PENGARUH METODE INDUKTIF BERBANTUAN ASESMEN OTENTIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR ALJABAR LINEAR I MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKAUNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR Kadek Rahayu Puspadewi Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar
[email protected]
ABSTRACT This research was a quasi experimental research with post-test only control group design. The purpose of this research was to verify whether there was a positive influence of the implementation of inductive method with authentic assessment to the students' mathematics achievement. The population of this research were all of the first semester students of mathematics study program at Mahasaraswati University in academic year 2013/2014. From random sampling technique, it was obtained 55 students as the member of the sample. The instrument used in this research was achievement test, performance assessment, and self evaluation. The data of students' mathematics achievement were collected using an essay test. The data of student's achievement were analyzed using right tail t-test on 5% degree of significance. Research findings showed that, there was a positive influence of the implementation of inductive method with authentic assessment to the students' mathematics achievement. Key words : inductive method, authentic assesment, students' mathematics achievement
PENDAHULUAN Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika. Semakin baik metode yang digunakan akan semakin efektif pula pencapaian tujuan pembelajaran. Syaibani (2002) mengemukakan terdapat enam metode pembelajaran yang efektif diterapkan dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah metode induktif. Metode induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Dalam proses pembelajaran, dosen bersama dengan mahasiswa melakukan diskusi mengenai contoh-contoh kemudian membimbing mahasiswa menemukan konsep dan selanjutnya bersama-sama mendiskusikan latihan soal untuk memperdalam pemahaman mahasiswa pada materi yang dibelajarkan. Selain metode pembelajaran, asesmen juga merupakan bagian yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari kegiatan pembelajaran. Asesmen yang kini dianjurkan pemerintah adalah asesmen otentik. Suatu asesmen adalah otentik apabila melibatkan siswa dalam tugas-tugas yang bermanfaat, signifikan, dan bermakna. Asesmen otentik merupakan kombinasi dari berbagai cara penilaian, seperti: tes tertulis, hasil pekerjaan rumah, proyek, kuis, karya tulis, laporan, jurnal, portofolio, observasi, praktek, kinerja (performance) peserta didik (Ardana, 2008). Ada beberapa alasan penggunaan asesmen otentik dalam pembelajaran, yaitu: (1) sangat mendukung pengembangan kurikulum yang sedang berlaku saat ini, (2) memberikan pengalaman nyata bagi mahasiswa dalam melakukan berbagai aktivitas pemecahan masalah melalui eksperimen, demonstrasi, maupun kegiatan lapangan, (3) memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menunjukkan berbagai kemampuannya, baik dalam bentuk pengetahuan, kinerja, maupun sikapnya dalam pembelajaran matematika, serta (4) berupaya untuk memandirikan mahasiswa dalam belajar, bekerja sama, serta menilai dirinya sendiri (self evaluation). Mengingat beberapa keunggulan asesmen otentik ini maka pemerintah menjadikan asesmen otentik ini sebagai salah satu ciri kurikulum 2013. Penelitian terkait asesmen otentik dalam pembelajaran matematika telah banyak dilakukan, namun belum banyak yang meneliti hal ini pada jenjang perguruan tinggi. Penelitian Jaedun (2010) mengenai penerapan model asesmen otentik pada pembelajaran berbasis masalah pada mahasiswa jurusan Fisika masih menemukan beberapa kendala, antara lain (1) kondisi ruang kuliah dan tempat duduk yang tidak dapat diatur secara bebas dan (2) penerapan model asesmen pada pembelajaran
49
berbasis masalah cukup menyita waktu perkuliahan, baik waktu untuk latihan pemecahan soal-soal maupun presentasi hasil kerja kelompoknya di muka kelas. Bertolak dari hal tersebut peneliti ingin mengkaji lebih dalam mengenai pengaruh asesmen otentik terhadap prestasi belajar mahasiswa yang dikolaborasikan dengan metode pembelajaran yang sering digunakan dalam perkuliahan yaitu metode induktif.
METODE Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan matematika yang mengikuti mata kuliah aljabar linear I tahun ajaran 2013/2014. Sedangkan sampel penelitian terdiri dari 55 orang mahasiswa yang ditentukan secara acak. Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian eksperimen post-test only control group design. Kelompok eksperimen merupakan kelas yang diberikan perlakuan berupa penerapan metode induktif berbantuan asesmen otentik, sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan metode induktif tanpa berbantuan asesmen otentik. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes prestasi, lembar asesmen kinerja, lembar evaluasi diri. Data mengenai prestasi belajar matematika mahasiswa dikumpulkan dengan tes uraian (essay). Tes prestasi belajar matematika yang telah disusun kemudian diujicobakan untuk mendapatkan gambaran secara empirik tentang kelayakan tes tersebut dipergunakan sebagai instrumen penelitian. Hasil uji coba dianalisis untuk mendapatkan validitas dan reliabilitas tes. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh positif penerapan metode induktif berbantuan asesmen otentik terhadap prestasi belajar matematika mahasiswa, dilakukan pengujian terhadap Ho. Sebelum dilaksanakan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas varians. Dari hasil uji normalitas dan homogenitas varians diperoleh data berdistribusi normal dan variansnya homogen. Oleh karena itu, uji hipotesis dilakukan melalui uji t satu ekor (ekor kanan). Seluruh proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi program SPSS 16.0 for windows.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Hasil analisis data prestasi belajar matematika mahasiswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol disajikan pada Tabel 1 berikut. Tabel 1 Deskripsi Data Hasil Penelitian Descriptive Statistics N Minimum Maximum EKSPERIMEN KONTROL
30 25
68.00 62.00
94.00 98.00
Mean 83.8667 78.8800
Std. Deviation 7.40332 10.50524
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa rata-rata nilai prestasi belajar matematika mahasiswa pada kelompok eksperimen lebih besar daripada rata-rata nilai prestasi belajar matematika mahasiswa pada kelompok kontrol. Adapun hasil uji t dapat dilihat pada table berikut. Hasil analisis menunjukkan bahwa t-hitung = 2,107. Sedangkan untuk uji t satu ekor, berdasar tabel distribusi t pada dk = (25+30-2) = 53 dan a = 0,05 diperoleh t-tabel = 1,296. Karena t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak. Dengan kata lain Ha diterima, berarti ada pengaruh positif penerapan metode induktif berbantuan asesmen otentik terhadap prestasi belajar matematika mahasiswa.
PEMBAHASAN Hasil analisis nilai prestasi belajar matematika mahasiswa menunjukkan bahwa rata-rata nilai yang dicapai kelompok eksperimen adalah 83,87 sedangkan rata-rata nilai yang dicapai kelompok kontrol adalah 78,88. Hal ini menunjukkan bahwa
50
rata-rata nilai prestasi belajar matematika mahasiswa pada kelompok eksperimen lebih besar daripada rata-rata nilai prestasi belajar matematika mahasiswa pada kelompok kontrol. Dari hasil uji hipotesis dengan uji t diperoleh bahwa t-hitung = 2,107 dan t-tabel = 1,296. Dengan taraf signifikansi 5% ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh positif penerapan metode induktif berbantuan asesmen otentik terhadap prestasi belajar aljabar linear I. Dengan kata lain, prestasi belajar matematika mahasiswa yang dibelajarkan dengan metode induktif berbantuan asesmen otentik lebih baik daripada prestasi belajar matematika mahasiswa yang dibelajarkan tanpa menggunakan asesmen otentik. Adapun implementasi metode induktif berbantuan asesmen otentik dalam pembelajaran yaitu di awal pembelajaran dosen memberikan apersepsi yaitu mengingatkan mahasiswa dengan materi-materi sebelumnya yang terkait dengan materi yang akan dibahas. Setelah itu mahasiswa diberikan contoh-contoh masalah terkait dengan materi yang akan dibahas. Pada kegiatan inti, mahasiswa diberikan Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) untuk dikerjakan secara berkelompok. Sebelum mengerjakan LKM, dosen memberikan pengarahan terkait dengan lembar asesmen kinerja agar mahasiswa mengetahui apa saja yang mereka perlu persiapkan dalam diskusi kelompok. Selama kegiatan diskusi, dosen memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok yang mengalami kesulitan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan arahan. Setelah mengerjakan LKM, perwakilan kelompok diminta mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Mahasiswa lain dipersilahkan bertanya ataupun menanggapi hasil diskusi yang disampaikan temannya. Dengan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk presentasi tentunya hal ini memberikan pengalaman yang berarti bagi mereka baik dalam berlatih mengajar di depan kelas, berlatih merespon pertanyaan anggota kelompok lain, dan menampilkan sikap dan bahasa yang baik di depan kelas. Dosen pun lebih mudah mengoreksi dan memperbaiki jika mahasiswa penyaji mengalami kesalahan penulisan simbol-simbol matematika di depan kelas. Jika penyaji tidak bisa menjawab pertanyaan mahasiswa lain yang mengajukan pertanyaan, anggota kelompok penyaji dapat membantu menjawab. Dengan demikian, bukan hanya penyaji saja yang bertanggung jawab atas hasil kerja LKM nya, namun semua anggota kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama untuk mengerti dan memahami apa yang mereka telah kerjakan. Dengan suasana pembelajaran seperti yang diuraikan di atas, tentu mampu menciptakan interaksi aktif baik antara dosen dan mahasiswa maupun antar mahasiswa. Pada setiap akhir pembelajaran, dosen memberikan kuis yang disertai lembar evaluasi diri. Lembar evaluasi diri wajib diisi setelah mahasiswa mengerjakan kuis. Keberadaan asesmen otentik khususnya lembar asesmen kinerja dan lembar evaluasi diri tentu memberikan kontribusi pada mahasiswa. Melalui lembar asesmen kinerja, mahasiswa akan terlibat aktif dalam pembelajaran. Mahasiswa pun memiliki rasa tanggung jawab akan komponen-komponen yang dituntut dalam lembar asesmen kinerja. Kemudian melalui evaluasi diri yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran, mahasiswa dapat melihat kesalahan-kesalahannya untuk selanjutnya dijadikan acuan dalam memperbaiki pekerjaannya. Jika dilihat dari langkah-langkah pembelajarannya, metode pembelajaran induktif dengan berbantuan asesmen otentik ini lebih menekankan pada aktivitas mahasiswa dan bersifat student-centered. Mahasiswa bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan pembelajarannya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan aktivitas dan pola pikirnya secara optimal, sehingga dosen pun hanya bertindak sebagai fasilitator dan mediator. Sebagian besar mahasiswa menyambut positif pembelajaran dengan metode induktif. Hal ini ditunjukkan oleh antusiasnya mahasiswa dalam mengeijakan LKM yang diberikan. Ketika C ditanya mengenai tanggapan tentang pembelajaran yang dilakukan, ia pun menjawab, "saya lebih senang belajar seperti ini Bu, lebih lama ingat". Hal ini terjadi karena mahasiswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Keterlibatannya dalam menemukan konsep-konsep ataupun dalam menyelesaikan masalah dalam LKM tentu memberikan pengalaman belajar yang bermakna sehingga terekam lama dalam ingatannya. Dan khusus untuk pembelajaran dengan metode induktif berbantuan asesmen otentik, terutama bagi para mahasiswa yang berkesempatan menyajikan di depan kelas, mereka mendapat kesempatan untuk berlatih mengkomunikasikan ide-ide matematika di depan kelas dan berlatih bagaimana mempertanggungjawabkan apa yang mereka buat. Apalagi mendapat pertanyaan-pertanyaan dari teman-temannya yang diluar kemampuannya, tentu menambah pengetahuan yang mereka miliki. Salah seorang mahasiswa (S) mengatakan bahwa pengalamannya saat presentasi masih diingatnya. Terutama kesalahan-kesalahan yang ia lakukan di depan kelas menjadi bahan untuk memperbaiki diri dan selalu diingat saat menemui masalah yang sama. Selanjutnya ketika ditanya
51
mengenai lembar evaluasi diri, B menjawab, "saya biasanya ceroboh mengerjakan soal Bu, tapi dengan ada angket, kesalahannya bisa diperbaiki". Berdasarkan hasil observasi, penerapan metode induktif yang diterapkan masih menemukan beberapa kendala, yaitu tempat duduk yang sukar dipindah karena berat, kurang efektif dalam memfasilitasi mahasiswa dalam berdiskusi kelompok dengan temannya. Untuk mengatasi kendala tersebut maka kegiatan diskusi kelompok dilakukan dengan teman sebangku dengan banyaknya anggota 2-3 orang. Karena terdiri dari 2-3 orang tentu kecil sekali kemungkinan anggota kelompok yang tidak ikut aktif mengerjakan LKM. Peneliti pun dengan mudah mengetahui mahasiswa yang tidak aktif di kelas. Dan khusus untuk pembelajaran dengan metode induktif dengan berbantuan asesmen otentik, hal yang menjadi kendala adalah waktu perkuliahan. Dalam penerapan metode induktif berbantuan asesmen otentik, setelah mahasiswa melakukan diskusi kelompok, mereka dituntut untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Hal ini tentu membutuhkan waktu pembelajaran yang lebih lama dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan asesmen otentik. Hal ini dirasakan saat pertemuan pertama dan kedua. Setelah mampu beradaptasi dan peneliti memberikan batas waktu persentasi maka kegiatan pembelajaran berikutnya dapat berlangsung lancar. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Penelitian Kariasa (2008) pada pembelajaran Statistika. Ia mengatakan bahwa pemberian tugas dan asesmen otentik yang diintegrasikan dalam pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Kurniawan (2012) yang mengatakan bahwa asesmen otentik yang dilakukan oleh guru memberikan banyak kontribusi dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Melalui asesmen kinerja yang dilakukan dalam pembelajaran, siswa merasa bahwa tugas-tugas yang mereka kerjakan benar-benar bermakna. Kemudian melalui evaluasi diri yang dilakukan pada setiap akhir pembelajaran, siswa dapat melihat kelebihan maupun kekurangannya, untuk selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan (improvement goal). Berdasarkan uraian di atas dapat diyakini bahwa metode induktif berbantuan asesmen otentik memberikan prestasi belajar matematika mahasiswa yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan metode induktif tanpa memanfaatkan asesmen otentik. Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa asesmen otentik dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika sebagai upaya untuk menjadikan prestasi belajar matematika mahasiswa lebih baik.
KESIMPULAN Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, hasil analisis, dan pembahasan yang telah diuraikan di depan, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif penerapan metode induktif berbantuan asesmen otentik terhadap prestasi belajar aljabar linear I mahasiswa program studi pendidikan matematika Universitas Mahasaraswati Denpasar Tahun Ajaran 2013/2014.
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih penulis sampaikan kepada Universitas Mahasaraswati Denpasar yang sepenuhnya telah membiayai dana penelitian ini melalui Hibah Dosen Pemula dengan surat perjanjian K.35/B.01.01/LPPM-UNMAS/V/2013. Terima kasih juga disampaikan kepada LPPM Universitas Mahasaraswati Denpasar yang telah 1) memfasilitasi para dosen pemula dalam melakukan penelitian, 2) memberikan bimbingan dan arahan untuk mengatasi kendala-kendala dalam melakukan penelitian, dan 3) memantau penelitian ini sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan dengan baik. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
52
DAFTAR PUSTAKA Ardana, I M. (2008). Pengembangan Model dan Asesmen Otentik Pembelajaran Matematika Berorientasi Gaya Kognitif dan Budaya untuk Siswa Sekolah Dasar di Provinsi Bali. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol 2 No.3, Desember 2008 Jaedun, A. (2010). Penerapan Model Asesmen Otentik Pada Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Fisika di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. (Skripsi tidak diterbitkan). UNY :Yogyakarta Kariasa, I N dan Putu Budi, A. (2008). Pemberian Tugas dan Asesmen Otentik Terintegrasikan Dengan Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Statistika. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, Volume 2 Nomor 2 Agustus 2008 Kurniawan, G B. (2012). Pengaruh Pembelajaan Berbasis Masalah dan Asesmen Otentik Terhadap Prestasi Belajar Matematika Ditinjau Dari Keterampilan Berpikir Kritis. (Tesis tidak diterbitkan). Universitas Pendidikan Ganesha: Singaraja Syaibani. (2002). Pengertian Metode Pembelajaran. Diakses tanggal 23 Februari 2013 dari http://Syaibani.wordpress.com/2002/12/05/metode-pembelaiaran/
53