TESIS
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN IRIGASI DENGAN SUMUR POMPA DI KECAMATAN NEGARA, KABUPATEN JEMBRANA
AGUS GEDE PUTRA WIRYAWAN
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
i
TESIS
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN IRIGASI DENGAN SUMUR POMPA DI KECAMATAN NEGARA, KABUPATEN JEMBRANA
AGUS GEDE PUTRA WIRYAWAN NIM 1291561011
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 i
ii
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN IRIGASI DENGAN SUMUR POMPA DI KECAMATAN NEGARA KABUPATEN JEMBRANA
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Udayana
AGUS GEDE PUTRA WIRYAWAN NIM 1291561011
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
ii
iv
Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 26 MARET 2015
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, PhD NIP. 19530819 198003 1 004
Ir. I B. Ngr. Purbawijaya, M.Si, MT. NIP. 19600417 198601 1 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Udayana
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA NIP. 19620404 199103 1 002
Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K) NIP 19590215 198510 2 001
iv
v
Lembar Penetapan Panitia Penguji Tesis
Tesis ini telah diuji pada Tanggal 26 Maret 2015
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Udayana No : 827/UN.14.4/HK/2015 Tanggal : 16 Maret 2015
Ketua
: Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, PhD
Anggota
: 1. Ida Bagus Ngurah Purbawijaya, M.Si, MT 2. Ir. I Gusti Bagus Sila Dharma, MT, PhD 3. Dr. Eng. Ni Nyoman Pujianiki, ST, M.Eng 4. Ir. Nyoman Martha Jaya, MConstMgt, PhD, GCInstCES
v
vi
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
NAMA
: Agus Gede Putra Wiryawan
NIM
: 1291561011
PROGRAM STUDI : Magister Teknik Sipil JUDUL TESIS
: Efektivitas Pengelolaan Irigasi Dengan Sumur Pompa di Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis dan diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010 dan peraturan perundangan yang berlaku.
Denpasar, 26 Maret 2015 Hormat saya,
Materai 6000
(Agus Gede Putra Wiryawan) NIM. 1291561011
vi
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas asung kertha wara nugraha-Nya sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Pada kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan, bimbingan, bantuan dan saran-saran selama penyusunan hesis ini kepada Bapak Prof. Ir. I Nyoman Norken selaku dosen pembimbing I, Bapak Ir. Ida Bagus Ngurah Purbawijaya, MSi, MT. selaku dosen pembimbing II. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.P.D (KEMD) atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi Magister di Universitas Udayana, kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatanyang dierikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA selaku ketua program Studi Magister Teknik Sipil, seluruh dosen program pascasarjana, serta seluruh rekan seangkatan pada Program Pascasarjana Magister Teknik Sipil Universitas Udayana yang telah memberikan bantuan pengetauan, informasi dan sarana dan prasarana selama masa perkuliahan. Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terimakasih sebesarbesarnya kepada kedua orang tua, I Gede Made Sudiana, ST dan Ni Ketut Ayuari, dan adik Ni Komang Puspita Dewi yang telah memberikan dukungan dan semangat sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Terakhir ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Mbok Putu Dian Sukarmiani, I Ketut Nila atas dukungannya serta teman – teman seangkatan Rio, Bisma, De ama, Oka,Seva, Pradipta atas bantuan, kerjasama dan kebersamaannya selama proses perkuliahan.dan semangat yang diberikan kepada penulis, rekan Sipil lainnya yang tidak dapat disebutkan
vii
viii
satu per satu, baik yang secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam penyusunan Tesis ini. Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna, baik karena kelalaian maupun keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang konstruktif dalam upaya untuk lebih meningkatkan kualitas dari Tesis ini. Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
Denpasar,
Maret 2015
Penulis
viii
ABSTRAK
Irigasi air tanah atau irigasi sumur pompa merupakan bagian dari irigasi permukaan guna mensuplesi kebutuhan irigasi permukaan. Dalam pengaturan pembagian air untuk anggotanya, irigasi air tanah ini dikelola oleh para petani yang tergabung dalam subak. Penelitian terhadap penggunaan air tanah dilakukan di kecamatan Negara, kabupaten Jembrana yang mencakup efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa. Permasalahan yang dihadapi para petani adalah adanya keluhan dan biaya operasi yang cukup besar. Penelitian dilakukan dengan pendekatan eksploratif, yaitu dengan mempelajari dan meneliti secara langsung sumur pompa yang ada di wilayah kecamatan Negara. Data sekunder yang digunakan berupa data sumur bor pada subak di kecamatan Negara, sedangkan data primer berupa kuisioner dari masing – masing subak di kecamatan Negara dan observasi langsung dilapangan yang dipilih dengan metode Purposive Sampling. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan mengukur sikap, pendapat dan persepsi dari responden mengenai efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa sumber daya manusia, organisasi subak, operasional dan pemeliharaan genset, pompa dan kelengkapannya dan pendanaan memiliki kontribusi langsung terhadap efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa sebesar 82 %. Sedangkan 18 % sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang belum masuk dalam penelitian. Hasil analisis secara parsial menunjukkan bahwa sumber daya manusia, organisasi subak, operasional dan pemeliharaan genset, pompa dan kelengkapannya dan pendanaan, memiliki pengaruh signifikan terhadap efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa secara parsial. Hal ini berarti peningkatan sumber daya manusia, organisasi subak, operasional dan pemeliharaan genset, pompa dan kelengkapannya serta pendanaan akan meningkatkan efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa. Kata Kunci : efektivitas pengeloaan irigasi, sumur pompa, operasional dan pemeliharaan.
viii
ABSTRACT
Ground water irrigation or pump well irrigation are part of surface irrigation which supply the surface irrigation needs. In water-sharing arrangement for its members, groundwater irrigation is managed by farmers who are members of Subak. Research on the use of groundwater conducted in the Negara district, Jembrana regency that includes irrigation management effectiveness with the well pump. Problems faced by farmers is the complaint and operating costs significantly The study was conducted with the explorative approach, namely by studying and researching directly pump wells in the Negara district area. Secondary data used in the form of pump wells data on subak in the Negara district, while the primary data are the questionnaires from each Subak in Negara district and direct observation in the field are selected by purposive sampling method. Descriptive data were analyzed qualitatively by measuring the attitudes, opinions and perceptions of respondents about the effectiveness of irrigation management with the well pump. The results of research simultaneous showed that human resources, organizational Subak, operation and maintenance of generators, pumps and accessories and funding has directly contribute to the effectiveness of irrigation management by pumping wells by 82%. While the remaining 18% are influenced by other factors which are not included in the study. The results of partial analysis showed that human resources, Subak organization, operation and maintenance of generators, pumps and accessories and funding, has a significant influence on the effectiveness of irrigation management with partial pump wells. This means an increase in human resources, organizational Subak, operation and maintenance of generators, pumps and accessories as well as the funding will increase the effectiveness of irrigation management with the well pump. Key Words : irrigation management effectiveness, pump well, operational and maintenance.
ix
DAFTAR ISI (Halaman) SAMPUL DALAM .................................................................................. i PRASYARAT GELAR ........................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI ....................................................... v SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ........................................ vi UCAPAN TERIMA KASIH.................................................................... vii ABSTRAK ............................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................ ix DAFTAR ISI ............................................................................................ x DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xv DAFTAR SINGKATAN ATAU TANDA .............................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang........................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah...................................................................... 5 1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 6 1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 6 1.5 Batasan Masalah ........................................................................ 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Irigasi...................................................................................... 8 2.2 Jenis – Jenis Irigasi ................................................................. 8 2.2.1 Irigasi Air Permukaan ................................................... 9 2.2.2 Irigasi Air Tanah ........................................................... 9 2.2.2.1 Bagian-Bagian Irigasi Sumur Pompa ................. 10 2.3 Pola Tanam ............................................................................. 12 2.4 Pengelolaan Jaringan Irigasi Air Tanah ................................... 13 2.4.1 Prinsip Pengelolaan Irigasi Air Tanah ........................... 14 2.4.2 Pemanfaatan Air Saling Menunjang .............................. 15 2.4.3 Kelompok Petani Pemakai Sumur Pompa...................... 17 2.5 Sumber Daya Manusia Pada Subak Dalam Pengelolaan Irigasi Dengan Sumur Pompa............................................................. 18 2.6 Organisasi Subak Pada Subak Dalam Pengelolaan Irigasi Dengan Sumur Pompa.......................................................................... 19 2.7 Operasional dan Pemeliharaan Genset, Pompa dan Kelengkapannya Pada Subak Dalam Pengelolaan Irigasi Dengan Sumur Pompa 20 2.8 Pendanaan Pada Subak Dalam Pengelolaan Irigasi Dengan Sumur Pompa..................................................................................... 21 2.9 Efektivitas Pengelolaan Irigasi ................................................ 21
x
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian .............................................................. 24 3.2 Lokasi Penelitian..................................................................... 24 3.3 Populasi dan Sampel ............................................................... 25 3.3.1 Populasi dan Sampel ..................................................... 25 3.3.2 Ukuran Sampel ............................................................. 25 3.3.3 Jenis dan Sumber Data .................................................. 26 3.3.4 Metode Pengumpulan Data ........................................... 27 3.4 Identifikasi Variabel................................................................ 28 3.4.1 Definisi Operasional Variabel ....................................... 31 3.4.1.1 Variabel Terikat (Dependent Variable) .............. 31 3.4.1.2 Variabel Bebas (Independent Variable) ............. 33 3.4.1.2.1 Variabel Sumber Daya Manusia .......... 33 3.4.1.2.2 Variabel Organisasi Subak .................. 33 3.4.1.2.3 Operasional dan Pemeliharaan Pompa, Genset dan Kelengkapannya.......................... 34 3.4.1.2.4 Pendanaan........................................... 35 3.4.2 Skala Pengukuran.......................................................... 35 3.5 Uji Instrumen Penelitian.......................................................... 36 3.5.1 Uji Validitas.................................................................. 36 3.5.2 Uji Reliabilitas .............................................................. 38 3.5.3 Uji Normalitas .............................................................. 39 3.5.4 Uji Heterokesdatisitas ................................................... 40 3.5.5 Uji Multikolinieritas...................................................... 40 3.6 Teknik Analisa Data................................................................ 40 3.6.1 Analisis deskriptif ......................................................... 40 3.6.2 Analisis Signifikansi Koefisien Regresi......................... 41 3.6.2.1 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Simultan.................................................... 41 3.6.2.2 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Parsial ....................................................... 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ....................................... 46 4.1.1 Subak – Subak yang Menjadi Lokasi Penelitian.............. 46 4.2 Uji Validitas dan Realibilitas................................................... 50 4.2.1 Uji Validitas.................................................................. 50 4.2.2 Uji Realibilitas .............................................................. 51 4.3 Analisis Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat................. 51 4.3.1 Uji Multikolinieritas...................................................... 52 4.3.2 Uji Normalitas .............................................................. 53 4.3.3 Uji Heterokesdasitas ..................................................... 53 4.3.4 Hasil Penelitian ............................................................ 54 4.3.4.1 Analisis Statistik Data Penelitian ....................... 54 4.3.4.1.1 Analisis Statistik Variabel Sumber Daya Manusia .................................................... 54
xi
4.3.4.1.2 Analisis Statistik Variabel Organisasi Subak ...................................... 59 4.3.4.1.3 Analisis Statistik Variabel Operasional Dan Pemeliharaan Pompa, Genset Dan Kelengkapannya ....................................... 64 4.3.4.1.4 Analisis Statistik Variabel Pendanaan ....... 72 4.3.4.1.5 Analisis Statistik Efektivitas Pengelolaan Sumur Pompa Guna Meningkatkan Pola Tanam... 77 4.3.5 Persamaan Regresi Linier Berganda ............................. 89 4.4 Sumber Daya Manusia, Organisasi Subak, Operasional dan Pemeliharaan dan Pendanaan .................................................. 90 4.5 Uji Pengaruh Variabel............................................................. 90 4.5.1 Uji Pengaruh Secara Simultan (Uji F) ........................... 92 4.5.2 Uji Pengaruh Secara Parsial (Uji t) ................................ 93 4.6 Pembahasan ............................................................................ 99 4.6.1 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Secara Simultan........................................................................ 99 4.6.2 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Secara Parsial ........................................................................... 100 4.6.2.1 Sumber Daya Manusia....................................... 100 4.6.2.2 Organisasi Subak............................................... 101 4.6.2.3 Operasional dan Pemeliharaan Pompa, Genset dan Kelengkapannya ................................................ 102 4.6.2.4 Pendanaan ......................................................... 103 4.6.2.5 Pola Tanam ....................................................... 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan................................................................................. 107 5.2 Saran....................................................................................... 108
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1. Konsep Operasi Subak Air Tanah Berbasis Tri Hita Karana ...... 17 Tabel 4.1 Subak dengan suplesi sumur pompa di kecamatan Negara Kab. Jembrana.............................................................. 47 Tabel 4.2 Hasil uji validitas ....................................................................... 50 Tabel 4.3 Hasil uji realibilitas .................................................................... 51 Tabel 4.4 Hasil uji multikolinieritas ........................................................... 52 Tabel 4.5 Hasil uji normalitas .................................................................... 53 Tabel 4.6 Hasil uji heterokesdatisitas ......................................................... 54 Tabel 4.7 Analisis deskriptif variabel sumber daya manusia ....................... 55 Tabel 4.8 Deskripsi Data Penelitian X1.1 ................................................... 55 Tabel 4.9 Deskripsi Data Penelitian X1.2 ................................................... 56 Tabel 4.10 Deskripsi Data Penelitian X1.3 ................................................. 57 Tabel 4.11 Deskripsi Data Penelitian X1.4 ................................................. 58 Tabel 4.12 Analisis deskriptif variabel organisasi subak............................. 59 Tabel 4.13 Deskripsi Data Penelitian X2.1 ................................................. 60 Tabel 4.14 Deskripsi Data Penelitian X2.2 ................................................. 61 Tabel 4.15 Deskripsi Data Penelitian X2.3 ................................................. 62 Tabel 4.16 Deskripsi Data Penelitian X2.4 ................................................. 63 Tabel 4.17 Deskripsi Data Penelitian X2.5 ................................................. 64 Tabel 4.18 Analisis desktiptif variabel operasional dan pemeliharaan......... 65 Tabel 4.19 Deskripsi Data Penelitian X3.1 ................................................. 65 Tabel 4.20 Deskripsi Data Penelitian X3.2 ................................................. 66 Tabel 4.21 Deskripsi Data Penelitian X3.3 ................................................. 67 Tabel 4.22 Deskripsi Data Penelitian X3.4 ................................................. 68 Tabel 4.23 Deskripsi Data Penelitian X3.5 ................................................. 69 Tabel 4.24 Deskripsi Data Penelitian X3.6 ................................................. 70 Tabel 4.25 Deskripsi Data Penelitian X3.7 ................................................. 71 Tabel 4.26 Analisis desktiptif variabel pendanaan ..................................... 72
xiii
Tabel 4.27 Deskripsi Data Penelitian X4.1 ................................................. 73 Tabel 4.28 Deskripsi Data Penelitian X4.2 ................................................. 73 Tabel 4.29 Deskripsi Data Penelitian X4.3 ................................................. 74 Tabel 4.30 Deskripsi Data Penelitian X4.4 ................................................. 75 Tabel 4.31 Deskripsi Data Penelitian X4.5 ................................................. 76 Tabel 4.32 Analisis deskriptif variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa................................................................ 77 Tabel 4.33 Deskripsi Data Penelitian Y.1 ................................................... 78 Tabel 4.34 Deskripsi Data Penelitian Y.2 ................................................... 79 Tabel 4.35 Deskripsi Data Penelitian Y.3 ................................................... 80 Tabel 4.36 Deskripsi Data Penelitian Y.4 ................................................... 81 Tabel 4.37 Deskripsi Data Penelitian Y.5 ................................................... 82 Tabel 4.38 Deskripsi Data Penelitian Y.6 ................................................... 83 Tabel 4.39 Deskripsi Data Penelitian Y.7 ................................................... 84 Tabel 4.40 Deskripsi Data Penelitian Y.8 ................................................... 85 Tabel 4.41 Deskripsi Data Penelitian Y.9 ................................................... 86 Tabel 4.42 Deskripsi Data Penelitian Y.10 ................................................. 87 Tabel 4.43 Deskripsi Data Penelitian Y.11 ................................................. 88 Tabel 4.44 Hasil analisis regresi linier berganda secara simultan ................ 89 Tabel 4.45 Hasil analisis regresi linier berganda secara parsial................... 90 Tabel 4.46 Hasil analisis Standardized Coefficient Beta ............................. 91 Tabel 4.47 Uji Parsial antar variabel bebas (Sumber daya manusia, organisasi subak, operasional dan pemeliharaan, dan pendanaan)......................................................................... Tabel 4.48 Pola tanam subak dengan sumur pompa di kecamatan Negara .. 122
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Pengujian Variabel Pengaruh Simultan ................................... 42 Gambar 3.2 Pengujian Variabel Pengaruh Parsial....................................... 43 Gambar 3.3 Kerangka Penelitian................................................................ 45 Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian............................................................. 48 Gambar 4.2 Skema Jaringan Irigasi Air Tanah ........................................... 49 Gambar 4.3 Deskripsi Indikator Variabel X1.1 Sumber Daya Manusia ...... 56 Gambar 4.4 Deskripsi Indikator Variabel X1.2 Sumber Daya Manusia ...... 57 Gambar 4.5 Deskripsi Indikator Variabel X1.3 Sumber Daya Manusia ...... 58 Gambar 4.6 Deskripsi Indikator Variabel X1.5 Sumber Daya Manusia ...... 59 Gambar 4.7 Deskripsi Indikator Variabel X2.1 Organisasi Subak............... 60 Gambar 4.8 Deskripsi Indikator Variabel X2.2 Organisasi Subak............... 61 Gambar 4.9 Deskripsi Indikator Variabel X2.3 Organisasi Subak............... 62 Gambar 4.10 Deskripsi Indikator Variabel X2.4 Organisasi Subak............. 63 Gambar 4.11 Deskripsi Indikator Variabel X2.5 Organisasi Subak............. 64 Gambar 4.12 Deskripsi Indikator Variabel X3.1 Operasional dan Pemeliharaan........................................................................ 66 Gambar 4.13 Deskripsi Indikator Variabel X3.2 Operasional dan Pemeliharaan........................................................................ 67 Gambar 4.14 Deskripsi Indikator Variabel X3.3 Operasional dan Pemeliharaan........................................................................ 68 Gambar 4.15 Deskripsi Indikator Variabel X3.4 Operasional dan Pemeliharaan........................................................................ 69 Gambar 4.16 Deskripsi Indikator Variabel X3.5 Operasional dan Pemeliharaan........................................................................ 70 Gambar 4.17 Deskripsi Indikator Variabel X3.6 Operasional dan Pemeliharaan........................................................................ 71 Gambar 4.18 Deskripsi Indikator Variabel X3.7 Operasional dan
xv
Pemeliharaan........................................................................ 72 Gambar 4.19 Deskripsi Indikator Variabel X4.1 Pendanaan ....................... 73 Gambar 4.20 Deskripsi Indikator Variabel X4.2 Pendanaan ....................... 74 Gambar 4.21 Deskripsi Indikator Variabel X4.3 Pendanaan ....................... 75 Gambar 4.22 Deskripsi Indikator Variabel X4.4 Pendanaan ....................... 76 Gambar 4.23 Deskripsi Indikator Variabel X4.5 Pendanaan ....................... 77 Gambar 4.24 Deskripsi Indikator Variabel Y.1........................................... 79 Gambar 4.25 Deskripsi Indikator Variabel Y.2........................................... 80 Gambar 4.26 Deskripsi Indikator Variabel Y.3........................................... 81 Gambar 4.27 Deskripsi Indikator Variabel Y.4........................................... 82 Gambar 4.28 Deskripsi Indikator Variabel Y.5........................................... 83 Gambar 4.29 Deskripsi Indikator Variabel Y.6........................................... 84 Gambar 4.30 Deskripsi Indikator Variabel Y.7........................................... 85 Gambar 4.31 Deskripsi Indikator Variabel Y.8........................................... 86 Gambar 4.32 Deskripsi Indikator Variabel Y.9........................................... 87 Gambar 4.33 Deskripsi Indikator Variabel Y.10......................................... 88 Gambar 4.34 Deskripsi Indikator Variabel Y.11......................................... 89 Gambar 4.35 Pengaruh Dominan Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat ................................................................... 92 Gambar 4.36 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji F untuk variabel sumber daya manusia, organisasi subak, operasional dan pemeliharaan, dan pendanaan...................... 93 Gambar 4.37 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji t untuk variabel sumber daya manusia .................................... 94 Gambar 4.38 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji t Untuk Variabel Organisasi Subak......................................... 95 Gambar 4.39 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji t Untuk Variabel Operasional dan Pemeliharaan..................... 97 Gambar 4.40 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji t Untuk Variabel Pendanaan ................................................... 98 Gambar 4.41 Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat ................. 99
xvi
DAFTAR SINGKATAN ATAU TANDA
BWS
: Balai Wilayah Sungai
DI
: Daerah Irigasi
DISIMP : Decentralized Irrigation Sistem Improvement Project in Eastern Region of Indonesia Genset
: Generator Set
JIAT
: Jaringan Irigasi Air Tanah
KPSP
: Kelompok Petani Sumur Pompa
P3A
: Perkumpulan Petani Pemakai Air
PPK
: Pejabat Pembuat Komitmen
SNVT
: Satuan Non Vertikal Tertentu
n
: jumlah sampel / responden
N
: jumlah populasi
d
: derajat kecermatan (Level of Significance)
ni
: jumlah sampel menurut stratum
n
: jumlah sampel seluruhnya
Ni
: jumlah populasi menurut stratum
r hitung : koefisien korelasi
r11
: jumlah skor item : jumlah skor total (seluruh item) : koefisien reliabilitas seluruh item
Y 1,2,3
: Efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa (variabel terikat) : konstanta : koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas
xvii
X1 X2 X3 X4 i
: Sumber daya manusia : Organisasi Subak : Operasional dan pemeliharaan genset, pompa dan kelengkapannya : Pendanaan : nilai residual (variabel pengganggu)
F
: nilai F hitung
R
2
βi Se(βi) H0 H1
: koefisien determinasi : koefisien regresi : standar error dari βi : Hipotesis nol : Hipotesis alternatif
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
(Halaman)
LAMPIRAN 1
Kuisioner Tertutup ......................................................
127
LAMPIRAN 2
Hasil Jawaban Responden ...........................................
136
LAMPIRAN 3
Uji Validitas Instrumen Penelitian ................................
139
LAMPIRAN 4
Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ............................
145
LAMPIRAN 5
Deskripsi Data Penelitian .............................................
149
LAMPIRAN 6
Uji Multikolinearitas ....................................................
157
LAMPIRAN 7
Uji Normalitas..............................................................
158
LAMPIRAN 8
Uji Heteroekdastisiitas..................................................
159
LAMPIRAN 9
Regresi Linear Berganda ..............................................
160
LAMPIRAN 10
Statistik Deskriptif Data Uji .........................................
161
LAMPIRAN 11
Tabel Distribusi t..........................................................
162
LAMPIRAN 12
Tabel Distribusi F.........................................................
163
LAMPIRAN 13
Dokumentasi Penelitian................................................
164
xix
BAB I
PENDAHULUAN
i
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, oleh karena itu sudah selayaknya sumber daya tersebut harus dimanfaatkan dan dikendalikan semaksimal mungkin sehingga potensi yang terkandung di dalamnya berguna bagi kehidupan. Sumber daya air dapat berasal dari air hujan, air permukaan (sungai, danau), mata air, dan air tanah. Sedangkan pemanfaatan sumber daya air umumnya antara lain untuk keperluan penyediaan air bersih, air minum (domestik), pertanian (irigasi), pariwisata serta industri dan lain - lain. Kabupaten Jembrana memiliki 17 sungai dan 20 anak sungai. Sungai yang alirannya paling panjang adalah sungai Bilukpoh sepanjang 29 km dan terpendek adalah Tukad Pangkung Belatung yang hanya 3,40 km. Berdasarkan karakteristik alirannya, sungai – sungai yang terletak di bagian barat wilayah Kabupaten Jembrana (sebelah barat Tukad Melaya), merupakan sungai yang hanya mengalir pada musim hujan. Hal ini erat kaitannya dengan curah hujan yang sangat rendah di wilayah itu serta kondisi tanah yang terbentuk dari batuan gamping. Sedangkan kelompok sungai yang mengalir sepanjang tahun adalah sungai – sungai yang terletak diantara Tukad Klatakan disebelah Barat dan Tukad Pulukan disebelah Timur, umumnya sungai – sungai tersebut tetap mengalir pada musim kemarau
1
2
walau debit airnya sangat kecil (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kab. Jembrana, 2013). Berdasarkan Peta Skema Daerah Irigasi (DI) Kabupaten Jembrana, terdapat tiga aliran sungai induk yang melintasi kecamatan Negara antara lain Tukad Bilukpoh, Tukad Yeh Embang dan Tukad Sowan Perancak. Adapun data debit rata – rata tahun 2011 di masing – masing sungai antara lain : Tukad Bilukpoh (0,453 m3/dt), Tukad Daya timur/ Tk. Sowan Perancak (0,007 m3/dt), dan Tukad Yeh Embang (0,199 m3/dt). Dengan keterbatasan ketersediaan air permukaan dan berdasarkan data usulan subak mengenai surat permohonan bantuan sumur bor yang menyatakan seringnya mengalami gagal panen saat musim kemarau dan juga agar dapat mengairi
lahannya
saat
penanaman
palawija
yang
didapat
dari
PPK
Pendayagunaan Air Tanah Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali – Penida. Maka diupayakan dengan memanfaatkan air tanah dengan cara membuat sumur pompa. Pemanfaatan air tanah dapat digunakan sebagai air irigasi pada daerah kekurangan air, dimana air permukaan tidak memadai atau tidak ada sama sekali sedangkan daerah tersebut memiliki potensi pertanian. Pembangunan jaringan irigasi air tanah ini merupakan upaya untuk membantu petani lokal yang tinggal atau mempunyai areal pertanian di daerah yang tidak tercakup dalam sistem irigasi permukaan atau pertanian lahan kering/ hotikultura yang hanya bisa melakukan kegiatan pengolahan pertanian satu kali dalam setahun.
3
Terdapat 49 sumur bor yang telah dibangun oleh PPK Pendayagunaan Air Tanah SNVT Pelaksanan Jaringan Pemanfaatan Air BWS Bali – Penida sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2012 yang tersebar dikabupaten Jembrana guna membantu petani lokal yang tinggal atau mempunyai areal pertanian di daerah yang tidak tercakup dalam sistem irigasi permukaan atau tidak dapat bercocok tanam sepanjang tahun. Adapun sumur yang dibangun tersebut terdiri dari 1 sumur uji dan 48 sumur eksplorasi. Penyebaran sumur bor hampir disetiap kecamatan dikabupaten Jembrana antara lain : (1) Kecamatan Melaya : 24 Sumur bor ; (2) Kecamatan Negara : 23 Sumur bor ; (3) Kecamatan Mendoyo : 1 Sumur bor ; (4) Kecamatan Pakutatan : 1 Sumur bor. Dan, dalam pemanfaatannya air tanah yang di eksplorasi untuk 1 sumur adalah maksimal 0.01 m 3/dt untuk luasan maksimal 20 Ha. Sehingga tidak dikhawatirkan dapat berdampak pada lingkungan sekitar, seperti yang disebutkan pada Permen Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012, bahwa kegiatan pengambilan air tanah (sumur dangkal atau sumur dalam) dengan pemanfaatan kurang atau sama dengan 0,05 m3/dt untuk dari satu atau beberapa sumur pada kawasan yang kurang dari 10 Ha wajib memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006, Bab I, pasal 1 ayat (16), Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) adalah jaringan irigasi yang airnya berasal dari air tanah, mulai dari sumur dan instalasi pompa sampai dengan saluran irigasi air tanah termasuk bangunan didalamnya. Sistem pengairan jaringan irigasi air tanah ini menggunakan media saluran tertutup/perpipaan beserta aksesoris perpipaan.
4
Irigasi air tanah/ irigasi sumur pompa merupakan bagian dari irigasi permukaan guna mensuplesi kebutuhan irigasi permukaan. Dalam pengaturan pembagian air untuk anggotanya, irigasi air tanah ini dikelola oleh subak. Dalam pengelolaannya, anggota subak irigasi air tanah merupakan irigasi yang mensuplesi irigasi air permukaan yang termasuk dalam 84 kelompok Subak yang tersebar disetiap kecamatan dikabupaten Jembrana yaitu: Kecamatan Melaya (20 Kelompok), Kecamatan Negara (22 Kelompok), Kecamatan Jembrana (14 Kelompok ), Kecamatan Mendoyo (17 Kelompok), Kecamatan Pekutatan (11 Kelompok) (jembranakab.go.id/index.php?module=pertanian). Irigasi air tanah ini dikelola oleh Kelompok Petani Pemakai Sumur Pompa (KP2SP) yang dibina oleh subak, dimana merupakan tahapan krusial dalam mewujudkan pengembangan air tanah dan pertanian berkelanjutan, maka pembinaan terhadap Kelompok Petani Pengguna Sumur Pompa (KP2SP) dimasing-masing subak dilakukan secara menerus oleh proyek dalam hal ini adalah Decentralized Irrigation Sistem Improvement Project in Eastern Region of Indonesia (DISIMP). Pembinaan tersebut memfasilitasi pembentukan 22 KP2SP dan penguatan kelembagaan 5 subak yang terdiri dari 1 subak abian (lahan kering) yakni Subak Abian Sila Krama dan 4 subak lahan basah, masing-masing Subak Berawantangi, Tegal Jati, Tegal Berkis, dan Pangkung Liplip. Anggota KP2SP juga merupakan anggota subak yang mengelola sistem irigasi air permukaan. Subak Tegal Jati misalnya telah mempraktekkan pemanfaatan ini dengan sistem Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) yang telah ada dan akan dipraktekkan oleh satu KP2SP yang baru bila JIAT di subak tersebut dalam kerangka DISIMP telah selesai dibangun.
5
Dalam pengoperasian sumur pompa ini, jenis pompa yang digunakan pompa
tanam
vertikal
(Submersible
Pump).
Mesin
penggerak
untuk
menghidupkan pompa yang digunakan adalah Generating Set. Hal ini menyebabkan adanya keluhan dari para petani subak dalam hal biaya operasi mesin pompa yang cukup besar sehingga dalam pemanfaatannya masih ada kecenderungan enggan mengoperasikan/ menggunakan irigasi air tanah (irigasi sumur pompa) ini dikarenakan besarnya biaya operasionalnya. Dibangunnya jaringan irigasi air tanah dengan sumur pompa ini adalah untuk mensuplesi air permukaan dimana sering terjadinya gagal panen saat musim kemarau dan agar para petani subak dapat mengairi lahannya untuk penanaman palawija. Namun, sangat disadari bahwa dalam pengoperasiannya terjadi keluhan oleh anggota subak akibat mahalnya biaya operasional dan pemeliharaan mesin genset untuk penggerak pompa untuk tahun awal pengoperasiannya (sutrisno, t.t). Dari permasalahan diatas maka perlu kiranya dilakukan studi yang mengkaji mengenai “Efektivitas Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa di Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana”.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
a. Apakah irigasi dengan sumur pompa dapat meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana ? b. Bagaimana efektivitas pengelolaan penggunaan irigasi sumur pompa pada sistem subak di kecamatan Negara kabupaten Jembrana ?
6
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengkaji peningkatan pola tanam para petani sehubungan dengan pengelolaan sumber air untuk irigasi permukaan yang disuplesi dengan air tanah di kabupaten Jembrana khususnya Kecamatan Negara, 2. Mengkaji efektivitas pengelolaan penggunaan irigasi dengan sumur pompa pada sistem subak di kecamatan Negara kabupaten Jembrana.
1.4
Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui peningkatan pola tata
tanam dan efektivitas pengelolaan penggunaan sumber air tanah dengan sistem subak di kecamatan Negara. Hubungan pola tata tanam dengan efektivitas pengelolaan penggunaan sumber air tanah diharapkan nantinya dapat digunakan sebagai referensi bagi instansi terkait yang menangani pengelolaan sumber daya air permukaan dan pengembangan irigasi jaringan irgasi air tanah di kecamatan Negara.
1.5
Batasan Masalah Batasan masalah dalam studi ini adalah sebagai berikut :
a. Pengelolaan untuk irigasi di Kecamatan Negara dengan sumber air permukaan dan dibantu sumber air tanah, b. Pengambilan responden hanya berdasarkan wilayah kecamatan Negara, sesuai dengan masyarakat subak yang memanfaatkan air melalui sumber air permukaan dan air tanah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1.
Irigasi Irigasi merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan
pertanian. Dalam dunia modern saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Berdasarkan keputusan menteri No. 32 tahun 2007, Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang meliputi permukaan, rawa, air bawah tanah, pompa dan tambak. Menurut Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air (2009), Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan dan pembuatan bangunan air untuk menunjang usaha pertanian, termasuk didalamnya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan.
2.2.
Jenis – Jenis Irigasi Irigasi sudah dikenal sejak jaman peradaban manusia dulu seperti Mesir,
Mesopotamia, Cina dan lainnya. Pada dasarnya irigasi dilakukan dengan cara mengalirkan air dari sumbernya (danau/sungai) menuju lahan pertanian. Di era modern ini sudah berkembang berbagai macam jenis metode irigasi untuk lahan pertanian.
8
9
2.2.1. Irigasi Air Permukaan Irigasi Permukaan adalah pengaliran air di atas permukaan dengan ketinggian air sekitar 10 - 15 cm di atas permukaan tanah. Irigasi permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dulu (http://id.wikipedia.org/wiki/Irigasi#Irigasi_Permukaan) .
2.2.2. Irigasi Air Tanah Sesuai ketentuan umum dalam Peraturan Pemerintah tentang Irigasi No.20 Tahun 2006, irigasi pompa adalah salah satu jenis irigasi, setingkat/sama dengan irigasi permukaan, irigasi rawa, dan irigasi tambak. Dengan demikian pengertian irigasi pompa adalah penyediaan, pembagian, pemberian, penggunaan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian dengan menggunakan pompa air tanah. Selanjutnya Irigasi pompa air tanah dapat diartikan sebagai usaha pengambilan air dari bawah permukaan tanah (mengangkat/memindahkan air dari tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi) dengan menggunakan bantuan pompa air, sehingga dapat didistribusikan dan digunakan untuk keperluan irigasi. Irigasi pompa air tanah ini mempunyai kelebihan dan kelemahan yaitu:
10
a. Kelebihan irigasi pompa air tanah: -
Adanya kepastian perolehan air dibandingkan dengan irigasi permukaan sehingga dapat diharapkan tersedia sepanjang tahun;
-
Rencana tata tanam dapat disesuaikan menurut kebutuhan, dengan mempertimbangkan jenis tanaman, waktu tanam serta ketersediaan tenaga kerja; dan
-
Petani dapat mengatur sendiri penyediaan air untuk irigasinya.
b. Kelemahan irigasi pompa air tanah: -
Diperlukan investasi/ modal yang relatif besar untuk pembangunannya;
-
Perlu perawatan yang intensif dan terus-menerus, sehingga membutuhkan dukungan tenaga operator yang terampil; dan
-
Diperlukan
biaya
operasi
dan
pemeliharaan
yang
memadai,
agar
keberlanjutannya dapat terjaga.
2.2.2.1 Bagian-Bagian Irigasi Sumur Pompa Bagian-bagian irigasi sumur pompa terdiri: 1. Sumur air tanah, dapat jenis sumur gali, bor (pipa), yang berfungsi untuk mengumpulnya air dari akuifer; 2. Pompa air tanam (Submersible Pump) dengan mesin penggeraknya (mesin disel, generator set, listrik dari PLN.); 3. Bangunan stasiun pompa (rumah pompa), yang berfungsi sebagai tempat panel pompa, mesin, dan alat-alat pendukung lainnya dan juga untuk menyimpan
11
buku catatan kegiatan O & P (Operasional dan Perawatan) pompa dan fasilitasnya yang terkait; 4. Reservoar, yang berfungsi sebagai bak penenang/ bak penampungan air sebelum dialirkan ke saluran pembawa; 5. Saluran pembawa, yang dapat menggunakan pipa air atau saluran terbuka; dan 6. Bangunan pembagi ke masing-masing box.
2.3.
Pola Tanam Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun
waktu tertentu, tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya. Ada pola tanam campuran, yakni beragam tanaman sejenis dalam satu areal tanam. Ada pula pola tanam bergilir, yakni menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis tanaman pada waktu berbeda diareal yang sama. Pola tanam adalah gambaran rencana tanam berbagai jenis tanaman yang akan dibudidayakan dalam suatu lahan beririgasi dalam satu tahun. Faktor yang mempengaruhi pola tanam adalah (Sonia Tambunan dkk, 2011): a. Ketersediaan air dalam satu tahun b. Prasarana yang tersedia dalam lahan tersebut c. Jenis tanah setempat d. Kondisi umum daerah tersebut, misal genangan e. Kebiasaan dan kemampuan petani setempat Menurut Wirosoedarmo (dalam Tambunan, 2011) penetapan pola tata tanam diperlukan untuk usaha peningkatan produksi pangan. Pola tata tanam
12
adalah macam tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu musim tanam. Dua hal pokok yang mendasari diperlukannya pola tata tanam adalah : a. Persediaan air irigasi di musim kemarau yang terbatas b. Air yang terbatas harus dimanfaatkan sebaik baiknya, sehingga tiap petak mendapatkan air sesuai dengan jumlah yang diperlukan Menurut Sumarta (dalam Suputra, 2008), setiap subak mempunyai aturan (awig – awig) baik tertulis maupun tidak tertulis yang sudah mereka sepakati, yang mengatur seluruh aspek yang berkaitan dengan kegiatan subak termasuk tata cara membagi air yang ada. Misalnya dengan menanam padi secara serempak pada saat awal musim hujan (KertaMasa), sedangkan pada saat air berkurang/ musim kemarau dilakukan pengaturan jadwal penanaman (Nyorog) atau dengan sistem bergilir (Kerta Gadon). Dasar
perhitungan
penentuan
pola
dan
jadwal
tanam
biasanya
menggunakan perhitungan sasih mirip dengan bulan dalam sistem penanggalan, namun penyebutan dan banyaknya hari dari masing – masing bulan berbeda. Yang menjadi perhatian para petani adalah karakter dari masing – masing sasih secara umum. Sasih Kedasa (bulan April) sampai Sasih Kapat (bulan Oktober) pada umumnya langit terang benderang dan tidak banyak hama (April – Oktober). Sedangkan Sasih Kepitu (bulan Januari) dan Sasih Kaulu (Bulan Pebruari), angin laut kencang, hama tanaman bermunculan (Suputra, 2008).
13
2.4.
Pengelolaan Jaringan Irigasi Air Tanah Menurut
Hanafi
(dalam
Suyasa,
2010),
proses
merencanakan,
mengorganisir, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi dengan menggunakan sumber daya organisasi disebut dengan pengelolaan atau manajemen. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 77 Tahun 2001 irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian, yang jenisnya meliputi irigasi air permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.32/PRT/M/2007 menyebutkan bahwa Pengelolaan Jaringan Irigasi adalah kegiatan Operasi dan Pemeliharaan serta rehabilitasi jaringan irigasi di Daerah Irigasi. Menurut Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008, Bab I, Pasal 1, ayat (7), Pengelolan air tanah adalah upaya merencanakan, melaksanakan, memantau, mengevaluasi penyelenggaraan konservasi air tanah, pendayagunaan air tanah, dan pengendalian daya rusak air tanah. Pada ayat (12) Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008, pengeboran air tanah adalah kegiatan membuat sumur bor air tanah yang dilaksanakan sesuai dengan pedoman teknis sebagai sarana eksplorasi, pengambilan, pemakaian dan pengusahaan, pemantauan, atau imbuhan air tanah. Jadi, dapat didefinisikan bahwa efektivitas pengelolaan irigasi adalah derajat keberhasilan mencapai tujuan organisasi dalam upaya penyediaan dan pengaturan air untuk menunjang pertanian, yang jenisnya meliputi irigasi air
14
permukaan, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak dan juga menyangkut operasional dan pemeliharaan serta merehabilitasi jaringan irigasi di suatu Daerah Irigasi.
2.4.1. Prinsip Kerja Jaringan Irigasi Air Tanah Konsep cekungan air tanah sebagai kesatuan wilayah pengelolaan air tanah didasarkan pada prinsip terbentuknya air tanah yang utuh dalam satu neraca air sejak dari daerah imbuhan hingga daerah luahan (lepasan) pada suatu wadah, yaitu cekungan air tanah. Berdasarkan konsep ini akan diketahui secara terukur seluruh potensi air tanah dalam suatu cekungan air tanah, termasuk kemampuan penyediaan air tanah dari akuifer yang terdapat dalam cekungan tersebut. Dengan melaksanakan pengelolaan didasarkan pada cekungan air tanah, seluruh kegiatan pengelolaan air tanah yang meliputi inventarisasi, konservasi, pendayagunaan air tanah, dan pengendalian daya rusak air tanah mencakup kegiatan pemberdayaan, pengendalian dan pengawasan air tanah akan dapat direncanakan dan dilaksanakan dengan baik (http://pag.bgl.esdm.go.id/siat/?q=content/pengelolaanair-tanah-berdasarkan-peraturan-air-tanah). Pembuatan jaringan irigasi air tanah dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan air tanaman pada daerah lahan tadah hujan maupun daerah irigasi permukaan yang tidak mendapat giliran lahannya untuk diairi, sehingga mampu menjamin ketersediaan air baik pada musim penghujan maupun musim kemarau. Pemanfaatan air tanah untuk irigasi tidak akan lepas dari adanya pembuatan
15
sumur-sumur pompa sebagai salah satu sumber air. Untuk perencanaan sumur dan pengontrolannya dapat dilakukan pengujian sumur dan pengujian akuiter. Jaringan irigasi air tanah direncanakan dengan sistem saluran tertutup (perpipaan). Dengan tiap-tiap outletnya menggunakan box pembagi untuk disalurkan ke sawah maupun kebun sesuai dengan luasan tiap arealnya melalui saluran terbuka/saluran kecil. Pemberian air untuk outlet digunakan cara bergilir. Dengan berdasarkan pola total tinggi tekan statis yang terjadi yang digunakan untuk menentukan daya pompa untuk pengaliran air irigasi ke outlet - outlet.
2.4.2. Pemanfaatan Air Saling Menunjang Pemanfaatan air saling menunjang pada dasarnya adalah memanfaatkan air dalam pengembangan sumber daya air di suatu cekungan untuk mencapai keuntungan yang optimal dengan melibatkan operasi yang terencana dan terkoordinasi dari air permukaan dan air tanah untuk memenuhi kebutuhan akan air dalam kerangka konservasi sumber daya air. Pemakaian kolam tampungan air permukaan untuk mengatur pergerakan air, supaya dapat memasok pengambilan air di bagian hilir dan pekerjaan pengolahan air lainnya, merupakan hal yang biasa dijumpai. Namun ide untuk menggunakan potensi air tanah untuk tujuan yang sama sangat jarang digunakan. Oleh karena itu, digunakan kombinasi pemakaian air permukaan dan air tanah yang saling menunjang agar dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya secara ekonomis maupun lingkungan.
16
Dengan mengadopsi pendekatan ini, perbedaan karakter dari air tanah dan air permukaan dapat dipakai untuk mengoptimasi batas maksimum pemakaian total
sumber air.
Sebagai
contoh,
air
permukaan tersedia
hanya
pada
musim tertentu saja, tetapi biasanya terdapat ketidakpastian waktu dan jumlahnya. Sebagai tambahan, sifat air permukaan ditentukan oleh banjir yang tidak dapat ditangkap di tampungan karena terbatasnya kapasitas atau dipakai untuk ketersediaan air. Sedangkan tampungan air permukaan dapat terisi dengan cepat, dan kehilangan terjadi karena evaporasi dan rembesan. Sebaliknya, air tanah biasanya terdapat pada tampungan yang luas dan kuantitas yang banyak, dengan variasi waktu cenderung sedikit (http://pag.bgl.esdm.go.id/siat/?q=content/penatagunaan). Menurut
Maknoon
and
Burges,
http://pag.bgl.esdm.go.id/siat/?q=content/penatagunaan)
1978
(dalam
pendekatan penggunaan
saling menunjang untuk ketersediaan air bertujuan untuk menggabungkan penggunaan air permukaan dan air tanah pada suatu daerah sehingga didapat batas optimum pemakaian air, dengan memberikan manfaat sebesar-besarnya secara ekonomis maupun lingkungan. Saat permintaan air semakin naik sampai ke batas paling maksimal, strategi penggunaan saling menunjang akan menjadi sangat menarik. Keterlibatan subak akan menjamin keberlanjutan sistem irigasi air tanah, karena aktivitas subak didasarkan pada tiga aspek yang menjiwai perilaku anggotanya, yakni aspek sosial, teknis, dan karakter budaya yang melekat pada kepercayaan Hindu yakni
Tri
Hita Karana. Tri
Hita Karana terdiri dari
17
parhyangan yang berhubungan dengan sub-kultur kepercayaan, pawongan berkaitan dengan kultur sosial masyarakat
lokal
dan
karakter
lokal
yang
spesifik, dan palemahan berhubungan dengan hal – hal teknis. Konsep inilah yang mendasari operasi dan pemeliharaan dari lembaga subak air tanah yang saat ini sudah/ sedang dalam pembentukan (Soetrisno, t.t). Adapun konsep dari operasi subak air tanah berbasis Tri Hita Karana adalah sebagai berikut : Tabel 2.1.
Konsep operasi subak air tanah berbasis Tri Hita Karana
2.4.3. Kelompok Petani Pemakai Sumur Pompa Menurut
Peraturan Pemerintah No.
77 Tahun 2001 mengenai
kelembagaan pengelolaan irigasi, pasal 7 ayat 1 menjelaskan bahwa Lembaga pengelola irigasi meliputi instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah, perkumpulan petani pemakai air atau pihak lain yang kegiatannya berkaitan dengan pengelolaan irigasi sesuai dengan kewenangannya dalam perencanaan, pembangunan, operasi dan pemeliharaan, rehabilitasi, peningkatan, dan pembiayaan jaringan irigasi.
18
Petani pemakai air dapat membentuk perkumpulan petani pemakai air sampai tingkat daerah irigasi sebagai lembaga yang berwenang untuk mengatur pengelolaan daerah irigasi sebagai satu kesatuan pengelolaan. Dalam hal ini perkumpulan petani pemakai air dengan menggunakan sumur pompa disebut dengan Kelompok Petani Pemakai Sumur Pompa (KP2SP). Kelompok Petani Pemakai Sumur Pompa (KP2SP) dibentuk pada umumnya didaerah pengembangan air tanah dan juga pada daerah yang potensi air permukaannya kurang, juga pada daerah dengan curah hujan rendah seperti pada umumnya dikawasan timur Indonesia. Kelembagaan KP2SP pada prinsipnya hamper sama dengan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) permukaan, hanya ketergantungan pasokan airnya mengandalkan pada bekerjanya mesin pompa, disamping itu luas areal sawah yang diari (oncoran) relatif terbatas (Puslitbang Sosial, Ekonomi Dan Lingkungan Kementerian PU, 2011).
2.5.
Sumber Daya Manusia Pada Subak Dalam Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa Untuk meningkatkan kinerja subak diperlukan kemampuan personil dalam
mengelola dan memanfaatkan potensi, fasilitas jaringan irigasi air tanah, pemahaman akan proses tata kelola penggunaan air dan meningkatkankemampuan anggota subak terhadap intensitas tanam guna meningkatkan hasil produksi pertanian. Perbedaan tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh masing – masing anggota masyarakat akan menimbulkan perbedaan pandangan dan kesadaran
19
mengenai kebutuhan teknologi sebagai sarana menuju perbaikan kehidupan dalam mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan sehari – hari. Suatu masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang tinggi biasanya dibarengi dengan kesadaran akan kebutuhan hidup yang lebih tinggi pula. Dengan adanya kesadaran akan kebutuhan tuntutan hidup yang tinggi (lebih baik), timbul kesadaran akan pentingnya suatu teknologi yang dapat menciptakan perbaikan dalam kehidupan. Dengan demikian, suatu masyarakat dengan tingkat pengetahuan yang tinggi akan lebih mudah menyerap suatu teknologi yang diperkenalkan (Dikti 1990: 23). Untuk itu, dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, ada beberapa aspek yang perlu ditumbuhkan : 1) adanya pengetahuan teknis, 2) penciptaan peluang-peluang beragribisnis, 3) juga aspek-aspek administrasi (Sedana 2003, dalam Revitalisasi Subak Dalam Memasuki Era Globalisasi). Program pendidikan dan pelatihan bagi para petani, khususnya pengurus subak perlu dilakukan terutama pada hal-hal yang berkaitan dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai bidang seperti operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi.
2.6.
Organisasi Subak Dalam Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa Organisasi subak merupakan petani pemakai air yang bersifat religius dan
berkembang terus sebagi organisasi penguasa tanah dalam bidang pengaturan air untuk persawahan dari suatu sumber air di dalam suatu daerah yang telah disepakati dan terlibat langsung dalam pengelolaan jaringan irigasi air tanah.
20
2.7.
Operasional dan Pemeliharaan Genset, Pompa dan Kelengkapannya Dalam Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa Dalam meningkatkan perekonomian daerah setempat, operasional dan
pemeliharaan pompa, genset dan kelengkapannya sangat berpengaruh untuk mencapai keberhasilan peningkatan pola tanam. Kapasitas pompa yang digunakan, pemanfaatan mesin penggerak, pola pengaturan air, lama pemompaan, penggunaan air secara bergilir merupakan hal penunjang keberhasilan pertanian dengan menggunakan sumur pompa.
2.8.
Pendanaan Dalam Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa Untuk keberlangsungan kegiatan pertanian, maka petani yang masuk
dalam organisasi subak harus memiliki sumber-sumber pendanaan yang cukup, anggota subak harus memiliki kemampuan yang baik dalam menggalang dana bagi kebutuhan kegiatan subak, dalam meningkatkan kesejahteraan petani, pemerintah memfasilitasi adanya wadah ekonomi bagi kepentingan anggota subak.
2.9.
Efektivitas Pengelolaan Irigasi Untuk mengukur efektivitas subak, teori yang digunakan adalah Devas
(1989), yang menyatakan bahwa efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan atau dapat juga dikatakan merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan dan prosedur dari organisasi. Menurut Komaruddin (dalam Suyasa, 2010) mendefinisikan efektivitas
21
sebagai berikut:”Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan atau kegagalan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu”. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa ”Efektivitas adalah pencapaian sasaran yang berkaitan dengan tujuan yang telah ditetapkan”. Efektivitas juga berhubungan dengan derajat keberhasilan suatu operasi pada sektor publik sehingga kegiatan dikatakan efektif jika kegiatan tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap kemampuan menyediakan pelayanan masyarakat yang merupakan sasaran yang telah ditentukan. Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuantujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif. Menurut Supranto (dalam Suyasa, 2010), dalam perhitungan efektivitas digunakan skor (skala Likert), apabila skor semakin besar dapat dikatakan bahwa pengelolaan semakin efektif, demikian pula sebaliknya semakin kecil skor hasilnya menunjukkan pengelolaan semakin tidak efektif. (Supranto, 2003) Menurut pengukuran efektivitas merupakan salah satu indikator kinerja bagi pelaksanaan suatu kegiatan yang telah ditetapkan untuk menyajikan informasi tentang seberapa besar pencapaian sasaran atas target. Menurut Cambel J. P (dalam Suyasa, 2010), pengukuran efektivitas secara
22
umum dan yang paling menonjol adalah : a. Keberhasilan program b. Keberhasilan sasaran c. Kepuasan terhadap program d. Tingkat input dan output e. Pencapaian tujuan menyeluruh Dari
pengukuran
efektivitas
tersebut,
dapat
dilakukan
beberapa
pendekatan dalam pengukuran efektivitas, antara lain : 1. Pendekatan sasaran (Goal Approach) Menurut Price (dalam Suyasa, 2010) pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai. Pendekatan sasaran dalam pengukuran efektivitas dimulai dengan identifikasi sasaran organisasi dan mengukur tingkatan keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran tersebut. Sasaran yang penting diperhatikan dalam pengukuran efektivitas dengan pendekatan ini adalah sasaran yang realistis untuk memberikan hasil maksimal berdasarakan
sasaran
resmi
“Official
Goal”
dengan
memperhatikan
permasalahan yang ditimbulkannya, dengan memusatkan perhatian terhadap aspek output yaitu dengan mengukur keberhasilan program dalam mencapai tingkat output yang direncanakan. Dengan demikian, pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana organisasi atau lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai. 2. Pendekatan Sumber (System Resource Approach)
23
Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkannya. Suatu lembaga harus dapat memperoleh berbagai macam sumber dan juga memelihara keadaan dan sistem agar dapat menjadi efektif. Pendekatan ini didasarkan pada teori mengenai keterbukaan sistem suatu lembaga terhadap lingkungannya, karena lembaga mempunyai hubungan yang merata dalam lingkungannya dimana dari lingkungan diperoleh sumbersumber yang terdapat pada lingkungan seringkai bersifat langka dan bernilai tinggi. 3. Pendekatan Proses (Internal Process Approach) Pendekatan proses menganggap sebagai efisiensi dan kondisi kesehatan dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif, proses internal berjalan dengan lancer dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara terkoordinasi. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan melainkan memusatkan perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber yang dimiliki lembaga, yang menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan lembaga.
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN
3.1
Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai pola tata
tanam serta efektivitas pengelolaan air tanah untuk kebutuhan irigasi subak di Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana dengan metode Deskriptif Kualitatif yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran secara sistematis. Alur pemikiran yang logis dan sistematis diharapkan dapat mencapai sasaran penelitian yang ditetapkan. Untuk mencapai tujuan penelitian ini dimulai dari data sekunder berupa data subak. Sumber air berupa sumur bor dan kebijakan pemerintah selanjutnya dilakukan dengan pencarian data primer berupa kuisioner dari masing - masing subak, baik kecukupan airnya, jaringan irigasi air tanah, organisasi dan kepemilikan lahan yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai pola tanam dan efektivitas pengelolaan air.
3.2
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan pada daerah lahan pertanian pemakai sumur
pompa maupun air permukaan di kecamatan Negara kabupaten Jembrana.
24
25
3.3
Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi dan Sampel Menurut Sugitono (dalam Suyasa, 2010), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Mustafa (dalam Suyasa, 2010), populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Sampel merupakan sebagian atau bertindak sebagai perwakilan dari populasi sehingga hasil penelitian yang berhasil diperoleh dari sampel dapat digeneralisasikan pada populasi. Populasi sasaran dalam penelitian ini terdiri dari unsur organisasi subak yang terdapat di kecamatan Negara yang memanfaatkan air permukaan yang mendapat suplesi dari air tanah (sumur pompa).
3.3.2 Ukuran Sampel Terkait dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui efektivitas pengelolaan air tanah dalam memenuhi kebutuhan air irigasi permukaan di Kecamatan Negara, maka sampel diambil dari unsur organisasi subak. Selain data primer tersebut data-data pendukung berupa data sekunder seperti data peraturanperaturan dan kebijakan tentang subak dan pengelolaan sumber daya air yang diperlukan, akan dikumpulkan dari instansi teknis terkait dengan kepustakaan. Teknik pengambilan sampel dari unsur organisasi subak yaitu organisasi subak yang memanfaatkan air tanah dan air permukaan dilakukan dengan teknik
26
purposive sampling. Teknik Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling
juga disebut judgmental sampling, yaitu pengambilan sampel
berdasarkan “penilaian” (judgment) peneliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas (memenuhi persyaratan) untuk dijadikan sampel. Oleh karenanya agar tidak sangat subjektif, peneliti harus punya latar belakang pengetahuan tertentu mengenai sampel dimaksud (tentu juga populasinya) agar benar-benar bisa mendapatkan sampel yang sesuai dengan persyaratan atau tujuan penelitian (memperoleh
data
yang
akurat)
(http://portal-
statistik.blogspot.com/2014/02/teknik-pengambilan-sampel-dengan-metode.html).
3.3.3 Jenis dan Sumber Data a. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Data kuantitatif yaitu data dalam bentuk angka seperti: luas daerah layanan, jumlah subak dan jumlah anggota subak 2) Data kualitatif
yaitu data yang berupa pernyataan responden dan
pertanyaan yang diberikan dalam bentuk kuisioner b. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dengan teknik Brain Storming, wawancara dan diskusi dengan pihak responden yang terlibat dalam pengelolaan jaringan irigasi. Selanjutnya diadakan penyebaran kuesioner dengan dipandu pada saat pengisiannya, sehingga diperoleh penilaian dari responden terhadap efektivitas
27
pengelolaan jaringan irigasi, pola tanam dan pengelolaan sumber air untuk kebutuhan irigasi. 2) Data Sekunder Data Sekunder diperoleh dari pihak lain atau dari laporan-laporan dan penelitian yang telah ada, dan yang ada relevansinya dengan masalah yang dibahas, data sumur bor yang ada di kecamatan Negara, jumlah subak yang ada di kecamatan Negara, serta data dari beberapa instansi pemerintah terkait antara lain Kantor Dinas Pekerjaan Umum, Kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten.
3.3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kuisioner/ angket Dalam pengumpulan data dipergunakan daftar kuisioner yang disebar kepada seluruh responden dengan tujuan memperoleh data tentang Sumber Daya Manusia, Organisasi Subak, pendanaan, sarana dan prasarana. 2. Observasi Observasi langsung yaitu dengan pengamatan langsung ke lapangan untuk mengetahui secara langsung mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan Efektivitas Pengelolaan Irigasi Dengan Sumur Pompa Guna Meningkatkan Pola Tanam di Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana.
28
3.4
Identifikasi Variabel Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka
variabel dapat dibedakan menjadi: a. Variabel bebas (variabel Independen) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (variabel devenden). b. Variabel terikat (variabel devenden) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai pengelolaan irigasi dan menurut PP No. 20 / 2006 untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan irigasi yang efisien dan efektif serta dapat memberikan manfaat sebesar – besarnya kepada
masyarakat
petani,
pengelolaan
irigasi
dilaksanakan
dengan
mengoptimalkan pemanfaatan air permukaan dan air bawah tanah secara terpadu. Maka perlu kiranya dilakukan identifikasi variabel terikat (Dependent Variable) yaitu efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa maupun variabel bebas (Independent Variable) yaitu : 1) Sumber Daya Manusia, 2) Organisasi, 3) Operasional
dan Pemeliharaan Genset, Pompa dan Kelengkapannya, 4)
Pendanaan. Identifikasi terhadap variabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Efektivitas Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa Guna Meningkatkan Pola Tanam a) Pemahaman terhadap pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas Jaringan Irigasi Air Tanah oleh para anggota subak
29
b) Koordinasi antar unsur subak dalam menjalankan kepentingan pengelolaan sistem jaringan irigasi air tanah c) Pemanfaatan air tanah (sumur bor) dalam memenuhi kebutuhan irigasi d) Pengaturan penggunaan air pada masing – masing petak lahan anggota subak e) Kebutuhan bahan bakar genset untuk mengairi lahan f) Penanggulangan kerusakan pada jaringan perpipaan pada jaringan irigasi air tanah g) Koordinasi dengan pihak pemerintah dalam penanggulangan kerusakan pada genset dan pompa h) Kemampuan organisasi untuk penggalangan dana i) Kesuksesan dalam pencapaian rencana pola tanam dengan adanya sumur pompa j) Pertimbangan ekonomi dan kemampuan petani setempat dalam pemilihan pola tanam dengan adanya sumur pompa k) Kepastian jadwal tanam dengan adanya sumur pompa dengan adanya sumur pompa
2. Sumber Daya Manusia a) Tingkat pendidikan, b) Tingkat pengetahuan dan keterampilan bidang operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana irigasi sumur pompa,
30
c) Kemampuan personal dalam memanfaatkan potensi d) Penunjang organisasi dan personalia (gaji operasional pompa, honor pengurusan) P3A.
3. Organisasi Subak meliputi : a) Kelengkapan unsur organisasi subak b) Kelengkapan tupoksi masing-masing unsur organisasi subak c) Efektifitas koordinasi antar unsur subak d) Efektifitas koordinasi subak dengan unsur pemerintah e) Ikut aktif dalam pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan irigasi sumur pompa 4. Operasional dan Pemeliharaan Pompa, Genset dan Kelengkapannya : a) Kapasitas pompa yang dipakai dengan ketersediaan air b) Pemanfaatan Mesin penggerak pompa (Genset) c) Pengaturan penggunaan air pada masing – masing petak lahan anggota subak d) Lamanya pemompaan air untuk mengairi lahan anggota subak e) Kebutuhan bahan bakar mesin penggerak (Genset) untuk menaikkan air dan mengairi lahan f) Penanggulangan kerusakan pada jaringan perpipaan pada jaringan irigasi air tanah g) Koordinasi dengan pihak pemerintah dalam penanggulangan kerusakan pada genset dan pompa
31
5. Pendanaan a) Ketersediaan sumber-sumber pendanaan b) Kecukupan anggaran dalam operasional sarana dan prasarana c) Kemampuan organisasi untuk penggalangan dana d) Iuran pembelian air masing – masing anggota subak e) Biaya pengadaan pompa dan mesin baru setelah umur ekonomis habis
3.4.1 Definisi Operasional Variabel Secara lebih jelas, variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dirinci sesuai dengan masalah yang dikaji adalah sebagai berikut : 3.4.1.1. Variabel Terikat (Dependen Variable) 1. Efektifitas
diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian
tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut adalah benar atau efektif. 2. Pengelolaan atau manajemen adalah suatu metode atau teknik atau proses untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara sistematik dan efektif melalui perencanaan
(Planning),
pengorganisasian
(Organizing),
pelaksanaan
(Actuating) dan pengawasan (Controlling) dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efisien.
32
Mengacu pada definisi operasional variabel, berikut dirumuskan kisikisi instrument penelitian dengan deskripsi yang menekankan pada efektivitas pengelolaan irigasi, dengan operasional variabel penelitian sebagai berikut: Adapun indikator yang dinilai dalam pencapaian efektivitas pengelolaan sumur bor guna meningkatkan pola tanam adalah sebagai berikut : a) Pemahaman terhadap pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas Jaringan Irigasi Air Tanah oleh para anggota subak b) Koordinasi antar unsur subak dalam menjalankan kepentingan pengelolaan sistem jaringan irigasi air tanah c) Pemanfaatan air tanah (sumur bor) dalam memenuhi kebutuhan irigasi d) Pengaturan penggunaan air pada masing – masing petak lahan anggota subak e) Kebutuhan bahan bakar genset untuk mengairi lahan f) Penanggulangan kerusakan pada jaringan perpipaan pada jaringan irigasi air tanah g) Koordinasi dengan pihak pemerintah dalam penanggulangan kerusakan pada genset dan pompa h) Kemampuan organisasi untuk penggalangan dana i) Kesuksesan dalam pencapaian rencana pola tanam dengan adanya sumur pompa j) Pertimbangan ekonomi dan kemampuan petani setempat dalam pemilihan pola tanam dengan adanya sumur pompa k) Kepastian jadwal tanam dengan adanya sumur pompa
33
3.4.1.2. Variabel Bebas (Independent Variable) Variabel bebas ini diambil berdasarkan penelitian terdahulu sebagai acuan dan dikembangkan oleh penulis sesuai dengan tinjauan dilapangan.
3.4.1.2.1 Variabel Sumber Daya Manusia Untuk meningkatkan kinerja subak, perlu adanya kemampuan personil dalam memanfaatkan potensi, anggota subak mampu memanfaatkan secara optimal fasilitas jaringan irigasi permukaan maupun air tanah, memiliki pemahaman yang memadai terhadap proses tata kelola penggunaan air dan meningkatkan kemampuan anggota subak terhadap intensitas tanam, guna meningkatkan hasil produksi pertanian. Indikator yang dinilai adalah: a. Kemampuan pemanfaatan potensi pada masing – masing anggota subak b. Pemahaman terhadap pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas Jaringan Irigasi Air Tanah oleh para anggota subak c. Pemahaman anggota subak dalam memanfaatkan sumur pompa d. Sarana dan prasarana untuk menunjang organisasi dan personalia (gaji operator pompa)
3.4.1.2.2 Variabel Organisasi Subak Organisasi subak merupakan petani pemakai air yang bersifat religius dan berkembang terus sebagai organisasi penguasa tanah dalam bidang pengaturan air untuk persawahan dari suatu sumber air di dalam suatu daerah yang telah disepakati dan terlibat langsung dalam operasi dan pemeliharaan jaringan
34
irigasi, dan susunan organisasi subak sudah mempunyai tugas sesuai dengan tupoksi masing-masing. Organisasi subak pada dasarnya adalah satu organisasi kemasyarakatan yang bersifat tradisional yang dibuat untuk mengatur air dari sumbernya untuk mengairi satu daerah pertanian (Norken, 2004). Indikator yang dinilai adalah : a. Kelengkapan unsur organisasi subak b. Koordinasi pendistribusian air antar anggota subak pemilik lahan c. Koordinasi antar unsur subak dalam menjalankan kepentingan pengelolaan sistem jaringan irigasi air tanah d. Koordinasi antara unsur subak dengan pemerintah e. Keterlibatan anggota dalam pengelolaan dan perbaikan fisik jaringan irigasi air tanah
3.4.1.2.3 Operasional dan Pemeliharaan Pompa, Genset dan Kelengkapannya Dalam meningkatkan perekonomian daerah setempat, operasional dan pemeliharaan pompa, genset dan kelengkapannya sangat berpengaruh untuk mencapai keberhasilan peningkatan pola tanam. Indikator yang ditinjau dalam dalam hal ini antara lain : a) Kapasitas pompa yang dipakai dengan air yang dihasilkan hingga mencapai lahan pertanian terjauh b) Pemanfaatan mesin penggerak pompa (Genset) c) Pengaturan penggunaan air pada masing – masing petak lahan anggota subak d) Lamanya pemompaan air untuk mengairi lahan anggota subak
35
e) Kebutuhan bahan bakar genset untuk menaikkan air dan mengairi lahan f) Penanggulangan kerusakan pada jaringan perpipaan pada jaringan irigasi air tanah g) Koordinasi dengan pihak pemerintah dalam penanggulangan kerusakan pada genset dan pompa
3.4.1.2.4 Pendanaan Untuk keberlangsungan operasional organisasi, subak harus memiliki sumber-sumber pendanaan yang cukup, anggota subak harus memiliki kemampuan yang baik dalam menggalang dana bagi kebutuhan kegiatan subak, dalam meningkatkan kesejahteraan petani, pemerintah memfasilitasi adanya wadah ekonomi bagi kepentingan anggota. Indikator yang dinilai adalah : a) Ketersediaan sumber-sumber pendanaan b) Kecukupan anggaran dalam operasional organisasi c) Kemampuan organisasi untuk penggalangan dana d) Iuran pembelian air untuk masing – masing anggota subak e) Biaya pengadaan pompa dan genset baru setelah umur ekonomis habis
3.4.2 Skala Pengukuran Parameter yang diteliti dalam penulisan ini adalah efektivitas pengelolaan Irigasi sumur pompa guna meningkatkan pola tanam, dalam hal ini efektivitas pelayanannya diukur dari pencapaian layanan jaringan terhadap tingkat intensitas tanam yang diinginkan. Skala pengukuran yang akan dipakai dalam penelitian ini
36
adalah Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan Skala Likert, maka dimensi dijabarkan menjadi variabel kemudian variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Bentuk kuesioner ini adalah semi tertutup yaitu sebagian berupa pertanyaan tertutup yang jawabannya harus dipilih responden berdasarkan pilihan yang disediakan. Skala yang digunakan untuk mengukur tingkat penilaian responden petani dalam pengelolaan air tanah dengan sistem subak berupa metode scoring data menurut Likert yang berupa skala ordinal, menyangkut skala 1 sampai dengan 5 yaitu:
3.5
a. Sangat efektif
=5
b. Efektif
=4
c. Cukup efektif
=3
d. Tidak efektif
=2
e. Sangat tidak efektif
=1
Uji Instrumen Penelitian
3.5.1 Uji Validitas Menurut Lerbin R (dalam Suyasa, 2010) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan suatu alat ukur, sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang
37
diteliti secara tepat. Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah setiap skor butir, dengan rumus Pearson Moment adalah :
r
hitung
n XiYi Xi Yi
n. Xi
2
Xi . n. Yi 2 Yi 2
2
Dimana : rhitung
= Koefisien korelasi
Xi
= Jumlah skor item
Yi
= Jumlah skor total (seluruh item)
n
= Jumlah responden
Selanjutnya, dihitung dengan Uji-t dengan rumus :
t hitung
r n2 1 r2
Dimana : t
= Nilai t hitung
r
= Koefisien korelasi hasil
n
= Jumlah responden
rhiutng
Distribusi (Tabel t) untuk tingkat kesalahan 5% dan derajat kebebasan (dk = n-2) Kaedah Keputusan : jika t hitung > t tabel berarti valid, sebaliknya jika t hitung < t tabel berarti tidak valid. Menurut Umar (2004 : 127) validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang inti atau arti sebenarnya yang diukur. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang
38
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Menurut
Sudarmanto
(2005
:
84)
validitas
dapat
dilakukan
dengan
mengkorelasikan antar skor item instrumen dengan skor total seluruh item pertanyaan. Batas minimum dianggap memenuhi syarat validitas apabila r = 0,3. Jadi untuk memenuhi syarat validitas, maka butir pertanyaan atau pernyataan dalam penelitian harus memiliki koefisien korelasi > 0,3. Apabila korelasi antara butir skor dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir pertanyaan atau pernyataan dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid Untuk menghitung tingkat validitasnya dilakukan dengan menggunakan alat bantu program SPSS 19 for windows, sehingga dapat diketahui nilai dari kuesioner pada setiap variabel bebas. Suatu instrument dikatakan valid apabila memiliki korelasi antara butir dengan skor total dalam instrumen tersebut lebih besar dari 0,300 dengan tingkat kesalahan 5 persen.
3.5.2 Uji Reliabilitas Selanjutnya terhadap skor jawaban tiap item dilakukan uji reliabilitas dengan tujuan menunjukkan sejauh mana pengukuran itu memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama mengenai kemantapan, keandalan/stabilitas dan keadaan tidak berubah dalam waktu pengamatan pertama dan selanjutnya. Menurut Umar (2004 : 126) reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran dimana pengujiannya dapat dilakukan secara internal, yaitu pengujian dengan menganalisis konsistensi butir- butir yang ada. Menurut
39
Nunnaly dalam Ghozali (2006
: 42) Variabel dikatakan reliable jika nilai
Cronbach Alpha > 0,6. Uji reliabel dilakukan secara eksternal dengan test-retest yaitu dengan cara mencobakan instrument yang sama dua kali pada responden yang sama dalam waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien positif dan signifikan maka instrument tersebut dinyatakan reliable. Pengukuran reliabilitas instrument dalam penelitian ini menggunakan SPSS for windows dilihat dari koefisien Alfa Cronbach. Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah 0,60. hal ini dapat dikatakan reliabel.
3.5.3 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, residu dari persamaan regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan statistic Kolmogorov – Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan K-S yang tersedia dalam program SPSS 17.00 For Windows. Kriteria yang digunakan dalam tes ini adalah dengan membandingkan Antara tingkat signifikansi yang didapat dengan tingkat alpha yang digunakan, dimana data tersebut dikatakan berdistribusi normal bila sig > alpha (Ghozali, 2006:115).
40
3.5.4 Uji Heterokesdasitas Uji heteokesdasitas dilakukan untuk mengetahui bahwa pada model regresi terjadi ketidaksamaan varian. Untuk mendetksi ada atau tidaknya heterokesdasitas diguanakn metode Glejser. Model ini dilakukan dengan meregresikan nilai absolute ei dengan varian bebas. Jika tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap variable terikat (nilai absolute ei) maka tidak ada heteroksedasitas (Ghozali, 2006:108).
3.5.5 Uji Multikolinieritas Menurut Sudarmanto (2005:136) uji multikolinieritas dimaksudkan untuk membuktikan
atau
menguji
ada
atau
tidaknya
hubungan
yang
linier
(multikolinieritas) Antara variabel bebas (Independen) satu dengan variabel bebas lain. Menurut Nugroho (2005:58) sebagai pedoman untuk mengetahui antara variabel bebas satu dengan variabel bebas lain tidak terjadi multikolinieritas jika mempunyai VIF (Varian Inflatation Factor) kurang dari 10 dan angka Tolerance lebih dari 0,1.
3.6
Teknik Analisa Data
3.6.1 Analisis deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik responden dan mendeskripsikan masing-masing variabel penelitian yaitu 1) Sumber Daya Manusia, 2) Organisasi, 3) Operasional dan Pemeliharaan Genset, Pompa dan Kelengkapannya, 4) Pendanaan.
41
Agar penelitian yang dilakukan dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan maka hendaknya melalui suatu alur pemikiran yang logis dan sistematis. Kerangka penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
3.6.2 Analisis Signifikasi Koefisien Regresi Untuk mengetahui diterima atau tidaknya variabel yang diajukan, dapat dilakukan dengan uji signifikansi koefisien regresi.
3.6.2.1 Uji Signifikansi Koefisien Regresi secara simultan Untuk melihat signifikan tidaknya pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat, langkah-langkah pengujiannya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Merumuskan hipotesis 0 : 1 2 3 4 5 6 0
Artinya, tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari seluruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel terikat (Y). Hi : Minimal salah satu dari i 0 dimana i = (1,2,........,5,6) Artinya, terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. 2. Menentukan taraf nyata yaitu α = 0.05 3. Statistik uji dan daerah kritis seperti gambar 3.1
42
f(2)
2 tabel Sumber: Nata Wirawan, 2002
Gambar 3.1 Pengujian Variabel Pengaruh Simultan 4. Menghitung statistik uji berdasarkan initial -2 log Likehood rasio (χ2) (Imam Ghozali,2005) 5. Menarik kesimpulan/keputusan pengujian
3.6.2.2 Uji signifikansi koefisien regresi secara parsial Untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas
secara parsial (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel terikatnya (Y),
digunakan uji t. Langkah- langkah pengujian berikut ini dilakukan menguji satu per satu variabel bebas (sumber daya manusia, organisasi subak, operasional dan pemeliharaan genset, pompa dan kelengkapannya, dan pedanaan) terhadap variabel terikat (efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa) (Nata Wirawan,2002). 1. Merumuskan hipotesis H0 : βi = 0 Artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dimana (i=1,2,3,4,5,6)
43
Hi : βi > 0 Artinya ada pengaruh positif yang signifikan secara parsial dari masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikat. 2. Menentukan nilai t tabel tingkat signifikan α = 0.05 dengan derajat kebebasan dk = n-k dimana n adalah jumlah observasi, k adalah jumlah variabel (Sugiyono, 2004). 3. Statistik Uji dan Daerah Kritis Statistik uji dan daerah kritis disesuikan dengan arah pengujian hipotesis yang dipergunakan (uji satu sisi kiri atau uji sisi kanan). Bila pengujiannya menggunakan uji satu sisi kanan maka dapat dgambarkan seperti
Daerah Penolakan H0
Daerah Penerimaan H0
0
t tabel
Sumber: Nata Wirawan,2002
Gambar 3.2 Pengujian Hipotesis Pengaruh Parsial 4. Menghitung statistik uji Nilai statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh parsial variabel bebas terhadap variabel terikat adalah Wald statistik. Nilai statistik Wald koefisien regresi sebuah variabel bebas dihitung dengan rumus sebagai berikut (Imam Ghozali,2005). Wald = (/s.e )2
44
Nilai statitik Wald adalah nilai kuadrat dari statistik t hitung Selanjutnya nilai t hitung dapat dicari dengan rumus berikut. t Waldstatistic
5. Menarik kesimpulan / mengambil keputusan pengujian a. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak, artinya variabel bebas yang diuji secara parsial mempunyai pengaruh yang bermakna atau signifikan terhadap variabel terikat. b. Jika
thitung < ttabel maka H0 diterima, artinya variabel bebas yang diuji
secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang bermakna atau signifikan terhadap variabel terikat.
45
Ide Ide Latar Belakang dan Permasalahan
Kajian Pustaka
Pengumpulan Data
Data Sekunder - Data Sumur Bor - Jumlah Anggota Subak - Peraturan Mengenai Jaringan Irigasi Air anah
Data Primer - Hasil Quisioner
Tabulasi Data Uji Valididitas Instrumen Uji Reliabilitas Instrumen Analisa Deskriptif dan Kualitatif
Interprestasi Hasil Analisa
Pembahasan
Simpulan dan Saran
Gambar 3.3 Kerangka Penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Gambaran Umum Daerah Penelitian Daerah Jembrana bagian tengah dan barat merupakan daerah yang
mengalami keterbatasan air permukaan, maka dari itu warga subak mengusulkan pemanfaatan air tanah untuk menunjang kegiatan pertaniannya sehingga dapat bercocok tanam sepanjang tahun. Kecamatan Negara terdiri dari 20 (Dua Puluh) desa, berdasarkan usulan subak dan data sumur bor PPK Pendayagunaan Air Tanah SNVT Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Bali – Penida terdapat beberapa desa yang lahan pertaniannya mendapat suplesi dari sumur pompa Antara lain desa Baler Bale Agung, Baluk, Banyu Biru, Kaliakah dan Tegal Badeng.
4.1.1 Subak – Subak yang Menjadi Lokasi Penelitian Jaringan irigasi air tanah yaitu jaringan irigasi yang merupakan bagian dari suatu daerah irigasi. Lahan pertanian pada jaringan irigasi air tanah adalah lahan yang saat musim kemarau tidak dapat dialiri oleh air permukaan dan lahan yang tidak bisa dialiri oleh air permukaan sama sekali. Adapun subak yang memanfaatkan sumur pompa di kecamatan Negara kabupaten Jembrana antara lain:
46
47
Tabel 4.1 Subak dengan suplesi sumur pompa di kecamatan Negara Kab. Jembrana No
Kode Sumur
Desa
Nama Subak
1
BBA. 110
Baler Bale Agung
Subak Tegal Wangi
2
T. 60
Baluk
Subak Jati
3
T. 61
Baluk
Subak Baluk Rening
4
T. 62
Baluk
Subak Rening
5
JW. 12
Baluk
Subak Kali Kembar
6
JW. 22
Baluk
Subak Abian Batu Sari
7
JW. 23
Baluk
Subak Dharma Sato Nadi
8
KLH. 84
Baluk
Subak Pangkung Liplip
9
KLH. 85
Baluk
Subak Tegal Jati
10
BBR. 86
Banyubiru
Subak Yeh Anakan
11
T. 63
Kaliakah
Subak Abian Carang Sari
12
T. 68
Kaliakah
Subak Kaliakah
13
T. 69
Kaliakah
Subak Peh
14
T. 32
Tegal Badeng
Subak Tirta Wadi
15
T. 35
Tegal Badeng
Subak Tirta Wadi
16
T. 36
Tegal Badeng
Subak Tirta Wadi
17
T. 38
Tegal Badeng
Subak Abian Mekar Sari
18
T. 39
Tegal Badeng
Subak Kudewa
19
T. 40
Tegal Badeng
Subak Pemaket Awen
20
T. 41
Tegal Badeng
Subak Pemaket Awen
21
T. 48
Tegal Badeng
22
T. 49
Tegal Badeng
Keterangan
Subak Pemaket Awen Barat Subak Pemaket Awen Timur
Sumber: PPK Pendayagunaan Air Tanah SNVT Pelaksanaan Jaringan PemanfaatanAir Bali - Penida
48
Gambar 4.1 Peta Lokasi Penelitian
49
Gambar 4.2 Skema Jaringan Irigasi Air Tanah
50
4.2
Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen utama yang dipergunakan dalam pengumpulan data dan
informasi guna menjawab pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Uji Validitas dan Realibilias ini dilakukan guna mengetahui validitas, keakuratan data, dan dapat merepresentasikan komunitas yang ditinjau. Sehingga data kuisioner yang telah disebar diuji validitas dan realibilitasnya dengan menggunakan program SPSS Versi 17.0.
4.2.1 Uji Validitas Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang inti atau arti sebenarnya yang diukur. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Tabel 4.2 Hasil uji validitas No 1 2 3 4 5
Variabel Efektivitas Pengelolaan Irigasi Dengan Sumur Pompa Sumber Daya Manusia Organisasi Subak Operasional dan Pemeliharaan Pendanaan
Koefisien Korelasi
Keterangan
0.773 - 0.942
Valid
0.854 - 0.942 0.849 - 0.849
Valid Valid
0.781 - 0.930
Valid
0.791 - 0.917
Valid
Sumber: Hasil analisis
Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan pada masing – masing variabel memiliki koefisien korelasi > 0,3. Jadi dapat disimpulkan
51
bahwa seluruh butir pertanyaan dalam penelitian telah memenuhi syarat validitas data.
4.2.2 Uji Realibilitas Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian, atau keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Data yang reliabel diperoleh dari hasil pengukuran suatu alat yang mampu menunjukkan adanya konsistensi atas hasil – hasilnya ketika mengukur gejala yang sama. Suatu instrumen yang reliabel adalah jika memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,6. Hasil uji realibiitas disajikan pada Tabel 4.34 dibawah ini.
Tabel 4.3 Hasil uji reabilitas No 1 2 3 4 5
Variabel Efektivitas Pengelolaan Irigasi Dengan Sumur Pompa Sumber Daya Manusia Organisasi Subak Operasional dan Pemeliharaan Pendanaan
Cronbach Alpha
Keterangan
0.972
Reliabel
0.906 0.945 0.939
Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel
0.914
Sumber: Hasil analisis
4.3
Analisis Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Analisis variabel bebas (sumber daya manusia, organisasi subak,
operasional
dan
pemeliharaan,
dan
pendanaan)
ini
dilakukan
dengan
menggunakan model uji regresi linear berganda. Sebelum menguji dan menganalisis data, perlu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik ini digunakan agar model regresi dapat dijadikan alat estimasi jika telah memenuhi
52
persyaratan BLUE (Best Linear Unbiased Estimation) yakni tidak terdapat multikolinearitas, autokorelasi, heteroskedastisitas dan data berdistribusi normal. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut.
4.3.1 Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukankan untuk mengetahui apakah ada hubungan linier diantara variabel – variabel bebas dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel – variabel bebasnya.
Tabel 4.4 Hasil uji multikolinieritas Collinerity Statistics No
Variabel
1
Sumber Daya Manusia
0.528
1.894
Memenuhi
2
Organisasi Subak Operasional dan Pemeliharaan
0.651
1.535
Memenuhi
0.573
1.746
Memenuhi
Pendanaan
0.572
1.750
Memenuhi
3 4
Tolerance Nilai VIF
Keterangan
Sumber: Hasil analisis
Berdasarkan hasil regresi di atas maka nilai VIF (variance inflation factor) untuk sumber daya manusia (X1), organisasi subak (X2), operasional dan pemeliharaan (X3), pendanaan (X4) lebih kecil dari 10 begitu pula dengan nilai tolerance yang lebih besar dari 0,10. Jadi dapat disimpulkan bahwa model uji memenuhi asumsi multikolinearitas
53
4.3.2 Uji normalitas Uji normalitas bertujuan mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan menggunakan uji One - Sample Kolmogorov Smirnov. Berdasarkan Tabel 4.36 hasil uji menunjukkan nilai Kolgomorov-Smirnov Z sebesar 0,472 dengan Asymp. Sig. sebesar 0,979. Karena nilai Asymp. Sig. lebih besar dari alpha ( = 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa model uji regresi linear berganda telah memenuhi asumsi normalitas data.
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Unstandardized Residual 66 .0000000 3.87223003 0.058 0.058 -0.052 0.472 0.979
Sumber: Hasil analisis
4.3.3 Uji Heterokesdasitas Uji heterokedastisitas dilakukan untuk mengetahui variasi variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Model Glejser digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas digunakan. Hasil uji heteroskedastisitas tersaji dalam Tabel berikut.
54
Tabel 4.6 Hasil uji Heterokesdasitas Variabel
No
t
Sig.
Keterangan
1
Sumber daya manusia
0.599
0.552
2
Organisasi subak
0.420
0.676
Memenuhi Memenuhi
3
Operasional dan pemeliharaan
0.159
0.874
Memenuhi
4
Pendanaan
0.400
0.691
Memenuhi
Sumber: Hasil analisis
Berdasarkan Tabel hasil uji heterokesdatisitas diketahui bahwa variabel bebas mempunyai nilai signifikasi lebih besar dari alpha ( = 0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa tidak ada gejala heteroskedastisitas pada model regresi dalam penelitian ini.
4.3.4 Hasil Penelitian 4.3.4.1 Analisis Statistik Data Penelitian Analisis statistik terhadap variabel tersaji dalam tabel- tabel berikut :
4.3.4.1.1 Analisis Statistik Variabel Sumber Daya Manusia Analisis statistik variabel sumber daya manusia merupakan tinjauan variabel bebas mengenai kinerja subak berdasarkan kemampuan personil dalam memanfaatkan fasilitas jaringan irigasi permukaan maupun air tanah, memiliki pemahaman yang memadai terhadap proses tata kelola penggunaan air dan meningkatkan kemampuan anggota subak terhadap intensitas tanam, guna meningkatkan hasil produksi pertanian.
55
Tabel 4.7 Analisis deskriptif variabel sumber daya manusia X1.1 N
Valid Missing
Mean Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum
X1.2
X1.3
.4
66
66
66
66
0
0
0
0
4.2121 4.1061 4.2424 4.0758 5.00 5.00 5.00 5.00 .98473 1.06884 .89547 .89975 2.00 2.00 2.00 2.00 5.00 5.00 5.00 5.00 278.00 271.00 280.00 269.00
Sumber : Hasil analisis
Adapun deskripsi mengenai masing – masing indikator variabel sumber daya manusia adalah sebagai berikut :
Tabel 4.8 Deskripsi Data Penelitian X1.1 Frequency Percent
Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2.00
5
7.6
7.6
7.6
3.00
11
16.7
16.7
24.2
4.00
15
22.7
22.7
47.0
5.00
35
53.0
53.0
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari Tabel 4.8 diatas, untuk indikator tingkat pendidikan, dari 66 responden, 53,0% menyatakan sangat efektif, 22,7% menyatakan efektif, 16,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 7,6% menyatakan tidak efektif untuk pertanyaan kemampuan pemanfaatan potensi pada masing – masing anggota subak mampu meningkatkan kinerja subak dalam memanfaatkan fasilitas jaringan irigasi air tanah.
56
60,00%
53,00%
50,00% 40,00% 30,00%
16,70%
20,00%
22,70% 7,60%
10,00% 0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
0,00% Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.3 Deskripsi Indikator Variabel X1.1 Sumber Daya Manusia
Tabel 4.9 Deskripsi Data Penelitian X1.2 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
8
12.1
12.1
12.1
3.00
10
15.2
15.2
27.3
4.00
15
22.7
22.7
50.0
5.00
33
50.0
50.0
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari Tabel 4.9 diatas, untuk indikator tingkat pengetahuan dan keterampilan bidang operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana irigasi sumur pompa, dari 66 responden, 50,0% menyatakan sangat efektif, 22,7% menyatakan efektif, 15,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 12,1% menyatakan tidak efektif mengenai pemahaman terhadap pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas jaringan irigasi air tanah oleh para anggota subak.
57
60,00% 50,00%
50,00%
40,00% 22,70%
30,00%
15,20%
20,00%
12,10%
10,00%
0,00%
0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.4 Deskripsi Indikator Variabel X1.2 Sumber Daya Manusia
Tabel 4.10 Deskripsi Data Penelitian X1.3 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 2.00
2
3.0
3.0
3.0
3.00
14
21.2
21.2
24.2
4.00
16
24.2
24.2
48.5
5.00
34
51.5
51.5
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari Tabel 4.10 diatas, untuk indikator kemampuan personal dalam memanfaatkan potensi, dari 66 responden, 51,5% menyatakan sangat efektif, 24,2% menyatakan efektif, 21,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 3,0% menyatakan tidak efektif memanfaatkan sumur pompa.
mengenai
pemahaman anggota
subak dalam
58
60,00%
51,50%
50,00% 40,00%
24,20%
30,00%
21,20%
20,00% 10,00%
3,00%
0,00%
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Gambar 4.5 Deskripsi Indikator Variabel X1.3 Sumber Daya Manusia
Tabel 4.11 Deskripsi Data Penelitian X1.4 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid
2.00
2
3.0
3.0
3.0
3.00
18
27.3
27.3
30.3
4.00
19
28.8
28.8
59.1
5.00
27
40.9
40.9
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk indikator penunjang organisasi dan personalia (gaji operasional pompa, honor pengurusan) P3A, dari 66 responden, 40,9% menyatakan sangat efektif, 28,8% menyatakan efektif, 27,3% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 3,0% menyatakan tidak efektif mengenai sarana dan prasarana untuk menunjang organisasi dan personalia (gaji operator pompa) guna.
59
40,90%
45,00% 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
28,80%
27,30%
3,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
0% Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.6 Deskripsi Indikator Variabel X1.4 Sumber Daya Manusia
4.3.4.1.2 Analisis Statistik Variabel Organisasi Subak Analisis statistik variabel organisasi subak merupakan tinjauan mengenai kelengkapan dan keberlangsungan organisasi subak pada masing – masing lokasi penelitian.
Tabel 4.12 Analisis deskriptif variabel organisasi subak X2.1 N
Valid Missing
Mean Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum
66
X2.2 66
X2.3 66
X2.4 66
X2.5 66
0 0 0 0 0 4.0303 4.0303 4.2273 4.1364 3.9697 4.00 5.00 5.00 5.00 4.00a .91095 1.06655 .94128 .90955 .94413 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 266.00 266.00 279.00 273.00 262.00
Sumber : Hasil analisis
Adapun deskripsi mengenai masing – masing indikator variabel sumber daya manusia adalah sebagai berikut :
60
Tabel 4.13 Deskripsi Data Penelitian X2.1 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
5
7.6
7.6
7.6
3.00
11
16.7
16.7
24.2
4.00
27
40.9
40.9
65.2
5.00
23
34.8
34.8
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk indikator kelengkapan unsur organisasi subak, dari 66 responden, 34,8% menyatakan sangat efektif, 40,9% menyatakan efektif, 16,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 7,6% menyatakan tidak efektif mengenai kelengkapan unsur organisasi subak berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa. 45,00% 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
38,40%
40,90%
16,70% 7,60% 0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.7 Deskripsi Indikator Variabel X2.1 Organisasi Subak
61
Tabel 4.14 Deskripsi Data Penelitian X2.2 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
8
12.1
12.1
12.1
3.00
12
18.2
18.2
30.3
4.00
16
24.2
24.2
54.5
5.00
30
45.5
45.5
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk indikator kelengkapan tupoksi masing-masing unsur organisasi subak, dari 66 responden, 45,5% menyatakan sangat efektif, 24,2% menyatakan efektif, 18,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 12,1% menyatakan tidak efektif bahwa koordinasi pendistribusian air antar anggota subak pemilik lahan berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa. 50,00%
45,50%
40,00% 24,20%
30,00% 20,00%
18,20%
12,10%
10,00%
0%
0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.8 Deskripsi Indikator Variabel X2.2 Organisasi Subak
62
Tabel 4.15 Deskripsi Data Penelitian X2.3 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
4
6.1
6.1
6.1
3.00
11
16.7
16.7
22.7
4.00
17
25.8
25.8
48.5
5.00
34
51.5
51.5
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk indikator efektifitas koordinasi antar unsur subak, dari 66 responden, 45,5% menyatakan sangat efektif, 24,2% menyatakan efektif, 18,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 12,1% menyatakan tidak efektif bahwa koordinasi antar unsur subak dalam menjalankan kepentingan pengelolaan sistem jaringan irigasi air tanah berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa. 50,00%
45,50%
40,00% 24,20%
30,00% 20,00%
18,20%
12,10%
10,00%
0,00%
0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.9 Deskripsi Indikator Variabel X2.3 Organisasi Subak
63
Tabel 4.16 Deskripsi Data Penelitian X2.4 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
4
6.1
6.1
6.1
3.00
11
16.7
16.7
22.7
4.00
23
34.8
34.8
57.6
5.00
28
42.4
42.4
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk indikator efektifitas koordinasi subak dengan unsur pemerintah, dari 66 responden, 42,4% menyatakan sangat efektif, 34,8% menyatakan efektif, 16,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 6,1% menyatakan tidak efektif bahwa koordinasi subak dengan unsur pemerintah berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa. 45,00% 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
42,20% 34,80% 16,70% 6,10%
Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
0,00% Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.10 Deskripsi Indikator Variabel X2.4 Organisasi Subak
64
Tabel 4.17 Deskripsi Data Penelitian X2.5 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
5
7.6
7.6
7.6
3.00
15
22.7
22.7
30.3
4.00
23
34.8
34.8
65.2
5.00
23
34.8
34.8
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk indikator ikut aktif dalam pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan irigasi sumur pompa, dari 66 responden, 34,8% menyatakan sangat efektif, 34,8% menyatakan efektif, 22,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 7,6% menyatakan tidak efektif bahwa keikutsertaan anngota subak dalam pelaksanaan Operasi dan Pemeliharaan irigasi sumur pompa berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa. 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
34,80%
34,80% 22,70% 7,60% 0,00%
Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.11 Deskripsi Indikator Variabel X2.5 Organisasi Subak
4.3.4.1.3 Analisis statistik variabel operasional dan pemeliharaan pompa, genset dan kelengkapannya Analisis statistik variabel operasional dan pemeliharaan pompa, genset dan kelengkapannya merupakan tinjauan variabel bebas mengenai pemanfaatan
65
pompa, genset dan kelengkapannya dalam meningkatkan kemampuan anggota subak terhadap intensitas tanam, guna meningkatkan hasil produksi pertanian.
Tabel 4.18 Analisis desktiptif variabel operasional dan pemeliharaan X3.1 N
X3.2
X3.3
X3.4
X3.5
X3.6
X3.7
Valid
66
66
66
66
66
66
66
Missing
0
0
0
0
0
0
0
Mean Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum
4.2576 3.9242 4.0909 5.00 4.00 4.00 1.02748 .91669 .87226 2.00 2.00 2.00 5.00 5.00 5.00 281.00 259.00 270.00
4.1667 3.9697 4.0000 4.0606 5.00 5.00 5.00 5.00 .93781 .97617 1.03775 .99040 2.00 2.00 2.00 2.00 5.00 5.00 5.00 5.00 275.00 262.00 264.00 268.00
Sumber : Hasil analisis
Adapun deskripsi mengenai masing – masing indikator variabel sumber daya manusia adalah sebagai berikut :
Tabel 4.19 Deskripsi Data Penelitian X3.1 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
7
10.6
10.6
10.6
3.00
7
10.6
10.6
21.2
4.00
14
21.2
21.2
42.4
5.00
38
57.6
57.6
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk indikator kapasitas pompa yang dipakai dengan ketersediaan air, dari 66 responden, 57,6% menyatakan sangat efektif, 21,2% menyatakan efektif, 10,6% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 10,6% menyatakan tidak efektif dimana kapasitas pompa yang dipakai dengan air yang
66
dihasilkan hingga mencapai lahan pertanian terjauh berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa. 70,00% 60,00% 50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00%
57,60%
21,20% 10,60%
10,60% 0,00%
Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.12 Deskripsi Indikator Variabel X3.1 Operasional dan Pemeliharaan
Tabel 4.20 Deskripsi Data Penelitian X3.2 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
4
6.1
6.1
6.1
3.00
18
27.3
27.3
33.3
4.00
23
34.8
34.8
68.2
5.00
21
31.8
31.8
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk pemanfaatan mesin penggerak pompa (Genset), dari 66 responden, 31,8% menyatakan sangat efektif, 34,8% menyatakan efektif, 27,3% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 6,1% menyatakan tidak efektif dimana Pemanfaatan Mesin penggerak pompa (Genset) berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa.
67
40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
31,80%
34,80% 27,30%
6,10% 0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.13 Deskripsi Indikator Variabel X3.2 Operasional dan Pemeliharaan
Tabel 4.21 Deskripsi Data Penelitian X3.3 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
3
4.5
4.5
4.5
3.00
13
19.7
19.7
24.2
4.00
25
37.9
37.9
62.1
5.00
25
37.9
37.9
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk pengaturan penggunaan air pada masing – masing petak lahan anggota subak, dari 66 responden, 37,9% menyatakan sangat efektif, 37,9% menyatakan efektif, 19,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 4,5% menyatakan tidak efektif dimana pengaturan penggunaan air pada masing – masing petak lahan anggota subak berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa.
68
40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
37,90%
37,90%
19,70% 4,50% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
0,00% Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.14 Deskripsi Indikator Variabel X3.3 Operasional dan Pemeliharaan
Tabel 4.22 Deskripsi Data Penelitian X3.4 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
5
7.6
7.6
7.6
3.00
9
13.6
13.6
21.2
4.00
22
33.3
33.3
54.5
5.00
30
45.5
45.5
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk lamanya pemompaan air untuk mengairi lahan anggota subak, dari 66 responden, 45,5% menyatakan sangat efektif, 33,3% menyatakan efektif, 13,6% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 7,6% menyatakan sangat tidak efektif dimana lamanya pemompaan air untuk mengair lahan anggota subak berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa.
69
50,00%
45,50%
40,00%
33,30%
30,00% 20,00%
13,60%
10,00%
7,60% 0,00%
0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.15 Deskripsi Indikator Variabel X3.4 Operasional dan Pemeliharaan
Tabel 4.23 Deskripsi Data Penelitian X3.5 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
6
9.1
9.1
9.1
3.00
14
21.2
21.2
30.3
4.00
22
33.3
33.3
63.6
5.00
24
36.4
36.4
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk kebutuhan bahan bakar genset untuk menaikkan air dan mengairi lahan, dari 66 responden, 36,4% menyatakan sangat efektif, 33,3% menyatakan efektif, 21,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 9,1% menyatakan tidak efektif dimana kebutuhan bahan bakar genset untuk menaikkan air dan mengairi lahan berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa.
70
40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
36,40%
33,30% 21,20% 9,10% 0,00%
Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.16 Deskripsi Indikator Variabel X3.5 Operasional dan Pemeliharaan
Tabel 4.24 Deskripsi Data Penelitian X3.6 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
8
12.1
12.1
12.1
3.00
11
16.7
16.7
28.8
4.00
20
30.3
30.3
59.1
5.00
27
40.9
40.9
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk penanggulangan kerusakan pada jaringan perpipaan pada jaringan irigasi air tanah, dari 66 responden, 40,9% menyatakan sangat efektif, 30,3% menyatakan efektif, 16,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 12,1% menyatakan tidak efektif dimana penanggulangan kerusakan pada jaringan perpipaan pada jaringan irigasi air tanah berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa.
71
45,00% 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
40,90% 30,30% 16,70%
12,10% 0,00%
Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.17 Deskripsi Indikator Variabel X3.6 Operasional dan Pemeliharaan
Tabel 4.25 Deskripsi Data Penelitian X3.7 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
6
9.1
9.1
9.1
3.00
12
18.2
18.2
27.3
4.00
20
30.3
30.3
57.6
5.00
28
42.4
42.4
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk koordinasi dengan pihak pemerintah dalam penanggulangan kerusakan pada genset dan pompa, dari 66 responden, 42,4% menyatakan sangat efektif, 30,3% menyatakan efektif, 18,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 9,1% menyatakan tidak efektif dimana koordinasi dengan pihak pemerintah dalam penanggulangan kerusakan pada genset dan pompa berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa.
72
45,00% 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
42,40% 30,30% 18,20% 9,10% 0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.18 Deskripsi Indikator Variabel X3.7 Operasional dan Pemeliharaan
4.3.4.1.4 Analisis Statistik Variabel Pendanaan Analisis statistik variabel pendanaan merupakan tinjauan variabel bebas mengenai sumber dana dan kemampuan penggalangan dana sehingga operasional organisasi dapat berlangsung dengan optimal sehingga kegiatan bercocok tanam dapat berlanjut.
Tabel 4.26 Analisis deskriptif variabel pendanaan X4.1 N
Valid Missing
Mean Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum
66 0 4.2576 5.00 .98153 2.00 5.00 281.00
X4.2
X4.3
66
66
X4.4 66
X4.5 66
0 0 0 0 4.1970 4.1515 4.1515 4.0152 5.00 5.00 5.00 5.00 1.05568 1.09884 1.01136 1.04502 2.00 2.00 2.00 2.00 5.00 5.00 5.00 5.00 277.00 274.00 274.00 265.00
Sumber : Hasil analisis
Adapun deskripsi mengenai masing – masing indikator variabel sumber daya manusia adalah sebagai berikut :
73
Tabel 4.27 Deskripsi Data Penelitian X4.1 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
6
9.1
9.1
9.1
3.00
7
10.6
10.6
19.7
4.00
17
25.8
25.8
45.5
5.00
36
54.5
54.5
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk ketersediaan sumber-sumber pendanaan, dari 66 responden, 54,5% menyatakan sangat efektif, 25,8% menyatakan efektif, 10,6% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 9,1% menyatakan tidak efektif dimana ketersediaan sumber-sumber pendanaan berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa. 60,00%
54,50%
50,00% 40,00%
25,80%
30,00% 20,00%
10,60%
10,00%
9,10% 0,00%
0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.19 Deskripsi Indikator Variabel X4.1 Pendanaan Tabel 4.28 Deskripsi Data Penelitian X4.2 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
7
10.6
10.6
10.6
3.00
10
15.2
15.2
25.8
4.00
12
18.2
18.2
43.9
5.00
37
56.1
56.1
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
74
Dari tabel diatas, untuk kecukupan anggaran dalam operasional sarana dan prasarana, dari 66 responden, 56,1% menyatakan sangat efektif, 18,2% menyatakan efektif, 15,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 10,6% menyatakan tidak efektif dimana kecukupan anggaran dalam operasional sarana dan prasarana berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa. 60,00%
56,10%
50,00% 40,00% 30,00%
18,20%
20,00%
15,20%
10,00%
10,60% 0,00%
0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.20 Deskripsi Indikator Variabel X4.2 Pendanaan
Tabel 4.29 Deskripsi Data Penelitian X4.3 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
9
13.6
13.6
13.6
3.00
8
12.1
12.1
25.8
4.00
13
19.7
19.7
45.5
5.00
36
54.5
54.5
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk kemampuan organisasi untuk penggalangan dana, dari 66 responden, 54,5% menyatakan sangat efektif, 19,7% menyatakan efektif, 12,1% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 13,6% menyatakan tidak efektif dimana kemampuan organisasi untuk penggalangan dana berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa.
75
60,00%
54,50%
50,00% 40,00% 30,00%
19,70%
20,00%
12,10%
13,60%
10,00%
0,00%
0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.21 Deskripsi Indikator Variabel X4.3 Pendanaan
Tabel 4.30 Deskripsi Data Penelitian X4.4 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
6
9.1
9.1
9.1
3.00
11
16.7
16.7
25.8
4.00
16
24.2
24.2
50.0
5.00
33
50.0
50.0
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk iuran pembelian air masing – masing anggota subak, dari 66 responden, 50,0% menyatakan sangat efektif, 24,2% menyatakan efektif, 16,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 9,1% menyatakan tidak efektif dimana iuran pembelian air masing – masing anggota subak berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa.
76
60,00% 50,00%
50,00%
40,00%
24,20%
30,00% 20,00%
16,70%
10,00%
9,10% 0,00%
0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.22 Deskripsi Indikator Variabel X4.4 Pendanaan
Tabel 4.31 Deskripsi Data Penelitian X4.5 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
8
12.1
12.1
12.1
3.00
11
16.7
16.7
28.8
4.00
19
28.8
28.8
57.6
5.00
28
42.4
42.4
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk biaya pengadaan pompa dan mesin baru setelah umur ekonomis habis, dari 66 responden, 42,4% menyatakan sangat efektif, 28,8% menyatakan efektif, 16,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 12,1% menyatakan sangat tidak efektif dimana iuran pembelian air masing – masing anggota subak berpengaruh pada efektivitas pengelolaan irigasi sumur pompa.
77
42,40%
45,00% 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
28,80% 16,70%
12,10% 0,00%
Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.23 Deskripsi Indikator Variabel X4.5 Pendanaan
4.3.4.1.5 Analisis Statistik Variabel Efektivitas Pengelolaan Sumur Pompa Guna Meningkatkan Pola Tanam Analisis statistik variabel efektivitas pengelolaan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam merupakan tinjauan variabel terikat mengenai pencapaian efektivitas pengelolaan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam .
Tabel 4.32 Analisis deskriptif variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa Y.1 N
Valid Missing
Mean Mode Std. Deviation Minimum Maximum Sum
66
Y.2
Y.3 66
66
Y.4 66
Y.5 66
Y.6 66
Y.7 66
Y.8 66
0 0 0 0 0 0 0 0 4.1364 4.2424 4.0909 4.0758 4.1061 4.0000 4.1364 4.0455 5.00 5.00 4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 .97486 1.00859 .85444 .88249 .99427 .99228 .97486 .99895 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 273.00 280.00 270.00 269.00 271.00 264.00 273.00 267.00
78
Y.9 N
Valid
Y.10
66
Missing Mean Ode Std. Deviation Minimum Maximum Sum
0 4.0152 5.00 1.1023 4 2.00 5.00 265.00
66
Y.11 66
0 0 4.2121 4.1061 5.00 5.00 .96898 1.0247 5 2.00 2.00 5.00 5.00 278.00 271.00
Sumber : Hasil analisis
Adapun deskripsi mengenai masing – masing indikator variabel sumber daya manusia adalah sebagai berikut :
Tabel 4.33 Deskripsi Data Penelitian Y.1 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
6
9.1
9.1
9.1
3.00
9
13.6
13.6
22.7
4.00
21
31.8
31.8
54.5
5.00
30
45.5
45.5
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk indikator pemahaman terhadap pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas Jaringan Irigasi Air Tanah oleh para anggota subak pada variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden 45,5% menyatakan sangat efektif, 31,8% menyatakan efektif, 13,6% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 9,1% menyatakan tidak efektif.
79
50,00%
45,50%
40,00%
31,80%
30,00% 20,00%
13,60%
10,00%
9,10% 0,00%
0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.24 Deskripsi Indikator Variabel Y.1
Tabel 4.34 Deskripsi Data Penelitian Y.2 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
6
9.1
9.1
9.1
3.00
9
13.6
13.6
22.7
4.00
14
21.2
21.2
43.9
5.00
37
56.1
56.1
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk indikator Koordinasi antar unsur subak dalam menjalankan kepentingan pengelolaan sistem jaringan irigasi air tanah pada variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden 56,1% menyatakan sangat efektif, 21,2% menyatakan efektif, 13,6% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 9,1% menyatakan tidak efektif.
80
60,00%
56,10%
50,00% 40,00% 30,00%
21,20%
20,00%
13,60%
10,00%
9,10% 0,00%
0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.25 Deskripsi Indikator Variabel Y.2
Tabel 4.35 Deskripsi Data Penelitian Y.3 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
3
4.5
4.5
4.5
3.00
12
18.2
18.2
22.7
4.00
27
40.9
40.9
63.6
5.00
24
36.4
36.4
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk indikator pemanfaatan air tanah (sumur bor) dalam memenuhi kebutuhan irigasi pada variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden
36,4% menyatakan sangat efektif, 40,9%
menyatakan efektif, 18,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 4,5% menyatakan tidak efektif.
81
45,00% 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
36,40%
40,90%
18,20% 4,50% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
0,00% Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.26 Deskripsi Indikator Variabel Y.3
Tabel 4.36 Deskripsi Data Penelitian Y.4 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
3
4.5
4.5
4.5
3.00
14
21.2
21.2
25.8
4.00
24
36.4
36.4
62.1
5.00
25
37.9
37.9
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk indikator pengaturan penggunaan air pada masing – masing petak lahan anggota subak pada variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden
37,9% menyatakan sangat efektif,
36,4% menyatakan efektif, 21,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 4,5% menyatakan tidak efektif.
82
40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
37,90%
36,40% 21,20%
4,50% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
0,00% Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.27 Deskripsi Indikator Variabel Y.4
Tabel 4.37 Deskripsi Data Penelitian Y.5 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
7
10.6
10.6
10.6
3.00
8
12.1
12.1
22.7
4.00
22
33.3
33.3
56.1
5.00
29
43.9
43.9
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk indikator penanggulangan kerusakan pada jaringan perpipaan pada jaringan irigasi air tanah pada variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden 43,9% menyatakan sangat efektif, 33,3% menyatakan efektif, 12,1% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 10,6% menyatakan tidak efektif.
83
50,00%
43,90%
40,00%
33,30%
30,00% 20,00%
12,10%
10,00%
10,60% 0,00%
0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.28 Deskripsi Indikator Variabel Y.5
Tabel 4.38 Deskripsi Data Penelitian Y.6 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
7
10.6
10.6
10.6
3.00
11
16.7
16.7
27.3
4.00
23
34.8
34.8
62.1
5.00
25
37.9
37.9
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk indikator penanggulangan kerusakan pada jaringan perpipaan pada jaringan irigasi air tanah pada variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden 37,9% menyatakan sangat efektif, 34,8% menyatakan efektif, 16,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 10,6% menyatakan tidak efektif.
84
40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
37,90%
34,80%
16,70% 10,60% 0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.29 Deskripsi Indikator Variabel Y.6
Tabel 4.39 Deskripsi Data Penelitian Y.7 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
5
7.6
7.6
7.6
3.00
12
18.2
18.2
25.8
4.00
18
27.3
27.3
53.0
5.00
31
47.0
47.0
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk indikator koordinasi dengan pihak pemerintah dalam penanggulangan kerusakan pada genset dan pompa pada variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden 47,0% menyatakan sangat efektif, 27,3% menyatakan efektif, 18,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 7,6% menyatakan tidak efektif.
85
50,00%
47,00%
40,00%
27,30%
30,00%
18,20%
20,00%
7,60%
10,00%
0,00%
0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.30 Deskripsi Indikator Variabel Y.7
Tabel 4.40 Deskripsi Data Penelitian Y.8 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
6
9.1
9.1
9.1
3.00
13
19.7
19.7
28.8
4.00
19
28.8
28.8
57.6
5.00
28
42.4
42.4
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk indikator kemampuan organisasi untuk penggalangan dana pada variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden 42,4% menyatakan sangat efektif, 28,8% menyatakan efektif, 19,7% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 9,1% menyatakan tidak efektif.
86
45,00% 40,00% 35,00% 30,00% 25,00% 20,00% 15,00% 10,00% 5,00% 0,00%
42,40% 28,80% 19,70% 9,10% 0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.31 Deskripsi Indikator Variabel Y.8
Tabel 4.41 Deskripsi Data Penelitian Y.9 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
9
13.6
13.6
13.6
3.00
12
18.2
18.2
31.8
4.00
14
21.2
21.2
53.0
5.00
31
47.0
47.0
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk indikator kesuksesan dalam pencapaian rencana pola tanam dengan adanya sumur pompa pada variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden 47,0% menyatakan sangat efektif, 21,2% menyatakan efektif, 18,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 13,6% menyatakan tidak efektif.
87
50,00%
47,00%
40,00% 30,00%
21,20%
20,00%
18,20%
13,60%
10,00%
0,00%
0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.32 Deskripsi Indikator Variabel Y.9
Tabel 4.42 Deskripsi Data Penelitian Y.10 Frequency Valid
Percent Valid Percent Cumulative Percent
2.00
5
7.6
7.6
7.6
3.00
10
15.2
15.2
22.7
4.00
17
25.8
25.8
48.5
5.00
34
51.5
51.5
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, untuk indikator Pertimbangan ekonomi dan kemampuan petani setempat dalam pemilihan pola tanam dengan adanya sumur pompa pada variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden 51,5% menyatakan sangat efektif, 25,8% menyatakan efektif, 15,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 7,6% menyatakan tidak efektif.
88
60,00%
51,50%
50,00% 40,00%
25,80%
30,00%
15,20%
20,00% 10,00%
7,60%
0,00% Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
0,00% Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.33 Deskripsi Indikator Variabel Y.10
Tabel 4.43 Deskripsi Data Penelitian Y.11 Frequency Valid
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
7
10.6
10.6
10.6
3.00
10
15.2
15.2
25.8
4.00
18
27.3
27.3
53.0
5.00
31
47.0
47.0
100.0
Total
66
100.0
100.0
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas diatas, untuk indikator Kepastian jadwal tanam dengan adanya sumur pompa dengan adanya sumur pompa pada variabel efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa, dari 66 responden 47,0% menyatakan sangat efektif, 27,3% menyatakan efektif, 15,2% menyatakan cukup efektif, dan sisanya 10,6% menyatakan sangat tidak efektif.
89
50,00% 40,00% 30,00% 20,00% 10,00% 0,00%
47,00% 27,30% 15,20%
10,60% 0,00%
Sangat Efektif
Efektif
Cukup Efektif
Tidak Efektif
Sangat Tidak Efektif
Gambar 4.34 Deskripsi Indikator Variabel Y.11
4.3.5
Persamaan Regresi Linier Berganda Model uji regresi berganda dalam penelitian ini telah memenuhi syarat
BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) hal ini ditunjukkan oleh hasil uji asumsi klasik yang memenuhi syarat Hasil uji telah memenuhi seluruh asumsi klasik. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda dengan menggunakan alat bantu program SPSS versi 17.0. Model analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh signifikan dari sumber daya manusia, organisasi subak, operasional dan pemelihaaraan dan pendanaan dalam efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa di kecamatan Negara kabupaten Jembrana. Hasil analisis regresi dapat dilihat pada tabel 4.75 berikut. Tabel 4.44 Hasil analisis regresi linier berganda secara simultan Model 1
R .912a
R Square .831
Adjusted R Square .820
Std. Error of the Estimate 3.99717
a. Predictors: (Constant), Pendanaan, Organisasi Subak, Operasional dan Pemeliharaan, Sumber daya manusia
90
Tabel 4.45 Hasil analisis regresi linier berganda secara parsial Unstandarized Coefficients B Std. Error
Model
Standarized Coefficients Beta
t
Sig.
-1.777
.081
(Constant)
4.103
2.309
Sumber daya manusia
0.597
0.195
0.2217
3.061
.003
Organisasi subak
0.619
0.139
0.2896
4.440
000
Operasional dan pemeliharaan
0.462
0.111
0.2902
4.172
000
Pendanaan
0.716
0.150
0.3323
4.773
000
a.
Dependent Variable: Efektivitas Pengelolaan
Sumber : Hasil analisis
Dari tabel diatas, dapat dilihat nilai sig t hitung pada masing – masing variabel bebas < α (α : 0,005). Hal ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh signifikan secara parsial dari masing - masing variabel bebas (X) pada variabel terikat (Y). dimana disyaratkan sig t-hitung< α (α : 0,005).
4.4
Sumber
Daya
Manusia,
Organisasi
Subak,
Operasional
dan
Pemeliharaan dan Pendanaan Besaran variabel bebas (sumber daya manusia, organisasi subak, operasional dan pemeliharaan dan pendanaan) dalam efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana diukur dengan menggunakan nilai Adjust R Square. Dari hasil analisis didapat nilai R Square sebesar 0,831. Dan dari nilai Adjust R Square menunjukkan bahwa sumber daya manusia, organisasi subak, operasional dan pemeliharaan dan pendanaan berperan sebesar 0.82 atau 82% dalam menunjang efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola
91
tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana, sedangkan 18% dipengaruhi oleh variabel lain yang beluk masuk dalam penelitian. Peran dominan dari masing – masing variabel bebas diukur dengan Standardarized Coefficient Beta. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel dominan dari variabel bebas (sumber daya manusia, organisasi subak, operasional dan pemeliharaan dan pendanaan) dalam efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana. Adapun hasil analisis dari Standarized Coefficient Beta ditabelkan sebagai berikut.
Tabel 4.46 Hasil analisis Standardized Coefficient Beta Variabel
Standardized Coefficients Beta
thitung
0.3323 0.2896 0.2902 0.2217
4.773 4.440 4.172 3.061
Pendanaan Organisasi Subak Operasional dan Pemeliharaan Sumber daya manusia a.
Dependent Variable: Efektivitas Pengelolaan
Sumber : Hasil analisis
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa variabel bebas dengan nilai absolut Standarized Cofficient Beta tertinggi adalah pendanaan. Jadi, pendanaan merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara, kabupaten Jembrana dibandingkan variabel sumber daya manusia, organisasi subak, dan operasional dan perawatan.
0,2896
0,2902
Operasional dan Peme;iharaan
0,3323
Pendanaan
0,2217
Sumber Daya Manusia
0,3500 0,3000 0,2500 0,2000 0,1500 0,1000 0,0500 0,0000
Organisasi Subak
92
Gambar 4.35 Pengaruh Dominan Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat
4.5
Uji Pengaruh Variabel
4.5.1 Uji Pengaruh Secara Simultan (Uji F) Tahapan analisisnya adalah sebagai berikut. a.
Menentukan tingkat keyakinan 95 % (α) = 0,05, derajat bebas (df) = (k-1) ; (n-k) = (4;61), maka nilai Ftabel adalah sebesar 2,53 (Lampiran 12)
b.
Kriteria pengujian H0 diterima bila Fhitung ≤ Ftabel (2,53) H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel (2.53)
c.
Besarnya Fhitung diperoleh dari hasil regresi dengan bantuan komputer program SPSS versi 17.0. Nilai Fhitung yang dihasilkan adalah sebesar 74,974 dengan signifikansi 0,000.
93
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
(2,53 ; 74,974)
Gambar 4.36 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji F untuk variabel sumber daya manusia, organisasi subak, operasional dan pemeliharaan, dan pendanaan
d.
Penarikan simpulan Dari analisa di atas dapat diketahui bahwa Fhitung = 74,974 dan nilai Ftabel dengan tingkat keyakinan 95% dan α = 0,05, derajat bebas (df) = (k-1) ; (n-k) = (4;61) adalah sebesar 2,53. Oleh karena Fhitung lebih besar dari Ftabel dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,05 maka variabel sumber daya manusia, organisasi subak, operasional dan pemeliharaan dan pendanaan secara serempak berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam dikecamatan Negara kabupaten Jembrana.
4.5.2 Uji Pengaruh Secara Parsial (Uji t) a.
Sumber daya manusia dalam efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana
94
Tahapan analisisnya adalah sebagai berikut. 1.
Menentukan tingkat keyakinan 95 % (α) = 0,05, derajat bebas (df) = (n-k) = 66 – 5 = 61, maka nilai ttabel adalah sebesar 1,670 (Lampiran 12)
2. Kriteria pengujian H0 diterima bila thitung ≤ ttabel (1,670) H0 ditolak bila thitung > ttabel (1,670) 3. Besarnya thitung diperoleh dari hasil regresi dengan bantuan komputer program SPSS versi 17.0. Nilai thitung yang dihasilkan adalah sebesar 3,061 dengan signifikansi 0,000.
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho (1,670 ; 3,061 ) 0 Gambar 4.37 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji t untuk
variabel sumber daya manusia
4. Penarikan simpulan Hasil uji menunjukkan nilai thitung (3,061) > ttabel (1,670) maka H0 ditolak dan Hi diterima. Ini berarti sumber daya manusia memiliki pengaruh positif dan signifikan secara parsial dalam efektivitas
95
pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana. b.
Organisasi subak dalam efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana Tahapan analisisnya adalah sebagai berikut. 1.
Menentukan tingkat keyakinan 95 % (α) = 0,05, derajat bebas (df) = (n-k) = 66 – 5 = 61, maka nilai ttabel adalah sebesar 1,670 (Lampiran 12)
2.
Kriteria pengujian H0 diterima bila thitung ≤ ttabel (1,670) H0 ditolak bila thitung > ttabel (1,670)
3.
Besarnya thitung diperoleh dari hasil regresi dengan bantuan komputer program SPSS versi 17.0. Nilai thitung yang dihasilkan adalah sebesar 4,440 dengan signifikansi 0,000.
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho (1,670 ; 4,440 ) 0 Gambar 4.38 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji t Untuk Variabel Organisasi Subak
96
4.
Penarikan simpulan Hasil uji menunjukkan nilai thitung (4,440) > ttabel (1,670) maka H0 ditolak dan Hi diterima. Ini berarti organisasi subak memiliki pengaruh positif dan signifikan secara parsial dalam efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana.
c.
Operasional dan pemeliharaan dalam efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana Tahapan analisisnya adalah sebagai berikut. 1.
Menentukan tingkat keyakinan 95 % (α) = 0,05, derajat bebas (df) = (n-k) = 66 – 5 = 61, maka nilai ttabel adalah sebesar 1,670 (Lampiran 12)
2.
Kriteria pengujian H0 diterima bila thitung ≤ ttabel (1,670) H0 ditolak bila thitung > ttabel (1,670)
3.
Besarnya thitung diperoleh dari hasil regresi dengan bantuan komputer program SPSS versi 17.0. Nilai thitung yang dihasilkan adalah sebesar 4,172 dengan signifikansi 0,000.
97
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho (1,670 ; 4,172)
0
Gambar 4.39 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji t untuk variabel operasional dan pemeliharaan 4.
Penarikan simpulan Hasil uji menunjukkan nilai thitung (4,172) > ttabel (1,670) maka H0 ditolak dan Hi diterima. Ini berarti operasional dan pemeliharaan memiliki pengaruh positif dan signifikan secara parsial dalam efektivitas
pengelolaan
irigasi
dengan
sumur
pompa
guna
meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana.
d.
Pendanaan dalam efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana Tahapan analisisnya adalah sebagai berikut. 1.
Menentukan tingkat keyakinan 95 % (α) = 0,05, derajat bebas (df) = (n-k) = 66 – 5 = 61, maka nilai ttabel adalah sebesar 1,670 (Lampiran 12)
2.
Kriteria pengujian H0 diterima bila thitung ≤ ttabel (1,670)
98
H0 ditolak bila thitung > ttabel (1,670) 3.
Besarnya thitung diperoleh dari hasil regresi dengan bantuan komputer program SPSS versi 17.0. Nilai thitung yang dihasilkan adalah sebesar 4,773 dengan signifikansi 0,000.
Daerah penolakan Ho
Daerah penerimaan Ho (1,670 ; 4,773) 0 Gambar 4.40 Daerah Pengujian Penerimaan/ Penolakan H0 dengan Uji t untuk variabel pendanaan
4.
Penarikan simpulan Hasil uji menunjukkan nilai thitung (4,773) > ttabel (1,670) maka H0 ditolak dan Hi diterima. Ini berarti pendanaan memiliki pengaruh positif dan signifikan secara parsial efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana.
Tabel 4.47 Uji Parsial antar variabel bebas (Sumber daya manusia, organisasi subak, operasional dan pemeliharaan, dan pendanaan) No
Variabel Bebas
t tabel
t hitung
Keputusan
Keterangan
1
Sumber daya manusia
1,670
3,061
H0 ditolak
berpengaruh
2
Organisasi subak
1,670
4,440
H0 ditolak
berpengaruh
3
Operasional dan pemeliharaan
1,670
4,172
H0 ditolak
berpengaruh
4
Pendanaan
1,670
4,773
H0 ditolak
berpengaruh
Sumber: Hasil analisis
0.2896
0.2902
Operasional dan Peme;iharaan
0.3323
Pendanaan
0.2217
Sumber Daya Manusia
0.3500 0.3000 0.2500 0.2000 0.1500 0.1000 0.0500 0.0000
Organisasi Subak
99
Gambar 4.41 Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat 4.6
Pembahasan Berdasarkan dari hasil analisis data yang dilakukan maka dapat dijelaskan
beberapa hal mengenai variabel terikat dan variabel bebas sebagai berikut :
4.6.1 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Secara Simultan Berdasarkan hasil analisis uji pengaruh variabel bebas (Sumber daya manusia, Organisasi Subak, Operasional dan pemeliharaan genset, pompa dan kelengkapannya, dan pendanaan) secara bersamaan terhadap efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam, didapat nilai Adjusted R Square sebesar 0.82 atau 82%. Ini berarti variabel bebas berpengaruh secara bersama – sama/ simutan terhadap efektivitas dari pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara. Adapun pengaruh variabel bebas lainnya sebesar 18% adalah pengaruh dari variabel bebas yang tidak masuk dalam penelitian.
100
4.6.2 Pengaruh Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Secara Parsial Berdasarkan hasil analisis pengaruh variabel bebas (Sumber daya manusia, Organisasi
Subak,
Operasional
dan
pemeliharaan
genset,
pompa
dan
kelengkapannya, dan pendanaan) diuji satu per satu/ parsial terhadap efektivitas dari pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam adalah sebagai berikut
4.6.2.1 Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan variabel bebas yang digunakan peneliti untuk meninjau kinerja anggota subak dalam memanfaatkan fasilitas yang terdapat pada jaringan irigasi air tanah. Berdasarkan hasil analisis didapat nilai thitung (3,061) > ttabel (1,670) maka H0 ditolak dan Hi diterima. Ini berarti sumber daya manusia memiliki pengaruh positif dan signifikan secara parsial dalam efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana. Dimana didapat nilai dari Standarized Coefficient Beta adalah sebesar 0,2217, hal ini menunjukkan bahwa sumber daya manusia memiliki kontribusi langsung terhadap efektivitas dari pengelolaan irigasi dengan sumur pompa dalam meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara. Tingkat pendidikan sangat berpengaruh dalam menunjang kinerja subak dalam memanfaatkan fasilitas yang terdapat pada jaringan irigasi air tanah. Kurang pahamnya operator dalam melaksanakan operasional dan pemeliharaan yang tercantum pada Manual Book dalam manual operasional dan pemeliharaan
101
dan pengarahan yang dilakukan oleh pihak penyedia jasa dalam mengoperasikan dan pemeliharaan genset dan pompa, seperti halnya keterlambatan dalam penngangantian oli mesin, tidak rutinnya menghidupkan genset menimbulkan kerusakan dan besarnya biaya operasional dan pemeliharaan yang seharusnya dapat dihindari.
4.6.2.2 Organisasi Subak Organisasi subak merupakan variabel bebas yang digunakan peneliti untuk meninjau pengaruh kelengkapan struktur organisasi subak dalam memanfaatkan fasilitas yang terdapat pada jaringan irigasi air tanah. Hasil analisis menunjukkan nilai thitung (4,440) > ttabel (1,670) maka H0 ditolak dan Hi diterima. Ini berarti organisasi subak memiliki pengaruh positif dan signifikan secara parsial dalam efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana. Dan nilai Standarized Coefficient Beta adalah sebesar 0,2896, hal ini menunjukkan bahwa organisasi subak memiliki kontribusi langsung terhadap efektivitas dari pengelolaan irigasi dengan sumur pompa dalam meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara. Kelengkapan struktur organisasi subak dalam memanfaatkan fasilitas yang terdapat pada jaringan irigasi air tanah berpengaruh signifikan dalam pengelolaan jaringan irigasi dengan sumur pompa. Pemanfaatan suplesi air dengan sumur pompa adalah saat pola tanam petani kedua yaitu dengan sistem Gegadon/ Kerta Gadon dimana pemanfaatan air dilakukan secara bergilir. Pemakaian air ini diatur
102
oleh juru arah subak yang dikoordinasikan dengan operator genset dan pompa. Dalam hal ini petani subak mendaftarkan diri untuk pengaliran air ke petak lahan pertaniannya. Dari daftar antrian pengamprahan air tersebut operator dan juru arah mengatur mengenai penggiliran pengaliran air. Operator genset pompa dan juru arah biasanya mengutamakan petani yang sedang bercocok tanam padi terlebih dahulu karena riskan akan gagal panen dan kualitas hasil panennya. Biasanya petani subak yang menanam padi mengamprah air sebanyak 2 kali dalam seminggu dan petani yang sedang bercocok tanam palawija mengamprah air sebanyak 1 kali dalam seminggu.
4.6.2.3 Operasional dan Pemeliharaan Genset, Pompa dan Kelengkapannya Operasional dan Pemeliharaan Pompa, Genset dan Kelengkapannya merupakan variabel bebas yang digunakan peneliti untuk meninjau pengaruh pengoperasian dan pemeliharaan pompa dan genset dalam menunjang kegiatan irigasi air tanah. Hasil analisis menunjukkan nilai thitung (4,172) > ttabel (1,670) maka H0 ditolak dan Hi diterima. Ini berarti operasional dan pemeliharaan memiliki pengaruh positif dan signifikan secara parsial dalam efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana. Dan nilai Standarized Coefficient Beta adalah sebesar 0,2902, hal ini menunjukkan bahwa operasional dan pemeliharaan genset, pompa dan kelengkapannya memiliki kontribusi langsung terhadap efektivitas dari
103
pengelolaan irigasi dengan sumur pompa dalam meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara. Operasional dan pemeliharaan genset maupun pompa bergantung pada sumber daya manusia operator. Dalam hal perawatan genset maupun pompa biasanya dari pihak penyedia jasa menyiapkan Manual Book untuk masing – masing genset maupun pompa. Manual Book ini menjelaskan mengenai cara pengoperasian pada tombol yang tersedia pada panel, kala ulang perbaikan kecil maupun besar, baik itu untuk penggantian oli, filter oli, saringan udara, dan filter solar. Kurang pahamnya operator mengenai Manual Book dan pengarahan yang dilakukan oleh pihak penyedia jasa dalam mengoperasikan dan pemeliharaan genset dan pompa maka akan menimbulkan kerusakan dan besarnya biaya operasional.
4.6.2.4 Pendanaan Pendanaan merupakan variabel bebas yang digunakan peneliti untuk meninjau pengaruh biaya - biaya dalam menunjang kegiatan irigasi air tanah. Untuk keberlangsungan operasional organisasi, subak harus memiliki sumbersumber pendanaan yang cukup, anggota subak harus memiliki kemampuan yang baik dalam menggalang dana bagi kebutuhan kegiatan subak, dalam meningkatkan kesejahteraan petani, pemerintah memfasilitasi adanya wadah ekonomi bagi kepentingan anggota.
104
Hasil analisis menunjukkan nilai thitung (4,773) > ttabel (1,670) maka H0 ditolak dan Hi diterima. Ini berarti pendanaan memiliki pengaruh positif dan signifikan secara parsial efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa guna meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara kabupaten Jembrana. Dan nilai Standarized Coefficient Beta adalah sebesar 0,3323, hal ini menunjukkan bahwa pendanaan memiliki kontribusi langsung terhadap efektivitas dari pengelolaan irigasi dengan sumur pompa dalam meningkatkan pola tanam di kecamatan Negara. Pengeloaan anggaran biaya beli air sangat berpengaruh dalam keberlangsungan kegiatan pemanfaatan air dengan sumur pompa. Biaya operasional dan pemeliharaan sudah termasuk dalam harga jual air yang telah dsetujui. Adapun cara subak mengatasi keterbatasan biaya awal pemanfaatan sumur pompa sebelum adanya kas untuk operasional dan pemeliharaan adalah dengan memanfaatkan masa serah terima pertama hingga terakhir dari penyedia jasa ke pihak pemerintah. Disana terdapat masa pemeliharan selama 1 tahun untuk genset dan pompa. Sehingga penyedia jasa wajib melaksanakan operasional dan pemeliharaan sesuai dengan yang tercantum dalam Manual Book genset dan pompa. Dari sanalah petani mengumpulkan/ menyisihkan dana dari hasil panennya untuk dijadikan kas sehingga untuk kegiatan selanjutnya bisa ditanggulangi secara mandiri oleh subak.
105
4.6.2.5 Pola Tanam Pola tanam yang diterapkan olen petani subak di kecamatan Negara adalah pola tanam bergilir, yakni menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis tanaman pada waktu berbeda diareal yang sama. Pola tata tanam dikecamatan Negara sangat bervariasi. Hal ini mengacu pada hasil pauman/ rapat krama subak. Dari hasil pauman tersebut Kelihan Subak Gede (Kelihan subak yang membawahi beberapa subak) mengambil keputusan rencana pola tanam dimasing – masing subak. Pola tanam Existing pada masing - masing subak di kecamatan Negara antara lain di desa Baler Bale Agung, Baluk, Banyu Biru dan Kaliakah memiliki kesamaan yaitu pola tanam pertama adalah menanam padi secara serempak pada saat awal musim hujan (Kertamasa), pola tanam kedua adalah dengan sistem bergilir (Kerta Gadon), dan bero/ tidak ada kegiatan pertanian pada pola tanam ketiga. Dalam kegiatan pertanian existing/ sebelum disuplesi dengan sumur pompa sering terjadi gagal panen pada pola tanam kedua (Gegadon), hal ini disebabkan oleh keterbatasan air pemukaan. Dengan dibangunnya sumur pompa maka ketakutan petani subak akan keterbatasan air permukaan mulai hilang hal ini berdampak rasa antusias dan semangat akan bercocok tanam di kecamatan Negara meningkat. Adapun peningkatan pola tanam dengan adanya sumur pompa adalah pada pola tanam kedua yaitu dengan tanaman palawija/ buah. Pada pola tanam kedua ini sudah terlihat antusia petani dengan hasil palawija yang berkualitas dan terkadang pada pola tanam ini para petani subak melakukan variasi tanaman yang dulunya palawija menjadi buah. Pada pola tanam ini air permukaan sudah mulai
106
berkurang dan sudah memanfaatkan air tanah sebagai suplesi air permukaan. Kegiatan pola tanam ini berlangsung dari bulan Desember sampai dengan Maret. Dan, untuk pola tanam ketiga petani subak memanfaatkan air tanah sebagai sumber air untuk pertanian. Tanaman pada pola tanam ini adalah palawija/ buah. Pola tanam ketiga berlangsung antara bulan Agustus sampai dengan Nopember. Sedangkan untuk desa Tegal Badeng sepenuhnya mengandalkan sumur pompa untuk melakukan kegiatan pertanian. Hal ini dikarenakan desa Tegal Badeng tidak memiliki sumber air permukaan. Pola tanam yang diterapkan pada desa ini adalah pola tanam bergilir (Gegadon) dengan menggunakan sumur pompa. Adapun pola tata tanam yang dilaksanakan didesa ini adalah palawija – palawija – buah.
Tabel 4.48 Pola tanam subak dengan sumur pompa di kecamatan Negara
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : a.
Dari hasil penelitian dilapangan terlihat peningkatan pola tanam di kecamatan Negara kecuali desa Tegal Badeng dengan pola tanam Existing/ awal adalah padi – palawija – bero, menjadi padi – palawija/ buah – palawija/ buah. Sumur pompa mulai dimanfaatkan saat pola tanam kedua dan ketiga. Desa Tegal Badeng memiliki pola tanam yang berbeda. Hal ini disebabkan desa Tegal Badeng tidak memiliki sumber air permukaan yang merupakan lahan pertanian tadah hujan, sehingga kegiatan bercocok tanam hanya mengandalkan air hujan. Pola tanam di desa Tegal Badeng adalah palawija/ buah untuk disemua pola tanamnya. Pemanfaatan air tanah pada desa ini sangatlah penting untuk menunjang dan kepastian kegiatan bercocok tanam.
b.
Berdasarkan hasil analisis didapat sumber daya manusia, organisasi subak, operasional dan pemeliharaan genset, pompa dan kelengkapannya dan pendanaan memiliki kontribusi langsung terhadap efektivitas pengelolaan irigasi dengan sumur pompa. Dari keempat hal tersebut pendanaan memiliki kontribusi langsung yang tertinggi dalam pencapaian pengelolaan irigasi dengan
sumur
pompa
serta
diikuti
107
oleh
ketiga
variabel
lainnya.
108
5.2 Saran Beberapa saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut : a.
Perlu dilakukan penelitian pemanfaatan suplesi air irigasi dengan air tanah pada lahan – lahan kering lainnya di Provinsi Bali.
b.
Perlunya pelatihan yang lebih untuk calon operator genset pompa dalam memahami manual operasional dan perawatan guna menunjang pengelolaan jaringan irigasi dengan sumur pompa.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2006. Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2006, Tentang Irigasi. Jakarta: Deputi Menteri Sekretaris Negara Bidang Perundang – Undangan Anonim, 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 32/PRT/M/2007, Tentang Operasi Dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Anonim, 2008. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008, Tentang Pengelolaan Jaringan Irigasi Anonim, 2012. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2012, Tentang Analisi Mengenai Dampak Lingkungan Hidup Badan Penelitian dan Pengembangan Puslitbang Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Kementerian PU, 2011. PedomanPemberdayaan Petani Pemakai Air dalam Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Springkler Badrul M, 2003, Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa P2AT dan Non P2AT Dalam Mendukung Usahatani Berkelanjutan, hh. 38-52 BAPPEDA dan Penanaman Modal Kabupaten Jembrana, Al. Kondisi Fisik & Lingkungan Kabupaten Jembrana http://www.jembranakab.go.idfoto_beritaskpdBab-2-Kondisi-Fisik-danLingkungan.pdf Diakses tanggal 01.01.2014 Nila, I K, 2011. Evaluasi Kelayakan Sistem Pemompaan Pada Subak Pasuar Sombang Kecamatan Melaya Kabupaten Jembrana, Universitas Ngurah Rai Denpasar Fakultas Teknik Sipil. ST Skripsi Oka, I P. 1999. Studi Operasional Pemanfaatan Air Waduk Telaga Tunjung Untuk Keperluan Irigasi Dan Air Baku Di Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. (Tugas Akhir yang tidak dipublikasikan, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, 1999) Pemanfaatan Air Saling Menunjang http://pag.bgl.esdm.go.id/siat/?q=content/penatagunaan Diakses tanggal 11.03.20114 Pemerintah Kabupaten Jembrana, 2013. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pemerintah Kabupaten Jembrana, 2011. Profil Kabupaten Jembrana Soetrisno. S, Al. (2004). Pengembangan air tanah berkelanjutan untuk irigasi di cekungan Tukad Daya Barat, Jembrana, Bali Sonia T., Miranti A. V., Yuliani N., Yunita I., Ariestin Y., (2011). Budidaya tanaman tanam dan pola tanam. Universitas Brawijaya, h 6. Suputra, I K. 2008. Efektivitas Pengelolaan Sumber Air Untuk Kebutuhan Air Irigasi Subak di Kota Denpasar. Universitas Udayana Denpasar Program Studi Manajemen Sumber Daya Air. MT Tesis. Suyasa I K, 2010. Efektivitas Pengelolaan Jaringan Irigasi Pada Daerah Aliran Tukad Yeh Ho (Studi Kasus Pada DI Caguh dan DI Gadungan Lambuk). Universitas Udayana Denpasar Program Studi Manajemen Sumber Daya Air. MT Tesis. Universitas Udayana, 2010. Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Tesis dan Desertasi. Denpasar: Universitas Udayana.
LAMPIRAN
Surat Pengantar dan Daftar Pertanyaan
Yang terhormat : Bapak/Ibu/Saudara (Responden) ………………………………… Di – Tempat
Dengan Hormat Bersama ini dimohon bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara untuk memberikan jawaban atau tanggapan atas pertanyaan berikut ini, dengan mengisi isian atau memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Jawaban Bapak/Ibu sangat dibutuhkan sehubungan dengan penelitian yang kami lakukan tentang Efektivitas Pengelolaan Sumur Pompa Guna Meningkatkan Pola Tanam (Studi Kasus : di Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana). Adapun tujuan penelitian ini hanya semata- mata untuk kepentingan penelitian. Harapan kami agar Bapak/Ibu/Saudara menjawab dengan sejujurnya untuk kelancaran penelitian ini. Demikian surat ini, terima kasih atas bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara saya ucapkan terima kasih.
Hormat kami
Peneliti
KUISIONER Efektivitas Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa Guna Meningkatkan Pola Tanam (Studi Kasus : di Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana)
Petunjuk Pengisian : o Berilah tanda silang (x) pada pilihan pernyataan yang sesuai dengan pendapat bapak/ ibu o Mohon bapak/ ibu memberikan jawaban yang sebenarnya sesuai dengan kondisi yang ada o Jawaban yang bapak/ ibu berikan kami jamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan sebatas untuk kepentingan penelitian serta tidak memberikan pengaruh negatif baik secara pribadi maupun pada perusahaan.
Y. Efektivitas Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa Guna Meningkatkan Pola Tanam 1. Bagaimana pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas Jaringan Irigasi Air Tanah oleh para anggota subak ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
2. Bagaimana koordinasi antar unsur subak dalam menjalankan kepentingan pengelolaan sistem jaringan irigasi air tanah a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
3. Bagaimana pengaturan pembagian air pada masing – masing petak lahan anggota subak ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
4. Bagaimana penggunaan bahan bakar solar genset dengan air yang dihasilkan untuk mengairi lahan ?
a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
5. Bagaimana penanggulangan kerusakan pada jaringan perpipaan pada jaringan irigasi air tanah ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
6. Bagaimana koordinasi dengan pihak pemerintah dalam penanggulangan kerusakan pada genset dan pompa ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
7. Bagaimana kemampuan organisasi untuk penggalangan dana ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
8. Bagaimana kesuksesan dalam pencapaian rencana pola tanam dengan adanya sumur pompa ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
9. Bagaimana pertimbangan ekonomi dan kemampuan petani setempat dalam pemilihan pola tanam dengan adanya sumur pompa ? a
Sangat efektif
b
Efektif
c
Cukup efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
10. Bagaimana kepastian jadwal tanam dengan adanya sumur pompa dengan adanya sumur pompa ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
11. Bagaimana kemampuan anggota subak mengenai intensitas tanam guna meningkatkan hasil produksi pertanian dengan adanya suplesi air dari sumur pompa ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
X1. Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan Irigasi Air Tanah
1. Bagaimana kemampuan anggota subak dalam pengaturan pembagian air dengan sumur pompa ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
2. Bagaimana kemampuan operator genset pompa dalam mengoperasikan dan memelihara fasilitas jaringan irigasi air tanah ? a
Sangat efektif
b
Efektif
c
Cukup efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
3. Bagaimana pemahaman anggota subak terhadap proses tata kelola pembagian air sumur pompa? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
4. Bagaimana sarana dan prasarana penunjang (gaji operasional pompa, honor kepengurusan) organisasi dan personalia dalam subak ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
X2. Organisasi Subak dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi Air Tanah 1. Bagaimana kelengkapan unsur organisasi subak dalam mengelola jaringan irigasi air tanah ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
C
Cukup efektif
2. Bagaimana koordinasi pendistribusi air antar anggota subak pemilik lahan didaerah ini ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
C
Cukup efektif
3. Bagaimana koordinasi antar unsur subak (operator genset dan juru arah) dalam mengelola sistem jaringan irigasi air tanah ?
a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
C
Cukup efektif
4. Bagaimana koordinasi antara unsur subak dengan pihak pemerintah dalam hal operasional dan pemeiharaan jaringan irigasi air tanah didaerah subak ini? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
C
Cukup efektif
5. Bagaimana keterlibatan anggota subak dalam pengelolaan dan perbaikan fisik jaringan irigasi air tanah ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
X3. Operasional dan Pemeliharaan Pompa, Genset dan Kelengkapannya 1. Bagaimana pemanfaatan solar dengan air yang dihasilkan untuk mengairi lahan petanian ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
2. Apakah pemanfaatan mesin penggerak pompa (Genset) pada sistem jaringan irigasi air tanah didaerah ini sudah efektif ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
3. Bagaimana pengaturan pembagian air dengan pada masing – masing petak lahan anggota subak ?
a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
4. Bagaimana efektivitas antara durasi pemompaan air dengan luas lahan anggota subak yang terairi ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
5. Bagaimana kebutuhan bahan bakar genset untuk menaikkan air dan mengairi lahan ? a
Sangat efektif
b
Efektif
c
Cukup efektif
d Tidak efektif e Sangat tidak efektif 6. Bagaimana penanggulangan kerusakan pada jaringan perpipaan pada jaringan irigasi air tanah ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
7. Bagaimana koordinasi antara pihak subak dan pihak pemerintah dalam penanggulangan kerusakan pada genset dan pompa ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
X4 Pendanaan dalam Pengelolaan Jaringan Irigasi Air Tanah 1. Bagaimana dengan sumber - sumber pendanaan yang dimiliki subak dalam melakukan kegiatan subak ? a
Sangat efektif
b
Efektif
c
Cukup efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
2. Bagaimana anggaran dana pendukung organisasi subak dalam melakukan operasionalnya ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
3. Bagaimana kemampuan organisai subak dalam menggalang dana bagi kebutuhan kegiatan subak ? a
Sangat efektif
b
Efektif
c
Cukup efektif
d Tidak efektif e Sangat tidak efektif 4. Bagaimana iuran yang dikenakan dalam pembelian air untuk masing – masing anggota subak ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
5. Bagaimana komitmen Pemerintah Daerah dalam menyediakan anggaran rutin tahunan bagi pelaksanaan operasionalisasi subak ? a
Sangat efektif
b
Efektif
d
Tidak efektif
e
Sangat tidak efektif
c
Cukup efektif
Lampiran 3. Uji Validitas Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas pada Variabel Efektivitas Pengelolaan Correlations Y.1 Y.1
Pearson Correlation
Y.2 1
Sig. (2-tailed) N Y.2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Y.3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Y.4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Y.5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Y.6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Y.7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Y.8
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Y.9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Y.10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Y.11
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Y
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Y.3
Y.4
Y.5
Y.6
Y.7
Y.8
.805**
.811**
.584**
.795**
.817**
.721**
.624** .000
.000
.000
.001
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.805**
1
.651**
.680**
.922**
.862**
.828**
.700**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
1
**
**
**
**
.667** .000
.000 30
30
**
**
.811
.651
.612
.672
.710
.681
.000
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.584**
.680**
.612**
1
.709**
.623**
.590**
.825**
.001
.000
.000
.000
.000
.001
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.795**
.922**
.672**
.709**
1
.847**
.841**
.711**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.817**
.862**
.710**
.623**
.847**
1
.899**
.791**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.721**
.828**
.681**
.590**
.841**
.899**
1
.749**
.000
.000
.000
.001
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.624**
.700**
.667**
.825**
.711**
.791**
.749**
1
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.791**
.808**
.766**
.669**
.816**
.902**
.782**
.757**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.707**
.882**
.716**
.783**
.859**
.819**
.835**
.769**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.782**
.770**
.758**
.533**
.792**
.859**
.893**
.710**
.000
.000
.000
.002
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.863**
.921**
.815**
.773**
.926**
.942**
.911**
.847**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
2. Uji Validitas pada Variabel Sumber Daya Manusia Correlations X1.1 X1.1
Pearson Correlation
X1.2
X1.2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X1.3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X1.4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X1
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X1.4
X1
.660**
.760**
.887**
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
.747**
1
.784**
.779**
.942**
.000
.000
.000
1
Sig. (2-tailed) N
X1.3
.747**
.000 30
30
30
30
30
.660**
.784**
1
.598**
.854**
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
.760**
.779**
.598**
1
.872**
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
.887**
.942**
.854**
.872**
1
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.000
30
3. Uji Validitas pada Variabel Organisasi Subak Correlations X2.1 X2.1
Pearson Correlation
X2.2 1
Sig. (2-tailed) N X2.2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X2.3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X2.4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X2.5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X2.3
X2.4
X2.5
X2
.828**
.746**
.677**
.901**
.919** .000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
.828**
1
.843**
.744**
.846**
.945**
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
1
**
**
.899** .000
.000 30
30
**
**
.746
.843
.790
.709
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
.677**
.744**
.790**
1
.658**
.849**
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
.901**
.846**
.709**
.658**
1
.913**
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
.919**
.945**
.899**
.849**
.913**
1
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.000
30
4. Uji Validitas pada Variabel Operasional dan Pemeliharan Genset, Pompa dan Kelengkapannya Correlations
X3.1 X3.1
Pearson Correlation
X3.2 1
Sig. (2-tailed) N X3.2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X3.3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X3.4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X3.5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X3.6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X3.7
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X3.3 **
.593
X3.4 **
.590
X3.5 **
.753
X3.6 **
.727
X3.7 **
.588
X3 **
.857**
.854
.001
.001
.000
.000
.001
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.593**
1
.510**
.651**
.557**
.684**
.760**
.781**
.004
.000
.001
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
1
**
**
**
**
.841**
.001 30
30
**
**
.590
.510
.001
.004
30
30
.753** .000
.861
.692
.658
.731
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
.651**
.861**
1
.642**
.729**
.728**
.891**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.727**
.557**
.692**
.642**
1
.685**
.801**
.857**
.000
.001
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.588**
.684**
.658**
.729**
.685**
1
.690**
.839**
.001
.000
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.854**
.760**
.731**
.728**
.801**
.690**
1
.930**
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
.857**
.781**
.841**
.891**
.857**
.839**
.930**
1
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
30
5. Uji Validitas pada Variabel Operasional dan Pemeliharan Genset, Pompa dan Kelengkapannya Correlations X4.1 X4.1
Pearson Correlation
X4.2 1
Sig. (2-tailed) N X4.2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X4.3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X4.4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X4.5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
X4.3
X4.4
X4.5
X4
.486**
.660**
.524**
.691**
.791** .000
.007
.000
.003
.000
30
30
30
30
30
30
.486**
1
.840**
.867**
.749**
.899** .000
.007
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
.660**
.840**
1
.816**
.661**
.917**
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
**
**
**
1
**
.873**
.000
.000
.524
.867
.816
.616
.003
.000
.000
30
30
30
30
30
30
.691**
.749**
.661**
.616**
1
.856**
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
30
.791**
.899**
.917**
.873**
.856**
1
.000
.000
.000
.000
.000
30
30
30
30
30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.000
30
Lampiran 4. Uji Realibilitas Instrumen Penelitian 1. Uji Reliabilitas pada Variabel Efektivitas Pengelolaan Irirgasi Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid
% 30
Excludeda Total
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.972
11
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Y.1
4.1667
.94989
30
Y.2
4.2333
1.16511
30
Y.3
4.1333
.77608
30
Y.4
4.0000
.87099
30
Y.5
4.0667
1.17248
30
Y.6
3.9333
1.08066
30
Y.7
4.1333
1.07425
30
Y.8
3.9000
.95953
30
Y.9
3.9000
1.12495
30
Y.10
4.2667
1.11211
30
Y.11
4.0000
1.11417
30
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
Y.1
40.5667
87.220
.836
.970
Y.2
40.5000
82.534
.901
.968
Y.3
40.6000
90.731
.786
.972
Y.4
40.7333
90.064
.734
.973
Y.5
40.6667
82.299
.907
.968
Y.6
40.8000
83.476
.928
.967
Y.7
40.6000
84.248
.890
.968
Y.8
40.8333
87.385
.817
.970
Y.9
40.8333
83.178
.902
.968
Y.10
40.4667
83.361
.904
.968
Y.11
40.7333
84.133
.860
.969
Scale Statistics Mean 44.7333
Variance 102.961
Std. Deviation 10.14697
N of Items 11
2. Uji Reliabilitas pada Variabel Sumber Daya Manusia Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid
30
Excludeda Total
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.906
4
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
X1.1
4.1000
.95953
30
X1.2
4.0000
1.20344
30
X1.3
4.3000
.87691
30
X1.4
3.9667
.80872
30
3.
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
X1.1
12.2667
6.892
.797
.875
X1.2
12.3667
5.482
.869
.859
X1.3
12.0667
7.444
.755
.891
X1.4
12.4000
7.628
.794
.883
Scale Statistics Mean 16.3667
Variance 11.826
Std. Deviation 3.43896
N of Items 4
3. Uji Reliabilitas pada Variabel Organisasi Subak Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid
% 30
100.0
0
.0
30
100.0
Excludeda Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.945
5 Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N
X2.1
4.0667
1.04826
30
X2.2
4.0333
1.18855
30
X2.3
4.3000
.98786
30
X2.4
4.1333
1.00801
30
X2.5
3.9667
1.09807
30
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
X2.1
16.4333
15.151
.872
.928
X2.2
16.4667
13.913
.906
.922
X2.3
16.2000
15.752
.846
.933
X2.4
16.3667
16.102
.772
.945
X2.5
16.5333
14.878
.859
.930
Scale Statistics Mean 20.5000
Variance 23.362
Std. Deviation 4.83343
N of Items 5
4. Uji Reliabilitas pada Variabel Operasional dan Pemeliharaan Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid
% 30
Excludeda Total
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
.939
7 Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N
X3.1
4.1000
1.12495
30
X3.2
3.7333
.86834
30
X3.3
4.0333
1.03335
30
X3.4
4.1333
1.04166
30
X3.5
3.8333
1.11675
30
X3.6
3.8000
1.12648
30
X3.7
3.9667
1.18855
30
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Item-Total Statistics Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
X3.1
23.5000
30.397
.798
.930
X3.2
23.8667
33.568
.719
.937
X3.3
23.5667
31.426
.782
.931
X3.4
23.4667
30.671
.850
.925
X3.5
23.7667
30.461
.799
.930
X3.6
23.8000
30.648
.773
.932
X3.7
23.6333
28.723
.897
.921
Scale Statistics Mean
Variance
27.6000
Std. Deviation
41.559
N of Items
6.44660
7
5. Uji Reliabilitas pada Variabel Pendanaan Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
Valid
% 30
Excludeda Total
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
Case Processing Summary N Cases
Valid
% 30
a
Excluded Total .914
100.0
0
.0
30
100.0
5 Item Statistics
Mean
Std. Deviation
N
X4.1
4.1667
1.14721
30
X4.2
4.1000
.95953
30
X4.3
4.2333
1.04000
30
X4.4
4.1333
.93710
30
X4.5
3.9667
.96431
30
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item Deleted
X4.1
16.4333
12.461
.654
.926
X4.2
16.5000
12.466
.840
.883
X4.3
16.3667
11.826
.862
.877
X4.4
16.4667
12.809
.803
.891
X4.5
16.6333
12.792
.776
.896
Scale Statistics Mean 20.6000
Variance 19.076
Std. Deviation 4.36759
N of Items 5
Lampiran 5. Deskripsi Data Penelitian Statistics Y.1 N
Valid
66
Missing Mean Mode
Y.2
Y.3 66
Y.4 66
Y.5 66
Y.6 66
Y.7 66
66
0
0
0
0
0
0
0
4.1364
4.2424
4.0909
4.0758
4.1061
4.0000
4.1364
5.00
5.00
4.00
5.00
5.00
5.00
5.00
.97486
1.00859
.85444
.88249
.99427
.99228
.97486
Minimum
2.00
2.00
2.00
2.00
2.00
2.00
2.00
Maximum
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
273.00
280.00
270.00
269.00
271.00
264.00
273.00
Y.8
Y.9
Std. Deviation
Sum
Statistics
N
Valid
66
Missing Mean Mode
Y.10 66
Y.11 66
X1.1 66
X1.2 66
X1.3 66
66
0
0
0
0
0
0
0
4.0455
4.0152
4.2121
4.1061
4.2121
4.1061
4.2424
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
.99895
1.10234
.96898
1.02475
.98473
1.06884
.89547
Minimum
2.00
2.00
2.00
2.00
2.00
2.00
2.00
Maximum
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
267.00
265.00
278.00
271.00
278.00
271.00
280.00
Std. Deviation
Sum
Statistics X1.4 N
Valid Missing
Mean
X2.1 66
X2.2 66
X2.3 66
X2.4 66
X2.5 66
X3.1 66
66
0
0
0
0
0
0
0
4.0758
4.0303
4.0303
4.2273
4.1364
3.9697
4.2576
5.00
4.00
5.00
5.00
5.00
4.00a
5.00
.89975
.91095
1.06655
.94128
.90955
.94413
1.02748
Minimum
2.00
2.00
2.00
2.00
2.00
2.00
2.00
Maximum
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
269.00
266.00
266.00
279.00
273.00
262.00
281.00
Mode Std. Deviation
Sum
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Statistics X3.2 N
Valid
X3.3
X3.4
X3.5
X3.6
X3.7
X4.1
66
66
66
66
66
66
0
0
0
0
0
0
0
Mean
3.9242
4.0909
4.1667
3.9697
4.0000
4.0606
4.2576
Mode
4.00
4.00a
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
.91669
.87226
.93781
.97617
1.03775
.99040
.98153
Minimum
2.00
2.00
2.00
2.00
2.00
2.00
2.00
Maximum
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
5.00
259.00
270.00
275.00
262.00
264.00
268.00
281.00
Missing
Std. Deviation
Sum
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
66
Statistics X4.2 N
Valid Missing
Mean Mode
X4.3 66
X4.4 66
X4.5 66
66
0
0
0
0
4.1970
4.1515
4.1515
4.0152
5.00
5.00
5.00
5.00
1.05568
1.09884
1.01136
1.04502
Minimum
2.00
2.00
2.00
2.00
Maximum
5.00
5.00
5.00
5.00
277.00
274.00
274.00
265.00
Std. Deviation
Sum
Frekuensi Jawaban Responden Y.1 Frequency Valid
2.00
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
6
9.1
9.1
9.1
3.00
9
13.6
13.6
22.7
4.00
21
31.8
31.8
54.5
5.00
30
45.5
45.5
100.0
Total
66
100.0
100.0
Y.2 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
6
9.1
9.1
9.1
3.00
9
13.6
13.6
22.7
4.00
14
21.2
21.2
43.9
5.00
37
56.1
56.1
100.0
Total
66
100.0
100.0
Y.3 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
3
4.5
4.5
4.5
3.00
12
18.2
18.2
22.7
4.00
27
40.9
40.9
63.6
5.00
24
36.4
36.4
100.0
Total
66
100.0
100.0
Y.4 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
3
4.5
4.5
4.5
3.00
14
21.2
21.2
25.8
4.00
24
36.4
36.4
62.1
5.00
25
37.9
37.9
100.0
Total
66
100.0
100.0
Y.5 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
7
10.6
10.6
10.6
3.00
8
12.1
12.1
22.7
4.00
22
33.3
33.3
56.1
5.00
29
43.9
43.9
100.0
Total
66
100.0
100.0
Y.6 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
7
10.6
10.6
10.6
3.00
11
16.7
16.7
27.3
4.00
23
34.8
34.8
62.1
5.00
25
37.9
37.9
100.0
Total
66
100.0
100.0
Y.7 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
5
7.6
7.6
7.6
3.00
12
18.2
18.2
25.8
4.00
18
27.3
27.3
53.0
5.00
31
47.0
47.0
100.0
Total
66
100.0
100.0
Y.8 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
6
9.1
9.1
9.1
3.00
13
19.7
19.7
28.8
4.00
19
28.8
28.8
57.6
5.00
28
42.4
42.4
100.0
Total
66
100.0
100.0
Y.9 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
9
13.6
13.6
13.6
3.00
12
18.2
18.2
31.8
4.00
14
21.2
21.2
53.0
5.00
31
47.0
47.0
100.0
Total
66
100.0
100.0
Y.10 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
5
7.6
7.6
7.6
3.00
10
15.2
15.2
22.7
4.00
17
25.8
25.8
48.5
5.00
34
51.5
51.5
100.0
Total
66
100.0
100.0
Y.11 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
7
10.6
10.6
10.6
3.00
10
15.2
15.2
25.8
4.00
18
27.3
27.3
53.0
5.00
31
47.0
47.0
100.0
Total
66
100.0
100.0
X1.1 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
5
7.6
7.6
7.6
3.00
11
16.7
16.7
24.2
4.00
15
22.7
22.7
47.0
5.00
35
53.0
53.0
100.0
Total
66
100.0
100.0
X1.2 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
8
12.1
12.1
12.1
3.00
10
15.2
15.2
27.3
4.00
15
22.7
22.7
50.0
5.00
33
50.0
50.0
100.0
Total
66
100.0
100.0
X1.3 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
2
3.0
3.0
3.0
3.00
14
21.2
21.2
24.2
4.00
16
24.2
24.2
48.5
5.00
34
51.5
51.5
100.0
Total
66
100.0
100.0
X1.4 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
2
3.0
3.0
3.0
3.00
18
27.3
27.3
30.3
4.00
19
28.8
28.8
59.1
5.00
27
40.9
40.9
100.0
Total
66
100.0
100.0
X2.1 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
5
7.6
7.6
7.6
3.00
11
16.7
16.7
24.2
4.00
27
40.9
40.9
65.2
5.00
23
34.8
34.8
100.0
Total
66
100.0
100.0
X2.2 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
8
12.1
12.1
12.1
3.00
12
18.2
18.2
30.3
4.00
16
24.2
24.2
54.5
5.00
30
45.5
45.5
100.0
Total
66
100.0
100.0
X2.3 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
4
6.1
6.1
6.1
3.00
11
16.7
16.7
22.7
4.00
17
25.8
25.8
48.5
5.00
34
51.5
51.5
100.0
Total
66
100.0
100.0
X2.4 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
4
6.1
6.1
6.1
3.00
11
16.7
16.7
22.7
4.00
23
34.8
34.8
57.6
5.00
28
42.4
42.4
100.0
Total
66
100.0
100.0
X2.5 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
5
7.6
7.6
7.6
3.00
15
22.7
22.7
30.3
4.00
23
34.8
34.8
65.2
5.00
23
34.8
34.8
100.0
Total
66
100.0
100.0
X3.1 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
7
10.6
10.6
10.6
3.00
7
10.6
10.6
21.2
4.00
14
21.2
21.2
42.4
5.00
38
57.6
57.6
100.0
Total
66
100.0
100.0
X3.2 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
4
6.1
6.1
6.1
3.00
18
27.3
27.3
33.3
4.00
23
34.8
34.8
68.2
5.00
21
31.8
31.8
100.0
Total
66
100.0
100.0
X3.3 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
3
4.5
4.5
4.5
3.00
13
19.7
19.7
24.2
4.00
25
37.9
37.9
62.1
5.00
25
37.9
37.9
100.0
Total
66
100.0
100.0
X3.4 Frequency Valid
2.00
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
5
7.6
7.6
7.6
3.00
9
13.6
13.6
21.2
4.00
22
33.3
33.3
54.5
5.00
30
45.5
45.5
100.0
Total
66
100.0
100.0
X3.5 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
6
9.1
9.1
9.1
3.00
14
21.2
21.2
30.3
4.00
22
33.3
33.3
63.6
5.00
24
36.4
36.4
100.0
Total
66
100.0
100.0
X3.6 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
8
12.1
12.1
12.1
3.00
11
16.7
16.7
28.8
4.00
20
30.3
30.3
59.1
5.00
27
40.9
40.9
100.0
Total
66
100.0
100.0
X3.7 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
6
9.1
9.1
9.1
3.00
12
18.2
18.2
27.3
4.00
20
30.3
30.3
57.6
5.00
28
42.4
42.4
100.0
Total
66
100.0
100.0
X4.1 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
6
9.1
9.1
9.1
3.00
7
10.6
10.6
19.7
4.00
17
25.8
25.8
45.5
5.00
36
54.5
54.5
100.0
Total
66
100.0
100.0
X4.2 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
7
10.6
10.6
10.6
3.00
10
15.2
15.2
25.8
4.00
12
18.2
18.2
43.9
5.00
37
56.1
56.1
100.0
Total
66
100.0
100.0
X4.3 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
9
13.6
13.6
13.6
3.00
8
12.1
12.1
25.8
4.00
13
19.7
19.7
45.5
5.00
36
54.5
54.5
100.0
Total
66
100.0
100.0
X4.4 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
6
9.1
9.1
9.1
3.00
11
16.7
16.7
25.8
4.00
16
24.2
24.2
50.0
5.00
33
50.0
50.0
100.0
Total
66
100.0
100.0
X4.5 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
2.00
8
12.1
12.1
12.1
3.00
11
16.7
16.7
28.8
4.00
19
28.8
28.8
57.6
5.00
28
42.4
42.4
100.0
Total
66
100.0
100.0
Lampiran 6. Uji Multikolinearitas Variables Entered/Removed Model 1
Variables Entered
Variables Removed
Pendanaan, Organisasi Subak, Operasional dan Pemeliharaan, Sumber daya manusia a
Method
. Enter
a. All requested variables entered.
Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
Sumber daya manusia
.528
1.894
Organisasi Subak
.651
1.535
Operasional dan Pemeliharaan
.573
1.746
Pendanaan
.572
1.750
a. Dependent Variable: Efektivitas Pengelolaan
Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions
Eigenvalue
Condition Index
Organisasi Subak
Operasional dan Pendana Pemeliharaan an
Model
Dimension
1
1
4.866
1.000
0.002
0.001
0.002
0.002
0.002
2
.041
10.945
0.133
0.004
0.491
0.188
0.246
3
.037
11.513
0.753
0.035
0.312
0.033
0.082
4
.031
12.558
0.082
0.297
0.002
0.247
0.654
5
.026
13.634
0.030
0.663
0.194
0.530
0.016
a. Dependent Variable: Efektivitas Pengelolaan
(Constant)
Sumber daya manusia
Lampiran 7. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parametersa,,b
66 Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
Absolute
.0000000 3.87223003 .058
Positive
.058
Negative
-.052
Kolmogorov-Smirnov Z
.472
Asymp. Sig. (2-tailed)
.979
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Lampiran 8. Uji Heterokedastisitas Variables Entered/Removed Model 1
Variables Entered
Variables Removed
Pendanaan, Organisasi Subak, Operasional dan Pemeliharaan, Sumber daya manusia a
Method
. Enter
a. All requested variables entered.
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
(Constant)
5.298
1.401
3.781
.000
Sumber daya manusia
-.071
.118
-.103
-.599
.552
Organisasi Subak
-.036
.085
-.065
-.420
.676
Operasional dan Pemeliharaan
-.011
.067
-.026
-.159
.874
Pendanaan
-.036
.091
-.066
-.400
.691
a. Dependent Variable: Absolut Residual
Lampiran 9. Regresi Linear Berganda Variables Entered/Removed Model 1
Variables Entered
Variables Removed
Pendanaan, Organisasi Subak, Operasional dan Pemeliharaan, Sumber daya manusia a
Method
. Enter
a. All requested variables entered.
Model Summary Model
R
R Square .912a
1
Std. Error of the Estimate
Adjusted R Square
.831
.820
3.99717
a. Predictors: (Constant), Pendanaan, Organisasi Subak, Operasional dan Pemeliharaan, Sumber daya manusia
ANOVAb Sum of Squares
Model 1
Regression Residual Total
Mean Square
df
F
4791.562
4
1197.890
974.621
61
15.977
5766.183
65
Sig. .000a
74.974
a. Predictors: (Constant), Pendanaan, Organisasi Subak, Operasional dan Pemeliharaan, Sumber daya manusia b. Dependent Variable: Efektivitas Pengelolaan
Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error
Standardized Coefficients Beta
t
Sig.
-4.103
2.309
-1.777
.081
Sumber daya manusia
.597
.195
0.2217
3.061
.003
Organisasi Subak
.619
.139
0.2896
4.440
.000
Operasional dan Pemeliharaan
.462
.111
0.2902
4.172
.000
Pendanaan
.716
.150
0.3323
4.773
.000
a. Dependent Variable: Efektivitas Pengelolaan
Lampiran 10. Statistik Deskriptif Data Uji Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Efektivitas Pengelolaan
66
14.23
44.83
34.7536
9.41863
Sumber daya manusia
66
5.02
16.54
13.0288
3.49653
Organisasi Subak
66
5.00
20.77
15.9338
4.40544
Operasional dan Pemeliharaan
66
8.09
28.82
22.0289
5.91477
Pendanaan
66
5.00
19.47
15.3962
4.36946
Valid N (listwise)
66
Lampiran 11. Tabel Distribusi t Tabel Distribusi t df=v 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 40 60 120
0.25 1 0.816 0.765 0.741 0.727 0.718 0.711 0.706 0.705 0.7 0.697 0.695 0.694 0.692 0.691 0.69 0.689 0.688 0.688 0.687 0.686 0.686 0.685 0.685 0.684 0.684 0.684 0.683 0.683 0.683 0.681 0.679 0.677 0.674
0.2 1.376 1.061 0.978 0.941 0.92 0.906 0.896 0.889 0.883 0.879 0.876 0.875 0.87 0.868 0.866 0.865 0.863 0.862 0.861 0.86 0.859 0.858 0.858 0.857 0.856 0.856 0.855 0.855 0.854 0.854 0.851 0.848 0.845 0.842
0.15 1.963 1.386 1.25 1.19 1.156 1.134 1.119 1.108 1.1 1.093 1.088 1.083 1.079 1.076 1.074 1.071 1.069 1.067 1.066 1.064 1.063 1.061 1.06 1.059 1.058 1.058 1.057 1.056 1.055 1.055 1.05 1.046 1.041 1.036
Sumber : Gujarati, 2008
0.1 3.078 1.886 1.638 1.533 1.476 1.44 1.415 1.397 1.383 1.372 1.363 1.356 1.35 1.345 1.341 1.337 1.333 1.33 1.328 1.325 1.323 1.321 1.319 1.318 1.316 1.315 1.414 1.313 1.311 1.31 1.303 1.296 1.289 1.282
0.05 6.314 2.92 2.353 2.132 2.015 1.943 1.895 1.86 1.833 1.812 1.796 1.782 1.771 1.761 1.753 1.746 1.74 1.734 1.729 1.725 1.721 1.717 1.714 1.711 1.708 1.706 1.703 1.701 1.699 1.697 1.684 1.671 1.658 1.645
0.025 12.706 4.303 3.812 2.776 2.571 2.447 2.365 2.306 2.262 2.228 2.201 2.179 2.16 2.145 2.131 2.12 2.11 2.101 2.093 2.086 2.08 2.074 2.069 2.064 2.06 2.056 2.052 2.081 2.045 2.042 2.021 2.000 1.98 1.96
0.01 31.812 6.965 4.542 3.747 3.365 3.143 2.998 2.896 2.821 2.764 2.718 2.681 2.65 2.624 2.602 2.583 2.567 2.552 2.539 2.528 2.518 2.508 2.5 2.492 2.485 2.479 2.473 2.467 2.462 2.457 2.423 2.39 2.358 2.326
0.005 63.657 9.925 5.841 4.604 4.032 3.707 3.499 3.355 3.25 3.169 3.106 3.055 3.012 2.977 2.947 2.921 2.898 2.878 2.861 2.845 2.831 2.819 2.807 2.797 2.787 2.779 2.771 2.763 2.756 2.75 2.704 2.66 2.617 2.576
Lampiran 12. Tabel Distribusi F Tabel Distribusi F ; = 0,05
V2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 30 40 60 65 70 80 100 120
1 161 18.50 10.10 7.71 6.61 5.99 5.59 5.32 5.12 4.96 4.84 4.75 4.67 4.60 4.54 4.49 4.45 4.41 4.38 4.35 4.32 4.30 4.28 4.26 4.24 4.17 4.06 4.00 3.99 3.98 3.96 3.94 3.92 3.84
2 200 19.00 9.55 6.94 5.79 5.14 4.74 4.46 4.26 4.10 3.98 3.89 3.81 3.74 3.68 3.63 3.59 3.55 3.52 3.49 3.47 3.44 3.42 3.40 3.39 3.32 3.23 3.15 3.14 3.13 3.11 3.09 3.07 3.00
3 216 19.20 9.28 6.59 5.41 4.76 4.35 4.07 3.86 3.71 3.59 3.49 3.41 3.34 3.29 3.24 3.20 3.16 3.13 3.10 3.07 3.05 3.03 3.01 2.99 2.92 2.84 2.76 2.75 2.74 2.72 2.70 2.68 2.60
Sumber : Gujarati, 2008
4 225 19.20 9.12 6.39 5.19 4.53 4.12 3.84 3.63 3.48 3.36 3.26 3.18 3.11 3.06 3.01 2.96 2.93 2.90 2.87 2.84 2.82 2.80 2.78 2.76 2.69 2.61 2.53 2.51 2.50 2.48 2.46 2.45 2.37
V1 5 230 19.30 9.01 6.26 5.05 4.39 3.97 3.69 3.48 3.33 3.20 3.11 3.03 2.96 2.90 2.85 2.81 2.77 2.74 2.71 2.68 2.66 2.64 2.62 2.60 2.53 2.45 2.37 2.36 2.35 2.33 2.30 2.29 2.21
6 234 19.30 8.94 6.16 4.95 4.28 3.87 3.58 3.37 3.22 3.09 3.00 2.92 2.85 2.79 2.74 2.70 2.66 2.63 2.60 2.57 2.55 2.53 2.51 2.49 2.42 2.34 2.25 2.24 2.23 2.21 2.19 2.18 2.10
7 237 19.40 8.89 6.09 4.88 4.21 3.79 3.50 3.29 3.14 3.01 2.91 2.83 2.76 2.71 2.66 2.61 2.58 2.54 2.51 2.49 2.46 2.44 2.42 2.40 2.33 2.25 2.17 2.15 2.14 2.12 2.10 2.09 2.01
8 237 19.40 8.85 6.04 4.82 4.15 3.73 3.44 3.23 3.07 2.95 2.85 2.77 2.70 2.64 2.59 2.55 2.51 2.48 2.45 2.42 2.40 2.37 2.36 2.34 2.27 2.18 2.10 2.08 2.07 2.05 2.03 2.02 1.94
9 241 19.40 8.81 6.00 4.77 4.10 3.68 3.39 3.18 3.02 2.90 2.80 2.71 2.65 2.59 2.54 2.49 2.46 2.42 2.39 2.37 2.34 2.32 2.30 2.28 2.21 2.12 2.04 2.02 2.01 1.99 1.97 1.96 1.88
Lampiran 13. Dokumentasi Penelitian
Rumah Pompa di Desa Berambang (BRB. 107), Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana
Generating Set (Genset) Yang Berfungsi Sebagai Mesin Penggerak Pompa Submersible
Pompa Submersible Yang Berfungsi Sebagai Alat Untuk Menaikkan Air Dari Sumur Bor
Oncoran yang berfungsi sebagai Outlet Air Dari Sumur Pompa
Box Alfafa yang berfungsi sebagai Outlet Air Dari Sumur Pompa
Inovasi Jaringan Irigasi Air Tanah Dengan Sumur Pompa Guna Eefisiensi Pemanfaatan Air Tanah (Springkler/ Irigasi Pancar)
Wawancara Bersama Pelaksana Teknik Bidang Sumber Daya Air Dinas PU Jembrana
Wawancara Bersama Staff Ka. Bid Infrastruktur Pertanian Kabupaten Jembrana
Wawancara Bersama Kelihan Subak Gede Desa Kaliakah Kec. Negara Kabupaten Jembrana