TEMU ILMIAH IPLBI 2015
Kafe Ideal Devi J. Tania Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Tekonologi Bandung.
Abstrak Pengaruh gaya hidup dalam perilaku masyarakat modern selalu dikaitkan dengan perkembangan jaman. Berbagai cara dilakukan maupun diciptakan untuk memenuhi atau menjawab akan kebutuhan hidup dari masyarakat modern, salah satu contohnya adalah dengan merebaknya fenomena kafe pada kota-kota besar di Indonesia. Kebutuhan manusia tentang kafe yang diinginkan bias saja berbeda-beda menurut usia, tempat tinggal, jenis kelamin, maupun pekerjaan. Kebutuhan akan kafe yang ideal tidak terlepas dari kebutuhan dasar manusia pada suatu tempat, yaitu merasa aman, nyaman, dan tenang. Artikel ini bertujuan untuk memahami kebutuhan dan manajemen seperti apa yang masyarakat harapkan dalam sebuah kafe. Untuk melihat kemungkinankemungkinan ini, maka dilakukan penelitian mengenai kriteria-kriteria kafe ideal terhadap responden yang tersebar di Indonesia. Metode yang digunakan adalah grounded theory, dengan pengumpulan data secara kuesioner online yang bersifat open-ended. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data teks. Dari hasil analisis, didapatkan bahwa kebutuhan responden akan kafe ideal berbeda-beda dan dapat dikategorikan dalam rentang usia dan atau pekerjaannya. Kata-kunci :kafe ideal, gaya hidup, fasilitas.
Pengantar Perkembangan jaman saat ini secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap gaya hidup dari masyarakat modern. Gaya hidup merupakan cara unik individu untuk mencari tujuan hidup yang kita susun dalam perencanaan hidup untuk menemukan dirinya (Adler, 1985). Sedangkan gaya hidup secara umum dapat didefinisikan sebagai cara hidup yang dikenali dari bagaimana orang menggunakan waktu dan melakukan aktivitas mereka yang berkaitan dengan mereka sendiri dan dunia disekitar mereka (Brotoharjoso dkk, 2005). Fenomena kafeyang merabak di Indonesia seakan menjawab akan kebutuhan gaya hidup masyarakat modern. Saat ini kafetelah merebak di Indonesia, terutama di sejumlah kota-kota besar. Kafe sendiri berasal dari bahasa Perancis yang berarti kopi atau di Indoneisa disebut juga kedai kopi/coffeeshop yang berarti suatu usaha dibidang makanan yang dikelola secara komersial yang menawarkan para tamu berbagai variasi menu kopi dan juga makanan kecil
dengan pelayanan dalam suasana tidak formal tanpa diikuti suatu aturan pelayanan yang baku (Davis dan Halley 1992). Saat ini di Indonesia esensi kafe sebagai warung kopi sedikit mengalami pergeseran,kafetidak hanya terpaku pada kopi saja namun juga menyajikan makanan ataupun minuman kebarat-baratan. Nongkrong di kafe saat ini sedang menjadi trend yang tidak hanya dilakukan oleh kalangan anak muda, namun mulai dari pelajar, mahasiswa, karyawan, komunitas dan sebagainya. Preferensi masyarakat akan kafe impian tentu berbeda-beda tergantung pada umur, pekerjaan, tempat tinggal dan sebagainya. Kafe yang ideal tidak lepas dari kebutuhan dasar dari masyrakat yaitu tempat yang aman, nyaman, tenang, dan damai.Perbedaan keinginan tiap manusia terhadap kafe yang ideal menjadi salah satu hal yang menarik untuk diteliti. Oleh karena itu untuk mendapatkan suatu pemahaman baru mengenai kafe ideal, maka dilakukan suatu penelitian tentang kafe ideal. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 049
Kafe Ideal
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu preferensi masyarakat akan kafe ideal.
2.
dengan caramemilih salah satu kategori dan menempatkannya dalam model teoritis.
Metode Metode Pengumpulan Data Menurut Creswell (2014), penelitian kualitatif dikelompokkan menjadi lima, yaitu narrative
study, ethnography, grounded theory, phenomenology dan case-study. Metode dalam penulisan ini menggunakan metode Grounded Theory. Data-data dikumpulkan dengan cara survei kueisioner online yang berisi pertanyaanpertanyaan bersifat terbuka (open-ended)yang bertujuan untuk mendapatkan suatu hipotesis baru dari pemahaman yang timbul berdasarkan hasil analisis. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode non probabilistic sampling yaitu dengan teknik accidental sampling yaitu pengambilan sampel dengan cara mengambil individu yang dapat ditemui atau dijangkau, penggunaan metode ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa individunya bervariasi dengan berbeda-beda karakter. Pada pengumpulan kuesioner online didapatkan data sebanyak 71 responden. Pengumpulan data secara online berdasarkan pada pertim-bangan bahwa yang akan menjadi responden adalah masyarakat usia produktif antara remaja hingga dewasa, yang sudah dianggap mempu-nyai pola pikir yang matang dan diharapkan dapat memberikan jawaban yang jelas mengenai apa yang menjadi tujuan penulisan ini.
Axial Coding adalahtahapan yang dilakukan
3.
Selective Coding merupakan pembuatan propositions (or hypotheses) yang dibuat berdasarkan hubungan antar katagori.
Karakteristik Responden Secara keseluruhan,responden yang didapat berjumlah 71 orang, yang terdiri dari 35 wanita dan 36 pria dengan berbagai variasi usia dan jenis pekerjaan, dengan responden terbanyak terdapat pada kisaran usia 24-29 tahun yaitu 33 orang.
PRIA
36
WANITA
35
34 Diagram Kelamin
<29
35
1
36
Histogram
37
Karakteristik
Jenis
3
Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan adalah analisis data teks. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui semua hasil jawaban yang diberikan oleh responden tentan kriteria kafeidaman. Tahapan penulisan ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu: (Creswell, 2014). 1.
Coding adalah tahapan yang dilakukan dengan caramembuat kategori atas informasi yang telah didapatkan.
24-29
33
18-23
31
0
10
20
Open
E 050 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Diagram 2 Usia Responden
30
40
Devi Johana Tania
Lainnya
3
Ibu ruamh tangga
0
PNS
1
Wirausahawan
6
Mahasiswa
32
Karyawan Swasta
29
0
10
20
30
40
Diagram 3 Histogram Karakteristik Pekerjaan Berdasarkan data diatas maka dapat terlihat bahwa kelompok usiaresponden yang mengisi kuesioner sudah sesuai dengan yang diharapkan. Analisis dan Interpretasi Berdasarkan hasilopen coding(lihat diagram 4) semua responden,ditemukan 54 kata kunci dan kata kunci yang paling banyak muncul adalah kata kunci mengenai kebutuhan-kebutuhan dasar yang seharusnya terdapat pada kafe, sepertiNyaman (26 kata kunci), Murah (21 kata kunci) dan Enak (20 kata kunci), Bersih (8 kata kunci), Pelayanan yang baik (8 kata kunci). Selain itu ada juga kebutuhan-kebutuhan khusus yang sebaiknya ada dalam sebuah kafe, beberapa diantaranya adalahLayanan Internet (16 kata kunci) ,Parkir mudah (6 kata kunci), Smoking area (6 kata kunci) dan Non smoking area (6 kata kunci). Masing-masing kata kunci tersebut digambarkan dalam sebuah diagram batang yang bertujuan untuk melihat frekuensi kriteria masyarakat tentang kafe ideal dari kata kunci yang tertinggi hingga yang terendah.
Kopi Signature Dish Makanan Ringan Enak Murah Menarik Sofa Tidak Berdesakan Luas Meja Kursi Ergoomis Terjangkau Angkutan Umum Akses Terjangkau Parkir Mudah Sejuk Tidak Penuh dgn Lampu Terang Kenyamanan Termal Pencahayaan Cukup Dingin Tidak Pengap Ruang Belajar Ruang Rapat Banyak Stop Kontak Tempat berdua Tempat beramai-ramai Non Smoking Room Smoking room Internet Musik Akustik Panggung Galeri Live Music Games Pramusaji Menarik Kostum Pelayan Kedaerahan Buka Sampai malam Pelayanan Baik Taman Bermain Dewasa Tidak Full Musik Tema Dapat Melihat Bintang Pinggir Pegunungan Rapi Asri Terbuka Tropis Alami Privat Lingkungan yang Indah Suasana hijau Bersih Tenang Nyaman Santai Menarik
4 1 2 20 21
4 2 1 3 4 1 3 6 3 1 1 1 4 1 1 1 2 2 1 1 6 6 16 1 1 1 7 2 1 1 1 8 1 1
5 1 1 1 1 1
2 4 1 3 8 4 26 5 8
0
5
10
15
20
25
30
Diagram 4 Frekuensi kata kunci dari Kafe Ideal. Tabel 1 Representasi dari Kata Kunci Kafe Ideal dengan Jumlah Terbanyak
Kata Kunci Nyaman
-
Murah
-
Enak
-
Kalimat yang diwakili Kafe yang mampu menciptakan suasana nyaman Kafe yang nyaman dengan pemisahan area merokok Kafeyang nyaman dengan kenyamanan termal cukup Kafedengan harga terjangkau Kafeyang murah bagi mahasiswa Kafeyang makanan dan minumannya enak Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 051
Kafe Ideal
Layanan Internet
-
Kafeyang memiliki koneksi Wifi Kafedengan kecepatan internet yang tinggi
-
Setelah berhasil ditemukan beberapa kata kunci, lalu kata kunci tersebut dikategorikan dengan tahapan axial coding. Pengategorian dilakukan dengan cara pengelompokan kata kunci yang memiliki keterdekatan makna atau sifat. Setelah dikategorikan maka dihasilkan sebanyak 8 kategori, adapun 8 kategori tersebut adalah suasana, operasional, hiburan, fasilitas pendukung, fisika bangunan, aksesibilitas, bentuk dan makanan dan minuman. Kategori Suasana
-
Operasional
Hiburan
-
Kata Kunci Menarik (8) Santai (5) Nyaman (26) Tenang (4) Bersih (8) Suasana hijau (3) Lingkungan yang indah (1) Privat (4) Tropis alami (2) Terbuka (1) Asri (1) Rapi (1) Pinggir pegunungan (1) Dapat melihat bindang (1) Tema (5) Tidak full musik (1) Taman bermain dewasa (1)
-
Pelayanan baik (8) Buka sampai malam (1) Kostum pelayan kedaerahan (1) Pramusaji menarik (1)
-
Game (2) Live music (7) Galeri (1) Panggung (1) Musik akustik (1)
E 052 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Fasilitas Pendukung
-
Fisika Bangunan
-
Internet (16) Smoking room (6) Non Smoking room (6) Tempai beramai-ramai (1) Tempat berdua (1) Banyak stop kontak (2) Ruang rapat (2) Ruang belajar (1) Tidak pengap (1) Dingin (1) Pencahayaan cukup (4) Kenyamanan termal (1) Terang (1) Tidak penuh dgn lampu (1) Sejuk (3)
Aksesibilitas
-
Parkir mudah (6) Akses terjangkau (3) Terjangkau angkutan umum (1)
Bentuk
-
Meja dan kursi ergonomis (4) Luas (3) Tidak berdesakan (1) Sofa (2) Menarik (4)
-
Murah (21) Enak (20) Makanan ringan (2) Signature dish (1) Kopi (4)
Makanan dan Minuman
Dengan mengacu pada data diatas, kriteria kafeideal yaitu kafeyang menyajikan suasana yang nyaman dan juga makanan dan minuman yang enak serta murah. Disamping itu, kriteria kafe ideal juga identic dengan adanya fasilitasfasilitas pendukungnya, seperti jaringan internet, adanya permainan, live music, galeri seni, panggung pertunjukan, dan juga pertunjukan musik akustik.
Devi Johana Tania
Fisika Bangunan
48
Bentuk
14
Aksesibilitas
10
Fisika Bsngunan
12
Fasilitas Pendukung
35
Hiburan
12
Operasional
11
Suasana
73
0
20
40
60
80
Diagram 5 Frekuensi Kategori Kata Kunci KafeIdeal
Tahapan berikutnya adalah selective coding. Tujuan dari tahap ini menjelaskan bagaimana hubungan antar katagori dan kata kunci yang telah dianalisis sebelumnya. Pembagian rentang umur responden dilakukan berdasarkan jenjang karyanya, 18-23 tahun mahasiswa, 24-29 tahun karyawan, dan diatas 29 tahun karyawan hingga pensiunan. Dendrogram Aksesibilitas Hiburan Makanan dan Minuman Fasilitas Pendukung 24-29 Operasional Bentuk 18-23 Fisika bangunan Suasana <29
Diagram 6 Dendogram Hubungan Kategori dengan Usia Berdasarkan dendogram diatas, dapat dilihat korespondensi antara usia dengan kategori dari kafe ideal menurut persepsi responden. Korespondensi yang ditunjukkan adalah kores-pondensi yang memiliki hubungan kedekatan, namun beberapa variabel tidak memiliki hubungan kedekatan, meskipun begitu dari keseluruhan kategori kafe ideal terhadap usia tetap memiliki keterkaitan. Dari data dendogram diatas, dapat dilihat dari rentang usia 18-24 tahun (rentang usia mahasiswa) lebih mengarah pada kafe dari segi bentuk dan operasionalnya. Kategori bentuk
pada kafe idaman dimaksudkan dengan kenyamanan pengguna dari segi fisik desain bangunan (meja kursi ergonomis, luas, interior menarik dsb), selain itu juga terdapat kategori operasional yang mencakup tentang pengelolaan kafe tersebut, diantaranya adalah buka sampai malam, pelayanan baik dsb. Kategori ini lebih banyak dipilih para mahasiswa dikarenakan kafe yang dapat digunakan sebagai tempat untuk mengerjakan tugas kuliah hingga larut malam, maka dari itu mereka membutuhkan tempat yang luas, interior yang menarik agar tidak membosankan, dan juga jam buka hingga larut malam. Pengguna kafepada rentang usia 24 sampai 29 tahun (rentang usia karyawan dan atau keluarga muda) lebih menginginkan kafedengan akses yang mudah dijangkau (termaksud juga mudah mencari parkir), ketersediaan hiburan (live music), makanan dan minuman, dan juga fasilitas pendukungnya. Hal ini dikarenakan pada rentang usia tersebut kebutuhan mereka berbeda dengan kebutuhan mahasiswa yang akan menghabiskan waktu hingga larut malam di kafe untuk sekedar berbincang ataupun mengerjakan tugas. Pada usia 24-29 tahun mereka mengunjungi kafe dengan tujuan bertemu klien, melepas penat, hingga berkumpul dengan keluarga. Fasilitas-fasilitas pendukung seperti jaringan internet, ruang rapat sangatlah membantu para pekerja yang ingin berdiskusi secara informal dengan klien mereka di kafe. Bagi keluarga muda yang membawa anak kecil dan ingin menghabiskan waktu di kafe, aksesibilitas menjadi hal penting (mudah medapatkan parkir, lokasi parkir dan bangunan tidak jauh). Pengguna kafe yang ingin melepas penat setelah bekerja lebih menginginkan kafe dengan berbagai hiburan yang ditawarkan seperti live music dan juga makanan dan minuman yang enak dan murah. Pada data responden, pengguna kafe pada rentang usia diatas 29 tahun merupakan kategori dengan profesi karyawan hingga pensiunan, pada kategori usia ini pengguna yang dapat dika-tegorikan sebagai individu yang ‘sudah stabil’ sehingga kebutuhan-kebutuhan kafe ideal tidak terlalu kompleks seperti para mahasiswa ataupun pengguna dengan rentang Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | E 053
Kafe Ideal
usia 24-29 tahun. Penguna pada usia ini lebih mem-butuhkan kafe yang unggul dalam suasananya, baik dalam segi kenyamanan termal, pen-cahayaan, dan juga kenyamanan suasananya (privat, suasana hijau, aman, nyaman, bersih dsb), hal ini dapat diasumsikan bahwa pada kategori ini mereka lebih membutuhkan kafe sebagai tempat untuk bersantai dengan suasana-suasana yang ditawarkan. Kesimpulan Dari hasil analisa yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa tingkatan usia/profesi dapat ber-pengaruh pada presepsi/harapan masyarakat terhadap kriteria kafe ideal, hal ini dikarenakan oleh kebutuhan-kebutuhan tiap kelompok yang berbeda. Kebutuhan kafe ideal tidak terlepas dari kebutuhan dasar dari manusia dalam merasakan suatu tempat, seperti kenyamanan, keamanan, kebersihan dan sebagainya, namun ada pula kriteria kriteria khusus yang diharapkan masyarakat tentang kafe yang ideal. Kebutuhan usia kelompok mahasiswa lebih mengarah pada kenyamanan fisik dalam kafe agar dapat menggunakan kafe lebih lama. Kebutuhan usia kelompok karyawan lebih mengarah pada hiburan yang ditawarkan agar dapat menggunakan kafe sebagai tempat untuk melepas penat. Sedangkan kebutuhan kafe pada kelompok usia karyawan hingga pensiunan lebih mengarah pada kafe yang nyaman suasananya, hal ini dikarenakan agar mereka dapat merasa rileks/santai ketika berada di kafe. Dari beberapa paparan tentang kafe yang ideal menurut pengelompokan usia dan atau pekerjaan, diharapkan dapat memberikan informasi atau sebagai bahan evaluasi kepada para perancang atau pegusaha tentang kriteria masyarakat akan kafe ideal. Daftar Pustaka Adler, A. (1964). Individual Psychology of Alfred Adler . HarperCollins. Brotoharsojo, H., Sjabadhyni, B., Mokoginta, U.A., Wutun, R.P. (2005). Psikologi Ekonomi dan
E 054 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Konsumen. Jakarta: Bagian Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi UI. Creswell, J.W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches . California: Sage Publications, Inc.