Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
KAJI TINDAKAN PARTISIPATIF PENINGKATAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT DESA BATUR KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG Peran Elite Desa Dalam Perbaikan Kesehatan Metabolik R.L.N.K Retno Triandhini1,3, Yafet Pradikatama2, Arwin Nusawakan2, Yulius Ranimpi2, Ferry F. Karwur1,3 Program Studi Ilmu Gizi1, Program Studi Keperawatan2, Fakultas Ilmu Kesehatan dan Program Studi Magister Biologi3 Universitas Kristen Satya Wacana Jalan Diponegoro 52-60 dan Jalan Kartini 11a Salatiga, Jawa Tengah Alamat kontak:
[email protected]
ABSTRAK Studi Indikator Acuan (Reference Indicators) dalam Rangka Kaji Tindak Partisipatif Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang (Karwur dkk, tidak dipublikasikan) dan data tahun 2013 dari Puskesmas Getasan menunjukkan bahwa salah satu permasalah kesehatan di daerah ini adalah sindroma metabolik. Kaji-tindak partisipatif (Participatory Action Research) yang bertumpuh pada (A) kontekstualisasi lokasi dan sasaran serta persiapan sosial, dan (B) siklus berulang (1) rencanakan, (2) tindakan perbaikan bersama peneliti dan sasaran, (3) dokumentasi proses, serta (4) refleksi atas kegiatan dan rencana yang dilakukan, digunakan sebagai pendekatan untuk memperbaiki persoalan penyakit metabolik melalui perbaikan indikator antropometrik (berat badan) dan klinik (Tekanan darah, glukosa darah, kandungan kolestrol, konsentrasi asam urat darah) dari elit formal (perangkat desa) di Desa Batur. Untuk itu telah dilakukan pengukuran indikator kesehatan metabolik, pembahasan bersama dan individu terhadap hasil pengukuran indikator kesehatan metabolik, monitoring terhadap kemungkinan adanya perubahan pemahaman dan sikap, serta pemantauan atas imbasan elit ke warganya. Kata kunci: kaji tindak partisipatif, elit desa, desa Batur Kecamatan Getasan, sindroma metabolik
ABSTRACT Participatory Action Research: Health Status Improvement of The People in Batur Village, Getasan District, Semarang Regency The Role of Village on Improving Metabolic Health Condition Reference indicators study in the participatory action research on health status improvement of people in Batur Village, Getasan District, Semarang Regency (Karwur et al, unpublished) and 2013 data of Getasan Primary Health Care shown that one of the health issues in the area is the metabolic syndrome. Participatory Action Research, which rely on (a) target and setting contextualization and social preparation, and (b) repetitive cycle of (1) planning (2) improvement actions with researchers and target, (3) process documentation and (4) reflection on the plan and action that were done, is used as an approach to help solving the issue of metabolic diseases through the improvement of anthropometrical indicators (body weight) and clinical (blood pressure, glucose, cholesterol and uric acid) of the village’s officials or formal elites in the village. Several actions had been done: metabolic indicators measurement, discussion
380
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X with the people on the result of the measurement, monitoring on the possibility of the change in both understanding and attitude of the people and supervising on the elite’s impact to the people. Keywords: Participatory action research, village elites, Batur Village, Getasan District, Metabolic Syndrome.
LATAR BELAKANG Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian sebelumnya yaitu Studi Indikator Acuan (Reference Indicators) dalam Rangka Kaji Tindak Partisipatif Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang (Karwur dkk, 2014) dan data tahun 2013 dari Puskesmas Getasan, maka permasalah kesehatan kardiometabolik menjadi salah satu masalah kesehatan yang perlu menjadi prioritas penanganan di desa Batur. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dan data puskesmas tahun 2013, penyakit-penyakit seperti hipertensi, asam urat dan diabetes melitus termasuk dalam 10 penyakit terbanyak yang diderita penduduk Kecamatan Getasan. Jika dibandingkan data kedua data tersebut dapat diketahui bahwa penderita penyakit-penyakit tersebut cenderung meningkat (lihat Tabel 1). Tabel 1. Penyakit-Penyakit Utama di Wilayah Kerja Puskesmas Getasan tahun 2012 dan 2013 10 PENYAKIT UTAMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GETASAN 2012 DAN 2013 Data Tahun 2012 Data Tahun 2013 Jumlah Pasien ICD Jumlah Pasien ICD Puskesmas Jenis Penyakit Jenis Penyakit X Puskesmas Getasan X Getasan 1802 ISPA 3,393 1802 ISPA 2,873 104 Thypoid 1,268 104 Thypoid 1,462 1105 Migraen 1,109 1104 Chepalgia 1,340 2101 Tukak Lambung 758 2101 Tukak Lambung 1,019 3201 Penyakit Kulit 754 3201 Penyakit Kulit 643 Infeksi Infeksi 102 Diare 616 16 Hipertensi 631 1601 Tekanan Darah 541 103 Gastroenteritis 508 Tinggi 34 Sistem Otot & 400 3402 Asam Urat 428 Persendian 1903 Asma 215 802 DM 345 802 Kencing Manis 169 1204 Conjungtivis 248
Berdasarkan hasil kajian data-data tersebut di atas, perlu ada tindakan lebih lanjut agar terjadi peningkatan derajat kesehatan di Kecamatan Getasan. Salah satu metode yang dinilai efektif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat adalah adanya dukungan dan keterlibatan dari masyarakat di daerah tersebut melalui kaji tindak partisipatif. Metode ini telah banyak diterapkan dalam berbagai bidang termasuk dalam bidang kesehatan (Korch dan Kralik, 2006). Peningkatan kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik ketika kaji tindakan partisipatif masyarakat dilakukan (Culhane-Pera et.al, 2010) Metode ini sebelumnya juga telah diterapkan oleh Fakultas Ilmu Kesehatan di desa Binaus, Soe Nusa Tenggara Timur untuk menangani masalah kesehatan ibu dan anak. Hasil dari 381
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
kaji tindak partisipatif ini adalah adanya keberlanjutan program kesehatan ibu dan anak yang dikelola oleh kader posyandu dengan melibatkan Puskesmas dan peningkatan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut. Pada pengabdian masyarakat ini yang menjadi kelompok sasaran adalah aparat pemerintahan desa dan tokoh masyarakat. Hal ini dilakukan karena kelompok sasaran tersebut yang dianggap memiliki kemampuan untuk dapat menyebarkan informasi tentang peningkatan kesehatan dengan cara yang efektif. Melalui pengabdian masyarakat ini diharapkan terjadi peningkatan kesehatan kardiometabolik masyarakat desa Batur melalui pendekatan kaji tindak partisipatif bersama elite desa yaitu aparat desa dan tokoh masyarakat.
MASALAH Pengabdian masyarakat ini dilakukan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada penelitian tersebut diperoleh data bahwa ada beberapa indikator kesehatan terutama yang berkaitan dengan sejumlah penyakit tidak menular khususnya yang berkaitan dengan kardiometabolik yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Permasalahan kesehatan ini perlu mendapat perhatian yang serius agar terjadi peningkatan derajat kesehatan di Kecamatan Getasan. Salah satu metode yang dinilai efektif untuk adalah adanya dukungan dan keterlibatan dari masyarakat di daerah tersebut.
METODE PELAKSANAAN Desain Pelaksanaan Pengabdian Maysrakat ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kaji-Tindak Partisipatif untuk memperbaiki derajat kesehatan masyarakat Getasan, khususnya, berdasarkan studi tahun pertama, diusulkan untuk melakukan kaji tindak partisipatif dalam menangani persoalan: sindroma kardiometabolik (diabetes, stroke, tekanan darah tinggi). (Skema 1) (Karwur, 2015, unpublished). Sebagai bagian dari rangkaian kaji tindak partisipatif, dilakukan kegiatan-kegiatan seperti berikut ini: I. Persiapan Kelembagaan dan Sosial a. Pertemuan dengan Bupati dan Perangkat Bupati di Kantor Bupati Kab. Semarang Pada tanggal 19 Juni 2015, telah terjadi pertemuan antara Pemerintah Kabupaten Semarang pihak Universitas Kristen Satya Wacana untuk membicarakan tentang perpanjangan kerjasama. Pada pertemuan ini pihak Pemerintah Kabupaten Semarang diwakili oleh Kepala Bagian Pemerintahan Ibu Nunik serta wakil-wakil dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Bappeda, Badan Hukum, Badan Lingkungan Hidup (BLH), Bapermades dan Tim Koordinasi Kerjasam daerah sedangkan dari Universitas Kristen Satya Wacana, hadir beberapa pimpinan Fakultas, salah satunya adalah Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan. Ruang lingkup kerjasama yang telah disepakati pada pertemuan ini adalah: Pendidikan, Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, Pengelolaan Lingkungan, Good Governance, Teknologi 382
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
Informasi dan Sosial Budaya dan Pariwisata. Ketika pihak UKSW mengutarakan penelitian yang telah dan sedang dilakukan di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, pihak Pemerintah Kabupaten Semarang mengungkapkan ketertarikannya terhadap penderita kasus TBC di daerah tersebut karena, informasi yang diperoleh saat ini masih dianggap belum cukup lengkap. PERSIAPAN SOSIAL
Sindroma Kardiometabol ik (diabetes,strok e, tekanan darah tinggi)
Rencana
Aksi Perubahan di
Refleksi
masyarakat
DOKUMENTASI PROSES Skema 1. Desain Penelitian Kaji-Tindak Partisipatif dalam Rangka Peningkatan Derajat Kesehatan di Desa Batur Kecamatan Getasan (Karwur, 2015, unpublished): b. Penandatanganan Perpanjangan MOU Menindaklanjuti pembicaraan kerjasama dengan bupati Kabupaten Semarang, maka pada tanggal 6 Agustus 2015 diadakan penandatanganan MoU antara Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Pada penadatanganan tersebut selain dihadiri oleh Wakil Bupati dan Rektor UKSW hadir pula Wakil Dekan dan Koordinator Hubungan Luar Fakultas Ilmu Kesehatan UKSW. Kesepakatan bersama yang dituangkan ke dalam MoU ini bertujuan untuk mewujudkan Kabupaten Semarang yang mandiri, tertib dan sejahtera salah satunya melalui bidang Kesehatan. c. Pembicaraan dengan Pihak Kecamatan Getasan Pada tanggal 15 Mei 2015, tim dari Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) ke Kantor Kecamatan untuk bertemu dengan Bapak Camat, namun karena beliau tidak ada maka kami ditemui oleh Staf Kecamatan yaitu Bapak Didik. Beliau adalah staf kantor kecamatan yang bertugas mengurusi surat keluar dan data statistik kecamatan Getasan. Tim dari FIK memberikan surat perijinan dari kesbangpol dan menjelaskan kepada Bapak Didik tentang kegiatan pengabdian masyarakat Kaji Tindak Partisipatif yang akan dilakukan di wilayahnya. Bapak Didik menyambut baik dan menyampaikan bahwa Pihak Kecamatan yang diwakili oleh Bapak Didik akan terlibat dalam beberapa kegiatan kaji tindak partisipatif ini jika diperlukan. Kebetulan pada saat yang bersamaan sedang ada pertemuan Kepala Desa seKecamatan Getasan. Oleh karena itu, setelah melakukan pembicaraan dengan pihak Kecamatan, tim dari FIK langsung diarahkan untuk bertemu langsung dengan kepala Desa Batur sekaligus menyerahkan surat tembusan perijinan. 383
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
d. Pembahasan dengan Puskesmas Pembicaraan dengan pihak PUSKESMAS dilakukan tanggal 12 Juli 2015. Pihak PUSKESMAS diwakili oleh ibu Ana selaku wakil Kepala PUSKESMAS Getasan. Pada dasarnya pihak PUSKESMAS Getasan mendukung pelaksanaan kaji tindak partisipatif ini dan bersedia untuk membantu dalam pengumpulan data dan memberikan data-data kesehatan yang dibutuhkan. e. Pembicaraan dan Pembahasan dengan Kepala Desa dan Sekertaris Desa Bertempat di Balai Desa Batur, Dusun Godang Kecamatan Getasan pada tanggal 1 Juni 2015, tim dari FIK bertemu dengan Kepala Desa dan Sekertaris Desa. Pada kesempatan ini, tim melakukan perkenalan dan menyampaikan maksud dan tujuan pengabdian masyarakat yang akan dilakukan di Desa Batur. Tim juga meminta ijin untuk dapat bertemu dan melibatkan perangkat desa dan tokoh masyarakat. Pada kesempatan ini tim lebih banyak berbicara dengan Sekertaris Desa, karena Kepala Desa ada keperluan lain yang harus diselesaikan. Pembicaraan dengan Sekertaris Desa tidak hanya terbatas pada perkenalan, penyampaian dan perijinan saja namun berkembang menjadi diskusi tentang masalah-masalah kesehatan yang dalami masyarakat di desa Batur. f. Pembahasan dengan Perangkat Desa dan Dusun Pada tanggal 3 Juni 2015 bertepatan dengan pertemuan rutin para perangkat desa di balai desa, tim dari FIK diberikan waktu khusus untuk melakukan bertemu dengan perangkat desa. Hadir pada pertemuan ini 15 orang perangkat desa yang terdiri dari Kepala Desa Batur yaitu Bapak Radik, Sekertaris Desa yaitu Bapak Bachtiar dan 12 Kepala Dusun/Kadus (Kadus Nglelo, Kadus Batur Wetan, Kadus Dukuh, Kadus Selongisor, Kadus Diwak, Kadus Krangkeng, Kadus Wonosari, Kadus Gondang, Kadus Senden, Kadus Ngringin, Kadus Rejosari, Kadus Tawang) dan ibu ketua PKK Desa Batur. Pada pertemuan ini, tim dari FIK memperkenalkan diri dan memberikan penjelasan tentang pengabdian masyarakat yang akan dilakukan di desa ini dengan melibatkan para perangkat desa dan tokoh masyarakat. Pada kesempatan ini juga terjadi pembahasan tentang penyakit-penyakit yang sering menjadi permasalahan masyarakat desa Batur. II. Kaji-Tindak A. Pertemuan Perencanaan Pada tanggal 3 Juni 2015 bertepatan dengan pertemuan rutin para perangkat desa di balai desa, tim dari FIK diberikan waktu khusus untuk melakukan bertemu dengan perangkat desa. Hadir pada pertemuan ini 15 orang perangkat desa yang terdiri dari Kepala Desa Batur yaitu Bapak Radik, Sekertaris Desa yaitu Bapak Bachtiar dan 12 Kepala Dusun/Kadus (Kadus Nglelo, Kadus Batur Wetan, Kadus Dukuh, Kadus Selongisor, Kadus Diwak, Kadus Krangkeng, Kadus Wonosari, Kadus Gondang, Kadus Senden, Kadus Ngringin, Kadus Rejosari, Kadus Tawang) dan ibu ketua PKK Desa Batur. Selain dilakukan perkenalan dan penjelasan tentang pengadian masyarakat melalui kaji tindak partisipatif yang akan dilakukan, tim dari FIK dan perangkat desa melakukan Focus Group Discussion untuk mengetahui isu-isu kesehatan utama yang dihadapi masyarakat yang memerlukan intervensi.
384
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
B. Rangkaian Intervensi Intervensi 1: Identifikasi Masalah Kesehatan Bersama dan Rumusan Intervensi Intervensi pertama terjadi pada tanggal 3 Juni 2015, dimana antara tim FIK UKSW bertemu dengan perangkat desa untuk melakukan FGD. Pada pertemuan ini terjadi diskusi tentang permasalahan kesehatan utama pada masyarakat. Para perangkat desa yang terdiri dari Kepala Desa, Sekertaris Desa, Kadus Nglelo, Kadus Batur Wetan, Kadus Dukuh, Kadus Selongisor, Kadus Diwak, Kadus Krangkeng, Kadus Wonosari, Kadus Gondang, Kadus Senden, Kadus Ngringin, Kadus Rejosari, Kadus Tawang dan ibu ketua PKK Desa Batur menyetujui untuk dites kesehatannya melalui pengukuran tekanan darah, kadar gula, asam urat, hipertensi dan kolesterolnya pada pertemuan berikutnya. Intervensi 2: Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Tim melakukan pemeriksaan kesehatan berupa pengukuran tekanan darah, kadar gula,asam urat dan kolsterol kepada 5 orang tokoh masyarakat, 2 orang kepala dusun, 4 orang kepala sekolah, 1 orang komite sekolah, istri kepala desa dan 1 orang staf harian kantor desa. Pada saat pemeriksaan kesehatan terjadi interaksi antara tim peneliti yang melakukan pengukuran dengan tokoh masyarakat, kepala dusun, kepala sekolah, anggota komite sekolah, istri kepala desa dan staf harian kantor desa yang diukur. Interaksi ini berupa tanya jawab seputar keadaan kesehatan mereka setelah tes kesehatan dilakukan Intervensi 3: Memberikan penjelasan tentang hasil pengukuran secara individu dan secara kelompok Setelah dilakukan pengolahan data hasil pengukuran kesehatan, tim melakukan pertemuan kembali dengan aparat pemerintahan yang terdiri dari Kepala Desa, Sekertaris Desa, beberapa kepala dusun dan tokoh masyarakat. Pertemuan ini bertujuan untuk menyampaikan hasil pengukuran tes kesehatan yang telah dilakukan. Dalam menyampaikan dan mendiskusikan hasil tes kesehatan, tim peneliti menggunakan dua pendekatan yaitu secara kelompok: Menjelaskan dan mendiskusikan hasil tes kesehatan dalam pertemuan bersama (nama disamarkan dengan menggunakan inisial) dan secara individu: Memberikan hasil tes masingmasing individu secara tertulis, dalam amplop tertutup. Di dalam amplop tertera hasil tes kesehatan dan diberikan penjelasan tentang hasil tes tersebut. Pada pendekatan yang kedua ini, diskusi juga dilakukan secara individu. Pengumpulan dan Analisis Data Pengumpulan data pada kaji tindak partisipatif berupa pendokumentasian proses. Setiap bentuk program, pertemuan, dan kontak dengan kelompok masyarakat, lembaga formal, maupun informal, dan keluarga didokumentasikan. Data dinamis yang diperoleh dari proses kaji tindak partisipatif yaitu rencana-aksi-refleksi merupakan input yang digunakan sebagai laporan akhir. Lokasi dan Waktu Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pada bulan Juli-Oktober 2015 di desa Batur Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Di desa ini, masalah-masalah kesehatan terkait penyakit kardiometabolik masih banyak dijumpai.
385
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan data-data yang diperoleh maka tim peneliti FIK UKSW membuat rencana tentang kegiatan kaji tindakif partisipatif dalam menangani persoalan kesehatan penyakit kardiometabolik di Desa Batur Kecamatan Getasan. Kelompok sasaran untuk permasalahan penyakit kardiometabolik yang menjadi adalah aparat pemerintah desa dan tokoh masyarakat A. Intervensi Intervensi 1: Identifikasi Masalah Kesehatan Bersama dan Rumusan Intervensi • Tindakan: Tim peneliti FIK UKSW bertemu dengan perangkat desa yang terdiri dari Kepala Desa, Sekertaris Desa, Kadus Nglelo, Kadus Batur Wetan, Kadus Dukuh, Kadus Selongisor, Kadus Diwak, Kadus Krangkeng, Kadus Wonosari, Kadus Gondang, Kadus Senden, Kadus Ngringin, Kadus Rejosari, Kadus Tawang dan ibu ketua PKK Desa Batu untuk melakukan FGD. Pada pertemuan ini didiskusikan tentang masalah-masalah kesehatan utama pada masyarakat dan bagaimana cara meningkatkan kesehatan masyarakat. Pada Kesempatan ini para perangkat desa yang hadir menyetujui untuk dites kesehatannya melalui pengukuran tekanan darah, kadar gula, asam urat, hipertensi dan kolesterolnya pada pertemuan berikutnya. • Hasil: o Terjadi kesepakatan tentang bahwa masalah kesehatan kardiometabolik merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang perlu mendapat perhatian khusus o Para perangkat desa yang hadir menyetujui untuk dites kesehatannya melalui pengukuran tekanan darah, kadar gula, asam urat, hipertensi dan kolesterolnya pada pertemuan berikutnya • Tindak Lanjut: o Melakukan intervensi berikutnya yaitu melakukan tes kesehatan perangkat desa dengan cara mengukur pengukuran tekanan darah, kadar gula, asam urat, dan kolesterolnya pada pertemuan berikutnya Intervensi 2: Melakukan Pemeriksaan Kesehatan • Tindakan: Melakukan pengukuran tekanan darah, kadar gula, asam urat, dan kolesterol kepada perangkat desan dan tokoh masyarakat yang hadir. • Hasil Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Glukosa, Asam Urat dan Kolesterol pada Perangkat Desa Batur 19 Juni 2015 No Nama L/P Tekanan darah
BB (Kg)
1.
AN
L
100/70 mmHg
46,5
2.
IN
L
110/70 mmHg
76,5
Hasil Periksa Glucosa Cholesterol Urid acid (mg/dl) (mg/dl) (mg/dl) 114 133 5.6 (batas maksimal) 91
212 (tinggi)
386
5.6 (batas maksimal)
Keluhan
Puasa, Pilek, batuk
puasa
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X 3.
AG
L
120/70 mmHg
69
108
248
4.
SD
L
110/70
54.5
121
150
P
140/90
62
100
127
5.
AN
6.
MS
L
120/80 mmHg
53.5
105
183
7.
RM
L
110/80
65
209 (tinggi)
240 (tinggi)
8.
LS
P
190/100
70
200 (tinggi)
183
9.
SS
L
120/90 mmHg
71
117
120
10
WN
P
100/90 mmHg
61
95
105
11
SW
L
100/90
70
115
200 (tinggi) 387
7.7 (tinggi)
Tidak puasa, Belum pernah mengonsumsi obat untuk menurunkan kolesterol, sedang mengonsumsi obat untuk menurunkan asam urat ± 2 tahun
6.7 (batas Puasa, Tangan sering maksimal) kesemutan 8.3 (tinggi)
Tidak puasa, Sering pusing, flu, batuk, vertigo, merasa tebal di ujung jari. klien telah menjalani diet rendah garam dan rendah karbohidrat selama 2 bulan. Tidak sedang mengonsumsi obat darah tinggi 5.8 (batas Puasa, Riwayat TD tinggi, maksimal) sering merasa tegang di leher, 5.8 (batas Puasa, Cepat merasa kantuk, maksimal) sering merasa pusing dan kaku di bagian leher 5.6 • Puasa • Sedang merasa Sakit di punggung, • kerongkongan sering terasa kering walau sudah minum air putih. Riwayat diabetes • Sedang mengonsumsi obat untuk menurunkan kadar kolesterol (simvastatin)selama ± 2 bulan, 2 bulan terakhir tanpa resep dokter. • Mengonsumsi terong belanda selama ±5bulan sebagai makanan untuk menurunkan kolesterol dan TD, tapi merasa tidak ada perubahan 6.1 (batas Puasa, sering merasa pegal maksimal di persendian ) 5.4 (batas Puasa, Sering cepat capek maksimal ) 5.8 (batas Puasa, Riwayat merokok,
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X mmHg 12
SL
L
110/70 mmHg
70
105
165
13
NG
L
120/90
75
119
189
14
PJ
P
100/90
60
100
150
maksimal ) 5.6 (batas maksimal ) 6.5 (batas maksimal ) 8.4 (tinggi)
Tidak puasa, sering merasa pusing Puasa, sering merasa pengal linu di persendian Tidak puasa, Sakit di persendian, belum pernah mengonsumsi obat untuk menurunkan kadar asam urat
• Tindak Lanjut: Tim Peneliti akan memaparkan hasil tes kesehatan dan memberikan penjelasan serta rekomendasi-rekomendasi baik secara kelompok maupun individu Intervensi 3: Memberikan penjelasan tentang hasil pengukuran secara individu dan secara kelompok • Tindakan: Tim memaparkan hasil pengukuran, mendiskusikan dan memberikan rekomendasirekomendasi secara individu dan secara kelompok. Secara kelompok adalah dengan pemaparan hasil pengkuran pada seluruh perangkat desa dan menyampaikan informasi tentang penyakit kardiometabolik yaitu diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol dan asam urat. Selain itu tim, memberikan amplop kepada masing-masing perangkat desa yang isinya adalah hasil pengukuran tes kesehatan yang bersangkutan serta rekomendasi-rekomendasi terkait dengan hasil tee kesehatan meraka. • Hasil: Para perangkat desa yang hadir pada saat pemaparan merasa sangat senang memperoleh hasil pengukuran dan informasi yang disampaikan oleh tim peneliti. Seperti yang disampaikan Kadus Gondang: “kalau nanti pas posyandu bisa ta’ sampekan ke mbah-mbah, setelah dari sini”. Selain itu juga terjadi diskusi dan tanya jawab antara perangkat desa dan tim peneliti. • Tindak Lanjut: Mencari informasi apakah pengetahuan tentang kesehatan kardiometabolik yang mereka terima disampaikan kepada keluarga atau masyarakat disekitar mereka. Analisis Respon Aparat Pemerintah Desa Batur Respons No.
1
2
Kepala Dusun Gondang: “kalau nanti pas posyandu bisa ta’ sampekan ke mbah-mbah, setelah dari sini” Interpretasi: Kepala Dusun Gondang sudah memiliki keinginan untuk menyapaikan informasi kesehatan kardiometabolik ke masyarakat, dalam hal ini lansia yang mengikuti posyandu Kepala Dusun Madu 388
Jangkauan 1 2 3 4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X “Kalau saya, saya bilang ke istri supaya masaknya jangan pakai minyak yang banyak, yang sudah hitam. Nih, kolesterol saya naik.”
3
4
5
6
Interpretasi Kepala Dusun Madu telah menyampaikan informasi kesehatan kardiometabolik khususnya kolesterol kepada keluarga terdekat yaitu istrinya Kepala Dusun Batur “ Pas dikasih hasilnya, ya malamnya kami cerita-cerita sama pak RT yang datang ke rumah, ya tentang hasil periksa saya” Interpretasi:Kepala Dusun Batur telah menyampaikan informasi kesehatan kardiometabolik kepada masyarakat dalam hal ini pakRT Kepala Dusun Wonosari “ Ya itu tetangga saya ada yang tekanan darahnya naik, kolesterolnya juga tinggi sampe gejala stroke seperti kakinya gak bisa jalan itu, sudah berhenti rokok 3 bulan tapi waktu tanya ke dokternya suruh merokok, gitu.....jadi mana yang betul rokok bikin darah tinggi dan kolesterol atau ndak? Lha wong dianjurkan sama dokternya.” Interpretasi: Kepala Dusun Wonosari telah memiliki kesadaran diri sendiri akan kesehatan kardiometabolik tetapi belum menyampaikannya kepada orang lain disekitarnya Kepala Dusun Ngelo “ Jadi makanan yang pake minyak dan berlemak harus dihentikan atau bagaimana? Kalau ibu-ibu sukanya masak ayam itu direbus dulu, lalu ayamnya empuk, digoreng. Air sisa rebusan itu, atasnya ada seperti minyaknya, nah itu diambil lalu ditambahkan ke gorengan ayam tadi, nah kebiasan itu harus di stop atau bagaimana?” Interpretasi: Kepala Dusun Ngelo sudah memiliki kesdaran diri tentang kesehatan kardiometabolik. Kepala dusun ini bertanya, agar dapat memberitahu informasi yang benar kepada orang-orang di sekitarnya Kepala Dusun Rejosari “Kemarin itu saya makan daun singkong dimasak dengan kepala sapi. Malamnya langsung ndak bisa tidur, yah gimana mbak kadang kepengan makan juga, tapi saya bilang ke orang-orang rumah supaya saya diingetin supaya makannya dibatesi.”
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Interpretasi: Kepala Dusun Rejosari telah menyampaikan informasi tentang kesehatan kardiometabolik kepada keluarganya
Keterangan 1: diri sendiri 2: keluarga inti (pasangan, anak) 3: Keluarga lebih luas 4: Masyarakat sekitar rumah (tetangga atau satu RT) 5: Masyarakat lebih luas (di luar RT)
Berdasarkan data analisis respon perangkat desa yang telah diberi informasi tentang penyakit kardiometabolik dapat dilihat bahwa sebagian perangkat desa telah berusah untuk 389
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
menularkan informasi yang mereka peroleh ke lingkungan sekitar mereka. Diharapkan jika informasi tersebut dapat ditularkan terus-menerus ke lingkungannya, maka akan terjadi perubahan derajat kesehatan masyarakat di desa tersebut.
KESIMPULAN Desa Batur adalah salah satu desa dari 13 desa yang berada di wilayah Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian sebelumnya yaitu Studi Indikator Acuan (Refernce Indicators) dalam Rangka Kaji Tindak Partisipatif Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang (Karwur dkk, 2014) dan data tahun 2013 dari Puskesmas Getasan, maka permasalah kesehatan yang perlu menjadi prioritas penanganan di desa Batur salah satunya adalah sindroma kardiometabolik (diabetes, stroke, tekanan darah tinggi). Melalui Kaji Tindak Partispatif dilakukan intervensi-intervensi dimana dilakukan Focus Group Discussion, pengukuran kesehatan perangkat desa, dan pemberian informasi tentang penyakit kariometabolik khususnya diebetes, tekanan darah tinggi, kolesterol dan asam urat. Secara pribadi, para perangkat desa memperoleh rekomendasi terkait dengan keadaan kesehatannya. Harapan bahwa perangkat desa menularkan informasi ke lingkungan sekitar telah dilakukan oleh beberapa orang.
DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2007).Laporan Hasil Kesehatan Dasar Nasional. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2010). Laporan Hasil Kesehatan Dasar Nasional. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Culhane-Pera K.A., Allen, M., Pergament, S.L., Call, K., Adawe, A., Tore. R., Hang, M., Jama, F., Navas, M., Ortega, L., Vue P., Young, T.T. (2010). Improving Health through Community Based Participatory Action Research. Clinical and Health Affair. Minnesota Medicine. Karwur, F.F. dkk. (2012). Kaji Tindak Partisipatif Proses Modifikasi Tradisi Melahirkan Atoni Meto untuk Meningkatkan Kesehatan Maternal dan Bayi di Desa Binaus Kecamatan Mollo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Selatan Nusa Tenggara Timur. .Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian kesehatan Republik Indonesia. Karwur, F.F. dkk (2014). Laporan Hibah Bersaing Studi Indikator Acuan (Refernce Indicators) dalam Rangka Kaji Tindak Partisipatif Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Koch, T dan Kralik, B. (2006). Participatory Action Research in Health Care. Blacwell Publishing
390
Seminar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat ISSN.2541-3805, ISSN 2541-559X
SESI TANYA JAWAB Nama Pemakalah
RLNK Retno Triandhini
Nama Penanya
Nina Sevani
Asal Institusi
Isi Pertanyaan
UKRID Bagaimana hasil A Jakarta pengukuran yang dilakukan?
Apa ada tindakan lanjutan setelah di dapat hasil pengukuran?
391
Jawaban
Hasil pengukuran yang dilakukan dengan skala laboratorium menunjukkan ada beberapa penyakit kardiometabolik yang serius seperti hipertensi, kadar gula darah (diabetes), hipertensi, kolesterol dan asam urat yang tinggi. Bagi penderita diberikan edukasi terkait penyakit kardiometabolik, dilakukan proses monitoring/pemeriksaan berkala dan FGD untuk memastikan apakah ada perubahan perilaku hidup sehat dari para perangkat desa pada khususnya dan masyarakat umum pada umumnya.