3% 6 54,5% 20,0% 8,6% 1 100,0% 3,3% 1,4% 1 100,0% 3,3% 1,4% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0
3 100,0% 10,0% 4,3% 0 ,0% ,0% ,0% 4 36,4% 13,3% 5,7% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 2 100,0% 6,7% 2,9% 2 100,0% 6,7% 2,9% 3 75,0% 10,0% 4,3% 1 100,0% 3,3% 1,4% 0 ,0% ,0% ,0% 1 100,0% 3,3% 1,4% 1 100,0% 3,3% 1,4% 1 100,0% 3,3% 1,4% 5 71,4% 16,7% 7,1% 1
0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 1 9,1% 10,0% 1,4% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 3 100,0% 30,0% 4,3% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 1 25,0% 10,0% 1,4% 0 ,0% ,0% ,0% 1 100,0% 10,0% 1,4% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 2 28,6% 20,0% 2,9% 0
3 100,0% 4,3% 4,3% 3 100,0% 4,3% 4,3% 11 100,0% 15,7% 15,7% 1 100,0% 1,4% 1,4% 1 100,0% 1,4% 1,4% 3 100,0% 4,3% 4,3% 2 100,0% 2,9% 2,9% 2 100,0% 2,9% 2,9% 4 100,0% 5,7% 5,7% 1 100,0% 1,4% 1,4% 1 100,0% 1,4% 1,4% 1 100,0% 1,4% 1,4% 1 100,0% 1,4% 1,4% 1 100,0% 1,4% 1,4% 7 100,0% 10,0% 10,0% 1
Total
% Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total 180 Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Luas Kaveling Tanah % Terhadap Kelas Perumahan % Total
,0% ,0% ,0% 0 ,0% ,0% ,0% 30 42,9% 100,0% 42,9%
100,0% 3,3% 1,4% 0 ,0% ,0% ,0% 30 42,9% 100,0% 42,9%
,0% ,0% ,0% 2 100,0% 20,0% 2,9% 10 14,3% 100,0% 14,3%
4.3.3.3. Alasan pindah ke perumahan Variabel ” alasan pindah ke perumahan” merupakan variabel yang diperlukan untuk mengetahui fungsi rumah yang mendasar bagi responden, agar developer mempunyai arahan yang jelas dalam menerapkan strategi pasarnya. Variabel ini menampilkan pilihan lain-lain dengan maksud memberikan kebebasan kepada responden didalam memberikan jawabanya, dan dalam penelitian di lapangan pilihan lain-lainya adalah dekat dengan tempat kerja, sejuk dan nyaman. Data yang di peroleh dapat dilihat dengan jelas dalam Tabel 4.14.
100,0% 1,4% 1,4% 2 100,0% 2,9% 2,9% 70 100,0% 100,0% 100,0%
Tabel 4.14. Prosentase alasan pindah ke perumahan Kelas Perumahan Sederhana Menengah Mewah Alasan pindah ke perumahan
Total
Tempat tinggal
Jumlah
% Terhadap Alasan pindah ke perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Pindah Tugas Jumlah % Terhadap Alasan pindah ke perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Keamanan Jumlah % Terhadap Alasan pindah ke perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Investasi Modal Jumlah % Terhadap Alasan pindah ke perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Lain-lain Jumlah % Terhadap Alasan pindah ke perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Alasan pindah ke perumahan % Terhadap Kelas Perumahan % Total
4.3.3.4. Sistem pembayaran
Total
24
17
6
47
51,1%
36,2%
12,8%
100,0%
80,0%
56,7%
60,0%
67,1%
34,3% 3
24,3% 3
8,6% 1
67,1% 7
42,9%
42,9%
14,3%
100,0%
10,0%
10,0%
10,0%
10,0%
4,3% 3
4,3% 4
1,4% 1
10,0% 8
37,5%
50,0%
12,5%
100,0%
10,0%
13,3%
10,0%
11,4%
4,3% 0
5,7% 1
1,4% 1
11,4% 2
,0%
50,0%
50,0%
100,0%
,0%
3,3%
10,0%
2,9%
,0% 0
1,4% 5
1,4% 1
2,9% 6
,0%
83,3%
16,7%
100,0%
,0%
16,7%
10,0%
8,6%
,0% 30 42,9% 100,0% 42,9%
7,1% 30 42,9% 100,0% 42,9%
1,4% 10 14,3% 100,0% 14,3%
8,6% 70 100,0% 100,0% 100,0%
Sistem pembayaran merupakan variabel yang di tampilkan untuk mengetahui sistem pembayaran yang sering dilakukan dalam usaha pemasaran properti. Dari data yang diperoleh dalam Tabel 4.15. Tabel 4.15. Prosentase Sistem pembayaran Kelas Perumahan Sistem Pembayaran
Kontan
Jumlah
% Terhadap Sistem Pembayaran % Terhadap Kelas Perumahan % Total Kredit Jumlah % Terhadap Sistem Pembayaran % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Sistem Pembayaran % Terhadap Kelas Perumahan % Total
Total
Total
Sederhana 5
Menengah 8
Mewah 3
16
31,3%
50,0%
18,8%
100,0%
16,7%
26,7%
30,0%
22,9%
7,1% 25
11,4% 22
4,3% 7
22,9% 54
46,3%
40,7%
13,0%
100,0%
83,3%
73,3%
70,0%
77,1%
35,7% 30 42,9% 100,0% 42,9%
31,4% 30 42,9% 100,0% 42,9%
10,0% 10 14,3% 100,0% 14,3%
77,1% 70 100,0% 100,0% 100,0%
4.3.3.5. Rencana pembelian properti Rencana pembelian properti merupakan variabel yang penting untuk melihat besarnya pasar yang akan datang. Dari data yang diperoleh dalam Tabel 4.16. Tabel 4.16. Prosentase rencana pembelian properti Kelas Perumahan Rencana Pembelian
Ya
Jumlah
Sederhana
Menengah
3
2
Total Mewah 2
7
Properti
Mungkin/Belum tahu
Tak tertarik untuk membeli
Total
% Terhadap Rencana Pembelian Properti % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Rencana Pembelian Properti % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah
% Terhadap Rencana Pembelian Properti % Terhadap Kelas Perumahan % Total Tidak Jumlah % Terhadap Rencana Pembelian Properti % Terhadap Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Rencana Pembelian Properti % Terhadap Kelas Perumahan % Total
42,9%
28,6%
28,6%
100,0%
10,0%
6,7%
20,0%
10,0%
4,3% 14
2,9% 19
2,9% 5
10,0% 38
36,8%
50,0%
13,2%
100,0%
46,7%
63,3%
50,0%
54,3%
20,0%
27,1%
7,1%
54,3%
0
1
0
1
,0%
100,0%
,0%
100,0%
,0%
3,3%
,0%
1,4%
,0% 13
1,4% 8
,0% 3
1,4% 24
54,2%
33,3%
12,5%
100,0%
43,3%
26,7%
30,0%
34,3%
18,6% 30 42,9% 100,0% 42,9%
11,4% 30 42,9% 100,0% 42,9%
4,3% 10 14,3% 100,0% 14,3%
34,3% 70 100,0% 100,0% 100,0%
4.3.3.6. Harga rumah Variabel ”harga rumah” merupakan variabel terdapat dalam penelitian ini, karena sangat mendasari penulisan dalam menentukan kelas perumahan. Dari data yang diperoleh dalam Tabel 4.17. Tabel 4.17. Prosentase Harga rumah
Kelas Perumahan Sederhana Menengah Mewah Harga rumah
Total
60 juta-100 juta
Jumlah
% Terhadap Harga rumah % Terhadap Kelas Perumahan % Total 101 juta-200 juta Jumlah % Terhadap Harga rumah % Terhadap Kelas Perumahan % Total >200 juta Jumlah % Terhadap Harga rumah % within Kelas Perumahan % Total Jumlah % Terhadap Harga rumah % Terhadap Kelas Perumahan % Total
Total
30
0
0
30
100,0%
,0%
,0%
100,0%
100,0%
,0%
,0%
42,9%
42,9% 0
,0% 30
,0% 0
42,9% 30
,0%
100,0%
,0%
100,0%
,0%
100,0%
,0%
42,9%
,0% 0
42,9% 0
,0% 10
42,9% 10
,0%
,0%
100,0%
100,0%
,0%
,0%
100,0%
14,3%
,0% 30 42,9% 100,0% 42,9%
,0% 30 42,9% 100,0% 42,9%
14,3% 10 14,3% 100,0% 14,3%
14,3% 70 100,0% 100,0% 100,0%
4.3.4. Data mengenai alasan yang menjadi dasar dalam pembelian perumahan
Data mengenai alasan tinggal di perumahan merupakan data pendukung dalam penelitian mengenai kajian hubungan karakteriktik konsumen dengan pemilihan kelas perumahan di Karanganyar, yaitu menyatukan hubungan antara kelompok data yang melekat secara langsung pada konsumen (data pribadi dan data keluarga) dengan data yang melekat pada perumahan yang ditempati konsumen tersebut (data lain-lain). Kelompok data diharapkan penulis untuk mendapatkan gambaran secara kasar mengenai kebutuhan dan keinginan konsumen akan properti yang akan dibeli selanjutnya, dan data hal ini tentu saja disesuaikan dengan situasi ekonomi dan hal-hal lain yang terjadi saat penulisan Tugas Akhir mengenai kajian hubungan karakteristik konsumen dengan pemilihan tipe perumahan di Karanganyar. Jawaban kelompok data mengenai alasan yang menjadi dasar pembelian perumahan diukur berdasarkan mean (rata-rata) tingkat kepentingan tiap-tiap variabel dalam kelas perumahan. a. Kelas perumahan sederhana
Alasan menjadi dasar pertimbangan dalam pembelian perumahan didapat informasi bahwa sebagian besar variabel yang diajukan mempunyai nilai lebih dari 3 (penting untuk diperhatikan) atau mendekati nilai 4 (sangat penting untuk diperhatikan) dengan urutan tiga terbesar adalah urutan pertama variabel AL 10= ”Fasilitas air dan listrik” mean (3.900), sedang urutan kedua adalah variabel AL 14=”Keamanan lingkungan perumahan dari pencemaran lingkungan” mean (3.773), urutan ketiga adalah variabel AL 1=”Harga rumah dibanding dengan kualitas bahan”, mean (3.667). dan yang memiliki nilai kurang dari atau mendekati 3 (penting untuk diperhatikan adalah variabel AL 4=”Besarnya uang muka yang ditentukan perusahaan” mean (2.993) dan AL 18=”Kedekatan letak perumahan dengan pasar atau pusat belanja” mean (2.867). b. Kelas perumahan menengah Alasan menjadi dasar pertimbangan dalam pembelian perumahan didapat informasi bahwa semua variabel yang diajukan mempunyai nilai lebih dari 3 (penting untuk diperhatikan) atau mendekati nilai 4 (sangat penting untuk diperhatikan) dengan urutan tiga terbesar adalah urutan pertama ditempati 3 variabel yaitu AL 10= ”Fasilitas air dan listrik”, variabel AL 14=”Keamanan lingkungan
perumahan
dari
pencemaran
lingkungan”
variabel
AL
21=”Kedekatan perumahan dengan sarana tempat ibadah”, mean (3.968), urutan kedua adalah variabel AL 12=”Fasilitas keamanan” mean (3.903) dan urutan ketiga adalah variabel AL 13=”Lingkungan perumahan (asri, sejuk, nyaman)” mean (3.871). c. Kelas perumahan Mewah Alasan menjadi dasar pertimbangan dalam pembelian perumahan didapat informasi bahwa sebagian besar variabel yang diajukan mempunyai nilai lebih dari 3 (penting untuk diperhatikan) atau mendekati nilai 4 (sangat penting untuk diperhatikan) dengan urutan tiga terbesar adalah urutan pertama variabel AL 1=”Harga rumah dibanding dengan kualitas bahan” dan variabel AL 10= ”Fasilitas air dan listrik” mean (3.900), sedang urutan kedua adalah variabel AL 8=”Kesesuaian bentuk rumah dengan kriteria kesehatan” dan variabel AL 12=”Fasilitas keamanan” mean (3.800), urutan ketiga adalah variabel AL 14=”Keamanan lingkungan perumahan dari pencemaran lingkungan” dan
variabel AL 15=”Pengaruh lingkungan terhadap kebisingan” mean (3.700). dan yang memiliki nilai kurang dari atau mendekati 3 (penting untuk diperhatikan adalah variabel AL 19=”Kedekatan perumahan dengan sarana pendidikan” mean (2.900) dan AL 18=”Kedekatan letak perumahan dengan pasar atau pusat belanja” mean (2.600). Tabel 4.18. Mean perumahan
mengenai alasan yang menjadi dasar dalam pembelian
KELAS PERUMAHAN Sederhana Menengah Mean Urutan Mean Urutan AL 1 3,667 3 3,645 7 AL 2 3,500 8 3,387 10 AL 3 3,533 7 3,258 13 AL 4 2,993 13 3,194 14 AL 5 3,433 9 3,290 12 AL 6 3,200 11 3,645 7 AL 7 3,200 11 3,581 8 AL 8 3,633 4 3,742 5 AL 9 3,667 3 3,677 6 AL 10 3,900 1 3,968 1 AL 11 2,733 16 3,355 11 AL 12 3,567 6 3,903 2 AL 13 3,400 9 3,871 3 AL 14 3,733 2 3,968 1 AL 15 3,600 5 3,806 4 AL 16 2,833 15 3,194 14 AL 17 3,167 12 3,387 10 AL 18 2,867 14 3,419 9 AL 19 3,200 11 3,742 5 AL 20 2,533 17 3,161 15 AL 21 3,500 8 3,968 1 Jumlah responden 30 30 NO
Mewah Mean Urutan 3,900 1 3,500 5 3,500 5 3,000 9 3,200 7 3,500 5 3,600 4 3,800 2 3,400 6 3,900 1 3,100 8 3,800 2 3,500 5 3,700 3 3,700 3 3,100 8 3,200 7 2,600 11 2,900 10 2,100 12 3,400 6 10
4.3.5.Hubungan antara dua karakteristik konsumen perumahan
Hubungan antara 2 variabel perlu dibahas dengan harapan agar pembahasan mengenai kajian karakteristik konsumen dengan pemilihan tipe perumahan di Karanganyar menjadi lebih lengkap serta memberikan peluang penelitian lebih lanjut agah lebih terarah dengan jelas. Hubungan yang dipakai adalah hipotesa antara dua variabel yang tidak memperhitungkan adanya hubungan antara dua variabel, data mengenai kedua variabel ini mempunyai skala ordinal dan nominal.
Contoh hasil analisis yaitu Hubungan antara tipe perumahan yang ditempati responden dengan umur responden pada kelas perumahan sederhana Tabel 4.19. Hasil out put SPSS (Crosstabulation, Chi-Square Tests, Symmetric Measures) kelas perumahan sederhana Umur * Sederhana Crosstabulation Sederhana 36 Umur
45
Total 48
20
1
0
0
1
25
1
0
0
1
26
1
0
0
1
29
1
0
0
1
30
2
0
0
2
31
0
0
1
1
32
1
0
0
1
33
1
0
0
1
34
1
0
0
1
35
1
1
0
2
36
5
0
0
5
38
1
0
0
1
39
1
0
1
2
40
1
1
0
2
41
1
0
0
1
42
2
0
0
2
45
1
0
0
1
46
1
0
0
1
53
1
0
0
1
55
1
0
0
1
58
1
0
0
1
26
2
2
30
Total
Chi-Square Tests Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association
Value 35,769(a) 20,788 ,090
df 40 40 1
Asymp. Sig. (2-sided) ,661 ,995 ,764
N of Valid Cases 30 a 63 cells (100,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,07.
Symmetric Measures Interval by Interval
Pearson's R
-,056
Asymp. Std. Error(a) ,103
Ordinal by Ordinal
Spearman Correlation
-,033
,142
Value
N of Valid Cases
30 a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Approx. T(b) -,296
Approx. Sig.
-,176
,862(c)
,770(c)
c Based on normal approximation.
1. Syarat uji signifikansi
Perbandingan Chi-Square hitung dengan Chi-Square tabel Nilai Chi-Square hitung pada out put (Pearson Chi-Square) adalah 35.769 Nilai Chi-Square tabel ( = 0.05), df =40 adalah 55.759 Karena Chi-Square hitung < Chi-Square tabel, maka Ho diterima
Berdasarkan nilai Asymp. Significance Dari tabel Chi-Square tests diketahui bahwa dengan pengujian : 1. Pearson Chi-Square, taraf signifikansi = 0.661 > =0.05 2. likelihood Ratio, taraf signifikan =0.995 > =0.05 Maka Ho diterima
2. Kesimpulan hasil uji signifikansi 1. Chi-Square hitung < Chi-Square tabel, maka Ho diterima 2. Nilai Asymp.significance > =0.05, maka Ho diterima
Hubungan antara tipe perumahan (kelas sederhana) dengan umur responden setelah dilakukan uji independensi diketahui bahwa kedua variabel tersebut tidak mempunyai hubungan. Sehingga pengukuran mengenai kekuatan hubungan tidak diperlukan Tabel 4.20. rekapitulasi Hasil Uji independensi Hubungan antara Tipe perumahan dengan Karakteristik Konsumen. No
Tipe rumah
Karakteristik
Chi-Square
Chi-Square
Asym.
hitung
tabel
sig
Kesimpulan Uji independensi
1
Sederhana
Umur
35.769
55.759
0.661
0.05
Tidak ada hubungan
2
Sederhana
Domisili asal
22.425
18.307
0.013
0.05
3
Sederhana
Jenis kelamin
1.650
5.991
0.438
0.05
Tidak ada hubungan
4
Sederhana
Status perkawinan
0.129
5.991
0.924
0.05
Tidak ada hubungan
5
Sederhana
Pendidikan terakhir
6.154
9.488
0.188
0.05
Tidak ada hubungan
6
Sederhana
Profesi
16.346
15.507
0.038
0.05
Ada hubungan
7
Sederhana
Penghasilan
8.167
15.507
0.417
0.05
Tidak ada hubungan
8
Sederhana
Jumlah anak
3.898
9.488
0.420
0.05
Tidak ada hubungan
9
Sederhana
Jumlah penghuni
9.320
9.488
0.054
0.05
Tidak ada hubungan
10
Sederhana
Penghuni yang bekerja
1.474
5.991
0.478
0.05
Tidak ada hubungan
11
Sederhana
Lama tinggal
3.077
9.488
0.545
0.05
Tidak ada hubungan
12
Sederhana
Luas kaveling
18.462
36.415
0.780
0.05
Tidak ada hubungan
Ada hubungan
13
Sederhana
Alasan pindah
1.124
9.488
0.886
0.05
Tidak ada hubungan
14
Sederhana
Sistem pembayaran
2.031
5.991
0.362
0.05
Tidak ada hubungan
15
Sederhana
Rencana pembelian
6.893
9.488
0.142
0.05
Tidak ada hubungan
116.758
146.736
0.567
0.05
Tidak ada hubungan
16
Menengah
Umur
17
Menengah
Domisili asal
14.546
36.415
0.993
0.05
Tidak ada hubungan
18
Menengah
Jenis kelamin
7.975
12.592
0.240
0.05
Tidak ada hubungan
19
Menengah
Status perkawinan
14.504
21.026
0.270
0.05
Tidak ada hubungan
20
Menengah
Pendidikan terakhir
21.711
28.869
0.245
0.05
Tidak ada hubungan
21
Menengah
Profesi
11.959
28.869
0.849
0.05
Tidak ada hubungan
22
Menengah
Penghasilan
26.757
36.415
0.316
0.05
Tidak ada hubungan
23
Menengah
Jumlah anak
19.035
21.026
0.088
0.05
Tidak ada hubungan
24
Menengah
Jumlah penghuni
7.973
28.869
0.979
0.05
Tidak ada hubungan
25
Menengah
Penghuni yang bekerja
9.058
12.592
0.170
0.05
Tidak ada hubungan
26
Menengah
Lama tinggal
13.011
21.026
0.368
0.05
Tidak ada hubungan
27
Menengah
Luas kaveling
122.724
106.385
0.04
0.05
Ada hubungan
28
Menengah
Alasan pindah
38.574
36.415
0.030
0.05
Ada hubungan
29
Menengah
Sistem pembayaran
6.121
12.592
0.410
0.05
Tidak ada hubungan
30
Menengah
Rencana pembelian
8.156
28.869
0.976
0.05
Tidak ada hubungan
31
Mewah
Umur
45.833
55.759
0.243
0.05
Tidak ada hubungan
32
Mewah
Domisili asal
12.381
18.307
0.26
0.05
Tidak ada hubungan
33
Mewah
Jenis kelamin
7.975
11.070
0.179
0.05
Tidak ada hubungan
34
Mewah
Status perkawinan
3.750
11.070
0.586
0.05
Tidak ada hubungan
35
Mewah
Pendidikan terakhir
12.778
24.996
0.619
0.05
Tidak ada hubungan
36
Mewah
Profesi
12.917
18.307
0.228
0.05
Tidak ada hubungan
37
Mewah
Penghasilan
14.750
18.307
0.141
0.05
Tidak ada hubungan
38
Mewah
Jumlah anak
39
Mewah
Jumlah penghuni
40
Mewah
Penghuni yang bekerja
41
Mewah
42 43
5.156
11.070
0.397
0.05
Tidak ada hubungan
11.250
18.307
0.338
0.05
Tidak ada hubungan
5.139
11.070
0.399
0.05
Tidak ada hubungan
Lama tinggal
10.278
18.307
0.5424
0.05
Tidak ada hubungan
Mewah
Luas kaveling
26.944
37.652
0.359
0.05
Tidak ada hubungan
Mewah
Alasan pindah
16.389
31.410
0.692
0.05
Tidak ada hubungan
44
Mewah
Sistem pembayaran
7.619
11.070
0.179
0.05
45
Mewah
Rencana pembelian
8.500
18.307
0.580
0.05
Lebih jelasnya lihat lampiran
Tidak ada hubungan Tidak ada hubungan
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan dalam bab ini disusun untuk mempertimbangkan bab-bab sebelumnya dan dapat menjawab atau memenuhi tujuan yang diharapkan. 1. Karakteristik konsumen yang melekat pada penghuni perumahan adalah No
Karakteristik
Kelas perumahan Menengah 40.40
42.20
1
Umur
Sederhana 37.27
2
Domisili asal
Jawa Tengah
Jawa Tengah
Jawa Tengah
3
Jenis kelamin
Wanita
Wanita
Pria
4
Status perkawinan
Menikah
Menikah
Menikah
5
Pendidikan terakhir
SMA
S1
S1
6
Profesi
Pegawai Swasta
Pegawai Swasta
7
Penghasilan
Rp 1 – 2.5 Juta
Rp 2.6 – 4.1 Juta
Pegawai Swasta / Wiraswasta Rp >5.9 Juta
8
Jumlah anak
1-2 Orang
1-2 Orang
1-2 Orang
9
Jumlah penghuni
2-3 Orang
4-5 Orang
2-3 Orang
10
Ada
Ada
Ada
Ada
yang
bekerja
selain
Mewah
responden 11
Lama tinggal
1-5 Tahun
1-5 Tahun
1-5 Tahun
12
Luas kaveling
84
150
114
13
Tipe Perumahan
36
45
85
14
Alasan pindah
Tempat tinggal
Tempat tinggal
Tempat tinggal
15
Sistem pembayaran
Kredit
Kredit Kredit
Kredit
16
Rencana pembelian
Mungkin
Mungkin
Mungkin
2. Alasan yang menjadi dasar pertimbangan dalam pembelian perumahan pada kelas sederhana adalah fasilitas air dan listrik, sedangkan untuk kelas menengah adalah fasilitas air dan listrik, keamanan lingkungan dari pencemaran limbah dan kedekatan perumahan dari tempat ibadah. Dan pada perumahan kelas mewah adalah harga rumah dibandingkan kualitas bahan dan fasilitas air dan listrikindepedensi dan pengujian kekuatan hubungan antara dua variabel maka didapatkan informasi bahwa terdapat hubungan antara:
a. Tipe perumahan dengan domisili asal responden
pada kelas perumahan
sederhana. b. Tipe perumahan dengan jenis pekerjaan pada kelas perumahan sederhana. c. Tipe perumahan dengan luas kaveling pada kelas perumahan menengah. d.Tipe perumahan dengan alasan pindah ke perumahan pada kelas perumahan menengah).
5.2. Saran Ada beberapa saran yang dapat penulis ajukan sehubungan dengan hasil penelitian yang didapat, yang mungkin dapat dijadikan bahan pertimbangan yakni: a. Bagi para developer, sebaiknya dalam langkah pengembangan perumahan yang berdasarkan kepada pasar harus memperhatikan karakteristik konsumen diatas agar rencana dan strategi pemasaran lebih terarah dengan akurat. b.Bagi peneliti selanjutnya: -
Dalam penelitian menggunakan kuesioner diperlukan kalimat-kalimat dan pertanyaan yang jelas agar dapat dimengerti dan dipahami oleh responden
-
Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah materi
tentang
karakteristik-karakteristik konsumen yang lain. -
Untuk mendukung peneliti selanjutnya sebaiknya ruang lingkup penelitian bisa diperluas ke Kelurahan lain.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. International Journal of Business and Management. february 2009, hal 64. Ari santoso, anang, 2006, Studi tentang faktor-faktor teknik perumahan (studi Eksploratif tentang faktor-faktor teknik menurut Pegawai Negri Sipil di kota surakarta), Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Gilber A. Churchill,jr. Dasar-Dasar Riset Pemasaran, jakarta : Erlangga, 2005 Husein Umar. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002 Narbuko, Cholidn dan Abu Ahmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi aksara, 2003 Philip Kotler. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Jakarta : Erlangga,1994 Sigit Muhammad, 2007, Kajian faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumen saat memilih perumahan di wilayah surakarta, Skripsi, Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Sutrisno Hadi, 1981, Metodelogi research, jilid 1. Yogyakarta: Yayasan penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Syahri Alhusin. Aplikasi Statitik Praktis dengan SPSS.10 for windows, Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu,2003 Tri hendradi Corelius. Step by Step SPSS 13 Analisis Data Statistik, Yogyakarta: Penerbit Andi,2005 Undang-undang Republik Indonesia, 1992, tentang perumahan dan pemukiman No 4 tahun 1992.
.