KADAR N, P, DAN K KEDELAI (Glycine max (L) Merril) YANG DIAPLIKASI AZOTOBACTER sp., MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK

Sabilu, Y.,, et. al., Biowallacea, Vol. 2 (1) : Hal 153-161, April, 2015

153

KADAR N, P, DAN K KEDELAI (Glycine max (L) Merril) YANG DIAPLIKASI AZOTOBACTER sp., MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK Yusuf Sabilu1*, Damhuri2, Imran2 1

Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Halu Oleo, Kendari Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Halu Oleo, Kendari 1* e-mail : [email protected]

2

ABSTRACT The purpose of this study was to determine levels of N, P, and K Soybean applied Azotobacter sp. + Mycorrhizae and organic fertilizers. Type of experimental research using randomized block design (RAK) factorial design with two factors, namely the combination of Azotobacter sp. + Mycorrhiza, consisting of 3 treatment that Azotobacter sp. with a density of 103 CFU mL-1 + Mycorrhiza 30 grams, Azotobacter sp. with a density of 104 CFU mL-1 + mycorrhiza 25 grams, Azotobacter sp. with a density of 105 CFU mL-1 + Mycorrhiza 35 grams (K3); organic fertilizer factor consisted of 4 treatments ie: without any organic fertilizer; organic fertilizer plot of 0.8 kg each equivalent to 2 ton ha-1; 1.6 kg of organic fertilizer per plot equivalent to 4 ton ha-1, organic fertilizer plot of 2.4 kg each equivalent to 6 ton ha-1. The results showed that the combination treatment of Azotobacter sp. + Mycorrhiza there is not difference to the levels of nitrogen, phosphorus and potassium levels in the stem . Treatment of organic fertilizer there is a significant difference on levels of nitrogen , phosphorus and potassium levels soybean stem . No interaction combination of Azotobacter sp + Mycorrhiza and organic fertilizer on levels of nitrogen , phosphorus and potassium in soybean stems . Key words: Levels N , P , K Soybean, Azotobacter sp., Mycorrhizal, Organic Fertilizer.

154

Kadar N, P, dan K Kedelai (Glycine max (L) Merril) yang Diaplikasi Azotobacter sp., Mikoriza dan Pupuk Organik

mensintesis

PENDAHULUAN Kebutuhan kedelai nasional terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Permintaan kedelai meningkat karena kebutuhan masyarakat untuk

dikonsumsi

langsung

dan

kebutuhan sektor industri untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri. Kedelai merupakan salah satu kebutuhan pokok dan sumber protein nabati utama bagi sebagian

penduduk

(Andisarwanto,

Indonesia

2005).

Kedelai

merupakan komoditas pertanian

yang

sangat dibutuhkan, karena kedelai dapat dikonsumsi dalam berbagai olahan seperti tahu, tempe, susu. Kedelai juga digunakan untuk pakan ternak, bahan baku industri dan bahan baku penyegar. Kandungan

biologis

dalam 100g bahan kedelai, bahkan untuk varietas

unggul

tertentu,

kandungan

proteinnya mencapai 40-43g. kedelai juga mengandung mineral–mineral seperti Ca, P, dan Fe serta kandungan vitamin A dan B (Adisarwanto 2005). Azotobacter

sp.

merupakan

spesies rizobacteri yang dikenal sebagai agen

penambat

nitrogen

yang

mengkonversi dinitrogen (N2) ke dalam bentuk

amonium

(NH4),

mampu

menambat nitrogen dalam jumlah yang cukup tinggi. Pada medium yang sesuai, Azotobacter sp. mampu menambat 1020 mg nitrogen/g gula (Wedhastri, 2002). Azotobacter sp. diketahui pula mampu

aktif

yang

dapat

perkecambahan

secara

meningkatkan

biji,

tegakan

dan

pertumbuhan tanaman yaitu asam indol asetat (Widiastuti, dkk, 2010). Atmosfer tersusun oleh 80% gas nitrogen (N2), tetapi nitrogen dalam bentuk N2 tidak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh sebagian besar organisme hidup. Nitrogen merupakan

hara

makro

yang

paling

penting untuk pendukung pertumbuhan tanaman. Nitrogen yang terkandung di dalam jaringan tanaman cukup tinggi, yaitu sekitar 2% dari bobot kering total tanaman

dan

merupakan

komponen

protein, asam nukleat, koenzim, dan beberapa senyawa metabolit sekunder (Widiastuti, dkk, 2010). Mikoriza merupakan salah satu

gizi kedelai cukup tinggi yaitu 35g protein, 53g karbohidrat, 18g lemak, dan 8g air

substansi

cendawan yang hidup di dalam tanah dan berasosiasi dengan tanaman tingkat tinggi yang saling menguntungkan (Nuhamara 1994),

yang

dapat

kapasitas dalam dan

air,

meningkatkan

menyerap unsur hara

seperti

ketersediaannya

unsur pada

fosfat

yang

tanah-tanah

masam dan tanah dengan pH tinggi terbatas,

sehingga

P

pembatas

utama

tanaman,

termasuk

menjadi

dalam

unsur

produktivitas

kedelai.

Fosfat

sebenarnya terdapat dalam jumlah yang melimpah dalam tanah, namun sekitar 9599% terdapat dalam bentuk fosfat tidak terlarut sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman (Sanjotha, dkk., 2011). Pada

tanah

masam,

fosfat

akan

bersenyawa dalam bentuk-bentuk Al-P


155


dan Fe-P, sedangkan pada tanah-tanah

bertujuan untuk melihat kadar N, P, K

alkali, fosfat akan bersenyawa dengan

batang kedelai yang diaplikasi dengan

kalsium (Ca) sebagai Ca-P membentuk

Azotobacter sp.+ Mikoriza dan pupuk

senyawa

kompleks

organik serta interaksinya.

(Ginting,

dkk.,

yang

2006).

sukar

Aplikasi

larut jamur

pelarut fosfat sebanyak 20 ml polybag-1 pada tanah Andisol mampu meningkatkan

METODE PENELITIAN Alat

yang

digunakan

adalah

berat basah dan serapan P tanaman cabai

timbangan analitik, oven, gelas ukur,

dan menurun dengan meningkatnya dosis

gelas kimia, pipit tetes, lemari asam, alu,

yang diaplikasikan (Sembiring, 2012).

gunting, cawan, tanur, kamera, alat tulis.

Pupuk organik adalah pupuk yang

Bahan yang digunakan benih kedelai

berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan

varietas Anjasmoro,

atau manusia seperti pupuk kandang,

Mikoriza, pupuk organik, kapur domolit

pupuk hijau, dan kompos. Peran pupuk

(CaMg(CO3)2), pupuk urea, pupuk KCL,

organik dapat memperbaiki kesuburan

pupuk SP 36, furaden

kimia, fisik dan biologis tanah, selain

cypermax, asam asetat, kertas label.

sebagai sumber hara bagi tanaman.

Metode

Bahan organik juga sebagai sumber

menggunakan

nutrisi mikroorganisme tanah, sehingga

kelompok

keberadaan

tanah

terdiri dari dua faktor. Faktor 1 adalah

meningkatkan kesuburan tanah (Subowo,

paket kombinasi Azotobacter sp. dan

2010).

mikoriza

mikroorganisme

Kalium tanaman

sangat

karena

dibutuhkan

kalium

mampu

Azotobacter sp.,

dan insektisida

penelitian

eksperimen,

Rancangan

Acak

(RAK) pola faktorial yang

dengan 3 perlakuan, yaitu :

kombinasi

Azotobacter

kerapatan 10

3

sp.

dengan

1-

CFU mL + Mikoriza 30

menambah ketahanan tanaman terhadap

gram (K1), kombinasi Azotobacter sp.

penyakit

dengan kerapatan 104

sistem

tertentu

dan

perakaran,

menghalangi

meningkatkan

kalium

efek

cenderung

rebah

(lodging)

+

mikoriza 25 gram (K2), dan kombinasi Azotobacter sp. dengan kerapatan 10

tanaman dan melawan efek buruk yang

CFU mL-1 +

disebabkan

5

Mikoriza 35 gram (K3).

kelebihan

nitrogen.

Faktor II adalah pupuk organik dengan

berlawanan

dengan

empat perlakuan yaitu : tanpa diberi

pengaruh kematangan yang dipercepat

pupuk organik (P0); pemberian pupuk

oleh fosfor (Syakir dan Gusmaini, 2012).

organik

Kalium memberikan efek keseimbangan

dengan 2 ton ha-1 (P1); pemberian

baik pada nitrogen maupun pada fosfor

pupuk

Kalium

oleh

CFU mL-1

bekerja

0,8

kg

organik

setiap

1,6

kg

petak setara

setiap

petak

oleh karena itu kalium sangat dibutuhkan

setara

dalam

pemberian pupuk organik 2,4 kg setiap

pupuk

campuran.

Penetian

dengan


4

ton

-1

ha (P2);

156


petak. Lahan tanam adalah

lahan

tanah

yang digunakan

kering,

ultisol

di

dengan

Kelurahan

jenis Kambu

Kecamatan Kambu Kota Kendari. Tanah dibajak dengan traktor sedalam 20-30 cm, digemburkan secara manual dengan menggunakan

pacul.

Dibuat

petak

percobaan dengan panjang 2 m dan lebar 2 m sebanyak 36 petak. Parameter yang diamati adalah kadar N, kadar P, dan

Keterangan: P0 = Tanpa diberi pupuk organik, P1 = Pemberian pupuk organik 0,8 kg, P2 = Pemberian pupuk organik 1,6 kg , P3 = Pemberian pupuk organik 2,4 kg, K1 = Kombinasi Azotobacter sp. dengan kerapatan 103 CFU mL-1 dan Mikoriza 30 gram, K2 = Kombinasi Azotobacter sp. dengan kerapatan 104 CFU mL-1 dan mikoriza 25 gram, K3= Kombinasi Azotobacter sp. dengan kerapatan 105 CFU mL-1 dan Mikoriza 35 gram.

kadar K pada batang. Batang kedelai diambil pada tanaman yang berumur 82 hari

setelah

tanaman

tanam.

secara

acak

tanaman setiap Batang

sebanyak

petak

tanaman

selanjutnya

Pengambilan

penelitian.

yang

dikeringkan

menggunakan

oven.

3

diambil dengan

Analisis

data

mengunakan analisis varians (ANOVA) dengan signifikansi 0,05 dan dilanjutkan uji lanjut Tukey

Berdasarkan

tabel

1

pada

perlakuan kombinasi Azotobacter sp. dan Mikoriza tanaman kedelai, kadar nitrogen tertinggi pada perlakuan K3 yaitu 1,18 dan terendah pada perlakuan K1 yaitu 1,16, namum ketiga perlakuan kombinasi tidak berbeda nyata. Perlakuan pupuk organik,

menunjukkan

bahwa

kadar

nitrogen tertinggi pada pemberian pupuk organik 1,6 kg (P2) yaitu 1,46

dan

terendah tanpa diberi pupuk organik (P0) yaitu 0,86.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemberian pupuk organik

Hasil Penelitian

terbaik adalah pemberian 1,6 kg (P2)

1. Kadar Nitrogen (N)

dan berbeda nyata dengan P0 dan P1,

Hasil analisis kadar Nitrogen pada

tetapi tidak berbeda nyata dengan P3

batang kedelai yang diaplikasi perlakuan

dalam mempengaruhi kadar nitrogen

Azotobacter

pada

sp. + Mikoriza dan Pupuk

batang

kedelai.

Kombinasi

Organik dapat dilihat pada tabel 1.

Azotobacter sp. + mikoriza dan

Tabel 1 . Kadar Nitrogen Pada Batang Tanaman Kedelai

organik

Faktor

Nitrogen Total (%)

menunjukkan bahwa P3K3

memberikan kadar fosfor tertinggi yaitu

Rataan

1,40

0,84

0,86 a

2. Kadar Phosphor (P)

1,14

1,20

1,13 a

1,72

1,37

1,29

1,46b

P3

0,93

1,13

1,40

1,15 ab

Rataan

1,16a

1,11a

1,18a

K1

K2

K3

P0

0,94

0,82

P1

1,05

P2

pupuk

Hasil analisis kadar Fosfor pada batang

kedelai

yang

diaplikasi

Azotobacter sp.+ Mikoriza dan pupuk organik dapat dilihat pada Tabel 2


157


Tabel 2 . Kadar Fosfor Pada Batang Tanaman Kedelai Faktor

Phosphor Tersedia(%) K1 K2 K3

Rataan

menunjukkan bahwa P2K3 memberikan kadar fosfor tertinggi yaitu 0,70 3. Kadar Kalium (K)

P0

0,28

0,17

0,25

0,24a

Hasil analisis kadar kalium pada

P1

0,30

0,26

0,23

0,26a

batang kedelai yang diaplikasi perlakuan

P2

0,56

0,68

0,70

0,65b

Azotobacter

P3

0,26

0,17

0,48

0,30a

organik dapat dilihat pada Tabel 3

Rataan 0,35a

0,32a

0,42a

Tabel 3. Kadar Kalium Pada Batang Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merril).

Keterangan: P0 = Tanpa diberi pupuk organik, P1 = Pemberian pupuk organik 0,8 kg, P2 = Pemberian pupuk organik 1,6 kg , P3 = Pemberian pupuk organik 2,4 kg, K1 = Kombinasi Azotobacter sp. dengan kerapatan 103 CFU mL-1 dan Mikoriza 30 gram , K2 = Kombinasi Azotobacter sp. dengan kerapatan 104 CFU mL-1 dan mikoriza 25 gram, K3 = Kombinasi Azotobacter sp. dengan kerapatan 105 CFU mL-1 dan Mikoriza 35 gram. Berdasarkan

tabel

2

pada

perlakuan kombinasi Azotobacter sp. dan Mikoriza tanaman Kedelai, kadar fosfor tertinggi pada perlakuan K3 yaitu 0,42 dan terendah pada perlakuan K2 yaitu 0,32, namum ketiga perlakuan kombinasi tidak berbeda nyata. Perlakuan pupuk organik,

menunjukkan

bahwa

organik 1,6 kg (P2) yaitu 0,65

dan

terendah tanpa diberi pupuk organik (P0) yaitu 0,24. Pemberian pupuk organik terbaik adalah pemberian 1,6 kg (P2) dan berbeda nyata dengan P0, P1, dan P3. P0, P1, dan P3 tidak berbeda nyata dalam mempengaruhi kadar fosfor pada batang kedelai. Kombinasi Azotobacter pupuk

Faktor

Kalium Tersedia(%) K1 K2 K3

Rataan

P0

0,64

0,61

0,50

0,58a

P1

0,73

0,80

0,49

0,67b

P2

0,70

0,59

0,43

0,58a

P3

0,62

0,62

0,42

0,55a

Rataan

0,67a

0,66a

0,46a

Keterangan: P0 = Tanpa diberi pupuk organik, P1 = Pemberian pupuk organik 0,8 kg, P2 = Pemberian pupuk organik 1,6 kg , P3 = Pemberian pupuk organik 2,4 kg, K1 = Kombinasi Azotobacter sp. dengan kerapatan 103 CFU mL-1 dan Mikoriza 30 gram, K2 = Kombinasi Azotobacter sp. dengan kerapatan 104 CFU mL-1 dan mikoriza 25 gram, K3 = Kombinasi Azotobacter sp. dengan kerapatan 105 CFU mL-1 dan Mikoriza 35 gram.

kadar

fosfor tertinggi pada pemberian pupuk

sp. + mikoriza dan

sp. + mikoriza dan pupuk

organik

Berdasarkan

tabel

3

pada

perlakuan kombinasi Azotobacter sp. dan Mikoriza tanaman Kedelai, kadar kalium tertinggi pada perlakuan K1 yaitu 0,67 dan terendah pada perlakuan K3 yaitu 0,46, namum ketiga perlakuan kombinasi tidak berbeda nyata. Perlakuan pupuk organik,

menunjukkan

bahwa

kadar

kalium tertinggi pada pemberian pupuk organik 0,8 kg (P1) yaitu 0,67 dan kadar


158


kalium terendah pada perlakuan aplikasi

Berdasarkan tabel 1, 2, dan 3,

pupuk organik 2,4 kg (P3) yaitu 0,55.

menunjukan

bahwa

Kadar kalium batang perlakuan P3 tidak

meningkatknya kerapatan sel Azotobacter

berbeda nyata dengan perlakuan P0 dan

sp. CFU mL-1 dan meningkatknya jumlah

P2, tetapi berbeda nyata dengan P1.

(gr) Mikoriza yang diaplikasi pada kedelai

Kombinasi Azotobacter sp. + mikoriza

maka serapan N dan P meningkat pada

dan pupuk organik menunjukkan bahwa

batang kedelai, tetapi terjadi sebaliknya

P1K2 memberikan kadar fosfor tertinggi

terjadi penurunan pada serapan K. Hasil

yaitu 0,80.

penelitian

Tahir,

memperlihatkan

Pembahasan

et.

dengan

al.

(2015),

meningkatnya

jumlah

mikoriza yang diaplikasi pada kedelai, batang

maka meningkatkan serapan N, P, dan K

kedelai digolongkan dalam dua tahap

pada daun, dan serapan N, P, dan K pada

yaitu

dan

daun lebih tinggi dibandingkan dengan

Pertumbuhan

tanpa aplikasi Mikoriza. N, P, dan K

Tahapan

pertumbuhan

pertumbuahan

vegetatif

pertumbuhan reproduktif.

vegetatif adalah pertumbuhan akar,

meningkatkan

batang,

sedangkan

pembentukan buga dan buah optimal.

meliputi

Kadar N, P, dan K akan menurun pada

perkembangan

saat pembentukan bunga dan buah, hal

dan

pertumbuhan pembentukan

daun, reproduktif bunga,

laju

fotosintesis,

Pada masa

tersebut disebabkan karena serapan N, P,

pertumbuhan organ vegetatif fotosintat

dan K diarahkan untuk perkembangan

diarahkan pada akar, batang, daun. Pada

bunga,

saat pertumbuhan generatif pengarahan

pengisian biji (Tahir, et. al.,

fotosintat pada bagian vegetatif menurun,

Inokulasi

tetapi fotosintat lebih banyak diarahkan

tanaman

kedelai

pada pembentukan polong, pengisian

serapan

unsur

biji, dan pematangan biji,

Inokulasi Azotobacter chroococcum (2.5 ×

polong dan pengisian biji.

sehingga

9

pembentukan

Mikoriza

pada

meningkatkan bagi

tanaman.

-1

partisi fotosintat cabang dan batang

10

menjadi kecil. Produksi fotosintat sudah

dan P pada batang dan daun dibanding

mulai menurun setelah ada sebagian

tanpa inokulasi (Rokhzadi dan Toashih,

kecil daun-daun, khususnya daun-daun

2011). Inokulasi kombinasi Glomus dan

tua mulai menguning

sehingga tidak

Azotobacter pada tomat, meningkatkan

optimal untuk fotosintesis. Bintil akar

kadar nitrogen (N) dan Fosfor (P) pada

juga

akar dan pucuk, peningkatan tersebut

sudah

nitrogen

tidak

efektif

menambat

sehingga cenderung

parasite (Sarawa, 1998).

bersifat

CFU mL

dan 2015).

arbuskula

dapat hara

polong

) dapat meningkatkan N

disebabkan oleh fiksasi nitrogen dan aktivitas enzim sintetase glutamat dan kedua organisme tersebut


menujukan

159


adanya

sinergi

saling

meningkatkan serapan N, P dan, K. Di

meningkatkan

dalam tanah N, P, dan K terdapat

serapan N dan P bagi tanaman tomat (EL-

dalam dua bentuk senyawa yaitu organik

Shanshoury, et. al., 1989). Biji yang

dan

diinokulasi

maupun

menguntungkan

yang

dalam

Azotobacter

dapat

anorganik.

Baik

bentuk

anorganik

merupakan

bentuk

mikro Fe dan Zn pada gandum (Rajaee S,

sumber N, P, dan K. Peran pupuk organik

H.A. Alikhani, F. Raies, 2007). Pada

cukup besar terhadap perbaikan sifat

tanaman kedelai serapan P akan lebih

fisika,

tinggi

lingkungan.

diinokulasi

Rhizobacteria

dengan

dibanding tanpa inokulasi

yang

kimia

fungsi

penting

dua

meningkatkan serapan N dan P dan hara

bila

hara

organik

biologi Pupuk

sebagai

tanah

organik

serta memiliki

yang penting dalam penyediaan

dan serapan P pada daun lebih tinggi bila

hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan

dibanding pada batang dan akar (Rotaru,

mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, B, Mn, dan

et. al., 2014).

Fe, meskipun jumlahnya relatif sedikit.

Inokulasi kombinasi Azotobacter

Hal ini sesuai dengan pendapat (Sudjadi,

dan glomus meningkatkan serapan P oleh

1984). Inokulasi mikrobia pelarut fosfat

karena inokulasi mikoriza, karena hypha

dan

mikoriza

dan

kedelai dapat meningkatkan ketersedian

menjadi P yang dapat diserap selanjutnya

N dan P bagi tanaman (Hasanudin,

P diangkut ke akar dan diteruskan pada

2002). Unsur P merupakan salah satu

pucuk (batang dan daun) danAzotobacter

penyusun

meningkatkan kadar N pada akar dan

tanaman yang menyusun ATP dalam

pucuk,

tanaman. ATP merupakan sumber utama

melepaskan

sedangkan

P

terikat

rasio

N/P

akar

Azotobacter

sp.

pada

cadangan

tanaman

energi

meningkat, tetapi rasio N/P pada pucuk

untuk

menggerakan

menurun (EL-Shanshoury, et. al., 1989).

metabolisme

Tanaman tomat yang dinokulasi Glomus

penyerapan

unsur-unsur

memiliki kadar K tinggi pada akar, tetapi

diperlukan

bagi

kadar K lebih rendah pada pucuk (batang

demikian

dan daun) (EL-Shanshoury, et. al., 1989).

meningkatkan ketersedian N.

dalam

aktivitas

tanaman

termasuk makro

tanaman,

ketersedian

P

yang

dengan

juga

dapat

Azotobacter sp. Pada tanah memberikan keuntungan bagi tanaman, tetapi bakteri

Kesimpulan

tersebut dipengaruhim oleh bahan organik

Aplikasi

perlakuan

kombinasi

tanah, pH, temperatur, kelembaban tanah

Azotobacter sp.+Mikoriza tidak terdapat

dan

perbedaan nyata terhadap kadar nitrogen,

mikroorganisme

tanah

lainnya

(Kizilkaya, 2009). Menurut menyatakan

fosfor, Wedhastri

bahwa

mikoriza

(2002) dapat

dan

Perlakuan

Kalium pupuk

batang

tanaman.

organik

terdapat

perbedaan nyata terhadap kadar nitrogen,



fosfor dan kalium batang tanaman kedelai. Peningkatan

kerapatan

Azototobacter

dan peningkatan jumlah Mikoriza yang diberikan dapat meningkatkan serapan N dan P, tetapi menurunkan serapan K. Serapan N dan P tertinggi pada aplikasi kombinasi

Azotobacter 5

-1

kerapatan 10 CFU mL

sp.

dengan

dan Mikoriza 35

gram, dan penggunaan pupuk organik 1,6 kg petak-1 atau 4 ton ha-1. Serapan K tertinggi pada aplikasi Azotobacter sp. dengan kerapatan 103 CFU mL-1 dan Mikoriza 30 gram dan pupuk organik 0,8 kg petak-1 atau 2 ton ha-1. Tidak terjadi interaksi kombinasi Azotobacter sp. + Mikoriza dan pupuk organik

terhadap

kadar nitrogen, fosfor, dan Kalium batang tanaman kedelai.

Saran Perlu dilakukan penleitian lanjutan untuk serapan N, P, dan K pada akar, daun, buah, dan biji pada tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril), dengan aplikasi Azotobacter sp., Mikoriza, dan bahan organik,

DAFTAR PUSTAKA Adisarwanto, 2005. Budidaya kedelai dengan pemupukan yang efektif dan pengoptimalan peran bintil akar. Penebar Swadaya . Jakarta. EL-Shanshoury, A.R., M.A. Hassan, B. A. Abdel-Ghaffar, 1989. Synergistic Effect of Vesicular-ArbuscularMycorrhizas and Azotobacter chroococcum on the Growth and the Nutrient Contents of Tomato Plants. Phyton (Austria) Vol. 29 (2) 203-212

160

Ginting, R. C. B., R. Saraswati, dan E. Husen. 2006. Pupuk Organik Dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Bogor Hasanudin, 2002. Peningkatan Kesuburan Tanah dan Hasil Kedelai Akibat Inokulasi Mikrobia Pelarut Fosfat dan Azotobacter pada Ultisol. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, Volume 4. No.2, 97103. Kizilkaya R.,2009. Nitrogen fixation capacity of Azotobacter spp. Strains isolated from soils in different ecosystems and relationship between them and the microbiological properties of soils. J Environ Biol 30(1): 73-82. Nuhamara, S.T. 1994. Peranan mikoriza untuk reklamasi lahan kritis. Program pelatihan biologi dan bioteknologi mikoriza. Universitas Sebelas Maret, Solo. Rajaee S, H.A. Alikhani, F. Raies, 2007. Effect of Plant Growth Promoting Potentials of Azotobacter chroococcum Native Strains on Growth, Yield and Uptake of Nutrients in Wheat. Agris records 11(41): 285-297 Rokhzadi, A., V. Toashih, 2011. Nutrient uptake and yield of chickpea (Cicer arietinum L.) inoculated with plant growthpromoting Rhizobacteria. Australian Journal of Crop Science 5(1):44-48) Rotaru, V., S. Toma, A. Birsan, 2014. The Effects Of Phosphorus Deficiency And Rhizobacteria On Phosphorus Contents Of Two Soybean (Glycine max L.) Cultivars Grown at Low Water Supply. Scientific Papers. Series A. Agronomy, Vol. LVII, 316-321 Sanjotha, P., P. Mahantesh., dan C.S. Patil. 2011. Isolation and Screening of Efficiency of Phosphate Solubilizing Microbes. International Journal of Microbiology Research 3:56-58. Sarawa. 1998. Pola distrubusi fotosintat dan hasil kedelai (Glycine max (L). Merr.) pada ultisol yang dipupuk



dengan pupuk hijau dan fosfat alam. Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Padjajaran, Bandung. Sudjadi, M. 1984. Masalah kesuburan tanah podsolik merah kuning dan kemungkinan pemecahannya. Hal. 3-10 dalam Pros. pertemuan teknis penelitian pola usahatani menunjang transmigrasi. Pusat Penelitian Tanah, Bogor. Sembiring, M. 2012. Peningkatan Pertumbuhan dan Serapan Hara P Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) Dengan Menggunakan Bakteri dan Jamur Pelarut Fosfat Pada Tanah Andisol. Laporan Penelitian. Universitas Sumatera Utara. Medan. Subowo, G. 2010. Strategi efisiensi penggunaan bahan organik untuk kesuburan dan produktivitas tanah melalui pemberdayaan sumber daya hayati tanah. J. Sumberdaya Lahan, 4(1):13-25 Syakir, M. dan Gusmaini, 2012. Pengaruh Penggunaan Sumber Pupuk Kalium Terhadap Produksi dan Mutu Minyak Tanaman Nilam. Jurnal LITTRI VoL. 18 No. 2: 60 65 Nirwana T., N. Sennang, A. Ala, Kaimudin and Nasaruddin, 2015. The Effectivity of Arbuscular Mycorrhizal Utilization and The Level of Watering Toward The Growth and Production of Soybean Plants. Int.J.Curr.Microbiol.App.Sci (2015) 4(5): 928-937. Wedhastri, S. 2002. Isolasi dan seleksi Azotobacter sp. penghasil faktor tumbuh dan penambat nitrogen dari tanah masam. J. Ilmu Tanah dan Lingkungan 3 (1):45-51. Widiastuti, H.,Siswanto dan Suharyanto, 2010. Karakterisasi dan Seleksi Beberapa Isolat Azotobacter sp. untuk meningkatkan Perkecambahan Benih dan Pertumbuhan Tanaman. Buletin Plasma Nutfah Vol.16 (2)


161

KADAR N, P, DAN K KEDELAI (Glycine max (L) Merril) YANG DIAPLIKASI AZOTOBACTER sp., MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK

Recommend Documents