KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM SDJB 543 DAN SDJB 544 PADA IRIGASI AIR TANAH DI KABUPATEN JOMBANG
JURNAL ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)
Disusun Oleh :
KRISNA SURYA NUGRAHA NIM. 105060401111021
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2014
KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM SDJB 543 DAN SDJB 544 PADA IRIGASI AIR TANAH DI KABUPATEN JOMBANG
JURNAL ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.)
Disusun Oleh :
KRISNA SURYA NUGRAHA NIM. 105060401111021 Telah diperiksa dan disetujui oleh : Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. Ir. Ussy Andawayanti, MS. NIP. 19610131 198609 2 001
Dr. Ir. Endang Purwati, MP. NIP. 19521117 198103 2 001
KAJIAN EKONOMI SUMUR DALAM SDJB 543 DAN SDJB 544 PADA IRIGASI AIR TANAH DI KABUPATEN JOMBANG Economy Investigation of Deep Well in SDJB 543 and SDJB 544 of Groundwater Irrigation in Jombang District Krisna Surya Nugraha1) Ussy Andawayanti2) Endang Purwati2) 1
Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2 Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
[email protected]
ABSTRAK Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk swasembada pangan, maka dibukalah areal sawah di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek seluas 30 Ha dan di Desa Mojojejer Kecamatan Mojowarno seluas 28,6 Ha. Areal ini direncanakan merupakan areal irigasi airtanah dan dengan Debit yang sama sebesar 40,07 liter/detik. Sedangkan pola tata tanam sebelum adanya sumur dalam adalah padi – palawija, diharapkan setelah adanya sumur dalam menjadi padi – padi – palawija. Oleh karena itu Dinas P2AT melakukan pengeboran ulang (Re-Drill) di lokasi tersebut. Berkaitan dengan pembangunan jaringan irigasi airtanah maka dalam studi ini akan dikaji analisa ekonomi dengan mengambil lokasi studi SDJB 543 di Kecamatan Diwek dan SDJB 544 di Kecamatan Mojowarno. Adapun analisa ekonomi menggunakan perhitungan BCR, NPV, IRR dan analisa sensitivitas. Pada kajian ini pula dilakukan perhitungan biaya operasional dan pemeliharaan (O&P), biaya pemompaan berdasar kebutuhan air irigasi, dan harga air. Hasil dari analisa dan perhitungan menunjukkan biaya total pembangunan untuk SDJB 543 sama dengan SDJB 544 yaitu sebesar Rp. 365.09.000,00. Biaya O&P SDJB 543 sebesar Rp. 136.042.175,00 dan SDJB 544 sebesar Rp. 131.166.225,00. Keuntungan dari kenaikan hasil produksi pada SDJB 543 sebesar Rp. 598.076.000,00 sedangkan SDJB 544 sebesar Rp. 654.250.000,00. BCR berdasar suku bunga 7,5% pada SDJB 543 sebesar B/C = 1,15 dan pada SDJB 544 sebesar B/C = 1,22. Nilai NPV untuk SDJB 543 dengan bunga 7,5% sebesar Rp. 695.613.502,28 sedangkan pada SDJB 544 sebesar Rp. 1.025.414.862,26. IRR SDJB 543 sebesar 26%, sedangkan IRR SDJB 544 sebesar 32,8%, maka kedua proyek tersebut layak dalam segi ekonomi. Hasil analisa sensitivitas semua kondisi dapat dikatakan layak untuk SDJB 543 sampai dengan IRR 22,28% sedangkan SDJB 544 sampai dengan IRR 36,805%. Harga air eksisting SDJB 543 dan SDJB 544 sebesar Rp. 23.750,00 perjam, sedangkan harga air menurut perhitungan PU terhadap Annuity dan menurut bunga majemuk terhadap Present sama yaitu sebesar Rp. 32.074,00 perjam untuk SDJB 543 dan untuk SDJB 544 sebesar Rp. 32.438,00 perjam. Kata kunci : Irigasi Airtanah, Analisis Ekonomi, Harga Air
ABSTRACT By the policy of food self-sufficiency, government built rice fields at Ngudirejo of the Diwek District measuring 30 hectares and at Mojowarno of Mojojejer District measuring 28,6 hectares. This area will be used for groundwater irrigation and discharge at the same measure in 40,07 liters/sec. Before building a deep well, the pattern of laud use is paddy-crops. By building of the deep well it is expected to change the pattern into paddy-paddy-crops. Therefore, department of P2AT re-drill in that location. Related to the development of groundwater irrigation, this study will investigate the economic analysis in SDJB 543 at Diwek District and SDJB 544 at Mojowarno District. The economic analysis uses calculations of BCR, NPV, IRR and sensitivity analysis. In this investigation also calculated the operational cost and maintenance (O & M), the pumping cost based on water demand and the price of water. The result of the analysis and calculation shows the total cost of development for 543 SDJB equal to 544 SDJB is Rp. 365.09.000,00. The cost of O & M of SDJB 543 is Rp. 136,042,175.00 and for SDJB 544 is Rp. 131,166,225.00. The profit of production yield increase in SDJB is 543 Rp. 598.076.000,00 while for SDJB 544 is Rp. 654.250.000,00. BCR calculations based on 7.5% interest rate for SDJB 543 is B / C = 1.15 and SDJB 544 is B / C = 1.22. The value of NPV for SDJB 543 with 7,5% interest rate is Rp. 695.613.502,28, while in SDJB 544 is Rp. 1.025.414.862,26. IRR for SDJB 543 is 26%, meanwhile for SDJB 544 is 32,8%, then both of project are reasonable in economy aspect. The result of the sensitivity analysis for all conditions may be reasonable for SDJB 543 up to IRR 22.28%, while SDJB 544 up to IRR 36.805%. Existing water prices for SDJB 543 and SDJB 544 are Rp. 23.750,00 per hour, while the water price according to PU calculations with annuity and according to compound interest with Present are equal, the price is Rp. 32.074,00 per hour for SDJB 543 and Rp.32.438,00 per hour for SDJB 544. Key words : Groundwater Irrigation, Economic Analysis, Price of Water 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan adanya kebijakan pemerintah untuk swasembada pangan, maka dibukalah areal sawah di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek seluas 30 Ha dan di Desa Mojojejer Kecamatan Mojowarno seluas 28,6 Ha. Areal ini direncanakan merupakan areal irigasi airtanah dan dengan Debit yang sama sebesar 40,07 liter/detik. Sedangkan pola tata tanam sebelum adanya sumur dalam adalah padi – palawija, diharapkan setelah adanya sumur dalam menjadi padi – padi – palawija. Maka Dinas P2AT melakukan pengeboran ulang (Re-Drill) di lokasi tersebut. Melihat fenomena yang ada pada Sumur Dalam Jombang SDJB 543 di
Kecamatan Diwek dan SDJB 544 di Kecamatan Mojowarno pada lahan pertanian irigasi air tanah di Kabupaten Jombang dan kegunaannya selama ini diperlukan suatu kajian yang mendalam mengenai segi kelayakan ekonominya. Analisa ekonomi dibutuhkan untuk mengetahui biaya (Cost) yang harus dikeluarkan, manfaat (Benefit) yang diperoleh setelah pembangunan selesai dan jangka waktu pengembalian pinjaman jika dana proyek dalam bentuk pinjaman. 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pengembangan irigasi airtanah yang telah dilakukan oleh Proyek Irigasi Jawa Timur Bagian
Proyek Pembangunan Air Tanah Wilayah Surabaya ditinjau secara ekonomi, yang diperoleh sesuai dengan kendala-kendala yang ada. Dan dengan adanya studi ini, pihak P2AT dapat mengetahui sumur produksi yang tepat untuk pengembangan irigasi airtanah selanjutnya, khususnya di daerah Diwek dan Mojowarno. Studi ini bertujuan untuk: a. Mengetahui seberapa besar biaya (Cost) yang dikeluarkan pembangunan sumur dalam ini. b. Mengetahui besarnya biaya operasional dan pemeliharaan selama usia guna dari tahun ke-2 sampai tahun ke-16. c. Mengetahui besarnya keuntungan yang atas kenaikan hasil produksi setelah adanya proyek dengan sebelum adanya proyek. d. Mengetahui berapa besarnya Benefit Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV),dan Internal Rate of Return (IRR). e. Mengetahui sensitivitasnya. f. Mengetahui harga air Sumur Dalam minimun per jamnya pada SDJB 543 dan SDJB 544. 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Evaluasi Proyek Proyek adalah suatu kegiatan yang menggunakan modal (resource) faktor produksi untuk mencapai suatu tujuan/target tertentu sedemikian sehingga kegiatan tersebut dapat memberikan manfaat/benefit setelah jangka waktu tertentu. Evaluasi proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui tingkat keuntungan suatu investasi untuk menghindari pemilihan alternatif yang tidak atau kurang menguntungkan serta untuk menetukan prioritas investasi. Analisa ekonomi dalam studi pengembangan sumberdaya air sudah merupakan hal yang rutin baik dalam tahap master plan, reconnaissance, appraisal, feasibility study, project
completion report maupun dalam tahapan yang dianggap perlu dalam studi-studi khusus untuk mengevaluasi keberhasilan atau kegagalan suatu proyek pengembangan yang dibiayai oleh Bank atau lembaga keuangan lainnya. Bila dalam tahapan feasibility study proyek tersebut dianggap layak, maka dapat dilanjutkan dalam detail design dan pelaksanaan proyek (Suyanto, dkk, 2001). 2.2 Analisa Rencana Anggaran Biaya Pengertian umum rencana anggaran biaya adalah keseluruhan biaya yang akan dianggarkan pada pelaksanaan suatu proyek. Adapun secara definitif dapat dijelaskan sebagai berikut: - Rencana, merupakan himpunan suatu tujuan (planning), termasuk detail/penjelasan dan tata cara pelaksanaaan pembuatan sebuah proyek pembangunan. - Anggaran, merupakan perkiaraan atau perhitungan biaya suatu proyek pembangunan. - Biaya, merupakan besar pengeluaran yang berhubungan dengan item pekerjaan (lumpsum, m3, m, dan lain-lain) yang tercantum dalam persyaratanpersyaratan yang terlampir. Secara umum Rencana Anggaran Biaya (RAB) mencakup tiga (3) aspek utama yaitu, merencanakan bentuk bangunan yang memenuhi syarat, menentukan biaya dan menyusun tata cara pelaksanaan teknis dan administratif. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda-beda di masing- masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja. 2.3 Analisa Biaya (Cost) Pada analisis kelayakan ekonomi biaya-biaya tersebut dikelompokkan menjadi beberapa komponen sehingga memudahkan analisis perhitungan. Menurut kuiper dalam Giatman (2007)
semua biaya itu dikelompokkan menjadi dua yaitu biaya modal (capital cost) dan biaya tahunan (annual cost). 2.4 Analisa Manfaat (Benefit) Benefit adalah kenaikan produksi akibat adanya proyek, dibandingkan bila tidak ada proyek (Suyanto, dkk, 2001). Dalam pembangunan sumber daya air manfaat proyek dapat dibedakan atas manfaat langsung (direct benefit) atau manfaat utama dan manfaat tidak langsung (indirect benefit). Berdasarkan dapat atau tidak nya dinilai dengan uang manfaat dibedakan menjadi 2 yaitu (Suyanto, dkk, 2001): 1. Tangible benefit, manfaat yang timbul dapat dinilai langsung dengan uang. 2. Intangible benefit, manfaat yang timbul tidak dapat dinilai dengan uang misal rasa aman, terpeliharanya lingkungan, dan lain-lain. 2.5 Kebutuhan Air Irigasi Kebutuhan air irigasi merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam pengembangan suatu daerah irigasi. Air irigasi yang berguna menjaga keseimbangan jumlah air dilahan pertanian. Dalam menghitung kebutuhan air irigasi dengan pola tata tanam yang telah ditetapkan harus dilakukan perhitungan terlebih dahulu terhadap besarnya evapotranspirasi yang terjadi, besarnya curah hujan efektif, dan besarnya kebutuhan air per luas disawah. Langkah perhitungan Curah Hujan Efektif adalah sebagai berikut: 1. Curah hujan tahunan selama n tahun diurutkan dari kecil ke besar. 2. Menghitung probabilitas dengan menggunakan rumus: (Sosrodarsono, 1980): P= x 100% (2-1) Dimana : P = Probabilitas (%)
m = nomor urut data n = jumlah data Persamaan keseimbangan air dinyatakan sebagai berikut: (Anonim, 1986). NFR = Etc + WLR + P – Re (2-2) dengan : NFR = kebutuhan bersih air irigasi (mm/hari) Etc = penggunaan air konsumtif (mm) WLR = penggantian lapisan air (mm/hari) P = perkolasi (mm/hari) Re = curah hujan efektif (mm/hari) 2.6 Analisa Bunga dalam Biaya dan Manfaat Sebagai titik tolak analisa finansial maka disini dianggap telah menyelesaikan studi-studi terdahulu yang menghasilkan parameter dasar untuk landasan membuat perkiraan biaya investasi. Parameter dasar memberikan ketentuan, antara lain mengenai kapasitas produksi, pilihan peralatan utama, fasilitas pendukung, jumlah produksi, dll, dengan begitu terdapat batasan pada lingkup proyek yang memungkinkan pembuatan perkiraan biaya pertama (Iman S, 1999). 2.7 Analisa Ekonomi Terdapat berbagai macam metode dalam menganalisa kelayakan ekonomi yang biasa digunakan yaitu: 1. Net Present Value (NPV) 2. Internal Rate of Return (IRR) 3. Benefit Cost Ratio (BCR) 4. Sensitivity Analysis (SA) Pada dasarnya semua metode tersebut konsisten satu sama lain, artinya jika dievaluasi dengan metode lainnya akan menghasilkan rekomendasi yang sama, tetapi informasi spesifik yang dihasilkan berbeda. Oleh karena itu, dalam praktiknya masing-masing metode sering dipergunakan secara bersamaan
dalam rangka mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif terhadap perilaku investasi tersebut (Giatman, 2007). 2.8 Harga Air Bersih Suatu harga atau penilaian barang dalam bentuk uang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor tersebut dapat digolongkan dalam 2 hal yaitu faktor yang mempengaruhi secara langsung adanya barang tersebut (modal, upah tenaga kerja dan biaya pengiriman dan sebagainya) dan faktor yang tidak langsung seperti keadaan sosial dan politik. Faktor tidak langsung tidak akan dibahas dalam penulisan ini. Dalam perhitungan harga air di sumur dalam, tergantung dari situasi dan kondisi pada daerah yang dialiri. Harga air dapat berupa satuan Rp/m3 atau dapat juga Rp/jam. Dalam studi ini dihitungkan 2 harga air, agar dapat memilih 2 alternatif pembiayaan yang akan digunakan dalam penentuan harga air di masing-masing sumur dalam. Perhitungan harga air berdasarkan pada bunga yaitu perhitungan akan besarnya harga air dilihat dari faktor bunga kompon untuk mengetahui sejauh mana harga air minimum yang dapat diketahui. Perhitungan ini memasukkan beberapa parameter yaitu Biaya konstruksi, Biaya O&P, Kebutuhan Air, Faktor Konversi, dan Manfaat. Dikarenakan SDJB merupakan proyek yang sumber dana pembiayaan berasal dari APBN, sedangkan operasionalnya dibiayai oleh P3A maka dalam perhitungan harga air bersih tidak menyertakan biaya konstruksi. Adapun biaya yang diperhitungkan untuk penentuan harga air dari 2 alternatif (Perjam dan Per m3) mencakup Biaya O&P (Biaya pengoperasian pompa pertahun, biaya pemeliharaan pertahun, dan gaji pengurus P3A dan Jogotirto pertahun), Jumlah jam operasi pompa pertahun, dan volume air yang dipompa selama setahun.
Penentuan harga air yang dihitungkan mengacu pada 3 komponen, yaitu: 1. Harga air eksisting 2. Harga air menurut PU (Pabundu, 1990) 3. Harga air menurut bunga majemuk. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Lokasi Studi Lokasi kajian untuk SDJB 543 terletak di Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek, yang berbatasan langsung dengan: - Sebelah Utara: Kecamatan Jombang - Sebelah Barat: Kecamatan Gudo - Sebelah Selatan: Kecamatan Noro - Sebelah Timur: Kecamatan Mojowarno Sedangkan lokasi kajian untuk SDJB 544 terletak di Desa Mojojejer Kecamatan Mojowarno, yang berbatasan langsung dengan: - Sebelah Utara: Kecamatan Jogoroto - Sebelah Barat: Kecamatan Diwek - Sebelah Selatan: Kecamatan Bareng - Sebelah Timur: Kecamatan Mojoagung 3.2 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam menyelesaikan studi ini adalah sebagai berikut: 1. Peta lokasi kajian dan Peta Geohidrologi 2. Data Log Litologi, Konstruksi Sumur dan Uji Pompa 3. Data Curah Hujan dan Klimatologi 4. Data Biaya-biaya dalam analisa ekonomi 3.3 Langkah Studi Langkah studi haruslah disusun sedemikian rupa sehingga merupakan suatu susunan yang sistematis untuk melakukan analisis dalam mencari penyelesaian dari permasalahan yang ada. Penyelesaian Kajian Ekonomi Sumur Dalam SDJB 543 dan SDJB 544
pada irigasi air tanah di Kabupaten Jombang, dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Menganalisa biaya pekerjaan dari data yang diberikan oleh Dinas P2AT. 2. Menganalisa besarnya biaya operasional dan pemeliharaan dari survei lapangan dan dinas P2AT. 3. Menentukan besarnya kebutuhan air irigasi perluas berdasarkan Pola Tata Tanam yang sudah ditetapkan yaitu Padi – Padi – Palawija yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan. 4. Menganalisa dan memperhitungkan produksi pertanian. 5. Menganalisa estimasi keuntungan dari membandingkan hasil produksi pertanian sebelum adanya sumur pompa dengan sesudah dibangunnya sumur pompa. 6. Menentukan kelayakan proyek berdasarkan (BCR) 7. Menentukan tingkat suku bunga (interest) proyek sumur dalam guna menilai kelayakan proyek dengan menentukan (IRR) 8. Menganalisa hubungan produktivitas sumur dalam (debit sumur) dengan tingkat keuntungan (B/C) dan (B-C) 9. Menganalisa investasi layak atau tidak dengan perhitungan nilai bersih waktu sekarang (NPV) 10. Menganalisa analisis sensitivitas guna mengetahui sejauh mana dampak parameter investasi yang telah ditetapkan (memenuhi persyaratan) sebelumnya boleh berubah. Dalam perhitungan analisa sensitivitas ini dicari kemungkinan kondisi terburuk dan kondisi menguntungkan dari pembangunan sumur dalam. 11. Menentukan harga airtanah berdasarkan harga air eksisting, harga air menurut PU, dan harga air menurut bunga majemuk.
4. HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Biaya Pekerjaan Pada umumnya suatu proyek irigasi air tanah yang merupakan bagian dari Balai Besar Wilayah Sungai, sumber pendanaan berasal dari APBN murni ditambah bantuan dari luar negeri khususnya untuk pengembangan irigasi air tanah, sehingga oleh pemerintah dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% dari biaya pekerjaan proyek. Sehingga pada perhitungan biaya pekerjaan proyek yang dilaksanakan oleh kontraktor, nilai PPN tersebut sudah dimasukkan dalam harga penawaran. Besarnya total biaya pekerjaan sebagai berikut: Tabel 4.1. Rekapitulasi Biaya Pekerjaan NO.
BIAYA
UR A I A N P EK ER J A A N
(Rp)
A
PEKERJAAN PERSIAPAN
389.340,00
B
PEKERJAAN RUMAH POMPA
C
JARINGAN IRIGASI
D
PAGAR RUMAH POMPA
E
PEKERJAAN PAVING
F
PENCUCIAN SUMUR
G
PENGADAAN DAN PEMASANGAN POMPA
129.263.100,00
( A ) Jumlah Harga ( termasuk biaya umum dan keuntungan ) ( B ) Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) 10 % ( C ) Jumlah = (A) + (B)
331.906.206,80 33.190.620,68 365.096.827,48
JUMLAH DIBULATKAN
365.096.000,00
46.316.429,40 119.200.884,60 26.872.312,80 1.804.140,00 8.060.000,00
Terbilang : Tiga Ratus Enam Puluh Lima Juta Sembilan Puluh Enam Ribu Rupiah
Sumber: Dinas P2AT Surabaya 4.2 Analisa Manfaat Irigasi Untuk mendapatkan besarnya pemompaan tiap harinya maka dibutuhkan kebutuhan air per luas untuk masing-masing musim tanam. Oleh karena itu diperlukan perhitungan Pola Tata Tanam pada daerah kajian.
Tabel 4.2. Data Klimatologi Rerata Kabupaten Jombang Lokasi
: 7° 32" Lintang Selatan
Bulan
(t)
(RH)
(u)
(n/N)
(°C)
(%)
(m/dt)
(%)
Januari
27,20
86
1,2
30,52
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
27,30 27,10 27,60 27,20 26,50 26,10 27,60 28,20
86 91 86 87 84 81 77 77
1,1 1,3 1,1 1,1 1,5 1,7 1,7 2,0
33,10 33,77 45,80 41,70 43,49 51,66 51,33 51,00
Oktober Nopember Desember
28,00 27,20 27,00
77 79 82
1,7 1,6 2,0
45,43 40,96 37,51
Langkah perhitungan Curah Hujan Efektif adalah sebagai berikut: 1. Curah hujan tahunan selama n tahun diurutkan dari kecil ke besar. 2. Dengan persamaan (2-1) didapat urutan curah hujan yang diambil sebagai tahun dasar perencanaan (Tabel 4.3) sehingga didapatkan untuk R80 pada urutan ke-3, sedangkan R50 pada urutan ke-6. R80 = + 1 = + 1 = 3,2 ≈ 3 R50 = + 1 =
+ 1 = 6,5 ≈ 6
Sumber : BMG Karangploso Malang
Tabel 4.3. Data Curah Hujan Rata-rata Tahunan Dan Perhitungan R80 dan R50 (mm) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Data Hujan Tahun R (mm) 2003 1.826,00 2004 1.780,00 2005 1.649,00 2006 1.839,00 2007 1.664,50 2008 1.304,50 2009 1.767,50 2010 2.706,50 2011 1.987,00 2012 1.965,50 2013 2.515,50
Sumber : Hasil Perhitungan
P (%) 8,33 16,67 25,00 33,33 41,67 50,00 58,33 66,67 75,00 83,33 91,67
Rangking Data Tahun R (mm) 2008 1304,50 2005 1649,00 2007 1664,50 2009 1767,50 2004 1780,00 2003 1826,00 2006 1839,00 2012 1965,50 2011 1987,00 2013 2515,50 2010 2706,50
Keterangan
R80
R50
Tabel 4.4. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi berdasarkan Pola Tata No
Uraian Perhitungan
Satuan
November 1 2
Desember 1 2
PENYIAPAN LAHAN
1 Pola Tanam
1,2 2 Koefisien tanaman (Kc) 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Rerata koefisien tanaman Evapotranspirasi potensial (Eto) Penggunaan air konsumtif (ET) Rasio Luas PAK PAK dgn Rasio Luas Tanaman Keb. Air penyiapan lahan Rasio luas penyiapan lahan Penyiapan Lahan Dengan Ratio Perkolasi (P) Keb. Air penggantian lapisan air (WLR) Rasio Luas Total WLR dengan Rasio Curah Hujan Efektif (Re) Kebutuhan air di sawah (NFR) Kebutuhan air per satuan luas Efisiensi irigasi (Eff) Kebutuhan air per satuan luas (IR)
Sumber : Hasil Perhitungan
Januari 1
mm/hari mm/hari mm/hari mm/hari mm mm/hari mm/hari mm/hari mm/hari mm/hari mm mm lt/dt/ha % lt/dt/ha
0,45 0,45 5,562 2,503 0,25 0,626 14,602 0,25 3,651
5,562 0,000 0,00 0,000 14,602 0,75 10,952
Februari 2
1
Maret 2
1
PADI I
1,27 1,2
1,20 5,379 6,455 0,25 1,614 14,472 0,75 10,854 2,00
1,24 5,379 6,643 0,75 4,982 14,472 0,25 3,618 2,00
0,50
0,25
0,75
0,75
0,400 3,876 0,449 100 0,449
2,707 8,245 0,954 100 0,954
7,747 6,721 0,778 100 0,778
10,547 0,053 0,006 100 0,006
April 2
1
Mei 2
1
PENYIAPAN LAHAN
1,33 1,27 1,2 1,27 4,402 5,576 1,00 5,576
1,3 1,33 1,27 1,30 4,402 5,723 1,00 5,723
1,3 1,3 1,33 1,31 4,531 5,936 1,00 5,936
0 1,3 1,3 0,87 4,531 3,927 1,00 3,927
1,00
1,00
1,00
1,00
2,00 3,3 1,00 3,3 0,187 10,689 1,237 100 1,237
2,00 3,3 1,00 3,3 4,340 6,683 0,773 100 0,773
2,00 3,3 1,00 3,3 7,747 3,490 0,404 100 0,404
2,00 3,3 1,00 3,3 7,980 1,247 0,144 100 0,144
Juni 2
1
Juli 2
1
Agustus 2
1
2
1,2
1,27 1,2
0 0,00 3,854 0,000 0,25 0,000 13,440 0,75 10,080 2,00
1,20 4,207 5,049 0,25 1,262 13,674 0,75 10,256 2,00
1,24 4,207 5,196 0,75 3,897 13,674 0,25 3,419 2,00
1,00
1,00
1,00
1,00
6,370 0,869 0,101 100 0,101
9,823 2,257 0,261 100 0,261
3,640 9,878 1,143 100 1,143
1,680 7,636 0,884 100 0,884
Oktober 1
2
PALAWIJA
PADI II
0 1,3 0,65 3,854 2,505 0,75 1,879 13,440 0,25 3,360 2,00
September 1 2
1,33 1,27 1,2 1,27 3,455 4,377 1,00 4,377
1,3 1,33 1,27 1,30 3,455 4,492 1,00 4,492
1,3 1,3 1,33 1,31 3,489 4,571 1,00 4,571
0 1,3 1,3 0,87 3,489 3,024 1,00 3,024
0 1,3 0,65 4,175 2,714 0,75 2,035
0,5 0 0,25 4,175 1,044 0,50 0,522
1,00
1,00
1,00
1,00
0,25
2,00 3,3 1,00 3,3 0,373 9,303 1,077 100 1,077
2,00 3,3 1,00 3,3 0,280 9,512 1,101 100 1,101
2,00 3,3 1,00 3,3 2,030 7,841 0,908 100 0,908
2,00 3,3 1,00 3,3 4,013 4,311 0,499 100 0,499
2,00
0,75 0,5 0,63 4,780 2,987 0,75 2,240
1 0,75 0,5 0,75 4,780 3,585 1,00 3,585
1 1 0,75 0,92 5,836 5,349 1,00 5,349
0,82 1 1 0,94 5,836 5,485 1,00 5,485
0,45 0,82 1 0,76 5,695 4,310 1,00 4,310
0,45 0,82 0,64 5,695 3,617 0,75 2,712
0,50
0,25
1,00
1,00
1,00
1,00
0,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
0,75
0,000 4,035 0,467 100 0,467
0,000 0,522 0,060 100 0,060
0,000 2,240 0,259 100 0,259
0,000 3,585 0,415 100 0,415
0,600 4,749 0,550 100 0,550
0,167 5,319 0,616 100 0,616
3,433 0,876 0,101 100 0,101
1,033 1,679 0,194 100 0,194
4.3 Biaya Operasional dan Pemeliharaan Setelah mendapatkan perhitungan ekonomi pembangunan rumah pompa dan pembuatan jaringan irigasi, maka perlu diperhitungkan juga biaya operasional dan pemeliharaan untuk masa penggunaannya selama masa usia guna. Biaya ini untuk operasi pompa per jam, Biaya pemeliharaan per tahun dan Gaji pengurus P3A dan Jogotirto per tahun. Perhitungan besar biaya operasi dan pemeliharaan didasarkan pada usia guna proyek. Pada proyekproyek irigasi air tanah dengan menggunakan sumur pompa, usia gunanya ditetapkan 15 tahun sejak proyek mulai dioperasikan. Menentukan besar biaya operasi dan pemeliharaan yang dibutuhkan setiap tahun selama usia guna ditetapkan berdasarkan Biaya pengelolaan Eksploitasi dan Pemeliharaan (Pabundu, 1990). Tabel 4.5. Biaya Pemompaan SDJB tiap Musim Tanam Bulan Periode Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt
Kebutuhan
Lama
Biaya Pemompaan untuk
Air
Pemompaan
per Ha tiap musim tanam
lt/dt/ha
jam/hari/ha
Rp
1
0,449
0,269
2
0,954
0,572
1
0,778
0,466
2
0,006
0,004
1
1,237
0,741
2
0,773
0,463
1
0,404
0,242
2
0,144
0,086
1
0,101
0,060
2
0,261
0,156
1
1,143
0,685
2
0,884
0,529
1
1,077
0,645
2
1,101
0,659
1
0,908
0,544
2
0,499
0,299
1
0,467
0,280
2
0,060
0,036
1
0,259
0,155
2
0,415
0,249
1
0,550
0,329
2
0,616
0,369
1
0,097
0,058
2
0,194
0,116
1.050.323,64
2.372.200,60
1.321.876,96
588.334,46
588.334,46
Sumber: Hasil Perhitungan Operasi pompa pertahun adalah jumlah keseluruhan lama pemompaan x harga pengoperasian pompa perjam. Untuk SDJB 543 lama pemompaan pertahun 3605,60 jam sedangkan SDJB 544 sebesar 3437,24 jam. Harga
pengoperasian pompa perjam kedua sumur sama yaitu Rp. 24.634,00. Tabel 4.6 Biaya O&P SDJB 543 pertahun No
Uraian
Jumlah Harga Rp
I
Total Biaya Pemeliharaan Per Tahun
11.157.000,00
II
Total Gaji Pengurus Per Tahun
20.400.000,000
III Total Operasi Pompa per tahun Total O&P per tahun
88.816.052 120.373.052
Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 4.7 Biaya O&P SDJB 544 pertahun No
Uraian
Jumlah Harga Rp
I
Total Biaya Pemeliharaan Per Tahun
11.157.000,00
II
Total Gaji Pengurus Per Tahun
20.400.000,000
III Total Operasi Pompa per tahun Total O&P per tahun
84.671.303 116.228.303
Sumber: Hasil Perhitungan 4.4 Analisa Keuntungan dengan Adanya Proyek Perhitungan keuntungan (benefit) dari proyek irigasi airtanah ini, berdasarkan atas kenaikan hasil produksi pertanian sebelum adanya proyek dengan sesudah pembangunan sumur SDJB. Dimana sebelum adanya proyek pola tanam yang digunakan adalah Padi – Palawija, sedangkan setelah proyek rampung petani menggunakan pola tanam Padi – Padi Palawija . Untuk hasil pertanian pada SDJB 543 yaitu Padi-Padi-Kedelai, sedangkan hasil pertanian pada SDJB 544 yaitu Padi-Padi-Jagung. Estimasi besar keuntungan SDJB sudah termasuk perhitungan upah kerja produksi tanaman (Padi, Jagung, dan Kedelai), biaya produksi per hektar tiap masing-masing tanaman, hasil produksi pertanian tiap sumur dalam, dan hasil jual produksi pertanian.
Tabel 4.8 Estimasi Besar Keuntungan SDJB 543 No
Uraian
Satuan
Tanpa Adanya Sumur Pompa Padi Kedelai
Dengan Adanya Sumur Pompa Padi I Padi II Kedelai
1 Luas Tanaman
Ha
30
30
30
30
30
2 Produksi tiap hektar
kg
4.000
700
6.000
6.000
1.500
3 Total produksi
kg
120.000
21.000
180.000
180.000
45.000
4 Harga jual tiap kg
Rp
3.000,00
3.000,00
3.000,00
3.000,00
3.500,00
5 Total nilai hasil produksi
Rp
360.000.000,00
63.000.000,00
540.000.000,00
540.000.000,00
157.500.000,00
6 Total hasil produksi tiap tahun
Rp
7 Biaya produksi tiap hektar
Rp
2.416.000,00
1.185.000,00
4.788.200,60
4.788.200,60
1.773.334,46
8 Total biaya produksi
Rp
72.480.000,00
35.550.000,00
143.646.017,95
143.646.017,95
53.200.033,68
9 Total biaya produksi tiap tahun
423.000.000,00
1.237.500.000,00
Rp
108.030.000,00
10 Harga sewa tanah tiap hektar tiap tahun
Rp
2.500.000,00
340.492.069,58 2.500.000,00
11 Total sewa tanah tiap tahun
Rp
75.000.000,00
75.000.000,00
12 Keuntungan tiap tahun
Rp
239.970.000,00
13 Keuntungan bersih tiap tahun dengan adanya
Rp
822.007.930,42 582.037.930,42
Jumlah Dibulatkan
sumur pompa dibanding tanpa adanya sumur pompa
Rp
582.037.000,00
Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 4.9 Estimasi Besar Keuntungan SDJB 544 No
Uraian
Satuan
Tanpa Adanya Sumur Pompa Padi Jagung
1 Luas Tanaman
Ha
2 Produksi tiap hektar
kg
4.000
28,6
3 Total produksi
kg
4 Harga jual tiap kg
Rp
5 Total nilai hasil produksi
Rp
6 Total hasil produksi tiap tahun
Rp
7 Biaya produksi tiap hektar
Rp
8 Total biaya produksi
Rp
9 Total biaya produksi tiap tahun
28,6
Dengan Adanya Sumur Pompa Padi I Padi II Jagung 28,6
28,6
6.000
6.000
6.500
114.400
85.800
171.600
171.600
185.900
3.000,00
3.000,00
3.000,00
3.000,00
2.200,00
343.200.000,00
257.400.000,00
514.800.000,00
514.800.000,00
408.980.000,00
2.416.000,00
2.566.000,00
4.788.200,60
4.788.200,60
3.154.334,46
69.097.600,00
73.387.600,00
136.942.537,12
136.942.537,12
90.213.965,44
600.600.000,00
1.438.580.000,00
Rp
142.485.200,00
10 Harga sewa tanah tiap hektar tiap tahun
Rp
2.500.000,00
2.500.000,00
11 Total sewa tanah tiap tahun
Rp
71.500.000,00
71.500.000,00
12 Keuntungan tiap tahun
Rp
386.614.800,00
13 Keuntungan bersih tiap tahun dengan adanya
Rp
sumur pompa dibanding tanpa adanya sumur pompa
Sumber: Hasil Perhitungan
28,6
3.000
364.099.039,67
1.002.980.960,33 616.366.160,33
Jumlah Dibulatkan
Rp
616.366.000,00
4.5 Rasio Manfaat Biaya (BCR) Dalam perhitungan BCR, masingmasing komponen baik biaya (Cost) ataupun manfaat (Benefit) dipakai dalam bentuk nilai sekarang (present value). Tabel 4.10 Besarnya B/C dan B-C hasil perhitungan BCR i SDJB 543 SDJB 544 (%) B/C
SDJB 543
SDJB 544
1% 2% 3%
1,23 1,22 1,22
1,25 Rp 1,24 Rp 1,24 Rp
1.502.880.684,68 Rp 1.362.109.522,48 Rp 1.235.439.378,06 Rp
1.700.059.199,05 1.544.842.237,32 1.405.211.854,73
5% 7,5% 10% 13% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%
1,20 1,18 1,17 1,15 1,12 1,08 1,03 0,98 0,94 0,89 0,85 0,81
1,22 1,20 1,19 1,17 1,14 1,10 1,05 1,01 0,96 0,92 0,87 0,83
1.017.787.414,41 799.084.638,82 686.497.548,67 506.832.358,72 369.469.428,48 193.021.525,85 64.587.450,10 (33.452.689,94) (111.474.968,89) (175.831.536,88) (230.553.062,97) (278.282.815,19)
1.165.399.228,29 924.617.402,24 801.130.693,23 603.691.432,28 452.626.397,96 259.512.637,12 119.471.025,02 13.025.391,04 (71.293.472,99) (140.506.924,85) (199.070.270,06) (249.905.248,53)
B-C
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Sumber: Hasil Perhitungan 4.6 Tingkat Pengembalian Internal (IRR) Untuk mendapatkan nilai IRR digunakan cara coba-coba dengan menentukan dua tingkat suku bunga, kemudian kedua nilai tersebut diinterpolasi guna mendapatkan nilai IRR yang diinginkan. Tabel 4.11 IRR SDJB 543 i % 1% 2% 3% 5% 7,5% 10% 13% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%
Nilai sekarang Total Biaya (Rp)
Gambar 4.1 Tingkat Pengembalian Intenal SDJB 543 Tabel 4.12 IRR SDJB 544 i % 1% 2% 3% 5% 7,5% 10% 13% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%
Nilai sekarang Total Biaya (Rp)
Nilai sekarang Keuntungan (Rp)
Rp 6.845.889.983,73 Rp 8.545.949.182,78 Rp 6.375.008.969,60 Rp 7.919.851.206,92 Rp 5.952.927.356,97 Rp 7.358.139.211,71 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
5.232.270.742,24 4.516.120.501,78 4.167.204.883,90 3.594.294.961,63 3.151.494.657,76 2.622.290.483,21 2.259.247.790,99 2.001.389.412,10 1.812.806.858,31 1.671.517.239,44 1.563.571.616,41 1.479.822.429,84
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
6.397.669.970,53 5.440.737.904,02 4.968.335.577,13 4.197.986.393,90 3.604.121.055,72 2.881.803.120,33 2.378.718.816,01 2.014.414.803,14 1.741.513.385,32 1.531.010.314,60 1.364.501.346,34 1.229.917.181,31
Sumber: Hasil Perhitungan
Nilai sekarang Keuntungan (Rp)
Rp 6.567.105.787,53 Rp 8.069.986.472,20 Rp 6.116.649.212,77 Rp 7.478.758.735,25 Rp 5.712.891.653,29 Rp 6.948.331.031,35 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
5.023.567.268,57 4.338.633.869,12 4.005.128.862,77 3.457.349.113,08 3.033.921.762,10 2.528.280.894,65 2.181.649.715,11 1.935.675.586,79 1.755.995.566,91 1.621.572.935,91 1.519.059.134,19 1.439.700.324,57
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Sumber: Hasil Perhitungan
6.041.354.682,97 5.137.718.507,94 4.691.626.411,44 3.964.181.471,79 3.403.391.190,59 2.721.302.420,50 2.246.237.165,21 1.902.222.896,84 1.644.520.598,02 1.445.741.399,04 1.288.506.071,21 1.161.417.509,38
Gambar 4.2 Tingkat Pengembalian Intenal SDJB 544 4.7 Net Present Value (NPV) Dalam sebuah investasi akan ditemui cash flow yang berupa cash-in dan cash-out. Sehingga dapat dirumuskan bahwa NPV = cash-in – cash-out. Untuk lebih detail mengenai perhitungan NPV akan dijelaskan sebagai berikut: Cash out = Biaya = Rp. 4.338.633.869,12 Cash in = Manfaat = Rp. 5.137.718.507,94
Cash in – Cash out = Rp. 5.137.718.507,94 - Rp. 4.338.633.869,12 = Rp. 799.084.638,82 > 0 Tabel 4.13 Perhitungan NPV SDJB 543 i (%) 1% 2% 3% 5% 7,5% 10% 13% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%
PV Biaya Rp 6.567.105.787,53 6.116.649.212,77 5.712.891.653,29 5.023.567.268,57 4.338.633.869,12 4.005.128.862,77 3.457.349.113,08 3.033.921.762,10 2.528.280.894,65 2.181.649.715,11 1.935.675.586,79 1.755.995.566,91 1.621.572.935,91 1.519.059.134,19 1.439.700.324,57
PV Manfaat Rp 8.069.986.472,20 7.478.758.735,25 6.948.331.031,35 6.041.354.682,97 5.137.718.507,94 4.691.626.411,44 3.964.181.471,79 3.403.391.190,59 2.721.302.420,50 2.246.237.165,21 1.902.222.896,84 1.644.520.598,02 1.445.741.399,04 1.288.506.071,21 1.161.417.509,38
NPV Rp 6.567.105.787,53 1.362.109.522,48 1.235.439.378,06 1.017.787.414,41 799.084.638,82 686.497.548,67 506.832.358,72 369.469.428,48 193.021.525,85 64.587.450,10 (33.452.689,94) (111.474.968,89) (175.831.536,88) (230.553.062,97) (278.282.815,19)
Tabel 4.15 Rekapitulasi Analisa Sensitivitas i=7,5% SDJB 543 No 1 2 3 4 5
Kondisi Normal Biaya naik 10% dan Manfaat tetap Biaya tetap dan Manfaat turun 10% Biaya tetap dan Manfaat nak 10% Biaya turun 10% dan Manfaat tetap
B- C 799.084.638,82 717.870.131,86 740.880.845,77 857.288.431,86 880.299.145,77
Rp Rp Rp Rp Rp
B/C 1,18 1,16 1,17 1,20 1,21
Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 4.16 Rekapitulasi perhitungan IRR pada analisa sensitivitas No 1 2 3 4 5
Kondisi Normal Biaya naik 10% dan Manfaat tetap Biaya tetap dan Manfaat turun 10% Biaya tetap dan Manfaat nak 10% Biaya turun 10% dan Manfaat tetap
IRR (%) 28,294 24,353 25,326 31,586 33,061
Sumber: Hasil Perhitungan
Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 4.14 Perhitungan NPV SDJB 544 i (%) 1% 2% 3% 5% 7,5% 10% 13% 15% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50%
PV Biaya Rp 6.845.889.983,73 6.375.008.969,60 5.952.927.356,97 5.232.270.742,24 4.516.120.501,78 4.167.204.883,90 3.594.294.961,63 3.151.494.657,76 2.622.290.483,21 2.259.247.790,99 2.001.389.412,10 1.812.806.858,31 1.671.517.239,44 1.563.571.616,41 1.479.822.429,84
PV Manfaat Rp 8.545.949.182,78 7.919.851.206,92 7.358.139.211,71 6.397.669.970,53 5.440.737.904,02 4.968.335.577,13 4.197.986.393,90 3.604.121.055,72 2.881.803.120,33 2.378.718.816,01 2.014.414.803,14 1.741.513.385,32 1.531.010.314,60 1.364.501.346,34 1.229.917.181,31
NPV Rp 1.700.059.199,05 1.544.842.237,32 1.405.211.854,73 1.165.399.228,29 924.617.402,24 801.130.693,23 603.691.432,28 452.626.397,96 259.512.637,12 119.471.025,02 13.025.391,04 (71.293.472,99) (140.506.924,85) (199.070.270,06) (249.905.248,53)
Gambar 4.3 Grafik Sensitivitas untuk berbagai kondisi terhadap B-C pada suku bunga 7,5% SDJB 543
Sumber: Hasil Perhitungan 4.8 Analisa Sensitivitas Analisa sensitivitas dibutuhkan dalam rangka mengetahui sejauh mana dampak parameter-parameter investasi yang telah ditetapkan sebelumnya boleh berubah karena adanya faktor situasi dan kondisi selama umur investasi, sehingga perubahan tersebut hasilnya akan berpengaruh secara signifikan pada keputusan yang telah diambil. Analisis sensitivitas yang dihitung pada studi ini adalah sebagai berikut : 1. Kondisi terburuk: a. Biaya naik 10%, manfaat tetap. b. Biaya tetap, manfaat turun 10%. 2. Kondisi menguntungkan: a. Biaya tetap, manfaat naik 10%. b. Biaya turun 10%, manfaat tetap.
Gambar 4.4 Grafik Sensitivitas untuk berbagai kondisi terhadap B/C pada suku bunga 7,5% SDJB 543
Gambar 4.5 Grafik Sensitivitas untuk berbagai kondisi terhadap IRR Tabel 4.17 Rekapitulasi Analisa Sensitivitas i=7,5% SDJB 544 No 1 2 3 4 5
Kondisi Normal Biaya naik 10% dan Manfaat tetap Biaya tetap dan Manfaat turun 10% Biaya tetap dan Manfaat nak 10% Biaya turun 10% dan Manfaat tetap
Rp Rp Rp Rp Rp
B- C 924.617.402,24 841.392.198,27 862.980.786,21 986.254.018,27 1.007.842.606,21
Sumber: Hasil Perhitungan
B/C 1,20 1,18 1,19 1,22 1,23
Tabel 4.18 Rekapitulasi perhitungan IRR pada analisa sensitivitas No 1 2 3 4 5
Kondisi Normal Biaya naik 10% dan Manfaat tetap Biaya tetap dan Manfaat turun 10% Biaya tetap dan Manfaat nak 10% Biaya turun 10% dan Manfaat tetap
IRR (%) 30,772 26,703 27,717 34,427 35,862
Sumber: Hasil Perhitungan Gambar 4.8 Grafik Sensitivitas untuk berbagai kondisi terhadap IRR 4.9 Harga Air Bersih Dalam perhitungan harga air di sumur dalam, tergantung dari situasi dan kondisi pada daerah yang dialiri. Harga air dapat berupa satuan Rp/m3 atau dapat juga Rp/jam. Dalam studi ini dihitungkan 2 harga air, agar dapat memilih 2 alternatif pembiayaan yang akan digunakan dalam penentuan harga air di masing-masing sumur dalam.
Gambar 4.6 Grafik Sensitivitas untuk berbagai kondisi terhadap B-C pada suku bunga 7,5% SDJB 544
Gambar 4.7 Grafik Sensitivitas untuk berbagai kondisi terhadap B/C pada suku bunga 7,5% SDJB 544 Tabel 4.19 Rekapitulasi Penentuan Harga Air SDJB 543 Harga air (eksisting) perjam
Rp. 23.750,00
Harga air (PU) terhadap Annuity 3
per m
-
perjam
Rp33.386,1
3
per m
Rp232,00
Harga air (Bunga Majemuk) terhadap Present Bunga Faktor Konversi
perjam
per m3
7,5 10
8,827 7,606
Rp 33.386 Rp 231 Rp 33.386 Rp 231
13 15 20 25 30
6,462 5,847 4,675 3,859 3,268
Rp Rp Rp Rp Rp
33.386 33.386 33.386 33.386 33.386
Rp Rp Rp Rp Rp
231 231 231 231 231
Sumber: Hasil Perhitungan Tabel 4.20 Rekapitulasi Penentuan Harga Air SDJB 544 Harga air (eksisting) per m3 perjam
Rp. 23.750,00
-
Harga air (PU) terhadap Annuity per m3 perjam
Rp33.814,6
Sumber: Hasil Perhitungan
Rp235,00
Harga air (Bunga Majemuk) terhadap Present per m3 Bunga Faktor Konversi perjam 7,5 8,827 Rp 33.815 Rp 234 10 13 15 20 25 30
7,606 6,462 5,847 4,675 3,859 3,268
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
33.815 33.815 33.815 33.815 33.815 33.815
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
234 234 234 234 234 234
5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan dalam kajian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Biaya total dari komponen pembangunan besarnya sama untuk SDJB 543 dan SDJB 544 yaitu sebesar Rp. 365.09.000,00 dikarenakan proyek ini merupakan proyek satu (1) paket pekerjaan Jaringan Irigasi Airtanah (JIAT). 2. Berdasarkan hasil dari analisa dan perhitungan biaya total O&P untuk SDJB 543 sebesar Rp. 120.373.580,00 dan biaya total O&P untuk SDJB 544 sebesar Rp. 116.228.831,00. 3. Keuntungan berdasar pada kenaikan hasil produksi setelah adanya proyek dengan sebelum adanya proyek dipengaruhi oleh faktor tanaman yang ditanam. Untuk SDJB 543 dengan pola tanam padi – padi – Kedelai mempunyai keuntungan bersih sebesar Rp. 582.037.000,00 sedangkan untuk SDJB 544 dengan pola tanam padi – padi – Jagung mempunyai keuntungan bersih Rp. 616.366.000,00. 4. Perhitungan dan analisa ekonomi SDJB 543 dan SDJB 544 meliputi BCR, NPV, IRR, dan analisa sensitivitas dengan suku bunga yang berlaku 7,5% per desember 2013. Untuk perhitungan BCR dengan suku bunga 7,5% pada SDJB 543 sebesar B/C = 1,18 dan pada SDJB 544 sebesar B/C = 1,20. Nilai NPV (Net Present Value) untuk SDJB 543 dengan bunga 7,5% sebesar Rp. 799.084.638,82 sedangkan pada SDJB 544 sebesar Rp. 924.617.402,24. IRR SDJB 543 sebesar 27,86%, sedangkan IRR SDJB 544 sebesar 30,92%, maka kedua proyek sumur produksi SDJB 543 dan SDJB 544 sangat layak dalam segi ekonomi
karena IRR > Suku Bunga Yang berlaku (7,5%). Berdasar hasil perhitungan analisa sensitivitas semua kondisi dapat dikatakan layak untuk SDJB 543 sampai dengan IRR 24,353% sedangkan SDJB 544 sampai dengan IRR 26,703%. Hasil analisa kelayakan ekonomi yang didapatkan berdasarkan perhitungan dengan tingkat bunga 7,5%, bahwa pembangunan SDJB 543 dan SDJB 544 secara ekonomi layak untuk dibangun. 5. Besarnya harga air (eksisting) pada SDJB 543 dan SDJB 544 sama, yaitu sebesar Rp. 23.750,00 perjam. Sedangkan harga air menurut PU dan harga air menurut bunga majemuk besarnya juga sama, untuk SDJB 543 sebesar Rp. 33.386,00 perjam atau Rp. 232,00 per m3 dan pada SDJB 544 sebesar Rp. 33.815 perjam atau Rp. 235,00 per m3. 5.2 Saran Adapun saran dalam studi ini adalah sebagai berikut: 1. Apabila biaya O&P ditanggung oleh P3A, hendaknya pemerintah menanggung biaya Penggantian mesin pompa. Dikarenakan biaya penggantian mahal, dan membutuhkan tenaga ahli dalam prosesnya. 2. Hendaknya pihak terkait selalu meninjau dan turut serta dalam pemeliharaan jaringan pipa agar dapat beroperasi secara optimal sesuai usia gunanya. 3. Dilihat dari kemampuan petani dalam membayar biaya O&P, sebaiknya pemerintah memberikan bantuan berupa solar untuk menyalakan mesin pompa kepada petani di lahan irigasi airtanah. 4. Dengan debit optimum yang cukup besar, sebaiknya dibuatkan tandon di sekitar lokasi sumur pompa guna mengakomodir kebutuhan air bersih warga sekitar.
6. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Panduan Penulisan Skripsi. Malang : Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Giatman, M. 2007. Ekonomi Teknik. Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada. Pabundu, M. 1990. Pengelolaan Irigasi Sumur Pompa. Jakarta : Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum. Soeharto, Iman. 1999. Manajemen Proyek. Jakarta : Erlangga. Sosrodarsono, dan S. K. Takeda. 1980. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta : Pradnya Pramitha. Suyanto, Adhie., dkk. 2001. Ekonomi Teknik Proyek Sumber Daya Air. Jakarta: Masyarakat Hidrologi Indonesia