KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM PKB-111 PADA IRIGASI AIR TANAH DI DESA KALIAKAH KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA PROVINSI BALI Achmad Nifan El Wafi1), Moch. Sholichin2), Ussy Andawayanti2) 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Daerah Irigasi di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana dengan luas ± 25 ha merupakan sawah tadah hujan yang air irigasinya mengandalkan dari air hujan saja sehingga pada saat musim kemarau, areal sawah tidak dapat ditanami karena kurangnya ketersediaan air. Untuk mengatasi hal tersebut, Balai Wilayah Sungai Bali Penida (BWS Bali Penida) membuat sumur produksi dengan melakukan pengeboran sumur-dalam di desa Kaliakah. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui seberapa besar biaya yang dikeluarkan dalam pembangunan sumur dalam, mengetahui biaya operasional dan pemeliharaan selama usia guna, mengetahui berapa besarnya keuntungan berdasarkan kenaikan hasil produksi, mengetahui berapa besarnya benefit cost rasio, net present value, internal rate of return, dan analisa sensitivitasnya, mengetahui harga air sumur dalam. Dari hasil analisa ekonomi, didapatkan biaya pembangunan sumur sebesar Rp.1.065.140.000, biaya operasional dan pemeliharaan pertahun sebesar Rp. 169.842.912, keuntungan setelah adanya proyek sumur dalam sebesar Rp. 1.083.750.000, nilai benefit cost rasio pada suku bunga 7,5% sebesar 1,34, nilai net present value pada suku bunga 7,5% sebesar 2.425.354.662,08. nilai internal rate of return sebesar 29,00%, dan payback periode didapat selama 2,6 tahun. Dari hasil analisa perhitungan harga air, untuk harga air eksisting sebesar Rp. 42.400 perjam, harga air menurut PU dan harga air menurut suku bunga yang berlaku besarnya sama yakni sebesar Rp. 64.875 perjam, atau Rp. 1502 per m3. Kata kunci: irigasi air tanah, analisa ekonomi, harga air
ABSTRACT Irrigation area in the village of Kaliakah, District of Negara, with an area of Jembrana ± 25 ha is rainfed and irrigation water only from rain water so in the dry season, rice field can’t be planted because of the lack availability of water. There for, Balai wilayah Sungai Bali Penida (BWS Bali Penida) drilling a production well in the village of Kaliakah. The purpose of this study is to know how much cost needed to build this project. The economic analysis uses calculations of BCR, NPV, IRR and sesnsitivity analysis. In this study also calculated the operational cost and maintenance, the pumping cost based on water demand and the price of water. The result of the analysis and calculation shows the total cost of development for PKB 111 is Rp. 1.065.140.000. The cost of operational and maintenance is Rp. 169.842.912. The profit of production is Rp. 1.083.750.000. BCR calculations based on 7.5% interest rate for PKB-111 is B / C = 1.34. The value of NPV for PKB-111 with 7,5% interest rate is Rp. 2.425.354.662,08. IRR for PKB-111 is 29% and payback periode is 2,6 years. The result of analysis water price, existing water price is Rp. 42.400,00 per hour, while the water price according to PU calculations with annuity and according to compound interest with Present are equal, the price is Rp. 64.875,00 per hour or Rp. 1502 per m3 Keywords: Groundwater Irrigation, Economic Analysis, Price of Water
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kondisi ketersediaan air saat ini pada dasarnya sangatlah terbatas. Sementara itu, karena adanya pertambahan penduduk yang cepat dan adanya perkembangan pendapatan penduduk serta perkembangan di luar sector pertanian, menyebabkan kebutuhan air semakin besar, baik secara kuantitatif dan kualitatif. Dengan demikian persaingan antar sector dalam penggunaan air semakin kompetitif. Hal ini menunjukan bahwa air memang telah menjadi sumber daya yang sangat terbatas dan selanjutnya memerlukan antisipasi penanganan yang tepat, agar tidak menimbulkan konflik. Pemenuhan kebutuhan air irigasi di Provinsi Bali masih kurang, sehingga upaya perbaikan prasarana dan sarana irigasi menjadi sangat penting untuk terus dilakukan untuk menjamin efisiensi penggunaan sumber air. Daerah Irigasi di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana dengan luas ± 25 ha merupakan sawah tadah hujan. Sawah tadah hujan adalah sawah yang air irigasinya mengandalkan dari air hujan saja sehingga pada saat musim kemarau areal sawah tidak dapat ditanami karena kurangnya ketersediaan air. Karena mengandalkan air hujan, dalam setahun areal sawah petani hanya mampu 1 kali masa tanam. Dengan keadaan tersebut, pendapatan petani dari hasil pertanian dianggap masih kurang. 1.2 Tujuan dan manfaat Tujuan dari studi ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui seberapa besar biaya (Cost) yang dikeluarkan dalam pembangunan sumur dalam ini. 2. Mengetahui besarnya biaya operasional dan pemeliharaan selama usia guna dari tahun ke-1 sampai tahun ke-15.
3. Mengetahui berapa besarnya keuntungan berdasarkan kenaikan hasil produksi setelah adanya proyek. 4. Mengetahui berapa besarnya Benefit Cost Ratio, Net Present Value, Internal Rate of Return, Paybcak Periode dan analisa sensitivitas. 5. Mengetahui harga air sumur dalam per jam. 2. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi Proyek Proyek adalah suatu kegiatan yang menggunakan modal (resource)faktor produksi untuk mencapai suatu tujuan/target tertentu sedemikian sehingga kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat/benefit setelah jangka waktu tertentu. Evaluasi proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui tingkat keuntungan suatu investasi untuk menghindari pemilihan alternatif yang tidak atau kurang menguntungkan serta untuk menetukan prioritas investasi. Analisa ekonomi dalam studi pengembangan sumberdaya air sudah merupakan hal yang rutin baik dalam tahap master plan, reconnaissance, appraisal, feasibility study, project completion report maupun dalam tahapan yang dianggap perlu dalam studi-studi khusus untuk mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan suatu proyek pengembangan yang dibiayai oleh Bank atau lembaga keuangan lainnya. Bila dalam tahapan fesibility study proyek tersebut dianggap layak, maka dapat dilanjutkan dalam detail design dan pelaksanaan proyek (Suyanto,2001). 2.2 Analisa Rencana Anggaran Biaya Pengertian umum rencana anggaran biaya adalah keseluruhan biaya yang akan dianggarkan pada pelaksanaan suatu proyek. Secara umum Rencana Anggaran Biaya (RAB) mancakup tiga (3) aspek utama yaitu, merencanakan bentuk bangunan yang memenuhi syarat,
menentukan biaya dan menyusun tata cara pelaksanaan teknis dan administratif. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda-beda di masingmasing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja. 2.3 Analisa Biaya (Cost) Pada analisis kelayakan ekonomi biaya-biaya tersebut dikelompokkan menjadi beberapa komponen sehingga memudahkan analisis perhitungan. Menurut kuiper dalam Giatman (2007) semua biaya itu dikelompokkan menjadi dua yaitu biaya modal (capital cost) dan biaya tahunan (annual cost). 2.4 Analisa Manfaat (Benefit) Benefit adalah kenaikan produksi akibat adanya proyek, dibandingkan bila tidak ada proyek (Adhi Suyanto, dkk, 2001). Dalam pembangunan sumber daya air manfaat proyek dapat dibedakan atas manfaat langsung (direct benefit) atau manfaat utama dan manfaat tidak langsung (indirect benefit). Berdasarkan dapat atau tidak nya dinilai dengan uang manfaat dibedakan menjadi 2 yaitu (Adhi Suyanto, dkk, 2001): 1. Tangible benefit, manfaat yang timbul dapat dinilai langsung dengan uang. 2. Intangible benefit, manfaat yang timbul tidak dapat dinilai dengan uang misal rasa aman,terpeliharanya lingkungan, dan lain-lain. 2.5 Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan air irigasi merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam pengembangan suatu daerah irigasi. Air irigasi yang berguna menjaga keseimbangan jumlah air dilahan pertanian. Dalam menghitung kebutuhan air irigasi dengan pola tata tanam yang telah ditetapkan harus dilakukan perhitungan terlebih dahulu terhadap besarnya evapotranspirasi yang terjadi, besarnya curah hujan efektif, dan
besarnya kebutuhan air per luas disawah (Sosrodarsono, 1980). 2.6 Analisa Bunga dalam Biaya dan Manfaat Sebagai titik tolak analisa finansial maka disini dianggap telah menyelesaikan studi-studi terdahulu yang menghasilkan parameter dasar untuk landasan membuat perkiraan biaya investasi. Parameter dasar memberikan ketentuan, antara lain mengenai kapasitas produksi, pilihan peralatan utama, fasilitas pendukung, jumlah produksi, dll, dengan begitu terdapat batasan pada lingkup proyek yang memungkinkan pembuatan perkiraan biaya pertama (Iman S,1999). 2.7 Analisa Ekonomi Terdapat berbagai macam metode dalam menganalisa kelayakan ekonomi yang biasa digunakan yaitu: 1. Net Present Value (NPV) 2. Annual Equivalent (AE) 3. Internal Rate of Return (IRR) 4. Benefit Cost Ratio (BCR) 5. Payback Period (PBP) Pada dasarnya semua metode tersebut konsisten satu sama lain, artinya jika dievaluasi dengan metode lainnya akan menghasilkan rekomendasi yang sama, tetapi informasi spesifik yang dihasilkan berbeda. Oleh karena itu, dalam praktiknya masing-masing metode sering dipergunakan secara bersamaan dalam rangka mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif terhadap perilaku investasi tersebut (M. Giatman, 2007). 2.8 Harga Air Bersih Suatu harga atau penilaian barang dalam bentuk uang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut dapat digolongkan dalam 2 hal yaitu faktor yang mempengaruhi secara langsung adanya barang tersebut (modal, upah tenaga kerja dan biaya pengiriman dan sebagainya) dan faktor yang tidak
langsung seperti keadaan sosial dan politik. Faktor tidak langsung tidak akan dibahas dalam penulisan ini. Dalam perhitungan harga air di sumur dalam, tergantung dari situasi dan kondisi pada daerah yang dialiri. Harga air dapat berupa satuan Rp/m3 atau dapat juga Rp/jam. Dalam studi ini dihitungkan 2 harga air, agar dapat memilih 2 alternatif pembiayaan yang akan digunakan dalam penentuan harga air di masing-masing sumur dalam. Perhitungan harga air berdasarkan pada bunga yaitu perhitungan akan besarnya harga air dilihat dari faktor bunga kompon untuk mengetahui sejauh mana harga air minimum yang dapat diketahui. Perhitungan ini memasukkan beberapa parameter yaitu Biaya konstruksi, Biaya O&P, Kebutuhan Air, Faktor Konversi, dan Manfaat. Penentuan harga air yang dihitung mengacu pada 3 komponen, yaitu: 1. Harga air eksisting 2. Harga air menurut PU (Pabundu,1990) 3. Harga air menurut bunga majemuk. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Lokasi Studi Kabupaten Jembrana terletak membentang dari arah barat ke timur pada 8˚03’40’’ - 8˚50’48’’ LS dan 114˚25’53’’ - 114˚42’ 40’’ BT. Batasbatas administrasi Kabupaten Jembrana adalah sebagai berikut: Sebelah Utara : Kabupaten Buleleng Sebelah Timur : Kabupaten Tabanan Sebelah Selatan : Samudera Hindia Sebelah Barat : Selat Bali
Gambar 3.1 Lokasi Sumur PKB – 111 3.2 Pengumpulan Data Data-data yang diperluukan dalam menyelesaikan studi ini adalah sebagai berikut: 1. Peta lokasi kajian dan Peta Geohidrologi 2. Data Log Litologi, Konstruksi Sumur dan Uji Pompa 3. Data Curah Hujan dan Klimatologi 4. Data Biaya-biaya dalam analisa ekonomi 3.3 Langkah Studi Langkah studi haruslah disusun secara sistematis untuk melakukan analisis dalam mencari penyelesaian dari permasalahan yang ada. Penyelesaian studi Kajian Ekonomi Sumur Dalam PKB-111 pada irigasi air tanah di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut : 1. Menganalisa biaya pekerjaan dari data yang diberikan oleh Dinas Bali Penida 2. Menganalisa besarnya biaya operasional dan pemeliharaan dari survei lapangan dan dinas Dinas Bali Penida 3. Menentukan besarnya kebutuhan air irigasi perluas berdasarkan Pola Tata Tanam yang sudah ditetapkan yaitu Padi – Padi – Palawija yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan. 4. Menganalisa dan memperhitungkan produksi pertanian.
5. Menganalisa estimasi keuntungan dari membandingkan hasil produksi pertanian sebelum adanya sumur pompa dengan sesudah dibangunnya sumur pompa. 6. Menentukan kelayakan proyek berdasarkan (BCR) 7. Menentukan tingkat suku bunga (interest) proyek sumur dalam guna menilai kelayakan proyek dengan menentukan (IRR) 8. Menganalisa hubungan produktivitas sumur dalam (debit sumur) dengan tingkat keuntungan (B/C) dan (B-C) 9. Menganalisa investasi layak atau tidak dengan perhitungan nilai bersih waktu sekarang (NPV) 10. Menganalisa analisis sensitivitas guna mengetahui sejauh mana dampak parameter investasi yang telah ditetapkan (memenuhi persyaratan) sebelumnya boleh berubah. Dalam perhitungan analisa sensitivitas ini dicari kemungkinan kondisi terburuk dan kondisi menguntungkan dari pembangunan sumur dalam. 11. Menentukan harga airtanah berdasarkan harga air eksisting, harga air menurut PU, dan harga air menurut bunga majemuk.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pola Tata Tanam Pola tata tanam yang akan dikembangkan pada studi ini adalah padi – padi – palawija. Jenis palawija yang sering ditanam pada daerah studi adalah jagung, ubi, dan cabai. Penyusunan pola tata tanam pada studi ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4.1 Rencana Pola Tata Tanam 4.2 Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Pada perhitungan kebutuhan air tanaman dan pola tata tanam koefisien tanaman diisi dengan nilai koefisien jenis tanaman yang ditanam dan dimasukkan nilainya sesuai dengan usia tanaman berdasarkan penggambaran pola tata tanam dan diambil nilai rata-rata koefisien tanaman untuk setiap periode tanam. Notasi pola tanam dibuat miringmiring dimaksudkan bahwa penanaman untuk seluruh areal persawahan tidak dilakukan serentak tetapi bertahap, berperiode triwulan (10 harian). Sehingga didapatkan nilai kebutuhan air irigasi di sawah (NFR) sebagai berikut:
Tabel 4.1 Rekapitulasi Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan Air Irigasi Bulan Periode (lt/dt/ha) Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III
1,262 1,012 0,730 0,713 0,761 0,827 0,717 0,651 0,565 0,453 0,532 0,571 0,615 0,524 0,421 0,443 0,503 0,561 0,533 0,463 0,413 0,359 0,205 0,023 0,041 0,150 0,335 0,545 0,653 0,683 0,657 0,581 0,489 0,533 0,889 1,257
Sumber: Perhitungan
4.3 Total Biaya O&P Setelah mendapatkan perhitungan ekonomi pembangunan rumah pompa dan pembuatan jaringan irigasi, maka perlu diperhitungkan juga biaya operasional dan pemeliharaan untuk masa penggunannya selama masa usia guna. Biaya ini untuk operasi pompa per jam, biaya pemeliharaan per tahun dan gaji pengurus subak per tahun. Perhitungan besar biaya operasi dan pemeliharaan didasarkan pada usia guna proyek. Pada
proyek-proyek irigasi air tanah dengan menggunakan sumur pompa, usia guna ditetapkan 15 tahun sejak proyek mulai dioperasikan. Oleh karena itu untuk menentukan besar biaya operasi dan pemeliharaan yang dibutuhkan tiap tahun selama usia guna ditetapkan berdasarkan Biaya Pengelolaan Eksploitasi dan Pemeliharaan (Pabundu,1990). No
Tabel 4.2 Biaya O&P Sumur Dalam per Tahun Jumlah Harga Uraian Rp
I
Total Biaya Pemeliharaan Per Tahun
37.740.000,00
II
Total Gaji Pengurus Per Tahun
18.000.000,00
Total Biaya O&P per Tahun Sumber : Hasil Perhitungan
4.4
55.740.000,00
Analisa Keuntungan dengan Adanya Proyek Perhitungan keuntungan (benefit) dari proyek irigasi airtanah ini, berdasarkan atas kenaikan hasil produksi pertanian sebelum adanya proyek dengan sesudah pembangunan sumur PKB. Dimana sebelum adanya proyek sumur, hanya menggunakan satu masa tanam yaitu padi, sedangkan setelah adanya proyek menggunakan pola tanam PadiPadi-Palawija
4.5 Rasio Manfaat Biaya (BCR) Dalam perhitungan BCR, masingmasing komponen baik biaya (Cost) ataupun manfaant (benefit) dipakai dalam bentuk nilai sekarang (present value). Tabel 4.4 Besarnya B/C dan B-C hasil perhitungan BCR Suku Bunga B/C % 1% 1,43 2% 1,42 3% 1,41 5% 1,38 7,50% 1,34 10% 1,30 12% 1,27 15% 1,22 20% 1,14 25% 1,06 30% 0,98 35% 0,91 40% 0,85 45% 0,79 50% 0,73 Sumber : Hasil Perhitungan
B- C 4.532.419.542,02 4.110.893.307,01 3.731.595.200,35 3.080.025.450,24 2.425.354.662,08 1.904.891.661,13 1.561.943.193,87 1.140.268.671,43 612.996.885,89 229.600.054,89 -62.747.430,42 -295.069.491,91 -486.498.222,21 -649.006.347,37 -790.602.650,34
Tingkat Nilai sekarang Bunga Total Biaya % (Rp) 1% 10.493.882.582,98 2% 9.814.535.567,99 3% 9.206.103.924,65 5% 8.168.974.424,76 7,50% 7.140.906.587,92 10% 6.338.219.213,87 12% 5.819.369.681,13 15% 5.196.851.078,57 20% 4.454.076.239,11 25% 3.952.916.320,11 30% 3.604.659.180,42 35% 3.357.205.116,91 40% 3.178.424.847,21 45% 3.048.212.097,37 50% 2.953.117.400,34 Sumber : Hasil Perhitungan
Nilai sekarang Keuntungan (Rp) 15.026.302.125,00 13.925.428.875,00 12.937.699.125,00 11.248.999.875,00 9.566.261.250,00 8.243.110.875,00 7.381.312.875,00 6.337.119.750,00 5.067.073.125,00 4.182.516.375,00 3.541.911.750,00 3.062.135.625,00 2.691.926.625,00 2.399.205.750,00 2.162.514.750,00
4.7 Net Present Value (NPV) Dalam sebuah investasi akan ditemui cash flow yang berupa cash in dan cash out. Sehingga dapat dirumuskan bahwa NPV = cash in – cash out. Tabel 4.6 Perhitungan Net Present Value
4.6
Tingkat Pengembalian Internal (IRR) Dalam perhitungan ini tidak dipengaruhi oleh suku bunga komersil yang berlaku, hanya saja ada hal yang perlu dijadikan catatan bahwa bila ternyata hasilnya lebih besar dari suku bunga komersil yang berlaku, maka proyek tersebut menguntungkan, tetapi bila lebih kecil maka proyek dianggap rugi. Tabel 4.5 Tingkat Internal Rate of Return
Tingkat PV Biaya Bunga (Rp) % 1% 10.493.882.582,98 2% 9.814.535.567,99 3% 9.206.103.924,65 5% 8.168.974.424,76 7,50% 7.140.906.587,92 10% 6.338.219.213,87 12% 5.819.369.681,13 15% 5.196.851.078,57 20% 4.454.076.239,11 25% 3.952.916.320,11 30% 3.604.659.180,42 35% 3.357.205.116,91 40% 3.178.424.847,21 45% 3.048.212.097,37 50% 2.953.117.400,34 Sumber : Hasil Perhitungan
PV Manfaat (Rp) 15.026.302.125,00 13.925.428.875,00 12.937.699.125,00 11.248.999.875,00 9.566.261.250,00 8.243.110.875,00 7.381.312.875,00 6.337.119.750,00 5.067.073.125,00 4.182.516.375,00 3.541.911.750,00 3.062.135.625,00 2.691.926.625,00 2.399.205.750,00 2.162.514.750,00
NPV (Rp) 4.532.419.542,02 4.110.893.307,01 3.731.595.200,35 3.080.025.450,24 2.425.354.662,08 1.904.891.661,13 1.561.943.193,87 1.140.268.671,43 612.996.885,89 229.600.054,89 -62.747.430,42 -295.069.491,91 -486.498.222,21 -649.006.347,37 -790.602.650,34
4.8 Analisa Sensitivitas Analisa sensitivitas dibutuhkan dalam rangka mengetahui sejauh mana dampak parameter-parameter investasi yang telah ditetapkan sebelumnya boleh berubah karena adanya faktor situasi dan kondisi selama umur investasi, sehingga perubahan tersebut hasilnya akan berpengaruh secara signifikan pada keputusan yang telah diambil. Analisis sensitivitas yang dihitung pada studi ini adalah sebagai berikut : 1. Kondisi terburuk:
a. Biaya naik 10%, manfaat tetap. b. Biaya tetap, manfaat turun 10%. 2. Kondisi menguntungkan: a. Biaya tetap, manfaat naik 10%. b. Biaya turun 10%, manfaat tetap. Tabel 4.7 Rekapitulasi Analisa Sensitivitas pada Suku Bunga 7,5% No Kondisi B-C B/C 1 Normal 2.425.354.662,08 1,34 2 Biaya naik 10% dan Manfaat tetap 2.268.666.360,88 1,31 3 Biaya tetap dan Manfaat turun 10% 2.316.979.662,08 1,32 4 Biaya tetap dan Manfaat naik 10% 2.533.729.662,08 1,35 5 Biaya turun 10% dan Manfaat tetap 2.582.042.963,28 1,37 Sumber : Hasil Perhitungan Tabel 4.8. Rekapitulasi perhitungan IRR pada Analisa Sensitivitas No Kondisi IRR (%) 1 Normal 29,00 2 Biaya naik 10% dan Manfaat tetap 26,24 3 Biaya tetap dan Manfaat turun 10% 27,07 4 Biaya tetap dan Manfaat naik 10% 30,98 5 Biaya turun 10% dan Manfaat tetap 32,02 Sumber : Hasil Perhitungan
Gambar 4.4 Grafik IRR pada Analisa Sensitivitas
4.9 Harga Air Bersih Dalam perhitungan harga air di sumur dalam, tergantung dari situasi dan kondisi pada daerah yang dialiri. Harga air dapat berupa satuan Rp/m3 atau dapat juga Rp/jam. Dalam studi ini dihitungkan 2 harga air, agar dapat memilih 2 alternatif pembiayaan yang akan digunakan dalam penentuan harga air sumur dalam. Tabel 4.9 Rekapitulasi Penentuan Harga Air Harga air (eksisting)
Harga air (PU) terhadap Annuity Harga air (Suku Bunga) terhadap Present per jam per m3 Bunga (%) Faktor Konversi per jam per m3 7,5 8,827 Rp. 64.875,00 Rp. 1502,00 10 7,606 Rp. 64.875,00 Rp. 1502,00 13 6,462 Rp. 64.875,00 Rp. 1502,00 Rp. 42.400,00 _ Rp. 64.875,00 Rp. 1502,00 15 5,847 Rp. 64.875,00 Rp. 1502,00 20 4,675 Rp. 64.875,00 Rp. 1502,00 25 3,859 Rp. 64.875,00 Rp. 1502,00 30 3,268 Rp. 64.875,00 Rp. 1502,00 Sumber : Hasil Perhitungan per jam
Gambar 4.2 Grafik B-C pada Analisa Sensitivitas
Gambar 4.3 Grafik B/C pada Analisa Sensitivitas
per m3
5. Penutup 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan dalam kajian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Biaya total dari komponen pembangunan sumur PKB-111 yaitu sebesar Rp. 1.065.140.000,00 2. Berdasarkan hasil dari analisa dan perhitungan biaya total O&P per tahun untuk sumur PKB-111 yaitu sebesar Rp. 169.842.912,00 3. Keuntungan setelah adanya proyek dengam pola tanam padi – padi – palawija yaitu sebesaar Rp. 1.083.750.000,00 4. Perhitungan dan analisa ekonomi PKB-111 meliputi BCR, NPV, IRR dan analisa sensitivitas dengan suku bunga yang berlaku 7,5%. Untuk perhitungan BCR dengan suku bunga 7,5% yaitu B/C = 1,34 Nilai NPV (Net Present Value) dengan bunga 7,5% sebesar Rp. 2.425.354.662,08 Nilai IRR yaitu sebesar 29 %, maka proyek sumur produksi PKB-111 sangat layak dari segi ekonomi karena IRR > Suku Bunga yang berlaku (7,5%) Payback Periode didapat selama 2,6 tahun. Berdasarkan hasil perhitungan analisa sensitivitas dari semua kondisi, dapat dikatakan layak sampai dengan IRR 26,23%. Hasil analisa kelayakan ekonomi yang didapatkan berdasarkan perhitungan dengan tingkat suku bunga 7,5%, dapat disimpulkan bahwa pembangunan Sumur PKB-111 secara ekonomi layak untuk dibangun.
5. Besarnya harga air (eksisting) pada Sumur PKB-111 yaitu sebesar Rp. 42.400,00 perjam. Sedangkan harga air menurut PU dan harga air menurut suku bunga yang berlaku, besarnya sama yaitu sebesar Rp. 64.875,00 perjam atau Rp 1502,00 per m3. 5.2 Saran Adapun saran dalam kajian ini adalah sebagai berikut: 1. Hendaknya pihak terkait selalu meninjau dan turut serta dalam pemeliharaan sumur pompa agar dapat beroperasi secara optimal sesuai usia gunanya. 2. Dilihat dari kemampuan petani dalam membayar biaya operasional, sebaiknya pemerintah memberikan bantuan kepada petani di lahan irigasi air tanah. Bantuan tersebut dapat berupa solar untuk menyalakan mesin pompa. 3. Dengan melihat besarnya potensi keuntungan yang ada di daerah irigasi ini, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan pemerintah untuk bisa membangun lebih banyak sumur pompa dikemudian hari
6. Daftar Pustaka Anonim. 2008. Panduan Penulisan Skripsi. Malang : Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Giatman, M. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada. Pabundu, M. 1990. Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa. Jakarta : Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek. Jakarta : Erlangga. Sosrodarsono, dan S. K. Takeda. 1980. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta : Pradnya Pramitha. Suyanto, Adhie., dkk. 2001. Ekonomi Teknik Proyek Sumber Daya Air. Jakarta: Masyarakat Hidrologi