e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERAKITAN KOMPUTER DI KELAS X TKJ 2 SMK NEGERI 1 ABANG SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015 1
I Gusti Lanang Agusdika J., 2Nym. Santiyadnya, 3Made Santo Gitakarma Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, FTK Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Email: {
[email protected],
[email protected], 3
[email protected] } ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil belajar siswa kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang melalui penerapan metode pembelajaran demonstrasi dengan menggunakan media audio visual. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode tes hasil belajar siswa. Data dianalisis dengan menggunakan teknik deskriftif kuantitatif.Hasil penelitian ini adalah (1) siswa yang dinyatakan tuntas pada siklus I adalah 22 orang siswa (49,54%); (2) siswa yang tuntas pada siklus II sebanyak 32 orang siswa (86,48%) dan (3) terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Sehingga dapat diketahui bahwa penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar perakitan komputer siswa kelas X TKJ 2 SMKN 1 Abang. Kata kunci: metode demonstrasi, media audio visual, hasil belajar, perakitan komputer
ABSTRACT The purpose of this research was to analyze students achievement in grade X TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang through the application of demonstrate method by using audio visual learning media. Subject in this research were students in grade X TKJ 2 SMKN 1 Abang. The data collection method that used in this research was students achievement test. The data was analyzed by using quantitative description. The result of this research were (1) students who passed in first cycle was 22 students (49,54%); (2) students who passed in second cycle was 32 students (86,48%); and (3) the students achievement in cognitive, afectif, and psicomotor from first until second cycle was increase. From the result, it can be concluded that the application of demonstrate method by using audio visual learning media can increase students achievement in Perakitan Komputer subject at grade X TKJ 2 SMKN 1 Abang. Keyword: demonstrate method, audio visual media, students achievement, perakitan komputer .
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dan wajib didapatkan oleh seluruh umat manusia, terutama anak-anak sebagai generasi penerus bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang-undang (UU) No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), disebutkan bahwa, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Mengkaji dari isi Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) bahwa pendidikan mampu mengembangkan potensi siswanya terutama menyiapkan diri untuk bersaing di era globalisasi seperti sekarang ini. Untuk mampu bersaing dan berkembang di tengah kemajuan era seperti sekarang, tentunya pendidikan merupakan sebuah modal penting. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) dibangun guna mempersiapkan siswanya untuk mudah terjun kedunia industri dan teknologi tanpa harus melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan oleh, selain memberikan ilmu pengetahuan umum yang didapat di sekolah umum, SMK juga memberi bekal skill atau keahlian kepada siswanya sesuai dengan program keahlian yang dipilihnya sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki oleh masing-masing individu. Salah satu program keahlian yang ada di SMK yaitu TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan), dimana pada program keahlian ini, para siswa diberikan pengetahuan serta praktik langsung mengenai komputer beserta jaringannya. Salah satu mata pelajaran yang didapatkan pada program keahlian TKJ yaitu perakitan komputer. Mata pelajaran perakitan komputer di sekolah menengah kejuruan merupakan salah satu mata pelajaran yang mengedepankan hasil belajar didalam membekali siswa untuk berpikir kritis, mampu memecahkan permasalahan yang diberikan di sekolah
dan yang terjadi di lingkungan masyarakat, serta mampu untuk bersaing dalam mengembangkan potensi pada masingmasing siswa.Seorang guru hendaknya mampu merancang pembelajaran di kelas secara kreatif dan inovatif. Tugas guru adalah sebagai manajer dan membantu siswa agar mampu mengkontruksikan pengetahuan sesuai dengan situasi yang konkrit di dalam kelas serta mampu mencari dan menciptakan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan menarik sehingga materi dapat tersampaikan dengan lebih mudah. Untuk itu diperlukanlah metode pembelajaran yang tepat untuk membimbing siswa lebih mudah memahami pembelajaran di kelas. Menurut Zakiyah Daradjat (2008: 1) mendefinisikan metode (method) adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan. Metode berasal dari bahasa Greeka, yaitu metha berarti melalui atau melewati dan hodos berarti jalan atau cara. Jadi, metode adalah jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu (Karo-karo, 1979:3).Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Jadi, dapat diartikan bahwa metode pembelajaran berarti berbagai cara atau seperangkat cara atau jalan yang dilakukan dan ditempuh guru secara sistematis melakukan upaya pembelajaran yang telah diolah. Salah satu metode pembelajaran yang digunakan ialah metode demonstrasi. Beberapa pengertian metode menurut para ahli, salah satu adalah menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan baru, adalah bahwa: Metode secara harfiah berarti (cara). Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis. Dan menurut Muzayyin Arifin (1987:100) pengertian metode adalah cara, bukan langkah atau prosedur. Selain menggunakan metode pembelajaran yang tepat, guru juga hendaknya menggunakan media pembelajaran yang membimbing agar
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) siswa mampu dengan mudah memahami materi pembelajaran. Media pembelajaran sangat beraneka ragam. Berdasarkan hasil penelitian para ahli, ternyata media yang beraneka ragam itu hampir semua bermanfaat. Namun, media pembelajaran itu harus disesuaikan dengan materi pembelajarn yang akan diajarkan kepada siswa. Salah satu media pembelajaran yaitu media audio visual. Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yaitu media audio dan media visual. Adapun hasil KBM yang berlangsung yaitu berupa hasil belajar siswa. Pengertian hasil belajar juga dikemukakan oleh beberapa ahli. Ahli menyebutkan bahwa “belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori” (Sardiman,A.M 2007:19). Selanjutnya, “hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang diperoleh siswa setelah menerima pengalaman belajar” (Sudjana, 2005:21). Sardiman (2007:28) menyatakan bahwa hasil belajar dapat dibagi menjadi tiga yaitu (1) hal ihwal keilmuan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif); (2) hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif); (3) hal ihwal kelakuan, keterampilan atau kelakuan (psikomotorik). Pembagian hasil belajar diatas sesuai dengan teori Taksonomi Bloom. Berdasarkan teori taksonomi bloom hasil belajar terdiri dari tiga ranah, yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru bidang studi mata pelajaran perakitan komputer yang diajarkan oleh Bapak Drs.Bagas Purwahono,M.Pd. di kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang hasil belajar siswa yang dicapai masih kurang pada kelas tertentu. Salah satunya yaitu pada kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang khususnya pada mata pelajaran perakitan komputer. Adapun permasalahannya yang ditemukan guru sebelumnya adalah (1) berdasarkan pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru TKJ 2 di SMK Negeri 1 Abang, diperoleh hasil belajar siswa masih tergolong rendah yaitu sekitar 70 % siswa tidak tuntas; (2) model pembelajaran yang bersifat sentralistik yang masih banyak menitikberatkan pada metode ceramah sehingga pembelajaran masih bersifat satu arah, karena siswa masih menganggap pusat pembelajaran pada guru. Hal yang seperti ini akan berdampak pada rendahnya pencapaian, tingkat kemampuan, keterampilan siswa terhadap materi yang diberikan; dan (3) kemampuan siswa yang heterogen terhadap pelajaran yang diberikan, akan berdampak pada siswa yang lain. Dimana siswa yang memiliki kemampuan lebih akan jarang membantu dan memberikan informasi, bekerja sama bahkan enggan memberikan motivasi kepada siswa lainnya. Untuk menyikapi permasalahan tersebut diperlukan suatu metode yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran perakitan komputer. Melalui penelitian ini penulis akan menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar perakitan komputer di kelas X TKJ2 SMK Negeri 1 Abang. Metode pembelajaran dan media tersebut merupakan, tipe pembelajaran yang menggunakan video pembelajaran yang berisikan langkah-langkah kegiatan/praktik yang bisa diterapkan pada mata pelajaran perakitan komputer yang dimana banyak materinya menampilkan langkah-langkah interkoneksi antar komputer. Berdasarkan dari permasalahan di atas dipandang perlu melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Metode Demonstrasi Dengan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Perakitan Komputer Di Kelas X TKJ 2 SMKN 1 Abang”. Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran Perakitan Komputer dengan menerapkan metode demonstrasi menggunakan media pembelajaran audio visual pada siswa Kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang.
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Action Research Design yang terbagi menjadi dua jenis yaitu penelitian tindakan praktis (action research practical) dan penelitian tindakan partisipan (action research partisipatory).Tindakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas seharihari, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi dimana praktik-praktik pembelajaran tersebut dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Abang Kabupaten Karangasem pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Subyek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 37 siswa dengan 21 laki-laki dan 16 perempuan. Dipilihnya kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang, karena hasil belajar pada mata pelajaran perakitan komputer masih tergolong rendah dan belum memenuhi Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM). Objek dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang dengan penerapan metode demonstrasi menggunakan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar perakitan komputer di kelas X TKJ 2 SMKN 1 Abang. Variabel penelitian dari judul yang telah dirumuskan oleh peneliti terdiri dari dua variabel yaitu metode demonstrasi dengan menggunaan media audio visual sebagai variabel bebas dan hasil belajar perakitan komputer siswa kelas X TKJ 2 sebagai variabel terikat. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, dengan tiap siklus mempunyai 4 tahapan, yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, Refleksi. Untuk pelaksanaan siklus sangat sesungguhnya,jumlah bergantung kepada permasalahan yang perlu
diselesaikan. Apabila permasalahan terkait belum terselesaikan dalam tiga siklus maka perlu dilakukan siklus selanjutnya yang disertai dengan tindak lanjut dari penyelesaian masalah dari siklus sebelumnya. Sebelum mengadakan penelitian ini, peneliti akan melakukan observasi dan wawancara kepada guru mata pelajaran yang terkait. Dari hasil wawancara dan observasi tersebut akan diperoleh data bagaimana situasi pada saat siswa menerima pelajaran di kelas sehingga diharapkan penelitian ini dapat berjalan dengan lancar. Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Penentuan waktu penelitian mengacu kepada kalender pendidikan sekolah di SMK Negeri 1 Abang. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Abang. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan penelitian tindakan berdasarkan atas (1) orientasi awal dan observasi penelitian, tampak bahwa mata pelajaran perakitan komputer di kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang mengalami sejumlah permasalahan didalam proses belajar mengajar; (2) pemilihan kelas di kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang karena pada kesempatan ini upaya pengembangan program mata pelajaran perakitan komputer dengan menggunakan metode pembelajaran demonstrasi dengan menggunakan media audio visual lebih dimungkinkan, dalam hal ini dilihat dari aspek perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Setelah data terkumpul kemudian dilakukan analisis data. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu mengunakan metode analisis deskriptif kuantitatif. Data yang telah dikumpulkan berupa skor kemudian dianalisis dengan menghitung rata-rata kelas, persentase ratarata, dan ketutasan belajar.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang bersifat tindakan kelas atau yang sering disingkat dengan PTK ini dilaksanakan pada 20 April 2015 sampai selesai. Subjek yang dipergunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah kelas X TKJ 2 yang berjumlah 37 siswa dengan 21 laki-laki dan 16 perempuan.
Dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan data yang dikumpulkan yaitu data mengenai hasil belajar siswa dimana akan diterapkan dengan metode dan media yang baru yakni metode demonstrasi dengan media audio visual.
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) Setelah melakukan penelitian pada kelas X TKJ 2 SMKN 1 Abang melalui penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media pembelajaran audio visual maka didapatlah hasil belajar siswa pada siklus I. Berdasarkan tes hasil belajar yang diberikan pada akhir siklus, diperoleh
rincian skor dan nilai hasil belajar secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. Untuk mengetahui skor hasil belajar siswa, digunakan lembar tes dalam bentuk objektif yang berjumlah 10 soal.Adapun hasil belajar siswa dalam aspek kognitif dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Hasil Belajar Siswa Siklus I (Kognitif) Rentangan 85-100 75-84 65-74 41-64 0-40
Kategori Amat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah
Dari tabel tersebut, hasil belajar siswa yang tidak tuntas sebesar 40,54% dan yang tuntas sebanyak 59,45% sehingga jika dibandingkan dengan pedoman konversi hasil belajar maka diperoleh jumlah siswa yang berada pada kategori sangat kurang sebanyak 2 orang (5,40%), kurang sebanyak 3 orang siswa (8,10%), kategori cukup sebanyak 10
Jumlah Siswa 5 17 10 3 2 37
Persentase 13,51% 45,94% 27,02% 8,10% 5,40% 100,00%
orang siswa (27,02%) kategori baik sebanyak 17 orang siswa (45,94%) dan kategori sangat baik sebanyak 5 orang siswa (13,51%). Untuk mata pelajaran Perakitan Komputerdi SMK Negeri 1 Abang ditetapkan KKM yaitu 75, maka jumlah siswa yang dinyatakan tuntas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I Keterangan Tuntas Belum Tuntas JUMLAH
Jumlah Siswa 22 15 37
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang telah tuntas dalam mata pelajaran perakitan komputer dengan menerapkan metode demonstrasi dengan media audio visual sebanyak 22 orang siswa (59,45%) tuntas, sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas dalam mata pelajaran perakitan komputer dengan menerapkan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio visual sebanyak 15 orang siswa (40,54%). Berdasarkan data tersebut, penelitian ini masih belum mencapai kriteria keberhasilan,
Persentase 59,45 % 40,54% 100,00% karena ketuntasan klasikal belum mencapai > 85%. Hasil belajar siswa tidak hanya diukur melalui ranah kognitif atau penilaian berdasarkan hasil post-test siswa. Keaktifan serta keterampilan siswa dalam melakukan praktik mata pelajaran perakitan komputer dengan menggunakan metode demonstrasi dan media audio visual juga dinilai melalui lembar hasil pengamatan afektif dan psikomotor serta rubrik penilaian. Dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, didapatlah hasil belajar siswa dalam ranah afektif dalam tabel berikut.
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) Tabel 3. Hasil Belajar Siswa Siklus I (Afektif) Rentangan 85-100 75-84 65-74 41-64 0-40
Kategori Amat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, terdapat 9 siswa (24,32%) mendapat predikat amat baik dan 28 siswa (75,67%) mendapat predikat baik. Peneliti masih menemukan siswa yang kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas. Siswa masih enggan dalam
Jumlah Siswa 9 28 -
Persentase 24,32% 75.67% 100,00%
melontarkan pendapat serta menanggapi permasalahan teman sekelasnya. Selain melakukan penilaian kognitif dan afektif siswa, peneliti juga menilai dari aspek keterampilan (psikomotor). Data hasil belajar siswa dari aspek psikomotor dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 4. Hasil Belajar Siswa Siklus I (Psikomotor) Rentangan 85-100 75-84 65-74 41-64 0-40
Kategori Amat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah
Berdasarkan tabel hasil keterampilan belajar siswa didapatkan sejumlah 20 orang siswa (54,04%) mendapatkan nilai amat baik dan 17 orang (49,54%) mendapatkan nilai baik. Setelah proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan penilaian keterampilan pada saat praktikum berdasarkan rubrik penilaian dan tabel pengamatan. Masih ditemukan siswa yang belum begitu terampil dalam mengadakan praktikum serta berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Setelah melakukan pengamatan serta beberapa observasi pada siklus I, pada tahap berikutnya akan dilakukan beberapa perbaikan agar didapat hasil hasil belajar yang meningkat. Adapun beberapa upaya yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: (1) setelah mendapatkan hasil belajar yang kurang maksimal, penulis yang di dampingi oleh guru akan memasuki siklus II, dimana dalam tahap ini, para siswa akan di bimbing untuk menerapkan metode demonstrai dengan
Jumlah Siswa 20 17 -
Persentase 54,04% 45,94% 100,00%
media audio visual. Melakukan perbaikan pada siswa yang mengalami banyak kesulitan pada saat mengikuti proses pembelajaran. Membuat situasi kelas yang aktif dan kondusif dengan cara merangsang agar siswa mau bertanya apabila ada materi yang belum dimengerti serta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru maupun membantu teman sekelasnya dalam memecahkan masalah dalam pembelajaran; (2) siswa akan diberikan panduan dalam pelaksanaan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio visual terlebih dahulu di siklus II ini, diharapkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dalam hasil belajar 85 % siswa mencapai ketuntasan; (3) menekankan pada semua siswa bahwa setiap tindakan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung akan diberikan point tertentu; (4) guru akan memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok, dimana hal ini bertujuan agar semua siswa yang terlibat dalam kelompok
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) menjadi lebih aktif dan hasil belajar meningkat; (5) memberikan gambaran umum mengenai materi yang akan dibahas pada pertemuan yang akan datang, agar siswa dapat mempelajarinya terlebih dahulu di rumah masing-masing; (6) memberikan refleksi pada akhir kegiatan yang ditujukan pada setiap siswa atau pada setiap kelompok yang dibentuk sebelumnya; dan (7) pembentukan kelompok dibentuk oleh guru
bersangkutan, agar tidak terjadi pemilihan secara homogen dalam hal pembentukan kelompok belajar. Berdasarkan hasil tindakan siklus II pada pembelajaran perakitan komputer bisa dilihat pada hasil belajar siswa dengan tes yang dilakukan setiap akhir siklus. Sebaran hasil belajar siswa pada Siklus II seperti nampak pada tabel berikut.
Tabel 5. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II (Kognitif) Rentangan 85-100 75-84 65-74 41-64 0-40
Kategori Amat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah
Berdasarkan analisis data pada tabel 5, diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 80 sehingga jika dibandingkan dengan pedoman konversi hasil belajar maka diperoleh jumlah siswa yang berada pada Dalam standar KKM mata pelajaran perakitan komputer ditetapkan standar kelulusan yaitu 75, maka jumlah siswa yang
Jumlah Siswa 9 23 5 0 0 37
Persentase 24,32 % 62,16% 13,51 % 0,00 % 0,00 % 100,00%
kategori amat baik sebanyak 9 orang siswa (24,32 %baik sebanyak 23 orang siswa (62,16%), kategori cukup sebanyak 5 orang siswa (13,51%). dinyatakan tuntas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6. Ketuntasan Belajar Siswa dalam Siklus II Keterangan Tuntas Belum Tuntas JUMLAH
Jumlah Siswa 32 5 37
Berdasarkan tabel 6 tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang telah tuntas dalam pembelajaran mata pelajaran perakitan komputer dengan menerapkan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio visual sebanyak 32 orang siswa (86,48 %), sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran metode demonstrasi dengan media audio visual sebanyak 5 orang siswa (13,51%).
Persentase 86,48 % 13,51% 100,00% Berdasarkan data tersebut, penelitian ini sudah bisa dikatakan berhasil, karena kriteria keberhasilan penelitian untuk ketuntasan belajar mencapai 86,48 % atau ≥ 85%. Adapun penilaian sikap serta keterampilan siswa (afektif dan psikomotor) yang dinilai melalui lembar pengamatan dan rubrik penilaian siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut.
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) Tabel 7. Hasil Belajar Siswa Pada Ranah Afektif Siklus II Rentangan 85-100 75-84 65-74 41-64 0-40
Kategori Amat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah
Berdasarkan tabel 7 tersebut, hasil penilaian sikap dan keterampilan siswa sudah baik. Terdapat peningkatan jumlah skor siswa yang mendapat predikat amat baik. Ditinjau dari kegiatan pembelajaran, siswa lebih aktif, disiplin dan antusisas dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa sudah mampu
Jumlah Siswa 28 9 -
Persentase 75,67% 24,32% 100,00%
bertanya dan menanggapi pertanyaan temannya. Siswa mulai teliti dalam memperhatikan materi pembelajaran yang disampaikan. Adapun data hasil penilaian keterampilan (psikomotor) siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 8 Hasil Belajar Siswa Pada Ranah Psikomotor Siklus II Rentangan 85-100 75-84 65-74 41-64 0-40
Kategori Amat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Jumlah
Berdasarkan hasil keterampilan belajar siswa (psikomotor) pada sklus II, dinyatakan bahwa seluruh siswa sebanyak 37 orang (100%) mendapat nilai amat baik. Ini menandakan bahwa siswa mengalami peningkatan hasil keterampilan belajar dibandingkan dengan siklus I. Siswa sudah lebih terampil dalam menlaksanakan kegiatan praktikum dan lebih aktif dalam diskusi kelompok. Setelah melauli proses pembelajaran siklus I dan siklus II, sudah dapat diamati oleh penulis terjadinya peningkatan hasil belajar serta keaktifan siswa, pemahaman teori siswa terhadap bahan ajar sudah meningkat hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II. adapun beberapa temuan pada pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut: (1) hasil belajar pada
Jumlah Siswa 37 -
Persentase 100%
-
100,00%
-
pertemuan ini sudah meningkat dari pada siklus I, siswa belum tuntas mencapai 13,51 %;(2) siswa dapat mengeksplor kemampuan yang mereka miliki dengan lebih mudah, siswa bisa mengimajinasikan pelajaran yang mereka pelajari sesuai dengan apa yang mereka pikirkan tanpa keluar dari konsep pembelajaran; (3) tidak terdapat siswa yang membuat masalah, sehingga suasana kelas terjaga dan tenang; dan (4) guru lebih santai saat mengajar, siswa mampu berdiskusi dan bekerjasama dalam kelompok secara baik serta dapat memecahkan masalah bersama. Data hasil belajar siswa pada mata pelajaran perakitan komputer yang diperoleh setelah melakukan penelitian dalam dua siklus dapat dilihat dalam tabel ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dan II sebagai berikut.
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) Tabel 9. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II DATA HASIL BELAJAR SIKLUS I TUNTAS JML % 22 59,40%
TIDAK TUNTAS JML % 15 49,54%
Dari tabel ketuntasan hasil belajar siswa siklus I dan II dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran perakitan komputer. Pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 22 orang (59,40%) sedangkan pada siklus II sebanyak 32 orang (86,48%). Dengan demikian, ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 27,08%. Setelah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II maka didapatlah data ketuntasan hasil belajar siswa. Ketuntasan hasil belajar siswa ditinjau dari nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila sudah mencapai kriteria ketuntasan klasikal sebesar ≥ 85%. Pada siklus I jumlah siswa yang dinyatakan tuntas ialah sebanyak 22 orang siswa (59,40%) sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas ialah sebanyak 15 orang siswa (40,54%). Bila ditinjau dari kriteria ketuntasan klasikal maka siklus I ini dikatakan belum berhasil karena masih belum mencapai kriteria tersebut. Siklus ini belum mencapai kriteria ketuntasan klasikal dikarenakan oleh siswa mengalami banyak kesulitan pada saat mengikuti proses pembelajaran dan siswa kurang paham dengan apa yang sudah dipaparkan oleh guru serta siswa enggan melontarkan pertanyaan kepada guru jika siswa kurang paham mengenai materi dengan metode pembelajaran demonstrasi menggunakan media audio visual. Ketika dilakukan penarikan kesimpulan, siswa masih bersifat pasif dan enggan membuat kesimpulan dari materi pembelajaran sehingga masih berpatokan pada guru mata pelajaran tersebut. Maka dari itu masih terdapat siswa yang kurang mengerti atau masih ragu-ragu
SIKLUS II TIDAK TUNTAS TUNTAS JML % JML % 32 86,48% 5 13,51% mengenai materi, sehingga hasil belajar siswa menjadi tergolong rendah. Selain melakukan penilaian kognitif, peneliti juga melakukan penilaian sikap (afektif) dan keterampilan melakukan praktik (psikomotor) siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Penilaian ini berdasarkan rubrik penilaian afektif dan psikomotor siswa serta lembar pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dari hasil pengamatan tersebut, nilai afektif siswa masih dipandang kurang memuaskan karena peneliti masih melihat siswa kurang aktif dalam pembelajaran di kelas. Siswa masih merasa enggan dalam bertanya apabila masih ada kesulitan dalam belajar serta siswa cenderung kurang teliti dalam meaksanakan tugasnya di kelas. Selain itu nilai psikomotorik siswa juga masih dipandang kurang. Siswa belum terlibat aktif dalam kelompok belajarnya di kelas seperti ketika teman ada yang bertanya, siswa yang lain kurang merespon. Masih terdapat siswa yang kurang tekun dan teliti dalam mengerjakan tugasnya di dalam kelompok ketika melakukan kegiatan praktik di kelas. Untuk menyikapi kekurangan tersebut maka strategi penyelesaian yang peneliti lakukan dalam siklus berikutnya ialah melakukan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar pada saat mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas. Peneliti juga membuat situasi belajar yang aktif, kondusif dan menyenangkan dengan cara merangsang agar siswa mau bertanya apabila siswa masih bingung atau kurang paham mengenai materi pelajaran tersenbut serta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru maupun membantu teman sekelasnya dalam menyelesaikan permasalah dalam materi pelajaran yang diajarkan. Siswa akan diberikan point atau skor tertentu apabila
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015) siswa mau aktif berpartisipasi didalam kegiatan pembelajaran. Serta melakukan kegiatan refleksi pada akhir kegiatan yang ditujukan pada setiap siswa atau kelompok belajar sehingga siswa dapat mengetahui dan mengingat apa saja materi yang tekah mereka pelajari dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Setelah dilakukan kegiatan pembelajaran pada siklus berikutnya yaitu siklus II, maka diadakanlah kegiatan belajar mengajar seperti yang telah direncanakan pada tahap refleksi siklus I. Pada siklus ini, (86,48%). Terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas yaitu sebesar 27,08%. Penelitian pada siklus II dikatakan berhasil karena pada siklus ini jumlah siswa yang tuntas sebanyak 86,48% yaitu sesuai dengan kriteria ketuntasan klasikl sebesar ≥ 85%. Oleh sebab siklus II dikatakan berhasil, maka peneliti tidak mengadakan penelitian pada siklus berikutnya. Pada siklus II, siswa sudah mengalami peningkatan keaktifan serta keterampilannya dalam melakukan praktik di kelas. Setelah melakukan penilaian afektif dan psikomotor, didapatkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar afektif dan psikomotor. Pada siklus ini, siswa sudah terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Siswa sudah bersifat aktif yaitu dengan bertanya dan menanggapi pertanyaan siswa lain. Menunjukkan antusiasme dan rasa ingin tahu yang besar,
Gambar 1. Siswa Menonton Tayangan Video Pembelajaran Audio Visual
didapatlah data ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran perakitan komputer. Siswa yang tuntas adalah sebanyak 32 orang siswa (86,48%). Sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas adalah sebanyak 5 orang siswa (13,51%). Dari data tersebut, dapat dilihat peningkatan jumlah siswa yang tuntas dalam mata pelajaran perakitan komputer. Jika pada siklus I siswa yang dinyatakan tuntas hanya sebanyak 22 orang siswa (59,40%), maka pada siklus II siswa yang tuntas dalam mata pelajaran ini ialah sebanyak 32 orang siswa serta serius dalam mengamati media pembelajaran yang sudah disiapkan oleh peneliti. Aspek psikomotor (keterampilan) siswa dalam melakukan praktik juga mengalami peningkatan. Siswa mampu mengamati hasil percobaan sesuai dengan prosedur. Tekun dan teliti dalam menyelesaikan tugas dengan hasil terbaiknya. Aktif dalam tanya jawab serta mampu menghargai gagasan atau ide dari siswa lain. Berdasarkan hasil tindakan pada paparan diatas, maka dapat dikatakan bahwa penelitian ini berhasil. Penerapan metode demonstrasi dengan menggunakan media audio visual pada mata pelajaran perakitan komputer siswa kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang tahun ajaran 2015/2016 dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Gambar 2. Siswa Menjawab Posttest
e-Journal Jurnal JPTE Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Teknik Elektro (Volume: 4 No.1 Tahun 2015)
Gambar 3. Siswa Mempresentasikan Hasil Kerja Kelompok SIMPULAN DAN SARAN Setelah melalui beberapa tahapan penerapan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio visual, serta analisis data yang didapat, maka dapat ditarik simpulan bahwa penerapan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran perakitan komputer pada siswa kelas X TKJ 2 SMK Negeri 1 Abang. Berdasarkan simpulan yang sudah ditarik penulis maka, dapat dikemukakan beberapa saran yaitu (1) metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio visual diharapkan bisa menjadi salah siswa lebih memahami materi yang diajarkan.
Gambar 4. Siswa Menjawab Posttest
satu alternatif bagi para pengajar, sehingga para siswa tidak merasa jenuh dengan model pembelajaran yang monoton; (2) diharapkan pada Guru yang mengajar di dalam kelas untuk menerapkan metode pembelajaran demonstrasi dengan media audio visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan materi dan topik yang diajarkan; (3) dalam penerapan metode demontrasi dengan menggunakan audio visual, hendaknya guru juga memperhatikan keikutsertaan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas agar kegiatan belajar mengajar menjadi kondusif dan membuat
DAFTAR PUSTAKA Arifin,
Muzayyin. 1987. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Balai Aksara
A.M., Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Daradjat, Zakiah. 2008. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara
Karo-Karo, Ulihbukit. 1979. Suatu Pengantar ke dalam Metodologi Pengajaran. Salatiga: CV. Saudara
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya