oleh
JURUSAN ILMU-ILMU SOSIAL EI
PERTANlAN 1 9 9 2
BOGOR
S O N 1 DRESTIANA. Analisis Pemindahan Lokasi Ibukota Kabu-
paten.
Studi Kasus Kabupaten
Daerah Tingkat 11, Provin-
si Daerah Tingkat I Sumatera Barat (dibawah bimbingan Ir.
Sutara Hendrakusumaatmaja, MSc). Untuk mengurangi ketimpangan dalam pembangunan maka
setiap pembanqunan atau perubahan menqhendaki adanya penetapan lokasi.
Persoalan lokasi merupakan persoalan
pemilihan tempat yang sesuai dalam arti dapat memberikan ef isiensi bagi suatu kegiatan tertentu, dilihat dari keqiatan itu sendiri maupun dari kaitannya denqan keqiatan di tempat-tempat lain. Pemikiran tentanq penentuan lokasi obyek-obyek maupun tempat-tempat kegiatan berlangsung, dimaksudkan untuk mencapai efisiensi dan optimasi.
Efisiensi dan optimasi
yang dimaksud adalah dalam ha1 pengarahan menuju lokasi yanq bersangkutan maupun dalam ha1 pengisian ruanq. Ruang, yang menampung kegiatan-keqiatan manusia pada kenyataannya berbeda dalam kualitas dan karakteristiknya. Pengqunaan yang efisien dan optimal berarti memilih dan menentukan kegiatan-kegiatan yang sesuai dan paling menguntunqkan bagi suatu ruang tertentu pemilihan ini akan dipengaruhi oleh potensi yang dimiliki. Pemahaman tentang bagaimana keputusan lokasi diambil adalah mutlak jika ingin membicarakan kegiatan pada ruang,
dan dalam menganalisis bagaimana suatu tempat, daerah dan wilayah tumbuh dan berkembang.
Keputusan mengenai lokasi
yang diambil oleh unit-unit pengambil keputusan akan menentukan struktur tata ruang wilayah yang terbentuk (Hanafiah, 1990)
.
Pada dasarnya pemindahan Ibukota Kabupaten Agam dari wilayah kotamadya Bukittinggi merupakan kebijaksanaan pemerintah.
Hal ini tercermin dari inisiatif pemindahan
ibukota kabupaten yang datangnya dari pemerintah daerah kabupaten agam dengan ditujukannya surat keputusan Pem/1456/II/Ag/1982 kepada Gubernur Sumatera Barat tentang usulan pemindahan ibukota kabupaten. Jika dilihat dari sudut pemerataan pembangunan, maka pemindahan ibukota Kabupaten Agam adalah untuk mengatasi ketimpangan pembangunan yang terjadi pada Agam Barat dan Agam timur.
Dimana selama ini pembangunan terpusat di
Agam Timur.
Kotamadya Bukittinggi sebagai Ibukota Kabu-
paten Agam yang lama yanq terletak di Agam Timur telah memberikan pengaruh bagi daerah Kabupaten Agam yang terletak di sekitar Kotamadya Bukittinggi.
Sesuai dengan
pernyataan Myrdal (1980) bahwa ekspansi pada suatu tempatlwilayah tertentu mempunyai pengaruh yang merugikan (backwash effect) bagi tempat-tempat lainnya.
Pengaruh
yang merugikan itu menyebabkan timbulnya ketidakseimbangan diantara pusat-pusat pertumbuhan dengan daerah belakang atau daerah pengaruhnya. Tempat yang mengalami
pertumbuhan akan menarik tenaga kerja dan modal dari daerah-daerah lainnya.
Sedangkan di daerah dimana momen-
tum untuk pertumbuhan kurang, maka permintaan akan investasi rendah sehingga modal dari daerah ini mengalir ke pusat-pusat pertumbuhan tersebut.
Demikian pula halnya
dengan kegiatan perdagangan yang cenderung mengarah ke pusat pertumbuhan sehingga menguntungkan daerah itu dan merugikan daerah-daerah yang tingkat pertumbuhannya rendah. Jika dibandingkan keputusan penetapan lokasi antara kepentingan Pemerintah Daerah dengan penggunaan Alloc VI maka dapat diambil kesimpulan bahwa penetapan lokasi Ibukota Kabupaten Agam adalah untuk menciptakan pemerataan pembangunan bukan berdasar kepada aksesibilitas. Dengan telah ditetapkannya lokasi Ibukota Kabupaten Agam yang baru, maka disarankan agar Pemerintah Daerah Kabupaten Agam dapat membantu mempercepat perkembangan lokasi ibukota tersebut dengan meningkatkan keterkaitan daerah tersebut dengan daerah-daerah lain disekitarnya.
ANALISIS PEMINDAHAN LOKASI IBUKOTA KABUPATEN (Studi Kasus Kabupaten Daerah Tingkat I1 A am Provinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat
7
Oleh S O N DRESTIANA A 22.0390
Laporan Praktek Lapang Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
JURUSAN ILMU-ILW SOSIAL EKONOMI PERTAN'IAh' FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1992
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN EMU-ILMU SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
DENGAN IN1 MENYATAKAN BAHWA LAPORAN PRAKTEK LAPANG YANG DITULlS OLEH N AMA
: SON1 DRESTIANA
NOMOR POKOK : A 22.0390 JUDUL
: ANALISIS PEMINDAHAN LOKASI IBUKOTA
KABUPATEN (Studi Kasus Kabupaten DT I1 Agam, Provinsi DT I Sumatera Barat) DAPAT DITERIMA SEBAGAI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PERTANIAN PADA FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR Bogor,
Mengetahui,
Mei 1992
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Ir. Sutara Hendrakusumaatmaja MSG NIP 130 367 086
' h g g a l Lulus : 9 Mei 1992
Dengan ini saya menyatakan bahwa Laporan Praktek Lapang ini benarbenar merupakan hasil karya saya sendiri yang belum pernah diajukan sebagai karya ilmiah oleh siapapun pada suatu perguruan tinggi atau lembaga lainnya.
Bogor, Mei 1992
SON1 DRESTIANA A 22.0390
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bukittinggi (Sumatera Barat) pada tanggal 24 Desember 1966, merupakan anak kedua dari enam bersaudara, dari pasangan Yusaf Rahman dan Syofyani Bustamam. Pada tahun 1979 penulis menamatkan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri No 25 Bukittinggi, dan melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri I Bukittinggi.
Pada tahun
1982 setelah tamat dari SMPN I Bukittinggi, meneruskan ke
SMA PPSP IKIP Padang. Pada tahun 1985 diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur PMDK.
Tahun 1987 penulis
diterima di Program Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya, Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.
KATA PENGANTAR
Ucapan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Y.M.E, karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya, penulisan Laporan Praktek Lapang ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan Laporan Praktek Lapang ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Pada kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Ir. Sutara Hendrakusumaatmaja, MSc selaku dosen pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan dorongan kepada penulis selama penulis kuliah hingga selesainya penulisan Laporan Praktek Lapangan ini, kepada Bapak Ir.
T. Ha-
nafiah dan Ir. Nindyantoro, MSP (Mas Tori) yang disamping sebagai selaku Dosen Penguji Utama dan Dosen Penguji Komisi Pendidikan juga telah banyak memberikan petunjuk dan saran yang bermanfaat dalam penulisan ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bappeda Agam, yang sangat membantu dalam penelitian di lapang. Kepada Buk Ranti dan Teh Ida yang telah dengan sabar melayani di Perpustaakaan dan di Tata Usaha Sosek.
'
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada yang telah membantu, memberikan dorongan, serta mengirimkan doa kepada penulis, yaitu :