e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PJBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN (FISIKA TERAPAN) PADA SISWA KELAS X IPA2 SMA NEGERI 1 SUKASADA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 1
Nyoman Maliawan, 2I Putu Suka Arsa, 3Ketut Udy Ariawan Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, FTK Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia
Email: {1maliawan_nyomanyahoo.co.id,
[email protected], 3
[email protected]}
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yang dapat meningkatkan hasil belajar Prakarya (Fisika Terapan) pada siswa kelas X IPA2 SMA Negeri 1 Sukasada. Jenis penelitian tergolong penelitian tindakan kelas yaitu guru sebagai peneliti. Subjek penelitian adalah siswa kelas X IPA2 SMA Negeri 1 Sukasada yang berjumlah 19 orang terdiri dari 10 orang putra dan 9 orang putri. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data untuk hasil belajar Prakarya khususnya materi Komponen Elektronika dari observasi awal sebesar 62.24, dan pada siklus I meningkat menjadi 76.24, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 82.79. Begitu pula halnya dengan persentase ketuntasan belajar dari observasi awal sebesar 15,7% (belum tuntas), dan pada siklus I 36.8% (belum tuntas), kemudian pada siklus II 100% (tuntas). Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan disimpulkan bahwa hasil belajar Prakarya khususnya materi Komponen Elektronika meningkat melalui penerapan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada siswa kelas X IPA2 SMA Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran 2014/2015. Kata Kunci: Pembelajaran proyek, hasil belajar, Prakarya, Komponen Elektronika ABSTRACT This study aims to implement a learning model Project Based Learning (PjBL) which can improve learning outcomes Prakarya (Fisika Terapan) in class X SMA Negeri 1 Sukasada IPA2. This type of research that is classified as a class action research teacher as researcher. The subjects were students of class X SMA Negeri 1 Sukasada IPA2 totaling 19 people composed of 10 sons and 9 daughters. Data were analyzed using descriptive statistics. Based on the analysis of data on learning outcomes Prakarya of the initial observation of 62.24, and in the first cycle increased to 76.24, then on the second cycle increased to 82.79. The percentage of mastery learning from early observations by 15.7% (unfinished), and 36.8% in the first cycle (unfinished), then on the second cycle of 100% (complete). Based on the results of data analysis and discussion concluded that the learning outcomes Prakarya increased through the application of learning models Project Based Learning (PjBL) in class X SMA Negeri 1 Sukasada IPA2 school year 2014/2015. Keywords: Learning Project, learning result, Prakarya, Electronic Components
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) PENDAHULUAN Pendidikan merupakan faktor penting dalam menunjang pembangunan suatu negara. Kemajuan dalam bidang pendidikan berpengaruh pada kemajuan pembangunan. Dalam hubungannya dengan pembangunanm, Wahyudin, dkk (2006:7.3) menyatakan bahwa “pendidikan dapat merupakan cara dalam membangun dilihat dari pengembangan sumber-sumber, baik dilihat dari sumber daya manusia yang menyangkut kemampuan diri maupun pengembangan kemampuan untuk mengembangkan sumber daya alam”. Pendidikan berperan dalam pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia untuk dapat memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada untuk kepentingan pembangunan. Tingkat kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh kualitas pendidikannya. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah guna meningkatkan kualitas mutu pendidikan. Upaya yang telah dilakukan mulai dari reformasi manajemen pendidikan yang dikenal dengan otonomi daerah (sentralisasi menjadi desentralisasi). Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah, yaitu perubahan kurikulum dari kurikulum sebelumnya hingga menjadi kurikulum 2013. Dalam struktur kurikulum 2013, kurikulum dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara utuh. Kurikulum juga mengedepankan siswa mampu bersaing dalam mengembangkan kreativitas dan wirausaha sebagai industri kreatif sehingga nantinya siswa mampu bersaing dalam dunia globalisasi. Hal ini sesuai dalam mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan adalah mata pelajaran yang membekali siswa dengan kemampuan untuk menghasilkan suatu karya purwarupa (prototype). Keterampilan dalam membuat suatu karya, tidak hanya dibutuhkan teori karena teori yang mendalam tanpa adanya praktik dalam
merealisasikan pengetahuan tersebut tetap tidak menghasilkan suatu produk yang dapat dimanfaatkan secara langsung. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila ada perubahanperubahan dalam diri siswa, baik yang menyangkut perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan dimana dalam proses pembelajaran ini melibatkan interaksi antara siswa dengan guru, maupun siswa dengan siswa. Namun pada kenyataannya di lapangan pembelajaran yang dilakukan di sekolah masih berpusat pada guru tanpa melibatkan peran aktif dari siswa sehingga pembelajaran yang dilaksanakan cenderung membosankan. Hal ini secara langsung akan berakibat pada rendahnya hasil belajar yang dilakukan siswa. Berdasarkan obeservasi awal yang dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas X IPA2 SMA Negeri 1 Sukasada, dalam pembelajaran Prakarya (Fisika Terapan). Dari observasi awal yang dilakukan ditemukan beberapa masalah yang cukup serius dari hasil belajar siswa yang masih rendah atau belum tuntas. Hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar yang diperoleh saat observasi awal pada siswa kelas X IPA2 yang berjumlah 19 orang (10 orang putra dan 9 orang putri), peneliti memperoleh data sebagai berikut. Dari hasil belajar Prakarya (Fisika Terapan) diperoleh nilai rata-rata, yaitu siswa yang tuntas terdiri dari 3 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 16 orang. Dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Berdasarkan hasil refleksi awal yang dilakukan oleh peneliti, permasalahan umum yang dialami oleh siswa pada saat pembelajaran Prakarya: 1) masih terpusatnya pembelajaran pada guru, 2) siswa masih belajar secara individu, 3) rendahnya aktivitas siswa untuk belajar, dan 4) model pembelajaran masih
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) bersifat konvensional. Permasalahan yang muncul terdapat pada aspek kognitif dan psikomotor yang masih kurang atau siswa masih banyak yang belum tuntas, untuk aspek afektifnya sudah berada dalam kategori cukup baik. Permasalahan pada aspek kognitif adalah kurangnya pemahaman siswa mengenai materi Komponen Elektronika Dasar. Hal ini disebabkan oleh materi yang diberikan guru masih bersifat abstrak, sehingga membuat siswa sulit memahami teori diberikan oleh guru. Permasalahan yang terjadi, yaitu (a) siswa masih belum mengetahui bentuk nyata sebuah resistor, kapasitor, transistor dan komponen lainnya, (b) belum dapat mengetahui warna-warna penanda nilai hambatan resistor, (c) belum tepat mengenai identifikasi polaritas sebuah kapasitor, (d) siswa belum mampu merangkai komponen elektronika pada sebuah PCB (Printed Circuit Board). Melihat dari kenyataan yang ditemukan, maka perlu dilakukan sebuah perubahan untuk meningkatkan hasil belajar khususnya pada materi Komponen Elektronika Dasar. Perubahan yang dimaksudkan disini, yaitu perubahan cara pola pikir yang dilakukan oleh guru Prakarya, dimana yang dulunya pembelajaran masih bersifat konvensional. Dengan tetap mempertahankan model pembelajaran konvensional akan sulit untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena model pembelajaran konvensional memiliki banyak kelemahan. Oleh sebab itu, pembelajaran yang bersifat konvensional harus diubah dengan menggunakan model pembelajaran yang bersifat inovatif yaitu melibatkan siswa secara penuh dalam proses pembelajaran sedangkan peran guru hanya memfasilitasi pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dimaksud yaitu model pembelajaran berbasis proyek atau PjBl (Project Based Leaning). Model
pembelajaran berbasis proyek (project based learning) adalah sebuah model pembelajaran yang menggunakan proyek (kegiatan) sebagai inti pembelajaran. Dalam kegiatan ini, siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, dan sintesis informasi untuk memperoleh berbagai hasil belajar (pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Adapun manfaat yang dapat diraih melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) ini, seperti: (1) siswa menjadi pebelajar aktif, (2) pembelajaran menjadi lebih interaktif, (3) pembelajaran menjadi student centered, (4) guru berperan sebagai fasilitator, (5) mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, (6) memberikan kesempatan siswa memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian tugas sehingga melatih mereka menjadi mandiri. Pemilihan tentang model pembelajaran PjBL ini juga dikuatkan oleh hasil penelitian dari peneliti-peneliti sebelumnya, diantaranya: (1) Antara Yasa I Wayan, (2014:100) mengemukakan bahwa hasil belajar Fisika meningkat melalui penerapan model Project Based Learning pada siswa kelas XI IPA2 SMA Negeri 1 Sukasada tahun 2013/2014, (2) Mas Wulandari, Ni Putu, (2014:97) menemukan bahwa skor rata-rata sikap ilmiah untuk siswa yang belajar menggunakan model Project Based Learning lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Singaraja, (3) Wishma Artha Diputra, Putu, (2014:77) mengemukakan bahwa kemampuan pemecahan masalah Matematika siswa kelas X SMK Negeri 3 Singaraja yang mendapat model Project Based Learning lebih tinggi daripada yang mendapat pembelajaran konvensional, (4) Narayana Prasada, Dewa Nyoman (2014:55) mengemukakan bahwa hasil belajar merakit Personal Computer meningkat melalui penerapan model
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) Project Based Learning pada siswa kelas X TKJ2 SMK Negeri 3 Singaraja. Bertitik tolak dari uraian di atas, peneliti ingin mengadakan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Prakarya dan Kewirausahaan (Fisika Terapan) pada Siswa Kelas X IPA2 SMA Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2014/2015”. Model Pembelajaran Berbasis Proyek (Project Based Learning) Menurut Ellis & Hapner sebagaimana dikutip Santyasa (2011: 166), model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning/ PjBL) adalah sebuah model atau pendekatan pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar konstektual melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks seperti memberi kebebasan pada peserta didik untuk bereksplorasi merencanakan aktivitas belajar, melaksanakan proyek secara kolaboratif, dan pada akhirnya menghasilkan suatu hasil produk. Karakteriristik Project Based Learning Sebagai sebuah model pembelajaran, menurut Thomas sebagaimana yang dikutip Wena (2009:145), PBL memiliki prinsip sebagai berikut: (1) Prinsip sentralistis menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana peserta didik belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. (2) Prinsip pertanyaan penuntun (driving question) berarti bahwa kerja proyek berfokus pada pertanyaan atau permasalahan yang dapat mendorong peserta didik untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama. (3) Prinsip investigasi konstruktif (constructive investigation) merupakan proses yang mengarah
kepada pencapaian tujuan, yang mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan konsep, dan resolusi. Penentuan jenis proyek haruslah dapat mendorong peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya. (4) Prinsip otonomi (autonomy) dalam pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan sebagai kemandirian peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal supervisi, dan bertanggung jawab. (5) Prinsip realistis (realism) berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata. PBL harus dapat memberikan perasaan realistis kepada peserta didik dan mengandung tantangan nyata yang berfokus pada permasalahan autentik, tidak dibuat-buat, dan solusinya dapat diterapkan di lapangan. Tahap-tahap Project Based Learning Menurut Santyasa (20011: 169) metode proyek mempunyai empat aspek dalam pelaksanaannya, yaitu : (1) Menetapkan tema proyek, Tema proyek hendaknya memenuhi indikator (a) memuat gagasan umum, (b) penting dan menarik (c) mendeskripsikan masalah kompleks (2) Menetapkan konteks belajar, Konteks belajar hendaknya memenuhi indikator (a) pertanyaan proyek mempersoalkan masalah dunia nyata, (b) mengutamakan otonomi pebelajar, (c) melalukan inkuiri dalam konteks masyarakat. (3) Merencanakan aktivitas, Pengalaman belajar yang terkait dengan merencanakan proyek (a) membaca, (b) meneliti, (3)
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) observasi, (4) mengunjungi objek yang berkaitan dengan proyek (4) Memeroses aktivitas- aktivitas Indikator-indikator dalam memeroses aktivitas adalah (a) membuat sketsa, (b) melukiskan analisa, (c) menghitung, (d) mengembangan protipe (5) melaksanakan / penerapan aktivitas, (a) mencoba mengerjakan proyek berdasarkan sketsa, skema (b) menguji langkah-langkah yang dikerjakan,(c) mengevaluasi hasil yang telah diperoleh, (d)mengklarifikasi hasil yang terbaik. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran Prakarya dengan model Project Based Learning yang dilihat dari hasil belajar siswa. Variabel dalam penelitian ini adalah : (1) Hasil belajar siswa adalah tingkat keberhasilan yang dicapai siswa dalam pembelajaran Prakarya (Fisika Terapan) menggunakan model Project Based Learning. Hasil belajar siswa diperoleh melalui hasil kinerja proyek siswa, hasil latihan siswa, dan hasil tes akhir siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di kelas XIPA2 SMA Negeri 1 Sukasada yang berjumlah 19 siswa. Penelitian dibagi menjadi 3 tahapan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan dan tes. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh tingkatan afektif siswa melalui non-tes yaitu pada saat kegiatan pembelajaran berbasis proyek di kelas berlangsung, teknik pemberian tes dilakukan untuk memperoleh data tingkatan kemampuan kognitif / pemahaman siswa terhadap materi
yang telah diajarkan melalui penerapan metode belajar berbasis proyek. Analisis data dilakukan pada data yang telah diperoleh baik dari lembar pengamatan, tes, dan (Lembar Kerja Proyek) LKP siswa. Analisis data pada penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang dilakukan secara deskriptif yaitu menjelaskan peristiwaperistiwa yang terjadi di lapangan secara alami tanpa teknik statistik dengan mengutamakan proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan hasil belajar prakarya (Fisika Terapan) khususnya materi komponen elektronika dengan implementasi pembelajaran berbasi proyek yaitu 1) Data hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran penerapan belajar berbasis proyek dianalisis secara deskriptif, kemudian hasilnya dibandingkan antara siklus I dan siklus II, 2) Data hasil belajar kognitif dianalisis tingkat kognitifnya berdasarkan kriteria tingkat kognitif Taksonomi of Bloom menurut pandangan Bloom and Krathwoll meliputi C1, C2, C3, C4, C5, dan C6, kemudian dihitung persentasenya dengan rumus : ∑ N1= ∑ × Keterangan: N1= hasil belajar kognitif, ∑C = total kognitif (C) yang diperoleh, ∑N = total kognitif maksimal, dan Selanjutnya ditentukan rata-rata hasil siswa secara klasikal ( X ) dengan menjumlahkan semua hasil belajar siswa secara individu dan dirataratakan dengan rumus sebagai berikut.
X
∑
= (Sudjana, 1989 : 109) Keterangan : X = Hasil belajar siswa ∑X = Jumlah seluruh hasil belajar siswa N = Jumlah siswa 3)Analisis ketuntasan belajar: Ketuntasan hasil belajar peserta didik
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) baik secara individu maupun klasikal, caranya dengan menganalisis data hasil tes menggunakan kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM yang digunakan adalah 78. Dengan demikian peserta didik dikatakan tuntas apabila telah mencapai nilai ≥ 78, sedangkan peserta didik dikatakan tuntas secara klasikal jika 78% dari seluruh jumlah peserta didik di kelas tersebut mencapai KKM yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui objek yang mencapai ketuntasan belajar (KB) digunakan rumus : = × % Keterangan : KB: Ketuntasan Belajar Klasikal, Ni = Banyaknya peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 78, N = Banyaknya peserta didik yang mengikuti tes. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Siklus I Berdasarkan analisis data hasil belajar pada siklus I, maka dapat dilihat hasil belajar Prakarya (Fisika Terapan) dengan secara klasikal (X ) menjumlahkan semua hasil belajar siswa secara individu dan dirataratakan dengan rumus sebagai berikut
X
= =
∑ ,
= 76.24
Hasil belajar siswa secara klasikal adalah 76.24. Dengan diperoleh data demikian, maka dapat dikatakan hasil belajar siswa secara klasikal pada hasil belajar Prakarya (Fisika Terapan) adalah cukup baik. Berdasarkan analisis data hasil belajar Prakarya (Fisika Terapan) ini juga dapat diproses untuk mengetahui persentase ketutasan belajar.
Tabel 1. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Prakarya (Fisika Terapan) Tingkat Penguasaan
96% - 100% 91% - 95% 86% - 90% 81% -85% 75% - 80% 70% - 74% 65% - 69% 60% - 64% 55% - 59% <54% Jumlah
f
2 8 7 1 -
Perentase (%)
0% 0% 0% 10.52% 42.10% 36.84% 5.26% 0% 0% 0% 100%
Predikat
A AB+ B BC+ C CD+ D
Berdasarkan tabel 1. di atas, maka hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Prakarya (Fisika Terapan) dengan rincian sebagai berikut, untuk siswa kategori baik dengan predikat B berjumlah 2 orang dengan persentase 10.52%, siswa kategori baik dengan predikat Bberjumlah 8 orang dengan persentase 42.10%, siswa kategori cukup dengan predikat C+ berjumlah 7 orang dengan persentase 36.84%, siswa kategori cukup dengan predikat C berjumlah 1 orang dengan persentase 5.26%, dan tidak ada siswa dalam kurang serta sangat kurang. Dari analisis data pada penelitian tindakan kelas siklus I, maka ketuntasan hasil belajar Prakarya (Fisika Terapan) secara klasikal dapat dihitung sebagai berikut. KB =
100%
KB =
7 x 100% 19
= 36,8% Dengan demikian, dapat disimpulkan, bahwa ketuntasan hasil belajar Prakarya (Fisika Terapan) secara klasikal mencapai 36,8%.
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) Dilihat dari analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas pada siklus I, tingkat penguasaan materi secara klasikal pada pemahaman komponen dasar elektronika mencapai 36,8%. Sehingga penelitian pada siklus I pada materi Prakarya alat komunikasi sederhana adalah tidak tuntas. Penguasaan materi secara klasikal oleh siswa belum mencapai 78% sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) di sekolah. Refleksi siklus I Beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran tersebut, perlu dijadikan terfleksi sebagai petimbangan untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. 1. Cenderung masih banyak dari siswa masih mengikuti prilaku saat masih SMP dengan diam dan mendengar ceramah dari guru 2. Banyak mengalami pemoloran waktu terutama saat mengkondisikan siswa ke dalam kelompok belajarnya dalam pembuatan presentasi karena mereka belum terbiasa dalam membuat powerpoint presentasi. 3. Pada saat diskusi, kesempatan untuk mengemukakan tanggapan atau menjawab pertanyaan dan mengajukan pertanyaan agak didominasi oleh beberapa kelompok tertentu. 4. Saat berdiskusi ada beberapa kelompok yang masih ragu, kurang semangat dan menarik dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang dilakukan. Strategi Penyelesaian Dengan mencermati permasalahan diatas, selanjutnya dilakukan beberapa upaya perbaikan sebagai berikut: 1. Menekankan kembali tahapan pembelajaran Project Based Learning. Siswa harus mampu bekerjasama dengan kompak dalam menyelesaikan permasala-
2.
3.
4.
5.
han kelompok dengan memberikan kesempatan yang sama pada setiap anggota kelompok untuk menyalurkan ide yang dimilikinya. Siswa diberikan penjelasan tentang kegiatan atau proses pembelajaran yang akan diterapkan, agar siswa mengetahui dan memiliki kesiapan dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Project Based Learning. Menekankan pada siswa bahwa setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran selalu ada peniliaian, sehingga siswa akan serius mengikuti pembelajaran. Guru memberikan penguatan dan pujian pada siswa yang mampu menghasilkan ide /jawaban dengan benar. Guru memberikan pertanyaan terkait materi yang diajarkan untuk merangsang siswa lebih aktif berbicara dan menjawab pertanyaan, serta melaksanakan pengamatan terhadap siswa dalam proses pembelajaran.
Siklus II Berdasarkan analisis data hasil belajar Prakarya (Fisika Terapan) pada siklus II, maka dapat dilihat hasil belajar Prakarya secara klasikal ( X ) dengan menjumlahkan semua hasil belajar siswa secara individu dan dirataratakan dengan rumus sebagai berikut.
X
=
∑
= = 82.79 Hasil belajar siswa secara klasikal adalah 82.79. Dengan diperoleh data demikian, maka dapat dikatakan hasil belajar siswa secara klasikal pada hasil belajar Prakarya (Fisika Terapan) adalah baik Berdasarkan analisis data hasil belajar Prakarya (Fisika Terapan) ini juga dapat diproses untuk mengetahui persentase ketutasan belajar.
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) Tabel 2. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Prakarya pada Siklus II Tingkat Penguasaan
96% - 100% 91% - 95% 86% - 90% 81% -85% 75% - 80% 70% - 74% 65% - 69% 60% - 64% 55% - 59% <54% Jumlah
f
4 13 2 -
Perentase (%)
Predikat
0% 0% 21.05% 68.42% 10.52% 0% 0% 0% 0% 0% 100%
A AB+ B BC+ C CD+ D
Pada siklus II ini sudah terjadi perubahan yang cukup signifikan dari penerapan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), maka hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Prakarya (Fisika Terapan) dengan rincian sebagai berikut, untuk siswa kategori baik dengan predikat B+ berjumlah 4 orang dengan persentase 21.05%, siswa kategori baik dengan predikat B berjumlah 13 orang dengan persentase 68.42%, siswa kategori baik dengan predikat B- berjumlah 2 orang dengan persentase 10.52%, dan tidak ada siswa dalam katagori cukup, kurang dan sangat kurang. Hasil dari refleksi siklus II ini dijadikan laporan tentang hasil penelitian yang selanjutnya direkomendasikan kepada guru Prakarya (Fisika Terapan) di sekolah yang bersangkutan untuk saran tindakan dalam proses pembelajaran. Dari analisis data pada penelitian tindakan kelas siklus II, maka ketuntasan hasil belajar Prakarya (Fisika Terapan) secara klasikal dapat dihitung sebagai berikut. 100% KB = KB =
19 x 100% 19
= 100 % Dengan demikian, dapat disimpulkan, bahwa ketuntasan hasil belajar Prakarya (Fisika Terapan) secara klasikal mencapai 100%. Dari analisis data hasil belajar Prakarya (Fisika Terapan) pada siklus II diketahui terdapat 0 orang siswa yang tergolong tidak tuntas. Dilihat dari analisis data di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas pada siklus II, tingkat penguasaan materi secara klasikal pada Prakarya mencapai 100%. Sehingga penelitian pada siklus II pada materi Prakarya adalah tuntas. Penguasaan materi secara klasikal oleh siswa sudah melebihi 78% sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) di sekolah. Refleksi siklus II Kegiatan pembelajaran pada siklus II secara umum sudah berjalan dengan baik dan tampak telah ada peningkatan dari siklus I, baik dari segi proses pembelajaran dikelas maupun dari hasil tindakan. Berdasarkan refleksi siklus I dan disesuaikan dengan karakteristik materi yang dibahas, pada tahap pembelajaran siklus II guru berupaya membuat siswa untuk lebih aktif dalam berdiskusi. Berdasarkan refleksi yang telah dilaksanakan dan dengan memperhatikan hasil yang didapat, terlihat kelebihan-kelebihan dari tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus II, yaitu sebagai berikut. 1) Keantusiasan dan keaktifan siswa sudah menunjukkan peningkatan. Hasil ini dapat dilihat dalam proses pembelajaran siswa terlihat lebih berani dalam menyampaikan pendapat. 2) Siswa sudah lebih disiplin dari sebelumnya, karena tidak ada kelompok yang terlambat mengumpulkan tugas proyek. 3) Siswa sudah mulai dapat menyimpulkan konsep yang telah
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) dipelajari walaupun masih dengan bahasa yang kurang sistematis. Peningkatan hasil belajar Prakarya pada siswa kelas XIPA2 SMA Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2014/2015 dari siklus I dan siklus II dapat dilihat
Ketuntasan dan Hasil Belajar Siswa Ketuntasan Belajar 100 80
Tabel 3. Peningkatan Hasil Belajar Prakarya Pada Siswa Kelas XIPA2 SMA Negeri 1 Sukasada
76.24
82.79
62.24
60 40
Hasil Belajar 100%
36.8 % 15.7%
20
Taha pan
Ketunta san Belajar
Hasil belajar
Ketuntas an Siswa
Siklus I
36.8%
76.24
Belum Tuntas
Siklus II
100%
82.79 79
Sudah Tuntas
Berdasarkan tabel 3. hasil analisis data hasil belajar Prakarya siswa dapat disampaikan bahwa, persentase ketuntasan belajar siswa pada observasi awal sebesar 15,7%. Kemudian diberikan tindakan pada siklus I menjadi 36.8%. Karena pada siklus I masih ada siswa yang belum tuntas maka diberikan tindakan, tindakan dan pada siklus II menjadi 100%. %. Berdasarkan pemaparan tersebut, peningkatan hasil belajar Prakarya pada siswa kelas XIPA2 SMA Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat dilihat dalam diagram batang seperti pada Gambar ambar 1. sebagai berikut. Tindakan dalam penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena sudah memenuhi kriteria eria keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti dan secara individu seluruh siswa telah mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 78.
0 Observasi Siklus I Siklus II Awal Peningkatan Tiap Siklus
Gambar 1. Diagram Batang Peningkatan Hasil Belajar Prakarya (Fisika Terapan) di Setiap Tahap. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Project Based Learning dalam pembelajaran n Prakarya Prak dan Kewirausahaan kelas XIPA 2 SMA Negeri 1 Sukasada tahun pelajaran 2014/2015 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dilihat dari hasil hasil-hasil yang diperoleh, secara umum penelitian ini dapat dikatakan telah dapat menjawab permasalahan yang telah lah dirumuskan. Dengan kata lain, penelitian ini telah dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Gambar 2. Prakte ek di kelas
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) b.
c.
Gambar 3. Kegiatan PBM di kelas SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan di atas, simpulan penelitian ini adalah: Hasil belajar Prakarya (Fisika Terapan) khusunya pada materi Komponen Elektronika Dasar meningkat melalui model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada siswa kelas X IPA2 SMA Negeri 1 Sukasada Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari analisis data hasil belajar prakarya mengalami peningkatan dari cukup dengan ratarata 62,04 pada observasi awal, meningkat menjadi cukup baik dengan rata-rata 76,24 dengan persentase ketuntasan hasil belajar 0 (0%) sangat baik, 7 (36,8%) baik, 12 (63,1%) cukup baik, dan tidak dalam kategori kurang ada sangat kurang pada siklus I, menjadi sangat baik dengan rata- rata 82,5 dengan persentase ketuntasan hasil belajar 5 (21,05%) sangat baik, 15 (78.9%) baik, dan tidak ada siswa dalam kategori cukup baik, kurang dan sangat kurang pada siklus II. Berdasarkan simpulan di atas, dapat dikemukankan saran-saran sebagai berikut: a. Kepada guru Prakarya (Fisika Terapan) dapat mengimplementasi model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada pembelajaran komponen elektronika karena dapat meningkatkan hasil belajar.
Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian dapat mengimplementasi model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) sesuai dengan materi yang akan diberikan. Bagi sekolah agar dijadikan pedoman dalam pembelajaran pendidikan Prakarya (Fisika Terapan)
UCAPAN TERIMAKASIH Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada. 1. Bapak Made Santo Gitakarma, S.T. M.T., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Pendidikan Ganesha 2. Bapak Dr. I Putu Suka Arsa, S.T., M.T selaku pembimbing I yang sudah membimbing sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. 3. Bapak Ketut Udy Ariawan S.T., M.T selaku Pembimbing II yang sudah banyak memberikan bimbingan. 4. Bapak Drs. Putu Dana.M.Si., selaku Kepala SMA Negeri 1 Sukasada yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SMA Negeri 1 Sukasada DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Cetakan ketiga. Jakarta: Rineka Cipta. Hamalik Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Kemendikbud. 2014. Prakarya dan Kewirausahaan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT Grasindo. Nurkancana dan Sunartana, 1992. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Santyasa, Wayan, 2011. Pembelajaran Inovatif. Bahan Ajar (tidak diterbitkan). UNDIKSHA Singaraja. The George Lucas Educational Foundation. 2003.Instructional Module Project Based Learning. Tersedia dalam ttp://www.edutopia.org/modules/ PBL/whatpbl.php diakses tanggal 7 Maret 2015 Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisti. Surabaya: Prestasi Pustaka Publiser. Wahyudin, Dinn, dkk. 2006. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka. Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara. Wiranataputra, Udin. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas Terbuka