OP/3/2015
OCCASIONAL PAPER
KAJIAN DESAIN ULANG PELAKSANAAN SURVEI EKSPEKTASI INFLASI
Widi Agustin S Herina Prasnawaty D Retno Wulan Sari
2015
Kesimpulan, pendapat, dan pandangan yang disampaikan oleh penulis dalam paper ini merupakan kesimpulan, pendapat, dan pandangan penulis dan bukan merupakan kesimpulan, pendapat, dan pandangan resmi Bank Indonesia.
0
KAJIAN DESAIN ULANG PELAKSANAAN SURVEI EKSPEKTASI INFLASI Widi Agustin S., Herina Prasnawaty D., Retno Wulan Sari
Abstrak Dalam rangka mencapai stabilitas harga yang mengacu pada inflation targeting, bank sentral perlu menjaga ekspektasi inflasi publik pada kisaran target yang ditetapkan. Informasi terkait ekspektasi inflasi salah satunya dapat diperoleh melalui survei. Beberapa pertanyaan terkait ekspektasi inflasi sudah tercakup dalam survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia selama ini, antara lain, survei konsumen (SK), survei penjualan eceran (SPE), survei kegiatan dunia usaha (SKDU), dan survei proyeksi indikator makro ekonomi (SPIME) yang mencakup pertanyaan kualitatif dan kuantitatif. Hasil evaluasi ekspektasi inflasi dari hasil survei existing menunjukkan bahwa indikator ekspektasi inflasi yang dihasilkan oleh survei BI masih belum cukup baik menjadi prediktor bagi indikator realisasi inflasi. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis melakukan penyempurnaan survei ekspektasi inflasi dengan membandingkan pelaksanaan survei ekspektasi inflasi di beberapa negara lain yang ditindaklanjuti dengan pelaksanaan pilot project survei ekspektasi inflasi di wilayah Jakarta. Hasil sementara pilot project survei ekspektasi inflasi menunjukkan bahwa (1) responden masih mengalami kesulitan dalam menjawab ekspektasi inflasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang; (2) ekspektasi inflasi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh perubahan harga yang dirasakan saat ini (backward looking/perceived inflation); (3) responden rumah tangga cenderung lebih pesimis dalam memperkirakan inflasi sebagaimana tercermin dari ekspektasi inflasi yang lebih tinggi terutama dalam jangka pendek; dan (4) awareness responden terhadap angka target inflasi Pemerintah tahun 2015 masih relatif terbatas, kecuali untuk responden SPIME.
Keywords
: inflasi, ekspektasi inflasi, survei
JEL Classifications : E31, C83
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang (UU) No. 23 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan UU. No 3 Tahun 2004, Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang tercermin dari tingkat inflasi maupun nilai tukar. Dalam mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter inflation targeting framework (ITF). Strategi kebijakan itu ditandai dengan pengumuman kepada publik mengenai target kuantitatif (kisaran target) dari tingkat inflasi yang hendak dicapai dalam beberapa periode ke depan serta adanya pernyataan secara eksplisit bahwa inflasi yang rendah dan stabil merupakan tujuan jangka panjang yang utama dari kebijakan moneter. Tiga keuntungan utama dari penerapan ITF adalah (1) membuat tingkat inflasi yang rendah dan stabil, (2) mengurangi biaya riil dari disinflasi, dan (3) menjangkar ekspektasi inflasi jangka panjang atau sangat dekat dengan target inflasi yang ditetapkan. Untuk mencapai stabilitas harga yang mengacu pada inflation targeting, bank sentral perlu untuk menjaga ekspektasi inflasi publik pada kisaran target yang ditetapkan. Jika ekspektasi inflasi publik dapat dijangkar dengan baik, ada kecenderungan bahwa inflasi akan mengarah ke sekitar target, bahkan setelah adanya penyimpangan. Secara umum, inflasi jangka panjang lebih penting jika dibandingkan dengan inflasi jangka pendek yang lebih volatile dan sensitif terhadap harga komoditas yang banyak dikonsumsi sehingga menjadi penting bagi bank sentral untuk mengetahui informasi tentang ekspektasi inflasi publik pada jangka menengah dan panjang. Sayangnya, ekspektasi inflasi tidak dapat diobservasi secara langsung sehingga harus dicari cara untuk menangkap informasi terkait ekspektasi inflasi, salah
satunya
melalui
survei.
Bank
Indonesia
sebagai
bank
sentral
menyelenggarakan beberapa survei dari berbagai kalangan responden yang menanyakan ekspektasi inflasi di pasar barang dan pasar uang. Survei kegiatan dunia usaha (SKDU) berusaha menangkap informasi mengenai ekspektasi inflasi dari perspektif dunia usaha, survei penjualan eceran (SPE) bertujuan menangkap
2
ekspektasi inflasi dari perspektif pedagang eceran, survei konsumen (SK) berupaya melihat ekspektasi inflasi dari sisi konsumen. Sementara itu, survei proyeksi indikator makroekonomi (SPIME) berusaha menangkap ekspektasi inflasi dari pengamat ekonomi dan analis pasar keuangan. Meskipun begitu, hasil survei acap kali belum mampu menggambarkan realisasi inflasi dengan cukup baik. Masih tidak diketahui dengan pasti apakah jawaban
survei
telah
merefleksikan ekspektasi
inflasi
sesungguhnya yang
digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan responden. Selain itu perlu ditelaah pula apakah hasil survei sudah mencerminkan ekspektasi yang bersifat forward looking dibandingkan backward looking (kondisi ekonomi saat ini dan masa lalu). Lebih lanjut, hasil survei yang ada saat ini dianggap kurang mampu memenuhi kebutuhan informasi dalam rangka formulasi kebijakan jangka menengah dan panjang. Selain itu, pertanyaan ekspektasi inflasi dalam survei existing tidak memiliki time horizon yang seragam sehingga sulit untuk diperbandingkan.
1.2 Tujuan Penulisan Penulisan kajian ini bertujuan untuk: a. melakukan review performa hasil survei ekspektasi inflasi pada survei existing BI, yaitu survei konsumen, survei penjualan eceran, survei kegiatan dunia usaha, dan survei persepsi indikator makro ekonomi; b. melakukan benchmarking pelaksanaan survei ekspektasi inflasi di beberapa negara sebagai bahan masukan dalam penyempurnaan survei ekspektasi inflasi di Indonesia; dan c. melakukan desain ulang pertanyaan ekspektasi inflasi pada survei existing BI.
1.3 Ruang Lingkup Batasan ruang lingkup survei yang digunakan dalam kajian ini meliputi hal berikut. a. Indikator ekspektasi inflasi yang akan di-review merupakan hasil survei kegiatan dunia usaha (SKDU), survei konsumen (SK), survei penjualan eceran (SPE), dan survei persepsi indikator makroekonomi (SPIME). b. Indikator hasil survei yang di-review adalah sebagai berikut:
3
SKDU : perkiraan inflasi akhir tahun SK
: ekspektasi harga tiga bulan, enam bulan, dan dua belas bulan yang akan datang
SPE
: ekspektasi harga tiga bulan dan enam bulan yang akan datang
SPIME : perkiraan inflasi satu triwulan ke depan dan satu tahun ke depan
1.4 Metode Kajian Kajian desain ulang pelaksanaan survei ekspektasi inflasi dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut: a. melakukan evaluasi ekspektasi inflasi hasil survei existing BI; b. melakukan desain ulang kuesioner khusus pertanyaan ekspektasi inflasi dari tiap-tiap survei; c. menyelenggarakan diskusi terpumpun (focus group discussion) dalam rangka pretest kuesioner; dan d. melaksanakan survei ekspektasi inflasi yang terpisah dari survei existing dengan proyek percontoh (pilot project) responden wilayah Jakarta dan sekitarnya.
4
II. LANDASAN TEORI
2.1 Survei Ekspektasi Inflasi di Beberapa Negara Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan informasi ekspektasi inflasi terhadap perumusan kebijakan moneter BI yang menerapkan ITF, pelaksanaan survei sebagai salah satu alat untuk mendapatkan informasi ekspektasi inflasi yang akurat semakin meningkat. Hampir seluruh negara yang menerapkan ITF ataupun yang tidak menerapkan kebijakan tersebut memiliki survei untuk memperoleh informasi ekspektasi inflasi. Dalam kajian ini, dilakukan studi literatur terhadap metode pelaksanaan survei ekspektasi inflasi yang dilakukan di Amerika Serikat, Jepang, India, Inggris, Australia, dan New Zealand. Secara garis besar tiap-tiap negara memiliki beberapa jenis survei dengan karakteristik
pertanyaan
yang
berbeda-beda
dalam
menangkap
informasi
ekspektasi inflasi. Selain itu, cakupan responden tiap-tiap survei berbeda yang mewakili responden rumah tangga, bisnis, dan professional forecaster. Jenis pertanyaan umumnya bersifat kuantitatif sehingga dapat diolah langsung dengan menghitung mean dan median. Namun, terdapat juga beberapa survei yang memiliki jenis pertanyaan bersifat kualitatif (arah) yang kemudian diolah secara kuantitatif. Meskipun tidak seluruh survei mencakup pertanyaan ekspektasi inflasi dalam jangka panjang, mayoritas survei yang ditujukan pada dunia usaha dan professional forecaster telah mencakup pertanyaan ekspektasi inflasi jangka panjang (lima dan sepuluh tahun ke depan). Negara maju seperti Amerika Serikat telah melangkah lebih jauh dengan menghitung uncertainty dari perkiraan inflasi ke depan. Inggris juga melakukan survei opini dan awareness masyarakat untuk mengukur usaha bank sentral dalam membentuk opini publik terhadap stabilitas harga.
2.1.1 Amerika Serikat Ekspektasi inflasi di Amerika diperoleh dari berbagai jenis survei antara lain surveys of consumers, livingston survey, survey of professional forecasters, dan household inflation expectation. Sebagian besar survei tersebut merupakan survei rutin, kecuali household inflation expectation yang merupakan proyek bersama The Federal Reserve Bank of New York dengan The Federal Reserve Bank of Cleveland pada 2006. Adapun perincian tiap-tiap survei adalah sebagai berikut.
5
2.1.1.1 Survey of Consumers Survey of consumers dilaksanakan oleh Survey Research Center, University of Michigan secara bulanan terhadap sekitar lima ratus responden dengan metode phone survey. Responden survei didesain agar mewakili rumah tangga Amerika Serikat, termasuk mereka yang tinggal di Alaska dan Hawaii. Terdapat lima puluh pertanyaan inti yang mencakup tiga hal terkait dengan sentimen konsumen, yaitu (1) kondisi keuangan konsumen, (2) kondisi bisnis, dan (3) ketepatan waktu berbelanja (buying conditions). Umumnya pertanyaan bersifat kualitatif yaitu dengan membandingkan kondisi saat ini dan kondisi dua belas bulan yang lalu serta memperkirakan kondisi dua belas bulan yang akan datang dibandingkan dengan kondisi saat ini. Selain pertanyaan mengenai keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi, terdapat pertanyaan khusus mengenai perkiraan/ekspektasi
inflasi,
pengangguran,
suku
bunga,
dan
kebijakan
perekonomian yang dilakukan pemerintah. Khusus mengenai ekspektasi inflasi, survey of consumers menanyakan ekspektasi harga selama dua belas bulan yang akan datang (during the next 12 months) dan outlook untuk lima s.d sepuluh tahun yang akan datang (the next 5 to 10 years) dibandingkan saat ini. Pertanyaan bersifat kualitatif (naik, tetap, turun atau lebih tinggi, tetap, lebih rendah) dan kuantitatif (persentase kenaikan dan nilai dalam dollar cent). Untuk menangkap ekspektasi harga selama dua belas bulan yang akan datang, kepada konsumen ditanyakan pertanyaan sebagaimana pada Boks 1 dan Gambar 1. Selama dua belas bulan yang akan datang, apakah menurut Anda harga-harga secara umum akan naik, tetap, atau turun dari kondisi saat ini? Untuk responden yang menjawab “naik” atau “turun”, selanjutnya akan ditanyakan berapa persen kenaikan/penurunan secara rata-rata dalam dua belas bulan ke depan. Jika responden tidak bisa memberikan angka persentase, ditanyakan (probing) berapa sen kenaikan/penurunan harga secara rata-rata selama dua belas bulan yang akan datang. Untuk responden yang menjawab “tetap”, selanjutnya akan ditanyakan apakah yang dimaksud “tetap” adalah kenaikan yang sama dengan inflasi saat ini atau secara umum harga-harga tidak akan naik dalam dua belas bulan yang akan datang.
Boks 1. Pertanyaan Perkiraan Harga Dua Belas Bulan yang Akan Datang
6
Gambar 1. Alur Pertanyaan Perkiraan Harga Dua Belas Bulan yang Akan Datang
Sementara pertanyaan mengenai outlook harga pada 5 s.d. 10 tahun yang akan datang hampir sama dengan pertanyaan mengenai harga 12 bulan yang akan datang sebagaimana tampak pada Boks 2 dan Gambar 2.
7
Bagaimana outlook harga-harga untuk 5 s.d 10 tahun mendatang? apakah menurut Anda harga-harga secara umum akan lebih tinggi, tetap, atau lebih rendah dari kondisi saat ini? Untuk responden yang menjawab "lebih tinggi" atau "lebih rendah", selanjutnya akan ditanyakan berapa persen kenaikan/penurunan secara rata-rata per tahun dalam 5 s.d 10 tahun mendatang. Jika responden tidak bisa memberikan angka persentase, ditanyakan (probing) berapa sen per tahun kenaikan/penurunan harga secara rata-rata 5 s.d 10 tahun mendatang. Untuk responden yang menjawab "tetap", selanjutnya akan ditanyakan apakah yang dimaksud "tetap" adalah kenaikan yang sama dengan inflasi saaat ini atau secara umum harga-harga tidak akan naik 5 s.d 10 tahun mendatang.
Boks 2. Pertanyaan Perkiraan Harga 5 s.d. 10 Tahun yang Akan Datang
Gambar 2. Alur Pertanyaan Perkiraan Harga Selama 5 s.d. 10 tahun yang akan Datang
8
Selain pertanyaan mengenai perkiraan harga-harga secara umum, terdapat pertanyaan mengenai perkiraan konsumen terhadap harga bahan bakar (gasoline) selama 12 bulan yang akan datang dan 5 (lima) tahun yang akan datang dibandingkan harga saat ini (Gambar 3).
Gambar 3. Alur Pertanyaan Perkiraan Harga Bahan Bakar
Berdasarkan hasil uji korelasi data 1966–1995 antara hasil survey of consumers mengenai perkiraan inflasi 12 bulan yang akan datang dengan perubahan tahunan consumer price index (CPI) menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi, yaitu sebesar 0,90. Dalam perhitungan, ekspektasi inflasi dalam 12 bulan yang akan datang menggunakan nilai rata-rata.
9
Sumber: Survey of Consumer -Michigan University
Grafik 1. Ekspektasi Tingkat Inflasi Tahunan v.s. Inflasi CPI (yoy) Hasil Survey of Consumers
2.1.1.2 Livingston Survey Livingston survey adalah survei yang dilaksanakan sejak 1946 oleh Joseph Livingston,
seorang
kolumnis
di
Philadelphia
Inquirer.
Pada
tahun
1990
pelaksanaan livingston survey diambil alih oleh The Federal Reserve of Philadelphia. Responden survei adalah ekonom perseorangan (economist) yang dikelompokan berdasarkan kategori tertentu seperti institusi akademik, perbankan, konsultan, federal reserve, pemerintah, perusahaan asuransi, dan perusahaan bukan keuangan. Hasil dari livingston survey dipublikasikan pada website The Federal Reserve of Philadelphia. Survei memperkirakan (forecast) delapan belas indikator/variabel mengenai output nasional, harga, pengangguran, dan data makroekonomi lainnya. Secara lebih terperinci dari delapan belas variabel tersebut terdapat enam variabel yang diperkirakan secara triwulanan (yaitu GNP riel, GDP riel, GNP nominal, GDP nominal, investasi riil dari nonresiden, dan keuntungan perusahaan setelah pajak), delapan variabel dengan frekuensi bulanan (produksi sektor industri, total pembangunan perumahan swasta, indeks harga produsen, indeks harga konsumen, pengangguran, rata-rata keuntungan per minggu, penjualan retail, dan penjualan kendaraan bermotor), dan empat variabel yang tersedia harian (prime rate, 10-year TB rate, 90-days TB rate, dan indeks harga saham S&P 500).
10
Khusus pertanyaan ekspektasi inflasi dalam livingston survey indikator yang ditanyakan adalah indeks harga produsen (PPI) dan indeks harga konsumen (CPI) dengan periode bulanan. Pertanyaan ekspektasi inflasi pada kuesioner livingston survey dapat dilihat pada Boks 3.
Nilai dari variabel dimaksud pada akhir bulan yang bersangkutan (bulan pelaksanaan survei) Nilai dari variabel dimaksud pada akhir bulan untuk 6 bulan yang akan datang. Nilai dari variabel dimaksud pada akhir bulan untuk 12 bulan yang akan datang. Pada survei bulan Juni: nilai dari variabel dimaksud pada Desember tahun berjalan dan Desember setahun yang akan datang. Pada survei bulan Desember: nilai dari variabel dimaksud pada Desember tahun berjalan, Desember 1 tahun yang akan datang, dan Desember 2 tahun yang akan datang. Khusus untuk CPI ditanyakan mengenai rata-rata tingkat inflasi tahunan selama 10 tahun (The 10-year annual-average rate of CPI inflation).
Boks 3. Pertanyaan Ekspektasi Inflasi Livingston Survey
Variabel CPI merupakan variabel yang paling dibutuhkan dari data set hasil livingston survey dan merupakan variabel yang paling diperhatikan dengan teliti. Hasil survei menunjukkan masih terdapat ketidakkonsistenan minor dari variabel tersebut yang, antara lain, disebabkan oleh pertanyaan terkait CPI adalah level CPI bukan tingkat inflasi, meskipun pada kuesioner untuk membantu responden disajikan level CPI bulanan dan triwulanan yang terkini. Untuk survei bulan Juni, data CPI yang diberikan adalah data bulan Maret dan April, sedangkan untuk survei bulan Desember, data CPI yang diberikan adalah data September dan Oktober. Responden menggunakan data CPI bulan April untuk pelaksanaan survei bulan Juni dan data CPI bulan Oktober untuk pelaksanaan survei bulan Desember.
2.1.1.3 Survey of Professional Forecaster Survey of professional forecaster (SPF) dilaksanakan oleh The Federal Reserve Bank of Philadelphia sejak tahun 1990 secara triwulanan. Sebelumnya survei ini dilakukan oleh American Statistical Association (ASA) dan The National Bureau of Economic Research (NBER) sejak 1968. Hasil dari SPF dipublikasikan oleh The Federal Reserve Bank of Philadelphia pada minggu ke-4 bulan ke-2 dalam triwulan 11
yang bersangkutan, misalnya untuk triwulan I, publikasi dilakukan pada minggu ke-4 bulan Februari. Para forecaster diminta menyediakan hasil proyeksi untuk 5 (lima) triwulan ke depan, tahun yang bersangkutan dan tahun yang akan datang. Terdapat 32 variabel yang ditanyakan kepada forecaster profesional dalam setiap pelaksanaan survei. Dari 32 variabel tersebut, 8 pertanyaan mengenai harga/inflasi, yaitu consumer price index (CPI) dan personal consumption expenditure (PCE), yang masing-masing ditanyakan mengenai rata-rata inflasi tahunan dalam 5 tahun ke depan, inflasi tahunan (seasonally adjusted), dan inflasi core tahunan (seasonally adjusted). Semua pertanyaan dalam survei itu ditanyakan dalam bentuk angka (kuantitatif). Sementara hasil survei, antara lain, disajikan dalam bentuk mean, median, mean growth, median growth, dan probability range. Perkiraan inflasi tahunan dari hasil survei disajikan dalam bentuk (1) inflasi tahunan (INFCPI1YR) yang merupakan rata-rata geometric dari angka median perkiraan satu kuartal dengan kuartal lainnya, dihitung dengan formula:
Selain itu, inflasi juga disajikan dalam bentuk indeks harga PDB/GDP price index (INFPGDP1YR) yang dihitung dengan formula:
Pada Agustus 2012 The Federal Reserve Bank of Philadelphia menambahkan hasil proyeksi baru yang disebut implied forecasts, antara lain mengenai forward inflation rates. Implied forecast itu dihitung berdasarkan cross-sectional nilai tengah hasil perkiraan dan angka penyebarannya (dispersion). Khusus mengenai forward inflation rates (annualized %), implied forecasts disajikan untuk variabel (a) CPIF5 5year forward 5-year annual-average headline CPI inflation rate; dan (b) PCEF5 5-year forward 5-year annual-average headline PCE inflation rate. Perhitungan untuk forward inflation rates menggunakan hasil survei, yaitu proyeksi rata-rata inflasi tahunan untuk 5 tahun ke depan dan 10 tahun ke depan. Kemudian dihitung implied forecast untuk tiap-tiap responden, lalu dihitung nilai
12
tengah, median, dan penyebarannya (cross-section dispersion). Formula yang digunakan adalah:
2.1.1.4 Household Inflation Expectation Pada tahun 2006 The Federal Reserve Bank of New York dengan The Federal Reserve Bank of Cleveland melaksanakan household inflation expectation project (HIEP). Proyek itu bertujuan untuk melengkapi informasi mengenai ekspektasi inflasi, khususnya dari sisi rumah tangga, ketidakpastian, dan ekspektasi tentang perubahan upah. Proyek ini melakukan asesmen terhadap hasil survey of consumers yang dilaksanakan oleh Survey Research Center, University of Michigan. Beberapa hal yang ingin dijawab dalam proyek ini mengenai ekspektasi inflasi adalah (a) pemilihan kata yang dapat menyebabkan perbedaan interpretasi; (b) poin hasil perkiraan inflasi tidak mencerminkan ketidakpastian inflasi (inflation uncertainty); (c) informasi mengenai perkiraan upah tidak cukup tersedia; dan (d) hasil survei hanya memberikan informasi yang terbatas mengenai bagaimana terbentuknya ekspektasi tersebut. HIEP dilakukan dalam berberapa tahap. Tahap pertama melalui interview/ wawancara melalui telepon kepada responden mengenai interpretasi responden terhadap pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner SOC-Michigan. Tahap selanjutnya dilakukan survei melalui internet melalui American Line Panel (ALP) dengan jumlah responden 700 orang. Baik pada tahap pertama maupun tahap kedua, responden ditanyakan mengenai interpretasi mereka terhadap pertanyaan price in general (harga secara umum) dengan rate of inflation (tingkat inflasi). Selain itu, ditanyakan juga perkiraan responden mengenai perkiraan perubahan tingkat upah dan ketidakpastian terhadap perkiraan, baik inflasi maupun inflasi tingkat upah. Pada tahap ketiga, berdasarkan dua tahap sebelumnya kemudian disusun kuesioner HIEP yang kemudian disampaikan kepada responden yang merupakan
13
responden SOC-Michigan yang bersedia menjadi responden panel dan mengisi survei setiap 6 minggu dalam periode 2007-2009. Beberapa hasil temuan dari HIEP adalah sebagai berikut: a. Pemilihan Kata dalam Pertanyaan (Wording of Questions) Dapat dipercayanya satu pengukuran sangat bergantung pada pemahaman responden terhadap pertanyaan di dalam kuesioner. Jika interpretasi responden terhadap satu pertanyaan sangat beragam, respon responden juga akan beragam. Salah satu pertanyaan pada SOC-Michigan yang menghasilkan nilai penyebaran yang cukup tinggi adalah pertanyaan mengenai harga-harga secara umum “prices in general”. Banyak responden dari SOC-Michigan yang memberi jawaban untuk pertanyaan “harga secara umum” diatas nilai inflasi yang sebenarnya. Sebagai contoh pada Mei s.d. Juli 2008, sebanyak 25 persen responden mengekspektasikan inflasi > 10% dalam 12 bulan ke depan. Hasil studi mengindikasikan bahwa responden mengartikan pertanyaan tersebut dengan harga yang harus mereka bayarkan, terkadang lebih dikaitkan pada barang-barang tertentu seperti bahan bakar atau makanan. Namun kebalikannya, pada saat ditanyakan tentang tingkat inflasi “rate of inflation” responden cenderung berpikir tentang perubahan harga dari item barang yang lebih banyak. b. Ketidakpastian Perkiraan (Forecast Uncertainty) Kemampuan
untuk
mengukur
dan
memonitor
pergerakan
dari
ketidakpastian inflasi sangat penting. Bagi bank sentral, melalui pemonitoran pergerakan ketidakpastian inflasi dapat diases kredibilitas dan efektivitas dari komunikasi yang dilakukan. Meningkatnya ketidakpastian tentang inflasi ke depan akan menghasilkan peringatan dini bagi kredibilitas bank sentral. Survei yang dilakukan HIEP mencoba menangkap ketidakpastian inflasi yang dilihat dari lebar dan sempitnya range dari perkiraan responden. Disagreement diukur berdasarkan jarak interkuartil (interquartile range) dari angka forecast yang berbeda-beda antarresponden, sementara median forecast uncertainty merupakan median (antarresponden) dari jarak interkuartil dari perkiraan-perkiraan kepadatan individu responden. Sebagai ukuran, median forecast uncertainty menggambarkan typical uncertainty responden terhadap inflasi ke depan. Dari hasil amatan, disagreement dan uncertainty median forecasts menghasilkan pola yang sangat berbeda dari waktu ke waktu berdasarkan Fed-ALP Panel.
14
c. Ekspektasi Tingkat Upah (Wage Expectation) Negosiasi tingkat upah antara pekerja dan perusahaan sering kali sejalan dengan perkiraan inflasi sehingga data mengenai ekspektasi tingkat upah dapat menjadi sumber tambahan dalam melakukan analisis pergerakan inflasi dan melihat interaksi antara tingkat upah dan penentuan harga. Lebih lanjut, perbedaan perkiraan antara perubahan upah dan ekspektasi inflasi dapat mempengaruhi keputusan keuangan rumah tangga. Untuk menutupi gap informasi mengenai ekspektasi terhadap tingkat upah, survei dalam HIEP meminta kepada responden untuk menyampaikan ekspektasi mereka terhadap perubahan tingkat upah, baik dari sisi nilai maupun kedalaman perkiraan. Hasil kajian mengindikasikan bahwa lebih mudah bagi responden dalam memberikan jawaban mengenai perkiraan perubahan upah jika dibandingkan dengan perkiraan perubahan harga-harga secara umum. d. Pergerakan dari Ekspektasi Inflasi (Dynamics of Inflation Expectation) Untuk mendapatkan gambaran bagaimana pembentukan ekspektasi inflasi pada tiap-tiap responden, survei dilakukan kembali dalam periode enam minggu kepada responden panel. Temuan hasil kajian adalah bahwa mereka yang lebih tidak yakin akan cenderung membuat revisi yang lebih besar terhadap hasil perkiraan mereka dan jawaban mereka cenderung lebih volatile. e. Jepang Ekspektasi Inflasi di Jepang diperoleh dari berbagai jenis survei, antara lain the monthly consumer confidence survey (MCCS), monthly survey of Japanese economic forecasts (ESPF), dan inflation outlook enterprises–tankan survey. Adapun perincian dari tiap-tiap survei adalah sebagai berikut.
2.1.2.1 The Monthly Consumer Confidence Survey (MCCS) Survei yang diselenggarakan oleh Shin Joho Center ini dimulai sejak April 2004 dan bertujuan untuk memperoleh pemahaman secara cepat mengenai perubahan persepsi konsumen sebagai alat untuk mengevaluasi tren ekonomi. Cakupan survei adalah 8.400 rumah tangga yang di-sampling dengan metode threelevel stratified random sampling berdasarkan kota/desa, local unit, dan rumah tangga. Sebelum April 2013 metode survei dilakukan dengan direct visit dan pengisian mandiri. Teknis pelaksanaan survei yaitu Shin Joho Center yang akan
15
menyebar kuesioner kepada sampel rumah tangga pada tanggal 10 tiap bulan dan akan diambil kembali pada tanggal 20. Namun, sejak April 2013 metode sampling berubah menjadi mailing survei. Tiap rumah tangga yang menjadi sampel akan menjadi responden survei selama 15 bulan berturut-turut. Cakupan kuesioner terdiri atas tiga bagian utama, yaitu persepsi konsumen, ekspektasi harga, dan karakteristik rumah tangga. a.
Persepsi Konsumen (Consumer Perceptions) Terdapat lima variabel pertanyaan pada bagian persepsi konsumen yang digunakan untuk menghitung consumer confidence index.
QOL (Overall Standard of Living): Looking ahead, do you think that half a year from now you will be better off, worse off, or about the same as now? – (1) will be better off, (2) will be somewhat better off , (3) about the same, (4) will be somewhat worse off , or (5) will be worse off. QIG (Income Growth): Do you think that half a year from now the pace of income growth of your household will increase, decrease, or remain unchanged? – (1) will increase, (2) will somewhat increase, (3) will not change, (4) will somewhat decrease, or (5) will decrease. QEO (Employment Opportunities): Do you think that half a year from now employment opportunities will be better, worse, or unchanged? – (1) will be better, (2) somewhat better, (3) about the same as now, (4) somewhat worse, or (5) worse. QDGP (Durable Goods Purchases): Do you think that half a year from now will be a better time or a worse time to buy consumer durable goods? – (1) will be better, (2) somewhat better, (3) about the same as now, (4) somewhat worse, or (5) worse. QVA (Value of Assets): Do you think that half a year from now the value of your family assets (stocks, real estate, and other assets) will have increased, decreased, or remained the same? – (1) will have increased, (2) will have marginally increased, (3) will be about the same as now, (4) will have marginally decreased, or (5) will have decreased.
Boks 4. Variabel Pertanyaan Pembentuk Consumer Confidence Index b. Ekspektasi Harga (Price Expectations) Pertanyaan terkait dengan ekspektasi harga hanya mencakup periode 12 bulan yang akan datang sebagaimana pada Boks 5. Metode pengolahan yang dipakai
untuk
pertanyaan
ekspektasi
harga
menggunakan
sistem
pooling/jawaban terbanyak.
16
During the next 12 months, do you think that prices of goods and services that you frequently purchase will go down, up, or remain the same? [(1) down by more than 5 percent, (2) down by 2-5 percent, (3) down by less than 2 percent, (4) remain the same, (5) up by less than 2 percent, (6) up by 2 to 5 percent, (7) up by more than 5 percent, or (8) don’t know.]
Boks 5. Pertanyaan Ekspektasi Harga The Monthly Consumer Confidence Survey c.
Karakteristik Rumah Tangga Variabel ketiga lebih fokus pada karakteristik rumah tangga, seperti jenis kelamin kepala rumah tangga, pekerjaan kepala rumah tangga, usia kepala rumah tangga, jumlah anggota keluarga, pendapatan pertahun, sumber utama pendapatan, tipe perumahan, apakah rumah tangga memiliki hipotek, dan lainlain. Selain tiga pertanyaan di atas, khusus bulan Maret, Juni, September, dan
Desember terdapat pertanyaan tambahan, yaitu (1) rencana pengeluaran untuk kursus, kegiatan rekreasi, dan jasa; (2) pengeluaran untuk travel/perjalanan yang direncanakan; dan (3) pembelian dan kepemilikan barang konsumsi tahan lama/ durable goods (khusus untuk pertanyaan bulan Maret).
2.1.2.2 Monthly Survey of Japanese Economic Forecasts (ESPF) Monthly survey of Japanese economic forecasts (ESPF) dilaksanakan oleh The Economic Planning Association dengan periode bulanan sejak Mei 2004 dengan responden sekitar 38 orang economic forecaster swasta terkemuka di Jepang. Kuesioner dibagikan kepada responden pada tanggal 25 setiap bulannya dan hasil survei dipublikasikan pada tanggal 10 pada bulan berikutnya. Survei itu menanyakan ke para partisipan perkiraan/forecasts tahunan quarter-by-quarter untuk tahun ini dan tahun fiskal berikutnya (Maret ke April) untuk berbagai variabel ekonomi, termasuk inflasi IHK (excluding fresh food). Tingkat inflasi tahunan dihitung sebagai rata-rata terboboti dari perkiraan inflasi triwulanan.
2.1.2.3 Tankan Survey Tankan survey diselenggarakan oleh Bank of Japan untuk memperoleh gambaran akurat dari tren bisnis dunia usaha di Jepang sebagai salah satu dasar
17
pengambilan kebijakan moneter. Survei dilaksanakan melalui surat dan online secara kuartalan (Maret, Juni, September, dan Desember) dan dirilis sebulan setelahnya, kecuali Desember yang dirilis pada pertengahan bulan. Populasi survei ini mencakup 210 ribu perusahaan swasta (excluding lembaga keuangan) dengan jumlah sampel (per Maret 2015) sebanyak 11.126 perusahaan. Pertanyaan dalam survei dibagi menjadi empat besaran, yaitu (1) judgement survey; (2) annual projections; (3) inflation outlook of enterprises; dan (4) number of new graduates hired (disurvei hanya bulan Juni & Desember). Terkait pertanyaan mengenai perkiraan inflasi, dunia usaha diminta untuk memilih alternatif yang paling mendekati dari ekspektasi mereka terhadap fluktuasi harga yang tercermin dari dua variabel output prices atau general prices untuk periode 1, 3, dan 5 tahun ke depan dengan adjustment (mengeluarkan faktor institutional seperti pajak konsumsi) sebagaimana pada Boks 6.
a.
Outlook output prices
b.
Ekpektasi tingkat perubahan harga untuk harga produk/jasa domestik andalan perusahaan dibandingkan harga saat ini. Jika tidak memiliki kejelasan ekspektasi, perusahaan diminta untuk menjawab “tidak tahu”. Jika perusahaan kesulitan dalam memilih satu produk/jasa domestik andalan maka perusahaan diminta mengolah rata-rata tertimbang dari beberapa produk domestik terpilih yang menjadi andalannya. Jika perusahaan kesulitan untuk memilih hanya terbatas pada produk domestik, perusahaan dapat memasukan produk ekspor. Namun demikian perkiraan tersebut harus mengeluarkan dampak fluktuasi nilai tukar sebanyak mungkin. Outlook for General Prices Ekspektasi dari perubahan harga tahunan secara umum yang diukur dari IHK. Responden yang tidak mengetahui dengan jelas ekspektasinya diminta untuk memberikan alasan.
Boks 6. Pertanyaan Ekspektasi Inflasi Tankan Survey
Metode pengolahan dilakukan dengan metode pooling. Sementara itu, angka kuantitatif rata-rata dari enterprises’ inflation outlook diperoleh dengan menghitung rata-rata tertimbang dari persen jawaban dengan mengeluarkan respons jawaban “tidak tahu”.
18
2.1.3 India Informasi mengenai ekspektasi inflasi di India diperoleh dari berbagai survei, antara lain, dari inflation expectations survey of households (IESH), survey of professional forecasters on macroeconomic indicators (SPFMI), dan consumer confidence survey (CCS).
2.1.3.1 Inflation Expectations Survey of Households (IESH) IESH dilaksanakan oleh Reserve Bank of India (India) sejak September 2005 secara triwulanan. Survei itu mencakup sekitar 5.000 rumah tangga urban di 16 kota dengan menanyakan ekspektasi inflasi 3 bulan dan setahun yang akan datang. Ekspektasi itu didasarkan oleh basket konsumsi tiap-tiap responden sehingga angkanya tidak dapat dianggap sebagai pembanding dari angka inflasi resmi. Hasil ekspektasi inflasi rumah tangga menyajikan informasi yang berguna terkait tekanan inflasi jangka pendek dan sebagai pelengkap indikator ekonomi lainnya untuk memperoleh pemahaman yang lebih menyeluruh terhadap arah inflasi ke depan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan pooling dan mean untuk jawaban kuantitatif.
Kuesioner IESH dibagi menjadi 6 (enam) blok sebagai berikut. 1. Blok I menanyakan informasi umum responden yang terdiri atas nama, alamat, nomor telepon, jenis kelamin, usia, dan kategori pekerjaan. 2. Blok II menanyakan informasi secara kualitatif mengenai ekspektasi harga 3 bulan yang akan datang untuk harga umum (general) dan 5 kategori lainnya, yaitu makanan (food products), nonmakanan (non food products), barang rumah tangga tahan lama (household durable), harga perumahan (housing), dan jasa (services). Jawaban responden pun dikelompokkan berdasarkan 5 kategori, yaitu (i) harga naik lebih tinggi dari kenaikan saat ini, (ii) harga naik sama dengan kenaikan saat ini, (iii) harga naik lebih rendah dari kenaikan saat ini, (iv) tidak ada perubahan harga, dan (v) penurunan harga. 3. Blok III menanyakan informasi secara kualitatif mengenai ekspektasi harga setahun yang akan datang dengan kategori yang sama dengan pertanyaan pada blok II.
Boks 7. Pertanyaan dalam Kuesioner IESH India
19
1. Blok IV menanyakan informasi secara kualitatif berupa feedback terhadap kebijakan RBI untuk menjaga stabilitas harga, yaitu sebagai berikut. “Apakah Anda merasa bahwa RBI telah melakukan tindakan yang diperlukan untuk menjaga inflasi?” (Jawaban: ya/tidak/tidak tahu) “Jika jawaban Anda Ya, apakah tindakan bank sentral tersebut berdampak pada laju inflasi?” (Jawaban: ya/tidak/tidak tahu) 2. Blok V menanyakan informasi secara kuantitatif tentang ekspektasi tingkat inflasi (yoy) (dalam range) untuk inflasi saat ini, inflasi 3 bulan yang akan datang, dan inflasi 1 tahun yang akan datang. Jawaban terendah adalah “kurang dari 1%” dan tertinggi adalah “lebih dari 16%” Responden bisa menjawab tidak tahu untuk pertanyaan ini. 3. Blok VI menanyakan informasi secara kuantitatif jumlah uang yang dikeluarkan untuk pembelian produk makanan utama (susu, gandum, beras, chana dal, dan tur dal) dalam sebulan terakhir tentang tingkat inflasi. Kuesioner juga dilengkapi dengan lampiran yang berisi deskripsi terhadap kelompok makanan, nonmakanan, barang rumah tangga yang tahan lama, perumahan, dan jasa.
Boks 7. (lanjutan)
2.1.3.2 Survey of Professional Forecasters on Macroeconomic Indicators (SPFMI) SPFMI diselenggarakan oleh RBI sejak September 2007 dengan tujuan untuk mengetahui perkiraan para profesional terhadap beberapa indikator ekonomi sebagai bahan masukan perumusan kebijakan moneter. SPFMI diselenggarakan triwulanan dengan forecaster dari berbagai kalangan, yaitu bank umum, bank investasi, bursa saham, broker internasional, institusi pendidikan terpilih, credit rating agencies, perusahaan sekuritas, perusahaan manajemen aset, dsb. Jumlah responden tiap survei bervariasi. Pada Januari 2015 terdapat 27 forecasters yang berpartisipasi. Periode referensi peramalan mencakup triwulanan dan tahunan untuk indikator makroekonomi utama. Bagian survei adalah sebagai berikut.
20
Identitas responden Indikator makroekonomi: Forecast tahunan (tahun ini, tahun depan) Neraca pembayaran Indikator makroekonomi: Forecast kuartalan (6 kuartal) CPI dan WPI (inflasi yoy): Forecast kuartalan dan anual Probabilities of real gdp growth (Y/Y): pilihan jawaban dalam selang persentase Probabilities of WPI inflation (Q4/Q4): pilihan jawaban dalam selang persentase Perkiraan jangka panjang 5 dan 10 tahun (annual average percentage change) untuk real GDP, WPI inflation, CPI inflation
Boks 8. Pertanyaan dalam Kuesioner SPFMI India
Data disajikan dengan statistika deskriptif (mean, median, maximum, minimum) dan rata-rata (mean) untuk pertanyaan probabilities.
2.1.3.3 Consumer Confidence Survey Pelaksanaan consumer confidence survey (CCS) secara triwulanan oleh RBI telah dilakukan sejak Juni 2010. Survei ini bertujuan untuk mengetahui persepsi rumah tangga terhadap kondisi ekonomi, kondisi rumah tangga, pendapatan, pengeluaran, harga, perkiraan pekerjaan, dan lainnya sebagai bahan informasi perumusan kebijakan. CCS dilaksanakan di 6 kota besar, yaitu Bengaluru, Chennai, Hyderabad, Kolkata, Mumbai, dan New Delhi dengan total responden sekitar 5.400 rumah tangga. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode two stage random sampling, yaitu tahap pertama adalah pengacakan blok sampel di tiap-tiap kota, kemudian diambil secara acak 20 responden dari tiap-tiap blok sampel. Pertanyaan dalam CCS bersifat kualitatif dengan alternatif jawaban naik, tetap atau turun. Kuesioner CCS terdiri atas 15 pertanyaan mengenai persepsi terhadap kondisi saat ini dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan perkiraan terhadap kondisi tahun mendatang dibandingkan saat ini. Indikator yang terkait dengan persepsi harga dan inflasi, yaitu terdiri atas dua pertanyaan sebagaimana pada Boks 9.
21
Perceptions on price level/persepsi terhadap level harga perubahan harga secara umum: Dibandingkan dengan 1 tahun lalu 1 tahun ke depan dibandingkan dengan saat ini Perceptions on rate of change in price levels (inflation)/persepsi terhadap tingkat perubahan level harga (inflasi): Dibandingkan dengan 1 tahun lalu 1 tahun ke depan dibandingkan dengan saat ini
Boks 9. Pertanyaan Persepsi Harga dan Inflasi pada Kuesioner CCS – India
Pengolahan data hasil CCS untuk masing-masing pertanyaan menggunakan metode net balance, yaitu persentase responden yang menjawab naik dikurangi persentase responden yang menjawab turun.
2.1.4 Inggris 2.1.4.1 Bank of England/Gfk NOP Inflation Attitudes Survey Bank of England (BOE) percaya bahwa kerangka kebijakan moneter akan efektif jika diiringi dengan pemahaman dan dukungan yang luas dari publik, baik terhadap tujuan yang ingin dicapai–yaitu stabilitas harga–maupun cara untuk mencapainya. The Monetary Policy Committee (MPC) menggunakan berbagai metode untuk menjelaskan kepada publik tentang peran mereka dalam menetapkan tingkat suku bunga untuk mencapai target inflasi. Beberapa metode yang digunakan, antara lain adalah memublikasikan hasil dari rapat bulanan, laporan inflasi triwulanan, melalui pidato dan kuliah, hasil riset, wawancara dengan media, dan program edukasi berupa kompetisi untuk sekolah dan universitas. Sejak pembentukan MPC, BOE berusaha mencari cara untuk mengukur usaha bank sentral dalam membentuk opini publik terhadap stabilitas harga, salah satunya dengan menggunakan survei opini dan awareness masyarakat. Survei ini diselenggarakan sejak Februari 2001 oleh Gfk NOP atas nama BOE dengan metode face to face interview. Sampel yang diambil merupakan konsumen berusia 16 tahun ke atas dengan menggunakan random location sample dengan titik sampling dipilih berdasarkan metode sampling probabilistik, dan individu yang diambil di tiap titik sampling dipilih berdasarkan kuota. Kuota ditetapkan berdasarkan jenis kelamin
22
menurut usia dan status pekerjaan serta dibobot sehingga dapat menggambarkan populasi orang dewasa di UK. Jumlah ukuran sampel per survei sekitar 2.000 responden dan ditambah dua kali lipat pada periode survei Februari. Pertanyaan yang diajukan dalam survei triwulanan ini, antara lain, mencakup pengetahuan umum, pemahaman dan sikap terhadap proses MPC, ekspektasi dari tingkat suku bunga dan inflasi, serta tingkat kepuasan/ ketidakpuasan masyarakat terhadap cara kerja bank sentral. Pertanyaan lain yang diajukan secara tahunan mencakup persepsi dari hubungan antara suku bunga dan inflasi serta pengetahuan terhadap siapa yang menetapkan suku bunga. Pengolahan data dilakukan dengan metode pooling (persentase jawaban terbanyak) dan median.
Boks 10. Pertanyaan Gfk NOP Inflation Attitudes Survey Q. 1 Which of these options best describes how prices have changed over the last 12 months?/Manakah pilihan di bawah ini yang paling menggambarkan perubahan harga dalam 12 bulan terakhir? Q. 2 How much would you expect prices in the shops generally to change over the next 12 months?/Bagaimana ekspektasi perubahan harga yang terjadi di toko-toko secara umum dalam 12 bulan kedepan? Q. 2b And how about the 12 months after that?/Dan bagaimana dengan perubahan harga 12 bulan setelahnya? Q. 2c And how about the longer term, say in five years time? How much would you expect prices in the shops generally to change over a year then/Dan bagaimana dengan jangka waktu yang lebih panjang, katakan dalam 5 tahun? Seberapa besar ekspektasi perubahan harga rata-rata dalam setahun Opsi jawaban: Gone Down/Turun Not changed/Tidak berubah Up by 1% but less than 2%/Naik 1%--2% Up by 2% but less than 3%/Naik 2%-3% Up by 3% but less than 4%/Naik 3%- 4% Up by 5% or more/Naik 5% atau lebih No idea/Tidak tahu
23
Q. 3 If prices started to rise faster than they do now, do you think Britain's economy would….***/Jika harga-harga mulai meningkat lebih cepat dari yang terjadi saat ini, bagaimana pendapat Anda terhadap ekonomi Britania.... Opsi jawaban: end up stronger/Menguat or make little difference/Sedikit berubah or weaker/Melemah Don't know/Tidak tahu Q. 4 The Government has set an inflation target of 2%. Do you think this target….**/Pemerintah terlah menetapkan target inflasi 2%. Pendapat Anda terhadap target ini .... Opsi jawaban: Is too high/terlalu tinggi Or too low/terlalu rendah Or about right/sudah tepat No Idea/Tidak tahu Q. 5 How would you say interest rates on things such as mortgages, bank loans and savings have changed over the last 12 months?/Bagaimana menurut anda tingkat perubahan suku bunga KPR, pinjaman, dan simpanan di bank dalam 12 bulan terakhir? Q. 6 How would you expect interest rates to change over the next 12 months?/Bagaimana ekspektasi anda terhadap perubahan tingkat suku bunga dalam 12 bulan ke depan? Opsi jawaban: Rise a lot/Meningkat tinggi Rise a little/Meningkat sedikit Stay about the same/Tetap Fall a little/Turun sedikit Fall a lot/Turun tinggi No idea/Tidak tahu Q. 7 What do you think would be best for the British economy-for interest rates to go up over the next few months, or to go down, or to stay where they are now, or would it make no difference either way?/Menurut anda apa yang terbaik bagi ekonomi British–tingkat suku bunga naik dalam beberapa bulan ke depan, turun, atau tetap, atau tidak ada bedanya? Q. 8 And which would be best for you personally, for interest rates to…./ Dan secara personal anda lebih suka suku bunga untuk .... Opsi jawaban: Go Up/Naik Go Down/Turun Stay Where they are/Tetap sebagaimana saat ini Make no difference/Tidak ada bedanya No Idea/Tidak tahu
Boks 10. (lanjutan)
24
Q9 – Q15 merupakan annual question (ditanyakan tiap Q1) Q. 9 How strongly do you agree with the following statements?/Seberapa setuju Anda terhadap pertanyaan berikut? a) A Rise in interest rates would make prices in the high street rise more slowly in the short term--say a month or two/Kenaikan suku bunga akan membuat hargaharga meningkat lebih lambat dalam jangka pendek (dalam 1 atau 2 bulan)? b) A rise in interest rates would make prices in the high street rise more slowly in the mediumterm--say a year or two/Kenaikan suku bunga akan membuat hargaharga meningkat lebih lambat dalam jangka menengah (dalam 1 atau 2 tahun) Opsi jawaban: Agree Strongly/Sangat Setuju Agree/Setuju Neither agree nor disagree/Indifferen Disagree/Tidak setuju Disagree strongly/Sangat tidak setuju Q. 10 If a choice had to be made, either to raise interest rates to try to keep inflation down; or keep interest rates down and allow prices in the shops to rise faster, which would you prefer?/Jika harus membuat pilihan antara menaikan suku bunga untuk menekan laju inflasi; atau tetap menahan tingkat suku bunga dan membiarkan harga di toko naik lebih cepat, mana yang Anda pilih? Opsi jawaban: Interest rates to rise/Menaikan suku bunga Prices to rise faster/Harga-harga naik lebih cepat No idea/Tidak tahu Q. 11 Each month, a group of people meets to set Britain's basic interest rate level. Do you know what this group is?/Tiap bulan, sekelompok orang bertemu untuk menetapkan tingka suku bunga dasar Britain, apakah Anda tahun apa nama kelompok ini? Opsi jawaban: Monetary Policy Committee Bank of England The Government The Treasury Parliament Other
Don't know
Boks 10. (lanjutan)
25
Q. 12 Which of these groups do you think sets the interest rates?/Manakah dari kelompok di bawah ini yang menetapkan suku bunga? Opsi jawaban: Government ministers Civil servants Bank of England High street banks European Central Bank
No idea Q. 13 In fact, the decisions are taken by the Monetary Policy Committee of the Bank of England. Which of these do you think best describes the Monetary Policy Committee?/Faktanya, keputusan tersebut dibuat oleh MPC BOE. Manakah dari keterangan di bawah ini yang paling menggambarkan MPC? Opsi jawaban: Part of the Government A Quango, wholly appointed by the Govt. An independent body, partly appointed by the Govt. A completely independent body No idea Q. 14 Overall, how satisfied or dissatisfied are you with the way the Bank of England is doing its job to set interest rates in order to control inflation?/Secara keseluruhan, seberapa puas/tidak puas anda dengan langkah yang dilakukan BoE dalam menjalankan tugasnya menetapkan suku bunga dalam rangka mengontrol inflasi? Opsi jawaban: Very satisfied / Sangat puas Fairly satisfied / Cukup puas Neither satisfied nor dissatisfied / Indifferen Fairly dissatisfied / Tidak terlalu puas Very dissatisfied / Sangat tidak puas
No idea Boks 10. (lanjutan)
26
Q. 15 Which, if any, of the following actions are you taking, or planing to take, in the light of your expectations of price changes over the next twelve months? (You could choose up to three)?/Jika ada, manakah tindakan dibawah ini yang Anda ambil, atau berencana Anda ambil, jika Anda mengekspektasikan adangan perubahan harga dalam 12 bulan ke depan? (boleh memilih 3 opsi) Opsi jawaban:
Bring forward major purchases such as furniture or electrical goods Cut back spending and save more Shop around more for better value goods and services Push for increased pay with current employer Look to increase income in other ways (e.g. Change jobs, take on second job, work more hours with current employer) Move savings out of banks or building societies into other assets such as shares, bonds, housing or gold Take no action
Boks 10. (lanjutan)
2.1.5 Australia Hasil ekspektasi inflasi di Australia diperoleh dari berbagai sumber antara lain dari survey of consumer inflationary expectations yang dilakukan oleh Melbourne Institute, business inflation expectations yang dipublikasikan oleh National Australia Bank (NAB), union officials inflation expectations dilakukan oleh Workplace Research Centre, dan market economists' inflation expectations RBA. Adapun perincian dari data ekspektasi inflasi di Australia adalah sebagai berikut.
2.1.5.1 Survey of Consumer Inflationary Expectations Survey of consumer inflationary expectations dilakukan oleh Melbourne Institute secara bulanan terhadap sekitar 1.200–1.400 individu yang dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dan lokasi. Kuesioner dan responden survei itu sama dengan survey of consumer sentiment yang juga dilakukan oleh Melbourne Institute. Laporan hasil survey of consumer inflationary expectations mengambil bagian dari pertanyaan dalam survey of consumer sentiment. Meskipun survei dilakukan secara
27
bulanan, laporan hasil survei dipublikasikan setiap triwulan pada bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Survey of consumer inflationary expectations bertujuan untuk mengetahui ekspektasi rumah tangga terhadap perkembangan inflasi 12 bulan yang akan datang. Ekspektasi inflasi ini sangat penting karena dapat mempengaruhi keputusan rumah tangga dalam tuntutan upah, keputusan untuk menabung, dan keputusan untuk pembelanjaan barang. Responden survey of consumer inflationary expectation adalah individu dengan usia 18 tahun ke atas. Survei dilakukan melalui wawancara langsung ataupun wawancara via telepon pada 2 minggu pertama pada bulan periode survei. Pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai ekspektasi inflasi adalah pertanyan kualititaf dan kuantitatif sebagaimana tampak pada Boks 11.
Next year price changes I’d like to find you think will happen to prices. Thinking about the prices of thingsyou buy, by this time next year, do you think they’ll have gone up or down? Up Down The Same Don’t Know/uncertain Price rise percentage By what percentage do you think prices will have gone up by this time next year? …% Price fall percentage By what percentage do you think prices will have gone down by this time next year? …%
Boks 11. Pertanyaan Ekspektasi Inflasi Survey of Consumer Inflationary Expectations
Data ekspektasi inflasi yang diperoleh dari hasil survei tersebut diolah dengan menggunakan median dengan formula: 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 = 𝑙𝑏 + [
𝑛 2
−𝐹 𝑓
]𝑤
28
keterangan: lb = lower bound range n = number of observation f = frequency of median class F = cummulative frequency of observations below median class w = width of median class
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh RBA dari tahun 1976 s.d. 1999, terdapat hubungan yang searah antara ekspektasi inflasi hasil survey of consumer inflationary expectations dan headline CPI yang dipublikasikan oleh Australian Bureau Statistics (ABS), tetapi dengan magnitude yang lebih tinggi pada ekspektasi inflasi hasil Survei of Consumer Inflationary Expectations.
Sumber: Consumer Inflationary Expectations – Melbourne Institute
Grafik 2. Ekspektasi Inflasi Hasil Survey of Consumer Inflationary Expectations dan Realisasi Inflasi
Hasil ekspektasi inflasi ini juga disajikan menurut jabatan sehingga dapat diketahui responden mana yang mempunyai ekspektasi inflasi yang mendekati realisasinya.
Berdasarkan
jabatan,
responden
managers/administrative
dan
professional memiliki angka ekspektasi inflasi yang paling rendah dan memiliki standar deviasi yang paling kecil jika dibandingkan dengan realisasi inflasi. Sementara itu, responden pengangguran dan individu yang terlibat dalam pekerjaan rumah cenderung memiliki ekspektasi inflasi tertinggi dan memiliki standar deviasi yang paling tinggi dengan angka realisasi inflasi. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang mempunyai akses informasi yang bagus terhadap variabel makroekonomi mampu membuat ekspektasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan responden yang tidak mempunyai akses informasi yang akurat.
29
Tabel 1. Ekspektasi Inflasi Survey of Consumer Inflationary Expectations Menurut Pekerjaan
Sumber: Consumer Inflationary Expectations–Melbourne Institute
2.1.5.2 Business Inflation Expectations Data ekspektasi inflasi di Australia antara lain diperoleh dari hasil business survey yang dilakukan oleh National Australia Bank (NAB) terhadap sekitar 900 perusahaan di semua sektor ekonomi, kecuali sektor pertanian. Survei dilakukan secara triwulanan sejak tahun 1989. Indikator yang digunakan untuk menangkap informasi ekspektasi inflasi adalah perkiraan tentang harga jual (product price/ selling price) untuk tiga bulan yang akan datang. Berdasarkan historis data, perkiraan harga jual hasil Business Survey NAB menjadi leading dari pergerakan harga retail.
30
Sumber: Business Survey - National Australia Bank
Grafik 3. Perkembangan Product Price dan Retail Price Hasil Survei NBA 2.1.5.3 Union Officials Inflation Expectations Union officials inflation expectations dilakukan oleh Workplace Research Centre secara triwulanan. Hasil survei diolah dengan metode median dan digunakan oleh RBA dalam penyusunan statement of monetary policy. Data ekspektasi inflasi yang ditanyakan adalah ekspektasi inflasi untuk 1 tahun ke depan. Berdasarkan analisis perbandingan ekspektasi inflasi, baik dari Consumer Survey the Melbourne Institute, Business Survey NAB, maupun Union Official Workplace Research Centre, terlihat bahwa ekspektasi inflasi harga jual business survey menjadi leading untuk ekspektasi inflasi union official dan consumer survey.
Sumber: Reserve Bank of Australia
Grafik 4. Perkembangan Ekspektasi Inflasi Hasil Consumer Survey, Business Survey dan Union Officials Survey 31
2.1.5.4 Market Economists' Inflation Expectations Market economists' inflation expectations dilakukan oleh Reserve Bank Australia (RBA) secara triwulanan setelah Australian Bureau Statistik (ABS) merilis data indeks harga konsumen dan sebelum RBA mempublikasikan statement of monetary policy. Survei dilakukan terhadap sekitar lima belas responden pengamat ekonomi melalui wawancara telepon. Data ekspektasi inflasi yang ditanyakan adalah data ekspektasi inflasi untuk satu tahun dan dua tahun ke depan.
2.1.6 New Zealand Bank Sentral New Zealand atau The Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) menyelenggarakan
beberapa
survei
untuk
menangkap
ekspektasi
inflasi
masyarakat, yaitu household inflation expectations (HIE) dan survey of expectations. Keduanya dilakukan oleh konsultan survei atas nama RBNZ dan dipublikasikan dalam website bank sentral.
2.1.6.1 Household Inflation Expectations (HIE) Household inflation expectations (HIE) diselenggarakan secara triwulanan oleh Reserve Bank of New Zealand dengan bantuan perusahaan survei. Survei tahun 1995 hingga September 2008 dilakukan oleh ACNielsen’s Marketscope melalui telepon survei terhadap 1.000 orang dengan kriteria usia lima belas tahun atau lebih. Sejak Desember 2008 survei dilakukan oleh UMR Research’s secara nasional terhadap 750 orang dengan kriteria usia delapan belas tahun atau lebih. Interview dilakukan melalui telepon dengan satu responden per rumah tangga. Nomor telepon dihasilkan secara acak dari range Telekom yang dikenal. Jawaban individu akan dibobot sehingga menyerupai karakteristik demografi populasi secara nasional. Pertanyaan yang ditanyakan dalam HIE ialah
32
Pertanyaan screening “Apa yang kamu pahami tentang istilah inflasi ?” Jika, responden mampu menjawab maka akan berlanjut ke pertanyaan berikutnya. Q1. Persepsi inflasi saat ini “Berdasarkan pendapat anda dan apa yang anda lihat atau dengar, berapa angka inflasi saat ini?” Q2. Ekpektasi perubahan inflasi jangka pendek “Dalam 12 bulan kedepan, apakah anda mengekspektasikan angka inflasi akan lebih tinggi, lebih rendah, atau sama ?” Q3. Ekspektasi inflasi jangka pendek “Menurut anda berapa tingkat inflasi dalam 12 bulan ke depan ?” Q4. Ekpektasi perubahan inflasi jangka menengah “Menurut anda berapa tingkat inflasi dalam 5 tahun ke depan ?” Q5. Ekspektasi inflasi perumahan “Dalam 1 tahun ke depan, apakah menurut anda harga rumah secara umum akan naik, turun, atau tetap dibandingkan dengan saat ini ?”
Q6. Persentase ekspektasi inflasi perumahan “Berapa persen kenaikan/ penurunan harga rumah tersebut ?”
Boks 12. Pertanyaan Ekspektasi Inflasi Household Inflation Expectations
Pengolahan data dilakukan dengan menyajikan angka mean dan median bagi data kuantitatif. Sementara itu, untuk pertanyaan kualitatif data disajikan dalam net balance, yaitu persentase jawaban meningkat dikurangi dengan persentase jawaban menurun.
Sumber: Reserve Bank of New Zealand
33
Grafik 5. Perkembangan Ekspektasi Inflasi Hasil Household Inflation Expectations 2.1.6.b Survey of Expectations Survey of expectations diselenggarakan secara triwulanan oleh Reserve Bank of New Zealand dengan bantuan AC Nielsen sejak September 1987. Target responden adalah manajer perusahaan dan profesional. Pertanyaan survei mencakup persepsi dan ekspektasi terhadap kondisi moneter, IHK, suku bunga, nilai tukar, PDB, BoP, upah, dan tingkat pengangguran. Hasil survei merupakan angka final dan tidak ada revisi. Angka kuantitatif hasil survei diolah dengan menggunakan angka mean dan median. Khusus untuk pertanyaan mengenai ekspektasi inflasi IHK tampak pada Boks 13.
Secara kuartalan (qtq) , berapa ekspektasi inflasi IHK untuk periode kuartal berjalan dan kuartal berikutnya?
Secara tahunan (yoy), berapa ekspektasi tingkat inflasi IHK untuk periode setahun dan dua tahun yang akan datang?
Boks 13. Pertanyaan Ekspektasi Survey of Expectations
Sumber: Reserve Bank of New Zealand
Grafik 6. Perkembangan Ekspektasi Inflasi Hasil Survey Expectations
34
2.2 Metode Evaluasi Hasil Survei Metode evaluasi hasil survei menggunakan dua indikator, yaitu angka korelasi dan deviasi. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara indikator ekspektasi inflasi hasil survei dan realisasi inflasi. 2.2.1 Korelasi Pearson Untuk melihat keeratan hubungan antara ekspektasi inflasi hasil survei dan inflasi aktual digunakan pendekatan korelasi. Koefisien korelasi Pearson digunakan untuk mengetahui tingkat (derajat) keeratan hubungan linier antara dua atau lebih variabel yang minimal memiliki skala pengukuran interval. Nilai koefisien korelasi Pearson (r) bagi contoh dihitung dari rumus sebagai berikut. n
x
r
i 1
n
x i 1
i
x yi y
x
2
i
n
y i 1
y
2
i
keterangan: x & y = variabel bebas 𝑥̅ & 𝑦̅ = nilai rata-rata variabel x dan y
Nilai r berkisar dari -1 sampai 1 (-1≤ r ≤1). Apabila r = 0 atau mendekati nol, hal itu berarti tidak terdapat hubungan linier antara dua variabel yang diamati atau hubungan liniernya sangat lemah. Sementara itu jika r mendekati nilai 1 atau -1, hal itu berarti hubungan linier antar peubah sangat kuat. Tanda positif dan negatif pada koefisien korelasi menunjukkan arah hubungan antara variabel yang diamati. Nilai r positif menunjukkan hubungan searah dan sebaliknya nilai r negatif menunjukkan hubungan berlawanan arah. Selain itu, interpretasi kuat lemahnya hubungan variabel yang terlibat juga ditentukan oleh persoalan yang dihadapi. Nilai r yang sama dari penelitian dan percobaan sosial ekonomi, akan memiliki kekuatan dan keterandalan yang berbeda dengan hasil yang sama tapi diperoleh dari percobaan eksakta (dengan pertimbangan ketelitian percobaan sosial lebih rendah akibat variasi yang lebih besar di lapangan). Meskipun demikian menurut Siagian dan Sugiarto (2006) kriteria di bawah ini dapat digunakan sebagai pedoman umum sebagai berikut
35
2.2.2 Mean Absolute Deviation Kualitas dari peramalan (prakiraan) tergantung dari seberapa akurat nilai peramalan (prakiraan) dapat memprediksi nilai aktual pada masa yang akan datang. Ketepatan dalam peramalan dilihat dari perbedaan antara nilai peramalan dan nilai aktual yang dapat diukur dengan menggunakan pendekatan mean absolute deviation (MAD), yaitu semakin kecil nilai MAD, hasil peramalan (prakiraan) akan semakin akurat.
𝑀𝐴𝐷 =
∑𝑛𝑡=1|𝐴𝑡 − 𝐹𝑡 | 𝑛
keterangan: At = nilai aktual dan Ft = nilai forecasting/peramalan.
36
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1
Hasil Evaluasi Indikator Ekspektasi Inflasi Survei Ekspektasi Inflasi Existing Beberapa pertanyaan terkait ekspektasi inflasi sudah tercakup dalam
kuesioner survei existing yang dilakukan oleh Bank Indonesia selama ini, antara lain, survei konsumen (SK), survei penjualan eceran (SPE), survei kegiatan dunia usaha (SKDU), dan survei proyeksi indikator makro ekonomi (SPIME). Pertanyaan terkait ekspektasi inflasi dalam kuesioner survei existing cukup beragam, yaitu mencakup pertanyaan kualitatif (perkembangan harga tiga dan enam bulan ke depan) dan pertanyaan kuantitatif (inflasi selama tiga bulan yang akan datang, akhir tahun, dan satu tahun yang akan datang) sebagaimana tampak pada Tabel 2.
Tabel 2. Pertanyaan Terkait Ekspektasi Inflasi dalam Survei Existing (SK, SPE, SKDU, dan SPIME)
Tabel 2. (lanjutan)
37
3.1.1 Ekspektasi Inflasi-Survei Konsumen Survei konsumen (SK) BI dilaksanakan secara bulanan sejak Oktober 1999. Saat ini jumlah responden sebanyak 4.600 rumah tangga di delapan belas kota. Indikator ekspektasi inflasi hasil SK mencakup tiga time horizon yaitu 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan yang akan datang. Konsumen ditanyakan mengenai perkiraan responden terhadap perubahan harga barang/jasa secara umum dengan lima pilihan jawaban kualitatif, yaitu naik signifikan, naik sedikit, tetap, turun sedikit, dan turun signifikan. Metode pengolahan menggunakan weighted balance score1 yang diberi bobot sesuai dengan bobot kota dengan menggunakan SBH 2012. Korelasi hasil ekspektasi inflasi SK dibandingkan dengan realisasi inflasi untuk seluruh time horizon masih sangat rendah. Angka korelasi ekspektasi inflasi 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan yang akan datang secara berturut-turut sebesar 0,35, 0,34, dan 0,45. Khusus untuk periode 3 bulan mendatang responden rumah tangga diminta juga untuk memberikan ekspektasi inflasi untuk tiap-tiap kelompok sesuai dengan Balance Score yaitu saldo bersih/net balance (% jawaban meningkat - % jawaban menurun) ditambah 100. 1
38
komponen pengeluaran indeks harga konsumen. Berdasarkan angka korelasi, responden rumah tangga cenderung lebih baik dalam memberikan jawaban yang akurat terkait dengan ekspektasi inflasi kelompok makanan jadi dan kelompok pendidikan jika dibandingkan dengan kelompok lainnya sebagaimana tercermin dari angka korelasi sebesar 0,50 dan 0,58 sebagaimana tampak dalam Lampiran 1.
(Indeks)
(% QTQ)
200.0 190.0
r = 0,35
180.0
190.0
5.0
185.0
4.0
180.0
3.0
170.0 2.0
160.0
1.0
150.0
0.0
140.0
-1.0 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 2011
2012
2013
2014
IEH 3 bulan yad (LHS) - Survei Konsumen
(Indeks)
6.0
(% QTQ) 7.0
r = 0,34
5.0
175.0
4.0
170.0
3.0
165.0
2.0
160.0
1.0
155.0 150.0
0.0 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1
2015
2011
2012
2013
IEH 6 bulan yad (LHS) - Survei Konsumen
Realisasi Inflasi -BPS (RHS)
Grafik 7. Indeks Ekspektasi Harga 3 Bulan Mendatang
6.0
2015
2016
Realisasi Inflasi -BPS (RHS)
Grafik 8. Indeks Ekspektasi Harga 6 Bulan Mendatang
(Indeks)
(% QTQ)
195.0 190.0
2014
10.0 9.0 8.0 7.0 6.0 5.0 4.0 3.0 2.0 1.0 0.0
r = 0,45
185.0 180.0 175.0 170.0
165.0 160.0 155.0 150.0 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 2012
2013
2014
IEH 12 bulan yad (LHS) - Survei Konsumen
2015
2016
Realisasi Inflasi -BPS (RHS)
Grafik 9. Indeks Ekspektasi Harga 12 Bulan Mendatang
3.1.2 Ekspektasi Inflasi-Survei Penjualan Eceran Survei penjualan eceran (SPE) BI merupakan survei bulanan yang dilaksanakan sejak September 1999. Saat ini SPE dilakukan terhadap 700 pengecer sebagai responden di sepuluh kota. Indikator ekspektasi inflasi hasil SPE mencakup time horizon 3 bulan dan 6 bulan mendatang. Metode pengolahan menggunakan balance score, yaitu responden ditanyakan perkiraan rata-rata perkembangan harga
39
barang dan jasa secara umum dengan lima pilihan jawaban kualitatif, yaitu naik signifikan, naik sedikit, tetap, turun sedikit, dan turun signifikan. Indikator ekspektasi inflasi 3 dan 6 bulan mendatang dari pedagang eceran juga belum dapat menggambarkan realisasi inflasi dengan baik. Angka korelasi ekspektasi inflasi SPE bahkan lebih rendah daripada ekspektasi inflasi SK sebesar 0,28 (periode 3 bulan) dan 0,26 (periode 6 bulan).
(%, QTQ)
(%, QTQ) (Indeks)
(Indeks)
6.0 170
180
r = 0,28
170
7.0
5.0 160
6.0
r = 0,26
160
4.0 150
5.0
3.0 140
4.0
2.0 130
3.0
120
1.0 120
2.0
110
0.0
100
-1.0
150 140 130
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 2011
2012
IEH 3 Bulan yad (LHS) - SPE
2013
2014
2015
Realisasi Inflasi-BPS (RHS)
Grafik 10. Indeks Ekspektasi Harga 3 Bulan Mendatang
110
1.0
100
0.0 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 2011
2012
IEH 6 Bulan yad (LHS) - SPE
2013
2014
2015
Realisasi Inflasi-BPS (RHS)
Grafik 11. Indeks Ekspektasi Harga 6 Bulan Mendatang
3.1.3 Ekspektasi Inflasi-Survei Kegiatan Dunia Usaha Survei kegiatan dunia usaha (SKDU) BI merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I-1993. Saat ini jumlah responden SKDU mencapai 2.704 perusahaan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan dipilih secara purposive. Indikator ekspektasi inflasi hasil SKDU diperoleh dengan menanyakan perkiraan inflasi pada akhir tahun berjalan (% yoy) dengan metode pengolahan menggunakan rata-rata sederhana. Berdasarkan hasil survei, perusahaan belum dapat memperkirakan inflasi meskipun dalam jangka yang relatif pendek. Hasil tracking perkiraan inflasi akhir tahun yang diperoleh secara triwulanan memiliki korelasi yang sangat buruk, yaitu negatif 0,07. Meskipun demikian, semakin mendekati akhir periode perkiraan inflasi, korelasi antarekspektasi inflasi semakin membaik seiring dengan semakin lengkapnya informasi. Jika hanya menggunakan data hasil survei periode yang paling mendekati akhir tahun yaitu triwulan IV sehingga angka korelasi membaik secara signifikan menjadi sebesar 0,82. Namun, angka deviasi masih relatif tinggi sebesar 1,78%. 1
Tabel 3. Korelasi dan Deviasi Perkiraan Inflasi SKDU
(%, YOY) 9.0 8.0
Periode Tracking Inflasi
7.0
6.0 5.0 4.0
Triwulan I - IV Triwulan II - IV Triwulan III - IV Triwulan IV
r = -0,07
3.0 2.0 1.0 0.0 I
II
III
2011
IV
I
II
III
2012
IV
I
II
III
IV
I
2013
II
III
2014
IV
I
Korelasi Antara Periode Mean Absolute Tracking dengan Deviation (%) Realisasi Inflasi -0.07 2.03 0.29 1.9 0.54 1.82 0.82 1.78
II
2015
Keterangan : Periode data 2011 - 2015
Perkiraan Inflasi Akhir Tahun - SKDU (LHS) Realisasi Inflasi Akhir Tahun - BPS (RHS)
Grafik 12. Perkiraan Inflasi Akhir Tahun Berjalan
3.1.4 Ekspektasi Inflasi-Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi Survei proyeksi indikator makroekonomi (SPIME) BI merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I-2001 terhadap responden terpilih yang terdiri atas para ekonom, pengamat/peneliti ekonomi, analis pasar uang/ modal, dan akademisi. SPIME telah mengalami beberapa kali penyempurnaan dan saat ini responden mengeluarkan responden akademisi. Jumlah responden per triwulan bervariasi berkisar antara 25–35 responden. Hasil proyeksi inflasi hasil SPIME juga menunjukkan kemampuan prediksi jangka pendek yang lebih baik dibandingkan jangka yang lebih panjang. Angka korelasi antara proyeksi inflasi dan realisasi inflasi untuk satu triwulan mendatang sebesar 0,66 dengan deviasi 1,10%. Angka korelasi tersebut semakin menurun dan deviasi yang membesar seiring dengan semakin panjangnya periode proyeksi. Sebagaimana SKDU, para forecaster juga belum mampu men-tracking angka inflasi proyeksi inflasi akhir tahun berjalan dengan baik. Angka deviasi antara proyeksi dan realisasi inflasi cukup rendah jika hanya menggunakan data triwulan IV.
2
(%, YOY)
(%, YOY) 10.0
10.0
9.0
9.0
8.0
8.0
7.0
7.0
6.0
6.0
5.0
5.0 4.0
4.0 3.0
3.0
r = 0,66
r = 0,29
2.0
2.0
1.0
1.0
0.0
0.0 I
II
III
IV
2011
I
II
III
IV
I
2012
II
III
IV
I
2013
II
III
IV
2014
Perkiraan Inflasi 1 triwulan yad - SPIME (LHS)
I
II
III
2015
I
II
III
IV
I
III
IV
I
2012
II
III
IV
I
2013
II
III
IV
2014
I
II
2015
Perkiraan Inflasi akhir tahun - SPIME (LHS) Realisasi Inflasi Akhir Tahun - BPS (RHS)
Realisasi Inflasi - BPS (RHS)
Grafik 13. Proyeksi Inflasi Satu Triwulan Mendatang
II
2011
Grafik 14. Proyeksi Inflasi Akhir Tahun Berjalan
Tabel 4. Korelasi dan Deviasi Perkiraan Inflasi SPIME
(%, YOY) 9.0 8.0 7.0 6.0
Periode Proyeksi
5.0 4.0 3.0
Korelasi
Mean Absolute Deviation (%)
1 triwulan yad
0.66
1.10
Inflasi akhir tahun
0.29
1.84
Inflasi akhir tahun 1 tahun yad
-0.12
2.27
r = -0,12
2.0 1.0
0.0 I
II III IV I
II III IV I
II III IV I
II III IV I
II III IV I
2011
2012
2013
2014
2015
II
2016
Perkiraan Inflasi 1 tahun yad (akhir tahun) - SPIME (LHS) Realisasi Inflasi - BPS (RHS)
Keterangan: Periode data 2011-2015
Grafik 15. Proyeksi Inflasi Akhir Tahun Berjalan Setahun Mendatang
3.2 Desain Ulang Kuesioner Survei Ekspektasi Inflasi Desain ulang kuesioner survei ekspektasi inflasi dilakukan dengan mengacu dan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu hasil studi literatur, pembahasan dengan stakeholder pengguna data, dan hasil FGD dengan responden. Berdasarkan ketiga hal tersebut disusun kuesioner survei ekspektasi inflasi untuk masingmasing survei sebagaimana tampak pada Lampiran 2.
3.2.1 Hasil Studi Literatur Berdasarkan hasil studi literatur di berbagai negara, indikator ekspektasi inflasi dapat diperoleh dari berbagai pelaku ekonomi dengan menggunakan survei yang dilaksanakan secara terpisah sebagaimana yang selama ini dilakukan di Indonesia. Jenis pertanyaan umumnya bersifat kuantitatif sehingga dapat diolah langsung dengan menghitung mean dan median. Meskipun tidak seluruh survei 3
mencakup pertanyaan ekspektasi inflasi dalam jangka panjang, mayoritas survei yang ditujukan bagi bisnis dan professional forecaster telah mencakup pertanyaan ekspektasi inflasi jangka panjang (5 dan 10 tahun ke depan). Negara maju seperti Amerika Serikat bahkan telah melangkah lebih jauh dengan menghitung uncertainty dari perkiraan inflasi ke depan. Inggris juga melakukan survei opini dan awareness terhadap masyarakat untuk mengukur hasil usaha bank sentral dalam membentuk opini publik terhadap stabilitas harga. Pertanyaan dalam survei ekspektasi inflasi
berperan penting dalam
memperoleh respon yang diinginkan dari responden. Beberapa survei menanyakan ekspektasi inflasi secara langsung dengan menggunakan pertanyaan “tingkat inflasi”, tetapi ada juga survei yang menanyakan ekspektasi inflasi secara tidak langsung menggunakan pertanyaan “harga secara umum” atau “harga yang Anda bayar” untuk mengukur inflasi yang diekspektasikan (expected) dan dirasakan (perceived). Variasi bentuk pertanyaan untuk mengukur ekspektasi inflasi sebagaimana tersebut terutama terjadi pada survei dengan target responden konsumen atau rumah tangga. Sementara itu, untuk responden selain konsumen atau rumah tangga, pertanyaan ekspektasi inflasi biasanya ditanyakan secara langsung menggunakan pertanyaan “tingkat inflasi”.
Tabel 5. Perbandingan Pertanyaan Ekspektasi Inflasi Survei Konsumen di Berbagai Negara Negara
Nama Survei
Pertanyaan Ekspektasi Inflasi
Amerika Serikat
Survey Of Consumers
Price in general
Jepang
The Monthly Consumer Prices of goods and services that you Confidence Survey frequently purchase (MCCS)
India
Inflation Expectations Survey of Households (IESH)
Expectation on Prices
England
Bank of England/Gfk NOP Inflation Attitudes Survey
Prices in the shops generally to change (perceived & expectation) Changes in interest rate (perceived & expectation)
Australia
Survey of Consumer Prices of things you buy Inflationary Expectations
inflation rate
4
Tabel 5. (lanjutan) Negara
Nama Survei
Pertanyaan Ekspektasi Inflasi
New Zealand
Household Inflation Inflation rate Expectations (HIE) (sebelumnya responden disaring dengan pertanyaan pemahaman terhadap istilah inflasi)
Indonesia
Survei Konsumen
Perubahan harga barang/jasa secara umum
Pentingnya pemilihan pertanyaan dalam survei ekspektasi konsumen sudah banyak ditekankan dalam berbagai penelitian. Bruine de Bruin et al. (2010) menemukan bahwa pertanyaan ekspektasi inflasi tidak langsung seperti “harga secara umum” atau “harga yang Anda bayar” menyebabkan respons jawaban yang bias ke atas dan memiliki derajat penyebaran yang lebih besar jika dibandingkan dengan pertanyaan “tingkat inflasi” secara langsung. Jika dibandingkan dengan pertanyaan tentang "tingkat inflasi", pertanyaan tentang "harga secara umum" dan "harga yang Anda bayar" membuat responden relatif lebih fokus pada harga yang dirasakan berdasarkan pengalaman pribadi, khususnya yang berkorelasi tinggi dengan ekspektasi kenaikan harga makanan dan transportasi dengan angka yang relatif besar. Sebaliknya, ekspektasi kenaikan harga lainnya seperti perumahan, yang relatif kecil dan cenderung kurang menonjol, tidak terpikirkan oleh responden. Meskipun pertanyaan “tingkat inflasi” lebih sedikit dipengaruhi oleh ekspektasi kenaikan harga, tipe pertanyaan itu juga memiliki kelemahan antara lain dapat mengurangi response rate. Responden menyatakan bahwa tipe pertanyaan seperti itu lebih sulit untuk dijawab. Dengan mempertimbangkan bahwa masih banyak responden konsumen yang tidak terlalu memahami istilah inflasi indeks harga konsumen (IHK), untuk pilot project SEI tetap menanyakan ekspektasi inflasi secara tidak langsung dengan menggunakan pertanyaan “perubahan harga umum”. Hal itu mempertimbangkan kemampuan dan tingkat kesulitan yang dirasakan oleh responden dalam menjawab pertanyaan yang berpotensi mengurangi response rate. Menurut Fricker et al. (2005) dan Link & Mokdad (2005), pelaksanaan survei menggunakan telepon dan interview langsung merupakan dua prosedur survei dengan tingkat non-response yang tinggi jika responden menjumpai kesulitan dalam menjawab.
5
3.2.2 Kebutuhan Data dan Informasi dalam Rangka Pengambilan Kebijakan Moneter Guna meningkatkan kualitas dan pemanfaatan data hasil survei bagi pengambilan kebijakan moneter, desain ulang kuesioner survei ekspektasi inflasi diharapkan mencakup hal-hal sebagai berikut. 1. Time horizon pertanyaan survei ekspektasi inflasi lebih seragam agar mudah dibandingkan hasilnya antarsurvei. Untuk tiap survei diharapkan terdapat tambahan pertanyaan ekspektasi inflasi periode 1 tahun ke depan dan jika memungkinkan hingga ekspektasi inflasi 2 tahun ke depan. Selain pertanyaan yang berupa moving average untuk 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dan 2 tahun yang akan datang, time horizon pertanyaan ditambahkan untuk memperkirakan inflasi IHK akhir tahun (end of year) pada tahun berjalan dan 1 tahun yang akan datang. 2. Untuk mengonfirmasi jawaban ekspektasi inflasi yang berupa kualitatif (arah dan pengolahan net balance), cakupan pertanyaan ditambah dengan pertanyaan level perubahan harga (inflasi/deflasi) untuk memudahkan dalam melakukan analisis. Meskipun pada tahap awal jawaban responden terhadap level perubahan harga kurang reliable, dengan pertanyaan yang berulang diharapkan responden akan semakin aware terhadap angka inflasi ke depan. 3. Alasan
jawaban
responden
untuk
pertanyaan
ekspektasi
inflasi
juga
diberikan/dianalisis dalam survei sehingga membantu menjelaskan perilaku responden dalam memperkirakan ekspektasi inflasinya. 4. Untuk menjangkar target inflasi, perlu ditambahkan pertanyaan mengenai pengetahuan responden terhadap target inflasi yang ditetapkan Pemerintah, tingkat kepercayaan responden terhadap target inflasi, dan apakah jawaban ekspektasi inflasi responden telah mempertimbangkan target inflasi (forward looking). 5. Menambahkan pertanyaan asumsi angka inflasi yang digunakan dalam penyusunan budget perusahaan.
3.2.3 Focus Group Discussion (FGD) Pada kajian ini pelaksanaan FGD dilakukan dalam rangka pembahasan dan uji coba isi kuesioner redesign pertanyaan survei ekspektasi inflasi guna meningkatkan kualitas hasil survei sebelum pelaksanaan survei lapangan. Dengan 6
mempertimbangkan masukan dari pihak konsultan, jumlah peserta FGD yang optimum adalah 6 orang dan harus homogen. Pelaksanaan FGD dilakukan untuk tiap-tiap kelompok responden survei secara terpisah. Khusus responden rumah tangga, pelaksanaan FGD dilakukan dalam dua sesi dengan mempertimbangkan homogenitas di dalam grup yang dibagi sesuai dengan sosial ekonomi status (SES). Sementara itu, untuk responden analis/pengamat ekonomi tidak dilibatkan dalam proses FGD mengingat cakupan dan jenis pertanyaan tidak berbeda jauh dengan kuesioner awal. Pelaksanaan FGD dalam rangka pre test kuesioner dilakukan melalui beberapa kali pertemuan dengan tiap-tiap responden survei yang melibatkan DKEM dan konsultan pelaksana survei. Pada kesempatan tersebut responden diminta untuk membaca dan mengisi kuesioner yang telah disusun oleh BI. Selanjutnya moderator melakukan dialog interaktif antarpeserta FGD untuk menggali pemahaman responden, menyamakan persepsi, dan mengetahui kendala yang timbul dalam pengisian kuesioner tersebut.
3.2.3.1 FGD Responden Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Beberapa poin yang diperoleh dalam FGD adalah sebagai berikut. Responden tidak merasa kesulitan untuk mengidentifikasi produk utama yang ditanyakan dalam kuesioner. Untuk perusahaan dengan produk yang tidak terlalu banyak, responden dapat memisahkan sekitar 3–5 produk. Sementara itu, perusahaan lain dengan produk yang cukup banyak mengidentifikasikan produk utama dengan berdasarkan share/kontribusi terbesar. Untuk perusahaan dengan produk yang sedikit, pertanyaan mengenai perkiraan harga jual produk utama tiga dan enam bulan ke depan dapat dijawab dengan mudah. Sementara itu, untuk perkiraan harga jual satu tahun dan dua tahun ke depan, pertanyaan lebih sulit dijawab karena tergantung dari banyak faktor, antara lain nilai tukar dan harga bahan baku. Perkiraan harga jual produk jangka panjang tetap dapat diisi, tetapi tidak dapat dipastikan bahwa angka tersebut akan terealisasi. Perusahaan dengan produk yang lebih banyak kesulitan memberikan data yang akurat terkait dengan perkiraan perubahan harga jual produk utama untuk seluruh time horizon sehubungan dengan fluktuasi harga bahan baku. Keputusan kenaikan harga jual dilakukan ketika
7
terjadi kenaikan bahan baku, administered prices, atau kondisi makroekonomi lain yang terjadi pada saat itu. Awareness responden terhadap angka inflasi IHK terkini yang dirilis oleh BPS secara bulanan masih kurang. Perkiraan inflasi yang diberikan oleh perusahaan masih bersifa backward looking (berdasarkan pengalaman historis) dengan melihat angka inflasi tahun-tahun sebelumnya. Responden sulit untuk menjawab ekspektasi inflasi IHK, baik jangka pendek (moving) maupun jangka panjang. Responden lebih mudah memperkirakan inflasi IHK end year period daripada memperkirakan inflasi IHK moving period. Awareness responden terhadap target inflasi cukup baik meskipun tidak merata. Menurut responden, perusahaan tidak pernah melakukan perkiraan inflasi untuk menetapkan price structure. Angka inflasi yang digunakan adalah angka target inflasi pemerintah. Angka inflasi IHK bukan satu-satunya indikator yang digunakan untuk menetapkan policy perubahan harga dan upah perusahaan. Inflasi IHK cenderung digunakan untuk melihat daya beli masyarakat. Pertanyaan asumsi inflasi yang digunakan untuk menyusun budget perusahaan sebaiknya ditanyakan pada akhir tahun atau triwulan I tahun berjalan. Misalnya, jika ingin menanyakan asumsi inflasi yang digunakan pada penyusunan budget tahun 2016,
sebaiknya yang ditanyakan adalah yang
periode Q-IV 2015 atau Q-I 2016. Jawaban inflasi IHK yang diberikan oleh responden berskala nasional, bukan regional.
3.2.3.2 FGD Responden Survei Penjualan Eceran (SPE) Beberapa poin yang diperoleh dalam FGD adalah sebagai berikut. Responden SPE relatif tidak bermasalah dalam menjawab perkiraan harga jual produk utama, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan besar bisa menjawab pertanyaan berdasarkan prognosa yang dibuat untuk jangka waktu s.d. 5 tahun. Awareness responden terhadap data inflasi IHK sangat rendah dan sulit untuk menjawab pertanyaan kuantitatif yang diajukan dalam kuesioner, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Ekspektasi inflasi responden cenderung 8
pesimistis (selalu menyatakan naik) dan subjektif berdasarkan apa yang dirasakan/dikonsumsi (perceived inflation). Agar tidak terjadi kesalahan persepsi jangka waktu perkiraan harga jual dan inflasi, pertanyaan dalam kuesioner sebaiknya dituliskan juga periode bulan dan tahun perkiraan yang diinginkan. Responden tidak aware terhadap target inflasi pemerintah, tetapi mengaku dapat mencari informasi tersebut lewat internet.
3.2.3.3 Responden Survei Konsumen (SK) 1. FGD Pre test kuesioner survei ekspektasi inflasi SK dibagi menjadi dua sesi dengan total peserta FGD sebanyak enam orang. 2. Beberapa poin yang diperoleh dalam FGD adalah sebagai berikut. Responden mengaku dapat mengisi pertanyaan terkait dengan perkiraan harga barang/jasa umum untuk periode tiga bulan s.d. satu tahun. Namun, responden merasa kesulitan dan tidak bisa memperkirakan perubahan harga barang/jasa secara umum untuk dua tahun ke depan terkait dengan ketidakpastian kondisi ekonomi dan politik. Perkiraan perubahan harga barang/jasa umum yang diberikan oleh responden dilakukan berdasarkan pengeluaran untuk komponen volatile foods (bahan makanan) dan administered prices (BBM, listrik, gas). Angka perkiraan (persentase) yang diberikan tidak mempertimbangkan angka inflasi indeks harga konsumen (IHK) yang terdiri atas banyak basket komoditas dan bobot. Meskipun setelah dijelaskan bahwa angka realisasi inflasi IHK masih cukup rendah, responden tidak merasa bahwa perubahan harga tersebut riil terjadi di masyarakat sehingga jawaban yang diberikan cenderung pesimistis (jauh di atas angka inflasi IHK). Rendahnya awareness terhadap data inflasi menyebabkan responden tidak mampu menjawab pertanyaan perkiraan inflasi IHK akhir tahun. Responden SK menyatakan bahwa jawaban perubahan harga yang diberikan merupakan jawaban terhadap apa yang dirasakan secara regional, hanya perubahan harga di kota Jakarta, bukan secara nasional. Hampir seluruh responden tidak tahu penetapan target inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah.
9
Untuk memberikan persepsi yang sama pada istilah harga barang/jasa umum, di dalam kuesioner akan diberikan pertanyaan tambahan untuk memberikan awareness bahwa barang/jasa yang dikonsumsi tidak hanya bahan makanan dan energi. Responden akan ditanyakan terlebih dahulu mengenai perkiraan perubahan harga barang/jasa untuk beberapa kelompok
pengeluaran
secara
kualitatif.
Selanjutnya
dengan
mempertimbangkan perkiraan perubahan harga per kelompok pengeluaran tersebut, responden diharapkan dapat menjawab perkiraan perubahan harga barang/jasa secara umum secara lebih akurat.
3.3 Pilot Project Survei Ekspektasi Inflasi (SEI) Proyek percontoh (pilot project) survei ekspektasi inflasi dilaksanakan oleh Bank Indonesia yang bekerja sama dengan konsultan pelaksana survei dengan jangka waktu Juni–Desember 2015. Pelaksanaan survei dilakukan secara terpisah dari survei rutin dengan cakupan responden di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Selama periode pilot project pelaksanaan survei dilakukan sesuai dengan periode survei existing dengan target responden yang bervariasi sebagaimana Tabel 6.
Tabel 6. Periode dan Target Responden Pilot Project Survei Ekspektasi Inflasi Survei
Periode
Survei Konsumen (SK)
Bulanan
Target Responden 250
(Juni s.d. Desember 2015) Survei Penjualan Eceran Bulanan (SPE) (Juni s.d. Desember 2015)
100
Survei Kegiatan Usaha (SKDU)
150
Dunia Triwulanan (Juni, September, Desember 2015)
Survei Proyeksi Indikator Triwulanan Makro Ekonomi (SPIME) (Juni, September, Desember 2015)
25
10
3.3.1 Hasil Pilot Project SEI Survei Konsumen (Agustus 2015) Hasil
survei
periode
Agustus
2015
menunjukkan
bahwa
konsumen
mengekspektasikan terjadinya perlambatan kenaikan harga pada seluruh jangka waktu ekspektasi dibandingkan periode survei bulan sebelumnya. Meskipun secara kualitatif terjadi perlambatan kenaikan harga pada seluruh time horizon, secara kuantitatif tidak seluruh ekspektasi inflasi mengalami penurunan. Penurunan ekspektasi inflasi secara kuantitatif hanya terjadi pada periode tiga bulan (November 2015) dan dua belas bulan yang akan datang (Agustus 2016) rata-rata sebesar 11,67% (yoy) dan 7,51% (yoy). Sebaliknya untuk periode enam bulan dan 24 bulan yang akan datang angka ekspektasi inflasi meningkat dibandingkan periode survei Juli 2015. Ekspektasi inflasi pada enam bulan yang akan datang (Februari 2016) meningkat 1,36 ppt dari 8,71% (yoy) menjadi 10,07% (yoy) dan 24 bulan yang akan datang (Agustus 2017) meningkat 0,11 ppt dari 8,54% (yoy) menjadi 8,65% (yoy).
Grafik 16. Indeks Ekspektasi Harga Umum 3, 6, 12 dan 24 Bulan Yang Akan Datang
Grafik 17. Ekspektasi Inflasi 3, 6, 12 dan 24 Bulan Yang Akan Datang
Tabel 7. Ekspektasi Harga 3, 6, 12 dan 24 Bulan Yang Akan Datang Ekspektasi Inflasi (% thd Agt'15) Median Mean Trimmed Mean 5 Trimmed Mean 30 Ekspektasi Inflasi (% YoY) Median Mean Trimmed Mean 5 Trimmed Mean 30
Nov 15 Feb 16 Agt 16 5.00 5.00 5.00 6.54 6.95 7.51 5.96 6.63 7.32 4.83 5.45 6.52 Nov 15 Feb 16 Agt 16 10.05 8.06 5.00 11.67 10.07 7.51 11.06 9.74 7.32 9.88 8.52 6.52
Agt 17 5.00 8.65 8.12 7.21 Agt 17 5.00 8.65 8.12 7.21
11
Ekspektasi inflasi akhir tahun berjalan cenderung mengalami koreksi ke bawah seiring dengan stabilnya inflasi pada periode survei. Pada tahun 2015 konsumen mengekspektasikan akan terjadi inflasi 8,40% (yoy) dan tahun 2016 sebesar 9,93% (yoy). Angka tersebut menurun jika dibandingkan dengan hasil survei Juli 2015 sebesar 9,75% (yoy) untuk tahun 2015 dan 11,13% (yoy) untuk tahun 2016. Pengetahuan konsumen terhadap target inflasi pemerintah semakin membaik dibandingkan
periode
survei
sebelumnya.
Sebanyak
40,4%
konsumen
mengetahui target inflasi pemerintah tahun 2015, bertambah dari 26,0% pada survei bulan Juli 2015. Dari 40,4% tersebut, sebanyak 88 responden (35,2% dari total responden) memberikan jawaban target inflasi berada di dalam kisaran 4±1%. Mayoritas responden (53,2%) percaya bahwa target inflasi sebesar 4±1% akan tercapai, sedangkan 45,6% responden berpendapat bahwa inflasi tahun 2015 akan lebih tinggi dari target inflasi.
Grafik 18. Ekspektasi Inflasi Tahun 2015 dan 2016
Grafik 19. Pengetahuan Konsumen Terhadap Target Inflasi Pemerintah Tahun 2015
12
Grafik 18. Ekspektasi Inflasi Tahun 2015 & 2016 Grafik 18. Ekspektasi Inflasi Tahun 2015 & 2016
Grafik 19. Pengetahuan Konsumen Terhadap Target Inflasi Pemerintah Tahun 2015 Grafik 19. Pengetahuan Konsumen Terhadap Target Inflasi Pemerintah Tahun 2015
3.3.2 Hasil Pilot Project SEI Survei Penjualan Eceran (Agustus 2015) Pedagang eceran memperkirakan terjadi kenaikan harga jual produk utama mereka dalam 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan 24 bulan mendatang. Meskipun demikian, kecuali untuk periode 3 bulan, terjadi penurunan persentase kenaikan harga jual jika dibandingkan dengan survei bulan sebelumnya. Perkiraan inflasi pedagang eceran secara kualitatif bergerak searah dengan perubahan harga jual. Meskipun secara indeks (kualitatif) meningkat, secara persentase (kuantitatif), angka ekspektasi inflasi 3 bulan mendatang lebih rendah dibandingkan 8,53% (yoy) pada Juli 2015. Sementara itu, indeks ekspektasi inflasi 6 bulan, 12 bulan, dan 24 mendatang melambat yang diikuti oleh penurunan persentase angka ekspektasi inflasi periode tersebut. Sebagaimana yang terjadi pada responden konsumen, perkiraan inflasi akhir tahun 2015 dan 2016 pedagang eceran juga mengalami penurunan jika dibandingkan dengan hasil survei periode Juli 2015.
13
Grafik 20. Perkiraan Harga Jual Umum 3, 6, 12 dan 24 Bulan yang Akan Datang
Grafik 21. Indeks Ekspektasi Inflasi 3, 6, 12 dan 24 Bulan yang Akan Datang Tabel 8. Ekspektasi Harga 3, 6, 12 dan 24 Bulan yang akan Datang Ekspektasi Inflasi (% to Jul'15) Median Mean Trimmed Mean 5 Trimmed Mean 30 Ekspektasi Inflasi (% YoY) Median Mean Trimmed Mean 5 Trimmed Mean 30
Nov'15 3.00 2.58 2.55 2.56 Nov'15 7.96 7.51 7.49 7.50
Feb '16 2.00 2.54 2.50 2.38 Feb '16 4.98 5.53 5.49 5.37
Agt '16 3.00 3.33 3.27 2.81 Agt '16 3.00 3.33 3.27 2.81
Agt '17 3.00 3.77 3.63 3.01 Agt '17 3.00 3.77 3.63 3.01
Grafik 22. Ekspektasi Inflasi 3, 6, 12 dan 24 Bulan yang Akan Datang
Grafik 23. Ekspektasi Inflasi Tahun 2015 & 2016
Awareness responden terhadap target inflasi pemerintah sedikit meningkat dari 35,4% pada survei bulan Juli 2015 menjadi 37,8% pada survei bulan Agustus 2015. Dari jumlah 37,8% tersebut sebagian besar responden (29,8% atau 45 responden) memberikan jawaban target inflasi berada di dalam kisaran 4±1%.
14
Jawaban responden terhadap target inflasi pemerintah tahun 2015 mayoritas berada pada angka 5% dan 4%. Persentase jumlah responden yang optimistis terhadap pencapaian target inflasi tahun 2015 bertambah. Pada Agustus 2015 sebanyak 84,11% responden yakin bahwa inflasi akan berada di dalam kisaran target Pemerintah sebesar 4±1%.
Grafik 24. Pengetahuan Pedagang Eceran Terhadap Target Inflasi Pemerintah Tahun 2015
Grafik 25. Indeks Ekspektasi Inflasi 3, 6, 12 dan 24 Bulan Yang Akan Datang
3.3.3 Hasil Pilot Project SEI Survei Kegiatan Dunia Usaha (Juni 2015) Dunia usaha memperkirakan terjadinya kenaikan harga jual umum pada seluruh time horizon survei dengan tekanan yang semakin meningkat. Jika dibandingkan dengan Juni 2015, kenaikan harga jual pada tiga bulan yang akan datang rata-rata diperkirakan sebesar 1,05%, kenaikan harga jual pada 6 bulan yang akan datang rata-rata diperkirakan sebesar 2,30%, dan kenaikan harga jual pada setahun yang akan datang rata-rata diperkirakan sebesar 3,66%. Sementara itu, kenaikan harga jual pada dua tahun yang akan datang atau Juni 2017 diperkirakan cukup rendah sebesar 4,95%. Kenaikan harga jual pada dunia usaha secara konsisten lebih rendah jika dibandingkan dengan kenaikan harga jual yang terjadi pada level pedagang eceran pada periode yang sama. Secara umum dunia usaha mengekspektasikan terjadinya inflasi untuk seluruh time horizon. Dunia usaha cenderung paling pesimistis terhadap inflasi dua belas bulan yang akan datang sebagaimana tercermin dari kenaikan indeks ekspektasi inflasi yang mencapai 178,0 akibat faktor depresiasi nilai tukar dan kenaikan harga BBM.
15
Secara persentase ekspektasi inflasi dunia usaha lebih tinggi daripada pedagang eceran. Dunia usaha mengekspektasikan inflasi September 2015 rata-rata sebesar 9,66% (yoy) akibat pelemahan kurs, kenaikan TTL, BBM, dan pengaruh hari raya keagamaan. Angka ekspektasi inflasi tersebut menurun pada periode 6 bulan berikutnya, yaitu Desember 2015 sebesar 4,42% (yoy). Sementara itu, untuk jangka yang lebih panjang, yaitu dua belas bulan berikutnya (Juni 2016) dan 24 bulan berikutnya (Juni 2017), ekspektasi inflasi cenderung meningkat masing-masing sebesar 5,76% (yoy) dan 7,30% (yoy). Ekspektasi inflasi pada akhir tahun 2015 dan 2016 jauh berada di atas target inflasi pemerintah, inflasi masing-masing sebesar 7,19% (yoy) dan 8,64% (yoy).
Grafik 26. Pengetahuan Perusahaan Terhadap Target Inflasi Pemerintah Tahun 2015
Grafik 27. Indeks Ekspektasi Inflasi 3, 6, 12 dan 24 Bulan Yang Akan Datang
Tabel 9. Ekspektasi Inflasi 3, 6, 12 dan 24 Bulan yang Akan Datang
Tabel 10. Ekspektasi Inflasi Tahun 2015 dan 2016
Ekspektasi Inflasi (% thd Jun'15) Median Mean Trimmed Mean 5 Trimmed Mean 30 Ekspektasi Inflasi (% YoY) Median Mean Trimmed Mean 5 Trimmed Mean 30
Sep-15 3.00 3.94 3.86 3.34 Sep-15 8.66 9.66 9.57 9.02
Dec-15 4.00 3.42 3.63 3.59 Dec-15 5.01 4.42 4.63 4.59
Jun-16 5.00 5.76 5.82 5.88 Jun-16 5.00 5.76 5.82 5.88
Jun-17 5.50 7.30 7.12 6.68 Jun-17 5.50 7.30 7.12 6.68
Inflasi akhir tahun (% YoY) Median Mean Trimmed Mean 5 Trimmed Mean 30
2015 5.26 7.19 6.92 6.47
2016 7.00 8.64 8.33 7.31
Pengetahuan dunia usaha terhadap angka target inflasi pemerintah cukup moderat. Dari 150 responden sebanyak 64% (96 responden) menjawab mengetahui target inflasi pemerintah, tetapi hanya 43% yang menjawab angka target inflasi berada pada kisaran 4±1%. 16
Asumsi inflasi yang digunakan dalam penyusunan budget perusahaan tahun 2015 bervariasi dari 0,5%–5,0%. Mayoritas responden mengasumsikan inflasi untuk penyusunan budget sebesar 5%, 6%, dan 10%.
Jawaban Salah, 21% Ya 64%
Tidak 36%
Jawaban Benar, 43%
Grafik 28. Pengetahuan Dunia Usaha Terhadap Target Inflasi Pemerintah Tahun 2015
Grafik 29. Asumsi Inflasi Yang Digunakan Dalam Penyusunan Budget Perusahaan 2015
3.3.4 Hasil Pilot Project SEI Survei Proyeksi Indikator Makroekonomi (Juni 2015) Laju inflasi pada triwulan III-2015 diperkirakan sebesar 6,74% (yoy), lebih tinggi dibandingkan 4,53% (yoy) pada triwulan III-2014, sedangkan inflasi pada triwulan IV-2015 atau akhir tahun 2015 sebesar 5,35% lebih rendah dibandingkan 8,36% (yoy) triwulan IV-2014. Keyakinan responden terhadap menurunnya harga komoditas internasional, kecukupan ketersediaan barang dan jasa, serta penurunan inflasi administered prices menjadi faktor pendorong membaiknya inflasi. Optimisme
responden
terhadap
terkendalinya
tekanan
kenaikan
harga
mendorong perkiraan laju inflasi tahun 2015 menurun dari tahun 2014 hingga ke level 5,36% (yoy). Namun, terlihat adanya kecenderungan peningkatan perkiraan inflasi pada dua tahun ke depan sebagaimana tercermin dari perkiraan inflasi tahun 2016 menurut hasil survei sebesar 5,41% dan 2017 sebesar 5,43%. Hampir seluruh responden yang disurvei (96%) mengetahui target inflasi Pemerintah tahun 2015. Namun, tidak ada responden yang menjawab dengan tepat bahwa target inflasi pemerintah adalah sebesar 4±1%. Sebanyak 92%
17
responden menjawab target inflasi dalam angka yang berada pada kisaran 4±1% dengan modus jawaban pada angka 5%.
% yoy
8.36
9.00
8.00
7.32 6.70
6.38
7.00 6.00
6.93
6.74 5.35
4.53
5.00
5.68
5.67
5.34
4.00 3.00 2.00
1.00 0.00 QI
Q II
Q III
2014
Q IV
QI
Q II* Q III* Q IV* Q I*
2015
Q II* Q II*
2016
2017
Grafik 30. Perkiraan Inflasi Triwulanan (YOY)
Grafik 31. Perkiraan Inflasi Akhir Tahun (YOY)
Tabel 11. Ekspektasi Inflasi 3, 6, dan 12 Bulan yang Akan Datang (YOY) Ekspektasi Inflasi (% YoY) Median Mean Trimmed Mean 5 Trimmed Mean 30
Jun-15 7.25 6.93 6.93 7.14
Sep-15 6.80 6.74 6.74 6.86
Dec-15 5.00 5.35 5.35 5.22
Jan-16 5.50 5.68 5.68 5.62
Grafik 32. Pengetahuan Responden Terhadap Target Inflasi Pemerintah Tahun 2015
18
IV. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1
Simpulan
1.
Hasil evaluasi ekspektasi inflasi dari hasil survei existing menunjukkan bahwa angka korelasi indikator ekspektasi inflasi dalam berbagai time horizon sangat rendah, bahkan beberapa di antaranya masih bernilai negatif. Untuk indikator ekspektasi inflasi kuantitatif, tingkat deviasi dengan realisasi inflasi sangat tinggi. Hal itu berarti bahwa indikator ekspektasi inflasi yang dihasilkan oleh survei BI masih belum cukup, baik menjadi predictor bagi angka realisasi inflasi. Tingginya ketidakpastian inflasi di Indonesia yang banyak dipengaruhi dari sisi supply ditengarai menjadi faktor utama ketidakakuratan ekspektasi/proyeksi inflasi jangka pendek ataupun jangka panjang, bahkan untuk responden terpilih yang memiliki symmetric information seperti analis, pengamat ekonomi, dan pelaku pasar keuangan.
2.
Berdasarkan hasil studi literatur di beberapa negara, umumnya survei ekspektasi inflasi (SEI) tidak dilakukan secara khusus dan merupakan bagian dari survei lainnya yang dibagi berdasarkan kategori responden. Hal itu telah sesuai dengan yang selama ini telah diterapkan Bank Indonesia.
3.
Desain
ulang
pertanyaan
ekspektasi
inflasi
diperlukan
dengan
mempertimbangkan keseragaman time horizon antarsurvei agar mudah 19
diperbandingkan. Untuk mengonfirmasi jawaban ekspektasi inflasi yang berupa kualitatif (arah dan pengolahan net balance), cakupan pertanyaan ditambah dengan pertanyaan level perubahan harga (inflasi/deflasi) untuk memudahkan analisis. Meskipun pada tahap awal jawaban responden terhadap level perubahan harga kurang reliable, dengan pertanyaan yang berulang diharapkan responden akan semakin aware terhadap angka inflasi ke depan. Hal itu sesuai dengan studi literatur di berbagai negara yang ratarata telah menanyakan ekspektasi inflasi secara kuantitatif. 4.
Bentuk pertanyaan ekspektasi inflasi dalam survei konsumen ditanyakan secara tidak langsung melalui perubahan harga barang/jasa secara umum. Hal itu mempertimbangkan awareness responden rumah tangga yang masih rendah terhadap istilah inflasi (berdasarkan hasil FGD). Selain itu, pelaksanaan survei menggunakan wawancara langsung (tatap muka) dan wawancara telepon rentan mengalami penurunan response rate apabila responden kesulitan dalam menjawab pertanyaan.
5.
Berdasarkan hasil FGD diperoleh simpulan sebagai berikut. Awareness responden terhadap angka inflasi IHK terkini yang dirilis oleh BPS secara bulanan masih kurang untuk seluruh responden peserta FGD. Perkiraan inflasi yang diberikan oleh perusahaan masih bersifat backward looking (berdasarkan pengalaman historis) dengan melihat angka inflasi tahun-tahun sebelumnya. Responden sulit untuk menjawab ekspektasi inflasi IHK, baik jangka pendek (moving) maupun jangka panjang. Responden lebih mudah memperkirakan inflasi IHK end year period daripada memperkirakan inflasi IHK moving period. Responden rumah tangga atau konsumen mengaku dapat mengisi pertanyaan terkait dengan perkiraan harga barang/jasa umum untuk periode tiga bulan s.d. satu tahun. Namun, responden merasa kesulitan dan tidak bisa memperkirakan perubahan harga barang/jasa secara umum untuk 2 tahun ke depan terkait dengan ketidakpastian kondisi ekonomi dan politik. Perkiraan perubahan harga barang/jasa umum yang diberikan oleh responden didasarkan pada pengeluaran sehari-hari untuk komponen 20
volatile foods (bahan makanan) dan administered prices (BBM, listrik, dan gas).
Angka
perkiraan
(persentase)
yang
diberikan
tidak
mempertimbangkan angka inflasi indeks harga konsumen (IHK) yang terdiri atas banyak basket komoditas dan bobot. Meskipun telah dijelaskan bahwa angka realisasi inflasi IHK masih cukup rendah, responden tidak merasa bahwa perubahan harga tersebut riil terjadi di masyarakat sehingga jawaban yang diberikan cenderung pesimistis (jauh di atas angka inflasi IHK). Awareness responden terhadap target inflasi pemerintah masih sangat rendah. 6.
Hasil pilot project SEI menunjukkan bahwa semua responden menjawab seluruh pertanyaan ekspektasi inflasi untuk semua time horizon. Responden rumah tangga cenderung lebih pesimis dalam memperkirakan inflasi sebagaimana tercermin dari ekspektasi inflasi yang cenderung tinggi, terutama dalam jangka pendek. Sementara itu, ekspektasi inflasi responden korporasi,
pedagang
eceran
(retailer)
dan
pengamat/analis
ekonomi
cenderung lebih rendah dan rasional jika dibandingkan dengan rumah tangga untuk seluruh time horizon. 7.
Ekspektasi inflasi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh perubahan harga yang dirasakan pada saat ini (backward looking/perceived inflation). Dengan berdasarkan hasil SEI, SK, dan SPE, angka ekspektasi inflasi pada seluruh time horizon cenderung mengalami koreksi perlambatan pascahari besar keagamaan dan saat harga-harga kembali normal.
8.
Awareness responden terhadap angka target inflasi pemerintah tahun 2015 masih relatif terbatas, kecuali untuk responden SPIME. Sebagian besar responden yang menyatakan tidak mengetahui target inflasi pemerintah adalah responden rumah tangga dan pedagang eceran. Namun, awareness responden cenderung membaik pada survei berikutnya seiring dengan edukasi yang diberikan.
4.2 Rekomendasi 1.
Meskipun seluruh responden menjawab semua pertanyaan kuantitatif terkait ekspektasi
inflasi,
pendeknya
waktu
pilot project
SEI
belum
dapat
memberikan simpulan terkait akurasi jawaban responden untuk tiap-tiap 21
time
horizon.
Untuk
itu,
evaluasi
akurasi
jawaban
responden
direkomendasikan agar dilakukan satu tahun yang akan datang setelah pelaksanaan pilot project. Departemen Statistik (DSta) akan berkoordinasi kembali dengan Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter untuk membahas hasil evaluasi. 2.
Hasil akhir penyempurnaan desain ulang pertanyaan SEI akan digabungkan kembali dengan kuesioner survei existing guna menghindari beban responden atas berbagai survei yang dilakukan DSta. Dengan demikian, tidak perlu dilakukan survei tersendiri terkait ekspektasi inflasi.
22
DAFTAR PUSTAKA
Bank of Japan. Explanation of the Short-Term Economic Survey of Enterprises in Japan (Tankan). https://www.boj.or.jp/en/statistics/outline/exp/tk/ extk03.htm/#p05. Februari 2015. Bruine de Bruin, W., van der Klauw, W., Downs J.S., Fischhoff, B., Topa, G., dan Armantier, O. 2010. The Effect of Question Wording on Reported Expectations and Perceptions of Inflation. Federal Reserve Bank of New York, Staff Report no.443. Bruine de Bruin, W., Potter, S., Rich, R., Topa, G., van der Klauw, W. 2010. Improving Survey Measures of Household Inflation Expectations. Current Issues in Economic and Finance. Federal Reserve Bank of New York. Vol 16, Number 7. Curtin, Richard T. 1996. Procedure to Estimate Price Expectation. Universtity of Michigan. Evans & Olson. 2003. Statistics, Data Analysis, and Decision Modeling. New Jersey: Pearson Education, Inc. Federal Reserve Bank of Philadelphia. 2014. Livingston Survey Documentation. https://www.philadelphiafed.org/. Februari 2015. Federal Reserve Bank of Philadelphia. 2014. Survey of Professional Forecasters. https://www.philadelphiafed.org/. Februari 2015. Gfk.
Bank of England/GfK Inflation Attitudes Survey. http://www.bankofengland.co.uk/statistics/Documents/nop/nopias.pdf. Februari 2015.
Hori, M., Masaaki K,. 2011. Inflation Expectations of Japanese Households: Micro Evidence from a Consumer Confidence Survey. ESRI Discussion Paper Series No.280. Reserve Bank of New Zealand. Household expectations survey. http://reservebank.govt.nz/statistics/tables/m13/#notes. Februari 2015. Reserve Bank of New Zealand. Household expectations http://reservebank.govt.nz/statistics/tables/m14/#description. 2015.
survey. Februari
Reserve Bank of India. 2011. Inflation Expectations Survey of Households: March 2011. RBI Monthly Bulletin June 2011. Reserve Bank of India. Consumer Confidence https://www.rbi.org.in/Scripts/PublicationsView.aspx?id=16420. 2015.
Survey. Februari
Reserve Bank of India. Survey of Professional Forecasters on Macroeconomic Indicators. https://www.rbi.org.in/Scripts/PublicationsView.aspx?id=15729. Februari 2015. Siagian & Sugiarto. 2006. Metode Statistika Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Melbourne Institute. 2012. Survey of Consumer Inflationary Expectations. Monthly report. 23
LAMPIRAN 1. EKSPEKTASI INFLASI PER KELOMPOK 3 BULAN MENDATANG HASIL SURVEI KONSUMEN
(Indeks)
(% QTQ)
200.0 190.0 180.0
185.0
8.0
180.0
6.0
175.0
4.0
170.0
2.0
0.0
160.0
r = 0,34
150.0 140.0 1
4
7 10 1
2011
4
7 10 1
2012
4
7 10 1
2013
4
7 10 1
2014
4
(Indeks)
10.0
(% QTQ)
3.0 2.5
165.0
2.0
160.0
1.5
155.0
-2.0
150.0
1.0
-4.0
145.0
0.5
-6.0
140.0
0.0 1
7 10
4
7 10 1
2011
2015
4
7 10 1
2012
4
7 10 1
2013
4
7 10 1
2014
4
7 10
2015
IEH Makanan Jadi 3 bulan yad (LHS) - Survei Konsumen Realisasi Inflasi Makanan Jadi-BPS (RHS)
Grafik 1. Ekspektasi Inflasi Kelompok Bahan Makanan 3 Bulan Mendatang
(Indeks)
(% QTQ) 3.5
r = 0,29
180.0
3.5
170.0
IEH Bahan Makanan 3 bulan yad (LHS) - Survei Konsumen Realisasi Inflasi Bahan Makanan-BPS (RHS)
185.0
4.0
r = 0,50
3.0
175.0
Grafik 2. Ekspektasi Inflasi Kelompok Makanan Jadi 3 Bulan Mendatang
(Indeks)
6.0 5.0 4.0 3.0 2.0 1.0 0.0 -1.0 -2.0 -3.0 -4.0
160.0 155.0
2.5
150.0
165.0
2.0
145.0
160.0
1.5
170.0
(% QTQ)
165.0
140.0 135.0
155.0
1.0
150.0 145.0 140.0
1
4
7 10 1
2011
4
7 10 1
4
2012
7 10 1
4
2013
7 10 1
4
2014
130.0
0.5
125.0
0.0
120.0
r = 0,42 1
7 10
4
7 10 1
2011
2015
Grafik 3. Ekspektasi Inflasi Kelompok Perumahan 3 Bulan Mendatang
(Indeks)
2.0 1.8 1.6 1.4 1.2 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0
155.0 150.0 145.0 140.0
135.0 130.0
r = 0,08
120.0 7 10 1
2011
4
7 10 1
2012
4
7 10 1
2013
7 10 1
2013
4
7 10 1
2014
4
7 10
2015
Grafik 4. Ekspektasi Inflasi Kelompok Sandang 3 Bulan Mendatang
(% QTQ)
160.0
4
4
Realisasi Inflasi Sandang -BPS (RHS)
Realisasi Inflasi Perumahan -BPS (RHS)
1
7 10 1
2012
IEH Sandang 3 bulan yad (LHS) - Survei Konsumen
IEH Perumahan 3 bulan yad (LHS) - Survei Konsumen
125.0
4
4
7 10 1
2014
4
7 10
2015
(Indeks)
(% QTQ)
180.0
20.0
r = 0,14 170.0
15.0
160.0
10.0
150.0
5.0
140.0
0.0
130.0
-5.0
120.0
-10.0 1
4
7 10 1
2011
4
7 10 1
2012
4
7 10 1
2013
4
7 10 1
2014
IEH Kesehatan 3 bulan yad (LHS) - Survei Konsumen
IEH Transport 3 bulan yad (LHS) - Survei Konsumen
Realisasi Inflasi Kesehatan-BPS (RHS)
Realisasi Inflasi Transport-BPS (RHS)
4
7 10
2015
24
Grafik 5. Ekspektasi Inflasi Kelompok Kesehatan 3 Bulan Mendatang
(Indeks)
Grafik 6. Ekspektasi Inflasi Kelompok Transport 3 Bulan Mendatang
(% QTQ)
170.0 165.0 160.0 155.0 150.0 145.0 140.0 135.0 130.0 125.0 120.0
4.0
r = 0,58
3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0 -0.5
1
4
7 10 1
2011
4
7 10 1
2012
4
7 10 1
2013
4
7 10 1
2014
4
7 10
2015
IEH Pendidikan 3 bulan yad (LHS) - Survei Konsumen Realisasi Inflasi Pendidikan-BPS (RHS)
Grafik 7. Ekspektasi Inflasi Kelompok Pendidikan 3 Bulan Mendatang
25
LAMPIRAN 2. KUESIONER PILOT PROJECT SURVEI EKSPEKTASI INFLASI a.
Survei Konsumen
Pertanyaan Ekspektasi Inflasi dalam Survei Konsumen (SK) periode Juni 2015
26
Keterangan/Deskripsi singkat kelompok pengeluaran Rumah Tangga Makanan
( i) padi-padian (beras), tepung, gandum & produk gandum, umbi, Buah-buahan, Sayur-sayuran, Bumbu-bumbuan ( Bawang, Cabai) (ii) Daging-dagingan, telur, Ikan segar & produk laut (iii) Makanan Jadi, Minuman dan Rokok a.l gula, nasi dengan lauk, mie, roti, kue, susu, air kemasan, rokok
Non Makanan
(i) Sandang : Pakaian dan perlengkapannya, emas perhiasan (ii) Farmasi & Obat-obatan, Kosmetik (iii) Pendidikan : Biaya sekolah, biaya kursus/les, buku pelajaran, peralatan sekolah; Rekreasi; Olahraga (iv) Transportasi
Peralatan Rumah Tangga yang Tahan Lama
(i) Peralatan elektronik a.l TV, DVD/VCD Player, Mesin cuci, Kulkas, AC, Blender, Komputer dll (ii) Furniture
Energi
(i) Bahan bakar rumah tangga (LPG, Minyak Tanah) , Listrik (ii) BBM: Bensin (premium, pertamax), Solar
Perumahan
(i) Bahan bangunan/ bahan material (ii) Biaya kontrak/sewa rumah
Jasa-jasa
(i) Jasa kesehatan (Rumah Sakit, Dokter) (ii) Jasa perbankan & keuangan (biaya administrasi, transfer uang, asuransi)
27
b. Survei Penjualan Eceran Pertanyaan Ekspektasi Inflasi dalam Survei Penjualan Eceran (SPE) Periode Juni 2015
28
c.
Survei Kegiatan Dunia Usaha
Pertanyaan Ekspektasi Inflasi dalam Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Periode Juni 2015
29
30
31
d. Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi Pertanyaan Perkiraan Inflasi dalam Survei Proyeksi Indikator Makroekonomi (SPIME) : Asumsi survei triwulan II 2015 1 Menurut Saudara, berapakah perkiraan inflasi secara tahunan (yoy) pada periode sebagai berikut:
2 Menurut Saudara, berapakah inflasi tahunan Indonesia dalam 2 tahun ke depan dibandingkan periode saat ini (periode Q2 2016 - Q2 2017) ?
3 Menurut Saudara, berapakah inflasi pada tahun 2016 dan 2017?
4 Apabila Saudara memperkirakan inflasi akhir tahun lebih tinggi, sebutkan alasan utama penyebab perubahan tersebut menurut skala prioritas (1, 2, 3)? 2015/2014
2016/2015
2017/2016
Harga komoditas dunia naik Kurs Rupiah akan melemah (Dollar akan meningkat) Ketersediaan barang/jasa akan berkurang Distribusi barang akan terganggu Situasi kemanan/sosial politik menjadi tidak stabil Penurunan/pencabutan subsidi Pemerintah Peningkatan harga barang yang diatur Pemerintah Lainnya ... 5 Apabila Saudara memperkirakan inflasi akhir tahun lebih rendah, sebutkan alasan utama penyebab perubahan tersebut menurut skala prioritas (1, 2, 3)? 2015/2014
2016/2015
2017/2016
Harga komoditas dunia turun Kurs Rupiah akan menguat (Dollar akan menurun) Ketersediaan barang/jasa akan cukup stabil Distribusi barang akan stabil Situasi kemanan/sosial politik menjadi stabil Penambahan subsidi Pemerintah Penurunan harga barang yang diatur Pemerintah Lainnya ... 6 Apakah anda tahu berapa target inflasi pemerintah pada tahun berjalan (dhi 2015) ? Ya
%
Tidak tahu
(STOP)
7 Apakah anda yakin bahwa target inflasi tersebut akan tercapai? Ya Tidak
32