ISSN 1979 - 1909
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI
esit Volume VIII Nomor 02, Oktober 2013 Penanggung Jawab Ketua STMIK Eresha Pemimpin Redaksi Didik Setiyadi, M.Kom. Redaktur Pelaksana Agus Suharto, M.Kom. Dewan Redaksi Dr. Ir. Hary Budiarto, M.Kom. / Dr. Ir. Saludin, M.Kom. Dr. Rufman Iman Akbar, SE, MM, M.Kom. / Ir. Tony HB Ongko,SE,ME.Sc. Ir. Boge Satrio,M.Kom. / Triyono,M.Sc. Mitra Bestari (Peer Reviewer) Prof. Dr. Ir. Marsudi W. Kisworo, M.Sc. / Ir. Dana Indra Sensuse, MLIS, PhD. Dr. drg. Eko Djatmiko Sukarso, MM, M.Kom. / Dr. Hoga Saragih, MT. Drs. Nazir Harjanto, MA, M.Sc., APU. / Romi Satria Wahono, M.Eng Sirkulasi Staf Administrasi STMIK Eresha Penerbit Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat ( LP3M ) STMIK Eresha
Alamat Redaksi
Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer E R E S H A Wisma Eresha, Jl. H. Samali No. 51, Kalibata – Jakarta Selatan 12740 P : +62 21 7989705 | F : +62 21 7989314 E :
[email protected] I www.stmikeresha.ac.id
i
KATA PENGANTAR Dengan ucapan puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya Jurnal Teknologi Informasi ESIT Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Eresha Volume VIII No.02 edisi Oktober 2013 dapat diterbitkan untuk mengunjungi pembaca, terutama pembaca di lingkungan Sivitas Akademika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Eresha. Sesuai dengan proposal dan kesepakatan para pemrakarsa, Jurnal ilmiah ini diterbitkan untuk menampung tulisan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan di bidang Teknologi Informasi hasil penelitian dan pengembangan para Sivitas Akademika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Eresha. Jurnal IImiah ini memuat makalah hasil penelitian, studi literatur, pemodelan, simulasi Pustaka, dan informasi penting lainnya. Pada edisi ini telah dimuat 5 (lima) makalah hasil penelitian, pengembangan dan hasil kajian pustaka mengenai pemanfaatan Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK). Redaksi mengucapkan terima kasih kepada para penulis yang telah mengirimkan makalah untuk diterbitkan pada edisi ini. Sementara beberapa. makalah yang sudah berada pada redaksi namun belum dapat diterbitkan akan kami muat pada edisi berikutnya. Pada kesempatan ini, Redaksi mengharapkan partisipasi seluruh pembaca, utamanya Sivitas Akademika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Eresha untuk mengirimkan makalah (tulisan) serta saran dan kritik membangun demi meningkatkan mutu Jurnal ilmiah ini.
Pemimpin Redaksi
ii
ISSN 1979 - 1909
JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI
esit Volume VIII Nomor 02, Oktober 2013
DAFTAR ISI Halaman Susunan Redaksi………………………………………………………………….......................i Kata Pengantar..........……………………………………………………………............……… ii Daftar Isi...........…………………………………………………………….................………… iii 1.
2.
3.
4.
5.
Sistem Interface untuk Implementasi E-Commerce Villa di Provinsi Bali. I Made Adi Purwantara, M.Kom, Ahmad.Fitriansyah,M.Kom, Dr. Ir. Hary Budiarto, M.Kom. ..…………………………………………………………………..
1 – 17
Pengembangan Knowledge Management System (KMS) Untuk Aspek Legal pada STMIK Stikom Bali. Ni Nyoman Utami Januhari, M.Kom, Ahmad.Fitriansyah,M.Kom, Dr. Ir. Hary Budiarto, M.Kom. ..…………………………………………………………………..
18 – 30
Sistem Informasi Pendukung keputusan Konsumen Dalam Pembelian Properti Berbasis Analytic Hierarchy Process Magit Fironi, M.Kom ……………....................…………..........................................
31 – 42
Sistem Cerdas Berbasis Fuzzy Inference System untuk Pemilihan Alat Bantu Dengar Sarwo M.Kom, Romi Satria Wahono, M.Eng …….................................................
43 - 57
Pengambangan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) Berbasis Radio Frequency Identification (RFID) pada Puskesmas Kecamatan Cibeber Kota Cilegon Harsiti, M.Kom, Didik Setiyadi M.Kom ……………………………….………….
58 – 68
iii
SISTEM INTERFACE UNTUK IMPLEMENTASI E-COMMERCE VILLA DI PROVINSI BALI I MADE ADI PURWANTARA Dosen STMIK STIKOM Bali email:
[email protected] AHMAD FITRIANSYAH, HARY BUDIARTO Dosen STMIK Eresha Jakarta email:
[email protected] ABSTRAK Bali merupakan daerah wisata yang banyak dikunjungi wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Dari tahun ke tahun tingkat kunjungan wisatawan ke Bali selalu mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah kunjungan tersebut memicu berkembangnya agen-agen villa terutama agen yang memiliki web portal. Pada pelaksanaannya, sebuah agen web portal akan meminta data kepada pihak pengelola villa untuk ditampilkan dalam web portal agen tersebut. Terjadi prosedur yang cukup menyita waktu sampai pihak agen web portal memasukkan data sebuah villa kedalam web portal agen. Hal tersebut akan dilakukan secara berulang-ulang dari satu villa ke villa lain. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini dibangun sebuah sistem penghubung antara pihak pengelola villa dengan pihak agen portal. Sistem ini dibangun menggunakan kerangka kerja Zachman Framework, dan menghasilkan beberapa hasil perancangan diantaranya analisa kebutuhan data, hasil analisa kebutuhan proses, konfigurasi jaringan komputer, use case diagram, class diagram, activity diagram, sequence diagram, desain basis data, tampilan menu, kotak dialog, formulir. Sistem ini diuji dengan metode pengujian White box dan Black box dan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa hasil proses-proses tersebut telah terpenuhi sesuai dengan rancangan. Kata kunci : bali, zachman framework, web portal, sistem interface
1.
Pendahuluan
pariwisatanya. Salah satunya adalah villa. Saat
Bali merupakan daerah wisata yang
ini sudah banyak sekali villa yang berdiri di Bali.
banyak dikunjungi wisatawan baik wisatawan
Berdasarkan data yang tercatat pada Dinas
domestik maupun wisatawan mancanegara.
Pariwisata Bali pada periode terakhir yaitu pada
Dari
kunjungan
tahun 2009 mencatat terdapat 981 unit villa
mengalami
dengan total 4.380 kamar.
tahun
wisatawan
ke ke
tahun Bali
tingkat selalu
peningkatan. Berdasarkan data yang diperoleh
Perkembangan
internet
yang
kian
dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, khusus
pesat
untuk kedatangan wisatawan mancanegara di
signifikan terhadap pola promosi dan reservasi
tahun 2011 mengalami peningkatan 9,73%
villa. Saat ini, untuk mempromosikan serta
yaitu sebanyak 2.826.709 orang dibandingkan
melakukan proses reservasi pada villa, pihak
tahun
orang
villa sudah menggunakan media internet. Hal
wisatawan. Sebagai daerah kunjungan wisata,
ini didukung oleh website yang dimiliki oleh
tentu
masing-masing villa. Disamping hal tersebut,
2010
Bali
sebanyak
harus
siap
2.576.142
dengan
industri
1 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
membawa
perubahan
yang
cukup
saat ini juga sudah banyak agen-agen villa
2.
yang
2.1 Sistem Informasi
bermunculan
terutama
agen
yang
Landasan Teori
memiliki web portal. Pada pelaksanaannya,
Sistem
dapat
didefinisikan
dengan
sebuah agen web portal akan meminta data
pendekatan prosedur dan dengan pendekatan
kepada pihak pengelola villa untuk ditampilkan
komponen.
dalam web portal agen tersebut. Apabila pihak
sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan
villa menyetujui, maka pihak pengelola villa
prosedur-prosedur
akan memberikan sebuah CD atau brosur yang
ternentu.
sudah berisi data lengkap mengenai villa
sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan
tersebut.
perjanjian
dari komponen yang saling berhubungan satu
mengenai contract rate antara pihak pengelola
dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan
villa dengan pihak agen portal villa. Apabila
untuk mencapai tujuan tertentu.
Biasanya
juga
terjadi
Dengan
pendekatan
prosedur,
yang mempunyai tujuan
Dengan
pendekatan
komponen,
[1]
Informasi adalah data yang diolah
semuanya sudah disepakati, baru kemudian pihak agen portal memasukkan data-data yang
menjadi
bentuk
yang
berguna
bagi
didapatkan dari villa ke web portal agen yang
pemakainya. Agar sebuah informasi dapat
bersangkutan.
berguna bagi pemakainya, maka informasi
Disini tampak bahwa terjadi proses
harus didukung oleh tiga pilar, yaitu: tepat
yang cukup lama bagi sebuah agen web portal
kepada pemakainya atau relevan, tepat waktu
untuk memasukkan data sebuah villa kedalam
dan tepat nilainya atau akurat.
[1]
web portal agen. Hal tersebut akan dilakukan
Sistem informasi adalah sistem yang
secara berulang-ulang dari satu villa ke villa
dapat menghasilkan informasi yang berguna.
lain.
Sustu sistem di dalam suatu organisasi yang
Pihak
pengelola
villa
juga
perlu
menyiapkan banyak hal untuk sebuah agen
mempertemukan
villa. Permasalahan juga muncul ketika ada
transaksi harian, mendukung operasi, bersifat
perubahan data pada villa. Pihak villa harus
manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu
menginformasikan
organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu
ke
pihak
agen
untuk
merubah data sesuai dengan data terbaru.
kebutuhan
pengolahan
dengan laporan-laporan yang diperlukan.
[2]
Pihak agenpun harus segera mengupdate data sesuai dengan data yang dimiliki oleh villa.
2.2 E-Commerce
Hasil yang diharapkan dari penelitian
E-Commerce
merupakan
satu
set
ini adalah terciptanya sebuah system yang
dinamis teknologi, aplikasi, dan proses bisnis
mampu menjadi solusi penghubung antara
yang menghubungkan perusahaan, konsumen,
pihak pengelola villa dengan pihak agen web
dan
portal villa sehingga hal-hal yang berkaitan
elektronik dan perdagangan barang, layanan,
dengan
dan informasi secara elektronik.
proses
dan
permasalahan
diatas
mampu ditangani oleh sistem yang akan dibangun dalam penelitian ini.
komunitas
tertentu
Perdagangan menawarkan
beberapa
melalui
transaksi
[3]
secara
elektronik
keuntungan
bagi
perusahaan, konsumen dan masyarakat umum. Keuntungan tersebut adalah: 2 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
[4]
2.3 Sistem Interface
a. Keuntungan Bagi Perusahaan
Interface
1. Keuntungan Jarak
merupakan
penghubung
Perusahaan dapat lebih mendekatkan
antara dua sistem atau alat. Disini interface
diri dengan konsumen.
menjadi
media
penghubung
antara
satu
subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui
2. Perluasan Pasar menjadi
penghubung ini memungkinkan sumber daya
semakin luas dan tidak terbatas oleh
mengalir dari satu subsistem ke subsistem
area
lainnya. Keluaran (output) dari suatu subsistem
Jangkauan
pemasaran
geografis
dimana
perusahaan
akan menjadi masukan (input) untuk subsistem
berada.
lainnya dengan melalui penghubung. Dengan
3. Perluasan Jaringan Mitra Bisnis Memudahkan
komunikasi
dan
penghubung satu subsistem dapat terintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk
konsultasi dengan mitra bisnis.
satu kesatuan.
4. Efisien
[2]
Perdagangan elektronik akan sangat memangkas biaya-biaya operasional.
2.4 Zachman Framework Zachman Framework menggambarkan
b. Keuntungan Bagi Konsumen
arsitektur
1. Efektif Konsumen
dapat
memperoleh
informasi tentang produk/jasa dibutuhkannya
dan
yang
bertransaksi
organisasi
menguraikannya yang
secara
sebagai
kompleks.
umum
enterprise
Zachman
dan sistem
Framework
merupakan salah satu kerangka kerja yang populer dalam memetakan arsitektur informasi
dengan cara cepat dan murah.
di sebuah organisasi dimana kerangka kerja ini
2. Aman Secara Fisik Konsumen tidak perlu mendatangi toko
dapat menyediakan cara untuk memandang
dan ini memungkinkan konsumen dapat
dan mendefinisikan elemen-elemen dari suatu
bertransaksi
sebab
enterprise secara formal dan terstruktur dengan
daerah-daerah tertentu mungkin rawan
baik. Tujuan dari kerangka kerja ini adalah
jika berkendaraan dan membawa uang
untuk
tunai dalam jumlah yang besar.
mendukung
dengan
aman
3. Fleksibel
menyediakan
struktur
organisasi,
dasar
akses,
yang
integrasi,
interpretasi, pengembangan, manajemen, dan
Konsumen dapat melakukan transaksi
satu set representasi arsitektur sistem informasi
dari berbagai lokasi.
organisasi. Objek atau deskripsi penyajian
c. Keuntungan Bagi Masyarakat Umum 1. Mengurangi Polusi dan Pencemaran Lingkungan
arsitektural ini biasa disebut sebagai artifak. Kerangka kerja ini, kemudian, dapat berisi rencana global serta rincian teknis, daftar dan
2. Membuka Peluang Kerja Baru
grafik, serta yang dapat dipahami dengan
3. Menguntungkan Dunia Akademis
mudah. Dengan merancang sistem sesuai
4. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya
dengan kerangka kerja ini, maka developer
Manusia
dapat merancang desain yang bersih, mudah dimengerti, seimbang, dan lengkap.
3 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
[5]
Zachman Framework dikeluarkan oleh Zachman Institut for Framework Advancement
3.
Analisa Kebutuhan
3.1 Analisa Kebutuhan Data
(ZIFA) sebagai hasil pemikiran dari John
Kebutuhan data pada sistem interface
Zachman. Hampir dua dekade yang lalu John
untuk implementasi e-Commerce villa dapat
Zachman, telah meningkatkan suatu bagan
dilihat pada tabel berikut:
yang
universal.
Untuk
melukiskan
dan
menggambarkan sistem perusahaan secara kompleks
dimasa
sekarang
dan
untuk
mengatur
berbagai
perspektif
dari
suatu
organisasi
infrastruktur
pengetahuan
Tabel 1 Analisis Kebutuhan Data No 1
Nama Data Villa
Atribut kode villa, kode wilayah, tipe
dan
villa, nama villa, alamat villa,
informasi. Arsitektur dari Zachman Framework
email, no telp 1, no telp 2,
[6]
digambarkan seperti gambar berikut :
fax, contact person, short deskripsi,
long
longitude,
deskripsi,
latitude,
auto
approve, auto contract rate, contract policy, password 2
Area
kode
area,
nama
area,
deskripsi 3 Gambar 1 Arsitektur Zachman Framework
4
2.5 Villa
5
Menurut Peraturan Menteri Kebudayaan
Tipe
kode tipe villa, nama tipe
Villa
villa, deskripsi
Tipe
kode tipe room, nama tipe
Room
room, deskripsi
Room
kode room, nama room, kode
Villa
villa, kode tipe room, short
dan Pariwisata Tentang Tata Cara Pendaftaran Usaha
Penyediaan
Ketentuan
Umum
Akomodasi, Pasal
1
Bab
Tahun
I
berupa
keseluruhan
6
Gambar
2010
disebutkan bahwa vila adalah penyediaan akomodasi
deskripsi, long deskripsi
title, deskripsi 7
Fasilitas
bangunan
tunggal yang dapat dilengkapi dengan fasilitas,
8
Fasilitas
9
Season
tenang, jauh
10
Season
kode season villa, kode villa,
Villa
kode season, tgl mulai, tgl
dari
keramaian dan merupakan wilayah dengan
kode season, nama season, deskripsi
kawasan wisata Ubud. Daerah tersebut dikenal dengan kawasan yang
kode room, kode fasilitas
Room
telah menjamur, mulai dari kawasan Seminyak, Sanur, Jimbaran, Uluwatu sampai dengan
kode fasilitas, nama fasilitas, deskripsi
kegiatan hiburan serta fasilitas lainnya. Di Provinsi Bali sendiri pembangunan villa saat ini
kode tipe room, nama file,
selesai, deskripsi 11
kepadatan penduduk yang rendah.
4 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
Harga
kode room, kode season villa, harga, remark
12
Agent
kode
agent,
alamat
nama
registrasi.
agent,
agent,
status
perusahaan, email, no telp 1,
Approve
Proses persetujuan
Villa
registrasi villa oleh admin.
no telp 2, fax, contact person,
Kontrak
kode
villa,
contract
pihak
kode
rate,
Admin
Agent
Admin
Villa,
User Villa
Registrasi
yang dilakukan oleh
deskripsi, password 13
Villa
agent,
rate
villa
harus
mendapatkan persetujuan
type,
oleh
admin agar user villa
deskripsi, policy
tersebut dinyatakan
14
Pengaju
kode agent, kode villa, status
aktif dan dapat login
an 15
ke sistem.
Admin
username, password, email, nama
Approve
Proses persetujuan
Agent
registrasi agent oleh admin.
Registrasi
yang dilakukan oleh
3.2 Analisa Kebutuhan Proses
pihak agent harus mendapatkan
Kebutuhan proses pada sistem interface untuk implementasi e-Commerce villa dapat
persetujuan
oleh
admin
user
agar
dilihat pada tabel berikut:
agent
Tabel 2 Analisis Kebutuhan Proses
dinyatakan aktif dan dapat
Nama
Keterangan
Proses Login
tersebut
Proses
Data
autentikasi
username
dan
password
yang
Aktor/User
login
ke
sistem. Proses
untuk
Userna
Admin, User
Pengelol
me,
Villa,
aan
mengolah data villa.
Fasilita
Data
Pihak
s Villa,
Villa
melakukan
passwo
User
Agent
villa
akan proses
Tipe
data
Villa,
masuk ke halaman
villa yang berkaitan
Tipe
administrator,
dengan
Room
harus
dilakukan
sebelum
rd
pengelolaan
dapat
member
tipe, harga, dan data
villa,
lainnya
member agent. Registra
Proses
si Villa
pihak villa ke sistem.
registrasi
Untuk
villa
Villa
ke
yang dengan
villa.
data dalam
sistem, pihak villa wajib
berkaitan
User Villa
dapat
memasukkan
fasilitas,
Pengelol
Proses
yang
aan
digunakan
pihak
Data
agent
untuk
Agent
memperbarui
Agent
User Agent
Admin
data
agent.
melakukan
proses registrasi.
Pengelol
Proses
yang
Fasilita
Registra
Proses
aan
digunakan
untuk
s
si Agent
pihak
Data
melakukan
Fasilitas
pengelolaan
registrasi agent
ke
sistem. Untuk dapat
Agent
User Agent
master fasilitas
menggunakan data yang
ada,
agent melakukan
data
pihak
Pengelol
Proses
yang
Harga,
wajib
aan
digunakan
untuk
Season
Data
melakukan
proses
5 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
, Room
User Villa
Harga
pengelolaan
data
pihak agent.
harga villa. Pengelol
Proses
yang
aan
digunakan
untuk
Data
melakukan
Season
pengelolaan season yang
dimiliki
Season
Admin, User Villa
Pengam
Proses pengambilan
Villa,
bilan
data-data villa
Fasilita
data villa
web
service
oleh
s Villa,
pihak
agent
yang
Tipe
akan dimasukkan ke
Villa,
website portal agent
Tipe
villa
Room,
oleh
villa. Pengelol
Proses
yang
Tipe
aan
digunakan
untuk
Villa
Data
melakukan
Tipe
pengelolaan
Villa
tipe villa.
Pengelol
Proses
yang
Room,
aan
digunakan
untuk
Fasilita
Data
melakukan
Room
pengelolaan
Pencaria
Proses
n
data
Data
yang
bersangkutan.
User Agent
Room, Fasilita s
data
Room, Harga, User Villa
Season ,
s data
Gambar
Room, Gambar
room villa.
Villa
Admin
via
pencarian
villa.
Proses
Villa,
s Villa,
untuk
Tipe
Commerce villa ini berbasis web, sehingga sistem ini dapat diakses secara online. User
Villa,
oleh pihak agent.
3.3 Konfigurasi Jaringan Komputer Sistem interface untuk implementasi e-
Fasilita
untuk mencari villa digunakan
User Agent
Tipe
dapat mengakses sistem ini kapan saja dan
Room,
darimana
Room,
perangkat dengan syarat tersedianya koneksi
Fasilita
saja
termasuk
dari
berbagai
internet. Konfigurasi jaringan komputer sistem
s
ini dapat dilihat pada gambar berikut:
Room, Harga, Season Pengaju
Proses
pengajuan
Villa,
an
contract
ke
Agent,
Agent ke
pihak villa. Sebelum
Pengaj
Villa
pihak agent dapat
uan
rate
User Agent
menggunakan data villa,
pihak
wajib
agent
mengajukan
contract
rate
ke
pihak villa. Proses persetujuan
Villa,
Agent
oleh
villa.
Agent,
Villa
Proses
dimana
Pengaj
Approve
pihak
pihak
villa
melakukan
User Villa
uan
Gambar 2 Konfigurasi Jaringan Komputer
persetujuan/tidak terhadap pengajuan yang dilakukan oleh
6 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
4.
Perancangan Model Bisnis
4.2 Class Diagram
4.1 Use Case Diagram
Tipe Villa
Use Case Diagram menyajikan interaksi
Villa
+kode_tipe_villa +nama_tipe_villa +deskripsi
antara use case dan actor. Dimana actor dapat berupa orang, peralatan atau sistem lain yang berinteraksi dibangun.
dengan
sistem
Sedangkan
yang use
sedang case
Agent
+kode_villa +nama_villa +kode_area +kode_tipe_villa +alamat +email +telp_1 +telp_2 +fax +website +contact_1 +contact_2 +short_description +long_description +longitude +latitude +status +passuser
+TambahTipeVilla() +EditTipeVilla() +ListTipeVilla() +TampilTipeVilla() +HapusTipeVilla()
Area +kode_area +nama_area +deskripsi
+Daftar() +Aktivasi() +ListVilla() +TampilVilla() +EditVilla() +HapusVilla()
+TambahArea() +EditArea() +ListArea() +TampilArea() +HapusArea()
+kode_agent +nama_agent +alamat +status_perusahaan +email +website +telp_1 +telp_2 +fax +contact_1 +contact_2 +short_deskripsi +long_deskripsi +longitude +latitude +status +passuser
persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sistem dari pandangan pemakai. Use case
+TambahTipeRoom() +EditTipeRoom() +ListTipeRoom() +TampilTipeRoom() +HapusTipeRoom()
+Daftar() +Aktivasi() +ListAgent() +TampilAgent() +UpdateAgent()
Fasilitas +kode_fasilitas +nama_fasilitas
Kontrak
menggambarkan fungsionalitas sistem atau
Tipe Room +kode_tipe_room +nama_tipe_room +deskripsi
+KelolaDataVilla() +KelolaDataTipeVilla() +KelolaDataArea() +KelolaDataFasilitas() +KelolaDataRoom() +KelolaDataSeason() +KelolaDataTipeRoom() +KelolaDataKontrak() +KelolaDataAgent() +KelolaDataAdmin() +KelolaLaporan()
+TambahKontrak() +EditKontrak() +ListKontrak() +TampilKontrak() +HapusKontrak()
diagram dari sistem ini tampak seperti gambar
+SimpanFasilitas() +TampilFasilitas() +HapusFasilitas() +ListFasilitas()
Admin Area
+kode_kontrak +kode_villa +judul_kontrak +policy +auto_approve +kontrak_rate +rate_type +status
Sea son
+SimpanSeason() +TampilSeason() +HapusSeason() +ListSeason()
+username +password
Agent Area
+Login()
berikut :
+PengajuanKontrak()
Persetujuan Kontrak +kode_persetujuan +agent +villa +tgl_persetujuan
Sintervi
+SimpanAdmin() +TampilAdmin() +HapusAdmin() +ListAdmin()
+kode_season +nama_season +deskripsi
Login
Villa Area +PersetujuanKontrak
Admin +username +password +nama +email
Pengajuan Member +kode_agent +kode_villa
Pengajuan Kontrak +id_pengajuan +kode_agent +kode_villa +kontrak_rate +rate_type +kode_kontrak +policy +deskripsi +status +SimpanPengajuan() +TerimaPengajuan() +TolakPengajuan()
+ListPengajuanAgent() +ListPengajuanVilla()
System
Gambar 4 Class Diagram
Autentikasi
Pengajuan Kontrak
Sistem ini terdiri dari 17 (tujuh belas)
Persetujuan Kontrak
Pengajuan Member
Admin
Villa
class, yaitu : Sintervi, Login, Admin Area, Villa
Persetujuan Member
Area, Agent Area, Villa, Agent, Tipe Villa, Tipe
Pengelolaan Database
Room, Area, Fasilitas, Kontrak, Season, Admin,
Pengelolaan Data Member Villa
Pengelolaan Data Member Agent
Pengajuan Kontrak, Persetujuan Kontrak dan Agent
Pengajuan Member.
Pengelolaan Laporan
4.3 Activity Diagram Gambar 3 Use Case Diagram
a. Activity Diagram Autentikasi
Use Case pada perancangan sistem ini terdiri dari 3 (tiga) aktor, yaitu: a. Admin adalah pengguna sistem selaku administrator sistem.
Untuk dapat menjadi user villa, pihak villa harus melakukan proses registrasi dan diaktivasi oleh pihak admin. c. User Agent adalah pengguna dari pihak agent. Untuk dapat menjadi user agent, agent
harus
yang
harus
mengakses
autentikasi dilakukan
halaman
adalah
proses
sebelum
dapat
member
ataupun
administrator. Apabila username dan password
b. User Villa adalah pengguna dari pihak villa.
pihak
Aktivitas
melakukan
proses
registrasi dan diaktivasi oleh pihak admin.
yang dimasukkan tersebut benar, maka user tersebut dapat masuk dan mengakses halaman utama untuk pengelolaan data sesuai dengan hak akses yang dimilikinya. b. Activity Diagram Pengajuan Kontrak Aktivitas
pengajuan
kontrak
adalah
aktivitas yang dilakukan oleh member agent kepada member villa yang bertujuan untuk mengajukan kontrak agar pihak member agent
7 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
dapat mengakses data villa yang dimiliki oleh
h. Activity
Pengelolaan
Data
Member Agent
pihak member villa. c. Activity Diagram Persetujuan Kontrak Aktivitas merupakan
Diagram
persetujuan
aktivitas
yang
Aktivitas pengelolaan data member
kontrak
dilakukan
agent merupakan aktivitas yang dilakukan oleh
oleh
member agent untuk mengelola data-data
member villa terhadap pengajuan kontrak yang
agent, seperti : Data Profile Agent, Kontrak dan
telah dilakukan oleh member agent. Member
Data Villa yang diajak kerjasama.
villa akan mengecek dan memeriksa pengajuan
i. Activity Diagram Pengelolaan Laporan
kontrak yang diajukan oleh member agent.
Aktivitas pengelolaan laporan merukan
d. Activity Diagram Pengajuan Member
aktivitas yang dilakukan oleh admin untuk
Aktivitas
pengajuan
member
merupakan aktivitas pengajuan yang dilakukan
mengelola
laporan-laporan
yang
berkaitan
dengan Villa dan Agent.
oleh calon member villa maupun calon member agent agar dapat menjadi member dalam
4.4 Sequence Diagram
sistem ini.
a. Sequence Diagram Autentikasi
e. Activity Diagram Persetujuan Member Aktivitas
member
melakukan validasi sebelum user admin dapat
merupakan aktivitas yang dilakukan oleh admin
mengakses halaman administrator. Tahapan
sistem untuk menyetujui calon member menjadi
pada proses autentikasi ini antara lain sebagai
member. Aktivitas ini dimulai dengan mengecek
berikut:
dan memeriksa data calon member. Admin
1. User
dapat
menolak
persetujuan
Autentikasi admin adalah proses untuk
maupun
menyetujui
calon
f. Activity Diagram Pengelolaan Database pengelolaan
database
merupakan pengelolaan yang dilakukan oleh admin untuk mengelola data-data master yang akan digunakan, seperti : Data Area, Data
Pengelolaan
Data
Member Villa
berhasil, user akan diarahkan ke halaman administrator. b. Sequence Diagram Autentikasi Member Villa Autentikasi member villa adalah proses
aktivitas
melakukan
validasi
sebelum
user
member villa dapat mengakses halaman villa. Tahapan pada proses autentikasi ini antara lain
Aktivitas pengelolaan data member villa merupakan
proses
2. Sistem akan mengecek dan jika autentikasi
untuk
Data Tipe Room. Diagram
melakukan
autentikasi dengan mengisi data username
Fasilitas, Data Season, Data Tipe Villa dan
g. Activity
akan
dan password.
member tersebut menjadi member.
Aktivitas
admin
yang
dilakukan
sebagai berikut:
oleh
1. Member Villa akan melakukan proses
member villa untuk mengelola data-data yang
autentikasi dengan mengisi data username
berkaitan dengan villa yang dimilikinya, seperti :
dan password.
Deskripsi Villa, Season Villa, Room Villa, Rate Villa, Fasilitas Villa dan Kontrak.
2. Sistem akan mengecek dan jika autentikasi berhasil, user akan diarahkan ke halaman member villa.
8 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
c. Sequence Diagram Autentikasi Member Agent
menolak pengajuan yang dilakukan oleh
Autentikasi
member
agent
adalah
proses untuk melakukan validasi sebelum user member agent dapat mengakses halaman member
2. Pihak member villa akan menyetujui atau
agent.
Tahapan
pada
pihak member agent. f. Sequence Diagram Pengajuan Member Villa
proses
Proses
pengajuan
member
villa
autentikasi ini antara lain sebagai berikut:
merupakan proses pengajuan yang dilakukan
1. Member Agent akan melakukan proses
oleh calon member villa agar dapat menjadi
autentikasi dengan mengisi data username
member dalam sistem ini. Tahapan pada
dan password.
proses pengajuan member villa ini antara lain
2. Sistem akan mengecek dan jika autentikasi berhasil, user akan diarahkan ke halaman member agent.
Proses pengajuan kontrak merupakan proses pengajuan yang dilakukan oleh member kepada
1. Pihak calon member villa mengisi data calon member.
d. Sequence Diagram Pengajuan Kontrak
agent
sebagai berikut:
member
villa
agar
dapat
mengakses data villa yang dimiliki oleh pihak
2. Sistem akan menyimpan data pengajuan member dan memberikan id calon member villa. g. Sequence Diagram Pengajuan Member Agent Proses
member villa. Tahapan pada proses pengajuan
member
agent
mengisi
data
agent
oleh calon member agent agar dapat menjadi member dalam sistem ini. Tahapan pada
pengajuan. 2. Pihak member agent akan mendapatkan id pengajuan secara otomatis dari sistem. 3. Sistem akan menyimpan data pengajuan kontrak yang telah dibuat oleh member
proses pengajuan member agent ini antara lain sebagai berikut: 1. Pihak calon member agent mengisi data calon member. 2. Sistem akan menyimpan data pengajuan
agent. e. Sequence Diagram Persetujuan Kontrak Proses persetujuan kontrak merupakan proses yang dilakukan oleh member villa terhadap
member
merupakan proses pengajuan yang dilakukan
kontrak ini antara lain sebagai berikut: 1. Pihak
pengajuan
pengajuan
kontrak
yang
member dan memberikan id calon member agent. h. Sequence Diagram Persetujuan Member Proses
telah
persetujuan
member
dilakukan oleh member agent. Kontrak yang
merupakan proses yang dilakukan oleh admin
diajukan oleh member agent dapat diterima
sistem untuk menyetujui calon member menjadi
ataupun ditolak oleh member villa. Tahapan
member. Tahapan pada proses pengajuan
pada proses persetujuan kontrak ini antara lain
member agent ini antara lain sebagai berikut:
sebagai berikut:
1. Pihak
1. Pihak
member
villa
melihat
daftar
pengajuan kontrak yang dilakukan oleh member agent.
admin
akan
mengecek
dan
memeriksa calon member. 2. Pihak admin akan menyetujui atau menolak pengajuan member.
9 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
i. Sequence
Diagram
Pengelolaan
Database Proses
pengelolaan
database
merupakan pengelolaan yang dilakukan oleh admin untuk mengelola data-data master yang akan digunakan, seperti : Data Area, Data Fasilitas, Data Season, Data Tipe Villa dan Data Tipe Room. j. Sequence Diagram Pengelolaan Laporan Proses pengelolaan laporan merukan proses yang dilakukan oleh admin untuk mengelola
laporan-laporan
yang
berkaitan
dengan Villa dan Agent.
4.5 Perancangan Basis Data Sistem ini menggunakan sebuah basisdata yang terdiri dari 18 (delapan belas) table yang Gambar 4. Perancangan Basisdata
saling berelasi antara yang satu dengan yang lainnya. Tabel-tabel tersebut adalah : agent, agentpengajuan,
area,
kontrakpengajuan,
fasilitas,
kontrakpolicy,
kontrak,
tipevilla,
villaroom,
dan
villa,
villaseason.
villapengajuan, Perancangan
basisdata dalam sistem ini tampak seperti berikut :
Hasil dan Pembahasan
pemakai,
roomfasilitas, roomgambar, roomrate, season, tiperoom,
5.
5.1 Operasional Sistem Aplikasi Operasional sistem aplikasi pada sistem interface untuk implementasi e-Commerce villa di Provinsi Bali ini dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yang disesuaikan dengan tipikal user atau pengguna, yaitu user admin, member villa, dan member agent. a. Operasional Sistem Aplikasi User Admin Admin adalah user yang memiliki otoritas penuh
untuk
mengakses
serta
mengelola
seluruh data yang ada dan dibutuhkan dalam sistem ini. Berikut adalah operasional sistem aplikasi untuk admin: 1. Halaman Login Admin
10 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
a. Pengelolaan Data Area
Gambar 7 Halaman Pengelolaan Data Area Gambar 5 Halaman Login Admin Halaman login admin digunakan oleh user administrator untuk login ke dalam sistem. User admin diwajibkan memasukkan username dan password yang dimilikinya agar dapat masuk ke dalam sistem.
2. Halaman Utama Admin
Halaman
pengelolaan
data
area
ini
digunakan untuk mengelola data area yang akan digunakan dalam sistem ini, seperti : Seminyak, Legian, Sanur, Kuta, dll. Melalui halaman ini, user admin dapat membuat area
baru,
mengedit
area
maupun
menghapus area yang suda sudah dibuat.
b. Pengelolaan Data Fasilitas
Gambar 28 Gambar 6 Halaman Utama Admin
Halaman Pengelolaan Data Fasilitas
Halaman utama admin dmin merupakan halaman
Halaman
pengelolaan
data
fasilitas
utama bagi user administrator. Dalam halaman
digunakan oleh user admin untuk mengelola
utama ini terdapat beberapa a menu yang dapat
data master fasilitas yang akan digunakan
diakses oleh user administrator, diantaranya
dalam sistem.
menu untuk mengelola data master, menu untuk menampilkan data report dan menu untuk
c. Pengelolaan Data Tipe Villa
menampilkan data-data data member yang tercatat dalam sistem.
3. Halaman Pengelolaan Data Pada halaman pengelolaan data d ini dibagi menjadi beberapa halaman yang bertujuan untuk mengelola data administrator. Adapun
Gambar 29
pengelolaan data tersebut adalah sebagai
Halaman Pengelolaan Data Tipe Villa
berikut : 11 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
ini
Halaman pengelolaan data tipe villa ini
menyetujui pengajuan tersebut dapat mengklik
digunakan oleh user admin untuk mengelola
tombol “Approve” dalam daftar.
master data tipe yang dimiliki oleh villa, seperti : Villa Private, Villa Complex, dll.
5. Halaman Persetujuan Member Agent
d. Pengelolaan Data Tipe Room
Gambar 31
Gambar 30
Halaman Persetujuan Member Agent
Halaman laman Pengelolaan Data Tipe Room Halaman pengelolaan data tipe room ini
Halaman
persetujuan
member
agent
digunakan oleh user admin untuk mengelola
merupakan halaman yang digunakan oleh user
master data tipe room yang ada pada
admin untuk melakukan proses persetujuan
sebuah villa, seperti : One Bedroom, Two
atau tidak terhadap pengajuan yang telah
Bedroom, dll.
dilakukan oleh calon member agent. Dalam halaman ini, ditampilkan list pengajuan yang dilakukan oleh calon member agent. Apa Apabila
4. Halaman Persetujuan Member Villa
user admin menyetujui pengajuan tersebut dapat mengklik tombol “Approve” dalam daftar. b. Operasional
Sistem
Aplikasi
User
Member Villa Member Villaadalah user yang memiliki otoritas
penuh
untuk
mengakses
serta
mengelola seluruh data yang berkaitan dengan villa
yang
dimilikinya.
Berikut
adalah
operasional sistem aplikasi untuk member villa: Gambar 31 Halaman Persetujuan Member Villa
1. Halaman Login Member Villa
Halaman persetujuan member villa merupakan halaman yang digunakan oleh user admin untuk melakukan proses persetujuan atau tidak terhadap pengajuan yang telah dilakukan oleh calon
member
villa.
Dalam
halaman
ini,
ditampilkan list pengajuan yang dilakukan oleh calon
member
villa.
Apabila
user
admin
Gambar 32 Halaman Login Member Villa
12 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
Halaman login member villa digunakan oleh
dilakukan oleh member agent. Apabila pihak
user member villa untuk login ke dalam sistem
member villa menyetujui pengajuan kontrak
member
tersebut, pihak member villa dapat mengklik
villa.
User
member
diwajibkan
memasukkan username dan password yang
tombol “Approve” dalam daftar.
dimilikinya agar dapat masuk ke dalam sistem. c. Operasional
Sistem
Aplikasi
User
Member Agent
2. Halaman Pengajuan Member Villa
Member Agent adalah user yang memiliki otoritas
penuh
untuk
mengakses
serta
mengelola seluruh data yang berkaitan dengan member agent itu sendiri. Berikut adalah operasional sistem aplikasi untuk member agent: 1. Halaman Login Member Agent
Gambar 33 Halaman aman Pengajuan Member Villa Halaman pengajuan member villa ini digunakan oleh pihak calon member villa untuk melakukan proses pengajuan sebagai member villa dalam sistem. Calon member villa harus mengisikan data sesuai dengan form yang telah disediakan.
Gambar 35 Halaman Login Member Agent
3. Halaman Persetujuan Kontrak
Halaman login member agent digunakan oleh user member agent untuk login ke dalam sistem member agent. User member diwajibkan memasukkan username dan password yang dimilikinya agar dapat masuk ke dalam sistem. 2. Halaman Pengajuan Member Agent
Gambar 34 Halaman Persetujuan Kontrak Halaman
persetujuan
kontrak
merupakan
halaman yang digunakan oleh pihak member villa untuk menyetujui atau tidak pengajuan kontrak yang telah dilakukan oleh member Gambar 36
agent. Pihak member villa a dapat mereview terlebih
dahulu
pengajuan
kontrak
yang
Halaman Pengajuan Member Agent
13 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
Halaman
pengajuan
member
agent
ini
digunakan oleh pihak calon member agent untuk melakukan proses pengajuan sebagai member agent dalam sistem. Calon member agent harus mengisikan data sesuai dengan form yang telah disediakan.
Menampilkan Pengajuan Member Villa Status
5.2 Hasil Pengujian White Box Pengujian white box merupakan suatu metode pengujian dengan model test case yang
menggunakan
struktur
kontrol
dari
perancangan prosedural. Dengan kata lain pengujian ini fokus pada isi dari dari perangkat lunak berupa source code dan dilakukan jika perangkat lunak telah dinyatakan selesai dan telah melewati tahapan analisa awal serta memerlukan memenuhi
masukkan syarat
agar
Gambar 37 Pengujian White Box
data
yang
cukup
perangkat
lunak
pengajuan
yang
dipilih
berpengaruh terhadap query data yang dikirim oleh sistem. Sistem ini dikembangkan dengan pemrograman yang sangat dinamis. Dalam kasus ini, sistem hanya perlu memanggil sebuah class yang sudah disiapkan untuk melakukan pengelolaan terhadap pengajuan villa. Tabel
3
Test
CasePengujian
Kode Program
Dengan menggunakan metode pengujian white box, aplikasi sistem dapat melakukan test
Input
Outpu t
Ditola
AND
k
status =2
case yang dapat: a. Memberikan jaminan bahwa semua jalur independen pada suatu modul telah
Diteri
AND
ma
status =1
digunakan paling tidak satu kali.
AND
b. Menggunakan semua keputusan logis pada sisi true dan false. c. Mengeksekusi semua loop (perulangan)
operasional mereka. Dalam pengujian tidak dilakukan terhadap
dipros
=0
All
Tanpa
status
ada
status
dilakukan pengujian terhadap proses tertentu. dibahas
status
filter
keseluruhan program secara utuh, namun
akan
Belum
es
pada batasan mereka dan pada batas
contoh,
White
BoxMenampilkan Pengajuan Villa
dianggap memenuhi kebutuhan pengguna.
Sebagai
akan
pengujian
terhadap proses menampilkan data pengajuan member villa. Data pengajuan member villa
Adapun hasil dari proses tersebut adalah tampak seperti gambar berikut :
yang ditampilkan difilter berdasarkan status pengajuan, yaitu : diterima, ditolak, dan belum diproses seperti tampak pada gambar berikut : 14 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
Pengajuan Member Villa
Gambar 38 Hasil Pengujian White Box
Pengujian
dengan
metode
black
box
dilakukan dengan mengeksekusi unit atau modul pada program, kemudian diamati apakah
Gambar 40 Hasil Pengujian Black Box Pengajuan Member Villa
hasil dari modul itu sesuai dengan proses bisnis yang diharapkan. Dengan kata lain, pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa suatu
b. Kelas Uji Pengajuan Kontrak Kasus Uji : Pengujian untuk proses pengajuan kontrak yang diajukan oleh pihak
event atau modul akan menjalankan proses
agent ke pihak pengelola villa.
yang tepat dan menghasilkan output sesuai dengan rancangan.
Prosedur : Agent memilih villa, agent mengisi form pengajuan kontrak rate.
Pada penelitian ini, pengujian pen black box tidak dilakukan pada seluruh fungsi pada
Input
: Data villa, data agent, data kontrak kontrak.
sistem, namun hanya beberapa kelas uji seperti menampilkan data member, pengajuan kontrak, dan persetujuan kontrak. Pembahasan dan hasil pengujian pada kelas uji tersebut adalah sebagai berikut: a. Kelas as Uji Pengajuan Member Villa
Gambar 41 Pengujian Black Box Pengajuan Kontrak
Kasus Uji : Pengujian menampilkan data pengajuan member villa. Prosedur : User menentukan pilihan status data member villa yang akan ditampilkan. Input : Status pengajuan member villa. villa
Gambar 42 Hasil Pengujian Black Box Pengajuan Kontrak Gambar 39 Pengujian Black Box 15 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
Dalam hasil pengujian tersebut tampak bahwa
Hasil dari keseluruhan pengujian Black Box
nilai kontrak yang dimasukkan sebesar 10%
diatas tampak seperti pada table berikut ini:
muncul dalam list pengajuan kontrak. Tabel 4 Hasil Pengujian Black Box
c. Kelas Uji Persetujuan Kontrak Kasus Uji :
Pengujian
untuk
proses
persetujuan kontrak yang dilakukan
Kelas Kasus
Prosedur
Uji
Pengujian
oleh pihak pengelola villa terhadap
User
Menampi
kontrak yang diajukan agent.
memilih
lkan
status
daftar
pengajuan
pengajua
member
n
Prosedur :
Pengelola
villa la
melihat
daftar Pengujia
pengajuan kontrak, pengelola villa menyetujui/menolak
Input
Uji
Input Output
pengajuan
Peng
kontrak.
ajuan
: Data villa, data agent, data kontrak. kontrak
Memb er Villa
n menampi
villa. lkan data pengajua n
User
Statusmember memb villa er
l
Ses uai
dengan
member menekan villa.
sesuai
Hasi
kriteria
tombol
yang
search.
dimasukk an.
Pengujia Agent n
Gambar 43 Pengujian Black Box
untukmemilih
proses
Persetujuan Kontrak Dari daftar list pengajuan kontrak tersebut member villa menyetujuii kontrak yang diajukan
Peng
sebesar 10%, maka hasil pengujian akan
ajuan
menunjukkan persetujuan tersebut dalam daftar
Kontr
kontrak yang disetujui di halaman member
ak
agent, yang tampak seperti gambar berikut:
pengajua Agent
data
n kontrakmengisi
villa,
yang
data
oleh pihak
pihak pengelol a villa
tujuan Kontr Gambar 44 Hasil Pengujian Black Box
ak
Persetujuan Kontrak 16 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
form
diajukan pengajuan
agent ke
Perse
Pengajua
villa.
kontrak rate. data Agent menekan
kontra k
tersimpa n, menampi Ses lkan informasi pengajua n kontrak
simpan. data
untukvilla memilihvilla, Kontrak
proses
pengajuan
data terupdate
persetuju kontrak olehagent, . an
uai
diproses.
tombol
Pengujia Pengelola n
agent,
n kontrak
agent.
data
Ses uai
kontrak Pengelola yang
tersebut terdiri dari 9 (sembilan) use case
kontra
serta terdiri 3 (tiga) actor.
villa melihatk c.
dilakukan informasi
Menyusun InformationSystem Model yang
oleh
pengajuan
terdiri
pihak
kontrak.
digambarkan dalam class diagram, activity
model-model
logikal
yang
diagram, dan sequence diagram.
pengelol Pengelola a
dari
d.
villavilla
Technology
Mengembangkan
Model
terhadap menentukan
dengan melakukan desain basis data,
kontrak nilai kontrak
tampilan menu, kotak dialog, dan formulir
yang
yang dijelaskan dalam perancangan GUI.
rate. e.
diajukan Pengelola agent
Mengembangkan Detailed Representation
villa
berupa
pembuatan
koding
serta
menyetujui/
melakukan
pengujian
dengan
metode
menolak
White box dan Black box. Dari hasil
pengajuan
pengujian dapat disimpulkan bahwa hasil
kontrak.
pengujian
Pengelola
telahterpenuhi sesuai dengan rancangan.
proses-proses
tersebut
villa menekan
Daftar Pustaka:
tombol
[1]
Jogiyanto,
[2]
Ono W Purbo, Aang Arif Wahyudi, 2001, Mengenal
yang
dilakukan
telah
sistem
interface
untuk
[3]
Elex
Media
kerangka
kerja
Zachman
Adi
Nugroho,
e-Commerce
2006,
Memahami Perdagangan Modern di Dunia Maya, Informatika, Bandung.
implementasi e-commerce villa di Provinsi Bali menggunakan
eCommerce,
Komputindo, Jakarta.
6. Penutup
menghasilkan
Teknologi
Informasi, Penerbit Andi, Yogyakarta.
simpan.
Penelitian
Sistem
2008,
[4]
Minoli,
Daniel,
Enterprise
2008,
Framework, dengan langkah-langkah sebagai
architecture A to Z: frameworks, business
berikut:
process modeling, SOA, and infrastructure
a. Mendefinisikan Business Scope berupa
technology,
batasan dan lingkup dari sistem dalam
Florida-US.
bentuk arsitektur kontekstual yang terdiri
b.
[5]
Auerbach
Publications,
Zachman, John P., 2008, John Zachman's
dari hasil analisa kebutuhan data, hasil
Concise
analisa kebutuhan proses, dan konfigurasi
Framework.
jaringan komputer.
Menjabarkan Business Model berupa tata
index.php/the-zachman-framework>
laksana sistem yang digambarkan dalam
[Accessed 18 February 2012].
use case diagram. Use case diagram 17 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
Definition
of
the
Available
Enterprise from
:
PENGEMBANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM (KMS) UNTUK ASPEK LEGAL PADA STMIK STIKOM BALI
NI NYOMAN UTAMI JANUHARI Dosen STMIK STIKOM Bali email:
[email protected] AHMAD FITRIANSYAH, HARY BUDIARTO Dosen STMIK Eresha Jakarta email:
[email protected]
ABSTRAK Seiring dengan kemajuan teknologi yang semakin cepati, tentunya format administrasi lembaga pendidikan harus mengikuti perkembagan teknologi informasi saat ini. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan sebuah Knowledge management (KM) dalam menggabungkan pengetahuan dalam suatu organisasi untuk menciptakan, mengumpulkan, memelihara dan mendiseminasikan pengetahuan organisasi. Selain KM, dibutuhkan juga Knowledge Management System (KMS) yaitu sistem yang dibangun untuk memfasilitasi capture, storage,retrieval, dan reuse knowledge. KM dan KMS mengkombinasikan solusi organisasional dan teknikal untuk mendapatkan tujuan penggunaan knowledge agar dapat membantu pembuatan keputusan yang lebih baik dalam lingkup individu dan organisasi berdasarkan peraturan yang berlaku. Untuk selanjutnya dibuatkan perancangan GUI untuk aplikasi sebagai penyedia informasi. Dengan adanya KMS diharapkan dapat memberikan kemudahan dan kecepatan dalam memperoleh informasi yang lebih bermanfaat dan sebagai sarana pelengkap dalam penerapan ICT di STIKOM Bali. Analisa dan perancangan Knowledge Management System (KMS) pada aspek legal STMIK STIKOM Bali, dilakukan dengan kerangka kerja yang menggunakan Mind Mapping, Zachman Framework dengan business scope berupa penyiapan data aspek legal, business model sistem digambarkan dengan menggunakan diagram UML. Kata kunci : Knowledge management (KM), Knowledge Management System (KMS), Mind Mapping, Zachman Framework, Unified Modeling Language (UML), Graphical User Interface (GUI). 1. PENDAHULUAN
dengan kemajuan teknologi yang semakin
Dalam rangka memberikan pelayanan
cepat
ini,
sudah
barang
yang baik bagi masyarakat umum, tentu hal ini
administrasi
menjadi
terhadap teknologi informasi saat ini.
tantangan
bagi
para
pemikir
administrasi pendidikan untuk menciptakan format
data
sistem
administrasi
pengelolaan
pendidikan
data
dan
administrasi
pendidikan
tentu
Untuk
harus
mencapai
hal
format capable
tersebut
dibutuhkan sebuah Knowledge management (KM) karena
manajemen
kependidikan yang mampu mengakomodir
berfungsi
berbagai keperluan terutama informasi hukum
organisasi untuk
yang ada di lingkungan STIKOM Bali. Seiring
dan
meningkatkan
pengetahuan kemampuan
belajar dari lingkungannya
menggabungkan pengetahuan
18| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
dalam
suatu
organisasi
untuk
mengumpulkan,
menciptakan,
mendiseminasikan pengetahuan tersebut.
dan
memelihara
Selain
KM,
organisasi
bibutuhkan
juga
Shanti
(WDS)
dan
informatika.
sistem
System.
untuk
memfasilitasi capture, storage, retrieval, reuse
knowledge.
KM
dan
dan KMS
suatu
Penelitian
mengenai
pentingnya GUI dalam sebuah aplikasi untuk mendukung
dibangun
sebagai
Institusi Perguruan Tinggi di bidang komputer
Knowledge management system (KMS) yaitu yang
denpasar,
Knowledge
Untuk
Management
selanjutnya
dibuatkan
perancangan GUI untuk sebuah aplikasi sebagai
penyedia
informasi
yang
mengkombinasikan solusi organisasional dan
membutuhkan perancangan yang matang,
teknikal
dan mind set dari pengembang. Harapan
untuk
mendapatkan
tujuan
penggunaan knowledge agar dapat membantu
dengan adanya
pembuatan keputusan yang lebih baik dalam
kemudahan
lingkup individu dan organisasi berdasarkan
memperoleh informasi yang lebih bermanfaat
peraturan yang berlaku. Penampilan KM dan
dan
KMS mengenai prosedur
penerapan ICT di STIKOM Bali.
tersebut dapat
KMS dapat memberikan
dan
sebagai
kecepatan
sarana
pelengkap
dalam
dalam
ditampilkan menggunakan software khususnya untuk prototyping GUI dalam Caretta GUI
2. DASAR TEORI
Design Studio.
2.1 Sistem Informasi
Graphical User Interface (GUI) adalah
Informasi
merupakan
hasil
komponen utama dalam sebuah software baik
pengolahan data sehingga menjadi bentuk
software yang berbasis desktop application
yang
maupun
yang
mempunyai kegunaan sebagai dasara dalam
merupakan komponen penting, sehingga GUI
pengambilan keputusan yang dapat dirasakan
langsung berinteraksi dengan pengguna, dan
akibatnya secara langsung pada saat itu juga
setiap pengembang dalam mengembangkan
atau
sebuah aplikasi harus memposisikan diri
mendatang (Sutanta, 2004:4).
sebagai
web
user
based
yang
application
secara
bagi
tidak
penerimanya
langsung
pada
dan
saat
awam
Sistem informasi dapat didefinisikan
sehingga jika diterapkan secara benar oleh
sebagai sekumpulan subsistem yang saling
para
yang
berhubungan, berkumpul bersama-sama dan
dihasilkan akan mendekati ‘kesempurnaan’,
membentuk satu kesatuan, saling berinteraksi
artinya pengguna yang awam akan cepat
dan bekerjasama antara bagian satu dengan
beradaptasi.
:
yang lainnya dengan cara-cara tertentu untuk
Diakses
melakukan fungsi pengolahan data, menerima
pengembang
(Di
benar-benar
penting
maka
produk
kutip
http://www.carettasoftware.com.
dari
tanggal 28 April 2012).
masukan (input) berupa data-data, kemudian
Penelitian dilakukan di STIKOM Bali
mengolahnya (processing), dan menghasilkan
yang didirikan oleh Yayasan Widya Dharma
keluaran (output) berupa informasi sebagai
19| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
dasar pengambilan keputusan yang berguna
produktivitas.
dan mempunyai nilai
knowledgemanagement adalah people, proce
nyata
yang dapat
Dimensi
dirasakan akibatnya baik pada saat itu juga
ss, dan technology.
maupun di masa mendatang, mendukung
Knowledge
utama
dibagi
dari
menjadi
dua
kegiatan operasional, manajerial, dan strategis
jenis yaitu Explicit knowledge dan Tacit
organisasi, dengan memanfaatkan berbagai
Knowledge, yang dapat dijabarkan sebagai
sumber daya yang ada dan tersedia bagi
berikut:
fungsi
a.
tersebut
guna
mencapai
tujuan
Explicit Knowledge
(Sutanta, 2004:7).
Adalah
sesuatu
yang
dapat
diekspresikan dengan kata-kata dan angka, 2.2
Knowledge
management
Dan
Knowledge management System (KMS) Knowledge
management
serta
dapat
disampaikandalam
bentukilmiah,spesifikasi,manual
(KM)
sebagainya.
Knowledge
jenis
selectively applying knowledge from previous
individu
experiences of decision making to current and
sistematis. Explicit knowledge juga dapat
future decision-making activities with the
dijelaskan sebagai suatu proses, metoda,
express
cara,
organization’s melihat
improving
effectiveness.
bahwa
Jennex
knowledge
the juga
management
lainnya
pola
b.
dan reuse
pengalaman
KMS
dan
dan pengalaman desain
Adalah knowledge dari para pakar, baik
dan
bisnis
formal
Tacit Knowledge
untuk memfasilitasi capture, storage, retrieval, KM
secara
individu ke
dari suatu produksi.
system (KMS) adalah sistem yang dibangun
knowledge.
satu
dapat
segera
of
dari
ini
didefinisikan oleh Jennex sebagai practice of
purpose
diteruskan
dan
individu
maupun
masyarakat,
mereka.
Tacit
serta
knowledge
mengkombinasikan solusi organisasional dan
bersifat
teknikal
tujuan
dirumuskan sehingga membuatnya sangat
penggunaan knowledge agar dapat membantu
sulit untuk dikomunikasikan atau disampaikan
pembuatan keputusan yang lebih baik dalam
kepada
orang
lingkup
Perlu
intuisi,
bahasa
murni
serta
petunjuk
untuk
individu
diperhatikan
mendapatkan
dan
bahwa
organisasi.
KM
tidaklah
tehnikal. KM tidak hanya berurusan dengan sistem
informasi
pertimbangan
tapi
juga
dengan
organisasional
untuk
sangat
ini Knowledge
dijadikan
sebagai
cara
management sudah organisasi
lain.
dan
Perasaan
untuk
mencapai tujuan organisasi dan meningkatkan 20| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
sulit
pribadi,
tubuh, pengalaman praktis
fisik
(rule-of-thumb)
termasuk dalam jenis tacit knowledge.
meningkatkan produktivitas dan efektifitas. Saat
personal
penyaluran
gagasan
dengan
kata
kunci
bebas, simbol, gambar, dan menggambarkan secara kesatuan dengan menggunakan teknik pohon.
(di
kutip
dari
http://maktabahusain.blogspot.com
pada
tanggal 31 Agustus 2012). 2.4 Zachman Framework Gambar 1
Zachman
Framework
merupakan
Level Operasional dari definisi Knowledge
salah satu kerangka kerja yang populer
(Davidson, Carl and Philip Voss, 2003 : 35)
dalam memetakan arsitektur informasi di sebuah organisasi dimana kerangka kerja ini
2.3 Metoda Mind Mapping Pembelajaran
dapat menyediakan cara untuk memandang
yang
telah
terbukti
dan
mendefinisikan
elemen-elemen
dari
mampu mengoptimalkan hasil belajar adalah
suatu enterprise secara formal dan terstruktur
disebut
mind
dengan baik. Tujuan dari kerangka kerja ini
pertama
kali
adalah untuk menyediakan struktur dasar
diperkenalkan oleh Buzan pada awal 1970-an
yang mendukung organisasi, akses, integrasi,
yaitu, seorang ahli dan penulis produktif di
interpretasi,
bidang
dan satu set representasi arsitektur sistem
metode mapping.
peta
pikiran
Metode
atau ini
psikologi,
kreativitas
dan
pengembangan,
manajemen,
pengembangan diri. mind mapping adalah
informasi
cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara
sistem sesuai dengan kerangka kerja ini,
hafiah yang akan “memetakan” pikiran. Mind
maka developer dapat merancang desain
map atau peta pikiran adalah sebuah diagram
yang bersih, mudah dimengerti, seimbang,
yang
dan lengkap. (Minoli, 2008:p111).
digunakan
untuk
mempresentasikan
organisasi.
Dengan
merancang
kata-kata, ide-ide (pikiran), tugas-tugas atau hal-hal lain yang dihubungkan dari ide pokok otak. Peta pikiran juga digunakan untuk menggeneralisasikan,
memvisualisasikan
serta mengklasifikasikan ide-ide dan sebagai bantuan
dalam
belajar,
berorganisasi,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan serta dalam menulis. Peta pikiran ini dapat membangkitkan ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah dengan prinsip dasar Mind Mapping
yang menggunakan teknik Gambar 2. Arsitektur Zachman Framework
21| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
Zachman
Framework
terdiri
atas
menggambarkan
fungsionalitas
sistem
matriks klasifikasi dua dimensi yang dibangun
atau persyaratan-persyaratan yang harus
dari kombinasi beberapa pertanyaan umum
dipenuhi sistem dari pandangan pemakai.
yaitu Why, How, What, Who, Where, dan
b.
When.
Diagram Kelas (Class Diagram). Diagram kelas menunjukkan interaksi antar
kelas
dalam
sistem.
Kelas
mengandung informasi dan tingkah laku (behavior)
yang
berkaitan
dengan
informasi tersebut. c.
Diagram
Sekuensial
(Sequence
Diagram). Diagram sekuensial digunakan untuk menunjukkan aliran fungsionalitas dalam use case. b. Gambar 3.
Diagram Aktivitas (ActivityDiagram). Diagram aktivitas menggambarkan aliran
Matriks Zachman Framework
fungsionalitas sistem. Dalam
2.5 Unified Modeling Language (UML) UML
sebagai
notasi
standar industri untuk sistem berorientasi untuk
mempercepat proses pengembangan aplikasi. Notasi UML dibuat sebagai kolaborasi dari Grady Booch, DR. James Rumbough, Ivar Jacobson,
Rebecca
Wirfs-Brock,
UML,
tahap
konseptualisasi dilakukan dengan pembuatan
pemodelan
obyek dan juga sebagai platform
konteks
Peter
Yourdon dan lainnya. (Shodiq, 2006:6).
use
case
diagram
merupakan
yang
deskripsi
sesungguhnya
peringkat
tinggi
bagaimana perangkat lunak (aplikasi) akan digunakan oleh penggunanya dan juga sangat penting untuk perancangan (design), untuk mencari (mencoba menemukan) kelas-kelas yang
terlibat
dalam
aplikasi,
dan
untuk
melakukan pengujian (testing). (Adi Nugroho,
UML menyediakan beberapa diagram
2009:7).
visual yang menunjukkan berbagai aspek dalam sistem, diagram yang akan digunakan yaitu:
2.6 Caretaa GUI Studio Graphical User Interface (GUI) adalah
a. Diagram Use case (Use case Diagram) Diagram use case menyajikan interaksi antara use case dan actor. Dimana actor dapat
berupa
orang,
peralatan
atau
sistem lain yang berinteraksi dengan
komponen utama dalam sebuah software baik software yang berbasis desktop application maupun web based application. GUI menjadi komponen
yang
sangat
beberapa alasannya:
sistem yang sedang dibangun. Use case 22| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
penting,
berikut
a. GUI adalah komponen yang langsung
a. Analisa Kebutuhan Data
dan
Kebutuhan data pada sistem informasi
setiap pengembang harusnya menyadari
Knowledge Management System (KMS)
akan
berinteraksi
hal
dengan
pengguna,
ketika
mereka
untuk aspek legal pada STIKOM Bali dapat
sebuah
aplikasi
dilihat pada tabel berikut:
itu,
mengembangkan
mereka harus memposisikan diri mereka
Tabel 1
sebagai user yang benar-benar awam.
Analisis Kebutuhan Data
(Di
kutip
dari
:
http://www.carettasoftware.com. Diakses
No
Nama Data
Atribut Data
Daftar user yang
tanggal 28 April 2012).
b. Karena langsung berinteraksi dengan
1.
User Acout
Id_user Password
pengguna, GUI akan menjadi komponen
produk.
c. GUI menentukan penilaian terhadap matang tidaknya proses perancangan sebuah
pengembangan
memiliki
akses
terhadap system yang
dapat
mengelola data
yang menentukan sukses tidaknya suatu
terhadap
Deskripsi
2.
Knowledge
software.
Kode
Knowledge yang
Knowlegde
akan disajikan
_Jenis
atau ditampilkan
Knowlegde
dalam KMS
(SOP, Surat Pengajuan, Surat Keputusan,
3. TEKNIK PENGUMPULAN DAN ANALISIS
Notulen)
DATA
Judul_no
SOP) yang
dokumen_n
mencakup tiga hal
ama
yaitu : alur
Daftar
dokumen_n
prosedur
Standar
o
pendirian
3.1 Analisa Kebutuhan Sistem Analisa kebutuhan sistem merupakan tahapan penting dalam membangun sistem
Operasional
revisi_tang
Sekolah Tinggi,
informasi. Kesalahan dalam menentukan dan
Prosedur
gal
Ijin
memenuhi kebutuhan sistem dapat berakibat
(SOP)
berlaku_ket
Penyelenggaraan
erangan
Program Studi
3.
pada sistem secara keseluruhan. Pendekatan Zachman
Framework
digunakan
dan pengurusan
untuk
akreditasi.
menganalisa kebutuhan sistem yang meliputi
Judul_tang
Daftar surat
analisa kebutuhan data dan analisa kebutuhan
gal
pengajuan yang
proses yang akan mendefinisikan sebuah
surat_no
umumnya telah
Surat
surat_prihal
ada.
Pengajuan
surat_tujua
fungsi
sistem
informasi
Knowledge
4.
Management System (KMS) untuk aspek legal.
n surat_temp at
23| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
pembuatan
rapat, tanda
surat_pejab
tangan
at yang
peserta
mengesahk
rapat
an_tembus
judul artikel,
Artikel digunakan
tanggal
untuk
artikel,
mengupload
nama
konten artikel
pembuat
yang dimiliki oleh anggota KMS.
an
5.
Judul_no
Daftar surat
SK_prihal_i
keputusan atau
si
penetapan yang
SK_tanggal
berkaitan dengan
artikel,
7
Artikel
berlaku_te
pendirian sekolah
penerbit,
Surat
mpat
tinggi, program
NIP,
Keputusan
ditetapkan_
studi dan
NIP, Nama,
Digunakan untuk
Penetapan
tanggal
pengurusan
email, judul
berbagi
menetapka
akreditasi
pengalama
pengalaman
n
dalam penulisan
Nama
Menampilkan
berita,
berita-berita
tanggal
terbaru dalam
berita, judul
kms.
8
Pengalaman
n_pejabat yang
konten knowledge
mengesahk an Judul
Daftar notulen
dokumen
rapat digunakan
notulen,
untuk melihat
berita,
nomor
hasil dari
Judul
Anggota KMS
dokumen,
kemajuanpelaksa
Diskusi,
berdikusi dalam
revisi
naan,hambatan/k
jumlah
menyusun KMS
dokumen,
endala yang
tanggal
ditemui dan upaya
tanggal
berlaku
untuk mengatasi
diskusi
dokumen,
hambatan
halaman
tersebut diatas.
dokumen, 6.
Notulen
9
Berita
10
b.
Diskusi
peserta,
Analisa Kebutuhan Proses Analisis kebutuhan proses merupakan
hari rapat, tanggal
hasil identifikasi proses yang terjadi pada
rapat,
sistem
tempat rapat,
yang
akan
dibangun.
Analisa
kebutuhan proses untuk sistem informasi
nomor
layanan
absensi
(KMS) untuk aspek legal pada STIKOM Bali
rapat, nama
dapat dilihat pada tabel berikut:
Knowledge
peserta
System
Tabel 2.
rapat, NIP
Analisis Kebutuhan Proses
peserta rapat, jabatan
Management
No
Nama
Uraian
Proses
Proses
peserta
24| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
Data yg
Acto
dibutuh
r/Us
kan
er
yan
Knowledg
download
Knowled
n,
g
e
konten
ge
Hold
knowledge
men
1.
Artikel
er
ggu
Pengala
knowl
nak
man
edge,
an
Berita
Seek
Persetujua
User
Admi
er
n akun
account
n,Hol
Know ledge
user oleh
der
admin
knowl
Mengirimk
Data
Admi
Autentifika
edge,
an konten
Knowled
n,
si
Seek
file
ge
Hold
er
knowledge
Artikel
er
melalui
Pengala
knowl
email
man
edge,
Berita
Seek
Diskusi
er
Distribusi
Know
5.
ledge
Capturing 2.
Knowledg e
Knowledg e
Menampilk
SOP
Admi
an
Surat
n,
Know
dokumen
Pengajua
Hold
ledge
dan
n
er
melakukan
Surat
knowl
upload
Keputusa
egde
konten
n/Peneta
knowledge
pan
online.
Notulen
sistem informasi ini kapan saja dan
Artikel
darimana saja dengan jaringan internet.
c.
Konfigurasi Jaringan Komputer KMS ini akan dapat diakses secara Jadi
user
dapat
mengakses
Pengala man
3.2 Perancangan Model Bisnis
Berita Diskusi
Kodifikasi 3.
Knowledg e
3.2.1 Use Case Diagram
Melakukan
SOP
Admi
pemberian
Surat
n,
identitas
Pengajua
Hold
pada
n
er
pengetahuan (holder knowlegde) dan pencari
konten
Surat
knowl
pengetahuan (seeker knowlegde) berinteraksi
knowledge
Keputusa
egde
dengan sistem. Admin, holder knowlegde dan
agar
n/Peneta
konten
pan
tersimpan
Notulen
Autentikasi terhadap knowledge dalam KMS
dan
Artikel
yang akan digunakan.
mudah
Pengala
dicari
man
kembali
Berita
Use bagaimana
case tiga
Transfer
Melakukan
Data
aktor
menggambar
admin,
pemilik
seeker knowlegde dapat melakukan proses
Diskusi 4.
diagram
Admi
25| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
3.2.3
Activity Diagram
Knowledge Management System
Activity
digunakan
diagram
untuk
mendokumentasikan alur kerja pada sebuah
Autentifikasi Admin
sistem, yang dimulai dari pandangan business level hingga ke operator level.
Capturing
Holder Knowledge Kodifikasi
3.2.4 Sequence Diagram Sequence
Seeker Knowledge
diagram
menggambarkan
interaksi antar objek di dalam dan di sekitar
Transfer
sistem (termasuk pengguna, display, dan Distribusi
sebagainya)
berupa
digambarkan
terhadap
message waktu.
yang
Sequence
diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) Gambar 4.
dan dimensi horizontal (objek-objek yang
Use Case Diagram
terkait).
3.2.2 Class Diagram Class
4. HASIL PENELITIAN
Diagram
mendeskripsikan
4.1.
objek-objek yang akan digunakan dalam sistem
informasi
Knowlage
Manajemen
Hasil Kegunaan hasil penelitian KMS dapat
bermanfaat
untuk
pengembangan
ilmu
Sistem (KMS). Objek-objek tersebut dapat
pengetahuan
dilihat pada gambar berikut:
pengelolaan knowledge dalam aspek legal
Autentikasi
yang
Capturing
+userid +pasword +nama +telepon +email +tanggal update +keterangan +status
+kode upload +nama data +tanggal upload +keterangan +status
Transfer
Distribusi
+kode data +nama data +tanggal transfer +tujuan +keterangan +status +kode upload
+kode data +nama data +tanggal distribusi +tujuan distribusi +keterangan +status
+kode data +nama data +tanggal modifikasi +keterangan +status +kode upload
+login() +pencarian data() +tampil data() +sharing data()
+login() +tampil data() +tambah data() +update data() +hapus data()
SOP
SK Penetapan
Surat Pengajuan
Notulen
+judul +no.dokumen +nama dokumen +no.revisi dokumen +tanggal berlaku +keterangan
+judul +no.SK +prihal +isi +tanggal berlaku +tempat ditetapkan +tanggal menetapkan +pejabat yang menetapkan
+judul +tanggal surat +no.surat +prihal surat +tujuan surat +tempat pembuatan surat +pejabat yang mengesahkan
+judul +tujuan +prihal +isi laporan +keterangan +tanggal laporan +yang mengesahkan
+login() +pencarian data() +tampil data() +download data() +cetak laporan data()
+pencarian SOP() +tampil SOP() +tambah SOP() +update SOP()
diklasifikasikan
sesuai
dengan
dengan
heeker. 4.1.1.
Kodifikasi
berkaitan
knowledge holder, admin dan knowledge
+login() +pencarian data() +upload data() +tampil data()
+login() +tampil data() +validasi data()
yang
Knowladge
Perancangan Hirarki Menu KMS Untuk Knowledge Holder
+kode knowladge +nama knowladge +tambah knowladge() +tampil knowladge() +hapus data()
Perancangan
Hirarki
KMS
Untuk
Knowledge Holderditampilkan dengan Mind Map yang dapat diuraikan menjadi 7 (tujuh)
+pencarian SK() +tampil SK() +tambah SK() +update SK()
+pencarian pengajuan() +tampil pengajuan() +tambah pengajuan() +update pengajuan()
Artikel +judul +artikel +nama +nip +file
Berita +nip +nama +judul +tgl_berita +isi
Pengalaman +nama +judul +tgl_pengalaman +isi
Diskusi +nama +judul +tgl_diskusi +topik +jml_peserta
menu utama.
+pencarian pengalaman() +pencarian artikel() +pencarian berita() +tampil pengalaman() +pencarian diskusi() +tampil artikel() +tampil berita() +update() +tampil diskusi() +pencarian laporan() +update() +update() +update() +tampil laporan() +update() +cetak()
Gambar 5 Class Diagram 26| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
Gambar 6 Map Mapping KMS Knowledge Holder
Gambar 8 Map Mapping Knowledge Seeker
4.1.2. Perancangan Hirarki Menu KMS Untuk Admin
4.2. Pembahasan
Perancangan
Hirarki
KMS
Untuk
Dalam
bagian
ini,
hasil
penelitian
Admin ditampilkan dengan Mind Map yang
berupa rancangan KMS akan ditafsirkan lagi
dapat diuraikan menjadi 7 (tujuh) menu utama.
dalam
hubungan
pernyataan) perancangan
dengan
hipotesis
dengan kotak
(atau
menjabarkan
dialog
dan
formulir
lampiran. 4.2.1. Perancangan Kotak Dialog Rancangan
Kotak
dialog
adalah
rancangan desaind yang berfungsi untuk memasukkan suatu nilai atau memberi tahu
Gambar 7
user tentang suatu pesan atau kesalahan.
Map Mapping Admin
4.1.3.
Perancangan Hirarki Menu KMS
4.2.1.1. Kotak Dialog Knowledge Holder Dalam kotak dialog Knowledge Holder
Untuk Knowledge Seeker Untuk
akan dijabarkan salah satu rancangan desaind
Knowledge Seeker ditampilkan dengan Mind
kotak dialog sebagai berikut: Kotak Dialog
Map yang dapat diuraikan menjadi 5 (lima)
Home
menu utama.
dimana si pengguna dapat menggunakan
Perancangan
Hirarki
KMS
sistem
merupakan
sesuai
27| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
tampilan
dengan
dari
autentifikasi
Home,
yang
dilakukan. Adapun tampilan dari home dapat
4.2.2. Perancangan Formulir Isian KMS Dengan
dilihat pada gambar 9.
meluasnya
pemakaian
komputer, maka pemakaian formulir elektronik juga semakin banyak. Dalam hal ini, formulir isian dapat diartikan sebagai disaindyang digunakan untuk menampung data yang akan diolah.
Gambar 9 Tampilan Kotak dialog home
Salah satunya adalah formulir Isian
4.1.2.2. Kotak Dialog Admin Kotak
Dialog
Admin
4.2.2.1. Formulir Isian Knowledge Holder
merupakan
pencarian data terhadap Capturing yang telah diupload, dimana pada saat pencarian kita memasukkan kata kunci dari Capturing yang dicari.. Adapun tampilan dari Kotak Dialog Admin dapat dilihat pada gambar berikut:
Autentifikasi
yang digunakan
untuk
login
dengan melakukan input berupa username dan password. Jika username dan password dimasukkan benar maka pengguna masuk ke menu utama (Home), jika tidak maka keluar peringatan
bahwa
memasukkan
pengguna
username
atau
salah
password.
Adapun tampilan dari menu Autentifikasi dapat dilihat pada gambar 12.
Gambar 10. Kotak Dialog Pencarian Capturing 4.1.2.3. Kotak Dialog Knowledge Seeker Gambar 12.
Kotak Dialog ini merupakan pencarian
Formulir Isian Autentifikasi
data terhadap SOP yang akan didownload, dimana pada saat pencarian kita memasukkan kata kunci dari SOP yang dicari.. Adapun tampilan dari Kotak Dialog 2 dapat dilihat pada
4.2.2.2. Formulir Isian Admin Dalam
formulir
isian
Admin
akan
dijabarkan rancangan desaind sejumlah 2
gambar 11.
kotak dialog dengan salah satu desaind sebagai berikut: Formulir isian Distribusi yang ditujukan knowladge
kepada untuk
siapa
sebuah
didistribusikan.
konten Adapun
tampilan dari formulir ini dapat dilihat pada Gambar 11.
gambar 13.
Kotak Dialog Pencarian SOP Untuk Transfer 28| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
Gambar 13. Formulir Isian Penambahan Distribusi
4.2.2.3. Formulir Isian Knowledge Seeker
Gambar 15
Dalam formulir isian Knowledge Seeker
Perancangan Database
akan dijabarkan rancangan desaind sejumlah 2 kotak dialog salah satunya Formulir Isian
5. KESIMPULAN
Autentifikasi digunakan untuk login dengan melakukan
input
berupa
username
dan
password.
Penelitian perancangan
mengenai Knowledge
analisa
dan
Management
System (KMS) pada aspek legal yang terdiri dari
pendirian
Sekolah
Tinggi,
Pendirian
Program Studi Dan Pengurusan Akreditasi STMIK STIKOM Bali
akan menguraikan
Knowledge yang disajikan atau ditampilkan dalam KMS berupa SOP, Surat Pengajuan, Surat Keputusan dan Notulen. Perancangan KMS dilakukan dengan kerangka kerja yang
Gambar 14. Formulir Isian Formulir Isian Autentifikasi
menggunakan Zachman Framework dengan business scope berupa penyiapan data aspek legal, business model sistem digambarkan
4.3 Perancangan Data Base Tujuan menggunakan data base agar
dengan diagram UML dan dalam tampilan
kumpulan data yang terkomputerisasi, diatur
perancangan
dan disimpan menurut salah satu cara yang
desain caretta GUI Studio.
memudahkan
pengambilan
penelitian
ini
menggunakan
kembaliatau data
DAFTAR PUSTAKA
yang
[1] Adi Nugroho, Rekayasa Perangkat Lunak
memungkinkan data dapat diakses dengan
Menggunakan UML dan Java, Andi,
mudah dan cepat.
Yogyakarta. 2009.
sebagai dengan
suatu
pengorganisasian
bantuan
komputer
29| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
[2] Davidson,
Carl
and
Philip
Voss.
Knowledge
Management,
Introduction
to
competitive
advantage
An
creating from
intellectual capital. Vision Book. New Delhi. 2003. [3] Minoli, Daniel, Enterprise architecture A to Z: frameworks, business process modeling, SOA, and infrastructure technology, Auerbach Publications, Florida-US. 2008. [4] Sholiq, Pemodelan Sistem Informasi Berorientasi Objek Dengan UML, Graha Ilmu, Yogyakarta. (Diadaptasi dari : Sommerville, Ian. "Software Engineering" .6th . Addison Wesley. 2001). 2006.
30| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
SISTEM INFORMASI PENDUKUNG KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN PROPERTI BERBASIS ANALYTIC HIERARCHY PROCESS MAGIT FITRONI Dosen Tetap STMIK Eresha email:
[email protected]
ABSTRAK Sistem Informasi Pendukung Keputusan untuk memilih suatu properti sangat dibutuhkan oleh konsumen dikarenakan para pengembang properti mengiklankan propertinya terlalu berlebihan sehingga informasinya menyesatkan konsumen. Oleh karena itu diperlukan suatu pendekatan berbasis AHP sebagai sistem informasi pendukung keputusan. Sistem ini telah dibuat dengan mengambil dua kategori properti yaitu untuk kalangan menengah keatas dan menengah kebawah, adapun kriteria pemilihannya masing-masing kategori diatas adalah sama antara lain pengembang, fasilitas, harga beli, lokasi strategis, bahan material dan model bangunan. Sedangkan alternative yang dipilih sebagai kasus dalam sistem ini untuk kategori A adalah perumahan P, perumahan Q, perumahan R. Untuk kategori B adalah perumahan X, perumahan Y dan perumahan Z. Jumlah responden untuk masing-masing kategori sejumlah duapuluh orang yang digunakan untuk memasukkan elemen matriks AHP. Hasil sintesa matriks AHP menunjukkan bahwa urutan kriteria yang dipilih responden untuk kategori A adalah pengembang (45%), lokasi strategis (24%), fasilitas (13%). Sedangkan untuk kategori B adalah lokasi strategis (41%), harga beli (27%), fasilitas (15%). Hasil properti yang dipilih responden untuk kategori A dengan urutan perumahan P (58%), perumahan Q (31%), perumahan R (11%). Sedangkan untuk properti kategori B urutan terbaiknya adalah perumahan X (56%), perumahan Y (25%), perumahan Z (19%). Hasil ini telah divalidasi dengan nilai konsistensi matriks kurang dari 0.1
Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Properti, AHP
1.1
Latar Belakang sektor
menunjukan fase recovery dimana ketika
kondisi
perbaikan ekonomi sudah muncul maka
perekonomian yang terjadi di Indonesia.
pengembang properti dapat menyelesaikan
Pada tahun 1998 kondisi perekonomian
produk
Indonesia kian terpuruk namun memasuki
sebelumnya.
Kondisi properti
sangat
perkembangan didorong
oleh
properti
yang
telah
tersendat
Saat ini, iklan properti banyak yang
tahun 2000 perekonomian Indonesia terus menghadapi perbaikan hal tersebut di tandai
menyesatkan,
meningkatnya
ekonomi
kalimat “Hanya 15 menit ke Semanggi”
Indonesia yang positif. Dengan perbaikan
secara sekilas kita berpikir bahwa untuk
ekonomi
mencapai bundaran Semanggi dibutuhkan
pertumbuhan
tersebut
pasar
properti
31 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
misalnya
slogan
dengan
waktu 15 menit, padahal untuk jam kerja
kuesioner
biasa bisa membutuhkan waktu 2 jam
perbandingan
karena faktor kemacetan.
berdasarkan
Tentang menyesatkan
ini,
iklan
sesat
dan
betapa
konsumen
di
untuk
mendapatkan
dari
setiap
kriteria
nilai
alternatif
masing-masing,
selanjutnya dengan menghitung nilai eigen vektor
dari
masing-masing
matriks
Indonesia sangat lemah posisinya apabila
berpasangan akan didapatkan rangking dari
berhadapan
properti, sehingga bisa diputuskan properti
dengan
pihak
produsen.
Berbagai perangkat hukum perlindungan
mana yang akan dibeli.
konsumen masih belum mampu menjawab
Dengan menggunakan pendekatan
trik dagang yang seringkali dan dengan
metode
sengaja memberi informasi yang tidak benar
(AHP) dalam memilih properti terbaik dan
kepada para pembeli. Dengan banyaknya
berkualitas maka konsumen tidak perlu
iklan yang menyesatkan tersebut diatas
khawatir dengan banyaknya iklan, dengan
maka akan sangat membingungkan buat
mempergunakan
para konsumen untuk membeli properti.
diharapkan dapat memberikan solusi yang
Tiap
tepat.
konsumen
berbeda-beda, tersebut
memiliki dan
setiap
menginginkan
kriteria
khusus
selera
seperti
yang
konsumen
metode
Process
tersebut
Selain itu sistem yang dirancang
akan digunakan sebagai prototype untuk
dengan
mengembangkan berbagai aplikasi seperti
yang
mereka
aplikasi android, aplikasi i-pad, aplikasi blackberry
Dari permasalahan tersebut diatas para
Herarchycal
properti
harapkan.
maka
Analytical
konsumen
tersebut
dan
aplikasi
berbasis
web.
Sehingga masyarakat akan dengan mudah menjalankan
aplikasi
tersebut
dan
membutuhkan suatu metode yang bisa
permasalahan untuk menentukan properti
membantu dalam memilih rumah yang
yang akan dibeli dapat diselesaikan dengan
diinginkan. Maka diperlukan suatu metode
solusi berakurasi tinggi.
yang dapat membantu para konsumen tersebut yaitu Metode Analytic Hierarchy
1.2 Permasalahan
Process
1.2.1 Identifikasi Permasalahan
(AHP). Untuk mendapatkan
Kesulitan
penyelesaian dengan menjalankan metode AHP
dalam
pembelian
properti
harus
yang
dihadapi
para
konsumen properti dalam membeli produk
ditentukan kriterianya terlebih dahulu antara
saat ini banyak sekali, diantaranya adalah :
lain : Harga Beli, Lokasi Strategis, Model
a. Banyaknya iklan tentang properti yang
Rumah, Bahan Material, Pengembang dan
tidak
Fasilitas.
diberikan
Selanjutnya ditentukan alternatif
untuk properti yang akan dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. berikutnya
melakukan
Tahapan penyebaran
sesuai dengan informasi yang dibandingkan
dengan
kenyataannya b. Konsumen tidak mendapatkan informasi yang
32 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
lengkap
terhadap
material
bangunan,
kondisi
lingkungan,
dan
1.2.3 Perumusan Masalah Pada pelaksanaannya penulisan ini
fasilitas umum yang tersedia c.
Perencanaan
(master
plan)
dalam
dilakukan dengan perumusan
pengembangan properti sering berubah
sebagai berikut
dan tidak jelas
a.
Bagaimana
merancang
pendukung
d. Jumlah properti yang meningkat dan
masalah
sistem
keputusan
semuanya menjanjikan layanan yang
menggunakan
memuaskan
Process untuk memberikan solusi pada
Hierarchy
para konsumen dalam memilih properti
e. Belum adanya alat bantu yang praktis
yang akan dibeli?
dalam waktu yang singkat untuk dapat membantu dalam memilih properti yang
Analytic
dengan
b. Bagaimana rekomendasi yang akan diberikan pada para konsumen dalam
terbaik.
membeli 1.2.2 Ruang Lingkup Permasalahan
properti
sehingga
sesuai
dengan kriteria-kriteria yang diharapkan
Pada pelaksanaannya pembuatan tesis ini dilakukan dengan ruang lingkup
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
masalah sebagai berikut :
1.3,1 Tujuan Penelitian
a.
Studi
kasus
dilakukan
pada
Penelitian
para
ini
ditujukan
konsumen yang ingin membeli properti
memberikan
di
daerah Bogor untuk 6 wilayah
konsumen properti untuk memilih properti
properti dengan 6 kriteria, sedangkan
yang paling tepat dari beberapa alternatif
untuk alternatif dibagi menjadi dua
yang ada, rekomendasi tersebut sesuai
kategori
untuk
dengan pengambilan keputusan yang telah
perumahan dengan harga jual diatas
dibobotkan berdasarkan tingkat prioritas
dua ratus juta dan kategori B untuk
yang
perumahan dengan harga jual dibawah
pendekatan Analytic Hierarchy Process.
yaitu
kategori
A
rekomendasi
untuk
dihitung
dengan
kepada
menggunakan
atau sama dengan dua ratus juta rupiah. b.
Implementasi
Sistem
Pendukung
1.3.2 Manfaat Penelitian Penelitian
Keputusan dengan pendekatan Analytic Hierarchy
Process
(AHP)
untuk
membantu konsumen properti dalam memilih produk
akan
ini
diharapkan
dapat
memberikan manfaat sebagai berikut : a.
Dengan Hierarchy
menggunakan
bantuan Process
metode (AHP)
Analytic maka
konsumen tidak perlu khawatir dengan
aplikasi software super decision.
banyaknya
iklan,
sehingga
dapat
memberikan solusi yang tepat. b.
Membantu konsumen dalam memilih perumahan/properti yang mana yang
33 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
paling
sesuai
dengan
keinginan
yang
konsumen.
logis.
perhitungan
c. Memberikan solusi pembelian rumah
Setelah bobot
selanjutnya
melakukan
elemen,
adalah
langkah
melakukan
dengan metode ilmiah yang cepat, tepat
pengujian konsistensi matriks. Untuk
dan berakurasi.
melakukan perhitungan ini diperlukan bantuan table Random Index (RI) yang
2. LANDASAN TEORI
nilainya untuk setiap ordo matriks dapat
2.1
dilihat pada tabel berikut ini:
Analytic Hierarchy Process (AHP)
Penggunaan Metode AHP Pendekatan
yang
memperoleh nilai
Tabel 1. Tabel Random Index
dilakukan
bobot
untuk
kriteria adalah
Uruta
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0,
0,
0,
0,
1,
1,
1,
1,
1,
1,
00
00
58
90
12
24
32
41
45
49
n Matrik
dengan langkah-langkah berikut: a. Menyusun
matriks
s (n)
perbandingan
(RI)
berpasangan. Dengan tetap menggunakan matriks diatas, berikut
ini
contoh
perhitungan
dengan
pendekatan
yang
digunakan
dalam
pengujian konsistensi matriks perbandingan adalah :
………...………….(1) b. Matriks
perbandingan
berpasangan
hasil normalisasi.
Tahap 1 ……………………(2) c.
Melakukan
pengujian
Langkah berikutnya adalah masing-masing
konsistensi
dari anggota elemen matriks kita bagi
terhadap perbandingan antar elemen
dengan jumlah masing-masing kolom maka
yang
hasilnya adalah matriks berikut dibawah ini :
didapatkan
hirarki.
pada
Konsistensi
tiap
tingkat
perbandingan
ditinjau dari per matriks perbandingan dan
keseluruhan
memastikan
bahwa
hirarki urutan
untuk prioritas
yang dihasilkan didapatkan dari suatu rangkaian perbandingan yang masih berada dalam batas-batas preferensi
34 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
Tahap 2
Menghitung Lambda ()
Tiap-tiap baris dijumlahkan dan hasil nya
Index (CI)
dibagi dengan jumlah alternative (rata-rata)
Rumus Consistency Index adalah
dan Consistency
- n CI =
---------------------n -
1
Tahap 3 Menghitung Weighted Sum Vector, Masingmasing kolom dari matriks dikalikan dengan hasil
rata-rata
untuk
masing
masing
alternative
Akhirnya, sampai pada tahap penghitungan consistency ration (CR), Consistency ratio adalah sama dengan consistency index (CI) dibagi dengan random index (RI). Random index adalah
merupakan fungsi langsung
Hasil perkalian untuk masing-masing baris
dari jumlah alternative yang diolah. Tabel
dijumlahkan
dibawah ini adalah merupakan tabel RI :
Tahap 4 Menghitung Consistency Vektor Consistency Vector = jumlah masing-masing baris (tahap 3) / rata-rata (tahap 2)
=
0.280 / 0.0694
=
4.04748467
1.026 / 0.2509
=
4.0863512
0.621 / 0.1541
=
4.027406815
2.216 / 0.5254
=
4.217059273
Karena nilai Consistency ratio matriks konsisten.
35 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
berpasangan
< 0.1, maka
diatas
adalah
3. METODE PENELITIAN bahwa lokasi strategis suatu properti bila 3.1 Kriteria untuk AHP Adapun
kriteria
pemilihan
dekat dengan
yang
kompleks
mempengaruhi
perumahan
fasilitas
umum
misalnya
sekolah, rumah sakit dan pasar.
oleh
konsumen adalah : Harga Beli, Lokasi Yang Strategis, Model Bangunan, Bahan Material, Fasilitas dan Pengembang.
3.4 Kriteria Model Bangunan Desain model bangunan suatu properti merupakan parameter yang cukup penting bagi sebagian konsumen, terutama yang
3.2 Kriteria Harga Beli
mememtingkan
Dalam menentukan properti yang akan
rumah bisa mengaktualisasikan karakter
dibeli
dari pemiliknya.
data
diperlukan
tentang untuk
harga
bisa
beli
sangat
membandingkan
rumah
estetika
yang
karena
model
Dengan memiliki model sesuai
dengan
rasa
harga properti yang satu dengan yang
estetikanya, maka penghuni bisa merasa
lainnya.
Konsumen lebih memilih harga
nyaman tinggal di rumah tersebut dan
rumah yang sesuai dengan dana yang
mempunyai kebanggaan tersendiri. Banyak
dimiliki. Harga beli suatu properti meliputi
berbagai model bangunan suatu properti
total harga keseluruhan yang berupa harga
ada yang berarsitektur minimalis, modern,
tanah,
tradisional dan lainnya.
harga
material
rumah,
harga
pengurusan sertifikat. Besar pajak yang dibayar dan lainnya yang berhubungan
3.5 Kriteria Bahan Material Bahan
dengan properti tersebut.
material
yang
mempunyai
kwalitas yang baik sangatlah diperlukan 3.3 Kriteria Lokasi Strategis
untuk membangun suatu bangunan yang
Lokasi properti atau perumahan yang strategis
juga
merupakan
salah
satu
kokoh kwalitas
sehingga bahan material dengan baik
merupakan
kriteria
yang
parameter yang digunakan konsumen dalam
sangatlah penting bagi konsumen properti.
memilih
Kandungan
atau
Pengertian
membeli
lokasi
suatu
strategis
properti.
suatu
material
akan
mempunyai
menentukan umur dari suatu bangunan,
banyak pengertian, sebagian konsumen
maka konsumen akan memilih material yang
menyatakan bahwa suatu properti yang
tahan lama, sehingga untuk memperbaikian
strategis lokasinya bila terletak dipinggir
atau melakukan perwatan terhadap properti
jalan besar yang dilalui oleh berbagai
yang sudah dibeli akan dilakukan beberpa
angkutam umum sehingga memudahkan
tahun kemudian.
untuk mencapai lokasi perumahan tersebut untuk
rekan-rekan
yang
akan
datang
berkunjung. Sebagian lainnya menyatakan
36 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
3.6 Kriteria Fasilitas
Para
Salah satu hal yang bisa mendukun
konsumen
properti
mengharapkan
properti
sangat
yang
dibeli
sebuah kawasan perumahan sehingga bisa
mempunyai kwalitas yang baik.
jadi pilihan para konsumen properti adalah
baik itu bisa meliputi fasilitas jalan yang
sarana atau fasilitas yang lengkap dan
baik,
nyaman.
banjir, adanya fasilitas
Fasilitas tersebut bisa berupa
taman bermain bagi anak-anak,
Kwalitas
kasawan perumahan tidak terkena / sarana
yang
kolam
lengkap, bahan material properti dari bahan-
renang, tempat ibadah dan sarana olah raga
bahan yang berkwalitas juga kekokohan
lainnya yang bisa meliputi lapangan sepak
bangunan properti.
bola, lapangan futsal, lapangan tenis dan
yang berkwalitas baik, sistem pelayanan
lapangan olah raga lainnya.
yang
Dengan
baik
juga
adanya berbagai macam fasilitas diarea
mempengaruhi
kawasan perumahan, penghuni perumahan
pengembang
akan merasa nyaman karena ada kegiatan
kedalam
sehari-hari yang bisa dilakukan dekat rumah
terpercaya.
Selain produk properti
merupakan nama
properti
perusahaan
hal
yang
perusahaan diklasifikasikan yang
punya
penjelasan
tentang
dan tidak perlu jauh-jauh pergi ketempat tujuan, misalnya penghuni perumahan ingin berolahraga,
dengan
adanya
3.8. Struktur Kriteria AHP Berdasarkan
fasilitas
olahraga di kawasan perumahan maka
kriteria diatas maka dapat digambarkan
penghuni bisa berolah raga dekat rumahnya
struktur AHP untuk Goal dan Kriteria yang
setiap hari.
bisa dilihat pada gambar dibawah ini.
Untuk kriteria fasilitas ini
diperinci lagi menjadi subkriteria sistem keamanan,
sarana
prasarana
dan
lingkungan.
3.7 Kriteria Pengembang Reputasi perusahaan pengembang properti juga merupakan salah satu faktor yang cukup dipertimbangkan oleh para konsumen
dalam
membeli
properti.
Konsumen
properti
sebelum
membuat
3.9 Perancangan Penelitian Pada penelitian ini responden yang
keputusan untuk memebeli produk properti biasanya
juga
melihat
perusahaan pengembangnya.
dulu
siapa
Perusahaan
dipilih adalah para konsumen yang akan atau telah membeli property.
Dimana
pengembang yang mempunyai nama baik
responden-responden yang dipilih tersebut
dikalangan masyarakat dikarenakan dikenal
mempunyai profesi atau pekerjaan yang
dengan produk-produknya yang berkwalitas.
berlainan, responden dengan usia diatas 20
37 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
tahun
dan rencana pembeliannya untuk
b. Rekap data
dijadikan tempat tinggal tetap atau hanya
Hasil kuesioner yang telah dikumpulkan
untuk dijadikan investasi.
direkap, dengan cara dijumlahkan untuk masing-masing
nomor.
Hasil
dari
Tabel 1. Tabel Identitas responden yang
jumlah dibagi dengan jumlah responden
dipilih :
yaitu 20 orang. Misalkan isian untuk nomor 1 , untuk sisi kiri jumlah 26 dan
No
Parameter
1.
Jenis kelamin
Laki dan perempuan
sisi kanan jumlah 81 maka hasil total
2.
Usia
20 th s/d 70 th
adalah 81-26 = 55. Kemudian angka 15
3.
Bidang
Pengusaha,
tersebut dibagi 20 hasilnya adalah 2.75.
pekerjaan
Karyawan, ABRI/PNS
Tempat
Jabodetabek
4.
Keterangan
c.
Pengisian elemen matriks. Misalkan untuk kuesioner nomor 1, hasil rekapan data adalah 2.75 untuk Harga
tinggal
Beli, maka pengisian elemen matriks 3.10
Tabulasi Data Untuk Matriks
Hg. Beli (Harga Beli) dan untuk Kolom
Berpasangan Jumlah responden pada penilitian adalah
20
Sebelum
orang para
yang diisi adalah kita pilih untuk Baris :
untuk
tiap
responden
: Lks. Strgis. (Lokasi Strategis) Contoh pengisian elemen Matriks
kategori. tersebut
melakukan pengisian kuesioner yang ada, penulis memberikan penjelasan yang cukup tentang cara pengisian kuesioner sehingga isian
kueioner
tersebut
mencerminkan
kebutuhan para responden.
Dengan
penjelasan atau training pengisian kuesioner yang tepat diharapkan pengisian kuesioner
3.11 Teknik Analisis Teknik
bisa mendapatkan data mendekati fakta
analisis
yang
akan
Setelah para
digunakan dalam penelitian ini melakukan
responden mengisi dengan benar sesuai
analisis konsistensi dalam membandingkan
dengan keinginannya maka data diolah
beberapa kriteria dan alternative-alternative,
dengan tahapan sebagai berikut :
dari setiap hasil elemen matrik berpasangan
a. Pengumpulan data
yang diperoleh dari tabulasi data. Apabila
yang ada di lapangan.
Kuesioner yang telah diisi dikumpulkan
konsistensi relasi hanya antara dua elemen
dan dilakukan pengecekan terhadap
misalkan A dan B maka sangat mudah
semua isian, bila masih ada yang
untuk menghitungnya. Misalkan elemen A
kosong akan dikonfirmasi balik pada
adalah dua kali elemen B maka elemen B
responden.
adalah 0.5 kali elemen A,
38 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
tetapi untuk
menghitung banyak elemen sangatlah sulit
Langkah tersebut diatas dilakukan sehingga
untuk memperbandingkan.
didapat data tabel berikut ini :
Hal ini karena
keterbatasan kemampuan numerik manusia.
Tabel 2. Rekap Data Kriteria Kategori A
Contohnya adalah A lebih penting 4 kali dari B, B adalah lebih penting 6 kali dari C. C lebih penting 9 kali dari D, D lebih penting 6 kali dari E, E lebih penting 5 kali dari F, sedangkan C lebih penting 4 kali dari F, maka tidaklah mudah untuk menentukan bahwa secara numerik A berapa kali lebih penting dari F.
Hal ini berkaitan dengan
sifat AHP yaitu penilaian diharapkan tidak menyimpang dari konsistensi logis. Kesalahan
dalam
menentukan
perbandingan antara data-data yang bisa
Tabel 3.
Rekap Data Sub Kriteria Fasilitas
Kategori A
ditoleransi maksimal adalah 10 %, yang berarti tingkat kebenaran hasil kuesioner diharapkan minimal sebesar 90%. mempermudah
perhitungan
Untuk tentang
kesalahan dalam membandingkan antar elemen data digunakan suatu perhitungan
Tabel 4. Rekap Data Kriteria Kategori B
yang dinamakan Consistensy rasio (Render, 2000).
4.
Hasil
4.1 Rekapitulasi data kriteria Hasil isian data kuesioner dari responden dikumpulkan dan dijumlahkan berdasarkan tiap kriteria dan sub kriteria, kemudian jumlah tiap kriteria dan sub kriteria dari isian kuesioner tersebut dibagi dengan jumlah responden
yaitu
duapuluh
responden
sehingga didapat hasil rata-rata tiap kriteria dan hasil rata-rata tiap sub kriteria.
Juga
hasil isian data kuesioner untuk tiap alternaif dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah
Ket i, j = 1,2,3,4,5,6
responden sehingga didapat hasil rata-rata.
39 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
Tabel 5.
Rekap Data Sub Kriteria Fasilitas
Kategori B
Kriteria Sistem Keamanan Sarana dan Prasarana Lingkungan
Sistem Keamanan 1
Sarana dan Prasarana 4.3
Lingkungan
0.23
1
0.15
3.7
6.8
1
0.27
Tabel 8.Matriks Perbandingan Berpasangan
Ket i, j = 1,2,3
untuk Kriteria Kategori B 4.2 Matriks Perbandinga Berpasangan Setelah data isian kuesioner dari para responden di tabulasi seperti pada tabel
diatas
maka
dibentuk
matriks
perbandingan berpasangan untuk kategori A dan kategori B. Pengisian elemen matriks tersebut adalah dengan cara seperti berikut, misalkan baris matriks adalah harga beli dan kolom matriks adalah fasilitas bernilai 5.4 maka pengisian untuk kolom matriks harga beli dan baris matriks fasilitas adalah 1/5.4. Sedangkan
untuk
pengisian
matriks
perbandingan berpasangan bernilai desimal 0.1852
(dalam
Pembentukan
bentuk matriks
decimal).
Tabel
9.
Matriks
Perbandingan
Berpasangan untuk Sub Kriteria Fasilitas Kategori B Kriteria Sistem Keamanan Sarana dan Prasarana Lingkungan
Sistem Keamanan 1
Sarana dan Prasarana 5.8
Lingkungan
0.17
1
0.31
0.28
3.2
1
3.6
perbandingan
berpasangan tersebut seperti pada tabel dibawah ini.
4.3 Hasil Perhitungan Bobot Perhitungan
Tabel 6.Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria Kategori A
perbandingan
bobot
berpasangan
matriks (tabel
4.21
sampai dengan tabel 4.40) yang didapatkan dari hasil rekapitulasi dan telah ditunjukkan pada pabel 4.1 sampai dengan tabel 4.20. Adapun
cara perhitungan bobot untuk
matriks perbandingan berpasangan tersebut telah ditunjukkan pada bab 2. Perhitungan bobot matriks perbandingan berpasangan tersebut akan menghasilkan nilai eigen vektor untuk masing-masing kriteria dan nilai Tabel 7.Matriks Perbandingan Berpasangan untuk Sub Kriteria Fasilitas Kategori A
eigen
vektor
untuk
alternative sebagai berikut ; ‘
40 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
masing-masing
Tabel 12. Hasil Nilai Konsistensi Matriks Tabel 10.
Hasil Perhitungan Bobot Matriks
Kategori B
Perbandingan Berpasangan untuk Kriteria Kategori.A No 1 2 3 4 5 6
Kriteria Fasilitas Pengembang Model Bangunan Harga Beli Bahan Material Lokasi Strategis
Nilai Eigen Vektor 0.134855053 0.454122184 0.083074044 0.056262759 0.035347992 0.236337968
5. Pembahasan Nilai Konsistensi Matriks Nilai konsistensi matriks merupakan alat ukur untuk mengetahui bahwa matriks perbandingan
berpasangan
6. Kesimpulan Penelitian
tersebut
tentang
implementasi
konsisten atau tidak, karena pada penelitian
pendukung keputusan dengan pendekatan
ini diharapkan tingkat konsistensi matriks
Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk
perbandingan berpasangan tersebut nilainya
pemilihan properti didapatkan kesimpulan
lebih kecil dari sepuluh persen artinya
sebagai berikut ;
tingkat
a. Perancangan untuk sistem informasi
kesalahannya
sepuluh
persen.
tidak
lebih
Perhitungan
dari nilai
pendukung
keputusan
dengan
konsistensi matriks dilakukan pada kategori
menggunakan
A dan kategori B sehingga diperoleh hasil
dibuat prototypenya untuk digunakan
Nilai konsistensi matriks untuk kategori A
sebagai solusi pada para konsumen
dan kategori B.
dalam memilih properti dengan langkah-
Berikut adalah hasil
perhitungan nilai konsistensi matriks :
langkah yaitu ;
Tabel 11. Hasil
1. Sistem
Nilai Konsistensi Matriks
AHP telah
harus
dibagi
berhasil
dalam
2
kategori properti untuk masyarakat
Kategori A
kalangan kelas menengah keatas (A)
dan
masyarakat
kalangan
menengah ke bawah (B). 2. Kriteria yang dipilih untuk 2 kategori sama walaupun urutan prioritasnya berbeda dari hasil akhir AHP. 3. Kriteria digunakan untuk memilih alternatif terdapat 6 buah yang banyak
dipilih
pengembang, 41 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
yaitu Model
fasilitas, bangunan,
Harga Beli, bahan Material dan lokasi startegis, sedangkan untuk
DAFTAR PUSTAKA
fasilitas dibagi dalam sub kriteria yg
[1] Turban , Efraim ; Shanda , Ramesh ;
terdiri dari sistem keamanan, sarana
Delen , Dursun (2011), Decision
& prasarana dan lingkungan.
Support and Business Intelligence
4. Elemen
Matriks
didapatkan untuk
dari
20
konsumen
untuk hasil
kuesioner
responden pada
Systems,
AHP
calon
Pearson
edisi 9,
Education Inc. [2] Saaty L T . Saaty & Peniwati ,
Kirti
Group Decision Making : Drawing
masing-masing
out and reconcilling Differences , R
kategori. 5. Penghitungan
nilai
eigen
vektor
W S Publications Pittsburgh.
digunakan dengan software super decision
dengan
validitas
nilai
[3]
Irfan
konsistensi dibawah 0.1 b. Hasil
rekomendasi
untuk
para
(2002),
Sistem
Pendukung
Keputusan,
Institut
Teknologi
Sepuluh
[4] Turban , E and Jay , EA
didapatkan urutan rangkingnya bahwa
Decision
untuk kategori A adalah perumahan
Intelligent System
P(58%),
Hall
perumahan
Q(31%)
dan
B
rangkingnya
didapatkan
urutan
perumahan
Management,
sama
Prentice – New
[6] Render , Barry & M. Stair Jr , Ralph
dalam membeli properti masing-masing tidak
and
Complex Environments.
(2000),
ternyata
,
International , Inc ,
Z(19%). Sebagai pertimbangan utama
kategori
System
[5] Saaty R W (2003), Decision Making in
X(56%),
perumahan Y(25%) dan perumahan
Support
(1998),
Jersey.
perumahan R(11%). Sedangkan untuk kategori
Nopember
Surabaya ITS.
konsumen dalam memilih property di wilayah Bogor dari 6 kriteria diatas
Subakti
yaitu
pengembang untuk kategori A dan lokasi strategis untuk kategori B.
42 | Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
Quantitative Analysis for Prentice Hall.
SISTEM CERDAS BERBASIS FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PEMILIHAN ALAT BANTU DENGAR SARWO Dosen STMIK Mercusuar Email :
[email protected]
ROMI SATRIA WAHONO Dosen Program Pascasarjana Magister Komputer STMIK Eresha
ABSTRAK Alat bantu dengar telah maju secara signifikan selama periode terakhir, terutama pada teknologi digital. Pada periode berikutnya inovasi dari alat bantu dengar akan terus berkembang sehingga penderita gangguan dengar dapat lebih terbantu dengan adanya Alat Bantu Dengar . Makalah ini menyajikan pendekatan Fuzzy Inference System untuk pemilihan Alat Bantu Dengar. Fuzzy Logic merupahkan sutau metode pendekatan yang memungkinan nilai keanggotaan antara 0 dan 1 dan data yang bersifat samar, dengan menggunakan Fuzzy Logic memungkinan suatu sistem menjadi lebih manusiawi. Fuzzy Logic pada penelitian ini akan di pakai ke dalam sistem pakar untuk pemilihan Alat Bantu Dengar. Sistem pakar merupahkan suatu sistem yang di buat untuk membantu yang tidak ahli seperti para ahli karena dalam sistem pakar terdapat pengetahuan beberapa pakar. Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu aturan yang menganalisis informasi mengenai masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut.
. Kata Kunci : Sistem Cerdas, Fuzzy Logic, Alat bantu dengar, Gangguan dengar.
43| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
1. PENDAHULUAN Pendekatan fuzzy inference system untuk
bagaimana para ahli berpikir (J.Buckley,
membantu dalam pengambilan keputusan pada
2005,
pemilihan alat bantu dengar, Pada himpunan
memodelkan proses-proses berfikir manusia
fuzzy tingkat keanggotaan suatu elemen dikenal
dan mendisain mesin agar dapat menirukan
dengan
derajat
perilaku manusia, salah satu konsep yang
keanggotaan. Parameter yang dipergunakan
dipergunakan dalam sistem cerdas adalah
sebagai dasar pengambilan keputusan pada
logika fuzzy. Dengan proses fuzzy yang
pemilihan
terdiri
derajat
nilai
alat
keanggotaan
bantu
dengar
keanggotaannya.
parameter
ke
atau
bentuk
berdasarkan
Proses fuzzy
yang
simantiknya ditentukan oleh derajat keanggotan
dari
2).
Untuk
mengetahui
fuzzification,
dan
inference
dan
defuzzification maka tingkat akurasi dalam
konversi
input
p.
pemilihan alat bantu dengar meningkat. b. Suatu
sistem
cerdas
berbasis
fuzzy
disebut proses fuzzification. Tahapan proses
inference system untuk pemilihan alat bantu
fuzzy terdiri dari: fuzzification, inference dan
dengar, yang dilandasi dengan knowledge
defuzzification.
para ahli untuk berbagi
Kemudian
output
yang
dihasilkan dari proses fuzzification kemudian masuk
ke
inference
tahap
mempergunakan
metode
Simple
c.
pengalaman kasus dan solusi sehingga
dengan
menghasilkan suatu cara
Additive
pemilihan alat bantu dengar
Weighting. Output dari proses inference yang
baru
dalam
dan
tingkat
akurasinya meningkat.
merupakan hasil dari penjumlahan terbobot dilanjutkan dengan proses defuzzification yang
2.
berfungsi mengubah fuzzy output menjadi nilai
2.1 Gangguan Pendengaran dan Alat Bantu
crisp (Suyanto, 2008, p. 28). Hasil dari proses
LANDASAN TEORI
Dengar
defuzzification merupakan output yang akan
Secara global WHO memperkirakan
menjadi hasil dari pengambilan keputusan.
bahwa pada tahun 2000 terdapat 250 juta
Dengan
dapat
(4,2%) penduduk dunia menderita gangguan
dalam
pendengaran, 75 sampai 140 juta di antaranya
pengambilan keputusan dalam pemilihan alat
terdapat di Asia Tenggara, 50% dari gangguan
bantu dengar.
pendengaran ini sebenarnya dapat dicegah
demikian
menanggulangi
logika
fuzzy
permasalahan
a. Sistem Cerdas adalah
suatu program
dengan
penatalaksanaan
yang
benar
dan
komputer yang terdapat keahlian para ahli
deteksi dini dari penyakit. Di seluruh dunia
sehingga dapat digunakan untuk orang lain
terdapat 0,1%-0,13% bayi yang menderita tuli
yang tidak ahli dalam bidang tersebut,
sejak lahir atau diperkirakan dari 1000 kelahiran
sistem
hidup terdapat 1-3 bayi yang menderita tuli. Bila
cerdas
juga
menggambarkan
44| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
di Indonesia angka kelahiran diperkirakan 2,6%
(Smoski W, 2008, p. 4), berikut model-model
maka
alat bantu dengar:
ada
5000-10.000
bayi
lahir
tuli
di
Indonesia setiap tahunnya.Dari hasil "WHO Multi
a. Model alat bantu dengar
Center Study" pada tahun 1998, Indonesia
berdasarkan
desain: 1. Model ITE: Model ITE yang terkecil
termasuk 4 (empat) negara di Asia Tenggara dengan prevalensi ketulian yang cukup tinggi
disebut
(4,6%), 3(tiga) negara lainnya adalah Sri Lanka
digunakan di liang telinga oleh sebab
(8,8%), Myanmar (8,4%) dan India (6,3%).
itu akan sulit terlihat dari luar cocok
Walaupun bukan yang tertinggi tetapi prevalensi
untuk
4,6% cukup tinggi yang dapat menimbulkan
sampai sedang.
masalah
sosial
di
tengah
BTE:
pendengaran
ringan
BTE
Model
Model
belakang telinga, alat ini dipasang di belakang telinga bisa di gunakan untuk
Alat bantu dengar merupahkan alat berfungsi
(Completely-in-Canal),
kondisi
2. Model
masyarakat
(879/Menkes/SK/XI/2006, 2006). yang
CIC
meningkatkan
semua tingkat pendengaran.
pengertian
Model ini merupakan
3. Model Pocket:
percakapan pada situasi yang berbeda dan mendukung fungsi-fungsi lain dari pendengaran
tipe alat bantu dengar yang dipasang di
manusia. Dengan adanya variasi jenis dan
kantong
derajat gangguan dengar pada masing-masing
teknologi Wirelless, Bluetooth, Kabel
orang dan bahkan antara satu telinga dengan
dan lain.
telinga lainnya, tersedia berbagai model yang berbeda
yang
disesuaikan
dengan
kondisi
hubungkan
berikut: 1. Digital: Microprocessors (digital signal processing) menjamin proses sinyal
masing pemakai. Model alat bantu dengar memudahkan
untuk
model yang
dapat
merubah
sesuai dengan kondisi pendengaran serta gaya hidup masing-masing pasien karena kebutuhan
yang sangat cepat dan fitting yang felksibel
untuk
meningkatkan
pengertian percakapan yang maksimal. 2. Digitally
programmable:
pengaturan secara manual dengar sedangkan
Analog,
ukuran yang lebih kecil dengan fungsi lebih
Software
banyak sangat berguna untuk orang yang
penyesuaian
banyak aktifitas. Alat bantu dengar yang terbaik
dengan
adalah yang
proses sinyal konvensional.
masing-masing memungkinkan
dengan
b. Berdasarkan Teknologi dibedakan sebagai
pendengaran dan kebutuhan khusus masing-
besar
di
sesuai
dengan gaya hidup
yang
diprogram
melalui yang
kondisi
Teknologi melalui
komputer
untuk
terbaik
sesuai
pendengaran
dan
sehingga
3. Analog: Teknologi konvensional untuk
banyak pilihan fitur berbeda
semua derajat gangguan pendengaran.
pengguna,
Pemasangan dilakukan melalui kontrol 45| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
langsung ke alat bantu dengar. Harga
oleh DR.
terjangkau dan teknologi yang teruji.
pertamanya tentang Soft Data Analysis, DR.
Lotfi
Zadeh Setelah
gangguan
pendengaran
A. Zadeh. Pada makalah
mendefinisikan
SC
sebagai
penggabungan Fuzzy Logic, Neuro Computing,
terdeteksi pertanyaan selanjutnya adalah alat
Evolutionary
bantu
Computing ke dalam bidang multidisiplin. Pada
dengar (ABD) apa yang paling tepat.
Perbedaan
kondisi
setiap
pasien
akan
Computation,
dan
probabilistic
perkembanganya, DR zadeh mendefinisikan SC
memerlukan alat bantu dengar yang berbeda
sebagai
pula. Setelah hasil test seleseai dan tipe dan
berkembang
tingkat gangguan pendengaran dari pasien
bertujuan untuk menghasilkan sistem yang
sudah
memiliki
di
tentukan,
harus
menentukan
sekumpulan secara
toleransi
metodelogi
yang
terus-menerus,
terhadap
yang
ketidakakuratan
menggunakan satu atau dua alat bantu dengar,
(imprecission), ketidakpastian(uncertainly), dan
sebagian besar merekomendasikan dua buah
kebenaran parsial(Parsial truth), bisa ditelurusi
alat bantu dengar
dikarenakan bukti klinis
dan biaya rendah (Suyanto, 2008, pp. 1-2),
bahwa ketidaktepatan dalam pemilihan alat
sehingga Fuzzy logic akan di terapkan pada
bantu
pemilihan alat bantu dengar.
dengar
menyebabkan
tingkat
pendengaran pasien semakin menurun dari waktu ke waktu (Smoski W, 2008, p. 4). Pemilihan alat bantu dengar
Fuzzy logic merupakan suatu cara yang tepat memetakan suatu ruang input ke dalam
diikuti
ruang output. Menurut (Dewi, 2004, p. 1). ada
penyetelan/fitting alat bantu dengar. Langkah
beberapa alasan orang menggunakan fuzzy
pertama pada penyetelan/fitting adalah untuk
logic antara lain:
menggunakan data yang didapat dari evaluasi
a. Konsep fuzzy logic mudah di mengerti.
audiometry. Hal ini dilakukan oleh Hearing Instrument
Analyzer
dan
Real
Konsep
Ear
terdapat
beberapa
parameter
diantaranya sebagai berikut: gangguan dengar
yang
penalaran fuzzy logic sangat
Measurement. Dalam pemilihan alat bantu dengar
matematis
mendasari sederhana
dan mudah dimengerti. b. Fuzzy logic sangat fleksibel. c.
dalam dB, jumlah channel yang terdapat di alat
Fuzzy logic memiliki toleransi terhadap data – data yang tidak tepat.
bantu dengar, ukuran batterry yang digunakan,
d. Fuzzy logic mampu memodelkan fungsi-
maximun gain merupakan kekuatan alat bantu
fungsi nonlinear yang sangat kompleks.
dengar untuk meningkatkan suara dari input,
e. Fuzzy
dan harga alat bantu dengar.
Soft Computing (SC) merupakan bagian dari
ilmu multidisiplin pertama kali diusulkan
46| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
dapat
membangun
dan
mengaplikasikan pengalaman para pakar secara
2. Fuzzy Logic
logic
langsung
pelatihan.
tanpa
harus
melalui
f.
Fuzzy logic dapat bekerjasama dengan
terlebih dahulu harus menentukan membership
teknik-teknik kendali secara konvensional.
function untuk setiap crisp input, kemudian
g. Fuzzy logic di dasarkan pada bahasa alami.
proses fuzzyfikasi akan mengambil crisp input dan
Suatu sistem berbasis aturan fuzzy logic terdiri dari
tiga
komponen
utama:
Fuzzification,
membandingkan
dengan
membership
function yang telah ada untuk menghasilkan harga fuzzy input.
Inference dan Defuzzification (Suyanto, 2008, p. 28), terlihat seperti gambar di bawah.
4. Inference First–order logic mereprentasikan fakta dan aturan di dunia nyata dengan menggunakan objek, predikat(relasi), dan conectives serta
Crisp Input
quantifier sehingga beberapa fakta sederhana dapat direprentasikan ke dalam suatu kalimat
Fuzzyfication
logika, dan semua relasi bersifat tetap. Menurut (Suyanto, 2008, p. 29) untuk membedakan First-
Fuzzy Input
Order Logic secara sintaks aturan Fuzzy Logic dituliskan seperti di bawah ini:
Inference
IF antecendent THEN consequent Fuzzy Input
pada tahap inference diproses hubungan antara nilai-nilai input (crisp input) dan nilai-nilai output (crisp output) yang dikehendaki dengan aturan-
Defuzzyfication
aturan (rules). Aturan ini nantinya yang akan menentukan respon sistem terhadap berbagai Gambar 1. sistem berbasis aturan fuzzy logic
kondisi setting point dan gangguan yang terjadi pada sistem.
3. Fuzzyfication Fuzzifikasi merupakan proses pemetaan
5. Defuzzification
nilai-nilai input (crisp input) yang berasal yang berasal dari sistem yang dikontrol himpunan
fuzzy
menurut
ke dalam fungsi
keanggotaannya. Himpunan fuzzy tersebut merupakan fuzzy input yang akan diolah
Pada tahap ini dilakukan pemetaan bagi nilai-nilai fuzzy output yang dihasilkan pada tahap inference
ke nilai-nilai output kuantitatif
yang sesuai dengan sistem yang diharapkan. Menurut (Suyanto, 2008, p. 28) ada lima metode
secara fuzzy pada proses berikutnya. Untuk mengubah crisp input menjadi fuzzy input, 47| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
untuk
melakukan
proses
defuzzyfication,
sebagai titik tengah antara nilai crisp yang
diantaranya yaitu :
paling kecil dan nilai crisp yang paling besar.
a. Centroid method
Berikut fungsi Mean-max method:
Metode Centroid method dinamakan juga sebagai Center of Area (CoA) atau Center of
Dimana M merupakan nilai crisp paling
Gravity (CoG). Jika y* bernilai crisp pada
besar dan m adalah nilai crisp input paling
metode ini akan dihitung menggunakan rumus: Y* =
+ 2
∗=
kecil. e. Weighted Average
∫ μ ( )
Weighted
∫ μ ( )
merupakan
Average
suatu
Dan Jika y* bernilai diskrit maka dapat
metode dengan menggunkan pembobotan
diganti dengan persamaan berikut:
pada derajat keanggotaan. Di definisikan
⅀
Y* = ⅀
(
(
sebagai berikut:
)
)
µ( )
∗= ⅀
dimana y adalah nilai crisp dan µ ( )
µ(
)
( )
dimana y merupakan nilai crisp dan
adalah derajat keanggotaan y.
adalah derajat keanggotaan dari nilai crisp
b. Height method Metode ini memilih nilai crisp yang memiliki
y.
derajat keanggotaan maksimun. Metode ini
secara garis besar proses Fuzzy logic
hanya bisa dipakai oleh fungsi keanggotaan
digambarkan seperti berikut:
yang memiliki derajat keanggotaan 1 pada nilai crisp tunggal dan 0 pada nilai crisp
Input 1
Rule 1
Input 2
Rule 2
Input 3
Rule 3
yang lain. Fungsi seperti ini disebut fungsi singleton. c.
First (or Last ) of maxima Pada metode
First (or Last ) of maxima
fungsi keanggotaan output memiliki lebih dari satu nilai maksimun.sehingga
Gambar 2. 1
nilai crisp yang digunakan adalah salah satu
Proses pada Fuzzy Logic
dari nilai yang dihasilkan dari nilai maksimun pertama ataupun yang terakhir.
6. Kerangka Pemikiran
d. Mean-max method
Penelitian
ini
dilakukan
untuk
Mean-max method merupakan bentuk umun
meningkatkan akurasi dalam pemilihan alat
dari height method dimana terdapat lebih
bantu dengar, variabel yang berkaitan dengan
dari satu nilai crisp yang memiliki derajat
pemilihan
alat
keanggotaan maksimun. Didefinisikan y*
kedalam
sistem
48| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
bantu
dengar
berbasis
akan
Fuzzy
diinput
Inference
System, kemudian akan dikonversi berdasarkan derajat
keanggotaan
sampai
3.3 Pengembangan Software menggunakan
tahap
Fuzzy Logic
Defuzzyfication, dengan menggunakan sistem
Dalam
pengembangan
software
ini
Fuzzy Berbasis Inference sistem diharapkan
digunakan model pengembangan waterfalls,
tingkat akurasi dalam pemilihan Alat bantu
yang
dengar meningkat.
kemudian
didahului
dengan
dilakukan
rancangan
proses
UML,
pengembangan
software menggunakan PHP dengan bantuan framework Codeignifter.
3.4
Penerapan
Software
Pada
Objek
Penelitian Data alat bantu dengar akan tersimpan dalam
database
kemudian
akan
diolah
menggunakan sistem pakar berbasis Fuzzy Inference System.
Evaluasi dan Validasi Penerapan Hasil pengolahan dari sistem dengan fuzzy inference system akan dianalisa menggunakan Gambar 2. Kerangka Pemikiran
metode
Pengukuran
3.1. Tahapan Penelitian penelitian
and
recall.
Metode
Pengukuran Penelitian.
3. Metode Penelitian Metode
precission
pada
penelitian
ini
adalah penelitian eksperimen dengan urutan sebagai berikut: Masalah pada penelitian ini adalah tingkat
penelitian
dilakukan
dengan membandingkan hasil yang diperoleh menggunakan metode precission and recall, dengan metode ini, akan didapat data yang mempunyai nilai kelayakan rendah dan tingi.
akurasi pada pemilihan alat bantu dengar rendah. 3.2 Penentuan Computing Approach
3.5 Penerapan Fuzzy Logic Pada Pemilihan Alat Bantu Dengar Penerapan
Dari masalah di atas, setelah dilakukan studi literatur dari buku dan jurnal, ditemukan bahwa untuk membuat sebuah sistem cerdas untuk menbantu dalam pengambilan keputusan dapat menerapkan metode Fuzzy Inference
pengolahan menggunakan
data fuzzy
fuzzy alat logic
logic bantu model
pada dengar yang
digunakan adalah model Mamdani, dan berikut tahapanya:
System. 49| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
a.
Fungsi keanggotaan untuk variabel gangguan
Fuzzyfication Pada
penelitian
ini
akan
diambil
dengar:
beberapa variable yang dianggap penting dalam pemilihan Alat Bantu Dengar, dan bisa di masukan kedalam bilangan Fuzzy sebagai
µRingan [ ] =
5 variabel fuzzy
yang
akan
digunakan, yaitu: 1. Gangguan dengar: terdiri dari 3 himpunan
µSedang [ ] =
fuzzy, yaitu: RINGAN, SEDANG, dan BERAT. 2. Jumlah Channel: terdiri dari 3 himpunan fuzzy, yaitu: SEDIKIT, SEDANG, dan BANYAK.
µBerat[ ] =
yaitu
KECIL,
SEDANG,
dan
BESAR.
≤ 40 ; 55 ≤
0;
≥ 70
;
50 ≤
≥ 90 ≤ 70 ≤ 90
≤ 70 ; 70 ≤ ≤ 90
1;
≥ 90
Variabel
SEDIKIT
dan
BANYAK
menggunakan kurva bahu sedangkan variabel SEDANG menggunakan kurva segitiga, tampak
4. Maximun Gain: terdiri dari 3 himpunan fuzzy,
0;
≤ 70
1.Variabel Jumlah Channel
3. Ukuran Battery: terdiri dari 3 himpunan fuzzy,
≤ 40 ; 40 ≤
0;
sample pengujian. Terdapat
1;
yaitu
KECIL,
SEDANG,
seperti gambar di bawah ini:
dan
BESAR. 5. Variabel Gangguan Dengar:
Untuk
himpunan linguistik RINGAN dan BERAT menggunakan kurva BAHU sedangkan untuk variabel SEDANG menggunakan kurva segitiga, seperti di bawah ini:
Gambar 4. Fungsi Keanggotaan Segitiga untuk Jumlah Channel Skala [0,120] Fungsi keanggotaan untuk jumlah channel:
Gambar 3. Fungsi Keanggotaan Trapesium untuk
µSedikit[ ] =
Gangguan Dengar Skala [20 ,90] 50| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
1;
0;
≤ 20
; 20 ≤
≥ 50
≤ 50
µSedang 0;
[ ]=
≤ 20
; 20 ≤
; 50 ≤ 0;
µBanyak[ ] = 2.
≥ 80
≤ 50
menggunakan variabel
; 50 ≤
≥ 80
menggunakan variabel
KECIL dan BESAR
kurva
BAHU,
SEDANG
sedangkan
menggunakan
kuva
segitiga, tampak seperti di bawah ini: ≤ 80
µ Kecil
Variabel Ukuran Battery Untuk himpunan
Variabel Maximun Gain Untuk himpunan
≤ 80
≤ 50
1;
3.
Besar
Sedang
1
KECIL dan BESAR
kurva
BAHU,
SEDANG
sedangkan
menggunakan
kuva
0 60
40
segitiga, tampak seperti di bawah ini:
80
Maximun Gain[0,80]
Gambar 6. Fungsi Keanggotaan Segitiga Maximun gain Skala [0,80]
Gambar 5. Fungsi Keanggotaan Segitiga Ukuran Battery Skala [0,300]
µKecil[ ] =
1;
0;
≤ 20
; 20 ≤
≥ 50
[ ]=
µBesar[ ] =
≤ 20
; 20 ≤
; 50 ≤ 0;
[ ]=
≤ 50
1;
≥ 100
< 50
≤ 100 ≤ 50
; 50 ≤
µKecil[ ] =
≤
;
;
≤
≥
≤
µSedang
µSedang 0;
;
; ;
≤
;
µBesar[ ] =
≤
≤ ;
;
;
≥
< 60
≤
≤
≤
≥
≤
4.Variabel Harga Untuk himpunan MURAH dan MAHAL menggunakan kurva BAHU, sedangkan variabel ≤ 100
≥ 100
sedang menggunakan kuva segitiga, tampak seperti di bawah ini:
51| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
µ Kecil
c. Defuzzyfication
Besar
Sedang
Suatu proses untuk menghitung derajat
1
keanggotaan
dapat
digambarkan
dengan
contoh berikut: terdapat seorang pasien ingin 0 10
4
20
120
Harga[2,120]
memilih alat bantu dengar yang sesuai dengan
Gambar 7.
kondisi pasien tersebut. Berikut kriteria yang
Fungsi Keanggotaan Segitiga untuk Harga
diinginkan: untuk penderita gangguan dengar
Skala [0,120 dalam juta]
sebesar 30 dB, jumlah Channel 40, ukuran batterry 10, maximun gain 50 dan harga alat Rp
Nilai keanggotaan pada setiap himpunan
10.000.000 sebagai berikut:
dirumuskan seperti di bawah:
1. Gangguan dengar
µMurah[ ] =
1;
0;
Gangguan dengar 30 dB terdapat pada
≤4 ;4 ≤
≥ 10
≤ 10
himpunan ringan maka: µRingan [ ] =
µSedang [ ]=
0;
≤4 ; 4 ≤ ≤ 10 ; 10 ≤
µMahal[ ] = b.
0;
1;
< 10 ; 10 ≤
dari
Jumlah
≥ 70
≤ 70
Channel
40
terdapat
pada
himpunan sedikit dan sedang maka:
≥ 20
nilai
≤ 40 ; 40 ≤
2. Jumlah channel
≤ 20
µSedikit[ ] =
kelayakan
1;
0;
µSedikit[ ] = 0.5
Inference Output
0;
µRingan [ ] = 1
≥ 20
≤ 20
1;
≤ 20
; 20 ≤
≥ 50
≤ 50
µSedang
adalah
Rendah dan Tinggi dengan interval 1 sampai [ ]=
100 maka:
3.
0;
≤ 20
; 20 ≤
; 50 ≤
µSedang[ ] =0.66
≤ 50
≥ 80
≤ 80
Ukuran batterry
Ukuran Battery 10 terdapat pada himpunan Gambar 8. Fungsi Keanggotaan untuk Variabel Nilai Kelayakan dengan Skala [0,100] 52| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
maka:
µKecil[ ] =
4.
1;
0;
≤ 20
harga
; 20 ≤
≥ 50
≤ 50
(0.15)
then
NK
Rendah(0.15). b. Jika GD ringan(1) and JC sedikit(0.5) and UK kecil(1) And MG kecil(0.2) AND
µKecil[ ] = 1
harga mahal (0.8) then NK Rendah(0.2)
Maximun gain
c.
Jika GD ringan(1) and JC sedang(0.66)
Maximun Gain 50 terdapat pada himpunan
and UK kecil(1) And MG kecil(0.2) AND
kecil dan sedang maka:
harga
µKecil[ ] =
1;
0;
µKecil[ ] = 0.2
≤ 40
; 50 ≤
≥ 60
0;
[ ]=
≤ 20
; 50 ≤
; 70 ≤
µSedang [ ] = 0.4
≤ 80
Harga 10.000.000 terdapat pada himpunan sedang dan mahal maka:
[ ]=
≤4 ; 4 ≤ ≤ 10 ; 10 ≤
µSedang [ ] = 0.15 µMahal[ ] =
0;
1;
µMahal[ ] = 0.8
≤ 20
≥ 20
≤ 10 ;6 ≤ ≤ 20 ≥ 20
Dengan menggunakan
NK
mahal
(0.8)
then
NK
Rendah(0.15). dengan metode centroid method/center of grafity sebagai berikut: =
∑ µ
∑ µ
( (
) )
di mana y adalah nilai crisp dan µ (Y) adalah derajat
keanggotaan.
Suatu
misal
kita
menggunakan 10 titik secara acak: 10, 20, 30,
µSedang 0;
then
and UK kecil(1) And MG kecil(0.2) AND
∗
Harga
(0.15)
d. Jika GD ringan(1) and JC sedang(0.66) harga
≥ 80
≤ 70
sedang
Rendah(0.15)
≤ 60
µSedang
5.
sedang
inferensi clipping
didapat nilai sebagai berikut:
40, 50, 60, 70, 80, 90, 100, maka akan di peroleh hasil seperti di bawah: ^(∗ ) = ((10 + 20 + 30 + 40 + 50)0.15 + (60 + 70 + 80 + 90
∗
+ 100)0.2)/(6 (0.15) + 4 (0.2))
= 22.5 + 50/1.7 = 42,64
Jadi menggunakan metode mamdani untuk penderita gangguan dengar jumlah
Channel
40,
sebesar 30 dB,
ukuran
batterry
10,
maximun gain 50 dan harga alat Rp 10.000.000 mempunyai
a. Jika GD ringan(1) and JC sedikit(0.5) and UK kecil(1) And MG kecil(0.2) AND
53| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
nilai
kelayakan
42,64.
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Specifikasi Sistem Untuk spesifikasi sistem akan dibahas tentang kebutuhan perangkat keras, perangkat lunak, dan bagaimana melakukan instalasi sistem yang digunakan untuk menjalankan aplikasi sistem cerdas berbasis Fuzzy Inference System untuk pemilihan alat bantu dengar. 4.2 Perangkat Keras
Gambar 4. 2 Halaman Hasil Pemilihan Alat Bantu Dengar Halaman di bawah merupakan halaman seorang
Perangkat Keras yang dipakai untuk
admin
sistem ini adalah sebagai berikut:
mengelola
daftar
alat,
masukan
keterangan alat secara lengkap untuk proses
1. Processor Intel Dual Core atau Core 2 Duo atau yang setara
simpan , jika kode sudah ada di database maka akan ada pesan alat sudah ada, jika berhasil
2. Memory minimal 2 Giga byte
akan terlihat di daftar bawahnya.
3. Harddisk minimal 160 Giga byte 4.3 Perangkat Lunak Dalam pengembangan sistem cerdas berbasis Fuzzy Inference System menggunkan AppServ yang bisa diinstall pada windows maupun
operasi
sistem
lainya,
dan
menggunakan Framework CodeIgnifer untuk pengembangan sistem. Dari halaman depan seorang user bisa secara langsung
memilih menu
hearing aid selecting, pilih kriteria alat bantu dengar yang diinginkan, setelah semua kriteria diisi, dan memilih tombol piih maka sistem ini
Gambar 4. 3
akan merekomendasikan jenis alat yang sesuai.
Tampilan Halaman Daftar Alat Halaman
di
bawah
merupahkan
halaman untuk proses Fuzzyfikasi data alat bantu dengar akan diubah menjadi bilangan Gambar 4. 1
Fuzzy sesuai dengan derajat keanggotaanya
Tampilan Halaman Pemilihan Alat Bantu Dengar 54| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
(irrelevant),
koresponden terkumpul
dari
menggunakan
data
yang
kuesioner
metode
diolah
prescisson
and
recall. Hal ini berfungsi untuk mendapatkan nilai
tingkat
akurasi
dalam
sistem
rekomendasi pemilihan alat bantu dengar. Precission dihitung dengan rumus: =
+
Sedangkan Recall dihitung mengunakan: =
+
Dan F1 dihitung mengunakan: ( ) F1 =
Gambar 4. 4 Tampilan Halaman Hasil Proses Fuzzyfikasi
Dimana: P : Precission R : Recall
4.4 Pengukuran Sistem Penilaian Pengukuran dilakukan menggunakan
analisa
dengan metode precision Dimana nilainya jika
hasil
dengan kuesioner
recall dan F1.
ditunjukkan dengan
nilai presentase, sistem, jika nilai F1 tinggi maka sistem dianggap akurat. Semakin tinggi nilai F1 mendekati angka 1 (satu) berarti sistem rekomendasi memiliki tingkat
X : jumlah rekomendasi yang relevant dipilih Y : jumlah rekomendasi dipilih dianggap tidak relevant Z : jumlah rekomendasi relevant tidak dipilih F1 : nilai akurasi dari hasil rekomendasi Responden 1:
akurasi yang tinggi dalam memberikan rekomendasi
alat bantu dengar yang
sesuai dengan kondisi pasien.
Precission = X / (X+Y) = 6 / (6+3) = 0.67 Recall = X(X+Z) = 6 / (6+0) = 1
Analisis Precission, Recall dan F1 Data
yang
didapat
X = 6, Y=3, Z = 1 Sehingga F1 dapat dihitung:
dari
hasil
F1 = 2 PR/ (P+R)
kuesioner berupa jumlah yang dianggap
= 2 (0.67 X 1) / 0.67+ 1
sesuai koresponden (relevant) atau yang
= 1.34/1.67
tidak
= 0.80
sesuai
dengan
keinginan
55| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
F4 = 2 PR/ (P+R)
Dengan demekian nilai F1 = 0.80, maka tingkat akurasi dari rekomendasi adalah tinggi
= 2 (0.88 X 1) /0.88 + 1 = 1.76 / 1.88 = 0.93
Responden 2:
Dengan demekian nilai F4 = 0.94, maka tingkat akurasi dari rekomendasi adalah tinggi
X = 5, Y=3, Z = 0 Sehingga F1 dapat dihitung: Precission = X /(X+Y) = 5 / (5+3) = 0.63 Recall = X(X+Z) = 5 / (5+0) = 1
Responden 5:
F2 = 2 PR/ (P+R)
X = 3, Y=4, Z = 3 Sehingga F1 dapat dihitung:
= 2 (0.63X 1) / 0.63 + 1
Precission = X / (X+Y) = 3 / (3+4) = 0.43
= 0.52/1.03
Recall = X / (X+Z) = 3 / (3+3) = 0.5
= 0.78 Dengan demekian nilai F2 = 0.78, maka tingkat akurasi dari rekomendasi adalah tinggi
F5 = 2 PR/ (P+R) = 2 (0.43 X 0,5) / 0.43 + 0,5 = 0.43 / 0.93
Responden 3:
= 0.46 Dengan demekian nilai F5 = 0.46, maka
X = 6, Y=3, Z = 0 Sehingga F1 dapat dihitung:
tingkat akurasi dari rekomendasi adalah rendah.
Precission = X/ (X+Y) = 5 / (5+3) = 0.67 Recall = X/(X+Z) = 6 / (6+0) = 1
5. Kesimpulan dan Saran F3 = 2 PR/ (P+R)
Dari uraian penelitian yang telah penulis
= 2 (0.67 X 1) / 0.67 + 1
sampaikan di bab-bab sebelumnya, penulis
= 1,34 / 1.67
dapat menyimpulkan beberapa hal:
= 0.88
a. Sistem cerdas berbasis Fuzzy Inference
Dengan demekian nilai F3 = 0.50, maka tingkat akurasi dari rekomendasi adalah rendah
System
efektif diterapan pada pemilihan
alat bantu dengar. b. Dengan menggunakan pendekatan Fuzzy
Responden 4: X = 7, Y=1, Z = 0 Sehingga F1 dapat dihitung: Precission = X/ (X+Y) = 7 / (7+1) = 0.88 Recall = X / (X+Z) = 7 / (7+0) = 1
56| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
pemilihan Alat Bantu
Inference System
Dengar tingkat akurasinya meningkat, Hal ini
dapat
dilihat
menggunakan
dari
Metode
Recall seperti di atas.
hasil
pengujian
Precission
And
[6] Shakoor, A. (2010). Soft computing based Berdasarkan pembahasan serta kesimpulan di
feature selection for environmental sound
atas, untuk kemajuan penelitian ini penulis
classification. Soft computing based feature
menyarankan:
selection
a. Agar
dibuat
menerapkan
program metode
aplikasi
environmental
sound
classification , 10. [7] Smoski, W. J. (2008 ). hearing aids.
System sehingga sehingga tingkat akurasi
Medicine Otolaryngology and Facial Plastic
pemilihan
Surgery .
bantu
dengar
hasilnya
meningkat.
[8] Suyanto.
b. Aplikasi Sistem Cerdas Dengan Konsep Fuzzy
Logic
dapat
pula
(2008).
Soft
Computing,
Membangun Mesin Ber-IQ Tinggi. Bandung:
diintegrasikan
dengan beberapa aplikasi lainnya, dimana
Informatika. [9]
Word Health Organization, SEA-Deafness-
hasil dari Fuzzy Inference System ini dapat
10. (2007). Situation Review and Update on
dipergunakan
Deafness, Hearing Loss and Intervention
oleh
kebutuhan
aplikasi
lainnya. c.
for
Inference
alat
Fuzzy
yang
Programmes , 8.
Dapat dilakukan penelitian pengembangan dengan approach lain untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA [1] Brend Edwards, S. H. (2006). The Future of Hearing Aids. [2] Dewi, S. K. (2004). Aplikasi logika fuzzy untuk pendukung keputusan. Yogjakarta: Graha Ilmu. [3] Ignizio, J. (1991). Introduction to Expert System:
The
Implementation
of
Development
and
Rule-Based
Expert
System. Singapore: McGraw-Hill Book co. [4] Institute, A. N., & S3.22-1996., A. P. (2003). Specifications of hearing aid characteristics. Specifications of hearing aid characteristics . [5] Miroslav Hudec, M. V.–I. (2008). Selection and Classification of Statistical Data Using Fuzzy Logic. 1. 57| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) BERBASIS RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) PADA PUSKESMAS KECAMATAN CIBEBER KOTA CILEGON
HARSITI Dosen UNSERA SERANG email:
[email protected]
DIDIK SETIYADI Dosen STMIK Eresha Jakarta email:
[email protected]
ABSTRAK Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada masyarakat untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada peorangan. Untuk menjamin akuntabilitas pelayanan, Puskesmas wajib melaksanakan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). Melalui SP2TP, Puskesmas diwajibkan mengumpulkan data transaksi pelayanan baik pelayanan UKP maupun UKM secara rutin. Melalui berbagai program yang terselenggara, mereka diwajibkan membuat laporan bulanan ke dinas kesehatan melalui format LB1 (laporan bulanan 1) yang berisi morbiditas penyakit, LB2 yang berisi laporan pencatatan dan penggunaan obat, LB3 dan LB4 yang lebih banyak memuat tentang program puskesmas. Saat ini sistem pelaporan puskesmas masih dilakukan secara manual sehingga pelaporan sering mengalami keterlambatan yang mengakibatkan sistem perencanaan menjadi tidak akurat, selain itu berkas pelaporan sering tercecer sehingga sulit untuk dapat ditemukan kembali. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan yang ada, maka dilakukan “Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Puskesamas berbasis RFID (Radio Frequency Identification)”. Dengan menggunakan aplikasi SIMPUS berbasis teknologi RFID ini maka dapat mengatasi permasalahan diantaranya pendaftaran pasien tidak lagi manual dan pasien dapat melihat rekam medis serta histori setiap kali melakukan transaksi, hasil diagnosa dan resep obat dapat ditulis langsung oleh Dokter melalui komputer yang telah disediakan, proses pembayaran dilakukan dengan cepat, proses pelaporan tidak lagi mengalami keterlambatan dikarenakan data sudah terintegrasi. Kata Kunci : Puskesmas, SIMPUS, RFID 58| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
1.
Pendahuluan
puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang
keliling, posyandu, pos kesehatan desa
disingkat Puskesmas adalah organisasi
terpadu,
yang merata,
terjangkau peran
oleh
serta
bersifat dapat
menyeluruh, diterima
masyarakat,
aktif
puskesmas
maupun pos bersalin desa (polindes).
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan
pembantu,
Untuk
menjamin
pelayanan,
akuntabilitas
Puskesmas
wajib
dan
melaksanakan Sistem Pencatatan dan
dengan
Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP).
masyarakat
dan
Melalui SP2TP, Puskesmas diwajibkan
menggunakan hasil pengembangan ilmu
mengumpulkan data transaksi pelayanan
pengetahuan dan teknologi tepat guna,
baik pelayanan UKP maupun UKM secara
dengan biaya yang dapat diselenggarakan
rutin. Melalui berbagai program yang
dengan
terselenggara,
menitikberatkan
kepada
mereka
diwajibkan
masyarakat untuk masyarakat luas guna
membuat
mencapai derajad kesehatan yang optimal
kesehatan melalui format LB1 (laporan
tanpa
bulanan
mengabaikan
mutu
pelayanan
kepada peorangan.
laporan
1)
penyakit,
Puskesmas
merupakam
bulanan
yang
LB2
ke
berisi
yang
dinas
morbiditas
berisi
laporan
unit
pencatatan dan penggunaan obat, LB3
pelaksana teknis kesehatan di bawah
dan LB4 yang lebih banyak memuat
supervisi
tentang program puskesmas. Saat ini
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota. Saat ini diperkirakan
sistem
terdapat
yang
dilakukan
tersebar di seluruh Indonesia. Puskesmas
pelaporan
sering
mengalami
harus memberikan pelayanan preventif,
keterlambatan
yang
mengakibatkan
promotif,
dengan
sistem perencanaan menjadi tidak akurat,
upaya
selain itu berkas pelaporan sering tercecer
kesehatan perorangan (UKP) atau upaya
sehingga sulit untuk dapat ditemukan
kesehatan
kembali.
8000-an
puskesmas
kuratif
rehabilitative
sampai
baik
melalui
masyarakat
(UKM).
Puskesmas dapat memberikan pelayanan
pelaporan secara
Saat
puskesmas manual
ini
masih
sehingga
telah
banyak
rawat inap selain pelayanan rawat jalan.
diimplementasikan
Hal ini disepakati oleh puskesmas dan
mengatasi
Dinas
seputar sistem informasi. Salah satunya
Kesehatan
Dalam
memberikan
masyarakat, memiliki
yang
bersangkutan. pelayanan
Puskesmas
subunit
pelayanan
di
biasanya seperti
menggunakan Frekuency
teknologi
berbagai
teknologi
untuk
permasalahan
RFID
Identification)
(Radio yang
dikembangkan pertama kali pada tahun
59| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
2005.
RFID
diantaranya
ini
memiliki
kelebihan
identifikasi
yang
tanpa
kontak
melakukan transaksi. Dalam melakukan
dapat
analisis, dokter akan memasukan data
fisik
rekam medis secara elektronik yang akan
(Contactless), data dapat ditulis ulang
tersimpan dalam database pasien. Sistem
(rewritable data), transmisi data tidak
pelaporan akan dengan mudah untuk
harus
pembaca
dibuat seperti LB1, LB2, LB3 dan LB4,
(absence line of sight), kapasitas data
operator akan memasukan nomor idetitas
yang
pembacaan
dan akan ada pilihan jenis laporan yang
banyak data (support for multiple tag
diinginkan. Pihak manajemen juga lebih
dilakukan
tegak
lurus
luas,
fisik
reads),
dengan
mendukung
yang
kokoh dan
dapat
melakukan tugas pintar (smart task). Dengan kelebihan
melihat
RFID,
depan
kelebihan-
maka
RFID
dan
rencana
strategi
dalam
mengembangkan puskesmas.
dapat
dijadikan sebagai alat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
mudah dalam melakukan perencanaan ke
2. Dasar teori
yang
Identifikasi
Radio
terdapat pada Puskesmas, khususnya
(Radio
untuk mengidentifikasi identitas pasien
adalah sebuah metode identifikasi dengan
secara lengkap. Dengan menggunakan
menggunakan sarana yang disebut label
sistem
diintegrasikan
RFID atau transponder untuk menyimpan
dengan menggunakan RFID diharapakan
dan mengambil data jarak jauh. Label
sistem akan melakukan perubahan dari
atau kartu RFID adalah sebuah benda
pengelolaan
yang bisa dipasang atau dimasukkan di
transaksi
informasi
yang
transaksi
pengelolaan
manual menjadi
otomatisasi
dalam
Frequency
Frekuensi
sebuah
Identification-RFID)
produk,
hewan
atau
berbasis komputer, sehingga Puskesmas
bahkan manusia dengan tujuan untuk
dapat
identifikasi
memberikan
layanan
yang
menggunakan
gelombang
berkualitas pada masyarakat. Masyarakat
radio. Label RFID terdiri atas microchip
yang berobat pada puskesmas akan
silikon dan antena. Label yang pasif tidak
mendapatkan kartu identitas berupa kartu
membutuhkan sumber tenaga, sedangkan
yang terdapat chip RFID, kartu tersebut
label yang aktif membutuhkan sumber
akan menyimpan nomor rekam medis
tenaga untuk dapat berfungsi.
pasien.
Semua
data
pasien
akan
tersimpan dalam database yang meliputi
2.1 Teknologi RFID
identitas pasien, rekam medis, jenis obat
Teknologi RFID bergantung pada
yang diberikan dan data historik setiap
transmisi data nirkabel melalui medan
60| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
elektro magnetik. Jantung teknologi ini
1.
Sebagai pembaca dan manajemen
adalah perangkat yang dinamakan RFID
perangkat.
tag: sebuah label identifikasi berisi chip
RFID
yang dapat diprogram, dilengkapi dengan
memungkinkan
sebuah antena mini. RFID tag bisa dibaca
mengatur, memonitor, menyebarkan
dengan sebuah reader yang dikendalikan
dan menginstrusikan ke pembaca
komputer
melalui interface umum.
tanpa
harus
membutuhkan
direct line-of-sight seperti halnya pembaca barcode.
reader
Jangkauan
ini
bisa
2.
middleware pengguna
Setelah menerima EPC dari Reader maka
yang tersimpan di chip bisa dibaca, reader
diterima
memancarkan
sesuai dengan tujuan.
frekuensi
selanjutnya informasi harus
elektromagnetik yang diterima oleh antena
3. Integrasi Aplikasi
mini di RFID tag. Melalui hubungan
4. Mitra Integration.
elektronis ini, data yang tersimpan bisa
5. Manajemen
dapat
Pengembangan Aplikasi
terintegrasi ini dipasok melalui medan
6. Packaged RFID content
frekuensi radio yang dipancarkan oleh
7. Architecture
sehingga
membutuhkan
sumber
RFID
tidak
tenaga
yang
yang
diteruskan
Proses
dibaca, diproses dan diedit. Tenaga chip
reader,
untuk
Manajemen data
mencapai satu meter. Supaya informasi
medan
harus
dan
scalability
and
administration
terpisah.
2.2 Middleware Middleware merupakan software yang menghubungkan dua aplikasi yang berbeda aplikasi
dan
memungkinkan
tersebut
untuk
serta
memungkinan
data.
Salah
satu
kedua
berkomunikasi
untuk
pertukaran
contohnya
adalah
Gambar 1. RFID Middleware
penggunaan Auto Id. Auto Id berfungsi untuk memberikan middleware
antara
pembaca RFID dan database.
2.3 Electronic Product Code (EPC) Pengembangan Auto Id mulai
a. Fungsi Middleware
memasuki babak baru yaitu munculnya
Fungsi dari Middleware sebagai berikut:
teknologi
baru
yang
disebut
dengan
Electronic Product Code (EPC). Dengan 61| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
teknologi
ini
diharapkan
dapat
b. Antena: untuk mentransmisikan sinyal
meningkatkan identifikasi obyek secara
frekuensi radio antara pembaca RFID
otomatis seperti halnya UPC (Universal
dengan tag RFID.
Product Code) dan Barcode, yaitu dengan memberikan spesifik
data
dan
yang
tepat
lebih
waktu
c.
Pembaca RFID: adalah device yang
akurat,
kompatibel dengan tag RFID yang
sekaligus
akan berkomunikasi secara wireless
mengurangi tenaga kerja untuk membaca informasi Auto Id.
dengan tag. d. Software
Aplikasi:
adalah
aplikasi
pada sebuah workstation atau PC yang dapat membaca data dari tag melalui pembaca RFID. Baik tag dan pembaca RFID diperlengkapi dengan antena sehingga dapat menerima dan memancarkan
gelombang
elektromagnetik.
3. Metode Penelitian Sistem Puskesmas beberapa Gambar 2. Arsitektur EPC Network
Informasi
(SIMPUS) data
penting
Manajemen membutuhkan seperti
tergambar pada table di bawah ini : Tabel1. Tabel Analisa Data
2.4
Sistem
Radio
Frequency
Identification (RFID) Pada intinya, RFID merupakan teknologi yang berfungsi untuk melakukan deteksi dan identifikasi terhadap suatu obyek melalui data yang ditransmisikan melalui frekuensi radio. Sistem RFID terdiri dari empat komponen: a. Tag:
Ini
menyimpan
adalah
device
informasi
yang untuk
identifikasi objek. Tag RFID sering juga disebut sebagai transponder. 62| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
yang
mengisi User Id dan Password. Setelah mengisi User Id dan Password, maka Administrator
telah
SIMPUS. Berikut
siap
menjalankan
proses-proses yang
terjadi pada tahapan ini : 1. Proses
Login,
dimulai
dengan
memasukkan User Id dan Password. 2. Proses Menambah User 3. Proses Mengedit User 4. Proses Menghapus User
3.4 Proses Register Pasien Proses Register dilakukan oleh Pasien lama ataupun pasien baru di Bagian Pendaftaran. Pada tahap awal registrasi, 3.2 Analisa Proses
Sistem Informasi
Informasi
diminta
untuk
melakukan proses-proses : 1. Proses Pembacaan RFID
Manajemen Puskesmas Sistem
pasien
Manajemen
2. Proses pemasukan database ID Tag
Puskesmas merupakan sistem informasi daerah
yang
tentang
segala
memberikan
informasi
keadaan
kesehatan
masyarakat di tingkat Puskesmas mulai dari
data
pasien,
sampai
dengan
laporan.
Untuk
ketersediaan proses
lebih
obat
pembuatan
jelasnya,
maka
proses-proses utamanya akan diuraikan sebagai berikut :
3.5 Proses
Pemeriksaan
(Check
Pasien) Setelah
Pasien
melakukan
registrasi dan telah mendapatkan kartu pasien, maka proses selanjutnya adalah pemeriksaan
(check
pasien)
yang
dilakukan oleh Dokter sesuai dengan Poli yang dituju oleh Pasien. Setelah diperiksa pasien akan diagnosa jenis penyakitnya
3.3 Proses Maintenance Sistem Proses Administrasi merupakan proses awal ketika SIMPUS dijalankan. Hal pertama yang dilakukan oleh Bagian Administrator adalah Login, yaitu dengan
berikut dengan tindakan
medis yang
dilakukan oleh Dokter, kemudian secara otomatis
Riwayat
Kesakitan
Pasien
(Rekan Medis) akan terekam. Sehingga jika Pasien ingin mengetahui riwayat
63| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
kesehatannya
dapat
dengan
mudah
ditemukan kembali, dan bagi Dokter dapat
obat. Puskesmas akan menerima Obatobatan sesuai dengan kebutuhannya.
dengan mudah memberikan keterangan
Untuk
lebih
jelasnya,
proses-
tentang penyakit dan tindakan medis yang
proses utama pada SIMPUS dapat dilihat
akan diambil karena sudah ada catatan
pada Tabel di bawah ini :
analisis penyakit si pasien sebelumnya.
Tabel 2. Tabel Analisa Proses
3.6 Proses Pembayaran Proses
pembayaran
dilakukan
setelah
pasien
mendapatkan
berupa
tagihan
yang
kemudian setelah proses
itu
pembayaran.
harus baru
rincian dibayar
dilakukan
Setelah
proses
pembayaran selesai maka pasien akan mendapat
bukti
pembayaran
berupa
kwitansi.
3.7 Proses Ambil Obat Proses selanjutnya adalah proses ambil
obat,
setelah
pasien
selesai
diperiksa oleh Dokter maka pasien akan diberi resep obat untuk diambil di bagian apotik.
Obat
akan
diberikan
kepada
Pasien apabila Pasien telah melakukan proses pembayaran. Pada proses ini akan dilakukan control terhadap persediaan obat-obatan,
apabila
telah
maka
habis
persediaan
obat
Puskesmas
akan
membuat daftar permintaan obat yang ditujukan
kepada
Dinas
Kesehatan.
Kemudian Dinas Kesehatan akan me-
Use
case
SIMPUS
secara
lengkap
digambarkan pada Gambar di bawah ini :
respon permintaan obat dan memenuhi kebutuhan obat untuk didistrisibusikan ke Puskesmas yang mengajukan permintaan 64| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
a. Manufacture: IBMType: X3100
System Maintenance Sistem
Reader RFID
Administrator
b. Part Number: 4348-42X
Pembacaan RFID
c. Bag. Pendaftaran
Registrasi
Pasien
Processor: Intel Xeon E3065 2.33Ghz, 2x2MB L2, 1333MHz FSB
d. Memory: 1GB PC2-5300 ECC DDR2
Registrasi Data Pasien
SDRAM DIMM (up to 8 GB max.)
Sinkronisasi RFID Kasir Dokter
e. Hard Drive: 160GB Simple Swap
Pemeriksaan
SATA up to 2 Drives Tata Usaha Pembayaran
Apotik
f.
Optical: SATA DVD-ROM
g. Video Card: VGA ATI ES1000 16MB Ambil Obat
DinKes
h. Ethernet: Integrated Gigabit Ethernet
Kepala Puskesmas
i.
I/O Ports: Front : 2 USB, Rear: 4 USB
Laporan
(Ver 2.0), 1 Serial, 1 Parallel, 1 Video Gambar 3. Use Case Diagram SIMPUS
j.
Disk
Bay:
2
(SATA)Expansion 4. Hasil Dan Pembahasan Sistem
Serial Slot:
2
ATA x
PCI-
Express x8
Informasi
Manajemen
k.
Form Factor: Tower Form Factor
Puskesmas Kecamatan Cibeber dengan
l.
Max. Internal Storage: Up to 1.5 TB
menggunakan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) dengan
diimplementasikan
menggunakan
SATA m. Power Supply: 310W Fixed Power
bahasa
Supply
pembrograman Visual Basic. Berikut ini
n. RAID Support: RAID-0, -1 optional
penjelasan
o. Storage Controller: Integrated Dual
dari
hasil
implementasi
SIMPUS :
SATA controller p. System Management: IBM Server
4.1 Spesifikasi Perangkat Keras
Guide
Spesifikasi perangkat keras (hardware) yang digunakan dalam
Spesifikasi Client
SIMPUS ini terdiri dari Spesifikasi Server,
Spesifikasi Client yang digunakan dalam
Client, Reader dan Kartu.
implementasi SIMPUS :
Spesifikasi Server
a. Pentium 200Mhz atau lebih
Server yang dipakai dalam testing aplikasi
SIMPUS
ini
menggunakan
b. Memori 64 MB atau lebih c.
1 USB port tersedia
hardware server sebagai berikut: 65| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
d. Sistem operasi Windows XP, 2000,
tempel di kartu proximity nya untuk data
ME, 98, NT 4.0, dan windows server
Proximity Card.
2000, 2003.
Spesifikasi : a. Ukuran : 85,60 mm x 53,98 mm (±
e. SQL Server 2000 sebagai RDBMS
0,05mm) b. Ketebalan: 0,76mm (± 0,08mm)
Spesifikasi Reader Spesifikasi Reader dalam penelitian ini
c.
Bahan Baku: shiny PVCColour: white
d. Jarak
adalah :
Baca:
0-10cm
(tergantung
Reader) e. Frekuensi: 125 KHz f.
Berat: 5,5 g
Konfigurasi Sistem a. Instalasi Hardware Dalam
Pemasangan
perangkat
keras pada sistem SIMPUS ini pada Gambar 4. Proximity USB-R4
dasarnya sama dengan instalasi PC pada umumnya,
perangkat
yang
perlu
Keterangan :
ditambahkan pada sistem ini hanyalah
a. PC Based, Memerlukan komputer
pemasangan
pada saat operasional
RFID
Reader,
dalam
pemasangan RFID Reader cukup dengan
b. Kapasitas User : Tidak Terbatas
memasang kable USB pada Reader,
c.
Kapasitas Transaksi Log : Tidak
setelah itu pasang Reader pada Pot USB
Terbatas
pada PC. Setelah dilakukan pemasangan
d. Jenis Komunikasi PC : USB Cable
RFID Reader langkah selanjutnya adalah
e. Waktu respon : <= 1 detik
instalasi Driver yang telah disediakan.
f.
Jenis Matching : 1:1 dan 1:N b. Instalasi Software
Spesifikasi Kartu
Pada setiap client akan diinstall
Kartu Proximity Tipis 125 KHz sangat
banyak
di
pakai
konsumen
dikarenakan dengan kartu proximity tipis ini anda hanya tinggal bikin stiker dan di
aplikasi file .exe, ocx, bas dan file form dari aplikasi Visual Basic versi 6.0 serta gambar pendukung yang akan digunakan pada setiap form. Pada setiap komputer client
akan
66| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
diatur
User
DSN
untuk
mengakses database yang berada pada
kemudian setelah User Id dan Password
komputer server. Sistem ini mendukung
valid maka akan muncul menu utama
terhadap
sistem
sebagai berikut:
Microsoft
Windows
operasi
berbasis
XP,
Microsoft
Windows Vista, dan Microsoft Windows 7. Sistem tidak perlu dikonfigurasi karena dilakukan secara otomatis sesuai dengan kondisi
yang
dimiliki
oleh
komputer
dimana sistem ini dipasang. Sistem ini cukup di Copy kan saja pada PC.
c.
Menjalankan Aplikasi Gambar 6. Login Aplikasi
Pertama yang harus dilakukan untuk menjalankan program ini dengan
Dalam
mengaktifkan sistem Windows. Setelah
menu
utama
terdapat
berada pada lingkungan Windows akan
beberapa menu diantaranya File, Data
terdapat
shorcut
yang
Master, Pasien Transaksi, Pegawai dan
kemudin
diklik
muncul
Laporan. Pada menu File terdapat sub
pada maka
desktop akan
menu Log Out dan Exit. Pada menu data
tampilan sebagai berikut :
master terdapat sub menu keluarahan, kecamatan, poli, obat,
diagnosa dan
tindakan. Pada menu Pasien terdapat sub menu data pasien dan reg_pasien. Pada menu Gambar 4.2. Tampilan Menu Login
Transaksi
terdapat
sub
menu
diagnosa pasien, penerimaan obat dan resep. Pada menu Pegawai terdapat sub
Gambar 5. Login Aplikasi
menu Dokter dan Staff. terakhir adalah menu laporan.
Setelah memasukkan User Id dan Password
lalu
tekan
tombol
Login,
67| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013
Dan menu
DAFTAR PUSTAKA 1.
Thomas Connolly-Carolyn Begg, “Database Systems-A Practical Approach to Design, Implementation, and Management”, Fourth Edition, Addison Wesley.
2.
Nugroho, Adi, Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metode BErorientasi Objek, Penerbit Informatika, 2005.
3.
Arlow, Jim, and Neustadt, Ila, UML 2 and The Unified Process: Practical Object Oriented Analysis and Design, Second Edition, Darling Kindersley, Delhi, India, 2005.
4.
Zachman, John A., A Framework for Information Systems Architecture, IBM Systems Journal Vol. 26 No. 3, 1987.
5.
Rendra Yusianto. Tesis : Rancang Bangun Teknologi RFID untuk Optimalisasi Stok Dalam Rantai Pasok di Supermarket, Fakultas Teknologi Industri – Universitas Islam Indonesia, 2009.
68| Jurnal Teknologi Informasi ESIT Vol. VIII No. 02 Oktober 2013